PERANCANGAN FURNITURE DAN AKSESORIS PADA PANTI JOMPO DENGAN STUDI KASUS SASANA TRESNA WERDHA KARYA KASIH Izhar Marajo Bambang Kartono Kurniawan, S.Sn., M.A. Bayu Ramadhan Wardani Jurusan Design Interior, Universitas Bina Nusantara
[email protected]
Abstrak
Sebuah Panti Jompo menjadi sebuah tempat yang berfungsi dalam menampung warga lanjut usia yang dirawat, dibina juga diselamatkan dari rasa Kesepian yang dirasakan oleh para lansia akibat disisihkan dan terasingkan dari masing-masing keluarganya yang masih ada namun mengaku tidak sanggup untuk merawat apalagi membagi waktunya hanya sekedar untuk menjadi teman mengobrol karena kesibukan tiap anggotanya. Tujuan pada perancangan ini adalah untuk memberikan fasilitas yang baik bagi kesehatan maupun interaksi penghuni Sasana Tresna Werdha Karya Kasih. Dengan pendekatan ergonomi dan interaksi sosial pada ruang aktivitas, diharapkan penghuni mandiri dan interaksi sosial diantara penghuni dapat dibangun. Sejalan dengan itu tema recalling back memories dengan arsitektur Jengki sebagai inspirasinya diharapkan dapat membuat penghuni usia lanjut merasa seperti dirumah dengan fasilitas duduk yang dapat menunjang segala kemunduran usia lanjut serta mengakomodir kebutuhan interaksi sosial.
Kata Kunci : Furnitur, Ruang Aktivitas, Sasana Tresna Werdha Karya Kasih
Abstract
An Elderly Nursing become a place that serves to accommodate the elderly are cared for, nurtured also saved from a sense of loneliness felt by the elderly due to the excluded and alienated from each family were still there but they did not care for much less able to divide his time just to be a friend to chat because of busy each member. The purpose of the design is to provide good facilities for health and occupant interaction Sasana Tresna Werdha Karya Kasih. With the approach of ergonomics and social interaction in activities room, the expected occupant self and social interaction among residents can be built. In line with the theme of Nostalgic Revival architecture as inspiration of Jengki is expected to make elderly people feel like sitting at home with a facility that can support any setbacks to accommodate the needs of the elderly as well as social interaction.
Keyword : Activity Room, Furniture, Sasana Tresna Werdha Karya Kasih.
BAB 1 – PENDAHULUAN Latar Belakang Sasana Tresna werdha Karya Kasih merupakan sebuah tempat yang memberikan bantuan kepada Lanjut Usia dalam membangun kesiapan untuk beradaptasi terhadap kondisinya yang banyak mengalami penurunan. Sebuah rumah ke-2 yang memberikan pelayanan bagi warga usia lanjut baik secara fisik, mental maupun spiritual.
Namun
terkadang fasilitas dan sarana yang kurang memadai seperti penggunaan kursi yang tidak memenuhi standar ergonomi untuk warga lanjut usia itu sendiri dapat menyebabkan para penghuni merasa kurang nyaman dalam menjalankan aktivitas. Oleh karena itu, menyikapi masalah masalah tersebut dalam bidang desain interior, diharapkan dapat menjadi upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan fasilitas yang ada dengan tujuan untuk mendukung pelayanan pada panti werdha karya kasih dalam membantu memberikan kesejahteraan kehidupan para lansia. Ruang aktivitas ada sebagai area dimana para lanjut usia dapat berinteraksi sosial dan bertukar pikiran. Berkomunikasi dan
membentuk hubungan baik dengan orang seusianya. Desain Furnitur dan aksesoris interior pada Ruang Aktivitas dirasa penting dalam mendukung agar terciptanya suasana yang kondusif bagi para penghuni dalam menjalankan aktivitasnya di Sasana Tresna Werdha Karya Kasih.
Perumusan Masalah Permasalahan pada perancangan furnitur bagi
Sasana tresna Werdha Karya Kasih
adalah bagaimana merancang furnitur yang mendukung aktifitas penggunanya dalam waktu yang lama dengan memperhatikan aspek kesehatan bagi penggunanya.
Tujuan Memberikan fasilitas yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan utama Lanjut Usia dengan menyesuaikan keadaan fisiologis maupun psikologisnya serta memberi kepercayaan pada manula dengan fasilitas panti jompo yang baik dan terawat sehingga manula tidak perlu merasa ragu dan tersisihkan untuk tinggal di Panti Jompo
Luaran yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dalam perancagan ini adalah dapat menghasilkan prototipe dari model rancangan furnitur untuk ruang aktivitas yang mengakomodir aktivitas baik itu induvidual ataupun komunal, praktis dalam penggunaan serta efisien dalam pemanfaatan ruang. Selain itu juga tercapainya desain furnitur yang representatif dalam membawa suasana homey yang tenang dan nyaman pada panti jompo.
Kegunaan Program Perancangan ini berguna untuk memberikan pemahan dan meningkatkan rasa kepedulian pada masyarakat mengenai Panti Jompo juga warga Lanjut Usia.
Selain itu melalui
rancangan ini diharapkan pula dapat membangun kreativitasnya dalam mengembangkan keterampilan dalam proses produksi produk dan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan Masyarakat dari segi ekonomi kecil dsampai menengah (sektor industri) dalam kaitan dengan produksi rancangan secara massal.
BAB 2 – TINJAUAN PUSTAKA Panti Jompo Dalam buku yang berjudul Site Planning and Design for the Elderly oleh Diane Y. Carsten, ada standar-standar karakter ruang dan lingkungan yang diperlukan oleh lansia Kebutuhan Ruang •
Sirkulasi dimengerti Lansia
•
Ruang mudah dikenali dan dikelola
•
Mendukung interaksi sosial
•
Lingkungan harus dapat memberikan stimulus sensor bagi lansia sebagai latihan agar kemampuan sensorik tidak cepat menurun.
Keamanan, Kenyamanan dan Lingkungan •
Bangunan dan Lingkungan aman
•
Kemudahan akses dan transisi ruang menuju luar ruangan
•
Pemandangan luar yang menarik
•
Nyaman dan melindungi dari cuaca yang buruk
Lanjut Usia Dalam bukunya " Mengenal Lanjut Usia Lanjut Usia", Siti Maryam menyebutkan bahwa terdapat perubahan perubahan pada Lanjut Usia, baik itu fisiologis maupun psikologis. Perubahan fisiologis ini pada lanjut usia : Fungsi motorik •
Menurunnya fleksibilitas, kekuatan.
•
Kekakuan tubuh, diantaranya adalah kesulitan bangun dari duduk atau sebaliknya, jongkok, bergerak, dan berjalan.
Fungsi Sensorik pada penglihatan •
Respon terhadap sinar menurun
•
Akomodasi menurun
Fungsi SensoMotorik •
Gangguan keseimbangan dan koordinasi
Perubahan Psikologis pada Lanjut Usia •
Depresi
•
Cemas
•
Kesepian
Nostalgia Nostalgia merupakan sebuah kerinduan (kadang-kadang berlebihan) pd sesuatu yg sangat jauh letaknya atau yg sudah tidak ada sekarang; kenangan manis pd masa yg telah lama silam. (kbbi.web.id) Tim Wildschut menyebutkan dalam jurnalnya "Nostalgia : Past, Present, and Future", Bahwa nostalgia merupakan kekuatan fundamental manusia yang dapat meningkatkan mood, meningkatkan rasa penghargaan diri, meningkatkan hubungan sosial, memberikan makna eksistensial.
Jengki Pada tahun 1960-an, banyak rumah-rumah penduduk dibangun dengan gaya jengki, gaya populer yang memiliki keserupaan dengan gaya streamlining. sekitar tahun 60-an di Saat itu suasana Indonesia relatif tenang dari pergolakan setelah kemerdekaan. Memunculkan keinginan dari beberapa pihak untuk ’membebaskan diri’ dari segala yang berbau kolonialisme. Termasuk keinginan untuk tidak membuat arsitektur bergaya Belanda. (Rahmanu Widayat.2006). Sementara itu, Agus Sachari menerangkan dalam bukunya "Budaya visual Indonesia", bahwa gaya jengki sendiri memiliki keserupaan dengan gaya "streamlining", gaya yang dipopulerkan oleh Norman Bell Geddes. Adapun karakter yang ada pada gaya jengki adalah ditandai oleh bentuk-bentuk polos dan melancip untuk beberapa bagian. Selain itu bentuk frame dudukannya yang menyatu dengan sandaran dengan bentuk yang sederhana. Sedangkan dari sisi penggunaan materialnya pun menggunakan kayu dan sebagai konstruksi utama dan umumnya masih menggunakan warna alami kayu. Selain itu menggunakan leather, fabric ataupun anyaman rotan yang digunakan sebagai dudukan maupun sandaran.
Gambar 1. Kursi jengki
BAB 3 - METODOLOGI PENELITIAN Sebagai data penelitian kualitatif, penulis melakukan survey pada Sasana Tresna Werdha Karya Kasih dan Panti Werdha Berea sebagai studi bandingnya. Secara keseluruhan, penulis melakukan observasi terhadap fasilitas Panti terutama pada area aktivitas Lansia dimana area aktivitas yang dimaksud merupakan area Lansia menghabiskan waktu senggangnya pada kesehariannya. Penelitian dilakukan baik pada penerapan ergonomi terutama pada fasilitas duduk juga nilai visual itu sendiri. Kemudian penulis melakukan penelitian lebih lanjut dimana area biasa Lansia melakukan aktivitas kesehariannya. Selain itu penulis juga mengalisa aktivitas apa saja yang biasa dilakukan pada area tersebut dan bagaimana keadaan postur tubuh saat hendak duduk - bangun juga saat duduk. Sedangkan untuk data kuantitatif, data yang dikumpulkan adalah berupa waktu lama Lansia beraktivitas terutama saat duduk. Selain itu juga dilakukan pengukuran tubuh sebagai data antropometrik Lansia. Pengumpulan data studi pustaka juga dilakukan untuk mengumpulkan informasi terkait baik itu berupa teori, data antropometri dan juga studi sebelumnya untuk mendukung penelitian ini. Media yang digunakan terdiri dari buku, jurnal, artikel, skripsi, dan juga beberapa sumber online seperti e-book, e-journal, e-thesis, penelitian online, dan situs-situs. BAB 4 – HASIL DAN BAHASAN
Proses Desain Berdasarkan kebutuhan pengguna, fasilitas terutama media duduk yang dibutuhkan ialah yang mengakomodir baik itu kebutuhan personal maupun komunal dengan tetap memperhatikan kesehatan Lanjut Usia baik secara fisik maupun psikologis. Konsep visual yang sederhana dengan mengangkat konsep jengki sebagai elemen yang membawa suasana nostalgia juga homey dan konfigurasi kursi yang diangkat ialah kursi lounge yang memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Bentuk Round pada permukaan kaki agar meminimalkan gesekan pada lantai sehingga dapat mempermudah pengguna menggeser saat henda duduk. 2. Penggunaan anyaman rotan pada sandaran sebagai efisiensi material, mendukung konsep visual, juga sebagai sirkulasi udara 3. Adanya jarak antara arm rest dengan depan dudukan agar bagian belakang pengguna tidak terbentur saat hendak duduk maupun bangun. 4. Menggunakan busa yang dilapis dakron sebagai dudukan dan dakron sebagai cushion pada senderan agar pengguna dapat duduk dengan nyaman,
5. Lebar dudukan yang memungkinkan pengguna mengubah posisi duduknya agar dapat menghilangan rasa fatigue yang dirasakan 6. Adanya celah antara senderan dengan head rest sebagai sirkulasi udara 7. Penggunaan HeadRest agar pengguna dapat tertidur.
Material Dalam perancangan ini digunakan material berbahan baku kayu. Alasan mendasar ialah relatif mudah dan umum dalam proses produksi serta ketersediaan bahan baku yang masih cukup banyak. Kemudahan akses untuk mendapatkan material ini lebih jauh dapat berdampak kepada biaya produksi, serta efisiensi carbon footprint yang berdampak terhadap lingkungan.
Sistem Konstruksi Furnitur Adapun sistem konstruksi yang digunakan, merujuk kepada durabilitas dengan tetap memerhatikan kemudahan pengguna dalam menggunakan fasilitas yang dirancang. Maka dari itu digunakan sistem konstruksi standar Mortise- Tenon juga Lap Joint untuk sambungan kayu.
Warna Dalam buku "Designing Commercial Interiors", Christine M. Piotrowski menjelaskan bahwa penduduk lanjut usia banyak mengalami masalah penglihatan. Seperti warna yang terlalu terang akan menyebabkan kesilauan. Selanjutnya, Christine mengatakan bahwa antara 1 bidang dengan bidang lainnya (seperti : tembok dengan lantai, ataupun lantai dengan furnitur) sebaiknya memilki kontras warna sebagai penanda perbedaan pada tiap bidang. Pada perancangan panti werdha ini, pemilihan warna yang digunakan adalah warna soft dan feminine pada penerapan motif vintage pada kursi. Berikut adalah penggunaan warna pada perancangan Panti Werdha Karya Kasih.
Table 1 Perceptual Properties and Association of Common Colors
Warna
Positif
Pink
Feminim, manis, kekanak-kanakan, halus,
Keterangan lainnya
bergairah
(jika
mendekati dengan merah)
−
warna
Diketahu
menyembuhkan
sakit kepala −
Warna
favorit
kosmetik industri
pada
Light- Blue
lembut, reflektif
−
dan merelaksasi otot otot
White
Kelahiran, suci, kekuatan
−
simplicity,menyatu
dengan
desain modern Brown
Diasosiasikan dengan kenyamanan rumah
Bagan 1 Peta Konsep Perancangan
DAFTAR PUSTAKA
1. Komisi Nasional Lanjut Usia. (2010), Aksesibilitas dan Kemudahan dalam Penggunaan Sarana dan Prasarana. Jakarta: Komisi Nasional Lanjut Usia. 2. Marizar, E.S. (2005) Designing Furniture. Yogyakarta: Media Pressindo 3. Noll, T. (2003).Woodworker's Joint Book.United Kingdom : Apple Press 4. Gorman, J. (1992). The Evolution Of Low Back Pain. United Kingdom : Josh Gorman 5. Postell, Jim. (2012). Furniture Design. United States: Wiley. 6. Marchand, B. (2014). Architecture for the Elderly. Swiss: Press Polytechniques
7. Brunswick. (2010). Design Standart for Nursing Homes. Inggris: Department of Supply and Service 8. Carstens, Diane Y. (1993).Planning and Design for The Elderly: Issues,Guideliness and Alternatives. Canada: John Wiley & Sons 9. Benbow. WA, (2014) Best Practice Design Guidlines: Design Complex care. United States: Deparment Veteran Affairs. 10.
Izzaty Rita Eka,dkk,.(2008). Perkembangan Peserta Didik.Yogyakarta:UNY Press.
11.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
12. Maryam,R.Siti,et.al.(2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.Jakarta: Salemba Medika 13. Panero, Julius, Zelnik, Martin. (1979) Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta.: Erlangga 14. Reen,rod.2010.color + design.newyork:FairchildBook 15. Sachari, Agus.(2007).Budaya visual Indonesia: membaca makna perkembangan gaya visual karya desain di Indonesia abad ke-20. Jakarta: Erlangga 16. Kasran, Suharko.2002.Hubungan Antara Ketegangan Mental Dan Fraktur Tulang Panggul Pada Usia Lanjut.Vol.21 No.2,75-76 17. Raschko B.B., 1982. Housing Interiors for the Disabled and Elderly.New York: Van Nostrand Reinhold Company Inc. 18. M.D.,Felicia Cosman.(2009).Osteoporosis: panduan lengkap agar tulang anda
tetap sehat. Jakarta: Bentang Pustaka. 19. Christine M. Piotrowski, Elizabeth A. (2007). Designing Commercial Interiors. NewYork: John Wiley & Son 20. Kurniawan, Kemas Ridwan. (1999). Identifikasi Tipologi dan Bentuk Arsitektur Jengki di Indonesia Melalui Kajian Sejarah. Jurnal Teknik Arsitektur Universitas Indonesia. Laporan Penelitian SPP/DPP. 21. Widayat, Rahmanu. (2006).Spirit dari Rumah Gaya Jengki Ulasan tentang Bentuk, Estetika, dan Makna. Jurnal Dimensi Interior. Vol4, No.2, hlm 80-89 22. T,A. Muttaqin(2008). pvc- u Pada Aplikasi Kusen Pintu dan Jendela: Dalam Peran Sebagai Material Alternatif Dari Kayu.Disertasi tidak diterbitkan. Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia
23. Sedikides, Constantine , Wildschut,Tim, Arndt, Jamie , Routledge, Clay. (2008) Nostalgia. Past, Present, and Future. Association for Psychological Science.Volume 17.No. 5. Hal.307 24. http://fuadbahsin.wordpress.com/2008/12/25/lansia-dan-pelayanan-pada-lansia/. Diakses Oktober 2014 25. https://ragamhandicraftrajapolah.wordpress.com/2012/03/26/menilik-sejarahrotan-indonesia/. Diakses Februari 2015