PERBEDAAN KOMPOSlSI BAHAN KONSENTRASI DAN JENIS MINYAK ATSIRI PADA PEMBUATAN LlLlN AROMATERAPI
Oleh: DORIS MONICA SARI TURNIP F03499071
2003 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANlAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSlSI BAHAN, KONSENTRASI DAN JENIS MINYAK ATSIRI PADA PEMBUATAN LILIN AROMATERAPI
SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh: DORIS MONICA SARI TURNIP F03499071
2003 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI BAHAN, KONSENTRASI DAN JENIS MINYAK ATSIRI PADA PEMBUATAN LlLIN AROMATERAPI
SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Jurusan Teknologilndustri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Instirut Pertanian Bogar
Oleb: DORIS MONICA SARI TURNIP F03499071
Dilahirkan pada tanggal 6 April 1981 di Jakarta Tanggal lulus
:
29 luli 2003
Jr,
anin
ih
SI
DoseD Pembimbing II
Doris Monica Sari Turnip. F03499071. Pengaruh Perbedaan Komposisi Bahan, Konsentrasi Dan Jenis Minyak Atsiri pada Pembuatan Lilin Aromaterapi. Dibawah bimbingan Sapta Raharja dan Dwi Setyaningsih. -
RINGKASAN Lilin
sebagai
alat
penerangan
kemudian
berkembang
menjadi
alternatif
dekorasi ruangan dan media aromaterapi (lilin aromaterapi). Lilin dapat dibuat dari lemak hewan, malam lebah, maupun campuran stearin dan parafin (Saraswati, 1985). Lilin aromaterapi berfungsi sebagai penerangan dan pengharum ruangan yang menghasilkan aroma sebagai terapi inhalasi yang dapat memberikan efek penenang. Pada penelitian ini akan dilihat pengaruh perbedaan komposisi bahan dan tingkat konsentrasi minyak atsiri, jenis aroma, kesukaan konsumen dan efek terapi dari lilin aromaterapi. Komposisi bahan yang digunakan ada tiga taraf yaitu At lOstearin
90parafin, A2
=
50stearin
50parafin dan A3
=
Tingkat konsentrasi minyak atsiri menggunakan dua taraf yaitu B1 82
=
=
dua persen dan
empat persen. Jenis minyak atsiri yang digunakan ada dua jenis yaitu Ct
melati dan C2
=
=
90stearin : lOparafin.
=
lavender. Sebagai zat pengikat minyak atsiri digunakan minyak
nilam dengan konsentrasi 10 persen dari konsentrasi minyak atsiri bunga yang digunakan. Dalam penelitian ini, lilin dibuat dengan menggunakan teknik cetak. Parafin ° ° (SO C) dan stearin (SS C) dilelehkan terpisah, ditambahkan pewama pada parafin, ° kemudian kedua bahan tersebut disatukan dan dipanaskan sampai 65-70 C. Penambahan pencampuran minyak rne1ati atau lavender dengan minyak nilam ke ° bahan lilin carr dilakukan pada suhu 40 C, sete1ah itu dicetak dan didinginkan selama dua jam pada suhu karnar. Hasil uji kekerasan til in aromaterapi yang diperoleh berkisar antara 0,26-1,39
mml 5 dtk / 50g. Lilin terkeras adalah A3B2C, sedangkan lilin terlunak adalah A,B2C2. Uji Duncan terhadap kekerasan lilin menunjukkan komposisi bahan A3
�
berbeda nyata terhadap A2 dan AI, hal ini ju a menghasilkan produk terkeras. Hasil 0 uji titik leleh berkisar antara 53,25 C-55,84 C. Titik leleh tertinggi adalah A,�C2 dan titik leleh terendah adaJah A2B2C,. Hasil uji Duncan menuojukkan komposisi bahan A2 dan A3 memitiki nilai titik leleh yang lebih rendah dari A,. Waktu bakar lilin berkisar antara 5 jam 4 rnenit (5,07 jam) dan 10 jam 47 menit ( 10,79 jam). Lilin dengan waktu bakar terlama adalah A3B,C" sedangkan waktu bakar tercepat adalah lilin A2B,C2. Hasil uji Duncan terhadap waktu bakar menuojukkan komposisi bahan A3 berbeda nyata terhadap AI dan A2 serta merniliki nilai paling tinggi. Uji wama memperlihatkan komposisi bahan A3 memiliki nilai kekhromatisan
x
dan y terbesar
yaitu J,4Q dan 0,34, panjang gelombang 600 om, warna merah yang cenderung kuning dan intensitas wama kuat. Lilin A,B,c2, A,B2C2 dan A:zB,C2 memiliki nilai kekhromatisan
x
dan y terkecil yaitu 0,38 dan 0,33, panjang gelombang 6 10 nm,
wama merah dan intensitas warna lemah. Letak sumbu produk lilin adalah di pusat (83,33 persen), hanya liJin A,B2C2 dan A3B2Cl memiliki letak sumbu agak ke tepi. Penampakan lilin secara keseluruhan menunjukkan nilai kesukaan tertinggi pada lilin A2BIC" A2B1C2 dan A2B2C2, dengan
persentase panelis terbesar yaitu 5S persen,
53,33
persen dan 51,67 persen.
Permukaan atas lilin yang rata terdapat pada komposisi bahan A3. sedangkan komposisi bahan AI dan Az memiliki permukaan atas cekung dan agak cekung. Lilin dengan gelembunglbintik udara sedikit terdapat pada lilin A1BIC1, A2B)C!. A2B2CI, A2B,Cz dan A2B2C2. Hasil kesukaan lilin terhadap warna secara visual dengan skala kesukaan lima ada pada lilin AlBIC). A,B,C2, A2BtC"
A2BIC2, A2B2Cl, dan
A2B2C2• Lilin dengan nilai kesukaan aroma secara sensori paling disukai adalah lilin
jenis AtBtCt, AIB2C" A2BIC" A2B1C2 dan A2B2CI. Warna dan keadaan nyala api semua produk lilin saat dibakar adalah kuning terang. Lilin dengan nilai kesukaan aroma liIin yang paling disukai saat dibakar adalah lilin jenis A,BIC2, AIB2C" AIB2C2, A2BIC], AzB,C2, AzB1CI, AlBIC], dan A3BIC2_
Lilin terbaik pada selang waktu deteksi aroma pertama kali 0.01-241 detik adalah lilin A3B,CI_ Persentase panelis terbesar untuk selang waktu deteksi tercepat adalah 93,33 persen dengan selang waktu 0-48,2 detik untuk liIin A3BIC,. Lilin dengan waktu deteksi aroma tercepat adalah A3B2C, yaitu 0,01 detik, sedangkan lilin dengan waktu deteksi aroma terlama adalah A2B,C2 yaitu sebesar 241 detik.Lilin terbaik pada selang waktu deteksi terhadap efek terapi yang dirasakan pertama kali 0,45-423 detik adalah lilin AlB,Ct. Persentase panelis terbesar untuk selang waktu deteksi tercepat adalah 93,33 persen dengan selang waktu 0-84,5 detik untuk lilin A3BtCj. Waktu deteksi efek terapi tercepat adalah 0,45 detik untuk lilin AzB2C2,
sedangkan waktu deteksi efek terapi terlama adalah 423 detik untuk lilin A2B,C,_ Efek terapi terbaik yaitu segar dan tenang dimiliki oleh lilin A2B2C, dan A3BtC,. Produk liIin terbaik adalah li1in dengan komposisi bahan 90 stearin: 10 parafin. Efek terapi terbaik dihasilkan oleh minyak melati. Konsentrasi minyak atsiri terbaik adalah dua persen. Waktu deteksi aroma dan efek terapi terbaik terdapat pada lilin AlB,CI_ Metode pembuatan liIin yang lebih baik untuk menghasilkan bentuk lilin
dan efek terapi yang lebih baik perlu dicari. Panelis terlatih sangat diperlukan untuk uji waktu deteksi aroma dan deteksi efek terapi lilin aromaterapi ini.
Doris Monica Sari Turnip. F03499071. The Influence of Difference Composition of Stearin·Paraffin, Concentration and Essential Oil in Aromatherapy Candle's
Making. Supervised by Sapta Raharja and Dwi Setyaningsih.
SUMMARY Candle which as a lightening, then develop as alternative room's decorations
and aromatberapy's media (aromatherapy's candle). Candle could made from animal
grease,
beeswax
and also the mixture
of
stearin-paraffin (Saraswati, 1985).
Aromatherapy's candle has multifunction, which as a lightening and room's freshner
that produce aroma for inhalation's therapy and gives calming and relaxing effect.
In this research, we can see the influence of difference composition of stearin
paraffin and concentration of essential oil, aroma, consumer preferences and therapy's effect from aromatherapy's candle. Three level composition of stearin paraffin which used are AI
=
=
10steann : 90paraffin, A2
�
50stearin : 50paraffin and AJ
90stearin : lOparaffin. Two level concentration of essential oil which used are BI
two percent and B2
=
jasmine's oil and C2
four percent. Two kind of essential oil which used are CI
=
=
=
lavender's oiL As essential oil's fixative, used Nilam's oil
with 10 percent concentration for each concentration of essential oil above.
In this research, molded technique is used to make candles. First, paraffin
(50°C) and stearin (55°C) were melting in different pan, than adding waxoline red as
color to paraffin, after that mixing paraffin to stearin in one pan then melted it up to
65-70°C. Adding the mixture of jasmine's or lavender's oil with nilam's oil to the
melted wax at 40°C, then poured it into the mould and put it for two hours in room's temperature. The
result
of
hardness
test
for
aromatherapy's
candle
was
0,26-1,39
mm/5s/50g. The hardest candle was A]B2CI and the softest was AjB2C2. The
Duncan's test for the hardness showed that A3 composition was differ significant to
Al and A2 composition, also could produce the hardest candle. Melting point test gave the result from 53,250C until 55,84°C. The highest melting point was for
AIB2C1 candle and the lowest was for A2B2Cj candle. The Duncan's test showed that
the melting point of A2 and AJ composition were lower than At composition. The
burning's time test of all candles were between 5 hours 4 min (5,07hr) and 10 hours
47 min (10,79hr). The longest burning time candle was A3BIC1, and the shortest was
A�IC2. The Duncan's test for the burning's time showed that A3 composition was
differ significant to Al and A2 composition, and A3 composition itself has the longest burning time. The result of color test showed that candle with A3 composition had
the highest x and y chromaticity values, which were 0,40 and 0,34 with ),,=600 nm,
red-yellow color and had strong color intensity. A,B1C2, A,BlCl and A2B1C2 candles had the lowest x and y chromaticity values, which were 0,38 and 0,33 with ).. 610 =
nm, red color and had light color intensity.
The wick's position for candles put in the centre ( was about 83,33 percent),
only for AIB2C2 and A3B2C, candles had wick's position out of the centre. The
whole appearance test of candles gave the highest hedonic score to AlBIC" A2B1C2
and A2B2C2 candles, with the highest percentage of panelist were 55 percent, 53,33
percent and 51,67 percent. The flat surface of candles was belong to A3 composition, in the other hand Al and A2 composition had concave surface and looked rather concave. Candles with less air hole were AIBICI, A2BIC1, A2BIC2, A2B2Cj and A2B2C2. The highest hedonic score of candle's color test were on AIBICI, AIB1C2, A2B]C:, A2B1C2, A1B2CI and kB2C2 candles_ The highest hedonic score of candle's
aroma test by sensory were on AlBIC!, AIS2CI, A2BICJ, A2BIC2 and A2B2C! candles. Color of the candle's flame while it was burned produce light yellow for all candle. The highest hedonic score for candle's aroma test when it was burned were on AIB!C2, AIB2CI, AIB2C2, A2BICI, A2BIC2, A2B2CI, A3BICI and A3BIC2 candles. The best candle of the first aroma's detection time 0,01-241 second was A3BICl candle. The highest percentage of panelist for the fastest range of detection
time 0-48,2 second was 93,33 percent for AlBICI candle. The fastest detection time
was 0,01 second for A3B2CI candle, and the slowest was 241 second for A2BIC2. The
best candle of the first therapy effect's detection time 0,45-423 second was A3BICI
candle. The highest percentage of panelist for the fastest range of detection time 0-
84, 5 second was 93,33 percent produced by AlBIC, candle. The fastest detection time of therapy effect was 0,45 second produced by A2B2C2 candle, and the slowest
was 423 second for A2BICI candle. The best therapy effect for fresh and calming produced by AJ.B1CI and A3BICI candles.
The best aromatherapy's candle was made from composition 90 stearin· 10
paraffin. The best therapy effect of essential oil was two percent. The best detection time of aroma and the best therapy effect produced by A3BICI candle. Another technique in
making candles is
needed to produce better candle and therapy effect. The expert-panelist for aroma's detection time and therapy effect detection's time is needed in test to give the final result for aromatherapy's candle.
KATA PENGANTAR
Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat, kasih dan
penyertaan yang
Engkau
berikan
sehingga
penulis
dapat
menyeJesaikan
penulisan skripsi inL Penulis juga menyadari telah mendapatkan banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar,
besamya penulis sampaikan kepada : 1.
Dr. Ir. Sapta Raharja, DEA dan If. Dwi Setyaningsih, M.Si selaku dosen pembimbing, atas bimbingan dan bantuan yang diberikan sampai selesainya penuiisan skripsi ini.
2.
If. Mulyorini Rahayuningsih, M.Si setaku dosen penguji atas kesempatan, saran dan kritik yang diberikan bagi penulis.
3. Papa dan mama atas doa, dukungan dan kasih sayang yang tak terbatas, Joy, Neni, Aliog dan Anton atas bantuan dan perhatiannya, dan seJuruh keluarga atas doa dan motivasinya. 4.
Bapak Yohanes, atas bantuan, motivasi dan kesempatan yang diberikan kepada penuli" d.n seluruh ,t.fPT. PENTRA UNGGUL SEJATI.
5.
Laurentz Hariara Sipayung
atas dukungan,
motivasi
dan
perhatian
yang
senantiasa diberikan kepada penulis. 6.
Imelda, Indrie, Laura, Diana, Yoan, Findri, K'Rika, Evi, Mediya, Rika, Murry atas dukungan, saran dan perhatiannya
7. Pdt. Gideon, Pdt. Yohanes dan tante Reina atas doa dan perhatiannya. 8.
Seluruh ternan-ternan TIN '36 atas kebersaman dan bantuannya.
9.
Ternan-ternan 'Pondok Putri YN', Mang Udin, Mang Burhan,
Asep atas
kebersamaannya. Penulis mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan skripsi ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Bogor, Juli 2003
Penulis
VIII
DAFTAR lSI
Halaman KATA PENGANTAR.
VIII
DAFTAR ISL
1X
DAFTAR TABEL . ............ ............
Xl
.
DAFTAR GAMBAR..
X11
DAFTAR LAMPIRAN .. I.
PENDAHULUAN.....
Xltl
I
.
A. LATAR BELAKANG
.
. . . . .......
.........
B. TUJUAN PENELITlAN............
..
. ...... ...
.......... .
1 2
.
II. TINJAUAN PUSTAKA... A. LILIN
. . . . . . ........
3 3
.
B. STEARIN ..
4
C. PARAFIN . .......... . .................
5
D. MINYAK ATSIRI..
7
.
1. Minyak Melati......... 2. Minyak Lavender....
9
.
12
.
3. Minyak Nilam ................
14
.
E. AROMATERAPL .................
17
.
Ill. METODOLOGI PENELITIAN
19
A. BAHAN DAN ALAT ..
19
B. METODE PENELITIAN... ........... .
.
20
1. PenelitianPendahuluan . .
20
2 .Penelitian Utama. . .
20
"
. . . . . . . ..
C. RANCANGAN PERCOBAAN.... IV. BASIL DAN PEMBAHASAN.....
22 24
A. PENELITIAN PENDAHULUAN .
24
B. PENELlTIAN UTAMA.
24
1. Kekerasan...
25
2. Titik Leleh ..
27
3. Waktu Bakar..
29
.
1X
4. Wama...
32
5 Letak Sumbu_
34
6.a. Penampakan Lilin Secara Keseluruhan.
35
6.b, Kecekungan Permukaan .. _.
37
6.c..Gelembung/Bintik Udara.
38
6.d. Kesukaan Wama Secara Visual ............
39
.
40
6.e. Kesukaan Aroma Ulin Secara Sensori....... 7. Wama & Keadaan Nyala Api saat Lilin Dibakar................... 8. Kesukaan Aroma saat Lilin Dibakar................................ 9.a. Deteksi Aroma Pertama Kali
.....
..................
.
.
. . . . . . . . . . . . . . . ..
41 41 43
9.b. Deteksi Waktu Terhadap Efek Ter.pi yang Dirasakan Pertama Kali ...............
45
.
9.c. Efek Terapi yang Dihasilkan dari Minyak Melati dan Lavender
47
Diskusi umum
49
V. KESIMPULAN DAN SARAN......
51
.
A. Kesimpulan...
51
B. Saran ......
52
DAFTARPUSTAKA LAMPmAN ..............
53 57
.
x