PERBANDINGAN METODE ANALISIS SENYAWA NITROGEN DENGAN KCl DAN CaCl2 DI BEBERAPA KEDALAMAN TANAH YANG DITANAMI BAWANG DAUN
SARI UMARIAH
DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007
PERBANDINGAN METODE ANALISIS SENYAWA NITROGEN DENGAN KCl DAN CaCl2 DI BEBERAPA KEDALAMAN TANAH YANG DITANAMI BAWANG DAUN
SARI UMARIAH
Skripsi sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Kimia
DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007
ABSTRAK SARI UMARIAH. Perbandingan Metode Analisis Senyawa Nitrogen dengan KCl dan CaCl2 di Beberapa Kedalaman Tanah yang Ditanami Bawang Daun. Dibimbing oleh MUCHAMMAD SRI SAENI dan DIAH SETYORINI. Penggunaan pupuk yang berlebihan menyebabkan berbagai masalah, di antaranya ialah pencemaran lingkungan. Pengaturan dosis pupuk organik sangat penting pada budidaya intensif tanaman sayuran di dataran tinggi. Nitrogen merupakan salah satu unsur hara esensial dengan tingkat ketersediaan yang rendah di dalam tanah. Perilaku nitrogen di dalam tanah sangat dinamis dan mudah berubah sehingga dilakukan penelitian untuk mengetahui perilaku nitrogen pada tanah di pertanaman bawang daun dengan dosis pemupukan petani dan pemupukan introduksi menggunakan metode KCl dan CaCl2. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama, contoh tanah diambil pada kedalaman 0−25, 25−50, 50−75, dan 75−100 cm yang ditanami bawang daun di Wonosobo, Jawa Tengah. Contoh tanah diambil secara berkala sejak tanam hingga panen dengan selang waktu 3 minggu di lokasi penelitian. Contoh tanah dikumpulkan dari sepuluh titik pegambilan contoh di atas guludan di antara tanaman bawang daun. Pada tahap kedua, kadar amonium dan nitrat pada tanah tersebut dianalisis dengan menggunakan metode KCl dan CaCl2 secara spektrofotometri. Berdasarkan hasil pengamatan, metode CaCl2 tidak dapat digunakan pada penentuan kadar amonium dan dapat digunakan pada penentuan nitrat. Pola distribusi kadar amonium pada dosis petani hampir sama dengan dosis introduksi dan kadar nitrat pada dosis petani lebih besar dibandingkan dengan dosis introduksi.
ABSTRACT SARI UMARIAH. Comparison of Analysis Methods on Nitrogen Compounds using KCl and CaCl2 in Some Soil Depth Cultivated with Onion Leaves. Supervised by MUCHAMMAD SRI SAENI and DIAH SETYORINI. Excessive fertilizing causes various problems such as pollution to the environment. Dosage control of organic fertilizer is very important in an intensive vegetable cultivation an plateau. Nitrogen is one of the essential nutrient elements with low availability in the soil. Nitrogen behavior is very dynamic and always fluctuating, so research has to be carried out to study its behavior in the soil cultivated with onion leaves with farmer dose fertilization and introduction dose fertilization using KCl and CaCl2 methods. This research was conducted in two phases. In the first phase, soil samples were taken from 0−25, 25−50, 50−75, and 75−100 cm of depth at onion leaves cultivation area in Wonosobo, Central Java. Soil samples were taken periodicaling since plant until harvesting every 3 weeks. Soil samples were collected from 10 sampling spots of above guludan among onion leaves plants. In the second phase, the ammonium and nitrate contents in those soils were determined by KCl and CaCl2 methods spectrophotometrically. Based on the observation results, CaCl2 method could not be used to determine the ammonium content, but it could be used to determine the nitrate content. Ammonium rate distribution pattern of farmer dose was similar to that of introduction dose, and the nitrate content at farmer dose was higher compared with the introduction dose.
Judul
: Perbandingan Metode Analisis Senyawa Nitrogen dengan KCl dan CaCl2 di Beberapa Kedalaman Tanah yang Ditanami Bawang Daun Nama : Sari Umariah NIM : G44203038
Disetujui,
Pembimbing I,
Prof. Dr.Ir. M. Sri Saeni.MS NIP 130256339
Pembimbing II,
Dr. Diah Setyorini NIP 080077872
Diketahui Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor,
Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS NIP 131 473 999
Tanggal lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skipsi berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada bulan Januari-Juni 2007 dengan judul Perbandingan Metode Analisis Senyawa Nitrogen dengan KCl dan CaCl2 di Beberapa Kedalaman Tanah yang Ditanami Bawang Daun. Terima kasih penulis ucapkan teramat besar kepada Prof.Dr.Ir.Muchammad Sri Saeni, MS selaku pembimbing I atas saran, kritik, masukan ilmu dan pengetahuan, serta kesabaran dalam membimbing. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr.Diah Setyorini selaku pembimbing II atas kesabaran dan bimbingannya. Terima kasih juga diberikan kepada kegiatan penelitian N-Balance yang kerja sama antara Ghent University, Belgia dengan Balai Penelitian Tanah, Bogor, pak Ibrahim atas masukan ilmu dan kesabarannya, Pak Mulyadi dan Pak Didi atas masukan ilmunya, beserta teman-teman kimia angkatan 40 khususnya Diah, Feri, Widya, Tika, dan Ayu dari D3 Ilmu Tanah, Kak Budhi, kosan B 2 dan B 14. Penghargaan dan terima kasih juga ditujukan kepada Mama, Bapa, my sisters and brothers, atas kasih sayang, perhatian, dan dukungannya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Bogor, Juli 2007
Sari Umariah
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 8 November 1985 dari ayah bernama Ir. Umar Hamzah (Alm) dan Ibu bernama Hj. Badriah. Penulis adalah anak ke-3 dari 4 bersaudara. Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Tambun serta pada tahun yang sama lulus masuk IPB melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Penulis memilih Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Penulis melakukan kegiatan praktik lapang pada tahun 2006 di PT Indofarma (Persero) Tbk, Bekasi. Judul yang dipilih adalah Penentuan Kualifikasi Mesin Dissolusi Tester Tipe Sotax AT 7 Menggunakan Metode Spektrofotometri. Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten praktikum Kimia Fisik pada tahun ajaran 2006/2007.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ......................................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. vii PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1 TINJAUAN PUSTAKA Tanah ............................................................................................................... Nitrogen dalam tanah ...................................................................................... Metode Penetapan Nitrogen ............................................................................ Kadar air .......................................................................................................... Spektrofotometer UV-Vis ...............................................................................
1 2 3 3 3
BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat ................................................................................................ Pengambilan Contoh ....................................................................................... Penetapan Kadar Air ....................................................................................... Ekstraksi Contoh ............................................................................................. Penetapan Amonium dan Nitrat dengan KCl .................................................. Penetapan Amonium dan Nitrat dengan CaCl2 ............................................... Pengolahan Data ..............................................................................................
3 4 4 4 4 4 4
HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Tanah Awal ............................................................................................. 4 Uji Beda Nilai Tengah antara Metode KCl dan CaCl2 pada Penentuan Kadar Amonium ......................................................................................................... 5 Uji Beda Nilai Tengah antara Metode KCl dan CaCl2 pada Penentuan Kadar Nitrat ................................................................................................................ 5 Dosis Petani dan Introduksi ............................................................................. 5 Pola Distribuís Kadar Amonium ..................................................................... 6 Pola Distribusi Kadar Nitrat ............................................................................ 7 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan.......................................................................................................... 7 Saran ................................................................................................................ 8 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 8 LAMPIRAN .................................................................................................................. 9
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5
Halaman Perubahan nitrogen dalam tanah........................................................................... 2 Kadar amonium pada berbagai kedalaman tanah dengan dosis petani................ 6 Kadar amonium pada berbagai kedalaman tanah dengan dosis introduksi........... 6 Kadar nitrat pada berbagai kedalaman tanah dengan dosis petani........................ 7 Kadar nitrat pada kedalaman tanah dengan dosis introduksi................................ 7
DAFTAR TABEL 1 2 3
Halaman Sifat-sifat tanah Andisol Wonosobo, Jawa Tengah............................................. 1 Dosis pemupukan petani dan introduksi ............................................................... 5 Kadar N pada pupuk dan tanaman ........................................................................ 6
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Halaman Pembuatan pereaksi ............................................................................................. 10 Pembagian kelas tekstur tanah .............................................................................. 12 Kriteria penilaian sifat-sifat tanah (Pusat Penelitian Tanah, 2005) ....................... 13 Perhitungan statistik dengan uji beda nilai tengah dua populasi ........................... 14 Kurva standar amonium dan nitrat pada dua metode ............................................ 15 Diagram alir penelitian .......................................................................................... 17 Contoh Perhitungan ............................................................................................. 18 Data analisis penentuan amonium pada metode KCl 1 N (ulangan 1) .................. 19 Data analisis penentuan amonium pada metode KCl 1 N (ulangan 2) .................. 20 Data analisis penentuan amonium pada metode KCl 1 N (ulangan 3).................. 21 Data analisis penentuan amonium pada metode CaCl2 0.01 M (ulangan 1) ......... 22 Data analisis penentuan amonium pada metode CaCl2 0.01 M (ulangan 2) ......... 23 Data analisis penentuan amonium pada metode CaCl2 0.01 M (ulangan 3) ......... 24 Data analisis penentuan nitrat pada metode KCl 1 N (ulangan 1)........................ 25 Data analisis penentuan nitrat pada metode KCl 1 N (ulangan 2) ........................ 26 Data analisis penentuan nitrat pada metode KCl 1 N (ulangan 3) ........................ 27 Data analisis penentuan nitrat pada metode CaCl2 0.01 M (ulangan 1) ................ 28 Data analisis penentuan nitrat pada metode CaCl2 0.01 M (ulangan 2)................ 29 Data analisis penentuan nitrat pada metode CaCl2 0.01 M (ulangan 3)................ 30
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Peningkatan produksi tanaman sangat berkaitan dengan keadaan hara dalam tanah. Pupuk merupakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga pemanfaatannya dibutuhkan untuk meningkatkan produksi pertanian. Penggunaan pupuk yang berlebihan menyebabkan berbagai masalah, di antaranya pencemaran lingkungan dan tanaman menjadi kurang sehat serta peka terhadap hama penyakit (Bonh et al. 1979). Pemupukan dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman yang tidak dapat disediakan sepenuhnya oleh sistem tanah. Jenis dan jumlah unsur hara yang diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman untuk tingkat produksi tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, ketersediaan unsur hara dalam tanah harus diketahui lebih dahulu melalui evaluasi status ketersediaan hara dalam tanah. Pengaturan dosis pupuk organik sangat penting pada budidaya intensif tanaman sayuran di dataran tinggi (Soepardi 1996). Nitrogen merupakan salah satu unsur hara esensial dengan tingkat ketersediaan yang rendah di dalam tanah, karena mudah hilang melalui proses penguapan dan pencucian. Perilaku nitrogen di dalam tanah sangat dinamis dan mudah berubah. Kondisi ini berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia sehingga penggunaan pupuk harus diefisienkan (Resh 1983). Nitrogen dibutuhkan dalam jumlah besar untuk mendukung pertumbuhan tanaman (Soepardi 1996). Sumber utama nitrogen di dalam tanah adalah bahan organik, sehingga keberadaan bahan organik akan menentukan jumlah dan ketersediaannya di dalam tanah. Penelitian ini bertujuan membandingkan dua metode penentuan amonium (NH4+) dan nitrat (NO3-) yang menggunakan KCl dan CaCl2 serta melihat pola distribusi amonium dan nitrat di beberapa kedalaman tanah pada dosis pemupukan petani dan dosis pemupukan introduksi pada pertanaman bawang daun di dataran tinggi Wonosobo, Jawa Tengah. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai metode yang baik serta efisien dalam menentukan amonium dan nitrat serta mengetahui dosis penggunaan pupuk yang baik.
Tanah Tanah merupakan hasil pelapukan batuan yang bercampur dengan sisa-sisa bahan organik dari organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup di permukaan atau di dalamnya. Setiap jenis tanah mempunyai sifat dan karakteristik tertentu yang dicirikan melalui sifat fisik, kimia, dan biologi tanahnya (Tejoyuwono 1998) Kemasaman dan kebasaan tanah dipengaruhi oleh macam kation yang terjerap pada permukaan zarah-zarah koloid. Kationkation utama yang terjerap ialah Al3+, H+, Na+, K+, Ca2+, dan Mg2+ (Tan Kim 1991). Setiap jenis tanah memiliki kandungan bahan organik yang berbeda-beda, tergantung dari tingkat ketinggian dan horizon tanah (Darmawijaya 1990). Tanah andisol merupakan tanah yang berkembang dari bahan vulkanik (Hardjowigeno 2003). Andisol secara umum mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika yang penting (Anonim 1997). Menurut Tan (1984) menyatakan bahwa andisol di Indonesia dicirikan oleh kandungan bahan organik yang tinggi dengan nilai pH berkisar 3.8−6.4. Berikut ini sifat-sifat tanah andisol Wonosobo, Jawa Tengah. Tabel 1 Sifat-sifat Wonosobo, Jawa Tengah* Analisis Testur Pasir (%) Liat (%) Debu (%) pH H2O KCl C organik (%) N Total (%) C/N P potensial (HCl 25%) P2O5 (me/100 g) P tersedia P2O5 olsen (ppm) NTK Ca (me/100 g) Mg (me/100 g) K (me/100 g) Na (me/100 g) Kemasaman Al3+ (me/100 g) H+ (me/100 g) *Sumber: Puslittanak, 2005
tanah
Andisol
Nilai 52 31 17 6.2 5.5 3.32 0.33 12 346 177 11.6 1.61 0.29 0.06 0.11 0.13
2
Menurut Soepardi (1996), ion-ion nitrat, nitrit dan amonium jumlahnya tergantung dari jumlah pupuk yang diberikan dan kecepatan dekomposisi bahan organik tanah. Proses dekomposisi ini terjadi melalui tiga tahap, yaitu Aminisasi ialah pemecahan protein dan senyawa serupa menjadi senyawa amino. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Nitrogen dalam Tanah Nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro bagi pertumbuhan tanaman yang sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan seperti daun, batang dan akar (Hakim 1986). Kekurangan nitrogen menyebabkan daun kasar dan berserat serta berwarna kekuningan (Ashari 1995). Kelebihan nitrogen pada tanaman dapat menyebabkan tanaman menjadi cepat layu dan rentan terhadap serangan penyakit (Douglas 1985). Tanaman dapat menyerap nitrogen dalam bentuk amonium atau nitrat (Hakim 1986). Penyerapan amonium dan nitrat oleh tumbuhan memungkinkan tumbuhan untuk membentuk senyawa nitrogen (Harjadi & Sunaryono 1989). Nitrogen tanah dibagi dalam dua bentuk, yaitu bentuk organik dan anorganik. Bentuk organik merupakan bagian terbesar. Senyawa N organik dalam tanah pada umumnya terdapat dalam bentuk asamasam amino (Leiwakabessy 1998). Nitrogen anorganik dalam tanah dijumpai dalam bentuk seperti gas nitrogen (N2), nitrous oksida (N2O), dan amonia (NH3), dan dalam bentuk ion-ion seperti nitrat (NO3-), nitrit (NO2-), dan amonium (NH4+) (Bockman et al. 1990).
Protein
R-NH2 + CO2 + Energi
Amonifikasi ialah proses enzimatik yang mengubah senyawa amino menjadi amonium. Reaksi yang terjadi sebagai berikut: R-NH2 + HOH NH3 + H2O
R-OH + NH3 + Energi NH4OH
NH4++ OH−
Nitrifikasi yaitu proses oksidasi enzimatik yang mengubah amonium menjadi nitrat. Reaksi yang terjadi sebagi berikut: 2NH4+ + 3O2
2NO2− + 2H2O + 4H+ + Energi
2NO2- + O2
2NO3− + Energi
Penguapan Amo nia (NH3 )
Pupuk
Hidrolisis Nitrogen Tanaman
Mineralisasi
Nitrogen oksida
Amonium (NH 4 + )
Bahan organik
Mikroba tanah Denitrifikasi Nitrat (NO 3 - )
Pencucian
Gambar 1 Perubahan senyawa nitrogen dalam tanah (Bockman et al. 1990).
3
Jumlah yang dibebaskan dari bahan organik ditentukan oleh keseimbangan antara faktor yang mempengaruhi mineralisasi, mobilisasi, dan kehilangan N dari tanah (Sanchez 1976; Tisdale et al. 1985). Berikut ini adalah siklus perubahan senyawa nitrogen di dalam tanah (Gambar 1). Kehilangan nitrogen pada pertanian dapat terjadi melalui denitrifikasi, volatilisasi amonia, dan kehilangan NO3− karena proses memperlihatkan bahwa pencucian (Hidayat et al. 1984). Gambar 1 nitrogen tercuci di dalam tanah sebagai nitrat (NO3−) sedangkan amonium (NH4+) mudah terjerap pada kompleks pertukaran kation. Pencucian nitrat merupakan masalah pencemaran yang potensial terjadi pada air permukaan dan air bawah tanah yang sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia (Bonh et al. 1979). Nitrogen dalam bentuk NO3− lebih mobil. Pada kondisi curah hujan yang tinggi atau irigasi, NO3− tercuci dari horizon atas tanah (Sibuea 1993). Selama musim kemarau yang hebat dan pergerakan air kapiler memungkinkan ke atas dan ke bawah, akibatnya nitrat akan terakumulasi pada bagian atas horizon tanah bahkan di permukaan tanah (Tisdale et al. 1985). Menurut Ponnamperuma (1976) penguapan amonia (NH3) dari pupuk-pupuk dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, jenis dan dosis pupuk amonium, serta dalamnya penempatan. Metode Penetapan Senyawa Nitrogen Nitrogen total dalam tanah dapat ditentukan dengan metode Kjedahl, sementara nitrogen yang tersedia dapat ditetapkan dengan metode KCl dan Morgan Wolf. Penetapan nitrogen total dengan metode Kjeldahl didasarkan ketetapan bahwa senyawa nitrogen organik dan anorganik dapat dioksidasi dalam lingkungan asam sulfat (H2SO4) membentuk amonium sulfat. Amonium sulfat yang terbentuk disuling dengan penambahan NaOH yang akan membebaskan NH3. NH3 yang tersuling akan diikat oleh asam borat dan dapat dititar dengan H2SO4 dengan menggunakan conway (Wijdjik & Hardjono 1996). Reaksi yang terjadi sebagai berikut: N-Tanah + H2SO4 → (NH4)2SO4
(NH4)2SO4 + 2NaOH → 2NH3 + Na2SO4 + 2H2O NH3 + H3BO3 → NH4H2BO3 2NH4H2BO3 + H2SO4 → (NH4)2SO4 + 2H3BO3
Metode ekstraksi dengan KCl dasar penetapan ialah senyawa nitrogen (NH4+ dan NO3−) dalam tanah dapat dibebaskan oleh KCl 1 N menjadi amonium klorida dan kalium nitrat. Sementara N-organik tidak terekstrak. Untuk mengukur NH4+ dan NO3− yang dibebaskan tersebut dapat dengan cara spektrofotometer atau distilasi dapat digunakan (Wijdjik & Hardjono 1996). Kadar Air Air ini kurang tersedia untuk tanaman karena penjerapan secara fisik maupun kimia air oleh bahan-bahan organik, Untuk menetapkan kandungan komponen lain dari bahan penentuan kadar air dilakukan agar kandungan komponen-komponen tersebut dapat dinyatakan sebagai % bahan kering dan nilainya konstan (Harjadi 1993). Kadar air dapat ditetapkan dengan metode gravimetri. Gravimetri merupakan cara penentuan jumlah zat berdasarkan pada penimbangan hasil reaksi setelah bahan yang dianalisis direaksikan (Harjadi 1993). Spektrofotometri Ultraviolet -Tampak Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko dan satu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blangko ataupun pembanding (Khopkar 2003). Prinsip kerja alat spektrofotometer ultraviolet-tampak (UV-Vis) adalah sumber radiasi yang merupakan sinar polikromatis dilewatkan melalui monokromator, kemudian sinar ini oleh monokromator diteruskan melalui sel yang berisi sampel. Sinar sebagian diserap oleh sel dan sebagian diteruskan ke fotosel yang berfungsi mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan oleh fotosel memberikan sinyal pada detektor yang kemudian diubah menjadi nilai serapan (Day & Underwood 1989).
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari−Juni 2007, bertempat di Laboratorium N−balance, Jl Turen No.5, Salatiga. Kegiatan ini merupakan bagian dari penelitian kerjasama antara Ghent University, Belgia
4
dengan Balai Penelitian Tanah, Bogor tahun 2005−2010. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan di antaranya adalah pupuk urea, pukan ayam, SP−36, KCl, K−Na tartrat, fenol, natrium hipoklorit (NaOCl 5%), H2SO4 pekat, brusin 2%, serbuk KNO3, air bebas ion, dan serbuk CaCl2. Alat yang digunakan adalah ombrometer, meteran, bor tanah, kantong plastik, ember, neraca analitik, alat-alat kaca, dan spektrofotometer.
Metode Pengambilan Contoh Tanah Contoh tanah diambil secara periodik sejak tanam hingga panen dengan selang waktu 3 minggu di lokasi penelitian (Wonosobo, Jawa tengah). Contoh tanah dikumpulkan dari 10 titik pengambilan contoh di atas guludan diantara tanaman bawang daun dengan empat kedalaman, yaitu 0−25, 25−50, 50−75, dan 75−100 cm.
Penentuan nitrat dalam contoh Sebanyak 5 ml ekstrak contoh dan deret standar (Lampiran 1) dipipet ke dalam tabung reaksi. Sebanyak 0.5 ml brusin 2% dan 5 ml H2SO4 pekat ditambahkan sambil dikocok, dibiarkan selama 30 menit hingga dingin. Kemudian serapan diukur pada panjang gelombang 432 nm. Penetapan Amonium dan Nitrat dengan CaCl2 0.01 M (Goldman & Jacobs 1991) Penentuan amonium dalam contoh Sebanyak 2 ml filtrat dan deret standar (Lampiran 1) dipipet ke dalam tabung reaksi, ditambahkan berturut-turut 4 ml larutan bufer tartrat dan 4 ml larutan Na−fenolat, dikocok dan dibiarkan selama 10 menit. Sebanyak 2 ml natrium hipoklorit 5% ditambahkan kemudian dikocok selama 10 menit. Setelah itu diukur serapannya pada panjang gelombang 630 nm. Penentuan nitrat dalam contoh Sebanyak 10 ml ekstrak dan deret standar dipipet ke dalam tabung reaksi dan kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 202 dan 275 nm sebagai koreksi.
Penetapan Kadar Air Pengolahan data Sebanyak 5 g contoh dimasukan ke dalam cawan dan dikeringkan dalam oven pada suhu 105 oC selama 4 jam, Setelah di oven selama 4 jam dimasukan ke dalam eksikator kemudian ditimbang dengan neraca analitik. Ekstraksi contoh Sebanyak 5 g contoh tanah masing-masing ditimbang ke dalam botol kocok. 25 ml pengekstrak KCl 1 N dan pengekstrak CaCl2 0.01 M ditambahkan kemudian dikocok selama 30 menit lalu disaring hingga didapatkan ekstrak.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji beda nilai tengah dua populasi pada dua contoh bebas dengan ragam tidak sama. Bentuk hipotesis untuk kedua kondisi sama. Dengan persamaan sebagai berikut: 1. Ho : μ1−μ2 = δ0 2. Hi : μ1−μ2 ≠ δ0 Hal ini menyatakan bahwa bila Ho diterima maka metode KCl dan CaCl2 dapat dikatakan tidak berbeda. Sebaliknya bila Ho ditolak maka metode KCl dan CaCl2 dapat dikatakan berbeda.
Penetapan Amonium dan Nitrat dengan KCl 1 N (Wijdjik & Hardjono 1996)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan amonium dalam contoh Sebanyak 1 ml ekstrak contoh dan deret standar (Lampiran 1) dipipet ke dalam tabung reaksi ditambahkan 2 ml larutan bufer tartrat dan 2 ml Na−fenolat, dikocok dan dibiarkan selama 10 menit. Sebanyak 1 ml natrium hipoklorit 5% ditambahkan, dikocok selama 10 menit dan serapan diukur pada panjang gelombang 630 nm.
Sifat Tanah Awal Analisis tanah andisol di Wonosobo, Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 1. Tanah andisol Wonosobo, Jawa Tengah mempunyai kandungan pasir 52%, debu 31%, dan liat 17%, sehingga hasil penilaian kelas tekstur tanah pada (Lampiran 2) menyatakan bahwa tanah itu termasuk kelas tekstur lempung liat berpasir. Pada Tabel 1 juga diketahui bahwa tanah andisol ini
5
memiliki sifat tanah agak masam berdasarkan kriteria hasil analisis tanah yang digunakan Pusat Penelitian Tanah (Lampiran 3). Kandungan C organik tinggi, yaitu sebesar 3.32% serta N total yang sedang sebesar 0.33% dengan perbandingan C dan N yang sedang sebesar 12%. Nilai tukar kation (NTK) Ca dan Mg-nya yang rendah, masing-masing 11.6 dan 1.61 me/100 g. Selain itu, kandungan Na dan K juga terbilang rendah, yaitu 0.06 dan 0.29 me/100 g, sehingga dapat dikatakan bahwa tanah tersebut memiliki serapan N yang rendah. Umumnya, sifat-sifat tanah Andisol Wonosobo, Jawa Tengah kurang begitu baik, dilihat dari nilai pHnya yang agak masam (Tan 1984). Curah hujan dan suhu yang tinggi memungkinkan terjadinya pencucian terhadap basa-basa, sehingga dalam periode relatif pendek menyebabkan reaksi tanah menjadi masam.
yang digunakan, yaitu brusin dan H2SO4 pekat sedangkan pada CaCl2 tidak menggunakan brusin dan H2SO4 pekat sehingga penentuan kadar nitrat lebih efisien menggunakan metode CaCl2. Hasil pengujian kadar nitrat menggunakan metode KCl dan CaCl2 pada uji nilai beda tengah menunjukkan bahwa penentuan kadar nitrat pada metode KCl dan CaCl2 tidak berbeda, sehingga metode CaCl2 pada penentuan nitrat dapat digunakan sebagai pengganti metode KCl. Hasil ini dapat terlihat pada Lampiran 4. Lampiran 4 menyajikan nilai uji t-hitung dan nilai p dengan menggunakan perhitungan statistik. Hasil ini menyatakan bahwa kedua metode tidak berbeda dengan kata lain bahwa metode CaCl2 dapat menggantikan penentuan kadar nitrat karena nilai p yaitu 0.25 jauh lebih besar dari nilai α yaitu 0.05 sehingga mendukung untuk tidak menolak Ho. Dosis Petani dan Introduksi
Uji Beda Nilai Tengah antara Metode KCl dan CaCl2 pada Penentuan Kadar Amonium Nitrogen di dalam tanah dapat dilihat dari perilaku perubahan NH4+ yang terjadi lebih cepat karena sifatnya yang lebih kering dan memacu laju proses oksida menjadi NO3(Sibuea 1993). Hal ini kemudian diuji menggunakan dua metode, yaitu KCl dan CaCl2. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa penentuan amonium menggunakan metode KCl dan CaCl2 memiliki nilai hipotesis yang mendukung untuk menolak Ho. Hipotesis ini dinyatakan dengan menggunakan uji beda nilai tengah pada dua contoh bebas yang terlihat pada Lampiran 4. Lampiran 4 menyajikan nilai uji t-hitung pada perhitungan statistik yang menyatakan bahwa kedua metode berbeda, dengan kata lain metode CaCl2 tidak dapat menggantikan penentuan kadar amonium karena nilai p yaitu 5.80 Χ 10-6 jauh lebih kecil dari nilai α, yaitu 0.05 sehingga mendukung untuk menolak Ho dan menerima Hi. Uji Beda Nilai Tengah antara Metode KCl dan CaCl2 pada Penentuan Kadar Nitrat Penentuan kadar nitrat mengunakan metode KCl dan CaCl2 cukup berbeda. Perbedaan ini terlihat dari efisiensi penggunaan pereaksi, baik dari KCl maupun CaCl2. Pada metode KCl digunakan pereaksi yang cukup banyak dan tidak efisien bila dibandingkan dengan CaCl2. Pereaksi KCl
Penggunaan pupuk yang digunakan oleh petani tidaklah sama dengan pupuk yang digunakan pada introduksi. Tabel 2 menunjukkan dosis pemupukan oleh petani dan dosis introduksi yang telah direkomendasikan dari penelitian sebelumnya. Tabel 2 Dosis pemupukan introduksi
petani
dan
(kg/ha) Dosis Petani Introduksi
Pukan Ayam 50,000 30,000
Urea
SP-36
KCl
2,500 1,000
2,500 1,000
0 250
Dosis pemupukan yang digunakan oleh petani dan introduksi cukup berbeda jauh. Terlihat bahwa petani menggunakan pupuk yang cukup banyak dibandingkan dengan introduksi. Umumnya petani menggunakan dosis ini agar hasil yang didapatkan lebih baik. Namun, penggunaan pupuk yang berlebih dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Khususnya pada air karena salah satu senyawa nitrogen yaitu nitrat dapat tercuci di dalam air. Pencucian nitrat merupakan masalah pencemaran yang potensial terjadi pada air permukaan dan air bawah tanah (Bonh et al. 1979). Umumnya petani tidak mengetahui hal tersebut, sehingga menurut mereka penggunaan pupuk yang berlebih akan semakin baik dan hasilnya pun akan berkualitas. Namun setelah diperhitungkan bahwa penggunaan dosis pupuk yang benar
6
Kadar N (kg/ha) Pukan Ayam (a)
Urea (b)
Total (a + b)
Tanaman
Petani
595
1125
1720
289
Introduksi
357
450
807
289
Dosis
Tabel 3 menunjukkan bahwa kadar N yang tersedia pada dosis petani sangat tinggi dibandingkan pada dosis introduksi. Data kadar N pada pupuk yang didapat dari perhitungan jumlah kadar N yang tersedia dalam pupuk sedangkan data nilai kadar N yang diserap oleh tanaman baik dosis petani maupun dosis introduksi didapatkan dari puslittanak. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan pupuk yang berlebihan atau tidak berlebihan memiliki jumlah kadar N yang diserap tanaman relatif sama. Dosis introduksi merupakan rekomendasi efisiensi N pada tingkat 50% dari dosis petani yang berdasarkan pada penelitian sebelumnya. Pola Distribusi Kadar Amonium Gambar 2 menyajikan hasil analisis penentuan amonium menggunakan dosis petani sementara pada Gambar 3 menyajikan hasil analisis penentuan kadar amonium pada dosis introduksi. Kadar amonium pada dosis introduksi merupakan hasil penggunaan pupuk rekomendasi efisiensi 50% dari dosis petani. Kadar amonium pada dosis petani dan dosis introduksi di dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya proses dekomposisi (Soepardi 1996). Kadar amonium pada dosis petani dan introduksi, yakni pada minggu ke−0 dan ke−6 di kedalaman 0−25 cm hampir sama, begitu pula pada minggu ke−3 dan ke−9 di kedalaman 0−25 cm menunjukkan kadar amonium yang relatif sama, yaitu berada disekitar 4−7 ppm NO3− (Gambar 2 dan 3). Kadar amonium pada dosis petani dan introduksi secara keseluruhan pada minggu ke−0 sampai ke−9 pada kedalaman 0−100 cm, menunjukkan terjadinya proses dekomposisi (Soepardi
Kadar amonium (ppm) 0
2
4
6
8
0 K e d a la m a n ( c m )
Tabel 3 Kadar N pada pupuk dan tanaman
1996). Terlihat dengan kadar amonium yang fluktuatif.
20
Minggu 0
40
Minggu 3
60
Minggu 6
80
Minggu 9
100
Gambar 2
Kadar amonium pada berbagai kedalaman tanah dengan dosis petani Kadar amonium (ppm)
0
2
4
6
8
0 K e d alam a n (cm )
adalah dengan menghitung komponen kadar N di setiap tanah dan pupuk yang digunakan hingga dihasilkan dosis pupuk introduksi. Adapun kadar N pada dosis petani dan introduksi terhadap pupuk dan tanaman disajikan pada Tabel 3.
20
Minggu 0
40
Minggu 3
60
Minggu 6
80
Minggu 9
100
Gambar 3
Kadar amonium pada berbagai kedalaman tanah dengan dosis introduksi
Proses dekomposisi yang terjadi yaitu amonifikasi dan nitrifikasi. Amonifikasi di dalam tanah merubah asam amino menjadi amonium. Hal ini menyebabkan kadar amonium di dalam tanah meningkat sedangkan proses nitrifikasi dapat menyebabkan kadar amonium menurun karena terjadi tranformasi amonium menjadi nitrat (Soepardi 1996). Nitrifikasi di dalam tanah dibantu oleh bakteri. Perubahan nitrit dilakukan oleh bakteri nitrosomonas yang tergolong dalam bakteri obligat outotrop, sedangkan perubahan nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh golongan bakteri obligat autotrop yang lain yaitu nitrobakteri. Secara keseluruhan kadar amonium dosis introduksi tidak terlalu berbeda dengan dosis petani yaitu kadar amonium berkisar antara 4−7 ppm. Dengan kata lain walaupun penggunaan dosis yang berbeda yakni dosis introduksi 50% lebih rendah dari dosis petani tetapi menghasilkan kadar amonium yang relatif sama.
7
Pola Distribusi Kadar Nitrat Gambar 4 menyajikan hasil analisis penentuan nitrat menggunakan dosis petani sementara pada Gambar 5 menyajikan hasil analisis penentuan kadar nitrat pada dosis introduksi. Nitrat di dalam tanah bersifat mobil dibandingkan amonium (Tisdale et al. 1985) sehingga nilai kadar nitrat pada dosis petani dan introduksi berbeda. Kadar nitrat pada dosis petani terlihat lebih besar dibandingkan dengan kadar nitrat pada dosis introduksi, yakni pada minggu ke−9 di kedalaman 50-100 cm (Gambar 4 dan 5). Kadar nitrat (ppm) 0
50 100 150 200 250 300
Kedalam an (cm )
0 20 Minggu 0 40
Minggu 3 Minggu 6
60
Minggu 9 80 100
Gambar 4
Kadar nitrat pada berbagai kedalaman tanah dengan dosis petani Kadar nitrat (ppm)
0
50 100 150 200 250 300
K e d a la m a n ( c m )
0 20
Minggu 0
40
Minggu 3
60
Minggu 6
80
Minggu 9
100
Gambar 5
Kadar nitrat pada berbagai kedalaman tanah dengan dosis introduksi.
Terlihat juga bahwa kadar nitrat pada dosis petani pada minggu ke−0 dari kedalaman 0−100 cm menunjukan nilai yang fluktuasi. Pada kedalaman 50−75 cm tertinggi dibandingkan dengan kedalaman yang lainnya. Kadar nitrat tertinggi ini disebabkan pada kedalaman tersebut nitrat tercuci dari kedalaman 0−50 cm serta terjadinya perubahan nitrifikasi yang cukup besar dibandingkan dengan kedalaman lain. Begitu pula pada minggu ke−3 kadar nitrat tertinggi
terdapat pada kedalaman 50−75 cm. Kadar nitrat minggu ke−6 menurun dibandingkan dengan minggu ke−3 dan meningkat pada kedalaman 75−100 cm. Hal ini disebabkan kondisi nitrat di dalam tanah tersebut meningkat dari nitrat yang tercuci dan proses nitrifikasi yang besar. Pada minggu ke−9 kadar nitrat mulai semakin meningkat dari kedalaman 25−100 cm. Hal ini terlihat bahwa penggunaan dosis yang digunakan oleh petani cenderung lebih banyak yang tercuci di minggu ke−9 dibandingkan pada dosis introduksi. Kadar nitrat pada dosis introduksi, yakni pada minggu ke−0 tertinggi terdapat pada kedalaman 50−75 cm. Hal ini dimungkinkan pada kedalaman tanah tersebut terjadi nitrifikasi yang cukup besar, sedangkan kadar nitrat minggu ke−3 pada kedalam 75−100 cm merupakan kadar tertinggi. Dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan nitrat karena nitrat bersifat mobil yang biasanya tercuci (Tisdale et al. 1985) di dalam tanah. Namun, kadar nitrat pada minggu ke−6 dan ke−9 cenderung menurun dari kedalaman 25−100 cm. Hal ini memperlihatkan bahwa kadar nitrat di dalam tanah hampir sebagian besar terserap oleh tanaman dan hanya sebagian kecil yang tercuci di dalam tanah. Terkait dengan penggunaaan dosis introduksi yang merupakan rekomendasi efisiensi 50% dari dosis petani. Secara keseluruhan bahwa kadar nitrat pada dosis petani lebih besar dibandingkan pada dosis introduksi. Kadar nitrat juga dipengaruhi oleh proses dekomposisi di dalam tanah, sehingga nilai kadar nitratnya fluktuatif (Soepardi 1996). Kadar nitrat pada dosis introduksi memungkinkan tidak terjadi pencemaran lingkungan karena kadar nitrat yang dihasilkan cenderung tidak tercuci di dalam tanah dibandingkan dengan kadar nitrat pada dosis petani serta penggunaan dosis introduksi yang sedikit dibandingkan dengan dosis petani.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode CaCl2 berbeda dengan metode KCl pada penentuan amonium sementara pada penentuan nitrat tidak berbeda sehingga metode CaCl2 dapat digunakan pada penentuan nitrat. Kadar amonium pada dosis
8
petani hampir sama dengan dosis introduksi, yaitu 4−7 ppm. Kadar nitrat pada dosis petani lebih besar dibandingkan dengan dosis introduksi.
Saran Untuk mengetahuinya secara terperinci, metode CaCl2 dapat digunakan untuk pengamatan pada jenis tanah yang berbeda dengan ragam dosis pupuk.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat A, Fujimoto T, Ismunadji M. 1984. Perilaku nitrogen pada tanah kering. Penelitian Pertanian 4(1):35-40. Khopkar SM. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Pr. Leiwakabessy FM, Sutandi A. 1998. Pupuk dan Pemupukan. Bogor: Fakultas Pertanian., IPB Ponnamperuma FA. 1976. Spesific Soil Chemical Characteristic of Rice Production in Asia. IRRI.
Anonim. 1997. Kriteria Kesesuaian Tanah dan Iklim Tanaman Pertanian. Jakarta: Departemen Pertanian.
Resh
Ashari S. 1995. Hortikultura, Aspek, dan Budidaya. Jakarta: UI Pr. hlm 89-90.
Sanchez FA. 1976. Properties and Management of Soils in the Tropics. New York: J Wiley.
Bockman OC, Kaarstad O, Lie OH, Richard I. 1990. Agriculture and Fertilizers. OsloNorway: Agriculture Group.
HM. 1983. Hydroponic Food Production. Ed ke-2. California: Woodbridge Pr. hlm 335.
Bonh HL, McNeal BL, O’Connor GA. 1979. Soil Chemistry. New York: J Wiley
Sibuea LH. 1993. Pengaruh suhu dan lenggas tanah terhadap ketersediaan dan serapan hara serta hasil tanaman pada tiga jenis tanah sawah. [tesis]. Bogor: Fakultas Pertanian, IPB.
Darmawijaya. 1990. Klasifikasi Tanah. Yogyakarta: University Gajah Mada Pr.
Soepardi G. 1996. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor: Fakultas Pertanian, IPB.
Day RA, Underwood AL. 1989. Analisis Kimia Kuantitatif. Ed ke-5. Jakarta: Erlangga.
Tan
Douglas JS. 1985. Advanced Guide to Hydroponics. London: Pelhman Books. hlm 333.
KH. 1984. Andosols. Georgia: Benchmark Book Van Nostrand
Tan KH. 1991. Dasar-dasar Kimia Tanah. Didiek HG, Penerjemah. Yogyakarta: Gajah Mada University Pr.
Goldman E, Jacobs R. 1991. Determination of nitrates by ultraviolet absorption. J.Amer. Water Works Assoc. 53:187
Tejoyuwono N. 1998. Tanah dan Lingkungan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Hakim N. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah (Terjemahan). Yogyakarta: Gajah Mada University Pr.
Tisdale SL, Nelson WL, Beaton JD. 1985. Soil Fertility and Fertilizers. New York: Macmillan
Hardjowigeno S. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.
Widjik S, Hardjono. 1996. Metode Analisis Tanah. Jakarta: Astra Agro Niaga.
Harjadi SS, Sunaryono H. 1989. Dasar-dasar Hortikultura. Bogor: Fakultas Pertanian, IPB. hlm 506. Harjadi W. 1993. Ilmu kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRAN
10
Lampiran 1 Pembuatan pereaksi Ekstrak KCl 1 N : Sebanyak 74.55 g kristal KCl dilarutkan k edalam labu berukuran 1 liter dengan air bebas ion hingga homogen. Standar pokok 1000 ppm NH4+ : Sebanyak 4.7143 g serbuk (NH4)2SO4 pekat (kering 105 oC) dilarutkan ke dalam labu ukur 1 liter dengan air bebas ion hingga homogen. Standar 20 ppm NH4+ dalam KCl 1 N: Sebanyak 2 ml standar pokok 1000 ppm NH4+ dipipet ke dalam labu ukur 100 ml dan diencerkan dengan ekstrak KCl 1 N hingga tanda tera. Larutan brusin 2% : Sebanyak 2 g brusin dilarutkan dengan 100 ml air bebas ion hingga homogen. Standar pokok 1000 ppm NO3−-: Sebanyak 1.6290 g serbuk KNO3 pekat dilarutkan ke dalam labu 1 liter dengan air bebas ion hingga homogen. Standar pokok 50 ppm NO3−- : Sebanyak 5 ml standar 1000 ppm NO3−- dipipet kedalam labu ukur 100 ml dengan air bebas ion hingga homogen. Standar pokok 5 ppm NO3−- dalam KCl 1 N : Sebanyak 10 ml standar 50 ppm NO3−- dipipet ke dalam labu ukur 100 ml kemudian diencerkan dengan pengekstrak KCl 1 N hingga tanda tera. Ekstrak CaCl2 0.01 M : Sebanyak 1.48 g CaCl2 dilarutkan kedalam labu ukur 1 liter dengan air bebas ion sampai tanda tera Standar pokok 1000 ppm NH4+ : Sebanyak 4.7143 g serbuk (NH4)2SO4 pekat (kering 105 oC) dilarutkan ke dalam labu ukur 1 liter dengan air bebas ion hingga tanda tera. Standar pokok 20 ppm NH4+: Sebanyak 2 ml standar pokok 1000 ppm dipipet ke dalam labu ukur 100 ml dengan ekstrak CaCl2 0.01 M hingga tanda tera. Standar pokok 1000 ppm NO3−- : Sebanyak 1.6290 g serbuk KNO3 pekat dilarutkan ke dalam labu 1 liter dengan air bebas ion hingga homogen Standar pokok 50 ppm NO3−- : Sebanyak 5 ml standar 1000 ppm NO3−- dipipet ke dalam labu ukur 100 ml dengan air bebas ion hingga homogen. Standar pokok 5 ppm NO3- dalam CaCl2 0.01 M : Sebanyak 10 ml standar 50 ppm NO3- dipipet ke dalam labu ukur 100 ml dengan pengekstrak CaCl2 0.01 M hingga tanda tera. Deret standar amonium pada KCl Penetapan nitrat dilakukan pembuatan deret standar (0−20 ppm N−NH4+). Standar 20 ppm N−NH4+ dalam KCl 1 N dipipet 0; 0.1; 0.2; 0.4; 0.6; 0.8; dan 1 ml ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan ekstrak KCl 1 N hingga menjadi 1 ml. Deret standar ini memiliki kepekatan 0, 2, 4, 6, 8, 12, 16, dan 20 ppm N−NH4+. Kemudian deret standar ini ditambahkan 2 ml larutan sangga tartrat dan 2 ml larutan Na-fenolat, kocok dan biarkan selama 10 menit. Tambahkan 1 ml natrium hipoklorit 5% kemudian kocok selama 10 menit setelah itu diukur serapannya pada panjang gelombang 630 nm. Deret standar nitrat pada KCl Penetapan nitrat dilakukan pembuatan deret standar (0−5 ppm N−NO3−-). Standar 5 ppm −NO3 dalam KCl 1 N dipipet 0; 0.5; 1; 2; 3; 4; dan 5 ml kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan dengan penambahan ekstrak CaCl2 hingga volumenya 5 ml. Deret standar ini memiliki kepekatan 0, 0.5, 1, 2, 3, 4, 5 ppm NO3−-. Kemudian deret standar ini ditambahkan 0,5 ml brusin 2% dan 5 ml H2SO4 pekat sambil dikocok kemudian dibiarkan selama 30 menit hingga dingin. Kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 432 nm.
11
Deret standar amonium pada CaCl2 Penetapan nitrat dilakukan pembuatan deret standar (0−-20 ppm N-NH4+). Standar 20 ppm N+ NH4 dalam CaCl2 0.01 M dipipet 0, 1, 2, 4, 6, 8, dan 10 ml kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan estrak CaCl2 0.01 M hingga menjadi 10 ml hingga homogen. Deret standar ini memiliki kepekatan 0, 2, 4, 6, 8, 12, 16, dan 20 ppm N-NH4+. Kemudian deret standar ini ditambahkan 4 ml larutan sangga tartrat dan 4 ml larutan Na−fenolat, kocok dan biarkan selama 10 menit. Tambahkan 2 ml natrium hipoklorit 5% kemudian kocok selama 10 menit setelah itu diukur serapannya pada panjang gelombang 630 nm. Deret standar nitrat pada CaCl2 Penetapan nitrat dilakukan pembuatan deret standar (0−5 ppm N−NO3−-). Standar 5 ppm −NO3 dipipet 0, 1, 2, 4, 6, 8, dan 10 ml kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan dengan penambahan ekstrak CaCl2 hingga volumenya 10 ml hingga homogen. Deret standar ini memiliki kepekatan 0, 0.5, 1, 2, 3, 4, 5 ppm NO3−-. Kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 202 nm dan 275 nm sebagai koreksi. Pereaksi 1 dan 2 pada KCl Pereaksi 1 (larutan bufer tartrat) yaitu 50 g NaOH dilarutkan 500 ml air bebas ion secara perlahan-lahan ke dalam labu ukur 1000 ml kemudian ditambahkan 50 g serbuk K−Na tartrat dan air bebas ion sampai tanda tera. Pereaksi 2 (larutan fenolat), yaitu sebanyak 36 g serbuk NaOH ditambahkan perlahan-lahan dengan 500 ml air bebas ion ke dalam labu ukur ukur 1 liter, kemudian ditambahkan 82 g fenol dan air bebas ion sampai tanda tera. Pereaksi 1 dan 2 pada CaCl2 Pereaksi 1 (larutan bufer tartrat), yaitu 50 g serbuk NaOH ditambahkan perlahan-lahan dengan 500 ml air bebas ion ke dalam labu ukur 1000 ml kemudian ditambahkan 50 g serbuk K−Na tartrat, dan air bebas ion sampai tanda tera. Pereaksi 2 (larutan fenolat) yaitu sebanyak 100 g serbuk NaOH ditambahkan perlahan-lahan dengan 500 ml air bebas ion ke dalam labu ukur ukur 1 liter, ditambahkan 125 g fenol, dan air bebas ion sampai tanda tera.
12
Lampiran 2 Pembagian kelas tekstur tanah
Keterangan gambar: 1. Pasir
7. Lempung liat berpasir
2. Pasir berlempung
8. Lempung berliat
3. Lempung berpasir
9. Lempung liat berdebu
4. Lempung
10. Liat berpasir
5. Lempung berdebu
11. Liat berdebu
6. Debu
12. Liat
13
Lampiran 3 Kriteria penilaian sifat-sifat tanah (Pusat Penelitian Tanah 2005)
Jenis Analisis C organik (%) N Total (%) C/N P2O5 HCl 25% (mg/100 g) P2O5 Bray I (ppm) P2O5 Olsen (ppm) K2O HCl 25% KTK (me/100 g) Susunan kation (me/100 g) Ca Mg K Na KB (%) Kemasaman Al (me/100 g)
pH H2O
Sangat masam 4.5
Sangat rendah < 1.00 < 0.1 <5 < 15 <4 <5 < 10 <5
Rendah 1−2.0 0.1−0.2 5−10 15−20 5−7 5−10 10−20 5−16
Nilai Sedang 2.01−3 0.21−0.5 11−15 21−40 8−10 11−15 21−40 17−24
Tinggi 3.01−5 0.51−0.75 16−25 41−60 11−15 16−20 41−60 25−40
Sangat tinggi >5 > 0.75 > 25 > 60 > 15 > 20 > 60 > 40
<2 < 0.4 < 0.1 < 0.1 < 20
2−5 0.4−1.0 0.1−0.3 0.1−0.3 20−40
6−10 1.1−2.0 0.4−0.5 0.4−0.7 41−60
11−20 2.1−8.0 0.6−1.0 0.8−1.0 61−80
> 20 >8 >1 >1 > 80
<5
5−10
11−20
20−40
> 40
Masam 4.5−5.5
Agak masam 5.6−6.5
Netral
Agak netral
Alkali
6.6−7.5
7.6−8.5
> 8.5
14
Lampiran 4 Perhitungan statistik dengan uji beda nilai tengah antara metode KCl dan CaCl2 Ulangan 1 Amonium t-Test: Paired Two Sampel for Means
Ulangan 1 Nitrat t-Test: Paired Two Sampel for Means
KCl
CaCl2
Mean Variance Observations Pearson Correlation Hypothesized Mean Difference df t Stat P(T<=t) one-tail t Critical one-tail P(T<=t) two-tail
14.590513 46.230749 32 0.4526068
5.0950482 0.9467646 32
t Critical two-tail
t Stat P(T<=t) one-tail t Critical one-tail P(T<=t) two-tail t Critical two-tail
CaCl2
184.77351 39353.507 32 0.1344753
145.16161 11118.571 32
0 31 8.3695465 9.36E-10 1.6955187 1.87E-09
Mean Variance Observations Pearson Correlation Hypothesized Mean Difference df t Stat P(T<=t) one-tail t Critical one-tail P(T<=t) two-tail
0 31 1.058127 0.1490867 1.6955187 0.2981735
2.0395134
t Critical two-tail
2.0395134
Ulangan 2 Amonium t-Test: Paired Two Sampel for Means KCl CaCl2 Mean 9.7784655 4.6824854 Variance 10.595771 1.2438151 Observations 32 32 Pearson Correlation Hypothesized Mean Difference df
KCl
0.504228 0 31 10.080079 1.32E-11 1.6955187 2.65E-11 2.0395134
Ulangan 3 Amonium t-Test: Paired Two Sampel for Means KCl
CaCl2
9.121828 19.847385 32 0.2284405
5.0950482 0.9467646 32
Ulangan 2 Nitrat t-Test: Paired Two Sampel for Means KCl CaCl2 Mean 131.49923 201.09962 Variance 11739.846 93038.438 Observations 32 32 Pearson Correlation 0.0683081 Hypothesized Mean Difference 0 df 31 t Stat 1.1909397 P(T<=t) one-tail 0.1213583 t Critical one-tail 1.6955187 P(T<=t) two-tail 0.2427167 t Critical two-tail 2.0395134 Ulangan 3 Nitrat t-Test: Paired Two Sampel for Means
Mean Variance Observations Pearson Correlation Hypothesized Mean Difference df t Stat P(T<=t) one-tail t Critical one-tail P(T<=t) two-tail
0 31 5.2516574 5.22E-06 1.6955187 1.04E-05
Mean Variance Observations Pearson Correlation Hypothesized Mean Difference df t Stat P(T<=t) one-tail t Critical one-tail P(T<=t) two-tail
t Critical two-tail
2.0395134
t Critical two-tail
KCl
CaCl2
159.45148 16361.034 32 -0.238514
126.19657 5193.9514 32
2.0395134
0 31 1.1677284 0.1259098 1.6955187 0.2518195
15
Lampiran 5 Kurva standar amonium dan nitrat pada dua metode Ulangan 1 Amonium pada metode CaCl2 y = 69.071x - 112.71 R2 = 0.9591
500
500
300 200 100 0
2
4
8
12
16
300 200 100 0 -100 0
0 -100
y = 21.919x - 9.4249 R2 = 0.9983
400 Absorban
400 Absorban
Ulangan 2 Amonium pada metode CaCl2
20
5
Ulangan 1 Nitrat pada metode CaCl2
200
400 200 0
0 0
2
4
6
-200
0
2
Ulangan 1 Amonium pada metode KCl
200
y = 8.4147x - 4.8157 R2 = 0.9973
150
y = 8.192x - 4.4147 R2 = 0.9951
150
100 50 0 -50 0
100 50 0
5
10
15
20
25 -50
0
Kadar Amonium (ppm)
5
10
15
20
25
Kadar am onium (ppm )
Ulangan 1 Nitrat pada metode KCl
Ulangan 2 Nitrat pada metode KCl 800
y = 122.02x - 9.0529 R2 = 0.9941
Absorban
700 600 500 400 300 200 100 0 -100 0
6
Ulangan 2 Amonium pada metode KCl
Absorban
Absorban
200
4
Kadar am onium (ppm )
Kadar nitrat (ppm )
Absorban
25
y = 136.49x - 28.224 R2 = 0.9927
600 Absorban
Absorban
800
400
-200
20
Ulangan 2 Nitrat pada metode CaCl2
y = 138.57x - 15.27 R2 = 0.9939
600
15
Kadar am onium (ppm )
Kadar am onium (ppm )
800
10
y = 124.43x + 12.048 R2 = 0.9813
600 400 200 0
2
4
Kadar nitrat (ppm )
6
0
2
4
Kadar nitrat (ppm )
6
16
Lanjutan lampiran 5
Absorban
Ulangan 3 Amonium pada metode CaCl2 500 400 300 200 100 0 -100 0
y = 20.469x - 13.014 R2 = 0.996
5
10
15
20
25
Kadar am onium (ppm )
Ulangan 3 Nitrat pada metode CaCl2 y = 140.22x - 2.198 R2 = 0.9988
800 Absorban
600 400 200 0 -200
0
1
2
3
4
5
6
Kadar nitrat (ppm )
Ulangan 3 Amonium pada metode KCl 140
y = 6.5026x - 3.1655 R2 = 0.9973
Absorban
120 100 80 60 40 20 0 -20 0
5
10
15
20
25
Kadar am onium (ppm)
Ulangan 3 Nitrat pada metode KCl 800
y = 121.55x - 26.995 R2 = 0.9708
Absorban
600 400 200 0 -200
0
1
2
3
4
Kadar nitrat (ppm)
5
6
17
Lampiran 6 Diagram alir penelitian
Contoh sampel tanah (0−25, 25−50, 50−75, 75−100 cm)
Ekstrak KCl 1 N
Analisis NH4+
Analisis NO3−
Ekstrak CaCl2 0.01 M
Analisis NH4+
Analisis NO3−
18
Lampiran 7 Contoh perhitungan Kadar air (%) = a − b Χ 100% b Faktor koreksi (fk) = (100 + kadar air) 100 Kadar NH4+ (ppm) = ppm standar Χ ml ekstrak Χ fk gram contoh Kadar NO3−- (ppm) = ppm standar Χ ml ekstrak Χ fk Χ fp gram contoh ppm standar = Absorban – Intersept kemiringan
Keterangan : Persamaan kurva standar: y = a + bΧ Dari persamaan a = Intersept sumbu Χ b = kemiringan kurva a = Bobot bahan sebelum dikeringkan b = Bobot bahan setelah dikeringkan fk = Faktor koreksi fp = Faktor pengenceran
Lampiran 8 Data analisis penentuan amonium pada metode KCl 1 N (Ulangan 1)
Minggu
Dosis
Petani 0 Introduksi
Petani 3 Introduksi
Petani 6 Introduksi
Petani 9 Introduksi
Kedalaman (cm)
A
Kemiringan
Intersep
ppm standar
0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100
10.00 7.00 10.00 35.00 12.00 7.00 11.00 10.00 17.00 18.00 10.00 10.00 8.00 8.00 10.00 11.00 9.00 13.00 2.00 1.00 12.00 4.00 0.00 4.00 9.00 11.00 8.00 10.00 7.00 9.00 6.00 3.00
8.4147 8.4147 8.4147 8.4147 8.4147 8.4147 8.4147 8.4147 8.4147 8.4147 8.4147 8.4147 8.4147 8.4147 8.4147 8.4147 8.4147 8.4147 8.4147 8.4147 8.4147 8.4147 8.4147 8.4147 6.5026 6.5026 6.5026 6.5026 6.5026 6.5026 6.5026 6.5026
-4.8157 -4.8157 -4.8157 -4.8157 -4.8157 -4.8157 -4.8157 -4.8157 -4.8157 -4.8157 -4.8157 -4.8157 -4.8157 -4.8157 -4.8157 -4.8157 -4.8157 -4.8157 -4.8157 -4.8157 -4.8157 -4.8157 -4.8157 -4.8157 -12.3652 -12.3652 -12.3652 -12.3652 -12.3652 -12.3652 -12.3652 -12.3652
1.7607 1.4042 1.7607 4.7317 1.9984 1.4042 1.8795 1.7607 2.5926 2.7114 1.7607 1.7607 1.5230 1.5230 1.7607 1.8795 1.6419 2.1172 0.8100 0.6911 1.9984 1.0477 0.5723 1.0477 3.2856 3.5932 3.1319 3.4394 2.9781 3.2856 2.8243 2.3629
Bobot kosong cawan (g) 3.1400 3.1000 3.1400 3.1400 3.1000 3.0800 3.1000 3.1400 3.1000 3.1400 3.1400 3.1400 3.1600 3.1400 3.1000 3.0800 3.1000 3.0800 3.1200 3.1400 3.1000 3.1000 3.0800 3.1200 3.1200 3.0800 3.1600 3.1400 3.1200 3.0600 3.0600 3.1400
Bobot contoh (g) 5.0600 5.0600 5.0600 5.0200 5.0400 5.0200 5.0000 5.0200 5.0400 5.0400 5.0000 5.0200 5.0200 5.0400 5.0400 5.0200 5.0400 5.0400 5.0000 5.0200 5.0400 5.0400 5.0400 5.0000 5.0200 5.0400 5.0000 5.0200 5.0400 5.0200 5.0000 5.0200
Bobot contoh kering + cawan (g) 6.5200 5.9600 5.2800 5.2400 6.1200 6.3800 5.3600 5.2600 6.3200 6.0200 5.6600 5.5200 6.4600 5.9600 5.7000 5.5200 6.4600 5.9600 5.5000 5.2600 6.4800 6.2000 5.2200 5.3200 6.5800 6.0800 5.7200 5.6400 6.5200 6.0000 5.4800 5.5600
Bobot contoh kering (g) 1.6800 2.2000 2.9200 2.9200 2.0200 1.7200 2.7400 2.9000 1.8200 2.1600 2.4800 2.6400 1.7200 2.2200 2.4400 2.5800 1.6800 2.1600 2.6200 2.9000 1.6600 1.9400 2.9000 2.8000 1.5600 2.0400 2.4400 2.5200 1.6400 2.0800 2.5800 2.6000
Kadar air (%)
fka
Kadar NH4+ (ppm)
25.7669 36.9128 55.3030 55.7252 33.0065 26.9592 51.1194 55.1331 28.7975 35.8804 43.8163 47.8261 26.6254 37.2483 42.8070 46.7391 26.0062 36.2416 47.6364 55.1331 25.6173 31.2903 55.5556 52.6316 23.7082 33.5526 42.6573 44.6809 25.1534 34.6667 47.0803 46.7626
1.2577 1.3691 1.5530 1.5573 1.3301 1.2696 1.5112 1.5513 1.2880 1.3588 1.4382 1.4783 1.2663 1.3725 1.4281 1.4674 1.2601 1.3624 1.4764 1.5513 1.2562 1.3129 1.5556 1.5263 1.2371 1.3355 1.4266 1.4468 1.2515 1.3467 1.4708 1.4676
11.0718 9.6125 13.6720 36.8421 13.2898 8.9136 14.2017 13.6571 16.6958 18.4214 12.6608 13.0138 9.6426 10.4516 12.5720 13.7900 10.3442 14.4226 5.9791 5.3609 12.5515 6.8773 4.4512 7.9953 20.3230 23.9941 22.3391 24.8809 18.6358 22.1233 20.7698 17.3395
Lampiran 9 Data analisis penentuan amonium pada metode KCl 1 N (Ulangan 2)
Minggu
Dosis
Petani 0 Introduksi
Petani 3 Introduksi
Petani 6 Introduksi
Petani 9 Introduksi
Kedalaman (cm)
A
Kemiringan
Intersep
ppm standar
0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100
3.00 4.00 7.00 15.00 9.00 3.00 8.00 4.00 5.00 5.00 9.00 6.00 4.00 5.00 5.00 5.00 10.00 4.00 6.00 5.00 5.00 3.00 4.00 4.00 6.00 6.00 5.00 4.00 2.00 4.00 8.00 5.00
8.1920 8.1920 8.1920 8.1920 8.1920 8.1920 8.1920 8.1920 8.1920 8.1920 8.1920 8.1920 8.1920 8.1920 8.1920 8.1920 8.1920 8.1920 8.1920 8.1920 8.1920 8.1920 8.1920 8.1920 8.9283 8.9283 8.9283 8.9283 8.9283 8.9283 8.9283 8.9283
-4.4147 -4.4147 -4.4147 -4.4147 -4.4147 -4.4147 -4.4147 -4.4147 -4.4147 -4.4147 -4.4147 -4.4147 -4.4147 -4.4147 -4.4147 -4.4147 -4.4147 -4.4147 -4.4147 -4.4147 -4.4147 -4.4147 -4.4147 -4.4147 -12.3652 -12.3652 -12.3652 -12.3652 -12.3652 -12.3652 -12.3652 -12.3652
0.9051 1.0272 1.3934 2.3700 1.6375 0.9051 1.5155 1.0272 1.1493 1.1493 1.6375 1.2713 1.0272 1.1493 1.1493 1.1493 1.7596 1.0272 1.2713 1.1493 1.1493 0.9051 1.0272 1.0272 2.0570 2.0570 1.9450 1.8330 1.6090 1.8330 2.2810 1.9450
Bobot kosong cawan (g) 3.1400 3.0800 3.1200 3.1400 3.1000 3.0800 3.1000 3.1200 3.1200 3.1400 3.1400 3.1600 3.1600 3.1200 3.1000 3.0600 3.0800 3.0800 3.1200 3.1200 3.1000 3.1200 3.0800 3.1000 3.1400 3.1400 3.1600 3.1800 3.1400 3.1000 3.0600 3.1000
Bobot contoh (g) 5.0000 5.0400 5.0200 5.0200 5.0400 5.0200 5.0000 5.0000 5.0400 5.0200 5.0200 5.0200 5.0400 5.0200 5.0000 5.0200 5.0000 5.0200 5.0400 5.0000 5.0000 5.0000 5.0400 5.0000 5.0400 5.0200 5.0000 5.0000 5.0200 5.0200 5.0000 5.0200
Bobot contoh kering + cawan (g) 6.5400 5.9800 5.4400 5.2400 6.6400 6.2000 5.5200 5.4600 6.3600 6.1000 5.9000 5.6200 6.7200 6.1000 5.7400 5.6400 6.6000 5.9600 5.7000 5.5200 6.5200 6.2400 5.3800 5.4400 6.5200 6.1200 5.7200 5.6600 6.5600 6.1200 5.5000 5.4600
Bobot contoh kering (g) 1.6000 2.1400 2.7000 2.9200 1.5000 1.9000 2.5800 2.6600 1.8000 2.0600 2.2600 2.5600 1.4800 2.0400 2.3600 2.4400 1.4800 2.1400 2.4600 2.6000 1.5800 1.8800 2.7400 2.6600 1.6600 2.0400 2.4400 2.5200 1.6000 2.0000 2.5600 2.6600
Kadar air (%)
fka
Kadar NH4+ (ppm)
24.4648 35.7860 49.6324 55.7252 22.5904 30.6452 46.7391 48.7179 28.3019 33.7705 38.3051 45.5516 22.0238 33.4426 41.1150 43.2624 22.4242 35.9060 43.1579 47.1014 24.2331 30.1282 50.9294 48.8971 25.4601 33.3333 42.6573 44.5230 24.3902 32.6797 46.5455 48.7179
1.2446 1.3579 1.4963 1.5573 1.2259 1.3065 1.4674 1.4872 1.2830 1.3377 1.3831 1.4555 1.2202 1.3344 1.4111 1.4326 1.2242 1.3591 1.4316 1.4710 1.2423 1.3013 1.5093 1.4890 1.2546 1.3333 1.4266 1.4452 1.2439 1.3268 1.4655 1.4872
5.6327 6.9739 10.4249 18.4531 10.0373 5.9124 11.1189 7.6380 7.3726 7.6868 11.3240 9.2522 6.2671 7.6680 8.1089 8.2323 10.7709 6.9800 9.1000 8.4529 7.1388 5.8890 7.7516 7.6472 12.9034 13.7131 13.8732 13.2452 10.0069 12.1598 16.7133 14.4625
Lampiran 10 Data analisis penentuan amonium pada metode KCl 1 N (Ulangan 3)
Minggu
Dosis
Petani 0 Introduksi
Petani 3 Introduksi
Petani 6 Introduksi
Petani 9 Introduksi
Kedalaman (cm)
A
Kemiringan
Intersep
ppm standar
0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100
10.00 4.00 5.00 12.00 2.00 4.00 6.00 4.00 6.00 -2.00 2.00 1.00 5.00 6.00 1.00 -1.00 2.00 2.00 6.00 1.00 8.00 4.00 5.00 0.00 13.00 5.00 5.00 6.00 8.00 5.00 7.00 3.00
6.5026 6.5026 6.5026 6.5026 6.5026 6.5026 6.5026 6.5026 6.5026 6.5026 6.5026 6.5026 6.5026 6.5026 6.5026 6.5026 6.5026 6.5026 6.5026 6.5026 6.5026 6.5026 6.5026 6.5026 8.9283 8.9283 8.9283 8.9283 8.9283 8.9283 8.9283 8.9283
-3.1655 -3.1655 -3.1655 -3.1655 -3.1655 -3.1655 -3.1655 -3.1655 -3.1655 -3.1655 -3.1655 -3.1655 -3.1655 -3.1655 -3.1655 -3.1655 -3.1655 -3.1655 -3.1655 -3.1655 -3.1655 -3.1655 -3.1655 -3.1655 -12.3652 -12.3652 -12.3652 -12.3652 -12.3652 -12.3652 -12.3652 -12.3652
2.0247 1.1019 1.2557 2.3322 0.7944 1.1019 1.4095 1.1019 1.4095 0.1792 0.7944 0.6406 1.2557 1.4095 0.6406 0.3330 0.7944 0.7944 1.4095 0.6406 1.7171 1.1019 1.2557 0.4868 2.8410 1.9450 1.9450 2.0570 2.2810 1.9450 2.1690 1.7210
Bobot kosong cawan (g) 3.1400 3.1000 3.1400 3.1400 3.1000 3.0800 3.0800 3.1400 3.1000 3.1400 3.1600 3.1600 3.1600 3.1200 3.1200 3.0800 3.0800 3.0600 3.1200 3.1400 3.0800 3.1000 3.0800 3.1000 3.1200 3.1400 3.0800 3.1400 3.0800 3.1200 3.1000 3.1400
Bobot contoh (g) 5.0400 5.0200 5.0200 5.0200 5.0200 5.0200 5.0000 5.0200 5.0000 5.0200 5.0200 5.0000 5.0400 5.0000 5.0400 5.0400 5.0200 5.0200 5.0400 5.0200 5.0200 5.0200 5.0200 5.0200 5.0200 5.0400 5.0400 5.0000 5.0200 5.0400 5.0000 5.0400
Bobot contoh kering + cawan (g) 6.6000 5.9600 5.4800 5.2400 6.6400 6.2600 5.5400 5.4600 6.4200 5.9800 5.7000 5.7200 6.6000 6.1400 5.6600 5.7000 6.5000 6.0400 5.6600 5.4800 6.6000 6.3000 6.4000 5.4600 6.4800 6.1600 5.6800 5.6000 6.5200 6.2000 5.5600 5.6000
Bobot contoh kering (g) 1.5800 2.1600 2.6800 2.9200 1.4800 1.8400 2.5400 2.7000 1.6800 2.1800 2.4800 2.4400 1.6000 1.9800 2.5000 2.4200 1.6000 2.0400 2.5000 2.6800 1.5000 1.8200 1.7000 2.6600 1.6600 2.0200 2.4400 2.5400 1.5800 1.9600 2.5400 2.5800
Kadar air (%)
fka
Kadar NH4+ (ppm)
23.9394 36.2416 48.9051 55.7252 22.2892 29.3930 45.8484 49.4505 26.1682 36.4548 43.5088 42.6573 24.2424 32.2476 44.1696 42.4561 24.6154 33.7748 44.1696 48.9051 22.7273 28.8889 26.5625 48.7179 25.6173 32.7922 42.9577 45.3571 24.2331 31.6129 45.6835 46.0714
1.2394 1.3624 1.4891 1.5573 1.2229 1.2939 1.4585 1.4945 1.2617 1.3645 1.4351 1.4266 1.2424 1.3225 1.4417 1.4246 1.2462 1.3377 1.4417 1.4891 1.2273 1.2889 1.2656 1.4872 1.2562 1.3279 1.4296 1.4536 1.2423 1.3161 1.4568 1.4607
12.5467 7.5065 9.3492 18.1593 4.8572 7.1292 10.2788 8.2343 8.8918 1.2229 5.7000 4.5692 7.8007 9.3202 4.6177 2.3720 4.9496 5.3134 10.1604 4.7694 10.5366 7.1014 7.9464 3.6198 17.8439 12.9138 13.9024 14.9497 14.1686 12.7991 15.7991 12.5691
Lampiran 11 Data analisis penentuan amonium pada metode CaCl2 0.01 M (Ulangan 1)
Minggu
Dosis
Petani 0 Introduksi
Petani 3 Introduksi
Petani 6 Introduksi
Petani 9 Introduksi
Kedalaman (cm)
A
Kemiringan
Intersep
ppm standar
0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100
5.00 6.00 8.00 6.00 12.00 8.00 10.00 9.00 10.00 4.00 6.00 6.00 14.00 5.00 6.00 7.00 7.00 9.00 5.00 5.00 13.00 5.00 6.00 8.00 2.00 0.00 2.00 2.00 2.00 2.00 3.00 4.00
20.2816 20.2816 20.2816 20.2816 20.2816 20.2816 20.2816 20.2816 20.2816 20.2816 20.2816 20.2816 20.2816 20.2816 20.2816 20.2816 20.2816 20.2816 20.2816 20.2816 20.2816 20.2816 20.2816 20.2816 21.1442 21.1442 21.1442 21.1442 21.1442 21.1442 21.1442 21.1442
-13.2082 -13.2082 -13.2082 -13.2082 -13.2082 -13.2082 -13.2082 -13.2082 -13.2082 -13.2082 -13.2082 -13.2082 -13.2082 -13.2082 -13.2082 -13.2082 -13.2082 -13.2082 -13.2082 -13.2082 -13.2082 -13.2082 -13.2082 -13.2082 -15.9915 -15.9915 -15.9915 -15.9915 -15.9915 -15.9915 -15.9915 -15.9915
0.8978 0.9471 1.0457 0.9471 1.2429 1.0457 1.1443 1.0950 1.1443 0.8485 0.9471 0.9471 1.3415 0.8978 0.9471 0.9964 0.9964 1.0950 0.8978 0.8978 1.2922 0.8978 0.9471 1.0457 0.8509 0.7563 0.8509 0.8509 0.8509 0.8509 0.8982 0.9455
Bobot kosong cawan (g) 3.1400 3.1200 3.1600 3.0800 3.1200 3.1400 3.1000 3.1400 3.1200 3.1600 3.1400 3.1200 3.1600 3.1600 3.1400 3.0800 3.1000 3.1000 3.1000 3.0800 3.1600 3.1200 3.1000 3.1200 3.1600 3.0800 3.1200 3.1600 3.1200 3.1200 3.1200 3.1800
Bobot contoh (g) 5.0000 5.0200 5.0400 5.0000 5.0000 5.0400 5.0400 5.0000 5.0200 5.0400 5.0200 5.0000 5.0200 5.0000 5.0200 5.0200 5.0200 5.0400 5.0400 5.0400 5.0400 5.0200 5.0200 5.0000 5.0400 5.0000 5.0400 5.0200 5.0200 5.0200 5.0400 5.0200
Bobot contoh kering + cawan (g) 6.6000 6.0400 5.4000 5.3400 6.6800 6.2000 5.5400 5.3800 6.4400 6.0800 5.5200 5.6600 6.5400 6.0400 6.0400 5.7000 6.5600 6.1200 5.6000 5.4400 6.6800 6.3000 5.3000 5.3800 6.5800 6.1800 5.8000 5.6800 6.5600 6.0800 5.6800 5.6200
Bobot contoh kering (g) 1.5400 2.1000 2.8000 2.7400 1.4400 1.9800 2.6000 2.7600 1.7000 2.1200 2.6400 2.4600 1.6400 2.1200 2.1200 2.4000 1.5600 2.0200 2.5400 2.6800 1.5200 1.8400 2.8200 2.7400 1.6200 1.9000 2.3600 2.5000 1.5800 2.0600 2.4800 2.5800
Kadar air (%)
fka
Kadar NH4+ (ppm)
23.3333 34.7682 51.8519 51.3109 21.5569 31.9355 46.9314 51.3011 26.3975 34.8684 47.8261 43.4629 25.0765 35.0993 35.0993 42.1053 23.7805 33.0065 45.3571 49.2647 22.7545 29.2063 53.2075 50.9294 24.6201 30.7443 40.6897 44.0141 24.0854 33.8816 43.6620 45.9075
1.2333 1.3477 1.5185 1.5131 1.2156 1.3194 1.4693 1.5130 1.2640 1.3487 1.4783 1.4346 1.2508 1.3510 1.3510 1.4211 1.2378 1.3301 1.4536 1.4926 1.2275 1.2921 1.5321 1.5093 1.2462 1.3074 1.4069 1.4401 1.2409 1.3388 1.4366 1.4591
5.5362 6.3818 7.9395 7.1651 7.5542 6.8982 8.4067 8.2837 7.2318 5.7215 7.0001 6.7935 8.3896 6.0644 6.3975 7.0795 6.1666 7.2821 6.5249 6.7003 7.9313 5.7999 7.2550 7.8912 5.3019 4.9441 5.9856 6.1270 5.2792 5.6960 6.4518 6.8977
Lampiran 12 Data analisis penentuan amonium pada metode CaCl2 0.01 M (Ulangan 2)
Minggu
Dosis
Petani 0 Introduksi
Petani 3 Introduksi
Petani 6 Introduksi
Petani 9 Introduksi
Kedalaman (cm)
A
Kemiringan
Intersep
ppm standar
0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100
5.00 7.00 2.00 6.00 0.00 0.00 9.00 0.00 4.00 2.00 0.00 4.00 10.00 6.00 0.00 4.00 3.00 8.00 6.00 8.00 4.00 5.00 9.00 5.00 3.00 2.00 3.00 0.00 3.00 1.00 2.00 3.00
21.9189 21.9189 21.9189 21.9189 21.9189 21.9189 21.9189 21.9189 21.9189 21.9189 21.9189 21.9189 21.9189 21.9189 21.9189 21.9189 21.9189 21.9189 21.9189 21.9189 21.9189 21.9189 21.9189 21.9189 21.1442 21.1442 21.1442 21.1442 21.1442 21.1442 21.1442 21.1442
-9.4249 -9.4249 -9.4249 -9.4249 -9.4249 -9.4249 -9.4249 -9.4249 -9.4249 -9.4249 -9.4249 -9.4249 -9.4249 -9.4249 -9.4249 -9.4249 -9.4249 -9.4249 -9.4249 -9.4249 -9.4249 -9.4249 -9.4249 -9.4249 -15.9915 -15.9915 -15.9915 -15.9915 -15.9915 -15.9915 -15.9915 -15.9915
0.6581 0.7493 0.5212 0.7037 0.4300 0.4300 0.8406 0.4300 0.6125 0.5212 0.4300 0.6125 0.8862 0.7037 0.4300 0.6125 0.5669 0.7950 0.7037 0.7950 0.6125 0.6581 0.8406 0.6581 0.8982 0.8509 0.8982 0.7563 0.8982 0.8036 0.8509 0.8982
Bobot kosong cawan (g) 3.1400 3.1200 3.1600 3.0600 3.1000 3.1400 3.1200 3.1400 3.1000 3.1400 3.1400 3.1200 3.1400 3.1200 3.1600 3.1200 3.0200 3.1200 3.1000 3.1000 3.1600 3.0800 3.1000 3.1200 3.0800 3.1600 3.1200 3.1600 3.1000 3.1000 3.1400 3.1200
Bobot contoh (g) 5.0000 5.0200 5.0200 5.0000 5.0200 5.0200 5.0400 5.0400 5.0200 5.0000 5.0400 5.0400 5.0200 5.0200 5.0000 5.0200 5.0200 5.0400 5.0200 5.0200 5.0000 5.0200 5.0000 5.0200 5.0000 5.0400 5.0400 5.0000 5.0200 5.0400 5.0000 5.0000
Bobot contoh kering + cawan (g) 6.6000 6.0600 5.4200 5.3200 6.5600 5.9600 5.5200 5.4800 6.4800 6.0200 5.8400 5.7600 6.5200 6.1400 5.7200 5.6600 6.4800 6.1000 5.6400 5.5600 6.6000 6.2200 6.3200 6.4200 6.5400 6.1600 5.8000 5.6200 6.6000 6.0600 5.5400 5.5800
Bobot contoh kering (g) 1.5400 2.0800 2.7600 2.7400 1.5600 2.2000 2.6400 2.7000 1.6400 2.1200 2.3400 2.4000 1.6400 2.0000 2.4400 2.4800 1.5600 2.0600 2.4800 2.5600 1.5600 1.8800 1.7800 1.7200 1.5400 2.0400 2.3600 2.5400 1.5200 2.0800 2.6000 2.5400
Kadar air (%)
fka
Kadar NH4+ (ppm)
23.3333 34.3234 50.9225 51.5038 23.7805 36.9128 47.8261 49.2701 25.3086 35.2159 40.0685 41.6667 25.1534 32.5733 42.6573 43.8163 24.0741 33.7705 43.9716 46.0432 23.6364 30.2251 28.1646 26.7913 23.5474 33.1169 40.6897 45.1957 23.0303 34.3234 46.9314 45.5197
1.2333 1.3432 1.5092 1.5150 1.2378 1.3691 1.4783 1.4927 1.2531 1.3522 1.4007 1.4167 1.2515 1.3257 1.4266 1.4382 1.2407 1.3377 1.4397 1.4604 1.2364 1.3023 1.2816 1.2679 1.2355 1.3312 1.4069 1.4520 1.2303 1.3432 1.4693 1.4552
4.0583 5.0328 3.9333 5.3309 2.6612 2.9436 6.2131 3.2092 3.8375 3.5240 3.0114 4.3384 5.5457 4.6648 3.0671 4.4042 3.5166 5.3172 5.0658 5.8050 3.7862 4.2851 5.3867 4.1721 5.5484 5.6634 6.3183 5.4906 5.5252 5.3971 6.2512 6.5352
Lampiran 13 Data analisis penentuan amonium pada metode CaCl2 0.01 M (Ulangan 3)
Minggu
Dosis
Petani 0 Introduksi
Petani 3 Introduksi
Petani 6 Introduksi
Petani 9 Introduksi
Kedalaman (cm)
A
Kemiringan
Intersep
ppm standar
0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100
-2.00 0.00 3.00 7.00 4.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.00 -1.00 3.00 -1.00 -2.00 2.00 1.00 -2.00 9.00 2.00 1.00 0.00 4.00 3.00 1.00 2.00 1.00 2.00 3.00 2.00 0.00 -2.00 -3.00
20.1693 20.1693 20.1693 20.1693 20.1693 20.1693 20.1693 20.1693 20.1693 20.1693 20.1693 20.1693 20.1693 20.1693 20.1693 20.1693 20.1693 20.1693 20.1693 20.1693 20.1693 20.1693 20.1693 20.1693 21.1442 21.1442 21.1442 21.1442 21.1442 21.1442 21.1442 21.1442
-13.0137 -13.0137 -13.0137 -13.0137 -13.0137 -13.0137 -13.0137 -13.0137 -13.0137 -13.0137 -13.0137 -13.0137 -13.0137 -13.0137 -13.0137 -13.0137 -13.0137 -13.0137 -13.0137 -13.0137 -13.0137 -13.0137 -13.0137 -13.0137 -15.9915 -15.9915 -15.9915 -15.9915 -15.9915 -15.9915 -15.9915 -15.9915
0.5461 0.6452 0.7940 0.9923 0.8435 0.6948 0.6948 0.6948 0.6948 0.6452 0.5956 0.7940 0.5956 0.5461 0.7444 0.6948 0.5461 1.0914 0.7444 0.6948 0.6452 0.8435 0.7940 0.6948 0.8509 0.8036 0.8509 0.8982 0.8509 0.7563 0.6617 0.6144
Bobot kosong cawan (g) 3.1600 3.1200 3.1600 3.0800 3.1400 3.1400 3.1000 3.1400 3.1200 3.1600 3.1400 3.1200 3.1600 3.1200 3.1600 3.0800 3.0800 3.1200 3.0800 3.0800 3.1600 3.1200 3.1000 3.1400 3.1600 3.1000 3.1000 3.1400 3.1600 3.1400 3.0800 3.1400
Bobot contoh (g) 5.0400 5.0200 5.0200 5.0000 5.0200 5.0000 5.0200 5.0400 5.0000 5.0000 5.0200 5.0000 5.0000 5.0400 5.0000 5.0200 5.0000 5.0200 5.0200 5.0200 5.0400 5.0200 5.0200 5.0200 5.0200 5.0200 5.0000 5.0200 5.0000 5.0200 5.0200 5.0200
Bobot contoh kering + cawan (g) 6.7800 6.0400 5.4200 5.3200 6.5800 6.1400 5.4000 5.4800 5.4000 5.9000 5.7400 5.6000 6.5800 6.2200 5.6200 5.7200 6.4800 6.1600 5.6800 5.4200 6.6000 6.3600 5.4000 5.4600 6.5400 6.1400 5.8800 5.6400 6.6400 6.0200 5.5400 5.6000
Bobot contoh kering (g) 1.4200 2.1000 2.7600 2.7600 1.5800 2.0000 2.7200 2.7000 2.7200 2.2600 2.4200 2.5200 1.5800 1.9400 2.5400 2.3800 1.6000 1.9800 2.4200 2.6800 1.6000 1.7800 2.7200 2.7000 1.6400 1.9800 2.2200 2.5200 1.5200 2.1400 2.5600 2.5600
Kadar air (%)
fka
Kadar NH4+ (ppm)
20.9440 34.7682 50.9225 51.8797 24.0122 32.5733 50.3704 49.2701 50.3704 38.3051 42.1603 45.0000 24.0122 31.1897 45.1957 41.6084 24.6914 32.1429 42.6056 49.4465 24.2424 27.9874 50.3704 49.4505 25.0765 32.2476 37.7551 44.6809 22.8916 35.5482 46.2094 45.7143
1.2094 1.3477 1.5092 1.5188 1.2401 1.3257 1.5037 1.4927 1.5037 1.3831 1.4216 1.4500 1.2401 1.3119 1.4520 1.4161 1.2469 1.3214 1.4261 1.4945 1.2424 1.2799 1.5037 1.4945 1.2508 1.3225 1.3776 1.4468 1.2289 1.3555 1.4621 1.4571
3.3021 4.3478 5.9914 7.5354 5.2305 4.6056 5.2239 5.1857 5.2239 4.4619 4.2338 5.7562 3.6933 3.5819 5.4041 4.9195 3.4045 7.2113 5.3077 5.1918 4.0082 5.3982 5.9694 5.1919 5.3213 5.3137 5.8608 6.4975 5.2284 5.1258 4.8375 4.4765
Lampiran 14 Data analisis penentuan nitrat pada metode KCl 1 N (Ulangan 1)
Minggu
Dosis
Petani 0 Introduksi
Petani 3 Introduksi
Petani 6 Introduksi
Petani 9 Introduksi
Kedalaman (cm)
A
Slope
Intersep
ppm standar
0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100
409.00 414.00 338.00 498.00 133.00 158.00 256.00 569.00 275.00 558.00 459.00 472.00 383.00 366.00 376.00 396.00 262.00 98.00 443.00 476.00 540.00 474.00 528.00 341.00 307.00 259.00 232.00 245.00 129.00 196.00 205.00 139.00
122.0239 122.0239 122.0239 122.0239 122.0239 122.0239 122.0239 122.0239 122.0239 122.0239 122.0239 122.0239 122.0239 122.0239 122.0239 122.0239 122.0239 122.0239 122.0239 122.0239 122.0239 122.0239 122.0239 122.0239 94.6758 94.6758 94.6758 94.6758 94.6758 94.6758 94.6758 94.6758
-9.0529 -9.0529 -9.0529 -9.0529 -9.0529 -9.0529 -9.0529 -9.0529 -9.0529 -9.0529 -9.0529 -9.0529 -9.0529 -9.0529 -9.0529 -9.0529 -9.0529 -9.0529 -9.0529 -9.0529 -9.0529 -9.0529 -9.0529 -9.0529 32.0751 32.0751 32.0751 32.0751 32.0751 32.0751 32.0751 32.0751
3.4260 3.4670 2.8441 4.1554 1.1641 1.3690 2.1721 4.7372 2.3278 4.6471 3.8357 3.9423 3.2129 3.0736 3.1556 3.3195 2.2213 0.8773 3.7046 3.9751 4.4996 3.9587 4.4012 2.8687 2.9039 2.3969 2.1117 2.2490 1.0238 1.7314 1.8265 1.1294
Bobot kosong cawan (g) 3.1400 3.1000 3.1400 3.1400 3.1000 3.0800 3.1000 3.1400 3.1000 3.1400 3.1400 3.1400 3.1600 3.1400 3.1000 3.0800 3.1000 3.0800 3.1200 3.1400 3.1000 3.1000 3.0800 3.1200 3.1200 3.0800 3.1600 3.1400 3.1200 3.0600 3.0600 3.1400
Bobot contoh (g) 5.0600 5.0600 5.0600 5.0200 5.0400 5.0200 5.0000 5.0200 5.0400 5.0400 5.0000 5.0200 5.0200 5.0400 5.0400 5.0200 5.0400 5.0400 5.0000 5.0200 5.0400 5.0400 5.0400 5.0000 5.0200 5.0400 5.0000 5.0200 5.0400 5.0200 5.0000 5.0200
Bobot contoh kering + cawan (g) 6.5200 5.9600 5.2800 5.2400 6.1200 6.3800 5.3600 5.2600 6.3200 6.0200 5.6600 5.5200 6.4600 5.9600 5.7000 5.5200 6.4600 5.9600 5.5000 5.2600 6.4800 6.2000 5.2200 5.3200 6.5800 6.0800 5.7200 5.6400 6.5200 6.0000 5.4800 5.5600
Bobot contoh kering (g) 1.6800 2.2000 2.9200 2.9200 2.0200 1.7200 2.7400 2.9000 1.8200 2.1600 2.4800 2.6400 1.7200 2.2200 2.4400 2.5800 1.6800 2.1600 2.6200 2.9000 1.6600 1.9400 2.9000 2.8000 1.5600 2.0400 2.4400 2.5200 1.6400 2.0800 2.5800 2.6000
Kadar air (%)
fka
fp
Kadar NO3(ppm)
25.7669 36.9128 55.3030 55.7252 33.0065 26.9592 51.1194 55.1331 28.7975 35.8804 43.8163 47.8261 26.6254 37.2483 42.8070 46.7391 26.0062 36.2416 47.6364 55.1331 25.6173 31.2903 55.5556 52.6316 23.7082 33.5526 42.6573 44.6809 25.1534 34.6667 47.0803 46.7626
1.2577 1.3691 1.5530 1.5573 1.3301 1.2696 1.5112 1.5513 1.2880 1.3588 1.4382 1.4783 1.2663 1.3725 1.4281 1.4674 1.2601 1.3624 1.4764 1.5513 1.2562 1.3129 1.5556 1.5263 1.2371 1.3355 1.4266 1.4468 1.2515 1.3467 1.4708 1.4676
5.00 1.00 5.00 10.00 10.00 10.00 10.00 5.00 5.00 1.00 1.00 1.00 10.00 10.00 5.00 5.00 5.00 10.00 1.00 1.00 1.00 10.00 25.00 10.00 5.00 5.00 10.00 10.00 25.00 25.00 25.00 25.00
107.7191 23.7336 110.4258 323.5469 77.4191 86.9047 164.1262 183.7245 74.9552 31.5722 27.5821 29.1386 203.4186 210.9234 112.6588 121.7735 69.9747 59.7631 27.3469 30.8332 28.2611 259.8678 855.7910 218.9289 89.8077 80.0268 150.6233 162.6929 160.1581 291.4581 335.8018 207.1883
Lampiran 15 Data analisis penentuan nitrat pada metode KCl 1 N (Ulangan 2)
Minggu
Dosis
Petani 0 Introduksi
Petani 3 Introduksi
Petani 6 Introduksi
Petani 9 Introduksi
Kedalaman (cm)
A
Slope
Intersep
ppm standar
0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100
343.00 613.00 319.00 138.00 369.00 347.00 603.00 352.00 282.00 603.00 549.00 541.00 109.00 386.00 389.00 416.00 315.00 378.00 457.00 535.00 617.00 282.00 612.00 389.00 373.00 153.00 96.00 168.00 85.00 101.00 152.00 85.00
124.4300 124.4300 124.4300 124.4300 124.4300 124.4300 124.4300 124.4300 124.4300 124.4300 124.4300 124.4300 124.4300 124.4300 124.4300 124.4300 124.4300 124.4300 124.4300 124.4300 124.4300 124.4300 124.4300 124.4300 94.6758 94.6758 94.6758 94.6758 94.6758 94.6758 94.6758 94.6758
12.0478 12.0478 12.0478 12.0478 12.0478 12.0478 12.0478 12.0478 12.0478 12.0478 12.0478 12.0478 12.0478 12.0478 12.0478 12.0478 12.0478 12.0478 12.0478 12.0478 12.0478 12.0478 12.0478 12.0478 32.0751 32.0751 32.0751 32.0751 32.0751 32.0751 32.0751 32.0751
2.6597 4.8296 2.4669 1.0122 2.8687 2.6919 4.7493 2.7321 2.1695 4.7493 4.3153 4.2510 0.7792 3.0053 3.0294 3.2464 2.4347 2.9410 3.5759 4.2028 4.8618 2.1695 4.8216 3.0294 3.6010 1.2773 0.6752 1.4357 0.5590 0.7280 1.2667 0.5590
Bobot kosong cawan (g) 3.1400 3.0800 3.1200 3.1400 3.1000 3.0800 3.1000 3.1200 3.1200 3.1400 3.1400 3.1600 3.1600 3.1200 3.1000 3.0600 3.0800 3.0800 3.1200 3.1200 3.1000 3.1200 3.0800 3.1000 3.1400 3.1400 3.1600 3.1800 3.1400 3.1000 3.0600 3.1000
Bobot contoh (g) 5.0000 5.0400 5.0200 5.0200 5.0400 5.0200 5.0000 5.0000 5.0400 5.0200 5.0200 5.0200 5.0400 5.0200 5.0000 5.0200 5.0000 5.0200 5.0400 5.0000 5.0000 5.0000 5.0400 5.0000 5.0400 5.0200 5.0000 5.0000 5.0200 5.0200 5.0000 5.0200
Bobot contoh kering + cawan (g) 6.5400 5.9800 5.4400 5.2400 6.6400 6.2000 5.5200 5.4600 6.3600 6.1000 5.9000 5.6200 6.7200 6.1000 5.7400 5.6400 6.6000 5.9600 5.7000 5.5200 6.5200 6.2400 5.3800 5.4400 6.5200 6.1200 5.7200 5.6600 6.5600 6.1200 5.5000 5.4600
Bobot contoh kering (g) 1.6000 2.1400 2.7000 2.9200 1.5000 1.9000 2.5800 2.6600 1.8000 2.0600 2.2600 2.5600 1.4800 2.0400 2.3600 2.4400 1.4800 2.1400 2.4600 2.6000 1.5800 1.8800 2.7400 2.6600 1.6600 2.0400 2.4400 2.5200 1.6000 2.0000 2.5600 2.6600
Kadar air (%)
fka
fp
Kadar NO3(ppm)
24.4648 35.7860 49.6324 55.7252 22.5904 30.6452 46.7391 48.7179 28.3019 33.7705 38.3051 45.5516 22.0238 33.4426 41.1150 43.2624 22.4242 35.9060 43.1579 47.1014 24.2331 30.1282 50.9294 48.8971 25.4601 33.3333 42.6573 44.5230 24.3902 32.6797 46.5455 48.7179
1.2446 1.3579 1.4963 1.5573 1.2259 1.3065 1.4674 1.4872 1.2830 1.3377 1.3831 1.4555 1.2202 1.3344 1.4111 1.4326 1.2242 1.3591 1.4316 1.4710 1.2423 1.3013 1.5093 1.4890 1.2546 1.3333 1.4266 1.4452 1.2439 1.3268 1.4655 1.4872
5.00 1.00 5.00 10.00 10.00 10.00 10.00 5.00 5.00 1.00 1.00 1.00 10.00 10.00 5.00 5.00 5.00 10.00 1.00 1.00 1.00 10.00 10.00 10.00 5.00 5.00 10.00 10.00 25.00 25.00 25.00 25.00
82.7612 32.7899 92.2808 78.8151 175.8374 175.8414 348.4522 101.5772 69.5881 31.7656 29.8414 30.9370 47.5387 200.5190 106.8746 116.2725 74.5172 199.8518 25.5961 30.9118 30.1998 141.1573 363.8608 225.5367 112.9446 42.5751 48.1610 103.7449 86.9195 120.7402 232.0346 103.9189
Lampiran 16 Data analisis penentuan nitrat pada metode KCl 1 N (Ulangan 3)
Minggu
Dosis
Petani 0 Introduksi
Petani 3 Introduksi
Petani 6 Introduksi
Petani 9 Introduksi
Kedalaman (cm)
A
Slope
Intersep
ppm standar
0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100
346.00 301.00 312.00 131.00 104.00 191.00 600.00 370.00 212.00 419.00 221.00 294.00 417.00 297.00 395.00 197.00 145.00 225.00 594.00 123.00 331.00 298.00 30.00 590.00 320.00 162.00 69.00 194.00 84.00 105.00 200.00 71.00
121.5461 121.5461 121.5461 121.5461 121.5461 121.5461 121.5461 121.5461 121.5461 121.5461 121.5461 121.5461 121.5461 121.5461 121.5461 121.5461 121.5461 121.5461 121.5461 121.5461 121.5461 121.5461 121.5461 122.0239 94.6758 94.6758 94.6758 94.6758 94.6758 94.6758 94.6758 94.6758
-26.9949 -26.9949 -26.9949 -26.9949 -26.9949 -26.9949 -26.9949 -26.9949 -26.9949 -26.9949 -26.9949 -26.9949 -26.9949 -26.9949 -26.9949 -26.9949 -26.9949 -26.9949 -26.9949 -26.9949 -26.9949 -26.9949 -26.9949 -26.9949 32.0751 32.0751 32.0751 32.0751 32.0751 32.0751 32.0751 32.0751
3.0688 2.6985 2.7890 1.2999 1.0777 1.7935 5.1585 3.2662 1.9663 3.6693 2.0403 2.6409 3.6529 2.6656 3.4719 1.8429 1.4151 2.0732 5.1091 1.2341 2.9453 2.6738 0.4689 5.0563 3.0412 1.3723 0.3900 1.7103 0.5484 0.7703 1.7737 0.4111
Bobot kosong cawan (g) 3.1400 3.1000 3.1400 3.1400 3.1000 3.0800 3.0800 3.1400 3.1000 3.1400 3.1600 3.1600 3.1600 3.1200 3.1200 3.0800 3.0800 3.0600 3.1200 3.1400 3.0800 3.1000 3.0800 3.1000 3.1200 3.1400 3.0800 3.1400 3.0800 3.1200 3.1000 3.1400
Bobot contoh (g) 5.0400 5.0200 5.0200 5.0200 5.0200 5.0200 5.0000 5.0200 5.0000 5.0200 5.0200 5.0000 5.0400 5.0000 5.0400 5.0400 5.0200 5.0200 5.0400 5.0200 5.0200 5.0200 5.0200 5.0200 5.0200 5.0400 5.0400 5.0000 5.0200 5.0400 5.0000 5.0400
Bobot contoh kering + cawan (g) 6.6000 5.9600 5.4800 5.2400 6.6400 6.2600 5.5400 5.4600 6.4200 5.9800 5.7000 5.7200 6.6000 6.1400 5.6600 5.7000 6.5000 6.0400 5.6600 5.4800 6.6000 6.3000 6.4000 5.4600 6.4800 6.1600 5.6800 5.6000 6.5200 6.2000 5.5600 5.6000
Bobot contoh kering (g) 1.5800 2.1600 2.6800 2.9200 1.4800 1.8400 2.5400 2.7000 1.6800 2.1800 2.4800 2.4400 1.6000 1.9800 2.5000 2.4200 1.6000 2.0400 2.5000 2.6800 1.5000 1.8200 1.7000 2.6600 1.6600 2.0200 2.4400 2.5400 1.5800 1.9600 2.5400 2.5800
Kadar air (%)
fka
fp
Kadar NO3(ppm)
23.9394 36.2416 48.9051 55.7252 22.2892 29.3930 45.8484 49.4505 26.1682 36.4548 43.5088 42.6573 24.2424 32.2476 44.1696 42.4561 24.6154 33.7748 44.1696 48.9051 22.7273 28.8889 26.5625 48.7179 25.6173 32.7922 42.9577 45.3571 24.2331 31.6129 45.6835 46.0714
1.2394 1.3624 1.4891 1.5573 1.2229 1.2939 1.4585 1.4945 1.2617 1.3645 1.4351 1.4266 1.2424 1.3225 1.4417 1.4246 1.2462 1.3377 1.4417 1.4891 1.2273 1.2889 1.2656 1.4872 1.2562 1.3279 1.4296 1.4536 1.2423 1.3161 1.4568 1.4607
5.00 5.00 5.00 10.00 10.00 10.00 10.00 5.00 5.00 5.00 5.00 10.00 10.00 10.00 5.00 5.00 5.00 10.00 10.00 5.00 10.00 10.00 50.00 10.00 5.00 5.00 10.00 10.00 25.00 25.00 25.00 25.00
95.0848 91.9128 103.8250 101.2117 65.8979 116.0342 376.1790 122.0342 62.0208 125.1751 73.2015 188.3741 226.9221 176.2604 125.1353 65.6324 44.0845 138.6740 368.2907 45.9394 180.7369 172.3142 148.3679 375.9846 95.5058 45.5581 27.8778 124.3028 85.1695 126.7201 322.9954 75.0695
Lampiran 17 Data analisis penentuan nitrat pada metode CaCl2 0.01 M (Ulangan 1)
Minggu
Dosis
Petani 0 Introduksi
Petani 3 Introduksi
Petani 6 Introduksi
Petani 9 Introduksi
Kedalaman (cm)
A
Slope
Intersep
ppm standar
0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100
323.00 178.00 370.00 438.00 366.00 169.00 362.00 314.00 204.00 202.00 184.00 60.00 67.00 50.00 367.00 426.00 232.00 101.00 253.00 241.00 207.00 87.00 45.00 77.00 359.00 228.00 357.00 325.00 378.00 627.00 22.00 41.00
138.5734 138.5734 138.5734 138.5734 138.5734 138.5734 138.5734 138.5734 138.5734 138.5734 138.5734 138.5734 138.5734 138.5734 138.5734 138.5734 138.5734 138.5734 138.5734 138.5734 138.5734 138.5734 138.5734 138.5734 142.8601 142.8601 142.8601 142.8601 142.8601 142.8601 142.8601 142.8601
-15.2696 -15.2696 -15.2696 -15.2696 -15.2696 -15.2696 -15.2696 -15.2696 -15.2696 -15.2696 -15.2696 -15.2696 -15.2696 -15.2696 -15.2696 -15.2696 -15.2696 -15.2696 -15.2696 -15.2696 -15.2696 -15.2696 -15.2696 -15.2696 -29.9044 -29.9044 -29.9044 -29.9044 -29.9044 -29.9044 -29.9044 -29.9044
2.4411 1.3947 2.7803 3.2710 2.7514 1.3298 2.7225 2.3761 1.5823 1.5679 1.4380 0.5432 0.5937 0.4710 2.7586 3.1844 1.7844 0.8390 1.9359 1.8493 1.6040 0.7380 0.4349 0.6659 2.7223 1.8053 2.7083 2.4843 2.8553 4.5982 0.3633 0.4963
Bobot kosong cawan (g) 3.1400 3.1200 3.1600 3.0800 3.1200 3.1400 3.1000 3.1400 3.1200 3.1600 3.1400 3.1200 3.1600 3.1600 3.1400 3.0800 3.1000 3.1000 3.1000 3.0800 3.1600 3.1200 3.1000 3.1200 3.1200 3.0800 3.1600 3.1400 3.1200 3.0600 3.0600 3.1400
Bobot contoh (g) 5.0000 5.0200 5.0400 5.0000 5.0000 5.0400 5.0400 5.0000 5.0200 5.0400 5.0200 5.0000 5.0200 5.0000 5.0200 5.0200 5.0200 5.0400 5.0400 5.0400 5.0400 5.0200 5.0200 5.0000 5.0200 5.0400 5.0000 5.0200 5.0400 5.0200 5.0000 5.0200
Bobot contoh kering + cawan (g) 6.6000 6.0400 5.4000 5.3400 6.6800 6.2000 5.5400 5.3800 6.4400 6.0800 5.5200 5.6600 6.5400 6.0400 6.0400 5.7000 6.5600 6.1200 5.6000 5.4400 6.6800 6.3000 5.3000 5.3800 6.5800 6.0800 5.7200 5.6400 6.5200 6.0000 5.4800 5.5600
Bobot contoh kering (g) 1.5400 2.1000 2.8000 2.7400 1.4400 1.9800 2.6000 2.7600 1.7000 2.1200 2.6400 2.4600 1.6400 2.1200 2.1200 2.4000 1.5600 2.0200 2.5400 2.6800 1.5200 1.8400 2.8200 2.7400 1.5600 2.0400 2.4400 2.5200 1.6400 2.0800 2.5800 2.6000
Kadar air (%)
fka
fp
Kadar NO3(ppm)
23.3333 34.7682 51.8519 51.3109 21.5569 31.9355 46.9314 51.3011 26.3975 34.8684 47.8261 43.4629 25.0765 35.0993 35.0993 42.1053 23.7805 33.0065 45.3571 49.2647 22.7545 29.2063 53.2075 50.9294 23.7082 33.5526 42.6573 44.6809 25.1534 34.6667 47.0803 46.7626
1.2333 1.3477 1.5185 1.5131 1.2156 1.3194 1.4693 1.5130 1.2640 1.3487 1.4783 1.4346 1.2508 1.3510 1.3510 1.4211 1.2378 1.3301 1.4536 1.4926 1.2275 1.2921 1.5321 1.5093 1.2371 1.3355 1.4266 1.4468 1.2515 1.3467 1.4708 1.4676
10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 20.00 20.00 20.00 20.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 20.00 20.00
150.5336 93.9812 211.0936 247.4667 167.2253 87.7214 200.0122 179.7562 100.0016 105.7303 212.5750 77.9255 74.2566 63.6333 186.3430 226.2582 110.4366 55.7994 140.7013 138.0207 98.4482 47.6783 33.3172 50.2484 168.3838 120.5508 193.1776 179.7138 178.6734 309.6145 53.4377 72.8413
Lampiran 18 Data analisis penentuan nitrat pada metode CaCl2 0.01 M (Ulangan 2)
Minggu
Dosis
Petani 0 Introduksi
Petani 3 Introduksi
Petani 6 Introduksi
Petani 9 Introduksi
Kedalaman (cm)
A
Slope
Intersep
ppm standar
0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100
353.00 162.00 365.00 425.00 355.00 156.00 352.00 304.00 206.00 212.00 195.00 52.00 62.00 46.00 357.00 436.00 246.00 125.00 265.00 231.00 206.00 82.00 56.00 59.00 386.00 223.00 305.00 588.00 459.00 21.00 17.00 67.00
136.4881 136.4881 136.4881 136.4881 136.4881 136.4881 136.4881 136.4881 136.4881 136.4881 136.4881 136.4881 136.4881 136.4881 136.4881 136.4881 136.4881 136.4881 136.4881 136.4881 136.4881 136.4881 136.4881 136.4881 142.8601 142.8601 142.8601 142.8601 142.8601 142.8601 142.8601 142.8601
-28.2235 -28.2235 -28.2235 -28.2235 -28.2235 -28.2235 -28.2235 -28.2235 -28.2235 -28.2235 -28.2235 -28.2235 -28.2235 -28.2235 -28.2235 -28.2235 -28.2235 -28.2235 -28.2235 -28.2235 -28.2235 -28.2235 -28.2235 -28.2235 -29.9044 -29.9044 -29.9044 -29.9044 -29.9044 -29.9044 -29.9044 -29.9044
2.7931 1.3937 2.8810 3.3206 2.8077 1.3497 2.7858 2.4341 1.7161 1.7600 1.6355 0.5878 0.6610 0.5438 2.8224 3.4012 2.0091 1.1226 2.1483 1.8992 1.7161 0.8076 0.6171 0.6391 2.9113 1.7703 2.3443 4.3252 3.4223 0.3563 0.3283 0.6783
Bobot kosong cawan (g) 3.1400 3.1200 3.1600 3.0600 3.1000 3.1400 3.1200 3.1400 3.1000 3.1400 3.1400 3.1200 3.1400 3.1200 3.1600 3.1200 3.0200 3.1200 3.1000 3.1000 3.1600 3.0800 3.1000 3.1200 3.1400 3.1400 3.1600 3.1800 3.1400 3.1000 3.0600 3.1000
Bobot contoh (g) 5.0000 5.0200 5.0200 5.0000 5.0200 5.0200 5.0400 5.0400 5.0200 5.0000 5.0400 5.0400 5.0200 5.0200 5.0000 5.0200 5.0200 5.0400 5.0200 5.0200 5.0000 5.0200 5.0000 5.0200 5.0400 5.0200 5.0000 5.0000 5.0200 5.0200 5.0000 5.0200
Bobot contoh kering + cawan (g) 6.6000 6.0600 5.4200 5.3200 6.5600 5.9600 5.5200 5.4800 6.4800 6.0200 5.8400 5.7600 6.5200 6.1400 5.7200 5.6600 6.4800 6.1000 5.6400 5.5600 6.6000 6.2200 6.3200 6.4200 6.5200 6.1200 5.7200 5.6600 6.5600 6.1200 5.5000 5.4600
Bobot contoh kering (g) 1.5400 2.0800 2.7600 2.7400 1.5600 2.2000 2.6400 2.7000 1.6400 2.1200 2.3400 2.4000 1.6400 2.0000 2.4400 2.4800 1.5600 2.0600 2.4800 2.5600 1.5600 1.8800 1.7800 1.7200 1.6600 2.0400 2.4400 2.5200 1.6000 2.0000 2.5600 2.6600
Kadar air (%)
fka
fp
Kadar NO3(ppm)
23.3333 34.3234 50.9225 51.5038 23.7805 36.9128 47.8261 49.2701 25.3086 35.2159 40.0685 41.6667 25.1534 32.5733 42.6573 43.8163 24.0741 33.7705 43.9716 46.0432 23.6364 30.2251 28.1646 26.7913 25.4601 33.3333 42.6573 44.5230 24.3902 32.6797 46.5455 48.7179
1.2333 1.3432 1.5092 1.5150 1.2378 1.3691 1.4783 1.4927 1.2531 1.3522 1.4007 1.4167 1.2515 1.3257 1.4266 1.4382 1.2407 1.3377 1.4397 1.4604 1.2364 1.3023 1.2816 1.2679 1.2546 1.3333 1.4266 1.4452 1.2439 1.3268 1.4655 1.4872
10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 20.00 20.00 20.00 20.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 20.00 20.00 20.00 5.00 5.00 10.00 10.00 10.00 20.00 25.00 10.00
172.2405 93.6033 217.4046 251.5423 173.7719 92.3983 205.9042 181.6679 107.5194 118.9922 229.0792 83.2673 82.7308 72.0946 201.3178 244.5740 124.6410 75.0863 154.6504 138.6854 106.0845 105.1657 79.0872 81.0267 91.3121 59.0098 167.2145 312.5484 212.8479 47.2769 60.1430 50.4389
Lampiran 19 Data analisis penentuan nitrat pada metode CaCl2 0.01 M (Ulangan 3)
Minggu
Dosis
Petani 0 Introduksi
Petani 3 Introduksi
Petani 6 Introduksi
Petani 9 Introduksi
Kedalaman (cm)
A
Slope
Intersep
ppm standar
0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100 0-25 25-50 50-75 75-100
395.00 193.00 456.00 258.00 318.00 254.00 317.00 352.00 270.00 223.00 189.00 205.00 31.00 634.00 432.00 390.00 229.00 143.00 185.00 253.00 281.00 655.00 59.00 61.00 418.00 180.00 373.00 447.00 592.00 55.00 73.00 18.00
140.2560 140.2560 140.2560 140.2560 140.2560 140.2560 140.2560 140.2560 140.2560 140.2560 140.2560 140.2560 140.2560 140.2560 140.2560 140.2560 140.2560 140.2560 140.2560 140.2560 140.2560 140.2560 140.2560 140.2560 142.8601 142.8601 142.8601 142.8601 142.8601 142.8601 142.8601 142.8601
-2.1382 -2.1382 -2.1382 -2.1382 -2.1382 -2.1382 -2.1382 -2.1382 -2.1382 -2.1382 -2.1382 -2.1382 -2.1382 -2.1382 -2.1382 -2.1382 -2.1382 -2.1382 -2.1382 -2.1382 -2.1382 -2.1382 -2.1382 -2.1382 -29.9044 -29.9044 -29.9044 -29.9044 -29.9044 -29.9044 -29.9044 -29.9044
2.8315 1.3913 3.2664 1.8547 2.2825 1.8262 2.2754 2.5249 1.9403 1.6052 1.3628 1.4769 0.2363 4.5356 3.0953 2.7959 1.6480 1.0348 1.3343 1.8191 2.0187 4.6853 0.4359 0.4502 3.1353 1.4693 2.8203 3.3383 4.3532 0.5943 0.7203 0.3353
Bobot kosong cawan (g) 3.1600 3.1200 3.1600 3.0800 3.1400 3.1400 3.1000 3.1400 3.1200 3.1600 3.1400 3.1200 3.1600 3.1200 3.1600 3.0800 3.0800 3.1200 3.0800 3.0800 3.1600 3.1200 3.1000 3.1400 3.1200 3.1400 3.0800 3.1400 3.0800 3.1200 3.1000 3.1400
Bobot contoh (g) 5.0400 5.0200 5.0200 5.0000 5.0200 5.0000 5.0200 5.0400 5.0000 5.0000 5.0200 5.0000 5.0000 5.0400 5.0000 5.0200 5.0000 5.0200 5.0200 5.0200 5.0400 5.0200 5.0200 5.0200 5.0200 5.0400 5.0400 5.0000 5.0200 5.0400 5.0000 5.0400
Bobot contoh kering + cawan (g) 6.7800 6.0400 5.4200 5.3200 6.5800 6.1400 5.4000 5.4800 5.4000 5.9000 5.7400 5.6000 6.5800 6.2200 5.6200 5.7200 6.4800 6.1600 5.6800 5.4200 6.6000 6.3600 5.4000 5.4600 6.4800 6.1600 5.6800 5.6000 6.5200 6.2000 5.5600 5.6000
Bobot contoh kering (g) 1.4200 2.1000 2.7600 2.7600 1.5800 2.0000 2.7200 2.7000 2.7200 2.2600 2.4200 2.5200 1.5800 1.9400 2.5400 2.3800 1.6000 1.9800 2.4200 2.6800 1.6000 1.7800 2.7200 2.7000 1.6600 2.0200 2.4400 2.5400 1.5800 1.9600 2.5400 2.5800
Kadar air (%)
fka
fp
Kadar NO3(ppm)
20.9440 34.7682 50.9225 51.8797 24.0122 32.5733 50.3704 49.2701 50.3704 38.3051 42.1603 45.0000 24.0122 31.1897 45.1957 41.6084 24.6914 32.1429 42.6056 49.4465 24.2424 27.9874 50.3704 49.4505 25.6173 32.7922 42.9577 45.3571 24.2331 31.6129 45.6835 46.0714
1.2094 1.3477 1.5092 1.5188 1.2401 1.3257 1.5037 1.4927 1.5037 1.3831 1.4216 1.4500 1.2401 1.3119 1.4520 1.4161 1.2469 1.3214 1.4261 1.4945 1.2424 1.2799 1.5037 1.4945 1.2562 1.3279 1.4296 1.4536 1.2423 1.3161 1.4568 1.4607
10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 25.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 25.00 25.00 5.00 5.00 5.00 10.00 10.00 5.00 5.00 1.00
171.2278 93.7515 246.4899 140.8486 141.5306 121.0539 171.0762 188.4491 145.8815 111.0033 96.8667 107.0722 36.6253 297.5088 224.7141 197.9597 102.7440 68.3713 95.1366 135.9283 125.4056 299.8283 81.9339 84.0966 98.4609 48.7779 100.7949 242.6201 270.4084 19.5550 26.2345 2.4491