-. MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLI KINDONESIA
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 83 TAHU N 2 0 16 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PE NGUSAHAAN DEPO PETI KEMAS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLlK INDONESIA,
Men imbang
bahwa un tuk m ela ksana k an ketentuan Pa s al 138 Peraturan Pemerin tah Nom or 20 Tahun 20 10 tentang Angkutan di Perairan
s ebagaimana
te lah
diubah
d engan
Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 20 1 1, p erlu m enetapkan Peraturan Menteri Perhubungan ten tang Penyelenggara an dan Pengusahaan Depo Peti Kemas;
Menginga t
1.
Undan g-Undang Ke pa beanan
Nomor
(Lembaran
10
Tahun
Negara
1995
tentang
Republik Indonesi a
Tahun 19 95 Nomor 75, Tambahan Lem baran Negara Repu blik Indo n es ia Nomor 36 12 ), sebaga imana telah diubah den gan Undang- Un dang Nom or 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 ten tang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661); 2.
Undang-Undang
Nomor
17
Tahun
2 0 08
ten tang
Pel a ya ran (Lem bara n Negara Republik Indonesi a Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nomor 4849);
bphn.go.id
-2 -
3.
Undang-Undang Pemerintah an Indonesi a
Nomor
Da erah
Tahun
23
Tahun
(Lembaran
20 14
2 0 14
te n tang
Negara
Nom or
2 44 ,
Republik Tambahan
Lembaran Negara Re pu b lik Indonesia Nom or 5587), sebagaimana telah diubah terakhir denga n UndangUndang Nom or 9 Tahun 2 0 15 tentang Pe rubahan Kedua Ata s Un dang-Un dang Nom or 23 Tahun 20 14 ten tang
Pemeri ntaha n
Da erah
(Lembaran
Negara
Republik In don esi a Tahu n 20 15 Nom or 58, Tam bahan Lembaran Negara Re publik Indonesia Nomor 5679); 4.
Pera turan Pemeri n tah No mor 38 Tahun 20 07 tentang Pemba gian Uru san Pemerintahan a n tara Pemerintah , Pemerin tahan
Da er ah
Provin s i,
d an
Pe merintahan
Da erah Ka bu paterr / Kota (Lembaran Negara Re pu blik Indonesia Tahun 20 07 Nom o r 82, Tambahan Lembaran Negara Repu b lik Indonesi a Nom or 4737) ; 5.
Pe ratu ran Pemerin tah Nomor 61 Tahun 2 0 09 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2 009 Nom or 151 , Tambahan Lemba ran Negara Re pu b lik In d ones ia Nomor 5070 ), s ebagaimana telah diubah d engan Peraturan Pe me rintah Nomor 6 4 Tahun 2 0 15 tentang Pe rubahan Atas Per a turan Peme rintah Nom or
61
Tahun
2 009
tentang
Kepelabu hanan
(Lembaran Negara Republik Indone sia Tah u n 20 15 Nomor 19 3 , Tambahan Lembaran Nega ra Republik Indonesi a Nomor 5731 ); 6.
Peraturan Peme rin tah Nomor 2 0 Tahun 20 10 tentang An gkuta n
d i Pera iran
(Lembaran
Negara Re pu blik
Indo n esi a Tahun 2 0 10 Nomor 26 , Tamb ahan Lembaran Negara Republik Indonesi a Nom or 5 108), sebagaimana te lah diubah dengan Pe ratur an Peme rinta h Nom or 22 Tahu n
20 11
ten tang
Pe ru bahan
Atas
Peratura n
Pemerintah Nomo r 2 0 Tahun 2 0 10 te n tang Angkutan d i Perairan
(Le mba r an
Negara Repu b lik
Indonesi a
Tahu n 2 01 1 Nom or 43, Tambahan Lemb aran Negara Re p u b lik Indonesia Nom or 5208);
bphn.go.id
-3 -
7.
Peraturan Presiden Organ isas i
Nomor 7 Tahun 2 0 15 te n tang
Kemen terian
Negara
(Lembaran
Negara
Republik Indonesi a Tahun 2 0 15 Nom or 8 ); 8.
Pera turan Pres id en Nomor 40 Tahun 2 015 ten tang Kementer ian Pe rh u bu ngan (Lembaran Negara Re pu blik Indonesi a Tahun 2015 Nom or 7 5);
9.
Pe ratura n Menteri Perhubun gan Nomor KM 62 Tahun 2 0 10 ten ta n g Organ isasi d a n Ta ta Kerj a Ka ntor Unit Penyelengga r a Pelabuhan , sebagaimana telah d iu ba h d e n gan Pe ratu ran Men ter i Perhubunga n Nomor PM 130 Ta hun 2 0 15 tentang Pe rubahan Kedua Atas Pera turan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 20 10 ten ta n g
Organisasi
Pe nyel engga ra
da n
Pelabu han
Tata
Kerja
(Be rita
Kantor
Negara
Un it
Repu blik
Indone si a Tahun 2 0 15 Nomor 14 0 0); 10. Per a turan Men t eri Perhubungan Nomor PM 35 Tah u n 2 0 12
tentang
Organ isasi
dan
Ta ta
Kerja
Kantor
Otor itas Pelabuh a n Utama (Berita Nega ra Repu b lik Indon esi a Tahun 2 012 Nomor 628); 11. Pera turan Menteri Perhubungan Nom or PM 36 Tahun 2 0 12
ten tang
Organisasi
Kesyahbandaran
dan
dan
Otoritas
Ta ta
Kerja
Kan tor
Pel a buhan
(Berita
Negara Re pub lik Indon esia Tah u n 20 12 Nomor 629), seba gaimana telah d iubah d e n gan Pera tur a n Menteri Perhubu n gan Nomor PM 13 5 Tahun 2 01 5 tentang Perubahan
Ata s
Pera tura n
Men teri
Pe rh u bu ngan
No m or PM 36 Tahun 2 012 tentang Organ isasi d a n Tata Kerja Ka ntor Kesyahbandaran d an Otor itas Pe labu han (Be ri ta Negara Re publik Ind on e si a Tahun 20 15 Nomor 14 0 1); 12 . Pera tura n Menteri Perhubunga n Nomor PM 18 9 Tahun 2015 te n tang Organisasi d an Ta ta Kerja Kementer ian Pe r h u b u ngan (Beri ta Negara Repub lik Indon esi a Tah u n 2 0 15 Nomor 18 44).
bphn.go.id
-4-
MEMUTUSKAN: Menetapkan
PERATURAN
MENTERI
PENYELENGGARAAN
PERHUBUNGAN
DAN
TEN TANG
PENGUSAHAAN
DEPO
PETI
KEMAS . BAB I KET ENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Pe ra tura n Menteri ini yang dimaksud d engan: 1.
Peti Kema s (Cargo Container) a dalah p eti kemas kotak yang m eme nuhi persyaratan standar
tek n is
sesu ai dengan
(intemational
in ternasional
s tandard
organization), seba gai a lat atau perangka t pengangkut b a rang. 2.
Depo Peti Kemas a dala h suatu tempat di d a lam atau di luar Da erah Lin gkun gan Kerj a (DLKr) pel abuhan yang be rfungsi un tuk kegiatan penyimpanan , pen u m pu kan , pembersih a n j pe n cucia n ,
perawatan,
pe rbaikan
peti
k emas, pemu atan (stuffing), pemb ongkaran (st ripping), s erta
ke gia tan
lai n
yan g
penanganan peti kema s isi
m end ukung (fu l~
kelancaran
d an j a tau peti kema s
kosong (empty) . 3.
Usaha Depo Peti Kemas a dalah kegiatan usaha yang m el iputi penyi mpanan,
pe n umpu kan,
pembersihan,
d an perba ikan peti kemas. 4.
Bada n
Usaha
ada lah Bad an
Usaha Milik Negara ,
Badan
Usaha
Milik
a tau
Da erah ,
badan
hukum
Indo n esia yang khusu s didirika n untuk usaha d e po pe ti ke mas. 5.
Penyelenggara Pela buhan a dalah Otor itas Pelabuhan , Kesyah ban daran Penyele ngga ra
d an
Otorita s
Pela buhan,
da n
Pela bu h a n , Kan tor
Unit
Pelabu h an
Batam . 6.
Pela buhan adalah tem pat yang te r d ir i atas d ara tan danjatau pe ra iran dengan ba ta s -ba tas tertentu sebagai te m pat
kegia ta n
pe mer in tahan
dan
kegiatan
pengu s aha an yang dipergunakan sebagai tem pat kapal
bphn.go.id
-5 -
bersandar, naik turun penumpang, dari /atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan k eamanan
pelayaran
dan
kegiatan
penunjang
pelabuhan serta sebagai tempat pemindahan intra-dan a n ta r m od a transportasi . 7.
Rencana Induk Pelabuhan a dalah pengaturan ruang pelabuhan
berupa
peruntukan
r encana tata guna
tanah d an perairan d i Daerah Lingkungan Kerja d an Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan. 8.
Daerah
Lin gkungan
Kerja
(DLKr)
adalah
wilayah
perairan dan daratan pada pelabuhan yang digunakan s ecara langsung untuk kegiatan pelabuhan. 9.
Badan Nasional S ertifikasi Profesi adalah lembaga yang m empunyai tugas m elaksanakan sertifikasi kompetensi kerja.
10. Gubernur ada lah Kepala Da erah Provinsi s ebagaimana dimaksud
dalam
peraturan
perundang-undangan
m engenai pemerintahan daerah. 11 . Menteri a d a la h Menteri Perhubungan . 12. Direktur
J enderal
a d a lah
Direktur
J enderal
Perhubungan Laut. BAB II PENYELENGGARAAN DEPO PETI KEMAS Pasal 2 (1)
Kegiatan usaha depo peti kemas m eliputi: a.
p enyimpanan dan Zata u penumpukan peti kemas;
b.
pembersih an
a tau
pencucian,
perawatan
dan
perbaikan pe ti kemas; c.
pemua tan
d an
pembongkaran
barang
dalam
kontainer yan g dimiliki oleh lebih dari 1 (satu) pemilik barang (less than container loa d cargo) ; d an d.
kegia tan la in yang a n tara lain terdiri a tas: 1.
pemindah an;
2.
pengaturan atau angsur;
3.
penata an;
bphn.go.id
-6 -
4.
lift on lift offsecara m ekanik;
5.
p ela k sana an s u rvei;
6.
p engema san;
7.
pelabelan;
8.
pengika tan jpelepa san;
9.
pemerik sa an fisi k barang;
10.
penenma an ;
11 . p enyampaian ; d an 12 . tempat penimbunan yang untuk
k egia tan
depo
p eruntukkannya
p eti
kemas
dalam
pengawasan kepabean a n. (2)
Kegiatan de po peti kemas sebagaimana d imaksud pada ayat (1) dapat dilakukan di d alam a tau di luar Da erah Lin gkungan Kerja (DLKr) pelabuh a n .
Pa s a1 3 Kegiatan u s aha d e po peti kem a s se bagaimana dima ksud d alam Pa s al 2, d ilaku kan oleh badan u saha yang ter d ir i a tas: a.
Badan Us aha Milik Negara (BU MN);
b.
Badan Us aha Milik Da erah (BUMD);
c.
Perseroan Terbata s (PT); a tau
d.
Kop era si ;
yang d id irikan khu s u s un tuk u sah a depo p eti kemas.
BAB III PENGUSAHAAN DEPO PETI KEMAS
Pa saI4 (1)
Kegia tan
u sa ha
d e po
peti
ke mas
s eba gaima n a
dimaksud dalam Pa sal 2, waj ib memiliki izin u saha d ari
Gu bernu r
provm si
pada
tempa t
p erusaha an
berdomisili. (2)
Izin
u sa ha
sebagaimana dimaksud
pada ayat
(I)
di ber ikan setelah m emenuhi persyara tan : a.
a d m inis trasi; da n
b.
tekn is.
bphn.go.id
-7 -
(3)
Persyaratan a d m in is tras i seba gaiman a dimaksud pada ayat (2) huruf a m eliputi: a.
akta pe nd irian pe rusaha an ya ng telah m endapa t pengesaha n d ari instansi yang b erwenang;
b.
n omor pokok wajib paj ak perusaha an;
c.
m odal u saha ;
d.
penanggu n gja wa b;
e.
s u rat ketera n ga n dom is ili perusaha an;
f.
persetujuan
s tudi
lin gku n ga n
dari
instansi
pemer intah daerah kabupatcn Zkota s etempat dan provinsi u n tuk Dae rah Kh u s u s Ibukota Jaka rta, termasuk d i dalam nya kaj ian lalu lin ta s ; g.
re komenda si
kesesuaian
d engan
r encana
tata
ruang wilayah kabupatcn Zko ta d a ri Guber n ur, Bupati atau Waliko ta se tem pat; d a n h.
izin gangguan dan perlindungan masyarakat yang d ite r bitkan ole h pejabat yang berwenang.
(4)
Dal am h al re n ca n a lokasi d epo p eti k emas berada di d alam Da erah Lin gkungan Kerja (DLKr) pelabuh an, h arus
di lengkapi
d engan
rekomenda s i
dari
Pe nye lenggara Pela bu h a n setempat. (5 )
Moda l u saha sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf
c
b erupa
modal
d asar
pa ling
sedikit
Rp20 .0 0 0.000. 000,00 (dua puluh miliar rupiah) da n modal di setor paling sedikit Rp5 .000.000.000,00 (lima m ilia r rupiah) yang d ib u ktikan dengan bukti setor ke ba nk
n asional
a tau
bank
swasta
n asional
yang
m emiliki a set paling sed ikit Rp50 .000.000.000,00 (lima pulu h miliar rupiah). (6)
Persya ra ta n
teknis
sebagaimana
d im a k s u d
pada
ayat (2) huruf b m elipu ti : a.
m enguasai
la h a n
pa ling sed ik it untuk j a n gka
waktu 3 (tiga) tah u n a tau memiliki lahan untuk loka si usaha d e n ga n luas paling sedikit 5 .000 rn? yang dibuktikan dengan h ak pen gua sa an atau kepemilikan tanah untuk usah a d epo peti kemas yang berada d i luar Da erah Lingkungan Kerj a
bphn.go.id
-8 -
(DLKr) pelabuhan yang diterbitk an oleh Badan Pertanahan Nasional dan m enguasai laha n sesuai kerjasama dengan Badan Usaha Pelabuhan atau ope rator untuk usaha
d epo peti kemas ya ng
berada d i dalam Da erah Lingku n gan Kerja (DLKr) pela bu h an ; b.
m emiliki atau menguasai la h an penumpu kan yang d iguna kan
dengan
k emampuan
kon s tru k s i
m enampung be ban s eba gai ber ikut: I.
m inim al 4 (empa t) tier pe ti kemas kos ong
(empty) d engan ukuran 2 0 f eet; d an 2.
m inimal 2 (dual tier peti k emas bermuatan isi d engan ukuran 20 f eet.
c.
d.
konstruk si lah a n d e po dapat menggunakan: I.
paving;
2.
a s pal; a tau
3.
beto n / concrete.
m emiliki pe ral a tan paling sed ikit: I.
1 (sa tu) u n it reach stacker,
2.
1 (sa tu) unit top loader,
3.
1 (sa tu) unit s ide loader,
4.
1 (satu) unit f orklift; d a n
5.
fas ilitas perbaikan d an pera wa ta n peti ke mas yang memenuhi persyara tan.
e.
mem iliki tenaga a h li paling s edikit 1 (sa tu) orang dengan ku alifi kasi Ahli Na u tika Tingkat III a tau 2 (dua) orang Ahli Ketatala ksan a an Pelaya ran Niaga atau Tran sportasi La u t be r ijazah Diploma III a tau 2 (dua) orang tena ga a h li yang sederaja t d engan pengalaman kerja pa ling sedikit 5 (lima) tahun da la m pengelolaan d e po peti k emas dan tenaga s u rvei peti k emas yang m emiliki s ertifikat d ari Bad an Nasional Sertifikasi Profe si.
bphn.go.id
-9-
Pasal5 (1)
Orang perorangan a tau badan hukum Indonesia dapat melakukan kerj asama dengan p erusahaan asing atau ba d an h u kum a s in g atau wa rga n egara asing d ala m bentuk
usaha
pa tungan
membentuk 1 (s a tu) n a si onal
yan g
Uoint
d engan
venture)
perusahaan d epo peti kemas
ke pemilikan
sah amnya
m ayorita s
d ikuasai oleh perusahaan nasional (PMDN). (2)
Perusahaan d epo peti kemas d alam b entuk usaha pa tunga n Uoint venture) sebaga imana dimaksud pada a ya t (1) wajib m emiliki izin usaha d e po peti kemas.
(3)
Untu k
m em pe ro leh
izm
u saha
d epo
peti
kemas
nasional ba gi pe r u sahaan d epo peti kem a s da lam be n tuk u s ah a pa tu ngan sebaga imana d imaksud pada ayat (2) waj ib m emenuhi persyaratan s eba gai b erikut: a.
m emiliki
modal
dasar
pa lin g
sedikit
Rp200 .000 .000 .000,OO (dua r a tus mi liar rupiah) da n
m oda l
disetor
paling
sed ikit
Rp 50. 000 .0 00.000,OO (lim a puluh miI iar rupiah) yang d isetor kan m elalui bank n asio n al a tau bank swasta nasional yan g dibuktikan d engan bukti setor; b.
m em iliki tenaga a h li pa lin g sed ikit 3 (tiga) orang denga n
kualifika si
Ahli
Keta talaksana an
atau
2 (dua l orang tenaga a h li dengan pen ga laman ke rja paling sed iki t 5 (lim a) tah u n dalam bidang u saha depo peti kemas; c.
memiliki
tenaga a h li survei
peti kemas yang
m emiliki sertifikat d ari Badan Nasional Sertifikasi Profes i; d.
m emenuhi persya ratan seba gaimana
dimaksud
d a lam Pasal 4 ayat (3), ayat (4), dan ayat (6) ; dan
bphn.go.id
- 10 -
e.
kerjasama
dengan
Penyele nggara
Pe lab u han
setempat u n tuk u s aha d epo p e ti kemas yang berad a d i dalam Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) pe lab u han s e tempa t. (4)
Izin u s aha depo peti kemas yang dilakukan ole h usaha patungan Uoint ven tu re) wajib m emiliki izin prinsip yang d itetapkan ole h Badan Koo r d inasi Pe nanaman Modal (BKPM).
Pasal6 (I)
Permo h onan izi n u s aha d e po peti k em a s sebagaimana dima k sud d al am Pasal 4 d an Pa s al 5 d iaj ukan kepada Gu bernur setempat dengan te m busan kepada Direktur J end eral
dan
Penyele nggara
Pe lab uhan
setem pat
d engan m enggunaka n forma t Contoh 1 pada Lampiran yang
merupakan
bagian
tidak
terpis ahkan
d ari
Peraturan Menteri in i. (2)
Berda s arkan pada
ayat
permohonan (1),
sebagaimana
Gu bernu r
s e t empat
d imaks ud m el a kuk an
penelitian persyarata n permohona n izin u s a h a d epo peti k e m a s dalam j angk a waktu paling lama 7 (tujuh) h ari ke rja sejak per moh onan d iterim a secara lengkap . (3)
Dalam h al berda s ark an h a s il peneli ti an persyaratan sebagaimana dim aksud pada ayat (2) belum terpenuhi, Gubernur
sete m pat
m engembalikan
per moh onan
secara t ertu lis kepada pemohon u ntuk m el engkapi p er syara tan dengan menggunakan format Co ntoh 3 pada
Lampira n
yang
m erupa k an
ba gian
tidak
ter pisah kan d a ri Peraturan Menteri ini. (4)
Perm oho n a n d imaksu d ke pada
yang
d ikembalikan
pada ayat Gu bernur
sebagaimana
(3) , d apat diaj u k an
setem pat
setelah
k embali
permohona n
dilengka pi.
bphn.go.id
- 11 -
(5)
Dalam h al berda sarkan h asil penelitian persyaratan seba gaimana dimaksud pada a yat (2) te lah terpenuhi s ecara lengkap, Gu bern u r setem pat m enerbitkan izin usaha d epo p eti k ema s d alam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) h ari kerja dengan m enggunakan format Contoh 2 pada Lampiran ya ng merupakan ba gian tidak ter pisah kan dari Peraturan Menteri ini.
(6)
lzin usaha d epo p eti kemas b erlaku s ela ma perusahaan yang
b ersangkutan
masih
menj alankan
kegiatan
usah anya a tau sam pai ba ta s wakt u penguasa an lahan.
Pa sal 7 Perusaha an d e po peti kema s yang tel ah m emperoleh izin u s aha d epo peti kema s dari Gu ber n u r setempat, d apat m endirikan usah a d e po p eti k ema s di daerah lain dalam 1
(satu)
provms:
p ermohonan
izin
setempat
d engan
dengan
tetap
m emenuhi
m engajukan p ersyaratan
s ebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) d an Pasal 5 aya t (3).
Pa sal 8 lzin u s aha depo peti ke mas waj ib dilaporkan s ecara berkala k epada Direktur Jenderal dan Penyelenggara Pel abuhan s etempa t
untuk
dilakukan
evaluasi
d alam
r a ngka
pengawasan pela k sana an pemberian izin usaha d epo peti kemas.
BABIV KA NTOR CABANG
Pasal 9 (1)
Untuk m enunj a n g pelayanan kegiatan depo peti kemas, perus aha an d e po p eti ke mas dapat m embuk a k antor caban g
pada
provm si
te m pat
kan tor
pusatnya
b erdomisili .
bphn.go.id
- 12 -
(2)
Kantor
ca bang
s ebaga imana
perusahaan
dimaksud
depo
pada
ayat
peti
kemas
(1) m erupakan
bagian organik yan g tidak terpisahkan d ari kantor pusatnya .
Pa sa l 10 (1)
kantor cabang perusahaan
Pembukaan k emas
se baga imana
d imaksud
dalam
de po
peti
Pasal
9
d ilakukan d engan m empertimbangkan : a.
a danya peti kemas;
b.
s edapa t
mungkin
m emberik an
peluang
d an
kesempatan k erja bagi penduduk se tempat; d an c.
men aati seluruh ketentuan peraturan perundangundangan
di
bidang
k epelabuhanan ,
a n gku tan
di
p erlindungan
m aritim, d an ketentuan
perairan, lin gku n ga n
p era turan pemerintah
d a erah se tempa t . (2)
Pembuka an
kan tor cabang
perusahaan
depo
peti
kemas seb a ga imana d imaksud dalam Pasal 9, wajib di lapork an kepada Gubernur setem p at selaku pemberi izin usaha d epo peti kemas dengan tembusan k epada Penyelenggara Pelabuhan se tem pa t a pabila lokasi d epo peti kemas berada di d al am Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) pelabuhan . (3)
Lapo ran
pembuka an
kantor
ca ban g
s eba gaimana
dimaksud pada ayat (2) h arus ditandatangani oleh p enanggun g j awab perusahaan d an dilampiri dengan s a lin a n: a.
s urat izin usaha d epo peti ke mas ;
b.
su rat kete ranga n domi s ili kantor cabang ya ng dikelua rkan oleh instansi yang berwenang;
c.
s u rat k eputusan pengangkatan kepala cabang yang
ditandatangani
oleh
penanggung
jawab
perusahaan;
bphn.go.id
- 13 -
d.
Tanda
Kartu
Penduduk
(KTP)
kepala
kantor
cabang; d a n e. (4)
kepemilika n pera latan d epo peti k emas.
Berdasarkan laporan seb agaimana d imaks ud pada ayat (3 ), Gubernur s etempat s es u ai dengan k ewenangannya mencatat dan m engeluarka n s u rat keterangan a tas p ersetujuan pembuka an kanto r cabang perusaha an d ep o peti kema s dalam provin s i s etempat de n gan m engguna kan forma t Con toh 12 pada Lampiran yang m eru pa kan bagian tidak ter pisah kan d ari Pe raturan Mente ri ini.
Pa s al 11 (1)
Gubernur
dan
Pe nyelenggar a
Pel abuhan
setem pat
d apat m enghe n tikan kegiatan kantor cabang depo peti k ema s yang berada d i dalam Da erah Lingkungan Kerja (DLKr) pelabuha n j ika tidak a da kegiatan. (2)
Pe nghe ntian
kegia ta n
kantor
cabang
sebagaimana
d ima k sud pad a ayat (1), dila k san a k a n setelah terl ebih d ahulu d ilakukan konfirma si kegiatan kantor cabang pa d a Pe nyelenggara Pela buhan setempa t . (3)
Set iap penutupan kegia tan kanto r cabang p erusaha an d epo
peti
kema s
yang
berada
di
d al am
Da erah
Lingku n ga n Kerja (DLKr) pelabuha n wajib di laporka n oleh kantor pus a t kepada Gu bern u r setem pat d engan tem busan kepada Penyelenggar a Pelabuhan setem pat.
BABV PENGAWASAN
Pa sa l 12 Penga wa sa n terhadap kegiatan u s aha d epo peti kemas di la kukan oleh : a.
Gu be r n u r se tempat untuk kegiatan usaha d epo peti kema s yang berada di luar Da erah Lingkungan Kerj a (DLKr) p ela buha n de n gan m elibatk an Penyelengga ra Pela buh an setempat;
bphn.go.id
- 14 -
b.
Penyel e n ggara
Pel a buha n
setempat untuk kegiatan
u saha depo peti kemas yang b erada di d alam Da erah Lingkunga n Ke rja (DLKr) pelabuhan.
Pasal 13 (1)
Gubernur
setempat
melakukan
evaluasi
setiap
3 (tiga) bulan setelah kegiatan usaha d ila kukan untuk k egiatan u s ah a d ep o peti kemas yang berada di luar Da erah Lin gkungan Kerja (DLKr) pe la buhan. (2)
Gubernur
dan
Penyelenggara
melakukan evaluasi
Pelabuhan
setiap 3
(tiga)
setempa t
bulan
setelah
kegiatan usaha dilakukan untuk kegiatan usaha depo peti kemas yang berada di dalam Daerah Lingkungan Kerj a (DLKr) pel abuhan .
Pasal 14 Untuk meningkatkan pengawasan depo peti kemas isi (e k s por dan
impor),
ditempatkan
petugas
kepabeanan
ses uai ke tentu a n pe raturan pe run dang-u n dangan .
BAB VI KEWAJIBAN
Pasal 15 Perusaha an depo peti kemas yang te lah m emperoleh izin usaha h arus m em e nuhi kewaj iban seba gai berikut : a.
m e m enu hi semua kewajiban yang te lah d itetapkan dalam izin usaha;
b.
melakukan kegiatan usaha paling lambat 3 (tiga) bu la n setelah izin usaha diterbitkan;
c.
m e nyampa ik a n lapora n bu lanan kegiatan pengir iman d an penerim a a n ko ntainer kepada pejaba t pem ber i izin dan
Pe nyel engga ra
Pelabu han
setempat
d engan
menggunakan format Contoh 4 pada La m piran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;
bphn.go.id
- 15 -
d.
m enyampaika n la pora n tah u nan kegiatan operas ional perus aha an
kepada
pejabat
pemberi
izm
dengan
tembusa n kepada Direktu r J enderal d a n Penyelenggara Pel a buh a n
s etempat dengan
m enggu n aka n
format
Co n toh 5 pada Lampiran ya n g m erupa kan ba gian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; e.
m ela porka n
kepada
pejabat
pemberi
izi n
d engan
tembusan kepada Penyel enggara Pela buha n setem pat s e t iap
kali
terjadi
perubahan
a nggaran
dasar
perusa h a a n, n ama atau al a mat perusaha an , NPWP, n ama d an a lamat direktur utama, p enanggung j awab perusaha an, d an s tatus kepemilikan peralatan kerja dan tena ga a hli paling lambat 7 (tujuh) h ari k erj a, setelah
terj adinya
perubahan
tersebut
d engan
menggun akan form at Contoh 11 pada Lampiran ya ng m erupakan ba gia n tida k terpisahkan d ari Peraturan Menteri ini; f.
m ema tu h i d a n melaksanakan keamanan , kesehata n , d an
keselamatan
ke rja
di
lingkungan
kegiatan
perus aha annya dan te r hadap sem ua tenaga kerja yang dipe kerj a ka n ; g.
m endi d ik
dan
m elatih
keterampilan
pegawa i agar
tercapa i e fektivitas dan efi sien si kerj a; h.
perusa h a an yang telah memi liki s urat izin u saha d epo pe ti k emas m endafta rkan kegia tan u s ahanya kepada Penyele n ggara Pelabu han setem pat a pabi la melaku kan k egia tan d i d alam Da erah Lingkungan Kerja (DLKr) pel abuh a n ; dan
I.
b ertanggun g
j a wab
a ta s
k ebenaran
laporan
s eba gaimana d imak s u d pada huruf c, huruf d , dan huruf e.
bphn.go.id
- 16 -
BAB VII
SANKSI ADMINISTRATIF
Pa sal 16 (1)
Perusah a an d e po peti kema s yang telah m emiliki izin u saha depo
peti kema s yang tidak m elaksana kan
kewaj iban nya sebagaimana dima ksud dalam Pasal 15 d apat diken ai san ksi a d m in is t rat if. (2)
Sanksi a d m in is tratif se bagaim a na dima k sud pada ayat (1) d apat b erupa:
(3)
a.
p eringatan tertulis ;
b.
p embekuan izin ; dan j atau
c.
pe n cabu tan izin .
Pengena a n san ksi a d m in is t ratif se bagaiman a dimaksud p ada ayat (2) dila kukan oleh pejaba t p emberi izin .
Pasal 17 (1)
a dmin istratif
Sanksi
berupa
peringatan
ter tu lis
sebagaimana dimaksud dalam Pasa l 16 ayat (2) huruf a , dikenai sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut d alam j angka wak tu
m a sing-ma sing 7
(tujuh) h ari kerja
d engan m enggun a k an form a t Co n toh 6, Contoh 7, dan Con toh 8 pada Lampi ran yang m erupakan b a gian tidak terpisah kan dari Pe ra turan Menteri in i. (2)
Dalam
hal
kewajiba nnya
pem egang setela h
izm
tidak
bera khirnya
m el aks ana kan j a n gka
wa ktu
peringa tan tertulis ketiga, d ikenai san ksi a d m in is t rat if b erupa pembekua n izin d engan m engguna k an format Contoh 9 pada Lampiran yang m erupa kan ba gian tida k ter pisah kan d ari Pe raturan Menteri ini. (3)
Pembe kuan izin se bagaimana d ima k sud pada ayat (2) dikenai dalam jangka wak tu
3 0 (ti ga puluh) h a ri
k alend er .
bphn.go.id
- 17 -
(4)
Izin d ic abut a pab ila pemegang izin t id ak melaksanakan k ewajibanny a setelah j angka wak tu pembekuan izin sebagaimana d imaksud pada ayat (3) berakhir d engan m enggunakan format Co ntoh 10 pada Lampiran y a ng m e rupakan ba gian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri in i.
Pa s a l 18 Peny e lenggara kegiatan u s ah a d epo p eti kemas yang tidak m e m puny a i izin
u s a ha d e po
peti kemas
seba ga iman a
d imaksud d al am Pa s al 6 ayat (5) d iber ikan sanksi berupa penu tupa n kegiatan usahanya oleh Gu bernur s e tempa t .
Pa s al 19 Izi n u s a h a dcpo peti kemas d apat dicabut tan pa mela lui pros e s peringatan dan pembekuan izin u s aha d alam h al perus ah a a n yang bersangkutan : a.
m e laku kan kegiatan yang m embaha yakan k e amanan n egara
berda s arkan
keputusan d ari
instansi yang
berwenang; b.
m embu barka n d iri atau pailit ber dasarkan keputu san d ari in stansi yang be rwenang:
c.
m emperol e h izi n usaha s ecara t id a k s a h ; d a n
d.
m el a kukan kegiatan
usaha yang m en yimpang d ari
u s aha pokoknya.
BAB VIII TARIF PELAYANAN J ASA USAHA DEPO PETI KEMAS
Pa s al 2 0 Besaran
tari f pel ay anan j a s a
d ite tapk a n
atas
dasar
u s aha
k c s epak a ta n
d epo peti k emas , p eny ed ia j asa d an
pengguna j a s a bc rdasarkan j enis, struktu r d an go longan tar if d e n ga n
menggu nakan
ped om an
perhitunga n yang
dit etapkan oleh Menteri.
bphn.go.id
- 18 -
BABIX KETE NTUAN LAIN-LAIN
Pasal 21 Untuk m e n in gka t kan kelancara n a ru s peti kernas , j am kerja p erusaha an d e po peti kemas wajib dilaksanakan 24 (dua puluh e m pat) jam sehari dan 7 (tujuh) h ari d alam seminggu.
BAB X KETE NTUAN PERALIHAN
Pasal22 Badan usaha d epo peti kemas ya n g tel a h m enja lankan kegia tan usa hanya wajib menyesuaikan pe rizinan nya sesuai Pera turan Me n te ri ini dalam jangka waktu pa ling la m a 2 (dua ) tah u n s ejak tanggal ditetapkan Peraturan Menteri ini.
BAB XI KETEN TUAN PENUTUP
Pa s al 23 Direktu r
Jenderal
p enga wa s an
teknis
m ela k sanakan terhadap
pem b inaan
pelaksana an
dan
Peratura n
Menteri in i.
Pasal24 Dengan berlakunya Pe ratu ran Menteri ini, m aka Peraturan Menteri Perhubu n gan Nom or KM 47 Tahun 20 08 tentang Pe nyelenggara an
d an
Pengusahaan
Depo
Peti
Kemas,
d icabut d an dinyatakan tid ak be rlaku.
bphn.go.id
- 19 -
Pasa125 Peraturan
Menteri
mi
mulai
berlaku
pada
tanggal
diundangkan.
Agar
setiap
pengun dangan
orang
mengetahuinya,
Peraturan
Menteri
memerintahkan dengan
mi
penempatannya dalam Be r ita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 Juni 2016
MENTERIPERHUBUNGAN REPUB LIK INDONESIA,
ttd. IGNASIUS JONAN
Diundangkan di Jakarta pada tanggal 29 J uni 20 16
DIREKTUR JENDERAL PE RATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUS IA REPUB LIK INDONESIA,
ttd. WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUB LIK INDONE SIA TAHUN 20 16 NOMOR 969
al'
~ ~
an sesuai dengan aslinya O//'r'lol BI 0 HU KUM, ,. '>:l'
,/"
tI{ \
.
\\
'<'
•
~~ .
I..,
~ 1
f;\ . ~'..la
~"' - ' '.'.:' \ ... .. ;,,' (.! J " ." - ':;- , ~" .
r ".
:~ " .'C '
..\'f'<; . ~': !.' ; ....
}
"
1\ ,
~
\<> ."-I;.';L§ RI LESTARI RA AYU .:. ,,'.' ..... ' Pernb in aUt a m a Muda (IV/c) NIP ,-19620620 19 8 9 0 3 2 0 0 1
bphn.go.id