TUGAS AKHIR – MN141581
PERANCANGAN APLIKASI BERBASIS ANDROID UNTUK PEMERIKSAAN PENGELASAN PADA BANGUNAN KAPAL BARU
REIZA ACHMAFAJRI NRP. 4112 100 058 Ir. Triwilaswandio Wuruk Pribadi, M.Sc.
DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2017
TUGAS AKHIR – MN141581
PERANCANGAN APLIKASI BERBASIS ANDROID UNTUK PEMERIKSAAN PENGELASAN PADA BANGUNAN KAPAL BARU
REIZA ACHMAFAJRI NRP. 4112 100 058
Ir. Triwilaswandio Wuruk Pribadi, M.Sc. DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2017 i
FINAL PROJECT – MN141581
ANDROID – BASED APPLICATION DESIGN FOR WELDING INSPECTION OF THE NEW SHIPBUILDING
REIZA ACHMAFAJRI NRP. 4112 100 058
Ir. Triwilaswandio Wuruk Pribadi, M.Sc. DEPARTMENT OF NAVAL ARCHITECTURE & SHIPBUILDING ENGINEERING Faculty of Marine Technology Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2017 ii
iii
iv
Yaa Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, bantulah aku bersikap tegas menjauhi rasa malas dan kesukaan menunda Luluskanlah aku dengan cemerlang Aku ingin membanggakan dan membahagiakan kedua orang tuaku. Amin...
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunianya Tugas Akhir dapat selesai dengan baik. Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu penyelesaian Tugas Akhir ini, yaitu: 1. 2.
3.
4.
5.
6.
7. 8. 9. 10. 11. 12.
13.
Ir. Triwilaswandio Wuruk Pribadi, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing atas bimbingan dan motivasinya selama pengerjaan dan penyusunan Tugas Akhir ini; Ir. Wasis Dwi Aryawan, M.Sc., Ph.D. selaku Ketua Departemen Teknik Perkapalan ITS yang telah mengarahkan dan membantu penulis untuk segera menyelesaikan jenjang pendidikan S1 di Teknik Perkapalan ITS; Dr. Ir. Heri Supomo, M.Sc., Sri Rejeki Wahyu Pribadi, S.T., M.T., Septia Hardy Sujiatanti, S.T., M.T., Moh. Sholikhan Arif , S.T., M.T., dan Imam Baihaqi, S.T., M.T. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan sarannya untuk perbaikan Laporan Tugas Akhir ini; Bapak Edi Widarto selaku Welding Inspector PT. PAL Indonesia, Bapak Zulkarnain selaku Welding Inspector PT. Anggrek Hitam Shipyard,dan Bapak Fasco Buana selaku Quality Control PT. Daya Radar Utama Jakarta, dan yang telah membantu penulis memberikan pengetahuan seputar pemeriksaan pengelasan kapal; Ir. Asjhar Imron, M.Sc, MSE., PED, dan Hasanudin, S.T., M,T. selaku Dosen Wali yang telah memberikan petuah (wejangan) mengenai kehidupan yang menjunjung tinggi nilai etika dan tata krama. Seluruh Dosen Program Studi Industri Perkapalan mulai dari Ir. Soejitno, Ir. Triwilaswandio Wuruk Pribadi, M.Sc., Dr. Ir. Heri Supomo, M.Sc., Sri Rejeki Wahyu Pribadi, S.T., M.T., Mohammad Sholikhan Arif, S.T., M.T., Imam Baihaqi, S.T., M.T. dan Sufian Imam Wahidi, S.T., M.Sc., yang telah ikhlas membimbing penulis untuk mendalami disiplin ilmu mengenai teknologi industri perkapalan. Seluruh Dosen Departemen Teknik Perkapalan FTK-ITS yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya selama penulis melaksanakan studi. Seluruh Pegawai Laboratorium Produksi Departemen Teknik Perkapalan FTK-ITS yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya selama penulis melaksanakan studi. Seluruh Karyawan dan Karyawati Departemen Teknik Perkapalan FTK-ITS yang telah membantu proses administrasi selama penulis melaksanakan studi. Prasetyo Nugrohadi selaku pihak yang telah membantu penulis dalam perancangan aplikasi android; Machruzar dan Maya Shofa sebagai orang tua yang sungguh penulis cintai, kasihi, dan sayangi. Semoga penulis menjadi sumber kebahagiaan untuk kedua orang tua Taufan Lazuardi sebagai kakak penulis, Fairuz Febriandy dan Fadhiil Dhiya Ulhaq sebagai adik penulis. Tiada hal yang sanggup menggambarkan betapa bersyukurnya dan bahagianya penulis memiliki saudara seperti kalian. Teman-teman Teknik Perkapalan FTK-ITS angkatan 2012 (P52 - FORECASTLE) khususnya teman-teman Program Studi Industri (2012) atas segala kenangan perjuangan bersama selama penulis ada diantara kalian.
vi
14. Sahabat-sahabat keluarga besar UKM Maritime Challenge, Tim ACI 2014 France yang sungguh sangat penulis anggap sebagai saudara terdekat dan orang terkasih selama penulis di Surabaya. 15. Haris Zulfikar, Nirwan Hilmy, Harisuddin Hawali, Rahman Ernanto Putera, dan Dandy Adrianto yang menjadi teman satu atap di masa-masa akhir kuliah. 16. Teman – teman Futsal Sehat Selamat yang telah menemani penulis selama penyusunan Laporan Tugas Akhir ini dengan penuh motivasi berfaedah dan canda tawa tiada akhir. 17. Rahma Rahayu Dwi Putri selaku pihak yang telah memberikan motivasi dan doanya kepada penulis. 18. Sholeh Anshori dan Andre Bernandes selaku kawan satu SMA yang telah memberikan motivasi dan doanya kepada penulis. Penulis sadar bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Akhir kata semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Surabaya, 25 Januari 2017
Reiza Achmafajri
vii
PERANCANGAN APLIKASI BERBASIS ANDROID UNTUK PEMERIKSAAN PENGELASAN PADA BANGUNAN KAPAL BARU Nama Mahasiswa NRP Departemen / Fakultas Dosen Pembimbing
: : : :
Reiza Achmafajri 4112 100 058 Teknik Perkapalan / Teknologi Kelautan Ir. Triwilaswandio Wuruk Pribadi, M.Sc.
ABSTRAK
Kegiatan pemeriksaan pengelasan pada pembangunan kapal baru yang ada saat ini masih dilakukan secara manual dimana seorang welding inspector melakukan pemeriksaan mengacu pada form pemeriksaan. Kegiatan pemeriksaan pengelasan yang ada saat ini kurang efektif untuk dilakukan pada proses pembangunan kapal baru, hal ini dikarenakan minimnya fungsi pengawasan dan kontrol dari welding inspector yang menyebabkan terjadinya pemeriksaan ulang dan pekerjaan ulang. Tujuan dari tugas akhir ini adalah melakukan observasi sistem pemeriksaan pengelasan pada pembangunan kapal baru yang ada saat ini, merancang aplikasi berbasis android untuk panduan pemeriksaan pada pembangunan kapal baru, dan melakukan uji validitas aplikasi tersebut dalam meningkatkan efektivitas pemeriksaan pengelasan pada pembangunan kapal baru. Perancangan aplikasi dilakukan dengan pembuatan mock up aplikasi, desain interface, perancangan database, dan pengkodingan aplikasi tersebut. Aplikasi ini memiliki fitur daftar proses pemeriksaan, review hasil pemeriksaan, progress pemeriksaan pengelasan pada kapal, dan menu untuk menambahkan welding inspector. Uji coba aplikasi ini dilakukan kepada beberapa responden yang memiliki pengalaman pengawasan pembangunan kapal baru dan pihak-pihak yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang perkapalan. Dari hasil pengujian menggunakan kuisoner tersebut diperoleh kesimpulan bahwa aplikasi ini perlu diterapkan dalam mendukung proses pemeriksaan pengelasan pada pembangunan kapal baru. Kata kunci: aplikasi android, pemeriksaan pengelasan kapal, Welding Inspector, aplikasi android pemeriksaan pengelasan pada bangunan kapal baru.
viii
ANDROID – BASED APPLICATION DESIGN FOR WELDING INSPECTION OF THE NEW SHIPBUILDING Author ID No. Dept. / Faculty Supervisors
: : : :
Reiza Achmafajri 4112 100 058 Naval Architecture & Shipbuilding Engineering / Marine Technology Ir. Triwilaswandio Wuruk Pribadi, M.Sc.
ABSTRACT
Welding inspection on the new shipbuilding construction activities is still peformed manually where a welding inspector does inspecting by reference to a form of inspection. Welding inspection activity is less effective when done on the construction of new vessels, this is because not every welding inspector had the similar knowledge and experience. The purpose of this final project is to observe existing system, to design an application based on android to guide the welding inspection of the construction of new vessels, and to test the validity of the application in enhancing the effectiveness of welding inspection of the construction of new vessels. Design of application is executed by making a mock- up designs interface, designs of database, and coding the sources. This application features a list of the regulatory process, review the results of monitoring the progress of ship construction, and a menu to adding welding inspector. The trial was carried out applications to several respondents who have experience of welding inspection on the new ship construction and the parties who have an educational background in the field of shipping. From the test results a questionnaire, it is obtained using that this application can be applied in support of the new ship construction welding inspection process.
Key words: android application, welding inspection of the ship, Welding Inspector, android aplication for welding inspection of the ship.
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR .............................................................................................................. vi ABSTRAK .............................................................................................................................. viii ABSTRACT .............................................................................................................................. ix DAFTAR ISI .............................................................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1 I.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 1 I.2 Perumusan Masalah ..................................................................................................... 3 I.3 Batasan Masalah .......................................................................................................... 3 I.4 Tujuan .......................................................................................................................... 4 I.5 Manfaat ........................................................................................................................ 4 I.6 Hipotesa ....................................................................................................................... 4 I.7 Sistematika Penulisan .................................................................................................. 4 BAB II STUDI LITERATUR .................................................................................................... 7 II.1 Pengertian Umum Las ................................................................................................. 7 II.2 Komponen Utama Pengelasan..................................................................................... 8 II.3 Jenis – Jenis Pengelasan Berdasarkan Proses............................................................ 10 II.4 Pengelasan Kapal Bangunan Baru ............................................................................ 16 II.4.1 Tahapan – tahapan proses pengelasan pembangunan kapal baru ...................... 17 II.5 Inspeksi Pengelasan Kapal Bangunan Baru .............................................................. 22 II.5.1 Jenis – Jenis Cacat Las dan Penyebab ............................................................... 24 II.5.2 Welding Inspection Table Checklist ................................................................... 38 II.5.3 Inspeksi Visual ................................................................................................... 38 II.6 Kualifikasi Prosedur dan Standar Pemeriksaan Pengelasan ...................................... 39 II.6.1 Manfaat Kualifikasi Prosedur dan Standar Pengelasan ..................................... 40 II.6.2 Komponen Dalam Kualifikasi Prosedur dan Standar Pengelasan ..................... 40 II.7 Welding Inspector...................................................................................................... 40 II.7.1 Tugas welding inspector .................................................................................... 41 II.7.2 Tanggung jawab welding inspector ................................................................... 42 II.8 Pengertian Aplikasi Perangkat Lunak (Software) Komputer .................................... 43 II.8.1 Aplikasi Android ................................................................................................ 44 II.8.2 Keuntungan dan Kekurangan Sistem Operasi Android ................................... 44 BAB III METODOLOGI ......................................................................................................... 47 III.1 Diagram Alir Pelaksanaan Tugas Akhir ................................................................ 47 III.2 Langkah-langkah Pelaksanaan Tugas Akhir ......................................................... 49 III.2.1 Latar Belakang ................................................................................................... 49 III.2.2 Studi Literatur dan Studi Lapangan ................................................................... 50 III.2.3 Pengumpulan Data ............................................................................................. 50 III.2.4 Pengolahan Data ................................................................................................ 51 III.2.5 Perancangan Program Aplikasi Android............................................................ 51 III.2.6 Tahap Pengujian Program .................................................................................. 53 x
III.2.7 Tahap Kesimpulan dan Saran ............................................................................. 53 BAB IV SISTEM PEMERIKSAAN PENGELASAN PADA BANGUNAN KAPAL BARU PADA SAAT INI ..................................................................................................................... 55 IV.1 Inspeksi Pengelasan................................................................................................ 55 IV.2 Welding Inspector .................................................................................................. 57 IV.3 Komponen Dalam Kualifikasi Prosedur dan Standar Pengelasan ......................... 57 IV.4 Sistem Pemeriksaan Pengelasan Pada Bangunan Kapal Baru ............................... 57 IV.4.1 Welding Inspection Table List ............................................................................ 66 IV.4.2 Inspeksi Final ...................................................................................................... 66 IV.4.3 Laporan Pemeriksaan ......................................................................................... 67 IV.4.4 Proses Penyampaian Laporan Pemeriksaan Pengelasan .................................... 69 IV.4.5 Kelemahan Proses Pemeriksaan Pengelasan Kapal Saat ini .............................. 70 BAB V PERANCANGAN APLIKASI BERBASIS ANDROID UNTUK PEMERIKSAAN PENGELASAN PADA BANGUNAN KAPAL BARU .......................................................... 71 V.1 Pemodelan Aplikasi Android ..................................................................................... 71 V.2 Penjelasan Umum Program Aplikasi ......................................................................... 88 V.3 Entity Relationship Diagram (ERD) .......................................................................... 88 V.4 Data Flow Diagram (DFD) ....................................................................................... 90 V.5 System Interface Diagram (SID) ............................................................................... 92 V.6 Penyusunan Mock Up Aplikasi (Pemodelan Aplikasi) ............................................. 95 V.6.1 Mock Up Administrator .................................................................................... 95 V.6.2 Mock Up User .................................................................................................. 100 V.7 Penyusunan Database .............................................................................................. 102 V.8 Simulasi Aplikasi Komputer .................................................................................... 104 V.8.1 Administrator .................................................................................................... 105 V.8.2 User .................................................................................................................. 115 V.8.3 Lembar Kerja User ........................................................................................... 115 V.8.3 Lembar Kerja Pemeriksaan Baru dan Pemeriksaan Sebelumnya ..................... 115 BAB VI ANALISA SISTEM DAN UJI COBA APLIKASI ................................................. 121 VI.1 Uji Validitas ......................................................................................................... 121 VI.1.1 Penyusunan Laporan dan Pola Penyaluran ....................................................... 121 VI.1.2 Penyimpanan Laporan ...................................................................................... 121 VI.1.3 Penyampaian Laporan ...................................................................................... 121 VI.1.4 Proses Pengambilan Keputusan ........................................................................ 122 VI.1.5 Analisa Pengembangan Sistem ......................................................................... 122 VI.2 Uji Coba Aplikasi ................................................................................................. 122 VI.3 Analisa Kelebihan dan Kelemahan Sistem .......................................................... 125 VI.3.1 Kelebihan Sistem .............................................................................................. 125 VI.3.2 Kelemahan Sistem ............................................................................................ 125 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 127 VII.1 Kesimpulan........................................................................................................... 127 VII.2 Saran ..................................................................................................................... 128 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 129 LAMPIRAN ........................................................................................................................... 131
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar II. 1 ( a ) Komponen pengelasan dan ( b ) Pengelasan pada kapal .............................. 8 Gambar II. 2 Kawat las yang ada di pasaran.............................................................................. 9 Gambar II. 3 Proses Shield Metal Arch Welding .................................................................... 10 Gambar II. 4 Proses Submerged Arch Welding ....................................................................... 11 Gambar II. 5 Proses Electro Slag Welding .............................................................................. 11 Gambar II. 6 Proses Stud Welding........................................................................................... 12 Gambar II. 7 Proses Gas Metal Arch Welding ........................................................................ 13 Gambar II. 8 Proses Gas Tungsten Arch Welding ................................................................... 14 Gambar II. 9 Proses Flux Cored Arch Welding ....................................................................... 14 Gambar II. 10 Proses Plasma Arch Welding ........................................................................... 15 Gambar II. 11 Proses Oxygen Acetylene Welding .................................................................. 16 Gambar II. 12 Flowchart pengelasan kapal bangunan baru (hull construction) ...................... 17 Gambar II. 13 Salah satu proses pengelasan di Sub Assembly ............................................... 18 Gambar II. 14 Salah satu proses di Erection ............................................................................ 22 Gambar II. 15 Spatters ............................................................................................................. 24 Gambar II. 16 Porosity ............................................................................................................. 25 Gambar II. 17 Surface Concavity ............................................................................................ 26 Gambar II. 18 Pin Hole ............................................................................................................ 27 Gambar II. 19 Surface Cold Lap .............................................................................................. 28 Gambar II. 20 Surface Undercut .............................................................................................. 29 Gambar II. 21 Surface Underfill .............................................................................................. 30 Gambar II. 22 Crack ( Retak ).................................................................................................. 31 Gambar II. 23 Excessive Reinforcement ................................................................................. 32 Gambar II. 24 Stop Start .......................................................................................................... 33 Gambar II. 25 Wide Bead ........................................................................................................ 34 Gambar II. 26 High Low .......................................................................................................... 35 Gambar II. 27 Root Concavity ................................................................................................. 36 Gambar II. 28 Excessive Penetration ....................................................................................... 37 Gambar III. 1 Diagram alir metodologi penelitian .................................................................. 48 Gambar IV. 1 Alur persetujuan sebelum inspeksi ................................................................... 55 Gambar IV. 2 Quality Control Galangan ................................................................................. 56 Gambar IV. 3 Alur pemeriksaan pengelasan kapal bangunan baru ......................................... 58 Gambar IV. 4 (a) Alat vacuum test dan (b) Proses vacuum test .............................................. 62 Gambar IV. 5 Bagan sistem pemeriksaan pengelasan pada bangunan kapal baru .................. 65 Gambar IV. 6 Welding Inspection Table List PT. PAL........................................................... 66 Gambar IV. 7 Contoh laporan hasil pemeriksaan pengelasan kapal PT. PAL ....................... 68 Gambar IV. 8 (a) dan (b) Contoh dokumentasi hasil pemeriksaan pengelasan di kapal ......... 69 Gambar IV. 9 Diagram alir proses penyampaian hasil pemeriksaan pengelasan kapal .......... 69 Gambar V. 1 Kerangka dasar sistem pemeriksaan pengelasan kapal ...................................... 71 Gambar V. 2 Entity Relationship Diagram .............................................................................. 89 Gambar V. 3 Data Flow Diagram untuk user .......................................................................... 90 Gambar V. 4 Data Flow Diagram untuk administrator ............................................................ 91 Gambar V. 5 System Interface Diagram administrator............................................................ 93 xii
Gambar V. 6 System Interface Diagram user ........................................................................... 94 Gambar V. 7 (a) Tampilan menu Login dan (b) Tampilan awal Interface admin................... 95 Gambar V. 8 Gambar V. 8 (a) Tampilan Input Data Proyek dan (b) Pendaftaran admin ....... 96 Gambar V. 9 Project Kapal yang sudah dimasukkan admin .................................................... 97 Gambar V. 10 Menu Urutan Proses Pemeriksaan Berdasarkan Proses Produksi .................... 98 Gambar V. 11 Menu Tambah Data dan Lihat Dokumen pada Aplikasi ................................. 98 Gambar V. 12 Urutan Memasukkan Data Komponen dan Melihat Laporan Hasil Pemeriksaan .................................................................................................................................................. 99 Gambar V. 13 Menu Inspeksi Final untuk Menampilkan Hasil Keseluruhan Pemeriksaan .. 100 Gambar V. 14 (a) Halaman Log In User dan (b) Pengisian Data User .................................. 100 Gambar V. 15 Menu Utama User ........................................................................................... 101 Gambar V. 16 Tampilan Form Pengisian Hasil Pemeriksaan untuk User ............................. 102 Gambar V. 17 Daftar database dalam aplikasi android ini ..................................................... 103 Gambar V. 18 Database menu utama ..................................................................................... 104 Gambar V. 19 Database mengenai tampilan dan server database aplikasi ini ....................... 104 Gambar V. 20 (a) Halaman pembuka aplikasi android dan (b) Proses log in ....................... 106 Gambar V. 21 Halaman menu aplikasi ................................................................................... 107 Gambar V. 22 (a) Halaman menu pengisian data kapal dan (b) Data kapal yang telah diisi . 108 Gambar V. 23 (a) Menu pendaftaran Admin (b) Form tambah project ................................. 109 Gambar V. 24 (a) dan (b) Menjelaskan bagaimana administrator dalam mendaftarkan pengguna aplikasi user (welding inspector) ........................................................................... 110 Gambar V. 25 Menu tiap proses pengawasan ........................................................................ 111 Gambar V. 26 (a) Keterangan komponen dan (b) bantuan dan file panduan yang akan diinput ................................................................................................................................................ 112 Gambar V. 27 (a) Keterangan komponen dan (b) bantuan pemeriksaan ............................... 113 Gambar V. 28 Contoh Print Preview Hasil Pemeriksaan ....................................................... 114 Gambar V. 29 Halaman Pembuka User................................................................................. 116 Gambar V. 30 Menu Detail Project (User) ............................................................................. 117 Gambar V. 31 Menu Proses Pemeriksaan pada User ............................................................. 118 Gambar V. 32 Form pemeriksaan untuk Welding Inspector .................................................. 119 Gambar V. 33 Contoh hasil dokumentasi yang akan diupload dalam aplikasi ...................... 119 Gambar VI. 1 Responden yang diberikan Kuisoner ............................................................... 123 Gambar VI. 2 Hasil kuisioner responden ............................................................................... 124
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel V. 1 Kewenangan entitas untuk administrator ............................................................... 73 Tabel V. 2 Entitas admin dengan fungsi detail pemeriksaan ................................................... 75 Tabel V. 3 Kewenangan entitas untuk user.............................................................................. 81 Tabel VI. 1 Analisa perbandingan sistem .............................................................................. 122
xiv
BAB I PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Masalah Di dunia yang mobile, segalanya tersedia kapan saja dan dimana saja, karena hal itu
dibuatlah pengembangan aplikasi-aplikasi untuk menunjangnya. Kebutuhan untuk memahami bagaimana OS bekerja dan bagaimana arsitekur dan framework dibuat untuk membuatnya lebih efisien sehingga selalu terjadi adanya evolusi (Priya dan Rajesh, 2012). Perkembangan teknologi komputer saat ini tidak hanya menggunakan system operasi seperti windows yang dikuasai oleh microsoft saja. Dua tahun belakangan ini, perlahan namun pasti, Beberapa aplikasi komputer muncul sebagai sebuah sistem operasi baru yang mulai digunakan oleh berbagai vendor komputer dunia (Jogianto, 2012) Menurut Yuniar, Supardi (2012) aplikasi komputer merupakan perangkat cerdas bersifat opensource yang berdampak pada meningkatnya jumlah pengguna maupun pengembang aplikasi secara continue dan signifikan. Alasan ini menjadi peluang yang sangat bagus bagi dunia perkapalan khususnya dalam membantu proses pemeriksaan kondisi pengelasan oleh welding inspector. Mengingat tidak semua welding inspector memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai. Oleh karena itu, aplikasi ini juga memuat materi, referensi, rules dan prosedur survey inspeksi las sebagai bahan informasi yang akan membantu welding inspector. Sehingga dengan adanya informasi tersebut welding inspector dapat melakukan tugasnya dengan sebaik mungkin. Quality management system telah digunakan welding inspector sebagai pemandu ketika melakukan pengecekan pengelasan pada kapal. Tetapi saat ini proses tersebut digunakan secara manual dengan lembaran welding inspection table list yang dibawa oleh welding inspector mengingat banyak dan kompleks aturan mengenai pengecekan pengelasan pada kapal. Pada kondisi ini sangat tidak memungkinkan khususnya bagi junior welding inspector untuk memahami semua rules tentang pengelasan ketika melakukan proses pengecekan. Untuk itu, penulis tertarik untuk membuat quality management system berbasis aplikasi android. Hal ini dikarenakan aplikasi ini memiliki beberapa kelebihan yaitu:
1. Tidak semua welding inspector memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai khususnya bagi junior welding inspector. Oleh karena itu aplikasi ini 1
tidak hanya memuat welding inspection table checklist tetapi juga memuat referensi dan prosedur inspeksi las yang mudah dipahami sehingga dapat membantu welding inspector dalam mengerjakan tugasnya khususnya bagi junior welding inspector. 2. Prosedur yang cukup banyak pada beberapa bagian kapal menjadikan welding inspector sulit melakukan analisa terhadap kerusakan atau cacat las pada kapal. Aplikasi ini dapat diterapkan pada smartphone berbasis android yang memilki tampilan yang relatif sederhana dan menarik sebagai panduan dibandingkan harus secara manual.. 3. Proses pengemasan data hasil pemeriksaan
welding inspection list secara
manual tentu saja membutuhkan waktu yang relatif lebih lama. Karenanya diciptakan aplikasi yang mempermudah welding inspector dalam menyusun laporan berupa penilaian maupun rekomendasi yang akan diberikan kepada klasifikasi dan manager quality control. Aplikasi ini sudah dalam bentuk form dan dapat disisipi dengan keterangan maupun gambar yang dapat langsung dikirimkan melalui koneksi internet sebagai pertimbangan klasifikasi dan manager quality control dalam menentukan kelayakan pengelasan kapal dan peningkatan efektivitas proses produksi kapal. Kondisi luas ruangan yang terbatas pada beberapa bagian kapal menjadikan welding inspector sulit dalam penggunaan laptop ketika melakukan proses pemeriksaan. Aplikasi ini dapat diterapkan pada smartphone yang memilki dimensi yang relatif sederhana dan lebih kecil dibandingkan laptop. Hal ini memungkinkan welding inspector dalam menggunakan aplikasi ini menggunakan smartphone dalam ruangan-ruangan terbatas. Dimasa ini tingkat kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi massal semakin meningkat. Tidak terkecuali sarana transportasi laut seperti kapal, hal ini dikarenakan kapal merupakan alat transportasi yang efisien dan murah. Dibandingkan dengan pesawat terbang, kapal memang lebih diunggulkan dari segi banyaknya muatan yang dapat diangkut. Memang dalam lama waktu pesawat terbang lebih cepat daripada kapal, akan tetapi biaya yang dibutuhkan juga lebih besar. Oleh karena itu, aplikasi ini dalam bidang perkapalan sangat menjanjikan untuk diterapkan.
2
I.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah: 1. Bagaimana sistem pemeriksaan pengelasan yang ada saat ini, dan apa saja kelebihan dan kekurangannya ? 2. Bagaimana merancang sebuah aplikasi panduan pemeriksaan pengelasan berbasis android yang mudah dipahami dan dapat membantu welding inspector ketika melakukan pemeriksaan pengelasan kapal? 3. Apakah sistem pemeriksaan pengelasan yang dirancang dapat diimplementasikan dalam bentuk prototype aplikasi berbasis android ?
I.3
Batasan Masalah Penyusunan tugas akhir ini memerlukan batasan masalah yang berfungsi untuk
mendapatkan nilai efektif dalam perhitungan dan proses penulisan yang lebih terarah. Batasanbatasan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perancangan aplikasi panduan inspeksi untuk welding inspector berbasis android, objek yang dituju adalah kapal baja yang sedang dibangun. 2. Penulis melakukan sampling untuk tiga perusahaan galangan kapal yang memiliki welding inspector. 3. Pada sesi simulasi, aplikasi akan diujicobakan pada responden selaku user dan penulis selaku administrator. Besaran angka nilai pada sesi simulasi hanyalah sebuah asumsi yang lebih menekankan pemahaman alur metode penggunaan aplikasi. 4. Program ini belum mengadopsi penyimpanan data otomatis secara offline pada smartphone/ tablet apabila tidak mendapat koneksi internet. Program ini dapat berjalan apabila mendapatkan koneksi internet yang mendukung. 5. Software aplikasi yang dirancang masih bersifat trial pada beberapa fungsi di aplikasi yang menyebabkan pengoperasian fungsi di aplikasi ini belum berjalan optimal 6. Program ini belum menerapkan pengolahan deteksi gambar ( image processing ).
3
I.4
Tujuan
1. Melakukan observasi terhadap sistem pemeriksaan pengelasan kapal baru yang diterapkan welding inspector saat ini. 2. Memformulasikan parameter-parameter pemeriksaan pengelasan yang ada saat ini menjadi sistem inspeksi pengelasan yang baru dan dapat di implementasikan dalam bentuk prototype aplikasi berbasis android. 3. Melakukan uji coba aplikasi sistem pemeriksaan pengelasan pada bangunan kapal baru yang dirancang dapat diimplementasikan dalam bentuk aplikasi berbasis android dan dapat dilakukan evaluasi hasil prototype aplikasi yang dibuat. I.5
Manfaat Manfaat dari penulisan tugas akhir ini
secara akademis adalah untuk membantu
meningkatkan pengetahuan tentang inspeksi pengelasan pada kapal dan dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan manajemen sumber daya manusia, khususnya yang terkait pembuatan aplikasi-aplikasi yang berbasiskan android. Manfaat secara praktisi adalah membantu membuat pekerjaan pengawasan dan pemeriksaan kapal oleh welding inspector menjadi lebih efektif dan efisien saat di lapangan. I.6
Hipotesa Aplikasi berbasis android untuk inspeksi pengelasan kapal baru oleh welding inspector
dapat dirancang dan dapat membantu proses inspeksi pengelasan kapal baru. I.7
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan yang disusun untuk pengerjaan tugas akhir perancangan
aplikasi berbasis android ini adalah, sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian secara umum dan singkat meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, manfaat penulisan, hipotesa dan sistematika penulisan dari tugas akhir yang disusun. BAB II. STUDI PUSTAKA Bab ini berisi penjelasan tentang berbagai referensi dan teori yang terkait dengan judul penelitian, meliputi pengertian aplikasi berbasis android, pemahaman tentang pemeriksaan pengelasan, pemahaman tentang standar pengelasan, dan pemahaman tentang welding inspector serta peran dan tugasnya. 4
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai mekanisme alur dalam melakukan penelitian secara sistematis. BAB IV. PEMERIKSAAN PENGELASAN PADA KAPAL SAAT INI Bab ini berisi informasi seputar pemeriksaan pengelasan yang dilakukan saat ini. BAB V. PERANCANGAN APLIKASI BERBASIS ANDROID UNTUK PEMERIKSAAN PENGELASAN PADA BANGUNAN KAPAL BARU Merancang sistem yang akan digunakan dalam proses pemeriksaan pengelasan dan membuat interface pada program aplikasi android maupun web. BAB VI. UJI COBA FUNGSIONAL APLIKASI Pada bab ini dilakukan simulasi operasional aplikasi (perangkat lunak) oleh pengguna user dan administrator. BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN Pada tahap ini ditarik kesimpulan terhadap hasil penelitian yaitu tingkat keberhasilan program aplikasi berbasis android dalam membantu welding inspector dalam melakukan pemeriksaan pengelasan pada bangunan kapal baru.
5
( Halaman ini sengaja dikosongkan )
6
BAB II STUDI LITERATUR
II.1
Pengertian Umum Las Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara
mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu. Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan sebagainya. Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubanglubang pada coran. Membuat lapisan las pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, dan macam – macam reparasi lainnya. Pengelasan bukan tujuan utama dari konstruksi, tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan memperlihatkan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan kegunaan kontruksi serta kegunaan disekitarnya. Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya didalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan bermacam-macam penngetahuan. Karena itu didalam pengelasan, pengetahuan harus turut serta mendampingi praktik, secara lebih terperinci dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan. Cara ini pemeriksaan, bahan las, dan jenis las yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dari bagian-bagian bangunan atau mesin yang dirancang. Di dalam pengelasan terdapat elemen / komponen – komponen penyusun yang menyebabkan las itu terbentuk. Mulai dari perlengkapan las seperti mesin las listrik, grounding wire, kawat las listrik, clemp dll. Untuk juru lasnya sendiri merupakan juru las yang sebelumnya telah dikualifikasi dan mendapatkan sertifikasi las dari badan akreditasi. Juru las dalam melaksanakan tugasnya harus mengetahui prosedur pekerjaann terutama untuk proses pengelasan yang cukup sulit seperti contohnya proses pengelasan pada kapal. Pada penulisan tugas akhir ini dikhususkan mengenai proses pengelasan yang diterapkan pada kapal.
7
Berikut ini pada Gambar II.1 (a) dibawah dijelaskan komponen – komponen yang dibutuhkan pada saat proses pengelasan dan pada Gambar II.1 (b) dibawah merupakan contoh salah satu proses pengelasan pada saat pembangunan kapal baru :
(a)
(b)
Gambar II. 1 ( a ) Komponen pengelasan dan ( b ) Pengelasan pada kapal
(Sumber : Quality Control PT. PAL ) Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Pada waktu ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan termasuk pengelasan yang dilaksanakan dengan cara menekan dua logam yang disambung sehingga terjadi ikatan antara atom-atom molekul dari logam yang disambungkan.klasifikasi dari cara-cara pengelasan ini akan diterangkan lebih lanjut. II.2
Komponen Utama Pengelasan Elektroda Elektroda atau kawat las ialah suatu benda yang dipergunakan untuk melakukan
pengelasan listrik yang berfungsi sebagai pembakar yang akan menimbulkan busur nyala. Banyak orang yang berpikir bahwa kawat las hanya memiliki satu jenis saja. Apapun barang yang dilas, maka jenis las dan bentuk kawatnya pun hanya itu-itu saja. Padahal sebenarnya, terdapat banyak sekali jenis kawat las yang biasa dipanggil elektroda di pasaran. Satu jenis eletroda ini dipakai khusus untuk suatu pekerjaan pengelasan. Elektroda atau kawat las ini menentukan seberapa besar arus listrik yang pas untuk suatu pengerjaan pengelasan. Elektroda sendiri memiliki berbagai kode spesifikasi yang dapat kita lihat pada kardus pembungkus kawat las. Kebanyakan pengelas biasanya menggunakan insting, pengalaman, dan 8
kebiasaan dalam menentukan kawat las dan besarnya arus listrik, namun, kita dapat mengenal beberapa kode yang tertulis dalam bungkus elektroda atau kawat las, khususnya yang memiliki tipe SMAW. Berikut ini pada Gambar II.2 dibawah merupakan salah satu jenis kawat las yang dijual di pasaran :
Gambar II. 2 Kawat las yang ada di pasaran
Standar Kawat Las Listrik Ada standar tertentu yang dipergunakan oleh para pelaku industri pengelasan untuk bisa menentukan elektroda yang akan dipakai dan besaran arus listrik yang diperlukan. Standar yang umum dipakai adalah standar yang ditentukan oleh AWS (American Welding Society), yang merupakan badan pengelasan resmi di Amerika Serikat. Standar yang ditetapkan oleh badan ini telah diakui secara luas dan dipergunakan sebagai standar pengelasan di berbagai negara. Badan ini mengeluarkan standar yang dinyatakan dengan tanda E XXXX yang berarti:
E merujuk pada keterangan kawat las listrik alias elektroda
XX (dua angka pertama) merujuk pada kekuatan tarikan dari kawat las yang dinyatakan dalam satuan kilo pund square inch atau Ksi. Satuan ini juga sering dinyatakan dalam lb/in²
X (angka ketiga) merujuk pada posisi pengelasan yang bisa dilakukan dengan elektroda tersebut. Angka 1 menunjukkan penggunaan pada semua posisi, angka 2 menunjukkan bahwa kawat las tersebut dapat dipakai pada posisi datar dan horizontal dan angka 3 menunjukkan bahwa kawat las tersebut hanya dapat dipakai pada posisi flat saja
X (angka keempat) merujuk pada jenis pelapis dan arus yang dipergunakan pada elektroda tersebut 9
Spesifikasi tersebut berlaku untuk penggunaan pengelasan pada mild steel sementara untuk spesifikasi atau standar untuk proses pengelasan yang lain seperti untuk low alloy steel dan juga untuk stainless steel memiliki berbagai kode tambahan lagi di belakang kode standar yang telah disebutkan diatas. Para pelaku industri pengelasan wajib mengetahui dengan persis apa yang tercantum pada kotak kemasan elektroda yang akan mereka beli sehingga mereka bisa mengetahui kegunaan yang spesifik dari elektroda tersebut. II.3
Jenis – Jenis Pengelasan Berdasarkan Proses 1. Berdasarkan Panas Listrik
SMAW (Shield Metal Arch Welding) SMAW (Shield Metal Arch Welding) adalah las busur nyala api listrik terlindung dengan mempergunakan busur nyala listrik sebagai sumber panas pencair logam. Jenis ini paling banyak dipakai dimana–mana untuk hampir semua keperluan pekerjaan pengelasaan. Tegangan yang dipakai hanya 23 sampai dengan 45 Volt AC atau DC, sedangkan untuk pencairan pengelasan dibutuhkan arus hingga 500 Ampere. Namun secara umum yang dipakai berkisar 80 – 200 Ampere. Berikut ini pada Gambar II.3 dibawah ini disebutkan komponen – komponen yang menyebabkan terjadinya las dengan proses SMAW :
Gambar II. 3 Proses Shield Metal Arch Welding
( Sumber : hima-tl.ppns.ac.id ) SAW (Submerged Arch Welding) SAW (Submerged Arch Welding) adalah las busur terbenam atau pengelasan dengan busur nyala api listrik. Untuk mecegah oksidasi cairan metal induk dan material tambahan, dipergunakan butiran–butiran fluks / slag sehingga busur nyala terpendam di dalam ukuran– 10
ukuran fluks tersebut. Berikut pada Gambar II.4 dibawah ini dijelaskan komponen – komponen yang dibutuhkan pada proses SAW
Gambar II. 4 Proses Submerged Arch Welding
( Sumber : Widharto ) ESW (Electro Slag Welding) ESW (Electro Slag Welding) adalah pengelasan busur terhenti, pengelasan sejenis SAW namun bedanya pada jenis ESW busurnya nyala mencairkan fluks, busur terhenti dan proses pencairan fluk berjalan terus dam menjadi bahan pengantar arus listrik (konduktif). Sehingga elektroda terhubungkan dengan benda yang dilas melalui konduktor tersebut. Panas yang dihasilkan dari tahanan terhadap arus listrik melalui cairan fluk / slag cukup tinggi untuk mencairkan bahan tambahan las dan bahan induk yang dilas temperaturnya mencapai 3500° F atau setara dengan 1925° C. Berikut pada Gambar II.5 dibawah ini dijelaskan komponen – komponen yang dibutuhkan pada proses ESW
Gambar II. 5 Proses Electro Slag Welding
( Sumber : Widharto ) 11
SW (Stud Welding) SW (Stud Welding) adalah las baut pondasi, gunanya untuk menyambung bagian satu konstruksi baja dengan bagian yang terdapat di dalam beton (baut angker) atau “ Shear Connector“. Pada Gambar II.6 dibawah ini dijelaskan tahapan yang dilakukan dalam proses Stud Welding yang membutuhkan empat tahapan dalam prosesnya.
Gambar II. 6 Proses Stud Welding
( Sumber : Widharto )
ERW (Electric Resistant Welding) ERW (Electric Resistant Welding) adalah las tahanan listrik yaitu dengan tahanan yang besar panas yang dihasilkan oleh aliran listrik menjadi semakin tinggi sehingga mencairkan logam yang akan dilas. Contohnya adalah pada pembuatan pipa ERW, pengelasan pelat–pelat dinding kapal, atau pada railing kapal. EBW (Electron Beam Welding) EBW (Electron Beam Welding) adalah las dengan proses pemboman elektron, suatu pengelasan ulang pencairannya disebabkan oleh panas yang dihasilkan dari suatu berkas loncatan elektron yang dimamapatkan dan diarahkan pada benda yang akan dilas. Penelasan ini dilaksanakan di dalam ruang hampa, sehingga menghapus kemungkinan terjadinya oksidasi atau kontaminasi
2. Jenis – jenis Las Berdasarkan Panas Listrik dan Gas GMAW (Gas Metal Arch Welding) GMAW (Gas Metal Arch Welding) terdiri dari ; MIG (Metal Inert Gas) dan MAG (Metal Active Gas) adalah pengelasan dengan gas nyala yang dihasilkan berasal dari busur nyala listrik, yang dipakai sebagai pencair metal yang di–las dan metal penambah. Sebagai pelindung oksidasi dipakai gas pelindung yang berupa gas kekal (inert) atau CO2. MIG 12
digunakan untuk mengelas besi atau baja, sedangkan gas pelindungnya adalah mengunakan karbon dioksida ( CO2 ). TIG digunakan untuk mengelas logam non besi dan gas pelindungnya menggunakan Helium (He) dan/atau Argon (Ar). Berikut ini pada Gambar II.7 dibawah ini dijelaskan komponen – komponen penyusun yang menyebabkan terjadinya proses las GMAW.
Gambar II. 7 Proses Gas Metal Arch Welding
( Sumber : Widharto )
GTAW (Gas Tungsten Arch Welding) atau TIG (Tungsten Inert Gas) GTAW (Gas Tungsten Arch Welding) atau TIG (Tungsten Inert Gas) adalah pengelasn dengan memakai busur nyala dengan tungsten/elektroda yang terbuat dari wolfram, sedangkan bahan penambahnya digunakan bahan yang sama atau sejenis dengan material induknya. Untuk mencegah oksidasi, dipakai gas kekal (inert) 99 % Argon (Ar) murni. Pada prakteknya di lapangan, pengelasan model GTAW cukup banyak digunakan dalam proses pengelasan di kapal dikarenakan kebutuhan dalam proses pengelasan di kapal banyak yang membutuhkan proses GTAW. Berikut ini pada Gambar II.8 pada halaman selanjutnya dijelaskan komponen – komponen penyusun yang menyebabkan terjadinya proses las GTAW yang terdiri dari inert gas supply, electrode holder, tungsten electrode, welding machine, dan gas passages.
13
Gambar II. 8 Proses Gas Tungsten Arch Welding
( Sumber : Widharto )
FCAW (Flux Cored Arch Welding) FCAW (Flux Cored Arch Welding) pada hakikatnya hampir sama dengan proses pengelasan GMAW. Gas pelindungnya juga sama-sama menggunakan karbon dioksida (CO2). Biasanya, pada mesin las FCAW ditambah robot yang bertugas untuk menjalankan pengelasan biasa disebut dengan super anemo. Berikut Gambar II.9 dibawah ini ditunjukkan komponen – komponen penyusun yang menyebabkan proses las FCAW dapat terjadi :
Gambar II. 9 Proses Flux Cored Arch Welding
( Sumber : hima-tl.ppns.ac.id )
14
PAW (Plasma Arch Welding) PAW (Plasma Arch Welding) adalah las listrik dengan plasma yang sejenis dengan GTAW hanya pada proses ini gas pelindung menggunakan bahan campuran antara Argon (Ar), Nitrogen (N) dan Hidrogen (H) yang lazim disebut dengan plasma. Plasma adalah gas yang luminous dengan derajat pengantar arus dan kapasitas termis / panas yang tinggi dapat menampung temperatur diatas 5000° C. Berikut Gambar II.10 dibawah ini ditunjukkan komponen – komponen penyusun yang menyebabkan proses las PAW dapat terjadi :
Gambar II. 10 Proses Plasma Arch Welding
( Sumber : Widharto )
3. Jenis Jenis Las Berdasarkan Panas Yang Dihasilkan Campuran Gas OAW ( Oxygen Acetylene Welding ) OAW (Oxigen Acetylene Welding) adalah sejenis dengan las karbid / las otogen. Panas yang didapat dari hasil pembakaran gas acetylene (C2H2) dengan zat asam atau Oksigen (O2). Ada juga yang sejenis las ini dan memakai gas propane (C3H8) sebagai ganti acetylene. Ada pula yang memakai bahan pemanas yang terdiri dari campuran gas hidrogen (H) dan zat asam (O2) yang disebut OHW (Oxy Hidrogen Welding). Berikut Gambar II.11 pada halaman selanjutnya ditunjukkan komponen – komponen penyusun yang menyebabkan proses las OAW dapat terjadi :
15
Gambar II. 11 Proses Oxygen Acetylene Welding
( Sumber : hima-tl.ppns.ac.id ) 4. Jenis Jenis Las Berdasarkan Ledakan dan Reaksi Isotermis EXW ( Explosion Welding ) EXW (Explosion Welding) adalah las yang sumber panasnya didapatkan dengan meledakkan amunisi yang dipasang pada suatu mold / cetakan pada bagian tersebut dan mengisi cetakan yang tersedia. Cara ini sangat praktis untuk menyambung kawat baja (wire rope), slenk.
II.4
Pengelasan Kapal Bangunan Baru Pengelasan kapal bangunan baru dimulai dari tahap sub assembly hingga kapal selesai
dilakukan erection. Pengelasan kapal ini berguna untuk menghubungkan antara satu komponen dengan komponen lainnya dimana kapal terbuat dari pelat baja / metal pada umumnya sehingga harus dilakukan pengelasan untuk menghubungkan antar komponen dengan komponen lainnya. Berikut Gambar II.12 pada halaman selanjutnya ditunjukkan urutan proses pengelasan kapal bangunan baru untuk bagian struktur lambung ( hull construction ) :
16
SUB ASSEMBLY
ASSEMBLY
ERECTION
FINAL INSPECTION Gambar II. 12 Flowchart pengelasan kapal bangunan baru (hull construction)
II.4.1 Tahapan – tahapan proses pengelasan pembangunan kapal baru Bagian Assembly Pada bagian ini menjelaskan tentang lanjutan kegiatan-kegiatan yang dilakukan setelah proses fabrikasi, yaitu bagian assembly dimana pada intinya bagian assembly adalah bagian pemasangan bagian-bagian pelat dari hasil cutting agar dirangkai menjadi sebuah panel-panel, dan panel tersebut dirangkai lagi menjadi sebuah section atau block.
Pengertian Assembly Proses kegiatan pembangunan konstruksi kapal dari pembuatan panel-panel dan
dirangkai kembali panel-panel tersebut untuk menjadi 1 buah block atau section, untuk proses ini terdiri dari 2 bagian yaitu :
17
Proses Sub–Assembly Proses ini terdiri dari penyambungan (Fit-up) dan pengelasan. Proses sub assembly ini
adalah menggabungkan beberapa komponen kecil menjadi komponen per panel, misalkan: 1. Pemasangan stiffener pada pelat sekat 2. Pembuatan wrang 3. Penyambungan dua atau lebih pelat Berikut ini pada Gambar II.13 dibawah ditunjukkan salah satu jenis kegiatan proses pengelasan yang dilakukan di tahap Sub Assembly :
Gambar II. 13 Salah satu proses pengelasan di Sub Assembly
Pada proses pengelasan, pengelasan yang digunakan yaitu SAW, SMAW, GTAW, dan FCAW. Dari kedua proses ini, QA-QC memegang peranan penting untuk mengecek hasil dari keduanya. Seperti yang kita ketahui, tugas dari QA-QC yaitu menjamin kuantitas dan mutu dari kapal yang sedang dalam proses pembangunan pada galangan tersebut. Gambar II.13 diatas menerangkan bahwa pada proses sub assembly ini, pemasangan stiffener pada pelat sekat dilakukan dengan menggunakan tipe pengelasan SMAW. Prinsip pengelasan dengan metode SMAW adalah menggunakan panas dari busur untuk mencairkan logam dasar dan ujung sebuah consumable elektroda tertutup dengan tegangan listrik yang dipakai 23-45 Volt dan untuk pencairan digunakan arus listrik hingga 500 ampere yang umum digunakan berkisar antara 80-200 ampere. 18
Proses Assembly Setelah pembuatan bangunan kapal per panel, maka selanjutnya pembangunan kapal
per blok. Proses ini disebut proses assembly. Misalkan penggabungan beberapa wrang, penggabungan seksi menjadi blok, dan lain lain. Perlu diketahui bahwa proses assembling ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : 1. Persiapan Jig Pada proses ini dilakukan pembuatan pondasi untuk sebuah blok yang digunakan membantu pengerjaan pada proses assembly sampai menjadi sebuah blok. 2. Scantling Check Pada proses ini, dilakukan pengukuran dimensi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keselarasan keadaan aktual dengan gambar. Selain itu, proses ini juga untuk mempermudah pada persiapan joint erection. Pengukuran ini dibantu dengan menggunakan alat rollmeter sepanjang 50 m. Pengukuran dilakukan pada bagian lebar, tinggi, jarak gading dan lain-lain. 3. Penyambungan (Fit-Up) Sama halnya dengan proses sub assembly, pada proses assembly ini juga dilakukan pengecekan persiapan penyambungan. Disini dicek kelengkapan kapal. Selain itu juga dicek pada bagian penggabungan pelat, misalkan jika terdapat pelat yang tidak rata 4. Pengecekan Hasil Pengelasan Proses ini merupakan bagian dari tugas QA-QC. Dalam hal ini, dilakukan pengecekan yaitu apakah pengelasan dilakukan sesuai aturan class atau tidak. Bagian-bagian pengecekan diantaranya
Leg length
Kelengkapan bagian blok
Ada tidaknya cacat las
Welding check ini dilakukan oleh pihak welding inspector dan dari class. Pihak class ini mengecek ada tidaknya cacat tidaknya ditimbulkan oleh pengelasan sesuai standard class. Berikut adalah tanda (simbol) dan harus diperbaiki: Simbol tersebut antara lain:
Por Wl G
= = =
porosity weld (perlu di las) grinding 19
u/c (undercut) = karena terkena pengelasan makanya berlubang th (tahan las) = bagian tersebut tidak boleh dilas pot (potong) = bagian tersebut harus dihilangkan/dipotong
Proses Erection Proses ini merupakan pekerjaan terakhir dalam pembuatan badan kapal. Proses ini melakukan penyambungan antar block (section) 1 dengan section yang lainnya dari bagian kapal antar block yang sebelumnya telah dikerjakan pada proses assembly. Titik Awal Erection Langkah pertama dalam pembagian / division adalah menetapkan blok mana yangakan diturunkan lebih dahulu untuk setiap konstruksi. Oleh karena itu setiap galangan menggunakan metode-metode pembangunan yang berbeda, maka ada beberapa kegiatan yang demikian tadi dan masing-masing dinamakan sebagai: 1. Erection dengan satu titik (one point erection). 2. Erection dengan lebih dari satu titik (multiple point erection). 3. Pembangunan secara berlapis. 4. Assembly seksi. Titik dimulainya erection ditentukan oleh gambaran utilitas dari setiap galangan. Biasanya dalam kaitannya dengan keinginan untuk mengawali pekerjaan outfitting di bagian buritan kapal (stern part) dan kamar mesin, maka ditentukan satu titik awal erection-nya di bagian blok kamar mesin atau bagian dari blok kamar mesin tersebut di bagian sisi depan. Tahapan dari proses ereksi yaitu : 1. Pengangkatan block / loading Tahapan ini merupakan penggabungan suatu block ke block lain. Dalam hal ini digunakan crane untuk menggabungkan block-block tersebut. 2. Penggabungan Tahap penyambungan pada proses joint erection tidak jauh berbeda dengan tahapan penyambungan pada proses assembly. Yang menjadi bagian pengecekan yaitu :
20
Kerataan pelat dari ke dua block
Ukuran gap
Ukuran jarak gading
Setelah pengecekan gading-gading sudah selesai maka langkah selanjutnya adalah di tack weld pada bagian tertentu. Take weld ini adalaha proses pengelasan titik, yang berfungsi untuk mematikan posisi benda kerja atau blok setelah digabungkan dan sesuai ukuran yang sudak di tentukan. 3. Levelling deck Proses ini yaitu sebuah proses untuk mengetahui kerataan suatu bidang. Dari proses sub assembly, maka pelat akan dilevel agar pelat tersebut rata. Tujuan dari proses leveling ini adalah untuk menyamakan ketinggian bagian kanan dan kiri dari kapal. Jadi diharapkan posisi kapal pada saat pembangunan dalam keadaan yang seimbang. 4. Pengecekan pengelasan Proses ini juga tidak jauh berbeda dengan pengecekan pengelasan pada sub assembly maupun assembly. 5. Pengecekan deformasi Deformasi merupakan perubahan suatu bentuk, posisi, dan dimensi dari suatu benda akibat pengelasan ataupun handling. Pada kapal baru peristiwa deformasi ini sering terjadi, terutama pada section kapal seperti lambung kapal, geladak, dan sekat. Besarnya deformasi untuk masing-masing seksi berbeda, hal ini bergantung pada peraturan yang digunakan oleh galangan kapal sebagai acuan standar mutu produksi. Dalam prakteknya, pengukuran deformasi dilakukan dengan membentangkan seutas tali setiap satu jarak gading kapal pada plat yang secara kasap mata terlihat mengalami deformasi.selanjutnya untuk mengetahui nilai dari deformasi tersebut, digunakan alat yang bernama tupper gauge.
Pada Gambar II.14 di halaman selanjutnya menunjukkan salah satu kegiatan pada proses pengelasan pada bangunan kapal baru di tahap erection yaitu menghubungkan block langit – langit superstructure dihubungkan ke block langit – langit lainnya yang sudah menjadi satu dengan bagian lambung kapal
21
Gambar II. 14 Salah satu proses di Erection
II.5
Inspeksi Pengelasan Kapal Bangunan Baru Inspeksi las adalah kegiatan inspeksi pada sambungan las baik pada peralatan yang
masih dalam tahap instalasi (pemasangan), konstruksi (pembuatan) maupun fabrikasi (perakitan) untuk memenuhi persyaratan spesifikasi, desain dan standar yang telah ditetapkan. Berikut pada tabel II.1 dibawah ditunjukkan pekerjaan inspeksi pada pengelasan kapal bangunan baru sesuai dengan ISO Standard.
Tabel II. 1 Pekerjaan inspeksi pengelasan kapal bangunan baru
No Nama Proses 1 Sub Assembly
22
Item Pemeriksaan Kondisi Pengelasan : Material Spec Welding Process Flux Shielding Gas Manual / Machine Position of Welding Filler Metal Spec Filler Metal Class Welding Current Polarity Electrode Size Speed of Travel Inspeksi Visual: Sharp edges Gap Deformation Weld Defect Imperfect Weld
Kriteria Standard Sesuai dengan Welding Procedure Specification. AWS D.1.1, ASME Section IX , J.S.Q.S
Tabel Pekerjaan inspeksi pengelasan kapal bangunan baru ( lanjutan ) No Nama Proses Item Pemeriksaan Kriteria Standard 2 Assembly Inspeksi Visual: Dari semua cacat tersebut tidak boleh terdapat sama Spatters sekali, apabila terdapat Porosity harus diperbaiki atau Surface Concavity dibersihkan Pin Hole ASME Section IX Surface Cold Lap AWS D1.1 Crack J.S.Q.S Excessive Reinforcement Stop Start Wide Bead High Low 3 Erection Inspeksi Visual sama Dari semua cacat tersebut dengan item di tahap tidak boleh terdapat sama Assembly hanya sekali, apabila terdapat ditambah : harus diperbaiki atau dibersihkan Surface Undercut Surface Underfill ASME Section IX Excessive Penetration AWS D1.1 NDT (jika J.S.Q.S diperlukan) 4 Inspeksi Final Inspeksi Visual akhir Sesuai dengan WPS meliputi : Sesuai dengan spesifikasi. Cleanliness Sesuai dengan spesifikasi Block Alignment Scantling Check Pada Tabel II.1 di atas telah disebutkan item – item pemeriksaan yang harus diperiksa keberadaannya pada pengelasan di kapal. Inspeksi adalah langkah – langkah untuk menentukan apakah suatu tingkat mutu atau kondisi bahan, peralatan, instalasi, konstruksi, dan fabrikasi telah memenuhi persyaratan spesifikasi, desain, atau standar yang diacu. Langkah – langkah inspeksi dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu :
1. Quality Control Adalah langkah – langkah inspeksi pada sambungan las yang bersifat operasional dilapangan, dengan menggunakan peralatan pemeriksaan, pengujian, dan lain – lain, untuk menentukan / mengendalikan dan menguji suatu tingkat mutu sambungan las, untuk menentukan bahwa pelaksanaan pengelasan telah memenuhi persyaratan spesifikasi, desain dan standar yang disepakati pihak pelaksana dengan pihak pemilik kapal. 23
2. Quality Assurance Adalah langkah – langkah manajerial untuk meyakinkan atau memverifikasi langkah – langkah QC yang dilaksanakan oleh pihak lain, dalam rangka mewakili kepentingan perusahaan tempat mereka bekerja atau untuk perusahaan yang menyewa jasanya, guna memberikan jaminan kepada pimpinan / pelanggan langkah QC tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan persyaratan spesifikasi, desain dan standar yang telah ditentukan. II.5.1 Jenis – Jenis Cacat Las dan Penyebab Jenis – jenis Cacat Las dan Penanggulangannya 1. Spatters ( Percikan Las ) Spatters ( Percikan Las ) merupakan salah satu jenis cacat las yang dapat dideteksi melalui inspeksi visual yaitu berupa titik – titik seperti kerikil yang bertaburan. Seperti pada Gambar II.15 di bawah ini ditunjukkan contoh fisik tampilan spatters dan juga berikut keterangan penyebab terjadinya dan cara penanggulangan yang disarankan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Gambar II. 15 Spatters
( Sumber : Widharto )
Sebab : Lingkungan yang terlalu basah atau lembab Elektroda lembab Angin merasuk kekolam las Busur terlalu panjang Arus capping terlalu tinggi Salah jenis arus Salah jenis polaritas Lapisan galvanize belum digerinda 24
Akibat : Buruk rupa Mengawali karat permukaan Penanggulangan : Cukup dichip (pahat) saja atau dikikir kasar. Tidak boleh digerinda karena akan memakan permukaan base metalnya. Kriteria penolakan : Jika tidak dibersihkan dapat menyebabkan penolakan ( karena penyelesaiannya yang dibawah standard )
2. Porosity (Gelembung gas) Porosity ( Gelembung Gas ) merupakan salah satu jenis cacat las yang dapat dideteksi melalui inspeksi visual yaitu berupa gelembung – gelembung yang tersebar tidak merata dan bertaburan sepanjang jalur las. Seperti pada Gambar II.16 di bawah ini ditunjukkan contoh fisik tampilan porosity dan juga berikut keterangan penyebab terjadinya dan cara penanggulangan yang disarankan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Gambar II. 16 Porosity
( Sumber : Widharto )
Sebab :
Lingkungan basah atau lembab Elektroda lembab Amper capping terlalu tinggi Timbul gas sewaktu pengelasan Lapisan galvanize belum digerinda Udara merasuk ke dalam kolam las Kampuh kotor
Akibat : Tampak jelek 25
Melemahkan sambungan Mengawali karat permukaan
Penanggulangan : Gerinda atau gouging hingga cacat hilang, dan las ulang sesuai WPS repair Kriteria penolakan sesuai ASME Section IX dan AWS D1.1 : Secara individual melebihi 1/8” atau 25% tebal nominal Distribusinya melebihi ketentuan standar Untuk porosity berkelompok ( cluster ) berdiameter melebihi ½”, jumlah panjang cluster dalam 12” Las melebihi ½”.
3. Surface Concavity (Lajur Cekung) Surface Concavity ( Lajur Cekung ) merupakan salah satu jenis cacat las yang dapat dideteksi melalui inspeksi visual yaitu berupa kecekungan sepanjang lajur las yang tersebar merata dan bertaburan sepanjang jalur las. Seperti pada Gambar II.17 di bawah ini ditunjukkan contoh fisik tampilan surface concavity dan juga berikut keterangan penyebab terjadinya dan cara penanggulangan yang disarankan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Gambar II. 17 Surface Concavity
( Sumber : Widharto ) Sebab : Sudut bukaan kampuh terlalu besar Elektroda terlalu kecil Amper capping terlalu tinggi Lajur capping belum selesai Speed capping terlalu tinggi Akibat : Melemahkan sambungan Mengawali karat permukaan Timbul displacement stress ( tegangan geser ) yang berpotensi retak 26
Penanggulangan : Langsung selesaikan lajur capping sesuai WPS asli. Kriteria penolakan : Jika tidak diperbaiki, sambungan las yang cekung ditolak
4. Pin Hole ( Lubang Jarum ) Pin Hole ( Lubang Jarum ) merupakan salah satu jenis cacat las yang dapat dideteksi melalui inspeksi visual yaitu berupa lubang – lubang yang berukuran sebesar jarum atau agak lebih besar dan tersebar tidak merata. Seperti pada Gambar II.18 di bawah ini ditunjukkan contoh fisik tampilan pin hole dan juga berikut keterangan penyebab terjadinya dan cara penanggulangan yang disarankan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Gambar II. 18 Pin Hole
( Sumber : Widharto )
Sebab : Terbentuk gas selama pengelasan seperti : CO2, CO, NO2, SO2 Udara merasuk kedalam kolam las Akibat : Kemungkinan bocor tinggi dilokasi cacat Memperbesar kemungkinan terjadinya crack yang menyebabkan kerusakan Menyebabkan terjadinya cacat las lainnya Penanggulangan : Cacat digouging hingga akar las, kemudian diisi las sesuai WPS repair. Kriteria Penolakan : Keberadaan cacat ditolak dan harus diperbaiki berapapun ukurannya.
27
5. Surface Cold Lap Surface Cold Lap ( Permukaan lap yang mengalami pendinginan ) merupakan salah satu jenis cacat las yang dapat dideteksi melalui inspeksi visual yaitu berupa adanya tonjolan yang tidak merata yaitu perbedaan ketinggian cukup menonjol pada bagian lap dan tersebar tidak merata. Seperti pada Gambar II.19 di bawah ini ditunjukkan contoh fisik tampilan surface cold lap dan juga berikut keterangan penyebab terjadinya dan cara penanggulangan yang disarankan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Gambar II. 19 Surface Cold Lap
( Sumber : Widharto )
Sebab : Suhu metal rendah Amper capping rendah Ayunan ( sway ) tidak tetap Permukaan bahan kotor Akibat : Terjadi incomplete fusion ( fusi tidak sempurna ) yang berpotensi retak Timbul kecurigaan bahwa seluruh lajur las dilaksanakan dengan amper rendah sehingga dapat mengakibatkan fusi antar bahan dasar dengan bahan las atau antar lajur tidak sempurna Penanggulangan : Jika kecurigaan tidak terbukti, maka cold lap cukup digerinda saja Jika kecurigaan terbukti maka seluruh jalur yang bermasalah dibongkar, dikampuh ulang dan dilas kembali sesuai WPS asli. Juru las yang bermasalah diganti dengan yang lebih qualified ( baik ). Kriteria penolakan : Keberadaan surface cold lap ditolak dan harus diperbaiki ( karena termasuk cacat yang berpotensi bahaya ). 28
6. Surface Undercut Surface Undercut ( Permukaan las yang mengalami lubang ) merupakan salah satu jenis cacat las yang dapat dideteksi melalui inspeksi visual yaitu berupa lubang yang berukuran sebesar jarum atau agak lebih besar, bentuknya tidak beraturan dan tersebar merata sepanjang jalur las. Seperti pada Gambar II.20 di bawah ini ditunjukkan contoh fisik tampilan surface undercut dan juga berikut keterangan penyebab terjadinya dan cara penanggulangan yang disarankan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Gambar II. 20 Surface Undercut
( Sumber : Widharto )
Sebab : Suhu metal terlalu tinggi Amper capping terlalu tinggi Speed capping terlalu rendah Akibat : Melemahkan sambungan Mengawali karat permukaan Menimbulkan tegangan geser ( displacement stress ) yang berpotensi retak P enanggulangan : Cukup membersihkannya dengan wire brush ( sikat kawat ) dan mengisinya dengan stringer ( pengelasan lajur tunggal tanpa digoyang ) sesuai WPS repair Kriteria penolakan : Kedalaman melebihi 1/32” atau lebih dari 12 ½” % tebal nominal bahan. Kedalaman lebih dari 1/64” hingga 1/32” atau melebihi 6% hingga 12 ½ % tebal nominal Panjang lebih dari 2” dalam 12” las atau lebih dari 1/6 panjang las. Root under cut melebihi 2” dalam 12” root atau melebihi ¼ panjang root
29
7. Surface Underfill Surface Underfill merupakan salah satu jenis cacat las yang dapat dideteksi melalui inspeksi visual yaitu berupa lubang cukup dalam yang berukuran sebesar jarum atau agak lebih besar dan tersebar merata sepanjang jalur las. Seperti pada Gambar II.21 di bawah ini ditunjukkan contoh fisik tampilan surface underfill dan juga berikut keterangan penyebab terjadinya dan cara penanggulangan yang disarankan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Gambar II. 21 Surface Underfill
( Sumber : Widharto )
Sebab : Suhu metal terlalu rendah Amper capping terlalu rendah Sisi kampuh kotor Ayunan tidak sempurna High low ( penyetelan tinggi rendah ) Akibat : Melemahkan sambungan Mengawali karat permukaan Timbul takik ( notch ) yang berpotensi retak P enanggulangan : Gerinda takiknya hingga sisa slag hilang, dan diisi stringer sesuai WPS repair Kriteria penolakan : Cacat ini jika tidak diperbaiki akan menyebabkan penolakan ( karena termasuk cacat yang berbahaya / notch atau takik.
30
8. Crack ( Retak ) Crack ( Retak ) merupakan salah satu jenis cacat las yang dapat dideteksi melalui inspeksi visual yaitu berupa lubang – lubang yang berukuran sebesar jarum atau agak lebih besar dan tersebar tidak merata. Seperti pada Gambar II.22 di bawah ini ditunjukkan contoh fisik tampilan pin hole dan juga berikut keterangan penyebab terjadinya dan cara penanggulangan yang disarankan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Gambar II. 22 Crack ( Retak )
( Sumber : Widharto )
Sebab : Takik / Notch Tegangan ( stress ) C Equivalent > 0.41 % Penghilangan tegangan ( stress relief ) Martensit di HAZ Pertumbuhan kristal Kandungan Ferrite < 5% dan > 12% ( untuk stainless steel ) Ketidaksesuaian material Stress corrosion cracking Shrinkage ( pengkerutan ) Akibat : Fatal P enanggulangan : Diadakan analisa kegagalan untuk mengetahui penyebab retak secara akurat. Jika retak berada didalam jalur las, harus di gouging, dikampuh ulang, disetel dan dilas sesuai WPS repair. Jika retak keluar kampuh, maka seluruh material ( Base Metal ) diganti baru. Kriteria penolakan : Retak bintang dianggap tidak berbahaya kecuali apabila melebihi 5/32” panjang. 31
Jenis retak lainnya semuanya ditolak.
9. Excessive Reinforcement ( Jalur las terlalu menonjol ) Excessive Reinforcement ( Jalur las terlalu menonjol ) merupakan salah satu jenis cacat las yang dapat dideteksi melalui inspeksi visual yaitu berupa adanya tonjolan yang cukup besar dan melebihi dari batas maksimum yang ada di standard dan tersebar merata sepanjang lajur las. Seperti pada Gambar II.23 di bawah ini ditunjukkan contoh fisik tampilan excessive reinforcement dan juga berikut keterangan penyebab terjadinya dan cara penanggulangan yang disarankan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Gambar II. 23 Excessive Reinforcement
( Sumber : Widharto )
Sebab : Suhu metal rendah Amper capping rendah Speed capping rendah Suhu lingkungan dingin Busur terlalu pendek Akibat : Timbul kecurigaan bahwa seluruh lajur dilas dengan amper rendah Mungkin kondisi internal jalur las cukup baik namun perlu diselidiki lebih lanjut P enanggulangan : Diadakan pengujian NDT baik dengan RT maupun UT ( straight atau angle probe ). Jika hasilnya membuktikan bahwa kecurigaan benar, maka seluruh jalur yang bermasalah dibongkar dan dikampuh, disetel dan dilas sesuai WPS asli. Juru las diganti yang qualified. Jika hasil uji NDT menunjukkan kondisi internal jalur las baik, maka jalur menonjol cukup digerinda hingga uniform dan sesuai standard.
32
Kriteria penolakan : Penolakan atau penerimaan bersyarat tergantung hasil uji NDT. Jika terbukti seluruh lajur dilas dengan amper rendah, jalur las ditolak, dan sebaliknya jika memenuhi syarat jalur diterima dengan syarat tonjolan digerinda hingga standard. 10. Stop Start ( Penggantian elektroda / terlalu mundur ) Stop Start ( Penggantian elektroda / terlalu mundur ) merupakan salah satu jenis cacat las yang dapat dideteksi melalui inspeksi visual yaitu berupa tonjolan – tonjolan yang tidak merata dan ini disebabkan pengelasan yang tidak menerus dan saat penggantian elektroda yang tidak tepat. Seperti pada Gambar II.24 di bawah ini ditunjukkan contoh fisik tampilan stop start dan juga berikut keterangan penyebab terjadinya dan cara penanggulangan yang disarankan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Gambar II. 24 Stop Start
( Sumber : Widharto ) Sebab : Tonjolan berulang disebabkan oleh penggantian elektroda terlalu mundur sehingga terjadi overlapping yang menonjol Bagian yang kosong tanpa capping secara berulang disebabkan oleh penggantian elektroda yang terlalu maju Akibat : Yang menonjol tampak buruk dan tidak efisien Yang kosong menimbulkan notch yang berpotensi retak P enanggulangan : Yang menonjol cukup digerinda kebentuk standard Yang kosong harus digerinda hingga sisa slag hilang, kemudian diisi las sesuai WPS repair. 33
Kriteria penolakan : Untuk yang menonjol berulang dapat diterima dengan syarat digerinda hingga bentuk standard Untuk yang kosong dapat diterima asal diperbaiki dengan mengisi capping hingga bentuk jalur las uniform. Jika hal tersebut diatas tidak dilaksanakan, jalur las ditolak. 11. Wide Bead Wide Bead ( Jalur las yang terlalu lebar ) merupakan salah satu jenis cacat las yang dapat dideteksi melalui inspeksi visual yaitu berupa terlalu lebarnya jalur las dari batas yang seharusnya dan merata sepanjang lajur las. Seperti pada Gambar II.25 di bawah ini ditunjukkan contoh fisik tampilan wide bead dan juga berikut keterangan penyebab terjadinya dan cara penanggulangan yang disarankan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Gambar II. 25 Wide Bead
( Sumber : Widharto ) Sebab : Wide Bead yang bukan hasil manipulasi mutu : Suhu metal relatif dingin Ayunan terlalu melebar Juru las tidak qualified Wide Bead hasil manipulasi mutu : Gap sangat lebar Juru las dipaksa untuk mensiasatinya Gap disumbat dengan benda asing Akibat : Untuk wide bead yang bukan manipulasi mutu : Surface cold lap kanan kiri sisi las Untuk wide bead hasil manipulasi mutu : Fatal, bahan dasar harus diganti
34
P enanggulangan : Gerinda cold lap sehingga lebar jalur las wajar Bahan induk ( base material ) harus diganti baru, disetel, dan dilas ulang sesuai WPS asli. Seluruh welding crew direject dan diganti karena telah melakukan tindakan kriminal ( tidak bertanggung jawab )
12. High Low ( Tinggi Rendah ) High Low ( Tinggi Rendah ) merupakan salah satu jenis cacat las yang dapat dideteksi melalui inspeksi visual yaitu berupa perbedaan ketinggian antara dua material yang disambung menggunakan las. Biasanya terjadi pada ujung – ujung las dan bersifat tidak merata. Seperti pada Gambar II.26 di bawah ini ditunjukkan contoh fisik tampilan high low dan juga berikut keterangan penyebab terjadinya dan cara penanggulangan yang disarankan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Gambar II. 26 High Low
( Sumber : Widharto )
Sebab : Salah penyetelan Beda tebal Akibat : Mengawali erosi abrasi Menghasilkan tegangan geser yang berpotensi retak P enanggulangan : Bagian yang menonjol diserong 1:3 atau 1:2.5 Kriteria penolakan : Ketentuan JSQS Part C Hull Construction untuk eksternal : t < ¼” max. 1.5 mm ( 1/6” ) t > ¼”~ 13 mm ( 1/2” ), max 3 mm ( 1/8” ) t > 13 mm ( ½” ) ~ < 25 ( 1” ), max 4 mm ( 5/32” ) t > 25 mm (1” ), max 5 mm ( 3/16” ) 35
Untuk internal 2x eksternal Jika melebihi ketentuan tersebut diatas harus diserong, kalau tidak dilaksanakan, ditolak.
13. Root Concavity Root Concavity ( Akar Cekung ) merupakan salah satu jenis cacat las yang dapat dideteksi melalui inspeksi visual yaitu berupa lubang berbentuk cekung sepanjang dibawah jalur las yang berukuran sebesar jarum atau agak lebih besar dan tersebar merata. Seperti pada Gambar II.27 di bawah ini ditunjukkan contoh fisik tampilan root concavity dan juga berikut keterangan penyebab terjadinya dan cara penanggulangan yang disarankan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Gambar II. 27 Root Concavity
( Sumber : Widharto ) Sebab : Gap terlalu lebar Speed root terlalu tinggi Amper root tinggi Elektroda terlalu besar Akibat : Melemahkan sambungan Mengawali erosi abrasi P enanggulangan : Gouging sampai ke akar yang bermasalah, setel ulang dan dilas sesuai WPS repair Kriteria penolakan : Jika secara individual > ¼” Sepanjang tebal jalur las - lasan 36
Jumlah sepanjang las 12” > ½”. 14. Excessive Penetration Excessive Penetration ( Penekanan yang Berlebihan ) merupakan salah satu jenis cacat las yang dapat dideteksi melalui inspeksi visual yaitu berupa tonjolan – tonjolan sepanjang dibawah jalur las yang berukuran sebesar jarum atau agak lebih besar dan tersebar tidak merata. Seperti pada Gambar II.28 di bawah ini ditunjukkan contoh fisik tampilan excessive penetration dan juga berikut keterangan penyebab terjadinya dan cara penanggulangan yang disarankan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Gambar II. 28 Excessive Penetration
( Sumber : Widharto )
Sebab : Gap terlalu lebar Arus root terlalu tinggi Mesin las tidak dikalibrasi dulu Elektroda terlalu dalam Speed root terlalu rendah Diameter elektroda terlalu kecil Akibat : Menyebabkan terjadinya notch yang berpotensi retak Mengawali erosi abrasi P enanggulangan : Gouging hingga akar, kampuh dan setel ulang kemudian dilas sesuai WPS repair Kriteria penolakan : Jika berlebihan ditolak dan harus diperbaiki t < ¼” max. 1.5 mm ( 1/16” ) t > ¼” ~ < 13 mm ( ½ “ ), max. 3 mm ( 1/8” ) 37
t > 13 mm ( ½” ) ~ < 25 mm ( 1” ), max. 4 mm ( 5/32” ) t > 25 mm (1” ), max. 5 mm ( 3/16” )
II.5.2 Welding Inspection Table Checklist Welding Inspection Table Checklist direncanakan sebelum pekerjaan fisik pembangunan kapal dilaksanakan. Welding Inspection Table Checklist ini digunakan sebagai lampiran galangan kapal menyampaikan permintaan jadwal pengecekan inspeksi las kepada pihak klasifikasi dan diketahui oleh pemilik kapal. Oleh karena itu, pekerjaan pembangunan kapal tahap ini sedapat mungkin harus lengkap, teliti dan benar.
Secara umum isi dari Welding Inspection Table Checklist adalah sebagai berikut: 1. Inspeksi las 2. Pengenalan Standart 3. Gambar Teknik 4. Teknik Uji Tanpa Rusak 5. Pengujian Sifat Mekanis 6. Kualifikasi Prosedur Las 7. Desain Las 8. Ilmu Bahan Logam dan Metalurgi Las 9. Teknologi Las 10. Teknik Reporting ( dokumentasi )
II.5.3 Inspeksi Visual 1.
Inspeksi visual pada sambungan las dimaksudkan untuk menentukan tingkat mutu sambungan las sesuai dengan persyaratan spesifikasi, desain dan standar yang telah ditentukan.
2.
Inspeksi visual hanya menggunakan kekuatan dan ketajaman mata untuk mengetahui kelainan-kelainan, ketidak-sesuaian dan cacat – cacat pada sambungan las
3.
Diperlukan persyaratan yang ketat bagi inspektur visual untuk dapat melakukan pekerjaannya
4.
Inspeksi visual menentukan dapat diterima atau ditolaknya suatu sambungan las secara langsung dan menentukan tindak lanjut yang diambil setelah dilakukan pemeriksaan.
38
5.
Setelah didapat laporan hasil pemeriksaan inspeksi visual, menyusul dilakukan pengukuran dimensi menggunakan peralatan presisi, optik maupun elektronik dan jika diperlukan dilakukan langkah pengujian tanpa merusak bahan (non destructive test/ NDT).
6.
Jadwal pemeriksaan yang ditentukan sesuai proses pekerjaan yang berlangsung atau biasanya memiliki jadwal teratur sesuai dengan progress pembangunan kapal.
7.
Pada saat melakukan pemeriksaan maka pihak class didampingi oleh welding inspector dari pihak galangan.
8.
Welding inspector melaporkan hasil pemeriksaan kepada manager quality control.
9.
Manager quality control menindaklanjuti laporan hasil pemeriksaan yang merupakan rekomendasi dari class dan welding inspector.
10. Dalam pelaksanaan pekerjaan (menindaklanjuti hasil pemeriksaan / rekomendasi) dilakukan oleh bagian teknik dan dibawah pengawasan welding inspector. 11. Setelah pekerjaan sesuai hasil pemeriksaan selesai dikerjakan, manager quality control akan mengeluarkan Non Conformity Report ( NCR ) yang ditandatangani oleh class dan welding inspector. 12. Class dan welding inspector mengadakan pemeriksaan ulang atas pekerjaan yang direkomendasikan. 13. Class dan welding Inspector membuat laporan hasil pemeriksaan untuk persyaratan pengurusan sertifikat.
II.6
Kualifikasi Prosedur dan Standar Pemeriksaan Pengelasan Kualifikasi prosedur diperlukan dalam sebuah proses agar kualitas yang dihasilkan dapat
memenuhi sesuai spesifikasi dan standar yang ditentukan (Widharto, 2013). Untuk memfasilitasi keputusan informasi, Kualifikasi prosedur harus menghasilkan pemahaman yang jelas untuk disampaikan kepada pengguna yang membaca info tersebut. Luasnya kualifikasi prosedur dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan informasi oleh Welding Inspector (Widharto, 2013). Laporan hasil pemeriksaan pengelasan dapat disajikan dalam bentuk laporan yang memuat hasil test, perhitungan, keterangan, dan foto. Dengan demikian Welding Inspector akan memiliki pemahaman yang jelas mengenai kondisi progress pengelasan kapal secara berkala.
39
II.6.1 Manfaat Kualifikasi Prosedur dan Standar Pengelasan Kualifikasi Prosedur dan Standar Pengelasan mempunyai beberapa manfaat, antara lain (Widharto, 2013): 1.
Kualifikasi Prosedur dan Standar Pengelasan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi hasil pengelasan dari suatu pembangunan kapal baru.
2.
Mengetahui cacat las yang terjadi. Setelah mengetahui kondisi hasil pengelasan dari suatu kapal, maka dapat diperkirakan bagian-bagian yang memerlukan maintanance, repair,dan rework .
3.
Pemantauan hasil repair/ maintenance pengelasan secara lebih spesifik. Setelah ditentukan bagian-bagian yang akan diperbaiki, maka tahapan selanjutnya dapat memantau hasil pekerjaan pengelasan selanjutnya untuk diberikan rekomendasi ataupun tindak lanjut dari report yang ada.
4.
Kejelasan progress. Kualifikasi Prosedur dan Standar Pengelasan juga sebagai alasan untuk melakukan penilaian progress pembangunan kapal tersebut.
II.6.2 Komponen Dalam Kualifikasi Prosedur dan Standar Pengelasan Didalam sebuah standar pemeriksaan pengelasan ASME Section IX telah dijelaskan beberapa aspek atau komponen didalam pekerjaan pemeriksaan pengelasan pada kapal yang harus dilakukan pada saat kualifikasi prosedur. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Prosedur Las dan Peralatannya
2.
Persiapan Sisi
3.
Posisi Pengelasan
4.
Pemanasan Awal dan Suhu Antar Lajur
5.
Kecepatan Pengelasan
II.7
Welding Inspector Dalam industri perkapalan/pelayaran (marine industry), jika ada kapal yang sedang
dalam proses pembangunan maka galangan membutuhkan seorang yang dipercaya untuk melakukan pekerjaan pemeriksaan khususnya
pada pengelasan kapal tersebut. Welding
Inspector (Inspektur Las) adalah seseorang yang bertindak sebagai Quality Control (QC) yang tugasnya secara khusus memastikan sambungan pengelasan yang telah di-las oleh juru las sudah 40
betul-betul baik hasilnya dan sesuai dengan standar yang diharapkan Karena tugas seorang Welding Inspector memiliki tugas yang cukup penting maka syarat profesi tersebut juga meliputi sikap profesional, keahlian khusus, watak cepat tanggap dan mengutamakan tugas.
II.7.1 Tugas welding inspector Seorang welding inspector menyiapkan laporan untuk galangan yang akan melaporkan dua hal ( Soeweify,2016 ) : 1) Kondisi hasil pengelasan kapal yang sedang dibangun secara umum. 2) Cara-cara untuk memperkecil risiko yang ada. Tugas welding inspector (Inspektur Las) yaitu bertanggungjawab terhadap masalah dari kualitas pengelasan. Semua variable pengelasan harus sesuai dengan Welding Procedure Specification (WPS), Procedure Qualification Record (PQR), dan code yang sudah ditetapkan sebelumnya. Bila pada suatu sambungan ada yang terjadi indikasi cacat maka tugas Welding Inspector tersebut adalah untuk menentukan dengan cepat bahwa indikasi tersebut termasuk defect atau tidak. Jika termasuk defect juga masih perlu dilakukan pengecekan apakah masih dalam batas toleransi code. Jika sudah melewati batas toleransi code maka harus dilakukan repair. Sedangkan secara umum tugas welding inspector yaitu harus mengawasi, memeriksa dan memverifikasi kegiatan mulai dari sebelum, saat pengerjaan, maupun setelah proses pengelasan. Welding inspector tidak sendirian dalam melakukan proses – proses tersebut diatas. Biasanya bagian quality control galangan akan membantu dalam hal proses pengawasan secara rutin harian terhadap pengerjaan pengelasan pada proyek bangunan kapal baru yang sedang berlangsung. Nantinya laporan harian quality control akan dipelajari dan diberi tanggapan tindakan / keputusan dari welding inspector berikut saran untuk kelanjutan pengerjaan proyek berdasarkan standar dan aturan yang telah disepakati. Hal yang harus dilakukan pengecekan termasuk juga kelengkapan dokumen-dokumen.
Rincian tugas seorang welding inspector bisa diuraikan sebagai berikut : 1. Pemeriksaan Sebelum Proses Pengelasan Pengecekan kembali semua standar dan gambar yang diperlukan
Pemeriksaan kesesuaian logam induk dan bahan las
Pemeriksaan komposisi kimia dan kemampuan mekanis yang ada pada sertifikat sudah sesuai dengan permintaan 41
Pemeriksaan kondisi elektroda dan penyimpanannya
Pemriksaan peralatan yang akan digunakan pada proses pengelasan
Pemeriksaan persiapan kampuh las
Pemeriksaan sambungan sementara (las cantum)
Pemeriksaan kebersihan pada sambungan
Pemeriksaan prosedur pengelasan dan kualifikasi juru las
Pemeriksaan pemanasan awal
2. Pemeriksaan Selama Proses Pengelasan Pemeriksaan parameter pengelasan berupa arus, tegangan maupun kecepatan las dipastikan sudah sesuai dengan prosedur pengelasan
Pemeriksaan kualitas masing-masing pass
Pemeriksaan kebersihan antar pass
Penentuan diperlukan pengujian perusakan atau tidak
3. Pemeriksaan Setelah Pengelasan Pemeriksaan penampakan hasil las
Pemeriksaan ukuran hasil pengelasan
Pemeriksaan ketepatan dari ukuran sambungan las
Pemilihan tempat dan sampel yang akan diuji
Pengevaluasian hasil pengujian
Penentuan diperlukan uji perusakan tambahan atau tidak
Pemeriksaan pemanasan setelah pengelasan (jika diperlukan)
Pembuatan dan dokumentasi laporan hasil pengelasan
II.7.2 Tanggung jawab welding inspector 1.
Bertanggungjawab untuk segera mengajukan usulan jadwal dan jadwal ulang pekerjaan perawatan,
perbaikan,
dan
rework
kepada
manager
quality
control
untuk
direkomendasikan ke bagian teknik. 2.
Memantau perkembangan dan perubahan pekerjaan perawatan, perbaikan, dan rework dengan kepada manager quality control dibantu class secara up to date dan solutif.
42
3.
Merencanakan dan menganalisa welding inspection table checklist yang diusulkan kapal atau cabang untuk diajukan kepada manager quality control untuk diputuskan dan dibawa ke forum rapat .
4.
Mengevaluasi dan menganalisa rekayasa dari galangan/ vendor.
5.
Menganalisa sertifikat-sertifikst class kapal, dan laporan-laporan kapal selama satu tahun terakhir, ketika kapal yang bersangkutan akan dibangun, kemudian disampaikan kepada manager quality control secara tertulis.
6.
Mendampingi class inspector ketika melakukan proses pemeriksaan pengelasan.
7.
Membuat laporan kepada manager quality control secara rutin (tentang progress pemeriksaan pengelasan pada kapal): Laporan berdasarkan laporan-laporan rutin yang masuk dari kapal atau cabang berdasarkan inspeksi ke kapal, berdasarkan koordinasi dengan cabang (Kepala Cabang atau Staff Teknik) Memakai format khusus
8.
Mengawasi kualitas kerja, kinerja, dan sertifikasi welder dan pekerjaan yang dilakukan bagian teknik selama proses pembangunan kapal.
9.
Berkoordinasi dengan class dan galangan.
10. Melakukan pengujian pengelasan sesuai standar berdasarkan report dan rekomendasi yang ada 11. Selalu mempersiapkan seluruh data khususnya terkait konstruksi yang diperlukan untuk kapal yang sedang dilakukan proses pembangunan di suatu galangan , yaitu: welding inspection table, gambar-gambar, non conformity report, dan Welding Procedure Specification yang dipakai dan sebelumnya, copy surat-surat yang perlu ditindaklanjuti untuk inspection tersebut, dan data-data lainnya yang perlu untuk pemeriksaan tersebut. 12. Menginventaris gambar-gambar produksi tentang kapal yang dibangun. 13. Berhak untuk mendapatkan laporan-laporan baik laporan inspection ataupun komentar dari bagian teknik. 14. Membuat rekomendasi permasalahan-permaslahan di lapangan untuk dilaporkan ke manager quality control. II.8
Pengertian Aplikasi Perangkat Lunak (Software) Komputer Pengertian aplikasi/perangkat lunak (software) komputer adalah sekumpulan data
elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer, data elektronik yang disimpan oleh komputer itu dapat berupa program atau instruksi yang akan menjalankan suatu perintah. 43
Perangkat lunak disebut juga sebagai penerjemah perintah-perintah yangg dijalankan pengguna komputer untuk diteruskan atau diproses oleh perangkat keras. Melalui software atau perangkat lunak inilah suatu komputer dapat menjalankan suatu perintah. Fungsi perangkat lunak (software) adalah memproses data atau perintah / instruksi hingga mendapat hasil atau menjalankan sebuah perintah. Berfungsi sebagai sarana interaksi yang menghubungkan atau menjembatani pengguna komputer (user) dengan perangkat keras (Suteja, 2009). Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai dari perancangan perangkat lunak (software) adalah sebagai media / alat / tool yang memberikan alur pemahaman untuk panduan pemeriksaan pengelasan kapal oleh welding inspector. II.8.1 Aplikasi Android Android adalah sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk perangkat bergerak layar sentuh seperti telepon pintar dan komputer tablet. Android awalnya dikembangkan oleh Android, Inc., dengan dukungan finansial dari Google, yang kemudian membelinya pada tahun 2005. Sistem operasi ini dirilis secara resmi pada tahun 2007, bersamaan dengan didirikannya Open Handset Alliance, konsorsium dari perusahaan-perusahaan perangkat keras, perangkat lunak, dan telekomunikasi yang bertujuan untuk memajukan standar terbuka perangkat seluler. II.8.2 Keuntungan dan Kekurangan Sistem Operasi Android Pemakaian sistem operasi Android pada smartphone pada saat ini banyak digunakan oleh perusahaan penghasil telepon seluler. Karena keunggulannya sebagai software yang memakai basis kode komputer yang bisa didistribusikan secara terbuka (open source) sehingga banyak sekali aplikasi-aplikasi yang bisa diunduh oleh penggguna smartphone tanpa membayar biaya aplikasi uji tersebut. Diyakini smartphone yang menggunakan sistem operasi Android akan lebih murah harganya dibanding smartphone yang menggunakan sistem operasi yang berbayar. Keuntungannya adalah:
1. Open source. Seperti sistem operasi untuk komputer desktop, Android adalah Linux untuk tablet. Android adalah sistem operasi yang berbasis kernel Linux.
Android
merupakan sistem operasi terbuka (open source). Artinya, Google merilis kode sumber (source code) Android untuk memudahkan pengembang aplikasi yang hendak menciptakan aplikasi untuk Android. 44
2. Ketersediaan aplikasi yang berkualitas. Karena Android bersifat open source, para programmer dan pengembang aplikasi bisa menciptakan aplikasi. Pengembang aplikasi tak perlu berhadapan dengan prosedur platform
OS
berbayar,
karena
aplikasi
buatan
mereka
bebas
didistribusikan dengan lisensi open source, shareware atau bahkan freeware. 3. Pengembang rajin meng-upgrade aplikasi. Pengembang aplikasi untuk Android rajin melakukan upgrade atas aplikasi yang telah mereka buat. 4. Keberagaman pilihan perangkat. Android tidak hanya diproduksi oleh satu vendor saja. Google memberikan ijin vendor mana saja yang ingin mengadopsi Android. 5. Bebas mengkustomisasi ROM ROM adalah singkatan dari Read Only Memory. Kustomisasi ROM pada Android biasa disebut rooting. Rooting bukanlah sesuatu yang ilegal dalam Android. Fungsi rooting digunakan pihak ketiga untuk mengembangkan aplikasi. Sedangkan untuk
individu, mereka dapat mengetahui dan mengakses file sistem Android.
Memang dibutuhkan kemampuan teknis untuk melakukan rooting. Salah satu keuntungan rooting adalah dapat menghemat daya baterai hingga meningkatkan performa smartphone, karena Anda dapat menghapus aplikasi standar yang dirasa tidak diperlukan. 6. Terkoneksi dengan seluruh layanan Google Android didesain untuk mendukung layanan GMail, Google Docs, Google Maps, YouTube, Google Talk, Google Play, dan tentu saja mesin pencari Google. 7. Harga terjangkau. Keberagaman pilihan smartphone Android menciptakan persaingan dagang yang kuat di antara para vendor. Para vendor menciptakan perangkat Android, yang ditujukan untuk segmen low end sampai high end. Sehingga semua kalangan dapat mempunyai Android.
45
( Halaman ini sengaja dikosongkan )
46
BAB III METODOLOGI
III.1
Diagram Alir Pelaksanaan Tugas Akhir Mulai
Latar belakang
Tidak semua welding inspector memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai. Proses pemeriksaan yang dilakukan pada kondisi ruangan-ruangan kapal yang terbatas sehingga sangat tidak memungkinkan untuk menggunakan laptop. Proses pengemasan laporan hasil pemeriksaan dari survey list ke laptop yang membutuhkan waktu relatif lebih lama.
Studi Lapangan
Studi Literatur
Melakukan wawancara terhadap Welding Inspector seputar pemeriksaan pengelasan kapal - Prosedur survei - Item-item yang disurvei - Proses pemeriksaan pengelasan - Penyajian laporan Melakukan pemeriksaan pengelasan kapal bersama Welding Inspector.
Perancangan aplikasi berbasis android -Pemahaman tentang android -Software pembuat aplikasi android Konsep dasar tentang pemeriksaan pengelasan -Scope of work welding inspector -Standard dari tahap preparation hingga pengujian
Pengumpulan Data Proses pengawasan pemeriksaan pengelasan Peran dan tanggung jawab welding inspector Proses dokumentasi dari report hasil inspeksi
A
47
A
Pengolahan Data Pengelompokkan bagian kapal. Pembuatan kalimat panduan pemeriksaan pengelasan. Pembuatan template pemeriksaan pengelasan.
Perancangan Program Aplikasi Android
Pembuatan prototipe program dalam microsoft excel. Pembuatan database seluruh pekerjaan pemeriksaan pengelasan. Desain form atau tampilan pada aplikasi android yang akan dibuat. Pembuatan aplikasi android berisi item survei, panduan pemeriksaan, dan data input pemeriksaan yang akan digunakan welding inspector selaku user.
Uji Coba Aplikasi
Penerapan program aplikasi android oleh responden selaku user. Penerapan program aplikasi android oleh penulis selaku administrator.
Tidak
Pengujian Aplikasi Ya
Kesimpulan
Pembuatan kesimpulan dari pembuatan tugas akhir. Pemberian saran kepada pihak yang terkait dalam proses pemeriksaan pengelasan kapal. Pembuatan Laporan Tugas Akhir
Selesai Gambar III. 1 Diagram alir metodologi penelitian
48
Alur pelaksanaan atau tahapan pelaksanaan mengerjakan hingga menyelesaikan tugas akhir ini dapat dilihat pada Gambar III.1 pada halaman sebelumnya. Mulai dari perumusan latar belakang, analisis dan pengolahan data hingga ke tahap perancangan program aplikasi komputer. Setelah perancangan aplikasi selesai dilakukan, maka aplikasi diuji cobakan kepada kriteria responden yang telah ditentukan untuk mengetahui tingkat ketepatan dari fungsi dan tujuan perancangan aplikasi. III.2
Langkah-langkah Pelaksanaan Tugas Akhir
III.2.1 Latar Belakang Tahap pertama yang dilakukan dalam pengerjaan tugas akhir ini yaitu memilah latar belakang yang tepat sebagai konsentrasi arah untuk melakukan penilitian beserta solusinya. Latar belakang yang utama dari penelitian ini adalah mengkaji bahwa kegiatan pemeriksaan pengelasan pada kapal secara aktual masih dilakukan dengan cara manual, dimana welding inspector melakukan pemeriksaan pengelasan dengan membawa daftar pemeriksaan dan melakukan checklist secara manual. Metode seperti ini tentu saja bisa dilakukan oleh welding inspector yang sudah berpengalaman dan memiliki pengetahuan yang memadai. Namun pada realitanya banyak welding inspector yang tergolong baru sehingga belum berpengalaman dan memiliki pengetahuan yang memadai. Proses pemeriksaan pengelasan yang dilakukan secara manual dimana seorang welding inspector melakukan pemeriksaan pengelasan dengan mengisi daftar pemeriksaan yang ada berupa lembaran kertas. Tidak memungkinkan untuk seorang welding inspector menggunakan media seperti laptop ketika melakukan pemeriksaan pengelasan dikarenakan terdapat beberapa bagian kapal yang memiliki luas ruangan yang terbatas. Dalam penyajian laporan hasil pemeriksaan seorang welding inspector juga harus melakukan inputan secara manual dari lembar daftar pemeriksaan ke laptop sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah media yang dapat membantu seorang welding inspector dalam melakukan pemeriksaan pengelasan dan melakukan penyajian laporan hasil pemeriksaan. Perancangan dan pembuatan aplikasi berbasis android dengan menggunakan metode yang tepat diharapkan memberikan solusi untuk menjawab latar belakang permasalahan yang dikaji. Tujuan yang dicapai dari perancangan dan pembuatan aplikasi android dapat membantu seorang Welding Inspector dalam melakukan pemeriksaan pengelasan dan menyajikan laporan hasil pemeriksaan.
49
III.2.2 Studi Literatur dan Studi Lapangan Tahap kedua yang dilakukan dalam pengerjaan tugas akhir ini yaitu melakukan kajian dasar teori dan studi pustaka (studi literatur serta studi lapangan) yang relevan. Studi literatur adalah teori-teori yang akan digunakan dalam menyelesaikan tugas akhir serta untuk lebih memahami permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini. Referensi-referensi untuk mengerjakan tugas akhir ini didapat dari buku, jurnal ilmiah, paper, tugas akhir sebelumnya yang masih berkaitan, serta browsing dari internet yang kompeten dan dapat dipertanggungjawabkan. Selanjutnya yaitu melakukan studi lapangan apakah teori yang didapatkan memiliki relevansi sehingga kedua metode studi ini dapat mengarah pada sinkronisasi berupa problem solving. Dasar teori yang menjadi fokusan untuk ditelaah antara lain :
Dasar teori pemahaman secara umum tentang Scope of Work dan Welding Inspector untuk kapal bangunan baru.
Dasar teori pemahaman Standard dari tahap Preparation hingga Pengujian.
Mekanisme merancang program aplikasi berbasis android menggunakan bahasa pemrograman yang sederhana untuk dipelajari.
Implementasi panduan pemeriksaan pengelasan ke dalam program aplikasi.
III.2.3 Pengumpulan Data Pengumpulan data disini merupakan data-data yang dijadikan dasar untuk melakukan proses perancangan aplikasi berbasis android. Data-data yang dibutuhkan untuk pengerjaan tugas akhir ini yaitu,
Data mengenai metode pemeriksaan pengelasan kapal yang dilakukan oleh welding inspector. Data berupa prosedur pemeriksaan, item-item pemeriksaan, dan metode penyajian laporan hasil pemeriksaan. Dalam penelitian ini beberapa keterangan data didapatkan berdasarkan wawancara pada seorang expert.
Data kategori kapal dan spesifikasi tekniknya sesuai dengan batasan yang telah ditentukan.
Data mekanisme membuat aplikasi berbasis android. Data perihal aplikasi berbasis android yang dapat memberikan representasi bahwa
proses survei kondisi kapal dapat dilakukan lebih mudah melalui aplikasi yang akan dibuat. Data-data tersebut diperoleh dari beberapa literatur atau referensi yang ada di internet, text book, artikel, jurnal, diktat serta judgement ekspertis dan lain sebagainya. 50
III.2.4 Pengolahan Data Tahap pengolahan data dilakukan setelah data-data dari berbagai sumber referensi telah terkumpul. Berdasarkan batasan yang telah ditentukan, berikut mekanisme analisa dan pengolahan data dalam penelitian ini :
Pengelompokkan bagian kapal untuk dijadikan bahan dalam merancangan sistem manajemen data pada aplikasi yang akan dirancang.
Pembuatan kalimat panduan survei kondisi yang mudah dipahami. Panduan pemeriksaan ini akan disajikan pada aplikasi yang akan dibuat dan dapat di akses welding inspector sebagai user ketika melakukan pemeriksaan pengelasan.
Pembuatan template pemeriksaan pengelasan berdasarkan hasil pengelompokkan bagian kapal.
Pembuatan moke up aplikasi android.
III.2.5 Perancangan Program Aplikasi Android Dalam tahap ini dilakukan proses pembuatan program aplikasi berbasis android untuk pemeriksaan pengelasan pada kapal. Dimana disajikan daftar pemeriksaan pengelasan yang dilengkapi panduan tahapan – tahapan pemeriksaan yang mudah dipahami Welding Inspector. Program yang akan dibuat terbagi menjadi tiga program yang saling terintegrasi yaitu; 1.
Aplikasi berbasis android untuk panduan pemeriksaan pengelasan oleh welding inspector. Aplikasi ini ditujukan untuk welding inspector (user). Aplikasi ini menyajikan list pemeriksaan yang dilengkapi panduan dan tahapan pemeriksaan pengelasan. Dalam melakukan proses pemeriksaan, welding inspector (user) akan melakukan log in terlebih dahulu kemudian dapat dilakukan proses pemeriksaan dengan mengikuti tahapan-tahapan informasi panduan yang telah disajikan pada aplikasi android. Terdapat beberapa bagian yang harus dilakukan pengisian data pemeriksaan.
2.
Aplikasi berbasis android untuk form pengisian informasi pemeriksaan (Administrator) dan mengakses laporan pemeriksaan. Aplikasi ini ditujukan untuk pihak yang berwenang dalam sebuah galangan kapal (Administrator.) Administrator dapat melakukan pengisian semua informasi data kapal yang kemudian akan disajikan pada aplikasi android sehingga welding inspector (user) dapat melakukan proses pemeriksaan sesuai dengan spesifikasi kapal yang hendak disurvei. Aplikasi ini akan menampilkan laporan hasil pemeriksaan pengelasan yang dilakukan welding inspector (user). Setelah melakukan validasi laporan hasil pemeriksaan 51
pengelasan, Administrator dapat melaporkannya kepada pihak galangan. Laporan hasil pemeriksaan akan dijadikan sebagai acuan bahan pertimbangan dilakukannya repair atau dilaksanakan penggantian. 3.
Aplikasi berbasis android untuk form pengisian informasi hasil pemeriksaan (Administrator) dan mengakses laporan pemeriksaan. Aplikasi ini ditujukan untuk pihak yang berwenang dalam sebuah galangan kapal (Administrator). Administrator dapat melakukan pengisian semua informasi data kapal yang kemudian akan disajikan pada aplikasi android user. Aplikasi ini juga akan menampilkan laporan hasil pemeriksaan pengelasan yang dilakukan welding inspector (user).
III.2.5.1. Kebutuhan Hardware Terdapat dua kebutuhan hardware yang digunakan untuk pembuatan aplikasi ini. Hardware yang pertama adalah unit laptop atau komputer yang digunakan untuk perancangan aplikasi ini, hardware yang kedua adalah unit pc/ tablet atau handphone yang memiliki operating system android minimal gingerbread (2.3) dan dapat dipasangkan pada operating system android diatasnya. a.
Hardware komputer Kebutuhan minimal hardware yang digunakan untuk pembuatan aplikasi ini meliputi : 1. CPU Processor Core i5 2. Memory 2 GB 3. Harddisk 500 GB
b.
Hardware Android Kebutuhan hardware dan software dari pc tablet atau handphone minimal yang dapat dipasasangkan aplikasi ini adalah : 1. Minimal Processor 2GB, dengan RAM 2GB 2. Memory 4 GB 3. HP/ PC Tablet dengan layar minimal 5 inch
3.2.5.2. Kebutuhan Software Untuk kebutuhan software pada awal pembuatan aplikasi ini menggunakan komputer atau laptop dengan menggunakan operating system windows 7. Selain itu juga harus terinstall bahasa pemrograman Java jenis J2ME, android SDK, aplikasi bahasa 52
pemrograman eclipse dan terinstall android cordova. Kebutuhan software untuk tablet PC atau handphone yang digunakan adalah menggunakan operating system android minimal seri 4.4. III.2.6 Tahap Pengujian Program Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap fungsi dan kegunaan program. Program aplikasi android akan diujicobakan kepada responden selaku user untuk memandu dalam proses pemeriksaan pengelasan pada kapal. Program aplikasi android akan diuji cobakan oleh penulis selaku administrator yang akan melakukan inputan data hasil pemeriksaan dan mengakses laporan hasil pemeriksaan. Tujuan ini memiliki hakekat yang sama dengan hipotesis pada penelitian ini yaitu perancangan aplikasi berbasis android untuk pemeriksaan pengelasan pada bangunan kapal baru dapat membantu welding inspector dalam melakukan proses pemeriksaan pengelasan serta dapat meningkatkan efektivitas dalam penyajian laporan hasil pemeriksaan. Kebenaran hipotesis ini akan dibuktikan dengan menggunakan uji “t”. Uji “t” termasuk dalam golongan statistika parametrik yang digunakan dalam pengujian hipotesa dan
untuk
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan dari dua buah variabel yang dikomparasikan. Salah satu bentuk uji “t” adalah paired sample “t” test. Paired sample “t” test merupakan analisa dengan melibatkan dua pengukuran pada subjek yang sama terhadap suatu pengaruh atau perlakuan tertentu. Pada uji beda paired sample “t” test, peneliti menggunakan sampel yang sama, tetapi pengujian terhadap sampel dilakukan sebanyak dua kali. Dalam penelitian biasanya tes yang diberikan disebut dengan pretest (tes sebelum mengadakan perlakuan) dan posttest (setelah sampel diberi perlakuan). Perlakuan pertama mungkin saja berupa kontrol, yaitu
tidak memberikan perlakuan sama sekali terhadap objek penelitian.
Dalam melakukan pemilihan uji, seorang peneliti harus memeperhatikan beberapa aspek yang menjadi syarat sebuah uji itu digunakan. Peneliti tidak boleh sembarangan dalam memilih uji, sehingga sesuai dengan tujuan penelitian yang diinginkan. III.2.7 Tahap Kesimpulan dan Saran Setelah semua tahap selesai dilaksanakan maka ditarik sebuah kesimpulan berdasarkan hipotesa yang telah ditentukan sebelumnya. Apakah kesimpulan ini akan searah dengan hipotesa atau malah bertentangan. Kesimpulan memiliki hakekat yang sama dengan selaras dengan tujuan penelitian ini, sekaligus menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan pada bab pendahuluan.
53
( Halaman ini sengaja dikosongkan )
54
BAB IV SISTEM PEMERIKSAAN PENGELASAN PADA BANGUNAN KAPAL BARU PADA SAAT INI
IV.1
Inspeksi Pengelasan Inspeksi las adalah kegiatan inspeksi pada sambungan las baik pada peralatan yang
masih dalam tahap instalasi (pemasangan), konstruksi (pembuatan) maupun fabrikasi (perakitan), atau peralatan yang telah purna instalasi / konstruksi /fabrikasi namun belum pernah dioperasikan, maupun pada sambungan las dari peralatan yang sedang atau telah pernah dioperasikan atau peralatan lama yang diperbaiki atau dirubah, untuk memenuhi persyaratan spesifikasi, desain dan standar yang telah ditetapkan. Untuk pembagian aktifitas pekerjaan pemeriksaan pengelasan, sebelumnya tiga pihak (three parties) yang terdiri dari class, galangan dan welding inspector telah menentukan perjanjian atau persetujuan apa saja yang harus dilakukan inspeksi (inspection agreement) yang terdapat pada persetujuan tiga pihak (tripartite agreement). Berikut ini pada Gambar IV.1 dibawah ini dijelaskan mengenai bagan alur persetujuan sebelum dilakukan inspeksi pengelasan : Ship Owner
Spesifikasi Kontrak
Galangan Kapal
Owner Supervisor
Quality Control
Welding Inspection
Class
Gambar IV. 1 Alur persetujuan sebelum inspeksi
Inspeksi adalah langkah – langkah untuk menentukan apakah suatu tingkat mutu atau kondisi bahan, peralatan, instalasi, konstruksi, dan fabrikasi telah memenuhi persyaratan spesifikasi, desain, atau standar yang diacu. Langkah – langkah inspeksi dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu :
55
1. Quality Control Adalah langkah – langkah inspeksi pada sambungan las yang bersifat operasional dilapangan, dengan menggunakan peralatan pemeriksaan, pengujian, dan lain – lain, untuk menentukan / mengendalikan dan menguji suatu tingkat mutu sambungan las, untuk menentukan bahwa pelaksanaan pengelasan telah memenuhi persyaratan spesifikasi, desain dan standar yang disepakati pihak pelaksana dengan pihak pemilik kapal. Berikut pada Gambar IV.2 dibawah ini ditunjukkan contoh seorang quality control yang sedang melakukan proses pengecekan hasil kualitas pengelasan di bagian lambung kapal dengan membawa peralatan inspeksi yang diperlukan.
Gambar IV. 2 Quality Control Galangan
2. Quality Assurance Adalah langkah – langkah manajerial untuk meyakinkan atau memverifikasi langkah – langkah QC yang dilaksanakan oleh pihak lain, dalam rangka mewakili kepentingan perusahaan tempat mereka bekerja atau untuk perusahaan yang menyewa jasanya, guna memberikan jaminan kepada pimpinan / pelanggan langkah QC tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan persyaratan spesifikasi,desain, dan standar yang telah ditentukan Dari dua komponen kualitas yang telah disebutkan
di atas, dalam pemeriksaan
pengelasan pada bangunan kapal baru terdapat dua bagian yang bertanggung jawab secara kualitas hasil pengerjaan pembangunan kapal baru tersebut khususnya di bidang konstruksi karena menyangkut estetika dari hasil kapal tersebut nantinya ketika sudah selesai. Dari penjelasan tersebut seorang welding inspector dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh quality control dan quality assurance galangan kapal tersebut
56
IV.2
Welding Inspector Dalam industri perkapalan / pelayaran (marine industry), jika ada kapal yang sedang dalam
proses pembangunan maka galangan membutuhkan seorang yang dipercaya untuk melakukan pekerjaan pemeriksaan khususnya
pada pengelasan kapal tersebut. Welding Inspector
(Inspektur Las) adalah seseorang yang bertindak sebagai Quality Control (QC) yang tugasnya secara khusus memastikan sambungan pengelasan yang telah di-las oleh juru las sudah betul-betul baik hasilnya dan sesuai dengan standar yang diharapkan karena tugas seorang welding inspector memiliki tugas yang cukup penting maka syarat profesi tersebut juga meliputi sikap profesional, keahlian khusus, watak cepat tanggap dan mengutamakan tugas. IV.3
Komponen Dalam Kualifikasi Prosedur dan Standar Pengelasan Didalam sebuah standar pemeriksaan pengelasan ASME Section IX telah dijelaskan beberapa
aspek atau komponen didalam pekerjaan pemeriksaan pengelasan pada kapal yang harus dilakukan pada saat kualifikasi prosedur. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut:
1.Prosedur Las dan Peralatannya 2.Persiapan Sisi 3.Posisi Pengelasan 4.Pemanasan Awal dan Suhu Antar Lajur 5. Kecepatan Pengelasan
IV.4
Sistem Pemeriksaan Pengelasan Pada Bangunan Kapal Baru Agar kapal yang dibangun memiliki standard dan kualitas pengelasan yang sesuai dengan
spesifikasi kontrak maka diperlukan pemeriksaan yang sesuai dengan alur pemeriksaan dan persyaratan yang ada. Pada Gambar IV.3 di halaman selanjutnya ditunjukkan alur pemeriksaan oleh welding inspector pada proyek pemeriksaan pengelasan pada bangunan kapal baru:
57
ASME Section IX. 2015 Article IV Welding Data
AWS D1.1 2015 Clause.6 Inspection
Owner Requirement Kapal
WPS yang sudah terkualifikasi sesuai requirement
Dokumen PQR berdasarkan variabel esensial
Proses Pembangunan Kapal Baru
Fabrikasi Persiapan Pengelasan
Sub Assembly
Pemeriksaan Pengelasan Persiapan Pengelasan
Assembly Record Buat WPS selanjutnya
NDT
Pemeriksaan Pengelasan Persiapan Pengelasan
Testing
Erection
Pemeriksaan Pengelasan
Penyetelan Pengelasan
DT
Cek Kelurusan Pengelasan
Finishing
Gambar IV. 3 Alur pemeriksaan pengelasan kapal bangunan baru
Dalam melakukan pemeriksaan pengelasan pada kapal, dapat dilakukan ketika bagian kapal atau sambungan telah dilakukan. Biasanya seorang welding inspector bertanggung jawab tidak hanya kepada satu kapal melainkan beberapa kapal. Dalam melakukan pemeriksaan, seorang welding inspector akan membawa daftar pemeriksaan yang dikeluarkan oleh kantor pusat. Daftar ini berisi komponen-komponen kapal yang akan di inspeksi dan disajikan dalam bentuk checklist / form pemeriksaan. Seorang welding inspector akan melakukan pengisian daftar hasil pemeriksaan berdasarkan apa yang ditemukan di lapangan dan melakukan dokumentasi berupa foto. Pengisian dilakukan secara tulis tangan manual oleh welding inspector dengan melengkapi checklist yang ada dan dapat dilakukan pengisian catatan tambahan apabila diperlukan. Pemeriksaan yang dilakukan seorang welding inspector terintegrasi dengan welder dan quality control yang ada di lapangan. welding inspector akan menerima laporan dari quality control mengenai kerusakan-kerusakan yang ada, dan meninjau secara langsung. Hal ini bertujuan agar proses pemeriksaan dapat berjalan lebih singkat, sehingga laporan hasil pemeriksaan dapat segera dikemas dan disampaikan kepada pihak galangan atau pihak terkait dan segera dilakukan pengambilan keputusan untuk dilakukannya repair / maintenance ataupun rework oleh galangan atau pihak terkait.
58
Dalam melakukan penyajian laporan hasil pemeriksaan, daftar pemeriksaan yang telah dilengkapi oleh welding inspector akan di rekap pada komputer. Laporan pemeriksaan yang disajikan akan dilengkapi keterangan dan foto sebagai bukti pendukung kondisi aktual di lapangan. Laporan hasil pemeriksaan yang sudah disampaikan kepada pihak galangan atau pihak lain terkait, akan direkap sebagai acuan bahan pertimbangan untuk dilakukannya perbaikan sebagai bentuk perencanaan inspeksi. Assembly Sebelum dilakukan proses assembly, hasil dari pekerjaan fabrikasi perlu dilakukan pengecekan. Baik bentuk maupun ukuran serta tandanya yang berguna untuk mengurangi kesalahan dalam pekerjaan assembly. Pada tahap ini, panel yang akan dibentuk diletakkan diatas jig dan dikerjakan secara terbalik untuk mengurangi pengelasan overhead yang dapat berakibat incomplete penetration. Pekerjaan yang dilakukan pada tahap ini meliputi: -
Penyambungan pelat
-
Pemasangan stiffeners
-
Merakit floor
-
Merakit web frames
Pada tahap ini, komponen-komponen pelat yang sudah diselesaikan di fabrikasi dirakit sesuai dengan letak dan urutannya, dari seksi menjadi bagian [Wiryosumarto, Okumura 2010]. Kemudian bagian – bagian yang akan dikerjakan pada bagian assembly terdiri dari beberapa bagian yang nantinya disatukan untuk proses selanjutnya. Bagian – bagian tersebut seperti : -
Bottom terdiri dari port side, center dan starboard
-
Transverse bulkhead terdiri dari portside dan starboard
-
Side shell terdiri dari portside dan starboard
-
Deck terdiri dari portside, center dan starboard
Untuk galangan yang menggunakan metode blok, maka pada tahap assembly sudah dikerjakan penyambungan seksi-seksi blok menjadi blok.
59
1. Fitting pada tahap assembly Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan fitting pada tahap assembly: Penyimpangan dimensi tidak boleh melebihi batas toleransi yang telah ditentukan oleh class.
Apabila ada penyimpangan pemasangan dan jumlahnya banyak, maka harus dibuat NCR sheet.
Bila ada kejanggalan konstruksi meskipun sudah sesuai drawing agar dibuatkan CA sheet ke design. Data—data yang didapatkan dalam pemeriksaan dimasukkan dalam QC check sheet
structural setelah diisi dulu oleh QC
2. Persiapan pengelasan (welding preparation) Dalam persiapan ini dilakukan pemeriksaan kampuh las apakah sudah sesuai dengan standar, Welding Procedures and Spesification (WPS), welding detail dan prosedur [Wiryosumarto,Okumura, 2010]. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada setiap kampuh las yaitu:
Metode pengelasan
Besarnya gap
Kekasaran dan takik pada alur las
Kelurusan (alignment)
Bentuk bevel sesuai sesuai WPS
Bersih dari kotoran, air atau minyak
Selanjutnya hasil pemeriksaan dicatat dalam QC check sheet.
60
3. Pemeriksaan pengelasan (welding check) Hal-hal yang harus diperiksa dari proses pengelasan (welding) adalah:
Daerah las harus bersih dari kerak, kotoran dan air agar cacat las bisa terlihat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan las antara lain: Besar leg length, tinggi reinforcement untuk las butt, under cut, ketinggalan las, retak, porosity, spatter, bekas stoper, dan round weld.
Hasil pemeriksaan dicatat dalam QC check sheet.
c. Erection Tahap ini merupakan penyambungan seksi / blok kapal yang telah selesai dikerjakan pada tahap assembly / grand assembly, misalnya untuk pembangunan dengan metode seksi, seksi blok dasar, seksi blok lambung, seksi blok sekat melintang dan seksi blok geladak, sesuai dengan letaknya sehingga terbentuk badan kapal. Pada tahap erection ini juga dilakukan pekerjaan outfitting mulai dari outfitting pada seksi blok dasar sampai membentuk badan kapal. Jenis pekerjaan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
Loading Pekerjaan yang dilakukan yaitu pengangkatan atau pemindahan seksi blok yang sudah ada di building berth dengan bantuan crane.
Adjusting Meletakkan seksi blok pada keel blok dan side blok yang telah diatur sesuai dengan marking dock serta mengatur paju pada keel blok dan side blok yang kurang tepat agar seksi blok tersebut tidak bergerak dan untuk kelurusan antar seksi blok.
Fitting Pekerjaan fitting yaitu meletakkan seksi blok sesuai pada tempatnya, kemudian dilakukan las ikat atau memasang pelat strip agar seksi tersebut tidak bergeser sehingga benar-benar siap untuk dilakukan pengelasan.
Welding Sebelum dilakukan pengelasan penuh, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan ketepatan usuran dan bentuk serta kelurusan dan kedataran seksi blok oleh pihak quality assurance (QA) dan class. Dan jika sudah tidak ada masalah, maka dilakukan pengelasan dengan metode dan urutan pengelasan yang sesuai. Setelah pengelasan selesai, dilakukan
61
pemeriksaan terhadap hasil pengelasan tersebut, agar produk kapal sesuai dengan standar mutu yang telah disepakati.
Finishing Pekerjaan finishing yaitu menghilangkan cacat-cacat baik karena deformasi sebelum maupun akibat pengelasan pelat pengikat atau pengelasan pelat.
Dalam tahapan di atas terdapat tahapan tambahan tetapi jika diperlukan yaitu tahapan pengujian. Pada pengelasan pengujian dibagi menjadi dua pengujian yaitu pengujian merusak / destructive test (DT) dan pengujian tanpa merusak / non destructive test (NDT). Pemilihan penggunaan tes tersebut berdasarkan kebutuhan dan tingkatan kesulitan material yang akan dilakukan pengujian. Tujuan dilakukannya pengujian adalah untuk menentukan kualitas produk-produk atau spesimen-spesimen tertentu, sedangkan tujuan pemeriksaan adalah untuk menentukan apakah hasil pengujian itu relatif dapat diterima menurut standar-standar kualitas tertentu atau tidak dengan kata lain tujuan pengujian dan pemeriksaan adalah untuk menjamin kualitas dan memberikan kepercayaan terhadap konstruksi yang dilas. Untuk program pengendalian prosedur pengelasan, pengujian dan pemeriksaan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok sesuai dengan pengujian dan pemeriksaan dilakukan yaitu sebelum, selama atau setelah pengelasan. Berikut ini pada Gambar IV.4 (a) dan (b) dibawah ini merupakan contoh salah satu pengujian yaitu vacuum test :
(a)
(b) Gambar IV. 4 (a) Alat vacuum test dan (b) Proses vacuum test
Dari tahapan – tahapan yang telah dijelaskan di atas maka dapat digambarkan bagan sistem pemeriksaan pengelasan pada bangunan kapal baru ditambah pengujian (jika diperlukan) pada Gambar IV.5 pada halaman selanjutnya sebagai berikut : 62
Sebelum Proyek Mulai
1. Membaca dan memahami spesifikasi dari kontrak pengelasan (WPS), referenced codes, dan standart. 2. Mempelajari welding inspection table list, melakukan pengecekan jika didapati perbedaan dengan spesifikasi. 3. Mengunjungi lokasi proyek untuk meneliti apakah diperlukan penyesuaian pada saat proses pengelasan berlangsung.
Pre-job Conference
1. Memecahkan pertanyaan-pertanyaan yang muncul mengenai spesifikasi termasuk laporan tertentu, test instruments, dan prosedur. 2. Jika diperlukan, dapat menjelaskan test dan report yang harus dikerjakan. 3. Menjelaskan tanggung jawab dan otoritas dari welding inspector.
Proyek Dimulai
Pengecekan Sebelum Pengelasan 1. Temperatur permukaan material 2. Kelengkapan peralatan pengelasan 3. Sertifikat juru las yang bertugas 4. Cek kebersihan material dari defect Persiapan Sebelum Pengelasan
Kriteria Standard 1. Temperatur disesuaikan dengan proses las yang akan diterapkan. 2. Kelengkapan sesuai standard dan baku keselamatan 3. Harus memiliki sertifikat sesuai dengan posisi pengelasan yang dilakukan. 4. Tidak boleh ada defect, kotoran, minyak, dan air
A
63
A
Sub Assembly
Assembly
Erection
Final Inspection (After Erection)
B
64
Proses Inspeksi Dilakukan inspeksi secara visual pada welding, sharp edges, dan defect permukaan (Spatters, crack, stop start) Kriteria Standard 1. Sesuai dengan WPS yang digunakan 2. Permukaan harus bersih dari defect yang disebutkan di atas dan apabila terdapat pada permukaan maka cara untuk menghilangkannya dengan cara gouging atau dilas ulang
Jenis Pekerjaan 1. Penyambungan pelat 2. Pemasangan stiffeners 3. Merakit floor 4. Merakit web frames Kriteria Standard 1. Penyimpangan dimensi tidak boleh melebihi toleransi class 2. Metode pengelasan 3. Besarnya gap 4. Kekasaran dan takik pada lajur las 5. Kelurusan ( alignment ) 6. Bentuk bevel sesuai WPS 7. Bersih dari kotoran, air, dan minyak
Proses Inpeksi Dilakukan inspeksi secara visual pada erection joint. Jika ditemukan sharp edges, welding defect, misalignment, missweld atau imperfect welding harus segera dilakukan repair Kriteria Standard 1. Sesuai dengan WPS yang digunakan 2. Jika terdapat cacat las penanganannya berdasarkan ASME Section IX, AWS D1.1, JSQS Part C Hull Construction
B
Sebelum Dilakukan Pengujian DT / NDT 1. Cek kontaminan / defect pada permukaan material 2. Cek PWHT dan kelembapan material 3. Melakukan beberapa tes untuk mengetahui awal kerusakan seperti vacuum test, air test, dan hydro test 4. Mengidentifkasi jenis uji yang akan dilakukan terhadap material tersebut Kriteria Standard 1. Tidak terdapat kontaminan 2. Prosedur pelaksanaan sesuai dengan standar pelaksanaan ASME. AWS D1.1, atau standart yang telah ditetapkan 3. Pengujian DT / NDT dilakukan berdasarkan adanya laporan pemeriksaan berkala yang menyebutkan terdapatkan indikasi cacat las yang tidak terdeteksi saat inspeksi visual.
Kondisi Khusus (Pengujian DT/ NDT)
Saat dilakukan Pengujian NDT / DT 1. Melakukan tahapan proses sesuai dengan standart 2. Cek terhadap kemungkinan cacat las lain yang muncul 3. Untuk memastikan data yang didapatkan valid, dilakukan pengujian lebih dari sekali kemudian diambil rata – rata hasil 4. Catat hasil pengujian yang telah dilakukan dan berikan tanggapan terhadap hasil pengujian tersebut berdasarkan hasil yang didapat.
Setelah dilakukan Pengujian NDT / DT 1. Inspeksi visual pada area yang terdapat defect. Semua jenis repair yang dilakukan harus diperiksa ulang dan didokumentasikan. 2. Perlu dibersihkan untuk beberapa pengetesan agar mendapat hasil yang diharapkan dari pengujian tersebut 3. Spesimen yang telah digunakan harap di dokumentasikan dan disimpan untuk referensi pengujian selanjutnya
Gambar IV. 5 Bagan sistem pemeriksaan pengelasan pada bangunan kapal baru
65
IV.4.1 Welding Inspection Table List Welding Inspection Table list merupakan form yang dikeluarkan galangan untuk Welding Inspector sebagai acuan untuk seorang Welding Inspector melakukan pemeriksaan pengelasan di lapangan. Berikut ini pada Gambar IV.6 ditunjukkan contoh Welding Inspection Table list PT. PAL.
Gambar IV. 6 Welding Inspection Table List PT. PAL
Welding Inspection Table List yang terdapat di Gambar IV.6 di atas merupakan salah satu contoh Welding Inspection Table List yang biasanya digunakan seorang Welding Inspector ketika melakukan pemeriksaan pengelasan pada kapal. Seorang Welding Inspector melakukan pemeriksaan berdasarkan item-item yang terdapat pada Welding Inspection Table list. Seorang Welding Inspector akan melakukan pengisian Welding Inspection Table list berdasarkan hasil pemeriksaan di lapangan. Welding Inspection Table list yang telah diisi akan diolah dan dan hasil pemeriksaan akan disajikan dalam bentuk laporan hasil pemeriksaan kondisi. Laporan hasil pemeriksaan kondisi yang dibuat akan diserahkan kepada pihak galangan/ pihak terkait sebgaia acuan pertimbangan dilakukannya repair atau maintenance pada sambungan las di kapal tersebut. IV.4.2 Inspeksi Final 1. Pengangkatan block/loading Tahapan ini merupakan penggabungan suatu block ke block lain. Dalam hal ini digunakan crane untuk menggabungkan block-block tersebut.
66
2. Penggabungan Tahap penyambungan pada proses joint erection tidak jauh berbeda dengan tahapan penyambungan pada proses assembly. Yang menjadi bagian pengecekan yaitu :
Kerataan plat dari ke dua block
Ukuran gap
Ukuran jarak gading
Setelah pengecekan gading-gading sudah selesai maka langkah selanjutnya adalah di tack weld pada bagian tertentu. Tack weld ini adalaha proses pengelasan titik, yang berfungsi untuk mematikan posisi benda kerja atau blok setelah digabungkan dan sesuai ukuran yang sudah di tentukan. 3. Levelling deck Proses ini yaitu sebuah proses untuk mengetahui kerataan suatu bidang. Dari proses sub assembly, maka pelat akan dilevel agar pelat tersebut rata. Tujuan dari proses leveling ini adalah untuk menyamakan ketinggian bagian kanan dan kiri dari kapal. Jadi diharapkan posisi kapal pada saat pembangunan dalam keadaan yang seimbang. 4. Pengecekan pengelasan Proses ini juga tidak jauh berbeda dengan pengecekan pengelasan pada sub assembly maupun assembly. 5. Pengecekan deformasi Deformasi merupakan perubahan suatu bentuk, posisi, dan dimensi dari suatu benda akibat pengelasan ataupun handling. Pada kapal baru peristiwa deformasi ini sering terjadi, terutama pada section kapal seperti lambung kapal, geladak, dan sekat. Besarnya deformasi untuk masing-masing seksi berbeda, hal ini bergantung pada peraturan yang digunakan oleh galangan kapal sebagai acuan standar mutu produksi. Dalam prakteknya, pengukuran deformasi dilakukan dengan membentangkan seutas tali setiap satu jarak gading kapal pada plat yang secara kasap mata terlihat mengalami deformasi.selanjutnya untuk mengetahui nilai dari deformasi tersebut, digunakan alat yang bernama tupper gauge.
IV.4.3 Laporan Pemeriksaan Bentuk laporan yang disajikan dalam sistem tersebut adalah print out dari laporan yang diketik secara langsung berdasarkan data yang diperoleh dari welding inspection table list ketika 67
welding inspector melakukan pemeriksaan pengelasan. Penyajian laporan ini dilakukan secara manual tanpa adanya sistem komputerisasi. Adapun bentuk laporan pemeriksaan pengelasan terdiri dari: 1. Laporan Pengawasan Laporan yang berisi segala sesuatu pada bagian kapal yang diperiksa. Laporan ini merupakan laporan hasil rekapan dari survey welding inspection table list yang telah dilengkapi welding inspector ketika melakukan pemeriksaan pengelasan pada kapal. 2. Dokumentasi(Optional) Dalam upaya melengkapi data dan informasi hasil pemeriksaan pengelasan, seorang welding inspector menggunakan foto hasil dokumentasi yang didapatkan ketika melakukan proses pemeriksaan pengelasan. Berikut ini pada Gambar IV.7 dibawah ditunjukkan salah satu contoh laporan hasil pemeriksaan pengelasan kapal PT. PAL. Laporan hasil pemeriksaan pengelasan yang disajikan dilengkapi dengan catatan tambahan. INSPECTION AND TEST PLAN DRY CARGO VESSEL 18500 DWT ( M.000226, M.000254, M.000255 ) NO
BAGIAN YANG DIPERIKSA Item of Inspection
JENIS PEMERIKSAAN Kind of Inspection
NOMOR / Number : /QC.000/ITP-DCV REVISI / Revision : 0 TANGGAL / Date : 19 - 12 - 2005 HALAMAN / Page : dari / of
DISAKSIKAN / Witness Reference Document DI BENGKEL / In Shop DI KAPAL / On Board and OR PAL CLS OS REC'D PAL CLS OS HM REC'D Acceptance Criteria
Verified Document
KETERANGAN Remarks
I. ITEMS INSPECTION FOR HULL CONSTRUCTION 1
Main Structure & Super Structure a. Fabrication Ident. Material Marking Cutting & Bending b. Assembly Block
c. Joint Block
0 0 0
# -
# -
*
-
-
-
-
Welding Deformation Blasting & Painting
0 0 0 0
0 0 0
0 0 0
. . . .
-
-
-
-
Fitting Welding Deformation Radiography (NDT) Leak test
-
-
-
0 0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
-
. . . * .
Fitting / Scantling
PS.T.4.D.001 PS.T.4.D.001
Insp. Record
PS.T.4.D.001
Insp. Record
PS.T.4.D.001
Insp. Record
04.QE.008
Insp. Record In area Under w ater
2
Tanks
Leak Test Strength test
-
-
-
0 0
0 0
0 0
-
. .
PS.T.4.D.001
Insp. Record
3
Keel Sight
Alignment Check
-
-
-
0
0
0
-
*
PS.T.4.D.001
Insp. Record
4
Draft Mark
Measurement
-
-
-
0
0
0
-
*
PS.T.4.D.001
Insp. Record
5
Freeboard
Measurement
-
-
-
0
0
0
-
*
PS.T.4.D.001
Insp. Record
6
Main Dimension
Measurement
-
-
-
0
0
0
-
*
PS.T.4.D.001
Insp. Record
7
Incilining Test
Measurement
-
-
-
0
0
0
0
*
Rule Class
TP & TR
Gambar IV. 7 Contoh laporan hasil pemeriksaan pengelasan kapal PT. PAL (Sumber : Quality Control PT.PAL )
68
(b)
(b)
Gambar IV. 8 (a) dan (b) Contoh dokumentasi hasil pemeriksaan pengelasan di kapal
Gambar IV.8 (a) dan (b) di atas ini merupakan contoh dokumentasi hasil pemeriksaan pengelasan di kapal yang akan dimasukkan pada laporan hasil pemeriksaan pengelasan. Pada laporan hasil pemeriksaan pengelasan pada kapal memuat identitas kapal serta hasil pemeriksaan yang telah dilakukan welding inspector. Laporan pemeriksaan juga memuat gambar dokumentasi dilapangan. Hal ini bertujuan sebagai pembuktian kepada pihak galangan atau pihak terkait mengenai kondisi kapal yang telah dilakukan pemeriksaan. IV.4.4 Proses Penyampaian Laporan Pemeriksaan Pengelasan Berikut ini pada Gambar IV.9 dibawah ini merupakan proses pelaporan hasil pemeriksaan pengelasan oleh Welding Inspector kepada galangan kapal atau pihak terkait. Sistem pelaporan yang digunakan adalah secara langsung dari Welding Inspector kepada galangan atau pihak terkait. Bisa digambarkan sebagai berikut: Galangan Kapal Welding Inspector Badan Klasifikasi Quality Control
Welder
Gambar IV. 9 Diagram alir proses penyampaian hasil pemeriksaan pengelasan kapal
Pada Gambar IV.9 di atas diilustrasikan bagaimana proses penyampaian laporan hasil pemeriksaan pengelasan kepada galangan. Hal ini dimulai dari proses pemeriksaan pengelasan oleh Welding Inspector yang terintegrasi dengan Quality Control dan Welder.
69
Hasil pemeriksaan pengelasan yang telah diinput pada welding inspection table list akan diolah dan disajikan menjadi laporan hasil pemeriksaan pengelasan. Laporan hasil pemeriksaan pengelasan disajikan dengan hasil dokumentasi. Laporan yang sudah dibuat akan diserahkan kepada galangan atau pihak terkait. IV.4.5 Kelemahan Proses Pemeriksaan Pengelasan Kapal Saat ini Seorang welding inspector tidak hanya bertanggung jawab kepada satu kapal, melainkan beberapa kapal yang dimiliki oleh perusahaan pelayaran terkait. Seiring perkembangan dunia maritim di Indonesia jumlah kapal di Indonesia semakin bertambah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu dibutuhkan banyak welding inspector yang berperan dalam menjalankan inspeksi pengelasan pada kapal. Banyak galangan kapal atau perusahaan industri maritim yang memiliki welding inspector muda atau bisa disebut junior inspector. Untuk mempersiapkan seorang junior inspector menjadi seorang welding inspector profesional dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk diadakan pelatihan/ training. Hal ini menjadi kendala bagi galangan kapal dikarenakan jumlah armada pembangunan kapal baru yang terus bertambah sehingga dibutuhkannya welding inspector yang profesional Proses pemeriksaan pengelasan saat ini dilakukan secara manual dengan lembaran welding inspection table list yang diisi oleh welding inspector ketika melakukan pemeriksaan pengelasan pada kapal. welding inspection table list yang ada akan diolah secara manual dengan menginput secara manual ke laptop atau pc dan disajikan dalam bentuk laporan yang disertai gambar dokumentasi. Hal ini tentu saja kurang efektif dikarenakan membutuhkan waktu yang cukup lama. Dari proses tersebut, dapat diketahui bahwa ketidakefektifan timbul akibat tidak adanya sistem yang lebih efisien untuk diterapkannya pada proses pemeriksaan pengelasan pada kapal. Hal ini dapat berimbas pada terhambatnya proses produktivitas pembangunan kapal baru tersebut.
70
BAB V PERANCANGAN APLIKASI BERBASIS ANDROID UNTUK PEMERIKSAAN PENGELASAN PADA BANGUNAN KAPAL BARU
V.1
Pemodelan Aplikasi Android Pemodelan aplikasi merupakan tahapan awal dalam merancang aplikasi. Pemodelan aplikasi
tersebut bertujuan untuk mempermudah mengkomunikasikan maksud dan tujuan aplikasi kepada program maker ataupun pengguna. Di dalam pemodelan aplikasi akan diketahui bagaimana aplikasi tersebut akan bekerja. Pemodelan aplikasi dibuat dalam bentuk diagram alir (flowchart). Pemodelan aplikasi akan dibagi menjadi 3 bentuk : 1. Data Flow Diagram 2. Entity Relationship Diagram 3. System Interface Diagram
Kerangka dasar perancangan sistem merupakan dasar dalam pemodelan aplikasi yang akan dibuat untuk menjalankan aplikasi android. Secara sederhana, kerangka dasar perancangan sistem dapat digambarkan seperti Gambar V.1 dibawah ini.
Input Data Welding Inspector
Sistem Informasi Manajemen
Supervisi
Data
& Inspeksi
Pengawasan
Laporan/ Informasi Manager Quality Control (Administrator)
Proyek Pembangunan
Galangan
Laporan/ Informasi
Kapal Baru Gambar V. 1 Kerangka dasar sistem pemeriksaan pengelasan kapal
71
Dari Gambar V.1 pada halaman sebelumnya dapat dijelaskan apa saja yang harus dilakukan seluruh pihak yang terlibat dalam proses pemeriksaan pengelasan pada pembangunan kapal baru. Dalam sistem yang dirancang terdapat dua entity utama yang terlibat yaitu: welding inspector dan manager quality control / pihak galangan. Berikut pada Tabel V.1 pada halaman selanjutnya penjelasan kewenangan tiap entity yang terlibat dalam aplikasi berbasis android untuk panduan pemeriksaan pengelasan pada bangunan kapal baru :
72
Tabel V. 1 Kewenangan entitas untuk administrator
No
User
Alur
Proses
Aplikasi
Penjelasan Proses
- Menampilkan kolom user
- Menginput user name dan password ke
Data 1
(Administrator)
Input
- Registrasi
name dan password - Input data kapal
aplikasi android
- Menampilkan kolom data
- Menginput data kapal pada kolom data kapal
kapal yang berisi variabel yang
harus
diisi
oleh
admin - Memilih item pemeriksaan dan
- Memilih item pemeriksaan dengan cara klik
pemeriksaan
button yang tersedia
- Menampilkan kolom data
- Menginput data identitas item pemeriksaan
penanggulangan
identitas item pemeriksaan
pada kolom yang tersedia berdasarkan standar
cacat las
yang akan diisi admin
pemeriksaan dan penanggulangan cacat las
standar
Output
- Menampilkan pilihan item
- Input identitas item pemeriksaan
- Menampilkan kolom hasil pemeriksaan yang berupa final report -
- View laporan hasil survei
73
Memilih kapal Memilih item pada kapal
Pada Tabel V.1 halaman sebelumnya telah ditampilkan dan dijelaskan mengenai kewenangan entitas secara umum yang dimiliki oleh administrator. Namun dari keterangan tersebut masih ada penjelasan secara terperinci mengenai fungsi – fungsi yang bisa dijalankan oleh administrator yang akan ditunjukkan pada Tabel V.2 di bawah ini lengkap dengan input dan output beserta keterangan masing – masing proses pemeriksaan :
74
Tabel V. 2 Entitas admin dengan fungsi detail pemeriksaan
No Input
Keterangan Proses Input
Output
1
Registrasi
Akun terdaftar
2
Daftarkan proyek
3
Menu pilih proyek
Daftarkan akun administrator ke aplikasi dengan input Username Password Email Nama Lengkap Nama Perusahaan Nomor Telepon Penginputan detail proyek meliputi: Owner Nama Proyek Panjang Kapal Lebar Kapal Tinggi Kapal Muatan Kapal Tanggal Proyek Daftarkan NIK User Class Kapal Melakukan pemilihan proyek yang telah terdaftar yang akan dilakukan pemeriksaan
4
Pilih proyek Setelah melakukan 1 pemilihan proyek 1, dilakukan penginputan dokumen, standard, dan batasan inspeksi.
Menu utama pemeriksaan proyek 1
5
Dokumen (Tambah File dan List File)
Dokumen yang telah diinput terdaftar pada list dokumen yang didaftarkan ( gambar pembagian blok, WPS, codes and standard, sertifikat welder
- Pada menu ini terdapat konten tambah file dan list file. Dokumen-dokumen terkait yang berhubungan dalam proses pemeriksaan pengelasan diinput melalui konten tambah file.
75
Keterangan Proses Output Akun administrator terdaftar pada aplikasi
Detail Proyek sesuai Requirement
Proyek dan user telah didaftarkan
Terdapat menu pilih proyek, detail, edit, hapus, report
Menu-menu tersebut digunakan untuk mendukung proyek yang dipilih Menu utama pemeriksaan berisikan menu dokumen, sub assembly, assembly, erection, dan inspeksi final Pada list file terdapat fitur untuk melihat dokumen dan menghapus dokumen
No Input Keterangan Proses Input (Lanjutan ) (Lanjutan)
Output (Lanjutan)
6
Sub Assembly (Tambah Data)
Komponen terdaftar pada list data yang akan digunakan sebagai panduan pemeriksaan
7
Sub Assembly (List Data)
76
Melakukan input data komponen yang akan dilakukan pemeriksaan. Dengan melakukan pengisian keterangan yang meliputi: Jenis Komponen Bagian Nama Komponen Id Komponen Nama Blok Proses Memilih salah satu komponen yang terdaftar dan proses pemeriksaan yang didaftarkan untuk memberikan batasan inspeksi/standard sesuai spesifikasi pada form pemeriksaan. Batasan inspeksi pada proses Sub Assembly meliputi: Manual / Machine Position of Welding Filler Metal Spec Filler Metal Class Welding Current Polarity Electrode Size Speed of Travel Material Spec Welding Process Flux Shielding Gas Sharp Edges Gap Imperfect Welding Miss Weld Deformation
Batasan inspeksi telah diisi sesuai spesifikasi yang ditentukan
Keterangan Proses Output (Lanjutan) Komponen yang terdaftar akan dilakukan pemeriksaan oleh welding inspector
Form pemeriksaan telah terisi dengan batasan inspeksi dan siap untuk dilakukan pemeriksaan oleh welding inspector
No Input (Lanjutan)
Keterangan Proses Input (Lanjutan)
Output (Lanjutan)
Keterangan Proses Output (Lanjutan)
8
Assembly (Tambah Data)
Blok/ bagian terdaftar pada list data yang digunakan sebagai panduan pemeriksaan
Blok/ bagian yang terdaftar akan dilakukan pemeriksaan oleh welding inspector
9
Assembly (List Data)
Melakukan input blok/ bagian yang akan dilakukan pemeriksaan. Dengan melakukan pengisian keterangan yang meliputi: Nama Blok/ bagian Lokasi Blok/Area Bagian Konstruksi Pemilihan proses Memilih salah satu blok/ bagian yang terdaftar dan proses pemeriksaan yang didaftarkan untuk memberikan batasan inspeksi/standard sesuai spesifikasi pada form pemeriksaan. Batasan inspeksi pada proses Assembly meliputi: Bagian Konstruksi Posisi Blok Nama Item Welded to Type of Weld Nama Blok Proses Spatters Porosity Surface Concavity Pin Hole Surface Cold Lap Surface Undercut Surface Underfill Crack Excessive Reinforcement Stop Start Wide Bead High Low
Batasan inspeksi telah diisi sesuai spesifikasi atau standar yang telah ditentukan
Form pemeriksaan telah terisi dengan batasan inspeksi dan siap untuk dilakukan pemeriksaan oleh welding inspector
77
No Input (Lanjutan)
Keterangan Proses Input (Lanjutan)
Output (Lanjutan)
10
Memilih salah satu blok / bagian yang terdaftar dan proses pemeriksaan yang didaftarkan untuk memberikan batasan inspeksi / standard sesuai spesifikasi pada form pemeriksaan. Dengan melakukan pengisian keterangan yang meliputi: Bagian Konstruksi Posisi Blok Nama Item Welded to Type of Weld Nama Blok Proses Spatters Porosity Surface Concavity Pin Hole Surface Cold Lap Surface Undercut Surface Underfill Crack Excessive Reinforcement Stop Start Wide Bead High Low
Blok/ bagian terdaftar pada list data beserta dengan batasan batasan standard / spec untuk pemeriksaan
78
Erection (List Data)
Keterangan Proses Output (Lanjutan) Blok/ bagian yang terdaftar akan dilakukan pemeriksaan oleh welding inspector
No Input (Lanjutan)
Keterangan Proses Input Output (Lanjutan) (Lanjutan)
11
Merupakan akumulasi gabungan dari data – data pemeriksaan pada proses sebelumnya yang diintepretasikan dalam bentuk pertanyaan – pertanyaan general secara visual dan keseluruhan hasil dari proses pemeriksaan pengelasan pada pembangunan kapal baru yang telah dilakukan. Pertanyaan tersebut meliputi : Is the block in a clean condition ? Is centerline and longitudinals of two joints block straight? Is alignment acceptable as per class rule ? Is structure in accordance to the latest approved drawing? Is scantling check correct ? Is visual welding acceptable ? Is welding in accordance to the welding table ? Is gap between two block joints prepared & acceptable as per welding standard ? Have all temporary stiffener removed & scars properly ground?
Inspeksi Final (List Data)
79
Form pemeriksaan sebelumnya telah terakumulasi menjadi satu.
Keterangan Proses Output (Lanjutan) Form pemeriksaan telah terisi dengan batasan standar inspeksi yang menghasilkan keputusan ditolak / disetujui hasil pemeriksaan tersebut oleh welding inspector
Berikut pada Tabel V.3 pada halaman selanjutnya penjelasan kewenangan tiap entity untuk user dalam aplikasi berbasis android untuk panduan pemeriksaan pengelasan pada bangunan kapal baru :
80
Tabel V. 3 Kewenangan entitas untuk user
No 1
User
Alur Data
(User)
Input
Proses - Log In
Aplikasi
Penjelasan Proses
- Menampilkan kolom user
- Menginput user name dan password ke
name dan password - Memilih kapal
- Menampilkan
aplikasi android kolom
- Memilih kapal pada kolom yang tersedia
pilihan kapal yang akan - Menginput tanggal pelaksanaan dilakukan pemeriksaan
pemeriksaan
- Menampilkan kolom data - Memilih proses pemeriksaan dengan cara - Memilih item pemeriksaan - Melakukan pengisian kolom pemeriksaan
perusahaan - Menampilkan kolom data nama welding inspector - Menampilkan kolom pengisian hasil pemeriksaan
Output
klik tombol yang tersedia kemudian memilih
item
yang
dilakukan
pemeriksaan - Menginput nama welding inspector - Menginput data pemeriksaan pada kolom yang tersedia
- View hasil pemeriksaan, bantuan dan file bantuan
- Informasi hasil pengawasan berdasarkan
- Search
proses pengawasan, tanggal dan status - Informasi bantuan / file bantuan
81
Pada Tabel V.3 halaman sebelumnya telah ditampilkan dan dijelaskan mengenai kewenangan entitas secara umum yang dimiliki oleh User. Namun dari keterangan tersebut masih ada penjelasan secara terperinci mengenai fungsi – fungsi yang bisa dijalankan oleh User yang akan ditunjukkan pada Tabel V.4 di bawah ini lengkap dengan input dan output beserta keterangan masing – masing proses pemeriksaan :
82
Tabel V.4 Entitas user dengan fungsi detail pemeriksaan
No Input 1
Registrasi
2
Menu pilih proyek
3
Pilih proyek 1
Keterangan Proses Input
Output
Keterangan Proses Output Memasukkan kode verifikasi NIK Registrasi user User yang user berdasarkan kode yang telah sesuai dengan didaftarkan oleh didaftarkan admin dan mengisi proyek yang admin pada suatu identitas diri welding inspector didaftarkan oleh proyek ditujukan meliputi : admin untuk mengecek hasil pemeriksaan Username pengelasan pada Password proyek tersebut. User Email bisa dipindah – Nama Lengkap pindahkan ke proyek Nama Perusahaan lainnya dengan Nomor Telepon penggantian kode NIK proyek lainnya dengan persetujuan admin. Melakukan pemilihan proyek Terdapat menu User memiliki yang telah terdaftar yang akan pilih proyek, kewenangan pilih, dilakukan pemeriksaan meliputi : detail, dan untuk detail, dan tampilkan menampilkan report saja dalam Tanggal pemeriksaan satu proyek. Pilih Data Ukuran Utama Kapal report untuk melakukan Nama welding inspector pemilihan proyek yang akan dilakukan pemeriksaan. Detail untuk menampilkan data – data keseluruhan dari proyek yang sedang dikerjakan. Report untuk menampilkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Setelah melakukan pemilihan Menu utama Menu utama proyek 1, dilakukan penginputan pemeriksaan pemeriksaan menu utama pemeriksaan kecuali proyek 1 berisikan menu dokumen. dokumen, sub assembly, assembly, erection, dan inspeksi final
83
No Input (Lanjutan) 4 Dokumen ( List File)
5
Sub Assembly (List Data)
Keterangan Proses Input (Lanjutan) - Digunakan untuk mencari dokumen – dokumen terkait proses pemeriksaan pengelasan seperti : Gambar pembagian blok WPS Codes and Standard Sertifikat welder
Output (Lanjutan) - Dokumen yang digunakan dapat berguna sebagai panduan khususnya untuk junior welding inspector. - Fungsi search - Pada menu ini juga ditambahkan untuk memudahkan fitur search user mencari file / dokumen yang dibutuhkan Memilih salah satu komponen - Hasil yang terdaftar dan melakukan pemeriksaan di pengisian hasil pemeriksaan lapangan pengelasan di lapangan dibandingkan berdasarkan indikator – indikator dengan standar yang ditetapkan admin dengan maka akan memperhatikan batas – batas menghasilkan sesuai standar yang telah keputusan ditetapkan. Batasan inspeksi pada penolakan proses Sub Assembly meliputi: (reject) / penerimaan Manual / Machine Position of Welding - Report Filler Metal Spec sementara hasil Filler Metal Class pemeriksaan Welding Current pada tanggal Polarity tersebut dapat Electrode Size dilihat. Speed of Travel Material Spec Welding Process Flux Shielding Gas Sharp Edges Gap Imperfect Welding Miss Weld Deformation Kemudian di paling bawah kolom pemeriksaan disediakan kolom komentar untuk menambahkan catatan terkait pemeriksaan yang perlu dicantumkan
84
Keterangan Proses Output (Lanjutan) - Pada list file terdapat fitur hanya untuk melihat dokumen tanpa menghapus dokumen. - Informasi bantuan - file bantuan yang dibutuhkan pada saat proses pemeriksaan dapat ditemukan mudah dan cepat.
Output yang dihasilkan dari data pemeriksaan yang dilakukan maka dapat diketahui hasil pemeriksaan tersebut berdasarkan standard / dokumentasi yang bisa dilampirkan oleh welding inspector pada saat inspeksi
No Input (Lanjutan) 6 Assembly (List Data)
Keterangan Proses Input (Lanjutan) Memilih salah satu komponen yang terdaftar dan melakukan pengisian hasil pemeriksaan pengelasan di lapangan berdasarkan indikator – indicator yang ditetapkan admin dengan memperhatikan batas – batas sesuai standar yang telah ditetapkan. Batasan inspeksi pada proses Assembly meliputi: Manual / Machine Position of Welding Filler Metal Spec Filler Metal Class Welding Current Polarity Electrode Size Speed of Travel Material Spec Welding Process Flux Shielding Gas Sharp Edges Gap Imperfect Welding Miss Weld Deformation
Output (Lanjutan) - Blok/ bagian terdaftar pada list data yang digunakan sebagai panduan pemeriksaan - Hasil pemeriksaan di lapangan dibandingkan dengan standar maka akan menghasilkan keputusan penolakan (reject) / penerimaan
Keterangan Proses Output (Lanjutan) - Blok/ bagian yang terdaftar akan dilakukan pemeriksaan oleh welding inspector - Output yang dihasilkan dari data pemeriksaan yang dilakukan maka dapat diketahui hasil pemeriksaan tersebut berdasarkan standard / dokumentasi yang bisa dilampirkan oleh welding inspector pada saat inspeksi
- Report sementara hasil pemeriksaan pada tanggal tersebut dapat dilihat.
Kemudian di paling bawah kolom pemeriksaan disediakan kolom komentar untuk menambahkan catatan terkait pemeriksaan yang perlu dicantumkan Melakukan input blok/ bagian yang akan dilakukan pemeriksaan. Dengan melakukan pengisian keterangan yang meliputi: Nama Blok/ bagian Lokasi Blok/Area Bagian Konstruksi Pemilihan proses
85
No Input (Lanjutan) 7 Erection (List Data)
86
Keterangan Proses Input (Lanjutan) Memilih salah satu blok / bagian yang terdaftar dan proses pemeriksaan yang didaftarkan untuk memberikan batasan inspeksi / standard sesuai spesifikasi pada form pemeriksaan. Dengan melakukan pengisian keterangan yang meliputi: Bagian Konstruksi Posisi Blok Nama Item Welded to Type of Weld Nama Blok Proses Spatters Porosity Surface Concavity Pin Hole Surface Cold Lap Surface Undercut Surface Underfill Crack Excessive Reinforcement Stop Start Wide Bead High Low
Output (Lanjutan) - Blok/ bagian terdaftar pada list data beserta dengan batasan batasan standard / spec untuk pemeriksaan - Hasil pemeriksaan di lapangan dibandingkan dengan standar maka akan menghasilkan keputusan penolakan (reject) / penerimaan - Report sementara hasil pemeriksaan pada tanggal tersebut dapat dilihat.
Keterangan Proses Output (Lanjutan) - Blok/ bagian yang terdaftar akan dilakukan pemeriksaan oleh welding inspector - Output yang dihasilkan dari data pemeriksaan yang dilakukan maka dapat diketahui hasil pemeriksaan tersebut berdasarkan standard / dokumentasi yang bisa dilampirkan oleh welding inspector pada saat inspeksi
No Input (Lanjutan) 8 Inspeksi Final (List Data)
Keterangan Proses Input (Lanjutan) Merupakan akumulasi gabungan dari data – data pemeriksaan pada proses sebelumnya yang diintepretasikan dalam bentuk pertanyaan – pertanyaan general secara visual dan keseluruhan hasil dari proses pemeriksaan pengelasan pada pembangunan kapal baru yang telah dilakukan. Pertanyaan tersebut meliputi : Is the block in a clean condition ? Is centerline and longitudinals of two joints block straight? Is alignment acceptable as per class rule ? Is structure in accordance to the latest approved drawing? Is scantling check correct ? Is visual welding acceptable ? Is welding in accordance to the welding table ? Is gap between two block joints prepared & acceptable as per welding standard ? Have all temporary stiffener removed & scars properly ground?
Output (Lanjutan) - Form pemeriksaan sebelumnya telah terakumulasi menjadi satu - Blok/ bagian terdaftar pada list data yang digunakan sebagai panduan pemeriksaan - Hasil pemeriksaan di lapangan dibandingkan dengan standar maka akan menghasilkan keputusan penolakan (reject) / penerimaan
Keterangan Proses Output (Lanjutan) - Form pemeriksaan telah terisi dengan batasan standar inspeksi yang menghasilkan keputusan ditolak / disetujui hasil pemeriksaan tersebut oleh welding inspector - Output yang dihasilkan dari data pemeriksaan yang dilakukan maka dapat diketahui hasil pemeriksaan tersebut berdasarkan standard / dokumentasi yang bisa dilampirkan oleh welding inspector pada saat inspeksi
- Report sementara hasil pemeriksaan pada tanggal tersebut dapat dilihat..
87
V.2
Penjelasan Umum Program Aplikasi Perangkat lunak ini berbasis android sehingga bersifat friendly user dan portable. Namun
lebih efektif apabila aplikasi ini digunakan oleh pengguna yang memiliki pengetahuan dan pemahaman seputar disiplin ilmu perkapalan, khususnya jenis kapal baja. ini terdiri dari dua hal yaitu; membangun pengetahuan konsep metode dan sistematika yang disampaikan oleh aplikasi dasar dan rekayasa pengalaman serta meningkatkan pengetahuan dalam melakukan pemeriksaan pengelasan pada kapal. Aplikasi ini menyajikan dua fungsi log in, dimana log in yang pertama ditujukan kepada administrator. Fungsi log in administrator ditujukan kepada perwakilan pihak galangan yang diwakilkan oleh manager quality control dimana memiliki wewenang untuk melakukan editing parameter survei dan mengakses laporan hasil pemeriksaan. Fungsi log in yang kedua ditujukan kepada user. User merupakan seorang welding inspector yang hendak melakukan pemeriksaan pengelasan. Seorang user dapat memanfaatkan aplikasi ini untuk melakukan pemeriksaan pengelasan pada kapal. Pengisian form pemeriksaan yang disajikan pada aplikasi ini akan dilengkapi oleh user sesuai dengan fakta yang ada dilapangan. Hasil pemeriksaan akan disimpan ke server sehingga laporan dapat segera diakses oleh administrator selaku pihak perwakilan galangan untuk diproses. V.3
Entity Relationship Diagram (ERD) Setelah merancang kerangka dasar perancangan sistem dan telah diatur permission dari
User seperti yang tertera dalam Gambar V.2 pada halaman selanjutnya dapat dibuat hubungan antar entitas (Entity Relationship Diagram). Entity Relationship Diagram atau disebut juga ERD ini merupakan langkah awal dalam penentuan alur database dari aplikasi yang dibuat. ERD digunakan untuk merancang struktur data dan hubungan antar data yang ada pada table yang satu dengan yang lain.
88
Gambar V. 2 Entity Relationship Diagram
89
Gambar V.2 pada halaman sebelumnya juga menunjukan hubungan antar entitas terhadap kepentingan. Dari hubungan tersebut akan menunjukkan bagaimana aplikasi yang dirancang dapat berjalan sesuai dengan tujuan. Dalam ERD, masing – masing entitas memiliki attribute, dimana atribute itu bisa bersifat foreign key, dan bersifat data base entitas. Gambar tersebut menunjukkan sebagian ERD dari keseluruhan ERD dalam aplikasi yang dirancang. V.4
Data Flow Diagram (DFD) Dari DFD akan dapat diketahui bagaimana alur data yang dijalankan oleh aplikasi. Diagram
alir dari data dalam aplikasi dapat dilihat pada Gambar V.3 dibawah dan Gambar V.4 pada halaman selanjutnya berikut ini.
Gambar V. 3 Data Flow Diagram untuk user
90
Gambar V. 4 Data Flow Diagram untuk administrator
Pada Gambar V.3 pada halaman sebelumnya dan Gambar V.4 diatas , dapat dilihat alur data yang akan berjalan di dalam aplikasi. Data kapal merupakan data pertama yang harus ada di dalam aplikasi. Setiap data kapal selanjutnya akan masuk ke dalam proses pemeriksaan, Dalam aplikasi ini pihak administrator harus memasukkan data kapal dan data komponen pada kapal tersebut, selanjutnya user (welding inspector) akan mengisi form pemeriksaan yang tersedia pada aplikasi ini. Setiap proses akan menghasilkan test record hasil pemeriksaan. Setelah test record, data akhir aplikasi berbentuk final test record.
91
V.5
System Interface Diagram (SID) System Interface Diagram adalah sebuah diagram yang menjelaskan tampilan/interface
pada aplikasi yang telah dirancang. Dalam diagram tersebut terdapat urutan proses dari aplikasi mulai dari aplikasi tersebut dibuka hingga sign out. Penampilan seluruh proses akan ditampilkan dalam diagram tersebut serta sub-menu dari masing-masing proses. Berikut system interface diagram Admin yang akan ditampilkan pada Gambar 5.5 dan system interface diagram user pada Gambar 5.6 pada halaman selanjutnya berikut ini :
92
Start
Aplikasi Pemeriksaan Pengelasan Pada Bangunan Kapal Baru Data Pengguna
Pendaftaran Pengguna
Masukkan Kode Verifikasi Login
User
A
Administrator Sub Assembly Tambah Proyek Assembly Edit Proyek
Lihat Proyek
Report Erection
Detail
Pilih Proyek
Sub Assembly
Dokumen
Assembly
Hapus
Inspeksi Final
Erection
Inspeksi Final
Tambah File
Tambah Data
Tambah Data
Tambah Data
List File
List Data
List Data
List Data
Edit File
Lihat Detail
Lihat Detail
Lihat Detail
Edit Data
Edit Data
Edit Data
Sign Out
List Data
Lihat Detail
Edit Data
Gambar V. 5 System Interface Diagram administrator
93
Start
Aplikasi Pemeriksaan Pengelasan Pada Bangunan Kapal Baru
Login
User
A Sub Assembly Tambah Proyek Assembly Lihat Proyek
Report Erection
Detail
Dokumen
List File
Lihat File
Inspeksi Final
Pilih Proyek
Sub Assembly
Assembly
List Data
List Data
Pilih Lokasi
Pilih Komponen
Lihat Report
Erection
Pilih Lokasi
Pilih Komponen
Lihat Report
List Data
Pilih Lokasi
Pilih Komponen Lihat Report
Gambar V. 6 System Interface Diagram user
94
Inspeksi Final
List Data
Pilih Lokasi
Pilih Komponen Lihat Report
Sign Out
V.6
Penyusunan Mock Up Aplikasi (Pemodelan Aplikasi) Mock up aplikasi adalah sebuah pemodelan yang dilakukan untuk menunjukkan alur
kerja maupun alur sistem aplikasi. Dalam pemodelan ini terdapat dua sistem aplikasi yang utama yaitu aplikasi untuk administrator dan aplikasi untuk user. Berikut alur kerja aplikasi dari masing- masing sistem: V.6.1
Mock Up Administrator Administrator adalah pengguna yang memiliki otoritas untuk memasukkan data kapal
yang diawasi, mengatur pengguna aplikasi, memberikan data informasi untuk kegiatan pengawasan dan bantuan dalam pengawasan. Dalam hal ini administrator juga dapat melihat laporan pengawasan serta input progress pembangunan kapal secara manual. Berikut pada Gambar V.7 (a) dan (b) pemodelan aplikasi melalui mock up aplikasi administrator:
(a)
(b) Gambar V. 7 (a) Tampilan menu Login dan (b) Tampilan awal Interface admin
95
Gambar V.7 (a) pada halaman sebelumnya menjelaskan pemodelan aplikasi mengenai bagaimana cara administrator untuk masuk ke dalam program dan Gambar V.7 (b) pada halaman sebelumnya menjelaskan tampilan awal menu aplikasi setelah administrator melakukan log in. Empat menu tersebut merupakan menu utama dalam sebuah proyek pembangunan kapal baru. Lihat project untuk melihat project yang sudah ada datanya, tambah project untuk memasukkan project baru,
Gambar V. 8 Gambar V. 8 (a) Tampilan Input Data Proyek dan (b) Pendaftaran admin
(a)
(b)
Gambar V.8 (a) diatas merupakan form yang keluar setelah menekan menu tambah project pada Gambar V.8 (a) di atas dimana administrator memasukkan data utama project baru yang dibangun. Gambar V.8 (b) di atas menjelaskan form pengisian daftarkan pengguna dimana menu ini berfungsi untuk mendaftarkan administrator baru atau welding inspector baru. Pada aplikasi ini yang memiliki kewenangan untuk proses registrasi adalah administrator. Setelah memasukkan data project, administrator dapat memilih project yang akan dimasukkan data informasi awal untuk pemeriksaan dan bantuan-bantuan pemeriksaan. Berikut pemodelan daftar project yang sudah ada yang ditampilkan pada Gambar V.9 pada halaman selanjutnya :
96
Gambar V. 9 Project Kapal yang sudah dimasukkan admin
Gambar V.9 di atas menjelaskan daftar kapal yang sedang diawasi. Dalam menu tersebut terdapat tombol pilih yang berfungsi untuk masuk ke dalam menu proses pemeriksaan, tombol edit yang berfungsi untuk mengubah data kapal yang ada apabila terdapat perubahan maupun memasukkan tanggal-tanggal yang akan diisi sering pelaksanaan proses tersebut di lapangan, tombol detail yang berfungsi untuk menampilkan data utama kapal tersebut, dan tombol hapus yang berfungsi untuk menghapus sebuah project dari dalam daftar tersebut. Selanjutnya administrator masuk ke menu proses pemeriksaan setelah menekan tombol pilih pada Gambar V.9, berikut menu proses pemeriksaan pada aplikasi administrator yang ditampilkan pada Gambar V.10 pada halaman selanjutnya :
97
Gambar V. 10 Menu Urutan Proses Pemeriksaan Berdasarkan Proses Produksi
Gambar V.10 menjelaskan proses pemeriksaan pengelasan pada kapal mulai dari pengecekan dokumen hingga inspeksi final dan menjadi menu utama pemeriksaan dari aplikasi yang dirancang. Untuk memasukkan dokumen- dokumen penting dari sebuah pemeriksaan pengelasan pada kapal maka administrator dapat memilih menu document, berikut pemodelan tampilan dari menu document yang ditampilkan pada Gambar V.11 dibawah ini :
Gambar V. 11 Menu Tambah Data dan Lihat Dokumen pada Aplikasi
Selain memasukkan dokumen-dokumen penting dalam sebuah kapal, administrator juga memasukkan data komponen kapal yang akan disusun menjadi sebuah bagian / blok berikut dengan batasan standar pemeriksaan pengelasan sesuai dengan proses produksi 98
kapal tersebut. Berikut contoh form yang harus diisi oleh administrator yang ditampilkan pada Gambar V.12 dibawah ini :
Gambar V. 12 Urutan Memasukkan Data Komponen dan Melihat Laporan Hasil Pemeriksaan
Gambar V.12 di atas menjelaskan mengenai urutan proses melihat laporan hasil pemeriksaan. Hal pertama yang dilakukan dalam proses ini adalah memilih menu proses pemeriksaan yang ada, selanjutnya memilih menu lihat list data, dan memilih bagian laporan hasil pemeriksaan yang ditampilkan. Dalam daftar komponen tersebut terdapat detail, edit, dan hapus. Detail berfungsi untuk menampilkan detail teknis terkait komponen tersebut dan edit berfungsi untuk merubah data – data teknis dari sebuah komponen. Sedangkan hapus untuk menghapuskan komponen tersebut dari daftar.
Pada keseluruhan pemeriksaan disediakan fungsi penyimpanan report berdasarkan tanggal pemeriksaan dan nama dokumen yang bertujuan untuk memudahkan dalam proses pencarian hasil pemeriksaan tersebut sewaktu – waktu di kemudian hari. Untuk melihat report keseluruhan dari proyek tersebut dapat menggunakan menu inspeksi final yang didalamnya terdapat kesimpulan penolakan ( reject ) atau penerimaan dari hasil pemeriksaan keseluruhan yang telah dilakukan seperti pada Gambar V.13 pada halaman selanjutnya :
99
Gambar V. 13 Menu Inspeksi Final untuk Menampilkan Hasil Keseluruhan Pemeriksaan
V.6.2
Mock Up User User adalah pengawas / welding inspector yang melakukan pemeriksaan di lapangan.
User memiliki otoritas untuk memasukkan data hasil pengawasan, melakukan dokumentasi pemeriksaan, dan memberikan judgement diterima/ditolaknya sebuah hasil pengerjaan maupun hasil pengujian di lapangan. Mock up aplikasi user memuat proses-proses yang harus dilakukan untuk melakukan proses pemeriksaan. Berikut ini pada Gambar V.14 (a) dan (b) dibawah ini dijelaskan tampilan dari halaman login user.
Gambar V. 14 (a) Halaman Log In User dan (b) Pengisian Data User (a)
(b)
Gambar V.14 (a) diatas menjelaskan proses log in yang harus dilakukan user untuk masuk ke dalam aplikasi. Username dan password pengawas didapat dari menu daftarkan pengguna yang terdapat pada aplikasi administrator. Gambar 5.14 (b) diatas menjelaskan 100
mengenai pemilihan project kapal yang diawasi. Daftar project tersebut diperoleh dari input data oleh administrator. Ketika sudah memilih proyek yang dituju, maka user akan masuk pada tampilan menu utama user seperti pada Gambar V.15 dibawah ini :
Gambar V. 15 Menu Utama User
Gambar V.15 di atas merupakan pemodelan aplikasi menu utama untuk user yang sesuai dengan urutan proses produksi. Tiap tombol menu proses pemeriksaan tersebut berfungsi untuk memunculkan form pemeriksaan dari komponen-komponen tiap menu. Menu tersebut dibuat berurutan untuk memudahkan proses pemeriksaan. Ketika memilih satu menu tersebut di atas maka user akan mengisi form pengisian pemeriksaan seperti pada Gambar V.16 pada halaman selanjutnya.
101
Gambar V. 16 Tampilan Form Pengisian Hasil Pemeriksaan untuk User
Gambar V.16 diatas menjelaskan mengenai form yang harus diisi user selama melakukan proses pemeriksaan. Selain itu pada form tersebut terdapat tombol take picture yang berfungsi untuk mengunggah foto dari galeri smartphone/tablet yang digunakan. . V.7
Penyusunan Database Database pemeriksaan pengelasan pada kapal ini disusun berdasarkan welding table
dan welding procedure specification yang telah diolah penulis. Meskipun setiap galangan kapal memiliki welding inspection list yang berbeda pada setiap kapalnya, namun berdasarkan studi lapangan yang dilakukan penulis terhadap beberapa galangan kapal dalam negeri, maka penulis menyusun suatu form pemeriksaan pengelasan yang lebih sistematis dan mempermudah Welding Inspector dalam melakukan pemeriksaan pengelasan. Form pemeriksaan pengelasan yang dibuat dibagi menjadi beberapa bagian dimulai dari certificates and documents, sub assembly, assembly, erection, dan inspeksi final. Setiap bagian akan disajikan kalimat panduan pemeriksaan yang dapat membantu seorang Welding Inspector dalam melakukan pemeriksaan pengelasan. Form pemeriksaan yang disajikan berupa checklist dan penginputan teks dan angka secara manual. Data yang diinput Manager Quality Control melalui aplikasi android akan disimpan ke server dan dapat diakses pihak terkait dengan menggunakan aplikasi ini dengan melakukan log in sebagai Administrator. Dalam perancangan database, penulis menggunakan aplikasi database PostgreSQL dengan hosting di server dengan alamat yang dapat diakses yang didalamnya terdapat fasilitas PHPPGadmin. Untuk mengakses database, ada beberapa langkah yang harus dilakukan, sebagai berikut : 102
1. Buka alamat web melalui web browser (Mozilla Firefox atau Google Chrome). Kemudian Log In dengan menginput username dan password seperti yang dijelaskan pada Gambar V.17 dibawah berikut ini.
Gambar V. 17 Daftar database dalam aplikasi android ini
2. Membuat database dari menu utama yang ditampilkan pada aplikasi android ini dan menghubungkan menu-menu dalam database tersebut. Setiap database tersusun dari tabeltabel. Setiap input dan output dari masing-masing menu harus disambungkan pada database ini. Proses autocomplete juga terdapat dalam database ini. Proses autocomplete adalah proses dimana user memasukkan huruf/kata yang memunculkan suggest kata yang sudah terdapat didalam database. Setelah memilih suggest kata yang muncul secara otomatis, muncul form sesuai dengan suggest kata yang diinput. Pembuatan menu utama akan di jelaskan pada Gambar V.18 pada halaman selanjutnya berikut ini:
103
Gambar V. 18 Database menu utama
3. Pada tahap terakhir akan menampilkan bagaimana bentuk tampilan dari aplikasi tersebut dan server dari aplikasi tersebut yang akan dijelaskan pada Gambar V.19 di bawah ini :
Gambar V. 19 Database mengenai tampilan dan server database aplikasi ini
V.8
Simulasi Aplikasi Komputer Aplikasi android dibangun dengan menggunakan program sublime text 2 yang
merupakan program text editor untuk menulis bahasa pemograman. Program MySQL untuk databasenya, dan program PHP untuk bahasa pemogramannya. Ketiga program itu sangat 104
mendukung untuk proses perancangan aplikasi komputer ini. Pembahasan mengenai ketiga program tersebut sudah diulas pada bab tinjauan pustaka sebelumnya. Pada dasarnya program PHP dan MySQL merupakan program yang berbasis web, akan tetapi program tersebut dapat digunakan untuk aplikasi berbasis android, penggunaan MySQL dan PHP dalam aplikasi ini, untuk menambah nilai guna aplikasi yang bisa sewaktu – waktu digunakan secara online dengan hanya membeli domain. Untuk dapat mengakses aplikasi ini di dalam smartphone android, tidaklah banyak persyaratan yang harus dipenuhi oleh smartphone android, aplikasi ini hanya membutuhkan komputer yang memiliki program PHPMyAdmin dan Mozilla Firefox. Adapun simulasi tampilan aplikasi berbasis android untuk pemeriksaan pengelasan pada bangunan kapal baru adalah sebagai berikut; V.8.1 Administrator Administrator adalah super User disini. Administrator memiliki otoritas penuh pada program ini, dimana Administrator dapat mengisi data informasi untuk persiapan pemeriksaan dan juga fungsi edit. Administrator juga mampu melihat serta mengubah laporan hasil pemeriksaan. 1. Halaman Pembuka Halaman pembuka adalah halaman paling awal dari program aplikasi android. Dengan membuka aplikasi pada desktop smartphone android, maka Admin akan masuk pada halaman pembuka dari aplikasi seperti pada Gambar V.20 (a) dan V.20 (b) pada halaman selanjutnya. Pada tampilan halaman awal terdapat kolom username sesuai dengan Admin yang didaftarkan dan beserta kolom password yang bertujuan untuk keamanan dan sekuritas.
105
Gambar V. 20 (a) Halaman pembuka aplikasi android dan (b) Proses log in
(a)
(b)
Gambar V.20 (a) dan (b) diatas merupakan halaman pembuka aplikasi dimana pada halaman pembuka (Administrator), terdapat fasilitas log in dengan cara menginput username dan password untuk dapat mengakses menu didalam aplikasi. Dengan melakukan log in maka dapat langsung mengakses aplikasi sebagai fungsi Administrator. 2. Halaman Menu Utama Aplikasi Halaman menu merupakan halaman utama dari aplikasi dimana terdapat pilihan untuk melakukan pengisian data pemeriksaan, melihat laporan hasil pemeriksaan, dan menambah Welding Inspector. Pada halaman menu akan ditampilkan tiga pilihan untuk Administrator dalam menjalankan aplikasi android. Hal tersebut dapat dilihat seperti pada Gambar V.21 pada halaman selanjutnya.
106
Gambar V. 21 Halaman menu aplikasi
Pada menu lihat project akan terdapat project-project yang sudah dimasukkan data- datanya. Berikut tampilan pada menu lihat project yang ditampilkan pada Gambar V.22 (a) dan (b) pada halaman selanjutnya :
107
Gambar V. 22 (a) Halaman menu pengisian data kapal dan (b) Data kapal yang telah diisi
Gambar V.22 (a) dan (b) di atas menjelaskan tentang project yang sudah dimasukkan ke dalam aplikasi ini dan dari menu tersebut pengguna aplikasi ini dapat melanjutkan dengan memilih project yang akan dimasukkan data-data komponennya dengan klik pilih project. Menu awal selanjutnya adalah tambah project dimana administrator akan memasukkan data kapal baru yang akan menjadi project pengawasan dari aplikasi ini. Berikut tampilan menu tambah project yang ditampilkan pada Gambar V.23 (a) dan (b) pada halaman selanjutnya:
108
Gambar V. 23 (a) Menu pendaftaran Admin (b) Form tambah project
Gambar V.23(a) dan (b) menjelaskan form yang harus diisi apabila akan memasukkan data project/kapal baru. Apabila data sudah terisi semua, maka selanjutnya administrator harus menekan tombol simpan. Data project/kapal yang disimpan kemudian ditampilkan pada menu lihat project. Menu terakhir pada menu awal aplikasi untuk administrator adalah menu manajemen pengguna. Dimana pada menu ini administrator berhak memasukkan maupun menyetujui pengguna dari aplikasi ini. Berikut tampilan menu ini seperti Gambar V.24 (a) dan (b) pada halaman selanjutnya :
109
Gambar V. 24 (a) dan (b) Menjelaskan bagaimana administrator dalam mendaftarkan pengguna aplikasi user (welding inspector)
3. Halaman Menu Proses Pengawasan Pada bagian ini akan terdapat keseluruhan proses pemeriksaan kapal mulai dari pengecekan sertifikat welder hingga kapal tersebut dilakukan proses inspeksi final pada pengelasannya diserah terimakan kepada pemilik. Dari masing-masing menu terdapat sub-menu tambah data yang berfungsi untuk menambah data komponen yang harus diperiksa beserta bantuan/panduannya dan lihat list data yang berfungsi untuk melihat list komponen/item yang sudah dimasukkan. Berikut tampilan menu proses pemeriksaan ditampilkan pada Gambar V.25 pada halaman selanjutnya :
110
Gambar V. 25 Menu tiap proses pengawasan
Gambar V.25 di atas menjelaskan urutan proses pemeriksaan mulai dari review dokumen dan sertifikat yang berisikan data terkait proses pengelasan kapal tersebut sampai final welding inspection kapal tersebut sebelum dilakukan proses delivery kapal. Pada tiap-tiap menu proses pemeriksaan administrator akan memasukkan tiap data dari masing-masing komponen dan kemudian memasukkan bantuan berdasarkan buku panduan dan regulasi dari Codes & Standard untuk pemeriksaan pengelasan oleh welding inspector di lapangan. Berikut pada Gambar V.26 (a) dan (b) pada halaman selanjutnya salah satu contoh input keterangan yang kemudian ditampilkan pada aplikasi user (welding inspector).
111
Gambar V. 26 (a) Keterangan komponen dan (b) bantuan dan file panduan yang akan diinput
Gambar V.26 (a) dan V.26 (b) di atas menjelaskan tentang data apa saja yang harus dimasukkan oleh pihak administrator. Dalam contoh diatas admin harus memasukkan data nama komponen, id komponen, dan nama blok komponen tersebut. Setelah itu admin akan memasukkan bantuan beserta file yang berfungsi sebagai panduan welding inspector dalam melakukan pemeriksaan. Selain itu terdapat lihat hasil pengawasan dengan memilih salah satu menu proses pengawasan lalu memilih lihat list data yang ditampilkan pada Gambar V.27 (a) dan V.27 (b) pada halaman selanjutnya :
112
Gambar V. 27 (a) Keterangan komponen dan (b) bantuan pemeriksaan
Gambar V.27 (a) dan (b) diatas menjelaskan daftar komponen-komponen yang telah dimasukkan datanya oleh administrator dan detail dari pengawasan yang dilakukan oleh welding inspector. Dari detail tersebut apabila ingin mencetak hasil laporan maka administrator dapat menggunakan fasilitas screenshot, setelah itu membuka aplikasi printer (printershare) atau membuka pengaturan smartphone dan memilih menu cetak/print. Mencetak laporan hasil pengawasan tidak dapat melalui aplikasi panduan pengawasan pembangunan kapal baru itu sendiri dikarenakan, setiap smartphone/tablet harus terhubung dengan
printer.
Menghubungkan
antara
smartphone/tablet
memerlukan aplikasi
tersendiri/menu cetak pada pengaturan perangkat tersebut.
Berikut contoh tampilan cetak laporan hasil pengawasan menggunakan screenshot dan mencetak melalui tombol yang disediakan didalam aplikasi tersebut dan dapat terlihat hasil pemeriksaan berupa accept / reject sesuai standar yang telah dimasukkan yang ditampilkan pada Gambar V.28 pada halaman selanjutnya :
113
Gambar V. 28 Contoh Print Preview Hasil Pemeriksaan
114
V.8.2 User Welding Inspector mempunyai otoritas sebagai user untuk mengisi form data yang telah tersedia. Form tersebut diisi berdasarkan pengamatan langsung dilapangan, selain itu User ini memberikan komentar terkait poin-poin yang ada didalam form. User juga dapat melakukan view inspection report dan melakukan updating inspection. Daftar otoritas welding inspector; - Mengisi form yang telah disediakan program. - Mengubah isi di dalam form. - Memberikan komentar terkait poin-poin didalam form. - Mengakses inspecting report sebelumnya. - Melakukan updating inspection. V.8.3 Lembar Kerja User Terdapat dua lembar kerja User dalam aplikasi ini yaitu; - Lembar kerja pemeriksaan baru - Lembar kerja pemeriksaan berdasarkan laporan pemeriksaan sebelumnya (updating inspection). V.8.3 Lembar Kerja Pemeriksaan Baru dan Pemeriksaan Sebelumnya Lembar kerja pemeriksaan baru dapat digunakan apabila User belum memiliki laporan pemeriksaan sebelumnya. User dapat melakukan pemeriksaan tanpa adanya bantuan histories of inspection. Kedua adalah lembar kerja pemeriksaan sebelumnya. Lembar kerja ini dapat digunakan apabila User memiliki laporan pemeriksaan sebelumnya. User dapat melakukan pemeriksaan dengan bantuan histories of inspection. Pada proses menjalankan aplikasi dengan lembar kerja pemeriksaan berdasarkan data pemeriksaan serupa dengan proses pada lembar kerja pemeriksaan yang baru. Berikut simulasi aplikasi user yang memiliki beberapa penjelasan pada tiap – tiap prosesnya:
115
1. Halaman Pembuka Halaman pembuka merupakan halaman awal bagi user dengan memasukkan id/username beserta password. Berikut tampilan halaman pembuka untuk user yang ditampilkan pada Gambar V.29 di bawah ini:
Gambar V. 29 Halaman Pembuka User
Gambar V.29 di atas menjelaskan bahwa seorang user harus memasukkan id/username dan password terlebih dahulu untuk kemudian melanjutkan dengan memilih kapal dan kemudian memilih proses pemeriksaan selanjutnya.
2. Menu Pilih Project Setelah itu user akan memilih project yang akan diawasi seperti yang akan dilakukan pemeriksaan seperti yang ditampilkan pada Gambar V.30 di halaman selanjutnya berikut ini :
116
Gambar V. 30 Menu Detail Project (User)
Gambar V.30 di atas adalah proses dimana seorang welding inspector memilih project yang akan diperiksa. Terdapat fitur lihat detail yang berfungsi untuk menampilkan detail data project tersebut dan pilih project berfungsi untuk masuk ke dalam sebuah project kemudian masuk ke menu proses pemeriksaan.
4. Menu Proses Pemeriksaan Selanjutnya welding inspector akan melihat keterangan dari kapal tersebut dan menuju pada menu proses pemeriksaan yang ditampilkan pada Gambar V.31 pada halaman selanjutnya berikut ini :
117
Gambar V. 31 Menu Proses Pemeriksaan pada User
Gambar V.31 di atas menjelaskan proses – proses apa saja yang dapat dipilih oleh welding inspector dalam melakukan pemeriksaan pengelasan di lapangan.
4.
Form Pemeriksaan Setelah memilih proses pemeriksaan, maka selanjutnya adalah seorang user / welding
inspector akan melakukan pengisian form pemeriksaan seperti Gambar V.32 pada halaman selanjutnya :
118
Gambar V. 32 Form pemeriksaan untuk Welding Inspector
Gambar V.32 menampilkan form pemeriksaan yang harus diisi oleh welding inspector. Terdapat fitur WPS yang berfungsi untuk melihat gambar WPS yang telah dimasukkan oleh administrator, fitur bantuan yang berfungsi untuk melihat kalimat panduan yang diberikan oleh administrator, dan file document yang berfungsi untuk membuka file panduan yang dimasukkan oleh administrator. Selain itu terdapat fitur memasukkan hasil dokumentasi pemeriksaan yang akan ditampilkan pada Gambar V.33 dibawah ini :
Gambar V. 33 Contoh hasil dokumentasi yang akan diupload dalam aplikasi
Gambar V.33 menampilkan fitur choose file yang berfungsi untuk mengunggah gambar dari galeri maupun folder pada smartphone/tablet yang digunakan oleh user/welding inspector. Jumlah gambar/foto yang dapat diunggah adalah lima
119
Dengan melakukan pemilihan menu update maka akan ditampilkan form pemeriksaan layaknya form pemeriksaan yang terdapat pada lembar kerja pemeriksaan baru. User dapat melakukan pengisian form pemeriksaan berdasarkan pengamatn langsung di lapangan. Setelah melakukan pengisian form pemeriksaan dan melakukan submit, maka data akan tersimpan pada server sebagai data pemeriksaan baru.
120
BAB VI ANALISA SISTEM DAN UJI COBA APLIKASI
VI.1
Uji Validitas Pengujian ini adalah pengujian yang dilakukan untuk membuktikan apakah sistem dalam
aplikasi android ini dapat berjalan dengan baik atau tidak. VI.1.1 Penyusunan Laporan dan Pola Penyaluran Penyusunan laporan hasil survei dilakukan secara otomatis ketika Welding Inspector melakukan proses pemeriksaan pengelasan pada kapal dan mensubmit data sehingga data hasil pemeriksaan terkirim ke server. Manager Quality Control atau pihak terkait dapat mengakses laporan survei dari server pada saat itu juga dengan menggunakan otoritas log in sebagai Administrator. Dengan program ini, proses pelaporan hasil pemeriksaan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. VI.1.2 Penyimpanan Laporan Dari model dan metode penyimpanan hasil pemeriksaan yang dihasilkan, Manager Quality Control mempunyai data-data berupa kondisi kapal serta laporan kegiatan jadwal pemeriksaan pengelasan
yang tersimpan dengan lebih ringkas dan sistematis. Model
penyimpanan yang dilakukan pada server ini tidak membutuhkan ruang yang besar layaknya lemari arsip, melainkan cukup dengan peralatan berupa smartphone android untuk mengaksesnya. Model penyimpanan dengan menggunakan database ini jauh lebih praktis apabila dibandingkan dengan model penyimpanan yang dilakukan secara manual, yaitu dengan menyimpan buku laporan didalam sebuah lemari arsip. Dengan mengaplikasikan aplikasi pemeriksaan pengelasan ini, kesulitan dalam mencari catatan-catatan pemeriksaan pengelasan yang terdahulu dapat dikurangi, karena dirancang lebih sistematis dalam sistem database pada server. Sehingga pencarian bisa dengan mudah dilakukan. VI.1.3 Penyampaian Laporan Aplikasi ini dirancang dengan bantuan sistem jaringan dan terhubung secara langsung dengan koneksi internet atau online, sehingga laporan akan langsung diterima oleh Manager Quality Control atau pihak terkait yang diasumsikan sebagai Administrator dengan cara mengaksesnya melalui smartphone/ tablet. 121
VI.1.4 Proses Pengambilan Keputusan Laporan disampaikan ke Manager Quality Control atau pihak terkait yang diasumsikan sebagai Administrator secara up to date atau pada saat itu juga, sehingga Manager Quality Control mengetahui hasil pemeriksaan pengelasan di kapal secara cepat. Hal ini yang nantinya yang membuat pengambilan keputusan dapat dengan cepat dilakukan. Contoh pada item sambungan frame di lambung kapal mendapatkan rank atau penilaian yang buruk, maka Manager QC dengan cepat akan mereview laporan dan melihat rekomendasi yang diberikan oleh Welding Inspector. Dari sinilah akan dilakukan proses petimbangan untuk dilakukannya repair atau maintenance. VI.1.5 Analisa Pengembangan Sistem Setelah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, maka dapat dilihat hasil perbandingan sistem pada Tabel VI.1 dibawah ini. Tabel VI. 1 Analisa perbandingan sistem No 1 2 3 4 5 6
Waktu Tempat Keterangan Manual Aplikasi Manual Aplikasi Manual Aplikasi Penyusunan Laporan Pemeriksaan 1 hari 30 menit Penyampaian Laporan Pemeriksaan 1 hari 1 menit Peninjauan Laporan Pemeriksaan 5 menit 10 detik Penyimpanan Laporan Pemeriksaan Lemari Server Pemerikasaan Pengelasan Kapal Terencana Terencana & Detail Pengambilan keputusan Kurang Cepat Cepat & Sesuai Analisa Kegiatan
Dari Tabel 6.1 diatas, bisa dilihat perbandingan sistem antara sistem yang digunakan sekarang dengan sistem yang menggunakan program ini. Dapat dilihat bahwa perbedaan untuk waktu dan tempat penyimpanan hasil laporan pemeriksaan kondisi keduanya sangat signifikan. Dimana kebutuhan tempat untuk sistem manual menggunakan lemari arsip, sedangkan untuk sistem program hanya membutuhkan server. Untuk peninjauan laporan, sistem manual membutuhkan waktu secepat-cepatnya 5 menit, sedangkan dengan program hanya membutuhkan waktu 10 detik. Penyusunan laporan bila secara manual membutuhkan waktu paling cepat 1 hari, sedangkan untuk program membutuhkan waktu maksimal 30 menit. VI.2
Uji Coba Aplikasi Untuk menganalisis kelayakan program diaplikasikan ke pada pihak-pihak yang memiliki
pengalaman survei kapal dan pihak-pihak yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang perkapalan. Pengujian ini dalam bentuk kuisioner. 122
Gambar VI. 1 Responden yang diberikan Kuisoner
Kuisioner ini bertujuan untuk mengetahui respon pihak-pihak yang nantinya terkait apabila program ini diaplikasikan. Kuisioner ini nantinya akan diberikan kepada tujuh orang yang melakukan pengujian program seperti Gambar VI.1 diatas. Metode survei dengan kuisioner ini dilakukan dengan mencobakan prototipe program yang telah jadi kepada responden. Responden dipersilahkan untuk mencoba sendiri prototipe program sesuai dengan User yang telah tersedia. Model kuisioner tersebut terdiri dari tujuh pertanyaan mengenai prototipe program. Setiap pertanyaan memiliki skala penilaian dari satu sampai lima, dengan keterangan skala sebagai berikut : 1 (sangat tidak setuju) 2 (tidak setuju) 3 (kurang setuju) 4 (setuju) 5 (sangat setuju) Sehingga setiap responden bisa memberikan penilaian total antara tujuh sampai 35. Dimana dari total nilai tersebut akan dikelaskan dengan keterangan sebagai berikut. 1-7
: Tidak Berguna
8-14
: Kurang Berguna
9-21
: Perlu dipertimbangkan
22-28 : Perlu diaplikasikan 28-35 : Wajib diaplikasikan
123
Hasil kuisioner dapat dilihat pada tabel VI.2 dibawah ini. Gambar VI. 2 Hasil kuisioner responden Total RataResponden Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Skor rata 1 4 4 5 5 5 5 4 32 4,57 2 5 5 5 5 5 5 4 34 4,86 3 5 4 4 4 4 4 4 29 4,14 4 5 5 4 4 5 5 5 33 4,71 5 5 4 4 4 4 5 4 30 4,29 6 5 5 5 5 5 5 5 35 5,00 Total 29 27 27 27 28 29 26 27,57 3,94
Presentase 91,43 97,14 82,86 94,29 85,71 100,00 78,78
Keterangan tabel VI.2: Q1: Perlukah aplikasi seperti ini diterapkan dalam proses pemeriksaan pengelasan pada bangunan kapal baru? Q2: Apakah aplikasi android ini cukup membantu Welding Inspector dalam
melakukan
pemeriksaan pengelasan pada kapal? Q3: Bagaimana tingkat kemudahan dalam mengakses dan mengoperasikan aplikasi ini? Q4: Bagaimana kecepatan aplikasi ini dalam mendukung proses pengumpulan dan penyampaian laporan? Q5: Apakah pola penyaluran sistem manajemen ini lebih baik dari sebelumnya? Q6: Bagaimana tingkat kelengkapan item pemeriksaan yang tersedia dalam aplikasi ini? Q7: Bagaimana keindahan tampilan dalam penyajian aplikasi ini? Dari hasil kuisioner, didapatkan nilai tertinggi sebesar 29. Nilai ini untuk pertanyaan nomer satu dan enam, yaitu perlukah sistem seperti ini diterapkan dan bagaimana tingkat kelengkapan item pemeriksaan yang tersedia dalam aplikasi ini . Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa sistem seperti ini sangat diperlukan dalam mendukung kegiatan pemeriksaan pengelasan. Dari rata-rata total jumlah nilai, didapatkan nilai 27.57 , range ini berarti program perlu diaplikasikan dengan presentase total sebesar 78.78 %.
124
VI.3
Analisa Kelebihan dan Kelemahan Sistem
VI.3.1 Kelebihan Sistem Program ini mempunyai kelebihan, diantaranya adalah : 1. Pola penyaluran yang ada didalam pemeriksaan pengelasan masih dalam bentuk manual, artinya laporan disusun dalam bentuk buku atau dokumen yang nantinya akan diberikan kepada Manager Quality Control. Pada sistem ini, dibuat database yang dapat mendukung proses pemeriksaan, sehingga mempunyai kelebihan diantaranya adalah : Proses pelaporan dapat diringkas, dalam artian lebih cepat dalam penyampaian ke Manager Quality Control. Review atau peninjauan laporan kembali dapat dilakukan dengan cepat, karena berbasis database yang memudahkan dalam pencarian. Data-data hasil pemeriksaan tersimpan dengan aman dan lebih mudah, karena tersimpan dalam suatu sistem database pada server. Pengambilan keputusan dapat dengan cepat dilakukan oleh Manager Quality Control. 2. Sistem ini mengadopsi sistem yang survei yang ada di BKI, yaitu dengan sistem checklist dan beberapa input manual, sehingga program lebih mudah dipahami oleh Welding Inspector. 3. Sistem ini merupakan suatu sistem jaringan dalam bentuk aplikasi android, yang artinya dapat dipahami dan dioperasikan dengan mudah. 4. Sistem ini memakai penyimpanan database, yang berarti bila sewaktu-waktu ada perubahan pada kondisi kapal. Tidak perlu menyusun laporan dari awal, cukup dengan menggunakan perintah edit yang tersedia dalam program. VI.3.2 Kelemahan Sistem Karena keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, maka di sub bab ini perlu dibahas mengenai kelemahan aplikasi panduan pemeriksaan pengelasan berbasis android ini. Dari kelemahan-kelemahan sistem yang diketahui ini, diharapkan nantinya dapat dikembangkan menjadi program yang lebih baik dan lengkap. Kelemahan-kelemahan tersebut adalah : 1. Program ini terbatas untuk pemeriksaan pengelasan pada hull construction. 2. Kecepatan koneksi tergantung dari jaringan internet. 3. Karena bersifat online atau terkoneksi dengan internet, maka ada kemungkinan program rusak karena penyebaran virus di internet, ataupun rusak karena dibajak oleh hacker.
125
4. Program ini belum mengadopsi penyimpanan data otomatis secara secara offline pada smartphone/ tablet apabila tidak mendapat koneksi internet. Data yang telah disimpan pada smartphone akan terkirim ke server secara otomatis apabila terkoneksi internet kembali.
126
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN VII.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Sistem pemeriksaan pengelasan pada kapal yang ada saat ini memiliki beberapa kelemahan diantaranya memerlukan welding inspector yang profesional dan berkompeten untuk melakukan pemeriksaan dengan benar dikarenakan kompleksnya bagian – bagian pengelasan pada kapal. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi penugasan junior welding inspector yang minim pengalaman untuk melakukan pemeriksaan pengelasan. Dengan menggunakan sistem survei yang lama seorang Welding Inspector membutuhkan waktu satu sampai dua hari untuk pengemasan laporan hasil pemeriksaan dan penyampaian laporan survei. 2. Dalam merancang sistem pemeriksaan pengelasan yang baru, telah dilakukan pemeriksaan pengelasan menggunakan prosedur pemeriksaan pengelasan yang ada dan ditentukannya parameter-parameter yang akan diimplementasikan dalam bentuk aplikasi android. Terdapat dua aplikasi yang akan dirancang yaitu aplikasi untuk Administrator yang memiliki fungsi untuk memonitor pekerjaan pemeriksaan pengelasan dan aplikasi untuk User yang memiliki fungsi untuk melakukan view inspecting report dan updating inspecting report. Aplikasi ini memiliki kelebihan yang diantaranya terdapat file panduan pemeriksaan, fitur penyampaian laporan secara terintegrasi yang dapat dimonitor, dan fitur historical data pemeriksaan sebelumnya yang dapat digunakan sebagai acuan pemeriksaan selanjutnya 3. Sistem pemeriksaan pengelasan pada bangunan kapal baru dapat diimplementasikan dalam bentuk aplikasi berbasis android untuk penggunaan mobile. Aplikasi ini memiliki kelebihan dalam melakukan penyajian dan penyampaian laporan secara otomatis ketika User telah melakukan pengisian form pemeriksaan ketika melakukan pemeriksaan di lapangan. Aplikasi ini juga membantu manager quality control untuk memonitor pekerjaan hasil pemeriksaan pengelasan secara berkala dengan waktu yang lebih singkat. Dengan adanya fitur bantuan pemeriksaan, hal itu membantu welding inspector dalam menganalisa cacat las saat di lapangan. Dari hasil kuisioner dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini sangat diperlukan dalam mendukung kegiatan pemeriksaan pengelasan pada bangunan kapal baru.
127
VII.2 Saran Dari pengerjaan tugas akhir ini, penulis dapat memberikan saran-saran yang mendukung, terutama dalam pengembangan program ini. Sehubungan dengan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas dan juga penelitian yang penulis lakukan, maka penulis memberikan saransaran yang diharapkan memberikan manfaat dalam pengembangan program ini selanjutnya, saran-saran ini adalah sebagai berikut: 1. Perlu dilakukannya sosialisasi terlebih dahulu mengenai cara penggunaan aplikasi android ini. Selain itu sosialisasi dilakukan untuk mencegah terjadinya ketidak setujuan dari pihak – pihak yang terkait dalam proses pemeriksaan pengelasan kapal di bangunan baru. Tampilan dari aplikasi harus diperbaiki sebaik mungkin agar lebih mudah dioperasikan oleh pengguna aplikasi tersebut. Perbaikan tersebut terutama pada tampilan yang harus lebih interaktif dan terstruktur. 2. Untuk menunjang fasilitas pengoperasian aplikasi android ini sebaiknya digunakan smartphone android yang memiliki RAM minimal 2GB dan koneksi internet 4G LTE. Hal ini bertujuan agar proses penyampaian data jauh lebih cepat dibandingkan menggunakan jaringan internet 3G. 3. Proses pemeriksaan yang dilakukan ketika kapal berada di daerah yang sulit sinyal atau ketika bagian kapal yang terlalu tebal pelatnya merupakan faktor keterbatasan koneksivitas jaringan internet. Oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan sistem dengan kemampuan penyimpanan data otomatis secara offline apabila Welding Inspector mengalami kondisi dimana tidak mendapatkan koneksi internet yang mendukung. Pengiriman data ke server akan dilakukan secara otomatis apabila sudah sudah mendapatkan koneksi internet yang mendukung. 4. Aplikasi ini masih memiliki kekurangan dalam hal pemrosesan gambar ( image processing ) dalam hal menganalisa cacat las yang ada di lapangan. Oleh karena itu perlunya pengembangan lebih lanjut berupa fitur image processing pada aplikasi ini. 5. Perlunya pengembangan dan penelitian lebih lanjut terhadap aplikasi berbasis android untuk pemeriksaan pengelasan pada bangunan kapal baru ini agar lebih maksimal fungsi dan kemudahan dalam membantu proses pemeriksaan pengelasan di lapangan.
128
DAFTAR PUSTAKA
ASME. (2015). Section IX Welding and Brazing Qualification. United States of America : ASME AWS. (2015). D. 1. 1. 2015 Structural Welding Code. Miami : AWS BKI. (2006). Biro Klasifikasi Indonesia Volume I Rules For Survei. First Edition. Jakarta : BKI. Finkelstein, Richard. (1982). Database Programing And Design (1st ed). Newcastle: Englewood Cliffs. Japan Shipbuilding Quality Standard. (2012). Part C Hull Construction. Tokyo : The Society of Naval Architects of Japan – Nippon Kaiji Kyokai Jogianto, Hartono. (2012). Sistem Teknologi Informasi-Pendekatan Terintegrasi: Konsep Dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan. Yogyakarta: Andi. Himpunan Mahasiswa Teknik Pengelasan PPNS. (2010). “Teknologi Pengelasan dan Manufaktur Kapal Baja”. 01 Desember 2016. http://hima-tl.ppns.ac.id/?p=1821 Kadir, Abdul. (2002). Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. Manjunath. (2013). Membuat Aplikasi Android dengan Cordova. Jakarta: Gramedia. Nugroho, Bunafit. (2004). PHP dan MySQL dengan Editor Dreamweaver MX. Yogyakarta: Andi. Quality Control. (2010). Modul Standar Tata Pelaksanaan Inspeksi Pengelasan Kapal. Surabaya : PT. PAL Indonesia ( Persero ) Rajesh, Priya. (2012). Mudah dan Cepat Menguasai Aplikasi Komputer (Edisi Revisi). Bandung: Informatika. Schlott, H. (1980). Shipbuilding Technology. Surabaya: Faculty of Shipbuilding Technology ITS. Soejitno. (1997). Teknik Reparasi Kapal dan Teknik Produksi. Surabaya: Fakultas Teknologi Kelautan - ITS. Soejitno, S. &. (1996). Galangan Kapal. Surabaya: Fakultas Teknologi Kelautan ITS. Soeweify. (2016). Inspeksi Las. Surabaya: Fakultas Teknologi Kelautan ITS Stopford, Martin. (1997). Maritime Economic (2nd ed). London: Routledge. Widharto, Sri. (2013). Welding Inspection. Yogyakarta : Mitra Wacana Media. Wiryosumarto, Okumura. (2010). Teknologi Pengelasan Logam. Yogyakarta: Pradnya Paramitha Yuniar, Supardi. (2012). Sistem Operasi Andal Android. Jakarta: Elex Media Komputindo.
129
Halaman ini sengaja dikosongkan
130
LAMPIRAN
131
LAMPIRAN KUISIONER
132
KUISIONER Perancangan Aplikasi Berbasis Android untuk Pemeriksaan Pengelasan pada Bangunan Kapal Baru Nama
:
Gelar/ Pendidikan
:
Perusahaan
:
Jabatan
:
No 1
Pertanyaan
1
2
3
4
5
Perlukah aplikasi seperti ini diterapkan dalam proses pemeriksaan pengelasan pada bangunan kapal baru?
2
Apakah aplikasi android ini cukup membantu welding inspector dalam melakukan pemeriksaan pengelasan pada kapal?
3
Bagaimana tingkat kemudahan dalam mengakses dan mengoperasikan aplikasi ini?
4
Bagaimana kecepatan aplikasi ini dalam mendukung proses pengumpulan dan penyampaian laporan?
5
Apakah pola penyaluran sistem manajemen ini lebih baik dari sebelumnya?
6
Bagaimana tingkat kelengkapan item pemeriksaan yang tersedia dalam aplikasi ini?
7
Bagaimana keindahan tampilan dalam penyajian aplikasi ini?
Keterangan:
1 (sangat tidak setuju) 2 (tidak setuju) 3 (kurang setuju) 4 (setuju) 5 (sangat setuju)
133
LAMPIRAN LAPORAN HASIL APLIKASI PEMERIKSAAN PENGELASAN
Welding Inspection Report Sub Assembly Stage (Weld Joint Area) Laporan Inspeksi Welding Project Name Nama Blok Nama Komponen ID Komponen Inspection Date Inspection Process Construction Stage Material Specification Welding Process Manual / Machine Position of Welding Filler Metal Spec Filler Metal Class Welding Current Polarity Electrode Size Speed of Travel Document Name Visual Inspection Indikator Sharp Edges Gap Imperfect Welding Miss Weld (Welding Defect) Imperfect Steel Surface Comment Type of Defect Repair Method Repair Confirm/date Remark Inspection Documentation Ket. Foto 1 Foto 1 Inspection Approval Inspected By Welding Inspector Shipyard QC Owner Classification
Visual Welding Inspection Sub Assembly Stage Sub Assembly Stage
Di Lapangan (ukuran jika ada) Yes/no Yes/no Yes/no Yes/no Yes/no
Standar (ukuran jika ada)
Hasil Accept / Reject Accept / Reject Accept / Reject Accept / Reject Accept / Reject
Good/fair/poor (isi manual setelah report di print) Ket. Foto 2 Foto 2
Ket. Foto 3 Foto 3 Signature
Ket. Foto 4 Foto 4
Ket. Foto 5 Foto5 Date
Ket. Foto 6 Foto 6
Welding Inspection Report Assembly Stage (Welded Joint) Laporan Inspeksi Welding Project Name Nama Blok Posisi Blok Nama Item Welded To Type of Weld Material Specification Welding Process Flux Shielding Gas Inspection Date Inspection Process Construction Stage Document Name Visual Inspection Indikator Spatters Porosity Surface Concavity Pin Hole Surface Cold Lap Surface Undercut Surface Underfill Crack Excessive Reinforcement Stop Start Wide Bead High Low Comment Type of Defect Repair Method Repair Confirm / date Remark Inspection Documentation Ket. Foto 1 Foto 1 Inspection Approval Inspected By Weldng Inspector Shipyard QC Owner Classification
Visual Welding Inspection Assembly Stage Block Stage/After Sub Assembly
Di Lapangan (ukuran jika ada) Yes/no Yes/no Yes/no Yes/no Yes/no Yes/no Yes/no Yes/no Yes/no Yes/no Yes/no Yes/no
Standar (ukuran jika ada) Harus dibersihkan
Hasil Accept / Reject Accept / Reject Accept / Reject Accept / Reject Accept / Reject Accept / Reject Accept / Reject Accept / Reject Accept / Reject Accept / Reject Accept / Reject Accept / Reject
Good/fair/poor (isi manual setelah report di print) Ket. Foto 2 Foto 2
Ket. Foto 3 Foto 3 Signature
Ket. Foto 4 Foto 4
Ket. Foto 5 Foto 5 Date
Ket. Foto 6 Foto 6
Welding Inspection Report Erection Stage (Welded Joint) Laporan Inspeksi Welding Project Name Nama Blok Posisi Blok Nama Item Welded To Type of Weld Material Specification Welding Process Flux Shielding Gas Inspection Date Inspection Process Construction Stage Document Name Visual Inspection Indikator Spatters Porosity Surface Concavity Pin Hole Surface Cold Lap Surface Undercut Surface Underfill Crack Excessive Reinforcement Stop Start Wide Bead High Low Deformation Cek Kelurusan Comment Type of Defect Repair Method Repair Confirm / date Remark Inspection Documentation Ket. Foto 1 Foto 1 Inspection Approval Inspected By Weldng Inspector Shipyard QC
Visual Welding Inspection Erection Stage Block Stage/After Assembly
Di Lapangan (ukuran jika ada) Yes/no Yes/no Yes/no Yes/no Yes/no Yes/no Yes/no Yes/no Yes/no Yes/no Yes/no Yes/no Yes/no Yes/no
Standar (ukuran jika ada) Harus dibersihkan
Hasil Accept / Reject Accept / Reject Accept / Reject Accept / Reject Accept / Reject Accept / Reject Accept / Reject Accept / Reject Accept / Reject Accept / Reject Accept / Reject Accept / Reject Accept / Reject Accept / Reject
Good/fair/poor (isi manual setelah report di print) Ket. Foto 2 Foto 2
Ket. Foto 3 Foto 3 Signature
Ket. Foto 4 Foto 4
Ket. Foto 5 Foto 5 Date
Ket. Foto 6 Foto 6
Owner Classification
Welding Inspection Report ( Final Report ) Laporan Final Inspeksi Welding Project Name Nama Blok Posisi Blok Nama Item Welded To Type of Weld Material Specification Welding Process Flux Shielding Gas Inspection Date Inspection Process Construction Stage Document Name
Visual Welding Inspection Final Stage Block Stage/After Erection
Result Inspection No Indikator Di Lapangan Hasil 1 Is Structure in accordance to the latest approved drawing? Yes/Yes with repair/No Accept / Reject Please fill in drawing no………………………… 2 Is Scantling check correct? Yes/Yes with repair/No Accept / Reject 3 Is Alignment acceptable as per class rule or welding Yes/Yes with repair/No Accept / Reject standard? 4 Is Visual welding acceptable? Yes/Yes with repair/No Accept / Reject 5 Is Welding in accordance to the welding schedule / table? Yes/Yes with repair/No Accept / Reject 6 Is The block in a clean condition? Yes/Yes with repair/No Accept / Reject 7 Have all temporary stiffener removed & scars properly Yes/Yes with repair/No Accept / Reject ground? 8 Is Centre Line & Longitudinals of 2 joints block straight? Yes/Yes with repair/No Accept / Reject 9 Is Gap between 2 block’s joint prepared & acceptable as per Yes/Yes with repair/No Accept / Reject welding standard? Comment Repair Method Repair Confirm / date Remark Good/fair/poor (isi manual setelah report di print) Inspection Documentation Ket. Foto 1 Ket. Foto 2 Ket. Foto 3 Ket. Foto 4 Ket. Foto 5 Ket. Foto 6 Foto 1 Foto 2 Foto 3 Foto 4 Foto 5 Foto 6 Inspection Approval Inspected By Signature Date Weldng Inspector Shipyard QC Owner Classification
LAMPIRAN LIST PEMERIKSAAN PENGELASAN
134
Welding Schedule Staggered Intermittent No
Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Main Deck Plating Deck Long. Girder Deck Transverse Web Deck Girder/ Web DK. Transv Beam (O.S TKS) DK. Transv Beam (I.S TKS) Side Shell Longitudinal Bhd. Plating Longitudinal Bhd. Plating Transverse Bhd. Plating Side Shell Plating Side Webs Side Frames (O.S Tanks) Side Frames (I.S Tanks) Transverse Bhd. Plating Bottom Shell Bottom Shell Floor Floor In Engine Room Bottom Girder Floor Girder Floor In Engine Room Engine Girder Engine Girder Longitudinal Bhd. Plating DK. Transverse Web Vert. Stiffeners (O.S Tanks) Vert. Stiffeners (I.S Tanks) Transverse Bhd. Plating Longitudinal Bhd. Plating Tank Top Plating Tank Top Beams Tank Top Girders Transverse Bhd. Longitudinal Bhd. Tank Top Girders Fore Peak Platform Plating Transverse Beam Platform Girder Platform Girder All Bracket Parts
Welded To
Main Deck Plating Main Deck Plating Main Deck Plating Face Plate Main Deck Plating Main Deck Plating Main Deck Plating Main Deck Plating Main Deck Plating Main Deck Plating Side Shell Plating Side Shell Plating Side Shell Plating Side Shell Plating Side Shell Plating Bottom Shell Plating Keel Plate Bottom Shell Plating Bottom Shell Plating Bottom Shell Plating Face Plate Face Plate Bottom Shell Plating Face Plate Longitudinal Bhd. Plating Longitudinal Bhd. Plating Longitudinal Bhd. Plating Longitudinal Bhd. Plating Transverse Bhd. Plating Transverse Bhd. Plating Tank Top Plating Tank Top Plating Tank Top Plating Tank Top Plating Tank Top Plating Face Plate F. Peak Platform Plating F. Peak Platform Plating F. Peak Platform Plating Face Plate Floors/DK/Shell/Stffnrs
Lesser Thickness Of Type Of Member Joined Weld (mm) Butt Fillet Fillet Fillet Fillet Fillet Fillet Fillet Fillet Fillet Butt Fillet Fillet Fillet Fillet Butt Butt Fillet Fillet Fillet Fillet Fillet Fillet Fillet Butt Fillet Fillet Fillet Butt Fillet Butt Fillet Fillet Fillet Fillet Fillet Butt Fillet Fillet Fillet Fillet
Leg Length
Weld Length
Weld Spacing
Double Continuous Continuous Fillet Size Remarks Weld Butt Weld Spacing Leg Length (W)
Chain Intermittent Leg Length
Weld Length
LAMPIRAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN PENGELASAN
136
LAMPIRAN MOCK - UP
BIODATA PENULIS
Dilahirkan di Jakarta pada 14 Juli 1994 sebagai anak kedua dari empat bersaudara. Penulis menempuh pendidikan formal di SD Negeri Pulogebang 04 Jakarta, SMP Negeri 252 Jakarta, SMA Negeri 89 Jakarta. Setelah lulus pada tahun 2012, penulis melanjutkan studinya di Program Sarjana Jurusan Teknik Perkapalan FTK – ITS melalui jalur SNMPTN Tulis. Penulis telah melakukan kerja praktek di PT. Daya Radar Utama Unit 1 Jakarta ( Juni – Juli 2015 ) dan PT. Dok dan Perkapalan Surabaya ( Juli – Agustus 2015 ). Penulis juga aktif dalam organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa Maritime Challenge ITS sebagai Kepala Divisi Sosial – Budaya dan berkesempatan menjadi anggota divisi Humas Indonesia Team pada event Atlantic Challenge International 2014 di Vannes, France. Selain itu penulis aktif dalam kegiatan Dialog Interaktif SAMPAN 9 ITS sebagai ketua panitia. Penulis juga pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Kajian Strategis Himpunan Mahasiswa Teknik Perkapalan FTK – ITS. Penulis dalam penyusunan Tugas Akhir pernah bekerja di konsultan desain kapal PT. Seatech Indonesia sebagai tim ahli asisten manajemen produksi & restrukturisasi galangan kapal. Penulis memiliki ketertarikan dalam bidang Industri Perkapalan sehingga mengambil program studi Industri Perkapalan. Oleh karena itu, penulis mengambil penelitian perancangan aplikasi dalam bidang inspeksi pengelasan pada kapal sebagai tugas akhirnya.
Email :
[email protected]
137