Perbandingan Simple Additive Wighting(SAW) dan Comparative Performance Index (CPI) Pada Pemilihan Anggota TNI Terbaik. Ahmad Solihin,Sri Setyaningsih, Arie Qur’ania Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan ABSTRAK Satuan PUSPOMAD sebagai Badan Pelaksana Pusat (BALAKPUS) TNI AD merupakan satuan yang berkedudukan langsung dibawah Markas Besar Angkatan Darat (KASAD), memiliki tugas pokok dalam penyelenggaraan dan pembinaan fungsi tehnis kepolisian militer bagi dan untuk kepentingan TNI AD sesuai Surat Keputusan Kasad Nomor : Kep/26/VI/2007 tanggal 27 Juni 2007 tentang Organisasi dan Tugas Puspomad. Layaknya satuan TNI AD pada umumnya, peran para prajurit TNI di satuan Puspomad juga menjadi faktor penting dari segi human capital yang kontribusinya sangat menentukan dalam mencapai keberhasilan pada pelaksanaan tugas pokok satuan. Dalam setiap penyelenggaraan pemilihan anggota TNI terbaik dari pihak Puspomad sebelumnya melakukan tahap penilaian bagi anggota yang ingin mengikuti pemilihan anggota terbaik tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem komputer yang dapat membantu dalam proses penyeleksiannya. Sistem tersebut adalah Sistem Pendukung Keputusan (SPK). SPK merupakan suatu sistem interaktif berbasis komputer yang dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan menggunakan data dan model untuk memecahkan persoalan yang bersifat tidak terstruktur (Turban et al, 1990). Perbandingan Simple Additive Wighting(SAW) dan Comparative Performance Index (CPI) Pada Pemilihan Anggota TNI Terbaik ini berbasis web dalam implementasinya, hasil penilaian di tampilkan bentuk posisi anggota yang paling terbaik sesuai urutan nilai terbesar sampaikan yang terkecil. Sistem pemilihan anggota TNI terbaik ini memiliki kriteria yaitu : Kriteria pendidikan, kriteria usia, kriteria absensi, kriteria surat peringatan. Kata Kunci : Tni terbaik, Sistem Pendukung Keputusan (SPK), Fuzzy Multiple Atribute Decision Making (FMADM), Simple Additive Weighting (SAW), Comparative Performance Index (CPI). 1.
PENDAHULUAN
Suatu kesatuan Tentara Nasional Indonesia memiliki banyak anggota dan selalu melakukan penyeleksian anggota terbaik. Salah satunya di Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (PUSPOMAD) yang selalu melakukan proses penyeleksian anggota. Hal tersebut dilakukan demi meningkatkan kinerja anggota dalam menjalankan tanggung jawabnya. Proses penyeleksian di PUSPOMAD masih dilakukan dengan perhitungan secara manual yaitu dengan menjumlahkan nilai kualitas kerja dengan nilai absensi yang dimiliki setiap anggota. Anggota yang memiliki nilai tertinggi akan mendapatkan predikat Anggota terbaik dan akan mendapatkan penghargaan. Apabila anggota yang mengikuti penyeleksian lebih dari satu orang maka memungkinkan terjadi ketidaktepatan serta ketidaktelitian tim penilai dalam proses perhitungannya. Hal tersebut terjadi karena banyaknya anggota yang menjadi calon pemilihan sehingga memerlukan tenaga ekstra dan
waktu lama dalam melakukan proses perhitungannya. Adanya ketidaktepatan atau kurangnya ketelitian dalam proses perhitungan, dapat memberikan dampak pada hasil keputusan yang kurang tepat. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem komputer yang dapat membantu dalam proses penyeleksiannya. Sistem tersebut adalah Sistem Pendukung Keputusan (SPK). SPK merupakan suatu sistem interaktif berbasis komputer yang dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan menggunakan data dan model untuk memecahkan persoalan yang bersifat tidak terstruktur (Turban et al, 1990). Metode Simple Additive Weighting (SAW) merupakan metode penjumlahan terbobot. Konsep metode ini adalah mencari nilai rating tertinggi dari hasil proses penjumlahan terbobot dari setiap alternatif pada semua kriteria dengan perhitungan secara matematis. Comparative Performance Index (CPI) yang merupakan indeks gabungan untuk
menentukan penilaian atau peringkat dari berbagai alternatif (i) berdasarkan beberapa kriteria (j). Banyak metode yang dapat digunakan dalam menerapkan sistem pendukung keputusan, berdasarkan kasus di atas maka penulis berinisiatif membandingkan metode antara metode Simple Additive Weighting (SAW) dengan metode Comparative Performance Index (CPI) untuk mengetahui apakah sama hasil yang di berikan metode SAW dan CPI atau mengalami hasil yang berbeda, serta dari tingkat keakurasian informasi yang diberikan, metode yang manakah yang mampu memberikan informasi yang lebih akurat. Penelitian sebelumnya telah dilakukan Nurrachman (2014) dalam penelitiannya tentang Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Pengurus Osis SMAN 1 Sedayu menggunakan metode CPI. Penelitian sebelumnya juga dilakukan Amalia, dkk (2009) dalam penelitiannya tentang Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Penerima Beasiswa Bank BRI Menggunakan FMADM metode Simple Additive Weighting (SAW). Kedua hasil penelitian tesebut mampu memecahkan masalah, akan tetapi belum tentu hasil yang diberikan akan sama antara metode SAW dan metode CPI. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian dengan judul Perbandingan Simple Additive Wighting(SAW) dan Comparative Performance Index (CPI) Pada Pemilihan Anggota TNI Terbaik. Tujuan dari proposal ini yaitu, untuk mengetahui tingkat keakurasian yang diberikan oleh setiap metode antara metode Comparative Performance Index (CPI) dan metode Simple Additive Weighting (SAW). Pada penelitian ini, penulis memanfaatkan Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM). FMADM untuk digunakan dalam penelitian ini dimana langkah penyeleksian alternatifnya lebih pendek namun akan tetap menghasilkan keputusan optimal dalam menentukan alternatif terbaik dari berbagai alternatif berdasarkan kriteria tertentu. Sedangkan Simple Additive Weighting (SAW) merupakan metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode Simple Additive Weighting (SAW) adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua kriteria (Kusumadewi, 2006). Metode SAW dapat membantu dalam pengambilan keputusan suatu kasus, akan tetapi perhitungan dengan menggunakan metode SAW ini hanya yang menghasilkan nilai terbesar yang akan terpilih sebagai alternatif yang terbaik. Perhitungan akan sesuai dengan metode ini apabila alternatif yang terpilih memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Metode SAW ini lebih efisien karena waktu yang dibutuhkan dalam perhitungan lebih singkat dan metode SAW dapat melakukan proses pencarian alternative optimal dari berbagai alternatif.
Sementara Index gabungan (composite index) dapat digunakan untuk menentukan penentuan atau peringkat dari berbagai alternatif berdasarkan beberapa kriteria. Metode perangkingan diatas diharapkan akan memberikan penilaian yang lebih tepat. Hal ini dikarenakan penilaian didasarkan pada nilai kriteria dan bobot yang sudah ditentukan terlebih dahulu. Sebagai konsekuensinya penentuan penerima beasiswa lebih akurat. 2.
METODE PENELITIAN
Metode dalam penelitian ini menggunakan Metode Siklus Hidup Pengembangan Sistem merupakan serangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi. Siklus Hidup Pengembangan Sistem terdiri dari beberapa tahap dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1 . Pendekatan Sistem SDLC
3.
RANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Tahap pertama ialah tahap perencanaan. Tahap ini di lakukan identifikasi kebutuhan sistem dan menentukan sistem yang akan dibuat. Data yang di gunakan untuk menganalisis masalah diperoleh dengan 2 cara, yaitu : 1) Wawancara, dengan melakukan tanya jawab secara intraktif ataupun konsultasi untuk mengetahui sistem yang sedang berjalan, proses perhitungan penentuan anggota TNI terbaik, serta informasi yang dibutuhkan dari sistem yang akan dibuat. 2) Studi Pustaka, dengan mengumpulkan informasi melalui buku mengenai pemilihan anggota TNI terbaik, mengumpulkan data proses perhitungan pemilihan anggota di Kantor Pusat Polisi Militer Angkatan Darat dan menggunakan fasilitas internet sebagai literatur pendukung pelaksanaan penelitian. Tahap kedua analisis sistem di lakukan dengan mengidentifikasi sistem lama yang berjalan pada Kantor Puspomad. Tahap ini merupakan tahap pendefinisian kebutuhan sistem yang akan di proses. Proses ini dapat memudahkan pada saat merancang sistem yang akan di kembangkan, Tahap ini dilakukan dengan 2 cara yaitu : 1) Analisis sistem yang sedang berjalan
Analisis ini di lakukan dengan cara mencoba melakukan penyeleksian
anggota TNI terbaik dengan proses manual yaitu dengan menjumlahkan nilai kualitas kerja dengan nilai absensi dari setiap anggota. Angggota yang memiliki nilai terbesar atau tertinggi akan mendapatkan predikat anggota terbaik. Proses tersebut memang dapat juga digunakan namun, apabila annggota yang mengikuti penyeleksian lebih dari 30 orang maka tim penilai akan melakukan perhitungan sebanyak 30 kali. Hal tersebut memungkinkan terjadinya kesalahan dalam perhitungan karena tim penilai merasa kelelahan serta hasil penyeleksian kurang akurat karena proses penyeleksian tidak menggunakan kriteriakriteria tertentu. 2) Analisis sistem yang akan dibangun Berdasarkan hasil analisis sistem yang sedang berjalan maka dilakukan pencarian solusi atau jalan keluar untuk memecahkan masalah yang ada. Pencarian solusi tersebut dilakukan dengan memanfaatkan sistem yang ada pada komputer yaitu sistem penunjang keputusan. SPK dapat diselesaikan dengan berbagai metode, Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode Fuzzy Multple Atribute Decision Making (FMADM). FMADM dapat diselesaikan juga dengan berbagai metode, salah satunya dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Composite Performance Index (CPI). Tahap ketiga ialah tahap perancangan. Tahapan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai rancangan sistem yang akan dibangun, rancangan ini mencakup rancangan database, perancangan secara umum dan secara detail. Perancangan database sangat di perlukan untuk mempermudah pengelolaan hubungan (relasi) data dengan data yang lainnya. Adapun hubungan database perancangan sistem secara umum dan secara detail. Struktur tabel database merupakan struktur tabel yang telah dibuat dari sebuah aplikasi database. Struktur tabel dibentuk berdasarkan entitas yang telah dibuat dan isi dari setiap tabel akan diisi oleh atribut-atribut dari setiap entitas yang telah dibuat sebelumnya. Jadi, banyak tabel yang di bentuk berdasarkan banyaknya entitas yang telah dibuat. Tabel-tabel tersebut seperti pada
tabel 2 sampai 11 dibawah ini :
Pembuatan keputusan juga penting dalam mempertimbangkan kriteria penilaian ini sesuai dengan data yang sudah diberikan oleh Kantor Pusat Polisi Militer Angkatan Darat. Kriteria penilaian kinerja anggota sebagai berikut pada tabel 12 sampai tabel 15: Kriteria C1 Kriteria Pendidikan dilihat berdasarkan dari jenjang pendidikan anggota TNI bekerja di Puspomad. Berikut interval nilai pendidikan yang dikonversikan dengan bilangan fuzzy dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12 Kriteria Absensi. Kriteria Pendidikan Nilai AKMIL 100 SECAPA 75 SECABA 50 SECATAM 25 Kriteria C2 Kriteria Usia dilihat berdasarkan nilai Usia kerja selama anggota bekerja dengan baik. Berikut interval nilai usia yang dikonversikan dengan bilangan fuzzy dapat dilihat pada tabel 13. Tabel 13 Kriteria Usia. Kriteria Kualitas Kerja Nilai 41-50 75 31-40 50 21-30 25 Kriteria C3 Kriteria surat peringatan dilihat berdasarkan anggota yang memiliki atau tidak memiliki surat peringatan. Berikut interval surat
peringatan terhadap anggota yang dikonversikan dengan bilangan fuzzy dapat dilihat pada tabel 14. Tabel 14 Kriteria Surat Peringatan Kriteria Surat Peringatan Nilai Peringatan 0 100 Peringatan 1 75 Peringatan 2 50 Peringatan 3 25 Kriteria C4 Kriteria absensi dilihat berdasarkan sikap anggota terhadap anggota lain, kepada atasan, dan dilihat dari sikap kreative serta inovatif kepada masyarakat. Berikut interval sikap yang dikonversikan dengan bilangan fuzzy dapat dilihat pada tabel 15. Tabel 15 Kriteria Surat Peringatan. Kriteria Surat Peringatan Nilai 1 100 2 100 3 100 4 75 5 75 6 50 7 50 8 25 9 25 Tahap terakhir ialah tahap implementasi yang merupakan tahap pembuatan sistem yang telah dirancang sehingga aplikasi tersebut dapat dipergunakan. Tahap ini merupakan bagian terpenting pada sistem ini yaitu proses implementasi perhitungan menggunakan metode Simple Additive Wighting (SAW) dan Composite Performance Index (CPI). Proses ini dijelaskan dari tahap awal hingga tahap akhir proses dalam satu perhitungan yaitu perhitungan Simple Additive Wighting (SAW) :
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap hasil merupakan tahap yang mendeskripsikan keseluruhan dari tampilan beserta uraian perbandingan antar metode dan mengenai halaman dari aplikasi yang telah di buat. 4.1 Penggunaan Database Manajemen data yang di lakukan pada sistem ini yaitu dengan pengambilan data internal berupa data kriteria, dan data pegawai. Data – data tersebut merupakan data master pada sistem ini karena data tersebut merupakan syarat yang telah di tentukan untuk penilaian anggota terbaik. Database pada sistem ini ada 1 database yang diberi nama pm, database ini berisi 5 tabel. Setiap penginputan data diolah kedalam database dan akan tersimpan pada tabel – tabel sesuai dengan data yang diinputkan. 4.2 Penggunaan model base Sistem ini menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Composite Performance Index (CPI) untuk menentukan anggota terbaik. Kriteria yang digunakan untuk pemilihan anggota dengan kinerja terbaik yaitu kriteria yang terbagi dalam beberapa Sub Kriteria.Simple Additive Weighting (SAW) digunakan dalam sistem ini karena metode ini sangat cocok untuk penilaian anggota terbaik karena pada setiap kriteria memiliki bobot yang telah ditetapkan. 1. Simple Additive Weighting (SAW) Tabel 16. Tabel Nilai Kriteria No
Nama
Absens i
Kualita s Kerja
1
Ahmad Subarj o Bayu Andika .......
1.00
Bagas
2 3 .... . 30
Sedangkan Database yang digunakan dalam tahap pembuatan aplikasi ini
1.00
0.75 0.50 .......
1.00 1.00 ......
0.75 0.75 ........
0.50 0.50 .......
0.50
0.67
1.00
0.50
Perhitungan nya sebagai berikut : 1. Sugeng = (1.00*0,4) + (1.00*0,3) + (1.00*0,2) + (1.00*0,1) =1.00 2. Bayu = (0.75*0,4) + (1.00*0,3) + (0.75*0,2) + (0.50*0,1) =0.80 3.
menggunakan
1.00
Surat Peringata n 1.00
Andika = (0.50*0,4) + (1.00*0,3) + (0.75*0,2) + (0.50*0,1) =0.70 ............................................. 30. Bagas = (0.50*0,4) + (0.67*0,3) + (1.00*0,1) + (0.50*0,2) =0.65
Sika p
Tabel 17. Hasil Rangking SAW No Nama Hasil 1 Ahmad Subarjo 1.00 2 Bayu 0.80 3 Andika 0.70 ..... ....... ....... 30 Bagas 0.65
Ranking 1 5 11 ...... 15 Gambar 4. Halaman Input Data
2. Composite Performance Index (CPI) Tabel 18. Tabel Normalisasi CPI N Nama Absen Kualita Surat o si s Kerja Peringata n 1 Sugen 400 300 400 g 2 Bayu 300 300 300 3 Andik 200 300 300 a .... ....... ....... ...... ........ . 20 Bagas 200 200 400
Sika p
4.6 Halaman Lihat Data Halaman lihat data merupakan halaman untuk melihat data anggota yang telah kita masukan ke dalam database. Halaman lihat data dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
25 50 50 ....... 50
4.3 Halaman Utama Halaman utama adalah halaman yang pertama di akses ketika website dibuka. Halaman ini terdiri terdiri dari 3 bagian, yaitu header, menu dan banner..Tampilan halaman utama dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 5. Halaman Lihat Data
4.7 Halaman Bobot Halaman bobot merupakan halaman yang nilai nya telah ditetapkan oleh setiap instansi dan pada halaman bobot ini memiliki aksi edit. Halaman bobot adalah halaman yang paling penting karena sebagai syarat utama untuk penggunaan metode SAW dan CPI, Halaman bobot dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 2. Halaman Utama
4.4 Halaman Anggota Halaman Anggota merupakan halaman untuk memasukan data nilai alternatif dan mengetahui nilai data yang ada. Halaman anggota dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3. Halaman Anggota
4.5 Halaman Input Anggota Halaman input data merupakan halaman untuk memasukan nilai kriteria dari masing masing anggota yang nantinya nilai tersebut akan di simpan ke dalam database. Halaman input data dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
.Gambar 6. Halaman Bobot
4.8 Halaman SAW&CPI (Proses Seleksi) Halaman SAW&CPI (Proses Seleksi) Merupakan tampilan halaman yang di dalam nya terdapat nilai kriteria anggota, normalisasi anggota dan perengkingan anggota. Pada halaman ini nilai kriteria anggota yaitu nilai yang terdapat dari masing masing alternatif terhadap setiap kriteria, normalisasi anggota merupakan nilai alternatif yang telah di perhitungakan dengan mencari nilai terbesar dan terkecil sebagai pembagi, perengkingan annggota adalah hasil nilai perhitungan normalisasi yang telah di kalikan bobot. Dapat dilihat pada gambar 7:
akhir dari kedua metode ini berbeda karena pada metode SAW terdapat pembobotan yang secara langsung dapat dihitung dengan setiap normalisasi kriteria sedangkan perhitungan CPI didasari oleh pemberian trend (+) dan (-) pada setiap bobot nya setelah itu nilai yang akan dinormalisasi di kalikan 100 sesuai rumus yang telah di tetapkan . Gambar 7. Halaman Proses Seleksi 4.9 Pembahasan Tahap selanjutnya adalah uji coba sistem. Program ini di uji coba dengan cara memasukkan folder aplikasi ke dalam folder htdocs kemudian membukanya melalui browser dan isikan Localhost/(nama folder aplikasi) di URL. Dengan uji coba ini dapat diketahui kekurangan atau kelemahan program yang dibuat, seperti link yang terputus, tampilan yang kurang menarik, tampilan informasi kurang proporsional, penulisan kode yang tidak benar, dan sebagainya. 4.9.1 Metode Simple Additive Weighting (SAW) 1. Menetukan Kriteria. 2. Memberikan Nilai Setiap Kriteria. 3. Menentukan bobot yang telah di tetapkan oleh instansi dalam hal ini Puspomad. 4. Melakukan Normalisasi pada setiap nilai alternatif. 5. Perhitungan Nilai Total. 6. Perangkingan. 4.9.2 Metode Composite Performance Index (CPI) 1. Memberikan Kriteria 2. Memberikan Nilai Setiap Kriteria 3. Menentukan bobot. 4. Memberiakan penilaian trend (+) dan (-) terhadap bobot yang telah di tetapkan. 5. Perhitungan Nilai Total. 6. Perangkingan. 4.9.3 Perbandingan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Dan Metode Composite Performance Index (CPI) Hasil perhitungan penilaian kinerja menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Composite Performance Index (CPI) masing – masing memiliki perangkingan yang sama tetapi dengan nilai hasil akhir yang berbeda untuk penilaian anggota terbaik penilaian metode SAW jatuh kepada Ahmad Subarjo dengan nilai 1.00 digambarkan pada gambar 8 dan untuk perhitungan CPI dengan penilaian anggota terbaik jatuh kepada Ahmad Subarjo dengan nilai 13.30 digambarkan pada gambar 9. Hasil perbedaan nilai hasil
Gambar 19. Halaman Bobot Hasil Perangkingan SAW
Gambar 20. Gambar perangkingan CPI
Setelah dilakukan perhitungan manual serta di lakukan nya perhitungan dengan model base maka disimpulkan perbandingan SAW dan CPI terletak pada posisi keduanya. Berikut posisi yang membedakan pada kedua nya :
Gambar 21. Hasil SAW Gambar 22. Hasil CPI Pada perhitungan yang dihasilkan SAW dan CPI terlihat perbandingan dari kedua metode tersebut terutama dalam posisi keduanya. Berikut adalah beberapa tahapan dan perumusan perhitungan manual yang dilakukan oleh Kantor Puspomad : 1. Pemberian nilai kriteria dari setiap alternatif 2. Menghitung jumlah dari kriteria sasaran kerja dan sikap kerja 3. Mencari rata – rata dari kriteria sasaran kerja dan sikap kerja
4.
Hasil nilai dari rata rata yaitu penjumlahan hasil sasaran kerja dan sikap kerja.
Tabel 19. Perhitungan Kantor Puspomad
Setelah melakukan perbandingan antara penilaian dengan metode Simple Additive Weighting dan Composite Performance Index dengan perhitungan manual yang dilakukan oleh Kantor Puspomad hasil dari penilaian manual dan metode Simple Additive Weighting hampir mendekati yaitu Bambang Wicaksono mendapatkan penilaian kinerja anggota terbaik. Karena penilaian manual dan Simple Additive Weighting menggunakan pembobotan sama di penilaian terakhir yaitu Sasaran membuat bobot menjadi 100% tanpa harus memberikan nilai tambahan pada setiap perhitungan kriteria. Maka menurut saya Simple Additive Weighting sangat cocok digunakan pada sistem pendukung keputusan pemilihan anggota TNI terbaik ini. 4.9.4 Uji Coba Struktural Uji coba ini dilakukan untuk menguji setiap for/halaman yang telah dirancang sesuai dengan cara menjalankan form/halaman pada program. Hal ini bertujuan agar didapkan hasil yang diinginkan. Dapat dilihat pada tabel 25. Tabel 20. Tabel Uji Coba Alur
Dari hasil pengujian alur yang dilakukan pada setiap form/halaman, telah terbukti bahwa halaman program tersebut sudah dapat dijalankan. Semua tampilan form/halaman juga sudah sesuai dengan perancangan yang dibuat pada tahap perancangan. 4.9.5 Tahap Uji Coba Fungsional Setelah melakukan uji coba struktural selanjutnya dilakukan uji coba fungsional, uji coba fungsional dilakukan dengan cara mengklik setiap link dan melihat halaman yang akan terbuka. Hasil uji coba fungsional ini, dapat dilihat pada table 26 : Tabel 21. Tabel Uji Coba Fungsional
Dari hasil pengujian fungsional yang dilakukan pada setiap link di halaman Sistem Pendukung Keputusan ini, telah terbukti bahwa semua link sudah dapat berfungsi dengan baik. 4.9.6 Tahap Uji Coba Validasi Uji coba validasi merupakan pemeriksaan keakuratan hasil data yang telah dimasukkan kedalam aplikasi. Uji coba tersebut dilakukan dengan validasi sistem pengisian data kedalam sistem dan hasil akhirnya sesuai dengan data yang dimasukkan.
Gambar 23. Validasi sistem
5.
SIMPULAN Penelitian ini menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Composite Performance Index (CPI) untuk menentukan anggota dengan penilaian kinerja terbaik sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan , Kriteria sistem ini menggunakan satu database bernama “db_skripsi” berisikan 10 tabel yaitu table user, tabel kriteria_pendidikan ,tabel kriteria_usia ,tabel_suratperingatan,kriteria_absensi,bobot,nilai_ kriteria,peserta,n_view,cpi_view . Konsep Metode SAW merupakan metode penjumlahan terbobot, konsep dari metode ini adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja setiap alternatif pada semua kriteria dengan proses perhitungan matematis. .Konsep Metode CPI Merupakan indeks gabungan (Composite Index) yang dapat digunakan untuk menentukan penilaian atau peringkat dari berbagai alternatif (i) berdasarkan beberapa kriteria (j). Kriteria dalam sistem ini sesuai dengan data yang diberikan. Dan data alternatif dalam sistem ini yaitu anggota di kantor Puspomad . Tampilan dalam sistem ini dirancang untuk memudahkan pengguna dalam menggunakan sistem ini.Setelah melakukan perbandingan antara penilaian dengan metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Composite Performance Index (CPI) dengan perhitungan manual yang dilakukan oleh Kantor Pusat Puspomad hasil dari penilaian manual dan metode metode Simple Additive Weighting (SAW) hampir mendekati yaitu Bambang Wicaksono mendapatkan penilaian anggota terbaik. Karena penilaian manual dan Simple Additive Weighting
(SAW) menggunakan pembobotan sama di perangkingan terakhir tanpa menambahkan nilai yang ada. Maka menurut saya Simple Additive Weighting (SAW) sangat cocok digunakan pada sistem pendukung keputusan penilaian anggota terbaik ini.
DAFTAR PUSTAKA
Amborowati, A. 2007. Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Karyawan Berprestasi Berdasarkan Kinerja. STMIK AMIKOM, Yogyakarta. Hadi,N. , Fitrisia,Y. , Yunanto,W. 2012. Aplikasi Multi Criteria Decision Making Menggunakan Metode Promethee. Pekanbaru : Jurnal Teknik Informatika.1. Kamaludin, A. 2012. Sistem Pendukung Keputusan Dalam Pemilihan Alternatif Alat Kontrasepsi Menggunakan Simple Additive Wieghting. Bandung : Jurusan Teknik Informatika Fakultas sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Kusumadewi,Sri. Et al. 2006. Fuzzy MultiAtribute Decision Making (Fuzzy MADM). Yogyakarta. Graha Ilmu. Murdick dan Ross. 1993. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. www.books.google.co.id . 18 Januari 2013 pukul 23.00 Wib. Nugraha, F. 2011. Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode Simple Additive Weughting (SAW) Dalam Manajemen Aset(Tesis). Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang. Sri
Eniyati.2011. Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk Penerimaan Beasiswa dengan Metode Single Additive Weighting (SAW). Teknologi Informasi DINAMIK 16:171-176.
Turban et al. 1990. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK). www.books.google.co.id . 18 Januari 2013 pukul 20.00 WIB. Verina Valensia , Yohana Dewi Lulu W, S.Si, M.T , Kartina Diah Kusuma Wardhani,S.T. 2012. Aplikasi Tutorial Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Menggunakan Metode Simple Additive Weighting. Program Studi Teknik Informatika Politeknik Caltex, Riau.