PERBANDINGAN PERILAKU PROSOSIAL ANTARA ORANG YANG TELAH MELAKSANAKAN IBADAH HAJI DAN YANG BELUM PADA IBU-IBU MAJELIS TA'LlM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Kesarjanaan Psikologi
Oleh Leni Kusumawati NIM.103070029005
--, PH~PUSrAKAAN UTAPIIA II
~
~
• UlN Si'~\fl!F HiDAYAl'UUMI ,JAKAIUA
FAKULTAS PSIKOL iGr UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H 12007 M
--
PERBANDINGAN PERILAKU PROSOSIAL ANTARA ORANG YANG TELAH MELAKSANAKAN IBADAH HAJI DAN YANG BELUM PADA IBU-IBU MAJElIS TA'lIM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Kesarjanaan Psikologi
Oleh
Leni Kusumawati NIM.103070029005
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H 12007 M
PERBANDINGAN PERILAKU PROSOSIAL ANTARA ORANG YANG TELAH MELAKSANAKAN IBADAH HAJI DAN YANG BELUM PADA IBU-IBU MAJELIS TA'L1M
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Kesarjanaan Psikologi
Oleh Leni Kusumawati NIM. 103070029005
Oi bawah SO bingan, °
prof. H
n Yasull M.Si.
Dr.
NIP.13 351146
!
ing II
I MuHb, M.Ag.
NIP. 150283344
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H 12007 ii
PI:::I~GESAHAN
PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul PERBANDINGAN PERILAKU PROSOSIAL ANTARA ORANG YANG TELAH MELAKSANAKAN IBADAH HAJI DAN YANG BELUM PADA IBU-IBU MAJELIS TA'L1M telah diujikan dalarn sidang rnunaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatuliah Jakarta pad a tang£,'31 20 Agustus 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi. Jakarta, 20 Agustus 2007 Sidang Munaqasyah ngkap Anggota,
Dra. eft Hartati M.Si NIP.150 15938 Anggota: Penguji II
Dra. NIP.
JI'i M.Si.
r.fuiib. M.A 283344
iii
Motto "Bukankah kami Te~ah me~apangkan untukmu dadamu? Dan kami Te~ah mengh:i~angkan daripadamu bebanmu. Yang memberatkan punggungmu? Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu, Karena Sesungguhnya sesudah kesu~itan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesu~itan i tu ada kemudahan. Maka apabi~a kamu Te~ah se~esai (dari sesuatu urusan), kerjakan~ah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang ~ain. Dan Hanya kepada Tuhanmu~ah hendaknya kamu berharap. " (A1am Nasyrah: 8)
"Saya tidak mengetahui bagaimana takdir tetapi satu
ha~
yang pasti diantara
akan benar-benar berbahagia hati untuk
me~ayani"(
ada~ah
ka~ian
.ka~ian
yang
A1.bert Schweitzer,
yang
memi~iki
Fi~usu£
Jerman)
{}!ersem6alian: S{ripsi ini {u persem6alif
ABSTRAK (A) (B)
Fakultas Psikologi Agustus2007
(C) Leni Kusumawati (0) Perbandingan Perilaku Prososial Antara Orang Yang Telah Melaksanakan Ibadah Haji dan Yang Belum Pada Ibu-Ibu Majelis Ta'lim (E) 132 halaman (termasuk lampiran) (F) Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan yang lainnya. Sebagaimana firman Allah: .. ...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya... (al-Maidah: 2) Penulis tertarik dengan salah satu rukun Islam yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini yaitu menunaikan ibadah hajL Oalam pelaksanaan ibadah haji yang terpenting adalah mendapatkan haji yang mabrur yaitu berubah menjadi Iebih baik, maka dalam hal ini penulis meneliti dengan perumusan masalah "apakah ada perbedaan perilaku prososial antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu majelis ta'lim " Perilaku prososial adalah segala bentuk perilaku yang memberikan keuntungan dan manfaat bagi orang atau kelompok lain. Haji yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang yang telah melaksanakan ibadah haji yaitu menjadi haji yang mabrur dengan indikasi rnenjadi manusia yang baik jangkauan amal dan ibadahnya jauh kedepan dan berdimensi sosial. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan rnetode penelitian komparatif. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 120 orang dari ibu-ibu Majelis ta'lim Nurullbad. Oari jumlah tersebut dipilih 60 orang responden sebagai sampel penelitian dengan menggunakan purposive sampling. Instrumen pengumpulan data adalah Skala model Likert. Bentuk pengolahan dan analisa data menggunakan analisa statistika dengan rnenggunakan program SPSS 12.0, Teknik pengolahan dan analisa data dengan menggunakan program SPSS 12.00, pada uji validitas menggunakan korelasi Product Moment dari pearson dengan Jumlah item valid untuk skala perilaku prososial
v
sebanyak 36 item dan 35 item yang tidak valid. Reliabilitas skala perilaku prososial dengan Alpha Cronbach Yaitu 0,9231. Untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji t sampel independent (Independent Sample t Test) diperoleh hasil dari nilai probabilitas pada kolom Sig. (two-tailed) adalah 0, 539 atau probabilitas diatas 0,05 (0, 539> 0,05), apabila dilihat dari t hitung yaitu -618 dengan t tabel yaitu 2,0. Dengan demikian Ho diterima atau tidak ada perbedaan perilaku prososial antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu majelis ta'lim Nurullbad. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan pendekatan kualitatif agar lebih mendalam lagi mengenai karakterisik dan pola kehidupan subjek
(G) Bahan Bacaan : 34 (1974-2006) + 1 Skripsi + 1 Kamus+ 3 Website.
vi
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur yang mendalam penulis ucapkan kepada Illahi Rabbi, Tuhan segala alam yang selalu melimpahkan kasih sayang dan nikmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan buat Nabi junjungan alam Muhammad Saw, yang telah membawa umat manusia menuju alam penuh i1mu pengetahuan. Banyak hal yang penulis dapatkan dari sebuah karya tulis ini, tidak hanya sebuah hasil karya, juga pengalaman hidup yang beragam yang melatih penulis untuk menjadi lebih baik dan dewasa dalam menjalani hidup. Penulis menyadari sekali penulisan ini jauh dari kesempumaan seperti yang diharapkan, walaupun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menghasilkan yang terbaik. Penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga penulisan karya i1miah ini dapat selesai, yang merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sa~ana Psikologi di Fakultas Psikologi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tak temilai kepada : 1. Oekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, ibu Ora. Hj. Netty Hartati, M.Si. dan Ibu Ora. Hj. Zahrotul Nihayah, M.si., sebagai pembantu dekan. 2. Bapak Prof Hamdan Yasun M.Si., selaku dosen pembimbing I dan juga sebagai dosen pembimbing akademik, yang telah mendampingi penulis dari awal masuk kampus sampai pe~uangan terakhir dengan segala sikapnya untuk memotivasi peneliti, dan kepada bapak Dr Abdul Mujib, M.Ag., selaku dosen pembimbing II yang senantiasa memberikan motivasi, waktu dan kemudahan kepada peneliti dalam mencari refrensj untuk skripsi jni. 3. Kepada seluruh dosen Fakultas Psikologi yang telah membantu penulis dalam menimba i1mu sampai penulis menyelesaikan perkuliahan 4. Kepada almarhumah Mama yang menjadi inspirasi dalam menjalanj hidup ini, semoga Mama tenang di alam barzah sana dan kepada Papa yang telah memberikan segalanya, pengalaman hidup Papa mernotivasi vii
penulis untuk terus berjuang dan kepada seluruh keluarga besar Penulis, terima kasih atas doa-doanya. 5. Alqi beserta keluarga yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas semuanya, semoga Allah membalas kebaikan yang kalian berikan.
6. Umi, Bapak sekeluarga di Bogor, terimakasih atas support dan do'anya. 7. Kepada Keluarga besar INN-Red International yang selalu memberikan dukungannya, terima kasih.
8. Atik, Fira, Ayu, Ita Nci, Vivi, Dian, Ariesta, Evi, Eti, Tika. Yeyen, Maya, Neneng, Heny, Cindai yang selalu menemani penulis baik dikala suka maupun duka dan selalu siap membantu ketika penulis mengalami kesulitan.
9. Saudara-saudara penulis di fakultas Psikologi Khususnya kelas A dan teman-teman angkatan 2003 yang telah memberikan banyak kenangan suka maupun duka, kebersamaan dan canda tawa yang selalu berbekas di hati Penulis.
10. Kepada Majelis ta'lim Nurullbad, terima kasih atas bantuannya.
11. Terakhir kepada semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bantuannya. Kemudian penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini banyak sekali kekurangannya. Besar harapan penulis semoga ada manfaatnya. Amin...
Jakarta, 20 Agustus 2007
Penulis
viii
DAFTAR lSI Halaman Judul
i
Halaman Persetujuan
ii
Halaman Pengesahan
iii
Motto
iv
Abstrak
v
Kata Pengantar
vii
Daftar lsi
ix
Daftar Tabel
xii
Daftar Bagan
xiii
Daftar Lampiran
xiv
BABI
BAB2
PENDAHULUAN.................................................................
1-12
1.1. Latar Belakang Masalah..............................................
1
1.2. Identifikasi Masalah
9
1.3. Pembatasan Masalah
9
1.4. Perumusan Masalah...
11
1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian..
11
1.6. Sistematika Penulisan
12
KAJIAN PUSTAKA...........................................................
13-53
2. 1. Perilaku Prososial...........................
13
2.1.1. Pengertian Perilaku Prososial..........
13
2.1.2. Bentuk-bentuk Perilaku prososial
16
2.1.3. Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Prososial
21
ix
2.1.4. Tahap-tahap perilaku menolong 2. 2. Ibadah Haji
31 33
2.2.1. Pengertian Ibadah Haji
33
2.2.2. Rukun Syarat dan Wajib Ibadah Haji.
36
2.2.3. Hikmah Ibadah Haji
37
2.2.4. Pola dan Bentuk-bentuk Keperibadian Haji
,. 41
2.2.5. Penghayatan Makna Haji dalam Kehidupan sosial .......................................................................... 47 2.3. Kerangka Berpikir..
50
2.4. Hipotesa Penelitian..................................................... 52
BAB3
METODOLOGI PENELITIAN
54-60
3.1. Jenis Penelitian
54
3.1.1. Pendekatan Penelitian.
54
3.1.2. Metode Penelitian
54
3.2. Pengambilan Sampel 3.2.1. Populasi dan Sampel. 3.2.2. Tehnik Pengambilan Sampel..
55 , 55 56
3.3. Devinisi Operasional Variabel
57
3.4. Pengumpulan Data
58
3.4.1. Metode dan Instrument Penelitian .
58
3.4.2. Tehnik Uji Instrument...
61
3.5. Tehnik Analisa Data
62
3.6. Prosedur Penelitian
62
x
BAB 4
HASILPENELITIAN
64-82
4.1. Gambaran Umum Sampel.
64
4.1.1. Gambaran Umum Berdasarkan Usia
64
4.1.2. Gambaran Umum Berdasarkan Pendidikan
65
4.13. Kategori Berdasarkan Rangking .. ,
66
4.2. Hasil Uji Coba Instrument Penelitian
68
4.2. 1. Hasil Uji Validitas
68
4.2 .2. Hasil Uji Reliabilitas
70 71
4.3. Uji Persyaratan 4.3.1. Uji Normalitas
71
4.3.2. Uji Normalitas Skala perilaku Prososial.
72
4.3.3. Uji Homogeitas
73
4.4. Hasil Utama Penelitian atau Uji Hipotesis
74
4.4.1. Uji Beda Perilaku Prososial.
74
4.4.2. Hasil Tambahan
BAB 5
, '"
,
KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN 5.1. Kesimpulan
,
76
83-87 '" .. ,
83
5.2. Diskusi.
84
5.3. Saran
86
5.3.1. Saran Teoritis
86
5.3.2. Saran Praktis
87
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi
DAFTAR TABEl
Tabel 1. Skor untuk Pernyataan Sikap
60
Tabel2. Blue Print Skala Perilaku Prososial........................................ 60 Tabel 3. Gambaran Umum Sampel Berdasarkan Usia
64
Tabel4. Gambaran Umum Sampel Berdasarkan Pendidikan
65
Tabel5. Kategori ibu-ibu yang telah melaksanakan ibadah haji
66
Tabel6. Kategori ibu-ibu yang belum melaksanakan ibadah haji
67
Tabel7
Blue Print Skala Perilaku Prososial Sebelum Try Out............ 69
Tabel8.
Blue Print Skala Perilaku Prososial untuk Penelitian
70
Tabel9
One Sample Kolmogrorov- Smimov test
72
Tabel 10 Uji Homogenitas Tabel11
73
Uji Beda Skala Perilaku Prososial......................................... 74
Tabel12 Uji Beda Aspek Simpati
77
Tabel13 Uji Beda Aspek Kerjasama
78
Tabel14 Uji Beda Aspek Membantu
79
Tabel15 Uji Beda Aspek Berderma
80
Tabel16 Uji Beda Aspek Altruisme
82
xii
DAFTAR lAMPIRAN
Lampiran 1 Data Hasil Try Out Lampiran 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Perilaku Prososial Lampiran 3 Data Hasil Penelitian Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Lampiran 5 Hasil Uji Hipotesis Lampiran 6 Instrumen Penelitian
xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Manusia ada/ah makh/uk sosia/ yang membutuhkan interaksi dengan yang lainnya. Kebutuhan ini dikarenakan manusia memiliki keterbatasan da/am mengatasi segala kesulitan-kesulitan yang dialaminya, sehingga membutuhkan manusia lain da/am bentuk kerjasama dan saling memberikan bantuan. Karena manusia makh/uk sosia/ maka la akan sela/u hidup dalam kebersamaan.
Pada waktu manusia dilahirkan akan ada ketergantungan dengan yang lainnya, artinya la merupakan makhluk yang tidak berdaya apabila tanpa bantuan orang lain, tidak akan mampu hidup dan tidak akan memiliki kecakapan untllk pertahanan hidupnya. Mereka be/ajar menyiapkan makanan, cara berpakaian, cara bergaul dan sebagainya, maka dari kebersamaanlah ia belajar semua itu. Mereka pun dididik dan dibentuk supaya mempertahankan kecakapan yang diajarkan kemudian diteruskan kepada anak-anaknya. Sebuah kenyataan bahwa manusia mampu bertahan hidup jika la mampu memperoleh suatu kecakapan penting dan
2
menyesuaikan diri pada Iingkungan berbeda serta berubah. Oleh karena itu, manusia berperilaku sesuai dengan Iingkungannya yang la tempati.
Dalam setiap segi kehidupan akan selalu terlihat adanya kesediaan menolong orang lain, terutama apabila ada bahan pertolongan untuk menolong, begitu pula kesulitan-kesulitan yang dihadapi individu adalah mendorong orang yang ada di sekitarnya ingin menolong.
Staub dalam Zanden (1984) juga mengatakan bahwa perilaku prososial ini tidak hanya memberikan manfaat bagi orang yang menerima bantuan, tetapi juga bagi orang yang memberikan bantuan antara lain diperolehnya berbagai perasan positif, berupa perasaan berharga karena telah berguna bagi orang lain, perasaan kompeten dan terhindar dari perasaan bersalah apabila tidak menolong. Menurut David 0 Sears (1991), perilaku prososial mencakup kategori yang lebih luas, meliputi segala bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si penolong.
Sikap dan perilaku termasuk perilaku prososial yang dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah agama. Menurut Robbert Nuttin dalam Jalaluddin (1997) dorongan beragama merupakan salah satu dorongan yang bekerja dalam diri manusia sebagaimana dorongan - dorongan lain seperti;
3
makan, minum, berpikir dan lain sebagainya. Sejalan dengan itu maka dorongan beragama pun menuntut untuk dipenuhi sehingga pribadi manusia itu mendapatkan kepuasan dan ketenangan. Dalam hal ini perilaku tolong menolong sesama umat manusia yang sedang mengalami kesulitan adalah kewajiban bagi setiap muslim. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Maidah ayat dua :
,/
,/
J'
D
D
4
,/
.J
........
4~
4,/
,}
,/
~.>:~ 1\ ~11\ ~G 0G~G ("')f\ ~ \j.J\;;; 'JJ ~G)\ ~ \j.J\;;;J /'
'"
,/
//
.
// /
/
/
Artinya: "Dan t%ng-men%ng/ah kamu da/am (mengeljakan) kebajikan dan takwa, dan jangan t%ng-menofong da/am berbuat dosa dan pe/anggaran. dan bertakwa/ah kamu kepada Aflah, Sesungguhnya Aflah amat berat siksa-Nya. " (af-Maidah: 2)
Menurut Me Guire dalam Jalaluddin (1997), diri manusia memiliki bentuk sistem nilai tertentu, sistem nilai ini merupakan sesuatu yang dianggap bermakna bagi dirinya, yang mana dibentuk melalui belajar dan proses sosialisasi. Perangkat sistem nilai ini dipengaruhi oleh keluarga, teman institusi pendidikan dan masyarakat luas sehingga menjadi sistem yang menyatu dalam membentuk identitas seseorang. Ciri khas atau sistem ini terlihat dalam kehidupan sehari-hari, seperti bagaimana bersikap, berpenampilan maupun untuk tujuan apa turut berpartisipasi dalam suatu kegiatan tertentu dalam masyarakat.
4
Selain itu kepekaan dalam merasakan penderitaan orang lain (empati) juga merupakan perilaku prososial yang mana merupakan cerminan keimanan seorang muslim. Setiap umat beragama di dunia mempunyai pegangan atau dasar agama masing-masing, begitu juga umat Islam yang mempunyai pegangan hidup atau pedoman yakni al-Our'an dan as-sunnah.
Sebagai muslim yang taat, maka harus menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, yang telah ditetapkan dalam syariat agama Islam, salah satunya dengan menjalankan rukun Islam secara baik dan benar. Kelima rukun tersebut adalah, pertama mengucapkan syahadat, kedua mengerjakan shalat, ketiga melaksanakan puasa di bulan Ramadhan, keempat menunaikan zakat, kelima menunaikan haji bagi umat Islam yang mampu.
Hal yang terpenting dari pelaksanaan ibadah haji seseorang adalah mendapatkan haji yang mabrur yang merupakan dambaan setiap jamaah hajL Mabrur sendiri berasal dari kata barra yang maknanya berubah menjadi baik. Para ulama menyebutkan, haji yang mabrur tidak hanya karena jemaah haji melakukan seluruh syarat dan rukun haji di tanah suci dengan baik dan benar, melainkan kebaikan itu terus berlanjut sampai ke tanah air.
5
Jemaah haji yang mabrur akan mengubah sikapnya dari yang sebelumnya suka bermaksiat menjadi taat. Mereka yang sebelumnya kikir, egois, jahat, suka bergunjing, tidak bertanggung jawab, dan berbagai sikap buruk lainnya akan berubah menjadi pribadi sportif, bekerja keras, bertanggung jawab, suka berderma, empati, dan berbagai sikap hidup positif lainnya. Jemaah haji mabrur akan mencukupkan diri dengan mendapat rezeki yang halal kemudian menyingkirkan harta yang haram. Secara simpel, menurut Yusuf Burhanudin sebagian ulama mengartikan mabrur dengan kata a/jud, baik hati dan suka berderma.
(www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0105122102.htm)
Tak ada yang sangsi, balasan ibadah haji Mabruradalah surga. Mabruryang secara bahasa berarti baik dan dianggap sah, tidak saja cukup terkumpul padanya rukun dan syarat. Namun juga yang lebih penting adalah memiliki implikasi sosial terhadap pelakunya. Sebagaimana disinyalir Abdul Fatah Mahmud Idris, dalam suatu pengabdian (a/-'ibadah), mesti terkumpul di dalamnya tiga aspek: spirit (niat), ritus (praktek) dan pengaruh/hikmah (sosial). Demikianlah keharusan pelibatan tiga aspek tersebut, agar selanjutnya kita tidak terjebak dalam menangkap makna ibadah haji secara parsia!. (Haji dan Amanah Sosia/oleh Yusuf
Burhanudin.www.pesantrenvirtua/.comlhikmah/002)
6
Menurut pembimbing haji "Safari Suci", Miftah Faridl mengatakan bahwa: "Motivasi utama berhaji untuk ibadah dan meneari ridha Allah yang nantinya berujung kepada gelar haji mabrur/mabrurah. "Haji mabrur bagi lelaki dan mabruroh bagi perempuan ditentukan selama melaksanakan ibadah dan paseahaji. Kalau setelah haji amalannya makin mantap insya Allah ia mabrur....
Ritual haji seperti ihram, tawaf, sai, wukuf, mabit, melontar jumrah, dan lainlain merupakan suatu hal penting. Namun, selain memahami syariatjemaah haji juga perlu memahami hal paling penting dari ibadah haji yakni hakikatnya. Ritual walau tidak boleh ditinggalkan, hanyalah wahana untuk tujuan haji yang sebenarnya. Banyak pelajaran dari ritual haji yang harus dipetik agar bisa mengantarkan menjadi haji mabrur dan mabrurah. Misalnya, melempar jumrah berarti tunduk kepada perintah Allah dan memusuhi syetan. Saat tawaf bermakna harus selalu dalam poras Allah di setiap perbuatan sembari mengharap keridaan-Nya.
Menurut Ustadz Badrudin melaksanakan ibadah haji bukan hanya mengadakan perjalanan fisik sampai ke Mekah dan Madinah. Namun, yang paling utama adalah perjalanan spiritual yang nantinya akan diimplementasikan setelah pulang dari ibadah hajL Ibadah penuh dengan
7
makna dan hakikat perjalanan manusia yang amat sayangkan jika tidak ditindaklanjuti setelah kembali ke tanah air. Oi kalangan jemaah haji, menurut Ustadz Badrudin, terdapat dua istilah yakni haji "mabrur" dan haji "mabur" atau haji mardud. Menurutnya haji mabrur amal-amalnya setelah pulang dari haji semakin baik dan bertambah baik ritual maupun sosialnya. Namun, haji "mabur" atau hanya terbang ke tanah suci berbanding terbalik 180 derajat dengan haji mabrur sehingga kinerja amal-amalnya juga menurun, karena niat awal sudah salah sekadar berwisata, berbelanja, ingin dipuji, atau menjaga gengsi. (www.pikiran-rakyat.comlcetakl2006101200611611101.htm)
Ibadah haji juga merupakan suatu pelatihan bagi manusia lmtuk bisa menjadi manusia yang lebih baik, memiliki perilaku yang sesuai dengan al-Our'an dan hadist. Memang tidak selalu bisa dilihat dari perilaku para jamaah haji yang sudah melaksanakan ibadah haji, karena sebagian dari mereka yang sudah mendapatkan gelar hajinya tidak menampakkan perilaku yang seharusnya menjadi lebih baik hal ini mungkin disebabkan oleh motivasi yang keliru pada mereka waktu pergi berhaji sehingga mereka tidak dapat mengambil hikmah dari pelaksanaan ibadah haji tersebut, biasanya orang yang telah melaksanakan ibadah haji itu memiliki perilaku yang lebih baik dari sebelumnya karena dalam kaitannya dengan sikap keagamaan merajuk pada teori pertimbangan sosial melihat perubahan sikap dari pendekatan sosial.
8
Menurut teori pertimbangan sosial perubahan sikap ditentukan oleh faktor internal yang berupa persepsi sosial, posisi sosial dan proses belajar sosial, sedangkan faktor eksternal terdiri atas faktor penguatan, komunikasi persuasif dan harapan yang diinginkan.
Perubahan sikap menu rut teori pertimbangan sosial ditentukan oleh keputusan-keputusan sosial sebagai hasH interaksi faktor internal dan eksternal, maka tak jarang dari mereka yang sudah melaksanakan ibadah haji, perilaku mereka menjadi lebih baik dan bijaksana dan lebih meningkatkan perilaku prososial di lingkungannya, akan tetapi ada sebagian dari mereka berperilaku sebaliknya, artinya adanya realitas sosial yang menunjukan bahwa tidak sedikit umat Islam yang telah melaksanakan ibadah haji, tetapi belum mampu merefleksikan pola perilaku yang baik dalam kehidupan pribadi dan sosialnya terutama dalam perilaku prososial, seperti contoh kasus yang ditemui oleh peneliti adanya beberapa haji yang ditemuinya cenderung mementingkan diri sendiri dan tidak mencerminkan sebagaimana mestinya, akan tetapi kebalikannya lebih bersikap kikir dan menarik diri dari interaksi sosialnya. Hal inilah yang mendorong penulis untuk meneliti bagaimanakah "Perbandingan perilaku prososial antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu Majelis Ta'lim"
9
1.2. Identifikasi Masalah Latar belakang yang dikemukakan oleh peneliti merupakan paparan dari fenomena-fenomena yang terjadi dan merupakan landasan mengapa peneliti ingin melakukan penelitian mengenai tema tersebut. Untuk mempertajam, kiranya peneliti perlu melakukan pembatasan atau perumusan masalah yang dikerucutkan dalam judul "Perbandingan perilaku prososial antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu Majelis ta'lim " judul penelitian tersebut dijabarkan kedalam suatu permasalahan penelitian, teridentifikasi yaitu : 1. Bagaimanakah perbandingan perilaku prososial ibu-ibu Majelis Ta'jim yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum melaksanakan ibadah haji ? 2. Apakah ada perbedaan perilaku prososial terhadap ibu-ibu Majelis Ta'lim yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum melaksanakan ibadah haji?
1.3. Pembatasan Masalah Masalah utama dalam penelitian ini adalah perbandingan perilaku prososial antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibuibu Majelis ta'lim. Penulis memilih majelis ta'lim sebagai tempat penelitian karena tempat tersebut merupakan wadah berkumpulnya orang-orang
10
muslim yang telah melaksanakan ibadah haji maupun yang belum untuk mendapatkan pengajaran agama Islam.
Pada penelitian ini, pembahasan yang akan diteliti oleh penulis memiliki istilah-istilah yang perlu dibatasi pengertiannya, yaitu sebagai berikut : a. Perilaku Prososial yang dimaksud adalah perilaku prososial yang digunakan dalam penelitian ini adalah definisi menurut Wispe (1972), yaitu bahwa perilaku prososial merupakan segala bentuk tindakan atau perilaku yang memiliki konsekuensi positif, yaitu perilaku yang memberikan keuntungan serta manfaat bagi orang atau kelompok lain, yang dilakukan tanpa mengharapkan imbalan atau keuntungan apapun tanpa memperdulikan motif-motif sipenolong yang diwujudkan dalam pemberian bantuan fisik maupun psikis, dimana dalam perilaku tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku prososial yang dilihat dalam bentuk empati, kerja sama, berderma, membantu dan altruisme.
b. Haji adalah sengaja berkunjung kerumah Allah untuk melakukan ibadah yang sudah ditentukan, adapun haji yang dimaksud dalam penelitian ini adalah umat islam yang telah melaksanakan rukun Islam yang kelima yaitu berhaji dan diharapkan menjadi haji yang mabrur sesuai dengan pengertian haji mabrur menurut Nurcholoish Majid (1997) dengan indikasi menjadi manusia yang baik, jangkauan amal ibadahnya jauh kedepan dan berdimensi sosial.
11
1.4. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : "Apakah ada perbedaan perilaku prososial antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada Ibu-ibu Majelis Ta'lim, serta bagaimana perbandingannya ?"
1.5. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data serta untuk mengetahui gambaran tentang bagaimana perbedaan perilaku prososial antara yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum melaksanakan ibadah haji apabila ditinjau dari indikator-indikator perilaku prososial meliputi simpati, kerjasama, membantu, berderma, dan altruis.
Secara teoritis manfaat penelitian ini untuk menambah khasanah i1mu pengetahuan dalam bidang psikologi khususnya psikologi sosial yaitu tentang perilaku prososial juga mengenai teori haji itu sendirL Sedangkan secara praktis, yaitu dapat mengaplikasikan teori yang sudah ada dan dapat memotivasi seseorang untuk lebih meningkatkan perilaku prososial terutama bagi orang yang sudah melaksanakan ibadah hajL
12
1.6. Sistematika Penulisan Dalam Skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu :
BAB I
: Pendahuluan memuat tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, juga sistematika penulisan.
BAB II : Membahas kajian teoritis tentang pengertian perilaku prososial, bentuk-bentuk perilaku prososial, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku prososial, tahapan perilaku prososial, pengertian haji, rukun, syarat dan wajib haji, hikmah haji, pola dan bentuk-bentuk kepribadian haji, makna haji dalam kehidupan sosial, Kerangka berpikir serta hipotesis penelitian.
BAS III: Metodologi penelilian yang meliputi jenis penelitian, pendekatan dan metode penelitian, pengambilan sampel, populai dan sampel, tehnik pengambilan sampel, devinisi operasional variabel, pengumpulan data, subjek penelitian, metode dan instrument penelitian, tehnik uji instrument, tehnik analisa data, prosedur penelitian.
BAB IV: Hasil penelitian yang terdiri dari gambaran umum sampel, hasil uji coba instrument penelitian, hasil uji validitas, hasil uji reliabilitas, uji persyaratan, hasil penelitian atau uji hipotesis.
BAB V: Penutup, yang terdiri dari kesimpulan, diskusi dan saran.
BAB2
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Perilaku Prososial 2.1.1. Pengertian Perilaku Prososial Manusia adalah makhluk sosial yang mana saling membutuhkan satu dengan yang lain, dan adanya tolong menolong antar sesama. Tetapi apa yang membuat seseorang menolong orang lain? Apa yang membuat mereka baik hati, ramah, merasa kasihan dan peduli terhadap kebutuhan-kebutuhan orang lain? Alasan mengapa seseorang mau berperilaku demikian, Mussen dan Eisenberg mengatakan bahwa hal tersebut disebabkan adanya perilaku prososial.
Menurut David 0 Sears (1991), perilaku prososial meliputi segala bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si penolong. Sedangkan Myners mengatakan bahwa perilaku prososial merupakan hasrat untuk menolong orang lain, tanpa memikirkan kepentingan sendiri (Sarlito, 1997).
13
14
Feldman, (1985) mengatakan bahwa "Helping or prosocial behavior is
behavior that benefits other people". Menolong atau perilaku prososial adalah perilaku yang menguntungkan orang lain. Dalam menolong, pertama kali harus mengenal orang yang ditolongnya, kejadian atau situasi yang memungkinkan untuk memberikan pertolongan, kemudian mereka harus memperkirakan tanggung jawab yang mesti diambil serta memutuskan bentuk pertolongan yang harus mereka berikan.
Sejalan dengan definisi mereka, Staub ( 1978) mengemukakan bahwa
"prosocial behavior is simply defined as behavior that benefits other people". Perilaku prososial secara sederhana didefinisikan sebagai perilaku yang menguntungkan orang lain.
Baron & Byrne (1974) mengatakan bahwa "prosocial behavior is action that
benefits others but have no obvious benefit for the person carrying them out, and which sometimes involve risk for the prosocial person". Perilaku prososial adalah perilaku yang menguntungkan orang lain, namun tidak mempunyai keuntungan yang jelas bagi orang yang melakukannya dan terkadang justru menimbulkan resiko bagi pelakunya.
15
Sedangkan menurut Stang and Wrightsman, (1981) dalam Raven & Rubin, Prosocial behavior is defined as voluntary behavior performed with the intention of benefiting another person or group of persons. Perilaku prososial
di definisikan sebagai perilaku sukarela yang ditampilkan dengan kecenderungan untuk memberikan manfaat atau keuntungan kepada orang lain atau kelompok.
Wispe (1972) dalam Vaughan berpendapat bahwa "Defined prosocial behaviour as behaviour that has positive social consequences and contributes to the physical or psychological wellbeing of another person".
Definisi perilaku prososial merupakan segala bentuk perilaku yang mempunyai konsekuensi positive yang diwujudkan dalam bentuk pemberian bantuan fisik maupun psikis terhadap orang lain.
Berdasarkan dari pengertian-pengertian perilaku prososial diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku prososial merupakan segala bentuk perilaku yang memberikan keuntungan dan manfaat bagi orang atau kelompok lain yang diwujudkan dalam bentuk pemberian bantuan fisik maupun psikis dan dilakukan tanpa mengharapkan keuntungan atau imbalan apapun serta tanpa memperdulikan motif-motif sipenolong dan perilaku tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat.
16
2.1.2. Bentuk-bentuk Perilaku Prososial Perilaku prososial merupakan perilaku yang memberikan keuntungan bagi orang lain. Menurut Wispe dalam Zanden (1984), perilaku prososial meliputi berbagai bentuk, antara lain : 1. Empati Perilaku yang didasarkan atas perasaan positif terhadap orang lain, sikap peduli, serta ikut merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain. Menurut Duan (2000) dalam Robert (2004) Empati meliputi komponen afektif maupun kognitif. Secara afektif orang yang berempati merasakan yang orang lain rasakan, secara kognitif, orang yang berempati memahami apa yang orang lain rasakan dan mengapa.
Menurut Schlenker & Britt (2001) dalam Robert (2004) Menolong orang lain dan ditolong oleh orang lain jelas rneningkatkan kesempatan bagi orang untuk dapat bertahan dan bereproduksi. Komponen afektif dari empati juga termasuk merasa simpatik, tidak hanya merasakan penderitaan orang lain tetapi juga rnengekspresikan kepedulian dan mencoba rnelakukan sesuatu untuk rneringankan penderitaan mereka. Misalnya, individu yang memiliki empati tinggi lebih termotivasi untuk menolong seorang ternan daripada mereka yang memiliki empati rendah.
17
2. Cooperation (kerja sarna) Kerjasarna diartikan bahwa setiap orang mampu dan ingin bekerja sama dengan orang lain, meski bukan keuntungan bersama. Baron & Byrne menjelaskan bahwa kerjasama adalah perilaku dimana kelompok bekerja secara bersama-sama untuk mendapatkan tujuan yang sama ( Baron dkk,2005).
Kerjasama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-groupnya) dan kelompok lainnya (merupakan outgroupnya). Kerjasama mungkin akan bertambah apabila ada bahaya luar yang mengancam atau tindakan-tindakan yang rnenyinggung kesetiaan yang telah tertanam didalam kelompok, dalam diri seseorang.
Kerjasama dapat bersifat agresif apabila kelompok dalam jangka waktu lama mengalami kekecewaan sebagai akibat perasaan tidak puas karena keinginan-keinginan pokoknya tidak dapat terpenuhi oleh karena adanya rintangan-rintangan yang bersumber dari luar kelompok itu. Keadaan tersebut dapat menjadi lebih tajam apabila kelompok demikian merasa tersinggung atau dirugikan (Soekanto,1995)
18
Marvin E Shaw (1981) menyarankan penggunaan definisi kerjasama dari M. Deustch yang mendasarkan definisinya dari tujuan dalam kelompok kecil yang berbunyi : " A cooperative social situation was defined as one in which the oal regions of individual group members are such that if a goal region is entered by any given individual, all other group member are facilitated in reaching their respective regions"
Sebuah situasi sosial yang kooperatif didefinisikan sebagai sebuah situasi dimana wilayah tujuan dari setiap anggota kelompok sedemikian rupa sehingga bila wilayah tujuan itu dimasuki oleh individu manapun, semua anggota kelompok yang lain terfasilitasi dalam pencapaian wilayah tujuan mereka masing-masing.
Situasi kerjasama dalam suatu kelompok, dapat dikatakan bahwa tujuan dari kelompok itu homogen, setiap anggota menginginkan hal yang sama. Saat anggota dari sebuah kelompok menyetujui sebuah tujuan dan ke~asama
untuk mencapai goal tersebut, mereka lebih tertarik satu
dengan yang lain, lebih tidak hostile dan lebih menunjukan keakraban dan keramahan satu dengan yang lain, menjadi lebih kooperatif dalam diskusi kelompok, bertingkah laku lebih positif terhadap kontribusi anggota lainnya dan secara umum, bertingkah laku positif terhadap kelompok (Shaw, 1981)
19
3. Helping (Membantu) Yang dimaksud dengan helping atau menolong adalah : "...helping which we will define as an action that has the consequences of providing some benefit to or improving the well-being of another person "(Schroederet,al., 1995)
Suatu tindakan tetap dapat dikategorikan sebagai menolong atau helping selama terjadi perbaikan kesejahteraan pada seseorang yang dilakukan oleh orang lain (seperti memberi hadiah, membantu menyelesaikan tugas). Bentuk menolong sendiri dapat dibedakan atas beberapa macam mulai dari tindakan yang hanya memerlukan pengorbanan paling kedI atau mudah dilakukan, seperti memberitahukan jam pada orang lain yang bertanya memberikan bantuan kepada organisasi sosial; sampai dengan tindakan yang memerlukan pengorbanan yang lebih besar.
Staub (1978) mengatakan bahwa helping atau menolong tersebut dapat diklasifikasikan menurut derajat pengorbanan dan resiko sipenolong (cost to the actor) atau derajat keuntungan dan manfaat yang dirasakan sipenerima (utility for recipient). Helping adalah perilaku mengambil bagian atau membantu urusan orang lain sehingga orang tersebut dapat mencapai tujuannya.
20
4. Donating (Berderma) Merupakan perilaku memberikan hadiah atau sumbangan kepada orang lain, biasanya berupa amal. Dalam kamus besar bahasa Indonesia berderma adalah pemberian (kepada fakir miskin, dsb) atas dasar kemurahan hati; bantuan uang dsb (kepada perkumpulan sosial dsb)
5. Altruisme (Suka Menolong) Mengambil bagian untuk menolong orang lain yang dilakukan tanpa pamrih dan biasanya dalam bentuk menyelamatkan orang lain dari ancaman bahaya.
Konsep altruisme sangat dekat dengan konsep perilaku menolong . Macaulay & Berkowitz (dalam Schroeder, 1995) mendefinisikan Altruisme sebagai pertolongan yang diberikan seseorang kepada orang lain tanpa mengharapkan rewards dari sumber-sumber luar. Definisi yang senada di kemukakan oleh Myers (dalam schroeder, 1995), yaitu kepedulian dan pertolongan yang diberikan kepada orang lain tanpa pamrih.
Dalam Webster's new word dictionary (dalam Wrightsman, 1997), altruisme didefinisikan sebagai kepedulian terhadap kesejahteraan orang
21
lain tanpa mementingkan diri sendiri. Menurut Severy (dalam Wrightsman, 1997) esensi dari altruisme adalah motivasi untuk menolong yang didasari oleh penyebab sederhana, yaitu karena seorang individu melihat bahwa orang lain membutuhkan pertolongan. Kail & Cavanough (2000) mengemukakan bahwa altruisme merupakan perilaku yang dikendalikan oleh perasaan bertanggung jawab terhadap orang lain, misalnya menolong dan berbagi.
Daniel Batson (dalam Schroeder, 1995) mengemukakan bahwa untuk membedakan antara perilaku menolong dan altruisme kita harus berfokus pada motivasi yang melandasi perilaku tersebut bukan pada konsekuensi yang muncul dari perilaku tersebut. motivasi yang melandasi perilaku menolong adalah motivasi yang dilandasi oleh egoistic concerns, contohnya , jika aku menolong orang lain sedangkan motivasi yang melandasi altruisme adalah keinginan untuk meningkatkan kesejahtraan orang lain. Dalam altruisme, seseorang kadang tidak peduli dengan pengorbanan yang harus ia lakukan demi menolong orang lain.
2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Prososial Teori yang digunakan untuk menjelaskan mengenai perkembangan tingkah laku prososial, adalah teori belajar. Pedekatan belajar memfokuskan diri pada
22
prinsip-prinsip belajar dengan menitik beratkan pada peranan reinforcement, hadiah, hukuman dan adanya model. Pokok pikiran yang terpenting pada teori ini adalah tingkah laku itu ditentukan oleh apa yang telah dipelajari sebelumya. Pada situasi tertentu seseorang cenderung akan bertingkah laku tertentu sebagai suatu kebiasaan dan apabila menghadapi situasi yang sama cenderung akan bertingkah laku seperti kebiasaan tersebut.
Menurut pendekatan belajar, tingkah laku prososial sebagaimana halnya tingkah laku lain sifatnya dapat dipelajari. Untuk mengajarkan tingkah laku prososial Watson (1984) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan yaitu, (1) adanya instruksi untuk berbuat baik (2) adanya model (3) Penguat apabila tingkah laku ditampilkan (4) Atribusi.
1. Efek dari adanya instruksi. Dengan mengatakan pada seorang anak mengenai tingkah laku apa yang harus ditampilkan, maka akan dapat mengarahkan tingkah laku, sehingga seseorang menjadi tahu tingkah laku apa yang harus ditampilkan, sehingga dikemudian hari apabila menghadapi situasi yang sama ia sudah tahu tingkah laku apa yang harus ditampilkan. Dengan demikian adanya instruksi untuk menolong orang lain, akan meningkatkan kemunculan tingkah laku menolong tersebut dikemudian hari.
23
2. Efek dari adanya model Pada waktu seseorang melihat orang lain menampilkan tingkah laku menolong, maka ia akan berusaha untuk menampilkan tingkah laku yang sarna dengan orang lain yang dilihatnya. Sejumlah studi yang telah dilakukan membuktikan akan adanya efek modelling ini. Hasil eksperiment dari Bryan dan test (1967) dalam Watson (1984) mendapatkan bahwa seseorang tergerak untuk ikut menyumbang kotak amal ketika melihat orang lain menyumbang.
3. Efek dari adanya penguat (reinforcement) Mekanisme dari adanya penguat ini adalah bahwa seseorang belajar tingkah laku tertentu karena dengan menampilkan tingkah laku itu ia akan mendapatkan sesuatu yang menyenangkan dan memuaskan. Pada waktu suatu tingkah laku mendapat penguat, maka tingkah laku cenderung diulang. Sebaliknya seseorang akan menghindarkan bertingkah laku tertentu karena tingkah laku tersebut selalu disertai sesuatu yang tidak menyenangkan.
4. Efek dari self atribution Seseorang dapat saja menampilkan tingkah laku menolong pada suatu situasi, namun agar tingkah laku menolongnya dapat terus tampi!, perlu adanya internalisasi konsep mengenai "penolong" dalam dirinya.
24
Watson (1984) menyatakan bahwa dengan mengembangkan 'self atribution' maka akan meningkatkan tingkah laku menolong. Seorang anak menyatakan pada dirinya sendiri bahwa "saya seorang yang baik hati", maka atribusi ini akan mengarahkan tingkah lakunya di lain waktu, bila la menghadapi situasi yang memungkinkannya untuk melakukan tingkah laku menolong, maka tingkah laku tersebut akan ditampilkan.
Menurut Sears, Freedmen dan Peplau (1994) mengatakan bahwa perilaku prososial dipengaruhi oleh karakteristik situasi, karakteristik penolong, dan karakteristik orang yang membutuhkan pertolongan. Faktor karakteristik situasional meliputi:
»
Kehadiran orang lain
»
Kondisi Iingkungan
»
Tekanan waktu
Sedangkan faktor karakteristik penolong meliputi:
» »
Suasana hati
»
Rasa bersalah
»
Distress diri dan rasa empatik
Faktor kepribadian
25
Sarlito Wirawan (1997) mengemukakan bahwa perilaku prososial dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar (eksternal) dan dari dalam (Internal). Faktor-faktor eksternal meliputi:
1. Kehadiran orang lain Merupakan faktor utama dan pertama, menurut penelitian psikologi sosial, yang berpengaruh pada perilaku menolong atau tidak menolong adalah adanya orang lain yang kebetulan ada bersama kita ditempat kejadian (by Standers). Semakin banyak orang lain, semakin kecil kecenderungan orang untuk menolong. Sebaliknya, orang yang sendirian cenderung lebih bersedia menolong.
2. Menolong jika orang lain menolong Sesuai dengan prinsip timbal balik dalam teori norma sosial, adanya seseorang yang sedang menolong orang lain akan memicu kita untuk juga ikut menolong.
3. Desakan waktu Biasanya orang-orang yang sibuk dan tergesa-gesa cenderung untuk tidak menolong, sedangkan orang yang santai lebih besar kemungkinannya untuk memberi pertolongan kepada yang memerlukannya.
26
4. Kemampuan yang dimiliki Jika orang merasa mampu, ia akan cenderung menolong, sedangkan kalau merasa tidak mampu ia tidak menolong.
Adapun faktor-faktor internal meliputi:
1. Perasaan Perasaan dalam diri seseorang dapat mempengaruhi perilaku menolong. Kurang ada konsistensi dalam hal pengaruh perasaan yang negative (sedih, murung, kecewa, dan sebagainya) terhadap perilaku menolong . pada anak-anak pengaruhnya adalah menghambat sedangkan pada orang dewasa mendorong perilaku menolong.
Menurut Cialidni & Kenrick (1976) dalam Sarlito Wirawan (1997), hal itu disebabkan orang dewasa sudah dapat merasakan manfaat dari perilaku menolong untuk mengurangi perasaan negative itu, sedangkan pada anak-anak belum ada kemampuan seperti itu. Akan tetapi, jika perasan negative terlalu mendalam, dampaknya pada orang dewasa adalah menghambat perilaku menolong . Orang dalam keadaaan depresi akut biasanya terlalu mencekam dengan dirinya sehingga tidak mau memikirkan orang lain ( Aderman & Berkowitz, 1983 dalam Sarlito wirawan,1997)
27
Disamping itu perasan positif (gembira, senang, bahagia) menunjukan hubungan yang lebih konsisten dengan perilaku menolong. Happy people are helpful people (orang yang senang hati adalah orang yang murah hati). Dalil ini berlaku untuk anak-anak maupun dewasa. Bahkan anak kecil pun sudah dapat memanfaatkan daHl ini, misalnya untuk meminta uang jajan, anak kedl menunggu sampai orang tuanya berwajah ceria agar permintaannya dikabulkan (Salovey, Myer & Rosenhan,1991 dalam Sarlito Wirawan, 1997)
Walaupun demikian, emosi positif pun kadang-kadang tidak memicu perilaku menolong. Oleh karena itu, emosi positif masih harus dikaitkan lagi dengan situasi di luar diri agar dapat memicu perilaku menolong, yaitu; ~
Kondisinya tidak terlalu berbahaya
~
Lebih banyak manfaat daripada kerugiannya
~
Ada yang mendorong untuk berperilaku menolong
2. Sifat
Jawaban terhadap pertanyaan tentang pribadi semacam ibu Theresa, yang mau membantu orang lain tanpa mengharapkan balasan sama sekali, kemungkinan adalah karena adanya sifat atau trait menolong (agentic dispotition) yang sudah tertanam dalam kepribadian orang yang bersangkutan (Guagano, 1995 dalam sarlito Wirawan, 1997).
28
Menurut Bierhoff, Klien & Kramp (1991) dalam Sarlito Wirawan (1997) menyatakan bahwa orang-orang yang perasa dan berempati tinggi dengan sendirinya lebih memikirkan orang lain dan karenanya lebih menolong. Demikian pula orang yang mempunyai pemantauan diri (Self
Monitoring) yang tinggi cenderung lebih penolong karena dengan menjadi penolong ia memperoleh penghargaan sosial yang lebih tinggi.
3. Agama Faktor agama ternyata juga dapat mempengaruhi perilaku menolong. Menurut Gallup (1984) dalam Sarlito Wirawan (1997), 12 % dari orang Amerika tergolong taat beragama dan diantara mereka 45 % membantu dalam pekerjaan sosial seperti, membantu anak-anak miskin, rumah sakit, orang jompo, sementara dikalangan yang tidak taat beragama persentase yang membantu hanya 22 %. Dari penelitian tersebut menandakan bahwa ketaatan dalam beragama memberikan keyakinan kepada seseorang tentang pentingnya menolong yang lemah seperti diajarkan oleh agama.
4. Jenis kelamin Dari pengamatan terhadap lebih dari 6300 orang pejalan kaki di Boston dan Cambridge, Amerika Serikat, ternyata 1,6 % menyumbang kepada peminta-minta jalanan. Di antara para penyumbang itu, laki-Iaki lebih banyak daripada perempuan (Goldberg, 1995 dalam Sarito Wirawan, 1997).
29
Sedangkan menurut Alice Eagly dan Maureen Crowley's (1986) dalam Franzoi (2003) mempelajari kembali meta-analisis dari 172 studi tingkah laku menolong menunjukan bahwa laki-Iaki dan wan ita memiliki perbedaan dalam kerelaan untuk mungkin melakukan perilaku prososial. Laki-Iaki umumnya lebih banyak membantu daripada wan ita, dan mereka lebih mungkin membantu orang asing daripada wanita.
Perbedaaan gender ini sangat besar ketika berada diantara orang banyak, ketika ada potensi bahaya dalam pertolongan dan ketika yang membutuhkan pertolongan itu wanita. Meskipun tampak banyak perbedaan yang nyata mereka lebih berperilaku prososial tanpa adanya rutinitas seperti memberikan bantuan kepada orang asing yang sedang menderita.
Kapan bentuk tingkah laku prososial seperti membantu teman memberikan perhatian kepada anak-anak, menurut penelitian wan ita urnumnya dalam hal ini lebih membantu dibanding pria, contohnya, wan ita lebih suka memberikan rasa sosialnya dan dukungan emosional kepada orang lain dan mereka lebih bersedia melayani atau merawat anak-anak dan kepada orang yang lebih tua, diantara anak-anak ada sedikit perbedaan dalam memberikan pertolongan dan sedikit perbedaan itu ditemukan indikasi bahwa anak perempuan memiliki kecenderungan
30
sedikit lebih memberikan pertolongan dibandingkan anak laki-Iaki (Eisenberg et al.,1996 dalam Franzoi, 2003).
Berdasarkan penemuan dari penelitian tersebut, kita dapat membuat dua kesimpulan sementara pertama, pria dan wanita memberikan pertolongan tetapi dalam jalan yang berbeda. Yang kedua, perbedaan ini akan lebih menyolok dari masa kecil ke masa dewasa dan lebih nyata lagi ketika peran gender itu menonjol, sesuai dengan nilai budaya dan adat istiadat bahwa anak laki-Iaki itu adalah penyelamat yang gagah berani yang lebih mungkin meletakan dirinya sendiri dalam bahaya ketika ada yang membutuhkan pertolongan dibanding wanita. Dipihak lain wanita lebih mungkin menyediakan waktu yang panjang untuk melibatkan empati dan merawat, ini sesuai dengan budaya gender wanita.
Perilaku prososial dapat dikatakan sebagai perilaku yang positif, karena memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi orang lain serta merupakan perilaku yang dilakukan secara sukarela dan demi kepentingan orang lain atau kelompok lain serta bukan sekedar alat untuk memuaskan motif pribadi sipelaku.
Adapun teori perilaku prososial yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang dikemukakan oleh Wispe (1997) dalam Vaughan (2005), yaitu
31
bahwa perilaku prososial merupakan segala bentuk tindakan atau perilaku yang memiliki konsekuensi positif, yaitu perilaku yang memberikan keuntungan serta manfaat bagi orang atau kelompok lain, yang dilakukan tanpa mengharapkan imbalan atau keuntungan apapun tanpa memperdulikan motif-motif si penolong yang diwujudkan dalam pemberian bantuan fisik maupu psikis, dimana dalam perilaku tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku prososial yang dilihat dalam bentuk empati, kerja sama, berderma, membantu dan altruisme.
2.1.4. Tahap-tahap Perilaku Prososial Latane dan Darley (1970) dalam Vaughan (2005) menggunakan Decision Model of helping. Dalam menjelaskan tingkah laku prososial , Latane dan Darley tidak melibatkan faktor emosi sebagai faktor yang berperan besar. Pada model ini yang paling berperan besar adalah keputusan dari orang yang berpotensi untuk melakukan pertolongan.
Teori ini menjelaskan bahwa perilaku menolong yang dilakukan oleh seseorang pada seseorang dalam situasi gawat (emergency) merupakan sebuah proses ini terdiri dari lima tahap decision making. Tahapan awal jika dilakukan akan berlanjut ketahap berikutnya hingga tahap terakhir agar
32
terjadi perilaku menolong. Jika salah satu tahap tidak terjadi maka perilaku menolong tidak akan dilakukan.
Tahap pertama yang dilakukan oleh orang yang melakukan pertolongan adalah menyadari bahwa suatu hal yang tidak biasa (unusual) sedang terjadi. Yang sering terjadi pada situasi sosial adalah kita setiap saat menerima stimulus berupa visual dan suara yang sedemikian banyaknya, sehingga tidak mungkin bagi kita untuk memperhatikan semua stimulus yang ada.
Pada tahap kedua, mereka menyadari bahwa sedang terjadi situasi emergency dan membutuhkan pertolongan. Pada tahap ini diperlukan keputusan untuk menentukan apakah situasi tidak biasa yang sedang terjadi tersebut membutuhkan pertolongan atau tidak.
Pada tahap ketiga ini setelah mereka mendefinisikan suatu situasi sebagai emergency, maka mereka menghentikan sampai seberapa besar mereka mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pertolongan. Jika seseorang merasa mempunyai tanggung jawab untuk menolong, maka pada tahap keempat adalah memutuskan untuk memberikan pertolongan. Tahap terakhir dari model ini adalah mengimplementasikan kemampuan yang ia punyai untuk melakukan pertolongan atau prososial action.
33
Bagan 1 The decision process in Latane & darley's Cognitive Model
1. Notice the emergency
~
No
Yes
2. Define it as emergencies
t
No
Do Not Help
Yes
3. Take Responsibility
t
Do Not Help
No
Do Not Help
Yes
1
4. Decide to help '11-.:..:Nc.::O-------+l Do Not Help Yes
.
5. Implement way to help
1
t
_-'N'-"o=--
I
, ~~I~o~
I
2.2. Ibadah Haji 2.2.1. Pengertian Haji Ibadah haji kelima. Tidak semua oran!l. adalah ibadah rukun Islam yang . melakukannya, karena dalam ibadah haji membutuhkan kekuatan fisik selain itu pula membutuhkan dana yang cukup besar, terutama bagi orang-orang yang cukup jauh dari Makkah. Oleh sebab itu Allah hanya memerintahkan
34
dan mewajibkan bagi mereka yang mampu. Sedemikian besar nilai ibadah haji, maka jika dilaksanakan tanpa keikhlasan seperti meneari popularitas atau karena motif tertentu, maka akan sia-sia.
Dilihat dari segi bahasa (etimologi), kata haji berasal dari bahasa Arab yang artinya mengalahkan dengan hujjah atau alasan. Sedangkan menurut istilah (terminologi) ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya Sayid Sabiq (1996), haji adalah mengunjungi Makkah untuk mengerjakan ibadah thawaf , sa'i, wukuf di Arafah dan ibadah-ibadah lain demi memenuhi perintah Allah dan mengharap keridhaanNya.
Menurut Farid Ishaq, seeara etimologi haji atau "al hajj" dalam bahasa Arab berarti menyengaja berziarah. Sedangkan dalam pengertian terminologi haji adalah kepergian ke Makkah (baitullah) pada waktu-waktu tertentu untuk melaksanakan bentuk-bentuk ibadah tertentu pula semata-mata karena Allah SWT (Farid,1997).
Sedangkan menurut Muhammad Bagir AI-Habsyi (1999), menyatakan bahwa haji (dalam bahasa Indonesia) berasal dan bahasa Arab, Hajj atau Hijj yang berarti menuju atau mengunjungi sesuatu (Biasanya digunakan untuk ka'bah dan sekitamya di kota Makkah untuk mengerjakan ibadah thawaf, Sa'i, wukuf
35
di Arafah dan lain sebagainya), semata-mata demi melaksanakan perintah Allah dan mencari keridhaanNya.
Sedangkan pengertian haji secara terminologi yakni mengunjungi tempattempat tertentu yang dihormati dengan tujuan mendekatkan diri kepada Tuhan yang disembah telah ada sebagai tradisi umat manusia sejak dahulu kala. Sebagaimana firman Allah dalam surat ai-Hajj: 27
Artinya: "Dan berserulah kepada manusia untuk mengefjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan befjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus (Unta yang kurus menggambarkan jauh dan sukamya yang ditempuh oleh jemaah haji) yang datang dali segenap penjuru yang jauh" (AI-Hajj: 27)
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan ibadah haji adalah bersengaja berkunjung ke Baitullah untuk melaksanakan semua rangkaian ibadah haji yang telah ditetapkan seperti Ihram, wukuf, thawaf, sa'i, tahallul dan ibadah haji lainnya pada waktu tertentu. Semua amalan tersebut dilakukan dengan urutan tertentu semata-mata karena Allah dan mengharapkan ridhoNya.
36
2.2.2. Rukun, Syarat dan Wajib Haji Adapun rukun-rukun haji adalah: 1.
Ihram, yaitu niat untuk mengerjakan haji atau umrah dengan memakai pakaian yang tidak berjahit untuk pria, sedangkan wanita boleh memakai pakaian apa saja yang bisa menutupi aurat sesuai dengan ketentuan syariat Islam.
2.
Wukuf di Padang Arafah, yaitu berdiam di arafah, ditentukan yaitu mulai dari tergelincir matahari pada tanggal 9 Zulhijjah sampai terbit fajar pada tanggal10 Zulhijah.
2.
Thawaf, yaitu mengelilingi kabah sebanyak tujuh kali putaran berlawanan dengan arah putaran jam.
3.
Sa'i, yaitu berjalan atau berlari keeil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali.
4.
Tahallul, yaitu, bereukur atau menggunting rambut untuk mengakhiri proses ibadah haji atau umrah.
5.
Tertib, yaitu mengerjakan seluruh rangkaian haji seeara berurutan Syarat Wajib Ibadah Haji
Adapun Syarat-syarat wajib haji : 1. Islam
2. Baligh 3. Berakal sehat 4. Merdeka
37
5. Mempunyai kesanggupan untuk melakukannya
6. Bagi wanita yang hendak melaksanakan ibadah haji hendaknya bersama-sama mahramnya atau suaminya atau wanita yang dipercayainya.
Wajib Ibadah Haji 1. Mengenakan pakaian ihram dari Miqat, dipakai terus hingga pelaksanaan haji selesai . 2. Bermalam di Mudzdalifah 3. Melempar Jumrah Aqobah pada tanggal 10 Dzulhijjah 4. Melontar tiga jumrah, yaitu Jumratul ula, Wustha dan Aqobah yaitu pada tanggal 11, 12,13 Dzulhijjah 5. Bermalam di Mina sebelum melakukan Jumrah 6. Thawaf Wada' yaitu thawaf perpisahan ketika akan meninggalkan kota mekah 7. Menghindari segala yang diharamkan dalam ihram, menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang oleh Syara'.
2.2.3. Hikmah Haji Menurut M. Ali Hasan (2001) hikmah dalam melaksanakan ibadah haji diantaranya : 1. Membina dan memupuk Persatuan umat Islam
38
2. Menghapus dosa, sebagaimana sabda rosullullah :
Artinya: "Siapa saja yang menunaikan ibadah haji, sedangkan dia tidak berkata kotor (bercampur dengan istri), dan tidak berbuat maksiat, maka dia kembali (suci), seperti dia dilahirkan oleh ibunya" (H.R Bukhari dan Muslim)
3. Meningkatkan semangat juang Oihad) Jihad dalam Islam atau memperjuangkan agama nilainya sangat tinggi dan tidak semua orang dapat be~ihad dimedan perang. Tetapi ada amal yang bernilai jihad diantaranya menunaikan ibadah haji. Sebagaimana sabda nabi:
Artinya: ''Jihad orangtua, orang lemah dan wanita adalah haji" ( HR. Nasai)
Aisyah juga pernah bertanya kepada Rosullullah: "Ya Rosul/ul/ah anda berpendapat bahwa jihad itu adalah amalan yang paling utama, apakah kami para wanita tidak boleh betjihad?" Rosul/ulah menjawab;
Artinya: "Jihad yang paling utama untuk anda para wanita) adalah haji mabrur (makbul)" (HR. Bukhari dan Muslim) Dari hadist-hadisi diatas dapat dipahami bahwa haji mabrur itu sarna nilaiya dengan jihad.
39
4. Mendapatkan kehormatan sebagai tamu Allah Para jamaah haji dan umroh di tanah suci, sebagai tamu Allah dilayani dan disantuni. Pelayanan dan santunan terhadap jamaah haji dan umroh adalah, bila mereka berdoa dikabulkan dan bila memohon ampun akan diampuni, sebagaimana sabda Rasulullah SAW.: "
01).» ~
__ ...
/J- ~J~l;"1 ,....
....
0)"
(>
..-:
(>
J:
(>
0[J ;. 6!b:-1 ~y.; 01.... ,.illl ~) )':.:JI) EJI ... ,..,
....
(4.J:_? <.J!I) 0~ <.J!I) JWI Artinya: "Para jemaah haji dan umroh itu adalah tamu Allah, jika mereka berooa Allah kabulkan dan jika mereka memohon ampun, Allah mengampuni mereka" (H.R. Nasai, Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah).
5. Mengadakan hubungan antara Bangsa Jamaah haji yang datang dari berbagai penjuru dunia, yang berbeda ras, bahasa, adapt istiadat dan perbedaan-perbedaan lainnya, di tanah suci disatukan oleh akidah yang sama dihubungkan oleh tali agama Islam. Pada saat sampai ke tanah suci, yang menjadi tugas pokok adalah ibadah haji, disamping itu terbawa serta pula persoalan lain seperti menjalin hubungan dagang, diplomatik, persahabatan antar sesama pemimpin dan kegiatan-kegiatan lain, walaupun tidak secara resmi. Hal ini dibenarkan oleh agama, sebagaimana FIrman Allah:
40
Artinya: Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfa'at bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang temak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir. (Q.S. Alhali 27-28)
6. Menempati surga sebagai balasan amal Menunaikan ibadah haji adalah merupakan kewajiban bagi orang yang mampu dan memenuhi syarat, tapi dalam pandangan Allah, ibadah itu mempunyai nilai tinggi dan akan dibalas dengan surga. Berkenaan dengan ini Rosulullah bersabda: ... '"
4'
./
4.J
4
...
,.....
4
D
0\.,.>)> ~\ 'Yl ~~;\l ~j~\ ~IJ ,1: 4;;: \:l ttb'~:~\ Jl t,.:~\ /
/
/
~~.Jl.S.>~\ Artinya: "Dan satu umrah keumrah berikutnya, dapat menghapus dosa dan haji mabrur itu balasannya surga" ( H.R. Bukhari dan Muslim).
41
2.2.4. Pola dan Bentuk- bentuk Kepribadian Haji Menurut Abdul Mujib ( 2006) bahwa Kepribadian haji dapat dibentuk melalui dua pola: pertama, pola umum, yaitu pola yang diambil dari ayat-ayat alOur'an serta hadist- hadist Nabi Saw yang membahas tentang haji. Pola ini bersifat umum yang lazimnya membahas mengenai motivasi dan balasan bagi orang yang melakukan ibadah haji; kedua, pola khusus, yaitu yang diambil dari hikmah dalam melaksanakan rukun, wajb dan sunnah haji. masing-masing bagian haji tersebut memiliki hikmah dalam kehidupan manusia, karena itu menjadi miniatur perilaku manusia dari masa lalu, masa kini dan masa mendatang.
Bentuk-bentuk kepribadian haji dari pola umum diantaranya adalah : 1. Kepribadaian tauhidi, yaitu kepribadian yang utuh dalam memenuhi panggilan Allah Swt, yang diwujudkan dalam bacaan talbiyah dan menyengaja menuju ke Ka'bah. Bacaan talbiyah (Iabbayka Allahumma labbyk) merupakan ungkapan ketundukan dan ketaatan kepada sang
Khalik dengan penuh kesadaran dan kekhusyuan, bukan tunduk dan patuh pada aturan selain-Nya.
2. Kepribadian mujahid, yaitu orang yang berjihad dengan cara berperang dan berkorban secara sungguh-sungguh demi mendapatkan ridho Allah
42
Swt. Bentuk jihadnya adalah mengeluarkan harta benda untuk biaya haji; meninggalkan tanah air, keluarga, status, jabatan; menguras tenaga fisik dan psikis dalam menjalankan ibadah yang penuh resiko; dan melawan hawa nafsu dan setan. Sabda Nabi Saw "sebaik-baik jihad adalah hajj". (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah)
3. Kepribadian yang suei dan fitri, karena dalam ibadah tersebut menghapus
nuktah saudah (titik hitam) dalam jiwanya. Dalam haji dilarang berbieara yang kotor dan kasar, berdebat, marah, egois dan sombong. Semua perilaku batin yang buruk tersebut mengakibatkan hilangnya kesueian jjwa manusia. Hajj merupakan wahana untuk pembersihan semua kotoran jjwa tersebut. Karena itulah Nabi Saw bersabda: "Barang siapa yang
melakukan haji karena Allah tanpa disertai dengan perbuatan yang buruk dan dosa maka ia pulang seperti baru dilahirkan dari perut ibunya. " (HR al-Bukhari dari Abu Hurairah)
4. Keprjbadian yang sukses, karena telah melewati segala rintangan, tantangan dan resiko yang berat dalam mensyiarkan agama Allah. Kesuksesan dalam hajj karena dilandasj oleh ketakwaan hati yang utuh. Firman Allah Swt: Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa
mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. (OS AI-Hajj: 32). Mereka yang sukses dalam haji diberi
43
imbalan yang istimewa, yakni surga. Sabda Nabi Saw:" Tiada imba/an yang pantas bagi haji mabrur kecuali sUfya"(HR.al-Turmudzi dari ibn Mas'ud)
Bentuk-bentuk kepribadian haji dari pola khusus, yang bersumber dari rukun, wajib dan sunnah haji diantaranya sebagai berikut: 1. Kepribadian muhrim (yang ihram), yaitu kepribadian yang mengharamkan atau menahan diri terhadap perilaku yang dilarang, demi persatuan dan kesamaan derajat antar sesama manusia dan merendahkan diri (tawadhuJ di hadapan Allah. Dalam kepribadian muhrim menghendaki adanya kesamaan derajat tanpa menonjolkan perbedaan status, jabatan, etnis, dan golongan, antara yang kaya dan yang miskin menjadi satu, tanpa adanya atribut yang menonjol seperti wewangian.
Persaudaraan terlihat, termasuk kepada hewan dan tumbuh-tumbuhan karena semuanya adalah makhluk-Nya yang satu sarna lain saling membutuhkan. Kepribadian muhrim mengikat diri untuk tidak melakukan kesalahan dan melanggar larangan dalam masa (miqat zamani) dan tempat (miqat makani) tertentu. Berpakaian ihram bagi jemaah haji hikmahnya adalah bahwasanya kita meninggalkan perhiasan dunia yang sifatnya sementara. Mengenakan pakaian ihram memiliki arti dari sisi mentalitas pribadi dan hubungan sosial.
44
Dari sisi mentalitas, pakaian ihram adalah simbol dari fitrah. Ihram melambangkan kemerdekaan dan pembebasan dari belenggubelenggu. Seperti belenggu prasangka negatif, belenggu prinsip hidup selain dari Allah, belenggu yang terbentuk dari pengalaman-pengalaman, belenggu kepentingan, belenggu sudut pandang yang subjektif, belenggu pembanding yang tidak objektif dan belenggu buku bacaan, IiteraturIiteratur terkini yang terbatas. Apabila seseorang sudah menggenakan pakaian ihram, artinya ia sudah merdeka, sehingga telah memiliki kembali fitrahnya. (Ary Ginanjar, 2001).
2. Kepribadian Thawif (yang thawaf), yaitu kepribadian yang hanya menuju kepada Allah Swt dengan cara beputar tujuh kali. Dalam thawaf selalu melihat ka'bah yang merupakan wujud keutuhan orientasi hiciup semua umat Islam menuju satu tujuan, simbol ketauhidan dalam Islam, sambil mengucapkan zikir dan doa kepada-Nya. Dalam thawaf juga disunahkan mencium Hajar Aswad (batu hitam), dan berdoa pada tempat-tempat mustajabah (terkabul) doanya, seperti Hijr Ismail, MUltazam dan maqom Ibrahim.
Thawaf merupakan suatu langkah fisik untuk mengelilingi ka'bah. Mengelilingi ka'bah melambangkan kegiatan manusia yang tiada henti. Thawaf adalah suatu bentuk pelatihan fisik hikmah yang dapat diambil
45
adalah suatu bentuk pelatihan untuk mempertajam prinsip keimanan yang dibangun melalui pelatihan fisik (Ary Ginanjar, 2001).
1. Kepribadian Waqif (yang Wukuf), yaitu kepribadian yang menghentikan seluruh kegiatan duniawi dalam waktu sesaat, keeuali hanya menunaikan shalat, berzikir dan berdoa kepada Allah, dengan harapan agar mereka terbebas dari belenggu hawa nafsu dan materi. Kepribadian ini menjadi suei karena dosa- dosanya diampuni dan dibebaskan dari api neraka (HR. Muslim dari Aisyah).
2. Kepribadian sa'i (yang sa'i), yaitu kepribadian yang selalu bekerja keras, dengan lari-Iari keell, dalam meneapai suatu tujuan, seperti bekerja meneClri nafkah (meneari air zam-zam untuk diminum di musim kemarau) dalam menghidupi did dan keluarga tanpa merasa kelelahan. Kepribadian ini mengingatkan akan kasih sayang seorang ibu (Siti Hajar istri Nabi Ibrahim) dalam merawat dan memelihara anaknya (Ismail), sekalipun ia ditinggal berdakwah oleh suaminya. Hikmah yang dapat diambil dalam
sa'j adalah perjuangan hidup, sebuah pencarian, perjuangan fisik yaitu gerakan yang memiliki tujuan yang digambarkan dengan berlari-Iari keeil dan bergegas (Rusli, 2001).
46
5. Kepribadian mutahallil (yang tahallul). yaitu kepribadian yang tidak melakukan sesuatu kecuali yang dihalalkan melakukannya. Untuk mencapai kehalalan diperlukan adanya pengorbanan dengan mencukur beberapa helai rambut. sebab rambut merupakan mahkota seseorang. Tanpa pengorbanan baik berupa harta, pikiran bahkan jabatan-sesuatu tidak memiliki nilai lebih.
6. Kepribadian yang mandiri dan siap susah dengan cara mabit (bermalam), baik di Muzdalifah maupun di Mina. Pada mabit ini seseorang ditempah pada tempat, keadaan. sarana dan peralatan seadanya. Cuaca terasa sangat dingin. kekuatan fisik melemah bahkan tempat tidur dan makan seadaanya. Bagi mereka yang terbiasa hidup enak dan dilayani, mabit merupakan bagian haji yang tersulit
7. Kepribadian yang selalu membuang dan memerangi setan, baik setan yang ada dalam dirinya (hawa nafsu) maupun setan melalui melempar jumrah. Setan ada yang berbentuk wujud ruhani yang buruk dan apa pula merupakan sifat atau perilaku yang buruk. Baik wujud maupun perilaku syaithaniyah. kedua-nya harus dijauhi manusia. karena setan adalah musuh manusia yang mengajak ke jalan kesesatan (OS al-Hijr 39-40). Dengan melontar jumrah. diharapkan perilaku buruk hilang dalam diri seseorang dan dapat digantikan dengan perilaku yang baik.
47
8. Kepribadian yang sadar akan kesalahannya dengan cara menebusnya dengan mengalirkan darah (dam) kambing, unta atau sapi di tanah haram, dalam rangka memenuhi ketentuan haji. Kepribadian yang baik bukanlah kepribadian yang sarna sekali tidak melakukan kesalahan, tetapi kepribadian yang baik adalah jika khilaf dan melakukan kesalahan, maka segera sadar dan menebusnya dengan pengorbanan harta benda yang dimiliki. 9. Kepribadian yang mengingat dan berkunjung (ziyarah) pada tempattempat suci, yang dapat mendekatkan diri kepada Allah Swt.
2.2.5. Penghayatan Makna haji dalam kehidupan sosial (Arnal Shaleh) Oi dalam buku fiqh. Jilid I, (1983) Perbuatan ibadah haji itu adalah karena Allah, karena hendaklah mentaati perintah Allah. Oalam hadist dikemukakan: ....
..-
.J
0.....
:J\.i ~~I .........
....
O};
,
....
pi ~i :'i'<./' AllI:":'~ ~ ....
.....J.........
:J\.i ~\.;c: ~
...
\
:Ji 'AllI J;.. J ....
............
0
........
""
....
....
:J\.i ~ All\ ~~ 0;'; ($-1;;' J ....
- ....
....
"'"
~~I :J\.i ~I';C: ~:Ji ,.J:":'~J 1iJ~ 0~1 ....
..................
(~) '$}~I
01).)
...
~j;:' ~
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. berkata : Rosulullah saw ditanya: Amalan apakah yang paling utama ? nabi Menjawab : Iman Kepada Allah dan Rosulnya. Beliau ditanya lagi: kemudian apalagi? Nabi menjawab : Jihad dijalan Allah, beliau ditanya lagi: Apalagi ? beliau menjawab : haji yang mambrur (yang penuh kebajikan yang diterima) (H.R Bukhari dan Muslim).
49
Dan didalam riwayat Ahmad dan AI-Baihaqiy pun tercantum:
Artinya: "memberi makan dan menyampaikan salam". Banyak hikmah yang terkandung didalam ibadah hajL menumbuhkan rasa ketaatan kepada Allah, rasa persaudaraan antar sesama manusia. Menurut Ghufron (2001),selain sebagai makhluk pribadi, manusia sekaligus sebagai makhluk sosial. Seseorang secara pribadi tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, melainkan memerlukan jasa orang lain Menurut firman Allah: J....,
J
J
IS'
;1J
'" JSHJ
\),. IS~ dl ~ l°:::'-~.JJI ,y ~ 1°:::.-. tJl 1 ._. C U:! ~ Of 4.JjJ\ .) l.J" ,y u:--) ~ ,ytA-J ...
iJJ
...
....
1!
Jo
",
....
....
.-:;'
....;
~
....
J....
....
'"
AOI:::' :.:....; J. rr.-.r ~
....
IS'
0....
.JJ\ u~ l< 0)'A I}\S" ~l< 2JJ~ ~I ~ ~~j .JJI
'"
...
....
....
...
....
'"
...
....
::r '- : ~;,~!
~..-
,;
oJl
. 0)~1;; 1}\S"j I~ ~ 2JJ~ ~ ~ ...",
",
0
,.gul
....
Jo
0JI~;;;j
"-"''''
Artinya: Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. (O.S. Ali Imran: 112)
Setelah pulang berhaji, selain meningkatkan tauhid, meningkatkan ibadah ritual dan menanamkan sifat-sifat luhur juga harus memparbanyak amal shaleh, jika ingin meraih haji mabrur.
50
2. 3. Kerangka Berpikir Perilaku prososial merupakan segala bentuk perilaku yang memberikan keuntungan dan manfaat bagi orang atau kelompok lain yang diwujudkan dalam bentuk pemberian bantuan fisik maupun psikis dan dilakukan tanpa mengharapkan keuntungan atau imbalan apapun serta tanpa memperdulikan motif-motif sipenolong, dimana perilaku prososial yang terdiri atas pengungkapan simpati, bekerja sama, membantu, berderma, dan altruisme.
Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang dilaksanakan oleh umat Islam yang sudah mampu, baik dari segi jasmani ataupun rohani. Ibadah haji adalah sengaja berkunjung kerumah Allah untuk melakukan ibadah yang sudah ditentukan. Seperti thawaf, sa'/, wukuf dan amalan-amalan haji lainnya. Semua amalan tersebut dilaksanakan semata-mata untuk mengharap ridho Allah SWT. Dan pengalaman-pengalaman yang telah didapatkan semua jamaah haji tentunya ketika mereka telah kembali ketanah suci berharap bisa berubah menjadi manusia yang lebih baik dari segi agama maupun dalam menjalin hubungan dengan sosialnya.
Ibadah haji merupakan suatu pelatihan bagi manusia untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi ketika mereka kembali ke negaranya masing-masing, memiliki perilaku yang sesuai dengan al-Ouran serta memiliki akhlak yang
51
baik tidak selalu bisa dilihat dari perilaku para jamaah haji yang sudah melaksanakan ibadah hajL Malah sebagian dari jemaah haji yang sudah mendapatkan gelar hajinya, tidak menampakkan perilaku yang seharusnya menjadi lebih baik, mungkin bisa disebabkan oleh niat mereka pergi berhaji yang masih keliru sehingga mereka tidak bisa mengambil hikmah yang tersimpan dalam pelaksanaan ibadah haji tersebut. Lebih dari itu semua, yang sangat kita harapkan dari seluruh prosesi haji ini agar jemaah menjadi haji yang mabrur Karena haji yang mabrur tjdak memiliki pahala apa pun kecuali surga.
Hajj mabrur adalah haji yang djlakukan tanpa dicampuri perbuatan dosa. Haji yang benar-benar membekas dalam jiwa orang yang melakukannya, haji yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, haji yang membuahkan istiqomah dj dalam menjalankan hidup didunia sesuai dengan iman dan taqwa yang melakukannya mengharapkan ridho Allah
swr.
Dalam ibadah haji, banyak sekali hikmah yang bisa dijadikan pelajaran. Seperti, dalam salah satu rukun haji, yakni wukuf. Jika amalan ini dilakukan dengan penuh penghayatan maka, akan mampu menyadarkan manusia bahwa pada dasamya semua umat itu bersaudara dan sama kedudukannya disisi Allah.
52
Kesadaran akan inilah yang bisa menghindarkan seseorang dari kesenjangan sosial dan tidak meremehkan orang lain, sehingga dapat menimbulkan rasa empati, kasih sayang dan tolong menolong terhadap orang lain yang merupakan salah satu perilaku prososial. Selain itu masih banyak sekali hikmah yang terungkap maupun yang tersembunyi dari pelaksanakan ibadah haji itu sendiri.
Bagan'!
I Perilaku Prososial I
1 Orang yang telah melaksanakan ibadah haji
Orang yang belum melaksanakan ibadah haji
I Perbandingan perilaku prososial antara orang yang telah melaksanakan ibdah haji dan yang belum pada ibu·ibu majelis ta'lim
2. 5. Hipotesa Penelitian Seperti yang telah dipaparkan dalam Pendahuluan, bahwa yang ingin digali dalam penelitian ini adalah membandingkan perilaku prososial pada ibu·ibu
majelis ta'lim yang telah melaksanakan ibadah haji dan orang yang belum. Dengan demikian hipotesa yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah :
Hipotesa Ho ( Nol): Tidak ada perbedaan antara Perilaku Prososial orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada Ibu-Ibu Majelis ta'lim.
Hipotesa Ha (Alternatif): Ada perbedaan antara Perilaku Prososial orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada Ibu-Ibu Majelis ta'lim.
BAB3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian 3.1.1. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui perbandingan perilaku prososial antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu majelis ta'lim. Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, sebab pada data akhir akan dianalisa dengan menggunakan penghitungan statistik. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian komparatif, serta uji-t untuk melihat perbandingan kedua kelompok yang dibandingkan. Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan skala model likert, data kuantitatif sangat berperan dalam melakukan uji- 1.
3.1.2. Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah komparasional, sebab peneliti ingin membandingkan dua buah kelompok ibu-ibu Majelis ta'lim yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum. Penelitian komparasional adalah penelitian dengan cara membandingkan. Pada penelitian ini, peneliti akan
54
55
mencoba membandingkan kedua subjek penelitian terhadap sebuah variabel penelitian.
Peneliti berusaha untuk menentukan sebab atau alasan adanya perbedaan dalam tingkah laku atau status kelompok individu. Artinya, peneliti mengamati bahwa kelompok-kelompok yang berbeda pada beberapa variabel dan kemudian ia berusaha untuk mengidentifikasi faktor utama penyebab perbedaan tersebut.
3.2. Pengambilan Sampel 3.2.1. Populasi dan Sampel
Gay ( 1976) dalam Sevilla (1993) mendefinisikan populasi sebagai kelompok dimana peneliti akan menggeneralisasikan hasH penelitiannya. Untuk penelitian ini populasi peneliti adalah ibu- ibu Majelis ta'lim Nurul Ibad yang berjumlah 120 Orang.
Untuk jumlah sampel yang digunakan dalam suatu penelitian, kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel, maka hasH penelitian semakin baik, adapun jumlah sampel yang digunakan paling sedikit 30 orang. Untuk itu penelitian ini paling sedikit akan menggunakan sampel sejumlah 30 orang untuk uji coba alat dengan rincian 15 orang yang telah melaksanakan
56
ibadah haji dan 15 orang adalah yang belum melaksanakan ibadah haji sebagai responden pembanding. Sementara untuk pengambilan data yang sesungguhnya, akan menggunakan sampel sebanyak 60 orang dengan rincian 30 orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan 30 orang yang belum melaksanakan ibadah hajL
3.2.2. Tehnik Pengambilan Sampel Karena peneliti ingin membandingkan perilaku prososial antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu Majelis ta'lim, maka cara pengambilan sample yaitu dengan tehnik purpossive sampling (Arikunto, 2002), yaitu dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.
Sesuai dengan tujuan penelitian, yang menjadi subjek penelitian ini adalah orang-orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan orang-orang yang belum melaksanakan ibadah haji dengan karakteristik sebagai berikut:
» »
Ibu-ibu pengajian Majelis Ta'lim. Mengikuti pengajian rutin minimal sebulan sekali dan telah mengikutinya selama 1 tahun
»
Berusia antara 20 - 60 tahun
57
Alasan peneliti menggunakan sampel ibu-ibu majelis ta'lim yang telah mengikuti pengajian rutin selama satu tahun agar penelitian lebih terkontrol karena di Majelis ta'lim banyak berkumpulnya ibu-ibu yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum dan merekapun mendapatkan pengajaran agama yang sama. Dalam usia 20-60 tahun telah memperlihatkan kesiapan biologis, kematangan psikologis dan dapat diharapkan bertingkahlaku matang secara psikologis bersama-sama dengan orang-orang dewasa lainnya.
3.3. Devinisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel. Variabel pertama adalah variabel bebas (Independent variabel) dan yang kedua adalah variabel terikat (dependent variabel), yang menjadi variabel bebas adalah ibu-ibu majelis ta'lim yang sudah melaksanakan ibadah haji dan ibu-ibu majelis ta'lim yang belum melaksanakan ibadah haji sedangkan variabel terikatnya adalah perilaku prososial.
Definisi operasiona! dari perilaku prososial yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skor yang diperoleh dari responden tentang segala bentuk perilaku yang memberikan keuntungan dan manfaat bagi orang atau kelompok lain yang diwujudkan dalam bentuk pemberian bantuan fisik
58
maupun psikis dan dilakukan tanpa mengharapkan keuntungan atau imbalan apapun, tanpa memperdulikan motif-motif sipenolong yang diwujudkan dalam pemberian bantuan fisik maupun psikis, dimana dalam perilaku tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, yang diukur dengan indikator perilaku prososial dalam bentuk simpati, kerja sama, berderma, membantu dan altruisme.
Sedangkan definisi operasional dari haji yang dimaksud dalam penelitian ini sengaja berkunjung kerumah Allah untuk melakukan ibadah yang sudah ditentukan. Adapun haji yang dimaksud dalam penelitian ini adalah umat islam yang telah melaksanakan rukun Islam yang kelima yaitu berhaji dan diharapkan menjadi haji yang mabrur dengan indikasi menjadi manusia yang baik, jangkauan amal ibadahnya jauh kedepan dan berdimensi sosial.
3.4. Pengumpulan Data 3. 4. 1. Metode dan Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data, alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket merupakan sekumpulan pertanyaan atau pernyataan yang berisi pokok-pokok yang akan diteliti, banyak sekali jenis skala yang dapat digunakan dalam membuat angket diantaranya: Borgandus, Sosiometrik, Penilaian (Rating Skale), Rangking, konsistensi Internal (thurstone), Likert, Gutman, Semantic.
59
Adapun alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan skala sikap model Likert, yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi responden terhadap suatu objek karena pembuatannya relatif mudah dan reliabilitasnya tinggi. Dalam skala ini subjek diharuskan memilih jawaban yang paling menggambarkan tentang dirinya sendiri dan bukan pendapat orang lain tentang suatu pernyataan
Menurut Sumadi Suryabrata (2000) skala model Likert disebutjuga dengan metode summared rating. Skala ini tergolong skala untuk orang dan pada rancangan dasarnya disusun untuk mengukur sikap. Sehubungan dengan pengukuran sikap, maka ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu, bahwa sikap itu mempunyai objek, objek sikap yaitu sesuatu yang menjadi sasaran sikap dan yang kedua secara teori sikap itu digambarkan dalam satu kontinum dari negative, lewat daerah netral kepositive.
Peneliti membuat skala berdasarkan aspek yang berhubungan dengan perilaku prososial. Adapun untuk skala tentang perilaku prosC'sial, diklasifikasikan berdasarkan indikator perilaku yang terdiri atas simpati, kerjasama, membantu, berderma, dan altruisme.
Dalam skala ini, skor akhir subjek adalah skor total dari jawaban pada setiap pernyataan. Terdapat empat alternatif jawaban, yaitu sangat setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan sangat Tidak Setuju (STS). Subjek diminta
60
memilih derajat kesetujuan dan ketidak setujuan untuk setiap pernyataan. Skoring yang digunakan untuk setiap kategori pada setiap item dalam penelitian ini adalah berdasarkan norma pada tabel dibawah ini.
Skor untuk Pernyataan Sikap
Tabel1 Bobot Nilai
Skala
Favorable
Unfavorable
SS S TS STS
4 3 2
1
1
2 3 4
Tabel2 Blue Print Skala Perilaku Prososial No 1.
2 3 4 5
Aspek
No Item Favourable
1,2,3,4,5,6,7 Beke~a sama 15,16,17,18,19,20 27,28,29,30,31,33,34 Membantu Simpati
Berderma Altruisme
45,46,47,48,49,50,51 58,59,60,61,62,63,64, 65,66,67
No Item Unfavourable
8,9,10,11,12,13,14 21,22,23,24,25,26 32,35,36,37,38,39,40, 41,42,43,44 52,53,54,55,56,57 68, 69, 70,71
Selanjutnya skor Subjek pada setiap pernyataan dijumlahkan dan nilai totalnya menjadi skor untuk setiap subjek. Makin tinggi skor subjek, maka
61
makin tinggLpula tingkat perilaku prososialnya. Dan apabila semakin rendah skor subjek, maka makin rendah pula tingkat perilaku prososialnya.
3. 4. 2. Tehnik Uji Instrument Sesuai dengan kaidah penelitian, maka peneliti mengadakan uji instrument penelitian yang akan peneliti gunakan. Tahap awal peneliti membuat item skala yang kemudian melakukan try out. Untuk menguji validitas dari setiap item pernyataan dilakukan analisis item yaitu mengkorelasikan setiap item dengan skor total, koefisien korelasinya diperhitungkan sebagai validitas item-item yang memiliki korelasi signifikan langsung dipilih sebagai skala final dan dihitung, sedangkan item yang tidak memiliki korelasi signifikan diabaikan. Penghitungan korelasi dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi pearson-product moment, dan penghitungannya menggunakan program komputer SPSS 12.00.
Adapun untuk mengetahui reliabilitas dari skala perilaku prososial ini dilakukan dengan menggunakan rumus alpha cronbach, yaitu dalam pengolahannya, penghitungan reliabilitas ini menggunakan program komputer khusus untuk penghitungan data penelitian yaitu program SPSS 12.00.
62
3.5. Tehnik Analisis Data Adapun untuk menganalisa data yang berkaitan dengan tujuan penelitian yang membandingkan perilaku prososial antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum, maka digunakan t- test antar kelompok dan statistika sederhana dengan menggunakan SPSS 12.0. Adapun rumus yang digunakan adalah ;
Keterangan t
X, X, SDbm
Perbedaan mean antar 2 ke/ompok Rata-rata skor perilaku prososial orang yang telah melaksanakan ibadah haji Rata-rata skor perilaku prososia/ yang be/um melaksanakan ibadah haji Standar kesalahan Perbedaan rata-rata
3. 6. Prosedur Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu :
1. Tahap Persiapan a. Dimulai dengan perumusan masalah b. Menentukan variabel penelitian c. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan landasan teoritis yang tepat d. Menentukan, menyusun, dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu skala perilaku prososial.
63
e. Menentukan lokasi penelitian f.
Melakukan uji coba alat ukur (try out)
2. Tahap Pengambilan data a. Menentukan sampel penelitian b. Memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta kesediaan subjek untuk mengisi kuesioner penelitian. c. Melaksanakan pegambilan data dengan menberikan kuesioner yang telah disiapkan kepada subjek penelitian
3. Tahap Pengolahan data a. Melakukan skoring terhadap hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden b. Menghitung dan mencatat tabulasi data yang diperoleh, kemudian membuat tabel data. c. Melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik untuk menguji hipotesis penelitian.
4. Tahap Pembahasan a. Menginterpretasikan dan membahas hasil analisis statistik berdasarkan teori b. Merumuskan kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh dan dibahas berdasarkan data dan teor; yang ada.
BAB4 HASIL PENELITIAN
4.1 . Garnbaran Urn urn Sarnpel Responden dalam penelitian ini adalah Ibu-Ibu Majelis Ta'lim Nurullbad Pondok Gede Jakarta Timur. Skala yang penulis sebarkan sebanyak 90 Responden, sedangkan yang peneliti gunakan untuk analisa data sebanyak
60 responden. Berikut adalah penjelasan dari responden penelitian tersebut.
4.1.1. Gambaran Urnurn berdasarkan Usia berdasarkan usia, sampel dalam penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel3 Kategori sampel berdasarkan usia Usia 20-30 31-40 41-50 51-60 Total
Frekuensi 6 14 20 20 60
Persentase (%) 10% 23,33 % 33,33 % 33,33 % 100%
Tabel 7, menunjukan bahwa sampel penelitian ini berjumlah 60 orang yang terdiri dari 30 orang ibu-ibu majelis ta'lim yang telah melaksanakan ibadah haji dan 30 orang ibu-ibu majelis ta'lim yang belum melaksanakan ibadah
64
65
hajL Oari 60 orang terdapat kategori usia antara 20-30 tahun berjumlah 6 orang (10 %), dari kategori usia antara 31-40 tahun berjumlah 14 orang, (23,33%), dari kategori usia antara 41-50 tahun berjumlah 20 orang (33,33%), dari kategori usia 51-60 tahun berjumlah 20 orang (33,33%). Menurut Hurlock (1968) dalam Andi Mappiare (1983), rentang usia antara 20-40 tahun merupakan masa dewasa awal, dan rentang usia antara 41-60 adalah dewasa akhir dimana pada usia tersebut memperlihatkan kematangan secara psikologis. Selanjutnya dengan bertambahanya usia maka tingkat kematangan kognitif seseorang bertambah dan mempengaruhi penalaran moralnya. Secara umum tingkah laku prososial meningkat dengan bertambahnya umur.
4.1.2. Gambaran Umum Berdasarkan Pendidikan Berdasarkan pendidikan, sampel dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel4 Kategori Sampel Menurut Pendidikan Pendidikan SMPI Tsnawivah SMAISMEN Alivah 01 03
Frekuensi 17 29 1
81
4 9
Total
60
Persentase (0/;;) 28,33 % 48,33 % 1,67% 6,67% 15% 100%
66
Oari tabel 8, kategori sampel dalam penelitian ini diperoleh dari 60 orang ibuibu majelis ta'lim baik yang telah melaksanakan ibadah haji maupun yang belum melaksanakan ibadah haji terdapat ibu-ibu yang tingkat pendidikannya sampai SMP ataupun yang sederajat itu berjumlah 17 orang (28,33 %), sedangkan yang tingkat pendidikannya sampai SMA atau yang sederajat itu berjumlah 29 orang (48,33 %), dari tingkat pendidikannya sampai 01 berjumlah 1 orang (1,67 %), dad tingkat pendidikannya sampai 03 berjumlah 4 orang (6,67 %) dan terakhir yang mengenyam pendidikan sampai S1 berjumlah 9 orang (15 %).
4.1.3. Kategori berdasarkan Rangking Untuk mengetahui perilaku prososial, maka penulis membaginya dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang, rendah. Oari perhiiungan statistik diketahui untuk skala perilaku prososial dengan mean sebesar 113,2 dengan SO sebesar 9,60 untuk orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan mean sebesar 114,7 dengan SO 9,60 (terlampir), maka untuk mengklasifikasikan berdasarkan skor yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel5 Ibu-ibu yang telah Melaksanakan Ibadah Haji Kateaori Tinaai Sedana Rendah Jumlah
Klasifikasi Skor Mean + SD ke atas Mean± 1 SD Mean - SD kebawah
Interval Jumlah > 122,8 6 122,8 -103,6 18 < 103,6 6 30
Persentase 20% 60% 20% 100%
67
Oari 30 responden yang telah melaksanakan ibadah haji, jumlah responden pada kategori tinggi sebanyak 20% atau 6 orang itu artinya ibu- ibu majelis ta'lim yang memiliki perilaku prososial tinggi berjumlah 20 % dari 100% atau 6 dari 30 responden. Oalam kategori sedang berjumlah 18 orang atau 60 % artinya ibu-ibu majelis ta'lim yang memiliki perilaku prososial dalam kategori sedang yaitu berjumlah 18 orang dari 30 responden atau 60% dari 100%, sedangkan rangking terendah berjumlah 6 responden atau 20 %, yang artinya ibu-ibu pengajian yang telah melaksanakan ibadah haji dan memiliki perilaku prososial rendah berjumlah 6 orang dari 30 responden atau 20% dari 100%.
Tabel6 Ibu-ibu yang belum melaksanakan ibadan haji Kategori Tinggi Sedang Rendah Jumlah
Klasifikasi Skor Mean + SO ke atas Mean± 1 SO Mean - SO kebawah
Interval > 124,3 124,3 -105,1 < 105,1
Jumlah 5 20 5
Persentase 16,67 % 66,66% 16,67 %
30
100%
Oari 30 responden yang belum melaksanakan ibadah haji, jumlah responden pada kategori tinggi sebanyak 16,67 % atau 5 orang itu artinya ibu- ibu majelis ta'lim yang memiliki perilaku prososial tinggi
be~umlah
16,67% dari
100% atau 5 dari 30 responden. Oalam kategori sedang be~umlah 20 orang atau 66,66 % artinya ibu-ibu majelis ta'lim yang memiliki perilaku prososial kategori sedang yaitu
be~umlah
20 orang dari 30 responden atau 66,66 %
68
dari 100%, sedangkan rangking terendah berjumlah 5 responden atau 16,67 %, artinya ibu-ibu Majelis ta'lim yang belum melaksanakan ibadah haji dan
memiliki perilaku prososial rendah berjumlah 5 orang dari 30 responden atau 16,67% dari 100%.
4.2. Hasil Uji Coba Instrument Penelitian Sesuai dengan kaedah penelitian, maka peneliti melakukan uji instrumen penelitian terlebih dahulu terhadap alat pengumpulan data, skala yang peneliti gunakan pada awalnya terdapat 71 skala yang dibuat, tetapi setelah tryout yang dilakukan pada hari kamis, 7 juni 2007, peneliti membagikan skala pada ibu-ibu majelis ta'lim dan mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel penelitian dengan rincian 15 skala dibagikan pada ibu-ibu majelis ta'lim yang telah melaksanakan ibadah haji dan 15 skala dibagikan pada ibu-ibu majelis ta'lim yang belum melaksanakan ibadah hajL
4.2.1. Hasil uji Validitas Analisis item dilakukan untuk menguji validitas dari setiap item pernyataan, yaitu dengan mengkorelasikan setiap item dengan skor total. Koefisien korelasinya diperhitungkan sebagai validitas. Item-item yang memiliki korelasi
69
langsung dipilih sebagai skala final dan dihitung, sedangkan item yang tidak memiliki korelasi signifikan diabaikan. dengan N= 30 orang.
Penghitungan korelasi dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi pearson - product moment dengan menggunakan komputer program SPSS
12,00. berdasarkan hasil analisis statistik terhadap 71 item skala perilaku prososial diperoleh 35 item yang tidak valid, sedangkan item yang valid berjumlah 36 item dengan taraf signifikansi 5 % yaitu nomer : 8, 9,12, 21, 23, 24,25,26,27,28,29,30,32, 34,35,37,38,39,40,41,42,43,44,52,53,54,55, 56,57, 62,63,64,67,68,69,70,71. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel7 Blue Print Skala Perilaku Prososial (Sebelum Tryout)
No
No Item Favourable
Aspek
1.
Simpati
2
Beke~a
3
1,2,3,4,5,6,7
8*,9*, 10, 11, 12*,13,14
15,16,17,18,19,20
21*, 22*, 23*, 24*, 25*, 26*
Membantu
27*, 28*, 29, 30*, 31,33, 34*
32*,35*,36,37*,38*,39*, 40*,41*,42*,43*,44*
4
Berderma
45,46,47,48,49,50,51
52*,53*,54,55*,56*,57*
5
Altruisme
58,59,60,61,62*,63*, 64*, 65, 66, 67*
68*,69*,70*,71 *
sama
Keterangan
*
No Item Unfavourable
: Item yang valid
70
Tabel8 Blue Print Skala Perilaku Prososial (untuk penelitian) No Aspek
Item
Jumlah
1
Simpati
1,2,3
3
2
Bekerja sama
4,5,6,7,8,9,10
7
3
Membantu
13
4
Berderma
11,12,13,14,15,16,17,18,19, 20,21, 22, 23 24,25,26,27,28
5
5
Altruisme
29,30,31,32,33,34,35,36
8
Jumlah
36
4.2.2. Hasil Uji Reliabilitas Untuk mengetahui reliabilitas dari skala perilaku prososial ini dilakukan dengan menggunakan Alpha Croanbach. Dari hasil penghitungan dengan menggunakan program SPSS 12.00 for windows diperoleh koefisien reliabilitasnya sebesar 0,9231. Adapun untuk mengetahui klasifikasi reliabilitas alat ukur dapat dilihat pada penjelasan berikut : > 0,90
=Sangat Reliabel
0,70 - 0,89
= Reliabel
0,40- 0,69
=CUkup Rei/abel =Tidak Reliabel
0,20- 0,39
71
Dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,9231, dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut sangat reliabel, sehingga dapat dipercaya untuk dijadikan sebagai alat ukur serta mampu menggambarkan hasil dengan cukup baik.
4.3. Uji Persyaratan 4.3.1. Uji Normalitas Adapun uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji Komogorov-Smimov untuk menguji kebaikan sesuai (goodness of til). Dalam hal ini yang diperhatikan adalah tingkat kesesuaian antara distribusi nilai sampel (skor yang diobservasi) dengan distribusi teoritis tertentu (normal, uniform. eksponensial atau poisson). Jadi hipotesis statistiknya adalah bahwa distribusi frekuensi hasH pengamatan bersesuaian dengan distribusi frekuensi harapan (teoritis) (Santoso,2005). Berikut adalah hipotesisnya :
He
: Populasi berdistribusi normal
H1
:
Populasi tidak normal
PengambHan keputusan berdasarkan nilai probabilitas dengan a = 0,05 : Jika probabilitas > 0,05, maka He diterima Jika Probabilitas < 0,05, maka He ditolak
72
4.3.2. Uji normalitas skala perilaku prososial Dengan pengujian nilai probabilitas, berdasarkan uji Kolmogrorov- Smimov diperoleh nilai probabilitas (Asymp. Sig. 2-tailed) dengan tabel sebagai berikut:
Tabel9 One-Sample Kolmogorov-8mirnov Test
N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smimov Z Asymp. 8ig. (2-tailed)
prososial 60 113.9667 9.55265 .103 .089 -.103 .797 .550
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Data pada skala perilaku prososial sebesar 0,550 dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 0,05, maka diketahui bahwa nilai probabilitas 0,550 lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima, sehinggga dapat disimpulkan bahwa data skala perilaku prososial diterima dan skala perilaku prososial berdistribusi normal.
73
4.3.3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui variabilitas mean dari data dalam suatu kelompok. Dalam penelitian ini, uji homoginitas dilakukan dengan menggunakan rumus One-Way Anova. Adapun hipotesis yang dapat diajukan adalah : He
: Varians data bersifat homogen
H1
: Varians data bersifat tidak homogen
Pengambilan keputusan dengan menggunakan uji probabilitas : 1. Jika probabilitas > 0,05, maka He diterima 2. Jika probabilitas < 0,05, maka He ditolak Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan melalui program SPSS versi 11.5 diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel10 Test of Homogeneity of Variances
I
Prososial
I-_S: .:L;: : ;: : :~sn: : t~ :- I
-="....1
_ _.::df:':'1_--:-I_ _...;:;df2=---:::::_II-_--::;S:.iZi9';". _______.0_0_6....... 1 5_8_'.9_37_
Hasil uji homogenitas pada data skala perilaku prososial diperoleh angka probabilitas sebesar 0,937 dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 5 % maka diketahui bahwa nilai probabilitas skala perilaku prososial nilainya lebih
74
besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa skala tersebut Ho diterima yang berarti varians dari data tersebut bersifat homogen.
4.4. Hasil Utama Penelitian atau Uji hipotesis 4.4.1. Uji beda perilaku prososial Untuk menguji perbedaan skor skala perilaku prososial antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu majelis ta'lim digunakan uji t sampel independent (Independent- Sampel t Test). Hal itu karena sampel merupakan variable independent serta data penelitian berupa data interval yang berdistribusi normal sehingga digunakan uji statistic parametric. Dalam penghitungannya, peneliti menggunakan SPSS versi 11. 5 adapun hasil uji beda ditampilkan dalam tabel dibawah ini : Tabel.11 Independent Samples Test
levene's Test for l;:a-ualitv of Variances
F Prososial equal variance assumed
Equal variance notassumod
.006
S;a. .937
t-test for Enualilv of Means
t
~ia. {2-tailed
Mean Std. Error Difference Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower UDDer
-.618
58
.539
w1.5333
2.47949 ..s.49658
3.42991
-.618
58.000
.539
-1.5333
2.47949 -6.49658
3.42991
75
Untuk uji rata-rata (mean) skala perilaku prososial antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu majelis ta'lim. Adapun hipotesis yang diajukan adalah : He
: Rata-rata perilaku prososial antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu majelis ta'lim adalah tidak berbeda.
H1
: Rata-rata perilaku prososial antara orang yang telah melaksanakan dan yang belum pada ibu-ibu majelis ta'lim adalah berbeda.
Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode : 1. Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan itabel dimana 1..11=1./2 Jika Ithitungl > itabel, maka He ditolak Jika Ithitungl < itabel, maka He diterima
Terlihat bahwa thitung untuk perilaku prososial dengan equal variances
assumed adalah -618, sedangkan babel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan a
= 0,05, df = 58 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah sampel,
60-2=58). didapat itabel adalah 2,0
Oleh karena thttung < ttabel,(-618< 2,0 ), maka He diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan perilaku prososial antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu majelis ta'lim
76
yang artinya bahwa perilaku prososial antara ibu-ibu yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum di Majelis ta'lim Nurul Ibad adalah sama.
2. Berdasarkan nilai probabilitas dengan a
=0,05 :
Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig. (two-tailed) adalah 0, 539 atau probabiitas diatas 0,05 (0, 539> 0,05). Dengan demikian Ho diterima atau tidak terdapat perbedaan perilaku prososial antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu majelis ta'lim Nurul Ibad.
4.4.2. Hasil Tambahan (Analisis data berdasarkan aspek-aspek perilaku prososial)
1. Simpati Aspek ini diwakili oleh item nomor 1, 2, 3. Berdasarkan nilai probabilitas dengan a
=0,05 :
Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak, dan Jika Ithitungl >
itabel,
maka Ho ditolak
77
Jika Ithitungl < ttabel, maka Ho diterima.
Tabel12 Independent Samples Test
Levene's Test for Hest for Eoualitv of Means
EoualiwofVanances
Mean
F simpati
Equal variance assumed Equal variance not assumed
.137
Sin. .713
Std. Error
95% Confidence Interval of the Difference
Lower
Up~r
-.973
58
.335
-.2333
.23981
-.71337
.24670
-.973
57.989
.335
-.2333
.23981
-.71337
.24670
t
Isia. (2-lailed' Difference Difference
df
Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig. (two-tailed) adalah 0, 335 atau probabiitas diatas 0,05 (0, 269 > 0,05) dan thilung untuk aspek simpati dengan equal variances assumed adalah -973 sedangkan habel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan a = 0,05, df = 58 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah sampel, 60-2=58). didapat habel adalah 2,0 (-973< 2,0).
Dengan demikian Ho diterima atau tidak ada perbedaan dalam mengungkapkan simpati antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu Majelis ta'lim Nurullbad, artinya dalam hal mengungkapkan simpati antara ibu-ibu Majelis ta'lim yang telah melaksanakan ibadah haji maupun yang belum adalah sama.
78
2. Kerjasama Aspek ini diwakili oleh item nomor 4, 5, 6, 7, 8, 9,10. Berdasarkan nilai probabilitas dengan a = 0,05 :Jika probabilitas > 0,05, maka He diterima Jika probabilitas < 0,05, maka He ditolak Jika Ithitungl > babel, maka He ditolak Jika Ithitungl < babel, maka He diterima
Tabel13 Independent Samples Test
Levene's Test for tMtest for Eoualilv of Means
Enualitv of Variances
F kerja sarna Equal variance assumed
2.730
Equal variance not assumed
Sia.
.104
I
Std. Error Mean Sin. 12-lailedl Difference Difference
df
95% Confidence Interval of the Difference
Lower
Uaoer
-2.527
58
.014
-1.3333
.52770 -2.38964
-.2n03
-2.527
55.867
.014
-1.3333
.52nO -2.39050
-.27617
Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig. (two-tailed) adalah 0,014 atau probabilitas dibawah 0,05 (0, 014 < 0,05) dan thitung untuk aspek kerjasama dengan equal variances assumed adalah -2,527, sedangkan ttabel adalah 2,0 (-2,527<2,0)
Dengan demikian He diterima atau tidak ada perbedaan perilaku dalam bekerja sama antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu Majelis ta'lim Nurul Ibad, yang artinya dalam aspek
79
bekerja sama antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu Majelis Ta'lim Nurullbad adalah sama.
3. Membantu Aspek ini diwakili oleh item nomor 11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21, 22, 23,. Berdasarkan nilai probabilitas dengan a = 0,05 : Jika probabilitas > 0,05, maka He diterima Jika probabilitas < 0,05, maka He ditolak Jika Ithitungl > babel. maka He ditolak Jika Ithitungl < ttabel, maka He diterima
Tabel14 Independent Samples Test
Levene's Test fer Eoualitv of Variances
F
membairtu l::quaJ vanances assumed Equal variances not assumed
4.765
Sin,
.033
f.test for Eaualitv of Means
t
elf
Std. Error
Mean Sk>. '2"';'00\ Difference
Difference
95% Confidence Interval of the Difference Up,,", Lowe'
~.315
58
.754
-.3667
1.16410
-2.69687
1.96354
~.315
53.094
.754
-.3667
1.16410
-2.70146
1.96813
Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig. (two-tailed) adalah 0,754 atau probabiitas diatas 0,05 (0, 754 > 0,05) dan thttung untuk aspek membantu dengan equal variances assumed adalah -315 sedangkan ttabelbisa dihitung pada tabel t-test, dengan a = 0,05, df = 58 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah sampel, (60-2=58). didapat ttabel adalah 2,0 (-315<2,0).
80
Dengan demikian He diterima atau tidak ada perbedaan dalam memberikan bantuan antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu Majelis ta'lim Nurullbad, artinya bahwa dalam aspek membantu antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibuibu Majelis Ta'lim Nurullbad adalah sama.
4. Berderma Aspek ini diwakili oleh item nomor 24,25,26,27,28. Berdasarkan nilai probabilitas dengan a
=0,05 :
Jika probabilitas > 0,05, maka He diterima Jika probabilitas < 0,05, maka He ditolak Jika IthilUngl > ttabei, maka He ditolak Jika Ithilungl < babet maka He diterima
Tabel15 Independent Samples Test
IF;oveno's Test for
.-test for Enuai"" of Means
ualitv of Variances
95% Confidence
F
Berderma Equal variance assumed Equal variance
not assumed
.000
Sin. .994
•.473 .473
Is". '2-ta11ed
Mean
Std. Error
D~
Difference
InteNsl of the Difference
Lower
U"""r
58
.638
.2333
.49290
-.75331
1.21998
57.972
.638
.2333
.49290
-.75332
1.21999
df
82
Tabel16 Independent samples Test Levene's Test for
E ua!a., ofVatianms
I-lest (0( E UtI!"
of Means 95% Confidence Interval of the
F altruisme
Equal variances assumed
1.389
Equal variances nol assumed
Sia.
.243
I
80.12_,
df
M""" Differeoce
Sid. Error Difforenro
Difference l_
u~,
12.874
58
.000
6.9333
.53655
5.85530
6.01136
12.874
57.170
.000
6.9333
.53855
5.65497
6.01170
Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig. (two-tailed) adalah 0,000 atau probabiitas dibawah 0,05 (0, 000 < 0,05) dan thilung untuk aspek altruisme dengan equal variances assumed adalah 12,874 sedangkan
babel
bisa dihitung pada tabel t-test, dengan a = 0,05, df = 58 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah sampel, 60-2=58). didapat babel adalah 2,0 (12,874> 0,2)
Dengan demikian Ho ditolak atau ada perbedaan dalam aspek altruisme antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibuibu Majelis ta'lim Nurullbad, artinya bahwa hipotesa alternatif di terima dan hipotesa not ditolak, maka orang yang telah melaksanakan ibadah haji cenderung lebih melakukan perilaku prososial dalam aspek altruisme di banding dengan orang yang belum melaksanakan ibadah haji pada ibu-ibu Majelis ta;lim Nurul Ibad.
BABS KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui bahwa : 1. Tidak terdapat perbedaan antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu majelis ta'lim Nurullbad, artinya bahwa perilaku prososial antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum adalah sarna. Dengan nilai perbandingan thitungdan
babel
adalah -618 < 2,0, maka perbandingan
perilaku prososialnya pun dapat diasumsikan sarna antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu majelis ta'lim.
2. Dari kelima aspek yang diukur dalam penelitian ini diketahui bahwa, tidak ada perbedaan pada empat aspek dari lima aspek perilaku prososial yaitu: simpati, berderma, membantu dan kerjasama antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibuibu majelis ta'lim, sedangkan dalam aspek altruisme ada perbedaan antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu majelis ta'lim Nurul Ibad Jakarta timur, artinya ibu-ibu majelis ta'lim yang telah melaksanakan ibadah haji cenderung lebih
84
berperilaku prososial dalam aspek altruisme dibandingkan dengan ibuibu majelis ta'lim yang belum melaksanakan ibadah hajL
5.2. Diskusi Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan perilaku prososial yang signifikan antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu majelis ta'lim Nurullbad. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perilaku prososial antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu majelis ta'lim Nurul Ibad adalah sama.
Selain hasil utama diatas, diperoleh pula hasil tambahan yang menunjukan bahwa dari kelima aspek perilaku prososial, tampak bahwa ada empat aspek (simpati, Kerjasama, membantu dan berderma) tidak adanya perbedaan antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibuibu majelis ta'lim adalah sama, sedangkan dalam aspek altruisme terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig. (two-tailed) adalah 0,000 atau probabilitas dibawah 0,05 (0, 000 > 0,05), dengan penilaian t hitung dan t tabel 12,874 > 2,0, maka dengan demikian Ho ditolak atau ada perbedaan perilaku dalam aspek altruisme antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada ibu-ibu Majelis ta'lim Nurul Ibad.
85
Karena dari kelima aspek, hanya satu aspek yang ditolak dan empat aspek yang diterima, maka dalam hal ini menunjukan bahwa lingkungan sangat mempengaruhi karena sampel diambil dalam satu lingkup atau wadah yaitu majelis ta'lim, yaitu orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum berkumpul menjadi satu maka secara tidak langsung Iingkungan menjadi andil yang begitu besar, sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Sears, Freedmen dan Peplau (1994) mengatakan bahwa perilaku prososial dipengaruhi oleh karakteristik situasi yang meliputi, Kehadiran orang lain, Kondisi Iingkungan dan tekanan waktu.
Selain itu juga karena norma sosial yang terbentuk dari budaya masyarakat setempat. Norma yang ada dalam masyarakat juga dapat mendorong anggota masyarakat didalamnya untuk berperilaku prososial karena adanya norma tangung jawab sosial, norma timbal balik dan norma keadilan (Raven
& Rubin, 1983). Faktor bUdaya ini masuk melalui proses belajar, melalui praktek pengasuhan, pendidikan agama, sekolah, organisasi dan lain sebagainya.
Interaksi dengan teman-temannya di majelis ta'lim akan menghasilkan dUkungan, kesempatan serta model untuk berperilaku prososial. Jika dalam interaksi dengan teman-teman dalam majelis ta'lim, individu mempersepsikan sebagai interaksi yang memandang positif tingkah laku prososial seperti kerja sama, altruisme, simpati, berderma, membantu, maka ia akan cenderung
86
berperilaku seperti itu agar tingkah lakunya sesuai dengan kelompok tersebut.
Melalui sosialisasi dengan orang lain, misalnya melalui majelis ta'lim ini yang mana berkumpulnya orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum, maka akan memungkinkan berkembangnya karakteristik positif dalam diri seseorang tersebut, lebih lanjut interaksinya dalam wadah tersebut akan memberikan kontribusi terhadap terbentuknya afeksi yang positif dalam diri seseorang dan juga akan menambah keterampilannya dalam hubungan interpersonal.
5.3. Saran 5.3.1. Saran teoritis Penelitian ini masih banyak kekurangan dan masih dalam Iingkup yang masih terbatas, oleh karena itu peneliti memberikan beberapa saran, diantaranya : 1. Pemilihan subjek penelitian antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum hendaknya tidak dalam Iingkup di majelis ta'lim karena dalam majelis ta'lim sendiri menekankan untuk berperilaku prososial. 2. Pemilihan subjek penelitian hendaknya tidak hanya diambil dari kalangan ibu-ibu majelis ta'lim saja karena banyak di lingkungan
87
sekitar orang-orang yang telah melaksanakan ibadah haji, misalnya meneliti di perumahan atau di suatu daerah. 3. Pernyataan -pernyataan untuk try out sebaiknya dibuat lebih banyak untuk mengantisipasi banyaknya item yang gugur. 4. Hendaknya dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif atau metode wawancara mendalam agar dapat lebih dalam lagi mengenal karakteristik dan pola kehidupan subjek penelitian. 5. Perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap perilaku prososial antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum ditinjau dari aspek maupun variabel lain yang mempengaruhi perilaku prososial sehingga memperkaya penelitian yang dilakukan terhadap perilaku prososial.
5.3.2. Saran Praktis Hasil penelitian ini semoga dapat memotivasi seseorang untuk lebih meningkatkan perilaku prososial. Bagi ibu-ibu majelis ta'lim Nurullbad diharapkan untuk meningkatkan kegiatan sosial dilingkungan sekitarnya. Dari hasil penelitian yang didapat memberitahukan bahwa perilaku prososial tidak hanya dimiliki oleh orang yang telah melaksankan ibadah haji, ternyata orang yang belum melaksanakan ibadah haji pun memiliki perilaku prososial yang sama dengan orang yang telah melaksanakan ibadah haji.
DAFTAR PUSTAKA Abdul, Mujib (2006). Kepribadian dalam Psikologi Islam. Jakarta: Rajawali Press, Amin, M. Rusli (2001). Pesan Morallbadah Haji. Jakarta: AI-Mawardi Prima. Ari Ginanjar Agustian (2001). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ, Jakarta: Penerbit Arga. Andi Mappiare (1983). Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional. Baron & Byrne (1974). Social Psychology: Understanding Human Interaction. Cet ke-7. Massachusetts: Needham Heights. Baron, Robert. A. e1. AI (2005). Psikologi Sosial, edisi kesepuluh. Jakarta: Erlangga. Departemen Agama RI (1999). Direktoral Jenderal,. Bimbingan Masyarakat Islam & urusan Haji, Jakarta: Penyelenggara Hajl dl Indonesia. Departemen Agama RI (1987). Ensiklopedia Islam, Jakarta: Depag RI, Jilid2. Farid Ishaq. (1997). Ibadah Haji dalam Filsafat Hukum Islam. Jakarta: Rineka Cipta Ghufron A. Mas'adi (2001). Bekal Menuju Tanah suci, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Hasan. M. Ali (2001). Tuntunan Haji (Suatu Pengalaman dan Kesan Menunaikan Ibadah Haji). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Jalaluddin (1997). Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Muhammad Bagir ill-Hibsyi (1999). Fiqh Praktis. Bandung: Mlzan. M Vaughan, Graham Michael Hogg (2005). Introduction to Social Psychology. Australia: Pearson Prentice Hall. Myers, David G (1988). Social Psychology. Singapore: McGraw Hill. Nurcholis, Madjid (1997). Perjalanan Religius 'Umrah dan Hajj. Jakarta: Paramadina.
Nurgiantoro, Burhan (2000). Statistik terapan untuk i1mu-ilmu sosial. Yogyakarta: Gajah Mada: University Press. Raven, Bertram H & Jeffrey Z Rubin (1983). Social Psychology, second edition. Copy Right By John Wiley & Sons. Inc. Sayyid Sabiq, (1990) Fiqih Sunnah. Jilid II Bandung: PT Ma'arif. Sarllto Wirawan Sarwono (1997). Psikologi Sosiallndividu dan Teori-teori Psikologi Sosial . Jakarta: Balai Pustaka, Cet. Ke-1. Sears, David O.et.al. (1994). Psikologi Sosial. Jakarta: Penerbit Erlangga, Cet ke-5 Jilid II. Schroeder, David. A, et al (1995). The Psychology of helping & Altruism: Problems & Puzzles. USA: Mc Grow - Hil. Sevilla G Consuelo,et.al (1993). Pengantar Metode penelitian, (Jakarta: UI Press. Soerjono Soekanto, (1995). Sosiologi, Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawall Press. Shaw, M.E. ~1981). Group Dynamics: The Psychology of Small Group behavior. 3 r edition.The McGraw Hill Companies, Inc. Stephen L, Franzoi (2003). Social Psychology. 3 rd edition.The McGraw Hill Companies, Inc: Suharsimi Arikunto (2002). Prosedur Pene/itian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, Cet, ke-12, Edisi Revisi V. Santoso, Singgih (2005). Menguasai statistic di era informasi dengan SPSS 12. Jakarta: PT Alex Media Komputindo.
------------------------. Menggunakan SPSS untuk statistic Parametrik. (Jakarta: PT. Alex Media Komputindo) Suryabrata, Sumadi (2000). Pengembangan Alat Ukur Psikologi. Yogyakarta : Andi. Watson, David L (1984). Social Psychology, third edition. Newyork: Random House, Inc, W. Vander Zanden, James (1984). Social Psychology. New York Random House, Inc.
Wrightsman, L.S & Deaux . K (1981). Social Psychology In The 80'S, cet ke-3 Montere: Wad Worth Inc. al-Zuhaily, Wahbah (1996). Fiqh & Perundangan Islam, Jilid II. Dewan bahasa & Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia, Kualalumpur.
SKRIPSI Susi Damayanti (2001). Hubungan Antara Religiusitas dengan Perilaku Prososial Pada SantTi Kelas /I Aliyah Ponpes Assidiqiyyah. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
KAMUS Kamus besar bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional. Balai Pustaka, edisi ke-3, 2000.
WEBSITE (Haji dan Amanah Sosialoleh Yusuf Burhanudin. www.pesantrenvirtual.com/hikmah/002) diambil pada tanggal 08 Juli 2007. (Antara Haji Mabrur dan "Mabur" Dike/ola oleh Pusat Data Redaksi 24 Maret 2006 www.pikiran-rakyat.comlcetak/2006/012006/16/1101.htm). Diambil pada bulan Agustus 2007 ( Menunaikan Ibadah Haji, Sabtu 22 JanuaTi 2005. www.pikiranrakvat.comlcetak/2005/0105/22102.htm). Diambil pada bulan Agustus 2007.
LAMPIRAN
1
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3
2 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 1 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3
3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 2 4 3 3 3 4 2 3 4 4 2 4 2 4 4 4
4 1 1 2 3 3 4 3 2 1 3 1 2 3 3 4 4 3 3 2 4 3 1 3 4 4 4 4 4 4 3
5 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3
6 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3
7 1 1 1 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 1 4 4 2 3 3 3 4 3 4 4 3
8 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3
9 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3
10 11 12 13 14 15 16 17 18 4 3 4 1 2 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 3 3 4 4 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 4 4 1 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 2 4 4 4 4 2 2 3 3 2 4 4 4 4 1 2 2 1 1 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3 1 4 4 3 3 1 3 3 4 2 3 3 3 4 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 4 3 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
19 20 21 22 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 1 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 1 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3
23 24 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 1 2 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4
25 26 27 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 1 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 1 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 1 1 3 3 1 1 3 1 1 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4
28 29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4
30 31 32 33 34 35 36 37 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 1 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3 4 4 2 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 4 3 4 1 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 3 4 4 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 3 3 4 1 1 2 1 3 4 1 4 3 1 2 1 4 3 3 4 1 1 2 1 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 1 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 4 3 3 4 1 1 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 2
::
Validity Skala Perilaku Prososial analysis ****** ****** Method 1 (space saver) will be used for this
R ELI A B I L I T Y
Statistics for SCALE
A N A L Y S I S
Mean 232,8000
Variance 478,4414
S C A L E
Std Dev 21,8733
(A L P H A)
N of Variables 71
Item-total Statistics
VAROOOOI VAROOO02 VAROOO03 VAROOO04 VAROOO05 VAROOO06 VAROOO07 VAROOO08 VAROOO09 VAROO010 VAROOOll VAROOO12 VAROOO13 VAROOOH VAROOO15 VAROOO16 VAROOO17 VAROOO18 VAROOO19 VAROO020 VAROO021 VAROO022 VAROO023 VAROO024 VAROO025 VAROO026 VAROO027 VAROO028 VAROO029 VAROO030 VAROO031 VAROO032 VAROO033 VAROO034
Scale
Scale
Mean
Variance
if Item Deleted
if Item Deleted
229,4333 229,3333 229,4000 229,9000 229,4333 229,3667 229,8000 229,5667 229,4000 230,1667 229,8000 229,3000 229,7333 230,7333 229,3333 229,3000 229,3333 229,4000 229,5000 229,3333 229,3333 229,7000 229,3333 229,5333 229,3000 229,6000 229,6333 229,2333 229,2000 229,1667 229,4333 229,5000 229,4000 229,6667
480,0471 472,5057 474,8000 495,4034 470,8057 473,0678 485,7517 465,0126 468,6621 469,7299 474,9931 465,3207 473,0989 487,3057 470,7816 478,4241 474,2989 477,2138 471,7069 476,6437 467,1954 468,5621 463,1264 465,9816 460,4931 438,3172 451,4816 463,4954 475,8207 465,3851 474,8057 444,7414 476,8690 466,5747
Corrected It emTotal Correlation
-,0859 ,2574 ,0988 -,3827 ,3477 ,2335 -,2102 ,3844 ,3880 ,2053 ,0823 ,5181 ,0931 -,2613 ,3362 -,0109 ,1758 ,0450 ,2775 ,0448 ,4421 ,3617 ,5063 ,5421 ,5970 ,7796 ,5260 ,4599 ,1091 ,6060 ,1215 ,7574 ,0608 ,5296
Alpha if Item Deleted" ,9241 ,9227 ,9237 ,9287 ,9223 ,9228 ,9262 ,9219 ,9221 ,9233 ,9239 ,9214 ,9246 ,9264 ,9223 ,9238 ,9230 ,9236 ,9226 ,9239 ,9218 ,9222 ,9213 ,9214 ,9207 ,9182 ,9208 ,9215 ,9233 ,9212 ,9234 ,9187 ,9235 ,9215
Vl\R00035 VAROO036 Vl\R00037 Vl\R00038 Vl\R00039 Vl\R00040 Vl\R00041 Vl\R00042 Vl\R00043 Vl\R00044 VAROO045 VAROO046 VAROO047 VAROO048 VAROO049 VAROO050 VAROO051 Vl\R00052 Vl\R00053 VAROO054 Vl\R00055 Vl\R00056 Vl\R00057 VAROO058 VAROO059 VAROO060 VAROO061 Vl\R00062 Vl\R00063 vl\R00064 VAROO065 VAROO066 Vl\R00067 Vl\R00068 Vl\R00069 Vl\R00070 Vl\ROOO71
229,9667 230,3667 229,5667 229,7000 229,3667 229,8000 229,3667 229,5000 229,3667 229,5667 229,3667 229,3667 229,2667 229,3333 229,4333 229,1333 229,7000 229,3667 229,7667 230,2000 229,7000 229,5333 228,9000 228,9667 229,5667 229,1000 229,5000 229,1333 229,7000 229,4667 229,2333 230,3667 229,5333 229,4000 229,5000 229,4333 229,8667
Reliability Coefficients 30,0 N of Cases ,9231 Alpha
448,5851 473,9644 451,7713 443,6655 454,5851 449,2000 451,3437 446,7414 457,2747 449,0126 465,6885 480,7230 475,7885 480,2989 476,1161 477,0851 469,1828 453,8264 452,3920 460,9931 449,3207 449,8437 473,3345 474,5161 482,0471 472,9207 481,7069 466,8092 463,1138 451,2230 474,3230 465,7575 443,4299 445,8345 443,5000 463,2885 447,8437
,5561 ,0677 ,6230 ,6872 ,8081 ,6789 ,7228 ,7649 ,6629 ,6919 ,3426 -,1147 ,0823 -,0872 ,0474 ,0443 ,3378 ,7766 ,6382 ,2964 ,7225 ,6404 ,3776 ,2290 -,1454 ,2616 -,1384 ,5503 ,5228 ,8273 ,1760 ,2800 ,7682 ,6963 ,7610 ,5109 ,6649
N of Items = 71
,9205 ,9250 ,9200 ,9192 ,9195 ,9195 ,9195 ,9189 ,9202 ,9194 ,9222 ,9242 ,9236 ,9243 ,9242 ,9237 ,9223 ,9195 ,9200 ,9233 ,9193 ,9198 ,9225 ,9228 ,9248 ,9227 ,9246 ,9215 ,9212 ,9191 ,9230 ,9228 ,9186 ,9192 ,9186 ,9213 ,9195
Reliability Skala Perilaku Prososial R ELI A B I LIT Y
ANALYSIS
S C A L E
(A L P H A)
N of Statistics for SCALE
Mean
Variance
119,0333
421,6195
Item-total Statistics Scale Mean if Item Deleted 115,8000 VAROOO08 115,6333 VAROOO09 115,5333 VAROOO12 115,5667 VAROO021 115,9333 VAROO022 115,5667 VAROO023 115,7667 VAROO024 115,5333 VAROO025 115,8333 VAROO026 115,8667 VAROO027 115,4667 VAROO028 115,4000 VAROO030 115,7333 VAROO032 115,9000 VAROO034 116,2000 VAROO035 115,8000 VAROO037 115,9333 VAROO038 115,6000 VAROO039 116,0333 VAROO040 115,6000 VAROO041 115,7333 VAROO042 115,6000 VAROO043 115,8000 VAROO044 115,6000 VAROO052 116,0000 VAROO053 115,9333 VAROO055 115,7667 VAROO056 115,1333 VAROO057 115,3667 VAROO062 115,9333 VAROO063 115,7000 VAROO064 115,7667 VAROO067 115,6333 VAROO068 115,7333 VAROO069 115,6667 VAROO070 116,1000 VAROOO71 Reliability Coefficients 30,0 N of Cases ,9658 Alpha
Scale Variance
if Item Deleted 409,8897 413,7575 410,9471 414,7368 409,7885 411,1506 409,8402 408,9471 378,6954 400,1885 410,3264 410,3862 385,8575 413,4034 387,2000 393,0621 385,5816 397,9034 390,4471 395,3517 388,6851 399,5586 390,3034 396,1103 391,8621 393,5126 388,4609 418,3954 410,2402 403,9264 395,6655 383,8402 384,4471 384,7540 406,0920 387,4724
Std Dev 20,5334
Variables
36
Corrected ItemTotal Correlation ,3552 ,3293 ,4458 ,2817 ,4661 ,3620 ,5457 ,4424 ,8993 ,4382 ,3650 ,5536 ,8645 ,3857 ,6947 ,7169 ,7649 ,8586 ,7779 ,7480 ,8529 ,7399 ,7913 ,8621 ,7866 ,7444 ,8031 ,2508 ,5740 ,6487 ,8415 ,8930 ,8587 ,8635 ,5596 ,8008
N of Items
Alpha if Item Deleted ,9663 ,9662 ,9658 ,9664 ,9657 ,9662 ,9655 ,9658 ,9633 ,9666 ,9662 ,9655 ,9636 ,9660 ,9649 ,9645 ,9643 ,9641 ,9641 ,9644 ,9637 ,9645 ,9641 ,9639 ,9641 ,9643 ,9640 ,9664 ,9654 ,9650 ,9640 ,9634 ,9636 ,9636 ,9653 ,9640 36
LAMPIRAN
3
Ibu-ibu Maielis Ta'lim Yang Usia No Nama 1 HiMM 39 thn 51 thn 2 HiJ 50thn 3 Hi E 60 thn 4 Hi I 5 HjSR 49 thn 49 thn 6 HiM 55thn 7 Hi L 40thn 8 HiA 54thn 9 HiMa 60thn 10 Hj kar 57thn 11 HiNur HjK 42 thn 12 59 thn 13 HiS. 49 thn 14 HjY 41 thn 15 Hi Siti 51 thn 16 HjSv 46thn 17 HiY 50 thn 18 HiAis 45 thn 19 HjAi 52 thn 20 HiAm 57 thn 21 Hj Hi HiA 50 thn 22 54thn 23 Hi As 58 thn 24 HjJau 25 HiNa 54thn 26 Hi Yul 23 thn 35 thn 27 Hi Ida 55thn 28 HjK 52 thn 29 HiNu 30 Hi Has 59thn
Pendldikan
1
2
3
S1 Tsanawivah Tsanawivah SMA Sariana Muda 03 Tsanawivah Sariana Muda PGA SMU SMU Sarjana Muda S1 Alivah S1 PGA SMP SO SMP SM? 81 PGA 8MP MI PGA 8MA 81 SO PGA SMP
4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3
2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3
4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
4 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2
5
6
2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3
2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3
3 3 3 3 3 3
3 3
7 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
8 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3
9 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4 3 3 1 3 3 3 3 3 3
telah Melaksanakan Ibadah Haii 10 11 12 13 14 15 17 16 4 4 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3
4 4 4 3 3 4 3 4 3 1 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3
4 4 4 3 3 4 3 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3
1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 1 3 3 3 3 4 3
3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 2 3 4 4 3 3 3 3
3 3 3 3
4 4 4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2
3 4 2
4 4 4 3 3 3
3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2
2 3 2 3 1 2 3 1 3 2 4 1 3 1 2 3 3 3 1 1 4 3 3 3 2 2 2 3 3 2
18 3
20 3 3
21 3 4
4 4
4
3 3
3 3
4 4
4
3 2 3 3 3 3 3 3
19 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
4
4
3
3
3 3 3 3 3 3 4 3
4
4
4
4
3
4 4 4
4
3 4
4 4
2 2 4 3 4
3 3 4 3 3 4
2
4 4 2 2
3 4
4 4
2 2
4 4 4
4 4 4
3 3
3 3 3 3 3
4
3 3 3 2
4
3
3 3 3 3 4 4
3 3 3 4 4 4 2 2 4 4 4 3
3 3 3 3 2 2
22
3 3 3 3 3 4 4
3 3 3 4
23 3 4
3 3 3 2 3 3 2 3 3 4
3 3
4
3 3
26 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
4
4
4
3 3 3 3 4 3
3 3 2 3 3 3
3 3 3 3 3 2
24 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3
4 4
4 4 4 4
3 3
3 2
3 3
4 4 4
4 4 4
4 4
3 3 3 3 2 2 3
3 3 3 3 2 4
2
4
4 4
25 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 4
3 3 3 3 3 3 4
27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
3 3 3 4
4 4 3 3 3
28 4 4
3 3 4 4
3 4 4 2 4 4
3 4 4 4 4 4
3 3 4 4
29 3 4
3 3 3 4
3 4 4
3 3 4 3 3 3 4
4 4 4 4 4 4 4
4 4 4
4 4
3
3 3 2 2
3 4 3 2
4 4
4
4
2
3
3 3 3 3
30 3 3 3 3 3 3 3
31
4
4 4
3 3 3 3 3 4
3 4 4
4 3 2 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3
4
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4
2 2 4 4
4 3 3 3 3 3 3 3
32 2 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3
33
3 3 3 3
34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4
4
4 3 3 4 4
3 3 3
4 4 4
3 4 4
4
4 4 4
4 3 3 3
3 3 3 3
4
4 4
4 4 3 3 3 1 3 3
4 3 3 3 3 3 3
35 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2
36 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3
Total Kategori 110 Sedano 125 Tinggl 111 Sedang 105 Sedano 109 Sedano 114 Sedano 99 Rendah 111 Sedang 112 Sedano 100 Rendah 120 Sedano 122 Sedano 108 Sedang 115 Sedano 121 Sedano 125 Tinool 125 Tingal 122 Sedano 101 Rendah 100 Rendah 130 Tinggi 125 Tinaai 125 Tinaai 118 Sedano 109 Sedang 115 Sedano 105 Sedano 99 Rendah 118 Sedano 97 Rendah
Ibu-ibu No Nama 1 Ru 2 Kern 3 Urn 4A 5 U 6Y 7 Oia 8 E 9 Su 10 May 11 Li 12 Yu 13 Mu 14 Na 15 Uv 16 An 17 Sar 18 Res 19 Id 20 Re 21 M 22 S 23 Ri 24 Ya 25 S 26 M 27 R 28 EI 29 0 30 N
Usia 27thn 45thn 35 thn 28thn 43thn 38 thn 50 thn 45 thn 35 thn 28 thn 30thn 37 thn 40 thn 49thn 35thn 56 thn 41 thn 38thn 31 thn 40thn 37 thn 54thn 48thn 46thn 54thn 25thn 41 thn 55 thn 35 thn 44 thn
Pendidikan SMEA SMA SLTA SMEA SMA SMU SMA SMU SMU SMU SMEA SMU 01 SLTA SMP MTS SMA MTS SMP SD S1 S1 SLTA IIQ SMEA SMA MAN S1 SMA SMP
Majelis
Ta'lim Yang Belum Melaksanakan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3
3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2
3 3
3 3 3
3 3 3
4
4
3 4 2 4 2 3
3 4 3 3 3 3 4 4 3 1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
3 4 4 4 3 4 2 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3
3 4 3 4 3 3 3 3 3 3
4 3
4 4 3 3 3 3 1 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 2 4 3 3 1 3 3 2 3 3 3
4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3
4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3
10 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3
4 3 4 3 3 3 3
11 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3
Ibadah Hajj
12
13
14
15
16
17
18
19
3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
4
4
4
4
3 3 3 4 4 3 3 3 3 3
3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 1 3 3 3 3
2 4 2 4 3 3 2 3 3 2
3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3
4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3
3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3
3
3
3
3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 1 4 3 3 3 4 3
4
4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3
4 3 3 2 2
4
4 4 4 2 4 3 4 2 3
3
4 4 3 1 3 2 3 2 4 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 1
4 2 2 4 4 2 3 3 2 4
3
20 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 3
4 3 3 3 3
4 3
21 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 4 3
22 23 24 4 3 3 4 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 2 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3
25 26 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 1 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
27 3 4 4 4 3 3 3 4 2 2 4 4 3 2 3 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 4 3
28 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 2 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3
29 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 3
30 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 2 4 3
31 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3
32 33 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4
34 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3
35 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3
36 Total Kateaori 2 113 Sedanl:l 2 125 Tinggi 3 116 Sedano 3 136 Tlnlllli 113 Sedang 3 3 123 Sedano 108 Sedang 2 120 Sedano 2 102 Rendah 2 102 Rendah 3 1 128 Tlnggl 2 120 Sedano 108 Sedang 3 2 108 Sedano 3 113 Sedang 107 Sedano 3 3 105 Rendah 103 Rendah 2 2 112 Sedano 4 124 Sedanl:l 130 Tinaai 3 4 123 Sedano 3 120 Sedanl:l 3 118 Sedano 1 112 Sedanl:l 3 121 Sedang 3 110 Sedano 3 103 Rendah 3 125 Tinggi 2 106 Sedano
LAMPIRAN
4
SKALA PERILAKU PROSOSIAL UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters
a,b
prososial 60 113.9667 9.55265 .103
Mean Std. Deviation Absolute
Most Extreme Differences
Positive Negative
.089 -.103 .797
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
.550
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
UJI HOMOGENITAS Oneway Descrlptives
Prososial 95% Confidence Interval for Mean
N
I :;udan naJi Selurn haji Total
30 30 60
Mean Std. Deviation 113,2000 9,60388 114,7333 9,60220 113,9667 9,55265
Std, Error Lower Bound UODer Bound 1,75342 109.6139 116,7861 1.75311 111.1478 118.3189 1,23324 111,';99G 116.4344
Minimum 97,00 102.00 97.00
Maximum 130,00 136.00 136,00
Test of Homogeneity of Variances Prososial Levene Statistic
.006
df1
SiQ.
df2 1
58
.937
LAMPIRAN 5
ANOVA Prososial Sum of Squares Within Groups Total
Sic.
.382
35.267 92.218
1 58 59
35.267 5348.667 5383.933
Between Groups
F
Mean Sauare
df
.539
UJI T- TES SKALA PRO SOSIAL T-Test ProSosial Independent Samples Test
Levene's Test for t4est for Eaualitv of Means
I:aualitv of Variance
95% Confidence Interval of the
Mean F Prososial Equal varianCE
assumed Equal varianCE not assumed
Sio.
.006
.937
t
Std. Error
:;0. (2-tailed Difference Difference
df
Difference
Lower
Uooer
-.618
58
.539
-1.5333
2.47949 fs.49658
3.42991
-.618
58.000
.539
-1.5333
2.47949 [.s.49658
3.42991
Group Statistics Status Prososial Sudah haji Belum haji
N
Mean
30 113.2000 30 114.7333
Std. Error Std. Deviation Mean
9.60388 9.60220
1.75342 1.75311
SIMPATI Group Statistics
simpati
Mean
N
status Sudah Haji
Std. Error Mean
.93526 .92227
.17075 .16838
9.4333 9.6667
30 30
Belum Haji
Std. Deviation
Independent Samples Test
Levene's Test for ~aualitv of Variances
t-test for Eaualitv of Means 95% Confidence Interval of the
F simpati Equal variance
assumed
Sia.
.137
.713
Equal variance not assumed
Sic. (2·laiied
df
t
Mean Std. Error Difference Difference
Difference Upper Lower
-.973
58
.335
-.2333
.23981
-.71337
.24670
-.973
57.989
.335
-.2333
.23981
-.71337
.24670
KERJASAMA Group Statistics
status kerja sarna Sudah Haji Belurn Haji
N
Std. Error Std. Deviation Mean
Mean
30 30
20.8667 22.2000
1.83328 2.23453
.33471 .40797
Indopendont Sampfes Test
Levene's Test for EauaHtv of Variances
t~test for Eaualitv of Means 95% Confidence Interval of the
F
kelja sama Equal variance1 assumed
EqUal varia..,., not assumed
2.730
Sia. .104
I
Mean Std. Em>< Sic. 12-tailed Difference Difference
df
Difference Lower
Un,,",
-2.527
58
.014
-1.3333
.52no
-2.36964
-.27703
-2.527
55.867
.014
-1.3333
.52nO -2.39050
-.27617
MEMBANTU Group Statistics
membantu
Mean
N
status Sudah Haji Belum Haji
Std. Deviation
Std. Error Mean
5.14837 3.76142
.93996 .68674
41.3333 41.7000
30 30
Independent Samples Test
levene's Test for Hast for Eauality of Means
Eaualitv of Variances
Mean
membantu Equal variance assumed Equal variancm not assumed
4.765
.033
Std. Error
Lower
Upper
-.315
58
.754
-.3667
1.16410
-2.69687
1.96354
-.315
53.094
.754
-.3667
1.16410 -2.70146
1.96813
Sill. (2·tailed' Difference Difference
df
t
Sill.
F
95% Confidence Interval of the Difference
BERDERMA Independent Samples Test
levene's Test for Eaualitv of Variances
F
Berdenna I:qual varian~ assumed
Sia.
.000
Equal variance not assumed
.994
t-test for Eaualitv of Means
t
Mean Std. Error Isia. l2-tailed Difference Difference
df
95% Confidence Interval of the Difference
lower
Upper
.473
58
.638
.2333
.49290
-.75331
1.21998
.473
57.972
.638
.2333
.49290
-.75332
1.21999
Group Statistics
Berderrna
Status Sudah Haji Berum Haji
N
Mean
30 30
16.0000 15.7667
Std. Deviation
Std. Error Mean
1.92980 1.88795
.35233 .34469
PENDAHULUAN
Data Diri Responden
Assalamu'alaikum Wr. wb
1.
Usia
2.
Pendidikan terakhir :
3.
Apakah Anda telah melaksanakan Ibadah Haji: Yal tidak*(coret yang tidak perlu)
Responden yang terhormat, Saya adalah mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri
4.
Sudah berapa lama anda mengikui majelis ta'lim?
Syarif Hidayatullah yang sedang melaksanakan tugas skripsi
5.
Seberapa sering anda mengikuti Majelis ta'lim?
mengenai "Perbandlngan Perllaku Prososlal Antara Orang Yang
a.
2 kali dalam seminggu
Telah Melaksanakan Ibadah Hajl dan Yang Belum Pada Ibu-Ibu
b.
Seminggu sekali
Majelis Ta'lim"
c.
2 minggu sekali
Dalam rangka mengumpulkan data, Saya memohon kesediaan Anda
d.
3 minggu sekali
meluangkan waktu untuk menjawab kuesioner ini. Data ini sangat
e.
Lainnya..
tergantung jawaban Anda yang sejujur-jujurnya dan sesuai dengan diri Anda. Bantuan Anda sangat berharga bagi penelitian yang sedang
Skala Perilaku Prososial
saya lakukan. Atas segala bantuan dan kerjasama yang Anda berikan, saya ucapkan
Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan yang mengukur perilaku
terima kasih.
prososial Anda. Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan tersebut. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-
Hormatsaya
pernyataan tersebut sesuai dengan diri anda, dengan cara memberi
Leni Kusumawati
tanda silang (X) dalam kotak di depan salah satu pilihan jawaban yang
IDENTITAS RESPONDEN
tersedia yaitu :
Nama (boleh inisial)
SS
: Sangat Setuju
Usia
S
: Setuju
Bersedia menjadi responden dalam penelitian inj,
TS
: Tidak setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
Jakarta,
Juni2007
Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang dianggap salah, karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda
Contoh: No
Pemyataan
1
Saya senang menghibur teman yang sedana kesulitan
55
5
T5
5T5
X
16 17
No
Pernyataan
1
Saya senang menghibur teman yang sedana kesulitan Saya berusaha saling menghargai satu sama lain. Saya percaya dengan menjalankan ibadah haji seseorang bisa menjadi lebih baik laal. Saya sedih jika ada tetangga yang mengalami musibah. Saya senang membantu orang yang sava kenai atauoun tidak. Saya senang mendengarkan curahan hati teman-teman. Apabila ada tetangga yang berkeluh kesah kepada saya maka saya mendenaarkannva. Sava menahindari keluhan orang lain. Saya menghindari tetangga yang menaalami kesulitan dalam hiduonva Dengan menjalankan ibadah haji belum tentu seseorang bisa menjadi lebih baik darl sebelumnva Saya sebal jika melihat Ibu-Ibu majelis Ta'lim yang sering bertanya mengenai materi pengaiian Saya cuek mendengar berlta kemalangan yang menimpa teman sava. Saya merasa orang lain berslkap curiga keoada sava. Saya percaya orang menghargai saya karena sava orang vana balk. Sava dan teman-teman daoat
2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15
55
5
T5
5T5
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
menclptakan suasana tenang dilingkungan majelis ta'lim, agar oenaaiian berlalan lancar. Dengan membantu orang lain bersamasama akan terasa menvenanakan. Saya senang dalam melaksanakan tua'as secara bersama-sama. Saya menjalankan tugas dalam kepanitiaan di majells ta'lim bersama teman-teman. Saya percaya tetangga saya mau bekeria sama denaan sava Saya senang jika waktu libur bergotong royong dalam memberslhkan Iinakunaan. Dalam tugas mingguan dl majelis ta'lim, saya tldak perlu membantu karena sudah terlalu banvak orana Saya tersinggung karena pendapat saya tidak diterima ketika ada rapat anaaota maielis ta'lim. Saya suka menggunakan waktu Iibur saya untuk santai daripada gotong rovona bersama tetanaaa Saya suka bekerja sendirian dari pada barena-barena. Saya berusaha menghindar bila tetanaaa menaaiak untuk bekeria bakti. Saya merasa tetangga pelit terhadap sava. Saya menyisihkan harta untuk menaikan haii oranotua sava. Menurut saya orang miskin itu sangat Derlu dibantu. Walaupun harta pas-pasan, saya berusaha menyisihkannya untuk membantu orana. Membantu orang yang sedang kesulitan adalah kewaiiban baai setlaD manusia. Saya memberikan pertolongan kepada orana lain demi keoentinaan orana
..................... 32
33 34 35 36 37
38 39 40
41 42 43 44
45
Saya memanfaatkan uang yang saya miliki untuk kepentingan pribadi daripada memberikannya kepada orang yang membutuhkan Saya menolang tetangga yang sedang membersihkan Iinakunaan rumahnva. Apabila tetangga membutuhkan uang, saya meminjamkannya walaupun saya masih memerlukan Kesulitan orang lain dalam memahami materi penaailan itu bukan urusan sava. Saya senang membantu keluarga dirumah dibandingkan membantu orang lain. Menurut saya korban bencana alam itu tidak perlu dilolong karena biasanya bencana itu dalang dari kejahalan manusia ilu sendin. Anak-anak lerlanlar dan yalim pialu adalah tanggung jawab pemerinlah dan orana-orana kava. Banluan yang saya berikan kepada korban bencana alam hanya karena ikul-ikutan leman-teman Lebih baik tidak menolong letangga yang membuluhkan pertolongan apabila nanlinya hanya menyusahkan sava Apabila ada orang lain yang membutuhkan banluan, saya pura-pura tidak lahu. Saya berharap mendapalkan pujian dari orana yana telah saya lolona Saya meminla imbalan kepada orang vana telah sava lolona. Bila saudara sedang mengalami masalah, saya menghindar dan membiarkan menyelesaikan masalahnya sendiri Kita dapal memberantas kemiskinan
46 47 48 49 50 51 52
53 54
55 56 57 58
Apabila ada pengamen didalam bus, saya senang memberikannya uang keci!. Menjelang idul adha saya berkurban agar orang-orang dapal menikmali sedikil rizki vana sava daoatkan. Saya memberikan sedekah kepada pengemis yang sudah lua atau cacat lubuhnva. Saya memberikan uang simpanan keoada Karban bencana alam Saya selalu menyisihkan harta untuk dizakalkan apalagi selelah diberi kelebihan rizki Saya membawa oleh-oleh untuk telanaaa bila beoeraian Uang iuran pengajian tidak sepenuhnya digunakan unluk kepentingan majelis ta'lim tetapi juga untuk kepentingan pribadi pengurusnya, oleh karena itu saya lidak perlu membayarnya lepat waklu. Saya menghindar apabila ada orang yang meminta sumbangan karena biasanva mereka berbohona Saya orang yang perhilungan dalam memberi bantuan kepada orang lain karena pendapalan saya yang pasoasan. Saya lidak suka memberikan uang kepada pengemis karena akan membuatnva malas bekeria Daripada uang simpanan saya sumbangkan lebih baik saya membeli oerabolan baru. Sesibuk apapun, saya akan merawat kedua oranatua sava vana lelah laniut. Saya menyingkirkan benda-benda berbahava seoerti: oaku, oecahan kaca
59 60 61 62
63 64 65 66 67 68 69 70 71
aIaU oa{U-oaru ralam oljalan. Saya menegur pencopet yang sedang bereaksi di bis. Saya mengantarkan tetangga yang sakit ke Rumah Saki!. Saya menolong orang lain walaupun keselamatan sava terancam. Saya membantu menyebrangkan oranotua diialan. Saya memberikan petunjuk jalan pada orang asing. Walaupun peke~aan sendiri belum selesai saya tetap menolong tetangga vang tertimpa musibah. Saya mengantarkan orang lain yang belum saya kenai ke alamat yang dituiunva bila ia kelihatan binouno Saya menolong orang lain yang belum saya kenai meskipun keselamalan sendiri terancam Saya cuek ketika ada orang yang sedano menoalami perampokan. Saya menitipkan orang tua saya dipanti jompo untuk mengurangi kesibukan dalam merawatnva. Saya membiarkan orang lain yang mengalami kecelakaan, karena bukan urusan sava. Saya takut menolong orang asing yang terkena musibah Saya khawatir membantu menunjukan jalan kepada orang asing, karena sekarang ini banyak penipuan.
-TERIMA KASIH ---
PENDAHULUAN
Assalamu 'alaikum Wr. wb
Responden yang terhormat, Saya adalah mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang sedang melaksanakan tugas skripsi mengenai "Perbandingan Perilaku Prososial Antara Orang Yang Telah Melaksanakan Ibadah Haji dan Yang Belum Pada Ibu-Ibu Majelis Ta'lim" Dalam rangka mengumpulkan data, Saya memohon kesediaan Anda meluangkan waktu untuk menjawab kuesioner ini. Data ini sangat tergantungjawaban Anda yang sejujur-jujumya dan sesuai dengan diri Anda. Bantuan Anda sangat berharga bagi penelitian yang sedang saya lakukan. Atas segaIa bantuan dan keIjasama yang Anda berikan, saya ucapkan terima kasih.
Hormatsaya Leni Kusumawati
IDENTITAS RESPONDEN
Nama (boleh inisial) Usia Bersedia menjadi responden daIam penelitian ini
Jakarta,
(
Juni2007
)
Data Diri Responden I. Nama Majelis ta'lim 2. Pendidikan terakhir 3. Apakah Anda telah melaksanakan lbadah Haji: Yal tidak (coret yang tidak perlu) 4. Sudah berapa lama anda mengikuti majelis ta'lim?
.
( lsi bagi yang telah melaksanakan ibadah haji) 5. Seberapa sering anda mengikuti Majelis ta'lim? a. 2 kali dalam seminggu b. Seminggu sekali c. 2 minggu sekali d. 3 minggu sekali
SKALA PERILAKU PROSOSIAL Berikut ini terdapat sejumlah pemyataan yang mengukur perilaku prososial Anda. Baca dan pahami baik-baik setiap pemyataan tersebut. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pemyataan-pemyataan tersebut sesuai dengan diri anda, dengan cam memberi tanda silang (X) dalam kotak di depan salah satu pilihan jawaban yang tersedia yaitu : SS
: Sangat Setuju
S
:Setuju
TS
: Tidak setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang dianggap salah, karena itu pilih1ah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda Contoh:
No I.
Pemyataan Saya menghindari keluhan orang lain
SS
S
TS X
STS
No 1 2 3 4 5
6 7 8 9 10
11 12 13
14
15
16
17 18 19
Pcrnyataan Saya menghindari keluhan orang lain. Saya menghindari tetangga yang mengalarni kesulitan dalarn hidupnya Saya cuek mendengar berita kemalangan yang menimpa ternan sava. Dalarn tugas minggnan di majelis ta'lim, saya tidak perIu membantu karena sudah terIalu banyak orang Saya tersinggung karena pendapat saya tidak diterima ketika ada rapat anggota majelis ta.'lim. Saya suka menggunakan waktu libur saya untuk santai daripada gotong rovong bersarna tetangga Saya suka bekeIja sendirian dari pada barengbareng. Saya berusaha menghindar bila tetangga mengajak untuk bekeIja bakti. Saya merasa tetangga pelit terhadap saya. Saya menyisihkan harta untuk menaikan haji orangtua saya. Menurut saya orang miskin itu sangat perIu dibantu. Membantu orang yang sedang kesulitan adalah kewaiiban bagi setiap manusia. Saya memanfaatkan nang yang saya miliki untuk kepentingan pribadi daripada memberikannya kepada orang yang membutuhkan Apabila tetangga membutuhkan uang, saya meminjarnkannya walaupun saya masib memerIukan Kesulitan orang lain dalarn memaharni materi pengaiian itu bukan urusan sava. Menurut saya korban bencana alarn itu tidak perIu ditolong karena biasanya bencana itu datang dari keiahatan manusia itu sendiri. Anak-anak terIantar dan yatim piatu adalah tan ' iawab pemerintah dan orang-orang kava. Bantuan yang saya berikan kepada korban bencana alarn hanya karena ikut-ikutan ternan-ternan Lebih baik tidak menolong tetangga yang membutuhkan pertolongan apabila nantinya hanya menyusahkan saya
SS
S
TS
STS
No
SS
Pernyataan
Apabila ada orang lain yang membutuhkan bantuan, saya pura-pura tidak tahu. 21 Saya berharap mendapatkan pujian dari orang yang telah saya tolong 22 Saya meminta imbalan kepada orang yang telah saya tolong. 23 Bila saudara sedang mengalami masalah, saya menghindar dan membiarkan menyelesaikan masalahnya sendiri 24 Dang iuran pengajian tidak sepenuhnya digunakan untuk kepentingan majelis ta'lim tetapi juga untuk kepentingan pribadi pengurusnya, oleh karena itu saya tidak perlu membayamya tepat waktu. 25 Saya menghindar apabila ada orang yang meminta sumbangan karena biasanya mereka berbohong 26 Saya tidak suka memberikan nang kepada pengemis karena akan membuatnya malas bekeIja 27 Daripada uang simpanan saya sumbangkan lebih baik sava membeli perabotan bam. 28 Sesibuk apapun, saya akan merawat kedua orangtua saya yang telah laniut. 29 Saya membantn menyebrangkan orangtua dijalan. 30 Saya memberikan petuniukjalan pada orang asing. 31 Walaupun pekerjaan sendiri belum selesai saya tetap menolong tetangga yang tertimpa musibah. 32 Saya cuek ketika ada orang yang sedang mengalami perampokan. 33 Saya menitipkan orang tua saya dipanti jompo untuk mengurangi kesibukan dalam merawatnya. 34 Saya membiarkan orang lain yang mengalami kecelakaan, karena bukan urusan saya. 35 Saya takut menolong orang asing yang terkena musibah 36 Saya khawatir membantu menunjukan jalan kepada orang asing, karena sekarang ini banyak: penipuan.
20
-------------TERIMA KASIH--------------
S
TS
STS