PENYULUHAN TERHADAP MOTIVASI IBU DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI DESA BANGUN KEC. PUNGGING KABUPATEN MOJOKERTO FRECITA NORANJANGSARI 1211010056 Subject: Penyuluhan, Motivasi, Pemeriksaan Kehamilan DESCRIPTION Asuhan antenatal adalah asuhan yang diberikan kepada ibu hamil, masalah yang sering di ketahui banyak ibu hamil yang tidak teratur melakukan ANC.Hal ini bertolak belakang dengan program pemerintah untuk mengurangi angka kesakitan pada ibu hamil dan bersalin.Rendahnya cakupan KI dan K4 menyebabkan angka kematian ibu bayi masih relatif tinggi. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh penyuluhan tentang pemeriksaan kehamilan terhadap motivasi ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamilan di Desa Bangun Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto. Jenis penelitian yang digunakan adalah praeksperimen one group pre test post test design. Variabel independen dalam penelitian ini adalah penyuluhan tentang pemeriksaan kehamilan,variabel dependent motivasi ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamilan.Populasinya adalah semua ibu hamil trimester III di Desa Bangun Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokertosebanyak 26 orang dengan sampel yang sama, teknik sampling menggunakan total sampling, alat ukur menggunakan kuesioner dan SAP. Berdasarkan hasil penelitian tanggal 14 – 20 Mei 2015 didapatkan bahwa motivasi ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamilan sebelum penyuluhan adalah sedang sebanyak 13 orang (50,0%), motivasi ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamillan sesudah penyuluhan bahwa sebagian besar adalah kuat sebanyak 16 orang (61,5%).Hasil analisa menggunakan uji wilcoxon dengan α 0,05 didapatkan bahwa ρ = 0,002 < 0,05 yang artinya ada pengaruh penyuluhan terhadap motivasi ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamilan di Desa Bangun Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto tahun 2015. Bidan dapat meningkatkan pelayanan perawatan kehamilan sesuai dengan standar yang sudah ada dan meningkatkan pengetahuan ibu tentang pemeriksaan kehamilan baik melalui media massa maupun media elektronik seperti membaca koran, menonton televisi dan sebagainya sehingga ibu dapat termotivasi untuk teratur melakukan pemeriksaan kehamilan.
ABSTRACT Antenatal care is care provided to pregnant mothers, the problem that often known is many pregnant mothers who do not regularly perform ANC. This is contrary to the government's program to reduce morbidity in pregnant mothers and inpartu mothers. The low coverage of KI and K4 cause infant and maternal mortality is still relatively high. This study aimed to know the influence of counseling about antenatal care on the motivation of mothers to do antenatal care in BangunPungging, Mojokerto. Type of research was pre experiment with one group pretest posttest design. The independent variable in this study was counseling about antenatal care, the dependent variable was motivation of mothers to do antenatal care. The population was all third semester pregnant mothers in Bangun Pungging Mojokertoas many as 26 people as well as used as sample, sampling technique used total sampling, measuring instruments used questionnaires and SAP. Based on the results of the study on 14 - May 20, 2015 found that the motivation of mothers to do antenatal care before the counseling was moderate as many as 13 people (50.0%), motivation of mother to do ANC after counseling most of it was strong as many as 16 people (61 , 5%). Results of analysis using Wilcoxon test with α of 0.05 was found that ρ = 0.002 <0.05, which meant there was the influence counseling on motivation of mothers to do antenatal care in Bangun Pungging, Mojokertoin 2015. Midwives can improve antenatal care services in accordance with existing standards and increase knowledge of mothers about antenatal care through the mass media and electronic media such as reading the newspaper, watching television, and so on so that the mother can be motivated to perform regular antenatal care. Keywords: Couseling, Motivation, Antenatal care Contributor
: 1. Dyah Siwi Hety, S.SiT.,S.KM.,M.Kes 2. Dyah Permata Sari, SST. SKM., MM Date : 19 Juni 2015 Type material : Laporan Penelitian Identifier :Right : Open Document Summary :LATAR BELAKANG Asuhan antenatal adalah asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sejak konfirmasi konsepsi hingga awal persalinan. Bidan akan menggunakan pendekatan yang berpusat pada ibu dalam memberikan asuhan kepada ibu dalam memberikan asuhan kepada ibu dan keluarganya dengan berbagai informasi untuk memudahkannya membuat pilihan tentang asuhan yang ia terima (Marmi, 2011). Masalah yang sering di ketahui banyak ibu hamil yang tidak teratur melakukan ANC hal ini bertolak belakang dengan program pemerintah untuk mengurangi angka kesakitan pada ibu hamil dan bersalin tinggi, rendahnya cakupan KI dan K4 menyebabkan angka kematian ibu bayi masih relatif tinggi (Januardi, 2014). Tahun 2013 hasil pencapaian cakupan pelayanan kunjungan ke-1 (K1) nasional sebesar 5.046.512 (95,25%) cakupan tertinggi berada di propinsi Jawa Barat
1.051.541 (97,20%) cakupan terendah berada di propinsi 18. 624 (81,97) dari target pencapaian 94%. Cakupan K4 di Indonesia 4.601.564 (86,85%) cakupan K4 tertinggi berada di propinsi Jawa Barat sebesar 951.926 (87,99%) dan terendah di propinsi papua barat sebesar 11.380 (50,09%). 33 provinsi di Indonesia, 29 provinsi telah mencapai target cakupan K1. Cakupan kunjungan (K4) nasional sebesar 86,85% yang artinya belum mencapai target sebesar 90%, sedangkan cakupan K4 di 21 provinsi di Indonesia masih belum mencapai angka 84%. Pemerintah mempunyai target cakupan pelayanan antenatal (K1) 95% dancakupan pelayanan antenatal (K4) 90%. Provinsi jawa jumlah ibu hamil tahun 2013 mencapai 679.440 dengan cakupan K1 645.954 (95,07) sedangkan cakupan K4 mencapai 593.531 (87,36%) (Kemenkes, 2014). Hasil pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai denganmenggunakan indikator cakupan K1 dan K4. Cakupan pelayanan K1 di Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2013 adalah 22.085 ibu hamil (93,4%), sedangkan K4 adalah20.679 ibu hamil (87,5%). Tahun 2013 diketahui K1 sebesar 24.734 atau 93%, sedangkancakupan K4 adalah sebesar 21.342 atau 85%. Artinya terjadi peningkatan cakupanpelayanan K1 dan K4 pada tahun 2013 (Dinkes Sidoarjo, 2014). Faktor yang mempengaruhi penyuluhan meliputi faktor predisposisi meliputi tradisi, kepercayaan masyarakat, dan sebagainya, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan kesehatan, pemungkin (enabling) ini berupa fasilitas atau sarana dan prasarana kesehatan sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma) dan tokoh agama (toga), serta petugas termasuk petugas kesehatan yang dapat mempengaruhi motivasi ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamilan.Faktor yang mempengaruhi motivasi ibu melakukan perawatan kehamilan antara lain pendidikan, umur, paritas, dukungan suami dan keluarga, pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya antenatal care, status ekonomi, jarak pelayanan kesehatan yang sulit dijangkau, serta alat transportasi (Intan, 2013). Ibu hamil sebaiknya selalu menyadari bahwa derajat kesehatan masyarakat itu meningkat atau menurun bukanlah semata-mata karena ada sektor lainnya. Tergantung dari pelayanan yang diberikan dalam pelayanan kesehatan, hal ini disebabkan kurangnya mutu palayanan kesehatan yang didapat atau diperoleh sehingga menyebabkan semakin menurunnya tingkat derajat kesehatan masyarakat. Sangat penting peran petugas kesehatan selalu memberi motivasi pada ibu hamil untuk melakukan ANC atau pemeriksaan kehamilan secara teratur ke petugas kesehatan, yang bermanfaat untuk memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya, sehingga bila terdapat permasalahan dapat diketahui secepatnya dan diatasi sedini mungkin. Juga hiduplah dengan cara yang sehat (hindari rokok, alkohol, dan lain lain), serta makan makanan yang bergizi sesuai kebutuhan anda selama kehamilan (Suririnah, 2008). METODOLOGI Jenis penelitian yang digunakan adalah pra eksperimen one group pre testposttest design. Variabel independen dalam penelitian ini adalah penyuluhan tentang pemeriksaan kehamilan, variabel dependent motivasi ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamilan. Populasinya adalah semua ibu hamil trimester III di Desa Bangun Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokertosebanyak 26 orang dengan sampel yang sama, teknik sampling menggunakan total sampling, alat ukur menggunakan kuesioner dan SAP.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian didapatkan bahwa motivasi ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamilan sebelum penyuluhan setengahnya adalah sedang sebanyak 13 orang (50,0%), motivasi ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamillan sesudah penyuluhan bahwa sebagian besar adalah kuat sebanyak 16 orang (61,5%). Hasil analisa menggunakan uji wilcoxon dengan α 0,05 didapatkan bahwa ρ = 0,002 < 0,05 yang artinya ada pengaruh penyuluhan terhadap motivasi ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamilan di Desa Bangun Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto tahun 2015.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamilan sebelum penyuluhan adalah sedang sebanyak 13 orang (50,0%). Motivasi adalah kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar maupun tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha-usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang di kehendaki (Poerwodarminto, 2008). Faktorfaktor yang mempengaruhi terhadap motivasi meliputi faktor fisik, faktor herediter (lingkungan dan kematangan atau usia), faktorinstrinsik seseorang, fasilitas (sarana dan prasarana), situasidan kondisi, program dan aktifitas, audio visual (media), pengetahuan (Rusmi, 2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai motivasi yang lemah dapat dilihat dari jawaban responden dengan skor terendah yaitu pada pernyataan saya melakukan perawatan kehamilan jka saya mengalami keluhan seperti mual, pusing, dan susah tidur di mana sebanyak 33 responden memiliki motivasi lemah untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. pada pernyataan pengawasan ibu hamil dapat mencegah kelainan bayi sejak dini skor rata-rata responden 34 dimana ibu yang memiliki motivasi lemah beranggapan bahwa dengan melakukan perawatan kehamilan yang rutin, belum tentu ibu akan terhindar dari penyulit kehamilan. Pada pernyataansaat hamil tidak perlu pengawasan jika ibu tidak merasakan gejala apapun ibu memiliki motivasi lemah hal tersebut dapt dilihat skor rata-rata responden sejumlah 32 yang mana ibu beranggapan bahwa ibu tidak perlu melakukan pemeriksaan kehamilan jika ibu tidak menemukan gejala atau kondisi yang membahayakan dirinya dan janinnya. Pernyataan responden saya memeriksakan kehamilan secara rutin agar janin yang saya kandung sehat. Sebelum dilakukan penyuluhan dari 26 responden, 12 responden menjawab sangat tidak setuju hal tersebut menunjukan bahwa peryataan motivasi responden sebagian kecil lemah. Dikarenakan responden kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan dalam rangka mendeteksi secara dini tanda bahaya kehamilan. Sedangkan pada peryataan saya melakukan pemeriksaan kehamilan jika mengalami masalah, pada parameter ini responden banyak menjawab sangat setuju, responden mengganggap dirinya sehat sehingga tidak perlu melakukan antenatal care, pada pernyataan hal tersebut daat di tunjuka dengan skore rata-rata 45 dari jumlah responden 26 orang. Pernyataan responden tentang keteraturan perawatan kehamilan yang saya lakukan untuk melihat kehamilan apakah berjalan normal atau tidak. Pada pernyataan ini responden menjawab sangat tidak setuju hal tersebut dapat ditujukan bahwa skore responden rata-rata 41 dari jumlah responden 26 orang, kurangnya informasi atau pendidikan yang yang rendah menyebabkan
responden beranggapan bahwa pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan pada usia kehamilan diatas 7 bulan, karena hal tersebut mendekati persalinan. Pada pernyataan saya melakukan perawatan kehamilan jika saya mengalami keluhan mual, pusing dan susa tidur, peryataan tersebut banyak responden menjawab sangat setuju hal tersebut di tunjukan skore rata rata responden sebesar 33 dari 26 responden. Masalah pada kehamilan memang sulit di tebak, keluahan yang berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu jika benar-benar mengalami hal-hal yang bersifat parah, keinginan responden umtuk periksa baru dilakukan. Pada pernyataan mengenai pengawasan ibu hamil dapat mendeteksi kelainan bayi sejak dini dan pernyataan pada hamil tidak perlu pengawasan jika ibutidak merasakan gejala apaun. Pada pernyataan ini banyak responden menjawab sangat tidak setuju hal tersebut di karenakan kunjungan ibu saat melakukan pemeriksaan kehamilan tidak sesuai dengan jadwal kunjungan yang dilakukan bidan pada pernataan tersebut skor rata-rata responden 34 dan 32 dari 24 responden. Pada pernyataan responden memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu hamil merupakan tujuan pemeriksaan kehamilan dan pernyataan anjuran bidan dalam melakukan pemeriksaan kehamilan. Pada pernyatan ini rata-rata responden menjawab sangat tidak setuju hal ini dapat ditunjukan skor rata-rata responden 47 dan 38, pendidikan ibu yang mayoritas dasar tidak memiliki kesadaran untuk memeriksakan kehamilanya dan ibu baru berkunjung periksa jika ibu mengalami masalah pada kehamilanya. Pada pernyataan melakukan pemeriksaan kehamilan jika ada yang menemani atau mengantar dan pernyataan walaupun tidak ada kendaraan saya tetap akan melakukan pemerliksaaan kehamilan dengan jalan kaki atau naik kendaraaan umum. Mengenai bentuk dukungan mengantar periksa dan trasnportasi banyak responden menjawab sangat setuju pada peryataan negatif dan sangat tidak setuju pada pernyataan positif, hal ini di mungkin responden kurang dukungan dari orang orang terdekat untuk mengantar periksa atau sulitnya transportasi yang menuju akses pelayanan kesehatan hal tersebut dapat di tunjukan skore rata rata responden 43 dan 39 pada 24 responden. Pada pernyataan melakukan pemeriksaan kehamilan agar di puji suami mengenai dukungan dalam pemeriksaan kehamilan responden banyak menjawab sangat tidak setuju hal tersebut semata-mata ibu hanya ingin mendapat sanjungan dari orang-orang di sekitarnya, sedangkan pernyataan melakukan pemeriksaan atas anjuran orang tua atau mertua responden hanya menjawab sangat setuju hal ini mungkin ibu hanya menunggu teguran dari mertua untuk datang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan. Pada peryataan saya melakukan pemeriksaan kehamilan sejak saya mengalami terlambat haid dan peryataan saya melakukan pemeriksaan jika bayi yang saya kandung kurang bergerak dari biasanya dari peryataan tersebut rata rata menjawab dengan sekor 44 dan 46 dengan pernyataan negatif hal tersebut di karenakan kehamilan responden tidak pernah mengalami masalah yang besar jadi tidak perlu melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Pada pernyataan saya semakin rutin melakukan pemeriksaan kehamilan jika tafsiran persalinan mulai dekat dan saya melakukan pemeriksaan kehamilan saat perut terlihat membesar dari pernyataan tersebut diatas skor rata-rata responden 38 dan 46, responden datang berkunjung periksa sesuai dengan perubahan kondisi fisik, perut yang semakin besar dan tafsiran persalinanan semakin dekat menyebabkan responden termotivasi untuk melakukan pemeriksaan kehamilanan.
Pada pernyataan saya melakukan pemeriksaan kehamilan walaupun belum jadwal untuk kontrol ada masalah seperti perdarahan bercak, sakit dan keluhan lainya dan saya hanya memeriksakan pemeriksaan kehamilan ke dokter spesialis saja, masalah yang dialami pada kehamilan akan mempengaruhi perubahan psikologis pada kehamilan, kepercayaan terhadap pemeriksaan cenderung dilakukan ibu pada dokter spesialis atau rumah sakit yang dianggap responden lebih mampu melakukan penanganan terhadap masalah kehamilan yang dialami. Motivasi sedang yang dimiliki sebelum penyuluhan di karenakan mayoritas ibu baru memiliki anak 1 yang menyebabkan ibu belum mengerti dan memahami tentang manfaat antenatal care, di samping pendidikan ibu sebagian besar dasar menyebabkan ibu sulit untuk menyerap informasi, di sisi lain ibu mengganggap kehamilanya sehat jadi tidak perlu antenatal care. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamilan sesudah penyuluhan adalah kuat sebanyak 16 orang (61,5%). Penyuluhan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Batasan ini tersirat unsurunsur pendidikan yakni: a) input adalah sarana pendidikan,b) proses (Upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain), c) output (melakukan apa yang diharapkan atau perilaku). Pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau penerapan pendidikan di dalam bidang kesehatan (Notoatmodjo, 2012). Hasil penelitian menunjukan perubahan skore sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan ditunjukan pada pernyataan keteraturan perawatan kehamilan yang saya lakukan untuk melihat kehamilan apakah berjalan normal atau tidak, sebelum penyuluhan rata-rata skore 41 berubah menjai 80, pada peryataan saya melakukan perawatan kehamilan jika saya mengalami keluhan seperti mual pusing dan susah tidur sebelum penyuluhan rata-rata skore responden 33 berubah menjadi 73 sesudah penyuluhan. Pada peryataan pada saat hamil tidak perlu pengawasan jika ibu tidak merasakan gejala apapun, skore sebelum penyuluhan skore rata-rata 32 menjadi 79 seseudah penyuluhan. Pernyataan melakkukan pemeriksaan kehamilan atas anjuran bidan setempat yang praktik di Desa sebelum penyuluhan 38 menjadi 77 sesudah penyuluhan. Penyuluhan yang dilakukan dengan metode ceramah dan media leaflet secara bermakna meningkatkan pemahaman tentang perubahan pemeriksaan kehamilan sehingga ibu mempunyai motivasi positif dalam melakukan pemeriksaan kehamilan. Motivasi ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamilan yang kuat setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dari tenaga kesehatan, di samping itu berhasilnya penyuluhan yang di sampaikan peneliti menyebabkan responden lebih termotivasi melakukan pemeriksaan kehamilan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 26 reponden sebelum penyuluhan memiliki motivasi kuat sebanyak 3 orang (11,5%), dan sesudah menjadi 16 orang (61,5%), 13 orang (50,0%) sebelum penyuluhan memiliki motivasi sedang menjadi 9 orang (34,6%) dan dari 10 orang (38,5%) yang memiliki motivasi lemah sebelum penyuluhan berubah menjadi 1 orang (3,8%) responden yang tetap memiliki motivasi lemah sesudah penyuluhan. Hasil analisa menggunakan uji wilcoxon dengan α 0,05 didapatkan bahwa ρ = 0,002 < 0,05 yang artinya ada pengaruh penyuluhan terhadap motivasi ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamilan di Desa Bangun Iecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto tahun 2015. Faktor-faktor pemungkin (enabling) ini berupa fasilitas atau sarana dan prasarana kesehatan, maka bentuk pendidikan kesehatannya adalah memberdayakan masyarakat
agar mereka mampu mengadakan sarana dan prasarana kesehatan bagi mereka. Bentuk pendidikan yang sesuai dengan prinsip ini antara lain, pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat (PPM), upaya peningkatan pendapatan keluarga (income generating), bimbingan koperas, dan sebagainya, yang memungkinkan tersedianya polindes, pos obat desa, dana sehat, dan sebagainya. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior), dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2012). Penyuluhan merupakan segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi ibu hamil pada pelaksanaan pemeriksaan kehamilan (Notoatmodjo, 2010). Kesejahteraan ibu hamil dan melahirkan bergantung pada kebijakan negara, organisasi kesehatan, dan kondisi masyarakat tempat wanita tersebut tinggal. Kesehatan dan penggunaan kemampuan untuk mengikuti nasihat dianjurkan dipengaruhi oleh lingkungan sosial, keuangan, dan kebijakan perawatan kesehatan. Kehamilan memberi dampak pada seluruh anggota keluarga. Masingmasing keluarga beradaptasi dan berinterpretasi berbeda, bergantung pada budaya dan pengaruh tren sosial. Perawat/ bidan harus beradaptasi pada kondisi ini agar dapat berperan sesuai dengan harapan keluarga (Susanti, 2008). Penyuluhan merupakan proses penyampaian informasi yang tepat perubahan motifasi yang dialami responden dikarenakan responden mendengarkan penyuluhan dengan seksama, dan pada akhir kesimpulan responde begitu antusias dalam melakukan taya jawab yang berhubuhngan degan masalah kehamilan yang dialami. Masih ada beberapa responden yang tidak mengalami perubahan motivasi sesudah diberikannya penyuluhan. Disebabkan oleh keterbatasan media penyampaian informasi tentang pentingnya perawatan kehamilan, karena peneliti hanya menggunakan media leafled. Menyebabkan responden kurang memperhatikan apa yang peneliti sampaikan. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian di dapat di Desa Bangun Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokertosimpulkan bahwa motivasi ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamillan sebelum penyuluhan setengahnyaadalah sedang sebanyak 13 orang (50,0%), dan motivasi ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamillansesudah penyuluhan bahwa sebagian besaradalah kuat sebanyak 16 orang (61,5%).Ada pengaruh penyuluhan terhadap motivasi ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamilan yang dilihat dari hasil uji wilcoxon ρ = 0,002 < 0,05. REKOMENDASI 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan mampu melakukan penelitian lanjutan mengenai faktor – faktor yang mepengaruhi motivasi dalam melakukan pemeriksaan kehamilan baik faktor jarak, dukungan suami dan sarana prasarana kesehatan. 2. Bagi Institusi Pendidikan Lebih memperbanyak materi dan referensi yang dapat dijadikan acuan bagi mahasiswa dalam melakukan penelitian lanjutan dan dapat dijadikan sumber wacana mahasiswa.
3. Bagi Praktis a. Tenaga kesehatan (bidan) Bidan dapat meningkatkan pelayanan perawatan kehamilan sesuai dengan standar yang sudah ada. b. Bagi Ibu hamil Lebih meningkatkan pengetahuan ibu tentang pemeriksaan kehamilanbaikmelalui media massa maupun media elektronik seperti membaca koran, menonton televisi dan sebagainya sehingga ibu dapat termotivasi untuk teratur melakukan pemeriksaan kehamilan. ALAMAT KORESPONDENSI Email :
[email protected] No. Hp : 085730933832 Alamat : Desa Kedungturi Rt 16 Rw 06 Kec Taman Kab Sidoarjo