1/6
Perancangan dan Analisis Interkoneksi Jaringan Pada Electronic Toll Collection Berbasis Radio Frequency Identification (RFID) Nym Yuni Sastriyana – 2206 100 093 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Email :
[email protected]
ABSTRAK Electronic Toll Collection (ETC) adalah system pembayaran elektronis otomatis yang dapat meningkatkan efisiensi waktu transaksi di pintu tol sehingga mengurangi antrian kendaraan dengan menggunakan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) sebagai media akses otomatis sehingga tidak perlu lagi pelayanan manual di gerbang tol. Dalam sistem ETC dibutuhkan suatu sistem aplikasi interkoneksi jaringan yang dapat menghubungkan antara perangkat RFID localhost pada gerbang tol dengan server. Dalam tugas akhir ini akan dirancang suatu subsistem yang dapat mendukung interkoneksi antara perangkat RFID serta subsistem aplikasi pengolah data dalam sistem Electronic Toll Collection. Diharapkan sistem ETC ini nantinya dapat memberikan waktu pengolahan transaksi yang lebih cepat dan efektif dibandingkan dengan sistem tol manual. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem yang dibangun telah dapat berfungsi dengan baik. Interkoneksi baik itu antara perangkat RFID, client (localhost gerbang tol), maupun server database telah berhasil dilakukan. Untuk waktu transaksi sendiri adalah sebesar 1,76 detik untuk satu tag. Lebih cepat bila dibandingkan dengan waktu transaksi pada sistem manual yang paling cepat 5 detik.
otomatisasi pintu tol sehingga dapat mempercepat pelayanan bagi calon pengguna pintu tol. Karena ETC merupakan suatu rangkaian besar dari sub-sub sistem perangkat identifikasi dengan perangkat database server sebagai pengolah data pelanggan jalan tol, maka dibutuhkan suatu sistem aplikasi interkoneksi jaringan yang dapat menghubungkan antara perangkat RFID localhost pada gerbang tol dengan server. Dalam tugas akhir ini akan dirancang suatu subsistem yang dapat mendukung interkoneksi antara perangkat RFID serta subsistem aplikasi pengolah data dalam sebuah sistem Electronic Toll Collection. Diharapkan sistem ETC ini nantinya dapat memberikan waktu pengolahan transaksi yang lebih cepat dan efektif dibandingkan dengan sistem tol manual. Sistem ETC yang dirancang dalam tugas akhir ini dibatasi pada perancangan aplikasi dan pengujian rancangan aplikasi tersebut. Pengujian dilakukan untuk mengetahui keberhasilan interkoneksi dan mendapatkan data-data yang mendukung keberhasilan interkoneksi tersebut. Data-data tersebut berupa delay, packet loss, dan throughput.
Kata Kunci : ETC, RFID, interkoneksi jaringan
A.
1.
PENDAHULUAN
Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah kendaraan di kota-kota besar maka jalan tol menjadi pilihan untuk kelancaran dalam bertransportasi guna menghindari kemacetan. Meningkatnya penggunaan jalan tol tentu harus diikuti dengan peningkatan infrastruktur di jalan tol guna menunjang pelayanan yang optimal bagi pengguna jalan tol. Electronic Toll Collection (ETC) adalah system pembayaran elektronis otomatis yang dapat meningkatkan efisiensi waktu transaksi di pintu tol sehingga mengurangi antrian kendaraan dengan menggunakan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) sebagai media akses otomatis sehingga tidak perlu lagi pelayanan manual di gerbang tol. Adapun yang disebut RFID adalah teknik pengidentifikasian suatu objek secara otomatis dengan menggunakan gelombang radio. Implementasi RFID nantinya ditujukan sebagai
2.
ELECTRONIC TOLL COLLECTION DAN RFID
Electronic Toll Collection (ETC) Sistem ETC adalah sebuah sistem yang dapat meningkatkan efisiensi pembayaran tol karena ETC memiliki berbagai macam fitur yang bermanfaat. Beberapa hal yang melatarbelakangi penggunaan sistem ETC antara lain : mengurangi antrian di gerbang tol melalui peningkatan volume kendaraan yang dapat dilayani, menghemat bahan bakar dan mengurangi emisi melalui pengurangan waktu tunggu (mengurangi proses deceleration/ acceleration kendaraan di gerbang tol), mengurangi biaya operasi pengumpulan tol, dan memperbaiki/meningkatkan kontrol audit melalui pengelolaan data user yang terpusat. Sistem ETC ini berlaku baik untuk tol dengan sistem terbuka maupun sistem tertutup. Sistem terbuka maksudnya proses pengumpulan tol yang dilaksanakan dengan tarif flat tanpa memperhitungkan jarak atau ruas yang dilewati. Sedangkan sistem pengumpulan tol tertutup adalah proses pengumpulan tol yang dilaksanakan dengan tarif sesuai dengan ruas yang dilewati. Penetapan tarif akan ditentukan melalui
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
2/6 informasi dari gerbang tol masuk dan informasi gerbang tol keluar. Secara global, sistem ETC terdiri dari empat komponen, yaitu Automatic Vehicle Identification (AVI)/Identifikasi Kendaraan Otomatis, Automatic Vehicle Classification (AVC)/Klasifikasi Kendaraan Otomatis, Vehicle Enforcement System (VES)/Sistem Penanganan Pelanggaran, dan Transaction Processing/Pemrosesan Transaksi. Komponen Identifikasi Kendaraan Otomatis/AVI dari sebuah sistem ETC mengacu pada teknologi yang menentukan kepemilikan kendaraan sehingga biaya akan ditagih pada konsumen yang sesuai. sistem AVI yang sekarang bergantung pada teknologi Radio-Frequency Identification (RFID), dimana sebuah pembaca identitas kendaraan (reader) pada gerbang tol berkomunikasi dengan sebuah penerima (tag) pada kendaraan melalui sinyal radio frekuensi (RF) yang dipancarkan reader. Untuk Klasisfikasi Kendaraan Otomatis/AVC, metoda sederhana klasifikasi kendaraan adalah dengan menyimpan kelas kendaraan pada catatan pelanggan dan menggunakan data Identifikasi Kendaraan Otomatis/AVI untuk mencari kelas kendaraan. Metoda ini berbiaya rendah, tetapi membatasi fleksibilitas pengguna. Sistem Penanganan Pelanggaran/VES berguna untuk mengatasi pelanggaran yang terjadi di gerbang tol, yakni menindak pelanggan tol yang menghindari pembayaran masuk tol. Untuk pemrosesan transaksi dilakukan oleh sistem Control Centre Management. Sistem pengolahan transaksi berfungsi untuk melaksanakan semua proses yang berkaitan dengan transaksi mulai dari pendeteksian kendaraan yang mendekati gerbang tol, pendeteksian identitas kendaraan atau penggguna melalui Kartu ETC, pendeteksian klasifikasi kendaraan, pendeteksian terjadinya pelanggaran sampai proses pembayaran melalui pendebetan saldo dari kartu ETC. B.
Radio Frequency Identification (RFID) Radio Frequency Identification (RFID) adalah sebuah metoda pengidentifikasian sebuah obyek dengan menggunakan gelombang radio. Obyek yang dimaksud adalah obyek yang telah dilengkapi dengan sebuah tag/transporder yang digunakan untuk melaksanakan komunikasi dengan reader. Tag/transporder RFID adalah sebuah alat pengidentifikasi yang dipasang di sebuah obyek berupa produk, binatang, kendaraan atau orang dengan tujuan untuk melaksanakan identifikasi melalui penggunaan gelombang radio. Sistem RFID dapat diturunkan kedalam beberapa klasifikasi secara umum berdasarkan fungsi dan sifat dari pembawa datanya (tag/transponder). Berdasarkan energi yang digunakan oleh tag, RFID dapat dibedakan menjadi RFID tag Aktif, Semi-Aktif, dan Pasif. Tag aktif memiliki jangkauan pembacaan antara beberapa meter hingga ratusan meter. Hal ini karena RFID tag aktif memiliki baterai sebagai sumber energinya sehingga dapat meningkatkan daya pancarnya. Berbeda dengan RFID tag pasif yang jarak pembacaannya hanya beberapa cm. Untuk RFID tag semi-aktif, tag dilengkapi dengan baterai, dan otomatis menjadi On begitu memasuki area yang tercakupi oleh
reader, tidak seperti RFID aktif yang harus di-switch on secara manual. Selain itu, RFID juga dapat digolongkan berdasarkan frekuensi kerjanya. RFID yang bekerja dalam frekuensi 125 kHz digolongkan sebagai RFID Low Frequency (LF). Untuk frekuensi kerja 13,56 MHz digolongkan sebagai RFID High Frequency (HF). Untuk RFID yang bekerja pada frekuensi 300-1200 MHz digolongkan sebagai RFID Ultra High Frequency (UHF). Yang terakhir adalah RFID yang bekerja pada frekuensi 2,4 GHz dan 5,8 GHz digolongkan sebagai RFID Microwave. 3.
PERANCANGAN DAN PENGUJIAN SISTEM
Pada tugas akhir ini akan dirancang sistem Electronic Toll Collection (ETC) berbasis RFID. Untuk analisis kebutuhan sistem, mengambil contoh pada PT. Jasa Marga Surabaya pada ruas Dupak-Waru. Karena itu sistem yang dirancang adalah sistem untuk Tol Terbuka. Alur perancangan sistem ETC yang digunakan dapat dilihat pada gambar 2. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, sistem ETC terdiri dari beberapa komponen seperti AVI, AVC, VES dan transaction processing. Dalam tugas akhir ini, perancangan dibatasi pada AVI, AVC dan transaction processing. A.
Perencanaan Sistem Tahap perencanaan ini diawali dengan pendeskripsian sistem ETC secara global yang meliputi arsitektur logika, arsitekur fisik, dan arsitektur komunikasi. Dalam arsitektur logika, didefinisikan keterkaitan dan hubungan antara tiap komponen dalam sistem ETC. Detail visual dari arsitektur logika sistem ETC dapat dilihat pada gambar 3. Sedangkan dalam arsitektur fisik untuk mendefinisikan bagaimana hubungan dalam jaringan sistem ETC. Arsitektur fisik yang dibangun dalam sistem ETC untuk tugas akhir ini bisa dilihat dalam gambar 4.
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
Gambar 1. Flowchart perencanaan dan analisis sistem ETC
3/6
Gambar 2. Arsitektur Logika Sistem ETC
Gambar 3. Arsitektur Fisik Rancangan Sistem ETC
Dalam satu gerbang tol, terdiri atas beberapa gardu tol dan satu plasa (kantor) yang saling terhubung. Dalam gardu sendiri terdapat PC/Middleware yang terhubung dengan reader RFID dan display monitor yang akan menunjukkan kepada pelanggan sisa saldo setelah dipotong biaya jalan tol. Saat kendaraan melewati gardu tol, reader membaca identitas dalam tag kendaraan. PC/Middleware akan mengirimkan identitas kepada localhost terminal di plasa tol yang selanjutnya akan mencari data golongan kendaraan pada server database, mencocokkan dengan biaya golongan kendaraan lalu secara otomatis akan mendebet saldo pemilik kendaraan. Semua data transaksi dapat diamati oleh manajemen pusat tol, dalam hal ini otoritas pada Jasa Marga. Selain itu server database juga terhubung dengan customer service yang berkaitan langsung dengan pelayanan terhadap pelanggan seperti layanan langganan baru, update data pelanggan, maupun pembelian saldo.
Dari sisi deskripsi global perangkat lunak, sistem yang dibangun akan memiliki fungsi sebagai fungsi pengelolaan data baik data transaksi dan data pelanggan, sebagai fungsi autentikasi dalam pengelolaan akses baik bagi user pada top manajemen hingga petugas gerbang tol, memberi kemudahan bagi manajemen jalan tol untuk mendukung proses pengambilan keputusan (seperti proses reporting). Untuk karakteristik pengguna dibagi dalam tiga karakteristik yaitu administrator (mengurusi kegiatan di pusat seperti pengelolaan data dan reporting, memiliki hak akses total atas data), customer services (melakukan pengambilan dan updating data pusat dalam lingkup yang terbatas yaitu sebatas pada data pelanggan saja), gerbang (mengaktifkan reader pada gardu/loket tol). Selain itu, juga direncanakan kebutuhan fungsional dan non-fungsional dari aplikasi yang akan dibangun. Setelah deskripsi kebutuhan sistem telah dibuat, selanjutnya akan dirancang use case untuk penggunaan aplikasi. Use case ini singkatnya dibuat untuk menentukan “siapa-bisa-mengakses-apa” dalam aplikasi untuk sistem ETC nantinya. Ada beberapa use case dalam sistem ETC ini nantinya, yaitu : use case pengelolaan data pelanggan, use case pengelolaan data transaksi, use case pengelolaan data kendaraan, use case pengelolaan data tarif gerbang tol, use case pengelolaan user, use case pengelolaan reporting, dan use case proses login. Tiap-tiap use case ini dibangun berdasarkan fiturfitur yang akan dimasukkan dalam aplikasi sistem ETC. Adapun use case diagram untuk sistem ETC yang akan dibangun dapat dilihat pada gambar 5. Sedangkan infrastruktur perangkat keras yang akan digunakan untuk implementasi sistem ETC ini antara lain sebagai berikut. Perangkat RFID yang digunakan adalah RFID aktif dengan reader Pegasus PFH-5210 dan tag PF-300. Komputer server dengan spesifikasi : Intel Core i3 M330 2.13 GHz, 4 GB DDR3 RAM, 500 GB HDD, dan komputer client dengan spesifikasi : Intel(R) Core (TM) 2 Duo E7400 2.80GHz, 1 GB DDR2 RAM, 80 GB HDD. Komputer server di sini akan bertindak sebagai penyimpan database semua data (data transaksi, pelanggan, gerbang tol, user) dalam sistem ETC. Sedangkan komputer klien akan berfungsi sebagai pengolah data pada gerbang tol atau pada customer services. Peralatan switch yang digunakan adalah adalah Cisco Catalyst 2960 Series. Router yang digunakan adalah Cisco 1841 Integrated Services Router. Router yang digunakan adalah sebanyak dua buah. B.
Gambar 4. Use Case Aplikasi
Perancangan Graphic User Interface (GUI) GUI dibangun berdasarkan keperluan yang telah didefinisikan dalam use case sebelumnya. GUI yang dibangun ada beberapa macam sebagai berikut. Login Maintenance User Pengisian Data Pelanggan (Pemilik Kendaraan) Pengisian Data Kendaraan Pengisian Data Tarif Toll Display Monitoring Gardu Tol Reporting Data Transaksi
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
4/6 Tabel 1. Waktu Tunggu Antrian Kendaraan Pada Sistem Tol Manual
Pembayaran Rp Rp Rp Rp Rp Gambar 5. Contoh Rancangan GUI Login
C.
Pengujian Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang telah dibangun bisa diimplementasikan dalam jaringan. Ada beberapa parameter yang dijadikan ukuran dalam pengujian, diantaranya yaitu : keberhasilan dalam input data ke dalam sistem database SQL Server dan kesesuaian dengan batasan performansi sebagaimana disebutkan dalam ITU-T Y.1541 tentang “Network Performance Objectives for IP-Based Service”. Pengujian dilakukan dalam Lab Telekomunikasi Multimedia B301. Pengujian dilakukan dalam jaringan LAN yang dibangun dalam Lab B 301. Adapun testbed pengujian yang digunakan dapat dilihat pada gambar 7. Ada dua macam pengujian, yang pertama adalah untuk menguji ketersambungan dan keberhasilan client dalam mengisi data atau pengaksesan data ke server dan yang kedua adalah mengetahui hasil parameter performansi seperti delay, packet loss dan throughput. Throughput adalah besarnya keberhasilan rate yang diterima pada pengiriman proses data. Biasanya throughput selalu dikaitkan dengan bandwidth. Yang dimaksud dengan delay adalah waktu yang dibutuhkan oleh paket untuk dikirimkan dan diterima penuh oleh penerima Packet loss merupakan banyaknya paket yang gagal mencapai tempat tujuan. Ketika packet loss besar maka dapat diketahui bahwa jaringan sedang sibuk atau terjadi overload. Selain itu pengujian juga bertujuan untuk mengukur waktu tunggu antrian kendaraan saat transaksi. Yang dimaksud waktu antrian kendaraan adalah waktu yang diperlukan untuk memproses satu transaksi, total waktu yang diperlukan satu kendaraan untuk menyelesaikan satu kali proses transaksi di gardu tol. Nantinya waktu antrian hasil pengujian ini akan dibandingkan dengan waktu antrian dalam sistem tol manual.
Gambar 6. Testbed Pengujian
4.
Uang Pas 5.000,00 10.000,00 20.000,00 50.000,00 100.000,00
Waktu (Detik) 5 6 6 9 14 17
HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS
Pada bagian ini dilakukan analisis terhadap hasil pengujian prototype sistem ETC yang telah dibangun dan uji performansi jaringan. Untuk pengujian prototype sistem indikatornya adalah keberhasilan entry database dan keberhasilan dalam pengaksesan database. Sedangkan untuk pengujian performansi bertujuan unutk melihat performansi dan kualitas unjuk kerja jaringan sistem Electronic Toll Collection yang akan diterapkan. Analisa performansi dilakukan berdasarkan data yang didapat dalam koneksi antara komputer client (pada gerbang dan customer services) dengan server database pusat. Pengamatan performansi yang akan diamati pada tugas akhir ini meliputi waktu tunggu antrian saat transaksi, throughput, packet loss, dan juga pengamatan delay. A.
Pengujian Entry Database Untuk pengujian entry database, ada beberapa macam entry yang dilakukan. Di antaranya adalah : entry data pelanggan/pemilik kendaraan (owner), entry data kendaraan, entry (pembuatan) user, entry data tarif tol. Hasil pengujian menunjukkan keberhasilan pengentrian database pada semua percobaan. Hal ini bisa dicek pada tabel dalam database SQL Server. Ini mengindikasikan bahwa fitur pengisian data pada aplikasi sistem ETC telah berfungsi dengan baik. B.
Pengujian Akses Database Dalam pengaksesan database, yang diamati adalah kesuksesan autentikasi pengaksesan fitur dalam “Electronic Toll Collection” sesuai dengan status user. Selain itu, dilihat juga kesesuaian skenario login dengan beberapa kondisi seperti kondisi passsword yang salah dan username tidak terdaftar. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa proses autentikasi dan otorisasi user berjalan dengan baik pada pengujian ini.
Gambar 7. Hasil Entry Data Pelanggan (Owner Kendaraan)
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
5/6 C.
Pengujian Waktu Tunggu Antrian Dalam pengujian waktu tunggu antrian, pengamatan dilakukan dengan kondisi satu tag, dua tag dan tiga tag. Hasil pengujian untuk waktu tunggu antrian transaksi tersebut dapat dilihat pada tabel 2. Dari tabel tersebut menunjukkan saat transaksi dengan tiga tag peningkatan jumlah waktu antrian menjadi cukup signifikan bila dibandingkan dengan transaksi pada satu tag dan dua tag. Hal ini mungkin saja terjadi bila melihat besaran data untuk masing transaksi tag, di mana transaksi dengan jumlah tiga tag adalah transaksi dengan jumlah bytes terbanyak.
Throughput (kbps)
Throughput Pengisian Data 050 040
037
030 020
020
012
010 000
Isi Data Owner
Isi Data Kendaraan
Pembuatan User
Gambar 9. Grafik Throughput Pengisian Data
Tabel 2. Tabel Waktu Tunggu Antrian Sistem ETC
Waktu Tunggu 1,76 1,99 4,14
Bytes (kB) 13,46 41,77 68,27
D.
Throughput Saat Transaksi Throughput (kbps)
100 080 060 040
049
055
030
020 000
1 Tag
2 Tag
3 Tag
Gambar 8. Throughput Saat Transaksi
090 080 070 060 050 040 030 020 010 000
Delay Saat Transaksi 055 032
1 Tag
033
2 Tag
3 Tag
Gambar 10. Delay Saat Transaksi
Delay Pengisian Data
Delay (ms)
Pengujian Throughput Nilai throughput diperoleh dari jumlah bits (paket)/detik(s). Pada pengujian ini, data yang diambil berasal dari pengukuran saat proses transaksi dan proses pengisian data (pengisian data pemilik kendaraan, pembuatan user, dan pengisian data kendaraan). Untuk hasil pengujian throughput pada proses transaksi bisa dilihat pada gambar 9. Dari gambar tersebut bisa dilihat bahwa throughput terbesar adalah pada saat transaksi dengan 3 tag,yaitu 55,22 kbps, lalu transaksi dengan 2 tag sebesar 27,91 kbps, dan yang terendah adalah saat 1 tag yaitu 6,87 kbps. Hal ini karena data terbesar adalah saat dengan 3 tag (sebesar 68,27 kB), lalu transaksi dengan 2 tag (sebesar 40,79 kB), dan yang terkecil adalah 1 tag (sebesar 19,88 kB). Standar deviasi untuk masing-masing percobaan adalah 6,87 untuk 1 tag, 24,45 untuk 2 tag dan 19,16 untuk tiga tag. Untuk pengujian throughput saat pengisian data bisa dilihat pada gambar 9. Dari grafik tersebut bisa dilihat bahwa throughput terbesar adalah pada saat pengisian data owner (pelanggan kendaraan), yaitu 36,84 kbps. Hal ini karena ukuran data saat pengisian data owner paling besar yaitu 71,55 kB. Sedangkan throughput terendah adalah saat pengisian data untuk pembuatan user, yaitu sebesar 11,91 kbps (ukuran datanya paling kecil yaitu sebesar 6,9 kB). Standar deviasi untuk masing-masing percobaan adalah 10,40 untuk isi data owner, 4,07 untuk isi data kendaraan dan 5,19 untuk pembuatan user.
Delay (ms)
Percobaan 1 Tag 2 Tag 3 Tag
100 090 080 070 060 050 040 030 020 010 000
074 049
Isi Data Owner
Isi Data Kendaraan
052
Pembuatan User
Gambar 11. Delay Saat Pengisian Data
E.
Pengujian Delay Pengamatan delay dilakukan dalam dua kondisi. Kondisi pertama saat pengisian data (pengisian data owner, kendaraan, dan user) dan delay saat transaksi (transaksi dengan satu tag, dua tag, dan tiga tag). Grafik delay saat transaksi bisa dilihat pada gambar 11. Dari grafik delay tersebut menunjukkan bahwa delay terkecil adalah pada saat transaksi dengan 1 tag dan terbesar adalah saat transaksi dengan 3 tag. Sedangkan standar deviasinya adalah 11,51 untuk 1 tag, 25,95 pada 2 tag dan 24,03 pada 3 tag. Grafik untuk delay saat pengisian data bisa dilihat pada gambar 12. Pada grafik bisa diamati bahwa delay terbesar adalah pada saat pengisian data owner, yaitu sebesar 73,84 ms dan delay terendah adalah saat isi data kendaraan sebesar 49,41 ms. Hal ini dikarenakan ukuran paket data saat pengisian data yang sebesar 71,55 kB sedangkan ukuran data saat isi data kendaraan hana sebesar 6,9 kB. Untuk standar deviasi, saat pengisian data adalah sebesar 20,71, saat isi data kendaraan sebesar 12,52 dan saat pembuatan user sebesar 8,61.
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
6/6
100 Packet Loss (%)
B.
Packet Loss Transaksi
080 060 040 020
000
000
000
1 Tag
2 Tag
3 Tag
000
Gambar 12. Packet Loss Saat Transaksi
Packet Loss Pengisian Data
Packet Loss (%)
100 080 060
6.
040 020
000
000
000
Isi Data Owner
Isi Data Kendaraan
Pembuatan User
000
Gambar 13. Packet Loss Pengisian Data
F.
Pengujian Packet Loss Untuk pengujian packet loss, baik saat pengisian data maupun saat transaksi, menunjukkan packet loss yang sebesar 0% untuk semua percobaan. 5. A.
Saran Adapun beberapa hal yang dijadikan pertimbangan maupun saran dalam pelaksanaannya tugas akhir ini guna pengembangan penelitian selanjutnya antara lain sebagai berikut. 1. Pengujian sistem Electronic Toll Collection dalam tugas akhir ini dilakukan terbatas dalam ruang lingkup laboratorium. Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan dalam skalabilitas jaringan yang lebih besar agar hasil dari pengamatan performansi jaringan bisa lebih real. 2. Agar dapat diimplementasikan dalam kondisi yang sesungguhnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, baik itu mengenai sistem security pada tag, proses autentikasi, network security, dan jaringan antar gerbang-gerbang maupun gerbang dengan aplikasi pengolah data dan reporting pada sistem Electronic Toll Collection.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Dari hasil analisa yang telah dilakukan, beberapa hal yang dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut. 1. Dalam tugas akhir ini telah dirancang dan dibangun Dalam tugas akhir ini telah dirancang aplikasi sistem Electronic Toll Collection yang meliputi sistem identifikasi kendaraan dan fungsi pengelolaan data dimana koneksi antara jaringan client dan server aplikasi sistem Electronic Toll Collection telah dapat dilakukan dengan sukses. 2. Dalam kondisi pembacaan multi tag, waktu antrian transaksi cenderung cenderung bertambah. 3. Dengan menggunakan sistem Electronic Toll Collection (ETC) berbasis RFID, waktu tunggu antrian kendaraan saat transaksi menjadi lebih pendek bila dibandingkan dengan sistem tol dengan gardu manual. Dengan gardu manual, pemrosesan transaksi berjalan paling cepat 5 detik. Sedangkan dengan sistem ETC berbasis RFID, waktu pemrosesan transaksi berlangsung paling cepat hingga 1,76 detik dan paling cepat 4,14 detik. 4. Hasil pengujian menunjukkan packet loss sebesar 0%(nol persen). Hal ini selain dikarenakan dikarenakan bandwidth yang tersedia cukup besar dan juga disebabkan faktor paket-paket data dalam jaringan Electronic Toll Collection yang kecil (kisaran 6-50 kB).
DAFTAR PUSTAKA
[1] Finkenzeller, Klaus, “RFID Handbook: Fundamentals and Applications in Contactless Smart Cards and Identification 2nd Edition” London: John Wiley & Sons, 2003 [2] Sweeney II, Patrick J., “RFID for Dummies”, Canada: Wiley Publishing, 2005 [3] Lahiri, Sandip. RFID Sourcebook. NJ: Prentice Hall; 2005 [4] Srivastava, Lara, 2005, “Ubiqitous Network Societies: The Case of Radio Frequency Identification”, ITU Workshop On UNS. Geneva [5] Roynald Leonardo Sitanaya, “Sistem Parkir Prabayar Menggunakan RFID untuk Pusat Perbelanjaan”, Skripsi Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra, Surabaya 2005. RIWAYAT PENULIS Nyoman Yuni Sastriyana, lahir di Denpasar pada tanggal 18 Juni 1988. Merupakan anak ketiga dari pasangan I Nyoman Suarna, SH dan Ni Made Sutriasih. Menamatkan pendidikan dasarnya di SD 3 Saraswati Denpasar pada tahun 2000 lalu meneruskan di SMP Negeri 1 Denpasar dan lulus pada tahun 2003. Kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Denpasar dan lulus pada tahun 2006. Setelah itu mengikuti Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan diterima di Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS pada 2006. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam beberapa kegiatan non-akademis seperti menjadi kooordinator Festival Game Teknologi Animasi pada IEE Expo 2009 serta menjadi ketua harian Tim Pembina Kerohanian Hindu ITS (TPKH-ITS) periode 2008-2009. Selain itu penulis juga pernah menjadi asisten Praktikum Dasar Sistem Telekomunikasi. Pada bulan Juni 2010 penulis mengikuti seminar dan ujian Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S1.
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS