PERANAN LABA DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN ARUS KAS OPERASI DI MASA YANG AKAN DATANG (Suatu Studi Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI)
SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat sidang skripsi Guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: IRFAN NUR HAKIM 054020266
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2009
PERANAN LABA DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN ARUS KAS OPERASI DI MASA YANG AKAN DATANG (Suatu Studi Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI)
SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat sidang skripsi Guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan
Bandung, Desember 2009 Mengetahui,
Pembimbing
(Dr. Atang Hermawan, SE.,MSIE.,Ak)
Dekan,
(Dr. H. R. Abdul Maqin, SE.,MP)
Ketua Program Studi,
(Dr. Liza Laila Nurwulan, SE.,MSi.,Ak)
Motto
“Bukan orang yang paling baik diantaramu, barang siapa yang meninggalkan menuntut keduniaan lantaran mengutamakan akhirat dan meninggalkan menuntut ke-akhiratan lantaran mengutamakan dunia, tetapi mesti ia dapati semua dari kedua-duanya” (H.R. Ibnu Asakih)
“Tidak ada sesuatu yang lebih baik daripada akal yang diperoleh dengan ilmu, dan ilmu yang diperindah dengan kebenaran, dan kebenaran yang diperindah dengan kebaikan, dan kebaikan yang diperindah dengan taqwa” (Ulama)
“Skripsi ini kupersembahkan sebagai tanda baktiku untuk: orang tuaku, adik-adikku dan seluruh keluargaku tercinta”
ABSTRAK Laba memiliki potensial informasi dan alat prediktor, laba diyakini sebagai alat yang handal bagi para pemakainya sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi terutama untuk mengurangi resiko ketidakpastian. Selain informasi laba yang digunakan oleh para pemakai laporan keuangan, informasi arus kas juga merupakan informasi yang dapat diandalkan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan peluang perubahan keadaan. Para investor atau pemakai laporan keuangan lebih membutuhkan informasi arus kas karena kas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk bertahan dan tidak terpengaruh dengan masalah seperti pengukuran laba. Penelitian ini berjudul “Peranan Laba Dalam Memprediksi Perubahan Arus kas Operasi di Masa Yang akan Datang”, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh laba dalam memprediksi arus kas. Sampel dalam penelitian ini didasarkan pada metode purposive sampling. Metode purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam hal ini jumlah sampel yang diteliti sebanyak 11 perusahaan. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi, korelasi, koefisien determinasi, serta pengaujian hipotesis menggunakan uji t dan pengolahan data dibantu oleh software SPSS V 17.0 for windows. Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh persamaan regresi ∆Y = -5,647E9+ 0.688 X Persamaan regresi tersebut memiliki nilai a sebesar 5,647E9 pada saat variabel X adalah 0. Dan nilai b sebesar -0,688 hal ini menunjukkan pada saat laba meningkat sebesar Rp 1 maka arus kas dimasa yang akan datang meningkat sebesar Rp 0,688. Dari penghitungan uji hipotesis digunakan uji t dengan taraf kesalahan 0,05 diperoleh thitung 2,571 ≥ ttabel 2,228 maka dapat disimpulkan Ha diterima dan H0 ditolak, artinya laba mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap prediksi arus kas satu tahun kedepan. Nilai koefisien determinasi (Kd) untuk laba yang mempengaruhi prediksi arus kas 42,3% sedangkan sisanya 57,7% merupakan pengaruh dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi prediksi arus kas yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Sedangkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.651. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa hubungan laba terhadap prediksi arus kas pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI tahun 2004-2008 adalah kuat dan bersifat positif.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan skripsi dengan judul “PERANAN LABA DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN ARUS KAS OPERASI DI MASA YANG AKAN DATANG (Suatu Studi Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI)”. Tujuan dari penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat menenpuh Ujian Sidang Sarjana Program Strata satu (S1) pada Program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan. Segala daya dan upaya telah dicurahkan untuk menyusun skripsi ini agar dapat diselesaikan dengan baik. Namun dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, baik karena ketidaktelitian dan ketidaklengkapan data serta kepustakaan. Hal ini terjadi karena keterbatasan ilmu dari penulis. Walaupun demikian penulis akan terus berusaha untuk menyajikan yang terbaik. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan bagi perbaikan skripsi ini. Secara khusus ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada orang tua tercinta, Drs. Ajang Suryana (Alm), Tety susiyeti SPd, dan Dadang Supriatna SPd. Yang telah memberikan semangat dan dorongannya baik secara moril maupun materil serta atas cinta, kasih sayang, kesabaran serta doa restunya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Selain itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada adik-adikku, Ilham Mustaqim dan Idham Azis, terima kasih atas bantuan, dorongan dan doanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selain keluarga penulis juga mengucapkan banyak terima kasih terhadap Bapak Dr. Atang Hermawan, SE.,MSIE.,Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan, saran, dorongan dan semangat serta nasehat yang membangun kepada penulis. Pada
kesempatan
kali
ini
penulis
juga
berkesempatan
untuk
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya: 1.
Prof. Dr. H. M Didi Turmudzi, Drs., MSi, Rektor Universitas Pasundan.
2.
Dr. H. R Abdul Maqin, SE., MP, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan.
3.
Dr. Liza Laila Nurwulan, SE., MSi., Ak, Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan.
4.
Bapak Dadan Soekardan, SE., MSi, sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekomoni Universitas Pasundan.
5.
Ibu Elvira Zeyn SE., MSi., Ak, dosen wali AK-E 2005.
6.
Bapak dan Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi, terima kasih atas segala ilmu pengetahuan dan wawasan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7.
Bapak Kosim. Dan seluruh staf beserta karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan.
8.
Erni Nurhayati, terima kasih atas doa, dukungan dan bantuannya selama ini.
9.
Sahabat-sahabatku, Irwan R Wiyanto, Toni, Arom Muharom dan semua teman-teman di Doclang Community ( Ono, Arif, Obet, Mbah, Andre, Boa, Dona, Hendri, Azis, Agung, Gema, Komeng, Yani, Rina, Sigit dan yang lainnya ) terima kasih atas persahabatan kalian serta dukungan dan bantuannya.
10.
Teman-teman kelas AK-D dan AK-E : Mia, Herna, wulan, Gita, Irma, Maria Nindya, Fitri, Ani, Aas, Uki serta teman-teman akuntansi angkatan 2005. Terima kasih atas semua kebersamaan, keceriaan, dan bantuannya kepada penulis
11.
Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam pembutan laporan ini. Akhir kata penulis sampaikan, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membaca dan membutuhkannya, khususnya bagi penulis dan kita semua pada umumnya, Semoga apa yang telah dilakukan mendapatkan balasan dari Allah SWT, Amien.
Bandung,
Desember 2009 Penulis,
Irfan Nur hakim
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN MOTTO ABSTRAK KATA PENGANTAR………………………………………………….. DAFTAR ISI……………………………………………………………. DAFTAR TABEL……………………………………………………… DAFTAR GAMBAR…………………………………………………… DAFTAR GRAFIK…………………………………………………….. DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………
i iv vii viii ix x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……………………………………………... 1.2 Identifikasi Masalah………………………………….…….. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian……………………………….…. 1.3.2 Tujuan Penelitian……………………………............ 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis…………………………….......... 1.4.2 Kegunaan Praktis……………………………........... 1.5 Kerangka Pemikiran……………………………………...… 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian………………………….........
1 9 9 9 10 10 10 17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Laba Rugi 2.1.1 Pengertian Laporan Laba Rugi ……………………. 2.1.2 Kegunaan Laporan Laba Rugi……………………... 2.1.3 Komponen Laporan Laba Rugi…………………...... 2.1.4 Keterbatasan Laporan Laba rugi ………………....... 2.1.5 Pengertian Laba Akuntansi………………………… 2.1.6 Sifat Laba Akuntansi…………………...…….……. 2.2 Laporan Arus Kas 2.2.1 Pengertian Laporan arus Kas…………..…………... 2.2.2 Tujuan Laporan arus Kas………………………..… 2.2.3 Kegunaan Laporan arus Kas………………………. 2.2.4 Arus Kas Operasi…………………………………... 2.2.5 Metode Arus Kas Operasi………………………….
18 19 20 21 22 23 23 25 25 27 28
2.3 Peranan Laba dalam memprediksi Perubahan Arus Kas Operasi di masa yang akan datang………..…….
28
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Unit Penelitian………...……………..…………….. 3.1.2 Populasi Sasaran………………………..…………... 3.1.3 Sampel Penelitian………………………..…………. 3.1.4 Teknik Penelitian…………………………..……….. 3.1.5 Prosedur Pemilihan Objek Penelitian…….……….... 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Pendekatan Penelitian………………………..…….. 3.2.2 Operasionalisasi Penelitian………….……..……….. 3.2.3 Model Penelitian…………………………...……….. 3.2.4 Sumber Data Penelitian……………………..……… 3.2.5 Teknik Pengumpulan Data……………………..…... 3.2.6 Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis 3.2.6.1 Analisis Data………………………….….. 3.2.6.1.1 Analisis Deskriptif………..…….. 3.2.6.1.2 Analisis Statistik……….…,……. 3.2.6.2 Rancangan Pengujian Hipotesis..…………
30 31 33 35 36 37 38 40 41 41 42 43 43 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian………………………………………….…. 4.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia 4.1.1.1 Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia.….. 4.1.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Bursa Efek Indonesia…………..…. 4.1.1.3 Gambaran Umum Perusahaan……….….... 4.1.2 Laba ……………………………………………….. 4.1.3 Prediksi Perubahan Arus Kas Operasi ……………. 4.2 Pembahasan Penelitian 4.2.1 Analisis Laba Perusahaan………………………….. 4.2.2 Analisis Perubahan Arus Kas Operasi Perusahaan.... 4.2.3 Analisis Peranan Laba Dalam Memprediksi Perubahan Arus Kas Operasi Perusahaan……………….……... 4.2.3.1 Uji Asumsi Klasik……………………..…. 4.2.3.1.1 Uji Autokolerasi……………….
55 55 56 62 70 71 72 76 80 80 80
4.2.3.2 4.2.3.3 4.2.3.4 4.2.3.5 4.2.3.6
4.2.3.1.2 Out Lier atau data Out Lier…… Analisis Regresi……………………….….. Analisis Korelasi…………………….….… Analisis Koefisien Determinasi…….….…. Pengujian Hipotesis………………….….... Prediksi Perubahan Arus Kas Operasi Tahun 2009…………….
81 85 86 87 87 89
. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………………………………………...………. 5.2 Saran………………………………………………..………
91 92
DAFTAR PUSTAKA………………………………………….…….…
94
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………...…………………………...
96
DAFTAR TABEL
No
Judul Tabel
Hal
Tabel 3.1
Populasi Penelitian........................................................
32
Tabel 3.2
Sampel Penelitian……………………………………..
34
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel Penelitian………………….
39
Tabel 3.4
Uji Statistik Durbin-Watson d……………………………
45
Tabel 3.5
Interpretasi Koefisien Korelasi…………………….….
49
Tabel 4.1
Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia (BEI)……..
59
Tabel 4.2
Laba……………………………………………….…..
71
Tabel 4.3
Arus Kas Operasi …………………………………….
72
Tabel 4.4
Rata-Rata Laba ……………………………………..…
73
Tabel 4.5
Hasil Analisis Statistik Deskriptif Laba…………..…..
73
Tabel 4.6
Perubahan Relatif Arus Kas…………………………..
76
Tabel 4.7
Rata-Rata Perubahan Relatif Arus Kas……………….
77
Tabel 4.8
Hasil Analisis Statistik Deskriptif Perubahan Arus Kas
77
Tabel 4.9
Hasil Uji Autokorelasi…………………………………
80
Tabel 4.10
Out Lier………………………………………………..
82
Tabel 4.11
Data Laba dan Arus Kas……………………………….
84
Tabel 4.12
Regresi Laba Terhadap Prediksi Arus Kas…………….
85
Tabel 4.13
Korelasi Laba Terhadap Prediksi Arus Kas……………
86
Tabel 4.14
Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi……………...
87
Tabel 4.15
Hasil Perhitungan Uji t……………………………………..
88
Tabel 4.16`
Prediksi Perubahan Arus Kas Operasi Tahun 2009…....
89
Tabel 4.17
Rekapitulasi Penelitian…………………………………
90
DAFTAR GAMBAR
No
Judul Gambar
Hal
Gambar 1.1
Bagan Kerangka Pemikiran……………………………
16
Gambar 3.1
Model Penelitian……………………………………….
40
Gambar 3.2
Statistik Durbin-Watson d………………………………….
46
Gambar 3.3
Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 (Uji t)………….
51
Gambar 4.1
Hasil Statistik Durbin-Watson d…………………………..
81
Gambar 4.2
Normal P-Plot………………………………………….
83
DAFTAR GRAFIK
No
Judul Grafik
Hal
Grafik 4.1
Laba dari sampel perusahaan tahun 2004-2008.....……
75
Grafik 4.2
Arus Kas dari sampel perusahaan tahun 2004-2008…..
79
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Tugas Membimbing Skripsi
Lampiran 2
Kartu Perkembangan Bimbingan Skripsi
Lampiran 3
Surat Keterangan perizinan survey
Lampiran 4
Hasil Penghitungan SPSS
Lampiran 5
Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas Sampel Penelitian
Lampiran 6
Rekapitulasi Laporan Laba Rugi dan Arus Kas
Lampiran 7
Lembaran Persetujuan Perbaikan (Revisi) Skripsi
Lampiran 8
Tabel Statistik Distribusi t
Lampiran 9
Tabel Statistik Durbin Watson d
Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Dalam dunia bisnis, hasil dari suatu peramalan yang akurat mampu
memberikan gambaran tentang masa depan suatu perusahaan. Dari gambaran yang diperoleh, pihak manajemen perusahaan akan semakin dimampukan untuk meningkatkan kinerja melalui perencanaan yang baik dalam kaitannya dengan penciptaan peluang bisnis maupun pengaturan pola investasi. Dengan melakukan peramalan,
para
perencana
dan
pengambil
keputusan
akan
dapat
mempertimbangkan alternatif-alternatif strategi dalam cakupan yang lebih luas dibandingkan tanpa peramalan. Setiap entitas usaha baik badan maupun perseorangan tidak dapat terlepas dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan berupa informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan adalah bagian dari pelaporan keuangan yang dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi keuangan yang telah dicapai oleh suatu perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Laporan keuangan umumnya terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Laporan keuangan dikatakan baik jika laporan keuangan menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan pemakai, baik informasi posisi dan
kinerja keuangan masa lalu, masa sekarang dan peramalan masa yang akan datang. Menurut Yustinia Sandiyani dan Titik Aryati laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya kepada para pemilik perusahaan atas kinerja yang telah dicapainya serta merupakan laporan akuntansi utama yang mengkomunikasikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam membuat analisa ekonomi dan peramalan untuk masa yang akan datang (Media Riset Akuntansi, Auditing dan informasi, Vol. 1, No. 2, Agustus , 2001:1). Selain sebagai alat pertanggungjawaban, informasi keuangan diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Pengambilan keputusan ekonomi adalah keputusan yang dilakukan secara sadar untuk menetapkan sesuatu atas dasar data dalam bidang bisnis. Pengguna laporan keuangan dan kebutuhan informasi keuangannya dapat dikelompokan menjadi investor atau pemilik, pemberi pinjaman (kreditor), pemasok atau kreditor usaha lainnya, pelanggan, karyawan, pemerintah dan masyarakat. Sebelum digunakan untuk membuat keputusan, persyaratan yang harus dipenuhi agar laporan keuangan tersebut dapat dianalisis adalah informasi dalam laporan keuangan harus relevan dan dapat dipercaya. Informasi memiliki kualitas relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu
Untuk mengetahui kinerja yang dihasilkan, laba dapat menjadi salah satu parameternya. Laba menggambarkan secara menyeluruh tentang keadaan perusahaan dan keberhasilan operasi perusahaan dalam suatu periode tertentu, karena laba berasal dari unsur-unsur seperti pendapatan dan beban yang berhubungan dengan aktivitas operasi perusahaan. Laba memiliki potensial informasi dan alat prediktor, laba diyakini sebagai alat yang handal bagi para pemakainya sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi terutama untuk mengurangi resiko ketidakpastian. Selain informasi laba yang digunakan oleh para pemakai laporan keuangan, informasi arus kas juga merupakan informasi yang dapat diandalkan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan peluang perubahan keadaan. Para investor atau pemakai laporan keuangan lebih membutuhkan informasi arus kas karena kas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk bertahan dan tidak terpengaruh dengan masalah seperti pengukuran laba. Yolanda Dahler dan Rahmat Febrianto menyatakan bahwa Laba yang disusun dalam laporan keuangan adalah laba akuntansi. Menurut FASB Statement Of Accounting Concept No. 1 bahwa laba akuntansi merupakan pengukuran yang baik atas prestasi perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan dalam memprediksi arus kas masa yang akan datang. Laba akuntansi memiliki kelemahan yaitu pengandalan laba akuntansi pada prinsip realisasi prinsip biaya
historis, dan konservatisme bias menghasilkan data yang menyesatkan dan tidak dapat dimengerti yang tidak relevan bagi para pemakai. Laporan arus kas memberi informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama satu periode. (Simposium Nasional akuntansi 9, Padang, 23-26 Agustus 2006). Kim dan Kross dalam Yolanda Dahler dan Rahmat Febrianto menyatakan bahwa laba memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas operasi mendatang perusahaan, dan memiliki kemampuan yang lebih dibanding arus kas jika laba dipecah ke dalam beberapa komponen akrual. Bahkan Kim dan Kross menegaskan kemampuan laba dalam memprediksi arus kas meningkat sepanjang waktu. (Simposium Nasional akuntansi 9, Padang, 23-26 Agustus 2006). Watson dan Wells dalam Yolanda Dahler dan Rahmat Febrianto menyatakan bahwa untuk perusahaan yang berlaba, ukuran berbasis laba lebih baik dalam menangkap kinerja perusahaan dibandingkan arus kas, sedangkan untuk perusahaan yang merugi baik laba maupun arus kas tidak dapat menangkap kinerja perusahaan dengan baik. Dalam hal ini, Kim dan Kross juga membedakan antara perusahaan yang melaporkan laba positif dan laba negatif, dan hasilnya menyatakan bahwa hubungan antara laba dan arus kas masa depan tetap menguat sedangkan hubungan antara arus kas tahun berjalan dengan arus kas masa depan tidak meningkat maupun menurun. (Simposium Nasional akuntansi 9, Padang, 2326 Agustus 2006). Menurut Budi Frensidy yang dikutip dari Bisnis.com pada tanggal 19 Juni 2009 mengemukakan bahwa berdasarkan peraturan, semua emiten dan bank,
karena mengelola dana publik, harus mempublikasikan laporan keuangannya secara periodik. Walaupun yang dipublikasikan di dua harian nasional itu umumnya hanya neraca dan laporan laba rugi, investor tidak boleh melupakan laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan. Tanpa pemahaman yang memadai mengenai sumber dan penggunaan kas selama satu
periode,
mereka
kesulitan
memprediksi
kemampuan
perusahaan
menghasilkan kas, yang dipandang lebih penting dari pada laba. Inilah perbedaan akuntansi dan manajemen keuangan. Akuntansi berorientasi pada bottom line, sementara aksioma pertama dalam manajemen keuangan mengatakan kas adalah raja. Menyadari kelemahan yang melekat pada laporan laba rugi dengan konsep accrual-nya dan memenuhi tuntutan para penggunanya, pada akhir 1980-an, para penyusun standar akuntansi di Amerika menetapkan laporan arus kas sebagai bagian integral dari laporan keuangan. Dewan standar akuntansi di Indonesia dan di negara-negara lain pun mengikuti jejak Amerika ini pada periode awal 1990-an. Laporan arus kas sejatinya adalah laporan yang menjabarkan jumlah kas masuk dan sumbernya serta jumlah kas keluar dan penggunaannya. Laporan arus kas tidak lain adalah pelaporan secara sistematis transaksi yang ada di akun kas dalam buku besar sebuah perusahaan, baik sisi debit maupun sisi kredit. Ada tiga alasan akun kas mendapatkan perhatian khusus dan istimewa sampai diperlukan laporan tersendiri yang menggambarkan mutasinya, yaitu :
1. manajemen
yang
berhasil
mestinya
tidak
hanya
dilihat
dari
kemampuannya menghasilkan laba besar, tetapi juga dari kehebatannya meningkatkan saldo kas. 2. laporan arus kas tidak pernah bisa berbohong. Ini sangat berlawanan dengan angka dalam laporan laba rugi yang mungkin saja bersifat artifisial, hasil rekayasa keuangan yang berlindung di bawah diskresi dan kebijakan manajemen. 3. kas adalah aset yang paling rawan disalahgunakan. Kas juga merupakan darah yang menjamin kelangsungan suatu usaha. Karena itulah, akuntansi untuk kas berbeda dengan akuntansi untuk akun lainnya. Akuntansi untuk piutang dagang, persediaan, investasi, harta tetap, utang, dan ekuitas semuanya menekankan pada pengakuan, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan. Untuk kas, masalahnya bukan itu, tetapi perencanaan dan pengendalian. Untuk dua tujuan ini kita mengenal istilah bank rekonsiliasi, pemisahan tugas, perlunya otorisasi, sistem kas kecil, anggaran kas masuk dan kas keluar, dan lainnya. Dengan memprediksi arus kas di masa yang akan datang melalui laba maka akan memberikan gambaran tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, sehingga dengan adanya prediksi arus kas ini dapat membantu perusahaan dalam mengambil keputusan di masa yang akan datang. Perusahaan properti adalah badan usaha yang kegiatan usahanya dibidang pembangunan perumahan dan permukiman (termasuk shopping center, tempat ibadah, supermarket,dll) yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan
berkedudukan di Indonesia. Menurut A. Dadan Muhanda yang dikutip dari bisnis on-line pada bulan januari 2009 mengemukakan bahwa Setiap produk properti mempunyai karakteristik investasi dan risiko berbeda. Perbedaan karakteristik itulah yang membuat sejumlah produk properti masih berpeluang mencetak laba, saat sektor lainnya 'menderita. Indikasi itu sudah terlihat pada realisasi penjualan properti tahun lalu. Hasil riset Indonesia Property Watch menunjukkan nilai transaksi penjualan perumahan kelas atas di Jabodetabek naik 30% menjadi Rp3,4 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp2,6 triliun. Penjualan apartemen kelas atas juga tetap menunjukkan pertumbuhan positif. Oleh karena laba mempunyai kekuatan untuk memprediksi arus kas di masa yang akan datang maka laba dapat digunakan sebagai prediktor untuk memprediksi arus kas di masa yang akan datang. Penelitian sebelumnya yang menjadi acuan penulis yaitu penelitian yang dilakukan oleh: 1. Hepi Syafriadi (2000) yang melakukan penelitian mengenai kemampuan earnings dan arus kas dalam memprediksi earnings dan arus kas masa depan. Objek penelitian adalah 40 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 1995-1996 dengan menggunakan teknik regresi linier. 2. Yolanda Dahler dan Rahmat Febrianto (2006) yang melakukan penelitian mengenai kemampuan prediktif earnings dan arus kas masa depan. Objek penelitian adalah seluruh perusahaan nonfinansial mempublik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1999 sampai tahun 2004.. Metode
yang digunakan untuk menganalisis adalah metode analisis regresi linier berganda. Perbedaan penelitian ini dengan penelitaian-penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut : 1. Sampel yang akan digunakan penelitian merupakan jenis perusahaan real estate and property yang listing di Bursa Efek Jakarta. Karena perusahaan properti memiliki karakteristik yang berbeda dengan perusahaan manufaktur yang pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Perusahaan properti kegiatan usahanya bergerak dibidang pembangunan perumahan dan permukiman. Jenis perusahaan ini berpotensi untuk menghasilkan laba lebih tinggi di masa yang akan datang. 2. Periode penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah periode tahun 2004 sampai dengan 2008. Periode ini cenderung lebih stabil dan sudah tidak terpengaruh oleh dampak krisis ekonomi. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk menganalisis lebih lanjut mengenai pengaruh laba sebagai prediktor arus kas di masa yang akan datang. Dengan pertimbangan tersebut maka penulis mengambil judul : “PERANAN LABA DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN ARUS KAS OPERASI DI MASA YANG AKAN DATANG”.
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut:. 1.
Bagaimana laba pada perusahaan real estate dan property di Bursa Efek Indonesia.
2.
Bagaimana perubahan arus kas operasi pada perusahaan real estate dan property di Bursa Efek Indonesia.
3.
Bagaimana peranan laba dalam memprediksi perubahan arus kas operasi dimasa yang akan datang pada perusahaan real estate dan property di Bursa Efek Indonesia.
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1
Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi
yang relevan mengenai peranan laba dalam memprediksi perubahan arus kas operasi di masa yang akan datang.
1.3.2
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1
Untuk mengetahui laba pada pada perusahaan real estate dan property di Bursa Efek Indonesia.
2
Untuk mengetahui arus kas operasi pada perusahaan real estate dan property di Bursa Efek Indonesia.
3
Untuk mengetahui peranan laba dalam memprediksi perubahan arus kas operasi pada perusahaan rela estate dan property di Bursa Efek Indonesia.
1.4
Kegunaan Penelitian
1.4.1
Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan disiplin ilmu, khususnya akuntansi.
1.4.2
Kegunaan Praktis Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis, dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai peranan laba dalam memprediksi arus kas dimasa yang akan datang, terutama perusahaan yang diteliti oleh penulis. 2. Bagi pembaca, setelah diperoleh hasil dari penelitian ini maka data yang diperoleh dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk bahan penelitian selanjutnya.
1.5
Kerangka Pemikiran Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya kepada para pemilik perusahaan atas kinerja yang telah dicapainya serta merupakan laporan akuntansi utama yang mengkomunikasikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam
membuat analisis ekonomi dan peramalan untuk masa yang akan datang (Elyzabet; 2006). Menurut Darsono (2005;13) mengemukakan bahwa selain sebagai alat pertanggungjawaban, laporan keuangan juga berfungsi sebagai alat informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan. Pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan dan memerlukan laporan keuangan sebagai informasi untuk pengambilan keputusan adalah: investor atau pemilik, kreditor atau pemberi pinjaman, kreditor usaha lainnya, pelanggan, karyawan, pemerintah dan masyarakat. Pengertian laporan keuangan menurut Zaki Baridwan (2004:17) adalah sebagai berikut: “Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan”. Laporan keuangan ini masih digunakan sebagai indikator oleh pemilik perusahaan dalam menilai kinerja dari manajemen dalam satu periode tertentu, apakah mengalami kemajuan dalam mengelola perusahaan atau mengalami kemunduran dalam mengelola perusahaan tersebut. Sehingga nantinya dapat membantu dalam pengambilan keputusan di masa yang akan datang. Komponen laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007:01) adalah sebagai berikut: “1. Neraca 2. Laporan Laba Rugi 3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arus Kas 5. Catatan Atas Laporan Keuangan”. Dalam penelitian ini penulis lebih memfokuskan laba yang berasal dari laporan laba rugi dalam memprediksi arus kas di masa yang akan datang. Karena sejauh ini laporan keuangan, khususnya neraca dan laporan laba/rugi serta laporan arus kas masih diyakini sebagai alat yang andal bagi para pemakainya untuk mengurangi risiko ketidakpastian dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi. (Syafriadi, 2000). Menurut Kieso dan Weygandt (2002:150) yang dialihbahasakan oleh Emil salim adalah sebagai berikut : “Laporan laba rugi adalah suatu laporan mengenai kesuksesan operasi perusahaan untuk suatu periode tertentu. Para komunitas bisnis menggunakan laporan ini untuk mencari tahu mengenai profitabilitas, nilai investasi, dan keadaan kredit. Laporan ini menyediakan suatu informasi yang membantu yang membantu para investor dan kreditur memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan”.
Menurut Suwarjono (2006:483) mengemukakan laba akuntansi sebagai berikut : “Laba akuntansi adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut”. Hendrikson dan Michael (2000) menyatakan bahwa laba adalah peningkatan dalam kesejahteraan. Laba berfungsi sebagai pemberi informasi yang bermanfaat untuk mengukur kinerja dan prestasi perusahaan, kemampuan membagikan dividen, efisiensi, dan lain-lain. Dengan demikian laba seringkali
digunakan sebagai alat prediksi bagi kepentingan pemakai laporan. Laba yang disusun dalam laporan keuangan adalah laba akuntansi. Menurut FASB Statement Of Accounting Concept No. 1 bahwa laba akuntansi merupakan pengukuran yang baik atas prestasi perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan dalam memprediksi arus kas masa yang akan datang. Pengertian laporan arus kas menurut Warren dan Reeve (2008:27) yang dialihbahasakan oleh Aria Farahmita adalah sebagai berikut: “Laporan arus kas adalah laporan yang mengiktisarkan penerimaan dan pembayaran kas untuk periode waktu tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun”. Kim dan Kross (2002) menyatakan bahwa laba memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas operasi mendatang perusahaan, dan memiliki kemampuan yang lebih dibanding arus kas jika laba dipecah ke dalam beberapa komponen akrual. Bahkan Kim dan Kross (2002) menegaskan kemampuan laba dalam memprediksi arus kas meningkat sepanjang waktu. Menurut Kieso dan Weygandht (2002:150) menyatakan bahwa: “Kegunaan dari laporan keuangan diantaranya ialah untuk membantu mengurangi resiko atau ketidakpastian mengenai arus kas di masa depan. Informasi-informasi mengenai komponen laba, diantaranya pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian, secara tidak langsung memperlihatkan hubungan diantara komponenkomponen tersebut dan dapat digunakan untuk mengurangi ketidakpastian arus kas dimasa depan. Hasil yang diperoleh dari kinerja operasional biasanya mempunyai sifat signifikansi yang lebih besar untuk memprediksi kinerja masa depan dibanding hasil yang didapat dari aktivitas-aktivitas perusahaan yang sifatnya hanya sementara / tiba-tiba”.
John Wild dan KR Subramanyan (2005:411) menyatakan bahwa : “Akuntasi akrual berusaha untuk memperoleh pengukuran laba yang mempertimbangkan baik arus kas masa kini maupun implikasi transaksi terhadap arus kas masa depan”. Watson dan Wells (2005) dalam penelitiannya menyatakan bahwa untuk perusahaan yang berlaba, ukuran berbasis laba lebih baik dalam menangkap kinerja perusahaan dibandingkan arus kas, sedangkan untuk perusahaan yang merugi baik laba maupun arus kas tidak dapat menangkap kinerja perusahaan dengan baik. Dalam hal ini, Kim dan Kross (2002) juga membedakan antara perusahaan yang melaporkan laba positif dan laba negatif, dan hasilnya menyatakan bahwa hubungan antara laba dan arus kas masa depan tetap menguat sedangkan hubungan antara arus kas tahun berjalan dengan arus kas masa depan tidak meningkat maupun menurun. Pada dasarnya tidak seorang pun yang dapat mengetahui secara pasti berapakah hasil operasi dan keuangan dari suatu perusahaan di masa depan dan banyaknya unsur ketidakpastian di masa depan, banyak penekanan dan evaluasi pada prestasi masa lalu dan masa kini sebagai indikator untuk masa depan, maka salah satu pendekatan yang menarik adalah memprediksi apakah suatu perusahaan akan mengalami kegagalan atau kesuksesan. Prediksi atas laporan keuangan menurut Hainary Madjid (2005) adalah sebagai berikut: “Prediksi atas laporan keuangan perusahaan merupakan informasi yang memberikan indikasi atas prospek hasil usaha dan keadaan keuangan di masa mendatang. Selain itu prediksi akan lebih mudah
dibaca oleh investor, dibandingkan dengan laporan keuangan yang biasanya hanya bisa dibaca oleh akuntan”. Penelitian ini dimaksudkan guna menguji kemampuan laba dalam memprediksi arus kas di masa yang akan datang. Dengan membuktikan apakah terdapat hubungan yang signifikan antara laba dengan prediksi arus kas di masa yang akan datang, maka penulis merumuskan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut: “Laba mempunyai peranan dalam memprediksi perubahan arus kas operasi di masa yang akan datang”.
Laporan Keuangan
Laporan arus Kas
Laporan Laba Rugi
Arus Kas Perusahaan
Laba Perusahaan Laba perusahaan sebagai alat analisa dan ukur kinerja perusahaan
Perubahan laba mampu memprediksi perubahan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan di masa yang akan datang
Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran
1.6
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dengan mengambil data yang diperlukan dari
perusahaan-perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang beralamat di Jl. Jendral sudirman Kav 52-53 Jakarta Pusat yang mempublikasikan laporan keuangan nya melalui situs resmi www.idx.co.id dan Capital Market Center YPKP Divisi informasi, pendidikan, dan pengembangan pasar modal, Jl. PHH Musthofa no 68 bandung. Serta Indonesia Capital Market Dictionary (ICMD). Waktu penelitian dimulai pada bulan Juli sampai dengan Desember.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.2
Laporan Laba Rugi
2.1.1 Pengertian Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu atau kadang-kadang laporan laba rugi disebut laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan biaya merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan keuangan perusahaan. Seperti yang dijelaskan oleh Zaki Baridwan (2004:29) menyatakan bahwa: “Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan-pendapatan dan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. Laporan laba rugi yang kadang-kadang disebut laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan biaya merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan keuangan perusahaan dan juga merupakan tali penghubung dua neraca yang berurutan”.
Sedangkan menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2002:69) pengertian laporan laba rugi adalah sebagai berikut: “Laporan laba rugi (Income Statement) adalah laporan mengenai penghasilan (revenue), biaya (expense), laba/rugi yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu”.
Sedangkan
menurut
Kieso
dan
Weygandt
(2002:150)
yang
dialihbahasakan oleh Emil salim adalah sebagai berikut : “Laporan laba rugi adalah suatu laporan mengenai kesuksesan operasi perusahaan untuk suatu periode tertentu. Para komunitas bisnis menggunakan laporan ini untuk mencari tahu mengenai profitabilitas, nilai investasi, dan keadaan kredit. Laporan ini menyediakan suatu informasi yang membantu yang membantu para investor dan kreditur memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan”. Laporan laba rugi merupakan bagian dari laporan keuangan selain dari neraca, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007:1) adalah sebagai berikut: “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan keuangan, misalnya, informasi segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”.
2.1.2
Kegunaan Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi membantu para pengguna laporan keuangan untuk
memprediksikan arus kas di masa depan dalam sejumlah cara. Menurut Kieso dan Weygandht (2002:150) yang dialihbahasakan oleh Emil salim menyatakan bahwa: “Investor dan kreditur dapat menggunakan informasi yang ada dalam laporan laba rugi untuk : a. Mengevaluasi kinerja perusahaan dengan memeriksa pendapatan dan beban, dapat dilihat bagaimana kinerja suatu perusahaan
dan membandingkan kinerja perusahan tersebut dengan kinerja perusahaan lain. b. Menyediakan suatu dasar dalam memprediksi performa di masa depan. Informasi yang didapat dari kinerja perusahaan dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu kecenderungan (trend), dan apabila dilanjutkan dapat menyediakan informasi mengenai performa di masa depan. c. Membantu mengurangi resiko atau ketidakpastian mengenai arus kas di masa depan. Informasi-informasi mengenai komponen laba, diantaranya pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian, secara tidak langsung memperlihatkan hubungan diantara komponen-komponen tersebut dan dapat digunakan untuk mengurangi ketidakpastian arus kas dimasa depan. Hasil yang diperoleh dari kinerja operasional biasanya mempunyai sifat signifikansi yang lebih besar untuk memprediksi kinerja masa depan dibanding hasil yang didapat dari aktivitas-aktivitas perusahaan yang sifatnya hanya sementara / tiba-tiba”.
2.1.3
Komponen Laporan Laba Rugi Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007:1.10) menyatakan bahwa: “Laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa, menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut: a. b. c. d. e. f. g. h. i.
Pendapatan Laba rugi usaha Beban pinjaman Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diberlakukan menggunakan metode ekuitas Beban pajak Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan Pos luar biasa Hak minoritas, dan Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan”.
Komponen laporan laba rugi menurut Stice dan Skousen (2004:240-244) adalah sebagai berikut: “1. Pendapatan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pendapatan menunjukan nilai penjualan total kepada pelanggan dalam suatu periode dikurangi retur dan potongan penjualan atau diskon penjualan. Harga pokok penjualan Harga pokok penjulan merupakan nilai penjumlahan persediaan awal, pembelian bersih, dan semua pembelian, beban angkut dan penyimpanan barang yang terkait dengan pembelian barang. Harga pokok penjualan kemudian dihitung dengan mengurangkan persediaan akhir dari harga pokok barang tersedia dijual. Laba kotor (gross profit) Laba kotor adalah selisih antara pendapatan dari penjualan bersih dan harga pokok penjualan, persentase laba kotor dihitng dengan membagi laba kotor dengan pendapatan dari penjualan bersih-menunjukkan ukuran profitabilitas yang memungkinkan perbandingan perusahaan dari tahun ke tahun. Beban operasi Beban operasi dapat dilaporkan dalam dua bagian yaitu beban penjualan dan beban administrasi dan umum. Laba operasi Laba operasi mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan didapat dari laba kotor dikurangi beban operasi. Pendapatan dan keuntungan lain-lain Bagian ini biasanya mencakup unsur yang berkaitan dengan aktivitas sampingan perusahaan. Beban dan kerugian lain-lain Bagian ini sama dengan bagian sebelumnya, tetapi merupakan akibat dari penurunan, bukan peningkatan laba operasi. Laba operasi berkelanjutan sebelum pajak Mengurangkan pendapatan dan keuntungan lain-lain serta beban dan kerugian lain-lain dari laba operasi menghasilkan laba operasi berkelanjutan sebelum pajak. Pajak penghasilan atas laba operasi berkelanjutan Beban pajak penghasilan atas laba adalah jumlah dari semua pajak atas laba dari seluruh transaksi yang dilakukan oleh perusahaan selama satu tahun”.
2.1.4 Keterbatasan Laporan Laba rugi Laporan laba rugi juga mempunyai beberapa keterbatasan dikarenakan laporan ini didasarkan pada estimasi dan asumsi-asumsi. Keterbatasan laporan ini
menurut Kieso dan Weygandht (2002:150) yang dialihbahasakan oleh Emil Salim adalah sebagai berikut : “a. Komponen-komponen yang tidak dapat diukur dengan suatu keandalan tidak dilaporkan di dalam laporan laba rugi. Praktekpraktek yang ada sekarang ini melarang pengakuan beberapa item dalam penetuan laba walaupun efek dari item tersebut mempengaruhi kinerja suatu perusahaan diwaktu yang lain. b. Nilai yang ada di dalam laporan laba rugi dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan oleh perusahaan. Metode akuntansi yang digunakan tiap-tiap perushaan tidak selalu sama, misalnya saja penggunaan metode depresiasi yang berbeda mengakibatkan perbedaan dalam hasil perhitungan laba. c. Pengukuran angka-angka yang ada dalam laporan laba rugi melibatkan perkiraan (gudgment). Beberapa perhitungan dalam laporan laba rugi menggunakan perkiraan, tergantung kebijakan masing-masing perusahaan, misalnya penentuan umur ekonomis untuk suatu aktiva yang sama mungkin berbeda pada setiap perusahaan”.
2.1.5 Pengertian Laba Akuntansi Menurut Suwarjono (2006:483) mengemukakan laba akuntansi sebagai berikut : “Laba akuntansi adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut”.
Sedangkan menurut Sofyan S. Harahap (2004:266) menyatakan bahwa : “Laba akuntansi adalah laba bersih sebelum extraordinary items dan discounted operations”.
2.2.6 Sifat Laba Akuntansi Menurut Sofyan S. Harahap (2004:226) laba akuntansi mengandung lima sifat yaitu : “1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi yaitu timbulnya hasil dan baiaya untuk mendapatkan hasil tersebut. 2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodik” laba itu, artinya merupakan prestasi perusahaan itu pada periode tertentu. 3. Laba akuntansi didasarkan atas prinsip revenue yang memerlukan batasan tersendiri tentang apa yang termasuk hasil. 4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu. 5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip Matching artinya hasilnya dikurangi biaya yang diterims/ dikeluarkan dalam periode yang sama”.
2.3
Laporan Arus Kas
2.2.1
Pengertian Laporan arus Kas Salah satu informasi yang bisa digunakan investor dalam menilai suatu
perusahaan adalah laporan keuangan. Bagi para investor yang melakukan analisis perusahaan, informasi laporan keuangan merupakan salah satu jenis informasi yang paling mudahdi dapatkan di bandingkan dengan alternatif informasi lainnya. Di
samping itu,
informasi
laporan keuangan
akuntansi
sudah
cukup
menggambarkan kepada investor sejauh mana perkembangan kondisi perusahaan selama ini dan apa saja yang telah dicapainya. Secara umum ada empat bentuk laporan keuangan pokok yng dihasilkan oleh suatu perusahaan antara lain: laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan modal.
Pada dasarnya, laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi aliran kas masuk atau keluar bersih pada suatu periode yang diperoleh dari hasil kegiatan pokok perusahaan yaitu kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Definisi laporan arus kas menurut Kieso dan Weygandt (2002:278) adalah sebagai berikut : “Laporan yang memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas suatu perusahaan selama satu periode”.
Sedangkan pengertian laporan arus kas menurut Warren dan Reeve (2008:27) yang dialihbahasakan oleh Aria Farahmita adalah sebagai berikut: “Laporan arus kas adalah laporan yang mengiktisarkan penerimaan dan pembayaran kas untuk periode waktu tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun”. Selain itu menurut John J. Wild dan K.R Subramanyan (2005:4) pengertian laporan arus kas yang dialihbahasakan oleh Yanivi S. Bachtiar adalah sebagai berikut: “Laporan arus kas adalah laporan yang menyediakan informasi arus kas masuk dan arus kas keluar untuk satu periode. Laporan tersebut juga membedakan penggunaan kas dengan memisahkan arus kas dalam aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan”.
Dari beberapa pengertian diatas mengenai laporan arus kas dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas adalah laporan yang berisi mengenai
penerimaan dan pengeluaran kas dalam periode tertentu misalnya satu bulan atau satu tahun.
2.3.2 Tujuan Laporan arus Kas Adapun tujuan utama dibuatnya laporan arus kas menurut Kieso dan Weygandt (2002:237) yang di alihbahasakan oleh Emil Salim adalah sebagai berikut : “Menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan dalam suatu periode”.
2.3.3 Kegunaan Laporan arus Kas Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memiliki kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Laporan
arus
kas
memberikan
informasi
yang
berguna
dalam
mengevaluasi likuiditas, solvabilitas, dan fleksibilitas keuangan perusahaan, sebagaimana yang diungkapkan oleh Kieso dan Weygandt (2002:280) sebagai berikut: “Nilai dari laporan arus kas adalah membantu para pemakai untuk mengevaluasi likuiditas, solvabilitas, dan fleksibilitas keuangan”.
Kegunaan laporan arus kas menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:243) adalah sebagai berikut : “1. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukan kas di masa yang akan datang. 2. Menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya, membayar deviden dan keperluan dana untuk kegiatan ekstern. 3. Menilai alasan-alasan perbedaan antara laba bersih dan dikaitkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. 4. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi keuangan lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu”.
Informasi arus kas berguna untuk melihat kemampuan perusahan dalam menghasilkan kas dan setara dengan kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekaran dari aruskas masa depan dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. Pelaporan kenaikan atau penurunan bersih dalam kas dipandang berguna karena investor, kreditor, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan ingin mengetahui dan secara umum dapat memahami apa yang terjadi pada sumber daya perusahaan yang paling lancar yaitu kas nya. Menurut FASB sebagaimana yang dikutip oleh Kieso dan Weygandt (2004) yang diterjemahkan oleh Herman Wibowo adalah sebagai berikut : ”Suatu laporan arus kas berguna memberikan jawaban pada pertanyaan berikut yang sederhana tetapi penting mengenai perusahaan itu: 1. Darimana kas datang selama peride tersebut? 2. Berapakah kas yang digunakan selama periode tersebut?
3. Berapakah perubahan saldo kas selama periode itu?”
2.3.4 Arus Kas Operasi Pengertian arus kas operasi menurut Eldon S. Hendriksen (2000:285) adalah sebagai berikut : “Arus kas operasi adalah arus kas masuk dan arus kas keluar dari aktivitas operasi”.
Menurut IAI (2002) laporan arus kas menurut aktivitas operasi adalah sebgai berikut : “Aktivitas operasi adalah jumlah kas yang berasal dari aktivitas operasi yang mempengaruhi penentuan laba atau rugi bersih suatu perusahaan”.
Contoh arus kas dari aktivitas operasi antara lain : 1.
Penerimaan kas dari penjualan barang atau jasa,
2.
Pembayaran kas pada pemasok dan karyawan,
3.
Penerimaan kas dari royalty,
4.
Fees,
5.
Komisi dan pendapatan lain,
6.
Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
2.3.5 Metode Arus Kas Operasi Menurut IAI (2002) dalam PSAK No. 2 perusahaan harus melaporkan arus kas dengan menggunakan dua metode, yaitu : “1. Metode langsung : dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan. 2. Metode tidak langsung : dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan”.
2.4
Peranan Laba dalam memprediksi Perubahan Arus Kas Operasi di masa yang akan datang Hendrikson dan Michael (2000) menyatakan bahwa laba adalah
peningkatan dalam kesejahteraan. Laba berfungsi sebagai pemberi informasi yang bermanfaat untuk mengukur kinerja dan prestasi perusahaan, kemampuan membagikan deviden, efisiensi, dan lain-lain. Dengan demikian laba seringkali digunakan sebagai alat prediksi bagi kepentingan pemakai laporan. Laba yang disusun dalam laporan keuangan adalah laba akuntansi. Menurut FASB Statement Of Accounting Concept No. 1 bahwa laba akuntansi merupakan pengukuran yang baik atas prestasi perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan dalam memprediksi arus kas masa yang akan datang.
Yolanda Dahler dan Rahmat Febrianto dalam SNA 9, (2006). menyatakan bahwa : “Laba memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas operasi mendatang perusahaan, dan memiliki kemampuan yang lebih dibanding arus kas jika laba dipecah ke dalam beberapa komponen akrual. Bahkan kemampuan laba dalam memprediksi arus kas meningkat sepanjang waktu”.
Menurut Kieso dan Weygandht (2002:150) menyatakan bahwa: “Kegunaan dari laporan keuangan diantaranya ialah untuk membantu mengurangi resiko atau ketidakpastian mengenai arus kas di masa depan. Informasi-informasi mengenai komponen laba, diantaranya pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian, secara tidak langsung memperlihatkan hubungan diantara komponenkomponen tersebut dan dapat digunakan untuk mengurangi ketidakpastian arus kas dimasa depan. Hasil yang diperoleh dari kinerja operasional biasanya mempunyai sifat signifikansi yang lebih besar untuk memprediksi kinerja masa depan dibanding hasil yang didapat dari aktivitas-aktivitas perusahaan yang sifatnya hanya sementara / tiba-tiba”.
John Wild dan KR Subramanyan (2005:411) menyatakan bahwa : “Akuntasi akrual berusaha untuk memperoleh pengukuran laba yang mempertimbangkan baik arus kas masa kini maupun implikasi transaksi terhadap arus kas masa depan”. Dari beberapa pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa laba memiliki kemampuan dalam memprediksi perubahan arus kas operasi di masa yang akan datang. Sehingga laba dapat digunakan sebagai prediktor untuk memprediksi arus kas perusahaan dimasa yang akan datang.
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian Didalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah “Peranan
Laba Dalam Memprediksi Perubahan Arus Kas Operasi di masa yang akan datang”. Yang dimaksud dengan laba akuntansi adalah laba bersih sebelum extraordinary item dan discounted operation. Yang dimaksud dengan prediksi perubahan arus kas adalah peramalan mengenai arus kas perusahaan pada suatu periode tertentu. Prediksi arus kas dalam hal ini tidak menentukan nilai arus kas yang mungkin akan dihasilkan oleh perusahaan tapi lebih kepada suatu kenyataan bahwa arus kas perusahaan tersebut akan mengalami kenaikan atau mengalami penurunan.
3.1.1
Unit Penelitian Didalam penelitian ini, yang menjadi unit penelitian adalah perusahan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang termasuk kedalam kategori perusahaan real estate dan property yang menerbitkan laporan keuangan periode 2004 sampai dengan periode 2008.
3.1.2
Populasi Sasaran Populasi adalah sekumpulan objek yang ditentukan melalui suatu kriteria
tertentu dan dapat dikategorikan kedalam objek tersebut bisa termasuk orang, filefile atau dokumen dan catatan yang dipandang sebagai objek penelitian. Pengertian populasi menurut Sugiyono (2008:61) adalah sebagai berikut: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek tersebut. Sedangkan yang dimaksud populasi sasaran adalah populasi yang digunakan untuk menjadi sasaran penelitian. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate dan property yang menerbitkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2004 sampai dengan 2008, dimana terdapat 48 perusahaan. Berikut tabel populasi perusahaan real estate dan property dari tahun 2004-2008.
Tabel 3.1 Populasi Penelitian Nama Perusahaan
No 1
PT Alam Sutera Realty Tbk
2
PT Bakrieland Development Tbk
3
PT Bekasi Asri Pemula Tbk
4
PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk
5
PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk
6
PT Bukit Darmo Property Tbk
7
PT Bumi Serpong Damai Tbk
8
PT Ciputra Development Tbk
9
PT Ciputra Property Tbk
10
PT Ciputra Surya Tbk
11
PT Citra Kebun Raya Agri Tbk
12
PT Cowell Development Tbk
13
PT Dayaindo Resources International Tbk
14
PT Duta Anggada Realty Tbk
15
PT Duta Graha Indah Tbk
16
PT Duta Pertiwi Tbk
17
PT Global Land Development Tbk
18
PT Gowa Makasar Tourism Development Tbk
19
PT Indonesian Paradise Property Tbk
20
PT Indonesia Prima Property Tbk
21
PT Intiland Development Tbk
22
PT Jaka Inti Realindo Tbk
23
PT Jakarta International Hotel & Development Tbk
24
PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk
3.1.3
25
PT Jaya Real Property Tbk
26
PT Kawasan Industri Jababeka Tbk
27
PT Laguan Cipta Griya Tbk
28
PT Lamicitra Nusantara Tbk
29
PT Lippo Cikarang Tbk
30
PT Lippo Karawaci Tbk
31
PT Mas Murni Indonesia Tbk
32
PT Metro Supermarket Realty Tbk
33
PT Modernland Realty Tbk
34
PT New Century Development Tbk
35
PT Pakuwon Jati Tbk
36
PT Panca Wiratama Sakti Tbk
37
PT Pelita Sejahtera Abadi Tbk
38
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk
39
PT Perdana Gapuraprima Tbk
40
PT Pudjiadi & Sons Tbk
41
PT Pudjiadi Prestige Limited Tbk
42
PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk
43
PT Royal Oak Development Asia Tbk
44
PT Sentul City Tbk
45
PT Summarecon Agung Tbk
46
PT Surya Semesta Internusa Tbk
47
PT Suryainti Permata Tbk
48
PT Suryamas Dutamakmur Tbk
Sampel Penelitian
Berdasarkan pertimbangan logis, seperti kepraktisan, keterbatasan, biaya, waktu, tenaga, dan adanya percobaan yang merusak (destruktif), adakalanya penelitian dilakukan dengan menggunakan sampel. Sampel merupakan elemen dalam populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Definisi sampel yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008:62) adalah sebagai berikut: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.
Pada dasarnya ukuran sampel adalah merupakan langkah untuk menentukan besarnya sampel tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan cara statistik ataupun besarnya estimasi penelitian. Selain itu perlu diperhatikan juga bahwa sampel yang dipilih harus representatif artinya segala karakteristik populasi hendaknya tercermin dalam sampel yang terpilih. Sampel yang diambil untuk memperoleh data dalam penelitian ini yaitu sebanyak 11 sampel yang termasuk dalam kategori perusahaan real estate dan property yang menerbitkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2004 sampai dengan 2008. Sampel perusahaan yang terpilih didasarkan pada kriteria tertentu. Untuk sampel penelitian ini ditetapkan dengan kriteria: 1. Perusahaan yang masuk sebagai sampel dipilih dari perusahaan yang termasuk dalam perusahaan real estate dan property. 2. Merupakan perusahaan yang telah go public, yang sahamnya masih tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai dengan tahun 2008.
3. Laporan keuangan perusahaan yang digunakan sebagai data berakhir pada tanggal 31 Desember dan laporan keuangan yang telah diaudit. 4. Selama periode pengamatan, perusahaan yang bersangkutan secara berturut-turut tidak mengalami kerugian. Hal ini dikarenakan tujuan dari penelitian ini berkaitan dengan prediksi arus kas dengan menggunakan laba pada suatu perusahaan. 5. Perusahaan yang masuk sebagai sampel dipilih dari perusahaan yang memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan oleh penulis. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Sampel Penelitian No
Nama Perusahaan
Kode
1
PT Ciputra Surya Tbk
CTRS
2
PT Duta Pertiwi Tbk
DUTI
3
PT Bakrieland Development Tbk
ELTY
4
PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk
GMTD
5
PT Jaya Real Property Tbk
JRPT
6
PT Lami Citra Nusantara Tbk
LAMI
7
PT Lippo Cikarang Tbk
LPCK
8
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk
PJAA
9
PT Pudjiadi Prestige Limited Tbk
PUDP
10
PT Suryainti Permata Tbk
SIIP
11
PT Sumarecon Agung Tbk
SMRA
3.1.4
Teknik Sampling Menurut Sugiyono (2008:62) pengertian teknik sampling adalah sebagai
berikut: “Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel”.
Teknik sampling yang digunakan oleh penulis adalah non probability sampling. Menurut Sugiyono (2008:66) pengertian non probability sampling adalah sebagai berikut: “Non Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”.
Sugiyono (2008:66) mengemukakan bahwa: “Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball”.
Teknik Non Probability Sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini lebih tepatnya penulis menggunakan teknik purposive sampling. Pengertian purposive sampling menurut Sugiyono (2008:68) adalah
“…teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Sehingga data yang diperoleh lebih representatif dengan melakukan proses penelitian yang kompeten dibidangnya. Dalam penelitian ini yang menjadi pertimbangan adalah perusahaan-perusahaan yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkkan oleh penulis yang telah dikemukakan sebelumnya pada sub bab 3.1.3 sampel penelitian 3.1.5
Prosedur Pemilihan Objek Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah laporan
keuangan ( Laba Rugi dan Arus kas ). Dimana prosedur yang dilakukan penulis dalam memilih objek penelitian adalah sebagai berikut: 1. Penulis melakukan studi kepustakaan guna mendapatkan pemahaman mengenai teori-teori yang berhubungan dengan objek yang diteliti. 2. Penulis melakukan survey ke pojok bursa efek STIE YPKP Jl PHH Musthofa no.68 karena penulis memperoleh informasi yang mempunyai kriteria mengenai objek-objek yang memungkinkan diteliti 3. Penulis mengajukan usulan mengenai objek tersebut kepada Program Studi Akuntansi Universitas Pasundan dan pada akhirnya penulis mendapatkan persetujuan mengenai objek yang diteliti. 4. Penulis melakukan survey kembali dalam memenuhi objek-objek yang diteliti di situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Indonesia Capital Market Directory untuk memperoleh data-data yang tersedia mengenai objek yang diteliti.
3.2
Metode Penelitian
3.2.1
Pendekatan Penelitian Dalam melakukan penelitian perlu adanya suatu metode, cara, atau taktik
sebagai langkah-langkah yang harus ditempuh oleh peneliti dalam memecahkan suatu permasalahan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2008:1) pengertian metode penelitian adalah sebagai berikut: “Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu”.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk mengukur atau menguji data sehingga menghasilkan jawaban identifikasi masalah yang harus diukur atau diuji dengan alat uji kuantitatif, dengan metode statistik untuk menguji hipotesis.
3.2.2
Operasionalisasi Variabel Penelitian Pengertian variabel penelitian menurut Sugiyono (2008:2) adalah sebagai
berikut: “Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Sesuai dengan judul, yaitu: “Pengaruh Laba dalam Memprediksi Arus Kas di masa yang akan datang” maka penelitian ini variabel-variabel yang diteliti akan dapat dibedakan atas dua variabel, yaitu: 1. Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Variabel independen (bebas) yang digunakan adalah laba bersih sebelum extraordinary item dan discounted operation per tahun dari perusahaan sampel terpilih. 2. Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti, maka yang menjadi variabel dependen adalah prediksi perubahan arus kas operasi. Untuk memperjelas mengenai variabel penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.3 Operasionaliasi Variabel Penelitian
Variabel Penelitian Variabel Bebas (X): Laba Akuntansi (X) Variabel Terikat (Y): Prediksi Perubahan Arus Kas Operasi (Y)
Konsep Variabel
Indikator
“Laba akuntansi adalah laba Jumlah bersih sebelum extraordinary akuntansi item dan discounted operation.” (Sofyan S Harahap : 2004)
“Prediksi perubahan arus kas operasi masa depan merupakan informasi penting yang membantu pengambilan keputusan bagi para pengguna. Selain itu arus kas juga memberikan manfaat untuk menaksir fleksibilitas keuangan, profitabilitas, dan resiko.” (Darwanto : 2008)
Skala Pengukuran
laba
Selisih arus kas operasi periode berjalan dengan periode arus kas operasi sebelumnya
Rasio
Rasio
3.2.3
Model Penelitian Model penelitian merupakan abstraksi dari fenomena-fenomena yang
sedang diteliti sesuai dengan judul skripsi ini yaitu: “Peranan laba dalam memprediksi perubahan arus kas operasi di masa yang akan datang”, maka model penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Laba
Prediksi Perubahan Arus Kas Operasi
(X)
(Y)
Gambar 3.1 Model Penelitian
Variabel independen (X) adalah laba, Sedangkan variabel dependen (Y) adalah prediksi arus kas, maka hubungan dari variabel-variabel tersebut dapat digambarkan secara sistematis sebagai berikut:
Y=f(X) Dimana:
X : Laba Y: Prediksi Perubahan Arus Kas Operasi
Artinya: Laba mempunyai peranan terhadap prediksi perubahan arus kas operasi di masa yang akan datang.
3.2.4
Sumber Data Penelitian Pengertian data menurut Riduwan (2003:31) adalah sebagai berikut: “Data ialah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitataif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta”.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder. Data sekunder adalah jenis data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Adapun data sekunder yang diambil oleh penulis adalah laporan keuangan.
3.2.5
Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data sekunder, digunakan teknik pengumpulan data,
yaitu sebagai berikut: 1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan yaitu dengan cara melakukan peninjauan langsung pada objek yang diteliti dengan maksud untuk diperoleh data serta informasi yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang diteliti. 2. Studi Kepustakaan (Library Research) Dalam studi kepustakaan ini, penulis mengumpulkan dan mempelajari berbagai teori dan konsep dasar yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori dan konsep dasar tersebut diperoleh dari buku-buku, artikel-artikel yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. 3. Riset Internet (Online Research) Pengumpulan data berasal dari situs-situs yang berhubungan dengan berbagai informasi yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu pada situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.co.id.
3.2.6
Analisis Data Dan Rancangan Pengujian Hipotesis
3.2.6.1 Analisis Data Data yang dianalisis dalam penelitian ini berkaitan dengan hubungan antara variabel-variabel. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan dilanjutkan pengujian hipotesis yang meliputi penetapan hipotesis, uji statistik, yaitu dengan analisis regresi linear dan kolerasi. Tujuannya adalah untuk menetapkan apakah variabel bebas mempunyai hubungan dengan variabel terikatnya. Penetapan tingkat signifikansi, dan diakhiri dengan penentuan dasar penarikan kesimpulan melalui penerimaan dan penolakan hipotesis.
Sugiyono (2004:142) menyatakan bahwa: “Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, menstabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data setiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan”.
3.2.6.1.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Analisis deskriptif merupakan analisis yang digunakan untuk membahas data kuantitatif. Dalam analisis ini dilakukan pembahasan mengenai bagaimana pengaruh laba terhadap prediksi perubahan arus kas operasi. Laba sebagai variabel independen X, biasanya digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu pada perusahaan real estate dan property dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. Prediksi perubahan arus kas operasi sebagai variabel dependen Y, merupakan peramalan mengenai aliran kas perusahaan pada suatu periode tertentu. Prediksi arus kas dalam hal ini tidak menentukan nilai kas yang mungkin akan dihasilkan oleh perusahaan tapi lebih kepada suatu kenyataan bahwa kas perusahaan tersebut mengalami kenaikan atau mengalami penurunan pada perusahaan real estate dan property dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.
3.2.6.1.2 Analisis Statistik
Untuk mengetahui pengaruh laba dalam memprediksi perubahan arus kas operasi, maka digunakan statistika parametrik. Statistika parametrik digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistika atau menguji ukuran sampel populasi melalui data sampel. Skala yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel diatas adalah skala rasio, yaitu skala yang mempunyai data yang jaraknya sama dan mempunyai nilai yang mutlak, untuk menghitung berapa besar pengaruh laba (X) terhadap prediksi perubahan arus kas operasi (Y), digunakan langkah analisis statistik. Analisis statistik digunakan untuk membahas data kuantitatif. Analisis yang digunakan adalah statistik inferensial atau disebut statistik induktif atau statistik profitabilitas yaitu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel yang hasilnya diberlakukan untuk populasi. Langkah-langkah dalam pengujian statistik yang digunakan penulis adalah sebagai berikut: 1. Asumsi Klasik Dalam penelitian ini penulis akan melakukan uji statistik regresi dalam memperlajari hubungan yang ada diantara variabel-variabel sehingga dari hubungan tersebut dapat ditaksir nilai variabel tidak bebas jika variabel bebas nya diketahui atau sebaliknya.
Out Lier dan data Out Lier Dimaksudkan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan telah benar atau tidak melalui uji tersebut dapat diketahui apakah
bentuk model linier atau non linier, melalui uji tersebut dapat diketahui pengolahan data apakah melalui garis regresi atau tidak.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dimaksudkan untuk menguji suatu ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu (e t) pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya (e t-1). Pada prosedur pendeteksian masalah autokolerasi dapat digunakan pengujian DurbinWatson (d2) dengan rumus:
𝑑=
𝑛 2 𝑖=2(𝑒𝑖 − 𝑒𝑖−1 ) 𝑛 2 𝑖=1 𝑒𝑖
(Agus Widarjono, 2005: 181) Penentuan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan jelas dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.4 Uji Statistik Durbin-Watson d Nilai Statistik d
Hasil
0< d< dL
Ada autokorelasi positif
dL ≤ d ≤ du
Ragu-ragu
du ≤ d ≤ 4- du
Tidak ada autokorelasi positif/ negatif
4- du ≤ d ≤4- dL
Ragu-ragu
4- dL ≤ d ≤ 4
Ada autokorelasi negatif (Agus Widarjono, 2005: 182)
Gambar 3.2 Statistik Durbin-Watson d
Autokorelasi Ragu-ragu Positif
0
dL
du
Tidak ada Autokorelasi
2
Ragu-ragu
4-du
Autokorelasi negatif
4-dL
4
2. Analisis Regresi Analisis regresi menjadi alat untuk mengukur bagaimana pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian. Tujuan dari analisis regresi adalah untuk memprediksi besarnya variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya. Melalui analisis regresi ini akan dilakukan pengujian terhadap peranan laba dalam memprediksi perubahan arus kas operasi perusahaan di masa yang akan datang.
Dalam rangka menguji hipotesis yang telah dirumuskan yaitu untuk membuktikan peranan laba terhadap prediksi perubahan arus kas operasi di masa yang akan datang, penelitian ini pada dasarnya menguji hubungan linier antara variabel independen yaitu laba dengan prediksi arus kas untuk satu tahun yang akan datang sebagai variabel dependen, sehingga persamaan regresinya sebagai berikut :
ΔYt= a + bX+𝜺
Dimana: ΔYt
= Prediksi perubahan arus kas untuk periode t
𝑎
= Konstanta
b X
= Koefisien regresi linear yang dapat ditaksir dengan n buah pasang data = Laba
𝜀
= Koefisien error
t
= Periode Amatan
Pola data tahunan yang dimasukkan dalam pengujian adalah sebagai berikut: a. Untuk memprediksi arus kas satu tahun ke depan dengan prediktor laba, digunakan variabel dependen perubahan arus kas tahun 2005/2006, 2006/2007, dan 2007/2008 dengan variabel independen laba tahun 2004, 2005, 2006 dan 2007.
3. Analisis Kolerasi
Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y, maka dalam penelitian ini penulis akan menggunakan analisis kolerasi pearson. Penulis menggunakan analisis kolerasi pearson karena dalam penelitian ini penulis menggunakan skala rasio dan skala pengukuran rasio tersebut dapat diukur dengan analisis kolerasi pearson. Analisis kolerasi pearson ini digunakan untuk mengukur kuat atau lemahnya peranan laba dalam memprediksi perubahan arus kas operasi di masa yang akan datang. Penentuan koefisien kolerasi dengan menggunakan metode analisis kolerasi pearson dengan menggunakan rumus sebagai berikut: a. Korelasi Pearson 𝑟𝑥𝑦 =
𝑛 𝑛
𝑥𝑦 −
𝑥
𝑥 2 − ( 𝑥)2 − 𝑛
𝑦 𝑦 2 − ( 𝑦)2 (Sugiyono, 2004:182)
keterangan: 𝑥 : Tingkat laba 𝑦 : Tingkat perubahan prediksi arus kas operasi n : Banyak sampel
Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara variabel X dan variabel Y. Nilai koefisien korelasi harus terdapat dalam batas -1 hingga +1 (1< 𝑟 < +1) yang menghasilkan beberapa kemungkinan yaitu: 1. Tanda positif menunjukkan adanya korelasi positif antara variabel yang sedang diuji berarti setiap kenaikan dan penurunan nilai-nilai X akan diikuti dengan kenaikan dan penurunan Y. jika r = +1 atau
mendekati +1, maka menunjukkan adanya pengaruh positif dan korelasi antara variabel-variabel sangat kuat. 2. Sedangkan tanda negatif menunjukkan adanya korelasi negatif antara variabel-variabel yang sedang diuji, berarti setiap kenaikan nilai X akan diikuti penurunan nilai-nilai Y dan setiap penurunan nilai-nilai X akan diikuti kenaikan nilai-nilai Y. Jika r = -1 atau mendekati 1, maka menunjukkan adanya pengaruh negatif dan korelasi antara variabelvariabel sangat kuat. 3. Jika r =0 atau mendekati 0, maka menunjukkan korelasi antara variabel yang diteliti lemah atau tidak ada sama sekali. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditentukan besar atau kecil, pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi diantaranya: Tabel 3.5 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat (Sugiyono, 2004: 183)
4.
Koefisien Determinasi Untuk mengetahui sejauh mana hubungan variabel X terhadap variabel Y,
maka nilai koefisien r dikuadratkan (r)2, nilai r2 atau koefisien determinasi ini menunjukkan besarnya model variabel Y yang dipengaruhi variabel X. Dengan demikian perubahan koefisien determinasi adalah apabila koefisien kolerasi antara dua variabel X dan Y sama dengan r, maka 100% r2 variasi variabel X dipengaruhi variasi variabel Y, koefisien determinasi dapat dicari dengan menggunkan rumus: KD= r2X100% Dimana: 0 ≤ 𝑟 2 ≤ 1 Keterangan: KD= Koefisien determinasi r2 = Koefisien korelasi dikuadratkan (Sugiyono, 2004:280)
3.2.6.2 Rancangan Pengujian Hipotesis Dalam pengujian hipotesis dari penelitian ini, penulis menetapkan dengan menggunakan uji signifikan atau uji parameter, maksudnya untuk menguji signifikasi. Maka harus dilakukan pengujian parameter r, dimulai dengan menetapkan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis dari H0 dan Ha adalah sebagai berikut: H0: 𝛽 = 0 ;
Tidak terdapat peranan yang signifikan antara laba terhadap prediksi perubahan arus kas operasi.
Ha: 𝛽 ≠ 0 ;
Terdapat peranan yang signifikan antara laba terhadap prediksi perubahan arus kas operasi.
1. Pengujian Hipotesis Pengujian yang dilakukan adalah uji parameter (uji kolerasi) dengan menggunakan uji t-statistik. Hal ini membuktikan apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) dengan menggunakan rumus: 𝑡=
𝑟 𝑛−2 1 − 𝑟2 (Sugiyono; 2004:214)
Harga t-hitung selanjutnya dibandingkan dengan t-tabel dengan derajat kesalahan 5% (𝛼 = 0,05) dengan kriteria sebagai berikut: H0 ditolak jika t-hitung ≤ - t-tabel (1 − 𝛼/2; n-2) atau t-hitung ≥ t-tabel (1 − 𝛼/2; n-2). Bila hasil pengujian statistik menunjukkan H0 ditolak, berarti laba mempunyai peranan yang signifikan terhadap prediksi perubahan arus kas operasi. Tetapi apabila H0 diterima, berarti laba tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prediksi perubahan arus kas operasi atau besarnya pengaruh ini dapat diabaikan.
Gambar 3.3 Daerah Penerimaan &Penolakan H0 (Uji t)
Daerah Penerimaan H0
Daerah Penolakan H0
-t-tabel (1-𝛼 /2; n-2)
Daerah Penolakan H0
t-tabel (1-𝛼 /2; n-2)
Untuk pengolahan data penulis menggunakan program aplikasi komputer yaitu program SPSS versi 17.0 dan program Microsoft Excel 2007 sebagai alat bantu untuk mengolah data tersebut.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia
4.1.1.1 Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan
kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:
14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.
1914 - 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
1925 - 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup.
1942 - 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II
1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri keuangan (Prof.DR. Sumitro Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950)
1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif.
1956 - 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.
10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.
1977 - 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.
1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.
1988 - 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat.
2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.
16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.
13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).
10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996.
1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.
2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading).
2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
4.1.1.2 Struktur Organisasi Dan Uraian Tugas Bursa Efek Indonesia Struktur organisasi Bursa Efek Indonesia adalah garis atau lini, dimana dalam kesehariannya Bursa Efek Indonesia dipimpin oleh direktur utama yang membawahi satu orang direktur yaitu direktur pemeriksaan dan divisi komunikasi perusahaan. Selain kedua bagian tersebut direktur utama juga secara tidak langsung dibantu oleh sekertaris perusahaan dan beberapa orang peneliti senior.
Direktur operasi membawahkan empat orang direktur untuk membantu tugas kesehariannya, yaitu direktur pencatatan, direktur perdagangan, direktur keanggotaan, dan direktur administrasi. 1.
Direktur pemeriksaaan membawahkan empat divisi, yaitu: a. Divisi pengawasan, bertugas mengadakan beberapa kegiatan untuk meningkatkakn kemampuan sistem pengawasan Bursa Efek Indonesia, antara lain penyempurnaan sistem monitoring perdagangan melalui penerapan parameter perdagangan bursa. b. Divisi hukum, bertugas menyiapkan kontak-kontak yang disiapkan oleh perusahaan dan penyempurnaan peraturan biasa. c. Satuan pemeriksa anggota bursa, bertugas membantu tim audit dalam memeriksa dan mengaudit laporan keuangan emiten. d. Satuan pemeriksaan internal, bertugas memeriksa dan mengaudit laporan keuangan perusahaan.
2.
Direktur pencatatan membawahkan dua divisi, yaitu: a. Divisi pencatatan sektor jasa, bertugas mengevaluasi dan mengontrol perusahaan-perusahaan dalam sektor jasa. b. Divisi pencatatan sektor pabrikan, bertugas mengevaluasi dan mengontrol perusahaan-perusahaan dalam sektor pabrikan.
3.
Direktur perdagangan membawahkan dua divisi, yaitu: a. Divisi perdagangan, bertugas menyediakan sarana perdagangan yang efisien, menyempurnakan peraturan perdagangan. Menyempurnakan
sistem perdagangan efek agar teratur, likuid, efisien dan transparan, serta menyebarluaskan informasi emiten. b. Divisi riset dan pengembangan, bertugas memberikan masukan bagi pengembangan instrumen pasar dan bisnis informasi Bursa efek Indonesia. Aktivitas rutin divisi ini mencakup penyusunan publikasi statistik mingguan, bulanan, tahunan, database Bursa Efek Indonesia, fact book, dan jurnal Bursa Efek Indonesia. 4.
Direktur keanggotaan membawahkan satu divisi, yaitu: b. Divisi keanggotaan, bertugas mengatur anggota-anggota bursa.
5.
Direktur administrasi membawahkan tiga divisi, yaitu: a. Divisi keuangan, bertugas mengambil inisiatif dalam melakukan integrasi laporan keuangan untuk mempercepat proses penyusunan laporan keuangan. b. Divisi
umum, bertugas sebagai
penunjang kegiatan perusahaan
diantaranya penyusunan pedoman inventarisasi barang perusahaan, bertanggung jawab dalam pengadaan kebutuhan untuk menunjang kebutuhan perusahaan. c. Divisi sumber daya manusia, bertugas untuk menunjang kelancaran operasi perusahaan dengan kebijakan perusahaan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Bursa Efek Indonesia melalui program pelatihan dan pendidikan. Dibahwah ini adalah struktur organisasi Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
DEWAN KOMISARIS
No Nama
Jabatan
1. I Nyoman Tjager
Komisaris Utama
2. Mustofa
Komisaris
3. Chaeruddin Berlian
Komisaris
4. Johnny Darmawan
Komisaris
5. Felix Oentoeng Soebagjo Komisaris
DEWAN DIREKSI
No
Nama
1. Erry Firmansyah
Jabatan Direktur Utama
Direktur Perdagangan Saham, Penelitian dan 2. M.S. Sembiring Pengembangan Usaha T. Guntur
Direktur Perdagangan Fixed Income dan Derivatif,
Pasaribu
Keanggotaan dan Partisipan
3.
Justitia 4.
Direktur Pengawasan Tripurwasani
5. Eddy Sugito
Direktur Pencatatan
6. Bastian Purnama
Direktur Teknologi Informasi
7. Sihol Siagian
Direktur Administrasi
DAFTAR NAMA PEJABAT KEPALA DIVISI / KEPALA SATUAN
No
Jabatan
Nama
Direktorat Utama 1.
Sekretaris Perusahaan
Friderica Widyasari Dewi
2.
Satuan Manajemen Resiko
-
3.
Satuan Pemeriksa Internal
Widodo
4.
Sentra Informasi dan Edukasi
-
Direktorat Pengawasan 5.
Pengawasan Transaksi
Hamdi Hassyarbaini
Dewi Arum 6.
Hukum Prasetyaningtyas
7.
Satuan Pemeriksa Anggota Bursa & Partisipan
Kristian S. Manullang
Direktorat Pencatatan 8.
Pencatatan Sektor Riil
I Gede Nyoman B.Y.
9.
Pencatatan Sektor Jasa
Umi Kulsum
10. Pencatatan Surat Utang
Saptono Adi Junarso
Direktorat Perdagangan Fixed Income & Derivatif 11. Perdagangan Fixed Income
Erna Dewayani
12. Perdagangan Derivatif
Hari Purnomo
Direktorat Keanggotaan & Partisipan 13. Keanggotaan
Bambang Widodo
Direktorat Perdagangan Saham 14. Perdagangan Saham
Supandi
Direktorat Penelitian & Pengembangan Usaha 15. Riset & Pengembangan Produk
Kandi Sofia S. Dahlan
16. Pemasaran
Wan Wei Yiong
Direktorat Administrasi
17. Keuangan
Yohanes A. Abimanyu
18. Umum
Isharsaya
19. Sumber Daya Manusia
Mirna Kurniawati (Pjs.)
Direktorat Teknologi Informasi 20. Operasi Teknologi Informasi
Yohanes Liauw
Pengembangan Solusi Bisnis Teknologi 21.
Didit Agung Laksono Informasi
Specialist Setingkat Kepala Divisi 22. Chief Economist
Edison Hulu
4.1.1.3 Gambaran Umum Perusahaan 1.
PT Ciputra Surya Tbk PT Ciputra Surya Tbk (“Perusahaan”) didirikan pada tanggal 1 Maret
1989. Sesuai dengan pasal 3 dari anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Perusahaan
mencakup
antara
lain,
perencanaan,
pelaksanaan
pembangunan dan penjualan kawasan perumahan (real estat),perkantoran, pertokoan, pusat niaga beserta fasilitas-fasilitasnya. Perusahaan berkedudukan di Surabaya dan proyeknya yaitu Citra Raya Surabaya berlokasi di Lakarsantri, Surabaya. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersilnya pada tanggal 1 Maret 1993.
2.
PT Duta Pertiwi Tbk PT Duta Pertiwi Tbk (“Perusahaan” atau “Induk Perusahaan”) didirikan 29
Desember 1972. Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan proyek real estatnya meliputi pusat perbelanjaan ITC Mangga Dua, Ruko Textil Mangga Dua, Dusit Arkade Belanja Mangga Dua, Mangga Dua Mall, Mangga Dua Court Apartment, Wisma Eka Jiwa, Jembatan Niaga I,II dan III, perumahan Taman Duta Mas, Mega ITC Cempaka Mas, Pusat Niaga Duta Mas Fatmawati, Ruko Roxy Mas, ITC Fatmawati, Harcomas Mangga Dua, Jembatan Harcomas Mangga Dua dan Terowongan Harcomas Mangga Dua, ITC Roxy Mas dan Apartemen, dan Roxy II, yang seluruhnya berlokasi di Jakarta dan pusat perbelanjaan Mangga Dua Center di Surabaya. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Gedung ITC Lt. 8, Jalan Mangga Dua Raya, Jakarta. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan utama Perusahaan meliputi usaha konstruksi dan pembangunan real estat serta perdagangan umum. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tanggal 1 Oktober 1988 dalam bidang real estat, sebelumnya Perusahaan bergerak dalam bidang kontraktor.
3.
PT Bakrieland Development Tbk PT Bakrieland Development Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 12
Juni 1990. Sesuai pasal 2 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi pemilikan dan pengoperasian hotel, serta investasi saham di
bidang properti dan real estat. Perusahaan berkedudukan di Jakarta dan memiliki Hotel Quality (dahulu Holiday Inn) yang berlokasi di Yogyakarta.
4.
PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk (Perusahaan) didirikan
pada tanggal 14 Mei 1991. Sesuai dengan Pasal 3 anggaran Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang investasi dan pengembangan real estat dan properti. Perusahaan berkedudukan di Makassar, Sulawesi Selatan dengan kantor pusat Perusahaan berlokasi di Jalan Metro Tanjung Bunga Kav. 3-5.Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tanggal 21 Juni 1997.
5.
PT Jaya Real Property Tbk PT Jaya Real Property Tbk (Perusahaan) didirikan di Indonesia
berdasarkan Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri pada tanggal 25 Mei 1979 Ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah pengembangan kota (urban development) yang meliputi pengembangan kawasan perumahan dan industri, pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum,penyediaan jasa-jasa pendukung, serta melakukan investasi, baik langsung dan tidak langsung melalui perusahaan anak maupun patungan dengan pihak-pihak lain. Pada saat ini kegiatan Perusahaan terutama adalah pembangunan perumahan di daerah Selatan Jakarta, pengelolaan usaha properti dan penyediaan jasa-jasa penunjang lainnya.
Kantor Perusahaan terletak di Bintaro Trade Centre, Blok K, Jl. Jend. Sudirman, Bintaro Jaya Sektor VII, Tangerang - 15224, Banten, Indonesia. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1980.
6.
PT Lami Citra Nusantara Tbk PT Lamicitra Nusantara Tbk (d/h PT Lami Citra Persada) (Perusahaan)
didirikan tanggal 29 Januari 1988. Perusahaan berdomisili di Surabaya dengan lokasi usaha di Surabaya dan Semarang. Kantor pusat Perusahaan berada di Jembatan Merah Plaza lantai 5, Jl. Taman Jayengrono No. 2 - 4, Surabaya. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan bergerak dalam bidang pembangunan dan pengelolaan properti, jasa, perdagangan dan pertokoan. Perusahaan memulai usaha komersialnya pada Januari 1990. Saat ini kegiatan utama Perusahaan adalah penjualan stand di Jembatan Merah Plaza – Surabaya, pengelola kawasan berikat di Tanjung Emas Semarang dan penyertaan modal pada Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan depo peti kemas, perhotelan, real estat dan properti. Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata 136 dan 114 karyawan masingmasing pada tahun 2008 dan 2007. Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (grup) PT Lamicitra Nusantara Tbk.
7.
PT Lippo Cikarang Tbk PT Lippo Cikarang Tbk (Perusahaan) didirikan di Indonesia pada tanggal
20 Juli 1987. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah pengembangan kota
(urban development) yang meliputi pengembangan kawasan perumahan dan industri, pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum, penyediaan jasa-jasa pendukung, serta melakukan investasi, baik langsung dan tidak langsung melalui perusahaan anakmaupun patungan dengan pihak-pihak lain. Pada saat ini kegiatan Perusahaan terutama adalah pembangunan kawasan industri, perumahan dan penyediaan jasa-jasa penunjang lainnya. Kantor Perusahaan terletak di Menara Pasifik, Jalan M.H. Thamrin Kav. 107, Lippo Cikarang, Bekasi -17550, Jawa Barat, Indonesia. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak tanggal 20Mei 1989. 8.
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk („‟Perusahaan‟‟) didirikan tanggal 10
Juli 1992. Dalam rangka pengembangan kawasan Ancol sebagai kawasan wisata terpadu, pada tahun 1966,Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Pemda DKI) menunjuk PT Pembangunan Ibu Kota Jakarta Raya (PT Pembangunan Jaya) sebagai Badan Pelaksana Pembangunan Proyek Ancol (BPPP Ancol) berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya No. 1b/3/1/26/1966 tanggal 19 Oktober 1966. Pada tahun 1966, Perusahaan memulai kegiatan operasinya secara komersial. Pada tanggal 10 Juli 1992, status BPPP Ancol diubah menjadi suatu badan hukum, yaitu menjadi PT Pembangunan Jaya Ancol, dengan komposisi kepemilikan sahamnya adalah Pemda DKI sebesar 80% dan PT Pembangunan Jaya sebesar 20%.
Perusahaan berdomisili di Jakarta. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Gedung Cordova Tower, JI. Pasir Putih Raya Blok E5 Ancol Timur, Jakarta Utara. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan adalah berusaha dalam bidang pembangunan dan jasa. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perusahaan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
Menjalankan usaha-usaha di bidang pembangunan, antara lain dapat bertindak sebagai pengembang, pemborong pada umumnya, dan pengembang wilayah pemukiman;
Menjalankan usaha di bidang jasa, yaitu konsultasi bidang perencanaan dan pengawasan pembangunan.
Pada saat ini Perusahaan berusaha dalam bidang:
Real estat, yaitu pembangunan, penjualan dan penyewaan bangunan dan penjualan tanah kapling;
Pariwisata, yaitu mengelola pasar seni, hotel wisata, padang golf dan dermaga.
Jumlah karyawan Perusahaan dan Perusahaan Anak untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2008 dan 2007 masing-masing adalah 1.197 dan 1.207 karyawan.
9.
PT Pudjiadi Prestige Limited Tbk
PT Pudjiadi Prestige Tbk (“Perusahaan“) didirikan tanggal 11 September 1980. Sesuai dengan pasal 2 Anggaran Dasar Perusahaan, lingkup kegiatan perusahaan meliputi bidang pembangunan perumahan, perkantoran, dan apartemen. Perusahaan mulai beroperasi secara komersil sejak tahun 1981. Pada saat ini, perusahaan bergerak dalam bidang real estat, kontaktor, dan penyewaan ruangan / apartemen. Perusahaan berkantor di Jayakarta Tower Jl Hayam Wuruk 126 Jakarta. Perusahaan menyewakan Apartemen Jayakarta Plaza, Senopati Apartement, Kemang Apartement, dan Prapanca Apartement. Perusahaan melalui anak perusahaan juga memiliki Hotel Sol Elite Marbella yang berlokasi di Anyer, Banten yang dikelola oleh Management-Sol Elite Group. Melalui anak perusahaan, perusahaan juga memiliki proyek real estat di Kota Serang Baru Permai dan Vila Menara Kepala Gading, Jakarta.
10.
PT Suryainti Permata Tbk PT Suryainti Permata Tbk (“Perusahaan”) didirikan tanggal 14 Februari
1990. Para pemegang saham telah menyetujui rencana Perusahaan untuk melakukan pemecahan nominal saham (stock split) dan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan, sebagai berikut : A. Rencana Perusahaan untuk melakukan pemecahan nominal saham (stock split) dengan rasio 1 saham lama ditukar dengan 4 saham baru sehingga nilai nominal saham (stock split) Seri A dari Rp 500 per saham menjadi Rp 125 per
saham dan nilai nominal saham seri B dari Rp 200 per saham menjadi Rp 50 per saham. Dengan disetujuinya rencana Perusahaan untuk melakukan pemecahan nominal saham (stock split), maka komposisi modal dasar dan ditempatkan akan mengalami perubahan menjadi sebagai berikut: 1. Modal dasar Perusahaan adalah sebesar Rp 1.000.000.000.000 yang terbagi atas 16.400.000.000 saham, dengan komposisi sebagai berikut:
Saham seri A dengan nilai nominal Rp 125 per saham seluruhnya sejumlah 2.400.000.000 lembar saham atau dengan nilai nominal sebesar Rp 300.000.000.000.
Saham seri B dengan nilai nominal Rp 50 per saham seluruhnya sejumlah 14.000.000.000 lembar saham atau dengan nilai nominal sebesar Rp 700.000.000.000.
2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal sebesar Rp 390.348.212.600 atau sejumlah 4.206.964.252 lembar saham, masingmasing terdiri dari saham seri A sejumlah 2.400.000.000 lembar saham dan saham seri B sejumlah 1.806.964.252 lembar saham. B. Melakukan Perubahan terhadap Pasal 4 ayat 1dan pasal-pasal lain dari Anggaran dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Undangundang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Akte Perubahan Anggaran dasar tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-07039.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 13 Pebruari 2008. Perusahaan
telah
melakukan
penyesuaian
Anggaran
Dasarnya
sebagaimana yang disyaratkan dalam Undang-undang No. 1 tahun 1995 tentang Perusahaan Terbatas serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 tanggal 10 Oktober 1997 dan tambahan No. 4736.
11.
PT Summarecon Agung Tbk PT Summarecon Agung Tbk (“Perusahaan”) didirikan tanggal 26
November 1975. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan , ruang lingkup kegiatan perusahaan bergerak dalam bidang pengembangan real estat, penyewaan properti dan pengelolaan fasilitas rekreasi dan restoran. Kantor pusat perusahaan berkedudukan di Plaza Summarecon, Jl Perintis Kemerdekaan Kav 42 Jakarta.
4.1.2
Laba Laba sebagai variabel independen X, biasanya digunakan untuk mengukur
kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Yang dimaksud dengan laba akuntansi adalah laba bersih sebelum extraordinary item dan discounted operation. Dalam laporan keuangan, laba akuntansi dapat diketahui di laporan laba rugi. Laporan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi
perusahaan selama periode tertentu. Semakin besar laba yang dicapai oleh suatu perusahaan maka semakin baik kinerja perusahaan tersebut. Data mengenai laba diperoleh dari laporan keuangan masing-masing perusahaan real estate dan property pada tahun 2004-2008. Laba disini merupakan laba bersih sebelum extraordinary item dan discounted operation. Pada tabel 4.2 dibawah ini digambarkan besarnya laba dari perusahaan real estate dan property periode 2004-2008.
Tabel 4.2 Laba Tahun 2004-2008 (Dalam jutaan rupiah) No 1 2 3 4
Nama Perusahaan
PT Ciputra Surya Tbk PT Duta Pertiwi Tbk PT Bakrieland Development Tbk PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk 5 PT Jaya Real Property Tbk 6 PT Lami Citra Nusantara Tbk 7 PT Lippo Cikarang Tbk 8 PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk 9 PT Pudjiadi Prestige Limited Tbk 10 PT Suryainti Permata Tbk 11 PT Sumarecon Agung Tbk Sumber: Hasil Pengolahan
Laba 2004
Laba 2005
Laba 2006
Laba 2007
Laba 2008
61.392 59.643 36.620
199.778 60.857 92.555
169.115 72.943 67.609
171.506 58.938 134.185
144.327 40.087 272.100
6.397
6.605
7.377
7.857
8.023
41.622 1.453 28.936 110.609 3.383 55.202 147.015
67.226 1.690 3.733 124.502 3.326 77.639 151.210
84.120 967 3.270 126.213 288 93.684 168.099
110.128 2.995 11.061 140.867 6.812 108.915 159.839
147.818 9.295 14.173 132.233 3.963 55.244 94.141
4.1.3
Prediksi Perubahan Arus Kas Operasi Prediksi perubahan arus kas operasi sebagai variabel dependen Y,
merupakan peramalan mengenai aliran kas perusahaan pada suatu periode tertentu. Prediksi perubahan arus kas operasi dalam hal ini tidak menentukan nilai kas yang mungkin akan dihasilkan oleh perusahaan tapi lebih kepada suatu kenyataan bahwa kas perusahaan tersebut mengalami kenaikan atau mengalami penurunan. pada perusahaan real estate dan property dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. Data mengenai prediksi arus kas diperoleh dari laporan keuangan masingmasing perusahaan real estate dan property pada periode 2004-2008. Pada tabel 4.3 dibawah ini digambarkan besarnya return on asset dari perusahaan real estate dan property periode 2004-2008.
Tabel 4.3 Arus Kas Operasi Tahun 2004-2008 (Dalam jutaan rupiah) No
Nama Perusahaan
1 2 3 4
PT Ciputra Surya Tbk PT Duta Pertiwi Tbk PT Bakrieland Development Tbk PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk PT Jaya Real Property Tbk PT Lami Citra Nusantara Tbk PT Lippo Cikarang Tbk PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk PT Pudjiadi Prestige Limited Tbk PT Suryainti Permata Tbk
5 6 7 8 9 10
Arus kas Arus kas Arus kas Arus kas Arus kas 2004 2005 2006 2007 2008 228.988 133.075 45.269
293.111 -71.587 -108.979
1.702 163.021 -214.362
33.326 227.762 -887.451
99.722 293.093 -1.057.407
31.543
3.630
7.035
-11.779
2.786
70.603 -8.095 -10.181 132.694 12.856 9.717
84.074 24.865 -39.817 109.618 12.753 100.200
8.886 -40.025 -498.081 132.358 -6.623, 115.470
90.141 143.422 3.424 186.086 18.787 35.406
35.123 81.257 70.591, 288.246 17.966 -24.081
11 PT Sumarecon Agung Tbk Sumber: Hasil Pengolahan
4.2
Pembahasan Penelitian
4.2.1
Analisis Laba Perusahaan
79.982
284.061
-174.105
96.521
Pada tabel 4.4 dibawah ini digambarkan besarnya rata-rata laba dari perusahaan real estate dan property periode 2004-2008.
Table 4.4 Rata-Rata Laba (Dalam jutaan rupiah) No
Nama Perusahaan
1 2 3 4
PT Ciputra Surya Tbk PT Duta Pertiwi Tbk PT Bakrieland Development Tbk PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk PT Jaya Real Property Tbk PT Lami Citra Nusantara Tbk PT Lippo Cikarang Tbk PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk PT Pudjiadi Prestige Limited Tbk PT Suryainti Permata Tbk PT Sumarecon Agung Tbk
5 6 7 8 9 10 11
Rata-Rata Laba 133.223,6 58.493,6 120.613,8 7.251,8 90.182,8 3.272 12.234,6 126.884,8 3.554,4 78.136,8 144.060,8
-345.011
Sumber: Hasil Pengolahan
Dari tabel 4.5 dapat dilihat nilai statistik deskriptif laba dengan menggunakan SPSS V 17.0 for windows. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.5 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Laba Menggunakan SPSS V 17.0
Descriptive Statistics N
Minimum
Laba
11
Valid N (listwise)
11
Maximum
3272.0
144060.8
Mean 70719.000
Std. Deviation 56587.9389
Dengan melihat hasil dari pengolah data di atas dapat dilihat bahwa mean atau rata-rata laba dari 11 perusahaan yang menjadi sampel adalah sebesar 70.719.000.000
sedangkan
untuk
laba
yang
tertinggi
yaitu
sebesar
144.060.800.000 pada PT Summarecon Agung Tbk. Untuk laba terendah yaitu sebesar 3.272.000.000 yang terjadi pada PT Lami Citra Nusantara Tbk. Adapun grafik yang menunjukkan informasi laba sebagai berikut:
Laba 160,000,000,000
140,000,000,000
144,060,800,0 00
133,223,600,000 126,884,800,000 120,613,800,0 00
120,000,000,000
100,000,000,000
90,182,800,000 80,000,000,000
78,136,800,00 0
60,000,000,000
58,493,600,00 0
40,000,000,000
20,000,000,000
0
CTRS
DUTI
7,251,800,00 0 ELTY
GMTD
3,272,000,0 00JRPT LAMI
12,234,600,000 LPCK
PJAA
3,554,400,0 00 PUDP
SIIP
SMRA
Laba
4.2.2
Analisis Perubahan Arus Kas Operasi Perusahaan Dalam penelitian ini penulis menggunakan perubahan arus kas untuk
memprediksi arus kas dimasa yang akan datang dengan cara membandingkan arus kas periode yang dihitung perubahannya dengan arus kas periode sebelumnya, seperti yang disajikan berikut ini:
∆arus kas = arus kast - arus kast−1
Berikut disajikan perubahan arus kas secara relatif tahun 2004-2008 masing-masing perusahaan: Tabel 4.6 Perubahan Relatif Arus Kas Tahun 2004-2008 (Dalam jutaan rupiah) No 1 2 3 4
Nama Perusahaan
PT Ciputra Surya Tbk PT Duta Pertiwi Tbk PT Bakrieland Development Tbk PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk 5 PT Jaya Real Property Tbk 6 PT Lami Citra Nusantara Tbk 7 PT Lippo Cikarang Tbk 8 PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk 9 PT Pudjiadi Prestige Limited Tbk 10 PT Suryainti Permata Tbk 11 PT Sumarecon Agung Tbk Sumber: Hasil Pengolahan
Perubahan Relatif Arus Kas 2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008 64.123 -204.662 -154.248
-291.409 234.608 -105.383
31.624 64.741 -673.089
66.396 65.331 -169.956
-27.913
3.405
-18.814
14.565
13.471 32.960 -29.636 -23.076 -103 90.483 204.079
-75.188 -64.890 -458.264 22.740 -19.376 15.270 -458.166
81.255 183.447 501.505 53.728 25.410 -80.064 270.626
-55.018 -62.165 67.167 102.160 -821 -59.487 -441.532
Pada tabel 4.7 dibawah ini digambarkan besarnya rata-rata arus kas operasi dari perusahaan real estate dan property periode 2004-2008.
Tabel 4.7 Rata-Rata Perubahan Relatif Arus Kas (Dalam Jutaan Rupiah) No
Nama Perusahaan
Rata-Rata Perubahan Relatif Arus Kas
1 2 3 4
PT Ciputra Surya Tbk PT Duta Pertiwi Tbk PT Bakrieland Development Tbk PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk 5 PT Jaya Real Property Tbk 6 PT Lami Citra Nusantara Tbk 7 PT Lippo Cikarang Tbk 8 PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk 9 PT Pudjiadi Prestige Limited Tbk 10 PT Suryainti Permata Tbk 11 PT Sumarecon Agung Tbk Sumber: Hasil Pengolahan
-32.316,5 40.004,5 -275.669 -7.189,25 -8.870 22.338 20.193 38.888 1.277,5 -8.449,5 -106.248,25
Dari tabel 4.8 dapat dilihat nilai statistik deskriptif perubahan arus kas dengan menggunakan SPSS V 17.0 for windows. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.8 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Perubahan Arus Kas Menggunakan SPSS V 17.0
Descriptive Statistics N
Minimum
Arus Kas
11
Valid N (listwise)
11
-275669.00
Maximum 40004.50
Mean -28731.0409
Std. Deviation 91361.37162
Dengan melihat hasil dari pengolah data di atas dapat dilihat bahwa mean atau rata-rata dari perubahan arus kas dari 11 perusahaan yang menjadi sampel adalah sebesar -28.731.040.900. sedangkan untuk perubahan arus kas yang tertinggi yaitu sebesar 40.004.500.000 pada PT Duta Pertiwi Tbk. Untuk perubahan arus kas terendah yaitu sebesar -275.669.000.000 yang terjadi pada PT Bakrieland Development Tbk. Adapun grafik yang menunjukkan arus kas operasi sebagai berikut:
Arus Kas 100,000,000,000
40,004,500,00 0
50,000,000,000
0 CTRS -50,000,000,000
DUTI
32,316,500,00 0
38,888,000,000 22,338,000,00 0 1,277,500,000 20,193,000,00 -8,449,500,000 0
7,189,250,000 ELTY GMTD JRPT LAMI 8,870,000,000
LPCK
PJAA
PUDP
SIIP
SMRA
-100,000,000,000
Arus Kas
-106,248,250,000 -150,000,000,000
-200,000,000,000
-250,000,000,000
-300,000,000,000
-275,669,000,000
4.2.3
Analisis Peranan Laba Dalam Memprediksi Perubahan Arus Kas Operasi Perusahaan
4.2.3.1 Uji Asumsi Klasik 4.2.3.1.1
Uji Autokolerasi
Pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk memastikan apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan t-1 atau sebelumnya sehinggga diperoleh hasil regresi yang valid dan dapat digunakan untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan. Autokorelasi bisa dideteksi dengan pengujian Durbin-Watson. 𝑑=
𝑛 2 𝑖=2(𝑒𝑖 − 𝑒𝑖−1 ) 𝑛 2 𝑖=1 𝑒𝑖
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, maka dilakukan pengujian Durbin-Watson (D-W) dengan ketentuan sebagai berikut:
Nilai Statistik d 0< d< dL dL ≤ d ≤ du du ≤ d ≤ 4- du 4- du ≤ d ≤4- dL 4- dL ≤ d ≤ 4
Hasil Ada autokorelasi positif Ragu-ragu Tidak ada autokorelasi positif/ negatif Ragu-ragu Ada autokorelasi negatif
Untuk selengkapnya hasil autokorelasi ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut ini: Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi N 11
Durbin-Watson 1,909
Autokorelasi Ragu-ragu Positif
0
0,927
Tidak ada Autokorelasi
1,324
Ragu-ragu Autokorelasi negatif
2.676
3,073
4
1,909
Gambar 4.1 Statistik Durbin-Watson d
Nilai kritis DW pada tingkat signifikansi 5% dengan banyaknya observasi sebesar 11 dan banyaknya variabel bebas 1 masing-masing untuk dL sebesar 0,927dan du sebesar 1,324. Dari hasil output SPSS 17.0 didapat nilai Durbin Watson sebesar 1,909. Nilai ini terletak pada interval du ≤ d ≤ 4- du. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam data pengamatan tidak terjadi autokorelasi.
4.2.3.1.2 Out Lier atau data Out Lier Dimaksudkan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan telah benar atau tidak melalui uji tersebut dapat diketahui apakah bentuk model linier atau non linier, melalui uji tersebut dapat diketahui pengolahan data apakah melalui garis regresi atau tidak. Untuk mengetahui data out lier, dapat dilihat pada table dibawah ini.
Tabel 4.10 Out Lier Residuals Statistics Minimum Predicted Value
Maximum
a
Mean
Std. Deviation
N
-1.05E11
8.17E10
-2.87E10
5.945E10
11
-1.279
1.857
.000
1.000
11
2.314E10
4.827E10
3.031E10
7.666E9
11
-1.16E11
1.15E11
-2.55E10
6.622E10
11
-1.870E11
6.500E10
.000
6.937E10
11
Std. Residual
-2.558
.889
.000
.949
11
Stud. Residual
-2.846
1.009
-.019
1.060
11
-2.316E11
8.376E10
-3.239E9
8.692E10
11
-8.491
1.010
-.537
2.683
11
Mahal. Distance
.093
3.448
.909
.999
11
Cook's Distance
.000
.965
.132
.286
11
Centered Leverage Value
.009
.345
.091
.100
11
Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual
Deleted Residual Stud. Deleted Residual
a. Dependent Variable: ArusKas
Dari tabel diatas tampak nilai cook’s distance 0.000 dimana nilainya lebih kecil dari satu. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada data out lier. Jika melalui Normal P-Plot adalah sebagai berikut:
Gambar 4.2 Normal P-Plot Dari gambar diatas dapat menunjukkan dan memperkuat adanya pengaruh antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Untuk mengetahui hubungan besarnya pengaruh laba terhadap prediksi perubahan arus kas operasi perusahaan secara parsial dilakukan analisis regresi, analisis korelasi, uji statistik, dan koefisien determinasi. Adapun langkah pengujian statistik ini dilakukan sebagai berikut: Pada tabel dibawah ini dapat diikhtisarkan data laba dan perubahan arus kas sebagai berikut:
Tabel 4.11 Data Laba dan Arus Kas (Dalam Jutaan Rupiah)
No
Nama Perusahaan
Laba
Arus Kas
1
PT Ciputra Surya Tbk
133.233,6
-32.316,5
2
PT Duta Pertiwi Tbk
58.493,6
40.004,5
3
PT Bakrieland Development Tbk
120.613,8
-275.669
4
7.251,8
-7.189,25
5
PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk PT Jaya Real Property Tbk
90.182,8
-8.870
6
PT Lami Citra Nusantara Tbk
3.272
22.338
7
PT Lippo Cikarang Tbk
12.234,6
20.193
8
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk
126.884,8
38.888
9
PT Pudjiadi Prestige Limited Tbk
3.554,4
1.277,5
10
PT Suryainti Permata Tbk
78.136,8
-8.449,5
11
PT Sumarecon Agung Tbk
144.060,8
-106.248,25
Sumber: Hasil Pengolahan
Untuk memprediksi arus kas satu tahun ke depan dengan prediktor laba, digunakan variabel dependen perubahan arus kas tahun 2005/2006, 2006/2007, dan 2007/2008 dengan variabel independen laba tahun 2004, 2005, 2006 dan 2007. Adapun langkah pengujian statistik ini dilakukan sebagai berikut:
4.2.3.2 Analisis Regresi Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS V 17.0 , maka hasil regresi akan disajikan pada tabel dibawah ini: Tabel 4.12 Regresi Laba Terhadap Prediksi Arus Kas Menggunakan SPSS V 17.0 Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
-5.647E9
2.381E10
.688
.268
Laba
Coefficients Beta
t
.651
Sig. -.237
.818
2.571
.030
a. Dependent Variable: ArusKas
Dari perhitungan regresi yang telah diolah, maka diperoleh bentuk persamaan regresi linier sebagai berikut: ∆Y = -5,647E9+ 0.688 X
Dari persamaan diatas, dapat disimpulkan bahwa konstanta a sebesar 5,647E9 merupakan nilai intercept artinya bahwa garis regresi memotong sumbu Y pada titik -5,647E9 pada saat X sama dengan 0. Dan juga diperoleh nilai koefisien arah regresi linier sebesar 0.688 yang memiliki arti bahwa setiap kenaikan informasi laba sebesar Rp 1 akan menyebabkan arus kas dimasa yang akan datang meningkat sebesar Rp 0.688.
4.2.3.7
Analisis Korelasi Analisis korelasi digunakan untuk membahas tentang derajat hubungan
antara variabel X dengan variabel Y atau untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan antara variabel X dan variabel Y. Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka hasil dari korelasi sisajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.13 Korelasi Laba Terhadap Prediksi Arus Kas Menggunakan SPSS V 17.0 Correlations ArusKas Pearson Correlation ArusKas
1.000
.651
.651
1.000
.
.015
.015
.
ArusKas
11
11
Laba
11
11
Laba Sig. (1-tailed)
ArusKas Laba
N
Laba
Dari hasil perhitungan diatas maka diketahui nilai koefisien korelasinya yaitu r = 0.651 artinya bahwa tingkat hubungan antara laba (X) dengan prediksi arus kas (Y) bersifat positif dan kuat, karena interpretasinya berada diantara interval 0,60 – 0,799.
4.2.3.8
Analisis Koefisien Determinasi Koefisisen determinasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh variabel laba (X) dengan prediksi arus kas (Y). Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka hasil dari koefisien determinasi akan disajikan pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Menggunakan SPSS V 17.0 Model Summary
Model 1
R
R Square a
.651
.423
b
Adjusted R Square .359
Std. Error of the Estimate 7.312E10
a. Predictors: (Constant), Laba b. Dependent Variable: ArusKas
Dari hasil perhitungan diatas maka dapat diketahui nilai koefisien determinasi sebesar 0,423 atau sebesar 42,3% dari perhitungkan tersebut diketahui bahwa pengaruh signifikan laba terhadap prediksi arus kas sebesar 42,3% sedangkan sisanya 57,7% merupakan pengaruh dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi prediksi arus kas yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.2.3.5
Pengujian Hipotesis Pengujian secara parsial dilakukan untuk membuktikan apakah terdapat
pengaruh yang signifikan antara laba dengan prediksi arus kas dengan H0 dan Ha adalah sebagai berikut:
H0: 𝜌 = 0 Tidak terdapat peranan yang signifikan dari laba terhadap prediksi arus kas. Ha: 𝜌 ≠ 0 Terdapat peranan yang signifikan dari laba terhadap prediksi arus kas. Hasil uji dengan bantuan SPSS V 17.0 for windows dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Uji t Menggunakan SPSS V 17.0
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
-5.647E9
2.381E10
.688
.268
Laba
Coefficients Beta
t
.651
Sig. -.237
.818
2.571
.030
a. Dependent Variable: ArusKas
Untuk menguji hipotesis ini kriteria yang digunakan adalah kriteria untuk uji t dimana penetapan signifikansi dengan df = n-k, 11-1 = 10, sig 0.05, maka diperoleh nilai dari ttabel sebesar 2,228 Kriteria penolakan hipotesis Ho ditolak jika: thitung ≤ − ttabel (1-𝛼 / 2; n-2) atau thitung ≥ ttabel (1-α / 2; n-2). Karena thitung 2,571 ≥ ttabel 2,228 maka dapat disimpulkan Ho ditolak, artinya laba mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap prediksi arus kas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa laba mempunyai pengaruh terhadap prediksi arus kas perusahaan satu tahun yang akan datang.
4.2.3.6
Prediksi Perubahan Arus Kas Operasi Tahun 2009 Tabel 4.16 Prediksi Perubahan Arus Kas Tahun 2009 Perubahan Arus Kas 2008-2009
Perubahan Arus Kas 2007-2008
% Perubahan
No
Nama Perusahaan
1 2 3
PT Ciputra Surya Tbk PT Duta Pertiwi Tbk PT Bakrieland Development Tbk
93.649.976.000 21.932.856.000
66.396.000.000 65.331.000.000
41.0% -66.4%
181.557.800.000
-169.956.000.000
-206.8%
4
PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk
-127.176.000
14.565.000.000
-100.9%
5 6 7 8
PT Jaya Real Property Tbk PT Lami Citra Nusantara Tbk PT Lippo Cikarang Tbk PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk
96.051.784.000 747.960.000 4.104.024.000
-55.018.000.000 -62.165.000.000 67.167.000.000
-274.6% -101.2% -93.9%
85.329.304.000
102.160.000.000
-16.5%
9
PT Pudjiadi Prestige Limited Tbk
-2.920.456.000
-821.000.000
255.7%
32.360.872.000 59.122.008.000
-59.487.000.000 -441.532.000.000
-154.4% -113.4%
10 PT Suryainti Permata Tbk 11 PT Sumarecon Agung Tbk Sumber: Hasil Pengolahan
Dengan melihat hasil dari pengolah data di atas dapat dilihat bahwa prediksi perubahan arus kas operasi tertinggi untuk tahun 2009 terjadi pada PT Pudjiadi Prestige Limited Tbk sebesar 255.7%, sedangkan untuk prediksi perubahan
arus kas operasi terendah tahun 2009 terjadi pada PT Jaya Real Property Tbk sebesar -274,6%.
Tabel 4.17 Rekapitulasi Penelitian Uji Asumsi Klasik No
Analisis
Hasil
1
Uji Autokolerasi
D-W= 1.909 du ≤ d ≤ 4- du
2
Out lier atau data out Cook‟s Distance 0,000 lier
Keterangan Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam data pengamatan tidak terjadi autokorelasi. Dimana nilainya lebih kecil dari satu dapat disimpulkan tidak ada data out lier.
Secara Parsial No
Analisis
Hasil
1
Regersi X terhadap Y
∆Y = -5,647E9+ 0.688 X
2
Korelasi
r = 0.651
Koefisien determinasi
KD = 42,3%
Uji t
thitung 2,571 ≥ ttabel 2,228
3
4
Keterangan Persamaan regresi tersebut memiliki nilai a sebesar 5,647E9 pada saat variabel X adalah 0. Dan nilai b sebesar 0,688 hal ini menunjukkan pada saat laba meningkat sebesar Rp 1 maka arus kas dimasa yang akan datang meningkat sebesar Rp 0,688. Artinya bahwa tingkat korelasi antara perubahan Laba (X) dengan prediksi arus kas (Y) bersifat positif dan mempunyai tingkat hubungan korelasi kuat. Artinya bahwa pengaruh signifikan laba terhadap prediksi arus kas sebesar 42,3% sedangkan sisanya 57,7% merupakan pengaruh dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi prediksi arus kas yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Maka dapat disimpulkan Ho ditolak, artinya Laba mempunyai peranan secara dalam memprediksi Arus Kas satu tahun kedepan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan pada
bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Laba pada 11 perusahaan real estate dan property periode 2004-2008 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini mempunyai rata-rata sebesar Rp 70.719.000.000 sedangkan untuk laba yang tertinggi yaitu sebesar Rp 144.060.800.000 pada PT Summarecon Agung Tbk. Dan laba terendah yaitu sebesar Rp 3.272.000.000 yang terjadi pada PT Lami Citra Nusantara Tbk.
2.
Mean atau rata-rata dari perubahan arus kas dari 11 perusahaan real estate dan property periode 2004-2008 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebesar Rp -28.731.040.900. sedangkan untuk perubahan arus kas yang tertinggi yaitu sebesar Rp. 40.004.500.000 pada PT Duta Pertiwi Tbk. Untuk perubahan arus kas terendah yaitu sebesar Rp -275.669.000.000 yang terjadi pada PT Bakrieland Development Tbk.
3.
Peranan laba dalam memprediksi perubahan arus kas operasi pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI tahun 2004-2008 adalah kuat dan bersifat positif dengan koefisien korelasi r sebesar 0.651. Dengan hipotesis thitung 2,571 ≥ ttabel 2,228 maka dapat disimpulkan Ha diterima dan H0 ditolak, artinya laba mempunyai pengaruh secara signifikan
terhadap prediksi perubahan arus kas operasi satu tahun kedepan. Nilai koefisien determinasi (Kd) untuk laba yang mempengaruhi prediksi arus kas 42,3% sedangkan sisanya 57,7% merupakan pengaruh dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi prediksi perubahan arus kas yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
5.2 1.
Saran Sebaiknya
mempertahankan
dan
meningkatkan
pertimbangan
menggunakan laba sebagai alat untuk menilai kinerja perusahaan, karena laba menggambarkan secara menyeluruh tentang keadaan perusahaan dan keberhasilan operasi perusahaan dalam suatu periode tertentu, laba berasal dari unsur-unsur seperti pendapatan dan beban yang berhubungan dengan aktivitas operasi perusahaan. Laba memiliki potensial informasi dan alat prediktor, laba diyakini sebagai alat yang handal bagi para pemakainya sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi terutama untuk mengurangi resiko ketidakpastian. 2.
Sebaiknya prediksi arus kas tidak hanya untuk satu tahun yang akan datang melainkan untuk beberapa tahun kedepan dengan memperhatikan faktor-faktor yang lain selain laba . Sehingga dapat membantu perusahaan dalam mencapai target yang diinginkan.
3.
Bagi pemakai laporan keuangan, hasil analisis ini merupakan informasi yang cukup baik dalam berinvestasi untuk memprediksikan tingkat keuntungan yang diharapkan pada periode satu tahun kedepan. Informasi
keuangan yang dapat direkomendasikan sebagai alat peramal arus kas di masa mendatang salah satu nya adalah laba. Dengan adanya informasi keuangan perusahaan, maka investor dapat memperkirakan tingkat kinerja dan pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. 4.
Sebaiknya dalam memprediksi arus kas dapat menggunakan fakor yang lain selain laba, serta memperpanjang periode pengamatan dan dapat menggunakan lebih dari satu jenis perusahaan agar hasil yang diperoleh lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Widarjono, (2005), Ekonometrika Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama, Ekonosia, Yogyakarta. Hepi Syafriadi, (2000), Kemampuan Earnings dan Arus Kas Dalam memprediksi Earnings Dan Arus Kas Masa Depan Studi di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 2, No. 1, April, hal. 7688. Ikatan Akuntan Indonesia, (2007), Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta. Kieso, Donald. E, and Jerry J. Weygandt, (2002), Akuntansi Keuangan Menengah Jilid 1, Edisi Sepuluh, alih bahasa oleh: Emil Salim, Bina Rupa Aksara, Jakarta. Ridwan S Sundjaja dan Inge Barlian, (2002), Manajemen Keuangan, Edisi Empat, Teranta Lintas Media, Jakarta. Singgih Santoso, (2000), SPSS (Statistical Product and Service Solution), Elex Media Komputindo, Jakarta. Skousen, K. Fred and Steve Albrecht, (2001), Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta. Skousen, K. Fred and Earl K. Stice, (2004), Akuntansi Keuangan Menengah, Salemba Empat, Jakarta. Sofyan Syafri Harahap, (2006), Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung. Sugiyono, (2008), Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung. Warren, Carl. S, and James M. Reeve, (2008), Pengantar Akuntansi, alih bahasa oleh: Aria Farahmita, Salemba Empat, Jakarta. Wild, John. J, and K.R. Subramanyan, (2005), Analisis Laporan Keuangan Jilid2, alih bahasa oleh: Yanivi S. Bachtiar, Salemba Empat, Jakarta.
Yolanda Dahler dan Rahmat Febrianto, (2006), Kemampuan Prediktif Earnings dan Arus Kas dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan, Simposium Nasional akuntansi 9, 23-26 Agustus, Padang. Yustinia Sandiyani dan Titik Aryati, (2001) Rasio Keuangan Sebagai Prediktor Laba dan Arus Kas di Masa yang akan Datang, Media Riset Akuntansi, Auditing dan informasi, Vol. 1, No. 2, Agustus , Halaman 1-20. Zaki Baridwan, (2004), Intermediate Accounting, Edisi Delapan, BPFEYogyakarta, Yogyakarta. Studi Kepustakaan Lainnya: www.Bsnis.com www.Bisnis on-line.com www.Google.com www.yahoo.com
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Irfan Nur Hakim
Tempat/Tanggal Lahir
: Bandung, 2 Juni 1987
Agama
: Islam
Nama Ayah
: (Alm) Drs Ajang Suryana
Nama Ibu
: Tety Susiyeti SPd
Alamat
: Jl. Rancakasumba No. 58 Rt 02 Rw 02 Desa Rancakasumba Kec. Solokan Jeruk Kab. Bandung 40382
No Tlp/ Hp
: (022) 5957561/ (022) 92319321
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. 1993 – 1999
: SDN 2 Majalaya Kab. Bandung
2. 1999 – 2002
: SMP Negeri 1 Majalaya Kab. Bandung
3. 2002 – 20005
: SMA Negeri 1 Bale Endah Kab. Bandung
4. 2005 – Sekarang
: Universitas Pasundan Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi