PERANCANGAN FONT “FAMOS” DENGAN TYPEFACE TERINSPIRASI DARI MUSIK MARCHÉ LA VOID Iki Seiffa Cunyada Visual Communication Design New Media Program, Bina Nusantara University Jl. K.H. Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta Barat 11480, 021-5345830 Email :
[email protected] ( Iki Seiffa Cunyada, Dra. Dria Setiautami, M.Sn. )
Abstrak Tujuan utama dari perancangan typeface “FAMOS” ini adalah untuk memberikan solusi desain terhadap representasi music postrock, terutama band postrock Indonesia, Marché La Void. Dengan menggunakan metode pengumpulan data dan wawancara dengan narasumber yang bersangkutan. Adapun metode perancangan yang dipakai adalah dekonstruksi dari berbagai teori tipografi. Hasil yang penulis capai adalah sebuah font dengan typeface yang dapat memberikan imaji yang tepat kepada pendengarnya. Kesuluruhan dari perancangan ini menunjukan bahwa solusi tipografi terutama pembuatan typeface pada musik postrock merupakan kebaruan yang segar dan menarik. (I) Famos is a typeface designed to represent Indonesian postrock band; Marché La Void. Literature methods, collecting data and interviewing reliable source(s) for data research were used at the earlier stage of the design process. The design methods used were derived from deconstructing various typography theories. The result which the writer achieved gives the right image to the music listener. The overall design of Famos brings fresh and interesting newness to the genre post rock itself. (I)
Keyword : typography, dark, Postrock, font, typeface.
PENDAHULUAN Marché La Void adalah band Jakarta yang terbentuk pada tahun 2003 dan dipelopori 3 teman baik yaitu Taufiek, Suryaputra Sarosa, dan Wahyu A.N. Seiring perjalanan pertambahan anggota pun membawa Hendra, Gerrid A. Birawa dan Dave L. Purba bergabung. Band yang awalnya bernama Cacophonie ini selalu membawakan lagu mereka sendiri. Marché La Void merupakan salah satu band pertama di Indonesia yang membawakan nuansa Instrumental Post-rock, walaupun mereka mendeskripsikan musik mereka sebagai Down-tempo, Psychedelic, dan Ambient. Pada tahun 2004 mereka mengeluarkan EP mereka berjudul cacophonia yang diproduksi dan didistribusikan secara independen, melalui EP tersebut mereka berhasil mendapat perhatian dalam skena musik Indonesia. Setelah sukses dengan EP, LP dipersiapkan dengan nama The book of conception and the language of spin yang rampung pada tahun 2008. Namun karena masalah internal akhirnya Full Album dirilis dengan judul The Origin of Non-entity pada tahun 2012 dengan format Digital Download. The Origin of Non-Entity terdiri dari enam lagu dengan durasi , diantaranya In Shadows, Silent War, Display of Power, As We Progress Marching, For a Moment Silence, Serenity, dan satu hidden track yang merupakan sebuah gubahan dari lagu wajib nasional, “Mengheningkan Cipta”. Tipografi dalam album musik sendiri pun sudah lumrah terlihat. Pada tahun 1938, Alex Steinweiss yang bekerja di Columbia Records menciptakan konsep sampul dan cover art. hingga pada saat ini, cover art sebagian besar diperuntukan untuk sampul CD dan unduhan digital. Tipografi berperan penting dalam album dikarenakan tipografi hal pertama yang dikenali oleh orang. Saat CD berada di rak, yang terlihat hanya tulisan nama band dan nama albumnya yang berada di samping.
METODE PENELITIAN Metode pengumpulan data dan penelitian untuk proyek Tugas Akhir ini didapat dari berbagai sumber, antara lain: a)
Data Kajian estetika dan tipografi seperti Typography Workbook (Timothy Samara), Basics Typography 02 : Using Type (Michael Harkins), Designing typeface (David Earls);Typography : Macro+Microaesthetics (Willi Kunz). b) Penulis juga melakukan wawancara langsung kepada personil band yang bersangkutan. Selain personil, penulis juga melakukan wawancara dengan pihak – pihak yang sekiranya bersangkutan seperti, desainer album The Origin of non-entity dan tipografer.
HASIL DAN BAHASAN Sebagai typeface yang terinspirasi dari musik postrock, “Famos” mempunyai estetika Makro dan Mikro tipografi. Karakter yang ingin dimunculkan adalah Dark dan Intriguing. Oleh karena itu diperlukan form yang dapat merepresentasikan hal tersebut. Dalam pencarian form tersebut, berbagai metode visual yang dipakai seperti, perbandingan typeface dengan typeface band postrock yang sudah ada, dan dekonstruksi
typeface untuk mendapatkan karakter yang diinginkan. Setidaknya lebih dari 150 sketsa yang dicapai untuk memadupadankan form.
Gambar 1
Gambar 2
Beberapa sketsa awal
Form dan negative space dari FAMOS
Gambar 3
Specimen FAMOS
Font yang diambil adalah jenis Display font, yaitu font yang hanya dipakai sebagai judul dan tidak bisa dipakai untuk bodytext. Setelah letterform terbentuk di Adobe Illustrator, kemudian bentuk-bentuk tersebut di pindahkan ke Fontlab. Poster specimen huruf menggunakan ukuran A3 yaitu sebesar 297 mm x 420 mm.
Gambar 4
Cover dan backcover dari booklet
Gambar 5
Bagian latar belakang dari booklet
Booklet difungsikan sebagai media promosi dari font Famos. Ukuran booklet yang digunakan adalah A3 dikarenakan ukurannya yang kecil dan penggabungan warna merah akan menjadi stopping power yang cukup.
Gambar 6
Poster Specimen A-Z FAMOS
Poster ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang bentuk dan gambaran umum karakter typeface FAMOS. Komposisi huruf dalam poster ini dirancang sehingga memperlihatkan ruang antar huruf atau kerning. Warna merah, putih, dan kuning mengambil dari tema politik yang menjadi momok di subconcious rakyat indonesia yaitu paham komunis.
Gambar 7
Mockup cover vinyl
Typeface akan dipakai juga sebagai sampul album priringan hitam yang akan dirilis. Album 12 inch ini akan berisi 2 lagu yaitu For a moment, silence dan Serenity. Logo yang dipakai di Cover terbuat dari Hotfoil berwarna merah, warna ini dipilih karena mempunyai dualitas terlihat dari angle tertentu dapat berwarna hitam. Kaos juga merupakan media yang umum digunakan dalam promo musik di Indonesia. Dalam pengaplikasiannya font Famos dalam media kaos lebih menunjukan karakter dari font tersebut. Sedangkan aplikasi typeface yang menjadi promo untuk font itu sendiri menampilkan specimen dari font tersebut dan nama dari font tersebut. Hierarki tersusun dari atas kebawah.
Gambar 8
Gambar 9
Aplikasi Typeface pada T-shirt untuk Band
Aplikasi Typeface pada T-shirt untuk promo Font.
SIMPULAN DAN SARAN Merepresentasikan musik ke dalam typeface merupakan hal yang menarik dan memberikan banyak ide-ide desain. masih banyak perspektif-perspektif yang belum penulis bahas ataupun belum memahami secara lebih mendalam. Pembuatan typeface ini diharapkan akan menghadirkan alternatif baru dalam menginterpretasikan musik postrock.
Typeface “Famos” merupakan salah satu bukti bahwa kerumitan dalam musik postrock dapat terwakilkan dengan mikro dan makro estetika didalam tipografi. Bagian-bagian dalam musik mempunyai kesamaan dengan tipografi, seperti rhythm, letterform, dan harmony. Kemampuan tipografi dalam menyederhanakan masalah desain yang kompleks sering tidak disadari oleh desainer. Merepresentasikan musik kedalam sebuah desain baik tipografi atau illustrasi memerlukan panduan teori dan pengetahuan yang banyak, baik dari segi musik maupun desain. Dalam mencari form yang sesuai dengan konteks dan menarik, diperlukan kesabaran dan kerajinan dalam sketsa. Saran yang bisa penulis sampaikan dalam perancangan typeface adalah agar mempunyai jadwal waktu yang ditepati, karena proses pencarian form hanya setengah dari proses yang akan ditempuh. Proses kedua merupakan pengaturan form typeface yang di sudah didapatkan, disusun menjadi font. Pengaturan metrics dan kerning harus merunut pada ajaran yang spesifik sehingga tidak menimbulkan inkonsistensi dalam typeface. Saran yang terakhir yang penulis bisa sampaikan adalah agar desainer-desainer dalam melakukan tugas akhir yang serupa dengan tugas akhir ini untuk mempunyai mindframe bahwa topik yang diangkat merupakan hal yang fungsional karena yang dapat membedakan antara desain dan seni adalah fungsi. REFERENSI Cullen, Kristin. (2012).Design Elements Typography Fundamentals A Graphic Style Manual for Understanding How Typography Affects Design. Massachusetts: Rockport. Earls, David. (2002). Designing Typefaces. Switzerland: RotoVision SA. Elif Ayiter. 2010. The History of Visual Communication. Retrieved 03-19-2014 from http://www.citrinitas.com/history_of_viscom/computer.html Hellmuth, James. (1980,1985). Homage to The Alphabet. Pittsburgh: Geyer Printing Co. Kunz, Willi. (1998). Typography :Macro+Microaesthetics. Switzerland: Verlag Niggli AG Neuenschwander, Brody. (1993). Letterwork : Creative Letterforms in Graphic Design. New York: Phaidon Press Limited.