THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
PERANCANGAN FASILITAS PENGUPAS KACANG METE UNTUK MENGURANGI KECACATAN PRODUK 1,2
Isana Arum Primasari 1), Vierky Rizky Tamyiz 2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan Kampus III UAD Jl. Dr. Soepomo Janturan Yogyakarta Email :
[email protected]
Abstrak UKM Zahra Yogyakarta merupakan sebuah industrimakanan ringan yang memproduksi berbagai olahan pangan. Bahan dasar yang digunakan adalah kacang mete yang dikupas sendiri oleh karyawan UKM Zahra. Permasalahannya utama adalah pada pengupasan kacang mete yang masih manual yaitu menggunakan telenan sebagai alas pengupas dan sebuah pisau kecil untuk membuka kulitnya dan sebuah mangkok sebagai wadah hasil kupasan kacang mete. Pada saat proses pengupasan kacang mete, pekerja duduk di lantai, tangan kiri memegang kacang mete dan tangan kanan memegang pisau kecil, dengan posisi tubuh membungkuk. Hal ini mengakibatkan pekerja mengeluhkan ketidaknyamanan dan pegal pada pada bagian leher, bahu, punggung, pantat, siku, lutut dan jari-jari tangan. Pengupasan mete dengan cara manual ini menyebabkan hasil kupasan yang tidak utuh sehingga dianggap sebagai produk cacat sehingga hanya bisa menjadi olahan mete kualitas rendah. Berdasarkan hasil observasi terdapat kecacatan produk 7% dalam satu jam. Perlu dibuat rancangan fasilitas pengupas kacang mete melalui pendekatan ergonomi dengan mempertimbangkan posisi kerja sehingga dapat mengurangi ketidaknyamanan pekerja.Perancangan fasilitas kerja yang ergonomis dilakukan dengan mempertimbangkan data Anthropometri yang disesuaikan dengan aspek ketidaknyamanan yang dikeluhkan oleh pekerja.. Detail dari desain fasilitas dirancang menggunakan software Solid Works 2012.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perancangan fasilitas pengupas kacang mete dapat memberikan dampak terhadap pengurangan keluhan operator pada bagian leher, bahu, punggung, pantat, siku, lutut dan jari-jari tangan dari 63,6% menjadi 18%. Hal ini sangat mempengaruhi hasil kerja sehingga terjadi peningkatan output standar dari 172 biji/jam menjadi 446 unit/jam atau terjadi peningkatan output sebesar 159,3%. Perancangan fasilitas ini juga dapat menurunkan tingkat kecacatan produk dari ratarata persentase kecacatan produk sebesar 7%, berkurang menjadi 0,8% per jam. Kata Kunci:Fasilitas pengupas mete, Ergonomis, minimasi kecacatan 1. PENDAHULUAN UKM Zahra Yogyakarta beralamatdi DusunKrikilan, TegaltirtoBerbah, Slemanmerupakanindustrikecil yang bergerakdalampengolahankacang mete denganberbagaijenisproduk olahankacang mete. Salah satupermasalahan yang dihadapiindustri kecil iniadalahpada proses pengupasankacang mete. Proses inimasihdikerjakan secara manual, mengunakanpisaukecil, talenandanmangkok sedangkanpekerjaduduk di lantai, tangankirimemegangkacang mete dantangankananmemegangpisaukecildenganta lenansebagaialaspengupasan. Posisi pekerja bisa dilihat pada gambar 1.1
1521
Gambar 1.1. Posisi Pekerja
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
Pengupasan mete menggunakan pisau akan mengakibatkan kecelakaan kerja jari teriris dan tertusuk pisau. Disamping itu proses seperti ini sering menyebabkan hasil kupasan yang tidak utuh (pecah) sehingga dianggap produk cacat sehingga turun nilai jualnya.Gambar proses pengupasan mete dapat dilihat pada gambar 1.2.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut maka perlu perancangan fasilitas pengupas kacang mete agar dapat mengurangi ketidaknyamanan dan keluhan dalam bekerja, mengurangi kecelakaan kerja serta dapat menurunkan tingkat kecacatan produk . Tujuan penelitian ini adalah : 1. Merancang fasilitas pengupas kacang mete dengan pendekatan Ergonomi sehingga proses pengupasan kacang mete menjadi lebih nyaman. 2. Memperbaiki posisi kerja sehingga pekerja tidak mudah lelah dan dapat mengurangi keluhan akibat kerja. 3. Perancangan fasilitas pengupas kacang mete diharapkan mampu mengurangi tingkat kecacatan produk
Gambar 1.2. Proses Pengupasan Mete
2. KAJIAN LITERATUR Jambu monyet atau yang juga dikenal dengan sebutan jambu mete merupakan salah satu jenis tanaman sebenarnya bukan berasal darianggota myrtaceae (jambu-jambuan). Akan tetapi tumbuhan yang memiliki nama ilmiah Anacardium Occidentale ini, memiliki kekerabatan yang cenderung lebih dekat dengan suku mangga-manggaan (anacardiaceae). Jambu monyet atau jambu mete adalah tanaman yang berasal dari hutan hujan Amazon Brasil yang kini banyak kita jumpai di berbagai negara seperti Vietnam, India, benua Afrika, serta di Indonesia (http://manfaat.co.id/manfaat-jambu-monyet) Kacang mete juga sangat berguna sebagai co-faktorserta anti-oksidan yang sanga tampuh dalam tubuh. Terdapat beberapa jenis vitamin seperti asam pantotenat, riboflavin, niacin, piridoksin, serta thiamin dalam kacang mete dapat membantu mencegah dermatitis, serta mendukung metabolism lemak, protein, serta karbohidrat dalam sel-sel tubuh (http://manfaat.co.id/manfaat-jambu-monyet) Kacang mete dapat dibuat menjadi berbagai olahan makanan yang sangat lezat, bergizi dan sangat digemari oleh semua kalanagn masyarakat. Hal yang sangant penting untuk diperhatikan adalah bagaimana cara mengupas kacang mete yang benar sehingga kacang mete tidak pecah. Dukungan faslitas pengupaas kacang mete menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan karena
Berdasarkan hasil wawancara dan pengisian angket NORDIC BODYMAP, pekerja mengaku mengalami keluhan–keluhan seperti pegal pada leher, bahu, siku, jari-jari tangan, punggung, pinggang, pantat, paha, lutut dan kaki. Sesaat setelah proses pengupasan, pekerja merasakan kram, pegal dan lelah pada beberapa bagian tubuh. Pada observasi awal dilakukan pengukuran terhadap lamanya waktu pengupasan mete. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pekerja mampu mengupas satu kacang mete dalam waktu rata–rata 15 detik (dalam 10 kali pengamatan) dan menghasilkan produk cacat (mete terbelah) sebanyak 7% dalam 1 jam kerja. Produk cacat dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 1.3. Kacang Mete Cacat
1522
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
peralatan kerja dan lingkungan kerja yang tidak dirancang secara ergonomis dapat menyebabkan kelelahan fisik kepada para pekerja. Sebagai hasil dari yang kelelahan fisik, dapat terjadi banyak cacat di lini produksi karena kesalahan manusia dan juga dapat menyebabkan keluhan muskuloskeletall.(http://jurnalindustri.petra.ac .id/index.php/ind/article/view/18408) Dalam pembuatan desian fasilitas yang perlu dipertimbangkan adalah aspek ergonomi, yaitu bagaimana membuat desain alat yang dibuat harus sesuai dengan kaidah dan dimensi Antropometri. Selain itu perancangan juga perlu mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan penggunanya sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi serta efektivitas kerja. . (http://www.academia.edu/9587078/Analisa_ Ergonomi_Pada_Perancangan_Alat_Pemecah _Gelondong_Biji_Mente). Data Antropometridiperlukan untuk melakukan perancangan produk agar produk yang dibuat menjadi ergonomis. Pemakaian data Anthropometri akan menerapkan distribusi normal. Dalam statistik, distribusi normal dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata dan simpangan standarnya dari data yang ada. Dari nilai yang ada tersebut, maka persentil dapat ditetapkan sesuai dengan tabel probabilitas distribusi normal. Dengan persentil, maka yang dimaksudkan disini adalah suatu nilai yang menunjukkan prosentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau di bawah nilai tersebut (Wignjosoebroto, S.,1995) Perancangan produk memerlukan alat bantuan untuk memvisualisasikan produk yang dibuat. Pembuatan desain rancangan alat pengupas kacang mete secara detail dilakukan dengan menggunakan software Solid works ver 2012. Solid Works dalam pengambaran/ pembuatan model 3D menyediakan featurebased, parametric solid modeling. Featurebased dan parametric ini yang akan sangat mempermudah bagi penggunanya dalam membuat model 3D. File dari solid work ini bisa di eksport ke software analisisse misal Ansys, FLOVENT, dll. Desain kita juga bisa
UAD, Yogyakarta
disimulasikan, dianalisis kekuatan dari desain secara sederhana, maupun dibuat animasinya (Sartanto, 2013) 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang dikumpulkan melalui pengukuran langsung dan wawancara serta pengisian angket dengan menggunakan alatalat pengumpulan data. Secara singkatlangkah-langkah penelitian yang dilakukan adalahsebagai berikut: 1. Observasi Awal 2. Identifikasi Masalah 3. Perumusan Masalah 4. Pengumpulan Data a. Data Primer 1) Proses tata cara kerja proses pengupasan kacang mete 2) Ukuran dimensi tubuh operator pada proses tersebut. 3) Waktu proses sebelum dan setelah perancangan alat kerja. 4) Performance rating sebelum dan setelah perancangan alat kerja. 5) Data tingkatkenyamananoperatordalamp roses pengupasan kacang mete 6) Allowance sebelum dan setelah perancangan alat kerja. b. Data Sekunder 5. Pengolahan Data Teknik pengolahan data meliputi beberapa tahapan diantaranya: a. Pengujian Data 1) Uji Normalitas Data 2) Uji Keseragaman Data 3) Uji Kecukupan Data b. Perhitungan data yang diperlukan untuk perancangan alat 1) Data Antropometri 2) Data Waktu Proses 6. Perancangan Alat Kerja a. Pemilihan Bahan b. Proses Menggambar Teknik c. Proses Pembuatan Alat Kerja 7. pengujian hasil perancangan alat kerja yang telah dirancang. 8. Analisis data 9. Kesimpulan dan Saran
1523
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini sebagaimana dijelaskan sebagai berikut: a. Posisi Pekerja Beberapakeluhan yang di rasakan oleh pekerja: 1) Pegal pada bagian leher 2) Kaku pada bagian bahu 3) Pegal pada bagian punggung 4) Tidak nyaman pada bagian pantat 5) Pegal pada bagian siku 6) Kram pada bagian kaki dan lutut 7) Kram pada bagian jari–jari tangan Setelah diberikan kuisioner kepada pekerja diperolehhasil: Tabel 4.1 RekapitulasiKuisioner No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
No.
UkuranA ntropome tri
UAD, Yogyakarta
Simbol
2
Tinggipop liteal
Tpo
3
Pantatpop liteal
Pp
4
Jangkaua ntangan
Jt
Rentanga nTangan
Rt
TinggiSik uDuduk
Tsd
LebarBah uAtas
Lb
8
TinggiBa huDuduk
Tbd
9
Panjang Telapak Kaki
Ptk
10
LebarTela pak Kaki
Ltk
Masalahdengan Organ Tubuh
Jumlah Operator TidakNyaman PosisiNyaman 2 0 5 Leher 2 0 Bahu 2 0 Siku 0 2 PergelanganTangan 2 0 Jari-JariTangan 0 2 PunggungAtas 6 2 0 PunggungBawah 2 0 Pantat 0 2 Paha 2 0 Lutut 7 0 2 Pergelangan Kaki b. Data Anthropometri Data Anthropometri yang dipakai untuk ukuran dan dimensi fasilitas rancangan seperti tersaji pada tabel berikut : Tabel 4.2 Data Antropometri yang DibutuhkandalamPerancanganFasilitasKerj a UkuranA Kegunaan No. ntropome Simbol Data tri Pengukuran 1 Lebarping Lp Digunakanunt gul ukmenentukan ukuranlebar alas tempat
1524
Kegunaan Data Pengukuran duduk Digunakan untuk menentukan ukuran tinggi alas tempat duduk Digunakanunt ukmenentukan ukuranpanjang alas alastempatdud uk operator Digunakanunt ukmenentukan jangkauanalatp engupaskacang mete Digunakan untuk menentukan panjang meja dan jangkauan tangan ke arah samping. digunakanuntu kmenentukanti nggimejakerja dariposisitingg imejakerja Digunakanunt ukmenentukan lebarsandarand uduk. Digunakanunt ukmenentukan ukurantinggisa ndaranpadakur si Digunakanunt ukmenentukan ukuranpanjang telapak kaki pada pedal penginjak Digunakanunt ukmenentukan ukuranlebar
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
Kegunaan Data Pengukuran kaki pada pedal penginjak Digunakanunt ukmenentukan ukuransudut pedal kaki padapedapengi njak
2
Tinggi Popliteal
30
0,374
0,05
3
30
0,864
0,05
30
0,770
0,05
30
0,825
0,05
30
0,132
0,05
30
0,605
0,05
30
0,266
0,05
c. Jumlah Produk Cacat Observasi terhadap jumlah produk yang cacat diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel berikut:
9
PanjangPantat Popliteal JangkauanTanga n RentanganTang an TinggiSiku Duduk Lebar Bahu Atas Tinggi Bahu Duduk Panjang Telapak Kaki Lebar Telapak Kaki Sudut Telapak Kaki
30
0,105
0,05
30
0,111
0,05
30
0,284
0,05
UkuranA ntropome tri
No.
11
Simbol
Sudut Pedal Kaki
Spk
4 5 6 7 8
10 11
Tabel 4.3.Jumah Produk Cacat Pengama tanKe -
JumlahP roduksi
Jumlah Cacat
% cacat
1
173
12
6,94%
2
174
13
7,47%
3
170
11
6,47%
4
170
12
7,06%
5
173
9
5,20%
6
169
13
7,69%
7
170
12
7,06%
8
176
13
7,39%
9
173
12
6,94%
10
170
12
7,06%
11
173
13
7,51%
12
168
12
7,14%
Jumlah
2059
144
84%
Rata-rata
172
12
7,0%
e.
No
No 1
Pengukuran LebarPinggul
N 30
Sig. Hit 0,321
α 0,05
Pengukuran
N
N’
1
LebarPinggul
30
3,44
2
Tinggi Popliteal PanjangPantat Popliteal JangkauanTan gan RentanganTan gan TinggiSikuDu duk LebarBahuAta s TinggiBahuDu duk PanjangTelapa k Kaki LebarTelapak Kaki SudutTelapak Kaki
28
3,51
30
8,90
29
2,03
29
1,29
29
4,16
29
2,94
29
1,13
29
3,22
28
7,37
30
3,49
3 4 5 6 7 8
d. Uji Normalitas Data Anthropometri Data Anthropometri sebelum digunakan harus bersifat normal, berikut hasil uji normalitas data Anthropometri : Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Antropometri
Uji Kecukupan Data Anthropometri Berikut hasil uji kecukupan data Anthropometri: Tabel 4.5. Uji Kecukupan Data Antropometri
9 10 11 Ket.
Data Normal f. Percentile Data Anthropometri
1525
Ket (N’
Data Normal Data Normal Data Normal Data Normal Data Normal Data Normal Data Normal Data Normal Data Normal Data Normal
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
100% 100% − 20% Wb = 15 x 1,25 = 21detik / Biji =0,0058 Jam/unit
Agar data Anthropometri dapat digunakan untukperancangan produk maka perlu dihitung percentilenya dengan hasil sebagai berikut:
No 1 2 3
4 5 6
7 8
9
10
11
Dimensi Tubuh Lebar Pinggul Tinggi Popliteal Panjang Pantat Popliteal Jangkauan Tangan Rentangan Tangan Tinggi Siku Duduk Lebar Bahu Atas Tinggi Bahu Duduk Panjang Telapak Kaki Lebar Telapak Kaki Sudut Telapak Kaki
P
P
50
P
95
30,61
33,17
35,73
37,27
41,18
45,09
38,95
44,48
50,02
66,02
70,59
75,15
157,03
165,77
174,51
21,29
23,52
25,74
Wb = 15 x
MenentukanOutput PengupasanKacang Mete
Tabel 4.6.Perhitungan Percentile 5
UAD, Yogyakarta
StandartProses (
= 172
(
/
) =
)=
1
1 0,0058
h. Perancangan Produk Untuk melakukan perancangan fasiitas perlu ditentukan pemilihan percentile data Anthropometri yang sesuai dengan kebutuhan pembuatan fasilitas produksi diperoleh:
Tabel 4.7. Dimensi Fasilitas kerja 31,80
34,45
37,09
51,96
54,55
57,15
22,16
9,66
27,50
24,18
11,15
29,83
No
Dimensi Fasilitaskerja
Data Anthropometri
Ukuran (cm)
1
PanjangMeja
RentanganTangan
157,03
2
LebarMeja
JangkauanTangan
66,02
3
TinggiMeja
TinggiSikuDuduk
45,09
Tinggi Popliteal
23,52
26,20
12,64
4
TinggiKursi
Tinggi Popliteal
41,18
5
LebarPinggul
35,73
Panjang Popliteal
44,48
7
Lebaralas Kursi Panjang Alas Kursi TinggiSandaran
TinggiBahuDuduk
54,55
8
LebarSandaran
34,45
9
Panjang Pedal
10
Lebar Pedal
11
Sudut Pedal
LebarBahuAtas PanjangTelapak Kaki LebarTelapak Kaki SudutTelapakKaki
32,16
6
g. Perhitungan Waktu Proses Produksi MenentukanWaktu Baku Proses PengupasanKacang Mete SebelumPerancangan 1) Waktu Siklus ∑ 430,04 = = 28 = 15 / 2) Waktu Normal Wn= Ws x P = 15 x 1,09 = 16,74 / 3) Waktu Baku 100% Wb = Wn x 100% −
1526
i.
24,18 11,15 29,83
Hasil Perancangan Produk
Berdasarkan data keluhan operator dan data Anthropometri kemudian dibuat fasilitas kerja seperti tersaji pada gambar berikut:
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
5. Tangan kiri menaruh kulit biji mete ke dalam wadah disisi kiri meja. j.
Perbandingan Hasil Kinerja Fasilitas Pengupas Biji Mete Setelah dilakukan berbagai pengukuran komponen penting sebagai hasil kinerja fasilitas pengupas biji mete, diperoleh hasil sebagimana tersaji pada tabel berikut: Tabel 4.7. Perbandingan Hasil Pengukuran Komponen Ketidaknyamana n pekerja WB per biji mete Output Standar Prosentase cacat
Gambar 4.1. Hasil Perancangan Fasilitas Pengupas mete
Posisi pekerja saat menggunakan fasilitas pengupas biji mete sebagaimana terlihat pada gambar berikut:
Gambar 4.2. Penggunaan Fasilitas Pengupas Biji Mete oleh Pekerja Cara pengoperasian fasilitas pengupas biji mete adalah sebagai berikut : 1. Tangan kiri mengambil biji mate dalam wadah di sebelah kiri meja 2. Tangan kanan memposisikan letak mete dan menjepit biji mete dengan alat penjepit di tengah meja 3. Kaki menginjak pedal untuk proses penjepitan sekaligus pengupasan mete cukup dengan sekali pijakan saja 4. Setelah selesai pengupasan tangan kanan menaruh biji mete hasil kupasan ke alam wadah produk di sebelah kanan meja.
Sebelum perancangan
Setelah perancangan
63,6%
18%
15 detik
6,13 detik
172 biji/jam 7%
446 biji/jam 0,8%
5. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian dan pembahasaan yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Penelitian telah menghasilkan rancangan Fasilitas pengupas biji mete yang egonomis b. Fasilitas pengupas biji mete mampu mengurangi ketidaknyaman pekerja dari 63,6% menjadi 18 % sehingga mampu mengurangi ketidaknyaman pekerja sebesar 45,6%. c. Fasilitas pengupas biji mete mampu mempersingkat waktu proses pengupasan kacang mete dari 15 detik/biji menjadi 6,13 detik/bijiserta meningkatkan output produksi dari 172 biji /jam menjadi 446 biji /jam atau mampu meningkat output sebesar 159,3 %. d. Fasilitas pengupas biji mete mampu mengurangi tingkat kecacatan produk dari 7 % per jammenjadi 0,8 % per jam. 3. DAFTAR PUSTAKA Chy Ana, Manfaat Jambu Monyet, 8 Oktober 2015, http://manfaat.co.id/manfaat-
1527
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
jambu-monyet, (diakses pada tanggal 1 Februari, 2017) Jurnal Teknik Industri Petra, Vol 14, No 1 (2012),
http://jurnalindustri.petra.ac.id/ind ex.php/ind/article/view/18408, (diakses pada tanggal 2 Februari 2017)
Proceeding Seminar Nasional Teknik Industri UK Maranata “Product Design Development”,http://www.academ ia.edu/9587078/Analisa_Ergonomi _Pada_Perancangan_Alat_Pemeca h_Gelondong_Biji_Mente, (diakses pada tanggal 3 Februari 2017 Wignjosoebroto, S. (1995). Teknik Analisis untuk Peningkatan Produksi. Surabaya: Guna Widya. .Sartanto, H. (2013, September Jumat) Dasardasar penggunaan Aplikasi pada SolidWork. Retrieved Agustus selasa, 2015, from: http://fathul-
ilmi.blogspot.com/2013/09/dasardasar-penggunaan-aplikasipada.html
1528
UAD, Yogyakarta