PERANCANGAN E-HEALTH SISTEM TELEMEDICINE PENYAKIT DALAM UTUK PRAKTISI KESEHATAN Gideon, Silvy, Dharma, Nilo Legowo Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, 021-53696969,
[email protected] ABSTRAK
Aplikasi E-Health yang dikembangkan bertujuan untuk membangun model sistem telemedicine yang bermanfaat bagi berbagai instansi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas. Perancangan aplikasi E-Health menggunakan metode Waterfall yang terdiri dari communication, planning, modeling, construction dan deployment. Pada tahap communication, dilakukan diskusi dengan para dokter di berbagai rumah sakit dan puskesmas. Pada tahap planning, dilakukan perencanaan dengan melakukan studi kasus akan berbagai masalah tentang layanan kesehatan yang terjadi. Pada tahap modeling, dibuat permodelan sistem E-Health yang akan dikembangkan agar sesuai dengan standar sistem layanan kesehatan international yang berlaku. Pada tahap construction, dikembangkan software dengan menggunakan PHP. Pada tahap deployment, dibagikan kuesioner untuk mengetahui respon masyarakat terhadap aplikasi yang dibuat. Aplikasi ini memiliki fasilitas seperti diagnosa melalui video conference & chatting, diagnosa melalui MMS, membuat jadwal konsultasi dengan dokter, melihat hasil medical record, melihat resep obat yang diberikan dokter. Sehingga didapat kesimpulan seperti telemedicine dibuat sebagai sistem informasi yang berlandaskan standar kesehatan international yang dirancang untuk berbagai macam penyakit seperti penyakit dalam yang tidak memerlukan perawatan intensif. Aplikasi sistem telemedicine dapat mempermudah dan mempercepat pasien dalam melakukan pengobatan dan konsultasi sehingga dapat menghemat biaya, waktu, tenaga. Kata Kunci: Telemedicine, E-Health, Waterfall, Video Conference, MMS.
PERANCANGAN E-HEALTH SISTEM TELEMEDICINE PENYAKIT DALAM UNTUK PRAKTISI KESEHATAN
ABSTRACT E-Health application that developed has purpose to build models of telemedicine that are useful for various health care institutions such as hospitals and health centers. In designing E-Health application, using methods such as Waterfall that consists of communication, planning, modeling, construction, communication deployment. In communication stage, taking discussions with the doctors at various hospitals and puskesmas. In planning stage, planning to study a case of health problems that was happening in the society. In modeling stage, creating a model of E-Health system which will be developed to conform to international standards of health care system. In construction phase, developing software using PHP. In deployment phase, distributing questionnaires to determine public response. The facility of this application is diagnose by video conference & chatting, diagnose by MMS, look the prescription, make consultation schedule, look medical record. So we can conclude telemedicine that was created as information system that based on international health standards that are designed for a variety of diseases such as internal disease that do not require intensive treatment. Telemedicine system can simplify and expedite patient treatment and consultation in order to save fee, time, and effort. Keywords: Telemedicine, E-Health, Waterfall, Video Conference, MMS.
PENDAHULUAN Menurut Ikesutiyaningsih (2003), aplikasi telemedicine di Indonesia sudah berkembang sekitar 35% dan akan berkembang lebih pesat lagi dalam beberapa tahun kedepan, sehingga dalam beberapa tahun terakhir, salah satu sektor aplikasi sistem informasi, yang merupakan sektor medis, semakin menunjukkan kepentingan dalam mengembangkan sistem komunikasi yang dapat memberikan fasilitas bagi dokter dan perawat yang bekerja di tempat yang berbeda pada saat yang sama. Berdasarkan data Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDM), Kementerian Kesehatan tahun 2011, jumlah tenaga medis mencapai 417.832 orang tersebar di 33 provinsi di Tanah Air. Jumlah tenaga medis mencapai 59.492 orang, yang terdiri dari Dokter Spesialis 16.836 orang, Dokter Umum 32.492 orang dan Dokter Gigi sebanyak 10.164 orang. Jumlah Perawat mencapai 234.176 orang yang terdiri dari Perawat Umum sebanyak 220.575 orang dan Perawat Gigi sebanyak 13.601 orang. Sementara jumlah bidan sebanyak 124.164 orang. Tenaga kesehatan di Indonesia setiap tahunnya terus bertambah. Begitu juga dengan halnya pengguna internet. Seiring dengan berjalannya waktu pengguna internet di Indonesia dari hari ke hari semakin bertambah. Berdasarkan data statistik Desember 2011 dan menurut Budi Setiawan (Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (SDPP) Kemenkominfo), jumlah pengguna internet di Indonesi kini sudah mencapai sekitar 55 juta orang. Angka ini, mengalami peningkatan sebesar 30.9% bila dibanding tahun lalu dan Indonesia menjadi pangsa pasar terbesar untuk perkembangan teknologi informasi komunikasi (TIK). Sementara itu, berdasarkan penelitian Nielsen, Indonesia juga masuk sebagai pengguna perangkat mobile phone tertinggi sebanyak 48%. Melihat kondisi perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat cepat yang menyebabkan pelayanan kesehatan semakin berkualitas, banyaknya tenaga kesehatan yang jumlahnya terus mengalami peningkatan, jumlah pengguna internet dan mobile di Indonesia serta letak geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan terdiri dari 17.504 pulau yang letak antar pulaunya cukup jauh (Berdasarkan data Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia, 2004) maka kami ingin mengembangkan aplikasi sistem telemedicine untuk bisa membantu pelayanan dalam bidang kesehatan kepada masyarakat terutama masyarakat di daerah-daerah seperti di pedesaan. Rumusan Masalah.
Adapun kendala yang dihadapi dalam mengembangkan sistem telemedicine, seperti keterbatasan tenaga dokter, minimnya tenaga medis dan fasilitas pelayanan di dalam pendesaan. Berdasarkan latar belakang dan kendala-kendala di atas, maka dapat ditentukan rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana model sistem telemedicine yang sesuai dengan keinginan masyarakat bagi berbagai instansi pelayanan kesehatan seperti rumah sakitdan puskesmas? b. Bagaimana spesifikasi Infrastruktur IT yang mendukung sistem telemedicine agar dapat digunakan bagi berbagai instansi pelayanan kesehatan? c. Bagaimana spesifikasi dari sistem telemedicine yang bisa dimanfaatkan untuk dapat mengoptimalkan pelayanan kesehatan di daerah? Tujuan penelitian adalah untuk: 1. Memberikan fasilitas layanan kesehatan yang lebih baik tanpa dibatasi jarak. 2. Membangun model sistem telemedicine yang bermanfaat bagi berbagai instansi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas. 3. Memberikan kemudahan dan fleksibilitas untuk akses ke layanan kesehatan bagi pasien dan dokter yang tempatnya berbeda. Hasil Penelitian Terdahulu. Dari hasil penelitian terdahulu, terdapat 3 website kesehatan untuk mendiagnosa penyakit melalui berbagai cara dan fitur yang berbeda dari setiap aplikasi. Untuk mengetahui apa kelebihan dan kekurangan aplikasi tersebut maka dilakukan perbandingan penelitian sejenis terhadap ketiganya: 1. Megle (http://www.megle.com) merupakan (dokter dapat melakukan diagnosa secara online) melalui website diagnosa online, dimana pengguna dapat mendiagnosa diri dengan memilih gejala awal penyakit yang akan diikuti mengisi keterangan berapa lama gejala telah berlangsung, jenis kelamin dan umur kemudian sistem akan memproses data dan menampilkan persentase kemungkinan sakit yang diderita pengguna. Menggunakan JSP sebagai web programming, terlihat dari URL yang ditampilkan. 2. Solusi Sehat (http://www.solusisehat.net) merupakan portal informasi, komunikasi kesehatan. Pengguna dapat mengakses informasi penyakit melalui list penyakit yang diurut berdasarkan abjad. Menggunakan PHP sebagai web programming, terlihat dari URL yang ditampilkan. 3. Detik Health (http://www.detikhealth.com) merupakan portal informasi, komunikasi kesehatan. Didukung oleh para dokter spesialis. Pengguna dapat mengakses informasi penyakit melalui list penyakit yang diurut berdasarkan abjad. Menggunakan PHP sebagai web programming, terlihat dari URL yang ditampilkan. Berikut rangkuman fasilitas ketiga web dapat dilihat pada table 1.1:
Tabel 1.1 Perbandingan 3 Aplikasi Keterangan Mengenai penyakit Diagnosa Record Tips kesehatan Konsultasi
Megle Symptom awal Obat Prosedur X X X
DetikHealth
SolusiSehat
Artikel Obat
Artikel
X X
X X
Dari ketiga web di atas, DetikHealth dan SolusiSehat menyediakan artikel penyakit dan konsultasi yang bersifat mengirim pertanyaan dan menunggu jawaban dari narasumber sehingga tidak realtime, sedangkan Megle menyediakan layanan diagnosa untuk pengguna tapi tidak menyediakan daftar artikel penyakit. Sedangkan untuk ketiga web tidak ada satupun yang memiliki rekam medis. Berdasarkan proceeding/journal tentang sistem telemedicine dan telehealth, Bee Medical membahas kelebihan yang belum ada pada penelitian sebelumnya seperti dilengkapi dengan fitur video conference dan chatting untuk konsultasi online, bisa membuat janji konsultasi dengan dokter, bisa mengirim dan menerima MMS untuk hasil medical checkup.
Aplikasi pengobatan klinis dimana informasi medis ditransfer melalui media audio-visual interaktif disebut Telemedicine (Fabbrocini, et al, 2011). Kesuksesan program telemedicine terlihat dari meningkatnya tingkat konsultasi, penerimaan secara positif, dan keseluruhan umpan balik yang positif dari pasien (Dobke, et al, 2011).
Gambar 1.1 Ilustrasi Konsep Telemedicine (Sumber: Design of Multimedia Messaging Service for Mobile Telemedicine System - Setyono)
METODE PENELITIAN Teknik Pengumpulan Data. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Questionnaire (Kuesioner). Peneliti akan mengajukan sejumlah pertanyaan tertulis kepada pasien di puskesmas dan rumah sakit yang berkaitan. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih detil dan akurat. Hasil kuesioner tersebut akan diubah menjadi angka, tabel, analisa statistik dan uraian serta kesimpulan hasil penelitian. 2. Interview (Wawancara). Peneliti akan mengajukan sejumlah pertanyaan melalui wawancara singkat kepada sebagian dokter dan pasien yang berada di instansi pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit yang berkaitan. Teknik pengumpulan dengan wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih detil dan akurat untuk dapat mengembangkan aplikasi sistem telemedicine ini. 3. Literature Study (Studi Kepustakaan). Dalam penelitian ini, pengumpulan data juga dilakukan dengan menggunakan teknik Literature Study atau Studi Kepustakaan, dimana teknik ini merupakan pengumpulan data yang bersifat teoritis berdasarkan literatur-literatur atas buku acuan yang berhubungan dengan obyek penelitian dan pembahasan masalah. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik studi kepustakaan ini dilakukan dengan mempelajari dan memahami data yang bersifat teoritis dari buku acuan mengenai telemedicine dan jurnal-jurnal yang terkait. Populasi dan Sampel. Dalam melakukan penelitian ini, populasi mencakup pasien, perawat/mantri dan dokter yang berada di instansi pelayanan kesehatan puskesmas dan beberapa rumah sakit, yaitu RS TNI AL Mintohardjo dan Rumah Sakit Pusat Pertamina. Dalam penelitian ini akan diambil sampel yang representatif dari populasi pasien, perawat/mantri dan dokter yang berada di instansi pelayanan kesehatan puskesmas dan beberapa rumah sakit, yaitu RS TNI AL Mintohardjo dan Rumah Sakit Pusat Pertamina. Untuk jumlah sampel pada penelitian ini, peneliti menargetkan minimal 50 kuesioner yang kembali dan menggunakan metode random sampling. Instrument dan Cara Pengumpulan Data.
Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah melalui kuesioner yang disebarluaskan secara acak (random sampling) kepada dokter dan pasien yang berada di instansi pelayanan kesehatan puskesmas dan beberapa rumah sakit, yaitu RS TNI AL Mintohardjo dan Rumah Sakit Pusat Pertamina. Selain menggunakan kuesioner, peneliti juga mengumpulkan data melalui interview/wawancara singkat kepada sebagian dokter dan pasien yang berada di instansi pelayanan kesehatan puskesmas dan beberapa rumah sakit, yaitu RS TNI AL Mintohardjo dan Rumah Sakit Pusat Pertamina. Hasil kuesioner tersebut akan diubah menjadi angka-angka, tabel-tabel, analisa statistik dan uraian serta kesimpulan hasil penelitian. Metode penelitian yang dilakukan antara lain: a. Metode Studi Pustaka. Studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca buku-buku referensi untuk memperoleh pengertian sebagai landasan teori dan pengetahuan mengenai analisa serta perancangan aplikasi dan tools yang dipakai. b. Metode Perancangan Waterfall (Pressman) 1. Komunikasi. Pada tahap ini peneliti perlu berkomunikasi dengan pengguna, pelanggan atau perusahaan agar peneliti mengerti tujuan utama dalam pembuatan perangkat lunak dan dalam rangka mengumpulkan segala persyaratan untuk membuat fiturnya. 2. Perencanaan. Pada tahap ini peneliti mulai memikirkan tugas-tugas teknis apa yang akan dilakukan, resiko yang mungkin terjadi, sumber daya apa yang diperlukan, produk apa saja yang akan diproduksi serta membuat modul kerja. 3. Pemodelan. Pada tahap ini peneliti mulai membuat desain model diawali dengan pembuatan sketsa. Cara memulainya dengan membuat suatu model agar dapat memahami kebutuhan perangkat lunak tersebut. Kemudian desain yang dibuat harus sesuai agar mencapai kebutuhan awal yang diminta. Pada tahap ini dilakukan perancangan-perancangan aplikasi yang meliputi pembuatan: a. Pembuatan Use case Diagram. b. Pembuatan Activity Diagram. c. Pembuatan Sequence Diagram. d. Pembuatan Class Diagram. e. Pembuatan Perancangan Layar. 4. Konstruksi. Pada tahap ini peneliti mulai membuat coding (proses penulisan bahasa program) baik manual atau otomatis. Jika sudah selesai, maka pengujian harus langsung dilakukan untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam coding. 5. Penyebaran. Pada tahap ini aplikasi sudah dapat dikirimkan atau dipublikasikan kepada user atau pelanggan dan akan memberikan umpan balik sekiranya ada yang perlu dievaluasi pada aplikasi tersebut.
HASIL DAN BAHASAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Pusat Pertamina dan puskesmas maka dapat dibuat hipotesis sementara yaitu sistem telemedicine yang baik adalah sistem yang dibuat berdasarkan standar layanan kesehatan International. Untuk MMS, menggunakan kannel sebagai software untuk membaca port dalam mengirim MMS. Untuk video conference, menggunakan Flash Media Server berbasis RTMP (Realtime Media Player) sebagai server video conference. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, untuk dapat menerapkan sistem telemedicine ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seperti faktor budaya/tradisi, latar belakang pendidikan dan keluarga. Sehingga dalam jangka pendeknya masih membutuhkan waktu untuk bisa menerapkan sistem tersebut karena beberapa masyarakat masih memilih konsultasi dengan dokter secara tatap muka. Tetapi dalam jangka panjangnya sistem telemedicine ini akan diterima oleh banyak masyarakat karena memiliki banyak kegunaan dan manfaat yang bisa didapat. Evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan 3 metode, diantaranya: 1. Evaluasi dengan melakukan uji coba user interface melalui kuesioner terhadap pasien di instansi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas.
2. Evaluasi wawancara dengan dokter di RS Pertamina. 3. Evaluasi kelebihan dan kekurangan aplikasi berdasarkan diskusi dengan dokter di RS Pusat Pertamina. Evaluasi Kuesioner Berikut akan diuraikan hasil kuesioner yang berguna untuk mengevaluasi aplikasi sistem telemedicine yang telah dirancang. Kuesioner ditujukan kepada 50 responden (pasien, perawat/mantri, dokter dan mahasiswa) di instansi pelayanan kesehatan. Dari kuesioner tersebut maka diperoleh data sebagai berikut: 1. Menurut anda apakah aplikasi sistem telemedicine ini bisa menjembatani jarak antara pasien dengan layanan kesehatan yang belum merata?
Tabel 4.1 Tabel Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 1 Bisa Belum Bisa 48 orang 2 orang Total: 50 orang
Ket: - Bisa, karena: - aplikasi ini cocok sekali untuk diterapkan dan dikembangkan di daerah yang jauh dari pusat layanan kesehatan. - Sedikitnya tenaga kesehatan serta tempat layanan kesehatan yang tersedia di daerah pedesaan. - Masih banyak masyarakat di daerah pedesaan yang sulit untuk berkonsultasi dan berobat ke rumah sakit.
Gambar 4.41 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 1
Kesimpulan: sebagian besar responden merasa aplikasi ini bisa menjembatani jarak antara pasien dengan layanan kesehatan yang belum merata. 2. Bagaimanakah tampilan aplikasi sistem telemedicine ini?
Tabel 4.2 Tabel Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 2 Menarik Kurang Menarik 44 orang 6 orang Total: 50 orang
Ket: - Menarik, karena: - perpaduan warna yang sesuai. - penggunaan aplikasi yang mudah. - tampilan yang sederhana dan unik.
Gambar 4.42 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 2
Kesimpulan: sebagian besar responden merasa tampilan aplikasi ini sudah menarik sesuai dengan keterangan di atas. 3. Bagaimanakah fasilitas Video Conference dan Chatting menurut anda?
Tabel 4.3 Tabel Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 3 Desain 12 orang
Kecepatan Kualitas 13 orang 9 orang Total: 50 orang
Resolusi Buruk 16 orang
Ket: - Desain: desain tampilan sederhana, fitur yang lengkap dan mudah digunakan. - Kecepatan: kecepatan untuk terhubung ke video conference dan chatting cukup cepat. - Kualitas: kualitas gambar video cukup baik.
Gambar 4.43 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 3
Kesimpulan: sebagian besar responden merasa resolusi video conference kurang bagus dan frame video terlalu kecil. 4. Bagaimanakah fasilitas diagnosa melalui MMS yang disediakan?
Tabel 4.4 Tabel Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 4 Penggunaan Mudah 9 orang
Proses Diagnosa Form. Diagnosa Cepat Lengkap 33 orang 7 orang Total: 50 orang
Fungsionalitas 1 orang
Ket: - Fungsionalitas: fasilitas diagnosa melalui MMS belum berfungsi dengan baik.
Gambar 4.44 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 4
Kesimpulan: sebagian besar responden merasa fasilitas diagnosa melalui MMS sudah mendukung karena penggunaannya mudah, pemeriksaan atau diagnosa bisa dilakukan dengan cepat. 5. Apakah dengan dibuatnya aplikasi sistem telemedicine ini semakin mempermudah anda untuk berkonsultasi dengan dokter atau berobat?
Tabel 4.5 Tabel Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 5 Ya Tidak 49 orang 1 orang Total: 50 orang
Ket: - Ya, karena: - memiliki fasilitas atau fitur yang lengkap dan memadai. - sungguh menghemat waktu dan biaya. - berobat atau konsultasi bisa dilakukan di mana saja. - mudah dan cepat mendapatkan dokter melalui aplikasi ini.
Gambar 4.45 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 5
Kesimpulan: hampir semua responden mengatakan bahwa aplikasi sistem telemedicine ini mempermudah mereka untuk berkonsultasi dan berobat ke dokter tanpa harus repot ke tempat layanan kesehatan. 6. Apakah aplikasi sistem telemedicine ini membantu anda dalam mencari informasi mengenai kesehatan?
Tabel 4.6 Tabel Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 6 Sangat Membantu 5 orang
Kurang Membantu 30 orang 15 orang Total: 50 orang
Membantu
Tidak Membantu -
Gambar 4.46 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 6
Kesimpulan: sebagian besar responden merasa terbantu untuk mencari informasi kesehatan. 7. Apakah fasilitas yang disediakan oleh aplikasi sistem telemedicine ini sudah lengkap?
Tabel 4.7 Tabel Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 7 Sangat Lengkap 21 orang
Lengkap
Biasa Saja
27 orang 2 orang Total: 50 orang
Kurang Lengkap -
Gambar 4.47 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 7
Kesimpulan: sebagian besar responden mengatakan bahwa fasilitas aplikasi yang ada sudah lengkap sesuai harapan mereka. 8. Menurut anda, apakah fasilitas atau fitur aplikasi sistem telemedicine ini sudah memuaskan?
Tabel 4.8 Tabel Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 8 Sangat Memuaskan 17 orang
Sedikit Memuaskan 31 orang 2 orang Total: 50 orang
Memuaskan
Kurang Memuaskan -
Gambar 4.48 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 8
Kesimpulan: sebagian besar responden merasa puas dengan fasilitas atau fitur yang disediakan. 9. Apakah aplikasi sistem telemedicine ini sudah bermanfaat bagi anda secara keseluruhan?
Tabel 4.9 Tabel Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 9 Sangat Bermanfaat 27 orang
Sedikit Bermanfaat 21 orang 2 orang Total: 50 orang
Bermanfaat
Kurang Bermanfaat -
Gambar 4.49 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 9
Kesimpulan: sebagian besar responden mengatakan bahwa aplikasi sistem telemedicine yang dibuat sangat bermanfaat bagi mereka dan masyarakat luas kedepannya. Evaluasi Wawancara. Berikut akan diuraikan hasil wawancara dan diskusi dengan salah satu dokter Rumah Sakit Pusat Pertamina yaitu dr. Agus yang yang berguna untuk mengevaluasi aplikasi sistem telemedicine. Dari hasil diskusi tersebut maka diperoleh masukan sebagai berikut: 1. Menurut dr. Agus, bagaimana spesifikasi dari aplikasi sistem telemedicine yang bisa menjembatani jarak antara pasien dengan layanan kesehatan yang belum merata? Menurut dr. Agus, spesifikasi dari aplikasi sistem telemedicine yang bisa menjembatani jarak antara pasien dan layanan kesehatan yang belum merata adalah aplikasi yang praktis, mudah dipakai dan sesuai dengan standard sistem informasi kesehatan international yang berlaku. 2. Menurut dr. Agus, bagaimana tampilan dari aplikasi sistem telemedicine ini? Menurut dr. Agus, tampilan dari aplikasi sistem telemedicine ini cukup baik, akan tetapi suatu aplikasi sistem telemedicine yang baik tidak terlalu mempedulikan user interface (UI), karena benchmarking yang diperlukan hanyalah fasilitas yang disediakan. 3. Menurut dr. Agus, fasilitas apakah yang sebaiknya disediakan di aplikasi sistem telemedicine? Menurut dr. Agus, fasilitas yang sebaiknya disediakan di aplikasi sistem telemedicine adalah fasilitas yang memudahkan baik pasien maupun dokter seperti membuat & melihat jadwal konsultasi, medical checkup online, berkonsultasi melalui video conference & chatting, melihat hasil medical record, menulis resep obat sehingga memudahkan pasien untuk menebus resep yang diberikan dan berkonsultasi melalui MMS. 4. Menurut dr. Agus, apakah aplikasi sistem telemedicine ini bermanfaat untuk mempermudah konsultasi antara pasien dan dokter serta membantu pasien dalam mencari informasi mengenai kesehatan?
Menurut dr. Agus, aplikasi sistem telemedicine ini sudah cukup bermanfaat untuk mempermudah konsultasi antara pasien dan dokter serta membantu pasien dalam mencari informasi mengenai kesehatan. Evaluasi Kelebihan Dan Kekurangan Aplikasi Sistem Telemedicine Bee Medical Berdasarkan hasil diskusi yang kami lakukan dengan dokter di Rumah Sakit Pertamina dan evaluasi melalui kuesioner yang telah dilakukan terhadap aplikasi sistem telemedicine berbasis website ini, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan: 1. Aplikasi ini dapat mempercepat dan memudahkan pasien untuk berkonsultasi dengan dokter melalui video conference, chatting dan MMS. 2. Aplikasi ini memudahkan pasien untuk berkonsultasi dengan dokter secara online menggunakan videoconference & chatting. 3. Aplikasi ini memudahkan pasien untuk membuat jadwal konsultasi dan medical check up online, melihat hasil diagnosa dokter dan menebus resep obat. Kekurangan: 1. Aplikasi ini belum bisa memeriksa jarak jauh menggunakan alat seperti teleradiology, telecardiology dan lain sebagainya.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan yang dapat diambil: 1. Telemedicine dibuat sebagai sistem informasi kesehatan yang berlandaskan standard kesehatan international. 2. Aplikasi sistem telemedicine dirancang untuk berbagai macam penyakit seperti penyakit dalam yang tidak memerlukan perawatan intensif. 3. Aplikasi sistem telemedicine mempermudah dan mempercepat pasien dalam melakukan pengobatan dan konsultasi karena fitur yang terdapat pada aplikasi tersebut dan tidak perlu datang langsung ke instansi pelayanan kesehatan. 4. Dari hasil kuesioner yang telah dilakukan menunjukkan secara keseluruhan bahwa aplikasi sistem telemedicine ini diperlukan oleh sebagian besar masyarakat khususnya yang berada di pedesaan karena dapat menjembatani jarak antara pasien dan dokter tanpa harus bertemu secara langsung (tatap muka) sehingga dapat membantu masyarakat dalam menghemat biaya, waktu, tenaga dan mendapat manfaat lainnya. Saran yang dapat disampaikan untuk penelitian selanjutnya: 1. Telemedicine dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi pemeriksaan jarak jauh menggunakan alat seperti teleradiology, telecardiology. 2. Telemedicine dapat dikembangkan lebih lanjut menggunakan E-Payment. 3. Dalam penerapan telemedicine selanjutnya dapat disertai dengan sistem pembayaran melalui asuransi kesehatan seperti ASKES, JAMKESMAS.
REFERENSI Butcher, Anthony. (2003). Sams Teach Yourself MySQL in 21 days. (2nd edition). USA: Sams Publishing. Chorbev, I., Sotirovska, M., Mihajlov, D., (2011). Virtual Communities for Diabetes Chronic Disease Healthcare. International Journal of Telemedicine and Applications, Vol. 2011. Coelho, K. R., (2011). Identifying Telemedicine Services To Improve Access To Specialty Care For The Underserved In The San Francisco Safety Net. International Journal of Telemedicine and Applications. Vol. 2011, 14 pages. Dobke, M. K., Bhavsar D., Herrera F., (2011). Do Telemedicine Wound Care Specialist Consults Meet the Needs of the Referring Physician? A Survey of Primary Care Providers. International Journal of Telemedicine and Applications, Vol. 2011. Enterprise, Jubilee. (2010). Trik Mengoperasikan PC Tanpa Software. Indonesia: Elex Media Komputindo. Fabbrocini, G., De Vita, V., Pastore, F., D’Arco, V., Mazzella, C., Annunziata, M. C., Cacciapuoti, S., Mauriello, M. C., Monfrecola, A., (2011). Teledermatology: From Prevention to Diagnosis of Nonmelanoma and Melanoma Skin Cancer. International Journal of Telemedicine and Applications. Vol. 2011, 5 pages.
Fuad, Anis. (2005). Sistem Informasi dan Sumber Intelijen Kesehatan Masyarakat. 03-12-2013 dari http://anisfuad.blog.ugm.ac.id/2005/09/13/sistem-informasi-dan-sumber-intelijen-kesehatanmasyarakat/ Jagdale, B. N., Bedi, R. K., Desai, S., (2010). Securing MMS with High Performance Elliptic Curve Cryptography. International Journal of Computer Application, Vol. 8 (7), p17-20. Kosiur, David. (1997). Understanding Electronic Commerce - How Online Transactions Can Grow Your Business. Redmond, Washington: Microsoft Press. Mengel, Mark. B., Fields, Scott A., (1997). Introduction to Clinical Skills: A Patient-centered Textbook. New York: Plenum Medical Publishing. Mirabito, M. A. M., Morgenstern, B. L., (2004). New Communications Technologies: Applications, Policy, and Impact. (5th edition). UK: Focal Press. Nugroho, Bunafit. (2004). PHP & MySQL dengan Editor Dreamweaver MX. (1st edition). Yogyakarta: Andi. Pagliari Claudia, Sloan David, Gregor Peter, Sullivan Frank, Detmer Don, Kahan James P, Oortwijn Wija, Macgillivray Steve. (2005). What is eHealth (4): A Scoping Exercise To Map The Field. Journal Medical Internet Vol. 7 (1). Pressman, Roger. S., (2010). Software Engineering a Practitioner’s Approach. (7th edition). New York: McGraw-Hill, Inc. Setyono, A., Jahangir A., Al-Saquor, Raed. (2010). Design of Multimedia Messaging Service for Mobile Telemedicine System. International Journal of Network and Mobile Technologies, Vol. 1 (1). Setyono, A., Nuswantoro, D., Alam J., Eswaran, C., (2012). The Development and Implementation of a Multimedia Messaging Service for an Enhanced Mobile Telemedicine System. International Journal of Healthcare Information System and Informatics, Vol. 7 (1), p13-30. Sharma, Priyanka, Mistry, Mijal. (2009). MMSSEC Algorithm for Securing MMS. International Journal of Machine Intelligence, Vol. 1 (2), p30-33. Sunyoto, Andi. (2007). AJAX: Membangun Web dengan Teknologi Asynchronouse JavaScript & XML. Yogyakarta: Andi. Veronica, Anita, Elvira Mulyani. (2010). Analisis dan Perancangan Web Kesehatan Berbasiskan: Rich Internet Application “FLEX”. Skripsi S1. Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Waryana. (2010). Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama. Whitten, Jeffry L., Bentley, Lonnie D., Dittman, Kevin C., (2007). System Analysis and Design Methods. (7th edition). USA: The McGraw-Hill Companies, Inc. Widodo, Prabowo P., Herlawati. (2011). Menggunakan UML. Bandung: Informatika. Wijasena. (2009). Video Conference Sebagai Sarana Komando. 01-12-2013 dari http://wijasena.wordpress.com/?s=video+conference&searchbutton=go! Wolfe, Mark. (2007). Broadband Video Conferencing as Knowledge Management Tool. Journal of Knowledge Management Vol. 11, No. 2, p118-138.
RIWAYAT PENULIS Gideon lahir di Jakarta pada 6 Agustus 1991. Gideon menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang Ilmu Komputer (Teknik Informatika) pada tahun 2013. Silvy lahir di Jakarta pada 20 Januari 1991. Silvy menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang Ilmu Komputer (Teknik Informatika) pada tahun 2013. Dharma lahir di Jakarta pada 7 Desember 1991. Dharma menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang Ilmu Komputer (Teknik Informatika) pada tahun 2013.