PERBEDAAN NILAI RERATA KVP % PREDIKSI DAN KV % PREDIKSI ANTARA ORANG DENGAN INDEKS MASSA TUBUH NORMAL DAN DI ATAS NORMAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran
Diajukan Oleh: IRKHAMYUDHI PRIMASAKTI J 50012 0003
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
ABSTRAK Perbedaan Nilai Rerata KVP % Prediksi dan KV % Prediksi Antara Orang Dengan Indeks Massa Tubuh Normal Dan Di Atas Normal Di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Irkhamyudhi Primasakti1, Riana Sari2, Sri Wahyu Basuki2, 2015 Latar Belakang: KVP dan KV merupakan parameter dalam pemeriksaan spirometri untuk mengetahui kelainan restriksi paru. Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa orang IMT di atas normal memiliki kelainan restriksi pada paru mereka. Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan nilai rerata KVP % prediksi dan KV % prediksi antara orang dengan IMT normal dan di atas normal di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel 35 orang tiap kelompoknya. Sampel yang digunakan adalah laki–laki dengan usia 18-25 tahun yang memenuhi kriteria restriksi. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Perbedaan nilai rerata KVP % prediksi dan KV % prediksi dianalisis menggunakan uji hipotesis yaitu uji t dua kelompok tidak berpasangan dan Mann-Whitney dengan program SPSS 20.0 for windows. Hasil penelitian: Terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik nilai rerata KVP % prediksi dan KV % prediksi pada orang dengan indeks massa tubuh normal (KVP 83,9580 % dan KV 112,8063 %) dan IMT di atas normal (KVP 70,4734% dan KV 79,7374%). Hasil hipotesis uji t dua kelompok tidak berpasangan didapatkan significancy 0,000 (p<0,05) dan Mann-Whitney didapatkan significancy 0,001 (p<0,05). Kesimpulan: Nilai rerata KVP % prediksi dan KV % prediksi antara orang dengan IMT normal dan di atas normal di Universitas Muhammadiyah Surakarta terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik.
Kata kunci: KVP % prediksi dan KV % prediksi, IMT normal dan di atas normal
1 2
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRACT The Difference of the Mean Value FVC % Prediction and VC% Prediction Between People With the Normal Body Weight and Abnormal in Muhammadiyah Surakarta University. Irkhamyudhi Primasakti1, Riana Sari2, Sri Wahyu Basuki2, 2015 Introduction: FVC dan VC is a parameter on spirometri checkup that to know the abnormality of pulmonary restriction. Some Researchs had reported that BMI abnormal have the abnormality in their pulmonary restriction. Purpose: This research is to know the difference of the mean value FVC% prediction and VC% prediction between BMI normal people and abnormal in Muhammadiyah Surakarta University. Methode: The Research design that used is observational analitic methode with cross sectional approachment. The size of sample 35 people per group. Sample which used are mens with ages between 18-25 years who fulfill the restriction criteria. The take of sample use the purposive sampling tehcnique. The differences of the mean FVC% prediction and VC% prediction is analyzed use hypothesis testing which is the t test two unpaired and Mann-Whitney with SPSS 20.0 program for windows. Research result: There is the difference significantly of the mean value FVC% prediction and VC% prediction in people with normal body weight index (FVC 83,9580 % dan VC 112,8063 %) and the BMI abnormal (FVC 70,4734% dan VC 79,7374%) by the. The hypothesis test result of t test two unpaired got 0,000 (p<0,05) dan MannWhitney got significancy0,001 (p<0,05). Conclusion: The mean value of FVC% prediction and VC% prediction between the BMI normal and abnormal in Muhammadiyah Surakarta University got the difference significantly by the statistic.
Keyword: FVC % prediction and VC % prediction, BMI normal and abnormal
1 2
Student of medical faculty Muhammadiyah Surakarta University Lecture of medical faculty Muhammadiyah Surakarta University
PENDAHULUAN
Kapasitas vital paksa (KVP) dan kapasitas vital (KV) merupakan nilai untuk menentukan fungsi sistem respirasi, khususnya untuk mengetahui kelainan pada restriksi paru. Pada keadaan restriksi, kapasitas vital (KV) < 80% nilai prediksi dan kapasitas vital paksa (KVP) < 80% nilai prediksi (Al Ashkar et al, 2003). Kapasitas vital paksa didapatkan setelah seseorang melakukan inspirasi dengan usaha yang maksimum dan mengekspirasi secara kuat dan cepat, nilai normal rerata kapasitas vital pada laki-laki sebesar 4800 mL dan pada perempuan sebesar 3100 mL. Semakin tinggi badan seseorang nilai KVP juga akan semakin meningkat. Kecenderungan yang sama juga terlihat pada perempuan, semakin tinggi badan perempuan akan meningkatkan nilai KVP (Ganong, 2003). Di seluruh dunia, terdapat 1,6 miliar orang dewasa memiliki berat badan lebih (overweight) dan 400 juta di antaranya mengalami obesitas (WHO, 2011). Tren terbaru dalam berurbanisasi di negara berkembang dan globalisasi pasar makanan berkontribusi dalam mengubah perilaku dan gaya hidup masyarakat. Perubahan gaya hidup, terkait dengan transisi nutrisi dari tradisional ke kebiasaan modern, telah menyebabkan munculnya masalah kelebihan berat badan dan obesitas (Gbary et al, 2014). Pada tahun 2011, terdapat 12 juta (16,3%) anak di Amerika Serikat yang berusia 2-19 tahun sebagai penyandang obesitas, dan sekitar satu pertiga (32,9%) atau 72 juta adalah orang dewasa. Berdasarkan jenis kelamin prevalensi obesitas pada perempuan lebih tinggi 26,9% dibanding lakilaki 16,3% (AHA, 2011). Di Negara Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, angka overweight dan obesitas pada penduduk usia di atas 18 tahun tercatat sebanyak 27,1%. Prevalensi penduduk obesitas terendah berada di provinsi Nusa Tenggara Timur (6,2%) dan tertinggi di Sulawesi Utara (24,0%). Kabupaten Sukoharjo prevalensi IMT di atas normal sebesar 11%. Sedangkan untuk kota Surakarta mendapat tingkat pertama di Jawa Tengah dengan prevalensi sebesar 18% (Depkes, 2013). Orang gemuk atau obesitas memiliki gangguan pada fungsi parunya dan bisa menjadi penyebab mortalitas penyakit kardiovaskular (Youssef et al, 2015).
Penelitian Azad et al, 2011 menunjukkan bahwa obesitas memiliki efek langsung pada fungsi sistem pernapasan dengan mengubah volume paru, kaliber saluran napas dan kekuatan otot pernapasan. Kapasitas vital paksa (KVP) dan volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) adalah indikator kuat fungsi paru yang menurun akibat obesitas dan gaya hidup menetap. Untuk mengukur perubahan fungsi pernapasan dapat dilakukan dengan pemeriksaan faal paru. Pemeriksaan faal paru dilakukan dengan menggunakan alat spirometri, yang dapat menganalisis nilai KVP, VEP1, dan volume ekspirasi paksa detik pertama dibandingkan kapasitas vital paru (VEP1/ KVP) (Madan et al, 2010). Pada obesitas terjadi perubahan karakteristik sistem mekanik pernapasan yaitu terdapatnya jaringan adiposa di sekitar tulang rusuk, abdomen, dan rongga viseral yang mengisi dinding dada mengakibatkan tekanan intra-abdominal meningkat, menurunkan volume paru akhir ekspirasi, compliance dinding dada menurun, kerja pernapasan meningkat yang pada dasarnya disebabkan adanya penurunan pada volume residu ekspirasi, kapasitas vital dan kapasitas paru total (Salome et al, 2010). Berdasarkan penelitian yang dipelajari oleh Thyagarajan et al menemukan hubungan terbalik antara KVP dan obesitas, dalam 10 tahun orang dengan IMT ≥ 26,4 kg/m² terjadi penurunan KVP sebesar 185 mL, sementara orang dengan IMT < 21,3 kg/m² menunjukkan kenaikan rata-rata 71 mL. Individu yang mempunyai berat badan di atas normal mengalami penurunan KVP yang lebih besar. Dalam penelitian Melo et al pada obesitas morbid nilai rata-rata KVP % prediksi adalah 83 % pada perempuan dan 71 % pada laki-laki (Melo et al, 2014). Shenoy et al 2011, dalam penelitiannya membandingkan dua kelompok IMT di atas normal dan IMT normal sebagai kontrol, menunjukkan hasil bahwa kelompok IMT di atas normal mengalami penurunan yang signifikan pada nilai KV (4120 mL), KVP (3910 mL), dan VEP1 (3250 mL) dibandingkan kelompok IMT normal. Pada penelitian ini terdapat perbedaan yang membedakan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Shenoy et al 2011 yaitu, menggunakan analisis bivariat komparatif, penelitian ini juga akan menguji apakah indeks massa tubuh di atas normal mempengaruhi kelainan paru restriksi dengan menggunakan rumus
prediksi pneumomobile Indonesia, sampel penelitian yang digunakan adalah lakilaki dengan usia remaja akhir antara 18-25 tahun. Berdasarkan latar belakang yang menjelaskan bahwa indek massa tubuh (IMT) mempengaruhi perubahan fungsi pernapasan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang perbedaan nilai rerata KVP % prediksi dan KV % prediksi antara orang dengan indeks massa tubuh normal dan orang dengan indeks massa tubuh di atas normal di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah perbedaan nilai rerata KVP % prediksi dan KV % prediksi antara orang dengan indeks massa tubuh normal dan orang dengan indeks massa tubuh di atas normal di Universitas Muhammadiyah Surakarta.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Fisiologi Biomed III, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta pada bulan Oktober 2015. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan dasar pertimbangan tertentu. Dengan metode purposive sampling didapatkan jumlah sampel sebesar 31 orang kemudian ditambahkan 10% menjadi 35 orang, antara orang dengan IMT normal dan di atas normal. Kriteria sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki dari Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan usia remaja akhir antara 18-25 tahun yang memiliki IMT normal (18,5 – 24,9 kg/m²) dan IMT di atas normal (>25kg/m²), bukan perokok, tidak memiliki riwayat penyakit atau tidak sedang dalam masa pengobatan penyakit paru (pneumonia, atelektasis, abses paru, edema paru, dan TB paru), serta tidak mempunyai kelainan tulang belakang dan fraktur costae. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini awalnya membagikan kuesioner kepada responden untuk mendapatkan sampel sesuai kriteria restriksi yang diinginkan. Setelah sampel didapatkan, kemudian dilakukan pengukuran kapasitas vital paksa dan kapasitas
vital paru di Laboratorium Fisiologi Biomed III Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data dengan program SPSS 20 for windows. Untuk menghitung uji statistik digunakan uji t dua kelompok tidak berpasangan dengan syarat distribusi data diharuskan normal (p>0,05) dengan menggunakan Shapiro Wilk. Jika distribusi data tidak normal (p<0,05) maka data ditransfomasi dan diuji menggunakan uji MannWhitney. Interpretasi hasil dari uji t dua kelompok tidak berpasangan dinyatakan bermakna jika nilai p<0,05 dan dinyatakan tidak bermakna jika nilai p>0,05.
HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik sampel penelitian Tabel 1. Sebaran sampel mahasiswa laki-laki dengan IMT normal dan di atas normal. Status IMT normal IMT di atas normal Total
Jumlah sampel 35 35 70
Presentase (%) 50 50 100
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa distribusi jumlah sampel antara kelompok IMT normal dan kelompok IMT di atas normal diperoleh jumlah yang sama yaitu 35 orang (50%).
2. Karakteristik Kelompok Berdasarkan Usia Tabel 2. Distribusi Mean Usia dan SD Usia Kelompok Responden Orang dengan IMT Normal Orang dengan IMT Di Atas Normal
Jumlah Sampel
Mean Usia
SD Usia
35
19,11
±
1,586
35
19,40
±
1,519
Dari tabel di atas dapat diketahui data mean dan standar deviasi (SD) usia pada setiap kelompok. Data tersebut menunjukkan bahwa mean usia orang dengan IMT normal lebih rendah dibandingkan usia orang dengan IMT di atas normal. Sedangkan untuk standar devasi (SD) usia orang dengan IMT normal lebih tinggi dibandingkan usia orang dengan IMT di atas normal.
3. Karakteristik Kelompok Berdasarkan Tinggi Badan Tabel 3. Distribusi Mean Tinggi Badan dan SD Tinggi Badan Kelompok Responden Orang dengan IMT Normal Orang dengan IMT Di Atas Normal
Jumlah Sampel
Mean TB (m)
SD TB
35
166,7714
±
7,66998
35
172,0286
±
5,24396
Dari tabel di atas dapat diketahui data mean dan standar deviasi (SD) tinggi badan pada setiap kelompok. Data tersebut menujukkan bahwa mean dan standar deviasi (SD) orang dengan IMT normal lebih tinggi dibandingkan IMT di atas normal (Dahlan, 2011).
4. Karakteristik Kelompok Berdasarkan IMT Tabel 4. Distribusi Mean IMT dan SD IMT Kelompok Responden Orang dengan IMT Normal Orang dengan IMT Di Atas Normal
Jumlah Sampel 35 35
Mean IMT (kg/m2)
SD IMT (kg/m2)
20,2411
±
1,78595
31,9037
±
4,18908
Dari tabel di atas dapat diketahui data mean dan standar deviasi (SD) IMT pada setiap kelompok. Data tersebut menujukkan bahwa mean dan standar deviasi (SD) orang dengan IMT normal lebih rendah dibandingkan IMT di atas normal (Dahlan, 2011).
5. Karakteristik Kelompok Berdasarkan Nilai KVP % Prediksi Tabel 5. Distribusi Median KVP % Prediksi, Nilai Minimum dan Maksimum KVP % Prediksi Kelompok Responden Orang dengan IMT Normal Orang dengan IMT Di Atas Normal
Jumlah Sampel 35
Median KVP (%) 78,700
Min (%)
Max (%)
60,42
127,59
35
68,210
46,98
102,98
Dari tabel di atas dapat diketahui data median, nilai minimal, dan nilai maksimal KVP % prediksi pada setiap kelompok. Data tersebut menujukkan bahwa pada orang dengan IMT normal mempunyai nilai median, nilai minimal, dan nilai maksimal yang lebih tinggi dibandingkan orang dengan IMT di atas normal (Dahlan, 2011).
6. Karakteristik Kelompok Berdasarkan Nilai KV % Prediksi Tabel 6. Distribusi Mean KV % Prediksi dan SD KV % Prediksi Kelompok Responden Orang dengan IMT Normal Orang dengan IMT Di Atas Normal
Jumlah Sampel 35
Mean KV % Prediksi
SD
112,8063
± 25,24457
35
79,7374
± 8,17830
Dari tabel di atas dapat diketahui data mean dan standar deviasi (SD) KV % prediksi pada setiap kelompok. Data tersebut menujukkan bahwa mean dan standar deviasi (SD) KV % prediksi pada orang dengan IMT normal lebih tinggi dibandingkan orang dengan IMT di atas normal (Dahlan, 2011).
7. Karakteristik Kelompok Berdasarkan Uji Normalitas Data Tabel 7. Uji Normalitas Data (Shapiro-wilk) Kelompok responden
Shapiro-wilk Frekuensi p-velue 35 0,03 KVP % Orang dengan IMT Normal Orang dengan IMT Di Atas Normal 35 0,169 prediksi KV % Orang dengan IMT Normal Orang dengan IMT Di Atas Normal prediksi
35 35
0,265 0,378
Dari tabel uji normalitas data (Shapiro-wilk) didapatkan hasil bahwa distribusi data KVP % prediksi pada kelompok IMT normal yaitu p<0,05, yang berarti distribusi data tidak normal. Sedangkan pada kelompok IMT di atas normal didapatkan nilai p>0,05 yang berarti distribusi data normal, jadi untuk uji analisisnya menggunakan Mann-Whitney karena ada data yang tidak normal. Pada distribusi data kelompok KV % prediksi orang dengan IMT normal dan di atas normal didapatkan nilai p>0,05, yang berarti distribusi data nya adalah normal sehingga uji analisisnya menggunakan Uji T dua kelompok tidak berpasangan.
8. Karakteristik Kelompok Berdasarkan Uji Mann-Whitney Tabel 8. Uji Mann-Whitney KVP % Prediksi Mann-Whitney U
317,000
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,001
Dari tabel uji Mann-Whitney di atas, menunjukkan significancy sebesar 0,001 pada kelompok KVP % prediksi. Berdasarkan hasil significancy tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ―terdapat perbedaan nilai rerata KVP % prediksi pada orang dengan IMT normal dan IMT di atas normal‖ (Dahlan, 2011).
9. Karakteristik Kelompok Berdasarkan Uji Varians Tabel 9. Uji Varians Data (Levene’s test) Levene’s test 27,952
Nilai KV % Prediksi
Sig. ,000
Dari tabel di atas uji varians data menunjukkan bahwa nilai p<0,05 maka varians data kedua kelompok tidak sama atau tidak homogen. Untuk variabel dua kelompok tidak berpasangan, kesamaan varians tidak menjadi syarat mutlak (Dahlan, 2011).
10.Karakteristik Kelompok Berdasarkan Uji T Dua Kelompok Tidak Berpasangan Tabel 10. Uji T Dua Kelompok Tidak Berpasangan N
35 KV % Equal variances Prediksi assumed Equal variances not assumed
Sig.(2tailed) 0,000
Mean Nilai IK 95% Difference Batas Batas Bawah Atas 33,06886 24,11829 42,01942
0,000
33,06886
24,01071 42,12700
Dari tabel Uji T dua kelompok tidak berpasangan di atas, menunjukkan significancy sebesar 0,000 pada kelompok KV % prediksi antara orang dengan IMT normal dan di atas normal. Perbedaan rerata didapatkan sebesar 33,06886. Berdasarkan hasil significancy tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ―terdapat perbedaan nilai rerata KV % prediksi pada orang dengan IMT normal dan IMT di atas normal‖ (Dahlan, 2011).
PEMBAHASAN
Pada hasil penelitian yang telah dilakukan dengan jumlah responden 70 orang dapat dijelaskan bahwa orang dengan indeks massa tubuh diatas normal
mempunyai nilai rerata KVP % prediksi dan KV % prediksi dibawah nilai normal paru, dimana nilai rerata KVP % prediksinya pada IMT di atas normal sebesar 70,4734 % dan pada IMT normal sebesar 83,9580 %. Nilai rerata KV % prediksi pada IMT di atas normal sebesar 79,7374 % dan pada IMT normal sebesar 112,8063 %. Dalam penelitian ini keadaan restriksi didapat pada orang dengan IMT di atas normal. Karena sampel penelitian di evaluasi tidak memiliki penyakit pernapasan, maka nilai restriksi paru didapat karena perubahan mekanik ventilasi yang dialami oleh orang dengan IMT di atas normal. Orang dengan kelebihan berat badan akan berpengaruhi pada organ paru, diafragma, dan dinding dada sehingga akan berdampak pada fungsi sistem pernapasan yang tidak sempurna (Shenoy et al 2011). Hasil pemeriksaan pada orang IMT di atas normal terbukti didapatkan hasil restriksi ringan pada nilai rerata KVP % prediksi dan KV % prediksi. Orang dengan kelainan restriksi ringan dalam spirometri didapatkan rentang nilai 60-79 %, sedangkan untuk restriksi berat < 30 % prediksi. Pada orang IMT di atas normal selain adanya timbunan lemak berlebih dan kelainan paru yang mempengaruhi nilai spirometri, juga bisa diakibatkan karena responden memakai baju ketat, makan terlalu kenyang sebelum pemeriksaan, dan terpapar asap rokok 2 jam sebelum pemeriksaan (Townsend, 2011). Pada pengukuran spirometri kelompok IMT normal didapatkan perbedaan nilai rerata yang cukup jauh pada KVP % prediksi dan KV % prediksi dikarenakan saat pengambilan data yang pertama diukur dalam spirometri adalah nilai KV % prediksi secara tiga kali manuver percobaan sampai didapatkan kriteria reproductible dan acceptible, setelah selesai pengukran KV % prediksi kemudian responden dilakukan pengukuran yang kedua yaitu KVP % prediksi secara tiga kali manuver sampai didapatkan kriteria reproductible dan acceptible sehingga responden kelelahan dan kehabisan tenaga untuk melakukan pengukuran KVP % prediksi. Pada penelitian ini didapatkan hasil uji normalitas data (Shapiro-wilk) p=0,03 pada kelompok KVP % prediksi dengan IMT normal, p=0,169 pada kelompok KVP % prediksi dengan IMT di atas normal, p=0,265 pada kelompok
KV % prediksi dengan IMT normal, dan p=0,378 pada kelompok KV % prediksi dengan IMT di atas normal. Karena nilai p<0,05 pada kelompok KVP % prediksi maka dapat disimpulkan hasil normalitas data adalah tidak normal. Kemudian untuk analisa data pada KVP % prediksi digunakan uji Mann-Whitney. Sedangkan pada KV % prediksi didapatkan nilai p>0,05 sehingga analisa data nya menggunakan Uji T dua kelompok tidak berpasangan. Berdasarkan hasil Uji T dua kelompok tidak berpasangan, didapatkan hasil significancy p< 0,05 pada kelompok KV % prediksi, yaitu sebesar 0,000. Sedangkan hasil uji Mann-Whitney, didapatkan nilai significancy p< 0,05 yaitu sebesar 0,001 pada kelompok KVP % prediksi. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan nilai rerata KVP % prediksi dan KV % prediksi antara orang dengan IMT normal dan di atas normal di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Shenoy bahwa ada perbedaan yang signifikan pada nilai rerata KVP % prediksi dan KV % prediksi antara kelompok obesitas dibandingkan kelompok normal (Shenoy et al, 2011). Penelitian lain yang dilakukan Satyanarayana juga membuktikan ada penurunan yang signifikan dari nilai KVP pada kelompok IMT di atas normal dibandingkan kelompok IMT normal (Satyanarayana et al, 2014). Pada penelitian ini terdapat beberapa faktor perancu yang dapat dikendalikan, seperti tinggi badan, usia, dan jenis kelamin. Faktor perancu lain pada penelitian ini yang dapat mempengaruhi penelitian adalah penyakit paru, olahragawan, merokok, ras, berat badan dan tinggi badan. Pada penelitian faktor ras dikendalikan dengan hanya memilih suku melayu (Indonesia) yang sudah diketahui nilai pneumomobile nya. Untuk faktor penyakit paru (pneumonia, atelektasis, fibrosis paru, edem paru, TB paru), olahragawan, dan merokok bisa dikendalikan dengan pengisian kuesioner sebelum penelitian. Penelitian ini mempunyai keterbatasan seperti pada faktor perancu olahragawan dan penyakit paru yang hanya bisa dikendalikan lewat anamnesis dan kuesioner. Kebugaran jasmani pada seseorang mempengaruhi kondisi tubuh seseorang, khususnya pada sistem pernapasan. Pada beberapa responden IMT normal mengalami penurunan nilai KVP % prediksi dan KV % prediksi karena
keadaan kebugaran jasmani yang kurang. Sedangkan pada responden IMT di atas normal mempunyai niali KVP % prediksi dan KV % prediksi normal karena kebugaran jasmani nya bagus. Faktor kebugaran jasmani menjadi salah satu faktor perancu yang tidak bisa dikendalikan (Kodarusman, 2015). Selain itu yang menjadi keterbatasan lain adalah kesalahan dalam pengukuran spirometri yang mungkin karena ketidakpahaman responden dalam mengikuti instruksi peneliti.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan nilai rerata KVP % prediksi dan KV % prediksi antara orang dengan IMT normal dan di atas normal di Universitas Muhammadiyah Surakarta (p<0,05).
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kepada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah membantu jalannya penlitian ini dan atas kesediaannya untuk menjadi responden dalam penelitian. Terima kasih kepada Labortorium Fisiologi Fakultas
Kedokteran
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta
yang
telah
menyediakan sarana dan prasarana sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
AHA.2011.ObesityInformation.http://www.heart.org/HEARTORG/GettingHealth y/Obesity-Information.jsp diakses pada tanggal 10 Maret 2015 Al-Ashkar, F., Mehra, R., Peter, J.M., 2003. Interpreting Pulmonary Function Tests: Recognize the pattern,and the diagnosis will follow. Cleveland Clinic Journal of Medicine. 70:10 Ambrosi, G.J., Silva, C., Galofre, J.C., Escalada, J., Santos, S., Millan, D., et al., 2012. Body mass index classification misses subjectswith increased
cardiometabolic risk factors related to elevated adiposity. International Journal of Obesity. 36, 286–294 Azad, A., Gharakhanlou, R., Niknam, A., Ghanbari, A., 2011. Effects of Aerobic Exercise on Lung Function in Overweight and Obese Students. National Research Institute of Tuberculosis and Lung Disease (NRITLD). 10(3), 24-31 Bohn, B., Kiess, W., Berghem, S., James, M., Siegfried, W., Holl, R., et al., 2015. BMI or BIA: Is Body Mass Index or Body Fat Mass a Better Predictor of Cardiovascular Risk in Overweight or Obese Children and Adolescents?. The European Journal of Obesity. DOI: 10.1159/000381227 Castro, A.V., Cathryn, M.K., Stella,P.K., Richard, N.B., 2014. Obesity, insulin resistance and comorbidities Mechanisms of association. Departamento de Clínica Médica, Divisão de Endocrinologia. DOI: 10.1590/00042730000003223. Chalmers, D.J., Taylor, K.J., Singanayagam, A., Fleming, G.B., Akram, A.R., Mandal, P, et al., 2011. Epidemiology, Antibiotic Therapy, and Clinical Outcomes in Health Care–Associated Pneumonia: A UK Cohort Study. Journal of Epidemiology and Outcomes in HCAP. DOI: 10.1093/cid/cir274. 2011:53. Dahlan, M.S., 2011. Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Agung Seto Damjanov, I., 2009. Pathophysiology. Jakarta : EGC Dehghan, M., Mestral, C., Michael, D., Schemitsch, H.E., Nathens, A., 2014. Flail chest injuries: A review of outcomes and treatment practices from the National Trauma Data Bank. Journal of Trauma Acute Care Surgery. DOI: 10.1097/TA.0000000000000086. Volume 76, Number 2 Depkes RI, 2003. Pedoman Praktis Memantau Status Gizi Orang Dewasa, Jakarta gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads diakses pada tanggal 10 Maret 2015. 43
Depkes
RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar Kemenkes RI. http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/download/TabelRiskesdas20 10.pdf diakses pada tanggal 10 Maret 2015
Djojodibroto, D. 2013. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta : EGC. Fahrian, A.S., 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : InternaPublishing
Friedman, J., 2014. Leptin at 20: an overview. Journal of Endocrinology. Vol. 223 : 1, T1–T8. Ganong, W.F., 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC _______. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC Gbary, R.A., Kpozehouen, A., Yessito, C.H., Djrolo, F., Amoussou, M.P., Tchabi, Y., et al., 2014. Prevalensi and risk factor of overweight and obesity: findings from a cross-sectional community based survey in Benin. Hebert Open Access Journals (HOAJ). ISSN 2052-5966 Guyton, A.C., John, E.H., 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC Hyeon, Y., 2011. Management of Pleural Effusion, Empyema, and Lung Abscess. Thieme Medical Publishers. DOI: 10.1055/s-0031-1273942.ISSN 07399529. Volume 28, No.1 Kodarusman, W.R., 2015. The Coparation Of Lung Vital Capacity In Various Sport Athlete. Journal Majority. Volume 4, Nomor 2 Kumar, R., Seibold, M.A., Aldrich, M.C., Williams, L.K., Reiner, A.P., Colangelo, L., et al. 2010. Genetic Ancestry in Lung-Function Predictions. The new england journal of medicine. 363:321-30. Lauria, W.M., Maria, P.L., Luiz, L.G., Marques, N.R., Marta, S.M., Versiani, R.A., 2013. Ability of body mass index to predict abnormal waist circumference: receiving operating characteristics analysis. Diabetology & Metabolic Syndrome licensee BioMed Central. 5 :74 Lakhsmi, A., Saraswathi, I., Saravanan, A., Ramamchandran, C., 2011. Prevalence of Premenstrual Students and its Association with College Syndrome and Dysmenorrhoea among Female Medical Students and Its Association with College Absenteeism. International Journal of Biological & Medical Research. Vol. 2(4): 1011 -1016. Madan, D., Singal, P., Kaur, H., 2010. Spirometric Evaluation of Pulmonary Function Test in Bronchial Asthma Patients. Journal of Exercise Science and Physiotherapy. Vol. 6, No. 2: 106-111 Melo, L.C., Mendonça, D.S., Maria, A., Nascimento, C., Ana, C.D., 2014. Obesity and lung function: a systematic review. Journal of Obesity Review. DOI: 10.1590/S1679-45082014RW2691. Price, S.A., Wilson, L.M., 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC
Raghu, G., Collard, H.R., Egan, J.J., Martinez, F.J., Behr, J., Brown, K.K., et al., 2011. Idiopathic Pulmonary Fibrosis: Evidence-based Guidelines for Diagnosis and Management. American Journal Respiratory. Vol 183. pp 788–824, 2011 DOI: 10.1164/rccm.2009-040GL. Raton, R., Polii, H., Sylvia, R.M., 2013. Pengaruh Latihan Aerobik Terhadap Forced Expiratory Volume In One Secound ( FEV1) Pada Mahasiswa Pria Dengan Kelebihan Berat Badan (Over weight). Jurnal e-Biomedik (eBM). 1: 884-889 Ross and Wison, 2011. Anatomy and Phsysiology in Health and Ilness 10th ed. Singapore : Elsevier. Salome, M.C., King, G.G., Berend, N., 2010. Physiology of obesity and effects on lung function. Journal of Applied Physiology. 108:206-211 Satyanarayana, P., Roy, M., Parma, C., Mounika, V., Ravuri, S., Manaswi, C., et al., 2014. Assessment of Lung Functions in Obese Young Adolescent Medical Students. IOSR Journal of Dental and Medical Sciences : eISSN: 2279-0853, p-ISSN: 2279-0861.Volume 13 Shenoy, J., Shivakhumar, J., Suguna, D.K., Mirajkar, A., Muniyappanavar, N.S., Preethi, G.P., 2011. Status of Pulmonary function in Indian young overweight male individuals. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences (RJPBCS) : ISSN: 0975-8585. Volume 2 Issue 4 Sherwood, L., 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi ke 2. Jakarta: EGC Silbernagl, S., Lang, F., 2006. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta : EGC Singh, A.K.,Singh, S.K., Singh, N., Agrawal, N., Gopal, K., 2011. Obesity and dyslipidemia. International Journal of Biological & Medical Research. Vol 2(3): 824-828. Snell, S.R. 2012., Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran (Edisi 6). Jakarta : EGC Suzuki, Y., Takasaki, Y., 2014. Respiratory support with nasal high-flow therapy helps to prevent recurrence of postoperative atelectasis: a case report. Journal of Intensive Care. DOI:10.1186/2052-0492-2-3. Tilman, V., 2015. Pulmonary Edema: A Unifying Pathophysiological Formula. Journal of Cardiovascular Diseases & Diagnosis. ISSN:2329-9517 JCDD. Volume 3 • Issue 3 • 1000194
Townsend, M.C., Eschenbacher, W., Chair, C., Beckett, W., Bohnker, B., Brodkin, C., et al., 2011. Spirometry in the Occupational Health Setting—2011 Update. American College of Occupational and Environmental Medicine. DOI: 10.1097/JOM.0b013e31821aa964. Volume 53. Olson, P.T., Kenneth, C.B., Johnson, B.D., 2008. Pulmonary Function Changes Associated with Cardiomegaly in Chronic Heart Failure. Journal of Cardiology Fail. 13(2): 100–107. Vedala, S., Paul, N., Mane, B.A., 2013. Differences in Pulmonary Function Test among the Athletic and Sedentary Population. National Journal of Physiology, Pharmacy & Pharmacology. Vol 3 Issue 2. 118 – 123 Watchie, J., 2010. Cardiovascular and Pulmonary Physical Therapy. United States of America : ELSEVIER WHO. 2004. BMI Classification.http://apps.who.int/bmi/index.jsp diakses pada tanggal 10 Maret 2015 WHO. 2011. Sugar Guideline. http://apps.who.int/obesity/index.jsp diakses pada tanggal 10 Maret 2015 Wilborn, C., Beckham, J., Campbell, B., Harvey, T., Galbreath, M., La Bounty, P., et al., 2005. Obesity: Prevalence, Theories, Medical Consequences, Management, and Research Directions. Journal of the International Society of Sports Nutrition. ISSN 1550-2783. Wouter, V.D., Tan, W., Li P., Guo, B., Li S., Benedetti, A., et al., 2015. Clinical Relevance of Fixed Ratio vs Lower Limit of Normal of FEV1/FVC in COPD: Patient-Reported Outcomes From the CanCOLD Cohort. Annals Of Family Medicine. Vol.13 No.31 Youssef, M., Mojaddidi, M., Fath-El, M., Abd- El, W., Salem, M., 2015. Gender differences in body composition, respiratory functions, life style among medical students. Biomedical Research India. ISSN 0970-938X. Vol 26. Yuarsa, T.A., Yunus, F., Antariksa, B., 2013. Korelasi Penilaian Kualitas Hidup dan Prognosis Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik dengan CAT, SGRQ dan BODE di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta. Journal of Respirology Indonesia. Vol.33 No.1. Zammit, C., LiddicoatIan, H., Moonsie, I., Makker, H., 2010. Obesity and respiratory diseases. International Journal of General Medicine. 3:335– 343