PERANCANGAN E-LEARNING BERBASIS WEB M.Achsan Isa Al Anshori,Skom Universitas Gunadarma Jl.Margonda Raya 100, Pondok Cina Depok Email:
[email protected] ABSTRAK Tatap muka di kelas menjadi tidak cukup untuk memenuhi waktu yang berkualitas itu. Salah satu alternatif dalah dikembangkannya sistem e-learning yang bisa memberi lebih banyak waktu dan kesempatan kepada mahasiswa untuk bisa berdiskusi. E-learning adalah sebuah proses pembelajaran dimana penyampaian materi, diskusi, dan lain-lain kegiatan perkuliahan di lakukan melalui media elektronik. Sistem e-learning yang dikembangkan adalah berbasis web. PENDAHULUAN Dalam keseluruhan proses pendidikan di perguruan tinggi, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh mahasiswa sebagai anak didik. Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-tindakannya yang berhubungan dengan belajar dan setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang belajar. Dalam proses belajar mengajar terdapat dua unsur yang sangat penting yaitu metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respons yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran, penyampaian pesan dan isi pengajaran. Disamping itu media pembelajaran berbantuan komputer dapat membangkitkan motivasi dan minat mahasiswa, membantu meningkatkan pemahaman, serta menyajikan informasi dengan menarik melalui animasi dan lain-lain. Berbagai konsep dan teknik baru dalam pengajaran telah banyak dikembangkan untuk menggantikan metode tradisional yang hanya mengandalkan pada kuliah satu arah di kelas. Paradigma baru dalam pengajaran seperti active learning dan student-centered education telah mendorong lahirnya berbagai inovasi dalam teknologi pengajaran. Salah satu inovasi tersebut adalah E-Learning, yang mulai menjadi trend di masa sekarang. Kebutuhan akan E-Learning diprediksi akan semakin besar di masa yang akan datang seiring dengan perkembangan teknologi komputer dan internet serta tuntutan globalisasi pendidikan akan keberadaan suatu sistem pendidikan jarak jauh (distance learning).
Media pembelajaran dengan metode E-Learning merupakan salah satu media pembelajaran yang menggunakan media komputer sebagai alat penyaji informasi isi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya dan dapat diakses oleh setiap orang dimanapun dan kapanpun dengan menggunakan saluran internet. Dalam media pembelajaran ini, format penyajian pesan dan informasi dapat berupa tayangan statis maupun dinamis yang disertai animasi, audio, atau video. Di Universitas Gunadarma, sebagian besar metode pengajaran yang dilakukan oleh dosen hanya berupa kuliah mimbar yaitu dosen hanya menjelaskan materi-materi diajarkan melalui ceramah di depan kelas. Hal ini menyebabkan metode belajar mahasiswa menjadi terbatas yaitu mahasiswa hanya duduk, diam, baca dan mendengar. Selain itu, media pembelajaran di kelas umumnya hanya berupa media transparansi yang ditampilkan dengan menggunakan Proyektor Transparansi (OHP) dan media cetak seperti buku dan fotocopy materi. Untuk sebagian mata kuliah terdapat materi-materi yang seharusnya dijelaskan dengan menggunakan gambar bergerak atau animasi. Dengan terbatasnya media pembelajaran, mahasiswa hanya bisa membayangkan bagaimana bentuk atau visualisasi dari materi tersebut secara abstrak. Dengan mamperhatikan perkembangan e-learning pada saat ini penulis mencoba merancang sebuah sistem pembelajaran secara online atau yang biasa dikenal dengan elearning yang nantinya sistem tersebut dapat diimplementasikan sebagai suplemen kepada peserta didik guna membantu dalam melakukan proses belajar mengajar di perguruan tinggi TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kedudukan Media dalam Sistem Pembelajaran Sebelum membahas tentang sistem pembelajaran, perlu dipahami terlebih dahulu kata sistem. Sistem adalah suatu totalitas yang terdiri dari sejumlah komponen atau bagian yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Pembelajaran dikatakan sebagai sistem karena didalamnya mengandung komponen yang saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Komponen-komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, media dan evaluasi. Masing-masing kompone saling berkaitan erat merupakan satu kesatuan. Gambar berikut menunjukkan skema sistem.
Tujuan
Evaluasi
Materi
Pembelajarann
Media
Metod de
Gam mbar 2.1. Skeema Sistem P Pembelajarann 2.2. Media M Pemb belajaran 2.2.1. Pengertian n Media Pembelajaran n Media pem mbelajaran memiliki m peengertian fissik yang deewasa ini diikenal sebaggai ware (perang gkat keras) dan non-fisik k yang dikennal dengan sooftware (perrangkat lunakk), hardw yaitu sesuatu s bend da atau alat yang dapat dilihat, dideengar, atau ddiraba dengaan pancaindeera dan memiliki m kand dungan pesaan yang merrupakan isi yyang ingin ddisampaikann kepada sisw wa (Arsya ad, 1999). Secara haarfiah mediaa mempuny yai arti perrantara atauu pengantar.. Akan tetaapi sekaraang kata terssebut digunakan, baik untuk u bentuuk jamak maaupun mufrrad. Kemudiian telah banyak b pakar dan jugaa organisasi yang membberikan bataasan mengennai pengertiian media. Beberapa diantaranya d mengemuka m akan bahwa m media adalahh sebagai beerikut : - Teeknologi pem mbawa pesaan yang dap pat dimanfaaatkan untukk keperluan pembelajaraan. Jad di media adaalah perluasaan dari guru (Schram, 19977). - Saarana komun nikasi dalam m bentuk cetak maupuun audio viisual, termaasuk teknoloogi perangkat keraasnya (NEA,, 1969). - Allat untuk meemberikan perangsang p bagi siswa supaya terjaadi proses belajar (Brigggs, 19 970). - Seegala bentuk k dan saluran n yang diperrgunakan unntuk proses ppenyaluran pesan (AEC CT, 19 977).
-
Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Gagne, 1970). Menurut Heinich, (1993) media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata "medium" yang secara harfiah berarti "perantara" yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Heinich mencontohkan media ini seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed materials), komputer, dan instruktur. Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika membawa pesan-pesan (messages) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Heinich juga mengaitkan hubungan antara media dengan pesan dan metode (methods). Selain pengertian media yang telah diuraikan di atas, masih terdapat Pengertian lain yang dikemukakan oleh beberapa ahlisebagai berikut: 1. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (Schramm, 1977). 2. Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya. (Briggs, 1977). 3. Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969). Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/software). Dengan demikian perlu sekali Anda camkan, media pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawakan oleh media tersebut. Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan ajar itu sendiri yang akan disampaikan kepada siswa, sedangkan perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan/bahan ajar tersebut. 2.2.2. Fungsi Media Pembelajaran Secara umum media mempunyai kegunaan: 1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis. 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra. 3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar. 4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya. 5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton (1985): Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar Pembelajaran dapat lebih menarik Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan 8. Peran guru berubahan kearah yang positif Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa hal berikut ini: 1. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif. 2. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan. 3. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri. Fungsi ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam pembelajaran harus selalu melihat kepada kompetensi dan bahan ajar. 4. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan, dengan demikian tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekedar untuk permainan atau memancing perhatian siswa semata. 5. Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses belajar. Fungsi ini mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran siswa dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat. 6. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar. Pada umumnya hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran akan tahan lama mengendap sehingga kualitas pembelajaran memiliki nilai yang tinggi. 7. Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme. 2.2.3. Bentuk Media Pembelajaran/Bahan ajar Berdasarkan perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu : 1. Media hasil teknologi cetak. Dalam menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Kelompok menghasil teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto atau representasi fotografik dan reproduksi. Teknologi ini menghasilkan materi dalam bentuk salinan tercetak. Dua komponen pokok teknologi ini adalah materi teks verbal dan materi visual yang dikembangkan berdasarkan teori yang berkaitan dengan persepsi visual, membaca, memproses informasi, dan teori belajar. 2. Media hasil teknologi audio-visual. Cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesanpesan audio dan visual. Pengajaran melalui audio-visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selain proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar.
3. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer. Perpaduan beberapa jenis teknologi ini dianggap teknik yang paling canggih apabila dikendalikan oleh komputer yang memiliki kemampuan yang hebat seperti jumlah random access memory yang besar, harddisk yang besar, dan monitor yang beresolusi tinggi ditambah dengan peripheral (alat-alat tambahan seperti video disc player, perangkat keras untuk bergabung dalam satu jaringan, dan sistem audio) (Arsyad, 2000). Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh pengajar agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Sebagai contoh media kaset audio, merupakan media auditif yang mengajarkan topik-topik pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan (pronounciation) bahasa asing. Untuk pengajaran bahasa asing media ini tergolong tepat karena bila secara langsung diberikan tanpa media sering terjadi ketidaktepatan yang akurat dalam pengucapan pengulangan dan sebagainya. Pembuatan media kaset audio ini termasuk mudah, hanya membutuhkan alat perekam dan narasumber yang dapat berbahasa asing, sementara itu pemanfaatannya menggunakan alat yang sama pula. Untuk itu perlu dicermarti daftar kelompok media instruksional menurut Anderson (1976) disajikan pada Tabel 2.1. No.
Tabel 2.1. Kelompok Media Instruksional Kelompok Media Media Instruksional
1.
Audio
• • •
Pita audio (rol atau kaset) Piringan audio Radio (rekaman siaran)
2.
Cetak
• • •
3.
Audio – Cetak
• •
Buku teks terprogram Buku pegangan/manual Buku tugas Buku latihan dilengkapi kaset Gambar/poster (dilengkapi audio)
4.
Proyek Visual Diam
• •
Film bingkai (slide) Film rangkai (berisi pesan verbal)
5.
Proyek Visual Diam dengan Audio
• •
Film bingkai (slide) suara Film rangkai suara
6.
Visual Gerak
•
Film bisu dengan judul (caption)
7.
Visual Gerak dengan Audio
• •
Film suara Video/vcd/dvd
8.
Benda
• •
Benda nyata Model tirual (mock up)
9.
Komputer
•
Media berbasis komputer; CAI (Computer Assisted Instructional) & CMI (Computer Managed Instructional)
2.3. Tinjauan Teoritis Pembelajaran E-Learning 2.3.1. Definisi E-Learning Istilah e-Learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan definisi e-Learning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak, misalnya dari Darin E. Hartley (2001) dalam Wahono (2003), yang menyatakan: E-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar kepada siswa dengan menggunakan media internet, intranet, atau media jaringan komputer lain. Kemudian dalam Glosary of e-Learning Terms (dalam Wahono, 2003) dinyatakan bahwa definisi e-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung kegiatan belajar mengajar dengan media nternet, jaringan komputer, maupun komputer stand-alone.Dari terminologi tersebut, lebih lanjut Wahono menyatakan bahwa eLearning dapat dikatakan lebih berorientasi kepada bagaimana konten pembelajaran dapat tersalurkan melalui jaringan komputer, dan bukan masalah kontennya sendiri Paradigma yang dikembangkan dalam membangun sistem e-Learning secara umum didasarkan pada prinsip bahwa mahasiswa sebagai pusat perhatian atau sasaran. Dengan demikian lingkungan yang diberikan kepada mahasiswa, dalam berbagai bentuk dan cara, disesuaikan dengan lingkungan dan kemampuan mahasiswa, untuk dapat belajar. 2.3.2. Manfaat E-Learning Wahono (2003) menyatakan bahwa manfaat atau keuntungan dari penggunakan eLearning diantaranya adalah sebagai berikut: − Menghemat waktu proses belajar mengajar − Mengurangi biaya perjalanan − Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku). Beberapa perusahaan seperti Buckman Lab, Aetna, Hewled Packard dan Federal International Finance bisa menghemat sampai jutaan dolar dengan implementasi eLearning. − Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas − Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan E-Learning mempermudah interaksi antara mahasiswa dengan materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara mahasiswa dengan dosen/instruktur maupun antara sesama mahasiswa. Mahasiswa dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri mahasiswa. Dosen atau instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa di tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh para mahasiswa. Sesuai dengan kebutuhan, dosen atau instruktur dapat pula memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh mahasiswa sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula. Secara lebih rinci, manfaat e-Learning dapat dilihat dari 2 sudut, yaitu dari sudut mahasiswa dan guru: − Dari Sudut Mahasiswa Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, mahasiswa dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Mahasiswa juga dapat berkomunikasi dengan instruktur setiap saat. Dengan kondisi yang demikian ini, mahasiswa dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. −
Dari Sudut Dosen Dengan adanya kegiatan e-Learning, beberapa manfaat yang diperoleh dosen antara lain adalah bahwa dosen dapat: (1) lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung-jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan; (2) mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak; (3) mengontrol kegiatan belajar mahasiswa, bahkan dosen juga dapat mengetahui kapan mahasiswanya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang; (4) mengecek apakah mahasiswa telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari topik tertentu; dan (5) memeriksa jawaban mahasiswa dan memberitahukan hasilnya kepada mahasiswa.
METODE PENELITIAN 3.1.
Waktu dan Tempat Penelitian Penulis adalah staf dan dosen Universitas Gunadarma maka dalam melakukan perancangan, penulis dapat meneliti secara langsung cara kerja sistem perkuliahan yang telah berjalan. Penelitian serta perancangan ini dibantu langsung oleh Staff dan dosen yang lain sebagai pemberi saran dan masukan guna terbentuknya e-learning ini . Terlebih lagi pada bulan Desember 2006 Universitas Gunadarma sedang melakukan pengembangan terhadap sistem e-learning, ini menambah point lebih terhadap implementasi sistem yang penulis ranacang di Universitas Gunadarma. Tabel 3.1. Jadwal Aktifitas Pengembangan Konten e-Learning No.
Aktifitas
Bulan ke-1 1
1.
Persiapan alat & bahan
9
2.
Evaluasi SAP
9
3.
Tinjauan Pustaka
9
4.
Penyiapan materi ajar
2
3
9 9 9
9
Bulan ke-2 4
1
2
3
4
5.
Desain Maateri Pembelaajaran E-Learning g
6.
Upload maateri e-Learn ning
7.
Progress report r
8.
Draft final report
9.
Presentasi hasil
10.
Final report
3.2.
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9 9 9 9
Metode Peenelitian
3.2.1. Studi Lapangan Untuk men ndapatkan hasil h yang seebenarnya, ppenulis melakukan mettode penelitiian langsu ung di lapangan. Penuliss melakukan n obsevasi teerhadap perkkuliahan konnvensional ddan pembeelajaran onliine. Dan waw wancara den ngan pihak - pihak yangg terkait yaitu dosen , staf dan prrogrammer untuk meng gambil data yang berkaaitan dengann pembuatann website ddan mendaapatkan inforrmasi mengeenai cara kerrja proses peembelajaran online. PEMB BAHASAN Pada aplikasi a ini penulis p lebih h menekankaan pada pem mbahasan meengenai mekkanisme prosses pembeelajaran eleaarning. Situss e-learning g dilengkapii oleh fasilittas tambahaan tetapi tiddak akan dibahas d secaara mendetail. Situs ini terdiri dari 3 bagian uttama yaitu bbagian situs elearnin ng atau biaasa disebut dengan situ us public ddan situs unntuk adminn atau disebbut Admin nistration Paanel. Navigasi yang ditam mpilkan terddiri dari 3 m macam yaitu nnavigasi unttuk menu utama dari situs s e-learning (situs pu ublic), naviggasi untuk m mekanisme peembelajarann elearnin ng dan navig gasi situs adm min. Content C Modul M
Halaman n Web
Materi M
Moodul
Gambar G 4.20 0 Desain Situus e-learningg Sumber : Horton, Wiilliam, Desig gning Web- B Based Training, Willey, 2000 4.1 Peerancangan Sistem e-learning h dijelaskann, dapat diaanalisis, bahhwa sistem eBerdasarkaan jabaran yang sudah learnin ng ini terdirri atas sistem m client dan n sistem adm min. Pada sistem client, terdapat acttor (yaitu peserta, mahasiswa daan visitors) serta use-ccase (untuk client), seddangkan unttuk sistem m admin, terrdapat actor (admin, do osen) serta uuse-case (addmin, situs, pendaftar ddan pesertaa, ujian). mi dan menggambarkan pproses peranncangan dann desain sisteem Untuk lebiih memaham e-learn ning ini dapaat digambark kan dengan menggunakkan UML, anntara lain : ddiagram moddel use-ca ase, diagram m interaksi. a. Diagram Use-case U Ad dmin Pada diagram use-casse ini, terdaapat beberaapa diagram m admin, yaaitu : diagraam admin n, diagram sittus, diagram m pendaftar dan d peserta sserta diagram m ujian.
individu (from Use Case View)
admin
Pendaftar
peserta
(from Use Case View)
(from Use Case View)
(from Use Case View w)
Dosen
Super Admin
(from Use Case View)
(from Use e Case View)
Gam mbar 4.26 Diiagram Use--case Adminn Gambar dii atas menunj njukkan kegiatan yang daapat dilakukkan oleh adm min, seperti eedit n , daftar dosen , hapus Dosen, carii dosen dan tambah dossen. Untuk eedit dan happus Dosen admin n akan meng-include (apabila ingin meng-edit m attaupun mengghapus dosen, sebelumnnya dicari atau di-list terlebih t dahu ulu dosennyaa) daftar dossen atau cari dosen.
<
>
<> Tambah News
Edit News
Daftar News
Tambah Silabus
Edit Silabus
Daftar Silabus
<> <>
Hapus News
Hapus Silabus <>
<> Daftar Ujian<>
admin Edit Ujian
(from Use Case View)
Daftart Materi
Edit Materi <>
Hapus Materi
Hapus Ujian
Tambah Ujian
Tambah Materi
Gambar 4.27 Diagram Use-case Situs Gambar di atas menunjukkan bagaimana cara mengelola situs yang dapat dilakukan oleh Dosen dan Admin, seperti mengelola berita. Untuk edit dan hapus berita akan menginclude list berita, sama halnya dengan edit dan hapus silabus akan meng-include list silabus.
PENUTUP 5.1 Kesimpulan Sebagai akhir dari penulisan akhir ini, penulis akan memberikan beberapa kesimpulan mengenai kelebihan dan kekurangan dari aplikasi yang dibuat dan telah dibahas pada bab-bab sebelumnya. Kelebihan : 1. Pembuatan situs e-learning memiliki keuntungan paling nyata yaitu keuntungan financial. 2. Mahasiswa akan lebih mudah untuk mengikuti materi, karena bisa diakses dari tempat manapun dan kapan saja. 3. Keuntungan lain adalah dari segi efisiensi waktu, karena mahasiswa dapat mengejar ketinggalan materi apabila mahasiswa tersebut tidak hadir pada perkuliahan kelas. 4. Situs e-learning juga menyediakan fasilitas pembelajaran melalui video streaming. Kelemahan : 1. Belum tersedianya validasi mahasiswa untuk keakuratan mahasiswa yang ikut perkuliahan sesuai dengan KRS yang diisikan , hal ini tentunya membutuhkan kejujuran dari mahasiswa itu sendiri untuk mengerjakan semua modul pembelajarannya 2. Tampilan untuk progress mahasiswa agar lebih diperbaiki dan interaktif.
5.2 Saran Mengingat kekurangan dari aplikasi ini maka diharapkan penulis dapat membuat system validasi peserta. Tampilan untuk langkah-langkah mekanisme pembelajaran elearning lebih representative, sehingga membuat peserta lebih betah, nyaman dan tertarik untuk mengikuti materi perkuliahan. Pembelajaran e-learning tidak terikat dengan waktu yang singkat, hanya mahasiswa dituntut untuk dapat menyelesaikannya dalam jangka waktu maksimal 1 semester dan mereka mengerjakan sendiri seluruh pembelajaran baik pembacaan modul ataupun ujiannya. Diharapkan mahasiswa memiliki koneksi internet untuk mengakses situs e-course, kalaupun tidak mereka dapat pergi ke tempat penyewaan inte DAFTAR PUSTAKA Atkinson, Leon, 1999Core PHP Programming, Prentice Hall PTR, USA. Clark,Ruth Colvin ,Richard E. Mayer, 2002, E-learning and Science of Instruction, Pfeiffer. Bobbie de Porter, Mark Reardon, Sarah Singer-Nouri, 2000, “Quantum Teaching : Mempraktekkan Quantum Learning di ruang-ruang Kelas”, Penerbit Kaifa. . Damopoli, Reinhard, 2002, Administrasi Database Oracle 8i, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Horton, William, 2000, Designing Web- Based Training, Willey. Hartanto, Aditya, Antonius, Purbo, Onno, 2002, Teknologi e-learning Berbasis PHP dan MySQL, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Human Capital Nomor 4, 2004 “E-learning Transformasi Cara Belajar”, penerbit PT Bina Semesta Giartha Lestari, Majalah Info Komputer, Volume XV No. 3 Edisi Maret, 2001, ”Manajemen Sistem Belajar di Dunia Maya” , percetakan PT. Gramedia. Oetomo, Dharma, Sutedjo, Budi, 2002, E-education Konsep, teknologi dan aplikasi internet pendidikan, ANDI Yogyakarta, Yogjakarta. Purbo, Onno W, 2000, Membangun Web E-commerce, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Purnama, Budi, 1999, Microsoft Frontpage, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Suryadi, H.S dan Bunawan, 1995. Pengantar Metodologi Pengembangan Sistem Informasi, Universitas Gunadarma Rosenberg, Marc. J, 2000, E-learning: Strategies for delevirig knowladge in the digital. Wahyono, T., 2004, Sistem Informasi (Konsep Dasar, Analisis Desain dan Implementasi), Graha Ilmu, Yogyakarta.