PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN MENU BERBASIS WEB (STUDI KASUS : COFFEE TOFFEE TEMBALANG, SEMARANG)
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN MENU BERBASIS WEB (STUDI KASUS : COFFEE TOFFEE TEMBALANG, SEMARANG) Syam Widarda1, Fitro Nur Hakim2 1,2
Program Studi Teknik Informatika STMIK ProVisi Semarang 1
[email protected],
[email protected]
Abstract Business rivalry among coffee shop in Semarang is very tight. So, to keep in this competition, different and unique services are required to make it more memorable and enjoyable. Diversion of manual system to be computerization system can be an alternative way to integrate each others. This research is taken in Gerai Coffee Toffee Tembalang, Semarang City. The researcher used an interview, observation, and literature study as data collections. System design in this research is systemic and consecutive. Regarding the observations, Gerai Coffee Toffee Tembalang is still using manual system. Print out bills from cashier, is not effective and troublesome the supervisor on sales reporting. It caused by the print out bills are pile up and lost somehow. Result from this research is enabling customers to view and order menu by themselve. Customers can place an order directly without going through the waiters and automatically provide notification to the barista print out order form. Supervisors can use the report feature when the owner asked the sales report is based on a certain period so that the performance of management to be efficient. Key words: Information Systems, Order, Menu, Web, Classic Life Cycle.
1.
Pendahuluan Perkembangan coffee shop di kota Semarang pada periode ini mengalami perkembangan yang cukup signifikan karena dilihat dari ramainya pengunjung yang datang di setiap coffee shop baru. Selain itu juga berdasarkan data jumlah pengunjung di coffee shop yang meningkat dengan rata-rata 22,6% pertahun. (Data Olahan Kantor Perpustakaan & Arsip Kota Semarang, 2010). Budaya minum kopi dipasarkan dalam strategi gaya hidup (lifestyle) kebanyakan masyarakat saat ini karena sebagai tempat untuk menikmati kopi dan sebagai tempat untuk berkumpul, coffee shop juga sebagai prospecting business antar eksekutif muda maupun professional (Amelia, 2006). Gerai Coffee Toffee di Tembalang merupakan satu usaha yang bersaing dalam industri coffee kiosk. Pada bulan Juli (2012) Coffee Toffee mempunyai pelanggan sebanyak 1500 pelanggan dengan penjualan bersih tiap bulan kira-kira sebesar Rp 15.000.000,-. Rata-rata order penjualan yang masuk tiap bulan 2023 order penjualan. Kenaikan penjualan untuk bulan juli 29%, tingkat penurunan penjualan bulan Agustus adalah 27% dan untuk
bulan September sebesar 44%. Penurunan kenaikan tingkat penjualan ini diperkirakan adanya pelaku bisnis yang serupa dengan Coffee Toffee sehingga pelayanan dan kesan yang berbeda sangat diperlukan dalam persaingan bisnis tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan pihak Coffee Toffee yaitu berusaha memberikan produk dan layanan yang terbaik agar dapat mempertahankan konsumen, mendapatkan konsumen baru, dan menciptakan loyalitas konsumen. Salah satu solusi yang dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan membangun sebuah sistem informasi pemesanan menu yang dapat menyediakan data informasi penjualan dan daftar menu yang terkomputerisasi. Perancangan Sistem Informasi Pemesanan Menu Berbasis Web dengan Media Wifi 802.11a diharapkan dapat membantu perusahaan dalam memberikan informasi berupa data dan laporan penjualan yang diperlukan secara cepat dan efisien. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Sistem informasi Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan
67
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN : 2087 - 0868, Volume 5 Nomor 2 Agustus 2014
pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Jogiyanto,2005:11). Menurut Supriyanto (2005:243) sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi, yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. 2.2 Proses Pemesanan Proses Pemesanan menunjukkan gambaran dan siklus order konsumen yang meliputi persiapan order, pengiriman order, pencatatan order masuk, pelaksanaan order, laporan siklus order dan aktifitas logistic di perusahaan (Siagian, 2005:83). Perusahaan harus mempunyai sebuah sistem pemesanan yang baik untuk mewujudkan kepuasan konsumen. Proses pembelian yang dilakukan pembeli individu ataupun perusahaan, maka dibutuhkan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pemesanan yang matang agar hasil yang dicapai maksimal. Sistem informasi pemesanan merupakan subsystem informasi bisnis yang mencakup kumpulan prosedur yang melaksanakan, mencatat, mengkalkulasi, membuat dokumen dan informasi pemesanan untuk keperluan manajemen dan bagian lain yang berkepentingan, mulai dari diterimanya order pesanan sampai mencatat laporan penjualan(Eka, 2010:3). 2.3 Pengertian Menu Menurut (Uripi, 2007:6) menu adalah susunan hidangan, yang terdiri dari satu atau beberapa macam hidangan yang disajikan untuk seseorang atau seekelompok orang pada waktu makan pagi, makan siang, makan malam atau makanan selingan, sedangkan menurut Moehyi (1992:25) kata “menu” berarti hidangan makanan yang disajikan pada suatu acara makan, baik makan siang maupun makan malam. Menu dapat disusun untuk lebih dari satu kali acara makan,misalnya untuk satu hari yang terdiri dari makan pagi, makan siang, makan malam serta makanan selingan. Menu dapat disusun untuk jangka waktu yang lama, misalnya selama tujuh atau sepuluh hari.Menu yang disusun dalam jangka waktu tertentu disebut master menu.
68
2.4 Data Flow Diagram (DFD) Data flow diagram (DFD) adalah suatu diagram yang memperlihatkan gambaran tentang masukan-proses-keluaran dari suatu sistem/ perangkat lunak (Roger S. Pressman, 2010:257). Objek-objek data mengalir ke dalam perangkat lunak, kemudian objek-objek data akan ditransformasi oleh elemen-elemen pemprosesan, dan objek-objek data hasilnya akan mengalir keluar dari sistem/perangkat lunak. Objek-objek data dalam penggambaran DFD direpresentasikan menggunakan tanda panah berlabel dan transformasi-transformasi direpresentasikan menggunakan lingkaran. Menurut Jogiyanto (2005: 700) diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem dikenal dengan nama diagram arus data (data flow diagram atau DFD). DFD digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau lingkungn fisik dimana data terebut akan tersimpan. 2.5 Entity Relationship Digram (ERD) Menurut Hoffer, Ramesh dan Heikki Topi (2011,:59) ERD (Entity Relationship Digram) adalah representasi grafis dari entity-relationship model. Entity Relation Model (ER Model) adalah representasi logika dari data dalam lingkungan bisnishubungan antar entitas dan atribut dari kedua entitas dan relasinya. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa hal yang dapat digunakan dalam ERD : 1. Entity (obyek data) adalah “sesuatu” atau “obyek” yang ada dalam dunia nyata yang dapat dibedakan dari objek lainnya. Entity dapat berupa environmental element (elemen di sekitar sistem yang berhubungan dengan sistem tersebut), resource (sumber daya yang berhubungan dengan sistem yang ada). Entity digambarkan dengan (kata benda tunggal) di dalamnya. 2. Attribute adalah menguraikan bagian-bagian yang ada berdasarkan jumlah dari entity yang mempunyai tipe yang sama dan kemudian membagi-bagikan bagian-bagian tersebut. 3. Identifier adalah atribut yang mengidentifikasikan sebuah entity secara unik. 4. Relationship ialah hubungan yang terjadi antara dua buah entity dan digambarkan dengan garis dan sebuah kata kerja di sampingnya.
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN MENU BERBASIS WEB (STUDI KASUS : COFFEE TOFFEE TEMBALANG, SEMARANG)
5.
Connectivity ialah jumlah yang menunjukkan berapa kali sebuah entity muncul dalam relasi dengan entiti lainnya. Ada 3 jenis hubungan, yaitu : a) One-to-one relationship Merupakan hubungan di mana suatu anggota entity mempunyai hubungan dengan satu anggota entity pada entity yang berbeda. Entity 1
Entity 2
Gambar 2.1 One to one relationship b) One-to-many Merupakan hubungan antara beberapa anggota entity yang satu dengan beberapa anggota entity yanglainnya. Entity 1
c)
Entity 2
Gambar 2.2 One to many relationship Many-to-many Merupakan hubungan antara beberapa anggota entity yang satu dengan beberapa anggota entity yang lainnya. Entity 1
Entity 2
Gambar 2.3 Many to many relationship
2.6 Wireless LAN WLAN atau wireless local area network merupakan salah satu jaringan komputer bersifat lokal yang memanfaatkan gelombang radio sebagai media transfer data (Sofana, 2008:345). Informasi data elektronik ditransfer dari satu komputer ke komputer lain melalui gelombang radio. WLAN sebagai jaringan Wi-Fi atau WaveLAN atau LAN nirkabel atau jaringan wireless atau wireless. Pada tahun 2002, IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat menggabungkan kelebihan standart 802.11b dengan 802.11a. Spesifikasi tersebut diberi kode 802.11g. bekerja pada frekuensi 2,4 GHz dengan kecepatan transfer data maksimal 54 Mbps. WiFi (Wireless Fidelity) adalah nama lain untuk produk-produk spesifikasi 802.11 yang dibuat oleh WiFi Alliance (Sofana, 2008:350). Penulis menggunakan peralatan wireless LAN AP (Access Point). Access Point bertugas mengatur dan menghubungkan koneksi beberapa peralatan WiFi. Access Point dapat dianalogikan dengan hub dan repeater (pada wired LAN).
2.7 Perancangan Sistem Menurut Joseph S. Valacich (2004: 58) perancangan sistem adalah suatu tahap dalam siklus pengembangan sistem (System Development Life Cycle) dimana sistem yang dipilih untuk pengembangan dalam analisis sistem pertama kali dijabarkan secara tersendiri dari semua platform komputer (desain logika) dan kemudian diubah menjadi detail-detail teknologi secara spesifik (desain fisik) dari semua rancangan pemograman dari sistem yang dapat diselesaikan. Menurut Roger S. Pressman (2010: 257), perancangan sistem adalah sesuatu yang dilakukan oleh hampir semua rekayasawam perangkat lunak. Perancangan system merupakan tempat dimana aturan-aturan kreativitas, kebutuhan-kebutuhan stakeholder, kebutuhan-kebutuhan bisnis dan pertimbangan teknis secara bersamaan disatukan untuk membuat sistem yang berkualitas. Menurut Roger S. Pressman (2010: 257) Model air terjun (waterfall) kadang dinamakan siklus hidup klasik (Classic Life Cycle) dimana hal ini menyiaratkan pendekatan sistematik dan berurutan (sekuensial) pada pengembangan perangkat lunak yang dimulai dengan spesifikasi kebutuhan pengguna sampai dengan penyerahan sistem ke pelanggan. Tahapan utama siklus hidup pengembangan sistem terdiri dari tahapan perencanaan sistem (system planning), pemodelan (modeling), kontruksi (contruction), dan penyerahan sistem ke para pelanggan/ pengguna (deployment), yang diakhiri dengan dukungan berkelanjutan pada perangkat lunak lengkap yag dihasilkan.
(Sumber :Roger S. Pressman, 2010:46) Gambar 2.4Tahapan – tahapan model waterfall
Langkah-langkah dalam tahap perancangan adalah Roger S. Pressman (2010:17): 1. Komunikasi, proses tahapan ini untuk memahami tujuan-tujuan stakeholder atas proyek perangkat lunak yang sedang dikembangkan dan mengumpulkan kebutuhankebutuhan yang akan membantu mengartikan fitur-fitur perangkat lunak beserta fungsifungsinya. 2. Perencanaan, rencana proyek perangkat lunak mengartikan kerja rekayasa perangkat lunak
69
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN : 2087 - 0868, Volume 5 Nomor 2 Agustus 2014
3.
4.
5.
3.
dengan menggambarkan tugas-tugas teknis yang harus dilakukan, resiko-resiko yang mungkin muncul, sumber daya yang akan dibutuhkan, produk-produk kerja yang harus dilakukan dan jadwal-jadwal kerja. Pemodelan, proses tahapan ini untuk membuat sketsa-sketsa menjadi lebih terperinci supaya dapat memahami masalah sesungguhnya dan lebih memahami bagaimana sistem akan memecahkan masalah tersebut. Ini lebih kearah membuat model-model untuk memahami kebutuhan perangkat lunak maupun rancangan-rancangan yang akan memenuhi kebutuhan tersebut. Kontruksi, kegiatan ini menggabungkan pembentukan kode (codegeneration) dan pengujian yang sangat dibutuhkan untuk menemukan kekeliruan-kekeliruan/kesalahankesalahan dalam kode program komputer yang akan dihasilkan sebelumnya. Deployment, perangkat lunak disajikan kepada pelanggan yang kemudian akan mengevaluasi produk yang disajikan dan akan memeberikan umpan balik berdasarkan evaluasi tersebut. Metode Penelitian dan Pengembangan Sistem
3.1 Objek Penelitian Penelitian dilakukan di Gerai Coffee Tofee yang berlokasi di Ruko Tembalang Jln. Ngesrep Timur V No 33, Semarang. Objek utama penelitian ini adalah Sistem Informasi pemesanan menu Coffee Toffee. Data yang diperoleh di analisis untuk mengetahui sistem yang sedang berjalan pada Gerai Coffee Toffee dan merancang sistem yang diharapkan bisa membantu dalam cafe tersebut. 3.2 Metode Pengambilan Data Metode pengumpulan data yang mempunyai beberapa jenis data dan teknik pengumpulan data yang dilakukan. 1. Jenis Data Pada penelitian ini terdapat 2 (dua) jenis data yang digunakan yaitu : 1. Data Primer Pada penelitian ini jenis data yang digunakan yaitu: data yang diperoleh langsung dari sumbernya melalui wawancara dengan waiter dan supervisor mengenai Gerai Coffee Toffee. 2. Data Sekunder Data yang diperoleh secara tidak langsung melainkan diperoleh dari pihak luar seperti Dinas Pariwisata Kota Semarang dan
70
2.
website coffee toffee yang mendukung perancangan sistem pemesanan menu di Gerai Coffee Toffee. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Wawancara, teknik ini dilakukan dengan bertanya pada pegawai dan supervisor Gerai Coffee Toffee untuk memperoleh data dan informasi perusahaan baik yang bersifat umum maupun khusus mengenai kegiatan operasional bisnis yang diterapkan. 2. Observasi, teknik ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana sistem memberikan pelayanan terhadap pelanggan, output dari sistem tersebut dan bagaimana sistem tersebut memproses input yang ada. 3. Studi Dokumentasi, teknik pengumpulan data ini didapatkan laporan penjualan dan katalog produk yang akan digunakan dalam penelitian sebagai sistem informasi pemesanan menu.
3.3 Metode Perancangan Sistem Perancangan sistem pemesanan menu yang dilakukan mengadaptasi model perancangan Classic Life Cycle, hal ini menyiratkan pendekatan yang sistematis dan berurutan (sekuensial) dengan tahaptahap: a. Komunikasi Pada tahapan ini dimulai dengan melakukan pengenalan masalah (inception) dimana analis sistem mendefisikan lingkup dan kejadian dari permasalahan yang akan diselesaikan. Kemudian analis sistem bergerak ketahap elicitation suatu pekerjaan yang membantu para pengguna sistem mendefinisikan apa yang dibutuhkan. Informasi-informasi yang diperoleh dari pengguna diperluas dan diperhalus ketahap elaboration. b. Perencanaan Sistem Perencanaan dari sistem ini menggunakan lima prinsip dasar. kelima prinsip tersebut, yaitu: a. Memahami Lingkungan Proyek b. Melibatkan Beberapa Stakeholders c. Kualitas Perancangan Sistem d. Mempertimbangkan Risiko Yang Kemungkinan Muncul e. Mendefinisikan Produk Kerja f. Penjadwalan Proyek c. Pemodelan Sistem Pemesanan Menu Pada tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan pemahaman tentang entitas yang akan dikembangkan dan memperlihatkan spesifikasi –spesikasi kebutuhan pengguna dengan
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN MENU BERBASIS WEB (STUDI KASUS : COFFEE TOFFEE TEMBALANG, SEMARANG)
transaksi penjualan ini akan tersimpan di database yang nantinya akan digunakan supervisor untuk kebutuhan manajemen Gerai Coffee Toffee. c. Entity Relationship Diagram
menggambarkan informasi, fungsional dan perilaku. a.
Dekomposisi Diagram
tanggal
IDproduk
IDkategori
jumlah kategori
Nama Kategori
Sistem pemesanan menu
IDkeranjang
keranjang memiliki
sessionsID
Id_produk
IDproduk
2. Menampilk an pesan
1. penjualan
Nama produk
3. Manage admin no_meja
1.1 Display 1.2 Pesan menu menu
1.3 Pilih meja
2.2 1.4 2.1 Invoice Menyjikan Pembayara pesanan pesanan n pesanan
3.2 Pengelolaa n Bahan baku
3.1 Pengelolaa n produk
Id_resep
Id_Bahan Baku
memilih
3.3 tambah resep
terdiri
lokasi
3.4. display laporan
produk
memiliki
meja
resep
jml_Bahan Baku image
harga memiliki
kapasitas id_pesanan
no_meja
jumlah
menginput Bahan terpakai
3.1.1 3.1.2 Add produk Edit produk
3.1.3 Hapus produk
3.2.1 Melihat Stock
3.2.2 Tambah bahan baku
3.2.3 Tambah Stock
3.3.2 3.3.2 Pilih bahan Pilih produk baku
3.3.2 Jumlah stock
3.4.1 Laporan penjualan
terdiri
pesanan Bahan baku satuan Staffadmin
tanggal
IDproduk
sessionsID
IDproduk nama_Bahan Baku
stock
Id_Bahan Baku
id_user
Gambar 3.1 Dekomposisi Diagram Gambar 3.4 Entity Relationship Diagram
b.
Context Diagram Pemesanan produk
Data resep
Admin
System untuk Gerai Coffee Toffee
Data produk
Berdasarkan entity para pengguna yang ada pada sistem pemesanan menu maka permodelan data dalam sistem tersebut dapat dilihat pada gambar 3.4 digunakan untuk menunjukan atribut dan operasi pada tabel yang saling berhubungan. d. Perancangan Database Perancangan database, sistem pemesanan menu menggunakan mysql. Database yang digunakan diberi nama “coffeetoffee”dan terdiri dari 8 tabel. Rancangan model database ditunjukkan pada gambar 3.5 berikut:
Pelanggan
pembayaran
Data penjualan Data stock bahan baku Data pemesanan
Barista
Gambar 3.2 Context Diagram
Context Diagram yang akan digambarkan dalam sistem ini adalah menggambarkan hubungan antar entitas. Pada Gambar 3.2. Terdapat 3 external entity yang terlibat, yaitu: Pelanggan, Barista, dan Admin. FK1 Bahan baku Data bahan baku
pelanggan
pembelian
1. Proses pembelian
produk
Keranjang PK
sessionID
PK
IDproduk
FK1
product_name image harga description IDcategory
IDkeranjang IDproduk tanggal jumlah
kategori PK
IDcategory category
data bahan baku
pesanan
Data pesanan
pesanan
printout Data produk
resep
2. Menampilkan pesanan
Data transaksi
pesanan PK
IDpesanan
FK1 FK2 FK3
no_meja sessionID IDproduk jumlah status tanggal
barista
PK
IDresep
FK1 FK2
IDproduk IDbahan_baku jumlah_bahan
bahan_baku
produk
data produk
3. mengelola Admin
PK data resep
Data resep
StafAdmin meja PK
lokasi kapasitas
Gambar 3.3 Context Diagram Level 1
Proses penjualan yang diperlihatkan pada DFD level 1, pelanggan akan memilih produk yang ada pada menu yang tersedia dan memilih nomor meja sebelum melakukan checkout. Data request pemesanan akan memberi suatu notifikasi berupa print out kepada barista. Data
id_user
no_meja
mengelola
StaffAdmin
PK
password email level
IDbahan_baku nama stock stock_max stock_min satuan posisi_bahan_terpakai
Gambar 3.5 Rancangan Database
d.
Kontruksi Sistem Pemesanan Menu Pengujian pada peringkat komponen / unit testing mencakup pengujian integrasi (integration testing) yang dilakukan setelah sistem selesai dikontruksi, pengujian validasi (validation testing) yang melakukan penilaian spesifikasi kebutuhan telah diakomodasi dalam sistem dan pengujian
71
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN : 2087 - 0868, Volume 5 Nomor 2 Agustus 2014
penerimaan (acceptance testing) yang dilakukan pengguna akhir untuk melakukan pemeriksaan semua fungsionalitas dan fitur yang diinginkan. e. Deployment Pada tahapan ini tidak dilakukan karena sistem hanya dilakukan sampai pengujian alpha dimana pengujian sistem dilakukan di sisi pengembang oleh sekelompok pengguna akhir (ketika semua proses pemesanan telah terekam). Sistem pemesanan menu ini dibangun oleh pengembang, tetapi pengembang juga harus memposisikan diri sebagai pengguna yang awam teknologi. Sehingga pengembang dapat mengidentifikasi masalah dan kesalahan yang kemungkinan muncul apabila sistem ini digunakan oleh pengguna. 4.
untuk mengelola sistem dari mengelola produk, input resep, input bahan baku, notifikasi pesanan, hasil laporan penjualan. Staf admin dapat mengetahui jumlah stock bahan yang tersisa dan hasil penjualan tiap periode tertentu. Tambah Produk Form tambah produk berfungsi untuk mengelola data barang. Tampilan modul produk meliputi penambahan menu produk, edit produk dan delete produk. 3.
Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil Implementasi Sistem Sistem pemesanan menu berbasis web dipasang di komputer server sehingga dapat digunakan dengan baik. Sistem pemesanan menu terdiri dari back office yang digunakan oleh staff administrator yang bertanggung jawab untuk mengelola sistem, front office yang digunakan oleh pelanggan untuk memesan menu yang ditawarkan oleh Gerai Coffee Toffee. 1. Halaman Login Staf admin yang menjalankan sistem pemesanan menu gerai Coffee Toffee melalui web browser akan dihadapkan pada halaman login terlebih dahulu seperti gambar 4.1.
Gambar 4.3 Halaman Produk
Halaman menu tambah produk berisi namanama produk yang disediakan oleh gerai. Link ”Tambah Menu Produk” digunakan untuk menambah produk ke dalam sistem seperti yang ditunjukkan pada gambar
Gambar 4.4 Tampilan tambah produk
4.
Gambar 4.1 Halaman login
2.
Back Office
Gambar 4.2 Halaman Back Office
Pengguna yang telah berhasil login akan diarahkan menuju halaman utama yang berfungsi
72
Menu Kasir Halaman kasir berfungsi untuk memudahkan pengguna dalam melakukan pembayaran. Halaman kasir berisi tanggal pembelian dan nomer meja seperti gambar
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN MENU BERBASIS WEB (STUDI KASUS : COFFEE TOFFEE TEMBALANG, SEMARANG)
Gambar 4.5 Halaman Kasir
5.
Halaman Tambah Bahan Baku Halaman tambah baku berfungsi untuk menampilkan bahan baku dari sistem. Halaman menu bahan baku yang ditampilkan pada halaman ini yaitu tambah bahan baku dan update stock pada bahan baku seperti Gambar
Gambar 4.8 Halaman Laporan Penjualan
8.
Menu Utama Halaman front office digunakan oleh pelanggan untuk memilih menu yang ditawarkan oleh Gerai Coffee Toffee. Setelah pelanggan memilih produk akan tersimpan di keranjang yang berfungsi sebagai tabel sementara seperti gambar
Gambar 4.6 Halaman Bahan Baku
6.
Halaman Input Resep Halaman input resep berfungsi untuk mengelola data resep. Terdapat menu pilih nama produkdan nama bahan baku, button save yang berfungsi untuk menyimpan data resep ke dalam database. Halaman input resep dapat dilihat pada gambar Gambar 4.9 Tampilan Menu Utama
Pelanggan akan memilih nomer meja seperti gambar 4.10, pesanan dari pelanggan akan memberikan notifikasi ke barista berupa print out seperti gambar
Gambar 4.7 Halaman Input Resep
7.
Laporan Penjualan Halaman laporan penjualan berfungsi untuk digunakan oleh staff admin untuk mengelola data penjualan yang setiap saat bisa di gunakan untuk keperluan manajemen Gerai Coffee Toffee. Modul report yang ditampilkan yaitu pemilihan tanggal awal, tanggal akhir dan button tampilkan seperti gambar
73
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN : 2087 - 0868, Volume 5 Nomor 2 Agustus 2014
Gambar 4.10 Tampilan Checkout
Gambar 4.11 Tampilan printout Barista
4.2 Pengujian Pengujian sistem pemesanan menu menggunkan metode black box. Pengujian sistem dengan metode black box bertujuan untuk menemukan kesalahan fungsi pada program. pengujian dilakukan dengan cara memasukan input tertentu dan melihat hasil yang didapat dari input tersebut. Pelaksanaan pengujian sistem telah dilaksanakan, output dari sistem pemesanan menu yang dirancang telah sesuai dengan yang diharapkan sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem ini berhasil.
4.3 Pembahasan Berdasarkan hasil pengujian pada simulasi sistem sebagai berikut: a) Menghasilkan data dan informasi laporan penjualan yang diperlukan untuk perusahaan. Gerai Coffee Toffee belum mempunyai data penjualan yang terkomputerisasi. Laporan penjualan dilakukan dengan cara manual dengan memanfaatkan order bill dari kasir. Pemanfaatan order bill dari kasir sangat mengganggu dalam penyusunan laporan penjualan karena apabila order bill dari kasir rusak atau hilang maka rekapitulasi dari penjualan tidak valid. Sistem pemesanan menu berbasis web menyediakan aplikasi yang terintegrasi dari produk, penyediaan bahan dan laporan penjualan sehingga apabila suatu saat
74
owner ingin melihat laporan berdasarkan tanggal maka sistem akan melakukan pengambilan data penjualan berdasarkan tanggal yang diinginkan. b) Menghasilkan sistem pemesanan menu berbasis web yang dapat menyediakan informasi secara cepat dan efisien. Pemesanan menu pada gerai Coffee Toffee dilakukan dengan cara manual yaitu dengan pemanfaatan daftar menu apabila pelanggan dilantai atas maka pelanggan akan turun ke lantai bawah untuk melakukan pemesanan. Sistem pemesanan menu berbasis web menyediakan aplikasi pemesanan tanpa harus melalui waiter yang berada dilantai bawah dan setiap pemesanan dari pelanggan langsung memberikan notifikasi berupa print out kepada barista. Sistem pemesanan menu berbasis web memberi kemudahan dibandingkan dengan penggunaan sistem manual yang selama ini dilakukan. Fitur-fitur yang diberikan aplikasi sangat user friendly karena pelanggan dapat melihat gambar dari produk. 5.
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Sistem pemesanan menu berbasis web dapat menjadi salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mempermudah pelanggan melihat menu-menu yang ditawarkan dan dapat menghindari kesalahan pencatatan manual. 2. Sistem pemesanan menu berbasis web menyediakan fitur laporan penjualan yang efektif karena supervisor dapat memanfaatkan fitur laporan apabila owner meminta laporan penjualan berdasarkan periode tertentu sehingga kinerja dari manajemen menjadi efisien. 3. Sistem informasi pemesanan menu dapat memberikan informasi kepada barista tentang data pesanan yang masuk dari pelanggan, sehingga data pesanan dari pelanggan lebih cepat tersampaikan ke bagian dapur.
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN MENU BERBASIS WEB (STUDI KASUS : COFFEE TOFFEE TEMBALANG, SEMARANG)
5.2
Saran
Berdasarkan hasil, pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan, maka saran dalam penelitian sebagai sistem informasi pemesanan menu berbasis web sebagai berikut: 1. Memberikan notifikasi tentang stock minimum yang ada pada bahan baku. 2. Sistem pemesanan menu ini dapat memberikan notifikasi berupa email kepada supplier apabila stock pada bahan baku mulai habis, sehingga supplier akan memproses permintaan bahan baku tersebut. Daftar Pustaka : Amelia, Siska. 2006. Analisis Respon Konsumen Terhadap Performance Box Office Coffee Shop Bogor.
Joseph S. Valacich, Joey F. George, Jeffrey A. Hoffer. 2004. Modern Systems Analysis and Design (4th Edition). New York : Lakewood. Moehyi, S. 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga. Jakarta : PT. Bhratara Niaga Media. Roger
S. Pressman, Ph.D. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak Edisi 7. Yogyakarta : Andi Offset.
Siagian, Yolanda M. 2005. Aplikasi Supply Chain Management. Jakarta : Grasindo. Sofana, Iwan. 2008. Membangun Jaringan Komputer. Bandung : Informatika. Supriyanto, Aji. 2005. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta : Salemba Infotek. Uripi. 2007. Manajemen Produksi Makanan. hal. 6.
Hoffer, Ramesh dan Heikki Topi. 2011. MODERN DATABASE MANAGEMENT. New Jersey : Prentice Hall. Jogiyanto. 2005. Analisis & Design. Yogyakarta : Andi Offset.
75