PERAN PROGRAM NIKMATNYA SEDEKAH UNTUK MEMBANGUN KESADARAN BERSEDEKAH PADA JAMAAH DI MNC TV
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh: Hj. Rachmi Ardhila NIM. 107051001598
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432H/2011M
PERAN PROGRAM NIKMATNYA SEDEKAH UNTUK MEMBANGUN KESADARAN BERSEDEKAH PADA JAMAAH DI MNC TV
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh: Hj. Rachmi Ardhila NIM. 107051001598
Pembimbing:
Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si NIP. 19690607 199503 2 003
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432H/2011M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi
berjudul
Peran
Program
Nikmatnya
Sedekah
Untuk
Membangun Kesadaran Bersedekah Pada Jamaah di MNC TV, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Jumat, 23 September 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) pada Program Komunikasi Penyiaran Islam
Ciputat, 23 September 2011 Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota
Sekretaris Merangkap Anggota
Drs. Jumroni, M.si NIP.19630515 199203 1 006
Umi Musyarrofah, MA NIP. 19710816 199703 2 002
Anggota Penguji I
Penguji II
Umi Musyarrofah, MA NIP. 19710816 199703 2 002
Drs. Masran, MA NIP.150 275 384 Pembimbing
Rini Laili Prihatini, M.Si NIP.19690607 199503 2 003
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1.
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 September 2011
Hj. Rachmi Ardhila
ASBSTRAK Nama : Hj. Rachmi Ardhila Nim : 107051001598 Program Nikmatnya Sedekah untuk Membangun Kesadaran Bersedekah pada Jamaah di MNC TV Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV) merupakan salah satu televisi swasta yang menayangkan program dakwah yaitu acara “Nikmatnya Sedekah”. Program “Nikmatnya Sedekah” selain menayangkan tentang fadilah-fadilah (keutamaan) bersedekah, juga menayangkan testimoni dari para bintang tamu tentang pengalaman nyata mereka setelah bersedekah. Hal tersebut diharapkan bisa membangun perubahan kesadaran bersedekah jamaah. Dari pendahuluan tersebut, peneliti ingin menganalisis mengenai bagaimana progam “Nikmatnya Sedekah” dalam membangun perubahan kesadaran bersedekah terhadap jamaah MNC TV? Dan bagaimana peran program “Nikmatnya Sedekah” terhadap perubahan kesadaran bersedekah para jamaah di MNC TV tersebut? Kemudian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis program nikmatnya sedekah dalam membangun perubahan terhadap jamaah tentang pentingnya sedekah, dan untuk mengetahui dan menganalisis peran program Nikmatnya Sedekah Terhadap kesadaran sedekah para jamaah di MNC TV. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menghasilkan dan mengelola data yang sifatnya deskriptif, seperti wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video, dan lain sebagainya. Subjek penelitian ini adalah jamaah yang berada di MNC TV dan objeknya adalah tentang kesadaran bersedekah dengan adanya program acara Nikmatnya Sedekah. Adapun teknik pengambilan informan dengan menggunakan teknik konstruk operasional, dan bersifat representatif, sehingga sampel terwakili. Analisis data yang dilakukan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verivikasi. Peneliti menarik kesimpulan bahwa dalam membangun perubahan kesadaran bersedekah terhadap jamaah MNC TV. Program “Nikmatnya Sedekah” dirancang dengan nuansa yang berbeda dan baru dalam penyajiannya dibandingkan dengan acara keagamaan yang lain dimana acara ini tidak hanya menghadirkan narasumber bintang tamu dan pakar agama seperti acara-acara sebelumnya atau yang telah ada melainkan acara ini menghadirkan kisah nyata guna ikut serta dalam mengkaji topik yang sedang diperbincangkan, dengan menghadirkan tema yang berbeda-beda namun tetap berkaitan dengan sedekah. Dan dari kemasan program “Nikmatnya Sedekah” terebut, ternyata memberikan peran aktif terhadap kesadaran bersedekah para jamaah di MNC TV. hal ini dibuktikan dengan meningkatkan ibadah dan tingkat bersedekahnya mereka setelah mengikuti program acara Nikmatnya Sedekah.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirrabil’alamiin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT sekalian alam. Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Rasullah Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman kebenaran yang sesungguhnya. Alhamdulillah dengan usaha maksimal dan tekad yang bulat serta dorongan yang kuat dari orang tua tercinta, akhirnya penulisan skiripsi ini berjalan dengan baik dan lancar. Semua ini takkan tercapai tanpa adanya usaha, perjuangan, dorongan, dari semua pihak dan do’a serta tawakkal kepada sang pencipta. Merupakan sebuah kebahagiaan serta anugerah yang terindah yang dirasakan oleh penulis setelah pada akhirnya skripsi ini terselesaikan juga. Semua impian dan cita-cita penulis dapat terwujud karena adanya dukungan dari beberapa pihak yang dengan senang hati telah memberikan bantuan, bimbingan dan motivasi. Maka pada kesempatan kali ini, penulis sangat perlu untuk menghaturkan dan mengucapkan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang terkait. Rasa terima kasih yang sangat penulis haturkan kepada: 1. H. Zaenal Abidin Muchtar dan Hj. Neneng Rosmini, orang tua yang tidak pernah putus mendo’akan serta mendidik penulis untuk selalu bertanggung jawab dan memberikan motivasi untuk saya. Kakakku, H. Riza Awaluddin, S.E dan Hj. Laily Syahidah, S.Sos.I adikku H. Ahmad Hidayatul Akmal, kakak ipar Ade Lutfi S. IP, dan keponakan tercinta
ii
Azka Arzanta Nugraha yang telah memberi dukungan dan keceriaan dalam hidup dan hari-hari saya. 2. Bapak Dr. Arif Subhan, MA, selaku Dekan, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi beserta para Pembantu Dekan I Drs. Wahidin Saputra, MA.Ag, Pembantu Dekan II Drs.H.Mahmud Jalal, MA, dan Pembantu Dekan III Drs. Study Rizal LK, MA. 3. Bapak Drs. Jumroni, M.Si, Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Ibu Umi Musyarrofah, MA, Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang selalu bersedia membantu penulis dan memberikan informasi serta waktu untuk penulis berkonsultasi. 4. Ibu Dra. Rini Laili Prahatini, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya dan memberikan bimbingan dan arahannya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Dosen-dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu penulis dengan ilmu-ilmunya. Semoga ilmu yang penulis dapat bisa bermanfaat. 6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah menyampaikan ilmu pengetauhan dan berbagai masukan yang berharga kepada penulis selama masa perkuliahan sampai terselesaikannya skripsi ini.. 7. MNC TV dan Bapak Panji Sanjaya selaku Produser acara Nikmatnya Sedekah Narasumber MNC TV Ust. Yusuf Mansur, dan para jamaah MNC TV yang telah memberikan data dan kontribusinya dalam rangka penyelesaian skrispi ini.
iii
8. Kekasih tercinta Tubagus Sulthan, MA, yang selalu memberikan motivasi dan semangat untuk terus maju pantang mundur dalam penyusunan skripsi ini. 9. Sahabat-sahabat tercinta, dan seperjuangan Lena Ulfiana, Fakhrunnisa, Anggi
Ria,
Nadia
Nurfitria,
Nia Kurniati, Huswatun
Hasanah,
Fakhrunnisa, Anggi Ria, dan Ahmad Tamamy yang selalu memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan sekripsi ini. 10. .Teman-teman Fell Darrk Febyana Anggun Sari, Siti Rosmalya, Donna Syilvia, Rudhita Desy, Amalucky Tadzkiroh, , Khilda Ayu, Rezky Amalia Putri, dan Benazir Ayu terimakasih atas semangat dan do’anya. 11. Keluarga besar mahasiswa KPI D angkatan 2007 yang sudah kompak dan memiliki rasa kekeluargaan antar sesama dalam menjalani perkuliahan. 12. Teman-teman KKN kelompok 31 angkatan 2007 Akhirnya peneliti hanya dapat mengucapkan puji syukur syukur dan terima kasih untuk kesekian kalinya serta mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekhilafan dan kealfaan peneliti. Semoga Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang memberikan imbalan dan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Kiranya sekeping mutiara yang terpatri dalam skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin Jakarta, 23 September 2011
Hj. Rachmi Ardhila
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .......................................................................................
ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................
v
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................
8
C. Tujuan Penelitian ..................................................................
9
D. Manfaat Penelitian ................................................................
9
E. Tinjauan Pustaka ................................................................... 10 F. Sistematika penulisan ............................................................ 11 BAB II
TINJAUAN TEORI A. Pengertian Peran...................................................................... 14 B. Sejarah Televisi dan Pengertian Televisi .............................. 14 1. Sejarah Televisi ............................................................... 14 2. Pengertian Televisi .......................................................... 17 3. Pengertian Program ......................................................... 20 C. Sedekah ................................................................................. 21 1. Pengertian Sedekah ......................................................... 21 2. Macam-macam Sedekah ................................................. 24 D. Unsur- unsur Dakwah ........................................................... 26 1. Pengertian Dakwah ......................................................... 26 v
2. Unsur-unsur Da’i ............................................................. 29 3. Bentuk-bentuk Dakwah ................................................... 41 4. Televisi Sebagai Media Dakwah ..................................... 43 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Jadwal Penelitian ................................................ 46 B. Subjek dan Objek Penelitian ................................................. 46 C. Pemilihan Informan ............................................................... 47 D. Model Penelitian ................................................................... 48 E. Teknik Pengambilan Data ..................................................... 49 F. Sumber Data .......................................................................... 51 G. Fokus Pertanyaan Penelitian ................................................. 52 H. Konsep Operasional Menurut Responden ............................. 52 I. Uji Validitas dan Keabsahan Penelitian ................................ 53 J. Teknik Analisa Data.............................................................. 54 K. Asumsi Penelitian ................................................................. 55 L. Teknik Pemeriksaan Data ..................................................... 56
BAB IV
HASIL DAN ANALISA PENELITIAN A. Gambaran
Umum
Media
Nusantara
Citra
Televisi
(MNC TV)............................................................................. 58 1. Berdirinya Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV) . 58 2. Visi dan Misi Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV)....................................................................... 65 3. Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV) Insight ....... 65
vi
4. Brand Essence ................................................................. 66 5. Fasilitas Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV) ..... 66 6. Identitas Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV) .... 66 B. Program Acara Dakwah yang Berada di Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV) ...................................................... 67 C. Struktur Program Nikmatnya Sedekah di Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV) ...................................................... 69 D. Konsep Program Nikmatnya Sedekah di Media Nusantara citra Televisi (MNC TV) ....................................................... 70 E. Hasil dan Analisa Data Penelitian ......................................... 73 1. Peran
Progam
“Nikmatnya
Sedekah”
Dalam
Membangun Kesadaran Bersedekah Terhadap jamaah Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV) .................. 73 2. Pengaruh Program “Nikmatnya Sedekah” Terhadap Kesadaran
Bersedekah
Para
Jamaah
di
Media
Nusantara Citra Televisi (MNC TV) ............................. 78 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................... 85 B. Saran ...................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 88 LAMPIRAN
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Masyarakat pada saat ini hakikatnya sedang berada dalam satu peralihan memasuki abad baru yang dijuluki dengan abad teknologi komunikasi. Perkembangan teknologi komunikasi tersebut telah membawa dampak pada perkembangan komunikasi massa. Sehingga arus informasi dapat berjalan cepat dan mampu menembus ruang dan waktu antara tempat yang berbeda. Dengan
adanya
perkembangan
teknologi
komunikasi
tersebut
menghantarkan umat manusia pada satu kemudahan untuk berhubungan antara yang satu dengan yang lain. Hubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya
hanya
dapat
dilakukan
dengan
komunikasi,
itu
sebabnya
berkomunikasi merupakan kebutuhan manusia yang berarti menyampaikan apa yang ada dalam pikiran, perasaan dan hati nurani kepada orang lain, baik verbal maupun non verbal, langsung maupun tidak langsung.1 Di antara media massa komunikasi elektronik, televisi merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio yang ditemukan dengan karakternya yang spesifik yaitu audio visual. Perkembangan teknologi pertelevisian saat ini sudah sedemikian pesat sehingga dampak siarannya menyebabkan seolah-olah tidak ada lagi batas antara satu negara dengan 1
Elvinaro Ardianto dan Dra. Lukiati Komala, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, (Bandung :Rosdakarya, 2007), cet. Ke-3.
1
2
negara lainnya terlebih setelah digunakannya satelit untuk memancarkan signal televisi. Inilah yang disebut globalisasi di bidang informasi.2 Budaya masyarakat Indonesia saat ini masih berada level budaya dengar dan lihat. Artinya sebagian besar penduduk Indonesia adalah permisa televisi dan sebagian lainnya adalah membaca surat kabar. Sehingga televisi memiliki “magnet” yang tidak dimiliki oleh media massa lainnya, yaitu “magnet” berupa audio dan visual.3 Televisi selain menyajikan aspek hiburan dan informasi juga pendidikan yang diantaranya adalah siaran agama Islam. Televisi dapat menjadi sosial kontrol terhadap kejadian di masyarakat, karena itu televisi sebagai media massa telah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat dewasa ini. Oleh karenanya televisi merupakan peluang yang sangat baik bagi dakwah Islam, jika kita dapat mengetahui dan mengoptimalkan fungsi televisi sebagai media penyebar ajaran Islam.4 Seperti dalam undang-undang tentang penyiaran5 UU RI No. 32 Th. 2002 tentang penyiaran Adalah pasal yang terkait ringkasan undang-undang tentang undang-undang penyiaran televisi, yaitu bab 1, Ketentuan umum. pasal 1. Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara atau gambar yang berbentuk grafis,
2
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi “Menjadi Reporter Profesional”, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung: 2005. 3 Wawan Kusnadi, Komunikasi Masa”Sebuah Analisis Media Televisi”, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), hal.68 4 Awald Manshur. Televisi Manfaat dan Mudarat, (Jakarta : Fikahati Aneska, 1996), cet. Ke-2, hal. 77 5 Peraturan Pemerintah Tentang Penyiaran, (Jakarta:Sinar Grafika, 2006), cet. I, hal. 325-328
3
karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak. Penyiaran televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan, izin penyelenggaraan penyiaran adalah hak yang diberikan oleh negara kepada penyiaran untuk menyelenggarakan penyiaran. Selanjutnya dalam bab II dari pasal 2, 3, dan 4 berisikan tentang asas, tujuan fungsi, dan arah terdapat pada pasal 2 yang berisikan tentang Penyiaran diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dengan asas manfaat, adil, dan merata, kepastian hukum, keamanan, keberagamaan, kemitraan, etika, kemandirian, dan tanggung jawab. Pasal 3 berisikan tentang Penyiaran diselengggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia.6 Pasal 4 berisikan tentang Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial. Maka dari itu peranan televisi untuk pengembangan dakwah di sisi lain harus diakui, bahwa dakwah melalui televisi sungguh efektif dari segi penyampaian. Karena, dengan berdakwah melalui televisi mad’u lebih leluasa 6
Undang-undang R.I. No. 32 Th. 2002 dan peraturan Menkomonfo Th. 2007 Tentang Penyiaran dan Undang-undang R.I. No.40 Th. 1999 tentang Pers, (Bandung, Oktober 2007), cet. 1. hal. 6-7
4
untuk berkomunikasi dengan da’inya dan televisi memiliki kelebihan yaitu pancaran siarannya lebih luas ke seluruh Nusantara. Bahkan penonton yang menonton melalui televisi bisa berinteraksi secara langsung. Berdakwah melalui televisi lebih mudah untuk mengajak para masyarakat Indonesia untuk menontonnya ketimbang dakwah konvensional yang biasa digunakan oleh juru dakwah kita selama ini, seperti mimbar-mimbar dalam momentum jum’at maupun beragam pengajian yang diadakan.7 Saat ini, dakwah mengalami kemajuan dalam berbagi hal di antaranya dari teknik atau metode dakwahnya serta media dakwah yang sangat variatif dan menarik perhatian masyarakat.
Namun dalam proses berdakwah
hendaknya pesan-pesan agama disampaikan dengan cara yang baik seperti yang terangkum dalam surat An-Nahl ayat 125.
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”8
Perkembangan dakwah di era sekarang ini terlihat mengalami banyak kemajuan. Hal ini tentu karena dakwah pada masa sekarang ini sudah ditunjang oleh media dan peralatan yang canggih serta modern, sehingga
7
A.Muis, Komunikasi Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), hal.188 Kementrian Urusan Agama Islam, Al-Quran dan Terjemahannya, (Medina ALMunawwarah: komplek percetakan Al-Quranul Karim, 1998), hal. 421 8
5
cakupan dan jangkauan pemirsanya (mad’unya) tidak hanya orang-perorang, atau kelompok-perkelompok, tetapi dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat dari masyarakat perkotaan sampai pedesaan, dari Sabang sampai Marauke, dari barat sampai ke timur, bahkan sampai keseantero dunia secara bersamaan, kita dapat menyampaikan dan menerima pesan-pesan dakwah.9 Dalam penelitian ini, peneliti mencoba membangun kebenaran kekuatan efek televisi adalah mempengaruhi objek dakwah (mad’u) untuk melakukan kegiatan dakwah bersedakah. Sedekah (shadaqah) diartikan dengan banyak penafsiran. Pertama, sedekah adalah pemberian harta kepada orang-orang fakir, orang yang membutuhkan, ataupun pihak-pihak lain yang berhak menerima, tanpa disertai imbalan atau keuntungan dari sedekah tersebut. 10 Sedekah dapat diartikan hukumnya adalah sunnah, hukum sunnah ini bisa menjadi haram, bila diketahui bahwa penerima sedekah akan memanfaatkannya pada yang haram. Bisa pula hukumnya menjadi wajib misalnya untuk menolong orang yang berada dalam keadaaan terpaksa (mudhthar) yang amat membutuhkan pertolongan, misalnya berupa makanan atau pakaian. Menolong mereka adalah untuk menghilangkan dharar (izalah adh dharar) yang wajib hukumnya. Jika kewajiban ini tidak dapat terlaksanakan kecuali dengan sedekah. 11
9
A.Muis, Komunikasi Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), hal.188 Juhali Syiah, Mimbar-mimbar Amal. (Surabaya:Akses Printing, 2000) hal. 24. 11 Rahmat Jatmika, Pengelolaan Zakat dan Aspek Hukum Islam, (Jakarta : Bontang, 1998), hal. 74. 10
6
Melalui Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV) misalnya, dari sebagian acara yang disediakan di Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV), masyarakat kita bisa menikmati santapan rohani secara rutin. Bahkan, lebih dari itu pesan-pesan keagamaan bukan saja disalurkan melalui programprogram mimbar keagamaan, tetapi juga lewat sajian-sajian film dan syairsyair lagu. Perlu kita ketahui bahwa Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV) merupakan stasiun TV yang membuat acara-acara keagamaan yang masih eksis sampai saat ini. Diantaranya, Nikmatnya Sedekah, Taman Hati, Bengkel Hati, dan lain-lain. Tidak hanya itu Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV) menjalankan fungsinya sebagai media massa, yakni memberi penerangan (informasi), menghibur (rekreatif), dan mendidik (educatif).12 Pada saat ini Media Nusantara Citra televisi (MNC TV) menambahkan program acara baru siaran keagamaan, yang bertema “Nikmatnya Sedekah”, acara ini memiliki nuansa yang berbeda dan baru dalam penyajiannya dibandingkan dengan acara keagaaman yang lain dimana acara ini tidak hanya menghadirkan narasumber bintang tamu dan pakar agama seperti acara-acara sebelumnya atau yang telah ada melainkan acara ini menghadirkan kisah-kisah nyata dari para audience atau para jama’ah yang berada di Media Nusantara Citra (MNC TV) dalam mengkaji topik yang sedang diperbincangkan. Sebelum acara ini masuk pada topik pembahasan terlebih dahulu dihantarkan dengan surat Al-Fatihah, kemudian bintang tamu dan narasumber
12
Company Profile MNC TV, Profil MNC TV. hal.7.2011
7
mengulas topik yang diangkat, selanjutnya topik tersebut ditanggapi atau di komentari oleh pakar agama dan juga terdapat peran aktif dari audience maupun penelpon yang menonton acara tersebut dari layar televisi yang bertanya tentang topik tersebut. Menariknya dari acara “Nikmatnya Sedekah” ini, diharapkan dapat meningkatkan perubahan perilaku terhadap jama’ah “Nikmatnya Sedekah” yang berada di Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV). Di sini peran program “Nikmatnya Sedekah” merupakan peran yang sangat penting dalam berdakwah, sehingga dapat memberikan efek ataupun pengaruh bersedekah kepada khalayak. Dan acara ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran bersedekah pada jamaah. Acara ini menyajikan tausiyah tentang nikmatnya bersedekah dan manfaatnya bersedekah sebagai solusi masalah-masalah yang telah terjadi yang dikuatkan oleh komentar-komentar atau testimoni para pelakunya. Acara ini di kemas dengan bahasa yang sangat sederhana. Di sertai dengan kisah-kisah nyata dari para audiennya. Dalam acara “Nikmatnya Sedekah” Ust.Yusuf Mansur Menjadi pengisi acaranya. Dengan tutur bahasa yang sederhana membuat audiennya dan pemirsa yang menonton di rumah mudah untuk mencerna ilmu tausiyah yang diberikan. Acara “Nikmatnya Sedekah” ini disiarkan di Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV) setiap hari Selasa-Rabu pukul 04.00-06.00 WIB. Dari penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam mengenai efek yang akan terjadi pada masyarakat ketika menonton acara “Nikmatnya Sedekah” di Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV), yaitu berupa efek praktis yang merupakan dasar praktis dari
8
sebuah program televisi terhadap program dakwah di televisi, dengan judul penelitian Peran Program Nikmatnya Sedekah untuk Membangun Kesadaran Bersedekah Pada Jamaah di MNC TV.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Dalam penelitian ini, peneliti mengidentifikasikan masalah penelitian tentang peran program Nikmatnya Sedekah untuk membangun kesadaran jama’ah dalam bersedekah. 1. Pembatasan masalah Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah dijelaskan di atas, agar ruang lingkup pembahasan dalam penulisan skripsi ini nantinya lebih fokus, maka penulis merasa perlu membatasi permasalahan tersebut mengenai efek media massa (televisi) dalam upaya membangun kesadaran melakukan suatu ajakan (bersedekah). Dalam hal ini, penelitian yang penulis lakukan lebih terfokus pada aspek upaya program”Nikmatnya sedekah” dalam membangun kesadaran bersedekah terhadap jamaahnya. Serta merubah pola pikir mereka tentang arti sedekah dan manfatnya. Sehingga para jamaah jadi termotivasi untuk bersedekah setelah melihat testimoni dari para bintang tamu.
2. Perumusan Masalah. Permasalahan yang akan penulis teliti adalah sebagai berikut: a. Bagaimana progam “Nikmatnya Sedekah” dalam membangun perubahan kesadaran bersedekah terhadap jamaah MNC TV?
9
b. Bagaimana peran program “Nikmatnya Sedekah” terhadap perubahan kesadaran bersedekah para jamaah di MNC TV tersebut?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis lebih detail mengenai program “Nikmatnya Sedekah dalam melakukan perubahan kesadarn bersedekah terhadap jamaah di MNC TV. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis peran program “Nikmatnya Sedekah” terhadap perubahan kesadaran bersedekah para jamaah di MNC TV.
D. Manfaat Penelitian 1. Ilmu Pengetauhan Dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, dalam penerpan dibidang komunikasi media massa. 2. Akademis Dapat menambah khazanah kepustakaan tentang program televisi “Nikmatnya Sedekah” di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan baru untuk pihak MNC TV dalam menambah wawasan berbagai kalangan terutama penyiaran dakwah melalui televisi dalam program “Nikmatnya Sedekah”.
10
E. Tinjauan Pustaka 1. Penelitian Terdahulu Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis mengadakan tinjauan perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah dan perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Peneliti juga mencari skripsi yang ada di Perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah dan di sekretariat jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam guna memastikan apakah ada judul atau tema yang sama dengan skripsi ini. Berdasarkan hasil penelusuran peneliti, terdapat judul skripsi yang mempunyai bidang-bidang kajian serupa dengan penelitian yang peneliti ambil. a. “Peran Kontes Daiah TPI 2006 Dalam Mencetak Muballighah” yang disusun oleh Wardatul Jannah dengan NIM: 10501022588, penelitian ini berisikan mencari kontes daiah yang kreatif, berwawasan luas dan lain.lain-lain. Guna untuk mendapatkan pengetauhan, pengalaman, jaringan dakwah, dan pola pembinaan dakwah yang ideal. Dengan mencari kontest daiah mereka ini semualah pelaku dakwah profesional dengan almamater TPI yang diharapkan untuk mengemban amanah dan membawa manfaat bagi masyarakat. b. “ Peran Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Terhadap Tayangan Infotaiment DI Televisi” yang disusun oleh Devi Rahayu dengan NIM: 106051001798, penelitian ini berisikan kegiatan yang dilakukan oleh komisi penyiaran Indonesia dalam mengawasi tayangan infotaiment di televisi adalah menampung aduan dari masyarakat.
11
c. “Peran Televisi Dalam Peningkatan Elektabilitas Calon Presiden (Studi Kasus Pada Pemilihan Umum Presiden Republik Indonesia 2009)” yang disusun oleh Dedy Kurnia Syah Putra dengan NIM: 106051001793, penelitian ini berisikan dengan adanya media massa seperti televisi dapat membangun popularitas seseorang agar lebih memanfaatkan fasilitas yang ada dan agar visi misi mereka semua lebih dikenal oleh masyarakat. Berbeda dengan skripsi-skripsi lain yang membahas tentang proses pra produksi, produksi, pasca produksi, dan manfaat. Dilihat dari sisi dakwahnya dari program kajiannnya dan tentang kualitas programnya yaitu program “Nikmatnya Sedekah” yang berada di MNC TV sangat berbeda. Judul Skripsi yang berjudul “Peran Program Nikmatnya Sedekah untuk Membangun Kesadaran Bersedekah Pada Jamaah di MNC TV”. Penulis membahas tentang perannya program acara nikmatnya bersedekah. Apakah program acara “Nikmatnya sedekah” tersebut dapat membangun kesadaran bersedekah jamaah yang berada di MNC TV atau tidak.
F. Sistematika Penulisan Penggunaan sistematika penulisan dalam menyusun hasil penelitian ini nantinya akan dibagi dalam lima bab. Di mana pembagian pembahasan dalam setiap bab telah memenuhi standar penulisan karya ilmiah (skripsi). Uraian dalam setiap bab tersebut adalah sebagai berikut:
12
BAB I
Pendahuluan Terdiri dari Latar belakang masalah, Batasan dan Rumusan, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II
Tinjauan Teori Terdiri dari Sejarah Televisi, Pengertian Televisi, Pengertian Program, Pengertian Sedekah, Macam-macam Sedekah, Unsurunsur Sedekah, Pengertian Sedekah, Unsur-unsur Dakwah, Metode Dakwah Seorang Da’i Kepada Mad’u, Media Dakwah, dan Televisi Sebagai Media Dakwah.
BAB III
Metodologi Penelitian Terdiri dari Lokasi dan Jadwal Penelitian, Subjek dan Objek Penelitian,
Pemilihan
Informan,
Model
Penelitian,
Teknik
Pengambilan Data, Sumber Data, Fokus Pernyataan Penelitian, Konsep Operasional Menurut Responden, Uji Validitas dan Keabsahan, Teknik Analisa Data, Asumsi Penelitian, dan Teknik Pemeriksaan Data. BAB IV
Temuan dan Analisa Data Terdiri dari Gambaran Umum Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV), Visi Misi Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV), MNC TV Insight, Brand Essence, Fasilitas Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV), Identitas Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV), Program-program Acara Dakwah yang Berada di
13
MNC TV, Struktur Program Nikmatnya Sedekah di MNC TV, Konsep Program Nikmatnya Sedekah di Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV), Hasil Wawancara dan Observasi, Analisis. BAB V
Penutup Berisikan tentang kesimpulan dan saran bagian terakhir memuat Daftar Pustaka dan Lampiran-Lampiran.
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Peran Peranan berasal dari kata peran, berarti sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama.1 Peranan menurut Levinson sebagaimana dikutip oleh Soejono Soekamto, sebagai berikut; Peranan adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma yang dikembangkan
dengan
posisi
atau
tempat
seseorang
dalam
masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturanperaturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.2 Menurut Biddle dan Thomas, peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi kedudukan
perilaku-perilaku
tertentu. Misalnya
yang
dalam
diharapkan
keluarga,
dari
perilaku
pemegang ibu
dalam
keluarga diharapkan bisa memberi anjuran, memberi penilaian, memberi sangsi dan lain-lain.
B. Sejarah Televisi dan Pengertian Televisi 1. Sejarah Televisi Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun dan mengalami perubahan inovasi yang lebih sempurna. Sebelum 1
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN. Balai Pustaka, 1985), h. 735. 2 Soejono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 1982), h. 238.
14
15
memasuki bahasan sejarah televisi, awal mula televisi tentu tidak bisa dipisahkan
dari
penemuan
dasar,
yaitu
hukum
Gelombang
Elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831).3 Penemuan Faraday yang oleh para pakar ilmu komunikasi teknologi disebut sebagai awal dari era komunikasi elektronik, dan gelombang elektromagnetik inilah yang digunakan sebagai penghantar pengiriman sinyal dalam menyiarkan gambar bergerak di televisi.4 Perbedaan pendapat terhadap awal mulanya kemunculan televisi karena adanya perbedaan dalam menentukan awal sejarah televisi itu sendiri. Seperti disebutkan di atas, kemunculan televisi tidak terlepas dari awal mula ditemukannya gelombang elektromagnetik, sedang pendapat lain menyatakan jika kehadiran televisi bermula dari penemuan televisi secara wujud asli seperti yang ada pada saat ini. Pada mulanya, televisi pertama yang diciptakan adalah televisi mekanik yang belum memiliki kemampuan siaran. Televisi mekanik hanya mampu menampilkan gerakan gambar namun belum dapat disiarkan. Karena belum adanya sistem saluran untuk menyiarkan kepada khalayak.5 Dalam perkembangannya, Philo Farnsworth dan Zworykin, dua nama yang diyakini sebagai penemu melakukan percobaan untuk perkembangan televisi. Keduanya berhasil dalam mencatatkan sejarah kemajuan teknologi televisi secara komersial dengan biaya yang sangat terjangkau. Di tahun 3
Stanley J. Baran, Introduction to Mass Communication: Media Literacy and Culture. (New York: McGraw Hill, 2004), h.233. 4 Sitepu Ary, Televisi dalam Kehidupan Sosial. (Jakarta:Pustaka Jaya, 1999), h.76. 5 Soerjadi Waloeya, Komunikasi Internasional. (Jakarta: UT Press, 1990), h. xxi
16
1935, keduanya mulai memancarkan siaran dengan menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik. Meskipun mereka berdua mengembangkan televisi dalam waktu yang bersamaan namun dalam tempat yang berbeda. Kompetitor utama mereka adalah Baird Television, yang sudah terlebih dahulu melakukan siaran sejak 1928 dengan menggunakan sistem mekanik. Pada saat itu sangat sedikit orang yang mempunyai televisi, dan yang mereka miliki umumnya berkualitas seadanya, atau hanya sekedar gerakan gambar yang sudah terekam sebelumnya. Pada masa itu ukuran layar televisi hanya sekitar tiga sampai delapan inci, sehingga persaingan mekanik dan elektronik tidak begitu nyata, kecuali dalam hal siaran televisi elektronik lebih unggul.6 Pada tahun berikutnya, Vladimir Kosma Zworikyn mendaftarkan hak paten atas penemuan televisinya. Meskipun pemegang hak paten tersebut banyak diragukan oleh para pakar teknologi komunikasi. Nama tokoh penemu yang seharusnya berhak atas hak paten penemu televisi tidak bisa berbuat banyak.7 Setidaknya, penulis melengkapi sejarah televisi ini dengan timeline history yang penulis ambil dari sumber yang terjaga kredebilitasnya. Sedangkan pada masa Vladimir bukan lagi masa penemuan melainkan hanya pengembangan teknologi televisi. Efek televisi yang telah merenggut perhatian banyak kalangan ini bukanlah bermula dari seorang profesor elektronik atau semacamnya. Penemuan televisi yang 6
Gilbert Zwartjes, The Theory of Mass Media, Television and Human Growth. (London: Sage Publication, 1999), h. 148. 7 John Vivian, Teori Komunikasi Massa, edisi kedelapan. (jakarta: kenca, 2008), h. 53.
17
fenomenal tersebut berawal dari otak jenius seorang anak petani New York. Dan tepat pada tahun 1927 Philo Farnsworth berhasil menciptakan tabung yang dapat menangkap gambar bergerak, dan gambar yang pertama dihasilkan gambar philo sendiri.8
2. Pengertian Televisi Sebelum membahas lebih jauh tentang televisi, setidaknya perlu diketahui terlebih dahulu mengenai terminologi televisi. Secara etimologis, televisi berasal dari gabungan kata “tele” dan “vision” yang berarti “penglihatan jauh”. Kata tele dan vision diambil dari bahasa latin yang bermakna penglihatan jauh. Ini dimaksudkan karena adanya transmisi pengiriman gambar dan suara yang dihasilkan oleh teknologi televisi dan diterima oleh publik secara bersamaan dengan jarak jauh.9 Dalam bahasa Inggris disebut television yang diartikan dengan melihat dari jarak jauh.10 Definisi TV dalam Ensiklopedi Encarta menyebutkan bahwa yang dimaksud televisi adalah sebuah sistem pengiriman dan penerimaan gambar serta suara dengan sinyal elektronika yang dikirimkan melalui kawat atau kabel dan fiber optik atau dengan radiasi elektronika. Sinyal-sinyal tersebut biasanya disiarkan dari stasiun televisi sebagai tempat produksi pada alat-alat penerimaannya pada televisi yang ada di rumah atau diteruskan oleh penyedia jasa televisi kabel. 8
John Vivian, Teori Komunikasi Massa, edisi kedelapan. (jakarta: kenca, 2008), h. 54. Televisi adalah media pembaharuan dalam bidang ilmu komunikasi yang berafiliasi pada ilmu publizistic. Lihat: Lathief Rosyidi, Dasar-DasarRetrorika Komunikasi dan Informasi, (Medan:Firma Rimbow, 1989), h.221. lihat juga: Stanley J. Baran, Introauction to Mass Communication; Media Lieracy and culture, (New York:McGraw Hill, 2004), h.165 10 Penglihatan jarak jauh adalah di mana tempat pengantar siaran (studio) dan penerima siaran (Televisi) dalam jarak yang jauh. Lihat:Sunandar, “Telaah Format Keagamaan di televisi, Studi deskriptis Analisi TPI”, Sebuah Tesis, Yogyakarta: 1998 9
18
Menelaah pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem transmisi atau pancaran gambaran dan suara yang dihasilkan oleh kamera elektronik diubah menjadi gelombang elektronika diubah menjadi gelombang elektromagnetik dan kemudian transmisi tersebut disalurkan melalui pemancar satelit. Gelombang elektromagnetik ini diterima oleh sistem antena yang menyalurkan ke pesawat (pesawat televisi). Di dalam pesawat televisi gelombang elektromagnetik diubah kembali menjadi gambar bergerak dan suara. Televisi sebagai suatu rangkaian dari media massa memiliki fungsi sebagai pelayanan sosial terhadap publik. Untuk itu, tugas televisi yang terpenting adalah memenuhi hak pemirsa,11 yang dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi, dengan menggunakan efek gambar dan suara. Sifat dinamis televisi semakin menambah daftar istimewa media ini, dengan dinamisasinya yang menghasilkan informasi yang tidak monoton.12 Selain itu, sebagai media komunikasi, televisi memiliki kewajiban untuk menyampaikan informasi kepada khalayak. Sesuai dengan koridor fungsinya, yaitu meliputi pendidikan dan hiburan sebagai sarana kontrol sosial yang berupa media audio visual dengan jangkauan yang sangat luas. Sudrajat
11
Maksud dari hak pemirsa adalah hak yang disebut right to know. Televisi harus memenuhi kebutuhan akan informasi yang dibutuhkan oleh khalayak. Secara detail fungsi televisi terbagi menjadi empat bagian. Pertama, to Inform. Televisi berfungsi sebagai informan, setidaknya televisi memberitakan sebuah berita yang berhubungan dengan kepentingan publik. Kedua, to educated. Televisi berfungsi sebagai pendidik. Artinya setiap informasi yang ditayangkan melalui televisi harus bersifat mendidik. Ketiga, to entertain. Televisi berfungsi menjadi penghibur bagi khalayak. Tentunya hiburan yang mendidik pula. Keempat, to Influence. Televisi juga berfungsi mempengaruhi, dari keempat fungsi tersebut berpusat pada Social Control. Di mana fungsi terakhir ini adalah cakupan dari fungsi sebelumnya, yakni sebagai kontrol sosial. Yang mana televisi memiliki andil besar dalam mengontrol interaksi sosial. Lihat: sukma Indrayanti, media dan Masyarakat Modern. (Yogyakarta:Kencan mega, 2001), h.47. 12 Darwanto Sastro Subroto, Produki Acara Televisi, (Yogyakarta: Dua Wacana University, 1994), h.1-2.
19
menyebutkan, sebagaimana yang telah dikutip oleh Kartikasari dalam bukunya yang berjudul ”Pesan-pesan Budaya Film Anak-anak dalam tayangan Televisi”: studi tentang pengaruh sistem modern terhadap prilaku sosial remaja Cianjur menyatakan jika pengertian televisi adalah suatu perlengkapan elektronik yang pada dasarnya adalah sama dengan gambaran hidup yang meliputi gambar dan suara.13 Istilah televisi sendiri baru muncul dan dicetuskan pada tanggal 25 Agustus 1906, di kota Paris, yang pada saat itu sedang berlangsung pertemuan para ahli bidang elektronika dari berbagai negara. Dari pertemuan tersebut setidak terdapat beberapa rumusan penting mengenai elektronika yang salah satu dari berbagai rumusan tersebut adalah terbentuknya rumusan mengenai terminologi televisi.14 Hal ini yang dimiliki televisi adalah daya tarik televisi itu sendiri, keistimewaan televisi terdiri dari gabungan antara unsur audio (pendengaran) dan unsur visual (penglihatan). Kemampuan menampilkan gambar hidup dan suara membuat televisi menjadi media paling banyak meraih pemirsa. Karena kemampuannya dalam meraih perhatian khalayak menjadi agenda penting dalam hal penyebaran informasi. Dari berbagai pendapat tentang televisi tersebut, setidaknya penulis dapat menyimpulkan adanya magnetical dalam membicarakan efek televisi. Daya gabungan antara visual dan audio visual yang dimiliki, menjadikan televisi menduduki peringkat teratas dibanding media massa lainnya. 13
Tatiek Kartikasari et.al., Pesan-pesan Budaya Film Anak-anak dalam Tayangan Televisi; Studi tentang pengaruh sistem modern terhadap prilaku sosial remaja Cianjur, (Jakarta:Depdikbud, 1995),h. 30. 14 JB. Wahyudi, Media Komunikasi Massa Televisi, (Bandung:Alumni, 1986),h.49
20
3. Pengertian Program Program berasal dari Bahasa Inggris yaitu programme atau program yang berarti acara atau rencana.15program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiencenya. Secara etimologi dalam kamus Bahasa Indonesia terbitan Departement Pendidikan Kebudayaan (1998), program adalah acara (seperti sebuah siaran, pengelolaan dan sebagainya).16 Secara terminologi, Undang-undang Penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah siaran yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata program lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia dari pada kata siaran untuk mengadu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Sedangkan menurut Omar Abidin Gilang program merupakan serangkaian acara atau sesuatu yang disiarkan dalam berbagai bentuk penikmat oleh stasiun penyiaran.17
15
Morissan M.A, Manajemen Penyiaran : Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Jakarta: Kencana, 2008), cet. Ke-1, h.199. 16 DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), cet.ke1,h.702. 17 Omar Abidin Gilang dalam Moeryanto Ginting Munthe, Media Komunikasi Radio, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), h.62.
21
C. Sedekah 1. Pengertian Sedekah Dalam Kamus Besar Indonesia mendefinisikan sedekah adalah pemberian sesuatu kepada fakir miskin atau yang berhak menerimanya, di luar kewajiban zakat dan zakat fitrah sesuai dengan kemampuan pemberi.18 Sedekah secara bahasa berasal dari kata shadah yang artinya benar, tersurat dari kata ini bahwa orang yang bersedekah adalah orang yang benar imannya.19 Adapun secara terminologi syari’at, shadaqah adalah pemberian sukarela yang dilakukan oleh seorang kepada orang lain, terutama kepada orang-orang miskin setiap kesempatan terbuka yang tidak ditentukan baik jenis, jumlah maupun waktunya. Sedekah tidak terbatas pada pemberian yang bersifat material saja tetapi juga dapat berupa jasa yang bermanfaat bagi orang lain. Sedekah mempunyai cakupan yang sangat luas yang digunakan dalam al-Quran untuk mencakup segala jenis sumbangan. Zakat lebih disebut pula sedekah karena zakat merupakan sejenis derma yang diwajibkan, sedangkan sedekah adalah sukarela yang lain sepenuhnya tergantung pada keinginan orang yang menyumbang. Dalam pengertian Kamus Arab Indonesia mengenai sedekah H.Muhammad Yunus menulis shadaqah berasal dari kata صدقا- يصدق-صدق
18
Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Edisi ke-3, h. 1008 19 Yusuf Qardhawi, Kiat Isalam Mengataskan Kemiskinan, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), cet.1, h.91
22
yang artinya memberikan sedekah dengan sesuatu.20 Menurut al Hasan yang dikutip oleh Khalid Fadlullah dalam arti umum sedekah dirumuskan sebagai pemberian hanya kepada orang yang berhak dan patut diberi karena perintah Allah dan Rasul-nya, baik perintah wajib maupun sunnah yang merupakan kemasyarakatan dan kemanusiaan. Kata sedekah berasal dari kata berarti benar, Qadli Abu Bakar bin Araby dalam pendapatanya yang berharga mengapa zakat dinamakan sedekah. Sedekah dari kata shidiq benar dalam hubungannya dengan segala baik perbuatan maupun ucapan serta keyakinan.21 Sedengkan sedekah dalam arti khusus, Rahmat Jatmika mengungkapkan, bahwa sedekah adalah suatu pemberian dari seorang muslim secara sukarela karena taqarub kepada Allah yang merupakan amal ibadah kepada Allah dalam wujud pemberian saja, harta atau benda yang bernilai kepada perorangan atau badan hukum yang bergerak dijalan Allah, untuk menghilangkan penderitaan seseorang.22 Jadi sedekah adalah keseluruhan amal kebaikan yang dilakukan oleh setiap orang muslim untuk menciptakan kesejahtaraan umat termasuk menciptakan kelestarian lingkungan hidup dari alam semesta ini, guna memperoleh hidayah dan ridha Allah.
20
Muhammad Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara dan Penterjemah Al-Quran, 1993), h.21 21 Yusuf Qordhawi, Hukum Zakat, ( Jakarta: Lantera Antar Nusa, 1993), h.34 22 Rahmat Jatmika, Pengelolaan Zakat dan Aspek Hukum Islam, (Jakarta: Boantang, 1998), h.74
23
Di dalam al-Qur’an surat An-Nisaa ayat 114
Artinya: ''Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami akan memberi kepadanya pahala yang besar.'' (QS An Nisaa [4]: 114).23
Sedekah pada dasarnya adalah sunah, berpahala bila dilakukan dan tidak berdosa jika ditinggalkan. Disamping sunah, adakalanya hukum sedekah menjadi haram yaitu dalam kasus seseorang yang bersedekah mengetahui pasti bahwa orang yang bakal menerima sedekah tersebut akan menggunakan harta sedekah untuk kemaksiatan atau tidak. Terakhir ada kalanya juga hukum sedekah berubah menjadi wajib, yaitu ketika seseorang bertemu dengan orang lain yang sedang kelaparan hingga dapat mengancam keselamatan jiwanya, sementara dia mempunyai makanan yang lebih dari apa yang diperlukan saat itu. Hukum sedekah juga menjadi wajib jika seseorang bernazar hendak bersedekah kepada seseorang atau lembaga.24
23
Kementrian Urusan Agama Islam, Al-Quran dan Terjemahannya, (Medina ALMunawwarah: komplek percetakan Al-Quranul Karim, 1998), H. 140 24 Oyyo Radyt, “Pengetauhan Tentang Islam”, Sabtu, 24 Juli, 2010, h.1.
24
Menurut Fuqaha, sedekah lebih utama diberikan kepada kaum kerabat atau sanak saudara terdekat sebelum diberikan kepada orang lain. Kemudian sedekah itu seyogyanya diberikan kepada orang yang betulbetul sedang mendambakan uluran tangan. Mengenai kriteria barang yang lebih utama disedekahkan, para fuqaha berpendapat, barang yang akan disedekahkan sebaiknya barang yang berkualitas baik dan disukai oleh pemiliknya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Ali Imran (3): 92
Artinya:
''Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai...'' (QS Ali Imran [3]: 92).25
2. Macam-macam Sedekah26 Dari pengertian di atas, bisa diartikan bahwa terdapat macammacam sedekah. Sehingga sedekah bukan sekedar diartikan pada proses mengeluarkan harta yang kita miliki untuk kita bagikan pada orang lain saja. Ada beberapa macam makna sedekah,menurut Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, di antaranya adalah : a. Sedekah Hati. Yakni jenis sedekah yang bisa kita wujudkan dengan jalan menjauhkan hati untuk tidak berprasangka buruk dan berpikir
25 26
Kementrian Urusan Agama Islam, Al-Quran dan Terjemahannya, H. 91 Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Zakat. Op . cit. H. 275
25
negatif pada orang lain. Sebaliknya, hati selalu digunakan untuk berpikir positif pada orang lain dan mendoakan hal yang baik. b. Sedekah Sosial. yaitu dengan selalu menjalin hubungan baik kepada manusia lain serta bisa mengedepankan rasa saling menghormati pada sesama manusia. c. Sedekah Pemikiran. Wujud sedekah yang berupa proses pencarian solusi jika di lingkungan kita terdapat masalah. Sehingga dengan pemikiran, kita bisa membantu mencari jalan keluar dari masalah yang ada tersebut. d. Sedekah Informasi. Kita bisa memberikan informasi yang kita ketahui kepada orang lain yang membutuhkan agar bisa diperoleh manfaat. Seperti menyampaikan kepada orang lain, daerah mana yang terjadi bencana alam dan jenis bantuan apa yang dibutuhkan di lokasi tersebut. Dengan demikian, salah satu yang harus dilakukan oleh kaum muslimin dalam hidupnya adalah bersedekah. Ini akan membuat keberadaannya terasa bermanfaat besar, tidak hanya bagi diri dan keluarganya, tapi juga bagi orang lain. Namun, banyak orang yang merasa tidak bisa bersedekah karena tidak banyak harta yang dimilikinya. Memang banyak diantara kita yang memahami bahwa sedekah itu mesti dengan harta, padahal banyak cara yang bisa kita lakukan untuk bersedekah meskipun kita tidak punya harta, sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mau bersedekah.
26
D. Unsur –unsur Dakwah 1. Pengertian Dakwah Untuk memahami tentang dakwah secara tepat, maka perlu dikemukakan berbagai pengertian dakwah baik secara etimologis maupun dalam pengertian istilahnya. Dilihat dari segi bahasa, kata dakwah berasal dari kata Arab da’wah,merupakan bentuk mashdar dari kata kerja da’a (madli), yad’u(mudlari), berarti seruan, ajakan, atau panggilan27, sedangkan kata kerja atau fi’il adalah da’a, yad’u yang berarti memanggil, menyeru atau mengajak.28 Di antara makna-makna dakwah adalah: a. An-Nida artinya memanggil, da’a fulanun ilaa fulaanin, artinya fulan mengundang fulan. b. Menyeru, ad-du’a ila syai’I artinya menyeru dan mendorong pada sesuatu. c. Ad-da’wah ila qadhiyah artinya menegaskan atau membelanya, baik yang haq maupun yang bathil. d. Suatu usaha berupa perkataan, atau perbuatan untuk menarik manusia ke suatu madzhab atau agama. e. Memohon dan meminta kebaikan, ini yang sering disebut dengan istilah berdoa.29
27
A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub. (Jakarta: Penamadani. 2008). Cet ke-2, h.144. 28 Abd. Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam. (Jakarta: Bulan Bintang, 1986). Cet ke-2,h.7 29 Jum’ah Amin Abdul Aziz, Fiqh Da’wah Prinsip dan Kaidah Asas Da’wah islam, (Solo:Citra Islami Press, 1997),h.22-23.
27
Dakwah adalah tema yang terambil dalam Al-Qur’an. Ada banyak ayat di antara kata-kata yang digunakannya adalah dakwah atau bentuk-bentuk lain yang akar katanya sama dengan akar kata dakwah, yaitu dal, ain, wawu. Menurut hasil penelitian, Al-Qur’an menyebutkan kata da’wah dan derivasinya sebanyak 19 kali, tersebar dalam 55 surat dan bertempat dalam 176 ayat. Ayat-ayat tersebut sebagian besar (sebanyak 141 ayat) turun di Makkah, 30 ayat turun di Madinah dan 5 ayat dipertentangkan antara Makkah dan Madinah sebagai tempat turunnya.30 Dari segi terminologi, kata dakwah memiliki definisi-definisi yang variatif seperti dikemukakan oleh banyak pakar ilmu dakwah. a. Secara integral KH. Didin hafidhudin mendefinisikan: Dakwah sebagai proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengembang dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan Allah, dan secara bertahap menuju peri kehidupan yang Islami. Suatu proses yang berkesinambungan adalah suatu proses yang insidental
atau
kebetulan,
melainkan
benar-benar
direncanakan,
dilaksanakan dan dievaluasi secara terus menerus oleh para pelaku dakwah dalam rangka merubah perilaku sasaran dakwah dengan tujuan-tujuan yang dirumuskan.31 b. M.Quraish Shihab mendefinisikan: Dakwah sebagai seruan atau ajakan kepada keinsafan, atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik (dari yang awalnya 30
Muhammad Sulthon, Desain Ilmu Dakwah, (Semarang:Walisongo Press, 20030, Cet
ke-1, h.4. 31
Didin Hafidhudin , Dakwah Aktual, (Jakarta:Gema Insani Press, 1998). Cet. Ke-1, h.77.
28
berperilaku buruk sampai kepada arah keadaan yang lebih baik) dan sempurna, baik terhadap pribadi ataupun terhadap masyarakat, dan dakwah seharusnya berperan dalam pelaksanaan ajaran Islam secara lebih baik dan menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan.32 c. Menurut HMS. Nasarudin Latif, mengemukakan : Dakwah artinya setiap usaha atau aktivitas dengan lisan maupun tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil, manusia lainnya untuk beriman dan menaati Allah SWT, sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariah serta akhlak islamiyah.33 d. Muhammad Natsir Usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat konsep Islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini, yang meliputi ma’ruf dan nahi munkar, dengan berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan dan membimbing pengalamannya dalam peri kehidupan perseorangan peri kehidupan berumah tangga (usrah), peri kemasyarakatan, dan peri kehidupan bernegara.34 Dari definisi-definisi tersebut di atas meskipun terdapat perbedaan dalam perumusan, tetapi apabila dibandingkan satu sama lain, dapatlah ditarik kesimpulan sebagai berikut:
32
M.Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, Fungsi dan Peran Wahyu dalam kehidupan masyarakat, (Bandung:Mizan 1998). Cet ke-17,h. 194 33 Rafi’uddin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategis Dakwah, (bandung;pustaka Setia, 2001), Cet ke-2. H.24. 34 A.Hasanuddin, Retrorika Dakwah dan Jurnalistik Dalam Kepemimpinan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), Cet.ke-2,h.34.
29
a. Mengajak orang lain untuk beriman dan mentaati Allah SWT atau memeluk agama Islam serta menjalankan segala perintahnya. b. Amar ma’ruf, perbaikan dan pembangunan masyarakat atau islah.35 c. Nahi Munkar, mencegah perbuatan yang dilarang Allah, proses penyelenggaraan usaha tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang di ridhoi oleh-Nya. Pengertian dakwah tersebut bukan hanya
merupakan sebuah
pengertian, namun juga merupakan sebuah kewajiban kita semua yang harus dikerjakan.
2. Unsur-unsur Dakwah a. Da’i Da’i merupakan salah satu unsur penting dalam proses dakwah. Sebagai pelaku dan penggerak kegiatan dakwah, da’i menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan atau kegagalan dakwah. Da’i pada dasarnya adalah penyeru ke jalan Allah, pengibar panji-panji Islam, dan pejuang (mujahid) yang mengupayakan terwujudnya sistem Islam dalam realitas kehidupan umat manusia. Sebagai penyeru ke jalan Allah, da’i tidak bisa tidak, harus memiliki pemahaman yang luas mengenai Islam sehingga ia dapat menjelaskan ajaran Islam kepada masyarakat dengan baik dan benar. Ia juga harus memiliki semangat dan ghirah keislaman yang tinggi yang menyebabkan ia setiap saat dapat menyeru manusia kepada kebaikan dan
35
A.Hasanuddin, Retrorika Dakwah dan Jurnalistik Dalam Kepemimpinan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), Cet.ke-2,h.35
30
mencegah mereka dari kejahatan, meskipun untuk itu ia harus menghadapi tantangan yang berat.36 Bahkan da’i adalah indentik dengan dakwah itu sendiri. Dikatakan demikian, karena seorang da’i harus menjadi teladan dan panutan yang baik di tengah-tengah masyarakat. Untuk itu, da’i harus memiliki sifatsifat yang terpuji atau akhlak yang mulia. Keluhuran budi pekerti ini menjadi salah satu pendorong yang memungkinkan masyarakat (mad’u) dapat mengikuti jalan kebenaran yang diserukan sang da’i. Sifat-sifat yang mulia itu adalah sifat-sifat yang harus dimiliki semua kaum muslim. Namun, bagi seorang da’i, sifat-sifat itu harusalah memiliki nilai lebih. Dengan perkataan lain, sifat-sifat yang mulia itu bagi seorang da’i harus tampak lebih mantap, lebih sempurna, dan lebih menonjol, sehingga ia dapat menjadi dakwah yang hidup dan menjadi teladan yang bergerak.37 b. Mad’u Mad’u dapat dikatakan pula mitra dakwah atau penerima dakwah. Mad’u yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan.38
36
A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub. (Jakarta: Penamadani. 2008). Cet ke-2, h.311. 37 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, h.312. 38 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004), cet.ke-1, h.79
31
c. Materi Dakwah Pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan dakwah yang hendak di capai. Namun secara global dapatlah dikatakan materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok, yaitu: 1) Masalah Keimanan (Aqida) Aqidah dalam Islam adalah bersifat i’tiqad bathiniyah yang mencangkup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman.39 2) Masalah Keislaman Syariah dalam islam adalah berhubungan erat dengan amal lahir (nyata) dalam rangka menaati semua peraturan/hukum Allah guna mengatur hubungan manusia dengan Tuhanya dan mengatur pergaulan hidup antar sesama manusia. 3) Masalah Budi Pekerti (Akhlakul Karimah) Masalah akhlak dalam aktivitas dakwah (sebagai materi dakwah) merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan keislaman seseorang. Meskipun akhlak ini berfungsi sebagai pelengkap, bukan berarti masalah akhlak kurang penting dibanding dengan masalah keimanan dan keislaman. Akan tetapi akhlak adalah sebagai penyempurnaan keimanan dan keislaman.40
39
Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, Penerjemah, Agus Hasan Bashori, Kitab Tauhid 2, (Jakarta: darul Haq, 1998), cet. Ke-1, h.15 40 AsmuniSyukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya:Al-Ikhlas, 1983), h.60
32
d. Metode Dakwah Seorang Da’i kepada Mad’u 41 Dakwah ditujukan kepada ummat manusia dalam keadaan umurnya yang berbeda-beda, serta tingkatan kedudukannya dikalangan masyarakat di samping kecerdasan dan alam lingkungannya, dan kemauan serta jalan fikirannya. Hal ini menyebabkan para da’i harus menjadi orangorang yang bijaksana, mahir dalam menyampaikan pendapat dan pengertiannya kepada mad’unya. Para da’i yang mendapat taufiq dan kejayaan ialah mereka yang sanggup memberikan untuk tiap-tiap individu, apa yang diperlukannya, baik berupa buah fikiran atau pun pengarahan. Da’i mestilah berusaha meyakinkan orang itu tentang kebenaran apa yang diajukannya, kemudian berusaha menarik orang itu supaya bergerak mengamalkan apa yang diajarkannya. Da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang menimbulkan kesan dalam hati mad’unya. Menurut Fathi Yakan42, dalam hal ini para pendakwah perlu memperhatikan hal-hal yang berikut: 1) Berkenalan dengan seseorang sebelum menyampaikan da’wah kepadanya: Adalah suatu kewajiban bagi seorang da’i, agar ia berkenalan lebih dahulu dengan seseorang yang akan menerima dakwahnya. Ia harus memahami terlebih dahulu bagaimana latar belakang kehidupan orang itu, bagaimana jalan ikhtiarnya, dan bagaimana pengertian dan
41 42
Fathi Yakan, Bagaimana Kita menyeru Kepada Islam,(T.tp: T.pn, t.t), h.21. Fathi Yakan, Bagaimana Kita menyeru Kepada Islam, h.22.
33
gambarannya terhadap alam raya ini. Para pendakwah harus menyelidiki hal itu dengan mengadakan wawancara dan sebagainya, sehingga ia menemui apa kekurangan dan kesulitan yang sedang dialami oleh mad’unya. Dengan demikian, para da’i menemui pintupintu dan jendela-jendela, yang mungkin dijadikannya sebagai batu loncatan untuk mengetuk pintu hati orang yang diserunya itu. Jadi, harus banyak bergaul secara individu, dan mengadakan percobaan dan usaha, yang diharapkan akan membawa kejayaan. Pendakwah mesti mencatat
pengalaman-pengalamannya,
kemudian,
ia
berusaha
menyampaikan dakwah kepada mad’unya itu disertai dengan pengarahan dan memberikan contoh teladan yang menimbulkan kesan yang menarik dan mempengaruhi jalan fikiran mad’u itu. 2) Dari mana penda’wah harus mulai dan bagaimana caranya. Untuk menemukan titik yang tepat dalam menentukan tempat memulai tugasnya, da’i harus mengorbankan waktu yang tidak sedikit, supaya ia berjaya dalam usahanya untuk meyakinkan mad’unya terhadap ajaran yang disuguhkannya itu. Jangan sampai terjadi, da’i salah memilih tempat yang akan menjadi titik tolak dakwahnya. 3) Sistematika yang akan dijadikan panduan: Berdasarkan keterangan di atas, jelaslah bahawa perlu sekali ditetapkan. Sistematika yang baik, agar da’i dapat mengetahui, bagaimana caranya ia mulai berdakwah, dan dari mana titik tolak dakwahnya. Pada detik-detik pertemuan pertama, da’i harus berusaha
34
keras untuk benar-benar mengenali mad’u yang akan dihadapinya. Jika hal ini sudah Terlaksana, maka mudahlah ia memperbandingkan di antara satu mad’u dengan mad’u yang lain, kira-kira bagaimana kedudukan mad’unya di kalangan masyarakat, dan bagaimana cara menghadapinya. Selanjutnya, Menurut Fathi Yakan da’i dapat mengikuti tiga langkah yang berikut, sebagai ukuran dasar dakwahnya: 1) Pembentukan Aqidah: 43 Membentuk aqidah, maksudnya menciptakan cara berfikir yang benar, terhadap alam raya serta manusia dan kehidupan ini. Untuk itu, harus diyakinkan terhadap Rukun Iman, terutama Iman kepada Allah Maha Pencipta. Usaha ini merupakan dasar dalam pembentukan keperibadian seorang muslim. Inilah asas dan titik tolak dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya. Dan inilah simpulan atau ikatan yang terbesar, pangkal terbukanya simpulan-simpulan yang lain-lain. Pembinaan aqidah ini kemudian akan bersambung dengan pembinaan amal. Mad’u harus diyakinkan bahawa Islam adalah pedoman hidup yang akan menuntun manusia dalam memenuhi tuntutannya dalam kehidupan ini. Islam berasal dari wahyu ilahi, pemberian Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa. Islam adalah peraturan yang lengkap, mencakup segala lapangan kehidupan manusia Islam terbit dan filsafat alam yang murni yang akar-akarnya
43
Fathi Yakan, Bagaimana Kita Menyeru Kepada Islam,(T.tp: T.pn, t.t), h.23.
35
berdiri sendiri. Sedang peraturan yang lain-lain, semuanya kurang lengkap,karena memang kekurangan dasar, karena semuanya berasal dari manusia. Dan sifat manusia yang hidup di sesuatu daerah, menyebabkan peraturan-peraturan yang dibuatnya itu kurang tidak lengkap, karena terpengaruh dengan alam sekitar tempat ia berada. Inilah desakan yang menghimpit manusia sebagai pembuat peraturan. Untuk mengemukakan hal itu. da’i harus mempelajari fikrah islamiyyah secara mendalam dan harus juga mempelajari pendapatpendapat dan pemikiran-pemikiran yang lain-lain yang berada di luar Islam. Dengan demikian. Da’i dapat berusaha meyakinkan mad’unya tentang kekurangan yang ada dalam peraturan yang lain dan bagaimana lengkapnya peraturan dalam ajaran Islam. 2) Dan Iman menuju Amal Kalau Keimanan mad’unya sudah baik, aqidahnya sudah mendarah daging, dan sudah sempuma kefahamannya tentang Islam, maka langkah elanjutnya adalah peringkat amal. Da’i perlu berusaha mewujudkan teori iman itu dalam bentuk amal, ibadah, budi pekerti dan tingkah laku keislaman yang benar.44 e. Metode Dakwah Seseorang yang hendak berdakwah mestilah mengetauhi cara, teknik atau metode (uslub) berdakwah. Tanpanya masyarakat yang menjadi sasaran dakwah akan menolak dan menerima secara negatif.
44
Fathi Yakan, Bagaimana Kita menyeru Kepada Islam, h.24.
36
Al-Quran ialah sumber utama rujukan dakwah. Al-Quran banyak mengemukakan metode dakwah untuk menjadi panduan kepada para da’i Dari segi bahasa, metode berasal dari dua perkataan yaitu “meta” (melalui) dan “hados” (jalan cara)45. Dengan demikian, kita dapat diartikan bahwa metode dakwah adalah cara jalan yang harus dilalui untuk mencapai satu tujuan. Ketika kita membahas tentang metode dakwah, pada umumnya merujuk pada Surat An-Nahal 16/125:
Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah mengetauhi tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetauhi orang-orang yang mendapat petunjuk”.(Q.S. AnNahl/16:125)46
Ada beberapa kerangka dasar tentang metode dakwah yang terdapat pada ayat di atas, antara lain sebagai berikut: 1) Bi al-Hikmah47 Menurut A.Muiz hikmah dalam bahasa Arab bermaksud kebijaksanaan, pandai, adil, lemah lembut, kenabian, sesuatu yang mencegah kejahilan dan kerusakan, perkarayang betul dan tepat, keilmuan dan pemaaf.
45
M. Arifin , Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 1991). Cet. Ke -1,h.61. Kementrian Urusan Agama Islam, Al-Quran dan Terjemahannya, H. 421 47 A.Muiz,”Komunikasi Islam”(Bandung:PT.Remaja Rosda Karya, 2001), Cet.Ke-1. 46
37
Dimaksud dengan kebijaksanaan ialah seseorang da’i perlu bijak (arif) dalam semua bidang ilmu pengetauhan baik ilmu pengetauhan, baik ilmu agama maupun ilmu akademik dengan psikologi, sosiologi, dan sebagainya. Adil berarti meletakkan sesuatu kena pada tempatnya, seperti seorang bersalah mestilah di hukum dengan hukuman yang setimpal dengannya, atau seorang hakim yang menjatuhkan hukuman secara adil. Contoh lemah lembut pula ialah seperti memaafkan musuh yang menjadi seharusnya. Maksud hikmah juga ialah seorang rasul atau nabi menyeru, menyampaikan kebenaran daripada Allah kepada manusia. Makna hikmah bukan saja seperti maksud yang diuraikan di atas tetapi lebih luas daripada itu. Hikmah yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitik beratkan pada kemampuan mereka,
sehingga
di
dalam
menjalankan
ajaran-ajaran
Islam
selanjutnya, mereka tidak lagi terpaksa atau keberatan. Allah berfirman dalam Surah Al-baqaroh; ayat 269
Artinya : Tuhan memberikan kebijaksanaan (hikmat) kepada siapa yang disukai-Nya, dan orang yang diberi-Nya kebijaksanaan itu, sesungguhnya telah diberi kebaikan yang banyak, hanyalah orang yang berakal dapat mengerti.(Q.S.Al-Baqaroh:269)48 48
Kementrian Urusan Agama Islam, Al-Quran dan Terjemahannya, H. 67
38
2) Mauidzah al Hasanah (nasehat yang baik) Nasehat yang baik, maksudnya adalah memberikan nasehat kepada orang lain dengan carayang baik, berupa petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa yang baik yang dapat mengubah hati, agar nasehat tersebut dapat diterima, berkenan di hati, enak didengar, menyentuh perasaan, lurus di pikiran, menghindari sikap kasar dan tidak boleh mencaci/menyebut kesalahan audience sehingga pihak obyek dengan rela hati atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan oleh pihak obyek dakwah dengan rela hati dan atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan oleh pihak subjek dakwah. Jadi dakwah bukan propaganda yang memaksakan kehendak kepada orang lain.49 Ali Mustafa Yaqub menyatakan bahwa Mauidhah al Hasanah adalah ucapan yang berisi nasehat-nasehat yang baik di mana ia dapat bermanfaat bagi orang yang mendengarkannya, atau argumen-argumen yang memuaskan sehingga pihak audience dapat membenarkan apa yang disampaikan oleh subjek dakwah.50 Al-
Mau’izah
Al-Hasanah,
yaitu
berdakwah
dengan
memberikan nasehat-nasehat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, sehingga nasehat dan ajaran Islam yang disampaikan itu dapat menyentuh hati mereka.51
49
Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontomporer,(Yogyakarta:Minat Pustaka,2000),h.43. Ali Mustafa Yaqub, Sejarah dan Metode Dakwah Nabi, (Jakarta:Pustaka Firdaus, 1997),h.121. 51 A.Muiz,”Komunikasi Islam”A.Muiz,”Komunikasi Islam”(BANDUNG:pt.Remaja Rosda Karya,2001), Cet. Ke-1,h.3 50
39
3) Mujadalah atau Berdiskusi dengan Baik Mujadalah ialah berdebat dengan mereka (sasaran dakwah) secara yang baik. Debat atau memiliki kebolehan dalam berhujah dan berpidato dengan berlandaskan kepada ilmu yang hak dan pengalaman merupakan satu cara dakwah yang paling berkesan. Berdebat dalam hubungan dakwah bertujuan untuk menghapus sifat sombong kepada ilmu pengetauhan yang dimiliki oleh seseorang.52 Tujuan berdebat dalam marhalah dakwah bukan untuk bergaduh, bertentang dan menyakitkan hati lawan tetapi untuk membetulkan akidah yang batil. Firman Allah dalam Surat Al-Taubah, ayat 33:
Artinya : Dialah yang Telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orangorang musyrikin tidak menyukai.53
Mujadalah yaitu berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan dengan cara sebaik-baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan tidak pula dengan menjalakan yang menjadi sasaran dakwah. 54
52
Ghazali darussalam, Dinamika Ilmu Dakwah Islamiah, (Selangor:Nur Niaga, 1996), Cet ke-3.h.30. 53 Kementrian Urusan Agama Islam, Al-Quran dan Terjemahannya, H. 283 54 A. Muiz, Komunikasi Islam A.Muiz, Komunikasi Islam (BANDUNG:pt.Remaja Rosda Karya,2001) Cet. Ke-1,h.3.
40
f. Media Dakwah Media dakwah merupakan alat atau sarana pembantu dalam menyebarkan pesan dakwah. Sebagai salah satu unsur dakwah, maka media dakwah harus mendapatkan perhatian yang serius.55 Banyak sekali para ahli yang menjelaskan tentang media dakwah. Seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi, hal yang dirasa sangat perlu agar pesan dakwah yang disampaikan oleh seorang da’i disebarkan secara komprenshif dan masif ke segala belahan bumi. Konsekuensinya, seorang da’i harus mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi komunikasi tersebut.56 Hamzah yaqub membagi media dakwah menjadi lima, yaitu: media lisan, tulisan, lukisan, audio visual, dan akhlak. Sedangkan Dr. Moh. Ali Aziz membagi media menjadi dua, yaitu: media tradisional dan modern (elektronik). Dari dua pengertian di atas pada hakikatnya, mempunyai kesamaan, hanya salah satu dari perspektif di atas menjelaskan lebih mendetail dan terperinci tentang media dakwah, namun tetap dalam satu tujuan bahwa dakwah mempunyai media yang bertujuan untuk menyampaikan pesan atau untuk menyebarkan ajaran Islam di muka bumi ini seperti yang telah dijelaskan di atas.57 Dalam ilmu komunikasi, media dapat juga diklasifikasi menjadi tiga macam yaitu:
55
Asep S.Muhtadi, Dakwah Kontemporer, (Bandung PT Remaja Rosda Karya2001), Cet,
56
Asep S.Muhtadi, Dakwah Kontemporer, h.15 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah”, (Kencana Prenada Media Group 2009), Cet-2, h.406.
ke-1,h.3. 57
41
1) Media Terucap (The spoken Words) yaitu alat yang bisa mengeluarkan bunyi seperti radio, telepon, dan sejenisnya. 2) Media Tertulis (The Printed Writing) yaitu media berupa tulisan atau cetakan seperti majalah, surat kabar, buku, pamflet, lukisan, gambar, dan sejenisnya. 3) Media Dengar Pandang (The Audio Visual) yaitu media yang berisi gambar hidup yang bisa dilihat dan didengar yaitu film, video, televisi, dan sejenisnya. Selain itu, ada yang mengklasifikasikan jenis media dakwah menjadi dua bagian, yaitu media tradisional (tanpa teknologi komunikasi) dan media modern (dengan teknologi komunikasi).58 3. Bentuk-bentuk Dakwah Dalam realitas sekarang, pengertian metode dakwah banyak disalah pahami oleh masyarakat dewasa ini. Dakwah biasanya dikesankan sebagai suatu keahlian yang dikuasai oleh seorang dalam berpidato, ceramah, khutbah dan sejenisnya, sehingga kesan yang muncul dalam masyarakat. Bahwa dakwah merupakan kepandaian praktis dalam berpidato atau ceramah saja. Pemahaman masyarakat seperti itu tentunya belum cepat, karena ceramah atau khutbah saja. Pemahaman masyarakat seperti itu tentunya belum cepat, karena ceramah, pidato dan sejenisnya adalah merupakan salah satu bagian dari metode dakwah.
58
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 407.
42
Berdasarkan bentuk-bentuk penyampaiannya metode dakwah dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yakni: 1. Bil-Lisan Dakwah bil lisan adalah dakwah yang dilaksanakan melalui lisannya, metode ini sangat umum digunakan oleh para da’I dalam ceramah, pidato, khutbah, diskusi, nasihat, dan lain-lain. 2. Bil-Hal Dakwah bil-hal adalah dakwah yang dilakukan dengan perbuatan nyata yang meliputi keteladan. Metode dakwah ini dapat dilakukan oleh setiap individu tanpa harus memiliki keahlian khusus dalam bidang dakwah. Dakwah bil hal dapat dilakukan dengan tindakan nyata yang diri karya tersebut hasilnya dapat dirasakan secara kongkret oleh masyarakat, seperti pembangunan Rumah Sakit, pendirian lembaga pendidikan atau fasilitasfasilitas yang digunakan untuk keselamatan umat. 3. Bil-Qalam Dakwah Bil-Qalam adalah dakwah yang dilakukan melalui tulisan, dakwah ini merupakan keahlian khusus dalam hal menulis dan merangkai kata-kata sehingga penerima dakwah tersebut akan tertarik untuk membacanya tanpa mengurungi maksud yang terkandung didalamnya, dakwah tersebut dapat dilakukan melalui media massa seperti surat kabar, majalah, buku, buletin maupun lewat internet. Dengan memahami secara cermat pembagian dakwah tersebut, maka jelaslah bahwa dakwah tidak cukup diindentikkan hanya dengan ceramah atau
43
pidato belaka, pengertian dakwah sangatlah luas, dalam hal ini di samping dakwah yang dilakukan dengan lisan, misalnya melalui media penyiaran (broadcasting), kepandaian dakwah bil-qolam melalui media massa (journalism) juga perlu digunakan sebagai perwujudan di era globalisasi. Demikian juga dengan dakwah bil-hal yang menyangkut kepentingan masyarakat. 4. Televisi Sebagai Media Dakwah Pada dasarnya televisi bersifat netral, dia bisa mendidik jika dimasuki unsur-unsur pendidikan yang baik, bisa juga merusak moral bangsa apabila tayangan-tanyangan
di
televisi
hanya
berbau
hiburan
yang
tidak
mengedepankan moral. Televisi juga hampir ada disetiap tempat, baik rumah, kantor atau kamar, Oleh karena itu pesan-pesan dakwah akan cepat tersosialisai apabila dakwah menggunakan media satu ini.59 Seorang mubaligh yang berdakwah menggunakan media ini harus mampu menyesuaikan diri dengan karakteristik kamera serta peralatan lainnya. Seperti cahaya (lighting) yang tersorot ke wajahnya. Ketidak biasaan berbicara didepan cahaya lampu yang ribuan watt akan menjadikan mubaligh kikuk. Kekakuan di depan kamera membawa dampak tegang dan tidak santai. Sehingga berakibat pesan dakwah yang disampaikan tersendat-sendat.60 Dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah yang dapat merangsang indra-indra manusia serta dapat menimbulkan perhatian untuk menerima
59 60
Asep S. Muhtadi, Dakwah Kontemporer, h.3. Aep Kusnawan, Komunikasi dan Penyiaran Islam, hal. 75
44
dakwah. Semakin tepat dan efektif wasilah yang dipakai, semakin efektif pula pemahaman ajaran Islam pada masyarakat yang menjadi sasaran dakwah.61 Bagi seorang mubaligh yang bertabligh melalui televisi juga harus memperhatikan suara, busana dan yang tidak kalah penting adalah body language. Berdakwah di depan kamera harus diibaratkan berbicara akrab dengan seorang teman yang ada di depannya. Da’i adalah salah satu faktor dalam kegiatan dakwah yang menempati posisi yang sangat penting dalam menentukan berhasil tidaknya suatu kegiatan dakwah.62 Untuk itu seorang da’i juga harus mengetauhui bagaimana karakteristik pesan televisi, bahasa yang digunakan harus relatif singkat dan mudah dipahami. Dan pemilihan Maddah (materi dakwah) juga harus benarbenar diperhatikan. Karena mad’u dakwah melalui televisi sangat luas dan hetrogen. Televisi sebagai media dakwah berarti televisi telah menjadi alat bantu efektif dalam berdakwah yang berperan menambah pengetahuan risalah agama, sehingga membentuk keberhasilan dakwah Dengan jaman modern ini, tampak jelas bahwa pengaruh emosi dan akhlak yang ditimbulkan media televisi sangat besar, akan tetapi kesadaran untuk memiliki apalagi menggunakan media tersebut sebagai produser di kalangan umat Islam masih rendah. Umat Islam masih merasa puas dengan dakwah yang berbentuk ceramah agama di hadapan langsung sekelompok orang yang tentunya sangat sempit jangkauannya. Jika umat Islam tidak segera memanfaatkan media 61 62
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, hal. 120 Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, (Jakarta : Kencana, 2006), hal.7
45
televisi tersebut di zaman globalisasi dan zaman kecanggihan komunikasi ini, maka dakwah Islam akan semakin terasing dari umat manusia dan terguling oleh persaingan ideologi-ideologi dan agama -agama besar lainnya.63
63
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, hal. 176-177
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di Media Nusantara Citra (MNC TV) pada program acara „Nikmatnya Sedekah” yang bertempat kantor pusat MNC TV Jl. Pintu II TMII, Jakarta 1380. Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian ini didasari oleh pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 1. Lokasi penelitian tersebut cukup strategis. 2. Adanya keterbatasan waktu. 3. Perlunya penelitian dilakukan dilokasi tersebut, karena penelitian ini belum pernah dilakukan tentang bagaimana membangun kesadaran untuk bersedekah setelah adanya program acara “Nikmatnya Sedekah” yang tayang seminggu dua kali yaitu pada hari Selasa- Rabu pada pukul 04.3006.00 WIB. Waktu penelitian mulai dari awal 1 Maret sampai dengan 9 Juni 2011.
B. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah jama‟ah yang berada di MNC TV yang senantiasa menonton langsung program acara nikmatnya sedekah. Saya mengambil data empat jama‟ah untuk dijadikan informan dalam penelitian ini. Adapun objeknya adalah tentang kesadaran bersedekah dengan adanya program acara “Nikmatnya Sedekah”.
46
47
Berdasarkan subjek penelitian tersebut maka karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jama‟ah Nikmatnya Sedekah yang berada di MNC TV. 2. Jama‟ah yang suka mengikuti acara “Nikmatnya Sedekah”. 3. Apakah setelah mengikuti program acara “Nikmatnya Sedekah” dapat meningkatkan kesadaran bersedekah atau tidak. 4. Jama‟ah yang berusia antara 20-60 tahun dengan maksud agar subjek masih dapat diajak berkomunikasi dengan baik dan aktif khususnya dalam menjawab pertanyaan wawancara. Berdasarkan ketersedian subjek yang sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan oleh peneliti dalam penelitian, serta variasi dari karakteristik subjek yang cocok dan terpenuhi, maka peneliti memutuskan memilih enam orang dari jamaah “Nikmatnya sedekah” yang berada di MNC TV, untuk di wawancara dan mengetauhi apakah setelah mengikuti program acara tersebut dapat meningkatkan kesadaran untuk bersedekah atau tidak.
C. Pemilihan Informan Adapun pemilihan informan yang penulis gunakan dalam penelitian berdasarkan
teori
atau
berdasarkan
konstruk
operasional
(theory-
based/operational construct sampling). Informan yang dipilih memiliki kriteria tertentu berdasarkan teori atau konstruk operasional, dan bersifat representatif, sehingga sampel terwakili. Informan yang peneliti gunakan yaitu, orang-orang atau informan yang memiliki keterkaitan dengan penelitian penulis. Adapun yang menjadi sampel
48
informan adalah Panji Sanjaya selaku produser program acara “Nikmatnya Sedekah”, Ust.Yusuf Mansur selaku narasumber program acara “Nikmatnya Sedekah, dan beberapa jama‟ah yang berada di program acara “Nikmatnya Sedekah”.1
D. Model Penelitian Metodologi penelitian merupakan suatu metode yang digunakan sebagai penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah. Tujuan dari penggunaan metode ini adalah untuk mengumpulkan data yang akurat dan menganalisis data tersebut agar dapat terungkap atau menemukan jawaban atas permasalahan yang sedang diteliti.2 Penelitian media, dimana media dakwah adalah peralatan yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah. Pada zaman modern umpamanya: surat kabar, majalah, kaset rekaman, radio, TV, dan video.3 Dalam penelitian ini, peneliti mencoba memaparkan bentuk penelitian dengan menggunakan pendekataan kualitatif yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dalam tataran prakis. Penelitian kualitatif menghasilkan dan mengelola data yang sifatnya deskriptif, seperti wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video, dan lain sebagainnya.4 Berbeda dengan pendekatan kuantitatif
1
E. Kristi Poewandari, Pendekatan kualitatif Dalam Penelitian Psikologi (Jakarta: LPSP3, 1998), h. 102-103. 2 Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta:Rajawali Pers,1992),h.11. 3 Wardi Bachtiar, metodologi Penelitian Ilmu Dakwah (Jakarta: Logos, 1997), Cet. Ke-1, h. 35. 4 E. Kristi poewandari., “Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia” (Jakarta; LPSP UI, 2005) h.29.
49
yang biasanya menganalisis data menggunakan angka, penelitian kualitatif cendrung tidak menggunakan angka, tetapi menggunakan rangkaian kata. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak.5 Penelitian kualitatif pada hakikatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya.6 Sedangkan jenis penelitian yang dipergunakan adalah studi kasus, yakni uraian penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek, seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program atau situasi sosial.7
E. Teknik Pengambilan Data Teknik pengambilan data merupakan langkah yang paling strategis dalam setiap penelitian, sebab tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Oleh karena itu, teknik pengumpulan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan. 1. Observasi Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung untuk memperoleh data yang diperlukan.8Diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator suatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang 5
Sugiyono, “Memahami Penelitian Kualitatif” (Bandung; Alfabeta, 2005), h.3. Nasution, “Metode Naturalistik Kualitatif” (Bandung; tarsito, 1988), h.5. 7 Deddy Mulyana., “Metode Penelitian Kualitatif”, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2004), hal.201. 8 Winarno Surahmad, Dasar-dasar Teknik Penelitian (Bandung: CV. Tarsita, 1989). H.162. 6
50
dilakukan oleh objek tersebut. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan pada riset kualitatif. Seperti penelitian kualitatif lainnya, observasi difokuskan untuk mendefinisikan dan menjelaskan fenomena riset. Observasi yang peneliti lakukan adalah bersifat menyaksikan, mengamati, dan mendengarkan secara langsung. Acara “Nikmatnya Sedekah” di MNC TV. 2. Wawancara Wawancara
merupakan
suatu
teknik
pengumpulan
data
dengan
mempertemukan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab.9 Dalam memperoleh data program acara “Nikmatnya Sedekah”. Disini peneliti akan mewawancarai jama‟ah yang telah menonton program “Nikmatnya Sedekah”. Dalam wawancara peneliti menggali data sebanyak-banyaknya tentang acara “Nikmatnya Sedekah” khususnya gambaran umum acara tersebut. Selain itu peneliti mengadakan wawancara dengan pembawa acara sekaligus merangkap sebagai narasumber yaitu Ust. Yusuf Mansur. 3. Dokumentasi Dokumentasi bertujuan untuk menggali data-data masa lampau secara sistematis dan obyektif. Dokumen adalah representasi dari arsip. Dokumen adalah rekaman peristiwa yang lebih dekat dengan percakapan. Dokumentasi
merupakan
catatan
peristiwa
yang
sudah
berlalu.
Doukumentasi biasa berbentuk tulisan (seperti profil MNC TV), gambar
9
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h.72.
51
(foto-foto), dan karya-karya monumental atau hasil rekaman saat siaran.10Dokumen privat misalnya: memo surat-surat pribadi, catatan telepon, buku harian individu dan lainnya. Data yang di peroleh dari dokumen-dokumen MNC TV seperti kaset cd, foto. 4. Catatan lapangan Catatan yang berisi tentang hal-hal yang diamati, yang oleh peneliti dianggap penting. Catatan lapangan harus dibuat lengkap dan deskriptif dengan keterangan tanggal dan waktu, dan menyertakan informasiinformasi dasar seperti dimana obeservasi dilakukan, siapa saja yang hadir, bagaimana fisik lingkungan, interaksi sosial, aktifitas apa saja yang berlangsung dan lain sebagainya.11
F. Sumber Data 1. Data primer, adalah data yang berasal langsung dari sumber atau respondennya, yaitu, Produser program acara “Nikmatnya Sedekah”, narasumber program acara Nikmatnya Sedekah, dan para Jama‟ah yang berada di MNC TV. 2. Data sekunder, adalah data tidak langsung, yaitu informan lain yang mengetahui tentang seluk-beluk program acara “Nikmatnya Sedekah”, MNC TV, catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang berkaitan.
10
h Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif.82. Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. Edisi Revisi, h. 39. 11
52
G. Fokus Pertanyaan Penelitian 1. Program “Nikmatnya Sedekah” a. Alasan adanya program acara “Nikmatnya Sedekah” b. Susunan atau format acara “Nikmatnya Sedekah” c. Indikator keberhasilan program acara “Nikmatnya Sedekah” d. Target yang dicapai dalam program acara “Nikmatnya Sedekah” 2. Kesadaram bersedekah a.
Indikator keberhasilan dalam bersedekah
b. Kualitas bersedekah c. Pengaruh dalam meningkatkan bersedekah
H. Konsep Operasional Menurut Responden 1. Program nikmatnya sedekah adalah sebuah program acara yang berusaha membangun para jama‟ah untuk melakukan kegiatan bersedekah secara rutin, dan memiliki kesadaran yang kuat akan pentingnya bersedekah. Program ini menjadi peran yang sangat penting dalam berdakwah sehingga dapat memberikan efek atau pengaruh bersedekah kepada khalayak dan di harapkan dapat meningkatkan kesadaran bersedekah kepada jamah. Program acara ini juga memberikan pesan-pesan keagamaan yang tidak hanya tentang sedekah dan testimoni dari orang yang yang telah mengalami tentang nikmatnya bersedekah, disamping tentang sedekah, program ini juga memberikan ayat al-Qur‟an dan hadist tantang bersedekah juga. Dimana tujuan dari program acara nikmatnya
53
bersedekah ini adalah untuk membiasakan bangsa kita atau umat-umat kita memperhatikan orang-orang miskin, menggalangkan sedekah dimanapun kita berada, walaupun sedekah bukan saja dari bersifat materi, tetapi juga dari membuka fikiran, sehingga dengan sedekah dapat membantu permasalahan diri sendiri atau orang lain terhadap mereka yang ingin bersedekah. 2. Kesadaran bersedekah adalah memiliki kesadaran yang kuat akan pentingnya bersedekah bukan saja dari bersifat materi, tetapi juga dari membuka
fikiran,
sehingga
dengan
sedekah
dapat
membantu
permasalahan diri sendiri atau orang lain terhadap mereka yang ingin bersedekah. Dalam kesadaran bersedekah juga memberikan arti bahwa dengan bersedekah bisa memberikan solusi masalah-masalah yang terjadi didalam kehidupan. Dalam arti bersedekah, para jamaah mengetahui hakikat sebenarnya bersedekah dan manfaat yang di dapatkan dalam bersedekah.
I. Uji Validitas dan Keabsahan Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan uji validitas untuk menjamin bahwa subjek penelitian diidentifikasi dan dideskripsikan secara akurat. Penulis mendapatkan penjelasan bahwa data penelitian tidak terlepas dari kompleksitas, sehingga mudah untuk direduksi dan dilihat dalam keseluruhan keterkaitannya. Peneliti menguraikan secara jelas parameter, langkah-langkah, pedoman-pedoman, batasan dan ukurannya.
54
Adapun uji validitas yang penulis gunakan yaitu validitas komunikatif, yaitu peneliti melakukan konfirmasi kembali terhadap responden penelitian. Aspek komunikasi menjadi penting dan baik dalam mendekati partisipan demi memperolehnya data yang valid, peneliti juga terbuka dalam mengungkapkan latar belakang penelitian, sudut pandang pribadi dan professional. sehingga penulis bisa merefleksikan realitas subjektif.12 Dengan demikian uji validitas dalam penelitian dengan melihat pada tiga unsur, yaitu: hasil wawancara, hasil observasi, dan teori-teori.
J. Teknik Analisa Data Peneliti menganalisa data penulis menggunakan pola deskriptif analisis/analisa kritis. Yakni, penulis mencoba memaparkan semua data yang diperoleh dari berbagai literatur atau wawancara kemudian menganalisa data dengan berpedoman dengan sumber-sumber tertulis. Bogdan menyatakan menganalisa data adalah proses mencari dalam menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. 13 Dengan demikian dalam penelitian ini peneliti melakukan dengan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang 12
E. Kristi poewandari., “Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia” (Jakarta; LPSP UI, 2005) h. 182 13 Bogdan, Robert C., Biklen, Knopp, Sari. 1982 “Qualitative research for Education”, dalam Sugiyono, Prof. Dr “Memahami Penelitian Kualitatif” ( Bandung: Alfabeta, 2005) h.88.
55
muncul
dari
catatan-catatan
lapangan.
Reduksi
dilakukan
sejak
pengumpulan data, dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus, menulis memo, dan lain sebagainya dengan maksud menyisihkan data/informasi yang tidak relevan, dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga akhirnya data yang terkumpul dapat diverifikasi. 2. Penyajian data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam teks naratif. Penyajian juga dapat berbentuk matriks, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami. 3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan di akhir penelitian kualitatif. Peneliti harus sampai pada kesimpulan dan verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran kesimpulan yang disepakati oleh subjek tempat penelitian itu dilaksanakan. Makna yang dirumuskan peneliti dari data harus diuji kebenaran, kecocokan dan kekokohannya.14
K. Asumsi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Media Nusantara Citra (MNC TV) pada program acara „Nikmatnya Sedekah” yang bertempat kantor pusat MNC TV Jl. Pintu II TMII, Jakarta 1380. Saat melakukan observasi untuk melakukan 14
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet 1 edisi 2, h. 85-87.
56
penelitian ini, saya menduga program acara ini sarat akan manfaat dan merupakan acara yang positif karena program acara ini berupaya menyadarkan jamaah akan pentingnya bersedekah. Tidak hanya program acara nikmatnya sedekah, ada program acara lain berupa kuliah online yang jama‟ah bisa ikuti, program kuliah online ini merupakan wadah bagi para anggota atau para aktivis untuk berdiskusi mengenai masalah-masalah keagamaan seperti bersedekah, sholat, tauhid dll melalui media internet seperti wisata hati. Selanjutnya dalam peneletian menduga apakah para jamaah yang berada di MNC TV hanya sekedar menonton dan tidak mempraktekan pesanpesan yang disampaikan narasumber atau menonton dan menerapkan apa yang narasumber ajarkan untuk meningkatkan kesadaran bersedekah.
L. Teknik Pemeriksaan Data Teknik pemeriksaan data memiliki sejumlah kriteria tertentu, yaitu: 1. Derajat kepercayaan, yaitu melaksanakan penelitian sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaannya dapat dicapai. Atau dengan kata lain mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti. Artinya peneliti melakukan penelitian sedemikian rupa dengan melakukan observasi, wawancara, catatan lapangan terhadap penyuluh agama berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan pada kenyataankenyataan yang ada di lapangan.
57
2. Keteralihan yaitu seorang peneliti hendaknya mencari dan mengumpulkan kejadian empiris data dan kesamaan konteks. Artinya sampel yang peneliti teliti diharapkan mampu menggeneralisir, sehingga penemuan penelitian yang diperoleh oleh sampel yang secara representatif mewakili populasi jamaah MNC TV dengan mencari dan mengumpulkan kejadian-kejadian yang diamati untuk mencari kesamaan konteks. 3. Kebergantungan yaitu peneliti bergantung kepada kemampuan peneliti sendiri untuk melakukan penelitian terhadap penyuluh agama secara berulang-ulang sehingga mencapai suatu kondisi yang sama dan hasil secara esensi sama pula. 4. Kepastian peneliti dengan responden berharap memiliki kesepakatan apa yang diinginkan peneliti terhadap apa yang ditelitinya terhadap responden dengan tidak menyampingkan data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan maupun dokumentasi sehingga mampu dipertanggung jawabkan dan dapat dipastikan kebenarannya serta faktual.
BAB IV HASIL DAN ANALISA PENELITIAN
A. Gambaran Umum Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV) 1. Sejarah Berdirinya Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV) Pada tanggal 23 Januari 1991 TPI lahir dengan sebuah idealisme besar, yakni memberikan pemerataan pendidikan diseluruh Tanah Air. Untuk itu, pada awalnya TPI. Menyajikan tayangan pendidikan formal dengan menjamin kerja sama dengan TVRI/Deppen dan Pustekom atau Debdikbud. Dengan paket pendidikan formal yang ditayangkan dua kali sehari, yakni setiap pagi dan siang, TPI berharap dapat membantu memeratakan program pendidikan sekolah di berbagai wilayah Tanah Air, sampai pelosok-pelosok terpencil yang selama ini belum terjangkau pendidikan formal.1 Pada tahun 1997 adanya perubahan peraturan pemerintah, yang memberikan izin bagi kehadiran TV Swasta komersial Nasional, diikuti dengan lahirnya TV swasta lain, seperti : RCTI, SCTV, Indosiar dan lain sebagainya. Keadaan ini sejalan dengan biaya operasional yang semakin meningkat, menjadi beban bagi TPI jika tetap membawa misi pendidikan yang sama sekali tidak mengandalkan subsidi dari pemerintah. Untuk dapat tetap bertahan, para profesional pun direkrut untuk menangani manajemen TPI. Sejalan dengan itu, diputuskan bahwa TPI tak lagi
1
Company Profile PT. Cipta TPI Dokumentasi dari MNC TV. 2011.
58
59
merupakan TV pendidikan, melainkan televisi keluarga, yang bersifat komersial sebagaimana TV swasta lainnya. Bersamaan dengan itu TPI juga merangkul mitra strategis, yakni Indosat dan Channel 7. Dan pada waktu yang bersamaan, TPI menghentikan kerjasama dengan TVRI. Sejak saat itu, secara bertahap TPI membangun sampai dengan saat ini, jumlahnya mencapai 15 transmisi diberbagai wilayah. Perkembangan TPI mulai dirasakan berbagai pihak, namun tak sebesar yang direncanakan. Hal ini disebabkan adanya krisis moneter yang menimpa negeri ini. Di samping itu, dengan dipertahankannya logo lama, membuat pemirsa masih tetap mengidentikkan TPI dengan misi pendidikan, yang membuat ruang gerak TPI menjadi terbatas.2 Pada tanggal 23 Januari 2002, TPI telah memasuki usia yang ke11, inilah momentum yang tepat untuk memulai sebuah proses perubahan, yaitu TPI sebelas tahun wajah baru dan semangat baru. Di tengah era kompetisi stasiun televisi yang semakin ketat, management TPI memandang perlu untuk melakukan berbagai langkah yang strategis. Hal ini dilakukan agar pemirsa loyal TPI tidak pindah ke TV lain, sekaligus memperluas cakupan wilayah pemirsa TPI itu sendiri. Dengan kata lain, TPI
mempertegas
positioning
dalam
dunia
broadcast,
yakni
mempertahankan segmen pemirsa dari kelas ekonomi sosial BCD, bersamaan dengan itu juga mencoba memperluas segmen pemirsa dari kelas ekonomi sosial AB. Tentunya dengan kejelasan ini, TPI dapat
2
Company Profile PT. Cipta TPI Dokumentasi dari MNC TV. 2011.
60
melancarkan strategi marketing yang terarah. Dari segi tampilan layar dan program secara keseluruhan, TPI berusaha menawarkan konsep “One Stop Entertaining”, yang dapat membuat pemirsa bertahan pada Cannel TPI, tanpa harus berpindah kesaluran lain, karena semua yang ditawarkan TPI dari jam ke-jam, menarik untuk disimak. Program yang ditawarkan adalah hiburan yang bernilai tambah, dengan kemasan baru yang lebih luas.3 Adapun nama “TPI” dipertahankan untuk tetap menjaga “brand image” yang selama ini telah tertanam dikepala pemirsa. Tanpa harus mengidentikan “P” dengan pendidikan. Perubahan lain juga menyangkut sistem management internal guna meningkatkan kinerja, kreatifitas dan kemampuan profesional karyawan sehingga TPI dapat memberikan service atau pelayanan yang lebih baik kepada para mitra usaha, termasuk kepada para pemasang iklan dan terutama juga tentunya kepada para pemirsa. Dari segi teknologi siaran, TPI saat ini didukung oleh 15 transmisi, yaitu : Jakarta, Bandung, Garut, Cirebon, Semarang, Surabaya, Madiun, Banda Aceh, Medan, Batam, Makassar, Palu, Yogyakarta, Denpasar, dan Lampung. Dan dalam waktu yang dekat akan menambah transmisi di daerah-daerah lain. TPI berupaya menjadi televisi yang paling berkembang di Indonesia, atau TV yang paling mengerti selera dan memenuhi minat masyarakat Indonesia. Proporsi perbandingan tayang lokal dan manca negara pada saat ini masih dipertahankan sebanyak 65-35%. Untuk kemudian secara bertahap ditingkatkan menjadi 70-30% sesuai dengan undang-undang. Pada kesempatan ini pula, TPI akan memperkuat
3
Company Profile PT. Cipta TPI Dokumentasi dari MNC TV. 2011.
61
komitmen untuk mengedepankan produk lokal, karena sejak awal berdiri, TPI dikenal karena keunggulan lokalnya yang unik, memiliki kedekatan dengan budaya lokal serta bersentuhan langsung dengan kebutuhan dan selera sebagian masyarakat Indonesia. TPI mempunyai landasan dan falsafah landasan yang dianut TPI adalah mengembangkan dan memanfaatkan sumber dan kemajuan teknologi untuk memperluas dan meningkatkan pelayanan pendidikan. Tujuan penyiaran TPI itu sendiri adalah mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Esa, memiliki budi pekerti yang luhur dan memiliki keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. TPI diselenggarakan sebagai salah satu bentuk peran serta masyarakat, yang didorong oleh semangat untuk memacu kreatifitas dan kemampuan bangsa. Kemudian TPI sendiri telah mengadakan kerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah Daerah, dalam usahanya memajukan dan meningkatkan kemajuan Bangsa ini dengan membangkitkan pesawat televisi kepada sekolah-sekolah diberbagai daerah mencakup 27 Propinsi.4 TPI mempunyai Motto yang diemban. Televisi Pendidikan Indonesia mengandung makna tersendiri, yaitu melalui TPI di samping untuk turut “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa” juga TPI merupakan katagori sarana hiburan yang tepat dan aman bagi keluarga.5
4 5
Company Profile PT. Cipta TPI Dokumentasi dari MNC TV. 2011. Company Profile PT. Cipta TPI Dokumentasi dari MNC TV. 2011.
62
Pada tanggal 26 Desember 1990, awal mengudaranya Televisi Pendidikan Indonesia dengan siaran percobaan. Kemudian pada tanggal 23 Januari 1991 TPI mengudara secara resmi dengan pola 4 jam dalam sehari, tepatnya (pukul 06.00-10.00 WIB) dan pada saat itulah dijadikannya hari yang sangat fundamental, karena pada tanggal 23 Januari 1991 itu dijadikan hari yang secara resmi ditetapkan sebagai hari lahirnya Televisi Pendidikan indonesia. Kemudian pembenahan dilakukan tahap demi tahap dan pada waktu yang lebih singkat, pada tanggal 8 Juni 1991 jam penayangan TPI ditambah menjadi 6,5 jam yaitu pada pukul 5.30 s/d 13.30 WIB dan sore pukul 16.00-2100 WIB, bukan hanya itu sektor-sektor yang lain pun semakin ditingkatkan dan pembenahan-pembenahan terus dilakukan di sana-sini, dan penayangan pun semakin ditambah dan ini terbukti setelah beberapa kali dilakukan penyesuaian, kemudian TPI sendiri melakukan penambahan jam tayang, mulai pukul 05.30- 13.30 dan sore sampai dengan pukul 23.30 Non stop. TPI menyelenggarakan siaran Televisi Pendidikan Indonesia atas dasar perjanjian kerja sama antara yayasan televisi Republik Indonesia dengan PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia, dan mengenai pelaksanaan Televisi Pendidikan Indonesia, penayangannya dimulai pada setiap harinya jam 5.30 s/d 13.30 WIB. Dengan menggunakan channel VHF. Siaran dilaksanakan secara nasional dan penyelenggaraan jaringan siaran (net work) TPI berpusat di Jakarta yang mempunyai tujuan :
63
a) Siaran televisi berfungsi untuk memperkuat ikatan kesatuan bangsa. b) Menyatukan pola pikiran seluruh bangsa Indonesia kepada tujuan nasional. Kemudian pada tahun 1994, jam siar TPI untuk penayangan siarannya ditetapkan 18 jam sehari, termasuk pada hari libur di luar hari Minggu dan sebagai suatu jaringan televisi nasional TPI pun mampu mencapai 118 juta pemirsa yang secara potensial memperoleh rating terbesar hampir 70% penduduk Indonesia, yang terbesar seluas 12.500.000 km2.6 Namun, pada tanggal 21 Oktober 2010 ini menjadi sejarah bagi TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) karena telah ganti nama jadi MNC TV, tentunya hal ini menjadikan TPI tak terbatas lingkup akan memiliki arti luas tak didefiniskan lagi sebatas TV pendidikan namun akan beragam dan lebih umum seperti televisi lainnya, berganti nama dan berganti logo tentunya seperti yang diberitakan di dunia maya berikut ini. PT Cipta Televisi Indonesia (TPI) akan menggunakan logo baru bertuliskan MNC TV mulai 21 Oktober 2010. Pihak PT Media Nusantara Citra Televisi Tbk (MNC) milik Hary Tanoesoedibjo tetap akan melaksanakan pergantian logo tersebut. MNC TV mulai mengudara sejak tanggal 20 Oktober 2010 dengan tag-line atau slogan “Selalu di Hati”. Logo dan merek perseroan MNC TV ini diharapkan dapat memperluas pangsa pasar dan pemirsa dari stasiun
6
Company Profile PT. Cipta TPI Dokumentasi dari MNC TV. 2011.
64
ini. Bersamaan dengan kehadiran MNC TV, publik dapat menyaksikan peningkatan kualitas dan keragaman tayangan, sebagai hasil dari komitmen untuk memperbaiki kerja dan budaya perseroan. MNC TV pada awalnya menggunakan nama dan slogan TPI, dimana TPI sendiri didirikan pada tahun 1990 di Jakarta. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa penyiaran televisi di Indonesia. TPI merupakan perusahaan swasta ketiga yang mendapatkan izin penyiaran televisi pada tanggal 1 Agustus 1990, dan sebagai stasiun televisi pertama yang mendapat izin penyiaran secara nasional. TPI mulai beroperasi secara komersial sejak tanggal 23 Januari 1991, dan pada bulan Juli 2006, Media Nusantara Citra Televisi (MNC) mengakuisisi 75 % saham TPI. Secara resmi TPI bergabung menjadi salah satu televisi yang dikelola MNC yang juga merupakan induk dari RCTI dan Global TV.7 MNC TV sejak awal juga telah membuktikan diri sebagai stasiun televisi yang paling jeli dalam menangkap selera dan kebutuhan masyarakat Indonesia, stasiun televisi yang benar-benar menampilkan citra Indonesia, dan mengedepankan tayangan-tayangan sopan dan bisa dinikmati seluruh keluarga. Program-program yang sangat Indonesia inilah yang mampu mengantarkan MNC TV sebagai stasiun televisi papan atas Indonesia. MNC TV sendiri senantiasa mengasah diri sebagai partner yang memberikan layanan terbaik bagi seluruh mitra usaha. Dengan dukungan SDM profesional, MNC TV siap menjadi televisi terdepan yang dapat diandalkan. 7
Company Profile PT. Cipta TPI Dokumentasi dari MNC TV. 2011
65
2. Visi dan Misi Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV)8 Media Nusantra Citra Televisi (MNC TV) mempunyai visi yaitu, pilihan utama permirsa Indonesia, sedangkan Misi Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV) yaitu, menyajikan tayangan bercita rasa Indonesia yang menghibur dan inspiratif, dan slogan dari Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV) itu sendiri adalah selalu di hati, dan tagline MNC TV itu sendiri adalah Selalu di Hati. 3. MNC TV INSIGHT MNC TV merupakan salah satu pionir stasiun televisi swasta di Indonesia yang mulai mengudara sejak 20 Oktober 2010 dengan izin Menteri Penerangan No.127/E/RTF/K/VIII/1990 dengan jangkauan 158 juta pemirsa di seluruh Indonesia. Berdasarkan survey AC Nielsen, di tengah persaingan industri pertelevisian yang semakin ketat, MNC TV berhasil mencapai posisi 1 dengan 16,6% audience share pada April 2005. 4. BRAND ESSENCE “Cermin Inspirasi Indonesia Masa Kini”
DEWAN DIREKSI Direktur Utama - Sang Nyoman Suwisma Managing Director - Nana Putra Dir. Sales & Marketing - Erwin Andersen Dir. Finance & Technology - Ruby Panjaitan
8
Company Profile PT. Cipta TPI Dokumentasi dari MNC TV. 2011.
66
DEWAN KOMISARIS Komisaris Utama - Hary Tanoesoedibjo Komisaris - Rudijanto Tanoesoedibjo Komisaris - Tarub Komisaris - Agus Mulyanto 5. Fasilitas Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV)9 Fasilitas yang terdapat di Media Nusantara Citra (MNC TV) itu sendiri yaitu; Gedung pusat MNC TV berada di kawasan TMII, Jakarta Timur a. Studio Empat studio produksi dilengkapi dengan sistem digital. b. MasterControlRoom Pusat operasional siaran MNC TV yang sudah menggunakan sistim digital. c. PostProductionCentre Terdiri dari 3 unit linier editing, 8 unit non linier editing, 3 unit cut to cut, 4 set QC equipment d. Technical Outside Broadcast Equipment Terdiri dari 21 unit camera plus assesoris. e. Outside Broadcast Van (OB Van) Terdiri dari 3 camera system dan 1 unit mini van dilengkapi 2 camera. f. Satelit News Gathering (SNG) Terdiri dari 2 unit SNG untuk siaran langsung outdoor dalam waktu singkat.
6. Identitas Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV) Nama Perusahaan
: MNC TV
Alamat
: JL. Pintu II TMII Jakarta-Timur 1380
9
Company Profile PT. Cipta TPI Dokumentasi dari MNC TV. 2011.
67
Telp
:021- 8412473
Fax
:021- 8412471
Cannel
: MNC TV
B. Program Acara Dakwah yang Berada di MNC TV Program dakwah yang ada pada stasiun MNC TV setelah penulis amati biasanya menjadi sebuah tayangan program keagamaan yang menjadi pelopor bagi tayangan keagamaan di stasiun-stasiun lainnya. Hal ini penulis kemukakan berdasarkan kenyataan yang ada bahwa tayangan keagamaan pertama yang ada di Indonesia adalah di produksi oleh stasiun MNC TV Kuliah Subuh, sebuah acara keagamaan pertama yang dikemas kedalam sebuah tayangan televisi mendapatkan tanggapan yang amat baik dari para pemirsa di Indonesia.10 Penulis sadari pada awal penayangannya program keagamaan di TPI bergabung dengan TVRI, namun setelah pemisahan pada tahun 1998, stasiun ini menjadi berdikari dalam menciptakan program-program siaran keagamaan yang tak kalah baik dan mendapatkan respon positif dari pemirsanya. Namun sekarang TPI sudah di beli oleh MNC TV. Program keagamaan yang ada pada stasiun MNC TV banyak menemukan terobosan baru di dalam kemasannya. MNC TV mengelola program kuliah shubuh hampir satu minggu penuh, seperti adanya paket tayangan pada Minggu dan Senin. Program acaranya bernama Bengkel Hati,
10
Company Profile PT. Cipta TPI Dokumentasi dari MNC TV. 2011
68
narasumbernya adalah Ust.Danu. jam tayangnya pada pukul 04.30-06.00 WIB. Acara ini tentang masalah akhlak dan kesehatan. Kemudian, hari Selasa dan hari Rabu program acaranya bernama Nikmatnya Sedekah, narasumbernya adalah Ust.Yusuf Mansur. Jam tayangnya pukul 04.30-06.00 WIB. Acaranya ini khusus kajian nikmatnya sedekah, masalah sedekah. Kemudian, hari Kamis dan Jum‟at program acaranya bernama Taman Hati, narasumbernya bernama Umi Atun. Jam tayangnya pada pukul 04.30-06.00 WIB. Acara ini khusus tentang tausyiah keluarga. Kemudian, pada hari Sabtu program acaranya bernama Majlis Adz-Zikroh narasumbernya adalah Ust.Arifin Ilham. Jam tayangnya pada pukul 04.30-06.00 WIB. Acara ini khusus di bahas tentang dzikir dan muhasabah lainnya. Itulah dia program-program acara dakwah yang di tayangkan oleh MNC TV. Dari semua program dakwah yang ada di MNC TV semuanya bernama siraman Qalbu. Namun, dengan itu semua ada sub-sub bagiannya yang bernama Bengkel Hati, Nikmatnya Sedekah, Taman Hati, dan Majlis Adz-zikroh.11 Kupas Masalah Remaja Islam (kumis) , yang diisi oleh ustad Jefri al Bukhori, atau program dzikir bersama Ustad Arifin Ilham, ini menandakan bahwa para kreator program keagamaan di stasiun TPI selalu mencari dan mencoba paket-paket acara baru yang dikemas lebih apik dan menarik untuk disajikan bagi para pemirsannya. Seperti yang pernah disinggung dalam bab sebelumnya, fenomena stasiun TPI dalam mengorbitkan para Ustad baru, ini bukanlah pekerjaan yang
11
Company Profile PT. Cipta TPI Dokumentasi dari MNC TV. 2011.
69
mudah, dikarenakan biasanya para penonton hanya tertarik oleh para Narasumber yang sudah popular atau telah dikenal di masyarakat, namun berkat kerja keras para kreator dan kru dalam stasiun TPI, khususnya pada program keagamaan ini, mampu melambungkan para ustad di jajaran orangorang yang telah dikenal. Fenomena ini terjadi pada beberapa ustad yang pada awal karirnya muncul di stasiun TV hanya di stasiun TPI, seperti Ustad Ikhsan Tanjung, Ustad Arifin Ilham, ataupun Ustad Jefri al Bukhori yang kini mereka telah masuk kepentas dakwah nasional dengan eksis di dalam stasiun TV lainnya, dan telah popular di masyarakat. Hal diatas menimbulkan suatu kebanggaan bagi para kreator dan kru program keagamaan yang ada di stasiun TPI yang sekarang berganti nama menjadi MNC TV, dan pula membangkitkan semangat baru dalam menciptakan paket acara yang lebih apik dan menarik, dan salah satu karya tersebut adalah program acara Nikmatnya Sedekah yang penulis teliti dan paparkan dalam skripsi ini.12
C. Struktur Program Nikmatnya Sedekah di MNC TV Produser
: Panji Sanjaya
Pengarah Acara
: Heni Nasution
Pengarah Lapangan
: Ari
Creatif
: Subarkah
Kameramen
: Yuke, Agus, Joko, Teguh
12
Company Profile PT. Cipta TPI Dokumentasi dari MNC TV. 2011
70
Audio
: Arif dan Irfan
Laighting
: Eko dan Bambang
Narasumber
: Ust. Yusuf Mansur13
D. Konsep Program Nikmatnya Sedekah di Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV) Pengaruh TV bisa diibaratkan pisau bermata dua, yang merupakan alat ampuh dalam memberikan manfaat kepada masyarakat sesuai dengan ketetapan dan besarnya pengarahan. Namun sebaliknya secara ekstrim dapat membentuk komunitas yang ragu-ragu terhadap suatu keyakinan yang tumbuh dikalangan masyarakat. Karena semua pesan-pesan yang disampaikan oleh TV bisa diterima total tanpa membantah. Seolah-olah yang disampaikannya itu suatu kebenaran mutlak, dipihak lain disebut seperti pasien yang tak berdaya menerima suntikan tadi. Dengan harapan „sakitnya‟ (keinginan dan rasa hausnya terhadap informasi) dapat terobati. Pada saat ini MNC TV menambah produksi tayang baru siaran keagamaan, yang bernama “Nikmatnya Sedekah”. Acara ini memiliki nuansa yang berbeda dan baru dalam penyajiannya dibandingkan dengan acara keagamaan yang lain dimana acara ini tidak hanya menghadirkan narasumber bintang tamu dan pakar agama seperti acara-acara sebelumnya atau yang telah ada melainkan acara ini menghadirkan kisah nyata guna ikut serta dalam mengkaji topik yang sedang diperbincangkan.
13
Company Profile PT. Cipta TPI Dokumentasi dari MNC TV. 2011.
71
Acara ini di bawakan oleh Ust.Yusuf Mansur. Berawal dari tahun 2005 awalnya bernama “Keajaiban Sedekah”, karena Ust. Yusuf Mansur dulu terlalu sibuk, sehingga para kru, produser tidak bisa syuting lagi. Pada tahun 2007 Ust.Yusuf Mansur bisa lagi untuk mengisi acara di MNC TV, kemudian Ust.Yusuf Mansur dipanggil lagi untuk mengisi acara di MNC TV, dan kemudian produser merubah nama programnya menjadi “Nikmatnya Sedekah”, jadi nama Nikmatnya Sedekah berawal dari tahun 2007. Agar memiliki variasi yang berbeda.14 Seperti randown, pertama host atau pembicara membuka sedikit kemudian menjelaskan sedikit temanya apa, kemudian masuk dengan si narasumber, tidak diskusi dengan jama‟ah maupun dengan penelfon. Tetapi, ditujukan dengan penyampaian pemasalah, kemudian di akhiri dengan do‟a. Dan kemudian acara Nikmatnya Sedakah juga mendatangkan tamu, baik tamu dari MNC TV. Untuk testimoni atau menceritakan tentang kisah nyata dirinya ketika bersedekah dan hasilnya apa setelah bersedekah. Topik yang diangkat tidak selalu tentang sedekah walaupun dari judulnya terkesan khusus bertemakan sedekah. Akan tetapi topik yang diangkat bermacam-macam namun semuanya kembali kepada sedekah. Acara “Nikmatnya Sedekah” ditayangkan pada hari Rabu dan Kamis tepatnya jam 04.30-06.00 WIB. Namun, pada hari Selasa Nikmatnya Sedekah membahas tentang sedekah, sedangkan hari Rabu tentang ayat Al-Qur‟an. Acara ini untuk semua kalangan, dari yang kecil, remaja, dewasa, dan orang
14
Company Profile PT. Cipta TPI Dokumentasi dari MNC TV. 2011.
72
tua. Narasumber pada acara ini adalah Ust.Yusuf Mansyur yang mana beliau seorang ulama yang lebih berkecimpung dalam kegiatan dakwah. Acara “Nikmatnya Sedekah” merupakan acara yang sarat dengan ilmu pengetauhan baik pendidikan, psikologi, agama, dan banyak mengandung pesan-pesan dakwah di dalamnya.15 Dalam konsep program acara ini. Ust.Yusuf Mansyur selaku pembawa acara mengajak kita untuk selalu bersedekah. program Nikmatnya Sedekah di MNC TV untuk Jamaah mengajak kita untuk bersedekah, mengajarkan kita teori dibalik rahasia sedekah, kehebatan sedekah, memperluas jalan usaha melalui sedekah dan masih banyak lagi. Acara ini mengantarkan umat muslim untuk bertemu cara mendapatkan : menjadi kaya, memiliki pekerjaan dengan gaji dan karir yang mengagumkan, melesatkan hasil usaha, hingga urusanurusan menjauhi penyakit, utang, anak keturunan, jodoh, dan kematian yang khusnul khatimah. Dengan pembawa acaranya Ust.Yusuf Mansyur semua akan merasa tercengang dengan pembahasan-pembahasan yang sangat ilmiah, metodologis tentang sedekah, tapi tetap dengan bahasa khas beliau ringan, renyah, mudah dan menyenangkan untuk ditonton dan dipahami. Tujuan adanya program acara Nikmatnya Sedekah ini, produser mengharapkan agar para penonton baik dari kalangan remaja, dewasa, dan orang tua dapat menghambil hikmah, contoh pada acara ini. Karena acara ini sangat bagus untuk mendidik anak, diri sendiri maupun lingkungan sekitar.
15
Wawancara pribadi dengan produser bapak Panji Sanjaya, Kantor Media Nusantara Citra, 8 Maret 2011.
73
E. Hasil dan Analisi Data Penelitian 1. Program “Nikmatnya Sedekah” membangun kesadaran bersedekah terhadap jama’ah tentang pentingnya sedekah Program adalah rancangan mengenai asas serta usaha yang dijalankan.16 Adapun rancangan yang dibuat oleh program “Nikmatnya Sedekah” didalamnya menceritakan apa itu sedekah, untuk apa bersedekah,
dan
diselipkan
ayat
al-Qur‟an
untuk
memperkuat
penyampaian dakwahnya. Berikut hasil wawancara saya dengan Panji Sanjaya selaku produser
program “Nikmatnya Sedekah” beliau
mengatakan bahwah apa arti program. “Program merupakan sebuah rencana yang dirancang sedemikian rupa agar dapat tercapailah suatu acara yang menarik dan dapat diterima penonton dengan baik.”17 Program acara “Nikmatnya Sedekah” yang dilaksanakan di Masjid An-Nida yang berada di MNC TV dipimpin oleh Ust. Yusuf Mansur selaku MC merangkap narasumber
yang menerangkan secara detail
mengenai keutamaan-keutamaan bersedekah, sehingga diharapkan jamaah tertarik untuk melaksanakan sedekah kemudian dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Program acara “Nikmatnya Sedekah” disiarkan dengan format secara live dengan metode interaktif antara narasumber dengan jamaah 16
Suharsimi, Arikanto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta: Bina Aksara, 1998) h. 129 17 Wawancara Pribadi dengan Panji Sanjaya, Kantor Media Nusantara Citra, 05 April 2011
74
yang berada di MNC TV maupun jamaah di rumah yang melalui telefon. Program acara ini ditayangkan pada hari Selasa dan Rabu pada pukul 04.30 – 06.00WIB. Program ini dikonsep untuk dinikmati oleh semua kalangan, sesuai dengan tujuan program yaitu semua kalangan dapat mengambil hikmah dan contoh dari adanya acara ini maupun lingkungan sekitar. Panji Sanjaya selaku produser memaparkan tujuan dari program. Berikut hasil wawancara peneliti dengan produser acara “Nikmatnya Sedekah” Panji Sanjaya. “Membiasakan bangsa kita atau umat-umat, dan masyarakat kita memperhatikan orang miskin, menggalakkan sedekah dimanapun berada, walaupun sedekah bukan saja dari bersifat materi, tetapi juga dari membuka fikiran, sehingga dengan sedekah dapat membantu permasalahan diri sendiri atau orang lain terhadap mereka yang ingin bersedekah. Pentingnya membangun kesadaran bersedekah untuk jamaah dapat dikatakan berhasil apabila dilihat dari semakin banyak yang hadir atau dilihat dari ratingnya yang semakin meningkat itu faktor dan tanda keberhasilan dari program acara itu sendiri. Sedangkan hambatan untuk membangun kesadaran bersedekah pada jamaah itu sendiri adalah karena produser serta para struktur program acara ini masih ketergantungan dengan narasumber atau ustad-ustad lain yang ditampilkan untuk membicarakan tentang sedekah namun tidak seahli narasumber aslinya yaitu Ust. Yusuf Mansur tanpa mengecilkan kemampuan narasumber lainnya”.18 Jadi untuk membangun kesadaran bersedekah terhadap jamaah, pada program “Nikmatnya Sedekah” mempunyai proses pencapaian tujuan untuk membangun kesadaran bersedekah dengan melakukan dakwah Islam secara dialog dengan menayangkan tema-tema sedekah dan disisipkan ayat al-Qur‟an untuk memperkuat penyampaiannya. Agar masyarakat lebih
18
2011
Wawancara Pribadi dengan Panji Sanjaya, Kantor Media Nusantara Citra, 05 April
75
jelas dan mudah memahami apa yang disampaikan. Sehingga suatu masalah yang disampaikan atau dijadikan tema oleh program acara dapat terjawab melalui penjelasan yang jelas dan tuntas. Terlebih sosok yang menjelaskan suatu masalah yang memang sudah dikenal oleh masyarakat yang ahli di bidangnya, yaitu sosok Ust. Yusuf Mansur.19 Program “Nikmatnya Sedekah” membahahas materi tentang bersedakah, manfaat sedekah, rahasia dibalik sedekah, dan Da‟i atas narasumber dari program nikmatnya sedekah ini menghadirkan bintang tamu atau artis untuk memberikan testimoni atau kisah nyata dirinya sendiri tentang pengalaman bersedekah, kemudian mad‟u program ini yaitu para jamaah MNC TV yang menonton langsung program nikmatnya sedekah, dan metodenya yang disampaikan oleh da”i kepada mad‟unya dalam bentuk dakwah bil-lisan dan bil-hal. Progaram acara MNC TV yang memberikan testimoni atau kisah nyata dirinya sendiri tentang pengalaman bersedekah sehingga diharapkan mampu membangkitkan kesadaran bersedekah lebih tinggi dari jamaah. Meskipun bertemakan tentang sedekah namun program ini tidak hanya mengangkat topik tentang sedekah saja. Program ini mengangkat topik yang bermacam-macam pula, seperti tahfidz. Namun pada akhirnya akan kembali mengingatkan jamaah tentang kesadaran bersedekah. Hal tersebut tentu saja dilakukan agar topik yang ditayangkan tidak terkesan
19
Hasil Pengamatan Peneliti di Masji An-Nida Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV). 05 April 2011.
76
monoton dan tidak menghilangkan pesan utama yang ingin disampaikan program “Nikmatnya Sedekah” kepada jamaah. Program “Nikmatnya Sedekah dikonsep syarat dengan ilmu pengetahuan baik pendidikan, psikologi, agama dan banyak mengandung pesan-pesan dakwah didalamnya. Hal ini menjadi bagian terpenting dari fungsi media, yaitu memberikan informasi. Sehingga para jamaah memahami apa yang telah disampaikan oleh narasumber. Selain itu, program acara “Nikmatnya Sedekah” mencoba menjelaskan masalah tersebut dengan cara mencoba mengelola kata dengan mudah dan sederhana sehingga pesan yang disampaikan oleh narasumber mudah dicerna oleh jamaah MNC TV dan pesan dalam hal ini menggunakan
metode
dakwah
bil-lisan
dimana
seorang
da‟i
menyampaikan pesan yang ingin mereka berikan kepada seorang mad‟u melalui ceramah atau pidato. Kemudian menggunakan dakwah bil-hal dimana setelah seorang da‟i menyampaikan pesan mereka kepada mad‟u melalui pidato disisipkan pula pernyataan dari seorang da‟i yaitu seperti testimoni atau pengalaman dari seorang narasumber dan bintang tamu yang ditampilakn oleh MNC TV agar dapat diterima oleh jamaah dan masyarakat dengan harapan apa yang telah disampaikan dapat mereka amalkan dalam kehidupan sehari-hari.20 Program “Nikmatnya Sedekah” dikonsep untuk dinikmati oleh semua kalangan, sesuai dengan tujuan program “Nikmatnya Sedekah” 20
Hasil Pengamatan Penelitian di Masjid An-Nisa Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV). 19 April 2011.
77
yaitu semua kalangan dapat mengambil hikmah dan contoh dari adanya acara ini maupun lingkungan sekitar. Dari rancangan program “Nikmatnya Sedekah” yang menyampaikan pesan tentang kesadaran bersedekah maka timbulah peran terhadap perubahan kesadaran jamaah tentang bersedekah. Hal tersebut dikemukakan oleh empat orang informan selaku jamaah MNC TV yang berhasil di wawancarai peneliti yaitu, Muhammad Asad, Sumiah, Azhori Adnan dan Ismet. Berikut hasil wawancara peneliti dengan empat orang tersebut. “Muhammad Asad mengungkapkan bahwa dengan adanya program acara “Nikmatnya Sedekah” pastinya sangat membangun untuk diri sendiri maupun orang lain. Seperti kita ketahui banyak orang lain yang ingin sesuatu tetapi ia tidak melibatkan Allah, tidak berusaha menyenangkan Allah dengan cara bersedekah”.21 “Sumiah mengungkapkan program ini bagus sekali. membantu orang lain untuk meningkatkan keimanannya untuk bersedekah. Banyak sekali orang yang mempunyai materi tapi tidak bersedekah, sedangkan yang materinya masih mau bersedekah”.22
Karena apalagi banyak kurang
“Azhori Adnan mengungkapkan program ini sangatlah bagus, masyarakat menjadi terpacu untuk menghafal al-Qur‟an dan lebih dalam lagi mengetahui tentang agama Islam”.23 “Ismet mengungkapkan program acara ini sangatlah bagus dan positif. Orang lain jadi lebih bersemangat bersedekah dan lebih mendalami tentang Islam”.24
21
Wawancara pribadi dengan jamaah MNC TV Muhammad Asad, Masjid An-Nida MNC TV, 12 April 2011. 22 Wawancara Pribadi dengan Jamaah MNC TV Sumiah, Masjid An-Nida MNC TV, 12 April 2011. 23 Wawancara Pribadi dengan Jamaah MNC TV Azhori Adnan, Masjid An-Nida MNC TV, 12 April 2011. 24 Wawancara Pribadii dengan Jamaah MNC TV Ismet, Masjid An-Nida MNC TV, 12 April 2011.
78
Dari beberapa data yang diperoleh melalui setiap informan yang ditanyakan dan peneliti ketauhi, bahwa peran program “Nikmatnya Sedekah” yang timbul didalam masyarakat atau jamaah penonton acara “Nikmatnya Sedekah” sudah cukup sampai dari tujuan diadakannya acara ini, yakni mensosialisasikan sedekah dimasyarakat dan menarik minat masyarakat itu sendiri untuk memperoleh kajiannya di acara “Nikmatnya Sedekah”. Dengan demikian materi yang telah diberikan oleh produser, dan narasumber kepada para jamaah yang berada di MNC TV terlihat sangat merespon program acara ini. Karena, dengan menonton acara ini, mereka menjadi tahu ilmu-ilmu agama yang belum mereka ketauhi sebelumnya. Materi yang diberikan oleh produser dan narasumber juga sangat menarik, karena berkenaan dengan kehidupan sehari-hari. Cara penyampaiannya juga sangatlah sederhana, sehingga jamaah pun dapat menerima materi tersebut. Maka program tersebut sudah bisa membangun perubahan kesadaran bersedekah terhadap jamaahnya. Karena, keutamaan sedekah memang sangat dahsyat, Allah SWT menekankan kepada umatnya bahwa begitu istimewanya manfaat dari kita bersedekah. 2. Peran Program “Nikmatnya Sedekah” Terhadap Perubahan Kesadaran Sedekah Para Jamaah di MNC TV Sedekah bisa mendatangkan ampunan Allah, menghapus dosa dan menutup kesalahan dan keburukan. Sedekah bisa mendatangkan ridho Allah, dan sedekah bisa mendatangkan kasih sayang dan bantuan Allah. Inilah sekian fadilah sedekah yang ditawarkan Allah bagi para pelakunya.
79
Dosa-dosa yang mengakibatkan kehidupan kita menjadi tertutup dari kasih sayangnya Allah. Kesalahan-kesalahan yang dibuat, baik terhadap Allah, maupun terhadap manusia membuat manusia yang melakukannya menjadi terperangkap dalam lautan kesusahan yang sejatinya dibuat sendiri. Hidup manusia pun banyak masalah. Lalu Allah datang menawarkan bantuanNya, menawarkan kasih sayangNya, menawarkan ridhoNya terhadap ikhtiar yang telah dilakukan, dan menawarkan ampunanNya. Tapi kepada siapa yang Allah bisa berikan ini semua? Kepada siapa yang mau bersedekah, Kepada yang mau membantu orang lain, kepada yang mau peduli dan berbagi. Terkadang hidup memang susah. Tapi pasti ada yang lebih susah. Terkadang merasakan kesulitan, tapi pasti ada yang lebih sulit. Terkadang merasa sedih, tapi barangkali ada yang lebih sedih. Terhadap mereka inilah Allah minta manusia untuk memperhatikan jika ingin diperhatikan. Oleh karena itu, dengan adanya program acara “Nikmatnya Sedekah” yang diadakan oleh MNC TV guna untuk membahas tentang sedekah, melakukan sedekah, dan untuk mendorong diri sendiri dan masyarakat jamaah MNC TV untuk menyisihkan rezekinya sedikit dengan bersedekah Menurut pemahaman saya arti dari sedekah adalah memberikan sebagian harta benda kepada orang yang membutuhkan dengan suka rela tanpa paksaan guna untuk meringankan beban penderitaaan mereka. Dan juga untuk membersihkan harta benda yang telah dimiliki oleh diri sendiri maupun orang lain. Dan menurut Panji Sanjaya selaku produser program acara “Nikmatnya
80
Sedekah” dalam wawancara saya dengan beliau, beliau memaparkan arti sedekah seperti yang tertulis berikut ini : “Bisa membantu diri sendiri, orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Artinya, kalau secara langsung kita mendapatkan balasan dari Allah SWT, ataupun secara tidak langsung kita tidak pernah sakit, permasalahan cepat selesai karena kita bersedekah”.25 Dengan adanya program acara “Nikmatnya Sedekah” sangatlah berpengaruh untuk para jamaah MNC TV. Sehingga para jamaah sangat antusias untuk mendengarkan tausiah apalagi disampaikan oleh narasumber yang sangat paham tentang sedekah yaitu Ust. Yusuf Mansur. Para jamaah MNC TV datang berbondong-bondong pagi-pagi sekali demi mendengarkan tausiyah yang dapat menambah iman mereka.26 Dalam ajaran Islam sendiri, sedekah memiliki ruang lingkup yang luas, bahwa setiap aktivitas yang mengandung nilai positif dalam pandangan Islam dapat disebut sebagai sedekah. Kullu Ma’rufin Sadaqatun (setiap yang baik (makruf) adalah sedekah), bahkan sebuah senyum yang tulus pun dapat bernilai sedekah. Dalam bentuk apapun, sedekah memang perbuatan yang mulia. Dari sini dapat dikatakan indikator keberhasilan sedekah itu adalah mampu memberikan sedekah tanpa mengharapkan pujian atau imbalan dari orang lain, dan hanya mengharapkan ridho Allah semata. Dengan demikian, salah satu yang harus dilakukan oleh kaum muslimin khususnya jamaah yang berada di MNC TV dalam hidupnya adalah bersedekah. Ini akan membuat 25
Hasil Wawancara Pribadi dengan Produser Program Acara “Nikmatnya Sedekah” Panji Sanjaya, Kantor Media Nusantara Citra, 5 April 2011. 26 Hasil Pengamatan Peneliti Saat Mengunjungi di Masjid An-Nida Media Nusantara Citra, 10 Mei 2011.
81
keberadaannya terasa bermanfaat besar, tidak hanya bagi diri sendiri dan keluarganya, tapi juga bagi orang lain. Peran kesadaran
program bersedekah
“Nikmatnya terhadap
Sedekah” jamaah.
memberikan Terlihat
dari
perubahan indikator
keberhasilannya dari perubahan terhadap jamaah itu sendiri, yaitu: Yang pertama, pemahaman teori sedekah yang sederhana menjadi pengertian makna sedekah yang meluas. Seperti yang dikemukakan oleh Ustad. Yusuf Mansyur “Sedekah bukan hanya ritual kita memberi, tapi sedekah sudah bisa menjadikan terwujudnya suatu keinginan agar bisa terpenuhi, terselesaikannya masalah, terampuni suatu pertobatan”. Semula para jamaah hanya mengetahui bahwa sedekah adalah memberikan materi kepada orang yang membutuhkan dalam pengertian sederhana. Namun ustad Yusuf Mansur mengemukakan tidak hanya sebatas itu melainkan bahwa sedekah bukan hanya sebuah ritual memberi, tapi sedekah sudah bisa menjadikan terwujudnya suatu keinginan agar bisa terpenuhi, terselesaikannya masalah, terampuni suatu pertobatan. Dengan kata lain bahwa sedekah merupakan mediasi hamba dengan Allah. Yang
kedua,
Perubahan
sikap
jamaah
dalam
mengamalkan
pemahaman sedekah. Contohnya orang-orang yang semula sedekah hanya seadanya setelah menonton tayangan nikmatnya sedekah sekarang menjadi sangat rajin bersedekah. Adapun kekuatan seperti apa yang dimiliki dari sedekah itu, memang bukan kekuatan yang dapat diukur dan dibuktikan secara ilmiah, setidaknya
82
hingga saat ini. Karena adapun kekuatan dari sedekah itu sendiri hanya dapat dibuktikan dan dirasakan oleh orang-orang yang memang percaya dengan kekuatan sedekah itu sendiri. Ada sebuah kekuatan diluar kuasa manusia yang dapat menguatkan orang-orang tersebut untuk senantiasa mencapai kepuasan kemanusiaannya. Bagi orang-orang yang percaya adanya Allah yang menciptakan alam semesta ini, mereka selalu yakin bahwa dengan sedekah kepada sesama manusia, maka Allah pun akan menggerakkan hati manusiamanusia untuk kembali mengeluarkan sedekah kepada orang tersebut, dengan cara apapun. Dapat dikatakan sedekah sesungguhnya tidak dibatasi pemberian dalam bentuk uang atau materi saja, tetapi sejumlah amal kebaikan yang dilakukan seorang muslim, termasuk bersedekah. Sedekah merupakan salah satu amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan bagi umat muslim mengingat besarnya manfaatnya. Jika dapat mengetahui apa sebenarnya keajaiban yang ditimbulkan dibalik sedekah, pasti umat Islam akan semakin terpacu untuk berlomba-lomba meningkatkan amalan sedekah. Sedekah adalah perbuatan yang mulia, karena selain memberikan manfaat kepada diri sendiri bentuk sedekah materil juga akan memberikan manfaat yang besar bagi orang yang menerimanya. Dan dapat dilihat kualitas dari bersedekah itu sendiri adalah dengan cara bersifat Sederhana, tanamkanlah keyakinan, niat yang tulus, serta motivasi yang tinggi saat hendak bersedekah. Sehingga kualitas untuk bersedekah menjadi bermanfaat dan kualitas bersedekah menjadi baik dari waktu ke waktu.
83
Dengan demikian, dengan adanya program acara “Nikmatnya Sedekah” dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan para jama‟ah di MNC TV, bahwa peran program acara “Nikmatnya Sedekah” sangatlah berperan serta untuk mereka. Apalagi dengan icon ust. Yusuf mansur sebagai narasumber Ust. Yusuf Mansur sering mengatakan “bahwa kalau anda ingin kaya, bersedekahlah. Perbanyaklah sedekah maka anda akan semakin cepat kaya. Seberapa cepat anda melakukan sedekah dan seberapa banyak, otomatis akan mempercepat kekayaan yang ingin anda capai”. Dengan adanya program acara “Nikmatnya Sedekah”
dapat
menjujung tinggi nilai-nilai agama baik dari aspek ibadah dan aspek akhlak. Sehingga program acara “Nikmatnya Sedekah” mendapatkan hasil yang positif. Dari setiap jama‟ah yang peneliti wawancarai rata-rata para jamaah merasakan perubahan yang sangat kuat, karena mereka mendapatkan pengetahuan melalui acara ini, baik dari segi materi yang diberikan, kemudian dari segi metode penyampaiannya, dan dari komunikatornya, selain itu juga dari narasumbernya. Berikut kutipan wawancara pribadi peneliti dengan para informan. “Menurut Muhammad Asad setelah mengikuti acara ini banyak sekali pengaruhnya, banyak konsep-konsep sedekah yang kita ketauhi atau belum mengerti menjadi ngerti dan paham. Sehingga yang salah dapat di perbaharui oleh narasumber yaitu Ust. Yusuf Mansur. Secara aplikasi sangat menarik, dan sangat-sangat bagus sekali”.27 “Ibu Sumiah mengatakan program acara “Nikmatnya Sedekah” sangatlah berpengaruh yang tadinya orang amburadul tetapi setelah mengikuti acara ini, ada pasti sekian yang disampaikan oleh 27
Wawancara Pribadi dengan Jamaah Media Nusantara Citra (MNC TV) Muhammad Asad, Masjid An-Nida, 12 April 2011.
84
narasumber ada yang nyantol. Enggak mungkin enggak nyantol. Buat apa kita datang jauh-jauh tidak ambil yang baik. Yang baik kita ambil, yang buruk kita tinggalkan saja”.28 “Menurut Adnan Azhori program ini sangatlah berpengaruh. Pertama, untuk ukhuwah, pola pikir secara visual seperti dibawakannya testimoni oleh orang-orang yang berhasil setelah bersedekah, itu termasuk gambaran bagi kita. Bagi generasi kita menjadi motivasi untuk kita tiru”.29 “menurut Ismet program acara ini berpengaruh. Karena dalam pengalamannya juga, ketika Ust. Yusuf Mansur ke Tokyo memberikan tausiyah sangat bagus dan memiliki pengaruh yang luar biasa”.30 Mereka sepakat mengungkapkan perubahan untuk kesadaran tentang bersedekah. Mereka menerima mindset awal bahwa sedekah adalah memberikan materi kepada orang yang membutuhkan. Akan tetapi kesadaran tersebut mengalami perubahan yang lebih luas tentang sedekah. Mereka memahami bahwa sedekah itu tidak hanya memberikan materi berupa uang ataupun barang berharga lainnya kepada yang membutuhkan, akan tetapi bisa pula sesuatu yang non materi misalnya dengan sedekah hati, sedekah sosial, sedekah pemikiran dan sedekah informasi. Dengan demikian kesadaran sedekah bagi jamaah yang telah menonton “Nikmatnya Sedekah” sangatlah berperan untuk membangun kesadaran mereka bersedekah, selain telah tertanam di dalam diri mereka bahwa sedekah itu adalah suatu kebiasaan untuk diri mereka, bukan lagi sunnah kewajiban. Dan mereka sudah mengalami pengalaman pribadi setelah bersedekah.
28
Wawancara Pribadi dengan Jamaah Media Nusantara Citra (MNC TV) Sumiah, Masjid An-Nida, 12 April 2011. 29 Wawancara Pribadi dengan Jamaah Media Nusantara Citra (MNC TV) Adzhori Adnan, Masjid An-Nida, 12 April 2011. 30 Wawancara Pribadi dengan Jamaah Media Nusantara Citra (MNC TV) Ismet, Masjid An-Nida, 12 April 2011.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah peneliti melakukan penelitian langsung dan mengetauhi peran program nikmatnya sedekah untuk membangun kesadaran bersedekah pada jamaah dan mempengaruhi kesadaran bersedekah pada jamaah. Maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut: 1. Nikmatnya Sedekah sebagai salah satu siaran religi yang ditayangkan oleh MNC TV merupakan sebuah kontribusi positif bagi pengembangan dan penyebaran dakwah di Indonesia. Hal ini merupakan bukti bahwa kehadiran televisi swasta khususnya MNC TV ternyata mampu membangun perubahan kesadaran bersedekah terhadap jamaah MNC TV sehingga dapat menampilkan citra positif dengan mentransformasikan nilai-nilai agama. Program Nikmatnya Sedekah menggunakan metode dakwah dengan format dialog dan diskusi yang dilakukan antara narasumber dengan mad’u. Disamping itu program ini juga menghadirkan testimoni yang akan menceritakan pengalaman hidupnya setelah mereka melakukan sedekah. Program ini juga mengadakan acara tanya jawab antara narasumber dan mad’u. Serta menerima layanan via telephon dan email bagi para permirsa MNC TV yang ingin bertanya. Sehingga acara ini berhasil dalam membangun kesadaran bersedekah terhadap jamaah MNC TV.
85
86
2. Dakwah yang ditayangkan oleh MNC TV melalui acara Nikmatnya Sedekah pada pagi hari cukup jelas dan telah memberikan peran aktif untuk membangun kesadaran bersedekah pada jama’ah. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil observasi dan wawancara bahwa sebagian besar jama’ah MNC TV mengatakan isi pesan yang disampaikan oleh program Nikmatnya Sedekah cukup berperan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini juga dibuktikan dengan meningkatkan tingkat ibadahnya mereka dalam bersedekah setelah mengikuti program acara Nikmatnya Sedekah. Seperti mereka yang tidak pernah bersedekah menjadi rajin bersedekah, mereka yang hanya bersedekah seminggu sekali sekarang bisa meningkat setelah melihat testimoni yang ada di program tersebut dan manfaat yang mereka yang mereka alami setelah mereka bersedekah.
B. Saran-saran Saran yang dapat diberikan berkenaan dengan penelitian peran program nikmatnya sedekah untuk membangun kesadaran bersedakah pada jamaah di MNC TV adalah: 1. Dalam rangka meningkatkan kualitas siaran keagamaan khususnya di MNC TV, maka acara Nikmatnya Sedekah hendaknya menjadi sarana pengembangan ide dan kreativitas agar acara yang disiarkan dapat terus maju, sehingga mampu menghasilkan tayangan yang menarik dan berkualitas. 2. Untuk tim kreatif program acara “Nikmatnya sedekah”, penulis menyarankan untuk menambahkan durasi, mengingat informasi dan pesan
87
yang akan disampaikan oleh narasumber bisa lebih efektif dan di terima dengan baik oleh masyarakat. 3. Kemudian saran bagi pendengar dalam menonton program televisi, harus pandai memilih acara, tidak hanya mendapatkan hiburan, tetapi haru memilih menonton dan mendengarkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita. Untuk mendapat sesuatu yang bisa membuat kita lebih cerdas, dapat memicu kita untuk hidup lebih baik dan mendapatkan wawasan baik agama maupun pengetauhan umum. 4. Untuk jurusan agar mata kuliah produksi televisi lebih memperbanyak praktek diluar kelas. Sehingga teori yang didapat bisa lebih dikuasai dengan praktek itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro dan Komala, Lukiati. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Rosdakarya: Bandung, 2007. Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam. Bumi Aksara: Jakarta, 1991. Ary, Sitepu. Televisi dalam Kehidupan Sosial. Pustaka Jaya: Jakarta, 1999. Aziz, Abdul. Fiqh Da’wah Prinsip dan Kaidah Asas Da’wah islam. Citra Islami Press: Solo, 1997. Aziz, Moh. Ali. Ilmu Dakwah. Prenada Media: Jakarta, 2004. Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Logos: Jakarta, 1997. Baran, Stanley J. Introduction to Mass Communication: Media Literacy and Culture. McGraw Hill: New York, 2004. Bogdan, Robert C., Biklen, Knopp, Sari. 1982 “Qualitative research for Education”, dalam Sugiyono, Prof. Dr. Memahami Penelitian Kualitatif Alfabeta: Bandung, 2005. Darussalam, Ghazali. Dinamika Ilmu Dakwah Islamiah. Nur Niaga: Selangor, 1996. Depertemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta, 2002. Faisal, Sanapiah. Format-format Penelitian Sosial. Rajawali Pers: Jakarta, 1992. Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah. Kencana: Jakarta, 2006. Hafidhudin, Didin. Dakwah Aktual, Gema Insani Press: Jakarta, 1998. Hasanuddin, A. Retrorika dakwah dan jurnalistik dalam kepemimpinan. Usaha Nasional: Surabaya, 1982. Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial. Bumi Aksara: Jakarta, 2008. Indrayanti, Sukma. Media dan Masyarakat Modern. Kencan Mega: Yogyakarta, 2001. Iskandar Muda, Deddy. Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional. PT. Remaja Rosda Karya: Bandung, 2005.
88
89
Ismail, A. Ilyas. Paradigma Dakwah Sayyid Quthub. Penamadani: Jakarta, 2008. Jatmika, Rahmat. Pengelolaan Zakat dan Aspek Hukum Islam. Bontang: Jakarta, 1998. Kosma Zworykin, Vladimir. The Media Theory of Mass Communication. Pearson Eucation: London, 2001. Manshur, Awald. Televisi Manfaat dan Mudarat, Fikahati Aneska: Jakarta, 1996. Moleong, J. Lexi. Metode Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya: Bandung, 2006. Muiz, A. Komunikasi Islam. PT.Remaja Rosda Karya: Bandung, 2001. Mulyana, Deddy. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya: Bandung, 2004. Muriah, Siti. Metodologi Dakwah Kontomporer. Minat Pustaka: Yogyakarta, 2000. Mustafa Yaqub, Ali. Sejarah dan Metode Dakwah Nabi. Pustaka Firdaus: Jakarta, 1997. Nasution. Metode Naturalistik Kualitatif. Tarsito: Bandung, 1988. Poewandari, E. Kristi. Pendekatan kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. LPSP3: Jakarta, 1998. _________________ , Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. LPSP UI: Jakarta, 2005. Qordhawi, Yusuf. Hukum Zakat. Lantera Antar Nusa: Jakarta, 1993. _______________ , Kiat Isalam Mengataskan Kemiskinan, Gema Insani Press: Jakarta, 1995. Rafi’uddin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategis Dakwah. pustaka Setia: Bandung, 2001. Rosyidi, Lathief . Dasar-DasarRetrorika Komunikasi dan Informasi. Firma Rimbow: Medan, 1989. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, Dr. Penerjemah, Agus Hasan Bashori, Kitab Tauhid 2, Darul Haq: Jakarta, 1998.
90
S.Muhtadi, Asep. Dakwah Kontemporer. PT Remaja Rosda Karya: Bandung, 2001. Sastro Subroto, Darwanto. Produki Acara Televisi, Dua Wacana University: Yogyakarta, 1994. Shaleh, Rosyad. Manajemen Dakwah Islam. Bulan Bintang: Jakarta, 1986. Shihab, M.Quraish. Membumikan Al-Quran, Fungsi dan Peran Wahyu dalam kehidupan masyarakat. Mizan: Bandung, 1998. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta: Bandung, 2005. Sulthon, Muhammad. Desain Ilmu Dakwah. Walisongo Press: Semarang, 2003. Sunandar. Telaah Format Keagamaan di Televisi, Studi deskriptis Analisi TPI, Sebuah Tesis, Yogyakarta: 1998. Surahmad, Winarno. Dasar-dasar Teknik Penelitian. CV. Tarsita: Bandung, 1989. Syiah, Juhali. Mimbar-mimbar Amal. Akses Printing: Surabaya, 2000. Syukir, Asmuni. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Al-Ikhlas: Surabaya, 1983. WaGilbert Zwartjes, Soerjadi. The Theory of Mass Media, Television and Human Growth. Sage Publication: London, 1999. Wahyudi, JB. Media Komunikasi Massa Televisi. Alumni: Bandung, 1986. Yunus, Muhammad. Kamus Arab Indonesia. Yayasan Penyelenggara dan Penterjemah Al-Quran: Jakarta, 1993.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Produser
Nama
: Panji Sanjaya
Jabatan
: Produser Program Nikmatnya Sedekah
Tanggal Wawancara : 12 April 2011 Tempat Wawancara : Kantor MNC TV
Tanya
: Menurut bapak apa pengertian dari program?
Jawab
: Program merupakan sebuah rencana yang dirancang sedemikian rupa agar dapat tercapailah suatu acara yang menarik dan dapat diterima penonton dengan baik.
Tanya
: Bagaimana sejarah dari program keagamaan “Nikmatnya Sedekah” di MNC TV?
Jawab
: Berawal dari tahun 2005 awalnya bernama “Keajaiban Sedekah”. Karena ust. Yusuf Mansur dulu terlalu sibuk, sehingga kita tidak bisa syuting lagi. Pada tahun 2007 beliau sempat lagi, kita panggil lagi, kemudian kita rubah nama
programnya menjadi “Nikmatnya Sedekah”. Jadi namanya Nikmatnya Sedekah berawal dari tahun 2007. Tanya
: Apa yang melatarbelakangi program acara ini dinamakan “Nikmatnya Sedekah” ? kenapa tidak memakai nama-nama lain?
Jawab
: Karena, agar memiliki perubahan. Karena waktu itu acara sudah selesai, dan kita bikin lagi agar terlihat lebih baru lagi. Karena dari apa yang kita sedekahkan pasti akan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan mendapatkan suatu kenikmatan. Sehingga kita namakan “Nikmatnya Sedekah”.
Tanya
: Apa tujuan dari program acara ”Nikmatnya Sedekah”?
Jawab
: Yang pertama, membiasakan bangsa kita atau umat-umat kita memperhatikan orang-orang miskin, menggalangkan sedekah dimanapun kita berada, walaupun sedekah bukan saja dari bersifat materi, tetapi juga dari membuka fikiran, sehingga dengan sedekah dapat membantu permasalahan diri sendiri atau orang lain terhadap mereka yang ingin bersedekah.
Tanya
: Bagaimana sebuah ide didapat hingga menjadi sebuah program “Nikmatnya Sedekah”?
Jawab
:Karena, setiap orang yang bersedekah pasti memperoleh nikmat, karena itu dinamakan Nikmatnya Sedekah.
Tanya
:Bagaimana susunan atau format acara “Nikmatnya Sedekah”?
Jawab
:Seperti randown, pertama host atau pembicara membuka sedikit kemudian menjelaskan sedikit temanya apa, kemudian masuk dengan si narasumber, tidak diskusi dengan jama’ah maupun dengan penelpon. Tetapi, dirajukan dengan penyampaian permasalah, kemudian di akhiri dengan do’a. Dan kemudian kita juga mendatangkan tamu, baik tamu dari luar atau artis kita
suka mendatangkan tamu. Untuk testimoni atau menceritakan tentang kisah nyata diri sendiri ketika bersedekah apa hasil yang didapat. Tanya
: Berapa kali acara ini disiarkan dalam seminggu?
Jawab
:Acara Nikmatnya sedekah seminggu dua kali setiap hari Selasa- Rabu jam 04.30-06.00 WIB.
Tanya
:Apakah acara tersebut menampilkan narasumber yang sama setiap harinya?
Jawab
:Ia. Acara ini iconnya Ust. Yusuf Mansur dan kita selalu membicarakan tentang bersedekah, walaupun Ust. Yusuf Mansur suka berhalangan, namun kita tetap membicarakan tentang sedekah.
Tanya
:Apakah tema yang disampaikan berbeda setiap harinya?
Jawab
:Ya, namun materinya tetep tentang bersedekah, ayat-ayat al-Qur’an, hadisthadist yang berkaitan tentang sedekah. Itu yang disampaikan di “Nikmatnya Sedekah”.
Tanya
:Faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan dan faktor apa saja yang menjadi penghambat produksi acara “Nikmatnya Sedekah”?
Jawab
:Kalo keberhasilan kita bisa melihat disamping jamaah yang semakin banyak yang hadir, atau disisi penelitian atau retingnya yang semakin meningkat itu faktor atau tanda keberhasilan dari program acara itu sendiri. Sedangkan hambatannya, karena kita ketergantungan dengan uUst. Jadi ketika suatu saat Ust berhalangan agak kerepotan. Walaupun terkadang ust-ust yang di tampilkan membicarakan sedekah namun tidak seahli Ust. Yusuf Mansur. Itu saja hambatannya.
Tanya
:Apa target yang di capai dalam program acara “Nikmatnya Sedekah”?
Jawab
:Target yang ingin kita capai adalah masyarakat kita khususnya umat islam untuk rajin bersedekah. Membantu orang lain yang perlu kita sedekahi. Itu saja targetnya. Dan dapat membangun kesadaran bersedekah khususnya umat islam.
Tanya
:Apakah ada tergetan khusus atau sasaran penonton acara “Nikmatnya Sedekah” baik dari segi usia maupun kalangan?
Jawab
:Kalo sasaran kita orang target dewasa, mahasiswa, orang tua. Kegiatan sedekah ini tidak dibatasi usia. Siapapun dia berhak untuk bersedekah dan wajib bersedekah. Karena, sedekah itu bisa membantu kita, orang lain baik secara langsung maupun tidak. Artinya kalo secara langsung kita mendapatkan balasan dari Allah SWT. Ataupun secara tidak langsung kita tidak pernah sakit, permasalah cepat selesai dengan kita bersedekah.
Tanya
:Biasanya materi di tentukan oleh produser atau narasumber?
Jawab
:Kalo materi kita selalu share berdua. Jadi sebelum acara kita calling-callingan ust. Minggu kita membicarakan topik apa, bintang tamunya siapa. Jadi kita selalu share masalah materi yang akan dibawakan.
Narasumber
Nama
: Ust. Yusuf Mansur
Jabatan
:Narasumber
Tanggal Wawancara : 12 April 2011 Tempat Wawancara : PPPA Darul Qur’an Tanya
: Sebelumnya Rumah ust. Yusuf Mansur dimana?
Jawab
: Kampung ketapang Cipondoh Tangerang.
Tanya
: Ust. Yusuf Mansur kelahiran tanggal berapa?
Jawab
: 19 Desember 1976
Tanya
: Sudah berapa lama Ust. Yusuf Mansur menjadi narasumber dalam program acara “Nikmatnya Sedekah” ?
Jawab
: Dari akhir 2007
Tanya
: Menurut ust. Yusuf Mansur apa pengertian dari sedekah?
Jawab
: Sedekah bukan hanya ritual kita memberi, tapi sedekah sudah bisa menjadikan terwujudnya suatu keinginan agar bisa terpenuhi, terselesaikannya masalah, terampuni suatu pertobatan.
Tanya
: Materi apa saja yang biasanya ust. Yusuf Mansur sampaikan?
Jawab
: Tahap pertama masih menyampaikan pengertian sedekah, definisi sedekah, dan testimoni sedekah dan itu merupakan salah satu program Darul Qur’an.
Tanya
: Bagaimana cara seorang narasumber pada program nikmatnya sedekah melakukan perubahan tentang pentingnya bersedekah terhadap jama’ah baik yang berada di MNC TV maupun pemirsa dirumah?
Jawab
: Sudah banyak perubahan. Karena, sudah banyak mendapatkan testimoni setelah bersedekah, setelah menonton program acara tersebut, banyak masalah yang terselesaikan karena bersedekah dan masih banyak lagi. Sehingga program acara nikmatnya sedekah banyak memberikan perubahan kepada masyarakat Indonesia.
Tanya
: Bagaimana Ust. Yusuf Mansur menyiapkan materinya?
Jawab
: Dengan cara membuka tasfir atau apabila ada jamaah yang bertanya dijawab, dan apabila tidak bisa menjawab saya menanyakan langsung kepada gurunya dan di minggu kemudian saya menjawab pertanyaan.
Tanya
: Apa harapan ust. Yusuf mansur sendiri dengan adanya program dakwah “Nikmatnya Sedekah”?
Jawab
: Pertama, ingin merubah paradigma. Sedekah bukan hanya sebuah amalan saja. Tetapi, sedekah dapat menyelesaikan masalah.
Tanya
: Apakah dengan adanya program acara “Nikmatnya Sedekah” Ust.Yusuf Mansur yakin akan menambah tingkat kesadaran bersedekah khususnya pada jamaah di MNC TV?
Jawab
: iya. Karena program “Nikmatnya Sedekah” merupakan salah satu program yang bagus untuk meningkatkan kesadaran bersedekah.
Tanya
: Biasanya para pendengar dapat berinteraktif dalam acara ini melalui apa?
Jawab
: iya dapat. Karena, saya selalu menanyakan kepada jamaahnya apa yang tidak paham atau belum diketauhi oleh jamaahnya.
Tanya
: Apakah dengan adanya program acara “Nikmatnya Sedekah”ini ust. Yusuf mansur yakin adanya pengaruh positif terhadap jama’ah yang berada di MNC TV maupun di rumah?
Jawab
: Yakin sekali. Karena pasti ada perubahan. Karena program acara kita bukan hanya dari “Nikmatnya Sedekah” saja. Tetapi dengan Qur’an call, kuliah online, dan miracle of giving.
Jamaah MNC TV
Nama
: Muhammad asad
Alamatnya
: Bekasi
Tanggal Wawancara
: 12 April 2011
Tempat Wawancara
: Masjid An-Nida
Tanya
: Mengetauhi acara “Nikmatnya Sedekah” tidak? Sejak kapan mengetauhi acara “Nikmatnya Sedekah”?
Jawab
: Iya. Alhamdulillah sudah cukup lama.
Tanya
: Apakah saudara orang yang rutin mengikuti acara ini baik di studio ataupun di televisi?
Jawab
: Saya termasuk orang yang rutin menonton acara ini. Saya juga sudah sering nonton ketika pagi sebelum aktivitas. Biasanya saya menonton di televisi saja. Cuman baru kali ini saya menonton secara live.
Tanya
: Apa alasan saudara mengikuti atau menonton acara ini?
Jawab
: Pertama saya suka sekali dengan narasumbernya yaitu Ust.Yusuf Mansur, kedua, acara ini sangat sekali bagus untu mengetauhi apa sih sedekah itu, manfaat sedekah itu apa, dan apa yang kita dapatkan setelah kita bersedekah.
Tanya
: Menurut saudara acara ini berpengaruh tidak dalam meningkatkan kualitas bersedakah?
Jawab
: Iya betul, banyak konsep-konsep sedekah yang tidak kita ketauhi atau belum mengerti sehingga yang salah dapat di perbaharui oleh Ust. Yusuf Mansur secara aplikatif, sangat menarik, dan sangat-sangat bagus sekali.
Tanya
: Setelah mengikuti atau menonton acara ini memiliki perubahan atau tidak untuk meningkatkan bersedekah saudara?
Jawab
: Oh iya dong pastinya dong. Seperti tadi banyak orang ingin sesuatu tetapi ia tidak melibatkan Allah, tidak berusaha menyenangkan Allah dengan cara bersedekah.
Tanya
: Menurut saudara diadakan program acara “Nikmatnya sedekah” bagus atau tidak dan positifnya apa?
Jawab
: Dengan acara ini banyak sekali kisah-kisah inspiratif yang di ceritakan oleh Ust. Yusuf mansur, yang ternyata semua ini mungkin dari anak SMP yang tidak punya uang bisa ke Amerika dengan bantuan Allah dengan cara bersedekah, sholat lima waktu dan sunnah. Sehingga acara ini sangat memiliki nilai yang positif.
Jamaah MNC TV
Nama
: Sumiah
Alamatnya
: Tanjung Priuk
Tanggal Wawancara
: 12 April 2011
Tempat Wawancara
: Masjid An-Nida
Tanya
: Mengetauhi acara “Nikmatnya Sedekah” tidak? Sejak kapan mengetauhi acara “Nikmatnya Sedekah”?
Jawab
: Iya, sejak setengah tahun yang lalu.
Tanya
: Apakah saudari orang yang rutin mengikuti acara ini baik di studio ataupun di televisi?
Jawab
: Saya senang sekali dengan program acara ini, apalagi saya sambil belajar tentang sedekah. Sehingga saya rutin untuk menonton acara ini. Seringnya
saya menonton melalui televisi, kalo saya ada waktu saya baru menonton secara live. Tanya
: Apa alasan saudari mengikuti atau menonton acara ini?
Jawab
: Untuk menambah wawasan, memperdalam keimanan, supaya kita bisa menghargai sesama umat manusia. Karena, kita di ciptakan oleh Allah SWT untuk saling menghargai, menghormati, mengasihi, dan berbagi rasa.
Tanya
: Menurut saudari acara ini berpengaruh tidak dalam meningkatkan kualitas bersedakah?
Jawab
: Berpengaruh, yang tadinya kita orang amburadul tetapi setelah kita mengikuti dengan acara seperti ini, ada pasti dari sekian yang disampaikan oleh ulamaulama ada yang nyantol. Enggak mungkin enggak ada yang nyantol. Buat apa kita datang dengan jauh-jauh tidak kita ambil yang baik. Yang baik kita ambil, yang buruk kita tinggalkan saja. Gitu saja.
Tanya
: Setelah mengikuti atau menonton acara ini memiliki perubahan atau tidak untuk meningkatkan bersedekah saudari?
Jawab
: Berpengaruh bagi orang yang mempunyai etikat baik. Mungkin yang di bilang sedekah itu bukan hanya materi, tetapi dari tenaga, nasihat-nasihat yang baik juga bisa di bilang bersedakah. Luas sekali tujuan bersedekah ini.
Tanya
: Menurut saudari diadakan program acara “Nikmatnya sedekah” bagus atau tidak atau positifnya apa?
Jawab
: Baik sekali. Karena membatu orang lain untuk meningkatkan keimanannya apalagi untuk bersedakah. Banyak sekali orang yang mempunyai banyak materi tapi ia tidak bersedekah, sedangkan yang materinya kurang ia masih
mau bersedekah. Dengan adanya program ini, bagus sekali untuk saling memperhatikan satu sama lain. Khususnya orang muslim.
Jamaah MNC TV
Nama
: Azhori Adnan
Alamat
: Cimanggis, Depok
Tanggal Wawancara : 12 April 2011 Tempat Wawancara : Masjid An-Nida
Tanya
: Apakah mengetauhi acara “Nikmatnya Sedekah”? sejak kapan mengetauhi acara “Nikmatnya Sedekah”ini?
Jawab
: Iya. Sudah setahun yang lalu saya mengetauhi acara ini.
Tanya
: Apakah saudara termasuk orang yang rutin mengikuti acara ini baik di studio ataupun di televisi?
Jawab
: Saya termasuk rutin mengikuti acara ini. Dan saya lebih sering mengikuti secara live datang langsung ke masjid An-Nida ini.
Tanya
: Apa alasan saudara mengikuti atau menonton acara ini?
Jawab
: Membangun tali silaturahmi, jaringan dan menambah wawasan kita dalam bersedakh itu.
Tanya
: Menurut saudara acara ini berpengaruh tidak dalam meningkatkan kualitas bersedakah saudara sendiri?
Jawab
: Iya sangat berpengaruh. Pertama, untuk ukhuwah, pola pikir secara visual seperti dibawakan testimoni oleh orang-orang yang berhasil setelah bersedekah itu kan termasuk gambaran bagi kita kan. Bagi generasi kita menjadi motivasi, untuk kita tiru.
Tanya
: Setelah mengikuti atau menonton acara ini memiliki perubahan atau tidak untuk meningkatkan bersedekah saudari?
Jawab
: Iya. Semakin menambah keimanan kita tentang bersedekah dan pemahaman al-Qur’an. Karena apa dengan kita bersedekah semua akan menjadi berkah, apalah artinya memperbanyak harta kalau kita tidak memperhatikan yang disekeliling kita, dan dengan kita memahami al-Qur’an satu ayat persatu kita akan lebih mengerti tentang agama Islam itu.
Tanya
: Menurut saudara diadakan program acara ini bagus atau tidak? Positifnya apa?
Jawab
: Iya sangat bagus. Efek positifnya, masyarakat menjadi terpacu untuk menghafal al-Qur’an dan lebih dalam lagi mengetauhi tentang agama islam.
Jamaah MNC TV
Nama
: Ismet
Alamat
: Lenteng Agung
Tanggal Wawancara : 12 April 2011 Tempat Wawancara : Masjid An-Nida
Tanya
: Apakah mengetauhi acara “Nikmatnya Sedekah”? sejak kapan mengetauhi acara “Nikmatnya Sedekah”ini?
Jawab
: Baru, karena belum masuk acaranya di mivo tv. karena, kita melihat acara Indonesia dari internet yah mivo tv itu.
Tanya
: Apakah saudara termasuk orang yang rutin mengikuti acara ini baik di studio ataupun di televisi?
Jawab
: Saya baru mengetauhi acara ini, dan kebetulan di undang oleh ust.Yusuf Mansur. Jadi, saya tidak terlalu rutin mengikuti acara ini.
Tanya
: Menurut saudara acara ini berpengaruh tidak dalam meningkatkan kualitas bersedakah saudara sendiri?
Jawab
: Insyaallah berpengaruh. Karena dalam pengalaman saya juga. Ketika Ust.Yusuf Mansur datang ke tokyo memberikan tausiyah sangat bagus dan memiliki pengaruh yang luar biasa. Ya mudah-mudahan disini juga begitu ya.
Tanya
: Menurut saudara diadakan program acara ini bagus atau tidak? Positifnya apa?
Jawab
: Orang lebih semangat bersedekah kali ya. Dan lebih mendalami tentang Islam. Insyaallah.
Bersama produser program acara “Nikmatnya Sedekah” Pak Panji Sanjaya
Bersama Narasumber program acara “Nikmatnya Sedekah” ust. Yusuf Mansur
Bersama salah satu jamaah “Nikmatnya Sedekah” ketika sedang mewawancarai
Dekorasi Program Nikmatnya Sedekah di Masjid An-Nida