MAKALAH TENTANG WELDING REPAIR / PERBAIKAN LAS UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH APLIKASI LAS
DISUSUN OLEH : FRIZAL WIDYA SUBAGIYO 361536603002 ALVEN ANDI WARDANA 361536603008
PROGRAM STUDI TEKNIK PENGELASAN POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI 2015
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “WELDING REPAIR / PERBAIKAN LAS DAN KLASIFIKASI CACAT PENGELASAN” tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Abdul Rohman selaku dosen Las Aplikasi dan teman – teman D1 Pengelasan atas bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis dalam pengerjaan makalah ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Banyuwangi,23 Oktober 2015
Penulis
Welding Repair
Halaman 2
DAFTAR ISI Kata Pengantar...........................................................................................................................2 Daftar Isi.....................................................................................................................................3 Bab I Pendahuluan................................................................................................................4 - 5 Bab II Pembahasan.............................................................................................................6 - 17 Bab III Kesimpulan..................................................................................................................18 Pentup.......................................................................................................................................19 Daftar Pustaka..........................................................................................................................20
Welding Repair
Halaman 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Menghasilkan produk berkualitas menjadi sebuah keharusan terutama dalam memenuhi kebutuhan dan jaminan kepada konsumen. Sehingga kemudian terlahirlah suatu standar penting yakni ISO 9001 (1987) yang merupakan model untuk jaminan kualitas dalam desain/pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan jasa yang merupakan salah satu seri dari ISO 9000. ISO 9000 sendiri merupakan sekumpulan standar sistem kualitas universal yang dihasilkan oleh International Organization for Standardization di Jenewa Swiss yang muncul sebagai jawaban adanya Pembentukan Masyarakat Ekonomi Eropa yang menekankan kebutuhan akan standar yang sama. Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang continue. Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dengan kata lain, las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Dalam proses penyambungan ini ada kala-nya di sertai dengan tekanan dan material tambahan(filler material). Teknik pengelasan secara sederhana telah diketemukan dalam rentang waktu antara 3000 –4000 SM. Sesudah energi listrik dengan mudahnya di gunakan, teknologi pengelasan maju dengan sangat pesat, dan hingga saat ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan. Pada tahap-tahap permulaan dari pengembangan teknologi las, biasanya pengelasan hanya digunakan pada sambungan-sambungan dari reparasi yang kurang penting. Tapi setelah melalui pengalaman dan praktek yang banyak dan waktu yang lama, maka sekarang penggunaan proses-proses pengelasan dan penggunaan konstruksi-konsturksi las merupakan hal yang umum di semua negara di dunia.
Welding Repair
Halaman 4
1.2 Tujuan Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan/ menjelaskan terjadinya cacat las, macammacamcacat las, dan cara penanggulangan cacat hasil pengelasan. Terwujudnya standarstandar teknik pengelasan akan membantu memperluas ruang lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar ukuran bangunan konstruksi yang dapat dilas. Dengan kemajuan yang dicapai sampai saat ini, teknologi las memegang peranan penting dalam masyarakat industri modern.
1.3 Rumusan Masalah 1. Apa saja jenis cacat – cacat pada pengelasan? 2. Penyebab cacat- cacat pada pegelasan ? 3. Bagaimana cara menanggulangi cacat pada pengelasan ? 4. Peralatan yang diguakan?
Welding Repair
Halaman 5
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Cacat – Cacat pada Proses Pengelasan 1) Retak Las / Crack
Gambar 1.1 Crack Cacat las yang sering sekali terjadi pada saat proses pengelasan adalah retak las yang dapat dibagi menjadi dua kategori yakni : retak dingin dan retak panas. Retak dingin adalah retak yang terjadi pada daerah las pada suhu kurang lebih 300C. Sedangkan retak panas adalah retak yang terjadi pada suhu diatas 500C. Retak dingin tidak hanya terjadi pada daerah HAZ (Heat Affected Zone) atau sering disebut dengan daerah pergaruh panas tetapi biasanya terjadi pada logam las. Retak dingin ini dapat terjadi pada daerah panas yang sering terjadi. Dan retakan ini dapat dilihat dibawah manik Ias, retak akar dan kaki, serta retak melintang. Sedangkan retak panas dibagi menjadi dua kelas yaitu retak karena pembebasan tegangan pada daerah pengaruh panas yang terjadi pada suhu 500C - 700C dan retak yang terjadi pada suhu diatas 900C yang terjadi pada peristiwa pembekuan logam las. Retak panas sering teriadi pada logam las karena pembekuan, biasanya berbentuk kawah dan retak memanjang. Retak panas ini terjadi karena pembebasan tegangan pada daerah kaki didalam daerah pengaruh panas.
Welding Repair
Halaman 6
Retak ini biasanya terjadi pada waktu logam mendingin setelah pembekuan dan terjadi karena adanya tegangan yang timbul, yang disebabkan oleh penyusutan dan sifat baja yang ketangguhannya turun pada suhu dibawah suhu pembekuan. Keretakkan las yang lain adalah retak sepanjang rigi-rigi lasan retak disamping las dan retak memanjang diluar rigi-rigi lasan. Akan
2) Penembusan Kurang Baik
Gambar 1.2 Penembusan Kurang Baik Selain retak, cacat las yang juga sering terjadi, adalah penembusan las yang kurang dan jelek. Jika penembusan pengelasan kurang maka akibat yang timbul pada konstruksi adalah kekuatan konstruksi yang kurang kokoh karena penembusan yang kurang. Karena kurang penembusan inilah maka penyambungan tidak sempurna.
3) Pengerukan / Under cut
Gambar 1.3 Under Cut Welding Repair
Halaman 7
Adalah pengerukan atau yang sering disebut dengan under cut pada benda kerja. Pengerukan ini terjadi pada benda kerja atau konstruksi yang termakan oleh las sehingga benda kerja tadi berkurang kekuatan konstruksi meskipun sebelumnya telah dilakukan pengelasan.
4) Porosity
Gambar 1.4 Porosity Porosity adalah
salah
satu
jenis
cacat
pada
las. Porosity merupakan
sekelompok gelembung gas yang terjebak di dalam lasan. Porosity bisa terjadi karena proses pemadatan yang terlalu cepat. Porosity berupa rongga-rongga kecil berbentuk bola yang mengelompok pada lokasi-lokasi lasan. Terkadang terjadi rongga besar berbentuk bola yang tunggal atau tidak mengelompok. Rongga besar tersebut adalah blow hole . 5) KURANG PENETRASI (Lack of Penetration)
Gambar 1.5 Lack of Penetration Welding Repair
Halaman 8
Cacat las jenis ini terjadi karena logam las gagal mencapai root (akar) dari sambungan dan gagal menyambungkan permukaan root secara menyeluruh. Hal ini disebabkan karena kesalahan dalam memilih ukuran elektroda, arus listrik yang terlalu kecil, dan rancangan sambungan yang kurang memadai. Kurang penetrasi sering dialami pada pengelasan posisi vertikal dan overhead. Pada gambar berikut nampak logam las tidak menutupi bagian bawah (akar) sambungan.
6) CACAT LAS DENGAN PENETRASI BERLEBIH
Gambar 1.6 Penetrasi Berlebih Cacat las jenis ini terjadi di mana logam las mencair melewati tebal benda kerja dan tergantung pada bagian bawah hasil pengelasan.
7) CACAT LAS KURANG MENYATU (Lack of Fusion)
Gambar 1.7 Kurang Menyatu Welding Repair
Halaman 9
Cacat las ini terjadi karena logam las dan benda kerja gagal menyatu. Cacat jenis ini bisa terjadi akibat benda kerja yang kurang panas atau permukaan benda kerja yang kurang bersih.
1.2 Penyebab Cacat Pada Pengelasan
1) Penyebab Crack Disebabkan Oleh : Konstruksi terlalu kaku Terdapat gas hydrogen didalam weld metal Terjadi struktur yang keras Pendinginan mendadak Pemilihan kawat las kurang tepat Pilihan jenis elektroda yang salah atau tidak tepat. Benda kerja terbuat dari baja karbon tinggi. Pendinginan setelah pengelasan yang terlalu cepat. Benda kerja yang dilas terlalu kaku. Penyebaran panas pada bagian-bagian yang di las tidak seimbang.
2) Penyebab Penembusan Kurang Baik Penyebab dari penembusan yang kurang ini antara lain : Kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi. Arus terlalu rendah. Diameter elektroda yang terlalu besar atau terlalu kecil. Benda kerja terlalu kotor. Persiapan kampuh atau sudut kampuh tidak baik. Busur las yang terlalu panjang.
3) Penyebab Pengerukan / Under cut Sebab-sebab pengerukan las antara lain : Arus yang terlalu tinggi. Kecepatan pengelasaan yang terlalu tinggi pula. Busur nyala yang terlalu panjang. Welding Repair
Halaman 10
Ukuran elektroda yang salah. Posisi elektroda selama pengelasan tidak tepat. Ayunan elektroda selama pengelasan tidak teratur.
4) Penyebab Porosity Penyebab Porosity ini yakni : Busur pendek. Kecepatan mengelas yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kurang waktu pengisian. Terdapat kotoran-kotoran pada benda kerja. Kesalahan memilih jenis elektroda.
5) Penyebab KURANG PENETRASI (Lack of Penetration) Cacat jenis ini disebabkan antara lain oleh: Persiapan sambungan (groove) pada benda kerja yang tebal kurang memadai atau bahkan tidak dilakukan. Heat input kurang besar. Teknik pengelasan kurang tepat. Ampere rendah Alur las kotor Busur kurang tepat Welding Speed dan ayunan terlalu cepat
6) Penyebab CACAT LAS DENGAN PENETRASI BERLEBIH Hal yang menyebabkan penetrasi berlebih antara lain: Heat input yang terlalu besar. Teknik pengelasan yang kurang tepat.
7) Penyebab Cacat Las Kurang Menyatu (Lack of Fusion) Hal Penyebab Las Kurang Menyatu antara lain : Heat input terlalu rendah. Welding Repair
Halaman 11
Benda kerja kotor. Teknik pengelasan kurang tepat.
1.3 Cara Penanggulangan Cacat Las Untuk mengatasi macam-macam cacat las yang telah terjadi supaya hasil pekerjaan las
dapat
memuaskan
banyak
pihak,
maka
perlu
dilaksanakan
cara-cara
penanggulangannya, yaitu sebagai berikut: 1) Penanggulangan Retak Las Dalarn menghindari terjadinya retakan las pada daerah panas, atau usaha penaggulanganya supaya tidak terjadi retak pada las antara lain : o Menggunakan elektroda yang betul, dalam hal ini sedapat mungkin menggunakan elektroda dengan fluk yang mempunyai kadar hydrogen rendah. o Sebelum mengelas, pada daerah sekitar kampuh harus dibersihkan dari air, karat, debu, minyak dan zat organik yang dapat menjadi sunrber hidrogen. o Mendinginkan perlahan-lahan setelah dilas. o Membebaskan kampuh dari kekakuan. o Mengadakan pemanasan pendahuluan sebelum memulai pengelasan, dengan cara ini retak las dapat terhindarkan
2) Penanggulangan Penembusan Kurang Baik Cara untuk mengatasi cacat las penembusan yang kurang baik dapat dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut : o Penyetelan arus pengelasan yang tepat. o Pengelasan diperlambat dan stabil agar panas yang didapat lebih merata. o Mengatur kecepatan las, sehingga kedua sisi benda kerja mencair dengan baik. o Memilih diameter elektroda yang sesuai dengan ukuran coakan. o Membersihkan benda kerja dari terak dan kotoran yang ada. o Mempertahankan panjang busur nyala yang tepat. o Membetulkan sudut kampuh.
3) Penanggulangan Pengerukan / Under cut Cara untuk mengatasi cacat las pengerukan/under cut dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : Welding Repair
Halaman 12
o Menyetel arus yang tepat. o Mengurangi kecepatan mengelas. o Mempertahankan panjang busur nyala yang tepat. o Menggunakan ukuran elektroda yang benar. o Menyetel posisi elektroda, sehingga gaya busur nyala akan menahan cairan pengelasan. o Mengupayakan ayunan elektroda dengan teratur.
4) Penanggulangan Porosity Cara untuk mengatasi cacat las keropos dapat dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut: o Mempertahankan jarak busur yang baik. o Mengurangi kecepatan pengelasan atau kecepatan dipertinggi. o Member waktu pengisian yang cukup untuk melepaskan gas. o Membersihkan benda kerja. o Menggunakan elektroda yang tepat. 5) Penanggulangan Cacat Las Kurang Penetrasi (Lack of Penetration) Cara yang dapat dilakukan untuk menghindari kurangnya penetrasi antara lain: o Pembuatan groove harus tepat di mana mampu menyediakan akses pada bagian bawah sambungan. o Tingkatkan arus listrik, bila perlu gunakan elektroda yang lebih besar. o Kontrol kondisi busur las, kurangi kecepatan pengelasan.
6) Penanggulangan Cacat Las Dengan Penetrasi Berlebih Penanggulangan yang bisa dilakukan antara lain: o Kecilkan arus listrik, jika perlu gunakan elektroda yang lebih kecil. o Percepat kecepatan pengelasan.
7) Penanggulangan Cacat Las Kurang Menyatu (Lack of Fusion) Penanggulangan yang bisa dilakukan antara lain :
Welding Repair
Halaman 13
o Tingkatkan arus listrik, bila perlu ganti dengan ukuran elektroda yang lebih besar. o Posisikan elektroda tepat pada sambungan. o Kontrol sudut elektroda dengan tepat. o Bersihkan benda kerja dari oli, minyak, embun, kotoran, dan cat sebelum anda mengelas.
1.4 Peralatan yang diguakan
1) Palu Las
Gambar 2.1 Palu Las Palu ini digunakan untuk melepaskan dan mngeluarkan terak las pada jalur las dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las. Gunakanlah kaca mata terng pada waktu poembersihan terak, sebeb dapat memercikan pada mata.
2) Sikat Kawat
Gambar 2.2 Sikat Las Sikat kawat digunakan untuk : a. Membersihkan benda kerja yang akan dilas, b. Membersihkan terak las yang sudah dilepas dari jalur las oleh pukulan palu las Welding Repair
Halaman 14
3) Meja Las
Gambar 2.3 Meja Las Meja las adalah tempat untuk menempatkan benda kerja pada posisi yang dipersyaratkan. Meja las harus diletakkan sedemikian rupa dan tidak mudah bergerak saat tersenggol atau saat welder melakukan pengelasan. Gunakan benda kerja lain saat mencoba penyalaan elektroda dan jangan dilakukan di meja las.
4) Palu Terak
Gambar 2.4 Palu Terak
Welding Repair
Halaman 15
Palu terak adalah alat untuk membersihkan terak dari hasil pengelasan. Dalam menggunakan palu terak ini jangan sampai membuat luka pada hasil pengelasan maupun pada base metalnya. karena luka bekas pukulan adalah merupakan cacat pengelasan. Palu terak sebelum digunakan dicek ketajamannya dan kondisinya. apabila sudah tumpul, maka harus ditajamkan dengan menggerindanya. Setelah selesai menggunakannya, tempatkan palu terak pada tempatnya secara rapi.
5) Gerinda Tangan
Gambar 2.5 Gerinda Tangan Gerinda tangan ini berfungsi untuk menyiapkan material yang akan di las berupa penyiapan kampuh las. Gerinda ini juga digunakan untuk membantu dalam proses pengelasan khususnya dalam pembersihan lasan sebelum di sambung atau sebelum ditumpuki dengan lasan lapis berikutnya. gerinda tangan ini juga digunakan untuk membantu dalam memperbaiki cacat las yang memerlukan penggerindaan dalam persiapannya sebelum diperbaiki cacat pengelasan tadi. Dalam penggunaannya : Periksa kabel gerinda apakah ada yang terkelupas atau tidak, jika ada segera diisolasi agar operator tidak tersengat listrik. Pastikan saklar dalam kondisi OFF sebelum kabel dihubungkan pada sumber listrik. Pastikan batu gerinda terpasang dengan kuat dan tepat dan kemudian peganglah geridan pada tangkai gerinda dengan kuat. Hubungkan kabel gerinda pada listrik dan kemudian hidupkan dengan menekan tombol ON. Gunakan kaca mata putih saat menggerinda. Setelah selesai saklar OFF dan lepas kembali kabel dari sumber arus. Gulung kabel sedemikian rupa dan simpanlah pada tempatnya dengan aman dan tidak saling bertindih dengan alat lain. Welding Repair
Halaman 16
6) Elektroda
Gambar 2.6 Elektroda Elektroda yang dipergunakan pad alas busur mempunyai perbedaan komposisi selaput maupun kawat inti. Diantaranya adalah elektroda berselaput . Pada elektroda ini pengelasan fluksi pada kawat inti dapat dengan cara destruksi, semprot atau celup. Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 sampai 7 mm dengan panjang antara 350 sampai 450 mm.
Welding Repair
Halaman 17
BAB III KESIMPULAN
Perlu diketahui bahwa perakitan konstruksi dimulai dari tengah menuju kesisi. Sedangkan untuk pengelasan antar plat kulit dan rangka geladak atas urutan-nya adalah las tumpul dan kemudian barulah las tumpang. Pengelasan dalam reparasi/perbaikan kapal harus diperhatikan hal-hal berikut: A. Menentukan se-teliti mungkin besarnya bagian yang rusak. B. Memperhatikan lingkungan kerja, misalnya dalam memindahkan tabung gas yang mudah terbakar. C. Memasang pengaman bila pengelasan dilakukan ditempat yang tinggi. D. Mempersiapkan tenaga listrik yang diperlukan. E. Dalam penggantian plat harus disiapkan lubang batas dan harus menentukan urutan pengelasan.
Penggunaan Teknik Pengelasan dalam konstruksi banyak sekali. Misalnya industri perkapalan, industry jembatan, banguna gedung dan lain sebagainya. Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk mereparasi misalnya untuk lubang, membuat lapisan keras dan lain-lain. Pengalasan bukan tujuan utama dari sebuah konstruksi, tetapi merupakan sarana untuk mencapai efisiensi penyambungan konstruksi supaya menjadi lebih baik. Rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan kegunaan konstruksi serta keadaan sekitarnya. Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya didalamnya banyak kendala yang harus diatasi dimana penanggulangannya memerlukan bermacam-macam cara. Sedapat mungkin dalam perencanaan konstruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las harus direncanakan pula tentang cara pengelasannya, pemeriksaan, bahan las, dan jenis las yang dipergunakan, berdasarkan fungsi dari bagian-bagian bangunan atau mesin yang direncanakan. Setelah sambungan las dalam kapal selesai, maka hasil pengelasan harus diperiksa dengan pengamatan yang meliputi bentuk las seperti lebar, tinggi, dan bentuk gelombangnya, panjang kaki, adanya takik, adanya lubang dan lain-lain. Untuk bagian yang penting perlu diadakan pengujian permukaan dengan cara penembus, serbukmagnit dan sebagainya. Dan kualitas sambungan sangat tergantung pada ketrampilan juru las yang melakukanya. Karena itu biasanya biro klasifikasi meminta persyaratan atau kualitas tertentu untuk juru las yang akan melakukan pekerjaan las tersebut. Welding Repair
Halaman 18
PENUTUP Orang bijak pernah mengatakan “ TAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA “ dan ada pantun Jawa yang isinya “SANTEN PARUTAN KELOPO,CUKUP SEMATEN ATUR KULO” .Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman untuk memberikan kritik dan saran yang berguna untuk membangun kepada penulis, demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.Semoga makalah ini berguna bagi penulis dan juga khususnya para pembaca yang budiman pada umumnya.
Welding Repair
Halaman 19
DAFTAR PUSTAKA
“CACAT LAS, PENYEBAB DAN SOLUSINYA” http://hima-tl.ppns.ac.id/?p=954 “MACAM MACAM CACAT LAS” http://bagasalbany.blogspot.co.id/2012/06/bab-i-pendahuluan-latar-belakang.html “GAMBAR CACAT LAS” https://www.google.co.id/search?q=Cacat+Las,+Penyebab+dan+Solusinya&es_sm=122&so urce=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0CAgQ_AUoAmoVChMI5cqyh3cyAIVw8GOCh0YaQX6&biw=1242&bih=566
Welding Repair
Halaman 20