JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
1
Perancangan Website Dekranasda Kota Surabaya Dengan Konsep My Second Craft Workbench Mirza Ali, Nugrahadi Ramadhani, SSn, MT Jurusan Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected]
Abstrak— website merupakan salah satu media informasi yang mempunyai pengguna sangat besar terutama di negara Indonesia. Lebih dari 50 juta masyarakat Indonesia bermain internet dan membuka website setiap harinya. Dengan jumlah pengguna yang begitu besar, banyak perusahaan yang berlomba-lomba untuk menggunakan media website sebagai ajang promosi perusahaan mereka, hal ini juga dirasakan oleh pemerintah disetiap daerah. Dikarenakan melalui website kita dapat memberikan semua informasi yang ingin kita sampaikan atau yang ingin diketahui oleh pengguna atau target kita. Melalui website juga kita dapat menjalin suatu komunikasi dengan pengguna secara langsung seperti yang terdapat pada beberapa website jejaring sosial saat ini. Dengan adanya komunikasi kita dapat mengetahui seberapa besar loyalitas pengguna terhadap perusahaan kita, hal seperti itulah yang perlu kita ketahui dan dapat kita peroleh melalui media website. Desain website yang baik adalah desain yang mengutamakan kenyamanan pengguna dalam mengakses seperti navigasi yang mudah, pemilihan warna yang nyaman, ukuran text yang sesuai dan informasi yang dibutuhkan bagi pengguna. Kata Kunci— Dekranasda Surabaya, Media Informasi, Kerajinan, Website.
I. PENDAHULUAN
D
ekranasda Kota Surabaya merupakan organisasi semi pemerintah yang bergerak dibidang kerajinan sesuai daerah masing-masing, karena peneliti membahasan Dekranasda Kota Surabaya maka bidang kerajinannya merupakan bidang kerajinan dari kota Surabaya. Dekranasda mempunyai tujuan yaitu meningkatkan taraf hidup masyarakat Surabaya terutama dalam bidang kerajinan, untuk itu tugas dari Dekranasda adalah membina masyarakat untuk bisa memproduksi kerajinan, selain itu juga membina dan membantu mulai dari memberikan semangat, permodalan hingga pemasaran samapi merekan menjadi seseorang entrepreneur di bidang kerajinan.
250 200 150 100 50 0
Perkembangan Anggota Dekranasda 2008-2010
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Perkembangan anggota Dekranasda 2008-2010
Diagram1. Perkembangan Anggota Dekranasda
Perkembangan bidang kerajinan saat ini di Surabaya sangatlah berkembang pesat pada 2 tahun terakhir ini. Tercatat pada tahun 2008 terdapat 174 pengrajin yang saat itu terdaftar menjadi anggota Dekranasda. Dan kemudian pada tahun 2009 menurun menjadi 159 hal ini disebabkan dari 174 itu ada beberapa yang tidak dapat meneruskan bisnis kerajinan mereka disebabkan karena usia yang semakin tua, selain itu ada juga yang meninggal dll. 1 Namun pada tahun 2010 yang dimana kepengurusan walikota yang baru dan ketua Dekranasda yang baru, jumlah anggota pengrajin berkembang pesat menjadi 236 pengrajin untuk tahun 2010. 2 Adapula beberapa kegiatan dari Dekranasda kota Surabaya untuk membantu meningkatkan kualitas dari para pengrajin dan juga produk kerajinan yang dihasilkan mereka para pengrajin, seperti pelatihan, pameran, dan kegiatan promosi lainnya. Saat ini salah satu kegiatan yang sering diselenggarakan oleh Dekranasda adalah promosi berupa pameran karena terdapat data bahwa dari jumlah pengrajin Dekranasda 236, 164 diantaranya mengalami kendala dibagian pemasaran, hampir 70% dari jumlah keseluruhan anggota. 3 Dekranasda kota Surabaya mempunyai tugas untuk melaksanakan pendidikan dan latihan dalam rangka meningkatkan kualitas produksi hingga SDM pengrajin yang akan berdampak pada peningkatan daya saing hasil produksi serta peningkatan ketrampilan yang pada akhirnya mampu 1
Hasil wawancara Ibu Antiek, ketua Dekranasda Kota Surabaya Data keanggotaan Dekranasda Kota Surabaya 3 Data keanggotaan Dekranasda Kota Surabaya 2
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 meningkatkan pendapatan keluarga para pengrajin. Untuk itu Dekranasda kota Surabaya sering mengadakan pelatihan bagi para pengrajin dengan pembahasan antara lain pelatihan tentang desain kemasan produk kerajinan, desain kerajinan computer dll. Namun tidak semua pengrajin dapat mengikuti karena keterbatasan waktu dan tempat, dari data keikutan pengrajin akan pelatihan rata-rata dalam setiap pelatihan hanya diikuti oleh 12 hingga 18 pengrajin saja, 4 sehingga sisa dari para pengrajinnya tidak mengikuti dan mendapatkan pengetahuan pembahasan pelatihan tersebut. Hal ini juga diperkuat data peneliti yang menjelaskan 47% responden pengrajin Dekranasda jarang sekali mengikuti Pelatihan yang diselenggarakan Dekranasda, 40% beberapa kali saja sedangkan yang sering mengikuti pelatihan hanya 13%. 5 Hal ini membuktikan masih banyak pengrajin yang belum mendapat informasi atau pengetahuan tentang apa yang dibahas saat pelatihan.
2
Gambar 2. Website Dekranasda saat ini
Saat ini Dekranasda memiliki website dengan alamat web www.dekranasda.surabaya.go.id, dapat dilihat pada Gambar 2. website tersebut baru selesai dibuat oleh pihak Dekranasda dengan bantuan Dinas Komunikasi dan Informasi (DISKOMINFO) beberapa bulan terakhir ini. Pada bagian website Dekranasda terdapat informasi antara lain seperti dasar hukum, produk kerajinan, berita, persyaratan anggota, visi dan misi, tupoksi, agenda, struktur organisasi, buku tamu. Namun pada kenyataannya informasi tersebut kurang memenuhi kebutuhan pengrajin akan informasi yang mereka inginkan dan mereka butuhkan. Lepas dari bagian informasi, pada website Dekranasda saat ini terlalu sedikit foto produk yang tersaji yang dimana bagian tersebut merupakan bagian yang penting jika dilihat tujuan dari website Dekranasda ini adalah membantu pengrajin untuk mempromosikan produk kerajinan mereka.
Gambar 1. Pameran Dekranasda
Selain pelatihan Dekranasda kota Surabaya juga mempunyai tugas untuk membantu pengrajin mempromosikan produk serta memperluas pasar dan jaringan pasar baik pasar dalam negeri maupun luar negeri. Dekranasda mempunyai kegiatan dalam bidang promosi dan pemasaran salah satunya yang lagi gencar-gencarnya dilakukan oleh Dekranasda adalah roadshow dari mall ke mall. Untuk para pemula kegiatan promosi melalui pameran tersebut sangat membantu namun tidak untuk para pengrajin yang sudah lama menjadi anggota Dekranasda. Untuk para anggota Dekranasda yang sudah lama, kegiatan pameran yang gencar dilakukan oleh Dekranasda tidak begitu membantu dikarenakan bagi mereka omset yang didapat sangat sedikit jika dilihat dari lama menjaga stand saat pameran. Menurut para pengrajin hal ini dikarenakan lokasi penempatan pameran yang kurang menjadi pusat perhatian bagi para pengunjung di beberapa pusat perbelanjaan.
4 5
Data pengrajin yang mengikuti pelatihan Dekranasda Kota Surabaya Hasil kuisioner para pengrajin Dekranasda kota Surabaya
II. STUDI PUSTAKA A. Information Design Dalam dunia desain grafis, desain informasi datang dengan sendirinya. Istilah ini relative baru dan merupakan subjek perdebatan dalam komunitas desain, bahkan ada puluhan website, blog, kelompok-kelompok minat khusus, dan konferensi yang berusaha untuk mendefinisikan istilah tersebut dikarenakan definisi dari desain informasi sangat relative dan dapat berubah menurut pendapat masing-masing orang. Saat ini desain informasi dipraktekkan oleh banyak professional diberbagai jenis proyek, mulai dari cetak dan online untuk memberikan informasi. Tidak mengherankan orang-orang mulai untuk mempertimbangkan menggunakan desain informasi untuk sejumlah ilmu terkait seperti desain grafis, arsitektur informasi, desain interaksi, dan sebagainya. 6 Beberapa prakitisi desain informasi merupakan bidang spesialis dan hanya mempraktekan pada satu bidang seperti arsitektur informasi untuk situs website, atau penelitian dan pengujian kegunaan. Beberapa orang fokus pada satu jenis desain informasi seperti penyederhanaan bentuk, atau wayfinding di bidang transportasi. Dimasa lalu, desain informasi telah menjadi bidang yang spesialis, namun hal itu telah menjadi penting untuk semua proyek desain.
6
Kim Baer.2008. Information Design Workbook. RockPort. H. 12
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 B. Good Web Design Cukup mudah untuk membuat website yang tidak bagus, cukup mudah juga untuk membuat desain website yang bagus, bersih dengan tampilan yang professional meskipun desainer tidak memiliki cukup pengetahuan tentang desain. Seringkali perbedaan hanya terdapat pada pengurangan atau penambahan fitur yang dimana hal itu lebih menambah kesan amatir pada sebuah website. Berangkat dari orang desainer dan non desainer yang membuat perbedaan antara website yang dirancang dengan baik dan informatif dan website yang dirancang dengan tidak bagus. 1. Text Background does not interrupt the text Pilih background yang dimana ketika diaplikasikan tidak mengganggu text atau konten-konten yang terdapat pada website sehingga text atau konten tetap dapat dibaca tanpa ada gangguan 7 Text is big enough to read, but not too big Text pada website sebaiknya besar, besar dalam hal ini tidak terlalu kecil sehingga mudah dibaca. Namun tidak juga terlalu besar, text yang terlalu besar dapat mengganggu tampilan dan mengurangi kenyamanan kecuali text untuk header atau headline 2. Navigation Navigation buttons and bars are easy to understand and use Navigasi tombol mudah untuk dimengerti dan digunakan, dalam hal ini peletakkan, penggunaan warna navigasi sangat berpengaruh dengan kenyaman untuk menggunakan navigasi 8 Navigation is consistent throughout website Navigasi konsisten diseluruh website, dalam hal ini dimaksudkan kemudahan navigasi tidak hanya terdapat di satu halaman namun di semua halaman website tersebut. 3. Links Link colors coordinate with page colors Warna pada link berkoordinasi dengan warna halaman, hal ini dimaksudkan adalah warna pada link tersistem dengan warna pada halaman website. Links are underlined so they are instantly clear to the visitor Link sebaiknya tergaris bawahi sehingga user langsung mengetahui bahwa itu adalah link, sehingga user bisa membedakan mana yang text dan mana yang link.
7 8
Robbin Williams. 2005 Web Design features Robbin Williams. 2005 Web Design features
3 4. Graphics Buttons are not big and dorky Tombol pada navigasi tidak terlalu besar dan norak, hal ini dimaksudkan agar tampilan website tetap menarik dan tidak mengganggu user. Graphics and backgrounds use browser-safe colors Penggunaan palet warna yang browser safe (aman digunakan oleh berbagai macam browser) akan membuat user melihat melihat warna dan image pada website anda sesuai dengan yang anda inginkan. 5. General Design Pages download quickly Jangan membuat website yang terlalu berat dikarenakan mayoritas pengunjung website adalah pengguna internet dengan kecepatan standard bahkan rendah, jadi sebaiknya desain website yang ringan agar user dapat mengkases website dengan cepat. Brief and Clear Pada penyajian sebuah website hal yang paling diutamakan adalah informasi yang terkandung pada website itu. Sajikan halaman website yang singkat padat dan jelas. kurangi penggunaan kata yang terkesan basa-basi dalam website, hal ini diharapkan agar user semakin cepat untuk mengerti informasi yang tersedia pada website. III. METODE DESAIN A. Jenis Data Dalam perancangan website Dekranasda Surabaya ini, data yang digunakan berasal dari kuisioner ke beberapa masyarakat umum dan pengrajin dan wawancara mendalam kebeberapa pengrajin dan ketua Dekranasda Surabaya B. Kuisioner Kuisioner dilakukan beberapa tahap yang dimana dimulai dari mencarri sebuah fenomena dan permasalahan, kemudian diteruskan pada tahap tingkah laku, kebiasaan dan pendapat (AIO), setelah itu kuisioner terakhir akan berkisar tentang visual. Visual yang bagaimana yang disukai oleh user atau responden. C. Wawancara mendalam Wawancara mendalam pertama kali dilakukan kepada ketua dari Dekranasda Surabaya yaitu ibu Antiek Sugiharti. Wawancara mendalam ini dilakukan dengan tujuan mencari tahu problem-problem terdalam dari perusahaan atau organisasi tersebut sehingga dapat dengan tepat diselesaikan dengan solusi desain. Tahap berikutnya akan melakukan wawancara mendalam kepada beberapa pengrajin.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
4
IV. KONSEP DESAIN A. Positioning Perancangan website Dekranasda kota Surabaya sebagai media informasi ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan informasi dari pengrajin guna menambah wawasan akan dunia kerajinan dan pengetahuan tentang pasar yang pada akhirnya dapat lebih meningkatkan kualitas produk kerajinan mereka. Selain itu melalui perancangan website ini dapat membantu pengrajin dalam hal pemasaran produk yang hingga saat ini pemasaran produk menjadi kendala yang paling sering dialami oleh sebagian besar pengrajin. B.
Unique Selling Point Website Dekranasda kota Surabaya yang membahas secara lengkap semua informasi tentang dunia kerajinan dan perkembangannya, serta pengetahuan tentang pemasaran yang sangat berguna bagi pengrajin. Website ini menggunakan pendekatan sesuai dengan karakteristik target dan opini yang didapat dari responden melalui kuisioner seperti memberikan informasi yang mereka butuhkan dan merancang website yang user friendly dan familiar agar user dapat dengan mudah mengakses website Dekranasda tersebut. Hal ini sangat membantu jika dilihat dari usia target yang tidak lagi mudah sehingga jika memberikan tampilan website yang terlalu rumit akan membingungkan pengrajin atau masyarakat sebagai user untuk mengakses website tersebut. Disisi lain, pada website ini akan memberikan informasi serta foto-foto produk yang jelas yang dimana diharapkan akan membantu pengrajin untuk mempromosikan produk kerajinan mereka. Beberapa hal tersebut jelas memberikan keunikan tersendiri terhadap website Dekranasda kota Surabaya ini dibandingkan dengan website Dekranasda daerah lainnya terutama di kota besar seperti Jakarta, bandung dll Keyword My Second Craft Workbench memiliki arti meja kerja kerajinan keduaku. Kalimat tersebut memiliki makna bahwa pengrajin awalnya telah mempunyai meja kerja mereka sendiri yang dapat memnuhi kebutuhan pengrajin dalam hal memproduksi produk kerajinan dan lain-lainnya. Ketika itu pengrajin menemukan meja kerajinan baru yang dapat memenuhi kebutuhan lain yang tidak pengrajin dapat pada saat di meja kerajinan yang pertama, dengan begitu pengrajin menyebutnya meja kerja kerajinan keduaku atau My Second Craft Workbench.
Gambar 3. Sketsa Desain
Setelah melalui proses sketsa akan dilanjutkan pada proses digital yang dimana sketsa tadi akan diimport atau dikerjakan ulang disebuah software digital, berikut tampilannya :
C.
Gambar 4. Alternatif Desain Digital
Sete;ah proses digital, beberapa desain akan mulai terlihat. Pada tahap ini akan dipilih satu desain yang sesuai dengan konsep yang sudah ada, berikut desain yang telah terpilih :
D. Proses Desain Pada proses awal dimulai dengan melakukan sketsa desain yang dimana merancang layout dari website sesuai dengan konsep yang telah ada.
Gambar 5 Desain Terpilih
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
V. IMPLEMENTASI DESAIN A. Home
5 scroolbar pada bagian kanan. Sama seperti sebelumnya di halaman ini pun tersaji pula beberapa objek tambahan seperti yang dapat dilihat bunga kering pada bagian kiri dan gunting pada bagian kanan serta bolpoin yang terdapat pada bagian atas notes. Hal ini akan menguatkan kesan meja kerja kerajinan yang dimana terdapat banyak barang-barang atau bahan dasar dari produk kerajinan. C. Produk kerajinan
Gambar 6. Home
Pada halaman home tersebut menampilkan beberapa informasi yang terdapat pada konten antara lain, menampilkan beberapa kategori produk kerajinan yang dimana produk kerajinan merupakan salah satu tujuan utama bagi user maupun pembeli. Untuk itu dengan menampilkan beberapa produk kerajinan pada halaman home diharapkan dapat memusatkan perhatian user langsung pada produk kerajinan tersebut. Selain itu juga terdapat ulasan berita /news terbaru yang dimana informasi tersebut merupakan salah satu informasi yang paling dicari oleh pengrajin maupun pembeli. Dengan menampilkan informasi terbaru pada halaman home diharapkan dapat membantu user untuk mendapatkan informasi terbaru yang mereka ingin tahu. Pada halaman ini pun terdapat beberapa objek seperti potongan kertas yang membentuk logo dari Surabaya agar user mengetahui bahwa website ini merupakan website Dekranasda daerah Surabaya. Selain itu terdapat objek pita yang dimaksudkan akan memberikan kesan craft pada menu home ini.
B. Berita/News
Gambar 8. Produk kerajinan
Kategori dari tiap produk kerajinan akan diwakilkan oleh sebuah image berupa foto. Sebagai contoh, jika kategori Home decoration diwakilkan oleh foto dari kerajinan sarung bantal, jika kategori aksesoris akan menampilkan foto berupa aksesoris kalung dan seterusnya. Hal ini diharapkan dapat lebih membantu user untuk menemukan atau mencari jenis produk kerajinan apa yang diinginkan oleh user atau pembeli. Ketika user atau pembeli telah memutuskan kategori produk apa yang dituju atau diinginkan, halaman akan berubah yang dimana akan menampilkan produk kerajinan dari para pengrajin yang memproduksi kerajinan sesuai kategori yang dipilih oleh user tadi. Setelah user memilih salah satu pengrajin yang tersaji, halaman akan berubah menjadi new window atau tidak menjadi satu halaman, hal ini selengkapnya akan dibahas pada bagian Personal Online Shop. Pada halaman ini juga tersaji beberapa objek tambahan seperti benang pada sisi kanan yang dimana akan menguatkna konsep dari meja kerja kerajinan keduaku.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN A.
Gambar 7. Berita/News
Pada halaman menu ini tersaji beberapa tampilan antara lain menampilkan sebuah objek notes berbentuk buku yang menjadi alas dari halaman ini setelah tekstur kayu. Hal ini dimaksudkan memberi kesan bahwa pada meja kerja terdapat notes yang tidak sengaja terbuka dan menampilkan beberapa informasi tentang berita/news, sesuai dengan konsep My Second Craft Workbench. Setelah itu tersaji beberapa pilihan berita news terbaru pada halaman notes sebelah kiri, ketika user memilih salah satu berita tersebut, akan tersaji keseluruhan berita tersebut pada halaman notes sebelah kanan dengan ditemani oleh
Kesimpulan Dari segi konsep perancangan, penulis sudah berhasil memenuhi kebutuhan pengrajin akan adanya Website Dekranasda Surabaya dengan konsep My Second Craft Workbench yang berarti meja kerja kerajinan keduaku. Maksud dari arti tersebut dengan perancangan website ini adalah website Dekranada Surabaya kali ini akan menjadi meja kerajinan kedua pengrajin yang dimana semua kebutuhan dari pengrajin ada semua di meja kerja pengrajin, seperti meja kerja kerajinan mereka yang pertama di rumah atau ruang kerja meraka para pengrajin. Dari segi visual website Dekranasda ini menyajikan meja kayu yang dimana berserakan beberapa alat atau bahan-bahan dasar pembuatan produk kerajinan. Didesain sedemikian rupa agar pengrajin tidak asing dengan tampilan dari website itu dan pada
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 akhirnya akan merasakan kenyamanan dalam mengakses website Dekranasda Surabaya ini. Secara visual, mulai layout, tipografi, dan beberapa objek yang tersaji pada website ini telah berhasil menerapkan konsep My Second Craft Workbench. Hal ini dapa dilihat dari tekstur kayu yang dimana memberikan kesan meja kerja dari pengrajin, selain itu terdapat beberapa objek yang berserakan yang semakin menguatkan kesan meja kerja kerajinan yang penuh dengan bahan-bahan dasar kerajinan. pada website ini ada beberapa menu yang dimana menggunakan beberapa kertas bertekstur coklat atau notes sebagai tempat penyajian informasi atau konten tertentu. Dari segi konten ada perubahan dari website Dekranasda Surabaya sebelumnya. Ada penyederhanaan dan pengelompokkan dari beberapa informasi pada website yang baru dikarenakan terlalu banyaknya informasi pada website Dekranasda Surabaya yang lama. Selain itu ada beberapa penambahan informasi yang dimana informasi tersebut dibutuhkan bagi pengrajin namun tidak ada di website Dekranasda Surabaya sebelumnya. B.
Saran Jumlah pengrajin yang tercatat 236 kemungkinan untuk jumlah tersebut bertambah banyak sangat besar. Untuk itu memasukkan beberapa pengrajin pada website Dekranasda Surabaya kemungkinan membutuhkan waktu dan proses yang lama. Selain itu evaluasi pada objek berserakan akan diolah lagi dengan mencari objek yang cukup kuat untuk mewakilkan kesan kerajinan. C.
Untuk Pengembangan Website Dekranasda Berikutnya Perkembangan teknologi sangatlah pesat untuk itu hampir semua penduduk secara tidak sengaja atau tidak sadarpun dituntut untuk terus mengikuti perkembangan teknologi sekarang, hal ini juga berlaku pada pemerintahan dan begitu pula untuk Dekranasda Surabaya. Perkembangan teknologi sekarang yang paling terlihat adalah bermunculannya beberapa gadget atau tablet, bahkan telah banyak ponsel yang langsung bisa untuk berinternetan langsung. Dengan perkembangan teknologi yang berkembang ada baik Dekranasda pun iku pengimbangi sebagai contoh membuat Website Dekranasda Surabaya berbasis apps atau aplikasi yang dapat didownload dan diinstal pada beberapa ponsel smartphone yang dimana apps tersebut langsung koneksi pada website Dekranasda Surabaya utama. Dengan begitu pengrajin dapat mengakses website Dekranasda melalui app pada setiap gadget atau ponsel para pengrajin. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan puji syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah, SWT atas segala rizki yang berlimpah, kepada orangtua, kepada Pak Dhani atas bimbingannya selama proses mata kuliah Tugas Akhir berlangsung, kepada dosen penguji yang luar biasa: Pak Ramok, Pak yana, Pak Andjrah,
6 dan Pak Bendra. Dan juga kepada Ibu Antiek, Ibu Imma, Ibu Tiah, Pak Sony, Pak Iforn dan keluarga Bag. Kerjasama lainnya yang turut mendukung saya untuk menyelesaikan Tugas Akhir saya. Dan juga teman-teman saya Deka, Encil, Ariep, Tomo, Dipo, Resha, Bella, Retno dll yang selalu menemani dan membantu hingga akhirnya saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan lancar. DAFTAR PUSTAKA [1] Elizabeth B. Hurlock. Psikologi Perkembangan. Penerbit Erlangga (2011) [2] Prof.Deddy Mulyana, M.A.,Ph.D. Ilmu Komunikasi. PT Rosda (2010) [3] Kim Baer. Information Design Workbook. RockPort (2008) [4] David Scopec. Digital Layout for the Internet and other Media. AVA Publisher (2003) [5] Marketeers New Wave Magazine. November (2011) [6] Kriya Indonesian Craft. Edisi No. 25 (2011) [7] Morissan, M.A. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. PT. Kencana (2010)