PERAN KONSEPSI HUMANISTIK TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL SISWA DI MTs TANAH TERBAN KEC. KARANG BARU KAB. ACEH TAMIANG
SKRIPSI
Diajukan oleh:
DIKI PRAYOGI MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA PROGRAM STRATA SATU (S-1) JURUSAN/PRODI: TARBIYAH/PAI NIMKO : 110704369
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 1435 H /2015 M
SKRIPSI
Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah COT Kala Langsa Sebagai Salah Satu Beban Studi Program Sarjana (S-1) Dalam Ilmu Tarbiyah
Diajukan oleh:
DIKI PRAYOGI Jurusan : Tarbiyah Prodi : Pendidikan Agama Islam Nomor Pokok : 110704369
Disetujui oleh:
Pembimbing Pertama
Pembimbing kedua
(Amirudiin, S. PdI. MA)
(Samsul Rizal, M. Si)
Telah Dinilai Oleh Panitia Sidang Munaqasah skripsi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa, Dinyatakan Lulus dan Diterima Sebagai Tugas Akhir Penyelesaian Program Sarjana (S-1) Dalam Ilmu Tarbiyah
Pada Hari/Tanggal
Selasa
PANITIA SIDANG MUNAQASAH SKRIPSI
Ketua
Sekretaris
(Amiruddin, S. PdI. MA)
(Samsul Rizal, M. SI)
Anggota
Anggota
(H. Mukhlis. M. PdI)
(Drs. Zainuddin, MA)
Mengetahui: Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa
(DR. H. Zulkarnaini, MA) Nip. 19670511 199002 1 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyusun skripsi yang berjudul “PERAN KONSEPSI HUMANISTIK TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL SISWA DI MTs TANAH TERBAN KEC. KARANG BARU KAB. ACEH TAMIANG”. Salawat dan salam penulis sanjungkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW yang telah mengangkat derajat manusia dari lembah kehinaan ke alam yang berpendidikan dan berilmu pengetahuan. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Samsul Rizal, M. Si sebagai pembimbing ke dua dan Bapak Amiruddin, S. PdI. MA sebagai pembimbing pertama yang telah bersedia membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada staf perpustakaan STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa yang telah memberikan kesempatan kepada penulis meminjam buku guna memperkaya teoriteori untuk menulis skripsi ini. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak ketua dan pembantu ketua, Dosen, Penasehat Akademik, kepala MTs Tanah Terban, guru dan siswa yang telah memberikan fasilitas serta data lapangan yang berguna bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada orang tua, keluarga serta rekan sejawad, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya sebab berkat jasa dan pengertian mereka penulis dapat menyelesaikan studi. Akhirnya kepada Allah jualah penulis berserah diri semoga skripsi ini bermanfaat dalam usaha peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran. Amin Ya Robbal Alamin
Langsa, April 2015
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................... DAFTAR ISI .......................................................................................... DAFTAR TABEL ................................................................................. ABSTRAK ............................................................................................. BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................... B. Rumusan Masalah .............................................................. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... D. Penjelasan Istilah................................................................ E. Studi Pustaka ...................................................................... F. Sistematika Penulisan .........................................................
BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Humanistik ....................................................... B. Latar Belakang Humanistik ............................................... C. Potensi dan Fitrah Manusia Menurut Al-Qur’an dan Hadist D. Alat-Alat Potensial dan Fitrah Manusia ............................. E. Aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam Kegiatan Pembelajaran ...................................................................... F. Pengertian Moral ................................................................ G. Moral Menurut Para Ulama ............................................... H. Kriteria Moral yang Baik Menurut Para Ulama................. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian......................................... B. Kehadiran Peneliti .............................................................. C. Lokasi Penelitian ................................................................ D. Prosedur Pengumpulan Data .............................................. E. Teknik Analisa Data........................................................... BAB IV PAPARAN DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................. B. Keadaan Guru dan Pegawai ............................................... C. Keadaan Siswa ................................................................... D. Sarana dan Prasarana.......................................................... E. Konsep Humanistik Terhadap Pendidikan Moral .............. F. Pendidikan Humanistik di MTs Tanah Terban Kec. Karang Baru Kab. Aceh Tamiang................................................... G. Perilaku Moral Siswa di MTs Tanah Terban Kec. Karang Baru Kab. Aceh Tamiang...................................................
ii
Halaman i ii iv v
1 6 6 7 9 12
14 15 18 20 27 31 32 36
39 40 40 41 43
45 45 46 47 48 50 51
H. Peran Konsepsi Humanistik terhadap Pembentukan Moral Siswa di MTs Tanah Terban Kec. Karang Baru Kab. Aceh Tamiang.............................................................................. BAB V PEMBAHASAN A. Konsep Pendidikan Humanistik terhadap Pendidikan Moral B. Pendidikan Humanistik di MTs Tanah Terban Kec. Karang Baru Kab. Aceh Tamiang................................................... C. Perilaku Moral Siswa di MTs Tanah Terban Kec. Karang Baru Kab. Aceh Tamiang................................................... D. Peran Konsepsi Humanistik terhadap pembentukan Moral Siswa di MTs Tanah Terban Kec. Karang Baru Kab. Aceh Tamiang..............................................................................
52
53 57 57
58
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................... B. Saran-Saran ........................................................................
60 61
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN…...………………………………….…...
62 64
iii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 4.1 Daftar Guru dan Pegawai di MTs Tanah Terban ................. Tabel 4.2 Keadaan Siswa di MTs Tanah Terban Tahun Pelajaran 2012/2013.............................................................................. Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana di MTs Tanah Terban ........................
iv
46 47 47
ABSTRAK
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk meningkatkan derajat manusia yang semula kurang terdidik menjadi lebih terdidik dan menjadi manusia yang lebih unggul dibandingkan manusia yang lain. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka ia akan semakin menjadi manusia yang berilmu dan berperilaku terpuji dibandingkan dengan manusia yang lain. Proses pendidikan tidak terlepas dari penggalian alat-alat potensial yang ada di dalam tubuh manusia dan sifat-sifat fitrah manusia (konsepsi humanistik). Semakin maksimal alat potensial dan fitrah tersebut digali dan dikembangkan, maka semakin cerdas manusia tersebut akan terbentuk. Tujuan dari pendidikan pada Undang-Undang No.20 Tahun 2003 salah satunya adalah pembentukan akhlak (moral). Dalam hal ini penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “peran konsepsi humanistik terhadap perkembangan moral siswa di MTs Tanah Terban Kec. Karang Baru Kab. Aceh Tamiang”. Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan kualitatif, penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan cara berfikir induktif. Metode penelitian yang digunakan ialah penelitian deskriktif, yakni penelitian yang berusaha menggambarkan objek dengan kenyataan yang ada di lapangan. Pada penelitian deskriktif jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian perkembangan (depelopment study). Prosedur pengumpulan data yang digunakan yakni studi dokumentasi, observasi dan wawancara. Tehnik analisis yang digunakan ialah tehnik analisis interaktif, dengan langkah-langkah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pendidikan Humanistik di MTs Tanah Terban dilakukan dengan melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran kelas sehingga siswa tidak lagi menjadi objek belajar, tetapi telah menjadi subjek belajar. Guru di MTs Tanah Terban telah berfungsi sebagai guru fasilitataor, yakni guru yang memfasilitasi penampungan tanggapan siswa yang mereka ungkapkan berdasarkan pengalaman mereka. Pembelajaran dilakukan dengan berbagai metode yang memungkinkan siswa menjadi tertantang, penasaran, dan menyukai pelajaran. Dengan diaplikasikannya konsepsi humanistik ke dalam pembelajaran Aqidah Akhlak, siswa menjadi lebih bersemangat, menyenangi dan tertantang dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga menjadikan mereka lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Dengan berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa akan lebih mengaktifkan potensial dan fitrahnya jika dibandingkan dengan siswa yang pasif. Hal ini berakibat siswa menjadi lebih cepat menangkap dan memahami pelajaran Aqidah Akhlak. Sehingga dengan memahami pelajaran, membuka peluang siswa untuk dapat mengaplikasikan pelajaran ke dalam kehidupan seharu-hari, sehingga moral yang berupa perwujudan sikap dan perilaku siswa dapat berkembang dari sebelumnya.
v
ABSTRAK
Nama Diki Prayogi, Nimko 110704369, Tempat tanggal Lahir desa Tupah, 7 agustus 1989, Semester XII, Alamat Desa Tupah, Kec.Karang Baru, Kab. Aceh Tamiang, Judul Skripsi Peran Konsepsi Humanistik Terhadap Perkembangan Moral Siswa Di MTs Tanah Terban Kec karang Baru Kab Aceh Tamiang Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk meningkatkan derajat manusia yang semula kurang terdidik menjadi lebih terdidik dan menjadi manusia yang lebih unggul dibandingkan manusia yang lain. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka ia akan semakin menjadi manusia yang berilmu dan berperilaku terpuji dibandingkan dengan manusia yang lain. Proses pendidikan tidak terlepas dari penggalian alat-alat potensial yang ada di dalam tubuh manusia dan sifat-sifat fitrah manusia (konsepsi humanistik). Semakin maksimal alat potensial dan fitrah tersebut digali dan dikembangkan, maka semakin cerdas manusia tersebut akan terbentuk. Tujuan dari pendidikan pada Undang-Undang No.20 Tahun 2003 salah satunya adalah pembentukan akhlak (moral). Dalam hal ini penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “peran konsepsi humanistik terhadap perkembangan moral siswa di MTs Tanah Terban Kec. Karang Baru Kab. Aceh Tamiang”. Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan kualitatif, penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan cara berfikir induktif. Metode penelitian yang digunakan ialah penelitian deskriktif, yakni penelitian yang berusaha menggambarkan objek dengan kenyataan yang ada di lapangan. Pada penelitian deskriktif jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian perkembangan (depelopment study). Prosedur pengumpulan data yang digunakan yakni studi dokumentasi, observasi dan wawancara. Tehnik analisis yang digunakan ialah tehnik analisis interaktif, dengan langkah-langkah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pendidikan Humanistik di MTs Tanah Terban dilakukan dengan melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran kelas sehingga siswa tidak lagi menjadi objek belajar, tetapi telah menjadi subjek belajar. Guru di MTs Tanah Terban telah berfungsi sebagai guru fasilitataor, yakni guru yang memfasilitasi penampungan tanggapan siswa yang mereka ungkapkan berdasarkan pengalaman mereka. Pembelajaran dilakukan dengan berbagai metode yang memungkinkan siswa menjadi tertantang, penasaran, dan menyukai pelajaran. Dengan diaplikasikannya konsepsi humanistik ke dalam pembelajaran Aqidah Akhlak, siswa menjadi lebih bersemangat, menyenangi dan tertantang dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga menjadikan mereka lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Dengan berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa akan lebih mengaktifkan potensial dan fitrahnya jika dibandingkan dengan siswa yang pasif. Hal ini berakibat siswa menjadi lebih cepat menangkap dan memahami pelajaran Aqidah Akhlak. Sehingga dengan memahami pelajaran, membuka peluang siswa untuk dapat mengaplikasikan
pelajaran ke dalam kehidupan seharu-hari, sehingga moral yang berupa perwujudan sikap dan perilaku siswa dapat berkembang dari sebelumnya.
Langsa, 26 Rajab 1434 H 26 Mei 2013 M
Diketahui/ Disetujui : Pembimbing Pertama
Pembimbing Kedua
(Amiruddin, S. PdI. MA)
(Samsul Rizal, M. SI)
Dewan Penguji
Ketua
Sekretaris
(Amiruddin, S. PdI. MA)
(Samsul Rizal, M. SI)
Anggota
Anggota
(H. Mukhlis, M. PdI)
(Drs. Zainuddin, MA)
Mengetahui: Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa
(DR. H. Zulkarnaini, MA) Nip. 19670511 199002 1 001
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk meningkatkan derajat manusia yang semula kurang terdidik menjadi lebih terdidik dan lebih unggul dibandingkan manusia yang lain. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka ia akan semakin menjadi manusia yang berilmu dan berperilaku terpuji. Konsepsi pendidikan di sekolah telah mengalami pergeseran, dari caracara pendidikan lama di mana siswa harus diajarkan dengan diberikan pengetahuan sebanyak mungkin dalam berbagai mata pelajaran ke arah penyelenggaraan pendidikan yang melibatkan siswa secara penuh dalam kegiatan pembelajaran. Tetapi jika dilihat dari prakteknya, masih banyak dijumpai guru-guru yang beranggapan siswa tidak lebih dari botol kosong, dan mereka harus menumpahkan air ke botol itu. Anggapan ini menimbulkan peran penuh seorang guru dalam pelajaran dengan memberikan materi sebanyak-banyaknya kepada siswa, tanpa mengindahkan tanggapan siswa terhadap materi tersebut. Hal ini membuat siswa bersifat pasif terhadap pelajaran dan kurang menyenangi pelajaran yang sedang disajikan. Guru yang benar-benar dikatakan berhasil adalah guru yang menyadari bahwa ia mengajarkan sesuatu kepada manusia yang berharga dan berkembang,
1
manusia yang telah ditancapkan alat-alat potensial ke dalam diri mereka. Dengan alat-alat potensial tersebut mereka sangat berpeluang untuk belajar dan berkembang menjadi lebih baik. Setiap siswa juga mempunyai pengalaman masing-masing dalam kehidupannya. Pengalaman ini dapat dibawa ke dalam pelajaran sehingga siswa dapat memahami intisari dari pelajaran yang sedang disajikan. Untuk itu, guru hendaknya mengenal siswa dan menyelami jiwa siswa sepanjang waktu.1 Dilihat dari proses terjadinya, manusia terdiri dari 2 substansi, yaitu: 1. substansi jasad/materi, yang bagian dasarnya adalah dari materi yang merupakan bagian dari alam semesta ciptaan Allah SWT dan dalam pertumbuhan dan perkembangannya tunduk pada sunnatullah (aturan dan ketentuan hukum Allah yang berlaku di alam semesta). 2. Substansi immateri/non-jasadi, yaitu bagian penghembusan/peniupan ruh ke dalam diri manusia Manusia yang terdiri dari 2 substansi ini, telah dilengkapi dengan alat-alat potensial dan potensi-potensi dasar yang disebut dengan fitrah, yang harus diaktualisasikan dan ditumbuh kembangkan dalam kehidupan nyata di dunia ini melalui proses pendidikan, untuk selanjutnya dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT di akhirat. Menurut Abdul Fattah Jalal, bahwa alat-alat potensial manusia yang yang siap digunakan untuk memperoleh dan mencapai pengetahuan yakni, alat peraba,
1
Ihat Hatimah, dkk, Pembelajaran Berwawasan Masyarakat, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), hal. l3
2
alat penciuman atau pembau, alat pendengaran, alat penglihatan, akal atau daya fikir, dan kalbu atau hati. 2 Sedangkan fitrah manusia terbagi atas 14 macam yaitu, fitrah beragama, fitrah akal budi, fitrah kebersihan dan kesucian, fitrah bermoral/berahlak, fitrah kebenaran, fitrah kemerdekaan yang mendorong manusia untuk hidup damai/merdeka, fitrah keadilan, fitrah persamaan dan persatuan, fitrah individu, fitrah sosial, fitrah seksual, fitrah ekonomi dan fitrah seni. Dari pengertian alat potensial dan fitrah di atas, maka berkembanglah sebuah konsep yang ingin mengembangkan dan mengaktualisasikan potensi dan fitrah manusia ke dalam pendidikan. Konsep ini menyatakan bahwa siswa bukan lagi sebuah botol kosong yang tidak memiliki apa-apa, tetapi siswa adalah sebuah mahluk potensial yang telah ditanamkan potensi-potensi ke dalam dirinya sehingga ia dapat berkembang menjadi peribadi yang lebih baik. Konsep tersebut dinamakan konsep humanistik, humanistik berasal dari kata human yang merarti manusia, sedangkan humanistik berarti memanusiakan manusia, memanusiakan manusia berarti memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengaktualisasikan dan menumbuh kembangkan alat-alat potensial dan potensial dasarnya atau disebut fitrah manusia. Konsep humanistik sangat berguna dalam proses pendidikan, mengingat bahwa manusia adalah mahluk yang paling kompleks yang diciptakan oleh Allah SWT. Sejak lahir, manusia telah ditanamkan alat-alat potensial dan alat-alat fitrah seperti yang telah disebutkan di atas yang berguna untuk menuntut ilmu 2
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum PAI di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005), Cet 1, hal. 159-160
3
pengetahuan. Dalam konsepsi humanistik, guru tidak lagi menilai siswa sebagai kertas kosong yang tidak mengerti apa-apa, tetapi siswa merupakan organisme kompleks yang sedang belajar menggunakan alat-alat potensial dan fitrah mereka untuk tumbuh dan berkembang dengan pengalaman dan latar belakang yang berbeda-beda. Dalam konsepsi humanistik ini, guru tidak lagi bertugas sebagai penyampai pelajaran yang bersifat sentral, yang menyampaikan pelajaran dan siswa hanya mendengarkan materi-materi yang ia sampaikan tanpa ada masukanmasukan dan tanggapan-tanggapan dari siswa atau siswa tidak diberikan kesempatan untuk itu. Sebaliknya dalam teori ini siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan materi dalam pelajaran sesuai dengan yang ia ketahui. Perilaku merupakan sebuah respon seseorang terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perilaku manusia perlu dibina, dilatih dan dikembangkan agar ia menjadi manusia yang lebih baik. Baik atau buruknya perilaku seseorang sangat tergantung dari pengaruh lingkungan terhadap kehidupannya. Perkembangan perilaku tidak terlepas dari orang-orang yang ada di sekitar tempat seseorang hidup dan tinggal. Tujuan pendidikan adalah mengadakan perubahan yang diinginkan melalui sebuah proses secara sistematis dan terencana. Baik itu perilaku individu dan pada kehidupan peribadinya, atau pada kehidupan bermasyarakat dan alam sekitar individu itu hidup, atau pada proses pendidikan sendiri dan proses pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai proporsi di antara proporsi-
4
proporsi asasi dalam masyarakat.3 Dalam hal ini tujuan pendidikan adalah mengadakan perubahan yang diinginkan terhadap perilaku melalui proses pendidikan dan pengajaran. perilaku sering disebut juga dengan moral. Pembentukan moral yang sempurna merupakan salah satu tujuan dari pendidikan di samping intelegensi yang tinggi. Seseorang yang memiliki intelegensi yang tinggi dapat dikatakan tidak terdidik ketika ia tidak mempunyai moral yang tinggi pula. Moral yang baik adalah moral seseorang yang sesuai dengan tuntunan syariah yakni Al-Qur’an dan hadist dan mencakup berbagai aspek, diantaranya sikap moral terhadap diri sendiri, orang lain, dan sikap moral terhadap lingkungan dan alam sekitar. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Tanah Terban merupakan sebuah sekolah menengah pertama yang menyelenggarakan pendidikan dengan mengajarkan pelajaran umun dan pelajaran Agama, dengan tujuan agar siswa yang lulus dari sekolah ini tidak hanya memiliki intelejensi yang tinggi dalam berbagai disiplin ilmu, tetapi juga memiliki pemahaman yang mendalam tentang syariat-syariat Islam dan memiliki moral (akhlak) yang terpuji. Untuk itu para guru di MTs Tanah Terban harus mengoptimalkan penggalian potensi-potensi dan fitrah (humanistik) yang dimiliki oleh siswa untuk meningkatkan aktualisasi diri dan meningkatkan moral (akhlak) mereka. Berpijak dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk membuat sebuah penelitian yang berjudul “Peran Konsepsi Humanistik terhadap Perkembangan Moral siswa di MTs Tanah Terban Kec. Karang Baru Kab. Aceh Tamiang”. 3
Omar Mohammad Al-thomy Al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hal. 399
5
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka yang menjadi permasalahan kajian penulis yaitu: 1. Bagaimana konsep humanistik dalam pendidikan moral? 2. Bagaimana perilaku moral siswa di MTs Tanah Terban Kec. Karang Baru Kab. Aceh Tamiang? 3. Bagaimana peran konsepsi humanistik terhadap pembentukan moral siswa di MTs Tanah Terban Kec. Karang baru Kab. Aceh Tamiang?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini antara lain: 1. Untuk menambah informasi tentang konsep humanistik dalam pendidikan moral. 2. Sebagai tolak ukur berkaitan dengan perilaku moral siswa di MTs tanah Terban Kec. Karang Baru Kab. Aceh Tamiang. 3. ingin mengetahui bagaimana peran konsepsi humanistik terhadap pembentukan moral siswa di MTs Tanah Terban Kec. Karang baru Kab. Aceh Tamiang. Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Sebagai bahan bacaan untuk memperluas wawasan tentang konsepsi humanistik dalam pendidikan moral. 2. Sebagai penilaian terhadap perilaku moral siswa di MTs Tanah Terban Kec. Karang Baru Kab. Aceh Tamiang.
6
3. Menambah pengetahuan khususnya bagi peneliti tentang peran konsepsi humanistik terhadap pembentukan moral siswa di MTs Tanah Terban Kec. Karang Baru Kab. Aceh Tamiang.
D. Penjelasan Istilah Adanya kesimpang siuran dan kesalah pahaman dalam pemakaian istilah merupakan suatu hal yang sering terjadi, sehingga mengakibatkan penafsiran yang berbeda-beda. Untuk menghindari hal tersebut, penulis merasa perlu memberi penjelasan istilah dalam skripsi ini. Adapun istilah-istilah yang dianggap perlu untuk penulis jelaskan adalah sebagai berikut: 1. Humanistik 2. Perkembangan moral
1. Humanistik Humanistik secara bahasa mengandung pengertian “memanusiakan manusia”. Memanusiakan manusia berarti memberikan kesempatan kepada manusia untuk mengembangkan potensi dan fitrah serta eksistensi yang ada pada dirinya. Dari segi istilah, humanistik yaitu suatu pendekatan yang multifase terhadap pengalaman dan tingkah laku mansia yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Pendekatan humanistik merupakan pendekatan yang lebih menekankan pada penghargaan yang tinggi terhadap aktualisasi diri dan eksistensi manusia dan mengembangkan potensi dasar manusia, terutama potensi untuk menjadi lebih
7
manusiawi, memahami diri orang lain, serta berhubungan dengan mereka, mencapai pemuasan atas kebutuhan dasar manusia, tumbuh ke arah aktualisasi. Pendekatan humanstik lebih berfokus pada aktualisasi diri manusia dalam mengembangkan kehidupan masyarakat yang baik. Dengan demikian, pendekatan humanistik lebih menghargai eksistensi manusia yang dapat berkembang dan mengembagkan diri sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang ada pada tiap individu.4 Humanistik yang ingin dibahas dalam penelitian ini ialah humanstik dalam konsepsi, aspek-aspeknya dan aplikasi ke dalam pelajaran. Humanistik dari sisi psikologi tidak di bahas karena cenderung bersifat abstrak dan sulit untuk diaplikasikan ke dalam pelajaran. Objek kajian yang peneliti inginkan ialah konsepsi humanistik terhadap perkembangan moral siswa.
2. Perkembangan Moral Moral yang dalam Islam sering disebut juga dengan akhlak merupakan bentuk karakteristik atau ciri khas seseorang, kondisi kejiwaan yang mendorong manusia melakukan sesuatu yang mencakup aspek ucapan, perbuatan dan tindak tanduk seseorang yang bermuara pada kondisi alami yang berasal dari watak seseorang yang dapat dilatih, dibiasakan dan dikembangkan melalui proses pendidiikan. Moralitas mencakup berbagai dimensi, yakni dimensi ajaran islam, dimensi akidah, ibadah, dan dimensi muamalat.5
4 5
Hendry Misiak, Psikologi Fenomenologi, (Bandung: Eresco, 1988), hal. 175 Saiful Hadi, Menuju Pemahaman Islam yang Kaffah, (Jakarta: Insan cemerlang, 2003),
hal. 120
8
Perkembangan moral merupakan proses moral dari kondisi alami atau watak seseorang kemudian dilakukan proses perkembangan secara sengaja melalui proses pendidikan untuk melatih dan membiasakan suatu ucapan, perbuatan atau perilaku kepada seseorang sehingga orang yang mengalami proses tersebut dapat berubah moralnya menjadi moral yang lebih baik dari sebelumnya. Perkembangan moral yang ingin peneliti bahas pada penelitian ini adalah perkembangan moral dan segala aspeknya yang terjadi selama siswa berada di sekolah dan bukan di tempat lain.
E. Studi Pustaka Berikut ini disajikan beberapa studi pustaka yang merupakan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain dan buku-buku yang relevan dan tinjauan persamamn dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Menurut Mohammad Surya dkk, konsepsi humanistik adalah konsep dimana guru lebih memahami anak didik atau peserta didik yaitu anak yang akan diproses untuk menjadi dewasa secara fitrah maupun potensi yang dimiliki untuk dikembangkan. Dalam hal ini, seorang guru dituntut untuk mengadakan peendekatan dan penelaahan terhadap potensi yang dimiliki yamg berupa bakat dan minat dari setiap ssiswa yang berbeda-beda dengan tujuan untuk menjadikan manusia yang memiliki kepribadian dan moral yang diharapkan.6 Menurut Nurul Zuriah, di tengah-tengahh euphoria reformasi yang berlebihan, fenomena perilaku-perilaku anarkis, perukasan, pertikaian, tawuran,
6
Mohammad Surya, dkk, Landasan Pendidikan: Menjadi Guru yang Baik, (Bogor: Gralia Indonesia, 2010), hal. 25
9
main hakim sendiri, transformasi etika global semakin bebas, serta hubungan antar pribadi yang semakin tidak mengindahkan nilai-nilai etik dan sopan santun menjadi suatu keprihatinan dalam dunia pendidikan kita. Pendidikan sebagai suatu proses humanisasi dan bagian pembangunan moral bangsa seharusnya mampu menanggulangi berbagai krisis moral yang terjadi saat ini.7 Untuk mengatasi pergeseran nilai dan moral, pendidikan pada masa kini perlu mengedepankan pendidikna nilai dan aspek afektif (agama, etika dan moral) dalam sistem pendidikan nasional. Hal ini dimaksudkan bahwa dengan adanya pendidikan, peserta didik akan secara aktif mengembangkan fitrah dan kompetensi dirinya (humanistik) untuk menjadi manusia yang lebih bermoral dan peduli dengan orang lain. Menurut Ahmad Tafsir, sebagaimana yang dikemukakan oleh Heri Gumawan, mengatakan bahwa pendidikan ialah usaha untuk meningkatkan diri dalam segala aspeknya (fitrah dan potensial). Pendidikan mempunyai pengaruh yang besar pada pembentukan karakter, moral dan etika seseorang sehingga baik atau buruknya moral seseorang sangat tergantung pada pandidikan. Pendidikan ikut mematangkan kepribadian manusia sehingga tingkah lakunya sesuai dengan pendidikan yang telah diterima oleh seseorang baik pendidikan formal, informal maupun non formal.8 Menurut Rusman, dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, guru harus benar-benar memahami potensi yang dimiliki oleh setiap anak. Karena berangkat
7
Nurul Zuriah, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif perubahan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 172-173 8 Heri Gunawan, Pendididikan Karakter, Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 21
10
dari potensi inilah guru menyiapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan potensi anak. Hal ini dimaksudkan untuk memperssiapkan anak menjadi manusia seutuhnya yang mampu mangembangkan dirinya dan lingkungannya.9 Dalam hal ini, penggalian potensi dan fitrah manusia dilakukan dengan memberikan strategi pembelajaran yang tepat untuk mereka dengan tujuan untuk menjadikan manusia seutuhnya, yakni manusia yang memiliki moral yang tinggi. Menurut Prayitno, kefitrahan merupakan kata yang dapat dimaknai bahwa individu manusia itu pada dasarnya bersih dan mengarahkan diri pada hal-hal yang benar dan luhur, serta menolak dari hal-hal yang salah. Memanusiakan manusia (humanistik) berarti mendidik manusia untuk mengaktualisasikan dimensi-dimensi kefitrahan, keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan keberagaman. Upaya pendidikan yang berfokus pada pengembangan dimensi kemanusiaan, dengan dasar-dasar hakekat kamanusiaan, akan secara langsung mengisi dimensi-dimensi kemanusiaan dan pada akhirnya terwujud dalam kehidupan sehari-hari. Dan pada akhirnya akan menjadi manusia seutuhnya dalam kehidupan dunia dan akhirat.10 Dam hal ini, manusia sejak lahir telah dianugrahkan oleh Allah dimensi kefitrahan, keindividualan (alat potensial yang dimiliki), kesosialan (hubungan sesama manusia) kesusilaan (etika, moral maupun kepribadian) dan keberagaman. Hal ini dimaksudkan agar manusia dapat mengaktualisasikan dimensi-dimensi yang dimiliki melalui proses pendidikan, sehingga manusia dapat menjadi manusia seutuhnya dengan moral yang tinggi (akhlakul karimah) dan sampai pada tujuan tertinggi, yakni menyelamatkan manusia dari dunia sampai akhirat. Persamaan pendapat tersebut dengan penelitian yang akan dilaksanakan ialah proses pengaktualisasian potensi dan fitrah manusia (humanistik) dalam pendidikan terhadap perkembangan moral manusia. 9
Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), hal. 62 Prayitno, Dasar Teori dan Praktis Pendidikan, (jakarta: Gramedia Widiarsana Indonesia, 2009), hal. 24 10
11
Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini ialah penelitian ini meneliti pengaktualisasian potensi dan fitrah (humanistik) pada siswa yang berpengaruh pada perkembangan moral siswa melalui mata pelajaran Pendidikan Aqidah Akhlak pada perkembangan moral sisiwa berdasarkan ucapan dan perbuatan mereka di sekolah. Dengan demikian, penelitian ini lebih fokus pada jangkauan yang lebih sempit dari teori-teori yang dijabarkan di atas.
F. Sistematika Pembahasan Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijabarkan, maka sistematika pembahasan yang akan dijabarkan adalah sebagai berikut: 1. BAB I berisikan tentang pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penjelasan istilah, studi pustaka dan sistematika pembahasan. 2. BAB II berisikan tentang landasan teori, yang merupakan paparan teoriteori dari para pakar atau tokoh yang akan dijadikan pegangan dalam penelitian. 3. BAB III berisikan tentang metodologi penelitian, yang terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, prosedur pengumpulan data dan tehnik analisa data. 4. BAB IV merupakan paparan data dan temuan penelitian, yakni data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dan dipaparkan dengan tujuan mengadakan pembahasan dan menarik kesimpulan.
12
5. BAB V merupakan pembahasan, yakni data yang telah dipaparkan akan dibahas berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari sumber-sumber yang relevan dengan data untuk ditarik kesimpulan dari penelitian. 6. BAB VI merupakan penutup, yang merupakan kesimpulan dari penelitian dan saran-saran yang dikemukakan oleh peneliti mengenai konsepsi humanistik terhadap perkembangan moral siswa.
13