Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain
PERANCANGAN PUSAT PENGEMBANGAN PENCAK SILAT DENGAN PENDEKATAN MODERNISASI NILAI Vika Haristianti
Drs. Widihardjo, M.Sn
Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:
[email protected]
Kata Kunci : desain, interior, jurnal, pencak silat, pengembangan, pusat
Abstrak Dewasa ini, banyak peninggalan kebudayaan yang eksistensi dan perkembangannya tidak diperhatikan oleh masyarakat hingga beberapa mendekati kepunahan salah satunya Pencak Silat. Maka dari itu, pengadaan fasilitas berupa Pusat Pengembangan Pencak Silat menjadi penting agar permasalahan tersebut dapat ditanggulangi. Metode penelitian ini adalah metode studi lapangan dan studi literature. Studi lapangan dilakukan dengan cara wawancara dan survey lapangan. Sedangkan studi literatur dilakukan dengan cara mencari data-data dari beberapa sumber, misalnya internet dan buku panduan. Data yang didapatkan kemudian dianalisa sesuai dengan standar data kebutuhan masyarakat, data lokasi, struktur organisasi dan kebutuhan ruang. Kesimpulan yang dihasilkan adalah sebuah program perancangan dan perencanaan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan sebuah Pusat Pengembangan Pencak Silat dengan Pendekatan Modernisasi Nilai.
Abstract Today, there are many cultural relics that the existence and development are not noticed by the public until some one approaching extinction. The example is Pencak Silat. Therefore, provision of facilities such as Pencak Silat Development Center becomes important so that these problems can be overcome. This research method are field studies and literature. Field studies conducted by interviews and field surveys. While the literature study done by finding data from multiple sources, such as the internet and guide books. The data obtained were analyzed according to the standard data needs of the community, location data, organizational structure and space requirements. The resulting conclusion is a program design and planning of facilities to suit the needs of a Pencak Silat Development Centers Modernization Approach Value.
1. Pendahuluan Bapak Proklamator Republik Indonesia, Ir. Soekarno pernah berkata bahwa ‘’Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya’’. Indonesia sendiri merupakan sebuah Negara yang kaya akan sejarah dan warisan budaya. Namun dewasa ini, ada banyak peninggalan kebudayaan yang eksistensi dan perkembangannya tidak diperhatikan oleh masyarakat Indonesia hingga beberapa mendekati kepunahan. Bahkan, ada pula yang pada akhirnya diklaim oleh Negara lain sebagai milik mereka karena kurangnya kepedulian masyarakat terhadap sejarah nasional dan pelestarian budaya bangsa. Pencak Silat merupakan salah satu peninggalan kebudayaan yang kini perkembangan dan eksistensinya makin memprihatinkan. Belum adanya sebuah lembaga atau institusi yang benar – benar merunut sejarah dan asal – usul pencak Silat serta hilangnya minat dan masalah dari Pencak Silat dimana biasanya keberadaannya diturunkan secara turun – temurun melalui sistem guru – murid dalam sebuah perguruan menimbulkan kesulitan akan regenerasi dan mengakibatkan suramnya masa depan seni bela diri Pencak Silat terjadi saat ini. Menurut laporan dari IPSI, setidaknya ada lebih dari seratus perguruan yang telah bubar saat ini dikarenakan tidak ada lagi peminat yang mendaftar. Jika terus dibiarkan, menurut harian Kompas, bukan tidak mungkin jika dalam kurun waktu sepuluh hingga dua puluh tahun kedepan, Pencak Silat dapat benar – benar punah di Indonesia. Padahal, hal itu tentu tidak boleh terjadi karena selain Pencak Silat merupakan seni bela diri asli Indonesia, Pencak Silat sebagai olahraga prestasi juga harus dijaga regenerasinya agar cabang ini tetap dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia dan menjadi pemersatu bangsa di kancah Internasional.
Berdasarkan masalah di atas, maka diperlukan sebuah tempat sebagai pusat pelatihan, penyebaran dan pelestarian Pencak Silat kepada anak – anak pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Dengan adanya sarana ini, diharapkan Pencak Silat akan kembali menjadi suatu hal yang popular dan digemari masyarakat dan memberikan prestasi yang lebih baik bagi Bangsa ini. Fungsi lain dari sarana ini adalah sebagai tempat melestarikan budaya bangsa yang merupakan identitas dari negeri ini. Dengan mengenal kembali seni bela diri Pencak Silat, masyarakat akan tau tatanan dan pertahanan diri yang sesuai dengan sifat dan pembawaan diri bagi bangsa Indonesia dan meningkatkan kecintaan mereka terhadap peninggalan bangsanya. Tabel Pengunjung Museum Pondok Pustaka Padepokan Pencak Silat Indonesia bulan April 1997 hingga akhir tahun 2012 Pengunjung Tahun
Jumlah Domestik
Mancanegara
1997 168
0
168
1998
98
4
102
1999
375
41
416
2000
320
16
336
2001
308
10
318
2002
484
57
541
2003
195
25
220
2004
93
14
107
2005
345
34
379
2006
217
14
231
2007
122
48
170
2008
118
17
135
2009
421
31
452
2010
215
35
250
2011
178
15
192
2012
356
45
401
4013
406
4418
(9 bulan)
Jumlah selama 15 tahun
Tabel 1 data jumlah pengunjung museum pencak silat Sumber : wawancara dengan Bapak Adi Ariyono, pengelola museum pencak silat Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 2
Vika Haristianti
Melihat tabel data diatas, walaupun sempat terjadi kenaikan ditahun – tahun awal setelah pembangunannya, namun dalam kurun waktu empat tahun terakhir jumlah pengunjung Museum pencak silat di padepokan pencak silat Indonesia – Jakarta terus menurun. Hal ini menunjukkan adanya urgensi yang harus dibenahi baik dari segi manajemen, desain dan juga kelengkapan koleksi serta perawatan agar dapat menjadi lebih baik. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Mendapatkan data dan informasi selengkap – lengkapnya mengenai Pencak Silat yang diteliti untuk kebutuhan perancangan fasilitas.
2.
Mendapatkan referensi untuk dijadikan pembanding dalam merancang proyek fasilitas Pusat Pelatihan dan Pengembangan Pencak Silat
3.
Menangkap seluruh esensi dari subjek yang diteliti.
4.
Menghasilkan suatu rumusan masalah dan program perencanaan perancangan sebagai jawaban dari masalah penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan. Berikut merupakan kerangka penelitian yang dilakukan penulis : MASALAH PENELITIAN -‐
Hilangnya minat masyarakat terhadap Pencak Silat dikarenakan zaman yang semakin berubah dan bermunculannya seni bela diri dari luar negeri yang lebih diminati -‐ Kurangnya regenerasi yang mengakibatkan banyak perguruan pencak Silat dibubarkan karena tidak ada lagi orang yang berminat menjadi murid -‐ Tidak adanya wadah institusi yang benar – benar membahas asal – usul dan sejarah Pencak M Silat di Indonesia A S A STUDI LITERATUR STUDI KASUS WAWANCARA L A Buku Literatur : Observasi : Wawancara : H - Tinjauan Fasilitas - Tinjauan Pencak Silat Internet : -
Website IPSI Artikel, Karya ilmiah, Ebook dll
P E N E L I T I A N
-
Padepokan Pencak Silat Indonesia (TMII) Komunitas dan Perguruan Silat di Bandung Museum – museum di Bandung, Jakarta dan Singapura
-
Bapak Ade Garnadi Atlet dan Guru pencak Silat Pengelola Padepokan Masyarakat Umum
ANALISIS - Hipotesa dari hasil penelitian PERNYATAAN MASALAH
PROGRAM PERANCANGAN
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 3
2. Proses Studi Kreatif Dalam perancangan ini dibutuhkan referensi sebagai acuan agar perancangan tetap dalam koridor desain yang terstruktur. Beberapa referensi tersebut antara lain : • Wolfgang F.E Praiser, 1980, hal 129 Dalam buku berjudul Facility Programming Methods And Applications menjabarkan bahwa dalam proses modernisasi dan aktualisasi ada empat hal yang harus diperhatikan yaitu traditional educational processes in modern facilities, emerging trends in education and information, the open concept dan implications for educational environtments. • Notosoejitno, 2007 Dalam buku The Miscellany of pencak Silat mengatakan bahwa tujuan dari pencak silat adalah untuk membangun ketahanan nasional agar terciptanya kehidupan masyarakat yang bahagia. • http://olahraga .kompasiana.com, 2012 1300 perguruan silat di Indonesia terancam bubar karena generasi muda lebih tertarikmenekuni beladiri yang berasal dari luar negeri. • Vygotsky Di artikel www.wikipedia.com dia mengatakan bahwa anak – anak belajar melalui pengalaman yang mereka rasakan. • ICOm, 1974 Definisi museum adalah : “A non-profit making, permanent institution in the service of the society and its development, and open to the public, which acquires, conserves, researches, communicates, and exhibits, for purposes of study, education and enjoyment, material evidence of man and his environment” Dari beberapa sumber literature diatas penulis menyimpulkan bahwa cara yang paling baik untuk menyebarkan kembali pencak silat adalah dengan perancangan sebuah fasilitas dengan pendekatan baru dimana pengunjung tidak hanya disuguhkan sesuatu yang konstektual namun juga interaktif. Melirik kembali tujuan utama dari Pusat Pengembangan Pencak Silat ini adalah untuk memunculkan minat masyarakat Indonesia terhadap seni beladiri pencak silat, tujuannya agar pengunjung dapat mengetahui makna yang terkandung didalamnya, mendapatkan inspirasi dan tertarik mempelajari lebih jauh. Oleh karena itu, Pusat Pengembangan Pencak Silat ini harus dapat membangun sebuah impresi positif pada pengunjungnya agar dapat mewujudkan tujuan tersebut. Sesuatu yang menyenangkan, merupakan hal yang akan mudah diingat oleh setiap orang. Maka dari itu, kesan ini harus dapat ditampilkan dengan baik. Pencak silat merupakan sebuah kegiatan aktif, dan untuk dapat melakukannya dengan baik tidak dapat hanya dilakukan oleh seorang individu saja, melainkan harus dilakukan berlawanan. Didalamnya terjadi proses interaksi. Banyaknya jenis fasilitas yang ada didalam pusat pengembangan ini diwakili oleh fasilitas utama, yaitu museum. Museum sendiri merupakan sebuah tempat rekreasi dan edukasi. Karenanya, kesan yang harus ditampilkan tidak bisa terlalu formal dan konstektual. Untuk itu, seperti tujuan dari Pusat Pengembangan ini dibuat, modernisasi atau cara penyampaian baru yang lebih segar dan interaktif harus dihadirkan dalam perancangan ini. Sifat modern dan interaktif ini akan diimplementasikan melalui media digital serta konsep perancangan lainnya. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 4
Vika Haristianti
Dari kedua hal diatas, maka didapat kesimpulan bahwa tema dari perancangan ini ialah untuk menghidupkan kembali minat masyarakat terhadap pencak silat dengan cara yang fun, melalui media yang modern dan interaktif tanpa kehilangan ciri khas budaya nya yang tetap bersifat tradisional.
Gambar 1. Tema yang ingin ditampilkan
3. Hasil Studi dan Pembahasan Berdasarkan pendekatan diatas maka ditemukan tiga kata kunci yaitu modern, fun dan interaktif. Karakter dari ketiga sifat tersebut akan memunculkan sifat seperti yang dijelaskan dalam tabel yang nantinya akan diaplikasikan melalui konsep – konsep lainnya didalam program perancangan fasilitas ini. Suasana ruang yang natinya terbentuk diharapkan dapat mencerminkan tema seperti yang disebutkan diatas. Tujuannya agar pemakai fasilitas dapat menerima informasi yang disampaikan secara maksimal. Adapun penjelasan konsep desain perancangan ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2. Tabel Konsep Perancangan Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 5
a. Konsep Bentuk Konsep bentuk mengacu pada keyword modern. Fasilitas Pusat Pengembangan Pencak Silat ini merupakan sebuah fasilitas semi-formal untuk masyarakat umum dengan berbagai latar belakang. Karenanya sifat yang dimunculkan adalah fungsional, simple dan clean. Bentuk – bentuk yang dimunculkan dari sifat ini adalah bentuk geometri sederhana seperti persegi dan persegi panjang.
Gambar 3. Bentuk yang dipakai didalam perancangan
b. Konsep Warna Palet warna yang digunakan dibagi menjadi dua sesuai dengan keyword yang dipakai. Untuk mewakili kesan modern, warna yang dipakai dan merupakan warna dominan adalah warna netral yang meiliki kesan ringan yaitu warna – warna monokrom seperti putih, abu dan hitam. Sedangkan warna kedua yaitu warna yang didapat dari keyword fun. Digunakan sebagai palet warna sekunder. Warna – warna yang digunakan adalah beige, kuning dan biru. Selain dari dua keyword tersebut, diberikan juga aksen warna yang mengesankan natural yaitu warna – warna organik coklat dan hijau. Tujuannya agar memberikan kesan hangat ditengah – tengah desain modern yang terlihat lebih simple dan cenderung dingin.
WARNA PRIMER
WARNA SEKUNDER
WARNA AKSEN
Gambar 4. Palet warna yang digunakan
c. Konsep Material Hal yang menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan material di perancangan ini adalah poin kesesuaian dengan aktivitas yang ada, kecocokan visual dengan konsep serta mencerminkan tema atau warna yang diterapkan. Oleh karena itu material yang digunakan merupakan material dengan sifat dan tekstur yang clean, warna yang simple dan modern serta aman bagi pengguna dan sesuai dengan fungsi fasilitas. Contoh material yang digunakan diantaranya parket, marmer, hpl dengan warna dan textured yang simple dan juga finishing dinding yang mencerminkan kesan simple Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 6
Vika Haristianti
d. Konsep Pencahayaan Cahaya alami yang digunakan tidak mengenai benda pamer secara lansung, sedangkan cahaya buatan dibagi menjadi dua macam yaitu general lighting dan special lighting agar kesan dramatis dapat terbentuk pada ruang. Penciptaan suasana dilakukan dengan cara permainan warna dan eksplorasi posisi lampu. Selain itu, pada ruang pamer temporer digunakan track lighting agar memudahkan pengaturan pencahayaan ketika terjadi perubahan letak display. Objek pamer diberikan cahaya khusus (spotlight) yang mencolok dan disekelilingnya dibuat agak redup, sehingga objek pamer menjadi lebih fokus. e. Konsep Display Konsep display terbagi menjadi dua yakni yang bersifat interaktif dan yang sifatnya pasif atau satu arah. Meskipun banyak dari perancangan ini yang menggunakan kunci interaktif, namun dalam hal display, interaktif dibuat secara efisien agar pengunjung tidak terlalu lelah dan informasi yang disampaikan bisa diserap dengan maksimal oleh pengunjung. Pemilihan display yang digunakan juga berdasarkan karakteristik dari jenis benda yang dipamerkan. Berikut merupakan hasil desain yang dihasilkan dari konsep diatas :
Gambar 5. Perspektif Pusat Pengembangan Pencak Silat
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 7
4. Penutup / Kesimpulan Pusat Pengembangan Pencak Silat dengan Pendekatan Modernisasi nilai ini merupakan sebuah sarana publik dimana pencak silat sebagai seni bela diri khas indonesia yang saat ini keberadaannya sudah semakin memprihatinkan diupayakan untuk dihidupkan kembali dengan cara penyampaian yang lebih aktual. Dengan sarana ini, diharapkan masyarakat Indonesia khususnya dan masyarakat luar pada umumnya dapat mengenal pencak silat dan nilai luhur yang dikandung didalamnya dengan lebih baik, sehingga dapat memiliki keinginan untuk mempelajari pencak silat dengan lebih seksama dan membuatnya kembali eksis seperti pada masa lampau.
Ucapan Terima Kasih Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam MK Tugas Akhir Program Studi Sarjana Desain Interior FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Drs. Widihardjo, M.Sn.
Daftar Pustaka •
Neufert, Ernst, “Data Arsitek.” Erlangga. Jakarta 1996
•
Panero, Julius, “Dimensi Manusia & Ruang Interior.”Erlangga. Jakarta 2003
•
Fried, Gil, “Managing Sport Facilities.” Human Kinetics. United States of America 2005
•
Notosoejitno, “The Miscellany of Pencak Silat. Ebook”
•
Data dan Informasi Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga. Jumlah Pengunjung Museum Di Indonesia 2008
•
Edson, Gary, David Dean, “The Handbook of Museum”
Website •
http://en.wikipedia.org/wiki/Pencak_Silat
•
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_perguruan_silat
•
http://uki-edukita.blogspot.com/2010/03/anak-usia-dini-dan-perkembangannya.html
•
http://persilat.org
•
http://disparbud.jabarprov.go.id/applications/frontend/index.php?mod=statistik-wisatawan&catid=9
.
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 8