PERANCANGAN USER REQUIREMENTS SPECIFICATION (URS) SISTEM OTOMASI TERINTEGRASI PADA STASIUN EXTURNING, DRILLINGCHAMFERING, DAN THREADING DI PT. ABC DESIGN OF USER REQUIREMENTS SPECIFICATION (URS) INTEGRATED AUTOMATION SYSTEM IN EXTURNING, DRILLING-CHAMFERING, AND THREADING WORKSTATION AT PT.ABC 1
Mohammad Bilghifari Astian, 2Haris Rachmat 3Teddy Sjafrizal
1,2,3
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University
[email protected],
[email protected],
[email protected]
1
ABSTRACT The development of the manufacturing industry today has grown rapidly making company in charge to have a good competitiveness in terms of quality and quantity of the products it produces. The use of automation technology can result in increased production speed, and high accuracy rate with human labor less. The use of automation technology must be planned carefully so as not to affect system changes significantly. Such changes such as the redesign of the overall automation system that will affect the manufacturing industry expenses. Therefore, it takes a mature design automation system that automation technology can be carried out in accordance with the flow of the production process. To know all the needs of the automation system required the design of User Requirement Specification (URS). Then after understanding the needs, then use the control philosophy that will serve the user to understand the basis of the automation system to be determined. Based on research conducted it can be concluded that the design of the User Requirements Specification (URS) process automation system manufacture Arm Stay RH K25 successfully designed. Results of the study consisted of clarification process description, control philosophy (selection of hardware) and a description of the electrical diagram exturning station, station drilling and chamfering, and threading stations. Keywords:— Otomasi, URS, Process Description, Electrical Diagram, Control Philosophy
ABSTRAK Perkembangan dunia industri manufaktur zaman sekarang telah berkembang pesat yang membuat perusahaan di tuntut untuk memiliki daya saing yang baik dari sisi kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Penggunaan teknologi otomasi dapat menghasilkan peningkatan kecepatan produksi, dan tingkat akurasi yang tinggi dengan tenaga kerja manusia yang lebih sedikit. Penggunaan teknologi otomasi harus direncanakan dengan matang agar tidak berdampak pada perubahan sistem secara signifikan. Perubahan tersebut seperti redesign system otomasi secara menyeluruh yang akan berpengaruh pada biaya pengeluaran industri manufaktur. Oleh karena itu, dibutuhkan perancangan sistem otomasi yang matang agar teknologi otomasi dapat dilakukan sesuai dengan alur proses produksi. Untuk mengetahui segala kebutuhan dari sistem otomasi diperlukan perancangan User Requirement Spesification (URS). Kemudian setelah memahami kebutuhan yang diperlukan, maka digunakan control philosophy yang akan dijadikan pengguna untuk memahami dasar dari sistem otomasi yang akan ditentukan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa perancangan User Requirements Specification (URS) sistem otomasi proses pembuatan Arm Stay RH K25 berhasil dirancang. Hasil penelitian terdiri dari penjelasan process description, control philosophy (pemilihan hardware) dan gambaran electrical diagram pada stasiun exturning, stasiun drilling & chamfering, dan stasiun threading. Kata kunci:— Otomasi, URS, Process Description, Electrical Diagram, Control Philosophy
1.
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri manufaktur zaman sekarang telah berkembang pesat yang membuat perusahaan di tuntut untuk memiliki daya saing yang baik dari sisi kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Segala kegiatan proses produksi yang sebelumnya menggunakan manusia (manual) telah menjadi otomatis dengan menggunakan teknologi otomasi. Teknologi otomasi dapat menghasilkan peningkatan kecepatan produksi, efisiensi penggunaan material, peningkatan keamanan kerja dan tingkat akurasi yang tinggi dengan tenaga kerja manusia yang lebih sedikit (Groover M. , 2001). Maka dari itu pemanfaatan teknologi menjadi sesuatu yang harus dilakukan. Begitu pula dengan pemanfaatan teknologi komunikasi yang dapat mendukung perusahaan mewujudkan sistem yang terintegrasi dengan membangun rantai komunikasi antara elemen produksi. Berdasarkan Gambar 1 menunjukan nilai investasi untuk penerapan teknologi otomasi pada tahun 2012 yaitu sebesar 6 juta dolar Amerika dan akan terus meningkat selama 6 tahun kedepan pada tahun 2018 (Talpur, 2014).
Gambar 1 Pangsa Pasar Perangkat Otomasi Dalam proses pengimplementasian sebuah sistem otomasi yang baik, bila pada perencanaan dan pertimbangan yang dibuat tidak sesuai dengan kondisi aktualnya atau tidak sesuai dengan yang diharapkan maka akan berdampak pada perbaikan secara keseluruhan (Love, 2007). Hal yang paling berdampak adalah biaya sebab dalam penerapannya butuh biaya yang besar agar berjalan sesuai yang direncanakan. Untuk mengetahui segala kebutuhan dari sistem otomasi diperlukan perancangan URS (User Requirement Spesification). URS merupakan langkah awal dan paling krusial dalam teknologi otomasi, karena akan menentukan kualitas dan biaya kebutuhan proses diproduksi sebuah produk (Chlique & Guegen, 1996). Perancangan URS mengharuskan pengguna memberikan penjelasan secara detail mengenai gambaran proses suatu sistem otomasi dan kebutuhan otomasi pada industri manufaktur agar sesuai dengan kebutuhan (Zikra, 2013). Kemudian setelah memahami kebutuhan yang diperlukan, maka digunakan control philosophy yang akan dijadikan pengguna untuk memahami dasar dari sistem otomasi yang akan ditentukan. Setelah menggambarkan rangkaian proses, akan dilakukan analisa untuk menghasilkan alur proses berupa Electrical Diagram. Perancangan URS yang dibuat pada penelitian ini akan berfokus pada merancang desain sistem otomasi terintegrasi pada proses pembuatan Arm Stay K25 RH yang terdapat pada mesin auto-lathe 1, mesin auto-lathe 2, dan mesin thread-roll di PT. ABC. 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan yang diangkat dalam tugas akhir ini yaitu: Merancang User Requirements Specification (URS) sistem otomasi terintegrasi pada stasiun exturning, drillingchamfering, dan threading di PT. ABC. 2. Landasan Teori 2.1 User Requirement Specification URS merupakan rancangan untuk mendeskripsikan sebuah peralatan atau sistem yang dapat menunjang sebuah sistem otomasi. URS berfungsi untuk mengartikulasi fungsionalitas yang dibutuhkan suatu sistem kontrol yaitu process description, electrical diagram, dan control philosophy (Love, 2007). Tujuan dari adanya perancangan URS ini untuk memberikan sebuah pondasi yang jelas pada suatu proyek. Oleh karena itu, pembuatan sebuah URS harus selengkap mungkin agar jalan proyek sesuai dengan yang diharapkan.
2.1.1 Process Description Process Description menyediakan secara rinci informasi mendasar bagi supplier untuk memahami tujuan dari sebuah proses yang dirancang (Love, 2007). Secara umum, process description disediakan agar supplier dapat memberikan penilaian terhadap sistem kontrol yang dirancang berdasarakan informasi yang terdapat pada process description. Sebuah process description harus menyediakan informasi yang rince agar memudahkan engineer untuk mengembangkan sistem otomatisasi dalam industri manufaktur. Informasi tersebut seperti (Love, 2007): a. Diagram alir proses produksi (flow chart) b. Proses produksi eksisting pada setiap stasiun kerja c. Sifat dari proses yang dilakukan 2.1.2 Control Philosophy Pada dasarnya control philosophy merupakan kumpulan syarat-syarat pada kebijakan desain dan prinsip yang mendasari keputusan-keputusan yang terkait dengan sistem kontrol yang akan dirancang (Love, 2007). Inti dari penggunaan control philosophy untuk membuat supplier mengerti terhadap sistem kontrol yang ditetapkan. Control philosophy dapat berupa spesfikasi hardware yang digunakan dalam sistem otomatisasi. Pertimbangan penggunaan hardware dapat didasari pada perhitungan dasar, seperti tegangan listrik. 2.1.3 Electrical Diagram Electrical Diagram merupakan diagram yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah jalur electric (Rockis, 2001). Berdasarkan tujuan dan metode representasinya electrical diagram dibagi menjadi dua klasifikasi yaitu wiring diagram dan schematic diagram. a. Schematic diagram Schematic diagram merupakan diagram yang digunakan untuk mempermudah pemahaman dari operasi sebuah listrik. Diagram ini diatur agar mempermudah pembuatan sirkuit dalam garis lurus dengan mudah. Sebuah schematic diagram harus dibuat sesederhana dan sejelas mungkin. Gambar merupakan bahasa bagi engineer dalam berkomunikasi. Komunikasi yang dilakukan membutuhkan suatu standar agar semua orang dapat mengerti seperti apa gambar yang dimaksud. 2.2 Definisi Otomasi Otomasi adalah suatu teknologi yang membuat sebuah proses dapat dikerjakan tanpa bantuan manusia (Groover M. , 2001). Otomasi diimplementasikan dengan menggunakan program perintah yang dikendalikan oleh sistem kontrol yang kemudian akan dieksekusi oleh sistem kontrol. 2.3 Sensor Dalam sistem otomasi, sensor merupakan sebuah inputan sebuah proses atau alur. Sensor adalah alat ukur yang digunakan untuk mendeteksi variabel fisik seperti temperatur, gaya, atau tekanan (Groover M. , 2001). Sensor memiliki macam yang berbeda-beda yang telah diatur untuk pengumpulan data dari proses manufaktur yang digunakan sebagai pengontrolan feedback dari sistem. Sensor terbagi menjadi 2 bagian, yaitu : Analog Sensor & Discrete Sensor. 2.4 Controller Dalam otomasi, controller merupakan otak atau pusat pengendalian dari sistem. Controller terdiri dari mikroprosesor sebagai pusat operasi matematik dan operasi logi, memori sebagai penyimpan data, dan power supply sebagai sumber tenaga. Dalam penelitian ini, controller yang dipakai adalah PLC. PLC merupakan pengendali berbasis microcomputer yang menggunakan instruksi-instruksi yang tersimpan dalam memori yang dapat diprogram untuk menerapkan logika, pengurutan, timing, counting, dan fungsi matematika melalui modul input/output (I/O) digital atau analog, untuk mengendalikan mesin dan proses (Groover M. , 2008). 2.5 Actuator Aktuator merupakan peralatan mekanis untuk menggerakan atau mengontrol sebuah mekanisme proses yang terotomasi. Dalam otomasi aktuator merupakan elemen terakhir yang berperan sebagai pelaksana perintah yang diberikan oleh controller. Jenis aktuator seperti conveyor, relay, silinder dan motor induksi. Aktuator dalam kenyataanya terdiri dari beberapa aktuator lainnya yang masing-masing outputnya akan menjalankan serangkaian aktuator lain. Aktuator dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu (Groover M. , 2001): electrical actuator, hydraulic actuator, dan pneumatic actuator. Contoh dari electrical actuator itu seperti solenoid, motor AC & DC, motor stepper, dan lain sebagainya.
3.
Pembahasan
3.1 Metodologi Penelitian
MODEL KONSEPTUAL
Identifikasi Kebutuhan
Process Description
Control Philosophy
Electrical Diagram
User Requirement Specification
Perancangan Komunikasi dan Konfigurasi Jaringan Wireless
Perancangan Sistem Otomasi menggunakan PLC
Perancangan HMI
Input Database
Perancangan SCADA & Sistem Otomasi Terintegrasi Menggunakan Jaringan Wireless Pada Stasiun Kerja Exturning, Drilling-Chamfering, Dan Threading Di PT. ABC
Gambar 2 Metodologi Penelitian Pada Gambar 2 dijelaskan bahwa fokus kajian penulis dalam penelitian ini berada pada Perancangan User Requirements Specification (URS) Sistem Otomasi Terintegrasi Pada Stasiun Kerja Exturning, DrillingChamfering, Dan Threading Di PT. ABC. Perancangan URS yang dilakukan berupa perancangan process description, perancangan control philosophy dan perancangan electrical diagram. 3.2 Deskripsi Stasiun Kerja PT. ABC Menurut urutan kegiatannya, pembuatan Arm Stay K25 RH yang ada pada PT. ABC dapat dibagi dalam 3 stasiun kerja yang dijalankan pada mesin 3, yaitu: Ex-Turning
DrillingChamfering
Threading
Gambar 3 Alur pembuatan Arm Stay K25 RH berdasarkan stasiun kerja 1.
Stasiun Ex-Turning Stasiun Ex-Turning (External Turning) merupakan stasiun tahap awal yang termasuk pada pembubutan silinder. Material tersebut memiliki ukuran panjang 17 cm dengan diameter 9 mm dengan toleransi sebesar 0,5 mm. Proses ini dijalankan oleh mesin Auto-lathe 1, dengan 1 operator dengan waktu 9 detik.
Gambar 4 Stasiun Kerja Exturning pada mesin Auto-lathe 1 2.
Stasiun Drilling-Chamfering Stasiun Drilling-Chamfering merupakan tahap kedua yang mana sisi atas material akan dilakukan proses chamfering dan setelah itu akan diproses drilling. Tahap ini akan dijalankan di mesin Auto-lathe 2, dengan 1 operator dengan waktu 9 detik.
Gambar 5 Stasiun Kerja Drilling-Chamfering pada mesin Auto-lathe 2 3.
Stasiun Threading-Roll Stasiun Threading merupakan tahap terakhir yang menutup serangkaian proses pembuatan Arm Stay K25 RH, yang kemudian akan dilanjutkan ke proses berikutnya. Threading bertujuan untuk membuat bentuk ulir pada hasil bagian batang yang telah diturning agar dapat dipasangkan pada kendaraan bermotor. Proses pembuatan ulir dikerjakan di mesin thread-roll oleh 1 orang operator dengan waktu 4 detik.
Gambar 6 Stasiun Kerja Threading pada mesin Thread-roll
3.3 Kondisi Eksisting Proses Produksi Pembuatan Arm Stay Flowchart sistem eksisting, terlampir pada lembar lampiran. 3.4 Identifikasi Kelemahan Sistem Eksisting Dari hasil identifikasi terhadap sistem eksisting pada proses produksi pembuatan Arm Stay K25 RH pada stasiun exturning, drilling & chamfering, dan threading di PT. ABC terdapat beberapa kelemahan yaitu: a. Perpindahan material antar mesin masih manual menggunakan operator. b. Setiap mesin memiliki 3 operator yang dirasa kurang efektif. c. Lead-time dan idle time pada proses setiap stasiun memiliki potensi meningkat dikarenakan adanya proses menunggu dan proses transportasi masih menggunakan manusia. d. Masing-masing mesin masih memiliki 1 pengendali yang berbeda, yang membuat sistem tidak terintegrasi. e. Sistem eksisting belum terhubung dengan sebuah sistem monitoring proses yang sedang berjalan dan sistem otomasi yang digunakan belum dapat mendukung fleksibilitas lokasi stasiun kerja. f. Maintenance sistem memerlukan pengaturan ulang kabel-kabel penghubung antar PLC.
g.
Kondisi sistem yang ada sulit untuk menghubungkan antara kabel controller dengan personal computer untuk melakukan pemantauan produksi.
Maka terdapat beberapa hal yang diperlukan untuk mengatasi kelemahan yang ada pada sistem eksisting yaitu: a. Perlu adanya sistem otomasi terintegrasi pada proses produksi pembuatan Arm Stay K25 RH yang terintegrasi melakukan monitoring & controlling terhadap proses yang sedang berjalan sehingga dapat mengurangi terjadinya human error. b. Dibutuhkan suatu sistem otomasi yang memungkinkan controller untuk berhubungan dengan controller lainya sehingga dapat tercipta suatu sistem yang terintegrasi. c. Diperlukan media penghubung antar controller maupun personal computer yang fleksibel dan berjangkauan luas, untuk meminimasi ongkos instalasi. No
Tabel 1 Kebutuhan sistem Identifikasi Kelemahan Sistem Eksisting
Problem Solving komunikasi antar PLC terintegrasi
1
setiap mesin belum bekerja secara padu
2
belum adanya sistem controlling & monitoring
SCADA
3
media penghubung masih bersifat wireline
media Wireless
3.5 Perancangan Proses Usulan 3.5.1 Process Description Process Description merupakan suatu tools yang digunakan dalam membuat User Requirement Specification (URS) yang menggambarkan suatu proses untuk membantu user memahami informasi dalam melakukan pengendalian berupa diagram alir proses. Pada gambar IV.1 digambarkan proses pembuatan Arm Stay K25 RH memiliki aliran proses yang bersinggungan dengan stasiun kerja pada penelitian ini, yaitu pada stasiun kerja exturning, drilling-chamfering, dan threading. Dalam sistem eksisting terdapat beberapa hal yang dinilai kurang efisien dan dapat menimbulkan potensi defect, maka dari itu terdapat beberapa usulan untuk process description yang dirancang terintegrasi. 1. Usulan pada stasiun kerja exturning dan drilling-chamfering 2. Usulan pada stasiun kerja threading 3. Usulan pada proses perpindahan material antar stasiun kerja Flowchart proses usulan, terlampir pada lembar lampiran. 3.5.2 Control Philosophy List dan spesifikasi hardware yang digunakan pada stasiun kerja exturning, drilling-chamfering, dan threading, terlampir pada pada lampiran. 3.5.3 Electrical Diagram Electrical diagram yang dirancang terlampir pada lembar lampiran. 3.6 Analisis Sistem Usulan Sistem otomasi terintegrasi yang diterapkan pada proses pembuatan Arm Stay K25 RH diharapkan dapat mengoptimalkan output yang dihasilkan dan waktu siklus yang lebih singkat. Hal ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan tiga stasiun kerja yaitu exturning, drilling-chamfering, dan threading. Pengintegrasian ini bertujuan untuk memaksimalkan output dari proses produksi Arm Stay K25 RH dan mempersingkat waktu siklus. Selain itu, dalam sistem yang diusulkan ini memiliki sebuah sistem buffer dalam proses produksi dikarenakan setiap stasiun memiliki waktu yang beragam sehingga meminimasi kemungkinan idle time dan bottleneck untuk menjadi sebuah sistem yang terintegrasi.
Teknologi otomasi terintegrasi yang diterapkan pada tiga stasiun kerja ini diharapkan akan meningkatkan kualitas pada produk, karena terdapat perbaikan dan usulan pada beberapa proses didalamnya, seperti:
a) Proses clamping pada stasiun exturning dan drilling-chamfering
b)
c)
Pada proses ini material yang terletak pada mulut collet akan dicengkram agar material kokoh, lalu kemudian spinddle akan mulai berputar, hal ini diusulkan agar menjaga kualitas pada material, karena dengan yang dijelaskan pada sistem eksisting terdapat potensi adanya goresan atau defect pada proses tersebut apabila bergerak bersamaan. Penambahan sensor pada hooper di stasiun exturning Penambahan sensor pada hooper ini bertujuan untuk mempermudah operator dalam melakukan reload material pada hooper. Pada kondisi eksisting, hooper diisi secara manual oleh operator. Kondisi tersebut dapat meningkatkan human error karena apabila operator telat dalam mengisi material di dalam hooper maka dapat mengakibatkan meningkatnya idle time pada mesin yang membuat produksi menjadi delay. Maka dari itu dalam sistem usulan, operator dapat dibantu oleh sebuah sensor yang diletakkan pada bagian hooper, sehingga ketika ketika hooper sudah harus diisi maka akan tampil sebuah pemberitahuan kepada operator. Merubah sistem manual pada stasiun threading menjadi sistem otomasi Sistem eksisting pada stasiun threading masih bersifat manual, maka dari itu demi terciptanya sistem otomasi terintegrasi, dibutuhkan standarisasi pada setiap stasiun kerja. Stasiun threading dirancang berjalan otomatis yang mana sensor output pada stasiun drilling-chamfering akan menjadi trigger untuk proses di stasiun threading.
Dalam sistem usulan yang dirancang juga terdapat fungsi controlling dan monitoring yang sebelumnya tidak ada, hal ini digunakan agar mempermudah operator dalam pengawasan selama proses produksi. Di samping itu, sistem usulan juga dapat mengurangi jumlah operator dalam bekerja, yang secara eksisiting memiliki tiga operator pada tiga stasiun kerja, menjadi hanya 1 operator yang bekerja pada tiga stasiun kerja tersebut. 3.7 Analisis Process Description Penggambaran proses yang terjadi pada proses pembuatan Arm Stay K25 RH sangat penting dilakukan karena dibutuhkan oleh entitas untuk mengetahui alur proses dari material awal yang masuk di stasiun exturning hingga sampai di stasiun threading. Selain itu process description dibutuhkan untuk mempermudah penerapan sistem otomatisasi yang akan dibuat. Illustrasi skema process description terlampir di lampiran. 3.8 Analisis Control Philosophy Penentuan spesifikasi hardware yang diperlukan sehingga peralatan dan instrumen yang terdapat dalam sistem otomasi terintegrasi pada stasiun extutning, drilling-chammfering, dan threading dapat menjalankan sistem sesuai dengan fungsinya. Selain itu, jika peralatan tidak sesuai, dapat memungkinkan arus pendek terjadi pada sistem, dimensi tidak sesuai dengan persyaratan tekanan, deteksi ketidakakuratan jarak, dan lain-lain. 3.9 Analisis Electrical Diagram Perancangan electrical diagram merupakan suatu diagram dua dimensi pada industri yang menunjukkan hubungan dan adanya saling keterkaitan antar equipment dan instrumentation yang terpasang pada sistem kontrol di industri khususnya untuk stasiun exturning, drilling-chamfering, dan threading. Electrical diagram memiliki peranan yang penting apabila terjadi perawatan dan modifikasi terhadap proses yang digambarkan serta dapat menjadi acuan bagi pengembang sistem kontrol pada saat menentukan strategi kontrol yang digunakan.
4.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan bahwa perancangan User Requirements Specification (URS) sistem otomasi pada stasiun kerja exturning, drilling-chamfering, & threading di PT. ABC telah berhasil dirancang yang terdiri dari process description usulan di stasiun kerja exturning, drilling-chamfering & threading, kemudian pemilihan hardware di bagian control philosophy yang berupa spesifikasi hardware dan penggambaran electrical diagram. User Requirements Specification (URS) tersebut akan berguna untuk membuat sistem kontrol otomasi terintegrasi pada stasiun kerja exturning, drilling-chamfering, & threading di PT. ABC.
5.
Daftar Pustaka
[1] Chlique, P., & Guegen, H. (1996). User's Requirement Specification for Control : an Object-Oriented Approach, 296-301. [2] Groover, M. (2001). Automation,Production Systems and Computer Integrated Manufacturing (Vol. 2nd Edition). New Jersey: Prentice Hall. [3] Groover, M. (2008). Automation, Production Systems, and Computer-Aided Manufacturing (Vol. 3rd Edition). New Jersey: Prentice Hall. [4] Love, J. (2007). Process Automation Handbook : a Guide to Theory and Practice. London: Springer-Verlab. [5] Petruzella, F. (2010). Electric Motor and Control System (Vol. 1st Edition). New York: McGraw-Hill. [6] Rockis, G. (2001). Electric Motor Controls. Florida: University of Florida. [7] Talpur, O. (2014). Building Automation Equipment Report.
Lampiran
1. Flowchart Sistem Eksisting MULAI
Mengaktifkan Power Supply
Setup Mesin dan Peralatan
Membuka katup Air Service Unit
Cek Sistem
TIDAK
Tower Lamp menunjukan lampu merah
Air Service Unit aktif
Counter value = 0
Mesin dan Peralatan sudah selesai setup dan semua dalam kondisi = 0
Material telah berada pada Hooper
Persiapan Awal Siap?
YA Lepas Tombol Emergency Stop
Mengaktifkan tombol Master On sistem
Tower Lamp akan menunjukan lampu Kuning
A
Gambar 1 Alur proses eksisting stasiun kerja exturning
A
YA
Tower Lamp akan menunjukan lampu hijau
Mode Auto?
TIDAK
Putar Selector Switch ke Mode Auto
Putar Selector Switch ke Mode Manual
Mengaktifkan tombol Autorun sistem
Aktifkan Tombol untuk silinder feeder
Sensor loading material (MIN) mendeteksi feeder loading
Silinder feeder aktif
silinder loading material akan aktif mendorong material ke dalam mesin
Aktifkan tombol untuk silinder stopper
Sensor loading material akan non-aktif
Material bergerak menuju mesin
Silinder stopper aktif
Silinder stopper bergerak maju
Aktifkan tombol untuk silinder clamp
Silinder loading material akan ada dalam kondisi MAX
Silinder clamp aktif
Sensor loading material (MAX) mendeteksi silinder loading
Berhasil?
TIDAK
Aktifkan tombol silinder eretan Z
Silinder eretan Z aktif
YA Silinder Clamp akan aktif untuk melakukan proses clamping
Aktifkan tombol silinder eretan X
B
B
Gambar 2 Alur proses eksisting stasiun kerja exturning (lanjutan 1)
B
B
TIDAK Sensor Clamp (MAX) mendeteksi silinder clamping
Berhasil?
Silinder stopper bergerak mundur
Silinder loading material akan bergerak mundur ke titik awal
Sensor loading material MIN mendeteksi silinder loading material
Silinder eretan X aktif
E
YA
Spinddle aktif
D
Silinder eretan Z bergerak maju
TIDAK
Sensor eretan Z (MAX) mendeteksi silinder eretan Z
Berhasil?
YA Silinder eretan X bergerak maju
TIDAK
Sensor eretan X (MAX) mendeteksi silinder eretan X
Berhasil?
YA C
Gambar 3 Alur proses eksisting stasiun kerja exturning (lanjutan 2)
Tabel 1 Parameter pembanding antara Stasiun Kerja (Eksisting) Exturning, Drilling-Chamfering, dan Threading
Parameter (Unit)
Tombol Master On
Tombol Autorun
Tombol Emergency Stop
Air Service Unit
Counter
Tower Lamp
Hooper
Sensor Feeder (MIN)
Sensor Feeder (MAX)
Silinder Feeder
Silinder Stopper
Silinder Clamp
Spinddle
Silinder Eretan
Automated?
Air Regulator
Exturning
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-
YA 2
DrillingChamfering
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
-
YA 3
Threading
1
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
Thread-Roll
Tombol Power Supply
TIDAK
1
Stasiun Kerja No
2
MULAI
Mengaktifkan Power Supply
Setup Mesin dan Peralatan
Membuka katup Air Service Unit
Cek Sistem
TIDAK
Tower Lamp menunjukan lampu merah
Air Service Unit aktif
Counter value = 0
Mesin dan Peralatan sudah selesai setup dan semua dalam kondisi = 0
Material telah berada pada Hooper
Persiapan Awal Siap?
YA Lepas Tombol Emergency Stop
Mengaktifkan tombol Master On sistem
Tower Lamp akan menunjukan lampu Kuning
A
Gambar 4 Alur proses eksisting stasiun kerja drilling-chamfering
A
YA
Tower Lamp akan menunjukan lampu hijau
Mode Auto?
TIDAK
Putar Selector Switch ke Mode Auto
Putar Selector Switch ke Mode Manual
Mengaktifkan tombol Autorun sistem
Aktifkan Tombol untuk silinder feeder
Sensor loading material (MIN) mendeteksi feeder loading
Silinder feeder aktif
silinder loading material akan aktif mendorong material ke dalam mesin
Aktifkan tombol untuk silinder stopper
Sensor loading material akan non-aktif
Material bergerak menuju mesin
Silinder stopper aktif
Silinder stopper bergerak maju
Aktifkan tombol untuk silinder clamp
Silinder loading material akan ada dalam kondisi MAX
Silinder clamp aktif
Sensor loading material (MAX) mendeteksi silinder loading
Berhasil?
TIDAK
Aktifkan tombol silinder eretan Z1
Silinder eretan Z1 aktif
YA Silinder Clamp akan aktif untuk melakukan proses clamping
Aktifkan tombol silinder eretan X1
B
B
Gambar 5 Alur proses eksisting pada stasiun kerja drilling-chamfering (lanjutan 1)
B
TIDAK
B
Sensor Clamp (MAX) mendeteksi silinder clamping
Silinder loading material akan bergerak mundur ke titik awal
Berhasil?
Sensor loading material MIN mendeteksi silinder loading material
Aktifkan tombol silinder eretan Z2
D
Silinder eretan Z2 aktif
Silinder stopper bergerak mundur
Silinder eretan X1 aktif
YA
Spinddle aktif
Silinder eretan Z1 bergerak maju
TIDAK
Sensor eretan Z (MAX) mendeteksi silinder eretan Z1
Aktifkan tombol silinder eretan X2
Silinder eretan X2 aktif
E Berhasil?
YA Silinder eretan X1 bergerak maju
TIDAK
Sensor eretan X (MAX) mendeteksi silinder eretan X1
Berhasil?
YA C
Gambar 6 Alur proses eksisting pada stasiun kerja drilling-chamfering (lanjutan 2)
C
Silinder eretan (X1,Z1) akan bergerak ke posisi awal
Jeda 1 detik
Silinder eretan Z2 bergerak maju
TIDAK
Sensor eretan Z (MAX) mendeteksi silinder eretan Z2
Berhasil?
YA Silinder eretan X2 bergerak maju
TIDAK
Sensor eretan X (MAX) mendeteksi silinder eretan X2
Berhasil?
YA Silinder eretan (X2,Z2) akan bergerak ke posisi awal
F
Gambar 7 Alur proses eksisting pada stasiun kerja drilling-chamfering (lanjutan 3)
F
Sensor eretan Z (MIN) mendeteksi silinder eretan Z2
Berhasil?
Silinder Clamp akan non-aktif untuk melakukan proses unclamping
Spinddle Non-aktif
Material menuju sebuah wadah 2
Defect?
Material menuju sebuah wadah 1
D
E
END
Gambar 8 Alur proses eksisting pada stasiun kerja drilling-chamfering (lanjutan 3)
MULAI
Mengaktifkan Power Supply
Setup Mesin dan Peralatan
Cek Sistem
Pastikan material TIDAK tidak terjepit pada mesin
Material yang telah selesai pada stasiun berikutnya telah siap
Mesin dan Peralatan sudah selesai setup dan semua dalam kondisi = 0
Persiapan Awal Siap?
YA Tekan tombol Master ON untuk mengaktifkan spinddle
Mesin thread-roll akan aktif bekerja
Material yang berada di wadah
Operator kemudian memasukan material kedalam mesin thread-roll TIDAK
Proses Threading selesai?
YA Material akan ditaruh pada wadah 2
YA
Defect ?
TIDAK Material akan ditaruh pada wadah 1
Arm Stay K25 RH akan dibawa untuk diproses di mesin selanjutnya
END
Gambar 9 Alur proses eksisting pada stasiun kerja threading
2.
Flowchart Usulan Sistem Otomasi Terintegrasi
MULAI
Mengaktifkan Power Supply
Setup Mesin dan Peralatan
Membuka katup Air Service Unit
Cek Sistem
TIDAK
tower_lamp_red (q0.0) menunjukan lampu merah
Air Service Unit aktif
reset_counter (MB32) aktif
Mesin dan Peralatan sudah selesai setup dan semua dalam kondisi = 0
Material telah berada pada Hooper
Persiapan Awal Siap?
YA Lepas Tombol emergency_stop (i0.1)
Mengaktifkan tombol master_power (MB1) sistem
Tower_lamp_ yellow aktif
A
Gambar 10 Alur proses usulan sistem otomasi terintegrasi-1
A
YA
Mode Auto?
TIDAK
Putar Selector Switch ke Mode Auto
Putar Selector Switch ke Mode Manual
Mengaktifkan tombol_auto_run (MB4) sistem
cylinder_ feeder_frwrd (q8.4) aktif
Threading
K
sensor_load mat_min (i0.3) aktif
tower_lamp_gree n ( ) aktif
Material akan di reload pada hooper
DrillingChamfering
Exturning
cylinder_ loadmat_frwrd (q0.1) aktif
sensor_load mat_min (i0.3) nonaktif
Material bergerak menuju mesin
cylinder_stopper_ frwrd (q8.6) aktif Berhasil?
cylinder_ feeder_bcrwd (q8.5) aktif
Silinder loading material akan ada dalam kondisi maksimum
sensor_load mat_max aktif (i0.4)
TIDAK
YA cylinder_clamp_ frwrd aktif (q0.1)
B
Gambar 11 Alur proses usulan sistem otomasi terintegrasi-2
K
Exturning
tombol_Loadmat _1_Exturning (MB9)
tombol_Loadmat _Forward (MB7)
tombol_Loadmat _Backward (MB8)
cylinder_loadmat _Frwrd (q0.1) aktif
cylinder_loadmat _bcwrd (q0.2) aktif
tombol_Stopper_ 1_Exturning
tombol_Stopper_ Up (MB10)
tombol_Stopper_ Down (MB11)
cylinder_stopper_ frwrd (q8.6) aktif
cylinder_stopper_ bcwrd (q8.7) aktif
tombol_Clamp_1 _Exturning
tombol_Clamp_ Backward (MB14)
tombol_Clamp_ Forward (MB13)
L
Gambar 12 Alur proses usulan sistem otomasi terintegrasi-3
L
cylinder_clamp_ frwrd (q0.3) aktif
cylinder_clamp_ bcwrd (q0.4) aktif
tombol_Spinddle _1_Exturning (MB20)
tombol_Spinddle _On (MB21)
tombol_Spinddle _Off (MB22)
spinddle (q0.5) aktif
spinddle (q0.5) non-aktif
tombol_Eretan_1 _Exturning (MB15)
tombol_Eretan_x (MB16)
tombol_Eretan_z (MB17)
tombol_Eretan_ forward (MB18)
tombol_Eretan_ backward (MB19)
tombol_Eretan_ forward (MB18)
tombol_Eretan_ backward (MB19)
cylinder_eretan_x fr(q8.0) aktif
cylinder_eretan_ xbw (Q8.1) aktif
cylinder_eretan_ zfr (q8.2) aktif
cylinder_eretan_ zbw (q8.3) aktif
X
Gambar 13 Alur proses usulan sistem otomasi terintegrasi-4
K
DrillingChamfering
M
tombol_Loadmat _2_Chamfer-Drill (MB23)
tombol_Loadmat _Forward (MB7)
tombol_Loadmat _Backward (MB8)
cylinder_loadmat _Frwrd (q0.0) aktif
cylinder_loadmat _ bcwrd (q0.1) aktif
tombol_Stopper_ 2_Chamfer-Drill (MB25)
tombol_Stopper_ Up (MB10)
tombol_Stopper_ Down (MB11)
cylinder_stopper_ frwrd (q8.3) aktif
cylinder_stopper_ bcwrd (q8.4) aktif
cylinder_clamp_ frwrd (q0.2) aktif
cylinder_clamp_ bcwrd (q0.3) aktif
tombol_Spinddle _2_Drill-Chamfer (MB28)
tombol_Spinddle _On (MB21)
tombol_Spinddle _Off (MB22)
spinddle (q0.5) aktif
spinddle (q0.5) non-aktif
tombol_Eretan_2 _Chamfer-Drill (MB27)
N
tombol_Clamp_2 _Chamfer-Drill (MB26)
tombol_Clamp_ Backward (MB14)
tombol_Clamp_ Forward (MB13)
M
Gambar 14 Alur proses usulan sistem otomasi terintegrasi-5
N
tombol_Eretan_2 _Chamfer (MB30)
tombol_Eretan_x (MB16)
tombol_Eretan_2 _Drill (MB31)
tombol_Eretan_z (MB17)
tombol_Eretan_x (MB16)
tombol_Eretan_z (MB17)
tombol_Eretan_ forward (MB18)
tombol_Eretan_ backward (MB19)
tombol_Eretan_ forward (MB18)
tombol_Eretan_ backward (MB19)
tombol_Eretan_ forward (MB18)
tombol_Eretan_ backward (MB19)
tombol_Eretan_ forward (MB18)
tombol_Eretan_ backward (MB19)
cylinder_eretan_ chamfer_xfr (q0.5) aktif
cylinder_eretan_ chamfer_xbw (q8.0) aktif
cylinder_eretan_ chamfer_zfr (q8.1) aktif
cylinder_eretan_ chamfer_zbw (q8.2) aktif
cylinder_eretan_ drill_xfr (q8.5) aktif
cylinder_eretan_ drill_xbw (q8.6) aktif
cylinder_eretan_ drill_zfr (q8.7) aktif
cylinder_eretan_ drill_zbw (q9.0) aktif
Y
Gambar 15 Alur proses usulan sistem otomasi terintegrasi-6
K
Threading
tombol_Loadmat _3_Threading (MB24)
cylinder_loadmat _Frwrd (q0.0) aktif
cylinder_loadmat _bckwrd (q0.1) aktif
tombol_Spinddle _3_Threading (MB29)
Spinddle (q0.2) aktif
Z Gambar 16 Alur proses usulan sistem otomasi terintegrasi-7
B TIDAK sensor_ clamp_max (i0.2) aktif
cylinder_stopper_ bcwrd (q8.7)
Silinder loading material akan bergerak mundur ke titik awal
sensor_load mat_min (i0.3) aktif
Berhasil?
YA
D
Spinddle (q0.5) aktif
cylinder_eretan_ zfr (q8.2) aktif
TIDAK
sensor_ eretanz_ max (i0.5) aktif
Berhasil?
cylinder_eretan_ zfr (q8.2) aktif
YA TIDAK
sensor_ eretanx_ max (i0.6) aktif
Berhasil?
YA
C
Gambar 17 Alur proses usulan sistem otomasi terintegrasi-8
C
Silinder eretan (X,Z) akan bergerak ke posisi awal
sensor_ eretanz_min (i.07) aktif
counter_material_1 (MW33) aktif
Database material keluar pada stasiun exturning
Material akan menuju stasiun drill-chamfer
TIDAK
Buffer >= 10
Berhasil? TIDAK YA
cylinder_clamp_ bcwrd (q0.4) aktif
spinddle_1 (q0.5) Non-aktif
Material menuju sebuah wadah
TIDAK
sensor_ output_1 (i.01) aktif
Berhasil? YA
Defect?
YA
sensor_load mat_min (i0.2) nonaktif
sensor_load mat_min (i0.2) aktif
Silinder loading material akan ada dalam kondisi maksimum
cylinder_ loadmat_frwrd (q0.0) aktif
sensor_load mat_max aktif (i0.3)
Material bergerak menuju mesin
cylinder_stopper_ frwrd (q8.3) aktif
Berhasil?
cylinder_clamp_ frwrd aktif (q0.2)
E
Gambar 18 Alur proses usulan sistem otomasi terintegrasi-9
E
TIDAK
sensor_ clamp_max (i0.0) aktif
cylinder_stoper_b cwrd (q8.4) aktif
Silinder loading material akan bergerak mundur ke titik awal
sensor_load mat_min (i0.3) aktif
Berhasil?
YA spinddle_2 (q0.4) aktif
G
cylinder_eretan_ chamfer_zfr (q8.1) aktif
Berhasil? YA
TIDAK Jeda 1 detik
cylinder_eretan_ chamfer_xbw (q8.0) aktif
cylinder_eretan_ chamfer_zbw (q8.2) aktif
cylinder_eretan_ chamfer_xfr (q0.5) aktif
Silinder eretan chamfer (X,Z) kembali ke posisi semula
sensor_ chamfer_ max (i0.4) aktif
Jeda 1 detik
F
Gambar 19 Alur proses usulan sistem otomasi terintegrasi-10
F sensor_drill _min (i0.6) aktif cylinder_eretan_ drill_zfr (q8.7) aktif
Berhasil?
YA
Jeda 1 detik spinddle_2 (q0.4) Non-aktif
cylinder_clamp_ bcwrd (q0.3) aktif
cylinder_eretan_ drill_xfr (q8.5) aktif Material menuju sebuah wadah
sensor_drill _max (i0.5) aktif
TIDAK
YA
Defect?
TIDAK
Database material keluar pada stasiun drill-chamfer
counter_material_2 (MW12) aktif
Berhasil? Material akan menuju stasiun thread-roll
YA
cylinder_eretan_ drill_xbw (q8.6) aktif
cylinder_eretan_ drill_zbw (q9.0) aktif Buffer >= 10
Silinder eretan drill (X,Z) kembali ke posisi semula
H
Gambar 20 Alur proses usulan sistem otomasi terintegrasi-11
TIDAK
H
Spinddle_3 (q0.2) aktif
sensor_ output_2 (i0.1) aktif
Material akan diproses dalam mesin thread-roll per 1 siklus
Berhasil?
sensor_ thread (i0.2) aktif
cylinder_loadmat_ frwrd (q0.0)
Berhasil?
Silinder dalam kondisi max
Spinddle_3 (q0.2) Non-aktif
sensor_load mat_max (i0.0) aktif
Defect?
Berhasil?
Material yang sudah di proses akan menuju sebuah wadah 1
Material menuju sebuah wadah 2
Database material keluar pada stasiun threading
counter_output_3 (MW6)
cylinder_loadmat_ bckwrd (q0.1) aktif
I I
X D Y G Z END
Gambar 21 Alur proses usulan sistem otomasi terintegrasi-12
3. List Kebutuhan dan Spesifikasi Instrumen FUNGSI
No
Instrument
1
Sensor Magnet
2
Sensor Inductive Proximity
3
Sensor Photoeletric
4
Contactor
5
PLC
DETECTOR
CONTROLLER
Silinder hooper (1)
Silinder loading material (1,2,3)
Silinder clamping (1,2) ACTUATOR
6 Silinder eretan exturning (1)
Silinder eretan chamfering (2)
Silinder eretan drilling (2)
Spesifikasi Jumlah : 13 unit Jarak deteksi : 7 mm Current Consumption : 10 mA Operating Voltage: 24 VDC Jumlah : 2 unit Jarak deteksi : 8 mm Current Consumption : 10 mA Operating Voltage: 12-24 VDC Jumlah : 2 unit Jarak deteksi : 200 mm Current Consumption : 40 mA Operating Voltage: 12-24 VDC Tipe : Metasol MC-9b-22b AC 3 Pole Rated operational power : 380 – 400 VAC Curent rating : 9 A Jumlah : 4 Unit Tipe : Siemens SIMATIC S7-1200 I/O Modul : 8 dig. input, 6 dig. Output Operating Voltage: 220 VAC Current Consumption : 1,5 A Type : double acting cylinder Piston diameter : 5 mm Bor Size : 8 mm Panjang stroke : 40 mm Jumlah : 1 unit Type : double acting cylinder Piston diameter : 16 mm Bor Size : 40 mm Panjang stroke : 200 mm Jumlah : 3 unit Type : double acting cylinder Piston diameter : 20 mm Bor Size : 50 mm Panjang stroke : 200 mm Jumlah : 2 unit Type : double acting cylinder Piston diameter : 20 mm Bor Size : 50 mm Panjang stroke : 200 mm Jumlah : 2 unit Type : double acting cylinder Piston diameter : 20 mm Bor Size : 50 mm Panjang stroke : 200 mm Jumlah : 2 unit Type : double acting cylinder Piston diameter : 20 mm Bor Size : 50 mm Panjang stroke : 200 mm
Silinder Stopper (1,2)
Motor
Tower Lamp
INSTRUCTION
7
Counter
PRESSURE AIR SUPPLY
8
Air Compressor
NETWORK
9
Wireless Router
Jumlah : 2 unit Type : double acting cylinder Piston diameter : 20 mm Bor Size : 50 mm Panjang stroke : 200 mm Jumlah : 2 unit Jenis : Motor three phase AC Kecepatan : 2200 rpm Torsi : 6.6 lb/ft Power : 1,5 kW Jumlah : 3 unit Tipe : SHEMSCO CPT5-3T-D industrial tower lamp Operating Voltage: 240 VAC Current Consumption : 0.19 A Type : Autonics Digital Counter CT4S-2P Konsumsi Energi : 4 Watt Operating voltage : 100-240 VAC Tipe : Reciprocating air compressors Power : 1.5 HP = 1119 Watt Operating Voltage: 380 VAC Current Consumption : 3.7 A Tipe : Huawei HG-532E WAN Port : ADSL/ADSL2/ADSL2+/RJ-11 LAN Port : 4 x 10/1000Mbps FE, RJ-45 WLAN Feature : 802.11b/g/n, 2T2R antenna up to 300Mbps Route Function : NAT/NAPT, RIP v1/v2 Security Support : SPI, ACL, DMZ, and prevents DoS attacks Support : WPA/WPA2, WPA-PSK, WPA2PSK, WEP QoS : Support PQ, WFQ, DSCP, and 802.1p IPv6 : Support IPv4 and IPv6 dual-stack, DS-lite Protocol : PPPoE, DHCP, UPnP, TR-069
4.
Electrical Diagram Date :
Drawing Name : Electrical Diagram-PLC EXTURNING
Project Name :
03-06-2015
PT. ABC
General Notes :
loadmat_cylinder
WIRING DIAGRAM PNEUMATIC
4
2
5
3
Q0.2
clamping_cylinder
Q0.1
SV _1
4
2
5
3
Q0.4
stopper_cylinder
Q0.3
SV _2
1
MASTER_ON = Master_ON I0.0 = Sensor Hooper I0.1 = Emergency Stop I0.2 = Sensor Clamp Max I0.3 = Sensor Loading Material Min I0.4 = Sensor Loading Material Max I0.5 = Sensor Eretan Z Max I0.6 = Sensor Eretan X Max I0.7 = Sensor Eretan Z Min C = Contactor E1 = Sensor Magnet 1 E2 = Sensor Magnet 2 E3 = Sensor Optik 3 E4 = Sensor Magnet 4 E5 = Sensor Magnet 5 E6 = Sensor Magnet 6 E7 = Sensor Magnet 7 SV_1 = Solenoid Valve 1 SV_2 = Solenoid Valve 2 SV_3 = Solenoid Valve 3 SV_4 = Solenoid Valve 4 SV_5 = Solenoid Valve 5 SV_6 = Solenoid Valve 6
4
2
5
3
Q8.6
Q8.7
SV _3
1
1
2
MASTER_ON 1
3
eretan_z_cylinder_turning
4
2
5
3
Q8.2
Q8.3
SV _4
eretan_x_cylinder_turning
4
2
5
3
Q8.0
Q8.1
SV _5
1
hooper_cylinder
4
2
5
3
Q8.5
Q8.4
1
SV _6
11
13
1
ELECTRICAL DIAGRAM +24V
1
3
5
7
9
15
C E1
I0.4
E2
I0.3
E3
I0.0
E4
I0.2
E5
I0.5
E6
I0.6
E7
Drawing Number : 001
I0.7
Area : Q0 . 5
STASIUN EXTURNING
0V
Author: MOHAMMAD BILGHIFARI ASTIAN
Date :
Drawing Name : Electrical Diagram-PLC DRILLING-CHAMFERING loadmat_cylinder
S V _1
4
clamping_cylinder
S V _2
2
Q0.1
Q0.0 5
4
Q0.2 5
1
WIRING DIAGRAM PNEUMATIC
4
MASTER_ON = Master_ON I0.0 = Sensor Clamp Max I0.1 = Sensor Material I0.2 = Sensor Loading Material Min I0.3 = Sensor Loading Material Max I0.4 = Sensor Eretan X Chamfer Max I0.5 = Sensor Eretan X Drill Max I0.6 = Sensor Eretan X Drill Min C = Contactor E1 = Sensor Magnet 1 E2 = Sensor Magnet 2 E3 = Sensor Induktif Proximity E4 = Sensor Magnet 3 E5 = Sensor Magnet 4 E6 = Sensor Magnet 5 E7 = Sensor Magnet 6 SV_1 = Solenoid Valve 1 SV_2 = Solenoid Valve 2 SV_3 = Solenoid Valve 3 SV_4 = Solenoid Valve 4 SV_5 = Solenoid Valve 5 SV_6 = Solenoid Valve 6 SV_7 = Solenoid Valve 7
2
Q8.3
Q8.4
3
5
3
1
1
2
MASTER_ON 1
3
eretan_z_cylinder_chamfer eretan_x_cylinder_chamfer
S V _4
4
S V _5
2
Q8.1
Q8.2 5
4
2
5
3
Q0.5
Q8.0
3 1
1
eretan_z_cylinder_drill
ELECTRICAL DIAGRAM
S V _6
4
Q8.7
Q9.0 5
eretan_x_cylinder_drill
S V _7
2
4
2
5
3
Q8.5
PT. ABC
General Notes :
stopper_cylinder
S V _3
2
Q0.3
3
Project Name :
03-06-2015
Q8.6
3 1
Drawing Number :
1
002 1
+24V
3
5
7
9
11
13
14
Area :
STASIUN DRILLING-CHAMFERING E1
I0.2
E2
I0.3
E3
I0.1
E4
I0.0
E5
I0.4
E6
I0.5
C
E7
Q0 . 5 0V
15 I0.6
Author:
MOHAMMAD BILGHIFARI ASTIAN
Date :
Drawing Name : Electrical Diagram-PLC THREADING
Project Name :
03-06-2015
PT. ABC
loadmat_cylinder
General Notes :
WIRING DIAGRAM PNEUMATIC
4
2
5
3
Q0.0
MASTER_ON = Master_ON I0.0 = Sensor Loading Material Min I0.1 = Sensor Material I0.2 = Sensor Thread C = Contactor E1 = Sensor Magnet E2 = Sensor Induktif Proximity E3 = Sensor Optik SV_1 = Solenoid Valve 1 CNT = Counter Finish Product
Q0.1
S V _1
1 2
MASTER_ON 1
3
ELECTRICAL DIAGRAM 1
+24V
3
5
6
Drawing Number : 003 C E1
I0.0
E2
I0.2
E3
Area :
7 I0.3
STASIUN THREADING C NT
0V
Author: MOHAMMAD BILGHIFARI ASTIAN