JIPN (Journal of Informatics Pelita Nusantara)
Volume 1 No. 1 Oktober 2016
ISSN 2541-3724
PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JABATAN KARYAWAN PADA PT.ISS INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS Liber Simbolon1, Saprawani2 1
Program Studi Manajemen Informatika 2 Program Studi Teknik Informatika STMIK Pelita Nusantara Medan Jl. Iskandar Muda No. 1 Medan, Sumatera Utara 20154, Indonesia
[email protected],
[email protected] Abstrak PT. ISS Indonesia merupakan sebuah perusahaaan di bidang facility service. Facility service terdiri dari cleaning services, support services, property services, access control, catering services, dan parking management. Setiap bagian dari facility service tersebut mempunyai jenjang karir masing-masing., contohnya seperti cleaneng services, untuk mencapai jabatan tinggi seperti director manager harus melalui leader, supervisor, housekeepeng manager dll. Dan untuk mecapai setiap tahap tersebut ada banyak hal yang dipertimbangkan oleh perusahaan. Banyaknya hal yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan jabatan, menjadi permasalahan besar bagi pihak perusahaan. Dimana nilai setiap kriteria yang diperoleh oleh karyawan digabungkan dan dihitung secara manual sehingga kurang efektif dan kurang efisien. Dari permasalahan tersebut sangat diperlukan sebuah sistem yang dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan kualitas dari perusahaan. Untuk mendukung penentuan jabatan karyawan, dibutuhkan suatu sistem yang dapat membantu pihak perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk penentuan jabatan karyawan yang berkualitas yaitu melalui penerapan sebuah metode Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Metode TOPSIS menggunakan prinsip bahwa alternatif yang terpilih harus mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal negatif. Pilihan akan diurutkan berdasarkan nilai sehingga alternatif yang memiliki jarak terpendek dengan solusi ideal positif adalah alternatif yang terbaik. Dengan kata lain, alternatif yang memiliki nilai yang lebih besar itulah yang lebih baik untuk dipilih. Kata Kunci: Topsis, PT ISS, SPK I
PENDAHULUAN Sebuah perusahaan besar digerakkan oleh manusia yang terlatih dan mempunyai keahlian tertentu serta mempunyai pengalaman. Sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung kemajuan dan kualitas perusahaan dalam mencapai tujuan. Seleksi karyawan merupakan suatu faktor yang sangat penting bagi kelancaran proses didalam sebuah perusahaan dan juga untuk meremajakan suatu posisi jabatan agar diduduki oleh seseorang yang mempunyai kriteria-kriteria yang cocok untuk menempati suatu jabatan yang diusulkan, seringkali proses penentuan jabatan pada perusahaan hanya didasarkan pada faktor tertentu saja, yaitu wawancara, tingkat pendidikan, tes tertulis, pengalaman kerja. Sementara itu masih banyak faktor lain untuk menilai seseorang untuk menjadi karyawan yang diharapakan perusahaan. Factor-faktor tersebut seperti, masa kerja, tes praktek,
Journal of Informatics Pelita Nusantara
kedisiplinan, kerja sama dalam tim, ketekunan dan ketelitian atau keahlian yang lainnya. Faktorfaktor tersebut dapat membawa perusahaan ke hal yang lebih baik dan dapat membantu perkembangan perusahaan. Faktor-faktor tersebut dapat dikelola oleh sebuah sistem yang dapat membantu untuk pengambilan keputusan. PT. ISS Indonesia merupakan sebuah perusahaaan di bidang facility service. Facility service terdiri dari cleaning services, support services, property services, access control, catering services, dan parking management. Setiap bagian dari facility service tersebut mempunyai jenjang karir masing-masing., contohnya seperti cleaneng services, untuk mencapai jabatan tinggi seperti director manager harus melalui leader, supervisor, housekeepeng manager dll. Dan untuk mecapai setiap tahap tersebut ada banyak hal yang dipertimbangkan oleh perusahaan. Banyaknya hal yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan jabatan, menjadi permasalahan 14
JIPN (Journal of Informatics Pelita Nusantara)
besar bagi pihak perusahaan. Dimana nilai setiap kriteria yang diperoleh oleh karyawan digabungkan dan dihitung secara manual sehingga kurang efektif dan kurang efisien. Dari permasalahan tersebut sangat diperlukan sebuah sistem yang dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan kualitas dari perusahaan. Untuk mendukung penentuan jabatan karyawan, dibutuhkan suatu sistem yang dapat membantu pihak perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk penentuan jabatan karyawan yang berkualitas yaitu melalui penerapan sebuah metode Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Metode TOPSIS menggunakan prinsip bahwa alternatif yang terpilih harus mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal negatif. Pilihan akan diurutkan berdasarkan nilai sehingga alternatif yang memiliki jarak terpendek dengan solusi ideal positif adalah alternatif yang terbaik. Dengan kata lain, alternatif yang memiliki nilai yang lebih besar itulah yang lebih baik untuk dipilih. Berdasarkan permasalah tersebut maka diangkat judul Penelitian “Perancangan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Jabatan Karyawan Pada PT.ISS Indonesia Dengan Menggunakan Metode Topsis ”. 1.1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian sangat penting dilakukan karena merupakan faktor tambahan dalam melakukan suatu penelitian. Beberapa peneliti terkadang sedikit mengabaikan tujuan mengapa dilakukan suatu penelitian. Maka daripada itu, tujuan penelitian harus jelas dan bermanfaat untuk kelanjutan di masa yang akan datang. Berikut ini adalah beberapa tujuan penelitian : 1. Merancang Aplikasi Sistem Pendukung keputusan penentuan jabatan karyawan pada PT.ISS Indonesia. 2. Menerapkan Metode The Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) dalam penetuan jabatan karyawan pada PT.ISS Indonesia 1.2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi Perusahaan Dengan adanya aplikasi ini diharapkan dapat mengembangkan sistem informasi di PT.ISS Indonesia dan mempermudah housekeeper manager dalam menentukan jabatan karyawan. 2. Bagi Akademik Dengan adanya Penelitian ini dapat menambah referensi bagi perpustakaan dan
Journal of Informatics Pelita Nusantara
Volume 1 No. 1 Oktober 2016
ISSN 2541-3724
dapat menjadi pedoman bagi teman-teman yang lainnya. 3. Bagi Penulis Dapat menambah wawasan penulis dalam bidang teknologi dan informasi khususnya informasi penetuan jabatan dan menerapkan ilmu yang selama ini dipelajari selama bangku perkuliahan. II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Istilah sistem paling sering digunakan untuk menunjukkan pengertian metode atau cara dan sesuatu himpunan unsur atau komponen yang saling berhubungan satu sama lain menjadi satu kesatuan yang utuh. Sebagai suatu himpunan, sistem pun didefenisikan bermacam-macam. Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “Systema” pengertian suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian dengan kata lain istilah “systema” mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan(a whole). Menurut I Gusti Ngurah Suryantara,S.Kom.,M.Kom (2010:1), “Sistem adalah komponen komponen-komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan”. Menurut Yakub (2012:1), Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk tujuan tertentu. 2.1.1 Karakteristik Sistem Untuk mengetahui sesuatu sistem atau bukan, antara lain dapat dilihat dari karakteristik sistem tersebut. Ada berapa rumusan mengenai karakteristik sistem yang pada dasarnya satu sama lain saling melengkapi. Pada umumnya karakteristik sistem adalah : bertujuan, punya batas, terbuka, tersusun dari subsistem, ada saling keterikatan dan saling tergantung, merupakan satu kebulatan yang utuh, melakukan kegiatan transformasi, ada mekanisme kontrol, dan memiliki kemampuan mengatur dan menyesuaikan diri sendiri. Namun dapat dilihat suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu Yakub (2012:4), yaitu mempunyai komponen-komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (process) dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal). 3.1.2.
Sistem Development Life Cycle (SDLC) Menurut Rosa A. S.(2013:26), Proses mengembangan atau mengubah suata sistem 15
JIPN (Journal of Informatics Pelita Nusantara)
perangkat lunak yang menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya (berdasarkan best practice atau caracara yang sudah teruji baik). adapun tahapantahapan yang ada pada SDLC secara global adalah sebagai berikut: A. Perencanaan Sistem (system planning) 1. Penerimaan untuk studi sistem 2. Pengamatan awal 3. Study kelayakan B. Analisa Sistem (system analysis) meliputi beberapa langkah: 1. Mendefenisikan kembali masalah 2. Memahami sistem yang ada 3. Menentukan permintaan pemakai dan kendala yang ada 4. Membuat logika dan menyelesaikan C. Desain Sistem (system design) meliputi: 1. Desain output 2. Desain input D. Implementasi Sistem (system implementation) meliputi beberapa langkah: 1. Membangun sistem 2. Pembuatan program 2.2. Keputusan Keputusan-keputusan dibuat untuk memecahkan masalah. Dalam usaha memecahkan suatu masalah mungkin membuat banyak keputusan. Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif, atau untuk memanfaatkan kesempatan. a. SPK (Sistem Pendukung Keputusan) SPK atau sering juga disebut dengan DSS merupakan bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan). Sistem informasi sangat penting untuk mendukung proses pengambilan keputusan . Dimana sistem informasi mempunyai tujuan untuk mendukung sebuah aplikasi Sistem Penunjang Keputusan (SPK) yang telah dikembangkan pada tahun 1970. Keefektifan dalam mengembangkan SPK diperlukan suatu pemahaman tentang bagaimana sistem informasi ini dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sehingga SPK ini dapat membantu seorang manajer dalam meningkatkan kinerjanya dalam mengambil suatu keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa keberadaan SPK bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tools) bagi mereka. SPK sebenarnya merupakan implementasi teoriteori pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management science. Hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari
Journal of Informatics Pelita Nusantara
Volume 1 No. 1 Oktober 2016
ISSN 2541-3724
penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau optimum), saat ini komputer PC telah menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat. Dalam kedua bidang ilmu di atas, dikenal istilah decision modeling, decision theory, dan decision analysis - yang pada hakekatnya adalah merepresentasikan permasalaha dan manaje-men yang dihadapi setiap hari ke dalam bentuk kuantitatif (misalnya dalam bentuk model matematika). Contoh-contoh klasik dari persoalan dalam bidang ini adalah linear programming, game's theory, transportation problem, inventory sistem, decision tree, dan lain sebagainya. Dari sekian banyak problem klasik yang kerap dijumpai dalam aktivitas bisnis perusahaan sehari-hari, sebagian dapat dengan mudah disimulasikan dan diselesaikan dengan menggunakan formula atau rumus-rumus sederhana. Tetapi banyak pula masalahan yang ada sangat rumit sehingga membutuhkan kecanggihan komputer. Sistem Pendukung Keputusan ( SPK ) merupakan progresi alamiah dari sistem pelaporan informasi dan sistem pemrosesan transaksi. SPK bersifat interaktif, sistem informasi yang berbasis komputer yang menggunakan model keputusan dan secara khusus menggunakan database untuk membantu proses pengambilan keputusan bagi manajer dan pengguna akhir Informasi dihasilkan dalam bentuk laporan periodik dan khusus dan output dari model matematika dan sistem pakar.Adapun beberapa karakteristik dari Sistem Pendukung Keputusan menurut Efraim Turban( 2005,140) adalah sebagai berikut: 1. Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur ataupun tidak terstruktur. 2. Sistem Pendukung Keputusan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dioperasikan dengan mudah oleh orang-orang yang tidak memiliki dasar kemampuan yang tinggi. Oleh karena itu pendekatan yang digunakan biasanya model interaktif. 3. Sistem Pendukung Keputusan dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi. Sehingga mudah disesuaikan dengan berbagai perubahan lingkungan yang terjadi dan kebutuhan pemakai. b.
Prinsip Dasar SPK Adapun prinsip dasar dari system pendukung keputusan adalah sebagai berikut ini : 1. Struktur Masalah Sulit untuk menemukan masalah yang sepenuhnya terstruktur atau tak terstruktur. Ini berarti SPK diarahkan 16
JIPN (Journal of Informatics Pelita Nusantara)
2.
3.
pada area tempat sebagai besar masalah berada. Dukungan Keputusan SPK tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer. Komputer dapat diterapkan pada bagian masalah yg terstruktur, tetapi manajer bertanggung jawab atas bagian yang tidak terstruktur. Efektivitas Keputusanwaktu manajer berharga dan tidak boleh terbuang, tetapi manfaat utama menggunakan SPK adalah keputusan yg baik
c.
Tahapan-Tahapan SPK Pengumpulan data / elemen informasi yang relevan pengolahan data menjadi informasi baik dalam bentuk laporan grafik maupun tulisan menentukan alternatif - alternatif solusi ( bisa dalam persentase ). Selain itu tahap-tahap dalan mengambil suatu keputusan, dimana tahapan tersebut terbagi menjadi tiga, yaitu: 1. Kegiatan Intelijen.Mengamati lingkungan mencari kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki 2. Kegiatan Merancang.Menemukan, mengembangkan dan mengalihkan berbagai alternatif tindakan yang mungkin 3. Kegiatan Memilih dan Menelaah. Menilai pilihan-pilihan yang sesuai 2.3. TOPSIS Masalah keputusan bukan hanya disebakan oleh faktor ketidakpastian atau ketidaksempurnaan informasi saja, faktor beragamnya kriteria pemilihan dan juga nilai bobot dari masing-masing kriteria merupakan suatu bentuk masalah kep u tu s a n yang sangat kompleks. Pada zaman sekarang ini, metodemetode pemecahan masalah multikriteria telah digunakan secara luas di berbagai bidang. Adapun salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan multikriteria yaitu metode Technique For Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). TOPSIS diperkenalkan pertama kali oleh Yoon dan Hwang pada tahun 1981 untuk digunakan sebagai salah satu metode dalam memecahkan masalah multikriteria (Dicky, 2014). TOPSIS memberikan sebuah solusi dari sejumlah alternatif yang mungkin dengan cara membandingkan setiap alternatif dengan alternatif terbaik dan alternatif terburuk yang ada diantara alternatif-alternatif masalah. Metode ini menggunakan jarak untuk melakukan perbandingan tersebut. Yoon dan Hwang mengembangkan metode TOPSIS berdasarkan intuisi yaitu alternatif pilihan merupakan alternatif yang mempunyai jarak terkecil dari solusi ideal positif
Journal of Informatics Pelita Nusantara
Volume 1 No. 1 Oktober 2016
ISSN 2541-3724
dan jarak terbesar dari solusi ideal negatif dari sudut pandang geometris dengan menggunakan jarak Euclidean (Dicky, 2014). Namun, alternatif yang mempunyai jarak terkecil dari solusi ideal positif, tidak harus mempunyai jarak terbesar dari solusi ideal negatif. Maka dari itu, TOPSIS mempertimbangkan keduanya, jarak terhadap solusi ideal positif dan jarak terhadap solusi ideal negatif secara bersamaan. Solusi optimal dalam metode TOPSIS didapat dengan menentukan kedekatan relatif suatu alternatif terhadap solusi ideal positif. TOPSIS akan merangking alternatif berdasarkan prioritas nilai kedekatan relatif suatu alternatif terhadap solusi ideal positif. Alternatif-alternatif yang telah dirangking kemudian dijadikan sebagai referensi bagi pengambil keputusan untuk memilih solusi terbaik yang diinginkan. Metode ini banyak digunakan untuk menyelesaikan pengambilan keputusan secara praktis. Hal ini disebabkan konsepnya sederhana dan mudah dipahami, komputasinya efisien, dan memiliki kemampuan mengukur kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan. TOPSIS mengasumsikan bahwa setiap kriteria akan dimaksimalkan ataupun diminimalkan. Maka dari itu nilai solusi ideal positif dan solusi ideal negatif dari setiap kriteria ditentukan, dan setiap alternatif dipertimbangkan dari informasi tersebut. Solusi ideal positif didefinisikan sebagai jumlah dari seluruh nilai terbaik yang dapat dicapai untuk setiap atribut, sedangkan solusi ideal negatif terdiri dari seluruh nilai terburuk yang dicapai untuk setiap atribut. Namun, solusi ideal positif jarang dicapai ketika menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata. Maka asumsi dasar dari TOPSIS adalah ketika solusi ideal positif tidak dapat dicapai, pembuat keputusan akan mencari solusi yang sedekat mungkin dengan solusi ideal positif. TOPSIS memberikan solusi ideal positif yang relatif dan bukan solusi ideal positif yang absolut. Dalam metode TOPSIS klasik, nilai bobot dari setiap kriteria telah diketahui dengan jelas. Setiap bobot kriteria ditentukan berdasarkan tingkat kepentingannya menurut pengambil keputusan. Berikut adalah langkah-langkah dari metode TOPSIS: 1. TOPSIS dimulai dengan membangun sebuah matriks keputusan. Matriks keputusan X mengacu terhadap m alternatif yang akan dievaluasi berdasarkan n kriteria. Matriks keputusan X dapat dilihat pada persamaan 2.1 berikut : ⋯ ⋮ ⋱ ⋮ = ⋮ ..(2.1) ⋯ dimana a i ( i = 1, 2, 3, . . . , m ) adalah alternatif-alternatif yang mungkin, (j=1, 2, 17
JIPN (Journal of Informatics Pelita Nusantara)
2.
3, . . . , n ) adalah atribut dimana performansi alternatif diukur, adalah performansi alternatif a i dengan acuan atribute . Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi. Persamaan yang digunakan untuk mentransformasikan setiap elemen adalah : = ..(2.2) ∑
3.
4.
dengan i = 1, 2, 3, . . . , m; dan j = 1, 2, 3, . . . , n; dimana adalah elemen dari matriks keputusan yang ternormalisasi R. adalah elemen matriks dari keputusan X. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot. Dengan bobot = ( , , , … , ) dimana adalah bobot dari kriteria ke-j dan ∑ = 1 maka normalisasi bobot matriks V adalah : = .. (2.3) dengan i = 1, 2, 3, . . . , m; dan j = 1, 2, 3, . . . , n; dimana adalah elemen dari matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot V. adalah bobot dari kriteria ke-j adalah elemen dari matriks keputusan yang ternormalisasi R. Menghitung Seperasi. a. adalah jarak alternatif dari solusi ideal positif didefenisikan sebagai : =
∑
−
, dengan i = 1,2,3,...,
m ..(2.4) b. adalah jarak alternatif dari solusi ideal negatif didefenisikan sebagai : =
∑
−
, dengan i = 1,2,3,...,
m ..(2.5) Dimana : adalah jarak alternatif ke-i dari solusi ideal positif, adalah jarak alternatif ke-i dari solusi ideal negatif, adalah elemen dari matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot V adalah elemen matriks solusi ideal positif, adalah elemen matriks solusi ideal negatif. 5. Menghitung kedekatan relatif terhadap solusi ideal positif. Kedekatan relatif dari setiap alternatif terhadap solusi ideal positif dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Journal of Informatics Pelita Nusantara
Volume 1 No. 1 Oktober 2016
=
,0 ≤
ISSN 2541-3724
≤ 1 , ..(2.6)
dengan i = 1,2,3,..., m dimana adalah kedekatan relatif dari alternatif ke-i terhadap solusi ideal positif, adalah jarak alternatif ke-i dari solusi ideal positif, adalah jarak alternatif ke-i dari solusi ideal negatif. 6. Merangking Alternatif. Alternatif diurutkan dari nilai C+ terbesar ke nilai terkecil. Alternatif dengan nilai C + terbesar merupakan solusi yang terbaik. III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1. Analisa Metode TOPSIS Dalam penentuan jabatan dengan menggunakan Metode TOPSIS diperlukan kriteria-kriteria dan bobot untuk melakukan perhitungannya sehingga akan didapat alternatif terbaik. a.
Contoh Kasus Untuk Seleksi Jabatan Team Leader Dari banyaknya karyawan yang diseleksi diambil 10 calon karyawan sebagai contoh untuk penerapan metode TOPSIS dalam penentuan Jabatan Karyawan. Data-data dari tiap jabatan tersebut di masukan ke dalam Tabel 3.1 Table 3.1 Bobot Jabatan Kriteria / Syarat No Urut
Nama Calon (Ai)
(C1)
(C2)
(C3)
(C4)
(C5)
P0001
Adrian Winata
2
3
5
5
5
P0002
Ayu Eka Sari
4
4
4
2
3
P0003
Budiara
4
4
3
5
1
P0004
Chandrika April
3
3
3
2
2
P0005
Bertua merci
2
4
2
5
3
P0006
Gerald sibarani
4
2
2
2
5
P0007
Dani purba
2
5
4
5
4
P0008
Ruth hutapea
1
4
3
4
2
P0009
Rukman nainggolan
3
5
4
4
5
P0010
Novie
4
5
4
4
5
Jadi implementasi perhitungan TOPSIS adalah sebagai b4erikut ini : 1. Ai = Nama Calon 2. Cj = Kategori 3. Bobot Referensi untuk kriteria (C1,C2,C3,C4,C5) adalah (3,4,2,5,2)
18
JIPN (Journal of Informatics Pelita Nusantara)
Volume 1 No. 1 Oktober 2016
Tabel 3.2 Hasil Proses Topsis Kriteria / Syarat
kita kembangkanDiagram kelas (Class Diagram) memberi kita gambaran (diagram statis ) tentang sistem / perangkat lunak dan Total relasi-relasi yang ada di dalamnya. Bentuk Class Diagram dari system yang dibangun dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
No Urut
Nama Calon (Ai)
(C1)
(C2)
(C3)
(C4)
(C5)
P0001
Adrian Winata
2
3
5
5
5
P0002
Ayu Eka Sari
4
4
4
2
3
0,4746551
P0003
Budiara
4
4
3
5
1
0,6723355
P0004
Chandrika April
3
3
3
2
2
0,3197146
P0005
Bertua merci
2
5
2
5
3
0,6466503
P0006
Gerald sibarani
4
2
2
2
5
0,4096649
P0007
Dani purba
2
5
4
5
4
0,5346323
P0008
Ruth hutapea
1
4
3
4
2
0,4646845
P0009
Rukman nainggolan
3
5
4
4
5
0,7424095
P0010
Novie
4
5
4
4
5
0,7916104
3.2. Desain Sistem Yang Di Usulkan Perancangan sistem yang baru dimulai dengan perancangan database, yang dimulai dengan pembuatan UML, DFD (Data Flow Diagram ) dan ERD ( Entity Relationship Diagram), yang akan dilanjut dengan perancangan aplikasinya. 1. UML Prosedur sistem akan digambarkan dengan menggunakan UML. PenggambaranUML menggunakan diagram use-case yang selanjutnya setiap proses yang terjadi akan diperjelas dengan diagram activity lalu diilustrasikan secara detail menggunakan diagram sequence. Aktor atau pelaku yang terlibat dalam sistemdapat dilihat pada gambar 4.1
ISSN 2541-3724
0,644793
Gambar 3.2 UML Class Diagram IV HASIL DAN IMPLEMENTASI 4.1. Hasil Penelitian Untuk melihat hasil dan pembahasan dari penelitian ini dirancang sebuah aplikasi sistem. Pada bab ini, dilakukan implementasi sesuai dengan model perancangan yang diperoleh pada Bab IV. Implementasi ini dilakukan dengan membangun sistem pendukung keputusan penentuan jabatan dengan metode topsis dan dapat menunjukan interaksi antara pengguna dengan perangkat lunak yang dibangun. a. Form Login Pada bagian ini akan diimplementasikan form login program yang dibangun.
A. Use Case Diagram
Gambar 4.1 Form Login b.
Gambar 3.1 UML Use Case Diagram Pengambilan Keputusan B. Class Diagram Diagram yang digunakan untuk menampilkan beberapa kelas serta paket-paket yang ada dalam sistem / perangkat lunak yang sedang
Journal of Informatics Pelita Nusantara
Form Menu Utama Form ini di gunakan sebagai tempat untuk menampung semua pilihan-pihan yang terdapat di dalam system yang di rancang seperti terlihat pada Gambar 4.2. Tampilan menu utama setelah user melakukan login. Pada tampilan menu utama terdapat pilihan Form Data Karyawan, Nilai Preferensi, Nilai Kriteria dan Proses Pengambilan Keputusan.
19
JIPN (Journal of Informatics Pelita Nusantara)
Volume 1 No. 1 Oktober 2016
ISSN 2541-3724
Gambar 4.5 Form Nilai Preferensi f. Form Pemasukan Data Proses Perangkingan Posisi Team Leader Form ini digunakan untuk melakukan proses Perangkingan Team Leader, adapun Gambar dari implementasi form ini dapat di lihat pada gambar 4.6: Gambar 4.2 Form Menu Utama c.
Form Pemasukan Data Karyawan Form ini digunakan untuk memasukkan data Karyawan kedalam sistem , adapun gambar dari implementasi form ini dapat di lihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4.6 Form Proses Perangkingan Posisi Team Leader g.
Form Pemasukan Data Proses Perangkingan Posisi Supervisor Form ini digunakan untuk melakukan proses Perangkingan Supervisor, adapun Gambar dari implementasi form ini dapat di lihat pada gambar 4.7: Gambar 4.3 Form Input Data Karyawan d. Form Pemasukan Data Nilai Kategori Form ini digunakan untuk memasukkan data nilai kategori kedalam sistem , adapun gambar dari implementasi form ini dapat di lihat pada Gambar 4.4
Gambar 4.4 Form Kriteria
Gambar 4.7 Form Proses Perangkingan Posisi Supervisor h. Form Pemasukan Data Proses Perangkingan Posisi House Keeper Form ini digunakan untuk melakukan proses Perangkingan House Keeper, adapun Gambar dari implementasi form ini dapat di lihat pada gambar 4.8:
e.
Form Pemasukan Data Preferensi Form ini digunakan untuk memasukkan data Preferensi kedalam sistem , adapun gambar dari implementasi form ini dapat di lihat pada Gambar 4.5 Gambar 4.8 Form Proses Perangkingan Posisi House Keeper i.
Form Pemasukan Data Proses Perangkingan Posisi Cleaning Manager Form ini digunakan untuk melakukan proses Perangkingan Cleaning Manager, adapun
Journal of Informatics Pelita Nusantara
20
JIPN (Journal of Informatics Pelita Nusantara)
Volume 1 No. 1 Oktober 2016
ISSN 2541-3724
Gambar dari implementasi form ini dapat di lihat pada gambar 4.9:
Gambar 4.9 Form Proses Perangkingan Posisi Cleaning Manager k. Form Pemasukan Data Proses Perangkingan Posisi Housekeping Manager Form ini digunakan untuk melakukan proses Perangkingan Bransh Business Manager, adapun Gambar dari implementasi form ini dapat di lihat pada gambar 4.10:
Gambar 4.10 Form Proses Perangkingan Posisi Housekiping Manager l.
Form Pemasukan Data Proses Perangkingan Posisi Bransh Business Manager Form ini digunakan untuk melakukan proses Perangkingan Bransh Business Manager, adapun Gambar dari implementasi form ini dapat di lihat pada gambar 4.11:
Gambar 4.11 Form Proses Perangkingan Posisi Bransh Business Manager m. Form Pemasukan Data Proses Perangkingan Posisi Presiden Direktur Form ini digunakan untuk melakukan proses Perangkingan Team Leader, adapun Gambar dari implementasi form ini dapat di lihat pada gambar 4.12:
Journal of Informatics Pelita Nusantara
Gambar 4.12 Form Proses Perangkingan Posisi Bransh Business Manager 4.2
Hasil Pembahasan Dalam merancang, dan membangun, sistem pendukung keputusan penentuan jabatanpada PT.ISS Indonesia dengan metode topsis, penulis menemukan beberapa kelebihan dan kekurangan dari sistem yang dibuat. Adapun kelebihan dan kekurangan tersebut dapat digunakan sebagai bahan pengembangan sistem ini di masa depan. 1. Kelebihan Sistem ini mampu mengolah seluruh data calon karyawan . Untuk itu user tidak perlu lagi menggunakan kertas atau tulisan yang secara manual untuk menginput data tetapi menggunakan sistem yang telah dibangun memudahkan user untuk penginputan data, pemprosesan data serta pembuatan laporan. 2. Kekurangan Aplikasi sistem pendukung keputusan penentuan jabatan karyawan PT.ISS Indonesia hanya untuk jabatan cleaning service. 4.3
Pengujian Testing (Pengujian Perangkat Lunak) adalah elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan merepresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, desain, dan pengkodean. Pentingnya pengujian perangkat lunak dan implikasinya yang mengacu pada kualitas perangkat lunak tidak dapat terlalu ditekan karena melibatkan sederetan aktivitas produksi di mana peluang terjadinya kesalahan manusia sangat besar dan karena ketidakmampuan manusia untuk melakukan dan berkomunikasi dengan sempurna maka pengembangan perangkat lunak diiringi dengan aktivitas jaminan kualitas. Meningkatnya visibilitas (kemampuan) perangkat lunak sebagai suatu elemen sistem dan biaya yang muncul akibat kegagalan perangkat lunak, memotivasi dilakukannya perencanaan yang baik melalui pengujian yang teliti. Pada dasarnya, pengujian merupakan satu langkah dalam proses rekayasa perangkat lunak yang dapat dianggap sebagai hal yang merusak daripada membangun.
21
JIPN (Journal of Informatics Pelita Nusantara)
Volume 1 No. 1 Oktober 2016
Sejumlah aturan yang berfungsi sebagai sasaran pengujian pada perangkat lunak adalah: a. Pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud menemukan kesalahan. b. Test case yang baik adalah test case yang memiliki probabilitas tinggi untuk menemukan kesalahan yang belum pernah ditemukan sebelumnya c. Pengujian yang sukses adalah pengujian yang mengungkap semua kesalahan yang belum pernah ditemukan sebelumnya Sasaran itu berlawanan dengan pandangan yang biasanya dipegang yang menyatakan bahwa pengujian yang berhasil adalah pengujian yang tidak ada kesalahan yang ditemukan. Data yang dikumpulkan pada saat pengujian dilakukan memberikan indikasi yang baik mengenai reliabilitas perangkat lunak dan beberapa menunjukkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan, tetapi ada satu hal yang tidak dapat dilakukan oleh pengujian, yaitu pengujian tidak dapat memperlihatkan tidak adanya cacat, pengujian hanya dapat memperlihatkan bahwa ada kesalahan perangkat lunak. Sasaran utama desain test case adalah untuk mendapatkan serangkaian pengujian yang memiliki kemungkinan tertinggi di dalam pengungkapan kesalahan pada perangkat lunak. Dalam penelitian ini untuk mencapai sasaran tersebut, digunakan dari tehnik desain test case yaitu pengujian black-box.Seperti yang terlihat pada table di bawah ini : Tabel 4.1 Rencana Pengujian Sistem No
Item Uji
1
Login
2 3 4
5
Input data Calon Input data Preferensi Input Nilai Kriteria
Proses Perangkingan
Detail Pengujian Konfirmasi Login Simpan, Edit, hapus Simpan Baru, Simpan, Edit, Hapus Proses, Manual, View Detail, Keluar
Jenis Pengujian
Kesimpulan
2)
3)
Simpan Data masukan
yang diharapkan Pengamatan Kesimpulan Hapus Data masukan Yang diharapkan Pengamatan Kesimpulan Edit Data masukan Yang diharapkan Pengamatan Kesimpulan
4)
Data yang dihapus tidak tampil pada datagrid Sukses Pilih data yang akan diedit pada grid Proses data diedit berhasil Data yang diedit berubah pada datagrid Sukses
Data Nilai Kriteria sesuai dengan atribut yang disediakan Proses simpan data berhasil, data user tersimpan pada database yang disediakan Data berhasil disimpan pada database dan ditampilkan pada datagrid Sukses Pilih data yang akan dihapus pada grid Proses data hapus berhasil Data yang dihapus tidak tampil pada datagrid Sukses Pilih data yang akan diedit pada grid Proses data diedit berhasil Data yang diedit berubah pada datagrid Sukses
Pengujian Input Data Preferensi Tabel 4.5 Pengujian Input Data Preferensi
Yang Diharapkan Pengamatan
Blackbox Kesimpulan
Pada saat menekan tombol ok, pengguna dapat masuk ke menu utama dan dapat menggunakan sistem. Pengguna dapat masuk ke dalam sistem dengan username dan password yang terdaftar dalam sistem. Sukses
Pilih data yang akan dihapus pada grid Proses data hapus berhasil
Pengujian Input Data Nilai Kriteria Tabel 4.4 Pengujian Input Data Nilai Kriteria
Blackbox
Username, password
Journal of Informatics Pelita Nusantara
Kesimpulan Hapus Data masukan Yang diharapkan Pengamatan Kesimpulan Edit Data masukan Yang diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Data Calon sesuai dengan atribut yang disediakan Proses simpan data berhasil, data user tersimpan pada database yang disediakan Data berhasil disimpan pada database dan ditampilkan pada datagrid Sukses
Blackbox
Tabel 4.2 Pengujian Login
Pengujian Input Data Calon Tabel 4.3
Simpan Data masukan yang diharapkan Pengamatan
Simpan Data masukan
1) Pengujian Login Data masukan yang diharapkan Pengamatan
Pengujian Input Data Calon
Blackbox
Blackbox
ISSN 2541-3724
Data Preferensi sesuai dengan atribut yang disediakan Proses simpan data berhasil, data user tersimpan pada database yang disediakan Data berhasil disimpan pada database dan ditampilkan pada datagrid Sukses
5) Pengujian Proses Nilai Hasil Perangkingan Tabel 4.6 Pengujian Nilai Hasil Perangkingan Proses Data masukan Yang diharapkan Pengamatan Kesimpulan Manual Data masukan Yang diharapkan Pengamatan Kesimpulan View Detail Data masukan Yang diharapkan
Pilih tombol proses Hasil Perangkingan Proses perangkingan dilakukan Sukses
berhasil
Pilih Tombol Manual Hasil proses perhitungan Hasil proses perhitungan ditampilkan Sukses Pilih Tombol View Detail Menampilkan nilai bobot crips
22
JIPN (Journal of Informatics Pelita Nusantara)
Pengamatan Kesimpulan
Hasil nilai bobot crips ditampilkan Sukses
V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab V adalah : a. Merancang pengembangan sistem pendukung keputusan dalam menentukan penentuan jabatan karyawan dengan menggunakan metode topsis adalah dengan menentukan nilai bobot untuk setiap kriteria atau atribut. Implementasi dilakukan dengan membangun sistem pendukung keputusan yang dapat menunjukkan interaksi antara pengguna dengan perangkat lunak yang dibangun. Aplikasi yang dirancang menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 2008.. Dengan diterapkan dengan beberapa kriteria dalam membangun sebuah aplikasi metode topsis mengambilan keputusan untuk menentukan jabatan karyawan akan menjadi lebih cepat, tepat, dan akurat. b. Metode TOPSIS dalam penentuan jabatan karyawan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Membangun sebuah matriks keputusan penentuan jabatan karyawan yang mengacu terhadap 10 alternatif (jumlah karyawan) yang akan dievaluasi berdasarkan 5 kriteria (C1= Masa Kerja, C2 = Tes tertulis, C3=kedisiplinan, C4=Tes Praktek, dan C5= Tingkat Pendidikan). 2. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi dari setiap kategori. 3. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot yaitu melakukan proses perhitungan dengan mengalikan setiap elemen pada normalisasi matriks keputusan dengan masing-masing nilai preferensi setiap kriteria : 4,3,2,5,2 4. Menentukan matriks solusi ideal positif dan solusi ideal negatif. Untuk penentuan nilai Solusi Ideal Positif (A+ ), dari setiap atribut dipilih adalah nilai yang paling besar (max) sedangkan untuk penentuan nilai solusi ideal negatif (A- ), dari setiap atribut dipilih nilai yang paling rendah (min). 5. Menghitung Seperasi (S+) atau jarak alternatif dari solusi ideal positif dan seperasi (S-) atau jarak alternatif dari solusi ideal negatif. 6. Menghitung kedekatan relatif (C+) terhadap solusi ideal positif sehingga didapat nilai akhir dari perhitungan dimana nilai tersebut dijadikan penentuan jabatan karyawan.
Journal of Informatics Pelita Nusantara
Volume 1 No. 1 Oktober 2016
ISSN 2541-3724
7. Tahap akhir dari proses ini adalah penentuan layak atau tidak layak karyawan tersebut naik jabatan. 5.2 Saran Pada penelitian ini, untuk pengembangan dan penyempurnaan sistem ini, penulis menyarankan: a. Untuk mempercepat dan mempermudah proses aplikasi ini sebaiknya diintegrasikan dengan sistem informasi di PT.ISS Indonesia yang ada saat ini sehingga proses import data tidak perlu dilakukan lagi. b. Untuk mendapatkan bobot nilai kriteria penentuan jabatan dengan akurat sebaiknya ditetapkan rekrutmen manager untuk memberikan penilaian terhadap kriteria tersebut. REFERENSI : Fathansyah, Ir. (2001). Buku Teks Komputer Basis Data, Bandung Informatika Handojo Andreas, Pembuatan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan untuk Proses Kenaikan Jabatan dan Perencanaan Karir pada PT. X, 2005 Ilman Fahma Dwijaya, Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan Pada PT. Sysmex Menggunakan Metode Profile Matching, 2005 Jogiyanto Hartono, MBA, Ph.D. (2005) .Analisis dan Desain Sistem Informasi.Yogyakarta: Andi Offset Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta:Andi Kusumadewi, Sri., dan Purnomo, Hari.2010. Aplikasi Logika Fuzzy.Yogyakarta: Graha Ilmu Kusumadewi, Sri, dkk. 2006. Fuzzy MultiAttribute Decision Making. Yogyakarta : Graha Ilmu Mulyono, Materi Perkuliahan Basis Data,Universitas Dian Nuswantoro Semarang Ratih Hafsarah Maharrani, Abdul Syukur, Tyas Catur P, Penerapan MetodeAnalitycal Hierarchy Process Dalam Penerimaan Karyawan Pada PT. Pasir Besi Indonesia, 2010 Riyani, dkk. 2010. “Sistem Pendukung Keputusan sertifikasi badan usaha pelaksanaan jasa konstruksi pada BPD GAPENSI Kaltim”. Jurnal informatika Mulawarman 5(1): hal. 1-9
23