PERATURAN FORMAL DAN INFOMRAL DALAM POLUSI INDUSTRI : PERBANDINGAN FAKTA DARI INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT
Sheoli Pargal Hemamala Hetige Manujula Singh David Wheeler
Teori
ekonomi
dan
penelitian
empiris
saat
ini
menyatakan bahwa ketika regulasi formal polusi kurang dari 100 efektif, dipengaruhi oleh komunitas yang dapat bernegosiasi
kurangnya
perusahaan
dalam
menekankan
”regulasi informal” mereka. Dengan menggunakan model equilibrium eksistensi
pollution, regulasi
artikel
informal
ini yang
mengkonfirmasikan signifikan
untuk
polutan yang tidak teregulasi baik di Indonesia dan Amerika
serikat
seperti
halnya
polutan
regulasi
di
Amerika Serikat. Mengkombinasikan
data
tingkat
perusahaan
dengan
data masyarakat di kedua negara, regresi menunjukkan bahwa
meskipun
telah
mengalami
pengawasan
variabel
ekonomi secara tradisional sebagai tingkat output dan input
harga
seperti
pada
karakteristik
perusahaan,
misalnya dalam hal sektor industri dan umur, pendapatan perkapita
masyarakat
secara
signifikan
lebih
rendah
dari kedua negara dan polutan yang teregulasi dan tidak teregulasi di Amerika serikat, sepertinya dikarenakan
pengaruh pendapatan pada preferensi kualitas lingkungan dan kemampuan membawa tekanan pada polusi perusahaan. Artikel
ini
pemerintah,
dimulai
menggunakan
pengaturannya,
dengan
berbagai
kebijakan
sebagai
premis
bahwa
instrumen
dalam
agen
publik
dalam
meregulasi polusi. Ketika mekanisme regulator tidak ada atau kurang efektif, masyarakat mencari alat lain dalam menerjemahkan
preferensi
mereka
menjadi
sebuah
realitas. Penelitian empiris terakhir mengindikasikan penyebaran
eksistensi
regulasi
”informal”
dalam
komunitas seringkali dapat bernegosiasi dengan tekanan polusi
perusahaan
secara
informal
dalam
kedekatan
mereka untuk dibersihkan. Mekanisme perintah
dan
konsentrasi
peraturan pengawasan
dan
standar
formal
menyimpulkan
instrumen
(memenuhi
teknologi)
dan
bahwa standar
instrumen
t
berdasarkan pasar (pengisian emisi, pengurangan kredit, perdagangan
surat
ijin).
Peraturan
informal
juga
memiliki beberapa bentuk, termasuk tuntutan kompensasi oleh
komunitas
mereka,
pengasingan
sosial
dalam
karyawan perusahaan, perlakukan kekerasan fisik, boikot produk
perusahaan,
dan
usaha
untuk
mengontrol
dan
publikasi emisi perusahaan (lihat Pargal dan Wheeler, 1996). Peraturan informal harus dibatasi untuk kasus yang tidak
ada
dalam
peraturan
formal.
Jika
standar
peraturan dan institusi ada, yang paling efektif bagi taktik peraturan informal adalah melaporkan kejahatan tersebut dalam standar legal.
Dalam informal
tulisan akan
ini,
dijelaskan
menjadi
peraturan
bahwa
peraturan
formal
dengan
meninggalkan gap antara pertimbangan yang secara aktual dan
lokal
mengacu
pada
kualitas
lingkungan.
Jika
hipotesis dalam penelitian ini benar, peneliti menilai tentang regulasi informal di negara berkembang, bahwa regulasi formal tentang polusi tidak ada atau kurang efektif. Dalam artikel ini, penulis dengan data perusahaan dan masyarakat dari Amerika serikat dan Indonesia di uji untuk mempelajari pengaruh peraturan informal dalam model umum pada ”titik keseimbangan polusi”. Di Amerika Serikat dan Indonesia memberikan kasus pengujian yang bagus, karena kedua negara hampir mampu melawan peraturan dan sosioekonomi. Di Amerika Serikat, banyak sekali polutan air dan udara telah diatur dalam tingkat nasional di lebih dari dua tahun terakhir. Pada departemen
perlindungan
lingkungan
Amerika
Serikat
memiliki pegawai yang banyak, memiliki fasilitas teknis dan
catatan
lingkungan. standar
tentang
peningkatan
Sebaliknya,
peraturan
di
sebelum
peningkatan
standar
Departemen
pengawas
Indonesia tahun
terbatas
tidak
1992,
hanya
(BAPEDAL)
pengendalian dan
pada
sangat
memiliki sekarang
polusi
air.
terbatas,
staf
teknis hampir tidak ada, dan sedikit sekali kebijakan yang
biasa
diambil
oleh
departemen
ini
dalam
penyesuaian fasilitasnya. Perbedaan sosioekonomi.
yang
ekstrim
Amerika
juga
Serikat
terhadap
merupakan
pada
data
salah
satu
yang terbesar di dunia, masyarakatnya berpendidikan, sedangkan
di
Indonesia
mulai
mencapai
situasi
berpendapatan
rendah
menengah
setelah
mengalami
pertumbuhan yang cepat dalam tiga dekade terakhir dan pertumbuhan dan industrialisasi. Kedua negara memiliki perbedaan
yang
sangat
jauh
dalam
hal
geografis
dan
sosial. Penulis berharap standar emisi per unit output di Indonesia lebih ditingkatkan lagi. Dalam artikel ini penulis menganalisa perbandingan ekonometrik
tingkat
emisi
perusahaan
di
masyarakat
kedua negara. Untuk geografis di Amerika Serikat dan kabupaten untuk
di
emisi
peraturan
Indonesia.
Di
Amerika
pada
dua
peraturan
polutan
air
dan
total
Serikat,
polutan emosi
regresi
udara, racun,
dua yang
kesemuanya tidak secara formal didalam peraturan. Di Indonesia BOD (biological oxygen demand), seperti yang dilaporkan Pargal dan Wheeler (1996). BOD (biological oxygen demand) adalah salah satu polutan yang menjadi sampel data dalam penelitian di Indonesia
Latar belakang institusional kondisi
sosioekonomi
dan
sejarah
peraturan
merupakan hal yang berbeda di Indonesia dan Amerika Serikat. Berikut ini gambaran kondisi peraturan tentang polusi di kedua negara.
Peraturan di Amerika Serikat Kriteria polutan udara dan air telah lama diatur dalam metode pengawasan di Amerika Serikat. Pengawasan polutan
air
secara
konvensional
telah
berdasarkan
standar nasional pada tingkat industri, yang ditentukan dari
spesifikasi
teknologi.
Pada
tahun
1987
telah
dikeluarkan berkala
Tocix
untuk
Release
satu
tahun.
Inventory Hukuman
(TRI)
secara
substansial
dapat
ditentukan karena kesalahan atau tidak menurut batasan keharusan
yang
ditetapkan.
menaksir
kinerja
Pemerintah
perusahaan
dan
daerah
harus
bertindak
atas
informasi yang diperoleh tentang kadar di perusahaan tersebut, yaitu dengan negosiasi, pertimbangan publik, kepantasan warga dan seterusnya. Amerika administrasi polusi
Serikat formal,
udara
dan
telah
menggunakan
peraturan
air
dalam
sistem
pengawasan dua
dekade
kriteria terakhir.
Penggunaan yang terbatas pada polusi akibat perniagaan telah dimulai, dengan program nasional untuk emisi SO2 melalui revisi kebijakan kebersihan udara.
Peraturan di Indonesia Peraturan di Indonesia dimulai tahun 1992, dengan membuat volume maksimum dan konsentrasi (dalam kilogram per ton output) untuk emisi BOD dan polutan air lainnya di 14 sektor industri (seperti tekstil dan industri kayu
serbuk).
pengawasan mencakup
dan
Sampai
tahun
penekanan
sekitar
5
1995
”Kali
persen
dilakukan
Bersih”,
perusahaan
program
program
manufaktur
ini di
Indonesia untuk 11 sungai besar di pulau jawa.
Model keseimbangan emisi dibawah peraturan informal artikel ini memberi gambaran versi model peraturan informal
yang
dikembangkan
oleh
Pargal
dan
wheeler
(1996). Makan implisit ”harga” polisi adalah hukuman yang diharapkan atau kompensasi atas apa yang diderita
masyarakat.
Optimasi
masyarakat
terhadap faktor polusi
untuk
bertoleransi
muncul secara signifikan ketika
pekerjaan signifikan, kontrak daerah dan tingkat pajak. Peraturan informal dan ekonomi Coasin Penulis peraturan
menjelaskan
informal
hubungan
dan
ekonomi
dan
proses
eksternalitas
pandangan
lingkungan.
departemen
pengatur
antara Coasin
Keduanya
konsep terhadap
mempertimbangkan
yang
diinternalkan
dan
pengetahuan
dalam tentang
eksternalitas yang diciptakan oleh kebijakan tentang pencipta polusi dan orang yang terkena dampak polusi.
Suplai lingkungan Peraturan
informal
mencerminkan
faktor
implisit
daerah yang dapat diterima dalam hak masyarakat tentang lingkungan.
Masyarakat
menciptakan
hukuman
menggunakan
(biaya)
pengaruhnya
kepada
untuk
perusahaan
yang
emisinya dinilai masyarakat sudah tidak mau mentolerir tingkat polusi perusahaannya. Hasil beberapa survei di Asia
menyatakan
beberapa
bahwa
faktor:
penjadwalan
tingkat
tergantung
organisasi
pada
masyarakat,
informasi, pergantian sistem politik atau hukum, media, adanya organisasi non-pemerintahan, efisiensi peraturan formal
yang telah ada dan kesempatan waktu.
Tuntutan lingkungan Menghadapi
jadwal
suplai
lingkungan,
setiap
perusahaan harus mengatur polusi secara optimal terkait dengan biaya
jadwal
tuntutan
minimisasi.
polusi,
Seperti
yang
yang
dihasilkan
ditulis
Pargal
dari dan
Wheeler
(1996),
tentang
potensi
tuntutan
ketentuan
penjadwalan
yang
tuntutan
signifikan lingkungan
mencakup sektor industri, tingkat output, input harga relatif, hasil dan efisiensi teknologi dan untuk kasus di Indonesia, kepemilikan perusahaan. DATA Data di Amerika Serikat digunakan untuk meneliti perolehan
data
dengan
menggabungkan
jumlah
data
manufaktur dari database birokrasi, pendapatan daerah dan data populasi dari Amerika Serikat, dan data EPA dari berbagai sumber. Sedangkan data sensus manufaktur dan sosioekonomi di
Indonesia
polusi
air
dikombinasikan
pabrik
yang
dari
diukur
observasi
sebagai
tingkat
bagian
dari
menteri lingkungan hidup tentang program PROKASI selama periode 1989-1990-an. Variabel Amerika Serikat Untuk variabel dependen kasus di Amerika Serikat ini peneliti menganalisa dengan menggunakan dua polutan udara (SO2 dan TSP), dua polutan air (BOS dan TSS) dan kuantitas total racun. Peneliti mengukur volume emisi dalam kilogram per hari untuk BOD (biological oxygen demand) dan TSS, dan racun, SO2, dan TSP dalam pound per tahun. Data untuk indeks harga energi di Amerika Serikat diperoleh untuk masing-masing negara bagian pada tahun 1987. peneliti melakukan pengukuran langsung terhadap harga
material
relatif
dengan
setiap
sektor
mengeluarkan hasil penghitungan data dari regresi.
dan
Deskripsi data Data yang diteliti di Amerika Serikat merupakan data racun tertinggi, dengan 12.005 penelitian terhadap IRD
dan
TRI.
Karakteristiknya
di
lebih
dari
2.000
wilayah adalah signifikan. Populasi data untuk Amerika Serikat
di
tahun
1987,
informasi
emisi
dari
878
perusahaan dalam database AIRS berkaitan dengan LRD> karakteristik
masyarakat
kurang
terdistribusi,
jangkauanya antara 137 dan 1.281 jiwa per mil untuk kepadatan
penduduk
di
tiga
kuartal
pertama
dan
berpendapatan per kapita 12.500 US $.
HASIL PENELITIAN Hasil ekonometrik untuk Indonesia dari Pargal dan Wheeler (1996) ditunjukkan di Tabel 1 dan hasil untuk Amerika Serikat di tabel 2.
Variable Standar Demand Diantara ekonomi
variabel
menciptakan
berbagai
kasus,
standar hasil
kecuali
demand,
yang
SO2
hanya
konsisten.
di
Amerika
skala Dalam
Serikat,
elastisitas emisi output secara signifikan kurang dari 1.
intensitas
secara
umum
berkurang
dengan
output
perusahaan, mencerminkan skala ekonomi berkurang. Hasil nilai input menunjukkan tidak adanya bentuk yang
konsisten
pekerja emisi
dan BOD
terhadap
energi
antar
(biological
substitutabilitas polutan. oxygen
dengan
Untuk
Indonesia,
demand),
merupakan
material
kasar
dan
hasilnya
adalah
signifikan
(JAVA
dalam tabel 1). Pengaruh harga
buruh
harga dan
tidak
negeri
signifikan.
Di
bervariasi,
Indonesia,
sehingga
hanya
sedikit berpengaruh pada intensitas emisi.
Variabel perusahaan dan pabrikan khusus. Kecuali
di
sektor
yang
berbeda,
pabrikan
dan
karakteristik perusahaan menunjukkan bukti yang sedikit tentang
konsistensi
regresi
ini.
dan
Nilai
dampak
yang
yang
signifikan
ditambahkan
untuk
pada
pekerja
negatif, dan signifikan dengan intensitas emisi untuk dua variabel yang menggunakan peraturan tidak formal. Hasil penemuan untuk variabel buatan sektoral pada umumnya
konsisten
dengan
intensitas
polusi
relatif.
Intensitas BOD (biological oxygen demand) untuk produk wood tidak signifikan, hal ini berbeda dengan rata-rata perusahaan manufaktur lainnya. Kesimpulannya, karakteristik dalam
penelitian
perusahaan
menentukan
dan
intensitas
ini
menyatakan
pabrikan emisi
lebih dalam
bahwa penting
regulasi
ekonomi mingguan daripada regulasi lainnya. Di Amerika Serikat, peneliti menemukan kuatnya skala dan pengaruh sektoral, tapi tidak konsisten dengan pengaruh buatan dan
efisiensi.
hasilnya
dalam
Bagaimanapun bentuk
juga,
tahunan,
untuk
Indonesia
efisiensi
dan
kepemilikan publik konsisten atau searah dengan hasil penelitian
di
Banglades,
India,
Thailand
dalam
penelitian lainnya (Huq dan Wheeler 1993 dan Hartman, Huq dan Wheeler 1997).
Variabel masyarakat atau peraturan informal Penelitian
ini
menyatakan
bahwa
kekuatan
masyarakat aalah dapat menjalar, meskipun ada kekuatan peraturan
formal.
elastitisitas
Di
Amerika
intensitas
Serikat emisi
dan
Indonesia,
dengan
respek
penghasilan masyarakat adalah negatif, besar dan secara umum signifikan. Hasil pendapatan kritis untuk hipotesis utama dan seperti dicatat sebelumnya, terdapat beberapa resiko penyelewengan
dampak
estimasi
ketika
pendapatan
perkapita digunakan untuk mewakili peraturan informal daerah. Dalam peraturan informal, dampaknya diestimasikan relatif
dalam
pertimbangan:
ukurannya, pertama,
yang
mencerminkan
visibilitas
sebagai
dua
penyebab
polusi dan keuntungan yang diberikan perusahaan kepada masyarakat yang dipekerjakan sebagai karyawan.
Kesimpulan Dalam artikel ini data dari Amerika Serikat dan Indonesia di uji dengan model equilibrium polusi dalam regulasi informal. Hasil penelitian menunjukkan elemen lintas negara dan polutan : 1. pengurangannya
biasanya
tertuju
pada
skala
ekonomi yang signifikan 2. di
berbagai
negara,
harga
negeri
dan
pekerja
memiliki dampak yang sedikit terhadap intensitas polusi 3. pendapatan
masyarakat
memiliki
negatif terhadap intensitas polusi.
kaitan
yang