Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
ISSN: 2089-9813
PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELOMPOK METODE TOPSIS DAN BORDA UNTUK EVALUASI KEGIATAN PENANGANAN INFRASTRUKTUR JALAN Renny Puspita Sari1, Alb. Joko Santoso2, dan Ernawati3 Program Studi Magister Teknik Informatika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jl. Babarsari No. 44, Yogyakarta 55281, Indonesia Telp (0274) 487711 Email1:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
ABSTRAK Salah satu bagian dari sistem transportasi yang merupakan prasarana umum/infrastruktur adalah jalan, masyarakat mempunyai hak untuk melewatinya tanpa diperlukannya izin khusus. Penanganan jalan bertujuan untuk menjaga kondisi fisik dan operasional dari jaringan jalan agar tetap dalam kondisi baik sehingga dapat dioperasikan atau memberikan pelayanan sebagaimana mestinya. Kondisi prasarana jalan yang baik sangat dibutuhkan untuk mendukung kemajuan perkembangan perekonomian di kota Pontianak, sehingga diharapkan kegiatan penanganan infrastruktur jalan dilakukan secara tepat. Para pengambil keputusan melibatkan Pemerintah Kota, Dinas Pekerjaan Umum serta Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan dari metode Tecnique For Order Preference by similiarity to ideal solution (TOPSIS) dan BORDA. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sistem yang dibangun memiliki kemampuan untuk membantu para pengambil keputusan dalam mengevaluasi jalan yang ada di kota Pontianak dan memutuskan alternatif solusi yang dapat diambil dalam menetukan kegiatan penanganan yang berkaitan dengan kegiatan infrastruktur jalan. Kata Kunci: Topsis, Borda, Infrastruktur jalan. ABSTRACT One part of the transportation system is a public utility / infrastructure is the way , the public has the right to pass through without the need for special permission . Handling the way aims to maintain the physical condition and operation of the road network in order to remain in good condition so that it can be operated or provide services as appropriate . Good condition of the road infrastructure is needed to support the advancement of economic development in the city of Pontianak , so expect road infrastructure management activities carried out appropriately . The decision involving the City Government , Public Works and Regional Planning and Development Agency . The method used in this study is a combination of methods tecnique For Order Preference by similiarity to ideal solution ( TOPSIS ) and BORDA . The results of this study indicate that the system has the ability to assist decision makers in evaluating the existing road in the city of Pontianak and decide which alternative solutions can be taken in determining the handling activities related to road infrastructure activities. Kata Kunci: Topsis, Borda, Road infrastructure. Pontianak merupakan Ibukota Kalimantan Barat. Kondisi prasarana jalan yang baik sangat dibutuhkan untuk mendukung kemajuan perkembangan perekonomian di kota Pontianak, sehingga diharapkan kegiatan penanganan masalah infrastruktur jalan dilakukan secara tepat . Masalah yang sering terjadi berkaitan dengan jalan di Pontianak misalnya : jalan yang berlubang, jenis tanah yang mudah rapuh, kurang lebarnya badan jalan, kendaraan angkutan barang yang melebihi kapasitas dan terakhir pertambahan volume kendaraan dari tahun ke tahun yang menyebabkan kapasitas kendaraan di jalan menjadi sangat padat sehingga memberikan beban yang melebihi dari beban jalan. Masalah – masalah tersebut merupakan sebagian dari masalah yang harus diselesaikan untuk meningkatkan infrastruktur jalan di kota Pontianak .
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004, definisi jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/atau air, serta diatas permukaan air. Penanganan jalan menurut PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan adalah kegiatan yang merupakan bagian dari penyelenggaraan pembangunan jalan yang mencakup penetapan rencana tingkat kinerja yang akan dicapai serta perkiraan biaya yang diperlukan. Penanganan jalan bertujuan untuk menjaga prasarana jalan sehingga fungsinya dalam sistem infrastruktur jalan dapat berjalan sebagaimana mestinya sesuai tujuan penyelenggaraan prasarana jalan itu sendiri (Tanan, 2005). 321
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
ISSN: 2089-9813
Matriks ternormalisasi persamaan di bawah ini :
1.2
Tujuan Penelitian Adapun beberapa tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
rij = a. Menerapkan metode Technique for Order Pereference by to Ideal Solution (TOPSIS) dan Borda sebagai pemodelan sistem pendukung keputusan kelompok. b. Membangun sistem pendukung keputusan yang diharapkan dapat membantu Decision makers (para pembuat keputusan) dalam mengambil sebuah keputusan secara lebih baik lagi.
terbentuk
xij m ∑ xij2 i=1
dari
(1)
Keterangan : - rij adalah nilai normalisasi dari tiap alternatif(i) terhadap kriteria(j) dengan i=1,2,...,m; dan j=1,2,...,n. - Xij adalah nilai dari suatu alternatif (i) terhadap kriteria(j) dengan i=1,2,..,m; dan j=1,2,...n.
1.3
Batasan Masalah Persoalan penelitian ini masih terbuka luas dan melebar dilihat dari berbagai aspek dan sisi. Oleh karena itu, agar penelitian tetap menjadi fokus diberikan beberapa batasan dan asumsi sebagai berikut :
2. Menghitung matriks ternormalisasi terbobot Setelah menghitung nilai ternormalisasi, tahap selanjutnya adalah menghitung nilai normalisasi terbobot dengan mengalikan nilai pada setiap alternatif dari matrik ternormalisasi dengan bobot yang diberikan pengambil keputusan. Persamaan yang di gunakan sebagai berikut:
a. Pengambil keputusan (Decision Makers) terdiri dari : Pemerintah Kota , Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Kepala Dinas Badan Pengawasan Daerah (Bapeda). Masing-masing pihak pengambil keputusan menentukan kriteria dan nilai preferensi yang berbeda. b. Metode yang digunakan adalah gabungan dari Technique for Order Pereference by to Ideal Solution (TOPSIS) dan Borda.
yij =wi rij
(2)
Keterangan simbol : - yij adalah nilai ternormalisasi terbobot - wi adalah bobot masing-masing kriteria - rij adalah nilai ternormalisasi masingmasing alternatif dimana rij adalah nilai normalisasi dari tiap alternatif(i) terhadap kriteria(j) dengan i=1,2,...,m; dan j=1,2,...,n.
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Group Decision Support System GDSS (Group decision support system) adalah sebuah sistem berbasis komputer yang mendukung sekelompok orang yang tegabung dalam satu tugas atau sasaran yang sama dan memiliki satu sarana tertentu yang berfungsi saling menghubungkan orang-orang yang ada dalam kelompok tersebut (McLeod dan Schell, 2007).
3. Mengidentifikasi solusi ideal positif dan solusi ideal negatif Solusi ideal positif dan solusi ideal negatif dapat dihitung berdasakan nilai normalisasi terbobot sebagai berikut :
2.2
Metode TOPSIS TOPSIS (Technique For Orders Reference by Similarity to Ideal Solution) merupakan salah satu metode pemecahan masalah pengambilan keputusan yang memiliki banyak kriteria atau atribut, dimana berdasarkan pada konsep dimana alternatif terpilih yang terbaik tidak hanya memilki jarak terpendek dari solusi ideal positif, melainkan juga harus memilki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif(Cheng, 2000). TOPSIS banyak digunakan dikarenakan memiliki konsep sederhana dan mudahdipahami, komputasinya efisien dan memiliki kemampuan untuk mengukur kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang sederhana. Secara umum prosedur Topsis mengikuti langkah-langkah berikut ini:
A+ = (y1+ ,y2+ ,....yn+ A- = (y1- ,y2- ,....yn-
Yj- ={
(3) (4)
min yij ; jika ij atribut keuntungan max yij ; jika ij atribut biaya
Yj+ ={
max yij ; jika ij atribut keuntungan min yij ; jika ij atribut biaya
j= 1,2,...n
1. Menghitung matriks ternormalisasi Topsis membutuhkan rating pada setiap kriteria atau subkriteria yang ternormalisasi.
Keterangan simbol : - Solusi Ideal positif (A+) diperoleh dengan mencari nilai maksimal dari nilai 322
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
-
normalisasi terbobot(yij) jika atributnya adalah atribut keuntungan dan mencari nilai minimal dari nilai normalisasi terbobot(yij) jika atributnya adalah atribut biaya. Solusi Ideal negatif (A-) diperoleh dengan mencari nilai minimal dari nilai normalisasi terbobot(yij) jika atributnya adalah atribut keuntungan dan menacai nilai maksimal dari nilai normalisasi terbobot(yij) jika atributnya adalah atribut biaya.
- Vi ( nilai preferensi untuk setiap alternatif) di peroleh dari nilai jarak solusi ideal negatif(Di-) dibagi dengan jumlah nilai jarak solusi ideal negatif(Di-) di tambah jumlah nilai jarak solusi ideal negatif(Di+) 2.3
BORDA Prinsip metode borda adalah memberikan peringkat pada alternatif-alternatif yang ada (Bouyssou,2006).Alternatif yang mempunyai peringkat teratas diberinilai tertinggi, demikian seterusnya secara menurundiberikan nilai lebih rendah untuk peringkatdibawahnya sampai pada peringkat terendah diberinilai 0 atau 1. Ide dari metode Borda adalah mengharuskan para pemilih memberikan rangking kepada tiap kandidat, serta memberikan nilai untuk tiap-tiap peringkat misalnya, yaitu peringkat pertama diberikan nilai 2, peringkat kedua diberikan nilai 1,dan peringkat ketiga diberikan nilai 0(Silva,2009). Pengertian lain borda merupakan suatu metode voting yang digunakan pada pengambilan keputusan kelompok untuk pemilihan single winner ataupun multiple winner. Borda menentukan pemenang dengan memberikan sejumlah nilai tertentu untuk masing -masing alternatif. Selanjutnya pemenang akan ditentukan oleh banyaknya jumlah nilai yang dikumpulkan alternatif. Pada sistem pendukung keputusan kelompok salah satu masalah yang sering dihadapi adalah bagaimana mengagregasikan opiniopini dari para pengambil keputusan untuk menghasilkan suatu keputusan yang tepat.
4. Menghitung jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif. Jarak antara alternatif Ai dengan solusi ideal positif dirumuskan sebagai berikut : n ∑ (yi+ - yij)2 j=1
Di+=
(5)
i= 1,2,...,m. Jarak antara alternatif Ai dengan solusi ideal negatif di rumuskan sebagai : n ∑ (yij - yi-)2 j=1
Di-=
(6)
i= 1,2,...,m.
Tabel 2.1 Pengambilan keputusan dengan Borda
Keterangan simbol : - Jarak antar alternatif Ai dengan solusi ideal positif (yj+) yang dinyatakan dalam simbol Di+ diperoleh dari nilai akar dari jumlah nilai tiap alternatif yang diperoleh dengan solusi ideal positif(yi+) dikurangi nilai normalisasi terbobot untuk setiap laterntif(yij) kemudian di pangkat dua. - Jarak antar alternatif Ai dengan solusi ideal positif (yj-) yang dinyatakan dalam simbol Di- diperoleh dari nilai akar dari jumlah nilai tiap alternatif yang diperoleh dengan nilai normalisasi terbobot untuk setiap laterntif(yij) dikurangi solusi ideal positif (yi-) kemudian di pangkat dua. 5. Menentukan nilai kedekatan setiap alternatif terhadap solusi ideal (preferensi). Nilai Prefensi untuk setiap alternatif( Vi) sebagai berikut: Vi =
DiDi- +
ISSN: 2089-9813
Prioritas
DM 1
DM 2
DM 3
Bobot
1
Alternatif 1
Alternatif 1
Alternatif 3
3
2
Alternatif 2
Alternatif 3
Alternatif 2
2
3
Alternatif 3
Alternatif 2
Alternatif 1
1
Untuk penilaian Decision
Alternatif 1
Alternatif 2
3
Maker
(7) 1
Keterangan simbol :
323
Alternatif
DM 1
3
2
1
DM 2
3
1
2
DM 3
1
2
3
Nilai
7
5
6
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
Jadi alternatif 1 merupakan pilihan terbaik dari para
ISSN: 2089-9813
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses Penelitian Tahapan proses metodologi penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini terdapat pada gambar berikut:
Decision Maker (DM). 2.4
Infrastruktur Jalan Jalan sebagai prasarana distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara sehingga akan mendorong perkembangan antar daerah yang semakin merata. Artinya infrastruktur jalan merupakan urat nadi perekonomian suatu wilayah, hal ini disebabkan perannya dalam menghubungkan serta meningkatkan pergerakan manusia dan barang. (Departemen permukiman dan prasarana, 2002).
Mulai
Penelitian Kepustakaan
Observasi dan wawancara
2.5
Kegiatan Penanganan Jalan Penanganan jalan menurut PP No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan adalah kegiatan yang merupakan bagian dari penyelenggaraan pembangunan jalan yang mencakup penetapan rencana tingkat kinerja yang akan dicapai serta perkiraan biaya yang diperlukan. Program penanganan jaringan jalan disusun oleh penyelenggara jalan yang bersangkutan dengan mengacu pada rencana jangka menengah jaringan jalan dengan memperhatikan pedoman yang ditetapkan oleh menteri sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Tujuan penanganan jalan adalah untuk menjaga jalan agar fungsinya dalam sistem infrastruktur jalan (atau lebih dikenal sebagai jaringan jalan) dapat berjalan sebagaimana mestinya sesuai tujuan penyelenggaraan jalan itu sendiri.
Analisis kebutuhan Perangkat lunak
Perancangan Perangkat Lunak
Implementasi Perangkat Lunak
Pengujian Perangkat lunak
Penarikkan Kesimpulan
2.6
Jenis Kegiatan Penanganan Jalan Banyaknya permasalahan yang harus ditangani dalam penanganan jalan, namun secara umum dapat dikelompokkan sebagai berikut: a) Pemeliharaan kerusakan jalan yang diakibatkan oleh pengaruh cuaca, waktu dan kelelahan akibat beban lalulintas. b) Penyesuaian lebar jalan untuk memenuhi peningkatan volume lalulintas. c) Penyesuaian kekuatan struktur jalan untuk memenuhi tuntutan perkembangan beban lalulintas dan teknologi kendaraan angkutan barang. d) Pembuatan jalan baru untuk meningkatkan aksesibilitas untuk wilayah yang berkembang cepat maupun untuk daerah yang masih terisolir. Dalam kondisi penyediaan dana yang terbatas maka prioritas untuk kegiatan penanganan jalan yang sifatnya untuk mempertahankan aset yang ada merupakan suatu langkah yang wajar untuk dilakukan, dan jika kondisi keuangan memungkinkan maka dapat dilakukan penyempurnaan terhadap kondisi yang dan jika benar – benar dana yang tersedia sangat besar maka perlu adanya penambahan aset baru.
Selesai
Gambar 1 Diagram alir metodologi penelitian 3.2
Arsitektur Sistem Proses perancangan awal untuk mengidentifikasisistem dan menetapkan kerangka kerja untuk kontrol dan komunikasinya disebut perancangan arsitektural dan output proses perancangan ini merupakan deskripsi dari arsitektur perangkat lunak. Proses perancangan arsitektural berhubungan dengan penetapan kerangka kerja struktur dasar untuk suatu sistem. Proses ini melibatkan identifikasi komponen-komponen tersebut (Sommerville, 2003). Arsitektur GDSS ini terdapat 3 decision maker yang terlibat yaitu Pemerintah kota, Dinas Pekerjaan Umum dan Badan Perencanaan dan Pengawasan Daerah. Hubungan antara para decision maker, dihubungkan oleh suatu koneksi jaringan internet, dimana semua data nya disimpan pada database server pusat database. Arsitektur GDSS sistem pendukung keputusan kelompok kegiatan penanganan infrasrtuktur jalan di kota Pontianak dapat lihat pada gambar 2.
324
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
ISSN: 2089-9813
Harian(C4) Pemerintah kota
Admin
Tingkat Penanganan Kegiatan
Database
internet Dinas PU
Aplikasi GDSS
BAPPEDA
2 1 4 3 2 1
4.2 Perhitungan Metode TOPSIS 1. Menentukan kriteria Proses penilaian dilakukan berdasarkan data yang diperoleh, berikut merupakan contoh penilaian data kepala dinas Pekerjaan Umum yang akan mengevaluasi penanganan terhadap salah satu jalan di pontianak yaitu jalan Tanjung Pura.Adapun sample data kegiatan penangan pada suatu jalan dapat dilihat pada tabel berikut:
Server
Gambar 2 Arsitektur GDSS Kegiatan penanganan infrastruktur jalan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pemodelan Data Kriteria Pengolahan data mentah menjadi model adalah untuk menentukan kriteria pengambilan keputusan yang akan dijadikan penilaian yang telah dibuat rule masing-masing pengambilan keputusan. Variabel input yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5.
lancar Sepi Mudah sedang Sulit Sangat Sulit
Tabel 4.2 Sample data perhitungan manual Alternatif Kriteria
Biaya Pelaksanaan = C1 Kondisi Jalan = C2 IRI/Kerataan Jalan =C3 Volume Lalu Linta Harian= C4 Tingkat Penanganan Kegiatan =C5
C1
C2
Pemeliharaan jalan rutin
800 juta
Rusak
3.5
lancar
sulit
Pemeliharaan jalan berkala
4M
Baik
5.2
Sangat padat
sedang
7M
Rusak Berat
9.8
padat
Sangat sulit
Sedang
4.3
sepi
mudah
2M
Rusak
16.4
padat
sulit
10 M
Baik
11.8
lancar
mudah
Pelebaran jalan Peningkatan struktur jalan
Keluaran yang dihasilkan adalah urutan alternatif mulai dari yang tertinggi ke alternatif terendah. Hasil akhir diperoleh nilai untuk setiap kriteria, karena didalam kriteria memiliki rentang nilai serta bobot kepentingan yang berbeda beda. Alternatif yag dimaksud adalah kegiatan penanganan infrasrtuktur jalan. Data yang telah dijadikan sebuah model untuk kemudian dipilih pengambil keputusan. Kriteria penilaian beserta rentang nilai dan bobot kepentingan rating dari tiaptiap nilai sebagai berikut:
Peningkatan kapasitas jalan Pembangunan kontruksi jalan baru
3M
C3
C4
C5
Sebelum data dihitung menggunakan model decision Topsis untuk memudahkan perhitungan maka data akan dikonversi terlebih dahulu menggunakan range penilaian pada tabel 4.1 sehingga menghasikan nilai seperti tabel di bawah ini:
Tabel 4.1 Penilaian Pengambil Keputusan Kriteria Rentang Nilai Bobot kepentingan Biaya C1<=200 juta 5 Pelaksanaan 200juta< C1<=1M 4 (C1) 1M< C1<=5M 3 5M< C1<=8M 2 C1>8M 1 Kondisi Rusak Berat 4 Jalan(C2) Rusak 3 Sedang 2 Baik 1 IRI/Kerataa C3 <=4.5 4 n Jalan (C3) 4.5 < C3 <= 8.0 3 8.0 < C3 <= 12 2 C3 > 12 1 Volume Sangat Padat 4 Lalu Lintas Padat 3
Tabel 4.3 Hasil konversi Sample data Alternatif Kriteria C1
C2
C3
C4
C5
4
3
4
2
2
3
1
3
4
3
Pelebaran jalan
2
4
2
3
1
Peningkatan struktur jalan
3
2
4
1
4
Pemeliharaan jalan rutin Pemeliharaan jalan berkala
325
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
Peningkatan kapasitas jalan
3
3
1
3
2
Pembangunan kontruksi jalan baru
1
1
2
2
4
Pembangunan kontruksi jalan baru Pembangunan kontruksi jalan baru
2. Matrik Ternomalisasi R dan Y. Perhitungan terhadap data jalan akan membentuk perbandingan berpasangan setiap altenatif di setiap kriteria (xij). Nilai ini harus dinormalisasikan ke dalam suatu skala yang dapat diperbandingkan (rij). Dengan menggunakan persamaan 1, maka sistem akan melakukan normalisasi terhadap data yang sudah dikonversi. Hasil dari Matriks normalisasi (R) dapat dilihat pada tabel berikut:
C2
C3
C4
1
0,8
1
0,5 2
0,5
Pemeliharaan jalan berkala
0,75
0,27
0,7 5
1,0 3
0,75
0,5
1,07
0,5
0,7 7
0,25
Peningkatan struktur jalan
0,75
0,53
1
0,2 6
1
Peningkatan kapasitas jalan
0,75
0,8
0,2 5
0,7 7
0,5
Pembangunan kontruksi jalan baru
0,25
0,27
0,5
0,5 2
1
Pelebaran jalan
Solusi Ideal Positif (A+) Solusi Ideal Negatif (A-)
Pelebaran jalan Peningkatan struktur jalan Peningkatan kapasitas jalan
0,31
0,2
0,1
0,11
0,2
0,21
0,4
C1
C2
C3
C4
C5
0,4
0,43
0,4
0,41
0,4
0,1
0,11
0,1
0,1
0,1
Tabel 4.6 Jarak nilai Solusi ideal positif dan Negatif Alternatif Pemeliharaan jalan rutin Pemeliharaan jalan berkala Pelebaran jalan Peningkatan struktur jalan Peningkatan kapasitas jalan Pembangunan kontruksi jalan baru
positif
negatif
0,5033 0,4737 0,6245
0,4957 0,467 0,4061
0,3884
0,4804
0,3144
0,3721
0,5251
0,3337
5. Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif Selanjutnya menggunakan persamaan 7 pada dasar teori, sistem akan melakukan proses perhitungan yang akan menghasilkan nilai preferensi untuk setiap alternatif. Nilai preferensi inilah yang dijadikan hasil kegiatan penanganan jalan yang akan di evaluasi seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Matrik Normalisasi Y Kriteria Alternatif
Pemeliharaan jalan rutin Pemeliharaan jalan berkala
0,1
4. Jarak antara nilai terbobot setiap alternatif terhadap solusi ideal positif Si+ dan negatif SiSelanjutnya menggunakan Persamaan 5 dan 6, sistem akan melakukan proses perhitungan untuk menentukan jarak antara alternatif Ai dengan solusi ideal positif dan negatif. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut:
Setelah mendapatkan nilai dari matrik normalisasi R Selanjutnya pengambil keputusan harus memberikan faktor kepentingan (bobot) pada setiap kriteria yang mengekspresikan kepentingan relatifnya (wi). Menggunakan Persamaan 2, Hasil dari Matriks ternormalisasi(Y) dapat dilihat pada tabel berikut:
C1
0,32
Tabel 4.5 Solusi ideal positif dan Negatif Alternatif Kriteria
C5
Pemeliharaan jalan rutin
0,3
3. Solusi Ideal Positif dan Negatif Setelah mendapatkan nilai dari matrik normalisasi Y Selanjutnya menggunakan persamaan 3 dan 4, sistem akan melakukan proses perhitungan untuk menentukan solusi ideal positif dan solusi ideal negatif. Untuk Hasil dari Solusi ideal positif dan solusi ideal negatif jalan tanjung Pura Pontianak dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Matrik Normalisasi R Alternatif Kriteria C1
ISSN: 2089-9813
C2
C3
C4
C5
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4
0,32
0,4
0,21
0,2
0,3
0,11
0,3
0,41
0,3
Tabel 4.7 Nilai preferensi
0,2
0,43
0,2
0,31
0,1
Alternatif
0,3
0,21
0,4
0,1
0,4
Pemeliharaan jalan rutin Pemeliharaan jalan berkala 326
Nilai Preferensi 0,5038 0,5036
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
Pelebaran jalan Peningkatan struktur jalan Peningkatan kapasitas jalan Pembangunan kontruksi jalan baru
0,606 0,447 0,458 0,6114
ISSN: 2089-9813
Tabel 4.9 Perhitungan Borda Prioritas
1
2
BAPPEDA
Bobot
Pemelihara
Pembang
Pembang
6
an jalan
unan
unan
rutin
kontruksi
kontruksi
jalan baru
jalan baru
Pelebaran
Pemeliha
Pelebara
jalan
raan jalan
n jalan
5
berkala 3
Pemelihara
Pelebaran
Pemeliha
an jalan
jalan
raan jalan
berkala 4
Tabel 4.8 Hasi Evaluasi Pengambilan Keputusan
Pemeliharaan jalan rutin Pemeliharaan jalan berkala Pelebaran jalan Peningkatan struktur jalan Peningkatan kapasitas jalan Pembangunan kontruksi jalan baru
Dinas PU
Kota
Nilai pada Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa alternatif pembangunan kontruksi jalan baru memiliki nilai preferensi paling tinggi yaitu 0,6114 dibandingkan dengan 5 alternatif yang lain. Maka berdasarkan nilai preferensi tersebut, alternatif yang dipilih Dinas pekerjaan umum untuk masalah evaluasi kegiatan penanganan jalan adalah pembangunan kontruksi jalan baru. Setelah mendapatkan alternatif yang dipilih Dinas pekerjaan umum untuk masalah evaluasi kegiatan penanganan jalan adalah pembangunan kontruksi jalan baru, Selanjutnya dapat di hitung dengan cara yang sama untuk hasil masing-masing penilaian dari Pemerintah Kota dan Badan Perencanaan Pembangunan daerah. Sehingga di dapatkan hasil evaluasi yang berbeda dari masing masing pengambil keputusan seperti contoh data sampel tabel berikut:
Alternatif
Pemerintah
4
berkala
Peningkatan
Pemeliha
Peningkat
kapasitas
raan jalan
an
jalan
rutin
kapasitas
Penilaian
3
jalan
Pemerintah Kota
Dinas PU
BAPPEDA
0,6572
0,5038
0,4561
0,5893
0,5036
0,5672
0,6231
0,606
0,6022
0,4132
0,447
0,4521
0,5091
0,458
0,5632
0,4781
0,6114
0,6324
5
Pembangun
Peningkat
Pemeliha
an kontruksi
an
raan jalan
jalan baru
kapasitas
rutin
2
jalan 6
4.3
Perhitungan Borda Setelah diperoleh perangkingan pada masing masing pengambil keputusan, selanjutnya dilakukan perhitungan voting borda untuk penggabungan penilaian para decision maker yang berbeda-beda. Perhitungan jumlah nilai dilakukan dengan menghitung banyaknya jumlah nilai bobot dari setiap alternatif yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Peningkatan
Peningkat
Peningkat
struktur
an
an
jalan
struktur
struktur
jalan
jalan
1
Setelah mendapatkan nilai perhitungan Borda dari masing-masing pengambilan keputusan kemudian dilanjutkan dengan hasil voting borda yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.9 Hasil Voting Borda Alternatif Pemeliharaan jalan rutin Pemeliharaan jalan berkala Pelebaran jalan 327
Pemerin
Dinas
tah Kota
PU
BAPPEDA
Nilai
6
3
2
11
4
5
4
13
5
4
5
13
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
Peningkatan struktur jalan Peningkatan kapasitas jalan Pembangunan kontruksi jalan baru
1
1
1
3
3
2
3
8
2
6
6
14
ISSN: 2089-9813
Cheng, S.K., 2000, Development of a Fuzzy MultiCriteria a Decision Support System for Municipal Solid Waste Management, Thesis, Master of Applied Science in Advanced Manufacturing and Production Systems University of Regina, Saskatchewan. Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah 2002, “Modul Pelatihan Manajemen Prasarana dan Sarana Perkotaan”, Jakarta Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia, 2004, ”Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan”, Jakarta Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia, 2006, “Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 2006 Tentang Jalan”, Jakarta Gavish, B, and Gerdes, J.H.,1997, Voting Mechanisms and Their Implications in A GDSS Environment, Annals of Operations Research Science Publisher. Hao, L., Qing-sheng, X., 2006, Aplication of TOPSIS in the bidding Evaluation of Manufacturing Enterprises, 5th International Conference on e-Engineering & Digital Enterprise Technology 16th-18th August, 2006, Guiyang, China Helmi, L., Roosmini, D.,2008, Evaluation of water supply and domestic wasterwater sanitation infrastructure in cileunyi subdistrict Bandung regency, Bandung Instutite of Technology (ITB). Kusumadewi, S., Hartati,S. Harjoko, A., dan Wardoyo, R., 2006, Fuzzy Multi Attribute Decision Making (Fuzzy MADM), Graha Ilmu, Yogyakarta. McLeod, R. Dan Schell, G.P., 2007, Sistem Informasi Manajemen, Edisi kesembilan, (diterjemahkan oleh : Heri Yuliyanto, Indeks,Bandung). Mulyono, A.T., 2010, Model Monitoring dan Evaluasi Penerapan SNI Bidang Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil dalam Penyelenggaran Jalan Daerah, Prosiding PPI Standarisasi 2010. Pressman, R.S., 2002, Rekayasa Perangkat Lunak, Buku satu,(diterjemahkan oleh : CN Harnanimgrum), Andi, Yogyakarta. Saaty, T.L 1990, Multicriteria Decision Making : The Analytic Hierarchy Process RWS Publications.Pittsburgh. Silberschatz, A., Korth, H. F., dan Sudarshan, S., 2002, Database System Concepts, 4th ed., McGraw-Hill. Silva, Vanessa B.S., Morais, D.C., Almeida,D. and Adiel, T.,2009, Prioritizing Complex Issues of Hydrographic Basin Committees by Group Decision Approach, Brazilian Journal Of Operation & Production Management, No 1, Vol 7, Brazil
Dari hasil perhitungan menggunakan metode voting borda di dapatkan alternatif untuk kegiatan penanganan suatu jalan dalam contoh kasus ini jalan Tanjung pura adalah pembangunan kontruksi jalan baru dengan nilai tertinggi yaitu 14. Urutan perangkingan alternatif kegiatan penanganan pada masing - masing decision maker mempengaruhi terhadap hasil akhir pada perhitungan borda, karena semakin tinggi urutan rangking dari sebuah alternatif, maka semakin banyak jumlah nilai yang diperoleh. 5.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian sistem pendukung keputusan kelompok untuk evaluasi kegiatan penanganan infrastruktur jalan maka beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dibangunnya sistem pendukung keputusan untuk kegiatan penanganan infrastruktur jalan dengan menggunakan metode Tecnique For Order Preference by similiarity to ideal solution (TOPSIS) dan BORDA yang dapat mempercepat proses menentukan kegiatan penanganan jalan dengan perhitungan yang akurat dalam memberikan alternatif penanganan jalan. 2. Pemberian nilai konversi berupa bobot kepentingan dari setiap bobot kriteria mempengaruhi penilaian dari hasil perhitungan TOPSIS sedangkan hasil pada perhitungan voting borda dipengaruhi oleh urutan rangking yang dimiliki tiap alternatif, karena akan semakin banyak jumlah nilai yang diperoleh maka akan memberikan hasil alternatif kegiatan penanganan insfrastruktur jalan . 3. Hasil akhir yang diperoleh dari sistem adalah menampilkan nilai kalkulasi perhitungan masing-masing decision maker sehingga menghasilkan alternatif solusi kegiatan penanganan infrastruktur jalan yang dipilih melalui voting borda . PUSTAKA Bouyssou, D., Marchant, T., Pirlot, M., Tsoukias, A. And Incke, P., 2006, Evaluation and Decision Models With Multiple Criteria,Springer-Verlag, Inc., New York
328
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
Sismarwiyanti, 2011. Group Decision support System evaluasi produktivitas cabang-cabang perusahaan menggunakan metode TOPSIS dan Copeland Score, Thesis Master , Program Megister Ilmu Komputer Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sommerville, I., 2003, Software Engineering(Rekayasa Perangkat Lunak), Edisi kekenam,(diterjemahkan oleh : Yuhilza Hanum), Erlangga, Jakarta. Tanan, Natalia, 2005, “Kajian Lanjut Penanganan Jalan Propinsi Dalam Kondisi Constrain Budget (Studi Kasus Propinsi Nusa Tenggara Timur)” , Tesis Magister, ITB Turban, E., Sharda, R., dan Delen, D., 2011, Decision Support And Business Intelligence Systems, Ninth Edition, Pearson NewJersey.
329
ISSN: 2089-9813