PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON DENGAN DESAIN KOMPOSISI AGREGAT LOKAL BATU PECAH MARTAPURA DAN KORAL AWANG
1,2)
Dewi Yuniar1) , Adi Susetyo Dermawan2) Fakultas Teknik, Universitas Ahmad Yani Banjarmasin Email :
[email protected]
ABSTRAK Agregat mempunyai peranan yang sangat penting terhadap harga beton maupun kualitasnya. Volume agregat umumnya mencapai 65-75% dari volume total beton. Disamping harus dipenuhi sifat kekerasan, kepadatan, dan keawetan dari suatu agregat, bentuk permukaan agregat yang cenderung lebih kasar juga akan menghasilkan beton yang berkualitas tinggi. Oleh karena itu dengan menggunakan bentuk permukaan agregat yang cenderung lebih kasar semaksimal mungkin akan diperoleh mutu beton yang lebih baik. Pemanfaatan material lokal dalam perencanaan campuran beton menjadi hal yang sangat penting dengan mempertimbangkan ketersediaan material dan keunggulan teknis yang dimiliki. Pada penelitian ini menggunakan agregat lokal yang selain mudah dieksploitasi, juga jaraknya relatif dekat dibandingkan harus mendatangkan dari luar Kalimantan. Penelitian ini bertujuan mendesain dan membandingkan berbagai komposisi campuran agregat kasar lokal yang ada di wilayah Kalimantan Selatan, yaitu koral ex Awang Bangkal dan Batu Pecah ex Martapura, sehingga mendapatkan desain komposisi terbaik yang didukung oleh kuat tekan beton yang dihasilkan. Penelitian dilakukan dilaboratorium untuk melakukan pemeriksaan material, mix design, pembuatan benda uji, pengujian slump, pengujian berat isi dan pengujian kuat tekan. Pada tahap persiapan, seluruh bahan dan peralatan yang digunakan dipersiapkan agar percobaan dapat berjalan dengan lancar, termasuk penyediaan agregat kasar dengan dua variasi jenis. Hasil pemeriksaan campuran beton K1 (0% Koral, 100% Batu pecah) dengan material semen tonasa, pasir Ex. Sei Barito, batu pecah ex Martapura dan air menghasilkan tegangan rata-rata (σbm) sebesar 314.81 Kg/cm2 dengan keperluan bahan 1 M3 beton mutu K-250 adalah semen tonasa 393.62 kg, pasir ex. Sei Barito 655.70 kg, batu pecah ex Martapura 1165.69 kg dan air 185 lt. Sedangkan hasil pemeriksaan campuran beton K2 (100% Koral, 0% Batu pecah) dengan material semen tonasa, pasir ex. Sei Barito, koral ex. Awang Bangkal dan air menghasilkan tegangan rata-rata (σbm) sebesar 313.03 Kg/cm2 dengan keperluan bahan 1 M3 beton mutu K-250 adalah semen tonasa 380.43 kg, pasir Ex. Sei Barito 1213.72 kg, koral ex. Awang Bangkal 630.84 kg dan air 175 lt. Variasi K1 mendapatkan hasil kuat tekan yang lebih tinggi dari pada komposisi K2, hal ini menunjukkan kuat tekan beton lebih tinggi dengan menggunakan batu pecah dan dengan permukaan yang semakin kasar akan menghasilkan kekuatan tekan beton yang lebih besar. Kata kunci : kuat tekan, batu pecah, koral
41
hidrolis berupa bubuk halus yang dihasilkan
I. PENDAHULUAN Volume agregat umumnya mencapai 65-
dengan cara menghaluskan clinker (bahan ini
75% dari volume total beton dan mempunyai
terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium
peranan yang sangat penting terhadap mutu beton.
yang bersifat hidrolis) dengan batu gips
Pemenuhan sifat kekerasan, kepadatan, dan
sebagai tambahan.
keawetan dari suatu agregat, bentuk permukaan
2. Agregat,
adalah
butiran
mineral
yang
pengisi
dalam
agregat yang cenderung lebih kasar juga akan
berfungsi
sebagai
bahan
menghasilkan beton yang berkualitas tinggi,
campuran
mortar
dan
sedangkan beton yang dibuat dengan sifat
diperoleh dari sumber daya alam yang telah
sebaliknya akan menghasilkan beton berkualitas
mengalami pengecilan ukuran secara alamiah
rendah.
Kuat tekan beton dipengaruhi salah
melalui proses pelapukan dan abrasi yang
satunya agregat kasar yang digunakan, yang
berlangsung lama atau dengan memecah
terdiri dari batu pecah dan batu bulat (koral). Batu
batuan induk yang lebih besar. Agregat kasar
pecah bentuk permukaan butirannya relatif kasar
berupa koral kecil sebagai hasil disintegrasi
dan sangat baik untuk mutu beton tinggi
alami dari batuan yang memiliki ukuran butir
sedangkan koral butirannya relatif halus tidak
antara 5-40 mm. Besar butir maksimum yang
cocok untuk mutu beton tinggi.
diizinkan tergantung pada maksud pemakaian.
Pemanfaatan
material
lokal
dalam
3.
beton.
Agregat
Air. Beton menjadi keras karena reaksi
perencanaan campuran beton menjadi hal yang
antara semen dan air. Air yang digunakan
sangat
mempertimbangkan
adalah air bersih, tidak mengandung minyak,
ketersediaan material dan keunggulan teknis yang
lumpur dan bahan kimia yang dapat merusak
dimiliki. Penelitian ini menggunakan agregat lokal
kekuatan beton.
penting
dengan
yang selain mudah dieksploitasi, juga jaraknya relatif dekat dibandingkan harus mendatangkan dari luar Kalimantan.Penelitian ini bertujuan mendesain
dan
membandingkan
2. METODE PENELITIAN
Tahap Persiapan
komposisi
campuran agregat kasar lokal yang ada di wilayah Kalimantan Selatan, yaitu koral ex Awang
Pembuatan adukan beton Pengujian Workability & Air Content
Bangkal dan Batu Pecah ex Martapura. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai kuat tekan beton
Pengujian kuat tekan 28 hari
yang maksimum. Bahan-Bahan Penyusun Beton 1.
Hasil dan Pembahasan
Semen, merupakan bahan organik yang mengeras pada percampuran dengan air atau
Kesimpulan
larutan garam.Semen yang biasa digunakan adalah semen portland yaitu bahan pengikat
Gambar 1. Bagan alir penelitian 42
Persen campuran yang digunakan yaitu variasi
a. Tahap Persiapan Seluruh
bahan
dan
peralatan
yang
digunakan dipersiapkan terlebih dahulu agar percobaan
dapat
berjalan
lancar,
termasuk
campuran:
K1 = 0% Koral, 100% Batu pecah,
K2= 100% Koral, 0% Batu pecah. Tahapan pelaksanaan pencampuran beton
penyediaan agregat kasar dengan dua variasi jenis,
dengan variasi komposisi sebagai berikut:
dan studi literatur sebagai acuan/dasar dalam
a. Memasukkan bahan-bahan yang telah ditakar
melakukan percobaan. Peralatan yang digunakan
kedalam molen dengan urutan semen, pasir,
adalah
agregat kasar secara bergantian.
timbangan,
stopwatch,
molen
dan
mesinnya, cetok, penggaris, besi penumbuk, kerucut Abrams, cetakan silinder beton, gerobak pengangkut, loyang pengaduk, papan triplek berukuran 40 cm x 40 cm, alat uji air content. Cetakan silinder
b. Memutar molen hingga adukan terlihat homogen.
c. Memasukkan air sedikit demi sedikit ke dalam molen.
ini dipakai untuk mencetak
d. Memutar molen selama 10 menit agar
beton yang akan dipergunakan sebagai benda uji
campuran merata. Untuk memastikan sudah
dengan Ø 15 cm dan tingginya 30 cm. Pengaduk
merata,
beton dipakai untuk mengaduk bahan penyusun
kemiringan
beton agar dapat membentuk campuran yang
terlihat menggumpal dipermukaan molen,
homogen. Pengaduk beton ini merek MBT dengan
sesekali dapat diaduk dengan sekop agar
kapasitas 0,09 m3. Untuk metode pengujian kuat
material
tekan beton berdasarkan SK SNI M–14-1989–F.
tercampur merata.
molen
dibolak-balik
tertentu. Jika
yang
dengan
adukan
menggumpal
bisa
beton
ikut
Uji tekan dilakukan pada umur 28 hari dengan alat compression machine. b. Tahap Pelaksanaan Pembuatan benda uji a) Menakar seluruh campuran yang dibutuhkan, (semen, pasir, koral dan air) sesuai mix design. b) Menyiapkan alat sesuai kebutuhan. c) Untuk cetakan benda uji silinder, perlu diperhatikan kekencangan baut-bautnya dan harus diolesi dengan pelumas terlebih dahulu. d) Pembuatan adukan harus memperhatikan waktu, karena suhu panas di siang hari dapat mempengaruhi hasil adukan. c. Pembuatan adukan beton Perencanaan mutu beton menggunakan dua jenis agregat yaitu batu pecah dan koral.
Gambar 2. Cetakan benda uji silinder dan molen Tahapan pembuatan benda uji silinder yaitu: a. Menyiapkan cetakan silinder yang telah diolesi dengan oli. b. Memasukkan
campuran
beton
kedalam
cetakan silinder dalam 3 kali pengisian. Masing-masing lapis ditumbuk sebanyak 25 kali dengan alat penumbuk. c. Meratakan bagian samping dengan cetok agar rata dan padat. d. Setelah penuh, meratakan dan memadatkan bagian atas cetakan dengan cetok. 43
Pengujian Workability Pemeriksaan
workability
dilakukan Keterangan :
dengan menggunakan kerucut Abrams.
P = beban maksimum (N) A = luas benda uji (mm2)
Pengujian Air Content Pengujian Air Content sebagai berikut : a. Memasukkan campuran beton ke dalam alat uji Air Content dalam 2 tahap b. pengisian dan dipadatkan dengan ditusuk-tusuk dengan tongkat baja 25 kali. c. Permukaan Campuran beton diratakan hingga
Gambar 3. Kuat tekan beton dengan mesin
rata dengan tepi dan tidak tercecer agar alat dapat tertutup sempurna. d. Membuka
klep
untuk
Akibat gaya normal tekan tersebut, beton mengalami retakan dengan pola mendekati sejajar
memasukkan
air.
dengan arah gaya. Adapula pola retakan bisa
Kemudian air dimasukkan hingga bacaan nol
miring membentuk sudut tertentu terhadap garis
pada tabung sparatus. Klep ditutup kembali.
tegak lurus arah gaya yang disebabkan kecilnya
e. Pasang pompa pada lubang pengisian udara.
kemampuan geser yang dimiliki.
Pompa udara kedalam alat uji hingga pada alat 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
pengukur tekanan udara terbaca 1 atm. f. Menunggu
selama
30
detik,
kemudian
Perencanaan Campuran Beton (Mix Design)
membaca penurunan pada sparatus.
Mutu beton rencana adalah K-250 dengan
Tahap Pengujian Kuat Tekan Beton
dimensi benda uji silinder (Ø = 15 cm, t = 30 cm)
Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur beton
28 hari dengan benda uji
sebanyak 3 sampel
tiap variasi.
Bagian
dan diuji pada umur 28 hari. Variasi campuran yang diambil adalah K1 = 0% Koral, 100% Batu pecah, K2= 100% Koral, 0% Batu pecah. Material
permukaan atas dari silinder yang akan diuji
yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:
dilakukan caping kuat agar permukaannya rata,
1.
Semen, yaitu Portland tipe I (Semen Tonasa)
sehingga hasil kuat tekan lebih akurat. Pengujian
2.
Agregat halus, dimana agregat halus berupa pasir yang diambil dari Sei Barito.
kuat tekan menggunakan mesin uji tekan beton. Meletakkan sampel beton ke dalam alat penguji,
3.
Bangkal dan Batu Pecah ex Martapura.
lalu menghidupkan mesin dan secara perlahan alat menekan sampel beton hingga tercapai kuat tekan maksimum
(dibaca
dari
jarum
Agregat kasar, berupa koral dari Awang
4.
Air, diambil dari air PDAM.
indikator
compression apparatus), kemudian mencatat hasil kuat
tekan
beton
untuk
tiap
sampelnya.
Menghitung kuat tekan benda uji dengan rumus Kuat tekan beton berikut:
Gambar 4. Batu pecah Awang Bangkal , koral Awang Bangkal dan pasir asal Sei Barito 44
Tabel 3
Hasil Pemeriksaan Agregat halus
Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat
Tabel 1. Hasil pemeriksaaan Pasir Ex. Sei Barito No
Macam Pemeriksaan
Pasir Ex. Sei Barito
.
Standar/Rujukan
1
Spesifikasi
Halus (Pasir Ex. Sei Barito) No
Sampel
Sampel
Rata-rata
A
B
(A+B)/2
2.608
2.614
2.611
2.622
2.629
2.625
2.645
2.653
2.649
0.543
0.563
0.553
Hasil
Kekerasan/keausan : - Belanja Rudeloff
-
-
-
- Los Angeles
-
-
-
2
Kadar lumpur
AASHTO T-11-74
2.515
Max.5%
3
Kadar zat organic
AASHTO T-21-74
Lebih
Standar
muda
warna No. 2
Max. 3%
1
Berat Jenis Bulk :
2
Berat Jenis Permukaan Jenuh :
3
Berat Jenis semu :
4
Penyerapan :
Bk/(B + 500-Bt)
4
Berat Jenis Ssd
AASHTO T-84-88
5
Penyerapan
AASHTO T-84-88
2.616
6
Berat Isi
AASHTO T-19-74
0.929
-
7
Modulus Kehalusan
SK SNI M-08-
1.619
1.5-3.8
8
Sifat Kekal terhadap larutan
1989-F
2.43
9
- Natrium Sulfat
10
Perhitungan
500/(B + 500-Bt)
Bk/(Bk + B-Bt)
Min. 2.5
(500-Bk)/(Bk * 100%
Sumber : Hasil Pengujian, 2014 Max. 10%
- Magnesium Sulfat
-
-
Max.5%
Kadar Air
-
-
-
SK SNI M-11-
2.588
Susunan Grading Agregat : 1½“
Tabel 4
Pemeriksaan
Kandungan
Organik
(AASHTO T-21-74)
1989-F
¾“ 3/8 “
Uraian
100
No. 4
100.0
90-100
No. 8
SK SNI M-08-
0
75-100
No. 16
1989-F
99.74
55-90
No. 30
98.27
35-59
No.50
87.46
8-30
No. 100
58.47
0 - 10
Persiapan Benda Uji : Mulai Dikerjakan
: Pukul 08.00
Selesai Dikerjakan
: Pukul 08.30
10.30 2.38
Benda uji dicampur NaOH 3% dan dikoco –kocok :
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Mulai Dikerjakan
Tabel .2 Berat djenis dan penyerapan agregat halus (Pasir Ex. Sei Barito) No
1
Kegiatan
Mengukur
berat
Benda
Uji
Kering
Sampel
Sampel
A
B
500
500
497.3
497.2
Selesai Dikerjakan
Mulai Dikerjakan
: Pukul 09.30
Selesai Dikerjakan
Mengukur Berat Benda Uji Kering Oven
: Pukul 09.30
Benda uji didiamkan selama 24 jam :
Permukaan jenuh 2
: Pukul 09.00
: Pukul 09.30
Hasil pengamatan :
(Bk) 3
Mengukur Berat Piknometer di isi air (B)
4
Mengukur Berat Piknometer + benda Uji +
667
666.4
976.3
976.2
Lebih muda dari warna standar (No. 2) Sumber : Hasil Pengujian, 2014
air (Bt)
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Tabel 5. Analisis saringan agregat halus Nomor Sasirangan mm inch
Berat Tertahan (gr) Contoh
Kumulatif Tertahan(gr) Contoh
Kumulatif Persen Tertahan Contoh
Lolos Contoh
Ratarata
9.520
3/8 “
1 0
2 0
1 0
2 0
1 0.00
2 0.00
1 100.00
2 100.00
100.00
4.760
No. 4
7.7
7.4
7.7
7.4
0.70
0.62
99.30
99.38
99.34
2.380
No. 8
16.2
15.2
23.9
22.6
2.17
1.89
97.83
98.11
97.97
1.190
No. 16
19.8
21.7
43.7
44.3
3.96
3.70
96.04
96.30
96.17
0.590
No. 30
87.3
89.1
131
133.5
11.8
11.14
88.12
88.86
88.49
0.279
No.50
789.2
877.8
920.2
1011.3
83.44
84.40
16.56
15.60
16.08
Daerah Gradasi Susunan Butir (Zone) 2
45
0.149
No. 100 Pan
143.1
146.9
1063.3
1158.2
96.42
96.66
3.58
3.34
3.46
39.5
40.0
1102.8
1198.2
100.00
100.00
-
-
-
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Tabel 6. Penentuan Berat isi Agregat halus Uraian
Tabel 8.
Pemeriksaan Kadar lumpur agregat
Berat (gram) I
II
Agregat Halus I
II
Berat silinder kosong
(W1)
2100
2100
A.
Berat kering sebelum dicuci + tempat (gr)
1860
1476
Berat silinder + air
(W2)
5200
5200
B.
Berat kering sesudah di cuci + tempat (gr)
1830
1455
Berat air
(W2-W1)
3100
3100
C. Berat tempat (gr)
360
360
Kadar lumpur = (A-B) / (A-C) *100%
(W2)
6715
6710
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Berat agregat
(W3=W2-W1)
4615
4610
W3/V (Kg/dm3)
Tabel 9.
Berat isi agregat =
1.489
1.487
Pemeriksaan Kadar air agregat Agregat Halus
Agregat padat dengan tusukan: (W2)
7110
I
II
A.
Berat Tempat (gr)
900
900
B.
Berat Tempat + benda Uji (gr)
8110
8092
C.
Berat Benda Uji (gr)
7210
7192
D.
Berat Benda Uji Oven (gr)
7108
Berat agregat
(W3=W2-W1)
5010
5008
Berat isi agregat =
W3/V (Kg/dm3)
1.616
1.615
Agregat padat dengan goyangan:
Kadar air = (C –D) x 100% : D
Berat silinder + agregat
(W2)
Berat agregat
(W3=W2-W1)
Berat isi agregat =
W3/V (Kg/dm3)
7016
6999
2.765
2.758
Rata-rata (%)
2.761
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Rata-rata
1.616
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Hasil Pemeriksaan Batu Pecah ex. Martapura Tabel 10. Hasil pemeriksaaan Agregat kasar
Keterangan :
(Batu Pecah ex. Martapura)
V = volume agregat dalam silinder = volume air
No.
Macam Pemeriksaan
dalam silinder 1
Tabel 7.
2.145 2.072
Berat silinder + agregat
Berat silinder + agregat
2.000
Rata-rata (%)
Agregat lepas:
Pemeriksaan
Kandungan
Organik
(AASHTO T-21-74) Uraian
Selesai Dikerjakan
Standar/Rujukan
SII 0052-80
-
Kekerasan/keausan : BS 812: Part 3:75
-
AASHTO T-96-77
30.05
-
2
Kadar lumpur
AASHTO T-11-74
0.562
Max.1%
3
Kadar zat organic
AASHTO T-21-74
-
-
4
Berat Jenis Bulk
AASHTO T-84-88
2.609
Min. 2.5
Berat Jenis Ssd
Benda uji dicampur NaOH 3% dan dikoco –kocok :
Hasil
- Los Angeles
2.667
Berat Jenis Apperent
: Pukul 08.00 : Pukul 08.30
Spesifikasi
- Belanja Rudeloff
Persiapan Benda Uji : Mulai Dikerjakan
Batu Pecah ex. Martapura
2.768
5
Penyerapan
AASHTO T-84-88
2.204
6
Berat Isi
AASHTO T-19-74
1.587
Max. 3% -
7
Modulus Kehalusan
SK SNI M-08-1989-F
7.12
6.0-7.1
8
Sifat Kekal terhadap
AASHTO T-104-97
larutan :
Mulai Dikerjakan
: Pukul 09.00
Selesai Dikerjakan
: Pukul 09.30
Benda uji didiamkan selama 24 jam : Mulai Dikerjakan Selesai Dikerjakan
-
-
Max. 12%
- Magnesium Sulfat
-
-
Max.18%
SK SNI M-11-1989-F
2.147
SK SNI M-08-1989-F
100.00
9
Kadar Air
10
Susunan
Grading
: Pukul 09.30
Agregat
: Pukul 09.30
1½“
46.88
¾“
14.54
3/8 “
10.71
No. 4
6.65
No. 8
4.43
Hasil pengamatan : Lebih muda dari warna standar (No. 2)
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
- Natrium Sulfat
46
No. 16
2.85
No. 30
1.58
No.50
0.76
Didalam air (Ba)
1416
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
No. 100
Tabel 12. Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
kasar (Batu Pecah ex. Martapura)
Tabel 11. Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat No
Perhitungan
Sampel A
Sampel B
Rata-rata (A+B)/2
1
Berat Jenis Bulk: Bk/(Bj-Ba)
2.598
2.620
2.609
2
Berat Jenis Permukaan Jenuh : Bj/ (Bj-Ba)
2.658
2.675
2.667
3
Berat Jenis semu: Bk/(Bk-Ba)
2.763
2.773
2.768
4
Penyerapan:
2.298
2.110
2.204
kasar (Batu Pecah ex. Martapura) No
Kegiatan
1
Sampel
Sampel
A
B
Mengukur berat sampel Kering Oven (Bk)
2
2219
2227
Mengukur Berat Sampel Kering permukaan Jenuh (Bj)
3
1424
2270
2274
(Bj-Bk)/Bk
*
100%
Mengukur Berat Sampel
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Tabel 13. Analisis Saringan Agregat Kasar (Batu Pecah ex. Martapura) Nomor Sasirangan mm inch
Berat Tertahan (gr) Contoh
Kumulatif Tertahan(gr) Contoh
Kumulatif Persen Tertahan Contoh
Ket.
Lolos Contoh
Ratarata
1 0
2 0
1 0
2 0
1 0
2 0
1 100.00
2 100.00
100.00
38.10
1½“
19.10
¾“
1033.2
1049.7
1033.2
1049.7
53.04
53.20
46.96
46.80
46.88
9.52
3/8 “
632.1
636.2
1665.3
1685.9
85.49
85.44
14.51
14.56
14.54
4.76
No. 4
74.5
75.4
1739.8
1761.3
89.31
89.26
10.69
10.74
10.71
2.38
No. 8
79.8
79.7
1819.6
1841.0
93.41
93.30
6.59
6.70
6.65
1.19
No. 16
42.6
44.2
1862.2
1885.2
95.60
95.54
4.40
4.46
4.43
0.59
No. 30
30.4
31.6
1892.6
1916.8
97.16
97.14
2.84
2.86
2.85
0.28
No.50
24.9
24.9
1917.5
1941.6
98.43
98.40
1.57
1.60
1.58
0.15
No. 100
15.8
16.4
1933.3
1958.0
99.25
99.23
0.75
0.77
0.76
14.7
15.2
1948
1973.2
100.00
100.00
-
-
-
Pan
Sumber : Hasil Pengujian, 2014 Uraian
Tabel 14. Pengujian keausan agregat dengan mesin los angeles Sieve size (mm) Passing Retained 76.2 63.5 50.8 37.5 25.4 19 12.5 9.5 6.3 4.75
63.5 50.8 37.5 25.4 19 12.5 9.5 6.3 4.75 2.38 Total
Weight and grading of test sample (Grm) A B C D E F G
Berat (gram) I
II
Berat silinder kosong
(W1)
3500
3500
Berat silinder + air
(W2)
10500
10500
Berat air
(W2-W1)
7000
7000
Berat silinder + agregat
(W2)
13505
13520
Berat agregat
(W3=W2-W1)
10005
10020
1.429
1.431
Agregat lepas:
2500 2500
Berat isi agregat = W3/V (Kg/dm3) Agregat padat dengan tusukan:
5000
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Berat silinder + agregat
(W2)
14610
14610
Berat agregat
(W3=W2-W1)
11110
11110
1.587
1.587
Berat isi agregat = W3/V 3
(Kg/dm ) Agregat padat dengan
Tabel 15. Penentuan Berat isi Agregat kasar
goyangan:
47
Berat silinder + agregat
(W2)
2
Berat agregat
(W3=W2-W1)
Mengukur
Berat
Sampel
Kering
permukaan Jenuh (Bj) 3
Berat isi agregat = W3/V (Kg/dm3)
Didalam air (Ba)
Rata-rata
1.587
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
2066
2289
1277
1416
Mengukur Berat Sampel
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Tabel 20. Hasil pemeriksaaan Agregat kasar
Tabel 16. Pengujian keausan agregat dengan mesin los angeles
(Koral Ex. Awang Bangkal) No
Original Weight of sample (gr) 5000
Final Weight Sample (Grm) 3503
Persen of wear (%) 29.94
5000
3492
30.16 30.05
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Tabel 17. Pemeriksaan Kadar lumpur agregat Agregat kasar I
II
Macam
Koral Ex. Awang
Spesifikasi
Bangkal
SII 0052-
Pemeriksaan
80
Standar/Rujukan
Hasil
- Belanja Rudeloff
BS 812: Part 3:75
14.60
- Los Angeles
AASHTO T-96-77
-
2
Kadar lumpur
AASHTO T-11-74
0.927
3
Kadar zat organic
AASHTO T-21-74
-
4
Berat Jenis Ssd
AASHTO T-84-88
2.620
No. 2
5
Penyerapan
AASHTO T-84-88
1.468
Min. 2.5
6
Berat Isi
AASHTO T-19-74
1.741
Max. 3%
7
Modulus Kehalusan
SK SNI M-08-
6.69
1
Kekerasan/keausan :
Max.1% Standar warna
6.0-7.1
A. Berat kering sebelum dicuci +
2465
2035
8
B. Berat kering sesudah di cuci +
2454
2026
tempat (gr) C. Berat tempat (gr) Kadar lumpur = (A-B) / (A-C) *100%
468
465
0.550
0.573
Rata-rata (%)
-
Max. 12%
- Natrium Sulfat
-
-
Max.18%
9
- Magnesium Sulfat
-
2.030
10
Kadar Air Susunan
Agregat kasar
G.
II
800
800
Berat Tempat + benda Uji (gr)
10412
13212
Berat Benda Uji (gr)
9612
12412
H. Berat Benda Uji Oven (gr)
9410
12151
Kadar air = (C –D) x 100% : D
2.147
2.148
Rata-rata (%)
SK SNI M-08-
68.90
1989-F
28.26
3/8 “
15.03
No. 4
6.43
No. 8
4.54
No. 16
3.73
No. 30
2.98
No.50
1.53
No. 100
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Tabel 21. Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat kasar (Koral Ex. Awang Bangkal) No
Perhitungan
2.147
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Hasil Pemeriksaan Agregat Kasar (Koral Ex.
1
Berat Jenis Bulk :
2
Berat Jenis Permukaan Jenuh :
3
Berat Jenis semu :
Bk/(Bj-Ba)
Awang Bangkal)
Bj/ (Bj-Ba)
Tabel 19. Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat
Bk/(Bk-Ba)
kasar (Koral Ex. Awang Bangkal) No.
Kegiatan
1
Mengukur berat sampel Kering Oven (Bk)
100.0
¾“
Tabel 18. Pemeriksaan Kadar air agregat
F.
1989-F
00
1½“
0.562
I
SK SNI M-11Grading
Agregat :
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Berat Tempat (gr)
1989-F
larutan
tempat (gr)
E.
Sifat Kekal terhadap
Sampel A
Sampel B
4
2256
Sampel
Rata-rata
A
B
(A+B)/2
2.580
2.584
2.582
2.619
2.622
2.620
2.682
2.686
2.684
1.473
1.463
1.468
Penyerapan : (Bj-Bk)/Bk * 100%
2036
Sampel
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
48
Tabel 22. Analisis Saringan Agregat Kasar (Koral Ex. Awang Bangkal) Nomor
Berat Tertahan
Kumulatif
Sasirangan
(gr)
Tertahan(gr)
mm
Contoh
inch
Kumulatif Persen
Contoh
Ket.
Tertahan
Lolos
Rata-
Contoh
Contoh
rata
1
2
1
2
1
2
1
2
0
0
0
0
0
0
100.00
100.00
100.00
38.10
1½“
19.10
¾“
490.5
531.7
490.5
531.7
30.98
29.70
69.02
70.30
69.66
9.52
3/8 “
622.3
751.3
1112.8
1283.0
70.27
71.67
29.73
28.33
29.03
4.76
No. 4
221.6
235.1
1334.4
1518.1
84.27
84.80
15.73
15.20
15.47
2.38
No. 8
144.7
155.7
1479.1
1673.8
93.41
93.50
6.59
6.50
6.55
1.19
No. 16
29.2
35.4
1508.3
1709.3
95.25
95.48
4.75
4.52
4.63
0.59
No. 30
12.9
14.3
1521.2
1723.6
96.07
96.28
3.93
3.72
3.83
0.28
No.50
11.7
13.2
1532.9
1736.9
96.80
97.02
3.20
2.98
3.09
0.15
No. 100
24.3
26.1
1557.2
1763.0
98.34
98.48
1.66
1.52
1.59
26.3
27.2
1583.5
1790.2
100.00
100.00
-
-
-
Pan
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Tabel 23. Pemeriksaan Kadar air agregat
Tabel 25. Penentuan Berat isi Agregat kasar
Agregat kasar I
Uraian
Berat (gram)
II
I
II
A.
Berat Tempat (gr)
700
700
Berat silinder kosong
(W1)
3500
3500
B.
Berat Tempat + benda Uji (gr)
14343
14900
Berat silinder + air
(W2)
10500
10500
C.
Berat Benda Uji (gr)
13643
14200
Berat air
(W2-W1)
7000
7000
D.
Berat Benda Uji Oven (gr)
13371
13918
Agregat lepas:
2.034
2.026
Berat silinder + agregat
(W2)
Berat agregat
(W3=W2-W1)
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Berat isi agregat =
W3/V (Kg/dm3)
Tabel 24. Pemeriksaan Kadar lumpur agregat
Agregat padat dengan tusukan:
Kadar air = (C –D) x 100% : D Rata-rata (%)
2.030
Agregat Halus I
II
A. Berat kering sebelum dicuci+tempat (gr)
1547.6
1622.9
B.
1536.6
1611
350
350
0.919
0.935
Berat kering sesudah di cuci+tempat (gr)
C. Berat tempat (gr) Kadar lumpur = (A–B)/(A-C) *100% Rata-rata (%)
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Berat silinder + agregat
(W2)
15720
15618
Berat agregat
(W3=W2-W1)
12220
12118
Berat isi agregat =
W3/V (Kg/dm3)
1.746
1.731
Agregat padat dengan goyangan: Berat silinder + agregat
(W2)
Berat agregat
(W3=W2-W1)
Berat isi agregat =
W3/V (Kg/dm3)
0.927 Rata-rata
1.738
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Perencanaan campuran beton K1 (0% Koral, 100% Batu pecah) Tabel 26 Perencanaan campuran beton K1 (K1 = 0% Koral, 100% Batu pecah) NO
URAIAN
NILAI
49
1
Kuat Tekan Yang Disyaratkan
:
250
Kg/cm2,
Umur 28 hari
Kg/cm2,
Atau tanpa data
Bagian cacat 5% 2
Deviasi Standar
:
60
Kg/cm2,
:
Kg/cm2,
3
Nilai Tambah (Margin)
:
1.64 x 60 =
98.4
4
Kekuatan Rata-Rata Yang Ditargetkan
:
250 + 98.4 =
348.4
5
Jenis Semen
:
Type I (Tonasa)
6
Jenis agregat : - kasar
:
Alami (Awang Bangkal)
:
Alami (Sei Barito)
-
Halus
7
Faktor Air Semen Bebas
:
0.47
8
Faktor Air Semen Maksimum
:
0.55
9
Slump
:
60-100
Mm
10
Ukuran Agregat Maksimum
:
30/40
Mm
11
Kadar Air Bebas
:
185
12
Jumlah Semen
:
393.62
13
Jumlah Semen Maksimum
:
-
14
Jumlah Semen Minimum
:
325
15
Faktor Air Semen Yang Disesuaikan
:
0.47
16
Susunan Besar Butir Agregat Halus
:
Daerah gradasi susunan
butir 4
17
Persen Agregat Halus
:
36
Persen
18
Berat Jenis Relatif, Agregat (SSD)
:
2.65
19
Berat Jenis Beton Basah
:
2400
20
Kadar Agregat Gabungan
:
1821.4
21
Kadar Agregat Halus
:
655.70
22
Kadar Agregat Kasar
1165.69
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Tabel 27. Proporsi campuran Proporsi Campuran:
Tabel 28. Pemeriksaan Slump Beton K1
Semen
Air
Ag.
Ag. Kasar
(kg)
(Kg atau
Halus
(Kg)
Lt)
(Kg)
Tiap M3
392.62
185
655.70
1165.69
Per Trial Mix
10.63
5.00
17.70
31.47
UKURAN
Tinggi
H1
H2
H3
Atas
Tengah
Bawah
7
7.7
8.8
Rata-rata (cm)
0.047 M3
7.8
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Tabel 29. Hasil Pemeriksaan Kuat Tekan Beton (AASHTO T-T 119-74) No
Lokasi
Umur
Luas
Berat
Slump
Beban max
Tekanan kg/cm2
Ket.
50
Kode
Hari
(cm)2
(kg)
(cm)
(kg)
PENGUJIAN
28 HARI
1
TRIAL MIX
3
225
7.9
7.8
28500
126.67
316.67
2
TRIAL MIX
3
225
8.0
7.8
29000
128.89
322.22
3
TRIAL MIX
3
225
8.0
7.8
27500
122.22
305.56 314.81 Kg/cm2
Rata-rata
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Perencanaan campuran beton K2 (100% Koral, 0% Batu pecah) Tabel 30. Perencanaan campuran beton K2 (100% Koral, 0% Batu pecah) NO
1
URAIAN
NILAI
Kuat Tekan Yang Disyaratkan
:
250
Kg/cm2,
Umur 28 hari
Kg/cm2,
Atau tanpa data
Bagian cacat 5% 2
Deviasi Standar
:
60
Kg/cm2, 3
Nilai Tambah (Margin)
:
1.64 x 60 =
98.4
4
Kekuatan Rata-Rata Yang Ditargetkan
:
250 + 98.4 =
348.4
5
Jenis Semen
:
Type I (Tonasa)
6
Jenis agregat : - kasar
:
Alami (Awang Bangkal)
:
Alami (Sei Barito)
7
Faktor Air Semen Bebas
:
0.46
8
Faktor Air Semen Maksimum
:
0.50
-
Halus
9
Slump
:
60-100
Mm
10
Ukuran Agregat Maksimum
:
30/40
Mm
11
Kadar Air Bebas
:
175
12
Jumlah Semen
:
380.43
13
Jumlah Semen Maksimum
:
350
14
Jumlah Semen Minimum
:
345
15
Faktor Air Semen Yang Disesuaikan
:
0.46
16
Susunan Besar Butir Agregat Halus
:
Daerah gradasi susunan
butir 2
17
Persen Agregat Halus
:
34.2
Persen
18
Berat Jenis Relatif, Agregat (SSD)
:
2.619
19
Berat Jenis Beton Basah
:
2400
20
Kadar Agregat Gabungan
:
1844.6
21
Kadar Agregat Halus
:
630.84
22
Kadar Agregat Kasar
:
1213.72
Kg/cm2,
Sumber : Hasil Pengujian, 2014 Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Tabel 31. Proporsi campuran Proporsi
Semen
Air
Ag.
Ag.
Campuran:
(kg)
(Kg atau
Halus
Kasar
Lt)
(Kg)
(Kg)
Tiap M3
380.43
175
630.84
1213.72
Per Trial Mix
17.98
8.27
29.81
57.35
0.047 M3
Tabel 32. Pemeriksaan Slump Beton K1 UKURAN
Tinggi
H1
H2
H3
Atas
Tengah
Bawah
6.9
7.5
8.9
Rata-rata (cm)
7.8
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Tabel 33. Hasil Pemeriksaan Kuat Tekan Beton (AASHTO T-T 119-74) No
Lokasi
Umur
Luas
Berat
Slump
Beban max
Tekanan kg/cm2
Ket.
51
Kode
Hari
(cm)2
(kg)
(cm)
(kg)
Pengujian
28 hari
1
TRIAL MIX
3
225
7.9
7.8
29000
128.89
322.22
2
TRIAL MIX
3
225
8.1
7.8
28500
126.67
316.67
3
TRIAL MIX
3
225
8.0
7.8
30000
133.33
333.33
1
TRIAL MIX
7
225
7.9
7.8
43500
193.33
297.44
2
TRIAL MIX
7
225
8.1
7.8
45500
202.22
311.11
3
TRIAL MIX
7
225
8.0
7.8
43500
193.33
297.44 313.03 Kg/cm2
Rata-rata Sumber : Hasil Pengujian, 2014 Bangkal
Hasil pemeriksaan campuran beton Hasil pemeriksaan campuran beton K1 (0% Koral, 100% Batu pecah) dengan material Semen Tonasa, Pasir Ex. Sei Barito, Batu pecah ex Martapura dan Air Ledeng/PDAM adalah: Tabel 34. Keperluan bahan 1 M3 beton mutu K-
23.50
Air PDAM
Bucket
23.50
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Tegangan Rata-rata (σbm) yang diperoleh adalah 314.81 Kg/cm2 Hasil pemeriksaan campuran beton
K2 (100%
Koral, 0% Batu pecah) dengan material Semen
250 Material
Berat
Volume
(kg)
(lt)
Semen Tonasa
393.62
314.89
Pasir Ex. Sei Barito
655.70
405.80
Batu pecah ex Martapura
1165.69
734.46
185
185
Tonasa, Pasir Ex. Sei Barito, Koral Ex. Awang Bangkal dan Air Ledeng/PDAM adalah: Tabel 37. Keperluan Bahan 1 M3 Beton Mutu K-250 Berat
Volume
(kg)
(lt)
Semen Tonasa
380.43
304.35
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Pasir Ex. Sei Barito
630.84
389.76
Tabel 35. Perbandingan Campuran
Koral Ex. Awang Bangkal
1213.72
697.17
175
175
Air Ledeng/PDAM
Perbandingan
Seme
Pasir Ex.
Koral
n
Sei Barito
Ex.
Tonas
Awang
a
Bangkal
Perbandingan Berat
1
1.67
2.96
Perbandingan Volume
1
1.29
2.33
Material
Air Ledeng/PDAM
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Tabel 38. Perbandingan Campuran Perbandingan
Semen
Pasir
Koral Ex.
Tonasa
Ex. Sei
Awang
Barito
Bangkal
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Perbandingan Berat
1
1.66
3.19
Tabel 36. Keperluan Bahan per 1 sak Semen (50)
Perbandingan Volume
1
1.28
2.29
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
Kg Material
Berat
Volum
(Kg)
e (Lt)
Semen Tonasa
50
40
1 Zak
1X
Pasir Ex. Sei
83.29
51.55
Keranjang
4.3x
Barito Koral Awang
Ukuran
Jumlah
Tabel 39. Keperluan Bahan per 1 sak Semen (50) Kg Material
12 lt Ex.
148.0 7
93.30
Keranjang
7.8x
Semen Tonasa
Berat
Volum
(Kg)
e (Lt)
50
40
Ukuran
1 Zak
Jumlah
1x
12 lt
52
Pasir
Ex.
Sei
82.91
51.23
Keranjang
Barito
4.3 X
12 lt
Koral
Ex.
159.52
91.63
Keranjang
Awang Bangkal
mutu beton tinggi sedangkan kerikil butirannya 7.6X
12 lt
Air PDAM
23.00
23.00
butirannya relatif kasar dan sangat baik untuk
relatif halus tidak cocok untuk mutu beton tinggi. Penelitian ini menggunakan 2 (dua) variasi
Bucket
Sumber : Hasil Pengujian, 2014
campuran yaitu
Tegangan Rata-rata (σbm) yang diperoleh adalah
Bangkal; 100% batu pecah ex Martapura) dan K2
2
K1 (0% koral ex Awang
(100% koral ex Awang Bangkal; 0% batu pecah
313.03 Kg/cm
ex Martapura) yang diperoleh dari lokal Kalsel. PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian tersebut kuat tekan
Material batuan merupakan sumber utama
yang
dicapai
yaitu,
untuk
campuran
K1
bahan pembuatan beton, baik yang diproses secara
mendapatkan hasil kuat tekan yaitu 314.81 kg/cm2
alamiah
dapat
dan K2 memperoleh hasil kuat tekan yaitu 313.03
digunakan sebagai bahan baku pembuatan beton.
kg/cm2.Hal ini menunjukkan kuat tekan beton
Sifat dan karakteristik agregat sangat menentukan
lebih tinggi dengan menggunakan batu pecah.
kualitas akhir pada beton yang dikerjakan seperti
Dan dari pembuktian ilmiah bahwa batu pecah
pemenuhan sifat kekerasan, kepadatan, dan
dengan permukaan yang semakin kasar akan
keawetan,
yang
mengkasilkan kekuatan tekan beton yang lebih
cenderung lebih kasar juga akan menghasilkan
besar. Kedua material ini dapat digunakan untuk
beton berkualitas tinggi, sedangkan beton yang
bangunan dengan mutu beton tinggi (kelas III)
dibuat dengan sifat sebaliknya akan menghasilkan
atau kuat tekan beton dengan kuat tekan
beton berkualitas rendah.
karakteristik diatas 22,5 MPa seperti: bangunan
maupun
diproses
bentuk
manusia
permukaan
agregat
bertingkat, karena kuat tekan rata-rata diatas 30 Kuat penggunaan
tekan
beton
dipengaruhi
oleh
MPa.
agregat kasar, yang mana agregat
kasar terdiri dari batu pecah dan batu bulat (kerikil).
Batu
pecah
bentuk
permukaan
53
Gambar 5. Foto kegiatan penelitian di lab
2. Hasil pemeriksaan campuran beton
4. KESIMPULAN
K2
Hasil penelitian kuat tekan beton dengan
(100% Koral, 0% Batu pecah) dengan
desain komposisi batu pecah Martapura dan koral
material Semen Tonasa, Pasir Ex. Sei Barito,
Awang Bangkal sebagai berikut:
Koral
1. Hasil pemeriksaan campuran beton K1 (0%
Ledeng/PDAM
Ex.
Awang
Bangkal
menghasilkan
dan
Air
Tegangan
Koral, 100% Batu pecah) dengan material
Rata-rata (σbm) sebesar
Semen Tonasa, Pasir Ex. Sei Barito, Batu
dengan keperluan Bahan 1 M3 Beton Mutu
pecah ex Martapura dan Air Ledeng/PDAM
K-250 sebagai berikut :
menghasilkan Tegangan
Rata-rata
(σbm)
Material
Berat
Volume
(kg)
(lt)
Semen Tonasa
380.43
304.35
Pasir Ex. Sei Barito
630.84
389.76
Koral Ex. Awang Bangkal
1213.72
697.17
175
175
314.81 Kg/cm2 dengan keperluan
sebesar
Bahan 1 M3 Beton Mutu K-250 sebagai berikut : Material
313.03 Kg/cm2
Berat
Volume
(kg)
(lt)
Semen Tonasa
393.62
314.89
Pasir Ex. Sei Barito
655.70
405.80
Batu pecah ex Martapura
1165.69
734.46
yaitu 314.81 kg/cm2 dan K2 memperoleh
185
185
hasil kuat tekan yaitu 313.03 kg/cm2, hal ini
Air Ledeng/PDAM
Air Ledeng/PDAM
3.
Variasi K1
mendapatkan hasil kuat tekan
menunjukkan kuat tekan beton lebih tinggi
54
dengan menggunakan batu pecah dan dengan permukaan
yang
semakin
kasar
akan
mengkasilkan kekuatan tekan beton yang lebih besar. 5. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1979.
Persyaratan Beton Bertulang
Indonesia (PBI-1971). Direktorat
Cetakan ke-7.
Penyelidikan
Masalah
Bangunan, Direktorat Jenderal Cipta Karya. Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Bandung. Annual Book Of ASTM Standards. Concrete
and
Agregates.
2002. ASTM.
International, West Conshohocken, PA. DPU. 1990. SK SNI M -106 - 1990-03. Berat Jenis Semen Portland. Yayasan LPMB, Bandung. DPU. 1990. SK SNI M -10 - 1989-F. Berat Jenis dan
Penyerapan
Air
Agregat
Halus.
Yayasan LPMB, Bandung. DPU. 1990. SK SNI S -04 - 1989-F. Spesifikasi Agregat
Sebagai
Bahan
Bangunan.
Yayasan LPMB, Bandung. Mulyono, Tri.
2004. Teknologi Beton.
Andi.
Jogjakarta. Tjokrodimuljo,
Kardiyono.
1996.
Teknologi
Beton. Nafiri. Jogjakarta.
55