Peran Surat Kabar sebagai Agen Sosialisasi Politik Masyarakat Dusun Paraksari Pakembinangun Pakem Sleman Yogyakarta Nita Dewi Puspitaningrum Prodi PPKn FKIP Universitas Ahmad Dahlan Jl. Pramuka No. 42, Sidikan Yogyakarta 55161
E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran media massa surat kabar sebagai agen sosialisasi politik Masyarakat Dusun Paraksari Pakembinangun Pakem Sleman. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode wawancara bebas berstruktur. Hasil wawancara disusun (data), diklasifikasikan berdasarkan kategorinya (civic knowledge, skill, dan disposition). Setelah diklasifikasikan data ditafsirkan, dan dituangkan dalam bentuk uraian deskriptif. Selanjutnya, ditarik kesimpulan dengan metode induktif dari umum ke khusus. Hasil penelitian menunjukkan peran media massa surat kabar sebagai agen sosialisasi politik tidak efektif, karena jumlah pengguna surat kabar sedikit. Masyarakat yang mendapat informasi politik dari surat kabar berjumlah 25,80% (8 responden). 38,70% (12 responden) melalui media elektronik, serta 35,48% (11 responden) melalui TV dan surat kabar dimana, surat kabar hanya sebagai tambahan dari media TV. Kata kunci: Surat kabar, sosialisasi politik, agen sosialisasi politik
PENDAHULUAN Indonesia adalah negara demokrasi ditandai dengan Transisi demokrasi yang telah berlangsung beberapa tahun terakhir ini Yaitu kritik terhadap pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah juga semakin marak, Hal tersebut merupakan salah satu indikator tumbuh dan berkembangnya demokrasi yang ditandai dengan meningkatnya kuantitas dan kualitas artikulasi kepentingan publik, serta ruang kebebasan berpendapat telah terbuka lebar. Kebebasan dalam menyatakan pikiran dan pendapat dapat disalurkan melalui pers dengan terjaminnya kebebasan pers. Sebagai instrumen demokratisasi, pers dituntut untuk memasyarakatkan kesantunan diksi berbahasa, menguatkan bargaining po-
sition masyarakat di hadapan penguasa, menyampaikan fakta apa adanya setiap ketimpangan sosial yang terjadi di tengah masyarakat, dan mewujudkan demokrasi yang berasal dari kesadaran rakyat dengan pemikiran yang matang tentang berdemokrasi. Hal tersebut yang mendasari pers disebut sebagai pilar keempat untuk mewujudkan demokrasi. Jalur media massa, UU No. 40 Tahun 1999 tentang pers menyebutkan peranan pers nasional adalah: memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui, menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum dan HAM, serta menghormati kebhinekaan, mengembangkan pendapat umum berdasarkan info yang tepat akurat dan benar,
Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2, Januari 2012 | 85
Nita Dewi Puspitaningrum
melakukan pengawasan kritik koreksi dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum, dan memperjuangkan keadilan dan kebenaran sehingga media massa dapat dijadikan wahana pendidikan pancasila yang demokratis.
adalah “Bagaimana peran media massa surat kabar sebagai agen sosialisasi politik?.
Upaya untuk mencapai pendidikan pancasila yang demokratis dapat diwujudkan melalui proses pembentukan sikap dan orientasi pada anggota masyarakat dalam hal ini sosialisasi politik salah satunya dengan media massa surat kabar. Namun pada kenyataannya, masih terdapat kalangan masyarakat yang menjadikan pers hanya sebagai pelengkap sarana pencarian lowongan pekerjaan, pengumuman hasil seleksi suatu instansi, dan bahan sebagai pembuatan kliping & eksistensi pers dalam hal ini media cetak (surat kabar) terus menurun
Surat Kabar menurut Abu Al Ghifari adalah barang cetakan yang berisi berita, informasi, dan pendidikan yang terbit secara kontinyu yang biasanya harian. Ada juga yang berpendapat bahwa surat kabar adalah salah satu bentuk media cetak yang tidak dijilid, dalam ukuran normal tiap halaman terdiri 9 kolom. Ada yang terbit 8 halaman, 12 halaman, 16 halaman, dan lebih dari 16 halaman. (Abu Al-Ghifari, 2010).
Phillip Meyer seorang penulis buku yang berjudul “The Vanishing Newspaper” meramalkan surat kabar terakhir yang terbit adalah pada april 2040. Pendapat Philip Meyer diperkuat dengan hasil survei Nielsen Media Research di sembilan kota di Indonesia (populasi 43,87 juta dengan umur 10 tahun ke atas), pada kuartal III 2009, konsumsi koran justru mencapai titik terendah dalam lima tahun terakhir (awal 2005 mencapai 28 persen, tetapi terus menurun tinggal 18 persen pada kuartal III 2009). Konsumsi majalah pun turun dari 20 persen menjadi 11 persen, tabloid turun dari 20 persen menjadi 13 persen). Hal ini membuktikan betapa sulitnya surat kabar edisi cetak sekarang ini berkembang. Berkurangnya pengguna media cetak seperti surat kabar sudah mulai banyak yang beralih ke internet karena bisa mengakses berita lebih cepat. Masalahnya
KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertian Surat Kabar
2. Pengertian Sosialisasi Politik
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok dan masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory)
METODE PENELITIAN Objek penelitian adalah peran media massa Koran sebagai sarana sosialisasi politik warga/masyarakat. Sedangkan subjek penelitian dalam penelitian ini adalah warga/masyarakat Dusun Paraksari Pakembinangun Pakem Sleman Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara bebas berstruktur yaitu wawancara antara 2 orang atau lebih yang mengadakan “obrolan bebas” (free talk) tanpa kendali, pewawancara bersifat pasif, sebaliknya yang di wawancara bersifat bebas dan dominan dalam mengemuka-
86 | Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2, Januari 2012
Peran Surat Kabar sebagai Agen Sosialisasi Politik Masyarakat ....
Tabel 1 Perbandingan Berdasarkan Tujuan Jurnalis Negara pasar Mengupayakan kebenaran Memberi informasi (maupun mendidik) namun tidak secara politis dan budaya
Komunis
Negara maju
Mencari kebenaran Mendidik masyarakat dan membantu sekutu secara politis dan budaya
Menyajikan kebenaran Mendidik secara politis dan budaya
Melayani masyarakat tanpa panMelayani rakyat dengan imbalan dang bulu dan mendukung doktrin dukungan doktrin yang benar kapitalis
Sosial yang menguntungkan
Bertindak sebagai anjing penjaga
Sebagai instrumen perdamaian
Membentuk pandangan dan perilaku
Tabel 2 Perbandingan Berdasarkan Pandangan Terhadap Kebebasan Pers Negara Pasar
Komunis
Negara Maju
Pers bebas, jurnalis bebas dari kontrol manapun
Pers bebas, sekuruh opini disajikan Pers bebas, kebebasan harus dan tidak hanya opini kaum kaya mengangkat kata hati jurnalis ataupun penguasa
Pers tidak tunduk pada penguasa dan tidak dimanipulasi oleh penguasa
Pers bebas diperlukan untuk mela- Kebebasan pers kurang penting wan penindasan dari komunitas dibanding kelangsungan hidup yang mapan bangsa
Tidak diperlukan kebijakan perss untuk menjamin kebebasan pers
Diperlukan kebijakan pers untuk memastikan bahwa perss berada dalam bentuk yang benar
kan keterangannya dengan menggunakan pedoman wawancara berupa daftar pertanyaan yang sudah disiapkan. Adapun wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada warga/masyarakat Dusun Paraksari yang membaca media massa surat kabar. Instrumen Penelitian disusun untuk mengungkap: 1) peran pers nasional berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 Pasal 6; 2) Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk angket; dan 3) Setiap indikator terdiri 4 pertanyaan, sehingga jumlah item semuanya 20 pertanyaan Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif adalah pengolahan data hasil penelitian yang
Diperlukan kebijakan pers untuk saling melindungi kebebasan
Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian No
Sub Variabel
Indikator
1
Civic Memenuhi hak masyarakat knowledge untuk mengetahui.
2
Civic Menegakkan nilai-nilai dasar disposition demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum dan HAM, Serta menghormati kebhinekaan.
3
Civic skill
4
Civic Melakukan pengawasan, kridisposition tik, koreksi dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum.
5
Civic Memperjuangkan keadilan disposition dan kebenaran.
Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar.
Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2, Januari 2012 | 87
Nita Dewi Puspitaningrum
memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu. Hasil wawancara berupa data disusun sistematis, diklasifikasikan berdasarkan kategorinya (civic knowledge, skill, dan disposition) ditafsirkan dan dituangkan dalam bentuk uraian deskriptif. Selanjutnya, ditarik kesimpulan dengan metode induktif dari umum ke khusus.
gram 2. Diagram 2 Isi surat kabar
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Responden yang pernah/sering membaca surat kabar. Diagram 1 Responden yang pernah/sering membaca surat kabar
Berdasarkan hasil penelitian pada Diagram 1 mendapatkan hasil, warga masyarakat Dusun Paraksari Pakembinangun Pakem Sleman Yogyakarta dengan jumlah 565 orang dari 176 KK terbagi dalam 4 RT yang pernah atau sering membaca surat kabar dan menjadi responden hanya berjumlah 31 orang. 2. Isi surat kabar
Tentang isi surat kabar yang menjadi perhatian responden dapat dilihat dari Dia-
Isi surat kabar saat ini bermacammacam yaitu berupa artikel berita politik, olahraga, hukum dan kriminal,berita dalam negeri dan luar negeri, peristiwa sekitar, pendidikan, bisnis, iklan, parwisata, ekonomi, gosip, alternatif, masak, pewayangan, kesehatan, dll. Artikel berita yang paling sering disebut adalah artikel politik dimana terdapat 15 responden, artikel berita hukum dan kriminal menempati peringkat kedua dengan 11 responden, dan peringkat ketiga merupakan artikel berita olahraga dengan 7 responden. 3 responden menjawab berita dalam negeri dan luar negeri. Responden menjawab artikel seputar peristiwa yang terjadi di sekitar terdapat 4 orang. 3 responden menjawab artikel berita yang berkaitan dengan pendidikan. 3 responden menjawab artikel yang berkaitan dengan dunia bisnis karena sesuai mata pencaharian responden. 2 responden menjawab iklan yang digunakan untuk mencari tahu lowongan pekerjaan, bisnis, ataupun penawaran suatu produk tertentu. 1 responden menjawab pariwisata karena adanya artikel yang isinya mengiklankan
88 | Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2, Januari 2012
Peran Surat Kabar sebagai Agen Sosialisasi Politik Masyarakat ....
suatu daerah wisata baru dengan segala fasilitas dan keunikannya agar dikunjungi. 2 responden menjawab artikel seputar ekonomi dalah hal ini seputar berita usaha. 2 responden menjawab gosip dan 2 responden menjawab hiburan karena, lebih suka membaca artikel mengenai gosip selebriti yang menjadi hiburan. Sedangkan artikel pewayangan, sosial, pembangunan, kesehatan, dan pertanian masing-masing disebutkan oleh 1 responden. Responden menyebutkan macam-macam artikel tersebut berdasarkan isi dari surat kabar yang mereka baca baik secara sepintas maupun seksama. 3. Informasi politik dari media Diagram 3 Informasi politik dari media
pendapat bahwa surat kabar merupakan wacana tambahan dari TV, mudah dibawa kemana-mana, kapan saja ada waktu senggang dapat membaca berita melalui surat kabar tersebut. TV yang disediakan sebagai penyampai informasi politik lebih disukai daripada surat kabar karena masyarakat beranggapan bahwa lebih nyaman mendapatkan informasi dari sesuatu yang bergerak secara nyata, lebih menarik karena berwarna, tanpa mengeluarkan biaya secara langsung, ada wawancara dialog langsung sehingga terdapat situasi yang mendukung untuk mengungkap secara jelas misi dari yang diberitakan, dan lebih efektif bisa mengerjakan pekerjaan lain sambil mendengarkan tanpa melihat. Menurut 14 responden lain bagi mereka baik TV maupun surat kabar sama menarik karena keberadaan surat kabar dan TV saling melengkapi informasi. 4. Berita yang terbuka dan terangterangan Diagram 4 Berita yang terbuka dan terang-terangan
Berdasarkan Diagram 3 diketahui bahwa, warga masyarakat Dusun Paraksari Pakembinangun Pakem Sleman Yogyakarta yang mendapatkan informasi politik dari surat kabar berjumlah 25,80% (8 responden). 38,70% (12 responden) mendapatkan informasi melalui media elektronik (TV dan Internet). Serta 35,48% (11 responden) mendapatkan informasi politik melalui kedua media tersebut, baik media cetak maupun elektronik. Responden yang memilih menggunakan surat kabar ber-
Berdasarkan Diagram 4 diketahui bahwa, Menurut 41,93% (13 responden)
Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2, Januari 2012 | 89
Nita Dewi Puspitaningrum
surat kabar saat ini dalam menyampaikan artikel berita mengenai informasi politik sudah secara terang-terangan. Terangterangan tersebut banyak maknanya yakni, ada suatu kepentingan tersendiri dari orang-orang tertentu/partai politik, karena ada suatu kasus yang menghebohkan, terang-terangan, apa yang ditulis sama dengan apa yang disampaikan melalui TV, dan terang-terangan dalam memutar balikkan fakta baik pemerintah maupun partai politik. Sedangkan 38,70% (12 responden) menyebutkan artikel dalam surat kabar belum secara terang-terangan menceritakan peristiwa politik yang sedang terjadi karena masih ada yang ditutup-tutupi dan 12,90% (4 responden) mengatakan “raguragu” karena keterbukaan dalam surat kabar tergantung dari jenis surat kabar itu sendiri yaitu surat kabar berskala nasional, provinsi, dan kabupaten, serta 6,45% (2 responden) menjawab “tidak tahu”. 5. Penjelasan surat kabar
Berdasarkan Diagram 5 diketahui bahwa, surat kabar dalam memberikan penjelasan artikel partai politik menurut 48,38% (15 responden) belum mampu menjelaskan secara detail karena, hanya poin-poin sehingga apa yang dijelaskan hanya sepotong-sepotong. Poin-poin yang disampaikan tersebut juga membuat 6,45% (2 responden) ragu dengan kualitas berita karena, bisa saja masih ada yang disembunyikan secara samar-samar. Ragu-ragu dimaksudkan tergantung dari penulis atau wartawan dalam menulis serta mengolah artikel berita tersebut bagus atau tidak, serta ragu dikarenakan ada pernyataan-pernyataan yang diringkas dan dibuang yang mengakibatkan informasi tidak lengkap serta artikel yang diterbitkan
itu berdasarkan sudut pandang dari penulis/penyampai. Diagram 5 Penjelasan surat kabar
Ketidakjelasan menurut 15 responden berbanding dengan 9,67% (6 responden) yang mengatakan bahwa artikel politik dalam surat kabar sudah mampu menjelaskan. Menurut 9,67% (6 responden) surat kabar sudah mampu memjelaskan karena arah tujuan dari artikel tersebut sudah jelas, dan ada pengayaan di lembar/halaman lain. Kejelasan dan ketidakjelasan artikel surat kabar mengakibatkan adanya 25,80% (8 responden) menjawab tidak tahu. Tidak tahu dikarenakan sejak awal tidak suka politik. 6. Jaminan Hak Asasi Manusia atas kebebasan pendapat
Berdasarkan Diagram 6 diketahui bahwa, kebebasan mengemukakan pendapat yang sudah terbuka baik untuk masyarakat umum maupun partai politik dalam surat kabar menurut 29,03% (9 responden) hal tersebut sudah dapat menjadi bukti terjaminnya Hak Asasi Manusia. Responden yang menjawab sudah karena, kebebasan berpendapat arahnya memang untuk mewujudkan jaminan Hak Asasi
90 | Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2, Januari 2012
Peran Surat Kabar sebagai Agen Sosialisasi Politik Masyarakat ....
Manusia sehingga kebebasan berpendapat saat ini sudah lebih baik daripada dahulu walaupun belum sepenuhnya terjadi, menurut responden perlu diperhatikan dan ditingkatkan lagi.
Diagram 7 Sumber artikel di surat kabar
Diagram 6 Jaminan hak asasi manusia atas kebebasan pendapat
Sedangkan menurut 29,03% (9 responden) kebebasan berpendapat dalam surat kabar saat ini belum dapat menjadi jaminan sudah ditegakkannya Hak Asasi Manusia. Belum terjaminnya hak tersebut dikarenakan hanya orang-orang tertentu yang bisa diterbitkan artikelnya. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah orang-orang yang mempunyai uang dan harus melalui serangkaian proses atau jalur tersendiri. 9,67% (3 responden) menjawab belum tentu dan ragu-ragu sudah dapat menjamin Hak Asasi Manusia dikarenakan responden tidak mengetahui secara detail mengenai Hak Asasi Manusia. Serta, 32,25% (10 responden) menjawab tidak tahu karena tidak menyukai artikel politik. 7. Sumber artikel di surat kabar
Berdasarkan Diagram 7 diketahui bahwa, sebanyak 70,96% (22 responden) menjawab bahwa artikel berita dalam surat kabar berasal dari masyarakat umum dan
partai politik. Hal tersebut dikarenakan pada semua halaman sudah memuat berita dengan bermacam-macam sumber. Sebanyak 9,67% (3 responden) menjawab tidak tahu karena, hanya membaca apa yang dicari. Sebanyak 6,45% (2 responden) menjawab tergantung penulis dan seseorang dalam mengartikan suatu artikel berita sehingga bersifat subjektif. Sebanyak 3,22% (1 responden) menjawab berasal dari masyarakat umum melalui artikel yang banyak ditulis oleh dosen, praktisi hukum, mahasiswa, dll. 9,67% (3 responden) menjawab bahwa artikel surat kabar berasal dari partai politik karena, biasanya dalam berpendapat masyarakat hanya dapat menyampaikan pendapat atau aspirasinya melalui rubrik akar rumput. 8. Penyajian berita di surat kabar
Berdasarkan Diagram 8 diketahui bahwa, sebanyak 9,67% (3 responden) menyebutkan bahwa artikel yang ditulis pada surat kabar berdasarkan kenyataan yang ada karena, menceritakan dan memberi informasi terhadap peristiwa yang terjadi di wilayah sekitar. Sebanyak 51,61% (16 responden) menjawab bahwa artikel dalam surat kabar dilebih-lebihkan
Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2, Januari 2012 | 91
Nita Dewi Puspitaningrum
Diagram 8 Penyajian berita di surat kabar
karena, penulis memberikan tambahantambahan gosip agar menarik konsumen untuk segera membaca. Sebanyak 9,67% (6 responden) menjawab artikel surat kabar berdasarkan kenyataan yang ada dan juga dilebih-lebihkan. Kenyataan yang ada jika menyangkut peristiwa sosial serta dilebih-lebihkan menyangkut berita yang berkaitan dengan penguasa/politik. Sebanyak 12,90% (4 responden) menjawab tidak tahu karena, tidak pernah membaca artikel berita politik.
Diagram 9 Agenda partai politik dalam berita surat kabar
mengenai ada atau tidaknya artikel dalam surat kabar yang isinya memberitakan agenda dari partai politknya (baksos, pemberian sumbangan dalam bencana alam) karena, belum pernah menemukan dalam surat kabar sehingga belum pernah membaca. 10. Tuntutan keadilan Diagram 10 Tuntutan keadilan untuk masyarakat umum yang diusung suatu partai politik
9. Agenda partai politik dalam berita surat kabar
Berdasarkan diagram 9 di atas diketahui bahwa, sebanyak 87,09% (27 responden) menyebutkan bahwa ada artikel dalam surat kabar yang isinya memberitakan agenda dari partai politknya (baksos, pemberian sumbangan dalam bencana alam) karena, menurut responden kesempatan tersebut digunakan partai politik untuk mencari masa dan dukungan untuk partai politiknya. Keadaan semacam ini banyak terjadi pada saat menjelang pemilihan umum. Sebanyak 9,67% (3 responden) menjawab tidak tahu dan 3,22% (1 responden) menjawab tidak atau belum
Berdasarkan Diagram 10 diketahui bahwa, sebanyak 90,32% (28 responden) menyebutkan bahwa ada artikel dalam surat kabar yang isinya berupa tuntutan keadilan untuk masyarakat umum yang disuarakan suatu partai politik karena, ada
92 | Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2, Januari 2012
Peran Surat Kabar sebagai Agen Sosialisasi Politik Masyarakat ....
artikel dari suatu partai politik yang mengajukan suatu keberatan kepada pemerintah atas apa yang telah dilakukan pemerintah kepada warganya. Selain itu hal tersebut bisa terjadi karena ada kepentingan sesaat yang tidak secara terang-terangan atau disembunyikan oleh partai politik tersebut yang biasanya terjadi pada saat menjelang pemilihan umum. Sedangkan 9,67% (3 responden) menjawab tidak tahu mengenai artikel surat kabar yang isinya berupa tuntutan keadilan untuk masyarakat umum yang disuarakan suatu partai politik karena, belum pernah menemukan artikel mengenai hal tersebut dari surat kabar yang dibacanya. 11. Sikap partai politik terhadap partai politik lainnya Diagram 11 Sikap partai politik terhadap partai politik lainnya
artikel tersebut saling mengklaim bahwa tindakan partai politik tersebut salah. Sedangkan 9,67% (6 responden) menjawab tidak tahu, 3,22(1 responden) menjawab tidak atau belum menemukan, dan 3,22% (1 responden) menjawab samar-samar ada artikel yang saling menyalahkan karena kurang begitu tertarik dengan berita politik, jadi tidak detail dalam membacanya.
KESIMPULAN Peran media massa surat kabar sebagai agen sosialisasi politik di Dusun Paraksari Pakembinangun Pakem Sleman Yogyakarta sudah tidak efektif. Ketidakefektifan peran surat kabar tersebut dikarenakan jumlah pembaca surat kabar pada masyarakat Dusun Paraksari Pakembinangun Pakem Sleman Yogyakarta cenderung menurun. Penurunan minat tersebut terjadi karena: 1. Untuk mendapatkan berita dari surat kabar harus mengeluarkan uang secara langsung. 2. Walaupun artikel surat kabar sudah secara terang-terangan menuliskan peristiwa politik yang sedang terjadi namun, yang ditulis hanya berupa poin-poinnya saja sehingga belum dapat menjelaskan secara detail.
Berdasarkan Diagram 11 diketahui bahwa, menurut 74,19% (23 responden) dalam surat kabar ada artikel yang isinya antar partai politik saling menyalahkan, dimana membenarkan tindakan partai politiknya dan menyalahkan tindakan partai politik lain karena responden menemukan artikel dengan kasus-kasus tertentu dimana pendapat atau tulisan dalam
3. Artikel dalam surat kabar dengan skala daerah walaupun tidak memihak suatu partai politik tertentu dan berdasarkan sumber yang tepat namun, dalam penulisan berita cenderung dilebih-lebihkan. 4. Artikel yang dilebih-lebihkan terdapat dalam suatu artikel berita mengenai gosip suatu partai politik tertentu yang sedang beredar selanjutnya menghasilkan munculnya ralat atau pembenaran
Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2, Januari 2012 | 93
Nita Dewi Puspitaningrum
dari partai politik yang bersangkutan maupun pembenaran dari partai politik lain. Selain artikel ralat atau pembenaran dalam surat kabar terdapat juga artikel berupa pengawasan atau pengamatan yang dilakukan oleh partai politik untuk menanggapi kebijakan pemerintah. Melalui artikel pengawasan atau pengamatan tersebut mengakibatkan munculnya artikel yang merupakan lanjutan yakni, artikel berupa kritik dari partai politik terhadap pemerintah yang pro-rakyat. Melalui kritik pro-rakyat, partai politik juga membuat berita yang isinya berupa tuntutan keadilan untuk masyarakat umum serta artikel yang berkaitan dengan agenda-agenda partai politiknya (bakti sosial, terjun kemasyarakat, penyerahan bantuan bencana). Artikel berupa agenda partai tersebut mengakibatkan partai politik saling menyerang walaupun secara samar-samar baik untuk membenarkan tindakan partai politiknya maupun menyalahkan tindakan partai politik lain. Samar-samar dan terselip adanya suatu kepentingan tersebut yang digunakan partai politik untuk mencari masa dalam mewujudkan tujuan partai politik mengakibatkan masyarakat tidak menyukai artikel politik dan hanya sekilas melihat artikel mengenai berita politik tersebut. 5. Surat kabar belum sepenuhnya melaksanakan fungsi sebagai sarana pendidikan politik, karena masyarakat tidak mengerti dengan apa yang dimaksud terjaminnya Hak Asasi Manusia melalui kebebasan berpendapat dimana kebebasan berpendapat merupakan salah satu hal penting yang menjadi dasar hidup berpolitik.
6. Berdasarkan alasan diatas masyarakat lebih suka mendapat informasi politik melalui TV. Artikel politik dalam surat kabar hanya sebagai pelengkap serta penambah informasi politik yang disiarkan melalui berita TV dengan tidak menjadikan surat kabar sebagai wacana utama. Sehingga, teori mengenai surat kabar sebagai agen sosialisasi politik sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman yang memasuki era digital/ elektronik.
DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Elvinaro., dkk. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Chamin, Asykuri.Ibn., dkk. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Diktilitbang PP Muhammadiyah. Chatib, dkk. 2006. Kewarganegaraan 2 Menuju Masyarakat Madani SMA Kelas XI. Jakarta : Yudhistira. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Febriasih, Happy.Budi. 2009. Pers Dan Demokrasi. Malang : Program Sekolah Demokrasi. Pareno, Sam Abede. 2002. Obsesi Sang Wartawan. Surabaya : Papyrus. Purwanto, Edi. 2009. Pers Dan Demokrasi. Malang : Program Sekolah Demokrasi. Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa. Jakarta : Granit. Haryanto Dany, Nugrohadi Edwi. 2011.
94 | Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2, Januari 2012
Peran Surat Kabar sebagai Agen Sosialisasi Politik Masyarakat ....
Pengantar Sosiologi Dasar. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. H. I, Rahman A. 2007. Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta: Graham Ilmu. Kartono, Kartini. 1983. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta : Gramada CV. Lubis, Mochtar. 1958. Pers dan Wartawan. Jakarta : Balai Pustaka. Maran, Rafael Raga. 2001. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta : Pt. Rineka Cipta. Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset. Setiyaningsih, Lian.Agustina. 2009. Pers Dan Demokrasi. Malang : Program Sekolah Demokrasi. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sumadiria, AS Haris. 2008. Jurnalistik Indonesia. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset. Surbakti, Ramlan. 2007. Memahami Ilmu Politik. Jakarta : PT. Gramedia. Sumber Lain: Abu Al-Ghifari. 2010. “definisi surat kabar”. http://www.penulissukses. com/penulis35.php. [diakses 8 April 2011]. Ahira, Anne. 2011. “sistem-politik-otoriter”. sistem-politik-otoriter.htm.[diakses tanggal 18 Mei 2011]. Aman, dkk. 2011. “teknik-pengumpulan-data-wawancara”. http:// id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2145348teknik-pengumpulan-datawawancara/#ixzz1Oxmf3p8g. [diakses tanggal 20 Juni 2011].
Anonim. 2010. “Sejarah-Buku-MajalahSurat-Kabar”. http://www.scribd. com/doc/20102787/SejarahBuku-Majalah-Surat-Kabar. [ diakses tanggal 8 April 2011 ]. Anonim. 2010. “pengertian-surat-kabar”. http://all-about-theory.blogspot. com/2010/10/pengertian-surat-kabar.html. [diakses tanggal 8 April 2011]. Anonim. “Perkembangan-Pers”. http:// www.scribd.com/doc/25975795/ Perkembangan-Pers.[8April 2011]. Anonim. 2010. “Komunis”. http:// id.wikipedia.org/wiki/Komunis. [diakses tanggal 5 Mei 2011]. Anonim. 2010. “Sistem pemerintahan”. http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pemerintahan. [diakses tanggal 18 Mei 2011]. Anonim. 2010. “Demokrasi liberal”. http:// id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi_liberal. [diakses tanggal 18 Mei 2011]. Anonim. 2011. “Partisipasi politik”. http:// id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi_ politik. [diakses tanggal 18 Mei 2011]. Anonim.“observasi-dan-wawancara”. http://www.scribd.com/doc/ 22186725/Observasi-DanWawancara. [diakses tanggal 18 Juni 2011]. Saiyanadia. 2011. “pemilu indonesia”. https://saiyanadia.wordpress. com/2011/02/28/pemilu-indonesia. [diakses tanggal 22 Juli 2011].
Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2, Januari 2012 | 95