Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 16, No.2, 2011, halaman 167-170
ISSN : 1410-0177
PERBANDINGAN SOSIODEMOGRAFI END STAGE RENAL FAILURE YANG DISEBABKAN OLEH DIABETES MELLITUS DAN HIPERTENSI Najmiatul Fitria1,2,Almahdy A1, Syed Wasif Gillani2 1 Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Padang 25163 2 School of Pharmaceutical Sciences, Universiti Sains Malaysia
ABSTRACT Our study aimed at evaluating sociodemographic value between diabetes mellitus and hypertension as the main cause of end-stage renal failure. Retrospective cross-sectional study was used as the research method. Two hundred end-stage renal failure patient records at 2010 were used to evaluate this study. Statistical analysis was done using statistical package of social sciences (SPSS 17®). Ethical clearance was issued by respective clinical research committee. Sociodemographic factors included gender, age, race, education and lifestyle. Results showed that from 200 end-stage renal failure patients there were 1% secondary to diabetes mellitus, 26.5% secondary to hypertension and 44% secondary to diabetes mellitus and hypertension. Case of end-stage renal failure in male secondary to diabetes mellitus (39%) was higher than hypertension (23.5%). End-stage renal failure secondary to diabetes mellitus was higher than hypertension (14%) in female. 33.5% patients were smokers, 22% were end-stage renal failure secondary to diabetes mellitus and the rest were secondary to hypertension. Statistical analysis showed no significant correlation (sig.>0.05) between lifestyle and end-stage renal failure secondary to diabetes mellitus and hypertension. Keywords: sociodemographic, diabetes mellitus, hypertension, end-stage renal failure.
PENDAHULUAN Diabetes Mellitus sekarang dapat ditemukan hampir disetiap populasi di dunia. Diabetes mellitus, khususnya tipe 2 telah menjadi perhatian khusus masyarakat kesehatan. Diabetes mellitus dapat dikelola dengan lebih baik dengan cara mengatur pola makan meskipun farmakoterapi masih merupakan jalan terbaik apabila penyakit ini tidak dapat dikontrol. Diabetes mellitus merupakan penyebab Chronic Kidney Disease (CKD) yang paling banyak. Selama dua dekade terakhir terdapat peningkatan yang yang berkesinambungan pada kejadian End Stage Renal Failure (ESRF) yang disebabkan penyakit diabetes, khususnya
Diabetes Mellitus type 2 (Ruggenenti & Remuzzi, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi nilai sosiodemografi penyakit End-Stage Renal Failure (ESRF) yang disebabkan oleh diabetes mellitus dan hipertensi. Diabetes Mellitus (DM) adalah kelompok ganggguan metabolik yang ditandai dengan adanya hiperglikemia dan ketidaknormalan metabolism lemak dan protein. Gangguan ini berakibat pada kerusakan sekresi insulin, sensitifitas insulin atau keduanya (Wells, DiPiro, Schwinghammer, & DiPiro, 2009); (Triplitt, Reasner, & Isley, 2008). Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan CKD yaitu: (1) susceptibility/ 167
Najmiatul., et al.
kelemahan, (2) initiation/ permulaan, dan (3) progression/ perkembangan. Faktor kelemahan meningkatkan resiko penyakit ginjal tapi tidak secara langsung menyebabkan kerusakan ginjal. Faktor kelemahan ini terdiri dari bertambahnya usia, berkurangnya massa ginjal, berat badan lahir rendah, ras, etnis minor, rendahnya pendapatan, rendahnya pendidikan, inflamasi sistemik dan dislipidemia (Joy, et al., 2008). Faktor permulaan adalah faktor atau kondisi yang berpengaruh langsung pada kerusakan ginjal dan dapat dirubah dengan adanya intervensi farmakologi. Faktor permulaan ini terdiri dari diabetes mellitus, hipertensi, penyakit autoimun, penyakit ginjal polycystic, dan toksisitas obat (Joy, et al., 2008). Faktor perkembangan adalah faktor yang mempercepat penurunan fungsi ginjal setelah terjadi permulaan kerusakan ginjal. Factor perkembangan ini terdiri dari glycemia pada diabetes, hipertensi, proteinuria, dan kebiasaan merokok (Joy, et al., 2008). Penelitian ini dianalisa menggunakan persamaan faktor resiko sebagai alat bantu. Sedangkan untuk analisa statistic digunakan Statistical Package for Social Science (SPSS® software). METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dimulai dari bulan November 2010 sebagai penelitian pendahuluan.
J. Sains Tek. Far., 16(2), 2011
Kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data di General Hospital Pulau Pinang Malaysia dari Januari 2011 sampai April 2011. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan survey secara retrospektif cross-sectional dengan menggunakan 200 data pasien. Etika Penelitian Penelitian ini dibawah lisensi dari Clinical Research Comitee (CRC) General Hospital Pulau Pinang Malaysia. Sampel Pasien dengan End-Stage Renal Failure (ESRF) General Hospital Pulau Pinang Malaysia tahun 2010. Sampel diambil dengan menggunakan metoda convenience sampling. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian kali ini adalah dengan menggunakan persamaan factor resiko dengan menggunakan table 2x2. Faktor resiko didapatkan apabila resiko relative (RR) >1. Analisa dilanjutkan dengan menggunakan Statistical Package for Social Science (SPSS® software). HASIL DAN PEMBAHASAN Terdapat 1000 pasien yang dirawat karena End-Stage Renal Failure di General Hospital Pulau Pinang selama tahun 2010. Dari jumlah tersebut 200 diantaranya digunakan sebagai sampel penelitian. Pengambilan sampel dilakukan secara konvenien.
168
Najmiatul., et al.
Tabel 1.
J. Sains Tek. Far., 16(2), 2011
Hubungan Antara Data Sosiodemografi Dengan Diagnosis Penyakit. Data Sosiodemografi Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Pendidikan Pendidikan tinggi Pendidikan formal Umur 20-55 >55 Etnis/Ras Malay Non Malay Gaya hidup Merokok Tidak merokok Keterangan
RR
Diabetes Mellitus Ya Tidak Total 78 47 125 47 28 75
RR 0.997
69 56
43 32
112 88
0.699
49 48
35 68
84 116
1.408
47 80
23 50
70 130
1.091
44 80
23 53
67 133
1.090
= Resiko Relatif
Pasien pada usia >55 tahun memiliki kecenderungan yang besar untuk dirawat di rumah sakit karena end-stage renal failure, hal ini berbeda dengan penelitian sebelumnay yang menyatakan bahwa pasien yang berumur diatas 60 tahun memeiliki kemungkinan yang besar untuk dirawat di rumah sakit akibat mengalami ESRF (Saydah, et al., 2007). Perubahan gaya hidup dan berjalannya waktu dicurigai sebagai penyebab dari perbedaan hasil diantara kedua penelitian ini. Pada studi retrospektif didapatkan jumlah pasien laki-laki yang dirawat karena endstage renal failure (ESRF) lebih besar dibandinghkan jumlah pasien wanita ,sementara penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pria dan wanita memeiliki peluang yang sama untuk menderita ESRF (Saydah, et al., 2007). Pada penelitian ini terlihat bahwa populasi etnis Cina cenderung untuk menderita
ESRF dibandingkan etnis lainnya yaitu melayu dan india. Hal ini dirasa sangat memungkinkan karena sebagian besar populasi pulau pinang adalah etnis Cina.(Bakri, 2007). Selain itu data mengenai pendidikan menunjukkan bahwa pasien dengan pendidikan yang lebih tinggi cenderung untuk menderita ESRF. Hal ini disebabkan karena tingkatan pendidikan mencerminkan penghasilan yang didapatkan. Semakin tinggi penghasilan, maka akan terjadi perubahan gaya hidup khususnya dalam hal makanan dan diet. Kebanyakan orang tidak bisa mengontrol diet mereka. Tabel 1 juga menunjukkan kecenderungan gaya hidup terutama pada kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol. Pada lampiran 5 terlihat bahwa perokok memiliki kecenderungan yang tinggi untuk mengalami ESRF. Nikotin yang terdapat 169
Najmiatul., et al.
J. Sains Tek. Far., 16(2), 2011
pada rokok memiliki senyawa toksik yang tinggi. Senyawa ini bisa menyebabkan stimulasi awal yang diikuti dengan depresi system saraf otonom. Gejala keracunan akibat senyawa toksin ini diantaranya rasa terbakar pada mulut dan kerongkongan, mual dan hipersalivasi, sakit perut, muntah, diare, pusing, lemah, peningkatan tekanan darah, sakit kepala, gangguan pendengaran dan penglihatan, sesak nafas, bingung, kejang, dan keringat berlebih. Fibrilasi atrium paroksismal dan henti jantung bisa juga muncul (Sweetman, 2007).
Joy, M. S., Kshirsagar, A., & Francheschini, N. (2008). Chronic Kidney Disease: Progression-Modifying Therapies. In J. T. DiPiro, R. L. Talbert, G. C. Yee, G. R. Matzke, B. G. Wells & L. M. Posey (Eds.), Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach (Seventh ed., pp. 745-763). New York: The McGraw-Hill Companies.
Tabel 1 memperlihatkan hubungan antara data sosiodemografi pasien dan diagnosis penyakit. Dari tabel tersebut bisa diketahui Resiko Relatif (RR). RR menunjukkan faktor resiko yang mungkin muncul pada kasus end-stage renal failure yang disebabkan oleh diabetes mellitus. RR = 1 berarti variable memiliki hubungan dengan efek. RR > 1 berarti variable merupakan faktor resiko. RR <1 berarti variable merupakan faktor protektif. Faktor ini merupakan faktor pelindung dari kasus. Dari tabel tersebut kita bisa melihat beberapa faktor yang merupakan faktor resiko. Faktor resiko tersebut adalah usia, ras dan gaya hidup merokok.
Saydah, S., Eberhardt, M., Burrows, N. R., Williams, D., Geiss, L., & Dosey, R. (2007, March 2). Prevalences of Chronic Kidney Disease and Associated Risk Factors---United States, 1999-2004. Morbidity and Mortality Weekly Report Centers for Disease Control and Prevention, 56, 161-165. Sweetman, S. C. (2007). Martindale: The Complete Drug Reference (35th ed.). London: the Pharmaceutical Press.
KESIMPULAN Resiko Relatif (RR) menunjukkan faktor resiko yang mungkin muncul pada kasus end-stage renal failure yang disebabkan oleh diabetes mellitus. Faktor resiko tersebut adalah usia, ras dan gaya hidup merokok. DAFTAR PUSTAKA Bakri, R. (2007). Diabetes Mellitus Among Adults Aged 30 Years And Above. Kuala Lumpur: the Public Health Institute, Ministry of Health, Malaysia.
Ruggenenti, P., & Remuzzi, G. (2009). Diabetes Mellitus. In D. A. Molony & J. C. Craig (Eds.), Evidence-based Nephrology (pp. 231-243). Chichester: Blackwell Publishing Ltd.
Triplitt, C. L., Reasner, C. A., & Isley, W. L. (2008). Diabetes Mellitus. In J. T. DiPiro, R. L. Talbert, G. C. Yee, G. R. Matzke, B. G. Wells & L. M. Posey (Eds.), Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach (Seventh ed., pp. 1205-1241). New York: The McGraw-Hill Companies. Wells, B. G., DiPiro, J. T., Schwinghammer, T. L., & DiPiro, C. V. (2009). Pharmacotherapy Handbook (Seventh ed.). New York: The McGraw-Hill Companies. WHO-UMC. (2010). The Use of the WHOUMC system for Standardized Case Causality. The UPPSALA Monitoring Center. Retrieved from www.whoumc.org
170
Najmiatul., et al.
J. Sains Tek. Far., 16(2), 2011
171