PUSDIK BINMAS POLRI
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR
8
TAHUN
2008
TENTANG TATA CARA PENYIDIKAN PELANGGARAN PIDANA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Mengingat
PUSDIK BINMAS POLRI
:
:
a.
bahwa Pemilihan Umum secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dapat terwujud apabila dilaksanakan oleh penyelenggara Pemilihan Umum yang mempunyai integritas, profesionalitas, dan akuntabilitas;
b.
bahwa dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, mengatur mengenai pelanggaran pidana Pemilihan Umum, sehingga diperlukan tata cara dalam penyelesaian terjadinya pelanggaran pidana Pemilihan Umum sebagai pedoman bagi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam melaksanakan penegakan hukum pelaksanaan Pemilihan Umum;
c.
bahwa berdasarkan pertimbagan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Penyidikan Pelanggaran Pidana Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
1.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168);
2.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4720); 3. Undang-Undang .....
PUSDIK BINMAS POLRI
2
3.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801);
4.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4836);
5.
Keputusan Presiden Nomor 70 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia;
6.
Peraturan Ketua Komisi Pemilihan Umum Nomor 20 Tahun 2008 tentang Tahapan, Program dan Jadwal waktu Pemilu 2009 bagi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG TATA CARA PENYIDIKAN PELANGGARAN PIDANA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1.
Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2.
Undang-Undang Pemilu adalah Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilah Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan Rayat Daerah (DPRD).
3.
Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD adalah Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPD, dan DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
4.
Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat KPU adalah lembaga penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap dan mandiri. 5. KPU …..
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
3
5.
KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota adalah penyelenggara Pemilu di Provinsi dan Kabupaten/Kota.
6.
Badan Pengawas Pemilu yang selanjutnya disingkat Bawaslu adalah badan yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7.
Panitia Pengawas Pemilu Provinsi dan Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/ Kota yang selanjutnya disingkat Panwaslu Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/ Kota adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota.
8.
Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan yang selanjutnya disingkat Panwaslu Kecamatan adalah panitia yang dibentuk oleh Panwaslu Kabupaten/Kota untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah Kecamatan.
9.
Pengawas Pemilu Lapangan adalah petugas yang dibentuk oleh Panwaslu kecamatan untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu di desa/kelurahan.
10.
Pengawas Pemilu Luar Negeri adalah petugas yang dibentuk oleh Bawaslu untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu di luar negeri.
11.
Laporan pelanggaran Pemilu adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang/lebih, Warga Negara Indonesia yang mempunyai hak pilih, Pemantau Pemilu dan/atau peserta Pemilu karena hak dan kewajibannya berdasarkan Undang-Undang kepada Pengawas Pemilu tentang telah, sedang, atau diduga akan terjadi pelanggaran Administrasi Pemilu dan Pelanggaran Pidana Pemilu.
12.
Penyidikan adalah serangkaian tindakan Penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang untuk mencari dan mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang pelanggaran pidana Pemilu yang terjadi guna menemukan tersangkanya.
13.
Penyelidikan adalah serangkaian tindakan Penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai pelanggaran pidana Pemilu guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang.
14.
Penyidik adalah Pejabat Polri yang diberi wewenang khusus oleh undangundang untuk melakukan penyidikan pelanggaran pidana Pemilu.
15.
Sentra Penegakan Hukum Terpadu yang selanjutnya disingkat Sentra Gakkumdu adalah forum yang dibentuk dengan beranggotakan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kejaksaan, dan Bawaslu/Panwaslu, guna memperlancar penyelesaian pelanggaran pidana Pemilu. Pasal 2
(1)
Peraturan Kapolri ini dimaksudkan untuk dijadikan pedoman bagi Penyidik dalam melaksanakan penyidikan pelanggaran pidana Pemilu. (2) Tujuan …..
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
4
(2)
Tujuan penyusunan Peraturan Kapolri ini agar para Penyidik memiliki persamaan persepsi dan kesatuan tindak dalam menangani pelanggaran pidana Pemilu, sehingga setiap pelanggaran pidana Pemilu yang terjadi dapat disidik dengan tuntas, tepat waktu, secara profesional dan proporsional. Pasal 3
Asas-asas di dalam pelaksanaan Peraturan Kapolri ini meliputi asas: a.
legalitas, yaitu setiap tindakan senantiasa mendasari undangan;
peraturan perundang-
b.
kepastian hukum, yaitu setiap tindakan dilakukan untuk menjamin tegaknya hukum dan keadilan;
c.
kepentingan umum, yaitu setiap tindakan wajib mendahulukan umum;
d.
keterpaduan, yaitu setiap tindakan dilakukan melalui kerja sama, koordinasi dan sinergi antara unsur-unsur yang dilibatkan dalam setiap kegiatan;
e.
akuntabilitas, yaitu setiap tindakan dapat dipertanggungjawabkan secara rasional dan terukur dengan jelas;
f.
transparansi, yaitu setiap tindakan dilakukan dengan memperhatikan asas keterbukaan dan bersifat informatif bagi pihak yang berkepentingan;
g.
efektivitas dan efisiensi waktu penyidikan, yaitu dalam proses penyidikan semua pihak harus menjunjung tinggi efektivitas waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
kepentingan
Pasal 4 Ruang lingkup Peraturan Kapolri ini meliputi: a. persyaratan penyidik pelanggaran pidana Pemilu; b. pelanggaran pidana Pemilu; dan c.
mekanisme pelaksanaan penyidikan pelanggaran pidana Pemilu. BAB II PERSYARATAN PENYIDIK PELANGGARAN PIDANA PEMILU Pasal 5
Persyaratan Penyidik yang tergabung di dalam satuan/unit penyidikan pelanggaran pidana Pemilu, antara lain: a. bertugas pada fungsi reserse kriminal; b. mempunyai mental dan dedikasi yang tinggi, ulet, aktif, dan penuh tanggung jawab; c. Menguasai ….. PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
5
c.
menguasai dan memahami peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pelaksanaan Pemilu;
d.
memiliki kemampuan dan pengalaman di bidang penyidikan perkara pidana dan mahir melakukan pemberkasan perkara serta menguasai administrasi penyidikan;
e.
telah mengikuti pelatihan penyidikan pelanggaran pidana Pemilu. BAB III PELAKSANAAN Bagian Kesatu Bentuk Pelanggaran Pemilu Pasal 6
(1)
Pelanggaran terhadap penyelenggaraan Pemilu, dapat berupa : a.
pelanggaran administrasi Pemilu;
b.
pelanggaran pidana Pemilu.
(2)
Pelanggaran administrasi Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah pelanggaran terhadap ketentuan Undang-Undang Pemilu yang bukan merupakan pidana Pemilu.
(3)
Pelanggaran administrasi Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diselesaikan oleh KPU.
(4)
Pelanggaran pidana Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
(5)
a.
pelanggaran terhadap ketentuan yang diatur dalam Pasal 13, Pasal 18 ayat (3), Pasal 36 ayat (6), Pasal 37 ayat (2), Pasal 43 ayat (5), Pasal 49 ayat (2), Pasal 60 ayat (3), Pasal 63, Pasal 70 ayat (3), Pasal 73, Pasal 82, Pasal 84 ayat (1) huruf a sampai dengan huruf i, Pasal 84 ayat (2) sampai dengan ayat (5), Pasal 87, Pasal 107, Pasal 123 ayat (1), Pasal 131 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 133 ayat (1) dan (2), Pasal 134, Pasal 135 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 139, Pasal 145 ayat (2) sampai dengan ayat (4), Pasal 146 ayat (1) , Pasal 154 ayat (3), Pasal 155 ayat (2), Pasal 156 ayat (2), Pasal 180 ayat (2) sampai dengan ayat (6), Pasal 181, Pasal 199 ayat (2), Pasal 220 ayat (2), Pasal 257 ayat (2) Undang-Undang Pemilu; dan/atau
b.
ketentuan pidana Pemilu yang diatur dalam Pasal 260 sampai dengan Pasal 311 Undang-Undang Pemilu.
Unsur-unsur pelanggaran pidana Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tercantum dalam lampiran yang tidak terpisahkan dengan peraturan ini. Bagian .....
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
6
Bagian Kedua Laporan Pelanggaran Pidana Pemilu Pasal 7 (1)
Polri menerima laporan pelanggaran pidana Pemilu dari Bawaslu, Panwaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan, dan Pengawas Pemilu Luar Negeri melalui Sentra Gakkumdu.
(2)
Penerimaan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dicatat dalam buku register Polri tersendiri.
(3)
Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara tertulis, paling sedikit memuat : a. nama dan alamat pelapor; b. pihak terlapor; c. waktu dan tempat kejadian perkara; dan d. uraian kejadian. Bagian Ketiga Penyidikan Pelanggaran Pidana Pemilu Pasal 8
(1)
Penanganan laporan pelanggaran pidana Pemilu dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut: a.
setelah menerima laporan dari Bawaslu, Panwaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten /Kota, Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan dan Pengawas Pemilu Luar Negeri sesuai dengan wilayah kerja, Sentra Gakkumdu melakukan penelitian, meliputi: 1.
2.
kelengkapan administrasi laporan, antara lain: a)
keabsahan laporan antara lain format yang digunakan, tanda tangan, stempel, tanggal waktu penomoran;
b)
kompetensi pengawas pemilu meneruskan laporan;
c)
kejelasan tulisan/pengetikan;
materi/isi laporan, meliputi: a)
memuat dengan jelas identitas dan alamat pelapor, saksi, tersangka, tempat, waktu, Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan data tentang barang bukti;
b)
memuat uraian kejadian dan menjelaskan unsur-unsur pidana sesuai dengan kejadian yang dilaporkan;
c)
tenggang waktu laporannya tidak lebih dari 5 (lima) hari. b. setelah …..
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
7
(2)
(3)
b.
setelah dilakukan penelitian secara administrasi dan materi laporan memenuhi unsur pidana, laporan tersebut dapat diterima dan dicatat dalam buku register perkara dan kepada Bawaslu/Panwaslu diberikan Surat Tanda Penerimaan Laporan;
c.
apabila berdasarkan hasil penelitian, laporan tersebut belum lengkap atau bukan merupakan kompetensi pelapor atau Pengawas Pemilu atau tindak memenuhi unsur pidana, maka dikembalikan kepada Bawaslu/Panwaslu, dengan memberikan alasan dan penjelasan pengembalian laporan dan dicatat dalam buku register;
d.
laporan yang telah diterima sebagaimana dimaksud pada huruf c, segera diserahkan kepada Tim Penyidik pelanggaran pidana Pemilu pada Sentra Gakkumdu untuk diterbitkan Laporan Polisi.
Penyidik pelanggaran pidana Pemilu, setelah mempelajari dan mendiskusikan tentang laporan yang diterima, segera menentukan apakah pelanggaran Pemilu yang dilaporkan merupakan: a.
pelanggaran terhadap ketentuan pidana sebagaimana ditentukan dalam Pasal 260 sampai dengan Pasal 311 Undang-Undang Pemilu;
b.
gabungan pelanggaran pidana Pemilu dengan tindak pidana lainnya.
Dalam hal gabungan pelanggaran pidana Pemilu dengan tindak pidana lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, penyidikannya dilakukan dengan mendahulukan pelanggaran pidana Pemilu yang dilakukan oleh Tim Penyidik pelanggaran pidana Pemilu, sedangkan tindak pidana lain disidik oleh Penyidik Reskrim di luar Tim Penyidik pelanggaran pidana Pemilu sesuai dengan Hukum Acara Pidana dengan pemberkasan terpisah/splitzing. Pasal 9
(1)
Pelaksanaan proses penyidikan pelanggaran pidana Pemilu dan penyerahan berkas perkara dilakukan sesuai ketentuan Undang-Undang Pemilu dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a.
dalam melaksanakan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap saksi atau tersangka, harus memperhatikan faktor kecepatan dan ketepatan waktu, antara lain aktif mendatangi para saksi maupun tersangka dan melakukan pemeriksaan di tempat;
b.
apabila situasinya tidak memungkinkan (faktor keamanan dan dampak yang ditimbulkan), terhadap tersangka pelanggaran pidana Pemilu walaupun memenuhi syarat untuk dilakukan penahanan, tindakan penahanan tidak perlu dilakukan;
c.
untuk kelancaran proses penyidikan agar dilakukan koordinasi dengan unsur Criminal Justice System (CJS) setempat dan sebelum pelaksanaan Pemilu diupayakan sudah ada kesepakatan bersama antar unsur CJS tentang mekanisme dan prosedur penanganan pelanggaran pidana Pemilu; d. barang .....
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
8
(2)
d.
barang bukti, supaya dipelihara dan ditempatkan pada tempat tertentu/khusus penyimpanan barang bukti pelanggaran pidana Pemilu, sehingga memudahkan pada saat dibutuhkan oleh penyidik maupun dalam rangka penyerahannya kepada penuntut umum;
e.
untuk mempercepat proses penyidikan, agar para Penyidik mempedomani Pasal 183 KUHAP tentang ketentuan 2 ( dua) alat bukti minimal;
f.
untuk kelancaran pemeriksaan saksi maupun tersangka, sebelum pemeriksaan dilakukan, penyidik telah mempersiapkan pertanyaanpertanyaan sesuai dengan unsur-unsur delick yang dipersangkakan;
Penyelesaian dan penyerahan berkas perkara, dilaksanakan sebagai berikut: a. Penyidik menyelesaikan dan menyampaikan hasil penyidikannya disertai berkas perkara kepada Penuntut Umum paling lama 14 (empat belas) hari sejak menerima laporan dari Bawaslu, Panwaslu Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/Kota; b.
dalam hal hasil penyidikan ternyata belum lengkap, dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari, Penuntut Umum mengembalikan berkas perkara kepada Penyidik disertai petunjuk-petunjuk untuk dilengkapi;
c.
Penyidik dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari sejak tanggal penerimaan berkas perkara, harus sudah menyampaikan kembali berkas perkara tersebut kepada Penuntut Umum. Bagian Keempat Pengawasan dan Pengendalian Pasal 10
Pengawasan dan pengendalian penyidikan pelanggaran pidana Pemilu dilakukan mulai dari penerimaan laporan, penyusunan rencana penyidikan, penyidikan, penindakan, pemeriksaan sampai dengan penyelesaian dan penyerahan berkas perkara ke Jaksa Penuntut Umum. Pasal 11 Pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dilakukan oleh: a. Direktur I/Kam & Trannas Bareskrim Polri, pada tingkat Mabes Polri; b. Dirreskrimum, pada tingkat Polda; c. Kasatreskrim, pada tingkat Polres.
ADMINISTRASI ..... PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
9
BAB IV ADMINISTRASI Pasal 12 Penyelenggaraan administrasi Sentra Gakkumdu mempedomani Petunjuk Administrasi Umum (Jukminu) yang berlaku di lingkungan instansi masing-masing. Pasal 13 (1)
Penyelenggaraan administrasi penyidikan pelanggaran pidana Pemilu dilaksanakan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan administrasi penyidikan tindak pidana yang berlaku di lingkungan Polri.
(2)
Bentuk dan format administrasi penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam lampiran yang tidak terpisahkan dengan peraturan ini. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 14
Peraturan Kapolri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Kapolri ini diundangkan dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 26 September 2008 KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Ttd.
Drs. SUTANTO JENDERAL POLISI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 13 Oktober 2008
Paraf : 1. Kabareskrim Polri : Videdraft
MENTERI HUKUM DAN HAM REPUBLIK INDONESIA, Ttd.
2. Kadivbinkum Polri : Videdraft 3. Kasetum Polri
:…
4. Wakapolri
:…
ANDI MATTALATTA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 NOMOR 61........ 1. Polri : ....... PUSDIK BINMASKabareskrim POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR-UNSUR PELANGGARAN PIDANA DALAM UU NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILU ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD
NO 1.
UNSUR-UNSUR PASAL Pasal 260 a. b. c. d.
2.
PENJELASAN
setiap orang; dengan sengaja; menyebabkan orang lain kehilangan hak pilihnya; dipidana dengan pidana penjara paling seingkat 12 (dua belas) bulan dan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dan denda paling sedikit Rp. 12.000.000,- (dua bela juta rupiah) dan paling banyak Rp. 24.000.000,- ( dua puluh empat juta rupiah).
Pasal 261: a. setiap orang; b. dengan sengaja; c. memberikan keterangan yang tidak benar mengenai diri sendiri atau diri orang lain tentang sesuatu hal yang diperlukan untuk pengisian daftar pemilih; d. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan dan denda paling sedikit Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) dan paling banyak 12.000.000,- (dua belas juta rupiah). Pasal 262: a. setiap orang; b. dengan kekerasan atau ancaman kekerasan atau dengan menggunakan kekuasaan yang ada padanya pada saat pendaftaran pemilih; c. menghalang-halangi seseorang untuk terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilu menurut undangundang ini; d. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan dan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan dan denda paling sedikit Rp. 12.000.000,- (dua belas juta rupiah) dan paling banyak Rp. 36.000.000,- (tiga puluh enam juta rupiah). 3. Pasal …
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
3.
Pasal 263 Jo Pasal 36 ayat (6) Jo Pasal 37 ayat (2) Pasal 36 ayat (6) : dan Pasal 43 ayat (5): PPS wajib memperbaiki daftar pemilih sementara a. petugas PPS/PPLN; berdasarkan masukan dan tanggapan dari masyarakat dan Peserta Pemilu. b. dengan sengaja; c. tidak memperbaiki daftar pemilih sementara setelah mendapat masukan dari masyarakat dan peserta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (6), Pasal 37 ayat (2) dan Pasal 43 ayat (5);
Pasal 37 ayat (2)
Pasal 264 Jo Pasal 49 ayat (2):
Pasal 49 ayat (2):
PPS wajib melakukan perbaikan terhadap daftar pemilih sementara hasil perbaikan berdasarkan masukan dan tanggapan dari masyarakat dan d. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 Peserta Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (tiga) bulan dan paling lama 6 (enam) bulan dan paling lama 3 (tiga) hari setelah berakhirnya denda paling sedikit Rp. 3.000.000,- (tuga juta pengumuman. rupiah) dan paling banyak Rp. 6.000.000,- (enam Pasal 43 ayat (5): juta rupiah). Daftar pemilih sementara hasil perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diagunkan PPLN untuk bahan penyusunan daftar pemilih tetap. 4.
5.
a. setiap anggota KPU, KPU Porivinsi, KPU KPU, KPU Porivinsi, KPU Kabupaten/ kota, PPK, PPS Kabupaten/ kota, PPK, PPS dan PPLN; dan PPLN wajib menindaklanjuti temuan Bawaslu, b. tidak menindaklanjuti temuan Bawaslu, Panwaslu Panwaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/ kota, Provinsi, Panwaslu Kabupaten/kota, Panwaslu Panwaslu kecamatan, Panwaslu Lapangan dan kecamatan, Panwaslu Lapangan dan Panwaslu Panwaslu luar negeri sebagaimana dimaksud pada luar negeri dalam melakukan: ayat (1). - pemutakhiran data pemilih; - penyusunan dan pengumuman daftar pemilih sementara; - perbaikan dan pengumuman daftar pemilih sementara; - penetapan dan pengumuman daftar pemilih tetap dan rekapitulasi daftar pemilih tetap yang merugikan warga Indonesia yang memiliki hak pilih; sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (2); c. dipidana dengan pidana penjara palling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan dan denda paling sedikit Rp. 6.000.000,(enam juta rupiah) dan paling banyak Rp. 36.000.000,- (tiga puluh enam juta rupiah). Pasal 265 Jo Pasal 13: Pasal 13: a. setiap orang; (1) Persyaratan dukungan minimal sebagaimana b. dengan sengaja; dimaksud dalam Pasal 12 huruf p, meliputi: c. melakukan perbuatan curang untuk menyesatkan a. provinsi yang berpenduduk sampai dengan sese orang atau dengan memaksa atau dengan 1.000.000 (satu juta) orang harus menjanjikan, atau memberikan uang atau materi mendapatkan dukungan dari paling sedikit lainnya; 1.000 (seribu) pemilih; d. untuk …..
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
d. untuk memperoleh dukungan bagi pencalonan anggota DPD dalam Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13; e. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan dan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan dan denda paling sedikit Rp. 12.000.000,- (dua belas juta rupiah) dan paling banyak Rp. 36.000.000,- (tiga puluh enam juta rupiah).
(2)
(3)
(4) (5)
(6)
b. provinsi yang berpenduduk lebih dari 1.000.000 (satu juta) sampai dengan 5.000.000 (lima juta) orang harus mendapatkan dukungan dari paling sedikit 2.000 (dua ribu) pemilih; c. provinsi yang berpenduduk lebih dari 5.000.000 (lima juta) sampai dengan 10.000.000 (sepuluh juta) orang harus mendapatkan dukungan dari paling sedikit 3.000 (tiga ribu) pemilih; d. provinsi yang berpenduduk lebih dari 10.000.000 (sepuluh juta) sampai dengan 15.000.000 (lima belas juta) orang harus mendapatkan dukungan dari paling sedikit 4.000 (empat ribu) pemilih; e. provinsi yang berpenduduk lebih dari 15.000.000 (lima belas juta) orang harus mendapatkan dukungan dari paling sedikit 5.000 (lima ribu) pemilih. Dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tersebar paling sedikit 50 % (lima puluh persen) dari jumlah kabupaten/kota di provinsi yang bersangkutan. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dibuktikan dengan daftar dukungan yang dibubuhi tanda tangan atau cap jempol dan dilengkapi fotokopi tanda penduduk setiap pendukung. Seorang pendukung tidak dibolehkan memberikan dukungan kepada lebih dari satu orang calon anggota DPD. Dukungan yang diberikan kepada lebih dari satu orang calon anggota DPD sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dinyatakan batal. Jadwal waktu pendaftaran peserta Pemilu calon anggota DPD ditetapkan oleh KPU.
6. Pasal …
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
6.
7.
Pasal 266 Jo Pasal 63 Jo Pasal 73: a. setiap orang; b. dengan sengaja; c. membuat surat atau dokumen dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang memakai, atau menggunakan surat atau dokumen yang dipalsukan untuk bakal calon anggota DPR, DPD DPRD Provinsi, DPRD kabupaten/kota atau calon peserta Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 dan Pasal 73;
Pasal 63: Dalam hal ditemukan dugaan telah terjadi pemalsuan dokumen atau penggunaan doku men palsu dalam persyaratan administrasi bakal calon dan/atau calon anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/ Kota, maka KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/ Kota berkoordinasi dengan Polri untuk dilakukan proses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36 (tiga puluh enam) dan paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan denda paling sedikit Rp. 36.000.000,- (tiga puluh enam juta rupiah) dan paling banyak Rp. 72.000.000,- (tujuh puluh dua juta rupiah).
Pasal 73:
Pasal 267 Jo Pasal 18 ayat (3):
Pasal 18 ayat (3):
Dalam hal ditemukan dugaan telah terjadi pemalsuan dokumen atau penggunaan dokumen palsu dalam persyaratan administrasi bakal calon dan/atau calon anggota DPD, maka KPU dan KPU provinsi berkoordinasi dengan Polri untuk dilakukan proses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
a. setiap anggota KPU, KPU provinsi dan KPU KPU, KPU provinsi dan KPU kabupaten/ kota wajib kabupaten/kota; menindaklanjuti temuan Bawaslu, Panwaslu provinsi b. tidak menindaklanjuti temuan Bawaslu, Panwaslu dan Panwaslu kabupaten/kota sebagaimana provinsi dan Panwaslu kabupaten/kota dalam dimaksud pada ayat (2). melak-sanakan verifikasi partai politik calon peserta Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3); c. dipidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan dan denda paling sedikit Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah) dan paling banyak Rp. 36.000.000,- (tiga puluh enam juta rupiah). 8.
Pasal 268 Jo Pasal 60 ayat (3), Jo Pasal 70 ayat (3):
Pasal 60 ayat (3):
a. setiap anggota KPU, KPU provinsi dan KPU kabupaten/ kota; b. tidak menindaklanjuti temuan Bawaslu, Panwaslu provinsi dan Panwaslu kabupaten/kota dalam melaksanakan verifikasi partai politik calon peserta Pemilu dan verifikasi kelengkapan administrasi bakal calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (3) dan dalam Pasal 70 ayat (3);
KPU, KPU provinsi dan KPU kabupaten/ kota wajib menindaklanjuti temuan Bawaslu, Panwaslu provinsi dan Panwaslu kabupaten/kota sebagaimana dimkasud pada ayat (2). Pasal 70 ayat (3): KPU, KPU provinsi dan KPU kabupaten/ kota wajib menindaklanjuti temuan Bawaslu, Panwaslu provinsi dan Panwaslu kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
c. dipidana ….. PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
9.
10.
c. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan dan denda paling sedikit Rp. 6.000.000,(enam juta rupiah) dan paling banyak Rp. 36.000.000,- (tiga puluh enam juta rupiah). Pasal 269 Jo Pasal 82: Pasal 82: a. setiap orang; (1) Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam b. dengan sengaja; Pasal 81 huruf a sampai dengan huruf e c. melakukan kampanye di luar jadwal waktu yang dilaksanakan sejak 3 (tiga) hari setelah calon telah ditetapkan oleh KPU, KPU provinsi, dan KPU Peserta pemilu ditetapkan sebagai Peserta pemilu kabupaten/kota untuk masing-masing Peserta sampai dengan dimulainya masa tenang. Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82; d. dipidana penjara paling singkat 3 (tiga) bulan atau paling lama 12 (dua belas) bulan dan denda paling sedikit Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) atau paling banyak Rp. 12.000.000,- (dua belas juta rupiah). (2) Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 huruf f dilaksanakan selama 21 (dua puluh satu) hari dan berakhir sampai dengan dimulainya masa tenang.
Pasal 270 Jo Pasal 84 ayat (1) huruf a s/d huruf i: a. setiap orang; b. dengan sengaja; c. melanggar larangan pelaksanaan kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (1) huruf a s.d. huruf i; d. dipidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dan denda paling sedikit Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah) dan paling banyak Rp. 24.000.000,- ( dua puluh empat juta rupiah)
(3) Masa tenang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlangsung selama 3 (tiga) hari sebelum hari/tanggal pemungutan suara. Pasal 84 ayat (1) huruf a s/d huruf i: Pelaksana, peserta, dan petugas kampanye dilarang: a. mempersoalkan dasar negara Pancasila, Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; c. menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon dan/atau peserta Pemilu yang lain; d. menghasut dan mengadu domba antar perseorangan ataupun masyarakat; e. mengganggu ketertiban umum; f. mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan kepada seseorang, sekelompok anggota masyarakat, dan/ atau peserta Pemilu yang lain; g. merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye peserta Pemilu; h. menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan;
i. membawa ….. PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
i. membawa atau menggunakan tanda gambar dan/ atau atribut lain selain dari tanda gambar dan/atau atribut Peserta Pemilu yang bersangkutan; 11.
12.
Pasal 271 Jo Pasal 84 ayat (2):
Pasal 84 ayat (2):
a. setiap pelaksana kampanye; b. melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (2); c. dikenai pidana panjara paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 12 (dua belas ) bulan dan denda paling sedikitr Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 60.000.000.- (enam puluh juta rupiah).
Pelaksana kampanye dalam kegiatan kampanye dilarang mengikutsertakan: a. Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, Hakim Agung pada Mahkamah Agung, dan hakim pada semua badan peradilan di bawah Mahkamah Agung, dan Hakim Konstitusi pada Mahkamah Konstitusi; b. Ketua, Wakil Ketua dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan; c. Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan Deputi Gubernur Bank Indonesia; d. Pejabat BUMN/BUMD; e. PNS; f. Anggota TNI dan Polri; g. Kepala Desa; h. Perangkat desa; i. Anggota badan permusyawaratan desa; dan j. WNI yang tidak memiliki hak memilih.
Pasal 272 Jo Pasal 84 ayat (3):
Pasal 84 ayat (3):
a. setiap Ketua/Wakil Ketua/Ketua Muda/hakim (3) Setiap orang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a sampai dengan huruf i dilarang ikut Agung/hakim Konstitusi, hakim-hakim pada semua serta sebagai pelaksana kampanye. badan peradilan, Ketua/Wakil Ketua dan anggota BPK, Gubernur, Deputi Gubernur Senior dan Deputi Gubernur Bank Indonesia serta pejabat BUMN/BUMD yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (3); b. dikenai penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dan denda paling sedikit Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) dan paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). 13.
Pasal 273 Jo Pasal 84 ayat (3) dan ayat (5):
Pasal 84 ayat (3) dan ayat (5):
a. setiap pegawai negeri sipil, anggota TNI dan Polri, (3) Setiap orang sebagaimana dimaksud pada ayat kepala desa, dan perangkat desa dan anggota (2) huruf a sampai dengan huruf i dilarang ikut badan permusyawaratan desa, yang melanggar serta sebagai pelaksana kampanye. ketentuan Pasal 84 ayat (3) dan ayat (5); (5) Sebagai peserta kampanye, PNS dilarang b. dikenai pidana penjara paling singkat 3 (tiga) bulan mengerahkan PNS di lingkungan kerjanya dan dan dan paling lama 12 (dua belas) bulan dan dilarang menggunakan fasilitas negara. denda paling sedikit Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) dan paling banyak Rp. 12.000.000,- (dua belas juta rupiah)
PUSDIK BINMAS POLRI
14. Pasal …..
PUSDIK BINMAS POLRI
14.
15.
Pasal 274 Jo Pasal 87:
Pasal 87:
a. pelaksana kampanye; b. dengan sengaja; c. menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya sebagai imbalan kepada peserta kampanye secara langsung atau tidak langsung agar tidak menggunakan haknya untuk memilih atau memilih peserta pemilu tertentu, atau menggunakan haknya untuk memilih dengan cara tertentu sehingga surat suaranya tidak sah sebagaimana dalam Pasal 87; d. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan, dan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dan denda paling sedikit Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiha) dan paling banyak Rp. 24.000.000,- (dua puluh empat juta rupiah).
Dalam hal terbukti pelaksana kampanye menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya sebagai imbalan kepada peserta kampanye secara langsung atau tidak langsung agar: a. tidak menggunakan hak pilihnya; b. menggunakan hak pilihnya untuk memilih Peserta Pemilu dengan cara tertentu sehingga surat suaranya tidak sah; c. memilih partai politik Peserta Pemilu tertentu; d. memilih calon anggota DPR, DPRD provinsi; DPRD kabupaten/kota; atau e. memilih calon anggota DPD tertentu, dikenai sanksi sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
Pasal 275 Jo Pasal 123 ayat (1):
Pasal 123 ayat (1):
a. anggota KPU, KPU provinsi, KPU kabupaten/kota, Bawaslu melakukan pengawasan pelaksanaan Sekretaris Jenderal KPU, Pegawai Sekretariat tahapan kampanye secara nasional terhadap: Jenderal KPU, Sekretaris KPU Provinsi, Pegawai a. kemungkinan adanya kesengajaan atau kelalaian anggota KPU, KPU Provinsi, KPU kabupaten/kota, Sekretariat KPU Provinsi, Sekretaris KPU Sekretaris Jenderal KPU, Pegawai Sekretariat Kabupaten/Kota dan Pegawai Sekretariat KPU Jenderal KPU, Sekretaris KPU Provinsi, Pegawai Kabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindak Sekretariat KPU Provinsi, Sekretaris KPU pidana Pemilu dalam pelaksanaan kampanye Kabupaten/Kota dan Pegawai Sekretariat KPU Pemilu sebagaimana dimaksud dalam pasal 123 Kabupaten/Kota melakukan tindak pidana Pemilu ayat (1); atau pelanggaran adminis tratif yang b. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 mengakibatkan terganggunya pelaksanaan (enam) bulan dan paling lama 24 (dua puluh kampanye Pemilu yang sedang berlangsung; atau empat) bulan dan denda paling sedikit Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah) dan paling b. kemungkinan adanya kesengajaan atau kelalaian pelaksana kampanye, peserta kampanye, dan banyak Rp. 24.000.000,- (dua puluh juta rupiah) petugas kampanye melakukan tindak pidana Pemilu atau pelanggaran administratif yang mengaki- batkan terganggunya pelaksanaan kampa nye Pemilu yang sedang berlangsung. 16.
Pasal 276 Jo Pasal 131 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 131 ayat (1) dan ayat (2) Pasal 133 ayat (1) dan ayat (2): (1) Dana kampanye Pemilu yang berasal dari sumbangan pihak lain perseorangan a. setiap orang; sebagaimana dimaksud dalam Pasal 129 ayat (2) b. memberi atau menerima dana kampanye melebihi huruf c tidak boleh melebihi Rp. 1.000.000.000,batas yang ditentukan sebagaimana dimaksud (satu miliar rupiah). dalam Pasal 131 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 133 ayat (1) dan ayat (2); d. dipidana …..
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
c. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (2) Dana kampanye Pemilu yang berasal dari (enam) bulan dan paling lama 24 (dua puluh sumbangan pihak lain kelompok, perusahaan empat) bulan dan denda paling sedikit dan/atau badan usaha non pemerintah Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) dan paling sebagaimana dimaksud dalam Pasal 129 ayat (2) banyak Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah). huruf c tidak boleh melebihi Rp. 5.000.000.000,(lima miliar rupiah). Pasal 133 ayat (1) dan ayat (2): (1) Dana kampanye Pemilu calon anggota DPD yang berasal dari sumbangan pihak lain perseorangan sebagaimana dimak-sud dalam Pasal 132 ayat (2) huruf b tidak boleh melebihi Rp. 250.000.000,(dua ratus lima puluh juta rupiah). Dana kampanye Pemilu yang berasal dari sumbangan pihak lain kelompok, perusahaan dan/atau badan usaha non pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 132 ayat (2) huruf b tidak boleh melebihi Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). 17.
Pasal 277 Jo Pasal 139:
Pasal 139:
a. peserta Pemilu; (1) Peserta Pemilu dilarang menerima sumbangan yang berasal dari: b. terbukti menerima sumbangan dan/atau bantuan a. pihak asing; sebagaimana dimaksud dalam Pasal 139; b. penyumbang yang tidak jelas identitasnya; c. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 dan (dua belas) bulan dan paling lama 36 (tiga puluh c. pemerintah, Pemda, BUMN, dan BUMD, atau enam) bulan dan denda paling sedikit d. pemerintah desa dan badan usaha milik Rp. 12.000.000,- (dua belas juta rupiah) dan paling desa. banyak Rp. 36.000.000,- (tiga puluh enam juta (2) Peserta Pemilu yang menerima sumbangan rupiah) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dibenarkan menggunakan dana tersebut dan wajib melaporkan kepada KPU dan menyerahkan sumbangan tersebut kepada kas Negara paling lambat 14 (empat belas) hari setelah masa kampanye berakhir. (3) Peserta Pemilu yang tidak memenuhi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenai sanksi sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. 18.
Pasal 278: a. setiap orang; b. dengan sengaja; c. mengacaukan, menghalangi, atau mengganggu jalannya kampanye Pemilu; d. dipidana …..
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
d. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dan denda paling sedikit Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah) dan paling banyak Rp. 24.000.000,- (dua puluh empat juta rupiah) 19.
20.
Pasal 279 ayat (1) Jo Pasal 107
Pasal 107
a. pelaksana kampanye; b. karena kelalaiannya mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu di tingkat desa/ kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107; c. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan dan denda paling sedikit Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) dan paling banyak Rp. 12.000.000,- (du belas juta rupiah).
Dalam hal ditemukan dugaan bahwa pelaksana kampanye, peserta kampanye, dan petugas kampanye dengan sengaja atau lalai yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu di tingkat desa/kelurahan dikenai sanksi sebagaimana diatur dalam undangundang ini.
Pasal 279 ayat (2): a. dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pada 279 ayat (1) dilakukan secara sengaja; b. dipidana dengan penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 18 (delapan belas) bulan dan denda paling sedikit Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah) dan paling banyak Rp. 18.000.000,(delapan belas juta rupiah)
21.
Pasal 280: a. setiap pelaksana, peserta, atau petugas kampanye yang terbukti; b. dengan sengaja, atau lalai; c. mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu; d. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dan denda paling sedkit Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah) dan paling banyak Rp. 24.000.000,- (dua puluh empat juta rupiah).
22. Pasal …..
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
22.
Pasal 281 Jo Pasal 134 dan Pasal 135 ayat (1) dan Pasal 134 ayat (2): (1) Partai Politik Peserta Pemilu sesuai dengan tingkatannya memberikan laporan awal dana a. setiap orang; kampanye Pemilu dan rekening khusus dana b. dengan sengaja; kampanye kepada KPU, KPU provinsi, dan KPU c. memberikan keterangan tidak benar dalam laporan kabupaten/kota paling lambat 7 (tujuh) hari dana kampanye sebagaimana dimaksud dalam sebelum hari pertama jadwal pelaksanaan Pasal 134 dan Pasal 135 ayat (1) dan ayat (2); kampanye dalam bentuk rapat umum. d. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 24 (dua puluh (2) Calon anggota DPD Peserta Pemilu memberikan empat) bulan dan denda paling sedikit laporan awal dana kampanye Pemilu dan Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah) dan paling rekening khusus dana kampanye kepada KPU banyak Rp. 24.000.000,- (dua puluh empat juta melalui KPU provinsi paling lambat 7 (tujuh) hari rupiah). sebelum hari pertama jadwal pelaksanaan kampanye dalam bentuk rapat umum. Pasal 135 ayat (1) dan ayat (2) (1) Laporan dana kampanye Partai Politik Peserta Pemilu yang meliputi peneri maan dan pengeluaran disampaikan kepada kantor akuntan publik yang ditunjuk oleh KPU paling lama 15 (lima belas) hari sesudah hari/tanggal pemungutan suara. (2) Laporan dana kampanye calon anggota DPD yang meliputi penerimaan dan pengeluaran disampaikan kepada kantor akuntan publik yang ditunjuk oleh KPU paling lama 15 (lima belas) hari sesudah hari/tanggal pemungutan suara.
23.
Pasal 282: a. setiap orang; b. mengumumkan hasil survei atau hasil jajak pendapat dalam masa tenang; c. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan dan denda paling sedikit Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) dan paling banyak Rp. 12.000.000,- (dua belas juta rupiah).
24.
Pasal 283 Jo Pasal 145 ayat (2), ayat (3) dan Pasal 145 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4): ayat (4): (2) Jumlah surat suara yang dicetak sama dengan a. Ketua KPU; jumlah pemilih tetap ditambah dengan 2% (dua b. dengan sengaja; perseratus) dari jumlah pemilih tetap sebagai c. menetapkan jumlah surat suara yang dicetak cadangan, yang ditetapkan dengan keputusan melebihi jumlah yang ditentukan sebagaimana KPU. dimaksud dalam Pasal 145 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4);
d. dipidana ….. PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
d. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 (3) Selain menetapkan pencetakan surat suara (dua belas) bulan dan paling lama 24 (dua puluh sebagaimana diatur pada ayat (2), KPU empat bulan) dan denda paling sedikit menetapkan besarnya jumlah surat suara untuk Rp. 120.000.000,- (seratus dua puluh juta rupiah) pelaksanaan pemungutan suara ulang. dan paling banyak Rp. 240.000.000,- (dua ratus Jumlah surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat empat puluh juta rupiah). (3) ditetapkan oleh KPU untuk setiap daerah pemilihan sebanyak 1.000 (seribu) surat suara pemungutan suara ulang yang diberi tanda khusus, masing-masing surat suara untuk anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. 25.
Pasal 284 Jo Pasal 146 ayat (1):
Pasal 146 ayat (1)
a. setiap perusahaan pencetak surat suara; (1) b. dengan sengaja; c. mencetak surat suara melebihi jumlah yang ditetapkan oleh KPU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 146 ayat (1); d. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 24 (dua puluh empat) bulan dan paling lama 48 (empat puluh delapan) bulan dan denda paling sedikit Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah). 26.
Pasal 285 Jo Pasal 146 ayat (1):
Perusahaan pencetak surat suara dilarang mencetak surat suara lebih dari jumlah yang ditetapkan oleh KPU dan harus menjaga kerahasiaan, keamanan, serta keutuhan surat suara.
Pasal 146 ayat (1)
a. setiap perusahaan pencetak suara; (1) Perusahaan pencetak surat suara dilarang b. tidak menjaga kerahasiaan, keamanan, dan mencetak surat suara lebih dari jumlah yang keutuhan surat suara sebagaimana dimaksud ditetapkan oleh KPU dan harus menjaga dalam Pasal 146 ayat (1); kerahasiaan, keamanan, serta keutuhan surat c. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 24 suara. (dua puluh empat) bulan dan paling lama 48 (empat puluh delapan) bulan, dan denda paling sedikit Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah). 27.
Pasal 286: a. setiap orang; b. dengan sengaja; c. pada saat pemungutan suara menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada pemilih; d. supaya tidak menggunakan hal pilihnya atau memilih Peserta Pemilu tertentu atau menggunakan hak pilihnya dengan cara tertentu sehinggga suaranya tidak sah; e. dipidana …..
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
e. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan dan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan dan denda paling sedikit Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah) dan paling banyak Rp. 36.000.000,- (tiga puluh enam juta rupiah) 28.
Pasal 287: a. setiap orang; b. dengan sengaja; c. menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan dan/atau menghalangi seseorang yang akan melakukan haknya untuk memilih atau melakukan kegiatan yang menimbulkan gangguan ketertiban dan ketenteraman pelaksanaan pemungutan; d. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dan denda paling sedikit Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah) dan paling banyak Rp. 24.000.000,- (dua puluh empat juta rupiah).
29.
Pasal 288: a. setiap orang; b. dengan sengaja; c. melakukan perbuatan yang menyebabkan suara seorang pemilih menjadi tidak bernilai atau menyebabkan Peserta Pemilu tertentu mendapat tambahan suara atau perolehan suara Peserta Pemilu menjadi berkurang; d. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan dan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan dan denda paling sedikit Rp. 12.000.000,- (dua belas juta rupiah) dan paling banyak Rp. 36.000.000,- ( tiga puluh enam juta rupiah)
30.
Pasal 289: a. setiap orang; b. dengan sengaja; c. pada saat pemungutan suara mengaku dirinya sebagai orang lain; d. dipidana dengan pidana penjara paling singakat 6 (enam) bulan dan paling lama 18 (delapan belas) bulan, dan denda paling sedikit Rp. 6.000.000,(enam juta rupiah) dan paling banyak Rp. 18.000.000,- (delapan belas juta rupiah). 31. Pasal …..
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
31.
Pasal 290: a. b. c. d.
setiap orang; pada waktu pemungutan suara; dengan sengaja; memberikan suara lebih dari satu kali di satu atau lebih TPS; e. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 18 (delapan belas) bulan dan denda paling sedikit Rp. 6.000.000,(enam juta rupiah) dan paling banyak Rp. 18.000.000,- (delapan belas juta rupiah). 32.
Pasal 291: a. b. c. d.
setiap orang; dengan sengaja; menggagalkan pemungutan suara; dipidana dengan pidana penjara paling singkat 24 (dua puluh empat) bulan dan paling lama 60 (enam puluh) bulan dan denda paling sedikit Rp. 24.000.000,- (dua puluh empat juta rupiah) dan paling banyak Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah).
33.
Pasal 292: a. seorang majikan/atasan; b. tidak memberikan kesempatan kepada seorang pekerja untuk memberikan suaranya pada pemungutan suara, kecuali dengan alasan bahwa pekerjaan tersebut tidak bisa ditinggalkan; c. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan dan denda paling sedikait Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah) dan paling banyak Rp. 12.000.000,(dua belas juta rupiah).
34.
Pasal 293: a. setiap orang; b. dengan sengaja; c. merusak atau menghilangkan hasil pemungutan suara yang sudah disegel; d. dipidana dengan pidana paling singkat 12 (dua belas) bulan dan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan dan denda paling sedikit Rp. 12.000.000,(dua belas juta rupiah) dan paling banyak Rp. 36.000.000,- (tiga puluh enam juta rupiah). 35. Pasal …..
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
35. Pasal 294 Jo Pasal 155 ayat (2):
Pasal 155 ayat (2)
(2) Apabila pemilih menerima surat suara yang ternyata rusak, pemilih dapat meminta surat suara pengganti kepada KPPS dan KPPS wajib memberikan surat suara pengganti hanya 1 (satu) c. tidak memberikan surat suara pengganti hanya kali dan mencatat surat suara yang rusak dalam satu kali kepada pemilih yang menerima surat berita acara. suara yang rusak dan tidak mencatat surat suara yang rusak dalam berita acara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 155 ayat (2); a. Ketua dan anggota KPPS/KPPSLN; b. dengan sengaja;
d. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan dan denda paling sedikit Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) dan denda paling banyak Rp. 12.000.000,(dua belas juta rupiah). 36. Pasal 295 Jo Pasal 156 ayat (2):
Pasal 156 ayat (2)
(2) Orang lain yang membantu pemilih dalam setiap orang; memberikan suaranya sebagaimana dimaksud bertugas membantu pemilih; pada ayat (1) wajib merahasiakan pilihan pemilih. dengan sengaja; memberitahukan pilihan pemilih kepada orang lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 156 ayat (2); e. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan dan denda paling sedikit Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) dan paling banyak Rp. 12.000.000,- (dua belas juta rupiah). a. b. c. d.
37.
Pasal 296 ayat (1) Jo Pasal 220 ayat (2):
Pasal 220 ayat (2):
(2) Usul KPPS diteruskan kepada PPK untuk a. dalam hal KPU kabupaten/kota; selanjutnya diajukan kepada KPU kabupaten/kota b. tidak menetapkan pemungutan suara ulang di TPS untuk pengambilan keputusan diadakannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 220 ayat (2) pemungutan suara ulang. sementara persyaratan dalam undang-undang ini telah terpenuhi; c. anggota KPU kabupaten/kota dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dan denda paling sedikit Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah) dan paling banyak Rp. 24.000.000,- (dua puluh empat juta rupiah). 38.
Pasal 296 ayat (2): a. ketua dan anggota KPPS; b. dengan sengaja; c. tidak melaksanakan ketetapan KPU kabupaten/kota untuk melaksanakan pemungutan suara ulang di TPS; d. dipidana …..
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
d. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan dan denda paling sedikit Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) dan paling banyak Rp. 12.000.000,- (dua belas juta rupiah). 39.
Pasal 297: a. setiap orang; b. karena kelalaiannya; c. menyebabkan rusak atau hilangnya berita acara pemungutan dan penghitungan suara dan sertifikat hasil penghitungan suara yang sudah disegel; d. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan dan paling lama 60 (enam puluh) bulan dan denda paling sedikit Rp. 500.000.000,(lima ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah).
40.
Pasal 298: a. setiap orang; b. dengan sengaja; c. mengubah berita acara hasil penghitungan suara dan/atau sertifikat hasil penghitungan suara; d. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan dan paling lama 60 (enam puluh) bulan, dan denda paling sedikit Rp. 500.000.000,(lima ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah).
41.
Pasal 299 ayat (1): a. anggota KPU, KPU provinsi, KPU kabupaten/kota dan PPK; b. karena kalalaiannya; c. mengakibatkan hilang atau berubahnya berita acara hasil rekapitulasi penghitungan perolehan suara dan/atau sertifikasi penghitungan suara; d. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan dan denda paling sedikit Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah) dan paling banyak Rp. 12.000.000,(dua belas juta rupiah).
42. Pasal …..
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
42.
Pasal 299 ayat (2): a. dalam tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 299 ayat (1) dilakukan; b. karena sengaja; c. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas bulan) dan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dan denda paling sedikit Rp. 12.000.000,- (dua belas juta rupiah) dan paling banyak Rop. 24.000.000,- (dua puluh empat juta rupiah).
43.
Pasal 300: a. setiap orang; b. dengan sengaja; c. merusak, mengganggu, atau mendistorsi sistem informasi penghitungan suara hasil Pemilu; d. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 60 (enam puluh) bulan dan paling lama 120 (seratus dua puluh) bulan dan denda paling sedikit Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah).
44.
Pasal 301 Jo Pasal 154 ayat (3):
Pasal 154 ayat (3)
a. Ketua dan anggota KPPS/KPPSLN; (3) Ketua KPPS wajib membuat dan menandatangani b. dengan sengaja; berita acara kegiatan sebagaimana dimaksud c. tidak membuat dan menandatangani berita acara pada ayat (1) dan berita acara tersebut perolehan suara peserta pemilu dan calon anggota ditandatangani oleh paling sedikit 2 (dua) orang DPR, DPR dan DPRD sebagaimana dimaksud anggota KPPS dan saksi Peserta Pemilu yang dalam pasal 154 ayat (3); hadir. d. dipidana dengan pidana penjara paling singkat paling lama 12 (dua belas) bulan dan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan dan denda paling sedikit Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah) dan paling banyak Rp. 12.000.000,- (dua belas juta rupiah). 45.
Pasal 302 Jo Pasal 180 ayat (2) dan ayat (3):
Pasal 180 ayat (2) dan ayat (3)
a. setiap KPPS/KPPSLN; (2) KPPS wajib memberikan 1 ( satu) eksemplar b. dengan sengaja; berita acara pemungutan dan penghitungan suara c. tidak memberikan salinan satu eksemplar berita serta sertifikat hasil penghitungan suara kepada acara pemungutan dan penghitungan suara dan saksi Peserta Pemilu, Pengawas Pemilu sertifikat hasil penghitungan suara kepada saksi Lapangan, PPS, dan PPK melalui PPS pada hari Peserta Pemilu, Pengawas Pemilu Lapangan, yang sama. PPS, dan PPK melalui PPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 180 ayat (2) dan ayat (3); d. dipidana ….. PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
d. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (3) KPPSLN wajib memberikan 1 (satu) eksemplar (tiga) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan berita acara pemungutan dan penghitungan suara dan denda paling sedikit Rp. 3.000.000,- (tiga juta serta sertifikat hasil penghitungan suara kepada rupiah) dan paling banyak Rp. 12.000.000,- (dua saksi Peserta Pemilu, Pengawas Pemilu Luar belas juta rupiah). Negeri dan PPLN pada hari yang sama. 46.
Pasal 303 Jo Pasal 180 ayat (4) dan ayat (5):
Pasal 180 ayat (4) dan ayat (5)
a. setiap KPPS/KPPSLN; (4) KPPS/KPPSLN wajib menyegel, menjaga, dan b. tidak menjaga, mengamankan keutuhan kotak mengamankan keutuhan kotak suara setelah suara, dan menyerahkan kotak suara tersegel penghitungan suara. yang berisi surat suara, berita acara pemungutan suara dan sertifikat hasil penghitungan suara (5) KPPS/KPPSLN wajib menyerahkan kotak suara kepada PPK melalui PPS atau kepada PPLN bagi tersegel yang berisi surat suara, berita acara KPPSLN pada hari yang sama sebagaimana pemungutan suara serta sertifikat hasil dimaksud dalam Pasal 180 ayat (4) dan ayat (5); penghitungan suara kepada PPK melalui PPS c. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 atau kepada PPLN bagi KPPSLN pada hari yang (enam) bulan dan paling lama 18 (delapan belas) sama. bulan dan denda paling sedikit Rp. 6.000.000,(enam juta rupiah) dan paling banyak Rp. 18.000.000,- (delapan belas juta rupiah). 47.
Pasal 304 Jo Pasal 180 ayat (6):
Pasal 180 ayat (6)
a. setiap Pengawas Pemilu Lapangan; (6) Penyerahan kotak suara tersegel yang berisi surat b. tidak mengawasi penyerahan kota suara tersegel suara, berita acara pemungutan dan kepada PPK dan Panwaslu kecamatan yang tidak penghitungan suara serta sertifikat hasil mengawasi penyerahan kotak suara tersegel penghitungan suara kepada PPK sebagaimana kepada KPU kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (5) wajib diawasi oleh dimaksud dalam Pasal 180 ayat (6); Pengawas Pemilu Lapangan dan Panwaslu c. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 kecamatan serta wajib dilaporkan kepada (enam) bulan dan paling lama 24 (dua puluh Panwaslu kabupaten/kota. empat) bulan dan denda paling sedikit Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah) dan paling banyak Rp. 24.000.000,- (dua puluh empat juta rupiah). 48.
Pasal 305 Jo Pasal 181:
Pasal 181
a. setiap PPS; b. tidak mengumumkan hasil penghitungan suara dari seluruh TPS di wilayah kerjanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 181; c. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan dan denda paling sedikit Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) dan paling banyak Rp. 12.000.000,- (dua belas juta rupiah).
PPS wajib mengumumkan salinan sertifikat hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 180 ayat (2) dari seluruh TPS di wilayah kerjanya dengan cara menempelkan salinan tersebut di tempat umum.
49. Pasal ….. PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
49.
Pasal 306 Jo Pasal 199 ayat (2):
Pasal 199 ayat (2)
a. dalam hal KPU tidak menetapkan perolehan hasil (2) KPU wajib menetapkan secara nasional hasil Pemilu anggota DPR, DPD, DPRD provinsi dan Pemilu anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota secara nasional DPRD kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 199 ayat (2); b. anggota KPU dipidana dengan pidana penjara paling singkat 24 (dua puluh empat) bulan dan paling lama 60 (enam puluh) bulan dan denda paling sedikit Rp. 240.000.000,- (dua ratus empat puluh juta rupiah), dan paling banyak Rp. 600.000.000,- (enam ratus juta rupiah) 50.
Pasal 307: a. setiap orang atau lembaga; b. melakukan penghitungan cepat dan mengumumkan hasil penghitungan cepat pada hari/tanggal pemungutan suara; c. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 18 (delapan belas) bulan dan denda paling sedikit Rp. 6.000.000,(enam juta rupiah), dan paling banyak Rp. 18.000.000,- (delapan belas juta rupiah).
51.
Pasal 308: a. setiap orang atau lembaga; b. melakukan penghitungan cepat; c. tidak memberitahukan bahwa hasil penghitungan cepat bukan merupakan hasil resmi Pemilu; d. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 18 (delapan belas) bulan dan denda paling sedikit Rp. 6.000.000,(enam juta rupiah) dan paling banyak Rp. 18.000.000,- (delapan belas juta rupiah).
52.
Pasal 309 Jo Pasal 257 ayat (2):
Pasal 257 ayat (2)
a. Ketua dan Anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU (2) KPU, KPU provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota wajib menindaklanjuti putusan pengadilan Kabupaten/Kota; sebagaimana dimaksud pada ayat (1). b. tidak melaksanakan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 257 ayat (2); c. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan dan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dan denda paling sedikit Rp. 12.000.000,- (dua belas juta rupiah) dan paling banyak Rp. 24.000.000,- (dua puluh empat juta rupiah)
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
53.
Pasal 310: a. Ketua dan Aggota Bawaslu, Panwaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, dan/atau Pengawas Pemilu Lapangan/Pengawas Pemilu Luar Negeri; b. dengan sengaja; c. tidak menindaklanjuti temuan dan/atau laporan pelanggaran Pemilu; d. dilakukan oleh Anggota KPU, KPU Provinsi, PKU Kabupaten/Kota, PPK, PPS/PPLN, dan/atau KPPS/ KPPSLN dalam setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu; e. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga bulan) dan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan dan denda paling sedikit Rp. 3.000.000,(tiga juta rupiah) dan paling banyak Rp. 36.000.000,- (tiga puluh enam juta rupiah)
54.
Pasal 311: Beberapa Pasal yang mengandung unsur pemberat adalah: Pasal 260, Pasal 261, Pasal 262, Pasal 265, Pasal 266, Pasal 269, Pasal 270, Pasal 276, Pasal 278, Pasal 281, Pasal 286 , Pasal 287, Pasal 288, Pasal 289, Pasal 290, Pasal 291,`Pasal 293, Pasal 295, Pasal 297, Pasal 298 dan Pasal 300. Pidana bagi pelaku yang bersangkutan ditambah 1/3 (satu pertiga) dari ketentuan pidana yang telah ditetapkan dalam pasal-pasal tersebut.
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
KEPOLISIAN .............................................. ...................................................................
“PRO JUSTITIA”
TANDA BUKTI LAPOR
No. Pol. : ............/ .............../ ........../ ........../ ...... Berdasarkan Laporan dari Bawaslu/ Panwaslu Nomor : ................................. tanggal ............. dengan ini diterangkan bahwa : 1. N a m a
:
2. Tempat / tanggal lahir
:
3. Pekerjaan
:
4. Alamat
:
5. No. Telp/ Faks/ Email
:
6. Telah melapor di
:
7. Perkara
:
8. Waktu Kejadian
:
9. Tempat kejadian
:
10. Terlapor
:
Telah melaporkan tindak pidana : .......................................................................................... ................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................. PELAPOR (Petugas Panwaslu)
…………., ………. - ……… 2008 PENERIMA LAPORAN
NAMA :…..............................
NAMA :….............................. PANGKAT NRP………
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
KEPOLISIAN ................................... ................................................................... PROJUSTITIA
MODEL “A”
LAPORAN POLISI No. Pol. : ............................................................ PERISTIWA YANG TERJADI : 1. Waktu kejadian 2. Tempat kejadian
3. Apa yang terjadi 4. Siapa
5. Bagaimana terjadi 6. Dilaporkan pada TINDAK PIDANA APA :
BARANG BUKTI :
: :
Hari :.................... Jalan Desa/ Kel Kecamatan Kab/ Kota
: : : :
Tanggal :.....................
Jam : .....................
: : a. Terlapor : Nama : ...............................Jenis kelamin : L/P Alamat : Pekerjaan : No.Telp/ Faks/ Email : a. Korban : Nama : ...............................Jenis kelamin : L/P Alamat : Pekerjaan : No.Telp/ Faks/ Email : : ........................................................................................................ ........................................................................................................ : Hari : ............................Tanggal : .................. Jam : ................... NAMA DAN ALAMAT SAKSI a. Nama : ....................... Umur : .......................... Alamat : .............................................................. Pekerjaan : .............................................................. b. Nama : ....................... Umur : .......................... Alamat : .............................................................. Pekerjaan : .............................................................. URAIAN SINGKAT YANG DILAPORKAN
TINDAKAN YANG TELAH DILAKUKAN : .......................................................................................................... ......................................................................................................................................................................... MENGETAHUI : KEPALA ........................ NAMA.................................. PANGKAT NRP ......
PUSDIK BINMAS POLRI
Tanggal : .................Bulan : .............. .........Tahun : 2008 Pelapor : .................................................................................... Tanda tangan : ................................................................................... Nama : ................................................................................... Pangkat/ Nrp : ................................................................................... Kesatuan : ................................................................................... No. Telp/Faks/Email : ................................................................. ..........
PUSDIK BINMAS POLRI
KEPOLISIAN .............................................. ................................................................... No. Pol Klasifikasi Lampiran Perihal
: : : :
..../ ......./ ......../ ....... BIASA satu rangkap Pengembalian Laporan
.............................., ........ - ......... - ...........
Kepada : Yth. KETUA BAWASLU / PANWASLU di .......................................
1.
Rujukan : a. b. c. d. e. f.
Undang-Undang Nomor 22 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum. Undang-Undang Nomor 10 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Legislatif. Undang-Undang Nomor 2 tahun 2008 tentang Partai Politik. Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Peraturan KPU Nomor 9 tanggal 3 April 2008 tentang Tahapan, Program dan jadwal waktu Pemilu 2009 bagi Anggota DPR, DPD dan DPRD. Laporan Polisi No. Pol. : ...
2.
Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, bersama ini dikembalikan kepada Ketua Laporan Polisi No. Pol. : .... tentang ..............................................................
3.
Demikian Laporan Mingguan dibuat untuk menjadi maklum.
A.n. KEPALA ……………………………………….. Tembusan : ...................
PUSDIK BINMAS POLRI
NAMA ………………………………. PANGKAT NRP ........
PUSDIK BINMAS POLRI
KEPOLISIAN .............................................. ................................................................... “PRO JUSTITIA”
SAMPUL BERKAS PERKARA No. Pol. : BP / / / Kejadian perkara pidana tanggal : . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . di :. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . Dilaporkan tanggal : .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Uraian singkat perkara pidana yang terjadi : . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ........................................................................... ................................................................ ........... Melanggar pasal : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
No / Tgl. Laporan Polisi
Nama, nama kecil, alias, tempat dan tanggal lahir/ umur, agama, kewarganegaraan, tempat tinggal, pekerjaan, sudah pernah dihukum berapa kali.
Tanggal Keterangan Ditahan
Dikeluarkan
MENGETAHUI KEPALA ……………………………..
…………., ………. - ……… 2008 PENYIDIK
NAMA :….............................. PANGKAT NRP………
NAMA :….............................. PANGKAT NRP………
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
KEPOLISIAN .............................................. ...................................................................
“PRO JUSTITIA”
DAFTAR ISI BERKAS PERKARA NO.
MACAM SURAT
1 2 1. Resume 2. Laporan Polisi 3. Berita Acara meliputi : a. b. c. d.
BANYAKNYA
KETERANGAN
3
4
Penanganan T K P BAP Saksi - saksi BAP Tersangka BA Penangkapan
e. BA Penggeledahan f. BA Penyitaan g. Berita Acara Pelaksanaan tindakan lainnya 4. Surat – surat : a. Surat-surat Perintah b. Surat Laporan T.P pemilu dari Ba/Panwaslu c. Surat-surat lainnya 5. Daftar Barang Bukti 6. Daftar Saksi 7. Daftar Tersangka
*
Isi berkas perkara disesuaikan dengan produk hasil penyidikan ......................, ....... - ........... - 2008 PENYIDIK/ PENYIDIK PEMBANTU
NAMA ………………………………. PANGKAT NRP PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
KEPOLISIAN .............................................. ................................................................... ” PRO JUSTITIA ” BERITA ACARA PEMERIKSAAN ( SAKSI) -------Pada hari ini Rabu tanggal ....... bulan : .................tahun 2000 .......... sekira pukul --------- WIB, saya : ---------------------------------------------------------------------------------------------------------- 1. NAMA : ------------------ 2. NAMA : ------------------ 3. NAMA : --------------
PANGKAT : -----PANGKAT : -----PANGKAT : ------
NRP. : -----------NRP. : -----------NRP. : ------------
Selaku penyidik pada Kepolisian : .............................. Berdasarkan Laporan Polisi No. Pol : LP/ ...... / ........ /...... / ...........Tanggal ------ - -------- - --------- telah melakukan pemeriksaan terhadap seorang laki – laki/ perempuan yang mengaku bernama : ----------------------------------------------------------------------------:BAMBANG SUTRISNO :---------------------------------------------Umur : ----- tahun,tempat/tanggal lahir : ------/------ , Agama: ----------Pekerjaan: ----------------, alamat Tempat Tinggal : ------------------ Telp. Rumah : ----------. No HP :-----------------------------------Ia (BAMBANG SUTRISNO) diperiksa dan didengar keterangan selaku Saksi , dalam perkara Tindak Pidana Pemilu sebagaimana dimaksud dalam pasal : ............ Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH. ------------------------Atas pertanyaan penyidik, saksi memberikan keterangannya sebagai berikut : --------------PERTANYAAN :
JAWABAN :
01. Apakah pada pemeriksaan ini saudara dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, serta bersediakah memberikan keterangan yang sebenar-benarnya kepada penyidik? -------------------------------------------------------------------------------------------------01. -----------------------------------------------------------------------------------------------02. Apakah saudara mengerti bahwa saat ini saudara diperiksa sebagai saksi dalam perkara .......................... yang terjadi pada tanggal : --------- di ............? ----------------02. -----------------------------------------------------------------------------------------------03. Dalam pemeriksaan saat ini apakah saudara didampingi pengacara / Penasihat Hukum, dan bila ya, siapa pengacara / Penasihat Hukum saudara dan adakah Surat Kuasanya ? ----------------------------------------------------------------------------------------------03. -----------------------------------------------------------------------------------------------PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
04. Coba saudara jelaskan riwayat hidup singkat saudara : --------------------------------------04. Keluarga : a. Istri : ---------------------------------------------------------------------------------b. Anak : ---------------------------------------------------------------------------------Pendidikan : a. SD di ---------------------------------------------------------------------------------b. SMP di --------------------------------------------------------------------------------c. SMA di --------------------------------------------------------------------------------d. Pendidikan lain --------------------------------------------------------------------Pengalaman Kerja dan Jabatan :-----------------------------------------------------a. ------------------------------------------------------------------------------------------b. ------------------------------------------------------------------------------------------c. ------------------------------------------------------------------------------------------05. Sehubungan laporan saudara, sejak kapan, dimana dan bagaimana saudara mengetahui adanya tindak pidana pemilu ... dan siapa pelakunya, Jelaskan ?.--------05. -----------------------------------------------------------------------------------------------06. Apakah saudara tahu bagaimana cara pelaku ..... melakukan tindak pidana pemilu dan menggunakan perangkat apa saja ? ---------------------------------------------------------06. -----------------------------------------------------------------------------------------------30. Apakah masih ada keterangan lain yang akan saudara sampaikan dalam pemeriksaan ini ? --------------------------------------------------------------------------------------30. -----------------------------------------------------------------------------------------------31. Apakah dalam pemeriksaan ini saudara mendapat tekanan dari pihak pemeriksa atau dari pihak manapun ? --------------------------------------------------------------------------31. Tidak ada.----------------------------------------------------------------------------------------- Sebelum Pemeriksaan ini di hentikan, kepada yang diperiksa dibacakan kembali isi Berita Acara Pemeriksaan ini dengan menggunakan bahasa yang dimengerti, dan yang diperiksa menyatakan bahwa hasil pemeriksaan sudah benar dan sesuai keterangan yang diberikannya, serta untuk menguatkan hasil pemeriksaan ini, yang diperiksa turut membubuhi tanda tangannya di bawah ini.-----------------------------------------------------------------Yang Diperiksa ………………………………. -------- Demikian Berita acara pemeriksaan ini dibuat dengan sebenarnya, kemudian ditutup dan ditandatangani di : ............pada tanggal dan hari tersebut di atas. ----------------------------PENYIDIK NAMA :….............................. PANGKAT NRP……… PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
KEPOLISIAN .............................................. ................................................................... ” PRO JUSTITIA ” BERITA ACARA PEMERIKSAAN (TERSANGKA ) -------Pada hari ini Rabu tanggal ....... bulan : .................tahun 2000 .......... sekira pukul --------- WIB, saya : --------------------------------------------------------------------------------------------------------- 1. NAMA : ------------------ 2. NAMA : ------------------ 3. NAMA : --------------
PANGKAT : -----PANGKAT : -----PANGKAT : ------
NRP. : -----------NRP. : -----------NRP. : ------------
Selaku penyidik pada Kepolisian : .............................. Berdasarkan Laporan Polisi No. Pol : LP/ ...... / ........ /...... / .......... Tanggal ------ - -------- - --------- telah melakukan pemeriksaan terhadap seorang laki – laki/ perempuan yang mengaku bernama : ---------------------------------------------------------------------:BAMBANG SUTRISNO:--------------------------------------------------Umur : -----tahun,tempat/ tanggal lahir : -----/------- , Agama: ----------Pekerjaan: --------------- , alamat Tempat Tinggal : ------------------ Telp Rumah : ----------. No HP :-----------------------------------Ia (BAMBANG SUTRISNO) diperiksa dan didengar keterangan selaku tersangka, dalam perkara Tindak Pidana Pemilu sebagaimana dimaksud dalam pasal : ............ Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan anggota tentang Pemilihan Umum Anggota DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH. -----Atas pertanyaan penyidik yang diperiksa memberikan keterangannya sebagai berikut :--PERTANYAAN :
JAWABAN :
01. Apakah saudara dalam keadaan sehat jasmani dan rohani , serta bersedia memberikan keterangan yang sebenar- benarnya ? ------------------------------------------01. -----------------------------------------------------------------------------------------------02. Saat ini saudara diperiksa sebagai tersangka dalam perkara .......................... yang terjadi pada tanggal : .......di ........, apakah saudara mengerti atas penjelasan pemeriksa ? ---------------------------------------------------------------------------------------------02. -----------------------------------------------------------------------------------------------03. Apakah dalam pemeriksaan saat ini saudara didampingi pengacara dan bila ya, dari mana ? ----------------------------------------------------------------------------------------------------03. ------------------------------------------------------------------------------------------------
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
04. Coba saudara jelasakan riwayat hidup singkat saudara : ------------------------------------04. Keluarga : a. Istri : ---------------------------------------------------------------------------------b. Anak : ---------------------------------------------------------------------------------Pendidikan : a. SD di ---------------------------------------------------------------------------------b. SMP di --------------------------------------------------------------------------------c. SMA di --------------------------------------------------------------------------------d. Pendidikan lain --------------------------------------------------------------------Pengalaman Kerja dan Jabatan :-----------------------------------------------------a. -----------------------------------------------------------------------------------------b. ------------------------------------------------------------------------------------------c. ------------------------------------------------------------------------------------------05. Dan seterusnya sesuai kepentingan pemeriksaan ....................................................... . . --------------------------------------------------------------------------------------------------------------29. -----------------------------------------------------------------------------------------------30. Apakah masih ada keterangan lain yang akan saudara sampaikan dalam pemeriksaan ini ? --------------------------------------------------------------------------------------31. Apakah dalam pemeriksaan ini saudara akan mengajukan saksi yang meringankan saudara (saksi a de charge) ?-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------32. Apakah dalam pemeriksaan ini saudara mendapat tekanan dari pihak pemeriksa atau dari pihak manapun ? --------------------------------------------------------------------------Tidak ada.----------------------------------------------------------------------------------------- Sebelum Pemeriksaan ini dihentikan, kepada yang diperiksa dibacakan kembali isi Berita Acara Pemeriksaan ini dengan menggunakan bahasa yang dimengerti dan yang diperiksa menyatakan bahwa hasil pemeriksaan sudah benar dan sesuai keterangan yang diberikannya, serta untuk menguatkan hasil pemeriksaan ini, yang diperiksa turut membubuhi tanda tangannya di bawah ini.------ ----------------------------------------------------Penasihat Hukum :
Yang Diperiksa
.................................. ……………………………………. -------- Demikian Berita acara pemeriksaan ini dibuat dengan sebenarnya, kemudian ditutup dan ditanda tangani di : ......................................pada tanggal dan hari tersebut di atas. ------PENYIDIK NAMA : ..................... PANGKAT NRP ....... PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
KEPOLISIAN .............................................. ...................................................................
“PRO JUSTITIA”
DAFTAR SAKSI/ AHLI No. Urut 1
N a m a 2
Jenis Kelamin 3
Alamat tempat tinggal 4
Pekerjaan
Agama
Keterangan
5
6
7
…………., ………. - ……… 2008 PENYIDIK NAMA :….............................. PANGKAT NRP………
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
KEPOLISIAN .............................................. ...................................................................
“PRO JUSTITIA”
DAFTAR TERSANGKA No. Urut 1
N a m a 2
Jenis Kelamin 3
Alamat tempat tinggal 4
Pekerjaan
Agama
Keterangan
5
6
7
…………., ………. - ……… 2008 PENYIDIK NAMA :….............................. PANGKAT NRP………
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
KEPOLISIAN .............................................. ...................................................................
“PRO JUSTITIA”
DAFTAR BARANG BUKTI Di Sita
No. Urut
No. Reg. Barang Bukti
Jenis Barang Bukti
Pemilikan Diakui Oleh
Tgl.
Dari siapa
1
2
3
4
5
6
Oleh siapa 7
Ket 8
…………., ………. - ……… 2008 PENYIDIK NAMA :….............................. PANGKAT NRP………
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
KEPOLISIAN .............................................. ................................................................... REGISTER LAPORAN POLISI
NO.
PUSDIK BINMAS POLRI
LAPORAN POLISI NO.LP
PELAPOR TGL
NAMA
L/P
UMUR
ALAMAT
URAIAN SINGKAT KEJADIAN
PASAL YG DILANGGAR
TERSANGKA
KETERANGAN
PUSDIK BINMAS POLRI
KEPOLISIAN .............................................. ................................................................... “PRO JUSTITIA” No. Pol. : ..../ ......./ ......../ ....... Klasifikasi : TERBATAS Lampiran : Satu rangkap Perihal : Pengiriman Berkas Perkara Tindak Pidana Pemilu atas nama tersangka : .................
.............................., ........ - ......... - ...........
Kepada Yth. KEPALA KEJAKSAAN ...................... di Jakarta
1. Rujukan : a. Pasal 8 ayat (3) dan Pasal 110 ayat (1) KUHAP b. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian RI. c. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD. d. Surat Pemberitahuan dimulainya Penyidikan No.Pol.:……………………………... 2. Bersama ini dikirimkan Berkas Perkara No. Pol.:............................................... Tanggal................. dalam rangkap 2 (dua) atas nama tersangka: Nama : ................................................................... Umur : ................................................................... Pekerjaan : ................................................................... Tempat tinggal/ kediaman : ................................................................... Dalam perkara pidana :..................................................................... Sebagaimana dimaksud dalam pasal .......... Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu anggota DPR, DPD dan DPRD. 3. Tersangka tersebut di atas tidak ditahan. 4. Barang-barang bukti yang tersebut dalam daftar barang bukti disimpan di : ............................................................................................................................ 5. Demikian untuk menjadi maklum. A.n. KEPALA ……………………………………….. Tembusan : * 1. Bawaslu/ Panwaslu 2. ............................... 3. ............................... * ( Tanpa Lampiran)
PUSDIK BINMAS POLRI
NAMA ………………………………. PANGKAT NRP
PUSDIK BINMAS POLRI
KEPOLISIAN .............................................. ................................................................... No. Pol. Klasifikasi Lampiran Perihal
: : : :
.............................., ........ - ......... - ...........
..../ ......./ ......../ ....... BIASA Satu rangkap Laporan Harian Kegiatan Sentra Gakkumdu
Kepada Yth. KAPOLRI/KAPOLDA/ KAPOLWILTABES/KAPOLTABES/ KAPOLRES/TA/METRO di .......................................
1.
Rujukan : a.
Undang-Undang Nomor 22 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum. Undang-Undang Nomor 10 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Legislatif. Undang-Undang Nomor 2 tahun 2008 tentang Partai Politik. Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Peraturan KPU Nomor 9 tanggal 3 April 2008 tentang Tahapan, Program dan jadwal waktu Pemilu 2009 bagi Anggota DPR, DPD dan DPRD.
b. c. d. e. 2.
Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, bersama ini dilaporkan kegiatan harian Sentra Gakkumdu di Polda/Polwiltabes/Poltabes/Polresta/Metro ............................................. Hari...................... dari tanggal ........................ s.d. .............................. 2009, sebagai berikut : NO. 1
3.
HARI KE ...... HARI TANGGAL SENIN
KEJADIAN/KEGIATAN
TINDAKAN
KET
..............
Demikian untuk menjadi maklum. A.n. KEPALA ………………………………………..
Tembusan : * 1. Bawaslu/ Panwaslu. 2. Jam Pidum Kejagung. 3. Kabareskrim Polri. 4. Deops Kapolri. * ( Tanpa Lampiran) PUSDIK BINMAS POLRI
NAMA ………………………………. PANGKAT NRP
PUSDIK BINMAS POLRI
KEPOLISIAN .............................................. ................................................................... No. Pol. Klasifikasi Lampiran Perihal
: : : :
..../ ......./ ......../ ....... BIASA Satu rangkap Laporan Mingguan Kegiatan Sentra Gakkumdu
.............................., ........ - ......... - ...........
Kepada Yth. KAPOLRI/KAPOLDA/ KAPOLWILTABES/KAPOLTABES/ KAPOLRES/TA/METRO di .......................................
1.
Rujukan : a. b. c. d. e.
2.
Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, bersama ini dilaporkan kegiatan Mingguan Sentra Gakkumdu di Polda/Polwiltabes/Poltabes/ Polresta/Metro ............................................. Hari...................... dari tanggal ........................ s.d. .............................. 200., sebagai berikut : NO. 1 2 3 4 5 6 7
3.
Undang-Undang Nomor 22 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum. Undang-Undang Nomor 10 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Legislatif. Undang-Undang Nomor 2 tahun 2008 tentang Partai Politik. Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Peraturan KPU Nomor 9 tanggal 3 April 2008 tentang Tahapan, Program dan jadwal waktu Pemilu 2009 bagi Anggota DPR, DPD dan DPRD.
MINGGU KE ...... HARI TANGGAL SENIN .............. SELASA .............. RABU .............. KAMIS .............. JUM’AT ............... .............. SABTU MINGGU ..............
KEJADIAN/KEGIATAN
TINDAKAN
KET
Demikian untuk menjadi maklum. A.n. KEPALA ………………………………………..
Tembusan : * 1. Bawaslu/ Panwaslu 2. ............................... 3. ............................... * ( Tanpa Lampiran)
PUSDIK BINMAS POLRI
NAMA ………………………………. PANGKAT NRP
PUSDIK BINMAS POLRI
KEPOLISIAN .............................................. ................................................................... No. Pol. Klasifikasi Lampiran Perihal
: : : :
..../ ......./ ......../ ....... BIASA Satu rangkap Laporan Akhir Tugas Sentra Gakkumdu
.............................., ........ - ......... - ...........
Kepada Yth. KAPOLRI/KAPOLDA/ KAPOLWILTABES/KAPOLTABES/ KAPOLRES/TA/METRO di .......................................
1.
Rujukan : a. b. c. d. e.
2.
Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, bersama ini dilaporkan Hasil Akhir Pengawasan Sentra Gakkumdu Polda/ Polwiltabes/ Poltabes/ Polres/ Metro/ Ta...................... dari tanggal ........................ s.d. .............................. 2009, sebagai berikut : NO. 1.
2. 3. 4.
PUSDIK BINMAS POLRI
Undang-Undang Nomor 22 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum. Undang-Undang Nomor 10 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Legislatif. Undang-Undang Nomor 2 tahun 2008 tentang Partai Politik. Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Peraturan KPU Nomor 9 tanggal 3 April 2008 tentang Tahapan, Program dan jadwal waktu Pemilu 2009 bagi Anggota DPR, DPD dan DPRD.
TAHAPAN PEMILU Pemutahiran Data Pemilih dan susunan daftar Pemilih. Pendaftaran.dst
KEGIATAN/ KEJADIAN
TINDAKAN
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
SURAT NO. POL. TANGGAL
2
: :
/
/ 2009 /
. . 2009
5. 6. 7. 8.
3.
9.
Penetapan hasil Pemilu.
10.
Pengucapan sumpah/janji Anggota DPR/DPD/DPRD Prov/DPRD Kab/Kota
Demikian Laporan Mingguan dibuat untuk menjadi maklum. A.n. KEPALA …………………………………….. NAMA ………………………………. PANGKAT NRP
Tembusan : * 1. Bawaslu/ Panwaslu 2. ............................... 3. ............................... * ( Tanpa Lampiran) Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 September 2008
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Drs. SUTANTO JENDERAL POLISI Diundangkan di Jakarta pada tanggal
2008
Paraf : 1. Kabareskrim Polri : Vide draft
MENTERI HUKUM DAN HAM REPUBLIK INDONESIA,
2. Kadivbinkum Polri : Vide draft 3. Kasetum Polri
:…
4. Wakapolri
:…
ANDI MATTALATTA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 NOMOR ........
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
Paraf: 1. Kabareskrim Polri
PUSDIK BINMAS POLRI
: .......
PUSDIK BINMAS POLRI
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN RESERSE KRIMINAL
DAFTAR LAMPIRAN
NO.
JENIS LAMPIRAN
1.
Tanda Bukti Penerimaan Laporan
2.
Laporan Polisi
3.
Surat Pengembalian Laporan
4.
Sampul Berkas Perkara
5.
Daftar Isi Berkas Perkara
6.
Berita Acara Pemeriksaan Saksi
7.
Berita Acara Pemeriksaan Tersangka
8.
Daftar Saksi – Saksi
9.
Daftar Tersangka
10.
Daftar Barang Bukti
11.
Register Laporan Polisi
12.
Surat Pengiriman Berkas Perkara Ke Kejaksaan
13.
Laporan Hasil Kegiatan Sentra Gakkumdu
14.
Laporan Mingguan Kegiatan Sentra Gakkumdu
15.
Laporan Akhir Tugas Sentra Gakkumdu
16.
Rumusan Pasal Tindak Pidana Pemilu
PUSDIK BINMAS POLRI
HALAMAN
KETERANGAN
PUSDIK BINMAS POLRI
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN RESERSE KRIMINAL
DAFTAR KELENGKAPAN POSKO SENTRA GAKKUMDU
NO.
JENIS PERLENGKAPAN
1.
Meubeler (Meja dan kursi)
1.
Computer
2.
Printer
3.
Pesawat tilpon / fax
4.
Buku Register
5.
Buku Mutasi
6.
Panel Data
7.
Tabulasi Kegiatan
8.
Jadwal Tahapan Pemilu
9.
Jadwal Piket
10.
White board
11.
Spidol, stabillo, penggaris, penghapus
12.
Penggaris
13.
Map
14.
Peta (Dunia, Indonesia)
15.
Jam Dinding
16.
Tempat sampah
PUSDIK BINMAS POLRI
JUMLAH
KETERANGAN
PUSDIK BINMAS POLRI
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN RESERSE KRIMINAL
RENCANA KEBUTUHAN ANGGARAN POSKO SENTRA GAKKUMDU NO. 1.
JENIS KEBUTUHAN ATK:
PUSDIK BINMAS POLRI
JUMLAH
JUMLAH
SATUAN
ANGGARAN
KETERANGAN
PUSDIK BINMAS POLRI
DAFTAR LAMPIRAN
1.
RUMUSAN PASAL TINDAK PIDANA PEMILU
2.
TANDA BUKTI LAPOR
3.
LAPORAN POLISI
4.
SURAT PENGEMBALIAN LAPORAN
5.
SAMPUL BERKAS PERKARA
6.
DAFTAR ISI BERKAS PERKARA
7.
BERITA ACARA PEMERIKSAAN SAKSI
8.
BERITA ACARA PEMERIKSAAN TERSANGKA
9.
DAFTAR SAKSI – SAKSI
10.
DAFTAR TERSANGKA
11.
DAFTAR BARANG BUKTI
12.
REGISTER LAPORAN POLISI
13.
SURAT PENGIRIMAN BERKAS PERKARA KE KEJAKSAAN
14.
LAPORAN HARIAN KEGIATAN SENTRA GAKKUMDU
15.
LAPORAN MINGGUAN KEGIATAN SENTRA GAKKUMDU
16.
LAPORAN AKHIR TUGAS SENTRA GAKKUMDU
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
1.
PASAL 84 AYAT ( 6 ) - MENGHINA AGAMA, SUKU, RAS, GOLONGAN - MENGANCAM MELAKUKAN KEKERASAN ATAU MENGANJURKAN MENGGUNAKAN KEKERASAN (PASAL 335 KUHP) - MENCURI / MENGHILANGKAN ALAT PERAGA KAMPANYE PESERTA PEMILU (PASAL 480, PASAL 362, 363 KUHP) - MEMBAWA ATAU MENGGUNAKAN TANDA GAMBAR ATAU ATRIBUT SELAIN TANDA GAMBAR PESERTA PEMILU - MONEY POLITIK
2.
PASAL 84 AYAT ( 2 ) - LARANGAN KAMPANYE KEPADA T N I / POLRI, P N S, HAKIM, B P K, GUBERNUR/ DEPUTI GUBERNUR SENIOR / DEPUTI GUBERNUR, PEJABAT BUMN / BUMD, PERANGKAT DESA, WARGA NEGARA YG TIDAK MEMILIKI HAK PILIH.
3.
PASAL 245 AYAT ( 5 ) - PENGUMUMAN HASIL SURVEI / JEJAK PENDAPAT PADA MASA TENANG - QUICK COUNT DIUMUMKAN PALING CEPAT H + 1 DARI HARI PEMUNGUTAN SUARA - TIDAK MELAPORKAN METODOLOGI QUICK COUNT
4. TINDAK PIDANA YANG DIRUMUSKAN DALAM PASAL 260 S/D PASAL 311 UU NO. 10 TH 2008 PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI
KETENTUAN PIDANA
TINDAK PIDANA PEMILU LEGISLATIF UU NO. 10/2008 TTG PEMILU ANGGOTA DPR, DPD, DPRD NO
PASAL
UNSUR PASAL
ANCAMAN PIDANA MIN
1
2
260 MENGHILANGKAN HAK PILIH ORANG LAIN
• • • • •
261 MEMBERIKAN KETR TDK BENAR UTK PENGISIAN DAFTAR PEMILIH
• • • •
PUSDIK BINMAS POLRI
SETIAP ORANG DENGAN SENGAJA MENYEBABKAN ORANG LAIN KEHILANGAN HAK PILIH
SETIAP ORANG DENGAN SENGAJA MEMBERIKAN KET YG TDK BENAR MENGENAI : a. DIRI SENDIRI atau b. DIRI ORANG LAIN • TTG SUATU HAL YG DIPERLUKAN UTK PENGISIAN DAFTAR PEMILIH
MAX
• PENJARA 12 BLN
• PENJARA 24 BLN
• DENDA RP.12 JUTA
• DENDA RP.24 JUTA
• PENJARA 3 BLN
• PENJARA 12 BLN
• DENDA RP.3 JUTA
• DENDA RP.12 JUTA
KET
NO
PASAL
UNSUR PASAL
3
262 DGN KEKERASAN ATAU ANCAMAN KEKERASAN/ GUNAKAN KEKERASAN PD SAAT PENDAFT PEMILIH MENGHALANGHALANGI UTK TERDAFTAR SBG PEMILIH
263 TDK MEMPERBAIKI DAFTAR PEMILIH SEMENTARA
PUSDIK BINMAS POLRI
4
PUSDIK BINMAS POLRI
SETIAP ORANG DENGAN : - KEKERASAN - ANCAMAN KEKERASAN - DG GUNAKAN KEKERASAN YG ADA PADANYA PD SAAT PENDAFTARAN PEMILIH MENGHALANG-HALANGI SESEORANG UTK TERDAFTAR SBG PEMILIH DLM PEMILU MNRT UU INI
ANCAMAN PIDANA KET MIN MAX
PENJARA 12 BLN
PENJARA 36 BLN
DENDA RP.12 JUTA
DENDA RP.36 JUTA
PETUGAS PPS/PPLN PENJARA PENJARA DG SENGAJA 3 BLN 6 BLN TDK MEMPERBAIKI DAFTAR PEMILIH DENDA DENDA SEMENTARA RP.12 JUTA RP.36 JUTA STLH MENDPT MASUKAN DARI MASY DAN PESERTA PEMILU SBGMN DIMAKSUD DLM PSL a. 36 (6) PSL 36 (6) DAFTAR PEMILIH SEMENTARA DISUSUN PALING LAMBAT 1 BLN SEJAK b. 37 (2) BERAKHIRNYA PENDAFTARAN DATA PEMILIH PSL. 37 (2) PPS WAJIB MELAK PERBAIKAN THD DAFT PMLH SMNTR HSL c. 43 (5) PSL. 43 (5)
PERBAIKAN BERDASAR MASUKAN & TANGGAPAN DARI MASY & PESERTA PEMILU PALING LAMA 3 H STLH BERAKIRNYA PENGUMUMAN PPLN MENETAPKAN DAFT PMLH SMNTR HSL PERBAIKAN DIGUNAKAN PPLN UTK SUSUN DAFTAR PEMILIH
PUSDIK BINMAS POLRI
NO 5
PASAL
264 ANGGOTA KPU YG TDK MENINDAK LANJUTI TEMUAN BA/PANWASLU
UNSUR PASAL
PUSDIK BINMAS POLRI
SETIAP ANGGOTA a. KPU b. KPU PROV c. KPU KAB/KOTA d. PPK e. PPS f. PPLN TDK MENINDAK LANJUTI TEMUAN BAWASLU, PANWASLU KAB/KOTA/PAWAS KEC, PENGAWAS PEMILU LAPANGAN, PENGAWAS PEMILU LUAR NEGERI DLM MELAKUKAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH, PENYUSUNAN DAN PENGUMUMAN DAFTAR PEMILIH SEMENTARA, PENETAPAN DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH TETAP DAN REKAPITULASI DAFTAR PEMILIH TETAP YG MERUGIKAN WNI YG MEMILIKI HAK PILIH SBGMN DIMAKSUD PSL 49 (2) KPU WAJIB MENINDAK LANJUTI TEMUAN BAWASLU
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 6 BLN
PENJARA 36 BLN
DENDA RP.6 JUTA
DENDA RP.36 JUTA
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
6
265 PERBUATAN CURANG MENYESATKAN ORANG DGN MEMAKSA / DGN MENJANJIKAN MEMBERIKAN UANG
UNSUR PASAL
PUSDIK BINMAS POLRI
SETIAP ORANG DENGAN SENGAJA MELAKUKAN PERBUATAN CURANG UTK MENYESATKAN SESEORANG, atau MEMAKSA, atau MENJANJIKAN atau MEMBERIKAN UANG, atau MEMBERI LAINNYA UTK MEMPEROLEH DUKUNGAN BAGI PENCALONAN ANGGOTA DPD DALAM PEMILU SBGMN DIMAKSUD DLM PSL 13 : (1) PERSYARATAN DUK MAKS (2) TERSEBAR 50 % DARI JML KAB/ KOTA DI PROP YBS (3) DIBUKTIKAN DG DAFTAR DUK YG DIBUBUHI TT & CAP JEMPOL SERTA FC KTP SETIAP PENDKG (4) SETIAP PENDUKUNG TDK BLH BERIKAN DUK KPD LBH DR 1 ORG CALON ANGGOTA DPD (5) DUK LBH DR 1 CALON DINYATAKAN BATAL (6) JADWAL WAKTU PENDAF CALON ANGGOTA DPD DITETAPKAN KPU
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 12 BLN
PENJARA 36 BLN
DENDA RP.12 JUTA
DENDA RP.36 JUTA
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
7
266 MEMBUAT SRT / DOK UTK MEMAKAI / SURUH ORANG MEMAKAI UTK MENJADI BALON AGT DPR, DPD, DPRD
UNSUR PASAL
PUSDIK BINMAS POLRI
SETIAP ORANG DENGAN SENGAJA MEMBUAT SURAT atau DOKUMEN DGN MAKSUD UTK : a. MEMAKAI b. MENYURUH ORG MEMAKAI SETIAP ORANG DENGAN SENGAJA MENGGUNAKAN SURAT/DOKUMEN YG DIPALSUKAN UTK MENJADI BAKAL CALON : a. ANGGOTA DPR b. ANGGOTA DPD c. ANGGOTA DPRD PROV d. ANGGOTA DPRD KAB/KOTA atau e. CALON PESERTA PEMILU SBGMN DIMAKSUD DLM PSL 63 : DITEMUKAN DOKPAL/ PENGGUNAAN DLM PERSYARATAN ADA BALON ANGGOTA DPR,DPRD PROV, DPRD KAB/KOTA, KPU BERKOORD DG POLRI UTK PROSES LBH LANJUT SESUAI KETENT UU PSL 73 : DITEMUKAN DOKPAL PENGGUNAAN DLM PERSYARATAN ADA BALON ANGGOTA DPD, MAKA KPU BERKOORD DG POLRI UTK PROSES LBH LANJUT
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 36 BLN
PENJARA 72 BLN
DENDA RP.36 JUTA
DENDA RP.72 JUTA
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO 8
9
PASAL
267 ANGGOTA KPU TDK MENINDAKLANJUTI TEMUAN BAWASLU DLM VERIFIKASI PARPOL CALON PESERTA PEMILU
268 ANGGOTA KPU TDK MENINDAKLANJUTI TEMUAN BAWASLU DLM VERIFIKASI PARPOL CALON PESERTA PEMILU DAN VERIFIKASI KELENGKAPAN ADM BALON AGT DPR,DPD,DPRD PROV dan DPRD PUSDIK KAB/KOTA BINMAS POLRI
UNSUR PASAL
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
SETIAP ANGGOTA : KPU/KPU PROV, KPU KAB/KOTA YG TDK MENINDAK LANJUTI TEMUAN BAWASLU, PANWASLU PROV, PANWASLU KAB/KOTA DLM MELAKS VERIFIKASI PARPOL CALON PESERTA PEMILU SBGMN DIMAKSUD PSL 18 (3) “KPU/KPU PROV, KPU KAB/KOTA WAJIB MENINDAK LANJUTI TEMUAN BAWASLU, PANWASLU PROV, PANWASLU KAB/KOTA SBGMN DIMAKSUD DLM AYAT (2)”
PENJARA 6 BLN
PENJARA 36 BLN
DENDA RP.6 JUTA
DENDA RP.36 JUTA
SETIAP ANGGOTA : KPU/KPU PROV, KPU KAB/KOTA YG TDK MENINDAK LANJUTI TEMUAN BAWASLU, PANWASLU PROV, PANWASLU KAB/KOTA DLM MELAKS VERIFIKASI PARPOL CALON PESERTA PEMILU dan VERIFIKASI KELENGKAPAN ADM BALON AGT DPR,DPD,DPRD PROV dan DPRD KAB/KOTA SBGMN DIMAKSUD DLM PSL 60 (3) DAN DLM PSL 70
PENJARA 6 BLN
PENJARA 36 BLN
DENDA RP.6 JUTA
DENDA RP.36 JUTA
KET
NO
PASAL
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR PASAL PASAL 60 (3) “KPU/KPU PROV, KPU KAB/KOTA WAJIB MENINDAK LANJUTI TEMUAN BAWASLU, PANWASLU PROV, PANWASLU KAB/KOTA SBGMN DIMAKSUD DLM AYAT (2)”
PUSDIK BINMAS POLRI
PASAL 70 BAWASLU PANWASLU PROV, PANWASLU KAB/KOTA MELAK PENGURUSAN ATAS PELAKS VERIFIKASI KELENGKAPAN PERSYARATAN ADM BALON AGT DPD YG DILAK OLH KPU PROV, KPU KAB/KOTA (1) DLM HAL PENGURUSAN SESUAI (1) BILA MELAK KESENGAJAAN/KELALAIAN AGT KPU SHG MERUGIKAN BALON AGT DPD, MAKA BAWASLU, PANWASLU PROV, PANWASLU KAB/KOTA MENYAMPAIKAN TEMUAN KPD KPU PROV, KAB/KOTA (2) KPU PROV DAN KPU KAB/KOTA WAJIB MENINDAK LANJUTI TEMUAN BAWASLU, PANWASLU PROV, PANWASLU KAB/KOTA SBGMN DIMAKSUD PD AYAT (2)
ANCAMAN PIDANA KET MIN MAX
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
10
269 KAMPANYE DI LUAR JADWAL YG DITETAPKAN KPU
UNSUR PASAL
PUSDIK BINMAS POLRI
SETIAP ORANG DENGAN SENGAJA MELAKUKAN KAMPANYE DI LUAR JADWAL WAKTU YG DITETAPKAN KPU, KPU PROV, KPU KAB/KOTA UTK MASING-MASING PESERTA PEMILU SBGMN DIMAKSUD PASAL 82 (1) KAMPANYE PEMILU SBGMN DIMAKSUD DLM PSL 81 HRF a s/d e DILAKS 3 H STLH CALON PESERTA PEMILU S/D DIMULAINYA MASA TENANG (2) KAMPANYE PEMILU SBGMN DIMAKSUD DLM PSL 81 HRF f DILAKS STLH 21 H DAN BERAKHIR S/D DIMULAINYA MASA TENANG (3) MASA TENANG SBGMN DIMAKSUD PD AYAT (1) DAN (2) BERLANGSUNG SELAMA 3 H SBLM HARI/TGL PEMUNGUTAN SUARA
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 3 BLN
PENJARA 12 BLN
DENDA RP.3 JUTA
DENDA RP.12 JUTA
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO 11
PASAL
270 MELANGGAR LARANGAN PELAKSANAAN KAMPANYE
UNSUR PASAL
SETIAP ORANG DENGAN SENGAJA MELANGGAR LARANGAN PELAKS KAMPANYE SBGMN DIMAKSUD PASAL 84 (1) (a) MEMPERSOALKAN DSR NEGARA, (b) © (d) (e) (f)
(g) (h) (i) PUSDIK BINMAS POLRI
PEMB UUD 45 & BENTUK NEGARA MELAK GIAT YG BAHAYAKAN KEUTUHAN NKRI MENGHINA SESEORANG, AGAMA, SUKU, RAS, GOL CALON dan / atau PESERTA PEMILU YG LAIN MENGHASUT & ADU DOMBA PERORANGAN ATAU MASY MENGGANGGU TIBUM ANCAM UTK LAK KEKERASAN atau ANJURKAN PENGGUNAAN KEKERASAN KPD SESEORANG, SEKELOMPOK AGT MASY dan atau PESERTA PEMILU YG LAIN MERUSAK dan/atau MENGHILANGKAN ALAT PERAGA KAMPANYE PESERTA PEMILU GUNAKAN FAS PEMERINTAH, TMPT IBADAH, TMPT DIK BAWA atau GUNAKAN TANDA GAMBAR dan/atau ATRIBUT LAIN SELAIN DARI TANDA GAMBAR dan atau ATRIBUT PESERTA PEMILU YBS
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 6 BLN
PENJARA 24 BLN
DENDA RP 6 JUTA
DENDA RP 24 JUTA
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
12
271 PELAKSANAAN KAMPANYE MELANGGAR LARANGAN MENGIKUTKAN PEJABAT / ORANG YG TDK BOLEH KAMPANYE
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR PASAL
SETIAP PELAKSANA KAMPANYE MELANGGAR LARANGAN, SBGMN DIMAKSUD PASAL 84 (2), PELAKS KAMPANYE DILARANG MENGIKUT SERTAKAN : a. KETUA, WAKIL KETUA, KETUA MUDA, HAKIM AGUNG PADA MA DAN SEMUA HAKIM PADA SEMUA BADAN PERADILAN DI BAWAH MA, HAKIM KONSTITUSI PADA MK b. KETUA, WAKIL KETUA, ANGGOTA BPK c. GUB, DEPUTI GUB SENIOR, DEPUTI GUB BI d. PEJABAT BUMN/BUMD e. PNS f. ANGGOTA TNI
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 3 BLN
PENJARA 12 BLN
DENDA RP 30 JT
DENDA RP 60 JUTA
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
13
272 MELANGGAR LARANGAN KAMPANYE OLEH PEJABAT
UNSUR PASAL
SETIAP : a. KETUA, WAKIL KETUA, KETUA MUDA, HAKIM AGUNG / HAKIM KONSTITUSI, HAKIM PADA SEMUA BADAN PERADILAN, KETUA,WAKIL KETUA, DAN ANGGOTA BPK, GUB, DEPUTI GUB SENIOR, DEPUTI GUB BI serta PARA PEJABAT BUMN/ BUMD YANG MELANGGAR LARANGAN SBGMN DIMAKSUD PASAL 84 (3) : SETIAP ORANG SBGMN DIMAKSUD PD PSL 84 (2) HRF a s/d i DILARANG IKUT SERTA SBG PELAKSANA KAMPANYE
PUSDIK BINMAS POLRI
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 6 BLN
PENJARA 24 BLN
DENDA RP 25 JUTA
DENDA RP 50 JUTA
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
14
273 PNS, ANGGOTA TNI dan POLRI, KADES, PERANGKAT DESA, AGT BADAN MUSYAWARAH DESA MELANGGAR LARANGAN KAMPANYE
UNSUR PASAL
SETIAP : a. PNS b. ANGGOTA TNI dan POLRI c. KADES d. PERANGKAT DESA e. ANGGOTA BADAN MUSYAWARAH DESA YG MELANGGAR LARANGAN, SBGMN DIMAKSUD PASAL 84 (3) dan (5) 84 (3) SETIAP ORG SBGMN DIMAKSUD PD AYAT (2) HURUF a S.D. i, DILARANG IKUT SBG PELAKSANA KAMPANYE 84 (5) SBG PESERTA KAMPANYE, PNS DILARANG MENGGERAKKAN PNS DI LINGKUNGAN KERJANYA DAN DILARANG MENGGUNAKAN FASILITAS NEGARA
PUSDIK BINMAS POLRI
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 3 BLN
PENJARA 12 BLN
DENDA RP 3 JUTA
DENDA RP 12 JUTA
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
15
274 MENJANJIKAN atau MEMBERIKAN UANG / MATERI KEPADA PESERTA KAMPANYE
UNSUR PASAL
PELAKSANA KAMPANYE DENGAN SENGAJA MENJANJIKAN atau MEMBERI UANG atau MATERI LAINNYA SBG IMBALAN KPD PESERTA KAMPANYE SCR LANGSUNG atau TDK LANGSUNG AGAR TDK GUNAKAN HAKNYA UTK MEMILIH DG CARA TERTENTU SHG SRT SUARANYA TDK SAH SBGMN DIMAKSUD PD PSL 87 :
DLM HAL TERBUKTI PELAKSANA KAMPANYE MENJANJIKAN atau BERIKAN MASY atau MATERI LAINNYA SBG IMBALAN KPD PESERTA KAMPANYE SCR LANGSUNG ATAU TDK LANGSUNG AGAR : a. TDK GUNAKAN HAK PILIHNYA b. GUNAKAN HAK PILIHNYA DGN MEMILIH PESERTA PEMILU DG CARA TTT SHG SRT SRTNYA TDK SAH c. MEMILIH PARPOL TERTENTU d. MEMILIH CALON AGT DPR, DPRD PROV, DPRD KAB / KOTA TTT e. MEMILIH CALON AGT DPD TTT DIKENAI SANKSI SBGMN DIATUR UU INI PUSDIK BINMAS POLRI
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 6 BLN
PENJARA 24 BLN
DENDA RP 6 JUTA
DENDA RP 24 JUTA
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
16
275 ANGGOTA KPU TERBUKTI MELAK TP PEMILU DLM PELAKS KAMPANYE PEMILU
UNSUR PASAL
ANGGOTA : - KPU - KPU PROV - KPU KAB / KOTA - SEKJEN KPU - SEKRTRS KPU PROV - PEG SEKRTRT KPU PROV - SEKRTRS KPU KAB / KOTA - PEG SEKRTRT KPU KAB / KOTA YG TERBUKTI MELAKUKAN TP PEMILU DLM PELAKS KAMPANYE PEMILU SBGMN DIMAKSUD PD PSL 123 (1) :
BAWASLU MELAKUKAN PENGAWASAN PELAKS TAHAPAN KAMPANYE SCR NASIONAL THD : a. KEMUNGKINAN ADANYA KESENGAJAAN ATAU KELALAIAN ANGGOTA KPU ……. MELAK TP PEMILU atau PELGRN ADM YG AKIBATKAN TERGANGGUNYA PELAKS KAMPANYE PEMILU YG SEDANG BERLANGSUNG atau b. PELAPORAN KPD BAWASLU SBG DASAR
PUSDIK BINMAS POLRI
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 6 BLN
PENJARA 24 BLN
DENDA RP 6 JUTA
DENDA RP 24 JUTA
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
17
276 SETIAP ORANG YG MEMBERI ATAU MENERIMA DANA KAMPANYE MELEBIHI BATAS YG DITENTUKAN.
UNSUR PASAL
SETIAP ORANG YG MEMBERI ATAU MENERIMA DANA KAMPANYE MELEBIHI BATAS YG DITENTUKAN SBGMN DIMAKSUD PD PSL 131 AYAT (1), DAN AYAT (2) DAN PASAL 133 AYAT (1) DAN AYAT (2).
PASAL 131 AYAT (1) : DANA KAMPANYE PEMILU YG BERASAL DR SUMBANGAN PIHAK LAIN PERSEORANGAN TDK BOLEH MELEBIHI RP. 1 MILYAR. PASAL 131 AYAT (2) : DANA KAMPANYE PEMILU YG BERASAL DR SUMBANGAN PIHAK LAIN KELOMPOK, PERUSAHAAN DAN ATAU BADAN USAHA NONPEMERINTAH TDK BOLEH MELEBIHI RP. 5 MILYAR. PASAL 133 AYAT (1) : DANA KAMPANYE CALON ANGGT DPD YG BERASAL DR SUMBANGAN PERORANGAN TDK BOLEH LEBIH RP. 250 JUTA. PASAL 133 AYAT (3) : PEMBERI SUMBANGAN HRS CANTUMKAN IDENTITAS YG JELAS.
PUSDIK BINMAS POLRI
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 6 BLN
PENJARA 24 BLN
DENDA RP 1 M
DENDA RP 5 M
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
18
277 PESERTA PEMILU MENERIMA SUMBANGAN DAN ATAU BANTUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PASAL 139.
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR PASAL
PESERTA PEMILU MENERIMA SUMBANGAN DAN ATAU BANTUAN : SBGMN DIMAKSUD PD PSL 139 :
Pasal 139 : - PIHAK ASING - PENYUMBANG YG TDK JELAS IDENTITASNYA - PEMERINTAH, PEMDA, BUMN, BUMD - PEMDES DAN BUM DESA.
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 12 BLN
PENJARA 36 BLN
DENDA RP 12 JUTA
DENDA RP 36 JUTA
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO 19
PASAL
278 DG SENGAJA MENGACAUKAN, MENGHALANGI ATAU GANGGU JALANNYA KAMPANYE PEMILU.
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR PASAL
SETIAP ORANG DENGAN SENGAJA MENGACAUKAN, MENGHALANGI ATAU MENGGANGGU JALANNYA KAMPANYE PEMILU.
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 6 BLN
PENJARA 24 BLN
DENDA RP 6 JUTA
DENDA RP 24 JUTA
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
20
279 AYAT ( 1 ) : PELAKSANA KAMPANYE KRN LALAINYA MENGAKIBATKAN TERGANGGUNYA TAHAPAN PENYELENGGARA AN PEMILU DI DESA / KELURAHAN. AYAT ( 2 ) : DLM HAL T.P TSB DILAKUKAN DENGAN KESENGAJAAN.
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR PASAL AYAT ( 1 ) : PELAKSANA KAMPANYE KRN LALAINYA MENGAKIBATKAN TERGANGGUNYA TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU DI TINGKAT DESA / KELURAHAN SBGMN DIMAKSUD PD PSL 107 AYAT ( 2 ) : DLM HAL DILAKUKAN DENGAN SENGAJA
ANCAMAN PIDANA MIN
PENJARA 3 BLN
PENJARA 12 BLN
DENDA RP 3 JUTA
DENDA RP 12 JUTA
PENJARA 6 BLN DENDA RP 6 JUTA
PENJARA 18 BLN DENDA RP RP 18 JUTA
PASAL 107 : PELAKSANA, PESERTA KAMPANYE, DAN PETUGAS KAMPANYE DG SENGAJA ATAU LALAI MENGAKIBATKAN TERGANGGUNYA PELAKSANAAN KAMPANYE PEMILU DI TINGKAT DESA / KELURAHAN.
MAX
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
21
280 SETIAP PELAKSANA, PESERTA, PETUGAS KAMPANYE DG SENGAJA ATAU LALAI AKIBATKAN TERGANGGUNYA TAHAPAN PENYELENGGARA AN PEMILU.
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR PASAL
PELAKSANA, PESERTA, ATAU PETUGAS KAMPANYE DENGAN SENGAJA MENGAKIBATKAN TERGANGGUNYA TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 6 BLN
PENJARA 24 BLN
DENDA RP 6 JUTA
DENDA RP 24 JUTA
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
22
281 DENGAN SENGAJA MEMBERIKAN KETERANGAN TDK BENAR DLM LAPORAN DANA KAMPANYE
UNSUR PASAL
SETIAP ORANG DENGAN SENGAJA MEMBERIKAN KETERANGAN TDK BENAR DLM LAPORAN DANA KAMPANYE SBGMN DIMAKSUD PD PSL 134 DAN PASAL 135 AYAT ( 1 ) DAN AYAT ( 2 ).
PASAL 134 AYAT (1) : PARPOL PESRTA PEMILU SESUAI TINGKATANYA MEMBERIKAN LAPORAN AWAL DANA KAMPANAYE PEMILU & REKENING KHUSUS DANA KAMPANYE KPD. KPU, KPU PROV, DAN KPU KAB. / KOTA PALING LAMBAT 7 HRSBL HR PERTAMA JADWAL KAMPANYE. PASAL 135 AYAT (1) : LAPAORAN DANA KAMPANYE PARPOL PESERTA PEMILU TTG PENERIMAAN & PENGELUARAN DISAMPAIKAN KPD KANTOR AKUNTAN PUBLIK YG DITUNJUK KPU PALING LAMA 15 HR SESUDAH HR. PUNGUT SUARA PASAL 135 AYAT (2) : LAPORAN DANA KAMPANYE CALON ANGGT. DPD YG MELIPUTI PENERIMAAN & PENGELUARAN DISAMPAIKAN KPD KANTOR AKUNTAN PUBLIK YG DITUNJUK OLEH KPU PALING LAMA 15 HR SESUDAH HR / TGL PUNGUT SUARA
PUSDIK BINMAS POLRI
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 6 BLN
PENJARA 24 BLN
DENDA RP 6 JUTA
DENDA RP 24 JUTA
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO 23
PASAL
282 MENGUMUMKAN HASIL SURVE / HSL. JEJAK PENDAPAT DLM. MASA TENANG.
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR PASAL
SETIAP ORANG YG UMUMKAN HASIL SURVE/HASIL JAJAK PENDAPAT DALAM MASA TENANG.
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 3 BLN
PENJARA 12 BLN
DENDA RP 3 JUTA
DENDA RP 12 JUTA
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
24
283 KETUA KPU DENGAN SENGAJA TETAPKAN JUMLAH SURAT SUARA YG DICETAK MELEBIHI JUMLAH YG DITENTUKAN.
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR PASAL
KETUA KPU DENGAN SENGAJA MENETAPKAN JUMLAH SURAT SUARA YANG DICETAK MELEBIHI JUMLAH YG DITENTUKAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PASAL 145 AYAT (2), AYAT (3), DAN AYAT (4). YG UMUMKAN HASIL SURVE/HASIL JAJAK PENDAPAT DALAM MASA TENANG.
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 12 BLN
PENJARA 24 BLN
DENDA RP 120 JUTA
DENDA RP 240 JUTA
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
25
284 SETIAP PERUSAHAAN PENCETAK SURAT SUARA DENGAN SENGAJA CETAK SURAT SUARA MELEBIHI JUMLAH YG DITETAPKAN OLEH KPU.
UNSUR PASAL
SETIAP PERUSAHAAN PENCETAK SURAT SUARA YG DENGAN SENGAJA MENCETAK SURAT SUARA MELEBIHI JML. YG DITETAPKAN OLEH KPU SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PASAL 146 AYAT (1).
PASAL 146 AYAT (1) : PERUSAHAAN PENCETAK SURAT SUARA DILARANG MENCETAK SURAT SUARA LEBIH DARI JUMLAH YG DITETAPKAN OLEH KPU DAN HARUS MENJAGA KERAHASIAAN, KEAMANAN, SERTA KEUTUHAN SURAT SUARA.
PUSDIK BINMAS POLRI
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 24 BLN
PENJARA 48 BLN
DENDA RP 500 JT.
DENDA RP 10 M
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
26
285 SETIAP PERUSAHAAN PENCETAK SURAT SUARA TDK JAGA KERAHASIAAN, KEAMANAN, DAN KEUTUHAN SURAT SUARA.
UNSUR PASAL
SETIAP PERUSAHAAN PENCETAK SURAT SUARA YG TIDAK MENJAGA KERAHASIAAN, KEAMANAN, DAN KEUTUHAN SURAT SUARA SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PASAL 146 AYAT (1).
PASAL 146 AYAT (1) : PERUSAHAAN PENCETAK SURAT SUARA DILARANG MENCETAK SURAT SUARA LEBIH DARI JUMLAH YG DITETAPKAN OLEH KPU DAN HARUS MENJAGA KERAHASIAAN, KEAMANAN, SERTA KEUTUHAN SURAT SUARA.
PUSDIK BINMAS POLRI
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 24 BLN
PENJARA 48 BLN
DENDA RP 500 JT.
DENDA RP 10 M
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO 27
PASAL
286 DG SENGAJA PD SAAT PUNGUT SUARA JANJIKAN ATAU MEMBERI UANG ATAU MATERI LAINNYA KPD PEMILIH.
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR PASAL
SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA PADA SAAT PEMUNGUTAN SUARA MEMBERIKAN UANG ATAU MATERI LAINNYA KEPADA PEMILIH SUPAYA TDK GUNAKAN HAK PILIHNYA, ATAU MEMILIH PESERTA PEMILU TERTENTU ATAU GUNAKAN HAK PILIHNYA DG CARA TERTENTU SEHINGGA SURAT SUARANYA TDK SAH.
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 12 BLN
PENJARA 36 BLN
DENDA RP 6 JUTA
DENDA RP 36 JUTA
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
28
287 DG. SENGAJA GUNAKAN KEKERASAN ATAU ANCAMAN KEKERASAN DAN ATAU HALANGI SESEORANG YG AKAN LAKUKAN HAKNYA UNTUK MEMILIH ATAU LAKUKAN KEGIATAN YG MENIMBULKAN GANGGUAN KETERTIBAN & KETENTRAMAN PELAKSANAAN PUNGUT SUARA.
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR PASAL
SETIAP ORANG YG DENGAN SENGAJA MENGGUNAKAN KEKERASAN ATAU ANCAMAN KEKERASAN DAN ATAU MENGHALANGI SESEORANG YG AKAN MELAKUKAN HAKNYA UMTUK MEMILIH ATAU MELAKUKAN KEGIATAN YG MENIMBULKAN GANGGUAN KETERTIBAN & KETENTRAMAN PELAKSANAAN PEMUNGUTAN SUARA.
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 6 BLN
PENJARA 24 BLN
DENDA RP 6 JUTA
DENDA RP 24 JUTA
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
29
288 DG SENGAJA LAKUKAN PERBUATAN YG SEBABKAN SUARA SEORANG PEMILIH JADI TDK BERNILAI ATAU SEBABKAN PESERTA PEMILU TERTENTU MENDAPAT TAMBAHAN SUARA ATAU PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU MENJADI BERKURANG.
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR PASAL
SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA MELAKUKAN PERBUATAN YG MENYEBABKAN SUARA SEORANG PEMILIH MENJADI TDK BERNILAI ATAU MENYEBABKAN PESERTA PEMILU TERTENTU MENDAPAT TAMBAHAN SUARA ATAU PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU MENJADI BERKURANG.
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 12 BLN
PENJARA 36 BLN
DENDA RP 12 JT.
DENDA RP 36 JUTA
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
30
289 DG. SENGAJA PADA SAAT PUNGUT SUARA MENGAKU DIRINYA SEBAGAI ORANG LAIN.
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR PASAL
SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA PADA SAAT PEMUNGUTAN SUARA MENGAKU DIRIRNYA SEAGAI ORANG LAIN
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 6 BLN
PENJARA 18 BLN
DENDA RP 6 JUTA
DENDA RP 18 JUTA
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
31
290 PD WAKTU PUNGUT SUARA SENGAJA BERI SUARANYA LEBIH DR SATU KALI DI SATU ATAU LEBIH TPS.
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR PASAL
SETIAP ORANG YG PADA WAKTU PEMUNGUTAN SUARA DENGAN SENGAJA MEMBERIKAN SUARANYA LEBIH DARI SATU KALI DI SATU ATAU LEBIH TPS.
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 6 BLN
PENJARA 18 BLN
DENDA RP 6 JUTA
DENDA RP 18 JUTA
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
32
291 DENGAN SENGAJA GAGALKAN PEMUNGUTAN SUARA.
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR PASAL
SETIAP ORANG YG DENGAN SENGAJA MENGGAGALKAN PEMUNGUTAN SUARA
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 24 BLN
PENJARA 60 BLN
DENDA RP 24 JT.
DENDA RP 60 JUTA
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
33
292 MAJIKAN/ATASAN TDK BERIKAN KESEMPATAN KPD PEKERJA UTK BERIKAN SUARANYA PD PUNGUT SUARA KECUALI DG ALASAN PEKERJAAN TSB TDK BISA DITINGGALKAN.
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR PASAL
SEORANG MAJIKAN / ATASAN YG TDK BERIKAN KESEMPATAN KPD SEORANG PEKERJA UTK BERIKAN SUARANYA PADA PEMUNGUTAN SUARA KECUALI DG ALASAN BHW PEKERJAAN TSB. TDK BISA DITINGGALKAN
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 6 BLN
PENJARA 12 BLN
DENDA RP 6 JT.
DENDA RP 12 JUTA
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
34
293 DENGAN SENGAJA MERUSAK ATAU HILANGKAN HASIL PUNGUT SUARA YG SUDAH DISEGEL.
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR PASAL
SETIAP ORANG YG DENGAN SENGAJA MERUSAK ATAU MENGHILANGKAN HASIL PEMUNGUTAN SUARA YANG SUDAH DISEGEL
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 12 BLN
PENJARA 36 BLN
DENDA RP 12 JT.
DENDA RP 36 JUTA
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
35
294 KETUA & ANGGT KPPS/KPPSLN DG SENGAJA TDK BERIKAN SURAT SUARA PENGGANTI HANYA SATU KALI KPD PEMILIH YG TERIMA SURAT SUARA YG RUSAK & TDK CATAT SURAT SUARA YG RUSAK DALAM BERITA ACARA.
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR PASAL
KETUA / ANGGOTA KPPS/KPPSLN YANG DENGAN SENGAJA TDK MEMBERIKAN SURAT SUARA PENGGANTI HANYA SATU KALI KPD. PEMILIH YG MENERIMA SURAT SUARA YG RUSAK DAN TIDAK MENCATAT DLM BERITA ACARA. SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PASAL 155 AYAT (2)
PASAL 155 AYAT ( 2 ) : APABILA PEMILIH MENERIMA SURAT YG TERNYATA RUSAK, PEMILIK DAPAT MEMINTA SURAT SUARA PENGGANTI KPD KPPS DAN KPPS WAJIB MEMBERIKAN SURAT SUARA PENGGANTI HANYA 1 (SATU) KALI & MENCATAT SURAT SUARA YG RUSAK DLM BERITA ACARA
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 3 BLN
PENJARA 12 BLN
DENDA RP 3 JT.
DENDA RP 12 JUTA
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
36
295 MEMBANTU PEMILIH DG SENGAJA BERITAHUKAN PILIHAN PEMILIH KPD ORANG LAIN.
UNSUR PASAL
SETIAP ORANG YANG MEMBANTU PEMILIH DENGAN SENGAJA MEMBERITAHUKAN PILIHANNYA KEPADA ORANG LAIN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PASAL 156 AYAT (2)
PASAL 156 AYAT ( 2 ) : ORANG LAIN YG MEMBANTU PEMILIH DLM MEMBERIKAN SUARANYA SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1) WAJIB MERAHASIAKAN PILIHANNYA. AYAT (1) : PEMILIH TUNANETRA, TUNADAKSA DAN YG MEMPUNYAI HALANGAN FISIK LIN SAAT MEMBERIKAN SUARANYA DI TPS DPT. DIBANTU OLEH ORANG LAIN ATAS PERMINTAAN PEMILIH.
PUSDIK BINMAS POLRI
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 3 BLN
PENJARA 12 BLN
DENDA RP 3 JT.
DENDA RP 12 JUTA
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
37
296 AYAT (1) : KPU KAB/KOTA TDK MENETAPKAN PEMUNGUTAN SUARA ULANG DI TPS SEMENTARA PERSYARATANYA TERPENUHI
UNSUR PASAL AYAT ( 1 ) :
PUSDIK BINMAS POLRI
MIN
MAX
PENJARA 6 BLN
PENJARA 24 BLN
DENDA RP 6 JT.
DENDA RP 24 JUTA
PENJARA 3 BLN
PENJARA 12 BLN
DENDA RP 3 JT
DENDA RP. 12 JT.
AYAT ( 2 ) :
AYAT (2) : KETUA & NGGT KPPS DG SENGAJA TDK MELAKSANAKAN KETETAPAN KPU KAB/KOTA UTK LEKSANAKAN PUNGUT SUARA ULANG DI TPS
KPU KAB / KOTA TDK MENETAPKANPUNGUT SUARA ULANG DI TPS SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PSL 220 AYAT (2) . SEMENTARA PERSYARATAN DLM UU TELAH TERPENUHI.
ANCAMAN PIDANA
KETUA / ANGGOTA KPPS DENGAN SENGAJA TDK MELAKSANAKAN KETETAPAN KPU KAB/KOTA UTK MELAKSANAKAN PUNGUT SUARA ULANG DI TPS.
PASAL 220 AYAT ( 2 ) : USUL KPPS DITERUSKAN KPD PPK UTK SELANJUTNYA DIAJUKAN KPD KPU KAB/KOTA UTK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DIASAKANNYA PEMUNGUTAN SUARA ULANG.
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
38
297 KRN LALAINYA MENYEBABKAN RUSAK ATAU HILANGNYA BERITA ACARA PUNGUT SUARA, HITUNG SUARA & SERTIFIKAT HITUNG SUARA YG SUDAH DISEGEL.
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR PASAL
SETIAP ORANG YANG KARENA LALAINYA MENYEBABKAN RUSAK ATAU HILANGNYA BERITA ACARA PEMUNGUTAN SUARA, PENGHITUNGAN SUARA DAN SERTIFIKAT PENGHITUNGAN SUARA YANG SUDAH DISEGEL.
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 12 BLN
PENJARA 60 BLN
DENDA RP 500 JT.
DENDA RP 1 M.
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
39
298 DENGAN SENGAJA UBAH BERITA ACARA HASIL HITUNG SUARA DAN ATAU SERTIFIKAT HASIL HITUNG SUARA.
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR PASAL
SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA MENGUBAH BERITA ACARA HASIL PENGHITUNGAN SUARA DAN ATAU SERTIFIKAT HASIL PENGHITUNGA NSUARA.
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 12 BLN
PENJARA 60 BLN
DENDA RP 500 JT.
DENDA RP 1 M
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
40
299 ANGGOTA KPU DAN PPK KRN LALAINYA AKIBATKAN HILANG ATAU BERUBAHNYA BERITA ACARA HASIL REKAP PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA DAN ATAU SERTIFIKAT PENGHITUNGAN SUARA.
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR PASAL AYAT ( 1 ) :
ANGGOTA KPU, KPU PROV, KPU KAB/KOTA & PPK KARENA KELALAINNYA MENGAKIBATKAN HILANG ATAU BERUBAHNYA BERITA ACARA HASIL REKAPITULASI PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA DAN ATAU SERTIFIKAT PENGHITUNGAN SUARA.
ANCAMAN PIDANA MIN
PENJARA 6 BLN
PENJARA 12 BLN
DENDA RP 6 JT.
DENDA RP 12 JUTA
PENJARA 12 BLN
PENJARA 24 BLN
DENDA RP 12 JT.
DENDA RP 24 JT.
AYAT ( 2 ) :
DALAM HAL TINDAK PIDANA SEBAGAIMANADIMAKSUD DLM AYAT (1) DILAKUKAN KARENA KESENGAJAAN.
MAX
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
41
300 DENGAN SENGAJA MERUSAK, MENGGANGGU / MENDISTORSI SISTEM INFORMASI PENGHITUNGAN SUARA HASIL PEMILU.
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR PASAL
SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA MERUSAK, MENGGANGGU ATAU MENDISTORSI SISTEM INFORMASI PENGHITUNGAN SUARA HASIL PEMILU
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 60 BLN
PENJARA 120 BLN
DENDA RP 500 JT.
DENDA RP 1 M
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
42
301 KETUA & ANGGT. KPPS/KPPSLN DG SENGAJA TDK BUAT & TANDA TANGAN BA PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU & CALON ANGGT DPR, DPD DAN DPRD.
UNSUR PASAL
KETUA & ANGGOTA KPPS/KPPSLN DENGAN SENGAJA TIDAK MEMBUAT & MENANDA TANGANI BERITA ACARA PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU DAN CALON ANGGOTA DPR, DPDDAN DPRD SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 154 AYAT ( 3 ) :
PASAL 154 AYAT ( 3 ) : KETUA KPPS WAJIB BUAT & TANDA TANGANI B.A. KEGIATAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PD AYAT (1) DAN B.A. TERSEBUT DITANDA TANGANI PALING SEDIKIT 2 (DUA) OR ANGGOTA KPPS DAN SAKSI PESERTA PEMILU YG HADIR.
PUSDIK BINMAS POLRI
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 12 BLN
PENJARA 36 BLN
DENDA RP 6 JT.
DENDA RP 12 JT.
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
43
302 SETIAP KPPS/KPPSLN TDK BERIKAN SALINAN SATU EKSEMPLAR B.A. PUNGUT & HITUNG SUARA DAN SERTIFIKAT HASIL HITUNG SUARA KPD SAKSI PESERTA PEMILU, PANWASLU LAPANGAN, PPS, DAN PPK MELALUI PPS.
UNSUR PASAL
SETIAP KPPS/KPPSLN DENGAN SENGAJA TIDAK MEMBERIKAN SALINAN SATU EKSEMPLAR BERITA ACARA PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DAN SERTIFIKAT HASIL PENGHITUNGAN SUARA. KEPADA SAKSI PESERTA PEMILU, PEGNAWAS PEMILU LAPANGAN, PPS, DAN PPK MELALUI PPS SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 180 AYAT ( 2 ) DAN AYAT ( 3 ) :
PASAL 180 AYAT ( 2 ) : KPPS WAJIB BERIKAN 1 (SATU) EKSEMPLAR B.A. PUNGUT & HITUNG SUARA SERTA SERTIFIKAT HASIL HITUNG SUARA KPD SAKSI PESERTA PEMILU, PANWASLU LN, PPS DAN PPK MELALUI PPS PD HR. YG. SAMA PASAL 180 AYAT (3) : KPPS WAJIB MEMBERIKAN 1 (SATU) EKSEMPLAR B.A. PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA SEERTA SERTIFIKAT HASIL PENGHITUNGAN SUARA KPD SAKSI PESERTA PEMILU, PANWAS LN, DAN PPLS PD HAR IYG SAMA.
PUSDIK BINMAS POLRI
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 3 BLN
PENJARA 12 BLN
DENDA RP 3 JT.
DENDA RP 12 JT.
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
44
303 SETIAP KPPS/ KPPSLN YG TDK MENJAGA , MENGAMANKAN KEUTUHAN KOTAK SUARA.
UNSUR PASAL
SETIAP KPPS / KPPSLN TDK MENJAGA, MENGAMANKAN KEUTUHAN KOTAK SUARA, TDK MENYERAHKAN KOTAK SUARA TERSEGEL YG BERISI SURAT SUARA, B.A PUNGUT SUARA DAN SERTIFIKAT HASIL HITUNG SUARA KEPADA PPK MELALUI PPS ATAU PPLN BAGI KPPSLN PADA HARI YANG SAMA. SBGMN DIMAKSUD PSL 180 AYAT (4) DAN (5) PASAL 180 AYAT ( 4 ) :
KPPS / KPPSLN WAJIB MENYEGEL, MENJAGA DAN MENGAMANKAN KEUTUHAN KOTAK SUARA SETELAH PENGHITUNGAN SUARA. PASAL 180 AYAT ( 5 ) : KPPS/KPPSLN WAJIB SERAHKAN KOTAK SUARA TERSEGEL YG BERISI SURAT SUARA, BERITA ACARA PUNGUT SUARA SERTA SERTIFIKAT HASIL PENGHITUNGAN SUARA KPD PPK MELALUI PPS ATAU KPD PPLN BAGI KPPSLN PD HARI YANG SAMA PUSDIK BINMAS POLRI
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 6 BLN
PENJARA 18 BLN
DENDA RP 6 JT.
DENDA RP 18 JT.
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
45
304 SETIAP PANWASLU LAPANGAN YG TDK AWASI PENYERAHAN KOTAK SUARA TERSEGEL KPD. PPK & PANWASLU KEC. TDK AWASI PENYERAHAN KOTAK SUARA TERSEGEL KPD KPU KAB/KOTA.
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR PASAL
SETIAP PANAWAS LAPANGAN YG TDK AWASI PENYERAHAN KOTAK SUARA TERSEGEL KPD PPK DAN PANWASLU KECAMAMTAN YANG TIDAK AWASI PENYERAHAN KOTAK SUARA TERSEGEL KEPADA KPU KABUPATEN / KOTA SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 180 AYAT ( 6 ) :
PASAL 180 AYAT ( 6 ) : PENYERAHAN KOTAK SUARA TERSEGEL YG BERISI SURAT SUARA, BERITA ACARA PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA SERTA SERTIFIKAT HASIL PENGHITUNGAN SUARA KPD PPK SEBAGAIMANA DIMAKSUD PD AYAT (5) WAJIB DIAWASI OLEH PANWASLU LAPANGAN DAN PANWASLU KECAMATAN SERTA WAJIB DILAPORKAN KPD PANWASLU KABUPATEN / KOTA.
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 6 BLN
PENJARA 24 BLN
DENDA RP 6 JT.
DENDA RP 24 JT.
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
46
305 SETIAP PPS YG TIDAK UMUMKAN HASIL HITUNG SUARA DARI SELURUH TPS DI WILAYAH KERJANYA .
UNSUR PASAL
SETIAP PPS YG TDK MENGUMUMKAN HASIL PENGHITUNGAN SUARA DARI SELURUH TPS DI WILAYAH KERJANYA SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 181 :
PASAL 181 : PPS WAJIB MENGUMUMKAN SALINAN SERTIFIKAT HASIL PENGHITUNGANSUARA SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 180 AYAT (2), DARI SELURUH TPS DI WILAYAH KERJANYA DENGAN CARA MENEMPELKAN SALINAN TERSEBUT DI TEMPAT UMUM
PUSDIK BINMAS POLRI
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 3 BLN
PENJARA 12 BLN
DENDA RP 3 JT.
DENDA RP 12 JT.
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
47
306 KPU TDK MENETAPKAN PEROLEHAN HASIL PEMILU ANGGOTA DPR, DPD, DPRD PROV DAN DPRD KAB / KOTA SECARA NASIONAL.
UNSUR PASAL
KPU TDK MENETAPKAN PEROLEHAN HASIL PEMILU DPR, DPD, DPRD PROVINSI DAN DPRD KABUPATEN / KOTA SECARA NASIONAL SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 199 AYAT ( 2 ) :
PASAL 199 AYAT ( 2 ) : KPU WAJIB MENETAPKAN SECARA NASIONAL HASIL PEMILU ANGGOTA DPR, DPD, DPRD PROVINSI DAN DPRD KABUPATEN / KOTA
PUSDIK BINMAS POLRI
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 24 BLN
PENJARA 60 BLN
DENDA RP 240 JT.
DENDA RP 600 JT.
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
48 307 SETIAP ORANG ATAU LEMBAGA MELAKUKAN PENGHITUNGAN CEPAT YG UMUMKAN HASIL PENGHITUNGAN CEPAT PD HR/TGL PUNGUT SUARA.
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR PASAL
SETIAP ORANG ATAU LEMBAGA MELAKUKAN PENGHITUNGAN CEPAT YANG MENGUMUMKAN HASIL PENGHITUNGAN CEPAT PADA HARI/TGL PEMUNGUTAN SUARA.
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 6 BLN
PENJARA 18 BLN
DENDA RP 6 JT.
DENDA RP 18 JT.
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
49 308 SETIAP ORANG ATAU LEMBAGA MELAKUKAN PENGHITUNGAN CEPAT YG TDK BERITAHUKAN BHW HASIL HITUNG CEPAT BUKAN MERUPAKAN HASIL RESMI PEMILU.
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR PASAL
SETIAP ORANG ATAU LEMBAGA MELAKUKAN PENGHITUNGAN CEPAT TIDAK MEMBERITAHUKAN BAHWA HASIL PENGHITUNGAN CEPAT BUKAN MERUPAKAN HASIL RESMI PEMILU
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 6 BLN
PENJARA 18 BLN
DENDA RP 6 JT.
DENDA RP 18 JT.
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
50
309 KETUA & ANGGOTA KPU, KPU PROV DAN KPU KAB / KOTA TDK LAKSANAKAN PUTUSAN PENGADILAN YG TELAH MEMPEROLEH KEKUATAN HUKUM TETAP.
UNSUR PASAL
KETUA & ANGGOTA KPU, KPU PROVINSI, KPU KABUPATEN / KOTA TIDAK MELAKSANAKAN PUTUSAN PENGADILAN YANG TELAH MEMPEROLEH KEKUATAN HUKUM TETAP SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 257 AYAT (2) :
PASAL 257 AYAT ( 2 ) : KPU, KPU PROVINSI, KPU KABUPATEN / KOTA WAJIB MENINDAK LANJUTI PUTUSAN PENGADILAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (1). PASAL 257 AYAT ( 1 ) :
PUSDIK BINMAS POLRI
PUTUSAN PENGADILAN THD KASUS PELANGGARAN PIDANA PEMILU YG MENURUT UU INI DAPAT MEMPENGARUHI PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU HARUS SUDAH SELESAI PALING LAMA 5 (LIMA) SEBELUM KPU MENETAPKAN HASIL PEMILUSECARA NASIONAL..
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 12 BLN
PENJARA 24 BLN
DENDA RP 12 JT.
DENDA RP 24 JT.
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO
PASAL
51
310 KETUA & ANGGOTA BAWASLU, PANWASLU PROV, PANWASLU KAB. / KOTA, PANWASLU KEC. DAN ATAU WASLU LAPANGAN/ PENGAWAS PEMILU LUAR NEGERI DENGAN SENGAJA TIDAK MENINDAK LANJUTI TEMUAN DAN ATAU LAPORAN PELANGGARAN PEMILU.
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR PASAL
KETUA & ANGGOTA : - BAWASLU, - PANWASLU PROV, - PANWASLU KAB. / KOTA, - PANWASLU KEC. - DAN ATAU WASLU LAPANGAN - PENGAWAS PEMILU LUAR NEGERI DENGAN SENGAJA TIDAK MENINDAK LANJUTI TEMUAN DAN ATAU LAPORAN PELANGGARAN PEMILU YG DILAKUKAN KPU, KPU PROV, KPU KAB/KOTA, PPK, PPS/PPLN DAN ATAU KPPS/KPPSLN
DLM SETIAP TAHAPAN PEMILU.
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
PENJARA 3 BLN
PENJARA 36 BLN
DENDA RP 3 JT.
DENDA RP 36 JT.
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
NO 52
PASAL
311
PENYELENGGARA PEMILU MELAKUKAN PELANGGARAN PIDANA PEMILU SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 260, PASAL 261, PASAL 262, PASAL 265, PASAL 266, PASAL 269, PASAL 270, PASAL 276, PASAL 278, PASAL 281, PASAL 286, PASAL 287, PASAL 288, PASAL 289, PASAL 290, PASAL 291, PASAL 293, PASAL 295, PASAL 297, PASAL 298, PASAL 300, MAKA PIDANA BAGI YBS DITAMBAH 1/3 DR KETENTUAN PIDANA YG DITETAPKAN DLM PASAL-PASAL TSB.
PUSDIK BINMAS POLRI
UNSUR PASAL
PENYELENGGARAN PEMILU MELAKUKAN PELANGARAN PIDANA PEMILU SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM : PASAL 260, PASAL 261, PASAL 262, PASAL 265, PASAL 266, PASAL 269, PASAL 270, PASAL 276, PASAL 278, PASAL 281, PASAL 286, PASAL 287, PASAL 288, PASAL 289, PASAL 290, PASAL 291, PASAL 293, PASAL 295, PASAL 297, PASAL 298, PASAL 300. MAKA PIDANA YBS DITAMBAH 1/3 DR KETENTUAN PIDANA YG DITETAPKAN DLM PASAL-PASAL TERSEBUT.
ANCAMAN PIDANA MIN
MAX
KET
PUSDIK BINMAS POLRI
PUSDIK BINMAS POLRI