perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENYELENGGARAAN SENAM TANGGAMUS SEHAT DI KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG (Studi Deskripsi Penyusunan, Sosialisasi, Pelaksanaan, dan Dampak Terhadap Masyarakat)
TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh Ajeng Dian Purnamasari A121408042
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2016
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN DAN PERSYARATAN PUBLIKASI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa: 1. Tesis yang berjudul : “PENYELENGGARAAN SENAM TANGGAMUS SEHAT DI KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG (Studi Deskripsi Penyusunan, Sosialisasi, Pelaksanaan, dan Dampak Terhadap Masyarakat)” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis dengan acuan yang disebutkan sumbernya, baik dalam naskah karangan dan daftar pustaka. Apabila ternyata di dalam naskah tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsurunsur plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi, baik Tesis beserta gelar magister saya dibatalkan serta diproses sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. 2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah harus menyertakan tim promotor sebagai author dan PPs-UNS sebagai institusinya. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.
Surakarta,
Januari 2016
Mahasiswa,
Ajeng Dian Purnamasari A121408042
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Saya lebih suka menjadi pemimpi diantara mereka yang hina dengan visi untuk merealisasikan daripada menjadi tua dengan mereka yang tidak memiliki impian dan keinginan” (Kahlil Gibran) “Ketakutan terdalam kita adalah bukan karena kita tidak cakap, ketakutan terdalam kita adalah kemampuan kita dalam mengukur” (Akeelah Anderson) “Suatu pekerjaan yang paling tak kunjung bisa diselesaikan adalah pekerjaan yang tidak kunjung dimulai” (JRR Tolken) “Jutaan orang diluar sana akan berbicara bagaimana seharusnya kita menjadi apa yang menurut mereka benar, tetapi sesungguhnya menjadi diri sendirilah yang paling mudah” (Ajeng D. Purnamasari)
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Puji dan syukur kupersembahkan kepada Allah SWT, dengan segala kerendahan hati kupersembahkan segala keberhasilan Pemberian Tuhan ini kepada: 1. Ayah (Triyono) dan Ibu (Sunarmi) tersayang, jiwa-jiwa suci yang selalu menerima kegagalanku dan berbangga hati dengan kecilnya keberhasilanku. 2. Adikku Saadillah Agung, semangat untuk mengejar masa depan sayang. Galuh Nanda Sutri dan Agri Melyareza malaikat kecil yang selalu kurindukan gelaktawanya. 3. Adik Merlyn Widalismana yang selalu membantu disetiap langkah kecil perjuangan di tanah asing. 4. Keluarga Besar Trubus Soewito Atmoedjo dan Kasan Mimbar, yang bersedia memberikan nama kalian dialiran kehidupan ini. 5. Keluarga besar Magister Ilmu Keolahragaan B (Suzy, Nofri, Candra, Tika, Dhika, Mbak Dewi, Wayan, Pak Adi, Ricky, Ino, Grafitte, Mbak Ria, Mbak Tyas, Taufik, Deni, Fredi, Pak Ebta, Andre, Andri, waskito, Sari dan Doni) yang sudah banyak memberikan cerita-cerita dan pasti akan dikenang. 6. Keluarga Kos Pak Salim, yang datang dan pergi silih berganti menambah cerita dibalik perjuangan di tanah rantau ini. 7. Avron dan Lappy yang tak pernah mengeluh menemani dan mendengarkan keluhku. 8. Almamaterku tercinta Universitas Sebelas Maret Surakarta yang sudah memberiku kesempatan untuk mengukir namaku dicatatanmu.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
Tesis
dengan
“PENYELENGGARAAN
judul
SENAM
TANGGAMUS SEHAT DI KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG (Studi Deskripsi Penyusunan, Sosialisasi, Pelaksanaan, dan Dampak Terhadap Masyarakat)”. Penyusunan Tesis ini banyak sekali kekurangan peneliti dalam banyak hal, namun berkat bimbingan dan bantuan dari banyak pihak, maka hal tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengikuti pandidikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengikuti pandidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd. selaku Kepala Program Studi Ilmu Keolahragaan dan penguji, yang telah memberikan arahan dan motivasi kepada peneliti selama proses pembimbingan serta dalam proses perkuliahan. 4. Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd. selaku penguji yang memberikan banyak masukan dan arahan untuk kesempurnaan penyusunan tesis ini. 5. Prof. Dr. Sugiyanto sebagai pembimbing I, yang telah memberikan ilmu, motivasi serta meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing kepada peneliti dalam penyelesaian tesis. 6. Prof. Dr. Siswandari, M.Stats. sebagai pembimbing II, yang telah memberikan ilmu, motivasi serta meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing kepada peneliti dalam penyelesaian tesis. commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Para Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan arahan dan motivasi kepada peneliti selama proses perkuliahan. 8. Bapak Anas Anshori, M.Si selaku Kepala Dinas Pendidikan yang telah mengizinkan peneliti untuk bisa melakukan penelitian di wilayah Kabupaten Tanggamus. 9. Bapak Supardi Syarkawi, SH. selaku Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanggamus yang telah mengizinkan peneliti untuk meneliti di Wilayah Pemerintahan Kabupaten Tanggamus. 10. Bapak Hi. Amiruddin Harun, M.Pd.I. selaku Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Tanggamus yang sudah membukakan jalan untuk mencari informan, berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada peneliti. 11. Ibu Tri Mariati, SS. selaku Kasubbag Umum dan Kepegawaian Dinas Pariwisata, Pemuda
dan Olahraga Kabupaten Tanggamus yang sudah
membantu peneliti, baik administrasi sampai terjun ke lapangan. 12. Bapak Lauyustis, S.Pd,M.Pd. selaku Kasi Olahraga 2011 dan juga pimpinan produksi Senam Tanggamus Sehat yang telah memberikan informasi yang memudahkan peneliti untuk mendapatkan informasi utama. 13. Ibu Sunarmi, S.Pd,MM.Pd. selaku produser pelaksana dalam Senam Tanggamus Sehat yang telah banyak membantu peneliti dalam mencari sumber informasi penting dan banyak hal lainnya. 14. Bapak Nasrullah, M.Pd. selaku koreografer dari Senam Tanggamus Sehat yang sudah memberikan informasi kepada peneliti. 15. Ibu Ridhia Andriani, S.Pd. selaku instruktur Senam Tanggamus Sehat yang sudah berbagi informasi kepada peneliti. 16. Ibu Umi Ningsih, S.Pd. selaku informan yang sudah memberikan poto dokumentasi perlombaan Senam Tanggamus Sehat. 17. Tim yang membantu peneliti (Merlyn, Ninuk, Nur, Etzu, Agus, Monic, Iin, Yan Sista, De Rika, Kak Vhio) untuk turun lapangan, yang sudah merelakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk menyelesaikan penelitian ini. 18. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan dan penyelesaian Tesis.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, dan terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan segala masukan, kritik, dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian Tesis ini. Teriring salam dan doa yang tulus, kiranya karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Surakarta,
Januari 2016
Ajeng D. Purnamasari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN ......................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................
iii
MOTTO ..........................................................................................................
iv
PERSEMBAHAN ...........................................................................................
v
KATA PENGANTAR ....................................................................................
vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
xiii
ABSTRAK ......................................................................................................
xiv
ABSTRACT ......................................................................................................
xv
BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................
1
A. Latar Belakang ....................................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................
4
C. Pembatasan Masalah ...........................................................................
4
D. Perumusan Masalah ............................................................................
5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................
5
F. Manfaat Penelitian ..............................................................................
5
1. Secara Teoritis ...............................................................................
5
2. Secara Praktis ................................................................................
5
BAB II. KAJIAN TEORI ................................................................................
7
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................
7
1. Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Olahraga ...................
7
a. Tingkat Nasional .....................................................................
7
b. Tingkat Daerah ........................................................................
12
2. Olahraga Masyarakat ....................................................................
14
3. Senam ............................................................................................
16
commit to user a. Sejarah Senam .........................................................................
16
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Senam Masa Modern ...............................................................
19
c. Macam-macam Senam ............................................................
20
1) Senam Aerobik ...................................................................
20
2) Senam Kesehatan ...............................................................
25
3) Senam Lantai ......................................................................
26
4) Senam Artistik ....................................................................
28
d. Latihan Senam, dan Manfaatnya .............................................
31
4. Penyelenggaraan Kegiatan Olahraga ............................................
33
a. Penyusunan Program Kegiatan Olahraga ................................
34
b. Sosialisasi Program Kegiatan Olahraga ..................................
35
c. Pelaksanaan Program Kegiatan Olahraga ...............................
36
d. Dampak Olahraga masyarakat .................................................
37
B. Penelitian Relevan .............................................................................
39
C. Kerangka pikir ...................................................................................
50
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................
53
A. Tempat dan Waktu ..............................................................................
53
B. Metode Penelitian ................................................................................
53
C. Sumber Data ........................................................................................
54
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................
54
1.Mengkaji Dokumen dan Arsip .........................................................
55
2.Wawancara .......................................................................................
55
3.Observasi dan Pengamatan ..............................................................
56
4.Kuisioner ..........................................................................................
56
E. Validitas Data ......................................................................................
57
F. Teknik Analisis Data ...........................................................................
58
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................
64
A. Hasil Penelitian ...................................................................................
64
1. Deskripsi Latar ...............................................................................
64
2. Hasil Penelitian .............................................................................
67
a. Bentuk Senam Tanggamus Sehat ............................................
67
b. Proses Penyusunan Senam Tanggamus Sehat ........................ commit to user
76
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Proses Sosialisasi Senam Tanggamus Sehat ...........................
80
d. Proses Pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat ........................
84
e. Dampak Senam Tanggamus Sehat Terhadap Masyarakat ......
88
B. Pembahasan .........................................................................................
90
1. Bentuk Senam Tanggamus Sehat ..................................................
90
2. Proses Penyusunan Senam Tanggamus Sehat ..............................
93
3. Proses Sosialisasi Senam Tanggamus Sehat .................................
97
4. Proses Pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat ..............................
100
5. Dampak Terhadap Masyarakat .....................................................
103
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..................................
107
A. Kesimpulan ..........................................................................................
107
B. Implikasi ..............................................................................................
108
C. Saran ....................................................................................................
109
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
111
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gerakan Guling Depan (Foward Roll) ...........................................
27
Gambar 2. Gerakan Guling Belakang (Back Roll) ...........................................
27
Gambar 3. Gerakan Meroda (Cartwheel).........................................................
27
Gambar 4. Berdiri dengan tangan dan berguling (handstand-roll) .................
28
Gambar 5. Salah Satu Rangkaian Gerak Nomor Kuda Lompat (vaulting horse) ............................................................................................
28
Gambar 6. Nomor Kuda Pelana (Pommeld Horse) ..........................................
29
Gambar 7. Nomor Palang Tunggal (Horizontal Bars) .....................................
29
Gambar 8. Rangkaian Gerakan pada Palang Sejajar (Parallel Bars) ...............
29
Gambar 9. Salah Satu Rangkaian Gerak Nomor Gelang-gelang (Still Rings) ...........................................................................................
30
Gambar 10. Nomor Palang Bertingkat (Univen Bars) ....................................
30
Gambar 11. Salah Satu Rangkaian Gerak Nomor Balok Titian (Balance Beam) ..........................................................................................
30
Gambar 12. Skema Kerangka Pikir Penelitian ................................................
51
Gambar 13. Logo Kabupaten Tanggamus ......................................................
67
Gambar 14. Cover Disk Senam Tanggamus Sehat Volume 1 ........................
69
Gambar 15. Tampilan Layout Video Tahap Persiapan, Menampilkan Tujuan dari Gerakan pada Senam Tanggamus Sehat. ...................
70
Gambar 16. Tampilan Layout Video Tahap Persiapan, menampilkan yang perlu Diperhatikan Saat Melakukan senam Tanggamus Sehat .....
70
Gambar 17. Sambutan Bapak Drs. Aristoteles Darwis ...................................
71
Gambar 18. Beberapa Gerakan pada Saat Pemanasan ....................................
71
Gambar 19. Gerakan Inti Tahap 1 ...................................................................
72
Gambar 20. Gerakan Peralihan .......................................................................
72
Gambar 21. Gerakan Inti Tahap 2, Pengulangan Tiga Kali. ...........................
73
Gambar 22. Gerakan Inti Tahap 3, Pengulangan Dua Kali ............................
73
Gambar 23. Gerakan Inti Tahap 4, Pengulangan Dua Kali ............................
74
Gambar 24. Gerakan Inti Tahap 5, Pengulangan Empat Kali ......................... commit to user
74
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 25. Gerakan Inti Tahap 6, Dilakukan Menghadap Empat Arah Mata Angin .................................................................................
75
Gambar 26. Gerakan Pendinginan ..................................................................
76
Gambar 27. Dokumentasi koordinasi tim dalam penyusunan Senam Tanggamus Sehat .........................................................................
78
Gambar 28. Print Screen Pemberitaan Sosialisasi Senam Tanggamus Sehat Secara Online ....................................................................
81
Gambar 29. Proses Sosialisasi Senam Tanggamus Sehat ...............................
81
Gambar 30. Contoh gerakan yang perpindahannya ada lecutan melompat ....
82
Gambar 31. Foto pelaksanaan lomba senam tanggamus sehat .......................
83
Gambar 32. Penyebaran senam tanggamus sehat melalui media online youtube .............................................................................
84
Gambar 33. Pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat Di Sekolah-Sekolah .......
85
Gambar 34. Pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat di Instansi Pemerintahan yang juga dibuka untuk umum .....................................................
86
Gambar 35 . Kelompok senam yang dibentuk oleh masyarakat .....................
87
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Wawancara ...............................................................
116
Lampiran 2. Angket ........................................................................................
120
Lampiran 3. Kriteria Pengamatan Variabel Pelaksanaan .................................
122
Lampiran 4. Kriteria Proses Penyusunan Program .........................................
123
Lampiran 5. Kriteria Proses Sosialisasi Program ............................................
124
Lampiran 6. Kriteria Proses Pelaksanaan Program .........................................
125
Lampiran 7. Kriteria Proses Dampak Peningkatan Kesadaran Berolahraga ...
126
Lampiran 8. Hasil Wawancara .........................................................................
127
Lampiran 9. Senam Tanggamus Sehat di Media Online .................................
139
Lampiran 10. Poto Penyusunan Senam Tanggamus Sehat .............................
140
Lampiran 11. Poto Pelaksanaan Sosialisasi ....................................................
142
Lampiran 12. Poto Pelaksanaan Lomba Senam Tanggamus Sehat ................
143
Lampiran 13. Catatan Lapangan .....................................................................
145
Lampiran 14. Realisasi Waktu Penelitian .......................................................
153
Lampiran 15. Hasil Pengamatan Pelaksanaan ................................................
156
Lampiran 16. Rekapitulasi Angket .................................................................
179
Lampiran 17. Poto Pelaksanaan Penelitian .....................................................
183
Lampiran 18. Surat Menyurat .........................................................................
193
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Ajeng Dian Purnamasari. A121408042. Penyelenggaraan Senam Tanggamus Sehat di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung (Studi Deskripsi Penyusunan, Sosialisasi, Pelaksanaan dan Dampak Terhadap Masyarakat). Tesis. Pembimbing 1: Prof. Dr. Sugiyanto, Pembimbing 2: Prof. Dr. Siswandari, M.Stats. Program Studi Ilmu Keolahragaan, Program Pascasarjana. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2016. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan kebenaran dan mendeskripsikan proses penyusunan, sosialisasi, pelaksanaan, dan dampak program terhadap masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan naturalistik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah, wawancara, observasi, dokumentasi, dan kuisioner. Teknik validitas data yang digunakan adalah triangulasi dan pengecekan teman sejawat. Teknik analisis data yang digunakan merupakan analisis mengalir yakni terdapat tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi dilakukan saling mengalir. Hasil dari penelitian ini adalah 1). Bentuk dan proses penyusunan oleh tim penyusun dari Senam Tanggamus Sehat yang diluncurkan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga di tahun 2010, yaitu berupa senam yang dibuat sesuai dengan ciri daerahnya dan menggunakan musik iringan lagu daerah yang sudah dikenal di Kabupaten Tanggamus. Senam ini ditujukan untuk instansi pendidikan diawal peluncurannya. 2). Proses sosialisasi yang dilakukan melalui pemetaan di tiga bagian wilayah. Sosialisasi diikuti oleh seluruh guru olahraga dari seluruh sekolah di Kabupaten Tanggamus juga dengan menggunakan media online youtube. 3). Proses pelaksanaan berdasarkan 24 tempat yang disurvei rata-rata melaksanakan di hari jumat atau minggu setiap minggunya. Penyebaran senam ini setelah berjalan 5 (lima) tahun, sudah menyebar ke masyarakat luas di Kabupaten Tanggamus dan tidak terpusat lagi bagi instansi pendidikan saja. Senam ini sudah diterapkan oleh kelompok-kelompok masyarakat umum di sebagian masyarakat Kabupaten Tanggamus. 4). Dampak senam ini adalah penambahan jam olahraga. Hal ini diperkuat dengan 10949 responden yang memberikan informasi. 62,4% melakukan olahraga sebanyak 1 kali dalam seminggu, 23,71% sebanyak 2 kali dan 13,89% melakukan ≥ 3 kali. Selanjutnya yang menyatakan melakukan senam sebanyak 1 kali dalam setiap minggu adalah 77,13%, 2 kali dalam seminggu sebanyak 19,53% dan yang ≥ 3 kali adalah sebesar 3,35%. Secara keseluruhan melalui senam ini terdapat kemungkinan disetiap individu terdapat penambahan banyaknya berolahraga dalam seminggu sebanyak 1 sampai 3 kali. Selain itu tidak ada keluhan masyarakat dan jumlah peserta terus bertambah. Sejalan dengan itu maka sudah terjadinya peningkatan kesadaran berolahraga di masyarakat juga diperkuat dengan adanya kelompok senam di masyarakat yang terbentuk setelah adanya penelitian ini. commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Temuan-temuan penting yang benar-benar sesuai dengan keadaan di lapangan yaitu: (1) Bentuk Senam Tanggamus Sehat adalah Senam yang masuk dalam kategori senam aerobik memiliki rangkaian gerakan yang khas terbagi menjadi pemanasan, inti dan pendinginan, juga masuk dalam senam dengan tempo musik pengiring sedang yaitu 120-140 ketukan berdasarkan pengukuran dari pengukuran metronome. (2) Penyusunan program Senam Tanggamus Sehat dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan olahraga selama kurang lebih 3 bulan dan ditujukan kepada instansi pendidikan pada awal mula pelaksanaannya, namun seiring waktu mampu menjadi lebih luas yaitu mencakup masyarakat umum. (3) Sosialisasi dilakukan dengan menyertakan seluruh guru olahraga se-Kabupaten Tanggamus, dengan menggunakan pembagian wilayah menjadi 3 bagian. Sebagai pemateri instruktur yang sudah dilatih sebelumnya dan koreografer. Sosialisasi juga dilakukan melalui pengadaan lomba-lomba dan laman media youtube untuk penyebaran file video Senam Tanggamus Sehat. (4) Pelaksanaan program ini diawal kemunculannya hanya dilakukan disekolahsekolah, namun dalam perkembangannya saat ini senam sudah diwajibkan 1 kali dalam seminggu, untuk instansi pemeritahan daerah juga kecamatan, bahkan pelaksanaan dilakukan ditempat-tempat lapang seperti taman kota atau lapangan terbuka bagi masyarakat juga pada kelompok-kelompok masyarakat yang membuka pusat senam bersama yang lebih komersil. Pengadaan fasilitas terhadap senam ini juga sangat lengkap dan mudah untuk didapatkan. (5) Dampak yang ditimbulkan dari program Senam Tanggamus Sehat ini adalah peningkatan aktivitas berolahraga pada masyarakat dan terpenuhinya kebutuhan olahraga bagi masyarakat umum secara rutin yaitu dengan frekuensi minimal 2-3 kali dalam seminggu. Juga membangun komunikasi antar masyarakat hingga mampu mendorong terciptanya komunikasi di masyarakat dengan adanya kelompokkelompok senam pada masyarakat Kabupaten Tanggamus yang terbentuk setelah adanya program ini.
Kata Kunci: Senam Tanggamus Sehat, Sosialisasi, Pelaksanaan, Dampak.
commit to user
xv
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Senam Tanggamus Sehat merupakan senam yang gerakannya dikreasikan oleh tim yang disusun dibawah naungan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung pada tahun 2010. Senam ini banyak membuat keramaian yang membentuk sebuah fenomena pada hari-hari tertentu disetiap minggunya. Secara sepintas hal ini berkaitan dengan penyelenggaraaan pengolahragaan masyarakat secara masal khususnya di Kabupaten Tanggamus. Sebagaimana Sesuai hasil penelitian pendahuluan, ketua produksi dan juga Kasi Keolahragaan Kabupaten Tanggamus di tahun 2010 yaitu Bapak Lauyustis, S,Pd., menyampaikan secara singkat bahwa senam ini merupakan program yang disesuaikan dengan keadaan dari tradisi di Daerah Tanggamus yaitu kebiasaan untuk berkumpul, beramai-ramai, bugawi (gotong-royong), dan tradisi bermusik yang ada dimasyarakat Tanggamus. Dari kebiasaan dan kesukaan berkumpul pada masyarakat senam ini dimunculkan bertujuan untuk meningkatkan kualitas kebugaran, membiasakan berolahraga, menyegarkan masyarakat, sekaligus mengenalkan dan mempersatukan masyarakat yang terdiri dari enam marga juga masyarakat pendatang serta menjaga ketentraman dan kebudayaan daerah. Senam ini menjadi salah satu upaya yang diharapkan dapat berkelanjutan. Tidak hanya berhenti pada bagian pertama (volume 1) yang sudah berjalan memasuki tahun kelima ditahun 2015 ini. Senam serupa yang membangkitkan semangat berolahraga sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Pemerintah Nasional Indonesia. Seperti pengadaan Senam Pagi Indonesia (SPI) seri A, B, C dan D ditahun 1970-an atau Senam Kebugaran Jasmani (SKJ) tahun 1984, 1988, 1992 dan 1994. Tahun 1996 ada sedikit perombakan untuk usia sekolah dasar menjadi SKJ SD 96. Banyaknya kebudayaan di Indonesia juga berpengaruh pada penciptaan Senam aerobik nasional yang mengusung nilai budayanya, yaitu: senam poco-poco yang
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
menggunakan gerakan tarian poco-poco dan lagu daerah khas Sulawesi Utara atau Senam Sajojo yang menggunakan lagu dari Papua (Wikipedia bebas, 2015). Kabupaten Tanggamus, mencoba membuat sebuah inovasi penunjang olahraga masal atau suatu program yang dapat memunculkan partisipan dari kalangan apapun didaerah pemerintahan Kabupaten Tanggamus, di tahun 2011 yaitu dengan menciptakan senam aerobik yang sesuai dengan kondisi, khas dan budaya didaerahnya. Oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga program senam ini di beri nama Senam Tanggamus Sehat ini memiliki gerakan unik yang diambil dari ikon daerahnya yaitu ikan lumba-lumba dan juga burung elang, kondisi alam yang memiliki dataran tinggi dan kelautan juga penghasil beras, kopi, juga lada (penduduk petani). Iringan musik yang digunakan juga merupakan kombinasi beberapa musik dari lagu Daerah Lampung yang diciptakan oleh musisi Lampung yang sudah dikenal. Penciptaan inovasi senam ini didukung oleh Undang-undang (UU) Sistem Keolahragaan Nasional nomer 3 tahun 2005. Undang-undang yang mengatur jalannya keolahragaan di Indonesia baik olahraga pendidikan, olahraga rekreasi maupun olahraga prestasi, demi mencapai tujuan yang tertulis dalam pasal II ayat 4 UU Sistem Keolahragaan Nasional (UUSKN) yaitu “memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa”. Juga pembahasan pada Bab V (lima) pada UU Sistem Keolahragaan pasal demi pasal dengan terperinci menjelaskan tentang bagaimana pemerintah pusat dan pemerintah daerah bertugas, berwenang, dan berkewajiban bersinergi menciptakan kebijakan, inovasi, standardisasi, dan fasilitas dalam mendukung UU agar terjadi proses memasyarakatkan olahraga secara menyeluruh (olahraga pendidikan, olahraga prestasi, olahraga rekreasi.Selain UU Sistem Keolahragaan, program ini juga ditunjang dengan Undang-undang nomer 20 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang menyatakan pada sub-bidang keolahragaan, dengan jelas mencanangkan patokan untuk melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga to user Hal ini tidak hanya pada tingkat baik olahraga pendidikan, prestasicommit dan rekreasi.
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
nasional tetapi juga pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Semakin jelas peranan pembinaan dan pengembangan ini tidak hanya dari pemerintah pusat saja tetapi
berdasarkan
otonomi
daerah,
mulai
dari
kabupaten/kota
wajib
memunculkan inovasi sesuai dengan keadaan daerahnya yang sangat jelas lebih diketahui oleh pemerintah daerahnya. Inovasi ini juga demi mempersatukan pemikiran dan dikenalnya olahraga dimasyarakat. Meskipun, hak dari setiap individu untuk mencari dan memilih apa yang diinginkan juga apa yang akan didalami atau olahraga bukan satu-satunya aktivitas yang akan dipilih. Meskipun pada kenyataannya aktivitas berolahraga atau gerak menunjang kehidupan, kebugaran dan meningkatkan kualitas kerja tubuh, juga bersifat rekreatif (olahraga rekreasi) dan bahkan menjadi penunjang eksistensi untuk berprestasi. Gallahu dan Ozmun dalam bukunya “Understanding Motor Development” menyatakan bahwa dalam konsep dasar gerak yang terus menerus dalam perilaku sepanjang daur hidup, yang dilahirkan oleh interaksi antara kebutuhan tugas, biologi individu dan kondisi lingkungan (1998: 3). Dibagian lain Gallahu dan Ozmun juga mengatakan gerak dapat membantu dalam pembentukan konsep diri dari bentuk-bentuk pembelajaran gerak yang akan teraplikasi pada anak (1998: 318). Sehingga, penciptaan Senam Tanggamus Sehat ini menjadi hal positif yang dapat diperhatikan keberadaannya untuk pengembangan karakter di masyarakat dalam jangka panjang. Masyarakat Kabupaten Tanggamus dalam periode tahun 2011 sampai saat ini tampak sibuk dalam waktu tertentu disetiap minggunya melakukan senam ini dibeberapa tempat untuk pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat ini. Hal ini dilihat oleh peneliti pada studi pendahuluan yang sebelumnya dilakukan. Dari antusias yang dilihat sepintas ini seperti dilapangan kantor bupati dan kedinasan, sekolahsekolah atau beberapa acara peringatan tampak terdapat kedekatan masyarakat terhadap keberadaan Senam Tanggamus Sehat. Masyarakat dapat menerima dan melaksanakan senam sesuai dengan penjadwalan yang ditentukan. Berdasarkan pada keramaian yang terlihat, peneliti melihat sebuah fenomena bahwa Senam Tanggamus Sehat mampu menarik masyarakat untuk turut serta dan hal ini dapat ditelusuri lebih jauh dalam sebuah penelitian. commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Senam Tanggamus Sehat ini sudah dipatenkan sebagai senam wajib untuk seluruh Daerah Tanggamus. Namun dalam perjalannannya dari awal dibuat di tahun 2010 sampai dengan sekarang, belum ada deskripsi secara keseluruhan tentang senam ini dan dari fenomena juga keberadaannya di Kabupaten Tanggamus juga secara merata di 20 kecamatan di kabupaten ini (Data wilayah Kabupaten Tanggamus, 2015). Sehingga peneliti tertarik untuk mencari temuantemuan dengan mendeskripsikan berdasarkan pada kenyataan mulai dari proses penyusunan, sosialisasi, pelaksanaan sampai pada dampak peningkatan kesadaran olahraga yang muncul pada masyarakat dari terlaksananya program ini dengan mengambil judul penelitian “Penyelenggaraan Senam Tanggamus Sehat di Kabupaten Tanggamus Propinsi Lampung (Studi Deskripsi Penyusunan, Sosialisasi, Pelaksanaan dan Dampak terhadap Masyarakat)”. B. Identifikasi Masalah Pencarian Solusi untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat digalakkan dengan berbagai upaya. Berbagai inovasi masih terus diciptakan demi tercapainya tujuan keolahragaan nasional terus diupayakan, sehingga apa yang menjadi cita-cita nasional terwujud. Perwujudan tersebut bisa dari bagian daerah yang kecil seperti Kabupaten Tanggamus yang mengawali pembangunan budaya berolahraga melalui Senam Tanggamus Sehatnya. Untuk mengetahui selengkapnya dari program Senam Tanggamus Sehat ini maka diakan studi deskripsi sebagai upaya mempotret keberadaannya dimasyarakat Kabupaten Tanggamus. C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah evaluasi penyusunan, sosialisasi, pelaksanaan dan dampak program Senam Tanggamus Sehat terhadap peningkatan kesadaran berolahraga dan kesehatan di masyarakat Kabupaten Tanggamus dari awal tahun pembuatan 2011 sampai 2015.
commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Perumusan Masalah Berdasarkan penjabaran latar belakang didapatkan rumusan masalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana Bentuk Senam Tanggamus Sehat?.
2.
Bagaimana proses penyusunan dan bentuk Senam Tanggamus Sehat?.
3.
Bagaimana proses sosialisasi Senam Tanggamus Sehat?.
4.
Bagaimana Proses Pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat?.
5.
Bagaimana Dampak Senam Tanggamus Sehat terhadap masyarakat?. E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan kebenaran dan
mendeskripsikan bentuk Senam Tanggamus Sehat, proses penyusunan, sosialisasi, pelaksanaan, dan dampak terhadap masyarakat dari program Senam Tanggamus Sehat ini. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi beberapa bagian baik secara teoritis maupun praktis diantaranya: 1. Secara Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah hasil penelitian ini dapat menambah informasi terkait kebijakan pendorong kesadaran masyarakat akan berolahraga di daerah Tanggamus melalui program Senam Tanggamus Sehat yang sudah di release pada tahun 2011. 2. Secara Praktis a. Bagi Pemerintah Kabupaten Tanggamus Hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan melanjutkan edisi (volume) berikutnya dari Senam Tanggamus Sehat atau dalam penggerakkan keolahragaan di masyarakat Kabupaten Tanggamus.
commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Bagi badan keolahragaan Menjadi salah satu pertimbangan dan perbandingan dalam penciptaan dan pelaksanaan program terkait dengan pengolahragaan masyarakat pada aspek peningkatan kesadaran berolahraga dimasyarakat. c. Bagi mahasiswa Dapat menjadi salah satu referensi dalam menambah pengetahuan umum, pembelajaran akan proses penyusunan, sosialisasi, pelaksanaan dan dampak dari Senam Tanggamus Sehat.
commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Berjalannya proses pembinaan dan pengembangan olahraga secara keseluruhan baik nasional maupun daerah merupakan konsekuensi perencanaan dan konsep dari kebijakan pihak pemerintah (Lutan, 2013: 7). Pelaksanaan kebijakan ini telah disusun dalam bentuk standar-standar yang sesuai didalam bentuk undang-undang atau peraturan pemerintah dan semuanya dengan jelas membagi tugas-tugas dan standar itu pada tingkat nasional atau tingkat daerah. standar pelaksanaan ini akan memacu keberhasilan secara nasional (seluruh Indonesia) namun tidak terlepas dari dukungan pelaksanaan di daerah atau pihakpihak terkait. Seperti Kementerian Olahraga dalam mempermudah penafsiran standar-standar pelaksanaan pembinaan olahraga, kementerian ini meluncurkan pedoman perencanaan pembinaan olahraga dan pedoman lainnya untuk merangsang pelaksaan pembinaan secara nasional. Bentuk-bentuk dukungan positif sekecil apapun dari setiap daerah di Indonesia akan membantu pencapaian menuju arah lebih baik. Sehingga secara spesifik terdapat bagian-bagian tugas tersendiri dalam pembinaan dan pengembangan olahraga ditingkat nasional dan daerah. a. Tingkat Nasional Pembinaan dan pengembangan olahraga adalah salah satu butir penting dalam berjalannya olahraga di suatu negara. Pemerintah yang berperan dalam pembuat kebijakan telah mengatur sedemikian rupa bagi keberlangsungan keolahragaan melalui UU nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Mulai dari pelaksanaan sampai tugas pokok pihak terkait akan keolahragaan sampai membahas tentang penyelenggaraan olahraga dan juga pendanaannya. Hal ini demi berlangsungnya keolahragaan nasional yang commit to user terorganisir dan berkualitas.
7
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Realisasi pembinaan dan pengembangan di tingkat nasional sudah banyak dilakukan. Banyak program-program diciptakan untuk menunjang proses pengenalan sampai penyediaan fasilitas bagi seluruh bagian olahraga dari olahraga prestasi, olahraga pendidikan dan olahraga rekreasi. Bahkan pembuatan undang-undang yang mengatur ketiga bagian dari olahraga tersebut dan saling bersinergi dengan undang-undang lain dalam perjalannannya. Sedangkan penyelenggaraannya, sesuai bunyi Bab III (tiga) pasal 5 UU nomor 3 Tahun 2005 tentang
Sistem
Keolahragaan
Nasional
menegaskan
penyelenggaraan
keolahragaan harus menjunjung nilai: 1) Demokratis, tidak diskriminatif dan menjunjung tinggi nilai keagamaan, nilai budaya, dan kemajemukan bangsa. 2) Keadilan sosial dan nilai kemanusiaan yang beradab. 3) Sportivitas dan menjunjung tinggi nilai etika dan estetika. 4) Pembudayaan dan keterbukaan. 5) Pengembangan kebiasaan hidup sehat dan aktif bagi masyarakat. 6) Pemberdayaan peran serta masyarakat dan keamanan. 7) Keutuhan jasmani dan rohani.
Berdasarkan pada berbagai peraturan pendukung dalam keolahragaan maka dalam penyelenggaraan berbagai program hendaklah mengacu pada dasar-dasar atau standarisasi yang sejalan dengan peraturan-peraturan baik pada olahraga prestasi, juga pada olahraga pendidikan dan juga olahraga rekreasi. Olahraga prestasi pemerintah membentuk organisasi induk tingkat pusat. KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) dan KOI (Komite Olimpiade Indonesia) yang kemudian mengurusi seluruh urasan mulai dari pembinaan, pembuatan pemusatan latihan, sampai pengadaan kejuaraan yang berskala nasional maupun internasional. Tidak hanya pembentukan organisasi bernaung, pemerintah dalam menjaga pembinaan dan pengembangan olahraga juga menjelaskan secara rinci bagian tugasnya pada Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan pada BAB V. Selain itu, standar pelayanan keolahragaan untuk olahraga prestasi ini pada Peraturan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
9 digilib.uns.ac.id
Pemerintah (PP) RI No. 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan pasal 93 ayat 4: a) Pelatih olahraga b) Klub atau perkumpulan c) Pelatihan d) Penataran e) Prasarana dan sarana yang memenuhi standar f) Kompetisi g) Kejuaraan atau pekan olahraga h) Sentra pembinaan i) Ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan j) Sistem informasi keolahragaan k) Pendanaan l) Penghargaan. Menurut Lutan (2013: 33-48) terdapat 10 (sepuluh) komponen utama dalam pembinaan olahraga prestasi. Lutan mengadopsi teori De Bosscher et al di 2006 tentang 10 komponen atau yang disebut dengan pilar yang dapat dijadikan pondasi bagi tercapainya tujuan dari pembinaan olahraga prestasi. 10 pilar ini terdiri dari: Pilar 1. Dukungan Finansial Pilar 2. Organisasi dan Struktur kebijakan olahraga terpadu Pilar 3. Pemasalan dan pembibitan Pilar 4. Pembinaan prestasi: identifikasi dan pengembangan bakat Pilar 5. Pembinaan prestasu kelompok elit: sistem penghargaan dan dukungan pada masa pascakarier Pilar 6. Infrastruktur olahraga: fasilitas latihan Pilar 7. Penyediaan pelatih, pembinaan dan mutu training Pilar 8. Kualitas kompetisi: standar nasional dan internasional Pilar 9. Penelitian ilmiah: input iptek olahraga Pilar 10. Lingkungan media dan sponsorship Sehingga, dari penjelasan diatas dan sumber-sumber sangat jelas petunjuk standar to user pelayanan pada pelaksaan tugascommit bagi pihak yang berwenang dan bagian mana
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang dapat menjadi patokan pengembangan untuk mencapai tujuan dan arah pembangunan olahraga prestasi ini. Selanjutnya pada olahraga pendidikan peran pemerintah melalui Undangundang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 37 mencantumkan olahraga dengan nama Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Penjasor) sebagai salah satu mata pelajaran wajib yang harus diselenggarakan di sekolah pada tingkat dasar dan menengah. UU Sistem Pendidikan juga bersinergi dengan Undangundang SKN Nomer 3 Tahun 2005 dan PP RI Nomer 16 Tahun 2007 dalam pengaturan posisi, standar tugas dan kebutuhan untuk pelaksanaan secara nasional membangun dan mengembangkan keolahragaan di sekolah. Undangundang Sistem Keolahragaan pasal 18, yaitu: “Pasal 18 (1) Olahraga pendidikan diselenggarakan sebagai bagian proses pendidikan. (2) Olahraga pendidikan dilaksanakan baik pada jalur pendidikan formal maupun nonformal melalui kegiatan intrakurikuler dan/atau ekstrakurikuler. (3) Olahraga pendidikan dimulai pada usia dini. (4) Olahraga pendidikan pada jalur pendidikan formal dilaksanakan pada setiap jenjang pendidikan. (5) Olahraga pendidikan pada jalur pendidikan nonformal dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. (6) Olahraga pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat dibimbing oleh guru/dosen olahraga dan dapat dibantu oleh tenaga keolahragaan yang disiapkan oleh setiap satuan pendidikan. (7) Setiap satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) berkewajiban menyiapkan prasarana dan sarana olahraga pendidikan sesuai dengan tingkat kebutuhan. (8) Setiap satuan pendidikan dapat melakukan kejuaraan olahraga sesuai dengan taraf pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara berkala antarsatuan pendidikan yang setingkat. (9) Kejuaraan olahraga antarsatuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dapat dilanjutkan pada tingkat daerah, wilayah, nasional, dan commit to user internasional.”
perpustakaan.uns.ac.id
11 digilib.uns.ac.id
Butir-butir pada pasal 18 menjelaskan posisi dan tugas dalam olahraga pendidikan yang dimunculkan untuk menjalankan proses keolahragaan disekolah. Sedangkan dalam PP RI Nomer 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan, peraturan yang menyinggung standar pelayanan olahraga pendidikan adalah pasal 93 ayat 2, yaitu mencakup pengadaan standar: a) Kurikulum. b) Alokasi waktu minimal 120 (seratus dua puluh) menit/ minggu. c) Frekuensi pembelajaran atau pelatihan minimal 2 (dua) kali/ minggu. d) Tenaga guru, tutor, atau dosen pendidikan jasmani dan olahraga. e) Pelatih cabang olahraga. f) Prasarana dan sarana olahraga. g) Sumber pembelajaran. h) Perkumpulan/klub olahraga. i) Pertandingan atau kejuaraan intra/antar satuan pendidikan. j) Kegiatan ekstrakurikuler olahraga. k) Unit kegiatan olahraga. Pengembangan dan pembinaan olahraga yang terakhir adalah pelaksanaan olahraga rekreasi seperti yang disampaikan oleh Undang-undang Sistem Keolahragaan Nasional Nomer 3 Tahun 2005 yaitu pada pasal 19 bahwa olah raga rekreasi adalah: (1) Olahraga rekreasi dilakukan sebagai bagian proses pemulihan kembali kesehatan dan kebugaran. (2) Olahraga rekreasi dapat dilaksanakan oleh setiap orang, satuan pendidikan, lembaga, perkumpulan, atau organisasi olahraga. (3) Olahraga rekreasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan: a. memperoleh kesehatan, kebugaran jasmani, dan kegembiraan; b. membangun hubungan sosial; dan/atau c. melestarikan dan meningkatkan kekayaan budaya daerah dan nasional (4) Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat berkewajiban menggali, mengembangkan, dan memajukan olahraga rekreasi. commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(5) Setiap orang yang menyelenggarakan olahraga rekreasi tertentu yang mengandung risiko terhadap kelestarian lingkungan, keterpeliharaan sarana, serta keselamatan dan kesehatan wajib: a. menaati ketentuan dan prosedur yang ditetapkan sesuai dengan jenis olahraga; dan b. menyediakan instruktur atau pemandu yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan jenis olahraga. (6) Olahraga rekreasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh perkumpulan atau organisasi olahraga.
Penjelasan diatas menjadi bukti penerang bahwa keberlangsungan olahraga merupakan sesuatu yang mendalam dan diperhatikan sehingga terdapat pengaturan yang sangat mendetail dalam pelaksanaannya. Hal ini tidak terlepas untuk menciptakan masyarakat dan bangsa yang sesuai dengan tujuan dan citacita UU nomor 3 Tahun 2005 tesebut yaitu: “Memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa.” b. Tingkat Daerah Ditingkat nasional program keolahragaan pada UU Pemerintah Daerah Nomer 23 Tahun 2014 dengan sangat jelas membagi urusan tugas olahraga baik ditingkat pusat sampai ke kabupaten/kota. Jajaran pemerintah daerah mulai dari gubernur serta jajarannya sampai pemerintah kabupaten dan jajaran kedinasannya adalah
ujung
tombak
untuk
dapat
membangun
dan
mengembangkan
keolahragaan didaerah. Kebijakan serta program yang tepat sasaran didaerah masing-masing yang lebih mengenal karakter daerahnya sangat dapat berperan dalam peningkatan olahraga didaerah bahkan sampai menuju prestasi yang unggul. Hak dan kewajiban dari pemerintah tertulis pada Bab IV pasal 11 yaitu “(1) Pemerintah dan pemerintah daerah mempunyai hak mengarahkan, commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan; (2) Pemerintah dan pemerintah daerah berkewajiban
memberikan
pelayanan
dan
kemudahan
serta
menjamin
terselenggaranya kegiatan keolahragaan bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi”. Sedangkan dalam pembinaan dan pengembangan olahraga tercantum dalam Bab V yang menjelaskan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pemerintah pusat dan daerah yaitu pada pasal 13 terdiri dari 2 ayat yang berbunyi: “(1) Pemerintah
mempunyai
kewenangan
untuk
mengatur,
membina,
mengembangkan, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan secara nasional; (2) Pemerintah daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur, membina, mengembangkan, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan didaerah”. Hal ini memungkinkan terjadinya inovasi yang dikembangkan oleh daerah untuk membangkitkan semangat olahraga didaerah teritorialnya. Pengembangkan olahraga didaerah bukan tidak mungkin terjadi pemerintahan daerah yang lebih dekat dengan masyarakat lebih akan mempengaruhi masyarakat karena dapat bersentuhan langsung dengan kelompok masyarakat itu sendiri dan terbiasa juga lebih mengerti bagaimana kondisi, situasi dan posisi keberadaan olahraga di lingkungan teritorialnya. Terdapat beberapa kota besar yang sudah menerapkan program yang berkaitan dengan penerapan olahraga untuk masyarakat kalangan apapun dan usia berapapun atau yang dikenal dengan sport for all ini. pembuatan wadah atau penempatan jam-jam tertentu untuk memancing aktivitas fisik yang lebih banyak digunakan untuk memacu masyarakat untuk lebih perduli dengan olahraga, diantaranya dengan mengadakan penutupan jalan-jalan protokol untuk car free day. Penutupan jalan dalam beberapa jam ini dapat digunakan masyarakat untuk dapat menggunakan jalan sebagai arena lapangan seperti futsal, senam bersama, bermain sepatu roda, bersepeda dan masih banyak aktivitas fisik lain yang memacu gerak pada masyarakat. Selain dari car free day dibeberapa daerah juga menerapkan satu hari tanpa kendaraan bermotor atau diwajibkan bersepeda, atau satu hari dalam seminggu menjadi hari wajib berolahraga. Program-program ini commit to user dapat menjadi ujung tombak dalam menggerakan kesadaran berolahraga yang
perpustakaan.uns.ac.id
14 digilib.uns.ac.id
baik bagi masyarakat. Karena jika dilihat sebuah kesadaran berasal dari kebiasaan yang tidak bisa dihapus. Sehingga, pengolahragaan masyarakat akan lebih mudah jika diiringi dengan pembudayaan atau olahraga sebagai kebiasaan. 2. Olahraga Masyarakat Olahraga dalam UU Sistem Keolahragaan dibagi menjadi olahraga pendidikan, olahraga prestasi dan olahraga rekreasi. Ketiga bagian ini merupakan upaya pemerintah dalam memberikan wadah masyarakat dalam aktivitasnya berolahraga. Segala bentuk kebijakan yang mendasari jalannya suatu program adalah untuk kemudahan akses masyarakat untuk berolahraga.
Menganalisis
olahraga masyarakat maka tidak akan terlepas dari badan yang menaungi olahraga untuk masyarakat atau yang lebih dikenal dengan sport for all. Tahun 1983 International Olympic Committe (IOC) meluncurkan badan khusus yang menangani sport for all. Badan yang berpusat di Swizerland ini meluncurkan buku panduan yang juga dapat diakses secara luas melalui media internet dengan judul “ Get Moving! The IOC Guide to Managing Sport for All Programs (2010)”. Panduan ini menjabarkan bentuk dukungan penyelenggaraan olahraga bagi masyarakat yang tidak mendiskiminasi atau berpihak pada golongan tertentu, penyelenggaraan ini baik pada tingkat profesional, amatir, rekreasi, internaional, nasional, daerah atau semua bagian yang menyelenggarakan olahraga pada skala apapun. Menuntun gambaran standar pengadaan suatu program bagi masyarakat sampai pada evaluasinya. IOC juga bekerja sama dan mendukung organisasi yang yang menaungi sport for all dibawah bagian World Health Organisation (WHO). Organisasi yang selanjutnya menangani kompetisi olahraga masyarakat dunia adalah The Association for International Sport for All (TAFISA). Sebenarnya dalam pengadaan olahraga untuk masyarakat ini didunia ada beberapa alasan mendasar yang membangun sport for all (IOC : 15), yaitu: (1). Kesehatan dari setiap individu. Kesehatan dari setiap individu bisa ditingkatkan melalui olahraga dan hal ini menjadi alasan kuat dalam pembangunan olahraga masyarakat. Membangun masyarakat aktif dalam bergerak karena studi yang dilakukan IOC kasus kematian manusia tidak aktif bergerak ini mencapai 3,2 juta commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
15 digilib.uns.ac.id
orang per tahun, selanjutnya kasus obesitas yang memunculkan berbagai masalah kesehatan. (2). Membangun masyarakat yang kuat, poin ini dimaksudkan membangun investasi baik kesehatan yang berujung pada peningkatan kualitas individu sehingga individu tersebut dapat produktif, dan olahraga menjadi dasar mempromosikan nilai sportifitas, dedikasi, membangun percaya diri, dan kedisiplinan individu, serta olahraga sebagai jembatan komunikasi antar individu yang menyatukan masyarakat yang sepaham dan memiliki rasa persaudaraan juga kerjasama yang kuat. (3). Olahraga sebagai gerakan berkelanjutan, hasil dari program sport for all ini dapat dirasakan terus menerus dimana olahraga yang elite (olahraga dengan kualitasnya) dapat menjadi role models (contoh) untuk membangun karakateristik generasi ke generasi dengan nilai-nilai positif yang dibawanya, bahkan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kesehatan, sosial dan ekonomi untuk komunitas dan juga negara. Olahraga masyarakat di Indonesia sudah berjalan dalam hal ini dengan memunculkan Hari Olahraga Nasional (Haornas) yang diperingati pada tanggal 9 September dan pada 2015 adalah peringatan ke-32. Hari olahraga ini sebagai bentuk rangsangan bagi masyarakat dalam turut serta pada aktivitas berolahraga dan memunculkan keikutsertaan masyarakat. Indonesia juga sudah turut serta dalam berbagai kompetisi yang dilaksanakan oleh TAFISA. Sebenarnya jika berpegangan pada apa yang disampaikan oleh IOC mengenai olahraga masyarakat atau sport for all ini, maka dapat jadi Indonesia memiliki segudang inovasi yang mampu dimunculkan dan juga dapat menjadi contoh yang besar, hal ini dikarenakan IOC mendukung berbagai inovasi aktivitas olahraga yang muncul dari berbagai daerah sehingga Indonesia dengan berbagai kebudayaan yang memiliki aktivitas gerak yang bervariasi akan bisa memiliki inovasi yang bervariasi pula. Inovasi ini dapat berasal dari berbagai kombinasi tradisi Indonesia yang dikenal unik dan berbeda. Penjabaran tersebut dapat meyakinkan Indonesia bisa menjadi negara yang kaya akan inovasi aktivitas olahraga yang khas (berpotensi) yang selanjutnya dapat menarik minat dari segala kalangan didunia, sehingga memunculkan berbagai keuntungan tidak hanya pada penguatan dimasyarakat secara commit to user keseluruhan yang merupakan keuntungan internal tetapi juga akan menjadikan
perpustakaan.uns.ac.id
16 digilib.uns.ac.id
Indonesia lebih dikenal dimata olahraga dunia. Indonesia juga menjadi negara yang mumpuni dan disegani kembali pada kegiatan olahraganya dan diminati oleh pencinta olahraga internasional. 3. Senam Selama perjalanan keberadaannya gymnastic atau senam merupakan aktivitas yang telah dikenal sejak lama. Berbagai aktivitas yang dikenal dengan senam ini memiliki cerita yang bervariasi sehingga telah terdapat berbagai perkembangan dan transformasi jenis dari senam sendiri. Sejarah senam dan berbagai bentuk transformasinya akan dijelaskan sebagai berikut: a. Sejarah Senam Sejarah senam pada zaman kuno (2000 tahun sebelum masehi sampai 1000 tahun sesudah masehi) dituliskan dalam buku senam karangan margono (2009) bahwa tidak diketahui pasti sejak kapan dimulai dalam sejarah manusia. Tetapi, setiap negara, setiap bangsa memberikan keterangan dan tanda-tanda adanya aktivitas itu, seperti pada beberapa negara berikut: 1) Cina Tahun 2700 sebelum masehi di daerah daratan Cina terdapat suatu kegiatan yang merupai senam, aktivitas ini bertujuan sebagai sarana penyembuhan dan pengobatan. Latihan berupa macam-macam gerakan pasif dan aktif, merupakan bagian dari latihan pernafasan dan juga massage. Pada ajaran Cina ini banyak yang tidak berubah sampai berabad-abad selanjutnya aktivitas yang dijadikan suatu filsafat moral dan mementingkan pentingnya keluhuran budi. Bertujuan untuk memperoleh nikmat hidup. 2) India Tradisi olahraga di India seiring dengan tradisi yang berhubungan dengan keagamaan, terutama pada latihan pernafasan. Teknik bernafas selalu dihubungkan dengan kekuatan dari alam. Setiap kali melakukan nafas udara usermerupakan suatu sumber kekuatan yang dihirup akan bermuatan commit “prana” to yang
perpustakaan.uns.ac.id
17 digilib.uns.ac.id
pemelihara alam semesta. Dari sini muncullah yoga, tidak sekedar sebagai tujuan medis senam yoga juga memegang peran sebagai senam keindahan. 3) Mesir Mesir menceritakan sejarahnya dalam relief-relief batu, seperti yang terkenal di Mesir adalah piramida. Dapat dijumpai berbagai kegiatan dan aktivitas sehari-hari tergambar di permukaan batu. Juga terdapat kegiatan yang mengacu pada berolahraga. Aktivitas yang dibaca seperti latihan bebas (senam) yang telah diteliti seperti menyerupai gerakan yoga dan juga seperti senam lantai. 4) Yunani Kuno Sepanjang sejarah senam di Yunani disebut dengan Gymnastik. Kata Gymnastik mempunyai makna yang luas. Namun, dalam gambarannya adalah senam yang merujuk pada kekuatan. Gambaran dalam relief yang tedapat di Yunani adalah gambaran sesorang yang melawan banteng atau sapi yang kemudian melakukan baling-baling diatas punggung sapi atau banteng dan mendarat kembali dibelakang binatang tersebut. 5) Yunani (< 146 Tahun sebelum masehi) Dimasa kurang dari 146 Tahun sebelum masehi terdapat dua masa kekuasaan yang mempengaruhi sejarah senam yaitu Sparta dan Athena. Senam pada masa ini disebut dengan senam klasik. Pada masa Sparta dan Athena berbedaannya terletak pada golongan yang melakukan aktivitas. Bangsa Sparta mengkhususkan aktivitas ini untuk golongan bangsawan atau militer sedangkan Athena aktivitas ini meliputi seluruh unsur golongan. Latihan tidak hanya terpaku pada unsur kekuatan fisik saja tetapi mementingkan keselarasan (harmonis) antara manusia dan alam. Hal ini melahirkan unsur latihan yang saat ini dikenal menjadi cabang olahraga lari, lompat, lempar (lembing dan cakram) juga gulat. Senam atau yang dikenal dengan latihan gymnastik terus berkembang dan memiliki sejarah yang mempengaruhi commitbanyak to user ajaran. Senam pada abad ke-17
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
senam sebagai bagian dari jalan mencari kebenaran melalui pendekatanpendekatan ilmu pengetahuan seperti emperisme dan rasionalisme. Emperisme memandang gymnastik penting bagi perkembangan intelek dan rasionalisme menganggap jasmani sebagai unsur yang lebih mendasar daripada jiwa. Sedangkan pada senam pada abad ke 18 memunculkan aliran romantik dan aliran filantropis. Aliran ini memiliki penjabaran sebagai berikut: 1) Aliran Romantik Aliran ini dimunculan oleh J.J Rousseau (Margono, 2009: 8). Ia mengatakan bahwa untuk mengembangkan intelegensi siswa maka harus mengembangkan kekuatannya. Latihan jasmani yang muncul dari pendapat Rousseau memacu pengembangan senam disekolah secara lebih luas dan bebas. Anak laki-laki harus ditempa keuletannya dan anak perempuan ditempa keindahan geraknya. 2) Aliran Filantropis Aliran ini berasal dari pertanyaan bagaimana seharusnya senam atau gymnastik dapat membimbing anak-anak sekolah dasar sehingga menjadi orang lebih dewasa?. Tokoh yang memunculkan aliran ini adalah Basedow tahun 1723-1790 (Margono, 2009: 9). Basedow memasukkan unsur kehidupan sehari-hari,
sehingga
pendidikan
senam
harus
menambahkan
unsur
kebahagiaan manusia, dan bertujuan untuk membentuk keselarasan antara jiwa dan raga. Aliran ini memiliki penerus yaitu Gutsmuths yang selanjutnya dikenal dengan bapak senam. Tokoh ini terus mengembangkan kandungan gymnastik didalamnya yaitu berisi unsur kesehatan badan, keuletan, kekuatan dan keterampilan, kemauan beraktivitas, ketajaman panca indra, keserasian tubuh, kegembiraan jiwa, kejantanan, keberanian dan kesiapsiagaan, aktivitas jiwa, kemampuan berfikir dan juga kesucian budi pekerti. Sejarah di abad 18 ini menjadi awal penganatomian gerakan yang selanjutnya mendapakan pengembangan pembagian gerak dan dikenal kumpulan gerak persendian yang kemudian dikenal dengan senam elementer. Senam commit to user elementer ini terdiri dari pembagian gerak tubuh yaitu gerak pada persendian
perpustakaan.uns.ac.id
19 digilib.uns.ac.id
panggul, gerak pada persendian sakral dan gerak pada persendian punggung. Sedangkan senam elementer di Swedia mengembangkan senam lokalisasi (setempat). Latihan ini bertujuan untuk latihan tungkai, latihan lengan, latihan leher dan latihan tubuh dan punggung. Masih terdapat banyak sejarah yang menceritakan munculnya senam, namun menurut Margono (2009: 17-19) Senam merupakan istilah atau nama suatu cabang olahraga. Sebagai, cabang olahraga senam memiliki domain tersendiri, mempunyai ruang lingkup yang tertentu. Senam di bagi menjadi dua bentuk yaitu calesthenic dan Tumbling. a) Calesthenic Calesthenic adalah kata lain dari free exercise (Bahasa Inggris) yang berarti latihan bebas. Dalam perkembangannya sekarang ini ditujukan untuk memelihara atau menjaga kesegaran jasmani seperti senam pagi untuk meningkatkan kelentukan, daya tahan, keluwesan, memelihara teknik dasar atau keterampilan tertentu. b) Tumbling Dapat diartikan melompat, melenting, dan berjungkir balik, hal ini seperti akrobatik yaitu suatu ketangkasan dari beberapa gerakan pada bagian-bagian tubuh dalam berpindah. b. Senam Masa Modern Senam-senam yang dikenal saat ini merupakan pengembangan dari masa lalu diberbagai tradisi keagamaan diberbagai negara di dunia. Banyak sejarah negara yang menyatakan senam berasal dari berbagai aktivitas penyembuhan atau pengobatan (Margono, 2009: 1-12). Sedangkan di era modern saat ini senam ini sudah berkembang memasuki berbagai bentuk latihan sesuai dengan tujuan yang dikreasikan oleh instruktur-instruktur senam. Banyak juga senam tanpa ada nama spesifik atau filosofi dalam pembuatannya namun berorientasi pada gerak dan berolahraga atau pengobatan. Diantaranya senam yang di peruntukan didunia kesehatan yaitu: senam diabetes,commit senam to refleksi, user senam hamil dan senam otak,
perpustakaan.uns.ac.id
20 digilib.uns.ac.id
sebagainya (Widianti dan Proverawati, 2010: v-viii). Berbagai kreasi, bentuk dan tujuan senam begitu banyak muncul bahkan sampai memancing berdirinya pusatpusat senam kebugaran dan senam kesehatan baik yang dimiliki perorangan atau fasilitas dari pemerintahan daerahnya. Terdapat kaidah-kaidah (Margono, 2009: 15). yang menjadi batasan dalam senam secara umum. Yaitu: a) Gerakan-gerakannya selalu dibuat atau diciptakan dengan sengaja b) Gerakannya selalu berguna untuk mencapai tujuan tertentu seperti meningkatkan kelentukan, memperbaiki sikap dan gerak/keindahan tubuh, meningkatkan daya tahan otot, pernafasan juga kekuatan, serta meningkatkan kesehatan. c) Gerakannya harus sistematis. Senam sendiri memiliki badan naungan yang membawahi cabang-cabang dari senam itu sendiri badan ini mengatur kestandaran dari senam terutama dalam kejuaraan profesional senam. Organisasi internasionalnya adalah International Federation of Gymnastics (FIG). FIG mengatur pengadaan pertandingan olimpiade senam dunia (olympic competititon) dan kejuraan senam Internasional (World Gymnastics Championships) semua peraturan diperbaharui pada tahuntahun tertentu, terbaru adalah peraturan untuk senam tahun 2013-2016 yang diterbitkan pada september 2012 yaitu untuk senam artistik, aerobik grup, dan lantai. c. Macam-macam Senam Sesuai dengan perkembangan dan bentuk fungsinya terdapat berbagai bentuk senam yang dicirikan dari bentuk gerakan dari senam tersebut, Yaitu antara lain: 1) Senam Aerobik Senam aerobik atau aerobic gymnastic merupakan salah satu cabang senam yang berdasarkan kepada penggunaan sistem aerobik didalam tubuh. Senam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
21 digilib.uns.ac.id
aerobik merupakan salah satu bentuk latihan yang sudah dikenal di dunia dan Indonesia. saat ini senam aerobik sudah berkembang dan digunakan dalam banyak hal seperti dunia kesehatan. Senam dalam dunia kesehatan digunakan sebagai terapi untuk meningkatkan kemampuan fisik pada organ-organ tertentu, seperti jantung sering disebut dengan senam jantung. Bahkan untuk menjaga mentalitas, relaksasi dan kekuatan pada ibu hamil dunia kesehatan membuat senam ringan yang sering disebut senam hamil. Semua senam yang berkembang itu berdasarkan pada senam aerobik. Dasar dari senam aerobik merupakan latihan dengan menggunakan sistem aerobik. Latihan aerobik adalah latihan yang menuntut oksigen tanpa menimbulkan hutang oksigen yang tidak terbayar, aerobik sendiri berarti menggunakan oksigen. Selanjutnya Dinata (2010: 5) mengartikan senam aerobik adalah serangkaian gerak yang dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti irama musik yang juga dipilih sehingga melahirkan ketentuan ritmis, kontinuitas dan durasi tertentu. Sedangkan gerakan-gerakan yang dipilih dalam suatu senam aerobik hendaknya mengandung unsur: a) Meningkatkan kemampuan kerja jantung dan paru-paru. b) Dapat membentuk tubuh. c) Irama musik sebagai patokan kecepatan dan juga sebagai penjaga motivasi bagi yang melakukan senam aerobik. Struktur senam aerobik sendiri terdiri dari pemanasan (warming up), inti dan pendinginan (cooling down) menurut Dinata (2010: 17). Berikut penjabarannya: a) Pemanasan (Warming Up) Merupakan kegiatan persiapan yang dilakukan dalam senam aerobik untuk meningkatkan suhu tubuh dan denyut nadi secara bertahap. Selain itu pemanasan juga diharapkan merangsang elastisitas otot dan ligamentum. Pemanasan ini biasanya terdiri dari gerakan sederhana seperti jalan ditempat kemudian mengayunkan kepala kesamping kiri dan kanan, gerakan lengan atau kaki yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
22 digilib.uns.ac.id
sederhana. Pemanasan ini wajib dilakukan untuk menghindari cedera yang terjadi saat melakukan kegiatan yang lebih kompleks. b) Inti Memasuki pada tahap kegiatan inti, gerakan sudah lebih aktif, cepat dan rumit dibandingkan dengan gerakan pada pemanasan. Gerakannya disiplin untuk melatih bagian tubuh tertentu dengan pengulangan yang cukup. Gerakan pada inti juga hendaknya tidak terpatok pada beberapa koordinasi bagian tubuh atau memastikan seluruh bagian tubuh bergerak sesuai irama yang sudah dipilih, meskipun dapat dilakukan secara progresif (sebagian kemudian keseluruhan). Rangkaian gerakan juga dapat disesuaikan dengan bagian mana dari tubuh yang perlu dilatih namun secara garis besar, senam aerobik adalah untuk melatih sistem kardiovaskular mulai dari paru-paru, jantung hingga ke otot. c) Pendinginan (Cooling Down) Gerakan pada pendinginan atau pada tahap akhir senam aerobik ini hendaknya melakukan gerakan yang menurunkan frekuensi denyut nadi untuk kembali mendekati normal. Pelaksanaan gerakan pendinginan ini harus dapat menurunkan denyut nadi secara bertahap dari gerakan intensitas tinggi pada inti ke gerakan yang cenderung ringan. Hal ini menghindari kelelahan juga masalah pada sistem kardiovaskular. Biasanya juga terdapat gerakan peralihan yang gerakan itu dilakukan untuk berpindah dari pemanasan ke inti atau dari inti kependinginan. Selain dari struktur senam yang terdiri dari pemanasan, inti dan pendinginan terdapat bentuk latihan senam aerobik berdasarkan dari tempo atau ketukan dari irama yang digunakan oleh senam tersebut. Seperti: a) Latihan Senam Aerobik Low Impact Senam aerobik low impact merupakan salah satu bentuk latihan dalam senam aerobik. Pelaksanaan senam aerobik low impact adalah kedua kaki atau salah satu kaki selalu kontak dengan lantai, sehingga gerakan-gerakan jogging diganti dengan gerakan jalan cepat. Selanjutnya Cooper dalam Dwijayanti to user low impact adalah suatu bentuk (2013: 62) mengatakan bahwa commit senam aerobik
perpustakaan.uns.ac.id
23 digilib.uns.ac.id
senam yang pertama kali diperkenalkan untuk para pemula. Irama dalam senam ini agak lambat dan bertahap dari ketukan yang lambat sampai ketukan yang agak cepat. Gerakannya menggunakan langkah yang pendek, seperti gerakan kaki menggeser ke samping, melangkah ke depan, menyilang dan jalan di tempat. Latihan ini sangat cocok untuk peningkatan daya tahan karena intensitasnya rendah sampai sedang sehingga dapat dilakukan dalam durasi yang lebih panjang. Senam aerobik low impact menurut Sadoso Sumosardjuno (1996: 15) sangat baik untuk pemula dan bagi yang berat badannya berlebih. Karena pada orang berat badannya berlebih, senam aerobik low impact ini akan mengurangi beban pada persendiannya dan tepat untuk latihan yang bertujuan untuk membekar lemak dan mengubah komposisi tubuh, yaitu dengan latihan yang intensitasnya rendah sampai sedang dengan waktu yang lama. Menurut Sumosardjuno (1996: 15) pelaksanaan senam aerobik low impact dapat dilakukan setalah pemanasan 5-10 menit dengan tempo antara 100-120 ketukan per menit. Kemudian dilanjutkan dengan latihan selama 20-30 menit dengan tempo 115-135 ketukan per menit. Aerobik benturan ringan ini digunakan untuk gerakan-gerakan dimana kaki selalu ada dilantai setiap saat. Aerobik benturan ringan ini tentu saja berguna untuk mengurangi cedera yang akan timbul pada tubuh bagian bawah, aerobik benturan ringan ini juga cocok untuk orang yang mempunyai gangguan kesehatan seperti: pernah mengalami cidera tungkai, betis. Selain itu juga cocok untuk seserang yang berlebihan berat badan, wanita hamil, dan para pemula. Faktor kerugiannya tentu saja juga ada untuk mencapai tingkat intensitasnya diperlukan kerja keras karena oksigen yang dikeluarkan juga rendah tingkatannya dan sudah pasti pembakaran lemak juga rendah. Senam aerobik low impact adalah serangkaian gerak yang tersusun dan dalam melaksanakan gerakannya salah satu kaki selalu berada dan menapak dilantai setiap waktu. Sebuah lagu dan jenis laku memiliki karakteristik yang berbeda. Salah satunya adalah ketukan per menit dari sebuah lagu. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan tanda. Aktivitas fisik yang kurang menjadi resiko penyakit to user kardiovaskular. Senam aerobik commit low impact sangat berpengaruh terhadap sistem
perpustakaan.uns.ac.id
24 digilib.uns.ac.id
kardiovaskular. Menurut Dede Kusmana (2000: 9) menyatakan: “lama latihan antara 20-30 menit cukup memberikan kenaikan kemampuan sebanyak 35%, bila dilakukan 3 kali perminggu dalam jangka waktu 1,5 bulan”. Pengaruh senam aerobik low impact juga memberikan efek langsung pada perbaikan fungsi dan efisiensi kardiovaskular terutama bagi mereka yang jarang melakukan olahraga. Dengan diberikan senam aerobik low impact maka orang yang jarang melakukan olahraga dapat beradaptasi karena beban yang berikan pada senam aerobik ini memiliki ketukan per menit antara 138 sampai dengan 144, dengan kata lain gerakannya lebih lambat dari high impact. b) Latihan Senam Aerobik High Impact Senam aerobik high impact merupakan salah satu bentuk latihan dalam senam aerobik. Pelaksanaan senam aerobik high impact menurut Sumosardjuno (1996: 15) adalah pada waktu melakukan senam ada saat kedua kaki melayang, sehingga gerakannya berupa gerakan lari, melompat dan melemparkan kaki (mengayunkan kedepan) atau kebelakang sampai tumit mengenai bagian paha. Menurut Cooper (1988: 46) senam aerobik high impact biasa digunakan pada kelas yang sudah terlatih denga tujuan untuk meningkatkan intensitas latihan dengan irama musik yang lebih cepat. Gerakan yang digunakan biasanya stepstep vertikal, melompat, jogging dan diiringi dengan memutar (twis). Resiko cidera lebih besar dibangdingkan dengan senam low impact, dan untuk menghindari resiko cidera dapat dilakukan dengan menghindari gerakan yang salah. Senam aerobik high impact menurut Sumosardjuno (1996: 15) sangat baik untuk lanjut dan bagi yang berat badannya normal. Karena pada gerakan senam aerobik high impact, benturan pada badan saat mendarat cukup besar dan tepat untuk latihan yang bertujuan untuk kelincahan, kecepatan dan power selain untuk meningkatkan daya tahan, karena intensitasnya dimulai dari sedang sampai tinggi. Menurut Sumosardjuno (1996: 15) bahwa pelaksanaan senam aerobik high impact dapat dilakukan setelah pemanasan 5-10 menit dengan tempo antara 100-120 ketukan per menit dan dilanjutkan dengan gerakan high impact selama 20-30 menit dengan tempo ketukan per menit. commit to 140-170 user
perpustakaan.uns.ac.id
25 digilib.uns.ac.id
Aerobik benturan barat biasanya gerakan seperti lompatan atau loncatan. Prinsip dasar keuntungan melakukan aerobik benturan berat adalah sangat baik untuk kardiovaskular dan pembakaran lemak. Aerobik benturan berat ini biasanya sangat populer dan menyenangkan dan menambah semangat dalam berlatih. Oleh sebab itu keuntungan aerobik benturan berat ini sangat baik bagi kebugaran tubuh, selain itu tentunya ada faktor kerugiannya ialah dapat menyebabkan cidera yang serius pada tubuh bagian bawah. Tentu saja bagi beberapa orang yang mempunyai masalah gangguan kesehatan tidak dianjurkan melakukan latihan ini. 2) Senam Kesehatan Senam kesehatan merupakan salah satu senam yang digunakan didunia kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan, mampu mencegah dan menurunkan timbulnya gangguan-gangguan kesehatan termasuk penyakit degeneratif yang saat ini perlu mendapat perhatian khusus (Widianti dan Proverawati, 2010: iv). Pembentukan senam-senam ini disesuaikan berdasarkan tujuan penyembuhan yang terkait pada salah satu bagian tubuh yang terserang penyakit atau mengalami penurunan fungsi. Contoh-contoh senam kesehatan ini adalah a) Senam Hamil, terdapat berbagai bentuk yang disesuaikan dengan usia
kandungan ibu yang dibagi menjadi trisemester pertama, kedua dan ketiga. Tujuan dari senam hamil ini adalah untuk mengurangis rasa sakitdan memperlancar proses pada saat melahirkan dengan menguatkan otot-otot panggul, otot perut. Pemperingan keluhan rasa sakit di punggung atau pinggang. Membuat ibu releks (mengurangi stres). Membantu melatih berbagai teknik pernafasan. Sehingga tubuh ibu benar-benar siap pada saat melahirkan. b) Senam Nifas, senam yang dilakukan pasca melahirkan memiliki tujuan untuk
mencegah pembekuan darah pada pembuluh tungkai, dan membantu mengembalikan fungsi semua organ tubuh seperti fungsi usus, kandung commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kemih, sirkulasi darah, pernafasan juga pengencangan otot perut atau otot dasar pinggul. Senam ini juga membantu pemulihan sikap tubuh (tulang belakang). c) Senam Diabetes (bagian kaki), senam kaki pada penderita diabetes melitus
adalah senam dengan gerakan ringan yang bertujuan untuk memperlancar peredaran darah pada bagian kaki, memperkuat otot-otot dan mencegah kelainan bentuk kaki dan keterbatasan gerak sendi. d) Senam lansia, senam ini adalah olahraga ringan dan dilakukan dengan
mudah dan tidak memberatkan yang ditujukan untuk lansia. Aktivitas senam ini dimaksudkan untuk membantu tubuh agar tetap bugar dan segar. Ada beberapa senam lansia yang biasanya diterapkan yaitu, senam kebugaran lansia, senam otak, senam osteoporosis, senam hipertensi (jantung), senam diabetes melitus, dan jalan santai. Terdapat banyak bentuk lainnya dari senam kesehatan ini. Senam-senam ini
biasanya
dilakukan
didalam
bagian
dari
pusat
kesehatan
dan
direkomendasikan oleh dokter yang menangani berdasarkan status keadaan pada kesehatan pasien pusat kesehatan tersebut. 3) Senam Lantai Senam lantai merupakan senam yang dapat dilakukan dalam ruangan (bangsal) dan dapat juga dilakukan dilapangan rumput atau di pasir pantai. Untuk menjaga keamanan dan keselamatan paling baik latihan dilakukan diatas matras. Ukuran matras yang digunakan dalam senam lantai adalah120x 240cm,150x 300cm dan 180 x 360 cm. Tebalnya disesuaikan dengan bahan lapisan yang digunakan, namun umumnya tidak kurang dari 7,5 cm, sedangkan jumlah yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan pada saat berlatih atau pada saat pertandingan (Sriwahyuniati, 82-83). Sedangkan menurut Nurdini (2013: 54) Senam lantai adalah salah satu cabang olahraga yang mengacu pada gerakan kombinasi terpadu antara anggota tubuh dalam bergerak dengan commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menggunakan komponen kekuatan, kecepatan, kelenturan, dan ketepatan. Senam ini merupakan senam dasar yang latihannya menekankan pada pembentukan otot-otot besar melalui latihan dari komponen-komponen tersebut. Contoh gerakan pada senam lantai adalah Guling depan (Foward Roll), Guling belakang (Back Roll), meroda (Cartwheel), Berdiri dengan tangan dan berguling (handstand-roll) dan lainnya. Berikut bentuk gerakannya:
Gambar 1. Gerakan Guling Depan (Foward Roll).
Gambar 2. Gerakan Guling Belakang (Back Roll).
Gambar 3. Gerakan Meroda (Cartwheel).
commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4. Gerakan Berdiri dengan tangan dan berguling (handstand-roll). 4) Senam Artistik Senam artistik adalah salah satu jenis dari cabang olahraga senam. Senam artistik ini merupakan yang paling sering dipertandingkan dan nomor-nomor yang dipertandingkan biasanya kuda lompat (vaulting horse), kuda pelana (pommeld horse), palang tunggal (horizontal bars), palang sejajar (parallel bars), gelang-gelang (ring/still rings), palang bertingkat (univen bars) dan balok titian (balance beam) (Margono, 2009: 77-79).
Gambar 5. Salah Satu Rangkaian Gerak Nomor Kuda Lompat (vaulting horse).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
29 digilib.uns.ac.id
Gambar 6. Nomor Kuda Pelana (Pommeld Horse).
Gambar 7. Nomor Palang Tunggal (Horizontal Bars).
Gambar 8. Rangkaian Gerakan pada Palang Sejajar (Parallel Bars). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
30 digilib.uns.ac.id
Gambar 9. Salah Satu Rangkaian Gerak Nomor Gelang-gelang (Still Rings).
Gambar 10. Nomor Palang Bertingkat (Univen Bars).
Gambar 11. Salah Satu Rangkaian GeraktoNomor commit user Balok Titian (Balance Beam).
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Latihan Senam, dan Manfaatnya Menurut Cooper dalam Dwijayanti (2012: 68) penting pula melakukan jenis olahraga yang benar dalam program anda. Artinya mengandalkan olahraga dengan intensitas rendah yang akan meminimkan pengeluaran radikal bebas yang berlebihan saat anda berlatih pada saat yang sama meningkatkan jumlah enzim alami atau anti oksidan endogen anda. Sejumlah studi mutahir telah membuktikan telah membuktikan manfaat olahraga dengan intensitas rendah ini secara bermakna. Bukti ilmiah tentang olahraga berinteraksi rendah dari akademi kedokteran olahraga Amerika dan pusat pencegahan dan pengawasan penyakit menyatakan bahwa setiap orang Amerika dewasa harus melakukan kegiatan fisik dengan interaksi sedang selama 30 menit atau lebih selama kegiatan sehari-harinya dalam seminggu. 30 menit kegiatan terus menerus, tiga hingga empat kali setiap minggu akan mempunyai pengaruh yang sangat berarti dalam mengurangi angka kematian oleh penyebab apapun. Apabila latihan tersebut benar-benar sesuai dengan prosedur, maka akan memiliki banyak keuntungan. Menurut Lynne (2001: 4-7), terdapat keuntungan fisik yang di dapat dari aerobik terhadap lima segi dari kesehatan fisik antara lain: 1) Manfaat pada jantung Latihan aerobik akan meningkatkan tingkat kesehatan fisik dan membantu tubuh bekerja lebih efisien. Segala hal yang berkaitan dengan jaringan jantung (jantung, pembuluh darah dan paru) adalah jaringan utama yang digunakan oleh tubuh selama latihan aerobik berlangsung. Tubuh akan beradaptasi dengan program latihan aerobik dalam waktu beberapa minggu, pada saat istirahat akan diketahui dekat jantung dan tekanan darah yang akan turun dan jantung akan memompa lebih banyak darah pada setiap detakan dan akan menghasilkan lebih banyak pembuluh darah untuk membantu mengirimkan oksigen pada otot-otot yang sedang bekerja. Jaringan-jaringan yang ada di dalam tubuh bekerja sama untuk membantu meningkatkan kondisi tingkat aerobik.
commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Kekuatan otot Agar menjadi lebih kuat, otot-otot harus dilatih melebihi beban normalnya. Hal ini disebut dengan prinsip beban berlebih. Untuk memperkuat otot-otot maka diperlukan latihan dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang singkat, mempergunakan beban maksimum dan diulang-ulang. Jangan mengharapkan tambahan kekuatan otot dari latihan yang tetap intensitasnya akan mendapatkan kekuatan selama melakukan latihan selingan, dimana intensitas latihannya beragam dari intensitas tinggi sampai intensitas yang sangat rendah antara lain dengan bersepeda. Latihan aerobik yang meniru cara latihan menambah kekuatan
akan
membantu
membuat
dan
membentuk
otot.
Dengan
menggabungkan program latihan kekuatan dan program aerobik maka otot-otot akan menjadi lebih kuat. 3) Daya tahan otot Aerobik membantu meningkatkan daya tahan otot, daya tahan otot ditingkatkan dengan cara banyak melakukan gerakan-gerakan ringan. Gerakan aerobik seperti melompat-lompat, mengangkat lutut, dan menendang yang sering dilakukan diperlukan untuk meningkatkan daya tahan otot. 4) Kelenturan Kelenturan adalah gerakan yang berada di sekeliling sendi setelah menyelesaikan latihan aerobik peregangan akan membantu meningkatkan kelenturan dan juga membantu sirkulasi darah kembali ke jantung. Otot-otot sifatnya seperti pita karet, semakin kuat diregangkan maka akan sendiri elastis tersebut. Setelah selesai latihan melakukan peregangan secara rutin maka yang akan diperoleh otot, tulang dan sendi akan berkembang. 5) Komposisi tubuh Latihan aerobik yang tetap akan membantu mengubah komosisi tubuh menghindari tubuh menjadi gemuk, dan membentuk otot-otot tubuh. Keuntungan fisik yang lain adalah dengan melakukan latihan akan merasa kecanduan secara fisik pada latihan aerobik. Selama latihan aerobik tubuh akan commit to user penghambat penyakit. Hal ini secara alami mengeluarkan hormon-hormon
perpustakaan.uns.ac.id
33 digilib.uns.ac.id
memberikan persamaan dengan kegembiraan “runner’s high”. Tubuh menjadi terbiasa dengan perasaan yang menyenangkan ini. Untuk melalukan latihan aerobik agar dirasakan manfaatnya makan latihan harus dilakukan dengan cara atau teknik yang besar. Tenik kebugaran aerobik (Lynne, 2001: 25-27) memberikan gambaran yang spesifik mengenai bagaimana cara melakukan gerakan-gerakan dalam latihan. Konsep-konsep yang harus dipahami dan dimengerti antara lain: (1) menggunakan sikap tubuh dan ketegakan tubuh yang tepat, ini dilakukan dengan cara berdiri dengan tegak lurus dengan kepala di atas bahu, bahu sejajar dengan pinggul, pinggul diatas lutut, lutut diatas kaki. Jika ditarik garis lurus sepanjang sisi tubuh maka bagian tulang yang menonjol harus dalam keadaan sejajar. (2) Melakukan gerakan-gerakan dengan bergabai tingkatan gerakan. Buatlah setiap gerakan mempunyai sebuah permulaan dan sebuah akhir. (3) Menyesuaikan impact berbagai macam intensitas gerakan. Pada umumnya, gerakan yang berintensitas rendah adalah gerakan yang terdekat dengan tanah, gerakan yang berintensitas sedang sedikit lebih jauh dari tanah dan gerakan berintensitas tinggi adalah gerakan yang terjauh dari tanah. Aturan intensitas ini dipergunakan untuk bagian atas dan juga bagian bawah tubuh. 4. Penyelenggaraan Kegiatan Olahraga Olahraga bagi masyarakat sebenarnya merupakan penopang keseimbangan aktivitas sehari-hari yang dijalani bagi setiap individu dimasyarakat itu sendiri, pentingnya olahraga bagi individu seperti tidak disadari. Baron Pierre de Coubertin, founder of the modern Olympic Movement dalam buku Get Moving! The IOC Guide to Managing Sport for All Programs (2010: 15) mengatakan olahraga adalah bagian dari setiap perjalanan individu baik pria dan wanita namun dalam kehadiarannya tidak ada yang memberikan kompensasi untuk manfaatnya. berdasarkan pada manfaat yang dihasilkan olahraga, IOC menggerakakan dan mendorong perkembangan aktivitas olahraga bagi masyarakat didunia, manfaat tersebut adalah (1). Olahraga mampu meningkatkan kesehatan bagi setiap individu, peningkatan kesehatan pada individu akan mempermudah aktivitas apapun bagi individu seperti bekerja, aktivitas dirumah bersama keluarga atau to usermakanan, olahraga menjadi salah aktivitas lain yang tidak terduga.commit Selain faktor
perpustakaan.uns.ac.id
34 digilib.uns.ac.id
satu faktor yang mampu menghindari individu dari berbagai penyakit yang terkenal mematikan seperti kangker, diabetes, jantung koroner, mengurangi obesitas, dll. Terhindar dari berbagai masalah penurunan kesehatan tentu akan meningkatkan nilai produktifitas dari individu tersebut. Tentu akan meluas mempengaruhi dari kualitas hasil dari apa yang dikerjakan sampai yang berujung pada income bagi individu tersebut. (2). Olahraga membangun sebuah kekuatan bermasyarakat. Olahraga akan mempertemukan satu invidu dengan individu yang lain dengan dasar kerjasama, kompetisi dan sportivitas, dari semua kegiatan tersebut membentuk karakter pada individu, memunculkan nilai positif peningkatan kepercayaan diri dan pembangunan jembatan komunikasi. Karakter ini berupa individu yang mudah untuk menempatkan diri dalam kelompok, berkompetisi dalam hal yang positif karena diiringi oleh pembangunan sportivitas. Penjelasan ini juga didukung oleh Kristiyanto (2012: 1) bahwa olahraga merupakan bagian integral dari proses pembangunan nasional, khususnya pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia mengarah pada peningkatan kesehatan jasmani masyarakat, kualitas mental rohani masyarakat, pembentukan watak dan kepribadian bangsa, disiplin dan sportivitas bahkan secara terperinci menyebutkan olahraga dapat meningkatkan prestasi yang dapat membangkitkan rasa kebangsaan nasional. (3). Dasar ketiga yang menjadi alasan bahwa olahraga merupakan suatu kegiatan yang dapat berkelanjutan, keberlanjutan olahraga ini memungkinkan olahraga menjadi hal yang tidak mudah untuk ditinggalkan atau menjadi membosankan. Olahraga yang bermula pada olahraga masyarakat berupa pendidikan atau rekreasi dapat berubah menjadi olahraga prestasi. Prestasi yang lebih ini memiliki nilai prestisius yang membanggakan, atau juga olahraga secara berkesinambungan dapat diturunkan (regenerasi) pada individu-individu baru yang memulai aktivitas dalam hidupnya dan seterusnya. Sehingga kualitaskualitas individu terus terjaga dalam sebuah program aktivitas olahraga yang sama. a. Penyusunan Program Kegiatan Olahraga Program kegiatan olahraga yang diluncurkan sebagai kebijakan melalui commit to user berbagai proses pertimbangan dan perencanaan. Proses-proses ini merupakan
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bagian dari penyusunan suatu program. Banyak yang harus dipertimbangkan dari suatu program hal ini memunculkan istilah penting yaitu kontrol/controling, perencanaan/planning dan pembuatan program dari pemerintah sebagai pemilik wewenang dan peluncur kebijakan (IOC, 2010: 47). Kontrol dari pemilik kebijakan akan membuat segala penyusunan akan tepat dan sesuai dengan yang diharapkan, pelepasan kontrol akan memungkinkan timbulnya masalah-masalah dalam pembuatan program kebijakan. Tahap perencanaan adalah pembuat gambaran awal proses tahap-tahap yang akan dilakukan saat pembuatan program ini. perencanaan akan memperkecil timbulnya penyimpangan baik konsep, waktu penyelesaian atau tujuan dari program ini. Anderson dalam Winarno (2014: 96) menjabarkan penyusunan suatu program yang merupakan kebijakan dari pemerintah melalui dua tahap yaitu perumusan dan pembentukan program kebijakan itu sendiri. Sepintas keduanya adalah hal yang sama. Perumusan merupakan kerangka dasar yang dibuat untuk mememecahkan pertanyaan-pertanyaan masalah yang muncul dan menjadi awal solusi berdasarkan keputusan bersama dari pemilik kekuasaan biasanya ini muncul dalam rapat-rapat diawal penemuan masalah. Setelah perumusan yang mendapatkan titik jelasnya dan menghasilkan alternatif jalan keluar proses pembentukan program kebijakan adalah jalan selanjutnya untuk menjadikan suatu program menjadi program jadi yang siap diimplementasikan. Pembentukan kebijakan ini dapat diartikan merupakan seluruh tahap dalam kebijakan publik yang berupa hasil dari rangkaian keputusan. Perumusan kebijakan juga mempunyai tahapan yaitu perumusan masalah (defining problem), agenda kebijakan, pemilihan alernatif kebijakan untuk memecahkan masalah atau kebutuhan masyarakat, dan tahap penetapan kebijakan. Tahap-tahap ini yang menentukan ketepatan program sebagai solusi. b. Sosialisasi Program Kegiatan Olahraga Sosialisasi
adalah
suatu
proses
penyampaian
atau
upaya
mengkomunikasikan antara pihak terkait dengan masyarakat (Mardikanto dan Soebiato, 2015: 125). Komunikasi ini menjadi jalan masyarakat untuk dapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
36 digilib.uns.ac.id
lebih mengerti arah dan tujuan suatu program, baik yang dilakukan secara bertahap dari pemerintah pusat menuju pemerintah daerah seperti provinsi dan selanjutnya kabupaten dan semakin pada struktur yang lebih kecil dimasyarakat maupun sebatas program daerah menuju masyarakat daerahnya. Mardikanto dan Soebiato juga menambahkan proses sosialisasi ini menjadi sangat penting, karena menyangkut dan menentukan minat dan ketertarikan masyarakat untuk sukarela berpartisipasi (berperan dan terlibat) dalam program-program yang dikomunikasikan. Termasuk dalam sosialisasi kegiatan, perlu juga dikemukakan tentang pihak-pihak terkait yang akan dilibatkan untuk pembagian peran, pendekatan, serta langkah-langkah yang harus dilakukan nantinya dalam proses terkait (2015: 128). Edward dalam winarno (2014: 178) menjelaskan bahwa tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam mengkomunikasikan suatu kebijakan atau program yang di luncurkan oleh pemerintah yakni transmisi, konsistensi dan kejelasan (clarity). Transmisi ini dijabarkan sebagai kesadaran dari dari pihak pembuat kebijakan. Hal ini adalah sebuah jalan menghindari pengabaian suatu kebijakan, sehingga dalam perjalanannya tidak menimbulkan masalah internal antar pemilik kebijakan yang biasanya perbedaan keputusan mengenai satu kebijakan. Konsistensi dan kejelasan kedua faktor ini dapat diperhatikan bersamaan. Dasarnya adalah jika suatu implementasi kebijakan sudah dijelaskan dengan jelas namun dalam perjalanannya tidak konsisten atau cenderung berubah-ubah akan mempengaruhi keberhasilan implementasi tersebut kebijakan tersebut, ketidakkonsistenan dari suatu kebijakan akan mempengaruhi daya tarik masyarakat, dan dampak-dampak yang seharusnya sebagai tujuan tidak bisa tercapai sesuai dengan arahnya. c. Pelaksanaan Program Kegiatan Olahraga Program kegiatan olahraga yang telah melalui tahapan perencanaan sampai menjadi produk jadi dan disosialisasikan tentu sangat mengharapkan untuk dapat dilaksanakan oleh masyarakat atau objek yang dituju. Proses pelaksanaan dimasyarakat akan menimbulkan gambaran reaksi apakah suatu program tersebut dapat diterima sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pelaksanaan program kegiatan olahraga akan menjadi tolak ukur ketertarikan masyarakat pada program yang diluncurkan. Pelaksanaan ini juga akan melihat apakah standar program kegiatan olahraga masyarakat terlaksana dan mengkatagorikan program ini pada kesuksesan. Standar kesuksesan pelaksanaan dari suatu program olahraga masyarakat menurut Internasional Olimpic Committe (IOC) adalah
(1). olahraga masyarakat terbuka bagi seluruh
masyarakat, (2). Mudah untuk bisa berpartisipasi didalam programnya (program mudah dimengerti), (3). Program efektif dan mudah dipahami tujuannya, dan (4). Program dapat menjadi lebih baik ketika dilakukan bersama-sama. Standar ini yang dijadikan patokan evaluasi dalam proses pelaksanaan ini. d. Kesadaran Berolahraga Masyarakat Kesadaran Olahraga merupakan hal yang perlu ditanamkan dan ditingkatkan pada diri setiap individu, dalam sebuah jurnal yang ditulis oleh Yudik Prasetyo (2013: 225) menyatakan Kesadaran masyarakat untuk berolahraga memberikan kontribusi dalam pembangunan individu dan masyarakat yang cerdas, sehat, terampil, tangguh, kompetitif, sejahtera, dan bermartabat. Hal tersebut mengandung makna bahwa kedudukan olahraga amat penting dan strategis dalam posisinya, karena memiliki kompetensi yang tinggi dalam memengaruhi keberhasilan pembangunan sektor lainnya terutama yang berkaitan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kehidupan masyarakatnya. Melalui olahraga juga mampu membangun karakter bangsa (national character building), pernyataan ini didukung oleh penelitian di Kanada oleh Marie C. Langlois dan Marion Menard (2013) yang menyatakan pembangunan olahraga mampu membangun nilai-nilai sosial bahkan ekonomi yang menyokong besarnya negaranya, penelitian tersebut mendorong munculnya tujuan-tujuan baru dengan mengeluarkan kebijakan pendukung ditahun 2012 yang dituju sampai 2020 yaitu membawa tujuan (1) pengenalan olahraga sebagai dasar kemampuan, (2) olahraga rekreasi untuk mengundang pandangan partisipasi olahraga yang menyenangkan, (3) olahraga kompetisi memancing commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ketertarikan yang terus secara sistematis meningkatkan performa masyarakat, (4) olahraga dengan performa tinggi yaitu membangun olahraga yang lebih mendunia atau menciptakan profesionalisme kompetisi, (5) olahraga untuk pengembangan yaitu olahraga yang digunakan sebagai alat pembangunan pengembangan sosial dan ekonomi juga mempromosikan nilai positif dirumah dan dimanapun sehingga olahraga menjadi sarana strategis untuk membangun kepercayaan diri, identitas bangsa, dan kebanggaan nasional. Di Indonesia partisipasi masyarakat hendaknya terus meningkat dalam melakukan kegiatan olahraga. Data yang menunjukkan peningkatan partisipasi masyarakat di Indonesia diukur dari indeks pembangunan olahraga (SDI) dari 0,345 pada tahun 2005 menjadi 0,422 pada tahun 2006. Pengukuran SDI sesungguhnya meliputi perkembangan banyaknya anggota masyarakat suatu wilayah yang melakukan kegiatan olahraga, luasnya tempat yang diperuntukkan untuk kegiatan berolahraga bagi masyarakat dalam bentuk lahan, bangunan, atau ruang terbuka yang digunakan untuk kegiatan berolahraga dan dapat diakses oleh masyarakat luas. Kebugaran jasmani yang merujuk pada kesanggupan tubuh untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berarti, serta jumlah pelatih olahraga, guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes), dan instruktur olahraga dalam suatu wilayah tertentu (Menpora RI, 2010: 7). Selain yang berhubungan dengan kondisi tubuh ternyata dalam beberapa riset olahraga juga memiliki dampak yang lebih luas dan Juga tidak kalah menarik. Disisi ekonomi berdasarkan riset dari salah satu Guru Besar Universitas Sebelas Maret Surakarta yaitu Prof. Dr.Agus Kristiyanto, M.Pd (2012: 95-120), bahwa industri olahraga mampu menjadi salah satu penyumbang
jalan
pengentasan
kemiskinan
di
Indonesia.
Riset
ini
menggambarkan nilai rupiah yang ditorehkan oleh industri-industri olahraga. Data dari Departemen Perindustrian tahun 1999 yang dimunculkan dalam riset tersebut menunjukkan angka investasi dari alat olahraga sebesar Rp. 120 milyar dengan tenaga kerja yang diserap sebanyak 5000 orang di 49 pabrikan dengan skala besar, menengah dan kecil. Nilai ini dapat
terus bertambah dengan
seiring pertumbuhan penduduk dan kesadaran dari masyarakan untuk commit to user berolahraga. Riset ini cukup menjabarkan pandangan nilai keistimewaan dari
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
keolahragaan itu sendiri selain pada dampak positif bagi pelaku olahraga itu sendiri. Berdasarkan penjabaran tersebut maka dampak olahraga dapat begitu luas. Hal ini disesuaikan dengan bagaimana tujuan pendekatan olahraga tersebut dimunculkan.
Berbagai
program
olahraga
yang
dimunculkan
dapat
menghasilkan dampak positif, tentu tidak terlepas dari berbagai perencanaan yang baik dan sesuai dengan bagaimana proses yang terjadi dilapangan. Olahraga apabila sudah tumbuh dan berkembang serta membudaya pada masyarakat, pada tahap berikutnya olahraga akan menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Dengan demikian, masyarakat yang sadar akan olahraga, tidak perlu lagi dipaksa atau disuruh untuk melakukan olahraga. Jika masyarakat telah menganggap olahraga sebagai kebutuhan, masyarakat akan lebih banyak belajar tentang olahraga, bagaimanakah olahraga yang benar untuk tujuan kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya. B. Penelitian Relevan Penelitian relevan mengenai Senam Tanggamus Sehat sendiri belum ada, namun tentang penelitian latihan senam aerobik dan dampak peningkatan dari senam aerobik itu sendiri sudah banyak dihasilkan. Begitu juga dengan analisis terhadap sesuatu fenomena yang berhubungan dengan kebijakan publik atau segala sesuatu program yang melibatkan masyarakat luas secara umum. Sehingga, dalam penelitian ini menggabungkan banyak penelitian dari sekitar yang melibatkan kedalamnya tentang variabel-variabel atau model pendekatan yang menyerupai, diantaranya: 1) Imam Santosa, 2013. Kebijakan Pemerintah Tentang Penyediaan Sarana dan Prasarana Olahraga Publik di Kabupaten Kudus (Studi Evaluasi Tentang Perencanaan, Ketersediaan, Pemanfaatan, dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Olahraga). Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kudus Provinsi Jawa Tengah. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan subyek penelitian kebijakan Pemerintah tentang penyediaan Sarana dan commit data to user Prasarana olahraga publik. Sumber berupa dokumen peraturan daerah
perpustakaan.uns.ac.id
40 digilib.uns.ac.id
tentang olahraga dan informan dari Bupati Kudus, Ketua Komisi D, Kepala Disdikpora, Ketua KONI, dan para Camat se-Kabupaten Kudus dengan menggunakan teknik snowball sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengkaji dokumen dan arsip (content evaluasion), wawancara mendalam (in-depth interviewing) dan observasi (observation). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kebijakan sarana dan prasarana, Perencanaan penyediaan Sarana dan Prasarana olahraga publik di Kabupaten Kudus belum terprogram dengan baik. Peran pemerintah belum terlihat dengan jelas dalam merencanakan Sarana dan Prasarana olahraga publik di Kabupaten Kudus. Ketersediaan Sarana dan Prasarana olahraga publik di Kabupaten Kudus belum memadai baik secara kualitas maupun kuantitas. Mekanisme penyediaan sarana prasarana, Ketersediaan Sarana dan Prasarana olahraga publik belum merata pada semua cabang olahraga dan belum merata keseluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Kudus. Pemanfaatan Sarana dan Prasarana yang tersedia belum maksimal dan seringkali dimanfaatkan untuk kepentingan di luar olahraga. Pengelolaan Sarana dan Prasarana yang ada belum diperhatikan dengan baik sehingga ada Sarana dan Prasarana yang terbengkalai dan rusak, karena tidak ada perawatan yang memadai, maka diperlukan sarana dan prasarana yang ideal dan faktual penyediaan sarana dan prasaran olahraga publik di Kabupaten Kudus. Perbedaan dari penelitian ini adalah mengevaluasi kebijakan terkait dengan ketersediaan, pemanfaatan, dan pengelolaan sarana-prasarana olahraga secara menyeluruh di Kabupaten Kudus. Kontribusi penelitian ini terhadap penelitian yang sedang dilaksanakan dapat dilihat dari persamaan melaksanakan evaluasi, menjadikan penelitian ini bahan pertimbangan dan gambaran pelaksanaan dari penelitian ini. 2) Mahammad Mehrtash, Hadi Rohani, Esmail Farzaneh, Rasoul Nasiri, 2015. The Effects of 6 Months Specific Aerobic Gymnastic Training on Motor Abilities in 10–12 Years Old Boys. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam aerobik selama enam bulan terhadap kemampuan motorik anak laki-laki usiacommit 10-12 totahun. user Delapan belas anak laki-laki
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berpartisipasi dalam 6 bulan pelatihan senam aerobik. Beberapa kemampuan motorik parameter yang diukur mingguan setiap pra pelatihan. Metode yang digunakan eksperimen dan pengolahan data dianalisis dengan menggunakan oneway anova dengan langkah-langkah diulang Berdasarkan Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelatihan khusus dalam senam aerobik menyebabkan perubahan positif dalam kemampuan motorik anak laki-laki berusia 10-12 tahun. Perbedaan pada penelitian ini adalah dampak yang dimunculkan merupakan dampak perkembangan motorik yang dipengaruhi oleh senam aerobik pada anak laki-laki usia 10-12 tahun. Kontribusi yang diberikan dari penelitian ini memberikan dukungan pada dampak dari senam yang mendukung terdapat dampak yang muncul dari senam aerobik tersebut. 3) Georgi Sergiev. 2014. Method For Teaching Difficulty Elements In Aerobic Gymnastics. Penelitian ini menjabarkan analisis metode penilaian bagi guru pada bagian gerakan yang sulit dari bagian senam aerobik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasilnya dari pengamatan
analisis
biomekanikal,
analisis
anatomi,
analisis
teori
perkembangan gerak, matematika dan statistik, didapat hasil bahwa penilaian untuk beberapa gaya seperti melompat kangkang, melompat menggunting atau berputar dapat menggunakan sistem penilaian 1-
dan seterusnya dalam
setiap pergantian gerakan. Sehingga pada proses penilaiannya lebih akurat dan cepat untuk diberikan. Kesimpulan metode penilaian ini sangan efisien untuk digunakan dalam penilaian senam aerobik oleh guru. Perbedaan dari penelitian ini adalah variabel yang di teliti adalah metode untuk menilai gerakan perseorangan oleh guru pada siswa saat melakukan senam. Penelitian ini akan berkontribusi dalam melihat bagian sulit dari senam itu sendiri pada saat penilaian dilapangan terhadap pendekatan dan temuan-temuan yang dilakukan pada saat penelitian. 4) Karlina Dwijayanti, 2013. Judul Penelitian: Perbandingan Pengaruh Intensitas Latihan Senam Aerobik High Impact, Low Impact dan Mix Impact terhadap physical efficiencycommit Index toditinjau dari denyut nadi istirahat. user
perpustakaan.uns.ac.id
42 digilib.uns.ac.id
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Farmasi Nasional Surakarta dari tanggal 29 Oktober 2012 sampai 30 Desember 2012. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan sampel kelas X SMK Farmasi Nasional Surakarta. Tujuan yang diteliti adalah (1) perbedaan pengaruh antara intensitas latihan senam aerobik high impact, low impact dan mix impact untuk physical efficiency index. (2) Perbedaan hasil physical efficiency index antara yang memiliki denyut nadi istirahat tinggi, sedang dan rendah. (3) pengaruh interaksi intensitas latihan senam aerobik dengan denyut nadi istirahat untuk physical efficiency index. Hasil dari penelitian ini (1) ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara intensitas latihan senam aerobik high impact, low impact dan mix impact terhadap physical efficiency index (sig. 0.000< 0.05). (2) ada perbedaan hasil physical efficiency index antara yang memiliki denyut nadi istirahat tinggi, sedang dan rendah (sig. 0.000< 0.05). (3) tidak terdapat pengaruh interaksi intensitas latihan senam aerobik dengan denyut nadi istirahat terhadap physical efficiency index (sig. 0.683>0.05). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah bentuk penelitian yaitu perbandingan dan variabel penelitian berupa senam aerobik yang diklasifikasikan berdasarkan intensitas senam yaitu high impact, low Impact dan mix impact. Penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan dalam menganalisis hasil penelitian terutama pada senam itu sendiri. 5) Jerneja Fiser Kurnik, Tanja Kajtna, Klemen Bedenik, Marjeta Kovac, 2013. Why Parents Enrol Their Children in Recreational Gymnastics Programmes at The Beginning of Their Education. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji alasan dan tujuan orang tua yang memasukkan anak mereka ke sebuah kelas tambahan (ekstrakurikuler) program senam yang bersifat rekreasi ditahun pelajaran 2006/2007. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Sebanyak 386 orang tua yang memasukkan anaknya menjawab kuisioner dan data yang didapat diuji dengan analisis satu jalur. Hasil dari penelitian ini menyebutkan data yang sangat signifikan yang menjawab ratarata alasan orang tua bahwa “olahraga commit to mampu user meningkatkan kesehatan anak
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mereka”. Selain itu ada 29 alasan lainnya juga mendapat hasil analisis yang masih signifikan dalam memasukkan anak mereka ke dalam kelas senam. Perbedaan penelitian ini adalah bahwa penelitian ini memunculkan variabel yaitu alasan-alasan yang merupakan dampak positif yang diharapkan orang tua dari kelas senam yang selanjutnya dapat mendukung penelitian yang saat ini sedang berlangsung. Dan penelitian ini memiliki kontribusi sebagai bahan acuan dan perbandingan dalam penemuan-penemuan yang akan dilakukan pada analisis penelitian nantinya. 6) Mohamad Ali Mashar. 2012. Judul Penelitian: Analisis Pelaksanaan Managemen Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak Silat Jawa Tengah Tahun 2012. Penelitian ini
dilaksanakan di Pusat
Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak Silat Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui proses tahapan yang dilakukan dalam perekrutan atlet di pusat pembinaan dan latihan (PPLP) Pencak Silat Jawa Tengah. (2) Perencaan program di Pusat Pembinaan dan latihan Jawa Tengah sudah sesuai dengan yang diharapkan kemenpora. (3) mengetahui sarana dan prasarana yang dibutuhkan sudah sesuai dengan kebutuhan atlet pelajar. Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa pelaksanaan menejemen PPLP Jawa Tengah sudah dilaksanakan sesuai dengan baik, perencanaan program di PPLP dilakukan dengan baik, pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana telah dilaksanakan dengan baik namun masih terdapat kelemahan pada media pendukung fasilitas atlet yang belum lengkap, dan pelaksanaan manajemen keuangan telah dilaksanakan dengan baik namun kelemahannya pengelolaan secara menyeluruh terbatas pada besaran APBN dari daerah. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sedang dilaksanakan yaitu pada bentuk program pembinaan yang dilakukan yaitu menejemen dari pusat pembinaan secara keseluruhan. Kontribusinya membantu peneliti dalam memberi gambaran arah penelitian dan perbandingan dalam penelitian yang dilakukan dengan metode kualitatif.
commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7) Karmen Sibanc, 2013. Judul penelitian: How Phisical Education Students Evaluate Their Interest and Poplarity of Artistic Gymnastics. Penelitian ini menjabarkan tentang popularitas senam di slovenia yang rendah berdasarkan pada rating penonton pada acara olahraga cabang senam artistik. Sedangkan untuk
prestasi
Slovenia
pada
senam
artistik
internasional
cukup
membanggakan. Sehingga peneliti mengevaluasi ketertarikan siswa dikelas pendidikan jasmani pada senam artistik dan di bandingkan dengan cabang olahraga lain. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan instrumen berupa kuisioner yang berisi beberapa cabang olahraga yang ditentukan kemudian siswa diminta menuliskan berbagai cabang olahraga yang dipilih untuk ditonton serta menyebutkan peraturan yang diketahui. Hasilnya dari penelitian dari 111 siswa (35 perempuan dan 76 lakilaki) siswa laki-laki rata-rata lebih menyukai sepakbola, bolabasket, atletik, bolatangan, bolavoli, atau ski es. Siswa perempuan memilih bolabasket, bolavoli, senam, dan renang. Siswa laki-laki dapat menjabarkan lebih dari 3 peraturan cabang olahraga sedangkan pada siswa perempuan kurang dari 3. Namun terdapat temuan tingkat ketertarikan siswa pada senam sama dengan tingkat ketertarikan siswa pada olahraga bowling. Perbedaan dari penelitian ini adalah variabel yang dievaluasi adalah tingkat ketertarikan siswa terhadap cabang olahraga. Namun, terdapat kontribusi yang didapat dari penelitian ini bahwa dari isi penelitian didapatkan ketertarikan pada suatu cabang olahraga mampu meningkatkan keingintahuan dan pendalaman pada seseorang dan itu merupakan dampak yang menuju pada arah positif, dan menjadikan salah satu referensi untuk pendalaman penelitian ini. 8) Yudik Prasetyo, 2013. Judul penelitian: Kesadaran Masyarakat Berolahraga untuk peningkatan Kesehatan dan Pembangunan Nasional (Jurnal). Jurnal ini menjabarkan perbandingan kesadaran masyarakat Indonesia dibandingkan dengan beberapa negara Asia lainnya dan berdasarkan besaran angka Sport Development Index (SDI) melalui metode pendekatan kualitatif. Hasilnya menjabarkan temuan tiga faktor yang berdampak pada partisipasi olahraga, yaitu faktor individu, faktor lingkungan, dan faktor sosial budaya. Partisipasi commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masyarakat dalam melakukan kegiatan olahraga semakin meningkat yang ditunjukkan dengan peningkatan partisipasi masyarakat pada indeks pembangunan olahraga (SDI). Peningkatan partisipasi masyarakat pada indeks pembangunan olahraga (SDI) dari 0,345 pada tahun 2005 menjadi 0,422 pada tahun 2006
Olahraga yang secara spesifik dapat meningkatkan derajat
kesehatan bagi pelakunya adalah olahraga kesehatan. Dalam olahraga kesehatan tidak hanya melatih aspek jasmaniah, juga menjangkau aspek rohaniah dan aspek sosial. Kesadaran masyarakat untuk berolahraga memberikan kontribusi dalam pembangunan individu dan masyarakat yang cerdas, sehat, terampil, tangguh, kompetitif, sejahtera, dan bermartabat. Perbedaan dari penelitian ini terhadap penelitian yang sedang dilakukan adalah pada penelitian ini variabel yang dimunculkan adalah kesadaranan masyarakat sedangkan pada penelitian yang sedang dilakukan adalah pembuatan, sosialisasi, pelaksanaan dan dampak kesadaran berolahraga dari suatu program pembinaan. Kontribusi dari penelitian ini dapat sebagai salah satu sumber referensi dan perbandingan hasil yang menunjang dalam penelitian yang dilaksanakan. 9) Rumpis Agus Sudarko, 2009. Peningkatan Kualitas Prosedur dan Evaluasi Olahraga Unggulan Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian ini termasuk penelitian Tindakan Olahraga. Populasi yang digunakan adalah cabang olahraga di daerah Kaltim. Subyek yang digunakan adalah dua cabang olahraga urutan pertama dan kedua dari olahraga unggulan kaltim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa urutan olahraga unggulan Provinsi Kalimantan Timur: 1). Gulat, yaitu 2). Panjat tebing, 3). Pencak silat, 4). Squash, 5). Aero sport, 6). Sepatu roda, 7). Panahan, 8). Bina raga, 9). Menembak, 10). Wushu, Anggar, 12). Kempo, 13). Atletik, 14). Taekwondo, 15). Catur. Penjaringan atlet pada cabang gulat dan panjat tebing belum sepenuhnya dimulai sejak usia dini. Dalam proses pembinaan pada cabang olahraga tersebut telah dilakukan pemantauan perkembangan melalui tes fisik dan kesehatan,namun hal tersebut belum dilakukan secara periodik dan terstruktur. Dari uraian diatas disimpulkan bahwa perlu adanya peningkatan commit to user kualitas dan perbaikan prosedur
perpustakaan.uns.ac.id
46 digilib.uns.ac.id
dalam proses pembinaan olahraga unggulan daerah. perbedaan penelitian ini variabel yang di evaluasi yaitu cabang-cabang olah raga yang unggul di Kalimantan Timur (tempat penelitian). Penelitian ini memiliki kontribusi terhadap penelitian yang sedang dilakukan adalah sebagai salah satu bentuk evaluasi yang juga dilakukan untuk melihat peningkatan dan pengembangan dari suatu program yang dibuat pada tingkat daerah yaitu di daerah Kalimantan Timur. 10) Amung Ma’mun, 2014. Perspektif Kebijakan Pembangunan Olahraga dalam Era Demokrasi dan Kepemimpinan Nasional di Indonesia. Penelitian ini menjelaskan posisi pembangunan olahraga dalam perspektif kebijakan makro, yaitu menyangkut visi, misi, dan horison pemikiran para pemimpin, baik pada era kepemimpinan Orde Lama (1959-1966), Orde Baru (1966-1998), maupun Orde Reformasi (1998–sekarang). Metode penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif. Hasilnya Pembangunan karakter bangsa telah menjadi kerangka berpikir kepemimpinan di era Orde Lama dan dapat dijelaskan dalam kaitannya dengan kebijakan pembangunan olahraga. Demikian pula, peningkatan kualitas manusia Indonesia seutuhnya yang menjadi kerangka berpikir kepemimpinan di era Orde Baru telah melahirkan suatu telaahan yang lebih berpijak pada masyarakat luas sebagai partisipan dalam kegiatan keolahragaan. Lahirnya kepemimpinan di era Reformasi telah mengambil jalan tengah, bagaimana kerangka berpikir pada dua era sebelumnya disatupadukan menjadi kerangka berpikir baru. Akan tetapi, dalam prakteknya masih belum sepenuhnya berhasil. Pemaknaan olahraga masih mengemuka dalam rangka berpartisipasi di multievent keolahragaan, baik dalam lingkup bangsa-bangsa Asia Tenggara, Asia, maupun dunia. Kesimpulan kebijakan pembangunan keolahragaan lima tahun ke depan (2015-2019) perlu mempertajam pentingnya pembangunan keolahragaan untuk meningkatkan kualitas kehidupan publik, selain tetap untuk meningkatkan prestasi olahraga. Perbedaannya penelitian ini mengkaji kebijakan pada titik masa pemerintahan secara nasional. Penelitian ini berkontribusi memberikan gambaran referensi evaluasi yang dilakukan terhadap yang lebih terdahulu commitprogram-program to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
muncul sehingga memberikan pengalaman lebih dalam untuk pengkajian permasalahan dan temuan dilapangan. 11) Marie C. Langlois dan Marion Menard, 2013. Sport Canada and The Public Policy Framework for Participation and Excellence in Sport. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan positif dampak olahraga di Kanada yang berasal dari kebijakan terdahulu pemerintah Kanada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi kualitatif. Penelitian ini menggambarkan bagaimana pemerintah Kanada dalam membangun olahraga negaranya
ditahun
pengembangan
1990an
ekonomi,
dengan
tujuan
mempromosikan
olahraga
membangun
negaranya,
membangun
pengembangan sosial, membentuk masyarakat yang sehat dan bugar. Selanjutnya ditahun 2005 berdasarkan data di Kanada menyimpulkan bahwa laporan yang signifikan kuat mendukung olahraga berpengaruh terhadap ekonomi dan sosial di Kanada. Juga olahraga membantu dalam penyebaran nilai-nilai positif juga tradisi disana. Olahraga menjadi penyumbang kotribusi secara nasional. Sedangkan untuk perkembangan sampai 2012 dan diramalkan sampai 2022 program pemerintah Kanada akan makin meningkatkan peran masyarakat dalam berolahraga dan akan terus memberikan orientasi menuju dampak positif melalui program yang diluncurkan dari 2012 yaitu mengemban lima tujuan (1) pengenalan olahraga sebagai dasar kemampuan, (2) olahraga rekreasi
untuk
mengundang
pandangan
partisipasi
olahraga
yang
menyenangkan, (3) olahraga kompetisi memancing ketertarikan yang terus secara sistematis meningkatkan performa masyarakat, (4) olahraga dengan performa tinggi yaitu membangun olahraga yang lebih mendunia atau menciptakan profesionalisme kompetisi, (5) olahraga untuk pengembangan yaitu olahraga yang digunakan sebagai alat pembangunan pengembangan sosial dan ekonomi juga mempromosikan nilai positif dirumah dan dimanapun. Perbedaan penelitian ini adalah variabel yang menjadi pokok pembahasan adalah program pemerintah secara nasional yang di aplikasikan secara nasional dan memberikan dampak positif untuk seluruh masyarakat di Kanada. Penelitian ini dapat menjadi pendukung bagi penelitian yang sedang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
48 digilib.uns.ac.id
dilaksanakan tentang program dari Kabupaten Tanggamus ini yaitu tentang program-program sebagai dukungan yang dikeluarkan oleh pemerintah Kanada dalam meningkatkan keolahragaan dinegaranya. 12) Jarot Sutrisno, Zulkarnaen, Mochtaria M. Noh. 2012. Peran Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dalam Meningkatkan Prestasi Olahraga di Kabupaten Pontianak. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan Peran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dalam peningkatan prestasi olahraga di Kabupaten Pontianak. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan cara pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasilnya prestasi olahraga dapat diraih, jika dilakukan pembinaan yang baik dan benar, yaitu dilakukan secara terarah, terpadu dan berjenjang dari pemassalan, pemanduan bakat, pembibitan serta pembinaan lanjutan. Hasilnya ditemukan faktor-faktor yang mengakibatkan kenapa pembinaan yang dilakukan kurang maksimal. Faktor pendukung adalah adanya kebijakan Pemerintah, potensi yang dimiliki daerah serta adanya kerjasama. Sedangkan faktor penghambatnya adalah sistem birokrasi yang bertangga, rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM), minimnya sarana dan prasarana yang ada serta kurangnya finansial. Perbedaan penelititan ini terletak pada variabel yang diteliti adalah peran dari pemerintah Kabupaten Pontianak dalam meningkatkan prestasi olahraga di kabupaten tersebut. Kontribusinya adalah memberikan gambaran bentuk peran pemerintah daerah yang telah mengeluarkan kebijakan terkait dengan program keolahragaan untuk masyarakat yang berkaitan dengan apa yang diteliti pada penelitian ini. 13) Kamal Firdaus. 2011. Evaluasi Program Pembinaan Olahraga Tenis Lapangan di Kota Padang. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi (1) context yang meliputi penyebaran informasi, dukungan pemerintah dan masyarakat, ketersediaan sumber daya manusia (2) Input meliputi seleksi penerimaan atlet, pelatih dan asisten pelatih, kelayakan sarana dan prasarana, pembiayaan pelaksanaan program pembinaan (3) Process meliputi pelaksanaan program latihan, sistem promosi dan degradasi, koordinasi, kesejahteraan, dan commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
transportasi, (4) Product meliputi keberhasilan program pembinaan, prestasi daerah, dan prestasi regional, prestasi nasional dan internasional. Metode yang digunakan kualitatif yang ditinjau dari tahapan-tahapan Context, Input,Process dan Product. Metode penelitian evaluasi menggunakan rancangan/desain dengan mixing method atau elective. Penelitian ini menghasilkan temuan (1) Context program pembinaan olahraga tenis lapangan yang ada di Kota Padang, sudah pada kondisi baik (43%), (2) Input program pembinaan olahraga tenis lapangan yang ada di Kota Padang sudah baik (58%). (3) Process program pembinaan olahraga tenis lapangan yang dilaksanakan secara umum telah berjalan dengan baik (42,8%). (4) Product program pembinaan olahraga tenis lapangan sudah baik (45%). Dapat disimpulkan secara keseluruhan program pembinaan belum baik (52,8%). Simpulan dari hasil penelitian adalah konteks, kualitas masukan, proses dan produk pembinaan olahraga tenis lapangan yang ada di Kota Padang, sudah pada kondisi yang baik. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sedang dilaksanakan adalah program pembinaan yang diteliti adalah spesifik ke cabang olahraga tenis lapangan. Kontribusi yang didapat adalah bagaimana gambaran dan referensi pelaksanaan evaluasi dalam olahraga meski cabang olahraga yang di evaluasi berbeda. 14) Mudjihartono.
2009.
Dampak Sarana
Olahraga
Rekreasi
Terhadap
Partisipasi Berolahraga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak sarana olahraga rekreasi terhadap partisipasi berolahraga. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Adapun teknik pengambilan sampel dengan cara random sampling, jumlah sampel sebanyak 30 orang dari anggota tetap di lokasi sarana olahraga Bandung Giri Gahana Golf dan Resort–Jatinangor Sumedang. Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan adalah angket tertutup. dampak sarana olahraga rekreasi terhadap partisipasi berolahraga di sarana olahraga Bandung Giri Gahana Golf dan Resort–Jatinangor Sumedang memiliki skor sebesar 969 atau 80.75% dari skor ideal termasuk dalam kategori baik. Terdapat empat sub variabel atau faktor yang menjadi acuan commit masyarakat dalam berpartisipasi berolahraga. to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Adapun partisipasi berolahraga yang dominan para anggota atau masyarakat dalam mengikuti kegiatan di sarana olahraga Bandung Giri Gahana Golf dan Resort Jatinangor Sumedang adalah melalui sub variabel keputusan untuk mencapai tujuan dengan tidak mengabaikan sub variabel 29 partisipasi berolahraga yang lain, seperti; interaksi dengan lingkungan, frekuensi latihan, dan respon. Perbedaan penelitian ini variabel yang diteliti hanya dampak dari keberadaan sarana olahraga terhadap partisipasi berolahraga masyarakat. Kontribusi penelitian ini sebagai bahan referensi dan pengkajian tentang pendekatan kepada masyarakat tentang ketertarikan masyarakat itu sendiri terhadap olahraga. 15) Maria Eduarda de Oliveira Poli, Priscilla de Souza Mattos, dkk. 2014. Development of Aerobic Gymnastics for Adolescents in Brazil: Three Level Routines Program. Penelitian ini untuk mengetahui perkembangan aktifitas senam aerobik dikalangan dewasa di Brazil, dengan menentukan tiga level kesukaran program yang dikeluarkan oleh federasi senam dunia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa orang-orang dewasa Brazil menyukai senam aerobik yang merupakan latihan yang menggabungkan musik dan langkah menari (dance). Setelah dikalkulasikan 5000 orang dewasa Brazil mengikuti program senam ini, dengan tujuan yang didapat meningkatkan kebugaran tubuh, sosial, dan aspek psikologi. Sehingga disimpulkan senam aerobik dapat dijadikan olahraga yang tepat bagi pemula (diusia dewasa). Perbedaannya dari penelitian ini adalah penelitian mengacu pada perkembangan senam bagi usia dewasa. Namun dari hasil penelitian dapat menunjang penelitian yang sedang dilakukan. Kontribusinya memberikan gambaran dan referensi terkait ketertarikan senam aerobik pada negara selain Indonesia dan dampak yang dirasakan pada masyarakat di negara tersebut. C. Kerangka pikir Berdasarkan penjabaran kajian pustaka yang telah dituliskan diatas bentuk
commit to user kerangka fikir dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Olahraga
Tingkat Nasional
Tingkat Daerah
Rancangan inovasi Program Pembinaan dan pengembangan Olahraga
Penyusunan Senam Tanggamus Sehat
Sosialisasi Senam Tanggamus Sehat
Deskripsi
Produk Jadi Senam Tanggamus Sehat
Proses Pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat Dimasyasrakat
Dampak Terhadap Peningkatan Kesadaran Berolahraga
Gambar 12. Skema Kerangka Pikir Penelitian. Penelitian ini mengacu pada program pembinaan dan pengembangan olahraga didaerah dengan salah satu inovasi yaitu penyelenggaraan Senam Tanggamus Sehat yang ada di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung. Senam yang dibuat oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga di Kabupaten Tanggamus ini telah berjalan selama hampir lima tahun (2011-2015). Sehingga dalam evaluasi yang diadakan dalam penelitian ini akan melihat bagaimana proses commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dari awal pembentukan senam ini, kemudian proses sosialisasi yang menjadikan senam ini dikenal dan juga populer dimasyarakat sehingga terus-menerus tetap dibudayakan untuk melaksanakan senam ini sampai saat ini. Juga keturutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat ini. Selanjutnya, dari aktivitas yang terjadi analisis yang dilakukan adalah menemukan dampak yang berkaitan dengan peningkatan olahraga didalamnya. Peneliti mengambil variabel dampak peningkatan kesadaran berolahraga pada masyarakat yang di akibatkan dari Senam Tanggamus Sehat ini. seperti apa yang disampaikan Winarno (2014:34) bahwa analisis pada suatu kebijakan dan program berhubungan dengan penyelidikan dan deskripsi sebab-sebab dan konsekuensi-konsekuensi dari kebijakan itu sendiri, dalam analisis kita dapat menganalisis pembentukan, substansi dan dampak dari setiap kebijakan tersebut.
commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Perencanaan tempat penelitian Senam Tanggamus Sehat ini berada dalam ruang lingkup pemerintahan Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung. Sedangkan perencanaan waktu penelitian ini sebagai berikut: Tabel 1. Perencanaan waktu penelitian. N o 1
2 3 4 5 6 7 8 9
Program
Bulan (Tahun 2015-2016) Jun
Jul
Agust
Sept
Okt
Nov
Des
Pengajuan masalah dan judul Pembuatan dan bimbingan proposal penelitian Seminar proposal Perbaikan Penelitian Analisis data, Pembuatan dan bimbingan laporan penelitian Seminar hasil Penyempurnaan Ujian akhir dan revisi tesis
B. Metode Penelitian Sebuah
penelitian
selalu
menggunakan
metode
dalam
proses
pelakasanaannya, dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan naturalistik. Moleong (2007: 6) mengatakan “Metode ini adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, motivasi, tindakan dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”. Didukung oleh Patton (2009: 5-6) metode kualitatif mengizinkan seorang peneliti mempelajari isu-isu, kasus-kasus dan kejadiancommit to user
53
Jan
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kejadian terpilih secara mendalam dan rinci. Pengumpulan data yang tidak dibataskan oleh katagori yang sudah ditentukan sebelumnya atas analisis menyokong kedalaman dan kerincian data kualitatif. Sehingga, penggunaan metode ini menghasilkan kekayaan data bagi peneliti untuk bisa menganalisis suatu situasi program, kejadian, orang, interaksi, dan prilaku sesuai dengan variabel-variabel yang ditentukan dalam penelitian yang dituju oleh peneliti. C. Sumber Data Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2006: 129). Sebagai sumber-sumber data dalam penelitian kualitatif Patton (2009: 97) mengungkapkan sumber dapat bersifat untung-untungan karena penelitian dalam evaluasi sering melibatkan keputusan sesaat tentang pengambilan sampel untuk mendapatkan keuntungan peluang baru selama pengumpulan data aktual. Metode kualitatif dan rancangan penyelidikan naturalistik dapat memasukkan strategi pengambilan sampel baru guna mendapatkan keuntungan atas peluang yang tidak diduga selama penelitian berlangsung. Sehingga, pada penelitian ini peneliti akan mencari data dengan sumbersumber yang memungkinkan melengkapi pencarian. Seperti pada variabel penyusunan, sosialisasi dan pelaksanaan dari Senam Tanggamus Sehat ini peneliti akan menjadikan tim penyusun yaitu mulai dari penanggung jawab, pimpinan produksi, sutradara sampai koreografer dari Senam Tanggamus Sehat ini. Sedangkan pada variabel dampak peningkatan kesadaran akan berolahraga adalah masyarakat yang turut serta dalam program Senam Tanggamus Sehat dipilih berdasarkan purposive sampling. D. Teknik Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan teknik non tes (survey) namun dalam perjalannannya tidak menutup kemungkinan menggunakan cara lain untuk mendapatkan data yang benar-benar lengkap dan mengungkap dari apa yang diteliti. Beberapa yang dirancang akan dilakukan:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
55 digilib.uns.ac.id
1. Mengkaji dokumen dan arsip Pengumpulan dokumen dan arsip dari apa yang diteliti menjadi salah satu jalan mendapatkan informasi yang akurat. Merunut pada Sutopo (2006: 80) dokumen dan arsip merupakan data yang sering memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif. Terutama bila sasaran kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi dimasa lampau dan sangat berkaitan dengan kondisi atau peristiwa masa kini yang sedang diteliti. 2. Wawancara mendalam Melakukan wawancara merupakan bentuk penggalian informasi yang dapat menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan, atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan untuk merekonstruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman dimasa lalu dan memproyeksikan hal-hal itu yang dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi dimasa yang akan datang (Sutopo, 2006: 68). Wawancara mendalam ini akan dilakukan kepada informaninforman yang mengetahui dan memiliki data ajeg yang membawa pada kevalidan sumber data (data yang sebenarnya). Seperti Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga yang menjabat ditahun pembuatan Senam Tanggamus Sehat, ketua tim produksi, tim kreatif, koreografer, tim sosialisasi, instruktur utama, dll. Pertanyaan yang di rancang untuk mendapatkan data yang sesuai dengan variabel yang diteliti. pertanyaan ini dapat saja berkembang disesuaikan dengan keadaan dilapangan pada saat penelitian. Sebanyak 17 pertanyaan disiapkan sebagai gambaran standar pertanyaan, terdiri dari yang menyatakan variabel penyusunan: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7; sosialisasi: 8, 9, 10, 11, 12; pelaksanaan: 13, 14, 15, 16, 17. 1) Apakah Senam Tanggamus Sehat itu? 2) Apa yang mendasari memunculkan Program Senam Tanggamus Sehat? 3) Bagaimana proses penyusunannya mulai dari perencanaan program ini? 4) Apakah tujuan dari program ini? 5) Ditujukan pada siapa program ini? 6) Apakah ada kendala terkaitcommit penyusunan to userprogram ini?
perpustakaan.uns.ac.id
56 digilib.uns.ac.id
7) Apakah penyusunan ini berdasarkan pada riset yang dilakukan dimasyarakat? 8) Apakah program ini melalui sosialisasi? 9) Apakah ada perencanaan khusus terkait dengan sosialisasi yang akan dilakukan? 10) Bagaimana proses sosialisasi tersebut? 11) Berapa banyak masyarakat yang terlibat dalam sosialisasi tersebut? 12) Adakah kendala yang muncul terkait proses sosialisasi? 13) Pada pelaksanaan program ini apakah terlihat antusias dari masyarakat? 14) Apakah ada yang mengeluhkan bahwa senam ini sulit untuk diikuti? 15) Apakah senam ini sudah dilaksanakan oleh seluruh masyarakat tanpa terkecuali atau hanya pada kelompok instansi tertentu? 16) Apakah ada administrasi yang dilakukan oleh masyarakat ketika akan mengikuti senam ini? 17) Adakah kendala yang muncul selama pelaksanaan senam ini? 3. Observasi dan Pengamatan Teknik ini perlu untuk melihat langsung proses pelaksanaan atau aktivitas terkait Senam Tanggamus Sehat pada saat ini dilapangan. Teknik observasi dapat menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, aktivitas, prilaku, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar (Sutopo, 2006:75).
4. Kuisioner Untuk mendapatkan data atau menggali informasi dari masyarakat untuk variabel dampak peningkatan kesadaran berolahraga pada penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner yang disusun sendiri. Kuisioner ini digunakan karena jumlah sampel yang banyak dan tersebar luas (Wirawan, 2012: 186). Kuisioner ini berisi pertanyaan yang menggali data-data dampak peningkatan kesadaran berolahraga. Pertanyaan yang dibuat sebanyak 15 nomer ini terdiri dari soal yang menyatakan menyukai atau tidak menyukai olahraga sebelum mengenal Senam Tanggamus Sehat: 1, 3, 4, 7. Soal yang menyatakan Mengetahui atau tidak mengetahui dan mengikuti kegiatan Senam Tanggamus Sehat : 6, 8, 9, 10, 11, 12. commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Soal Yang menyatakan lebih menggemari dan menyadari olahraga (peningkatan sadar berolahraga) setelah mengenal Senam Tanggamus Sehat: 13, 14, 15, yaitu: 1) Apakah anda menyukai kegiatan olahraga? 2) Apakah anda tahu olahraga dapat meningkatkan kebugaran tubuh? 3) Kegiatan olahraga apa yang anda sukai? 4) Berapa kali anda melakukan olahraga dalam seminggu? 5) Apakah anda menyukai senam aerobik? 6) Apakah anda mengetahui Senam Tanggamus Sehat? 7) Sebelum anda mengenal Senam Tanggamus Sehat, Apakah anda menyukai olahraga? 8) Apakah anda pernah mengikuti/terlibat dalam kegiatan Senam Tanggamus Sehat? 9) Dimana sajakah anda mengikuti/terlibat Senam Tanggamus Sehat? 10) Apakah anda menyukai kegiatan Senam Tanggamus Sehat tersebut? 11) Berapa kali anda melakukan Senam Tanggamus Sehat dalam Seminggu? 12) Apakah anda melakukan kegiatan Senam Tanggamus Sehat selain yang diwajibkan? 13) Setelah mengenal/terlibat pada Senam Tanggamus Sehat, Apakah anda menjadi lebih menyukai olahraga? 14) Apakah anda menjadi suka pada olahraga selain senam aerobik setelah mengenal Senam Tanggamus Sehat? 15) Apakah anda lebih yakin olahraga membuat anda lebih sehat setelah mengenal Senam Tanggamus Sehat? E. Validitas Data Untuk memperoleh data yang valid dibutuhkan teknik pemeriksaan keabsahan data. Pada penelitian ini menggunakan kriteria yang digunakan menurut Lexy J. Moleong (2007: 326-32) Terdapat derajat kepercayaan atau kredibilitas dari suatu data dengan menggunakan teknik-teknik tertentu yang dapat dipilih antara lain:
commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 2. Teknik pemeriksaan keabsahan data Kriteria
Teknik pemeriksaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kredibilitas (Derajat Kepercayaan)
Perpanjangan keikutsertaan Ketekunan pengamatan Triangulasi Pengecekan sejawat Kecukupan referensial Kajian kasus negatif Pengecekan anggota
Teknik yang dapat dipilih seperti pada tabel 2, dapat memastikan bagaimana suatu data yang didapat valid, sehingga data yang selanjutnya disajikan dalam hasil dari penelitian dapat bener-benar dapat dipercaya. F. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, katagori dan satuan uraian dasar (Moleong, 2007:280). Secara umum analisis datanya yang digunakan menggunakan teknik perbandingan data mencakup:
1. Reduksi data a) Identifikasi satuan (unit) yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian. b) Setelah satuan diperoleh, selanjutnya memberikan kode pada setiap satuan agar dapat di telusuri dari data satuan tersebut. 2. Menyusun “hipotesis kerja” Hipotesis kerja yang dimaksud terkait dengan sekaligus menjawab rumusan masalah penelitian. Ini merupakan teori substantif yaitu teori yang hendaknya berasal dan masih terkait dengan data. Pengkaitan ini pada akhirnya adalah hasil dari sebuah penelitian berupa temuan-temuan yang sesuai dengan yang ada dilapangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
59 digilib.uns.ac.id
Secara terperinci dalam penelitian ini setelah mengumpulkan berbagai data dengan beberapa cara adalah melakukan studi terhadap program yang telah diluncurkan. Pendekatan ini dilakukan untuk mencari berbagai kebenaran dan temuan-temuan yang dapat dikembangkan, juga sebagai proses pendeskripsiannya memunculkan estimasi atau penilaian secara umum yang menyangkup substansi, implementasi dan dampak. Penilaian ini berdasarkan pada kriteria yaitu: 1. Kriteria Penyusunan Program Olahraga Masyarakat Penyusunan program Senam Tanggamus Sehat merupakan salah satu proses yang terjadi dalam menentukan keberadaan dari Senam ini. tentu saja suatu inovasi program akan tercipta melalui perencanaan dan penyusunan sebelumnya. Tim yang tersusun akan merancang bagaimana tahap demi tahapan yang akan terangkai menjadi suatu produk program (output). Pembuatan program yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat sendiri memiliki aspek pokok yang perlu dipertimbangkan menurut Mardikanto dan Soebiato (2015: 80) aspek penting yang perlu diperhatikan diantaranya mampu menjawab kebutuhan masyarakat, dapat didukung oleh semua golongan masyarakat, dibangun dari sumber daya lokal, sensitif terhadap nilai budaya lokal, memperhatikan dampak yang akan terjadi, berkelanjutan, dukungan berbagai pihak terkait, dan komitmen dari pemerintah dalam bentuk dukungan fasilitas dan dana. Tidak hanya itu dalam penciptaan program aktivitas gerak yang berhubungan dengan masyarakat ini hendaknya berdasarkan atas riset-riset atau studi-studi yang sesuai dengan kondisi dari masyarakat dan kesesuaian antara program dengan standardisasi yang ditetapkan oleh kebijakan yang berlaku. Aktivitas olahraga yang tidak sesuai dengan standardisasi justru memungkinkan memunculkan dampak negatif yang membahayakan bagi keseimbangan tubuh. Hal ini juga harus diperhatikan oleh tim penyusun. Maka, peran studi deskripsi ini dalam tahap penusunan ini akan menemukan kebenaran dalam penyusunan commit to user dari Senam Tanggamus Sehat
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ini
yang
dilakukan
oleh
tim
penyusun
yang
berperan
dalam
penyusunannya. Hasil yang didapatkan berdasarkan atas kenyataan dilapangan dengan kriteria yang seharusnya diperhatikan oleh penyusun sehingga menjadikan suatu program menjadi program yang berkualitas dan tidak merugikan apalagi jika program tersebut berhubungan dengan masyarakat. Sejatinya penyusunan yang baik dan sesuai kriteria ini diharapkan menciptakan dampak-dampak positif sesuai dengan harapan dari pembentukan suatu program itu sendiri. Sehingga, dari penyusunan ini nampak gambaran yang selanjutnya dapat dijadikan patokan untuk meningkatkan kualitas program berikutnya. Kriteria dalam penelitian ini untuk penyusunan suatu program olahraga masyarakat adalah a. Perencanaan dengan diawali menyusun tim yang berkompetensi dibidangnya yang mendukung program olahraga. b. Membangun komunikasi yang baik antara pemerintah, tim penyusun dan sponsor sebagai jalan memperkecil hal yang tidak sejalan. c. Program dibangun berdasarkan pada riset (penelitian dan pengembangan) pada masyarakat yang dituju. d. Program
memiliki
tujuan
yang
jelas
dan
positif
untuk
kemasyarakatan. e. Penataan/identifikasi bentuk program yang sesuai, (bentuk aktivitas berdasarkan standar, memiliki perhitungan waktu pelaksanaan, waktu training, murah dan mudah untuk diikuti, mudah dilakukan jika dalam kondisi ramai, aman bagi masyarakat, beresiko kecil dan bermanfaat bagi masyarakat). f. Memperhitungkan lama pembuatan dari program. g. Mengantisipasi munculnya masalah dalam penyusunan dengan mengkomunikasikan secara rutin pelaksanaan (rapat tim). 2. Kriteria Sosialisasi Program Olahraga Program sebagai output butuh disampaikan kepada objek tujuan dari program tersebut. Disinilah istilah sosialisasi digunakan. Sama halnya commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Senam kreasi daerah di Kabupaten Tanggamus ini, yang merupakan program pembinaaan dan pengembangan olahraga bagi semua kalangan masyarakat di Kabupaten Tanggamus, sosialisasi akan menjadi salah satu faktor penting tersebarluasnya program ini. Program ini akan sampai secara utuh pada setiap kalangan yang masuk dalam daerah teritorial dari Kabupaten Tanggamus. Maka, hendaknya ada sebuah rancangan sosialisasi yang tepat agar program ini tersampaikan dengan baik tanpa ada pemutusan ditengah jalan. Proses sosialisasi dari program ini akan menjadikan masyarakat yang termasuk dalam daerah Tanggamus mengetahui dan selanjutnya turut serta atau berpartisipasi. Jumlah partisipasi menentukan keberhasilan sosialisasi dari program ini. Sehingga kriteria yang dibuat untuk proses sosialisasi ini adalah a. Sosialisasi antar pemilik kebijakan (transmisi) sebagai pemersatuan terhadap keterdukunngan terhadap program. b. Perencanaan
waktu,
materi
dan
tempat
sosialisasi
agar
mempermudah sistematis sosialisasi dan juga menciptakan sosialisasi
yang
jelas
dan
sesuai
dengan
tempat-tempat
yang
program
yang
disampaikan. c. Sosialisasi
dengan
diperhitungkan
(disesuaikan dengan peserta). d. Sosialisasi diawali dengan pihak prioritas. Pihak prioritas ini yang mampu menyampaikan program pada pihak yang yang lebih luas. e. Sosialisasi mendatangkan pihak-pihak yang dapat mempengaruhi keinginan turut serta masyarakat seperti instruktur, atlet atau artis yang dikenal. f. Sosialisasi menggunakan iklan, pamflet, spanduk atau brosur. 3. Kriteria Pelaksanaan Program Senam Tanggamus Sehat Pelaksanaan suatu program atau kebijakan menjadi salah satu bagian penting lainnya dari suatu perjalanan program. Pelaksanaan suatu program menjadi inti pokok keberhasilan yang diharapkan dan bagian dari perencanaan. Sehingga commit penelitian yang dilakukan akan mengetahui to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
seberapa besar keberhasilan, masalah atau penyimpangan yang terjadi didalam pelaksanaannya. Terkait dengan pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat maka proses penelitian ini akan melihat dan menilai bagaimana pelaksaan dilapangan. Penyesuaian dengan kriteria pelaksanaan berdasarkan perencanaan program yang disusun oleh pelaksana dan pembuat program ini. Pelaksanaan
penelitian
ini
akan
menghasilkan
nilai-nilai
yang
memungkinkan mencetuskan apakah program ini berjalan dengan baik atau menemukan masalah-masalah yang dapat diteliti lebih lanjut. Bahkan dapat sebagai acuan dalam pengadaan program serupa dikemudian hari agar lebih baik dan jauh dari masalah yang serupa. Pelaksaan program yang dimaksud adalah bagaiamana pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat dimasyarakat Tanggamus yang merupakan objek. Sehingga berbagai kedekatan masyarakat, masalah teknis dilapangan dan nilai yang diberikan oleh masyarakat terhadap Senam Tanggamus Sehat ini akan menjadi bahan yang dikaji. Kriteria kesuksesan pelaksanaan
dari
suatu
program
olahraga
masyarakat
menurut
Internasional Olimpic Committe (IOC) adalah a. Olahraga masyarakat terbuka bagi seluruh masyarakat, b. Mudah untuk bisa berpartisipasi didalam programnya (program mudah dimengerti), c. Program efektif dan mudah dipahami tujuannya, dan d. Program dapat menjadi lebih baik ketika dilakukan bersama-sama. Standar ini yang dijadikan patokan evaluasi dalam proses pelaksanaan ini. Dikembangkan oleh peneliti dalam penelitian ini kriteria yang digunakan untuk melihat estimasi yang dapat dimunculkan dalam studi ini adalah a. Akses mudah untuk mengikuti pelaksanaan program olahraga (tidak melalui administrasi yang mempersulit) b. Ketersediaan fasilitas pendukung program to tertentu user c. Tidak terbatas pada commit golongan
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Mencakup keseluruhan usia e. Kegiatan mudah untuk dipelajari dan diterapkan oleh masyarakat f. Jika dilakukan dengan orang yang ramai tidak bermasalah g. Mendekatkan setiap individu dengan bisa membentuk grup-grup
4. Kriteria Peningkatan Kesadaran Berolahraga Masyarakat Dampak merupakan suatu akibat-akibat yang muncul dari suatu program atau kebijakan (Winarno: 26). Penelitian tentang dampak peningkatan kesadaran berolahraga masyarakat ini adalah penelitian tentang akibat yang ditimbulkan oleh Senam Tanggamus sehat pada bagian kesadaran berolahraga. Penelitian ini mengungkap adakah peningkatan untuk lebih mau berolahraga atau lebih menyukai olahraga. Kesadaran yang dimaksud adalah bagaimana masyarakat mau berolahraga tanpa ada paksaan dan berjalan atas kehendaknya sendiri atau melakukan olahraga karena merasa sebagai kebutuhan. Pendekatan yang dilakukan terhadap dampak Senam Tanggamus Sehat ini melihat bagaimana dampak ini berjalan, adakah peningkatan kesadaran atau justru memunculkan dampak lain yang diluar apa yang diteliti. Kriteria peningkatan kesadaran ini adalah dengan mencari tahu kebenaran apakah masyarakat yang diwakili oleh sampel berdasarkan pada kriteria, yaitu: a. masyarakat tidak suka berolahraga atau suka berolahraga namun cenderung jarang berolahraga. (olahraga selain dari program) b. Setelah mengenal program olahraga, masyarakat peserta yang turut serta pada kegiatan tersebut, melakukan dengan sukarela, dan konsisten melaksanakan pada waktu yang ditentukan. c. Setelah mengikuti program olahraga masyarakat, individu di masyarakat yang mengikuti program ini menjadi lebih menyukai olahraga
dan
mengikuti/memilih
olahraga
baik
yang
diprogramkan maupun selain program yang dibuat dengan sukarela dan atas kemauan sendiri untuk memenuhi kebutuhan commit to user aktivitas olahraganya.
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Ada peningkatan jam olahraga dari sebelum mengenal program dengan setelahnya. e. Masyarakat mengetahui manfaat dari berolahraga.
commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Latar Tempat penelitian pada penelitian ini adalah Kabupaten Tanggamus. Kabupaten yang ada di Propinsi Lampung ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Lampung Selatan dan resmi berdiri pada 21 Maret 1997 sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 tahun 1997 tanggal 3 Januari 1997. Jika dihitung sampai 2015 maka usia dari Kabupaten Tanggamus memasuki angka 18 tahun. Awal berdirinya sampai tahun 2003 dipimpin oleh Pejabat Bupati Drs. Ahmad Syah Putra dan pada 15 Februari 2003 dilantik bupati dan wakil terpilih yaitu Hi. Fauzan Sya’ie, M.Sc dan Bambang Kurniawan, ST Sampai di-2008. Tahun 2008 sampai saat ini 2005 dipimpin oleh Bambang Kurniawan, ST dengan wakil K.H. Sujadi Sadat (2013) dan H. Samsul Hadi, S.Pd.I (sampai saat ini). Kabupaten Tanggamus dimasa awal berdiri terdiri dari 10 Kecamatan dan 7 kecamatan persiapan yang masih dalam tahap pengembangan. 10 kecamatan ini termasuk didalamnya Kecamatan Pringsewu yang pada 2012 berubah menjadi Kabupaten Pringsewu. Tahun 2015 ini Kabupaten Tanggamus sudah berkembang menjadi 20 kecamatan dengan kepadatan penduduk (data sensus 2010), yaitu: Tabel 3. Kecamatan di Kabupaten Tanggamus dan Kepadatan Penduduknya No
Kecamatan
Jumlah Penduduk 34.102
Luas (Km2)
Kepadatan/Km2
209,63
162677
1
Wonosobo
2
Semaka
34.287
170,90
200626
3
Bandar Negeri Semong
18.213
98,12
185620
4
Kota Agung
39.386
76,93
510672
5
Pematang Sawa
15.607
185,29
84230
6
Kota Agung Barat
20.749
73,33
282954
7
Kota Agung Timur
17.645 commit to user
101,30
174186
65
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
8
Pulau Panggung
31.906
437,21
72976
9
Ulu Belu
25.686
323,08
79504
10
Air Naningan
27.051
186,35
145162
11
Talang Padang
43.029
45,13
953446
12
Sumberejo
31.146
56,77
548635
13
Gisting
36.006
32,53
1106852
14
Gunung Alip
17.263
25,68
672235
15
Pugung
51.882
232,40
223244
16
Bulok
19.532
51,68
377941
17
Cukuh Balak
21.087
133,76
157648
18
Kelumbayan
10.746
121,09
88746
19
Limau
17.032
240,61
70787
20
Kelumbayan Barat
11.276
53,67
210099
536.613
2.855,46
6.308.240
Total
Sumber: Data Sensus 2010 di laman pnpmintegrasitanggamus.blogspot.co.id Secara geografis wilayah Kabupaten Tanggamus terletak pada posisi 104,18’-105,12’Bujur Timur dan antara 6,05’–5,56’ Lintang Selatan. Kabupaten Tanggamus bagian Barat semakin ke Utara condong mengikuti lereng Bukit Barisan. Bagian Selatan meruncing dan mempunyai sebuah teluk yang besar yaitu Teluk Semangka. Batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Tanggamus adalah Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Lampung Tengah, Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Barat, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pringsewu. Karena kabupaten ini berada di daerah pesisir pantai terdapat juga beberapa pulau yang terpisah, sehingga Kabupaten Tanggamus masih memiliki wilayah kelautan dengan luas laut 1.799,5 km2 di sekitar Teluk Semangka dengan panjang pesisir 210 km. Sejarah perkembangan adat istiadat di Kabupaten Tanggamus ini menurut catatan yang ada pada tahun 1889 pada saat Belanda mulai masuk di Wilayah Kota Agung, yang ada pada saat itu pemerintahannya dipimpin oleh seorang commit to user Kontroler yang memerintah di Kota Agung. Pemerintah Adat yang terdiri dari 5
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(lima) Marga, yang membuat ada perbedaan tradisi didalamnya. Lima marga tersebut yaitu: 1. Marga Gunung Alip (Talang Padang), 2. Marga Benawang; 3. Marga Belunguh; 4. Marga Pematang Sawa; 5. Marga Ngarip.
Gambar 13. Logo Kabupaten Tanggamus Perkembangan keolahragaan pada masyarakat Kabupaten Tanggamus dapat digambarkan berdasarkan pada kuisioner yang disebarkan dan peneliti menemukan masyarakat Kabupaten Tanggamus sangat menyukai olahraga. 10378 responden dari 10949 atau sebesar 94,79% menyukai olahraga dengan berbagai cabang yang beragam. Dominasi cabang olahraga yang disukai adalah cabang olahraga permainan dan yang dilakukan bersama-sama. 10378 responden 26,90% diantaranya memilih bulutangkis, sepakbola 24,03%, bolabasket 12,90% dan 16,47 memilih senam. Hal ini menggambarkan keadaan masyarakat yang sudah memiliki rasa suka terhadap olahraga yang bersifat bersama-sama. Karakteristik ini memang didasari dari kebudayaan masyarakat Kabupaten Tanggamus yang memiliki kebudayaan gotong-royong dan tergambar dalam motto Kabupaten Tersebut yaitu “Bugawi Jejama” yang artinya bekerja bersama-sama. Namun dalam perjalannan penelitian ini juga ditemukan kenyataan bahwa masyarakat yang diwakili oleh 10949 responden ini melakukan olahraga dengan jumlah commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perminggu sebanyak 1 (satu) kali sebesar 62,4% responden, 2 (dua) kali sebesar 23,71% responden dan
3 (tiga) kali sebesar 13,89%. Hal ini menyatakan lebih
dari separuh responden meski meyukai olahraga namun tidak memenuhi kebutuhan berolahraga dengan cukup disetiap minggunya. Sehingga memang dibutuhkan suatu aktivitas olahraga yang bisa memacu keinginan masyarakat untuk lebih tertarik dan melakukan olahraga secara lebih giat juga berdasarkan kesadaran dirinya. 2. Hasil Penelitian Setelah melakukan berbagai rangkaian penelitian yang sudah direncanakan diawal, maka didapatkan berbagai data hasil penelitian. Data ini yang akan menjawab berbagai rumusan masalah yang telah disusun dalam penelitian ini, berikut penjabarannya: a. Bentuk Senam Tanggamus Sehat Senam Tanggamus Sehat ini menurut informan yang diwawancarai adalah “senam yang dikreasikan oleh tim yang dibentuk Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, senam ini senam khas dengan gerakan yang khas dari tradisi Kabupaten Tanggamus, Senam ini perangsang untuk pengolahragaan.” (Bapak Lauyustis). “adalah senam yang dirancang dan disesuaikan dengan ke-khasan Kabupaten Tanggamus, Senam yang diluncurkan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dulu 2010, senam ini gerakannya ada yang diambil dari gerakan lumba-lumba, elang, juga tarian khas sini, musiknya juga musik khas daerah Lampung.” (Ibu Sunarmi). “Senam yang bentuk gerakannya mencirikan budaya dan suasana Kabupaten Tanggamus. Alunan musiknya asli Lampung dan hanya ada di Kabupaten Tanggamus.” (Bapak Nasrullah). Bentuk dari Senam Tanggamus Sehat ini merupakan hasil dari seluruh rangkaian proses perencanaan dan penyusunan juga perekaman hingga jadilah bentuk yang nyata sebagai suatu hasil akhir berupa rangkaian gerakan dan
commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dikemas dalam bentuk video compack disk (VCD). Isi VCD Senam Tanggamus Sehat yang sudah jadi ini adalah 1) Cover/sampul VCD. Cover/sampul bagian depan ini menggambarkan sekilas siapa yang meluncurkan program ini, terdiri dari gambar Bupati Kabupaten Tanggamus yaitu bapak Bambang Kurniawan, ST. Dan Bapak Drs. Aristoteles Darwis selaku Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga tahun 2010, juga gambar siswasiswi yang memeragakan senam gerakan senam ini yang diabadikan dalam isi dari VCD ini. Bagian belakang dari sampul ini berisi prasasti yang dituliskan oleh Bupati sebagai bentuk dukungan terhadap keberadaan dari program ini dan juga harapan yang dimunculkan dari pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat ini di masyarakat. Juga bagian bawah terdapat gambar rekaman dan ucapan terimakasih yang ditujukan kepada pencipta-pencipta lagu yang musiknya digunakan sebagai iringan musik dalam Senam Tanggamus Sehat ini.
Gambar 14. Cover Disk Senam Tanggamus Sehat Volume 1
2) Isi Video Compack Disk Senam Tanggamus Sehat Isi dari VCD ini merupakan rangkaian gerakan, namun pada mula pemutaran video diwali dengan intro tujuan juga peringatan sebelum melakukan gerakan senam ini. Hitungan dari angka 1 (satu) sampai dengan 8 (delapan) dan disesuaikan dengan irama musik yang mengiringi yang juga sejalan dengan gerakan yang terangkai.
commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 15. Tampilan Layout Video Tahap Persiapan, Menampilkan Tujuan dari Gerakan pada Senam Tanggamus Sehat.
Gambar 16. Tampilan Layout Video Tahap Persiapan, menampilkan yang perlu Diperhatikan Saat Melakukan senam Tanggamus Sehat Setelah layout tujuan dan peringatan ditampilkan juga sambutan dari Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanggamus tahun 2010 yaitu Bapak Drs. Aristoteles Darwis yang menyatakan mengajak masyarakat untuk berolahraga karena dengan berolahraga akan menapatkan ketahan fisik yang optimal, dan gerakan Senam Tanggamus Sehat ini terinspirasi dari kondisi alam Tanggamus yang spesial.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
71 digilib.uns.ac.id
Gambar 17. Sambutan Bapak Drs. Aristoteles Darwis. Selanjutnya video mulai memasuki rangkaian gerakan dari Senam Tanggamus Sehat ini. rangkaian gerak ini terdiri dari gerakan pemanasan, inti dan pendinginan, diselah perpindahan antar inti juga disisipkan gerakan peralihan:
Gambar 18. Beberapa Gerakan pada Saat Pemanasan. Setelah gerakan pemanasan terdapat gerakan inti yang dibagi menjadi 6 (enam) bagian, setiap perpindahan gerakan inti satu ke gerakan inti lainnya terdapat gerakan peralihan yang terdiri dari tiga macam gerakan pokok dan diulang dua kali. Ada gerakan inti 1 merupakan gerakan yang diambil dari ikon Tanggamus yaitu lumba-lumba, juga elang commit to dan usergerakan seperti mencangkul yang
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diambil dari kebanyakan dari penduduk Tanggamus berprofesi sebagai petani, dan gambar gerakan tersebut sebagai berikut sesuai dengan pada VCD:
Gambar 19. Gerakan Inti Tahap 1
commit to user Peralihan 20. Gerakan Gambar
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 21. Gerakan Inti Tahap 2, Pengulangan Tiga Kali.
Gambar 22. Gerakan Inti Tahap 3, Pengulangan Dua Kali
commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 23. Gerakan Inti Tahap 4, Pengulangan Dua Kali
Gambar 24. Gerakan Inti Tahap 5, Pengulangan Empat Kali
commit to user
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 25. Gerakan Inti Tahap 6, Dilakukan Menghadap Empat Arah Mata Angin.
commit to user
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 26. Gerakan Pendinginan Seluruh rangkaian gerakan ini merupakan pokok gerakan yang ditayangkan dalam VCD yang disebarkan kepada masyarakat. Memang akan lebih mudah dimengerti jika melihat langsung pada gambar gerak yang tersedia didalam disk tersebut.
b. Proses Penyusunan Senam Tanggamus Sehat Berdasarkan pada penelitian yang sudah dilakukan yaitu: pengamatan, wawancara dan beberapa catatan lapangan, mendapatkan Informasi yang akurat tentang proses penyusunan dari Senam Tanggamus Sehat ini disampaikan oleh narasumber yang terjun langsung dalam proses pembuatannya. Berdasarkan pada kutipan hasil wawancara dengan Bapak Lauyustis menyatakan Senam Tanggamus Sehat ini adalah senam yang dibuat khusus oleh tim yang dibentuk oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanggamus. Proses penyusunan ini berawal dari ide dari bagian Olahraga Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga di tahun 2011 yang diajukan sebagai program dari bagian keolahragaan, dipimpin oleh Bapak Lauyustis yang mendapatkan ide dari masuknya proposal dari luar dinas untuk membuat senam, namun dalam pengajuannya tujuan dari pembuatan senam ini adalah sebagai bisnis yang menguntungkan pihak yang mengajukan. commit to user
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“Diawal pembuatannya sebenarnya senam ini untuk menyelamatkan dari desakan pihak luar yang menawarkan diri untuk membuat senam, pada pengajuan dari bagian olahraga kepada kepala dinas rancangan senam ini disetujui dengan masukan senam yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan kekhasan dari Tanggamus, akhirnya buat sendiri.” Selanjutnya sebagai tindak lanjut dan menghindari permasalahan dikemudian hari, program ini dikaji dan diajukan. Kepala dinas yang saat itu menjabat yaitu Bapak Aristoteles Darwis menerima pengajuan tersebut dengan catatan senam harus sesuai dengan Kabupaten Tanggamus. Sehingga, pengajuan tersebut mendapatkan pengembangan ide bahwa yang membuat senam ini adalah masyarakat Kabupaten Tanggamus itu sendiri. Alur proses pengajuan mengharuskan senam ini menunjang keolahragaan yang ada di Kabupaten Tanggamus, dan seiring berjalannya waktu saat ini tahun 2015 yang menandai tahun kelima dari program Senam Tanggamus Sehat ini. Saat ini dibawah naungan Dinas Pendidikan (Untuk di instansi pendidikan) dan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga yang saat ini berdiri sendiri yang mengatur untuk kedinasan. Senam ini diwajibkan pelaksanaannya minimal satu kali disetiap minggunya seluruh instansi pemerintahan dan pendidikan. Secara terperinci data dari hasil wawancara pada ketiga narasumber yaitu Ibu Sunarmi, Bapak Lauyustis dan Bapak Nasrullah menyebutkan bahwa senam ini sendiri pada awalnya ditujukan untuk siswa-siswi di sekolah. Sebagai sasaran untuk melihat dampak dan juga antusian dari siswa, karena senam volume 1 ini merupakan program yang diharapkan berkelanjutan. Penyusunan ini juga melalui tahapan-tahapan koordinasi dibuktikan juga berdasarkan foto-foto yang didapatkan pada penelusuran dokumen, meskipun tidak banyak data yang didapatkan pada saat penelusuran data. Hal ini dikarenakan oleh perpindahan kekuasaan, pembagian kerja dinas (Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata, Pemuda dan olahraga).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
78 digilib.uns.ac.id
Gambar 27. Dokumentasi koordinasi tim dalam penyusunan Senam Tanggamus Sehat Tim penyusun dalam pembuatan senam ini yang melaksanakan penyusunan sampai terciptanya Senam Tanggamus Sehat. terdiri dari: 1) Pembina dan Pelindung yaitu Bupati Kabupaten Tanggamus yaitu Bapak Hi. Bambang Kurniawan, ST. 2) Produser yaitu Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga 2011 yaitu Bapak Drs. Hi. Aristoteles Darwis 3) Produser Pelaksana Ibu Sunarmi, S.Pd, MM.Pd 4) Supervisi Produksi Hi.commit Amiruddin Harun, S.Pd,i to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5) Pimpinan Produksi Bapak Lauyustis, S.Pd, M.Pd 6) Sutradara Bapak Andi Lutfi Hilman, Dipl. IR 7) Koreografer/pembuat gerakan Bapak Nasrullah, S.Pd 8) Unit meneger Bapak Ishak, S.Pd, Bapak Drs. Soleh Ali Mukti dan Bapak Nandang Setiawan A.Ma. 9) Pengambil rekam gambar Bapak Hi. Hermawan, Bapak Heru, Bapak Heri dan Bapak Dedi. 10) Tata scenes Bapak Mahbub 11) Tata Lampu Bapak Bimantara 12) Editor Gambar dan Cover Bapak Andi Lutfi Hilman, Dipl. IR , Bapak Alfeto dan Bapak Hi. Hermawan. 13) Wardrobe dan Make Up ibu Henny Setiyorini 14) Pemain Siswa-siswi SMP Negeri 2 Pugung Kabupaten Tanggamus. (Sumber: Disk Cover Senam Tanggamus Sehat Volume 1). Bupati Kabupaten Tanggamus sebagai kepala daerah sangat mendukung pengadaan program ini. Selaku pembina dan pelindung dalam prasasti yang tertulis pada cover disk dari Senam Tanggamus Sehat ini beliau menyampaikan dukungannya yang berbunyi: “Jiwa dari rakyat Tanggamus Tertuang melalui spirit alamnya yang sangat kaya dengan unsur keindahan dan daya artistik luar biasa. Kemewahan Natural itu harus terus dipelihara dengan cara mengabadikannya kedalam bentuk-bentuk pencintraan yang bisa di terima oleh semua pihak. Oleh sebab itu, saya sangat menyambut baik gagasan untuk memvisualisasikan citera kultural dan kearifan lokal alam Tanggamus ini ke dalam konsep gerakangerakan senam yang dinamis, dan yang dipadu dengan alunan musik tradisional-kontemporer yang harmonis. Semoga, senam yang diberi nama Senam Tanggamus Sehat ini benar-benar akan menjadi bagian dari tradisi cerdas bagi segenap masyarakat kita.”
commit to user
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sehingga, dapat dilihat berbagai dukungan pihak terkait dalam pemerintahan Kabupaten Tanggamus menjadikan senam ini menjadi salah satu program unggulan yang melibatkan masyarakat dalam pelaksanaannya. Sedangkan isi dari Senam Tanggamus Sehat ini di buat oleh koreografer yaitu Bapak Nasrullah. Pembuatan Senam ini berdasarkan referensi dan pengamatan alam sekitar Kabupaten Tanggamus untuk mendapatkan karakteristik yang sesuai dengan yang diinginkan dan dibutuhkan. Berisikan 15 menit yaitu terdiri dari 4 menit sebagai tahap pemanasan, 10 menit inti, dan 2 menit pendinginan. Pada permulaan pelaksanaan senam dalam video yang dibuat diberikan gambaran tujuan dari gerakan pada senam ini dan tanda peringatan pelaksanaan untuk mereka yang sedang tidak dalam keadaan baik sebagai bagian dari persiapan. Selain dari tujuan yang diharapkan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanggamus yang disampaikan sebelumnya, gerakan pada senam ini diharapkan dapat memiliki tujuan bagi individu pelaku dari senam ini. seperti yang tertulis dalam layout/tampilan (gambar18) tujuannya adalah untuk melatih kepala, tangan, badan dan kaki, persendian, dinamika gerak, daya tahan tubuh, sikap tubuh yang benar, penyesuaian irama (beat), dan relaksasi. c. Proses Sosialisasi Senam Tanggamus Sehat Sesuai dengan hasil dari kajian data, pada pemberitaan yaitu laman http://pekonkejayaan.blogspot.co.id yang di unduh pada tanggal 29 September 2015. Meski tidak selengkap yang diharapkan dan memiliki informasi yang agak berbeda dari setiap Informan yang diwawancarai, yaitu jumlah peserta dan tempat sosialisasi yang tidak lengkap disebutkan, namun pemberitaan ini membuktikan adanya sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Tanggamus di tahun 2011 tersebut terkait program Senam Tanggamus Sehat yang sedang diteliti ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
81 digilib.uns.ac.id
Gambar 28. Print Screen pemberitaan sosialisasi senam tanggamus sehat secara online. Proses sosialisasi yang sesuai dengan ketiga narasumber melalui wawancara yaitu Bapak Nasrullah, Bapak Lauyustis dan Ibu Ridhia. Proses pelaksanaannya dilakukan dengan membagi 3 (tiga) wilayah tempat pelaksanaan. Tiga wilayah ini dipilih sebagai tempat pelaksanaan yang dilihat dari letak peta Kabupaten Tanggamus. Kecamatan pertama yang ditunjuk sebagai tempat sosialisasi adalah Kecamatan Kota Agung Pusat yaitu meliputi peserta dari Kota Agung Pusat, Kota Agung Timur, Kota Agung Barat, Wonosobo, Semaka, Pematang Sawa dan Bandar Negeri Semong. Kecamatan Kedua yang menjadi tempat sosialisasi adalah Kecamatan Gisting meliputi wilayah, Gisting, Gunung Alip, Talang Padang, Sumberejo, Pulau Panggung, Ulu Belu dan Air Naningan, Sedangkan tempat ketiga yaitu Kecamatan Pugung meliputi wilayah Pugung, Bulok, Cukuh Balak, Limau, Kelumbayan dan Kelumbayan Barat. Berdasarkan pada poto pelaksanaan juga menguatkan proses sosialisasi dilaksanakan dalam penyebarluasan program Senam Tanggamus Sehat ini.
commit to user Gambar 29. Proses Sosialisasi Senam Tanggamus Sehat
perpustakaan.uns.ac.id
82 digilib.uns.ac.id
Selanjutnya proses pemberian materi atau pelatihan diadakan selama 3 (tiga) hari dari masing-masing ketiga wilayah tersebut. Materi yang diberikan meliputi pada bentuk gerakan yang sesuai dengan apa yang ada di compack disk yang dibagikan satu-persatu kepada peserta juga buku panduan gerakan. Pelatihan gerakan yang diadakan selama tiga hari tersebut cukup membuat peserta mampu menguasai gerakan senam yang memang dibuat sederhana dan mudah diingat. Materi juga menyampaikan bagaimana penekanan-penekanan gerakan yang disesuaikan dengan situasi peserta jika menjadi instruktur dari senam ini. Koreografer yang menjadi pemateri dalam sosialisasi ini menyampaikan penekanan ini berupa penyesuaian ketegasan gerak, jika yang menjadi peserta adalah usia remaja yang aktif dan masih memiliki tubuh normal yang berkembang tekanan gerakan berupa ketepatan perpindahan gerakan dengan melompat yang lebih tinggi. Sebagai salah satu contoh gerakan yang memiliki ketekanan dan kekhasan dalam Senam Tanggamus Sehat ini adalah:
Gambar 30. Contoh gerakan yang perpindahannya ada lecutan melompat. Pada gerakan diatas yang koreografer ambil dari gerakan lompatan lumba-lumba yang merupakan ikon Kabupaten Tanggamus. ada lompatan pada saat tangan berada didepan dada berpindah menyorongkan commit to usertangan dengan gerakan dari depan
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dada lurus kedepan dan berbelok ke bawah dengan sedikit membungkukkan badan (seperti lumba-lumba melompat dipermukaan air) dan ada perubahan langkah dari kaki kiri ke kaki kanan. Peserta sosialisasi ini merupakan seluruh guru olahraga yang ada di Kabupaten Tanggamus dari jenjang sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah atas (SMA), baik negeri maupun swasta, dari yang dibawah naungan Dinas Pendidikan maupun yang berada dibawah naungan Departemen Agama (Depag). Senam juga disosialisasikan melalui lomba-lomba.
Gambar 31 . Foto pelaksanaan lomba senam tanggamus sehat. Tidak hanya itu secara online juga Senam Tanggamus Sehat disebarkan, yaitu dengan memanfaatkan media youtube. Penggunaan media sosial youtube ini sangat membantu penyebaran video dari senam ini. Sampai saat pengambilan print screen dari internet, penayangan file video Senam Tanggamus Sehat ini pada tanggal 19 desember 2015 adalah sebanyak 3895 kali penayangan.
commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 32. Penyebaran senam tanggamus sehat melalui media online youtube. Mengurut pada informasi yang terkumpul melalui angket dari 10949 orang responden 10362 atau 94,63% responden dari 16 wilayah Kecamatan di Kabupaten Tanggamus menyatakan mengetahui keberadaan Senam Tanggamus Sehat ini. Informan yang mengisi angket ini merupakan gabungan dari responden pelajar, pekerja instansi kedinasan, kecamatan juga masyarakat umum yang membuat kelompok-kelompok senam dan juga masyarakat yang mengikuti senam ditempat-tempat umum yang diadakan oleh kedinasan. Jika dilihat angka ini hampir mendekati 100% yang menyatakan bahwa senam ini sangat dikenal oleh masyarakat Kabupaten Tanggamus. Sedangkan 579 responden yang tidak mengetahui senam ini diduga tidak memperhatikan senam yang dirinya laksanakan dihari-hari tertentu di setiap minggunya atau tidak memperhatikan pertanyaan kuisioner dengan baik. Tidak hanya sampai ditingkat mengetahui pada angket nomer 10 (sepuluh) yang menanyakan “apakah anda menyukai kegiatan Senam Tanggamus Sehat?”, sebanyak 10315 atau 94,21% responden menyatakan “ya” atau menyukainya. Perbandingan suka dan tidak suka dari masyarakat yang menyetahui keberadaan senam ini hanya sebanyak 47 orang atau 0,42% saja. Sehingga, Angka 94,63 ini menyatakan bahwa penyampaian senam ini dimasyarakat hampir mendekati sempurna.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
85 digilib.uns.ac.id
d. Proses Pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat Proses pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat pada awalnya diresmikan oleh bupati Kabupaten Tanggamus Bapak Bambang Kurniawan, ST., dibulan Desember 2010. Dari peresmian pertama senam ini selanjutnya diberlakukan pewajiban bagi instansi pendidikan yaitu sekolah dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pemberlakuan pewajiban ini dilakukan satu kali disetiap minggu dengan mekanisme melakukan senam secara bersama-sama. Rata-rata sekolah yang ditelusuri oleh peneliti melaksanakan Senam Tanggamus Sehat pada hari jumat dengan alasan hari jumat merupakan hari pembinaan prestasi dan dibuka dengan pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat yang selanjutnya di persilahkan senam lainnya untuk menghindari kebosanan, dan biasanya dilakukan di jam pertama disekolah sekitar pukul 07.15. Berdasarkan pada studi lapangan yang dilakukan dibuktikan dengan beberapa dokumentasi berikut yang dapat menggambarkan pelaksanaan beberapa di instansi pendidikan. Senam ini di barengi dengan beberapa kegiatan lainnya yang ada di sekolah masing-masing.
Gambar 33. Pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat Di Sekolah-Sekolah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
86 digilib.uns.ac.id
Selama perjalanannya Senam Tanggamus Sehat dikenal sebagai senam yang khas di Kabupaten Tanggamus, sehingga Kepala Pemerintahan Daerah Kabupaten Tanggamus melalui Sekretarisnya mengeluarkan perintah wajib bahwa hari jumat dinyatakan sebagai hari olahraga dan wajib mengikuti Senam Tanggamus Sehat bagi seluruh pegawai di sekitar kawasan kantor pemerintahan tidak terkecuali dari Satuan Resort Kepolisian Kabupaten Tanggamus dan Komando Militer Kabupaten Tanggamus serta dibuka bagi masyarakat umum yang mau mengikuti senam ini. Kebijakan ini juga diiringi oleh pemerintahan tingkat kecamatan yang melaksanakan pada hari jumat atau minggu. Hal ini disesuaikan dengan kesanggupan masing-masing kecamatan dalam melaksanakan program ini.
Gambar 34. Pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat di Instansi Pemerintahan yang juga dibuka untuk umum. Selain dari tingkat instansi yang telah terstruktur, terdapat juga kelompok masyarakat yang sudah membentuk kelompok senam dan tertarik untuk ikut melakukan senam dengan materi Senam Tanggamus Sehat, bahkan menggunakan commit usercukup luas untuk dijadikan tempat fasilitas seperti balai desa dan kantor desatoyang
perpustakaan.uns.ac.id
87 digilib.uns.ac.id
pelaksanaan senam ini atau sekedar bersenam bersama di halaman rumah yang masih cukup luas untuk digunakan. Hal ini seperti yang terjadi di Kecamatan Gisting dan Talangpadang yang menggunakan beberapa balai desa atau sekedar bersenam didepan rumah bersama beberapa kerabat disekitarnya.
Gambar 35 . Kelompok senam yang dibentuk oleh masyarakat Didukung dengan data yang didapatkan melalui pengisian angket oleh responden didapatkan dari 10949 responden yang memberikan informasi 10361 (94,63%) diantaranya pernah melakukan Senam Tanggamus Sehat. e.
Dampak Senam Tanggamus Sehat terhadap masyarakat Senam Tanggamus Sehat ini adalah program pengolahragaan, meskipun
dapat dilihat berdasarkan informasi dari wawancara yang menyatakan bahwa pada awal mula diluncurkannya program ini ditujuan untuk instansi pendidikan. “Diawal pembuatan, yang pertama disentuh sebenarnya untuk siswa. Jadi, sekolah-sekolah, karena disekolah itu generasi yang masih akan panjang jalannya kedepan masa depannya, kalau dibina dari sekarang kecintaannya kita bisa dapatkan generasi yang lebih baik kedepan kebugarannya, tapi sekarang masyarakat sudah banyak yang tahu” (Ibu Sunarmi). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
88 digilib.uns.ac.id
Senam ini juga diharapkan membangun kecintaan berolahraga dan menciptakan generasi yang bugar dikemudian hari. Peneliti telah mengamati, membuat catatancatatan penting dan turun langsung ikut serta dilapangan selama kurang lebih 5 minggu juga menyebarkan angket yang diisi oleh siswa, pegawai instansi, juga masyarakat umum yang melakukan Senam Tanggamus Sehat ini. Hasil yang didapatkan dari kenyataan rata-rata responden dilapangan yang dituliskan dalam angket yang disediakan, peneliti telah mendapatkan data yang menggambarkan kenyataannya dari 10949 responden yang membagi informasinya melalui angket 10378 atau 94,78% menyukai olahraga dengan berbagai cabang olahraga yang berbeda. Cabang olahraga ini didominasi dengan olahraga permainan yang cenderung membutuhkan daya tahan yaitu: bulutangkis sebanyak 2946 (26,90%), sepakbola sebanyak 2631 (24,03%), bolabasket sebanyak 1422 (12,99%), Senam sebanyak 1647 (15,04%), bolavoli sebanyak 985 (9%), renang 438 (4%), dan lainnya. 10382 responden juga menyatakan percaya bahwa olahraga mampu membuat tubuh menjadi lebih bugar. Ditemukan kenyataan rincian banyaknya yang melakukan olahraga selain dengan Senam Tanggamus Sehat lebih dari 3 kali dalam satu minggu hanya 1521 responden atau 13,89%, yang melakukan olahraga 2 kali dalam seminggu adalah sebanyak 2596 responden atau sebanyak 23,71% sehingga masih banyak masyarakat yang hanya berolahraga sesuai dengan kecabangan yang disukainya 1 kali seminggu yaitu sebanyak 6832 responden atau sebanyak 62,4%. Hal ini tidak sepadan terkait akan apa yang disampaikan oleh Martadinata (2010:22-23) bahwa kebugaran jasmani dipertahankan dengan latihan yang teratur dengan takaran yang cukup dengan perkiraan 3-4 kali dalam seminggu. Sehingga jika masih banyak masyarakat yang melakukan olahraga tersebut dalam 1-2 kali dalam satu minggu belum cukup untuk mendapatkan tubuh yang bugar. Rekapitulasi data lain yang menyatakan masyarakat yang melakukan Senam Tanggamus Sehat sebanyak 10361 dengan rincian banyaknya melaksanakan senam selama seminggu adalah 7991 responden atau 77,13% melakukannya 1 kali dalam seminggu, 2023 responden atau 19,53% melakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu, sedangkan sisanya yang melakukan 3 kali atau lebih hanya sebanyak commit toDari userangka-angka yang muncul dapat 3,35 persen atau sekitar 347 responden.
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dijadikan suatu gambaran yang selanjutnya dapat menyatakan program ini berada pada tahap efektif yaitu jika dari data sebelumnya diketahui masyarakat berolahraga dalam satu minggu selain dari Senam Tanggamus ini hanya 1 kali maka jika melakukan senam ini sebanyak 1 kali maka jumlah banyaknya olahraga dalam satu minggu adalah sebanyak 2 kali. Begitu juga dengan mereka yang melakukan olahraga selain dari senam ini 2 sampai 3 kali maka ditambah dengan melakukan senam ini satu kali dapat mencukupi frekuensi berolahraga dalam satu seminggu sebanyak 3-4 kali dan ini tentu dapat menjaga kebugaran dari individu dimasyarakat Kabupaten Tanggamus. Maka, dari penambahan waktu berolahraga pada masyarakat yang mengikut dan dapat memenuhi kebutuhan olahraga pada individu adalah merupakan dampak yang nampak dari pelaksanaan program Senam Tanggamus Sehat ini. B. Pembahasan 1. Bentuk Senam Tanggamus Sehat Berdasarkan dari data yang sudah dijabarkan, bahwa berbagai bentuk dari rangkaian Senam Tanggamus Sehat merupakan inovasi yang lahir dari pemikiran seorang koreografer dan tim penyusun dengan berbagai referensi yang dikumpulkan dan juga memperhatikan konsep keadaan alam sekitar kabupaten seperti adanya gerakan yang dikatakan gerakan lumba-lumba yang diambil dari ikon kabupaten yang perairannya banyak terdapat lumba-lumba, kemudian kepakan elang juga mencangkul karena sebagian besar matapencaharian masyarakatnya petani. Jika dilihat dari segi rangkaian gerakannya yang disengaja disusun, juga musik yang mengiringi dan ritme senam ini, Senam Tanggamus Sehat masuk dalam kategori senam aerobik, yaitu seperti pada kajian teori telah dijabarkan bahwa senam aerobik menurut Dinata (2010: 17) adalah serangkaian gerak yang dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti irama musik yang juga dipilih sehingga melahirkan ketentuan ritmis, kebersambungan (continue) dan durasi tertentu. Sedangkan gerakan-gerakan yang dipilih dalam suatu senam aerobik hendaknya mengandung unsur: a) Meningkatkan kemampuan kerja jantung dan paru-paru. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
90 digilib.uns.ac.id
b) Dapat membentuk tubuh. c) Irama musik sebagai patokan kecepatan dan juga sebagai penjaga motivasi bagi yang melakukan senam aerobik. d) Struktur senam aerobik sendiri terdiri dari pemanasan (warming up), inti dan pendinginan (cooling down). Senam Tanggamus Sehat dengan susunannya mengandung unsur atau ciriciri dalam kriteria senam aerobik ini. Dibuktikan dengan berbagai penjelasan bagian dimana adanya bagian pemanasan, ada bagian inti yang terbagi dalam 6 rangkaian gerakan inti dan juga pendinginan, namun dalam penyusunannya masih ada kesetimbangan atau hal yang kurang memadai yaitu porsi dari bagian pemanasan masih terasa kurang. Dari 15 menit durasi pada bagian pemanasan hanya 2 menit dan dengan gerakan yang sangat minim juga pengulangannya masih terlalu sedikit sehingga masih bisa ditambahkan variasi gerakan lainnya. Durasi 15 menit juga masih sangat minim untuk melakukan senam meskipun dalam pelaksanaannya dilapangan didapati terdapat pengulangan 2 (dua) kali senam sehingga didapatkan senam sebanyak 30 menit. Pengulangan ini sudah sesuai dengan standar, berdasarkan pada teori yang disampaikan oleh Dede Kusmana (2000: 9) menyatakan: “lama latihan antara 20-30 menit cukup memberikan kenaikan kemampuan tubuh sebanyak 35%, bila dilakukan 3 kali perminggu dalam jangka waktu 1,5 bulan”. Kelebihan lainnya untuk yaitu musik dan irama yang mengiringi tidak memiliki masalah. Sebagai panduan untuk bergerak dengan pemilihan musik daerahnya yang mungkin sudah di arrangement ulang, sehingga tepat pada 8 hitungan dengan tempo musik 120-140 ketukan permenit (dihitung dengan metronome) dan ini masuk dalam tempo antara lambat dan cepat (Sedang). Musik yang digunakan juga musik yang sudah dikenal oleh masyarakat Kabupaten Tanggamus sehingga terasa begitu dekat didengar. Secara perbandingan usia, senam ini dapat dilakukan oleh seluruh usia dari anak-anak sampai dewasa, bahkan lanjut usia. Hal ini karena adanya keselarasan gerak pada setiap gerakannya. Koreografer yang menyampaikan bahwa adanya perbedaan porsi pada gerakan dan hal ini menjadi kelebihan dari senam ini dan commit to user sudah dimengerti oleh isntruktur bahwa pada saat senam dapat disesuaikan
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan siapa pelaku senamnya. contoh jika yang menjadi bagian dari senam ini berusia lansia maka pelaksanaan gerakan dapat dikurangi pada bagian gerakan yang harusnya memiliki lecutan lompatan pada saat perpindahannya menjadi hanya menggeserkan kaki tanpa lompatan. Memikirkan bagian-bagian ini juga menjadi suatu pemberian nilai lebih pada senam ini. Senam aerobik ini seperti pada penjelasan Dinata diatas mempunyai kelebihan dalam membantu tubuh mempertahankan juga meningkatkan daya tahan kardiovaskular jika dilakukan dengan terus-menerus dan dengan porsi yang sesuai. Senam aerobik juga dapat dijadikan suatu program latihan yang mendukung kecabangan olahraga lain
yang membutuhkan daya
tahan
kardiovaskular dalam pelaksanaannya. Fungsi senam aerobik atau Senam Tanggamus Sehat pada khususnya didukung oleh penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh Mahammad Mehrtash, Hadi Rohani, Esmail Farzaneh, Rasoul Nasiri (2015) dengan judul penelitian The Effects of 6 Months Specific Aerobic Gymnastic Training on Motor Abilities in 10–12 Years Old Boys, menyatakan hasil penelitian bahwa pada anak laki-laki usia 10-12 tahun senam aerobik mampu mengubah kemampuan gerak/pola gerak kearah yang lebih positif. Penelitian ini membuktikan bahwa memang senam aerobik dapat mengubah postur tubuh menjadi lebih baik. Senam Tanggamus Sehat juga sudah dibarengi dengan pengadaan fasilitas instruktur atau video yang memandu Senam ini, hal ini juga dapat dikaitkan pendukung pengubahan pola gerak pada pelakunya, sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Simpson dalam Sugiyanto (2012:19) bahwa pada domain psikomotor yaitu pembelajaran gerak yang berhubungan dengan sistem sensorik tubuh sejalan dengan gerakan yang berulang dari penerimaan indra penglihatan atau indra pendengaran dalam senam berdasarkan irama dan tempo yang sama, menyebabkan reaksi pada otak akan terstimulus dan diteruskan oleh tubuh sebagai reaksi dan ini membutuhkan waktu dan melalui tahapan yang cukup panjang sampai seseorang dapat berada pada tahap penciptaan gerakan (origination) yang dalam tahapannya sudak mampu menciptakan gerakan sendiri bahkan dalam memanipulasi objek tertentu. Dengan sistem kerja otak dan proses pembelajaran commit yang to usersudah dikenal sebelumnya oleh geraknya, penggunaan materi senam
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masyarakat
juga mampu mempermudah penyerapan dari bentuk Senam
Tanggamus Sehat ini oleh masyarakat Kabupaten Tanggamus. Berdasarkan penjabaran tersebut, maka untuk bentuk gerakan atau irama Senam Tanggamus Sehat dengan susunan yang sudah sesuai dengan standar senam aerobik menurut Dinata ini meski masih ada sedikit kekurangan, jika diterapkan dengan benar-benar serius dan diperhatikan waktu pelaksanaannya dapat menjadi bagian dari proses belajar yang dapat berperan juga dalam membentuk generasi yang memiliki struktur tubuh dengan pola gerak yang baik dan dengan daya tahan kardiovaskular yang baik juga. Setidaknya sampai saat ini dari 10949 responden dan 10361 diantaranya menyatakan mengikuti olahraga dan diiringi dengan senam ini sudah menunjukan adanya generasi yang memulai mengubah kemampuan dan pola geraknya menjadi lebih baik. 2. Proses Penyusunan Senam Tanggamus Berbagai penjabaran data tentang proses penyusunan dari Program Senam Tanggamus Sehat yang dimulai dari terjadinya pengajuan dari pihak luar dan memunculkan ide untuk membentuk sendiri hingga munculnya tim dan menjadikan sebuah produk yang disebut dengan Senam Tanggamus Sehat. Proses pembuatan yang tidak banyak menimbulkan permasalahan dan cukup dengan waktu yang singkat yaitu 3 bulan namun mampu menjadi program yang bertahan sampai pada tahun kelima, maka jika dikaitkan dengan kriteria penyusunan yang sudah dikembangkan dan ditentukan oleh peneliti sebagai pencarian gambaran apakah proses penyusunan ini sudah sesuai dengan yang seharusnya maka dari kriteria: 1) Perencanaan dengan diawali menyusun tim
yang berkompetensi
dibidangnya yang mendukung program olahraga. 2) Membangun komunikasi yang baik antara pemerintah, tim penyusun dan sponsor sebagai jalan memperkecil hal yang tidak sejalan. 3) Program dibangun berdasarkan pada riset pada yang dituju. 4) Program memiliki tujuan yang jelas dan positif untuk kemasyarakatan. 5) Penataan/identifikasi bentuk program yang sesuai, (bentuk aktivitas berdasarkan standar, memiliki waktu pelaksanaan, waktu commitperhitungan to user
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
training, murah dan mudah untuk diikuti, mudah dilakukan jika dalam kondisi ramai, aman bagi masyarakat, beresiko kecil dan bermanfaat bagi masyarakat). 6) Memperhitungkan lama pembuatan dari program. Dapat dilihat program ini memenuhi dari kriteria tersebut dengan pembahasan: kriteria pertama dengan bukti adanya tim yang mampu bekerja membentuk senam ini dari mulai produser, produser pelaksana, sutradara, koreografer sampai pada tim pendukung pengambilan rekaman semua terbentuk menjadi satu kesatuan dan saling mendukung dalam proses kerjanya. poin kedua saling berkoordinasi satu sama lain sehingga sesuai dengan pernyataan pada wawancara pada poin pertanyaan ke-6 bahwa informan menyatakan kesalahan teknis terjadi hanya pada detail perekaman dan bisa diatasi dengan baik adalah suatu kenyataan koordinasi saling terjaga dan berjalan dengan baik. Pada poin ketiga, meski tidak melalui riset yang sesungguhnya seperti penelitian dan pengembangan (Reasearch and Development) namun dilakukan pendekatan dengan melihat kebutuhan, pencaharian referensi dan membuat pemetaan situasi yang saat itu ada pada lingkungan Kabupaten Tanggamus seperti apa yang disampaikan oleh Bapak Lauyustis : “Kalau dibilang riset secara resmi nggak, tapi untuk volume 1 ini kita jadikan program awal dan menjadi gambaran awal, tim juga membuat senamnya dari beberapa referensi dan kajian juga tidak asal, jangan sampai senam ini justru buat cedera”. Poin keempat, kriteria ini terpenuhi dengan tujuan yang jelas dan juga menampilkan dampak yang positif yang selanjutnya akan dibahas pada bagian pembahasan dampak secara lebih mendalam. Poin kelima, karena dilakukan berdasarkan referensi dan juga kajian-kajian kebutuhan dan bentuk, dari senam ini dibuat sudah sesuai dengan standar senam, memiliki ritme dan ketukan yang cenderung sedang membuat senam ini dapat dilakukan oleh semua orang. Senam ini juga memiliki penekanan-penekanan gerakan yang disesuaikan oleh siapa peserta dalam pelaksanaannya hal ini akan dijelaskan lebih mendalam pada pembahasan sosialisasi yang melingkupi pelatihan bagi instruktur senam ini. Meski diawal pembuatannya ditujukan untuk instansi
pendidikan
saja
dalam perkembangannya sudah berkembang commit to user ditempat-tempat ruang terbuka kemasyarakat dan ini dibuktikan oleh pelaksanaan
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
seperti lapangan, taman kota atau kantor umum yang dapat diikuti oleh seluruh masyarakat tanpa pungutan biaya apapun. Poin keenam, jangka waktu pembuatan senam dari awal sampai akhir tahap hanya memakan waktu kurang lebih selama 3 (tiga) bulan sesuai dengan yang disampaikan oleh Ibu Sunarmi: “Untuk penyusunan sangat singkat kurang lebih 3 bulan sudah jadi, dari gerakan kepelatihan anak-anak yang ditunjuk untuk perekaman, tim yang ditunjuk”. Berdasarkan penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa penyusunan program Senam Tanggamus Sehat ini sangat baik dan juga sesuai dengan keseluruhan kriteria yang menjadi acuan dalam pembuatan suatu program, dan hal ini memberikan gambaran penyusunan program ini mudah dan cepat namun memiliki kualitas yang baik yang dipikirkan secara mendalam, memiliki keunggulan lain yaitu program pengolahragaan yang bisa mengakomodir banyak orang dan tidak membebani masyarakat dengan pemeliharaan yang mengeluarkan biaya dan bisa dinikmati oleh siapa saja dan dari seluruh kalangan usia. 3. Proses Sosialisasi Sosialisasi menjadi salah satu ujung tombak suatu program dapat berjalan atau tidak. Tanpa sosialisasi suatu program tidak akan sampai pada yang ditujukan. Senam Tanggamus Sehat ini juga melalui tahapan sosialisasi yang mendukung penyampaian pada yang dituju. Pada Senam Tanggamus Sehat ini sangat disayangkan sosialisasi hanya dilakukan dengan peserta dari kalangan pendidikan, hal ini sejalan dengan tujuan awal dari senam ini yaitu bagi siswa dan siswi juga dewan guru yang ada disekolah. Meskipun sampai saat ini di tahun 2015 sudah berkembang pesat diluar dari instansi pendidikan yaitu dimasyarakat umum Kabupaten Tanggamus. sosialisasi seharusnya masih terus digalakkan sejalan dengan sejauh ini dimasyarakat melalui lomba-lomba yang dilakukan oleh dinas tertentu, kecamatan atau pada saat perayaan hari jadi Kabupaten Tanggamus atau pelaksanaan ditempat-tempat tertentu dikecamatan-kecamatan masih terus dilaksanakan, sehingga tidak hanya populer secara nama, tetapi juga terus bertambah pelaku-pelaku yang melakukan Senam Tanggamus Sehat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
95 digilib.uns.ac.id
Selanjutnya jika dihubungkan proses sosialisasi pada perjalanan program Senam Tanggamus Sehat ini, berdasarkan pada kriteria yang sebelumnya sudah dikembangan dan dikaji dari beberapa referensi yaitu 1) Sosialisasi antar pemilik kebijakan (transmisi) sebagai pemersatuan terhadap keterdukunngan terhadap program. 2) Perencanaan waktu, materi dan tempat sosialisasi agar mempermudah sistematis sosialisasi dan juga menciptakan sosialisasi yang jelas dan sesuai dengan program yang disampaikan. 3) Sosialisasi dengan tempat-tempat yang diperhitungkan (disesuaikan dengan peserta). 4) Sosialisasi diawali dengan pihak prioritas. Pihak prioritas ini yang mampu menyampaikan program pada pihak yang yang lebih luas. 5) Sosialisasi mendatangkan pihak-pihak yang dapat mempengaruhi keinginan turut serta masyarakat seperti instruktur, atlet atau artis yang dikenal. 6) Sosialisasi menggunakan iklan, pamflet, spanduk atau brosur. Senam ini dalam poin pertama dilaksanakan, hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bupati Kabupaten Tanggamus yang juga memberikan kata-kata sambutan didalam bagian disk. Juga koordinasi pelaksanaan melalui kantor unit pelaksana teknis atau yang disingkat oleh KUPT. Juga koordinasi antar kedinasan yang selanjutnya menjadi bagian-bagian pengisi dalam pelaksanaan senam disetiap minggunya. Poin kriteria kedua juga dilaksanakan, ini jelas dibuktikan dengan pernyataan informan yaitu Ibu Ridhia dan Bapak Nasrullah juga Bapak Lauyustis yang menyatakan ada pelatihan instruktur terlebih dahulu, juga ada persiapan materi penyampaian, pembagian wilayah sosialisasi juga urusan undangan melalui KUPT. Poin kriteria ketiga pelaksanaan sosialisasi dengan menggunakan pemusatan ditiga tempat pemusatan, hal ini lebih efektif karena dapat membagi jumlah partisipan yang sesuai dengan kapasitas. Pelaksanaan sosialisasi yang sesuai dengan kapasitas akan membantu dalam penyampaian materi dengan maksimal. Sehingga apa yang disampaikan dapat diserap dengan lebih baik oleh pada partisipan sosialisasi. commit to user
96 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Poin keempat, pada poin ini dilaksanaan sejalan dengan peserta dari sosialisasi program ini adalah seluruh guru olahraga dari tinggkat SD sampai SMA, maka akan mudah menyebarkan kepada seluruh siswa. jika seorang guru dari wakil setiap sekolah ini menyebarkan pada seluruh isi sekolah maka untuk keseluruhan guru yang menyebarkan yaitu berjumlah 748 sekolah (data berdasarkan Laman tanggamus.siap-online.com tanggal 17 desember 2015) dengan jumlah siswa, guru dan staf mencapai
35.000, maka jika sudah berjalan
selama 5 tahun sudah dengan penambahan siswa baru pada jenjang sekolah dasar pertahun rata-rata 3031 siswa, maka
50155 orang yang melakukan senam ini
(hanya pada tingkat instansi pendidikan). Angka ini diyakini masih akan terus bertambah seiring dengan perkembangan keikutsertaan dari masyarakat selain dari instansi pendidikan seperti pada instansi pemerintahan daerah bidang lain atau kecamatan juga masyarakat umum yang mengikuti dalam hari-hari khusus yang ditentukan disetiap minggunya. Kriteria kelima, tidak sepenuhnya dilaksanakan. Pelaksanaan memunculkan instruktur yang menarik dan mumpuni dilaksanakan, tetapi tidak dengan memunculkan artis yang dikenal oleh masyarakat luas. Namun, masih ada lagi cara sosialisasi ini dengan perlombaan dan sebagai dewan juri adalah instrukturinstruktur yang memang dari awal dilatih dan juga koreografernya secara langsung. Hal ini cukup memberikan pancingan dengan antusiasnya tim peserta yang mengikuti perlombaan, jika dilihat secara sepintas dalam pelaksanaannya memang tampak keramaian peserta yang membuat berfikir bahwa mungkin sosialisasi dilakukan dengan sangat luar biasa dan gencar sehingga masyarakat berbondong-bondong untuk datang, namun berdasarkan pada urutan cerita sosialisasi yang telah diceritakan oleh informan-informan yang sudah dibahas pada data proses sosialisasi maka pemikiran yang muncul adalah kemungkinan kepekaan masyarakat akan keberadaan dari senam ini yang tersampaikan dari pembicaraan ke pembicaraan. Kriteria terakhir dari proses sosialisasi ini adalah keikutsertaan media iklan yang bisa mencapai masyarakat luas. Proses sosialisasi menyebarkan senam ini melalui media sosial you tube, juga berita-berita online. memang media online ini commit user dari banyaknya pengakses yang sedang banyak digandrungi hal ini dapattodilihat
perpustakaan.uns.ac.id
97 digilib.uns.ac.id
melihat suatu video yang di-upload ke laman you tube ini dengan kata kunci “Senam Tanggamus Sehat”. Berdasarkan pada tanggal 17 Desember 2015 sudah sebanyak 3895 kali tayang. Penyebaran pada media sosial ini mempermudah untuk mendapatkan copy file dari Senam Tanggamus Sehat ini hanya dengan melakukan download. Berdasarkan pada perbandingan keseluruhan kriteria maka dapat dikatakan bahwa sosialisasi pada program Senam Tanggamus Sehat ini sudah baik dan memenuhi kriteria tersebut. Meskipun masih ada kekurangan yang dapat menjadi pembelajaran dalam proses sosialisasinya yaitu seperti lebih penggiatan dengan menggunakan pamflet, brosur atau spanduk penggalakan program agar lebih dikenal dan diingat juga semakin tersebar. 4. Proses Pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat Proses pelaksanaan ini dari apa yang dilihat langsung dilapangan oleh peneliti membuat peneliti berfikir mungkin proses sosialisasinya cukup gencar. Senam yang sudah dijalani selama kurang lebih 5 tahun ini masih terus dipadati oleh peserta, meski kebanyakan memang melakukan karena wajib namun masih ada juga yang karena kesadaran dirinya hadir dan mengikuti secara teratur dan tidak ada keluhan yang terlontar. Studi lapangan yang dilakukan di-24 tempat pengadaan juga tidak melihat kejenuhan dan kesukaran yang diperlihatkan, justru terlihat berjalan lancar dan dinantikan. Kepekaan penilaian ini juga diselaraskan dengan kriteria yang sudah dibuat oleh peneliti meskipun dalam kenyataan turun kelapangan masih ada catatan-catatan penilaian atau temuan yang bisa dijadikan rujukan untuk dapat mendeskripsikan keberadaan Senam Tanggamus Sehat secara sebenar-benarnya. Meskipun jika dilihat tujuan diawal proses pelaksanaannya senam ini ditujukan hanya untuk instansi pendidikan. Artinya sebenarnya masyarakat sudah lebih pintar dalam menerima program-program yang bisa memiliki manfaat langsung terhadap masyarakat dan turut serta/terlibat didalam pelaksanaannya. Peneliti dalam pendekatannya pada program Senam Tanggamus Sehat ini berupaya melihat pelaksanaan senam ini sebaik mungkin dan berdasarkan kriteria yang sudah disiapkan sebelumnya,commit yaitu: to user
perpustakaan.uns.ac.id
98 digilib.uns.ac.id
1) Akses mudah untuk mengikuti pelaksanaan program olahraga (tidak melalui administrasi yang mempersulit). 2) Ketersediaan fasilitas pendukung program. 3) Tidak terbatas pada golongan tertentu. 4) Mencakup keseluruhan usia. 5) Kegiatan mudah untuk dipelajari dan diterapkan oleh masyarakat. 6) Jika dilakukan dengan orang yang ramai tidak bermasalah. 7) Mendekatkan setiap individu dengan bisa membentuk grup-grup. Kemudian mendapatkan perbandingan pada kriteria pertama, maka pelaksanaan program Senam Tanggamus Sehat ini sudah dilaksanakan, tidak ada administrasi atau pungutan atau pembatasan bagi siapa saja yang mau mengkuti senam ini bahkan yang ditemukan oleh peneliti bahwa pelaksanaan justru sering dibarengi dengan pemberian makanan ringan atau minuman ringan yang diberikan kepada peserta. Selain itu untuk mendapatkan berntuk video dari senam ini dapat dengan mudah didapatkan pada konten you tube dengan kata kunci Senam Tanggamus Sehat. sebelumnya telah dibahas penyebaran konten file Senam Tanggamus Sehat melalui media you tube bisa diakses oleh siapapun bahkan diluar dari Kabupaten Tanggamus. Sehingga, selain masyarakat dapat datang ketempat-tempat yang melaksanakan dan dapat mengikuti senam ini di keramaian bersama-sama, masyarakat juga bisa memiliki sendiri videonya. Fasilitas yang dibutuhkan untuk pelaksanaan senam ini tidak begitu rumit. Untuk pelaksanaan di lapangan terbuka yang diperlukan hanya lahan yang cukup memberi ruang untuk bergerak pada masyarakat, pengeras suara, pemutar musik, tenaga listrik yang cukup dan instruktur yang mencontohkan gerakan. Pada pelaksanaan berdasarkan survei lapangan, pemenuhan fasilitas ini sangat tersedia, karena pengadaannya yang cukup satu kali dan dapat digunakan berkali-kalidan juga mudah didapatkan dimanapun. Kriteria ketiga yaitu tidak hanya pada golongan tertentu juga dipikirkan. Senam ini tidak tertuju pada satu golongan saja, meskipun jika itu berada dilingkungan sekolah menjadi lebih tertutup bagi anggota sekolah saja. Bahkan tidak ada penggolongan usia, namun hanya pembedaan penekanan pelaksanaan commit tooleh userinstruktur. hal ini sesuai dengan beberapa gerakan saja yang disesuaikan
perpustakaan.uns.ac.id
99 digilib.uns.ac.id
kriteria keempat, senam ini dibuat dengan memikirkan seluruh kalangan usia baik dari tingkat sekolah dasar hingga usia lanjut. Seperti apa yang disampaikan dan dibahas pada saat penyusunan memang tidak dibatasi untuk siapapun dan usia berapapun untuk mengikuti program senam ini. Poin kelima dari kriteria ini berdasarkan pada hasil wawancara kepada keempat informan yaitu bapak Lauyustis, Ibu Sunarmi, Bapak Nasrullah, dan Ibu Ridhia, tidak ada yang pernah mengeluh kesulitan dalam mengikuti gerakan yang dibuat selama pelaksanaan senam ini berlangsung. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Bapak Amiruddin Harun dari segi dirinya sebagai salah satu peserta dan dengan usia yang mendekati usia lanjut, beliau menyatakan lebih suka melakukan gerakan Senam Tanggamus Sehat dari pada bentuk senam lain yang dicontohkan instruktur lain lainnya. Kriteria ke-6 pada proses pelaksanaan ini juga dipenuhi. Senam ini dapat dilakukan secara bersama-sama dan tidak menimbulkan masalah. Tidak ada batasan selain pada ketersedian tempat, selagi tersedia tempat yang luas dan bisa mendengarkan musik iringan senam ini maka akan sangat bisa dilakukan bersama-sama. Untuk kriteria keenam dan ketujuh ini berjalan beriringan, hal ini sudah terbukti berdasarkan survei lapangan dengan hasil terdapat masyarakat yang membuat kelompok dan melakukan senam secara bersama, baik dengan tetangga sekitar atau dengan kelompok senam di balai-balai desa atau di pemusatan senam pribadi (lebih komersil). Dari pembentukan kolompok-kelompok masyarakat dapat terlihat program ini mampu mendekatkan anggota masyarakat satu sama lain. Sehingga, dari keseluruhan perbandingan dengan kriteria pelaksanaan senam ini juga semua terlaksana dan dapat dikatakan sangat baik. Keseluruhan dari pembahasan ini menggambarkan pelaksanaan yang berkesinambungan dan tidak terhenti. Lima tahun berjalannya senam yang di luncurkan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan olahraga ini tidak dimakan oleh waktu atau berhenti ditengah jalan, bahkan semakin meluas. Program ini dapat menjadi suatu program unggulan untuk pengolahragaan masyarakat. Program sederhana yang disukai masyarakat, memiliki jangka populer yang cukup panjang (5 tahunan) dan efektif dalam mencapai tujuan serta dapat terus dikembangkan. commitini to dapat user menjadi program berkelanjutan Tidak menutup kemungkinan program
100 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang bisa disesuaikan dengan hal apa yang menjadi popular disetiap peluncuran program lanjutannya. 5. Dampak Senam Tanggamus Sehat Terhadap Masyarakat Seperti dalam pembahasan pada kajian teori yang sebelumnya di jabarkan tentu saja suatu program yang diluncurkan oleh pemerintah kepada masyarakat atau suatu kelompok akan memunculkan suatu dampak. Pada proses terlaksananya tentu saja yang diharapkan adalah suatu keberhasilan atau suatu dampak positif yang muncul. Kemunculan dampak positif akan memunculkan anggapan berhasil dari program tersebut, hal ini juga akan mempengaruhi keberlangsungan suatu kebijakan. Jika program berhasil maka suatu program dapat terus berjalan atau akan menjadi gambaran untuk lebih baik lagi di keberlanjutan program selanjutnya. Tidak hanya itu jika dilihat kecabangan olahraga yang dipilih oleh masyarakat Kabupaten Tanggamus adalah olahraga yang cukup meningkatkan daya tahan maka dasar dari Senam Tanggamus Sehat yang merupakan bentukan dari senam aerobik maka Senam ini juga mendukung pembentukan daya tahan kardiovaskular yang dibutuhkan didalam olahraga-olahraga tersebut. Jika ditelaah jumlah responden yang melakukan olahraga 2 sampai 3 kali dalam satu minggu jumlahnya 4117 responden jika mereka melakukan Senam Tanggamus Sehat 1 kali maka akan ada penambahan 4117 orang yang memiliki tubuh yang bugar dan dimungkinkan untuk beraktivitas tanpa hambatan. Maka, jika hal ini terjadi pada seluruh masyarakat Kabupaten Tanggamus tidak menutup kemungkinan akan menghasilkan generasi yang memiliki tingkat kebugaran yang baik sampai pada tingkat yang sangat baik. Secara mendalam keterciptaan kebugaran yang baik pada individu akan sangat mendukung kinerja tubuh selama berativitas. Tubuh yang
sehat
dan
bugar
mendukung
individu
dapat
mengerjakan
dan
mengembangkan apa yang dikerjakan oleh individu tersebut. Tidak sampai disitu salah satu penelitian yang dilakukan oleh Mahammad Mehrtash, Hadi Rohani, Esmail Farzaneh, Rasoul Nasiri, di tahun 2015 yang berjudul The Effects of 6 Months Specific Aerobic Gymnastic Training on Motor Abilities in 10–12 Years commitpada to user Old Boys, mengungkapkan hasil bahwa anak laki-laki usia 10-12 tahun yang
perpustakaan.uns.ac.id
101 digilib.uns.ac.id
melakukan senam aerobik selama 6 bulan akan mengubah pola gerak (motor) menuju arah yang positif. Untuk seorang siswa memiliki jam olehraga disekolah minimal 1 jam pelajaran. Jika ditambah dengan senam ini dan satu kali melakukan olahraga lainnya diluar jam sekolah maka kemungkinan yang didapat adalah kebutuhan berolahraga pada seorang siswa akan terpenuhi. Maka, program ini dapat menciptakan dampak yang positif dalam jangka panjang namun untuk melihat lebih jelas adanya dampak peningkatan tersebut atau tidak, yaitu dengan membandingkan hasil data yang didapatkan dengan kriteria yang telah dibuat terkait dampak dari Senam Tanggamus Sehat ini, kriteria tersebut adalah 1) Masyarakat tidak suka berolahraga atau suka berolahraga namun cenderung jarang berolahraga. (olahraga selain dari program) 2) Setelah mengenal program olahraga, masyarakat peserta yang turut serta pada kegiatan tersebut, melakukan dengan sukarela, dan konsisten melaksanakan pada waktu yang ditentukan. 3) Setelah mengikuti program olahraga masyarakat, individu di masyarakat yang mengikuti program ini menjadi lebih menyukai olahraga dan mengikuti/memilih olahraga baik yang diprogramkan maupun selain program yang dibuat dengan sukarela dan atas kemauan sendiri untuk memenuhi kebutuhan aktivitas olahraganya. 4) Ada peningkatan jam olahraga dari sebelum mengenal program dengan setelahnya. 5) Masyarakat mengetahui manfaat dari berolahraga. Penjabaran perbandingan dari kriteria pertama yaitu para responden menyatakan menyukai olahraga yaitu dengan 94,78% responden menyatakan suka, namun kenyataannya dari 94,79% tersebut hanya 13,89% yang melakukan olahraga dalam satu minggu sebanyak sama dengan atau lebih dari 3 kali, artinya hal ini menggambarkan ketidakcukupan kebutuhan olahraga pada individu dimasyarakat tersebut. Kriteria kedua dilakukan oleh masyarakat dari seluruh responden yang berjumlah 10949 sebanyak 10361 responden melakukan Senam Tanggamus Sehat dengan rincian 7991 responden atau 77,13% melakukannya 1 commitatau to user kali dalam seminggu, 2023 responden 19,53% melakukan sebanyak 2 kali
perpustakaan.uns.ac.id
102 digilib.uns.ac.id
dalam seminggu, sedangkan sisanya yang melakukan 3 kali atau lebih hanya sebanyak 3,35 persen atau sekitar 347 responden, namun secara keseluruhan dari responden yang memberikan informasinya melakukan secara rutin. Berdasarkan pada informasi dari informan yang diwawancari juga tidak adanya keluhan yang terdengar dari masyarakat yang melaksanakan program ini. kriteria ketiga, dari data angket didapatkan sebanyak 7778 menyatakan setelah diadakan program ini masih ingin/tertarik melakukan olahraga lain, selain dari pada Senam Tanggamus sehat. Tentu saja pernyataan ini akan sangat mempengaruhi bahwa ketertarikan olahraga pada masyarakat yang mengikuti program ini bertambah dengan tertarik pada olahraga lainnya. Kriteria kelima, jam olahraga pada responden meningkat mereka yang melakukan olahraga yang mereka pilih rata-rata 1 kali dalam seminggu dan juga melakukan senam rata-rata satu kali dalam seminggu sehingga terdapat peningkatan menjadi 2 kali dalam seminggu namun terdapat juga peningkatan menjadi sama dengan atau lebih dari 3 yaitu sebanyak 4117 responden. Artinya memang ada peningkatan penambahan jam olahraga pada masyarakat yang mengikuti senam ini. Kriteria terakhir, dari responden yang menjawab pertanyaan dalam angket yang disebar diketahui sebanyak 10382 responden mengetahui manfaat dari berolahraga. Jawaban responden ini sebenarnya dapat menjadi 100 persen melakukan, namun yang dimungkinkan dari responden menjawab tidak dengan membaca atau tidak memperhatikan pertanyaan dengan baik, karena selama penelitian yang
di temui selama
penyebaran angket atau yang menjadi responen adalah responden yang berada disekitar pelaksanaan senam ini, namun secara keseluruhan jika dilihat dari jumlah yang melaksanakan dan yang tidak perbandingannya begitu jauh dan hal ini menggambarkan senam ini cukup banyak peminatnya. Responden mengetahui olahraga mampu membuat dan menjaga tubuh tetap bugar. Secara umum tidak dipungkiri bahwa penambahan waktu olahraga ini dan dengan tidak adannya keluhan terhadap program, banyaknya orang yang mengikuti Senam ini tanpa ada kendala, pengetahuan masyarakat akan olahraga dipercaya dapat menjaga kebugaran dapat menunjukkan kesadaran masyarakat Kabupaten Tanggamus dalam berolahraga. commit to user
103 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini merupakan berdasarkan temuan-temuan yang senyatanya dalam program yang diluncurkan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung berupa program Senam Tanggamus Sehat, temuan tersebut sebagai berikut: 1. Bentuk Senam Tanggamus Sehat adalah Senam yang masuk dalam kategori senam aerobik memiliki rangkaian gerakan yang khas terbagi menjadi pemanasan, inti dan pendinginan, juga masuk dalam senam dengan tempo musik pengiring sedang yaitu 120-140 ketukan berdasarkan pengukuran dari pengukuran metronome. 2. Penyusunan program Senam Tanggamus Sehat dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan olahraga selama kurang lebih 3 bulan dan ditujukan kepada instansi pendidikan pada awal mula pelaksanaannya, namun meluas seiring waktu. 3. Sosialisasi dilakukan dengan peserta seluruh guru olahraga se-Kabupaten Tanggamus, dan menggunakan pembagian wilayah menjadi 3 bagian. Sebagai pemateri instruktur yang sudah dilatih sebelumnya dan koreografer. Sosialisasi juga menggunakan pengadaan lomba-lomba dan laman media youtube untuk penyebaran file video Senam Tanggamus Sehat. 4. Pelaksanaan program ini diawal kemunculannya hanya dilakukan disekolah-sekolah, namun setelah berkembang saat ini senam sudah diwajibkan 1 kali dalam seminggu, untuk instansi pemeritahan daerah juga kecamatan, bahkan pelaksanaan dilakukan diareal-areal lapang seperti taman kota atau lapangan terbuka bagi masyarakat. Lebih meluas dengan munculnya kelompok-kelompok masyarakat yang membuka pusat senam bersama yang lebih komersil. Pengadaan fasilitas terhadap senam ini juga sangat lengkap dan mudah commit untuk didapatkan. to user
103
104 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Dampak yang ditimbulkan dari program Senam Tanggamus Sehat ini adalah
penigkatan
kesadaran
berolahraga
pada
masyarakat
dan
terpenuhinya kebutuhan olahraga bagi masyarakat umum secara rutin yaitu dengan frekuensi minimal 2-3 kali dalam seminggu. Juga membangun komunikasi antar masyarakat hingga mampu mendorong terciptanya kelompok-kelompok senam pada masyarakat Kabupaten Tanggamus.
B. Implikasi Berdasarkan pada kesimpulan diatas, maka implikasiyang dapat diberikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa suatu program sport for all tidak begitu sulit untuk direalisasikan. Program yang dibuat meski sederhana mampu menjadi lebih efektif dan mampu meningkatkan kesadaran berolahraga dan juga menambah jam berolahraga dengan tanpa disadari. Implikasi dari program Senam Tanggamus Sehat ini memberikan sebuah gambaran tentang bagaimana satu program yang memiliki dampak kepada masyarakat secara massal. Suatu program yang mudah dibuat, mudah dikenali dengan kekhasannya namun dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat serta memiliki efek jangka panjang, juga dapat bertahan dalam waktu yang lama. Secara tidak sadar dimasyarakat senam ini mampu membangun ketertarikan untuk berolahraga dan dilakukan tanpa terbebani oleh proses yang sulit atau melelahkan karena dilakukan dengan menyenangkan secara bersama-sama yang pada akhirnya dapat membentuk kelompok-kelompok yang bekerjasama memperluas kesenangan untuk berolahraga melalui senam. 2. Implikasi Praktis Secara praktis penelitian ini dapat menjadi gambaran solusi atau jalan keluar untuk membangun keolahragaan di daerah. program yang tidak sulit dibuat tetapi berdampak positif dan merata di masyarakat melalui pemerintahan daerah yang turut aktif mengembangkannya.
commit to user
105 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Saran Berdasarkan penelitian yang sudah dijalani dan hasil yang sudah didapat, peneliti memiliki beberapa saran untuk menjadi lebih baik lagi, diantaranya kepada: 1. Kepala Daerah/ Pemerintahan Penelitian ini dapat menjadi suatu solusi dan gambaran untuk membangun masyarakat cinta olahraga secara massal. Melalui program seperti ini masyarakat akan memiliki kepribadian yang dibangun melalui olahraga, juga membangun kebersamaan untuk menghindari perpecahan. 2. Kepada Kepala Pemerintahan Kabupaten Tanggamus Penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran jalannya program ini dimasyarakat sampai saat ini. Program ini butuh pembaharuan yang perlu dikembangkan lebih baik lagi karena program ini sudah dikenal dan memiliki respon yang positif dimasyarakat maka perlu ada penerusan setelah dari 2010 sampai 2015 ini. 3. Peneliti lain Penelitian ini dapat dijadikan acuan penelitian yang sejenis khususnya pada penelitian deskriptif yang mengupas suatu fenomena. Juga dapat menjadi gambaran untuk penelitian sejenis yang menambahkan variabel atau mengambil penelitian pada konsentrasi subjek yang lain.
commit to user
106 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Asdi Mahasetya. Damhuri. 2011. Cortesy Youtube: Senam Tanggamus Sehat. www.youtube.com, keyword: Senam Tanggamus Sehat. Diakses tanggal 17 Desember 2015. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanggamus. 2011. Senam Tanggamus Sehat Compact Disk Volume 1. Kabupaten Tanggamus. Dinata, Marta. 2010. Langsing dengan Aerobik. Tanggerang: Cerdas Jaya. Dwijayanti, Karlina. 2013. Tesis: Perbandingan Pengaruh Intensitas Latihan Senam Aerobik High Impact, low Impact dan Mix Impact terhadap physical efficiency Index ditinjau dari denyut nadi istirahat. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Federation Internationale de Gymnastique (FIG). 2012. Aerobic Gymnastic Code Points 2013-2015, The English Version is the Official Text. Swizerland. Firdaus, Kamal. 2011. Evaluasi Program Pembinaan Olahraga Tenis Lapangan di Kota Padang (Jurnal Media Keolahragaan Indonesia Volume 1. Edisi 2. Desember 2011. ISSN: 2088-6802). Semarang: Universitas Negeri Semarang. Gallahue, David L., dan Ozmun, John C. 1996. Understanding Motor Development. United States of Amerika: Ed Bartell. International Olympic Committe (IOC). 2010. Get Moving! The IOC Guide to Managing Sport for All Programs. Switzerland: Publikasi internet pada laman http//www.olympic.com. Kabupaten Tanggamus Website (www.tanggamus.go.id). 2015. Data Wilayah dan Administratif Kabupaten Tanggamus. Diakses Mei 2015 pukul 09:12. Kemenegpora. 2007. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta: Biro Humas dan Hukum. Kristiyanto, Agus. 2012. Pembangunan Olahraga. Surakarta. Yuma Pustaka. commit to user
106
107 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kurnik, Jerneja Fiser., Kajtna, Tanja., Bedenik, Klemen., dan Kovac, Marjeta. 2013. Why Parents Enrol Their Children in Recreational Gymnastics Programmes at The Beginning of Their Education (Science of Gimnastics Journal volume 5, number 2, years 2013 hal: 41-52). Slovenia: University of Ljubljana, Slovenian Gymnastics Federation, Sport club Center Maribor. Kusmana, Dede. 2000. Olahraga Bagi Kesehatan Jantung. Jakarta: FKUI. Langlois, Marie C., dan Menard, Marion. 2013. Sport Canada and The Public Policy Framework for Participation and Excellence in Sport (Publication No. 2013-75-E). Ottawa, Kanada: Parliamentary Information and research Service. Lester, James P., dan Stewart, Joseph. 2000. Public policy: An Evolutionary Approach. Australia: Wadsworth. Lutan, Rusli. 2013. Pedoman Perencanaan Pembinaan Olahraga. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Lynne, Brick. 2001. Bugar dengan Senam Aerobik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Ma’mun, Amung. 2014. Perspektif Kebijakan Pembangunan Olahraga dalam Era Demokrasi dan Kepemimpinan Nasional di Indonesia (jurnal Jurnal Kajian Pendidikan volume 4 edisi ke 2 hal: 131-146). Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia. Mahsar, Mohamad Ali. 2012. Tesis: Analisis Pelaksanaan Managemen Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak Silat Jawa Tengah Tahun 2012. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Mardikanto, Totok., dan Soebianto, Purwoko. 2015. Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta. Margono, Agus. 2009. Senam. Surakarta: UNS Pers.
commit to user
107
108 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mehrtash, Mahammad., Rohani, Hadi., Farzaneh, Esmail., dan Nasiri, Rasoul. 2015. The Effects of 6 Months Specific Aerobic Gymnastic Training on Motor Abilities in 10–12 Years Old Boys (Journal Vol. 7 Issue 1: 51 – 60). Iran: Shiraz University, Sport Science Research Institute, Islamic Azad University, University of Guilan. Menpora. (2010). Rencana Strategis Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2010-2014. Jakarta: Kemenpora Republik Indonesia. Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mudjihartono. 2009. Dampak Sarana Olahraga Rekreasi Terhadap Partisipasi Berolahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Nurdini. 2013. Optimalisasi Pelatihan Ketahanan Otot, Kelincahan Serta Keseimbangan dalam Olahraga Senam Lantai untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Kemampuan Melakukan Senam Dengan Baik dan Benar pada Siswa Kelas X SMK Maospati Kabupaten Magetan TP. 2012/2013 (Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN 2354-5968 Volume 01 November 2013). Magetan: STKIP Doktor Nugroho. Patton,
Michael Q. 2009. Metode Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Evaluasi
Kualitatif
(Terjemahan).
Pekon Kejayaan Website. (2011). Pekonkejayaan.blogspot.co.id./2011/96/senamtanggamus-sehat/html (Berita Sosialisasi Senam Tanggamus Sehat). Tanggamus: Di unduh tanggal 29 September 2015. Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomer 16 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Keolahragaan. Poli, Maria Eduarda de Oliveira., et al. 2014. Development of Aerobic Gymnastics for Adolescents in Brazil: Three Level Routines Program (FIG Scientific Research in Aerobic Gymnastic 2010-2014 edisi 1st hal: 100-103). Swizerland: Federation Internationale de Gymnastique. Prasetyo, Yudik. 2013. Kesadaran Masyarakat Berolahraga untuk Peningkatan Kesehatan dan Pembangunan Nasional (Jurnal Medikora VOL XI. No.2 Oktober 2013:219-228). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
commit to user
108
109 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Santosa, Imam. 2013. Kebijakan Pemerintah Tentang Penyediaan Sarana dan Prasarana Olahraga Publik di Kabupaten Kudus (Studi Evaluasi Tentang Perencanaan, Ketersediaan, Pemanfaatan, dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Olahraga). Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Sergiev, Georgi. 2014. Method For Teaching Difficulty Elements In Aerobic Gymnastics (FIG Scientific Research in Aerobic Gymnastic 2010-2014 edisi 1st hal: 54-56). Swizerland: Federation Internationale de Gymnastique. Sibanc, Karmen. 2013. How Phisical Education Students Evaluate Their Interest and Poplarity of Artistic Gymnastics? (Science of Gimnastics Journal volume 5, number 1, years 2013 hal: 49-60). Slovenia: University of Ljubljana Sriwahyuniati, Fajar. 2008. Teknik Dasar Olahraga Senam Lantai untuk Usia Dini (Jurnal Olahraga Prestasi) Volume 4 Nomor 1 Januari 2008. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Sudarko, A. Rumpis. 2009. Peningkatan Kualitas Prosedur dan Evaluasi Olahraga Unggulan Provinsi Kalimantan Timur (Jumal Olahraga Prestasi Volume 5, No. 1 Januari 2009). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Sukadiyanto. 2012. Jurnal ISSA: Jurnal Ilmiah Keolahragaan (Mengembangkan Kecerdasan Anak Melalui Kegiatan Out Bound) Februari 2012, Tahun 1, Nomer 1. Yogjakarta: Indonesian Sport Scientist Assosiation. Sumosardjuno, Sadoso. 1996. Sehat dan Bugar. Petunjuk Praktis Berolahraga yang Benar. Jakarta: Gramedia. Sutopo, H. B. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Pers. Sutrisno, Jarot., Zulkarnaen., dan Noh, Mochtaria M. 2012. Peran Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dalam Meningkatkan Prestasi Olahraga di Kabupaten Pontianak. Pontianak: Universitas Tanjungpura. Undang-undang Nomer 20 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. US Departemen Health and Human Services. 2002. Physical Activity Evaluation Handbook. USA: publikasi pada internet pada laman http://www.cdc.gov/nccdphp/dnpa. commit to user
109
110 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Widianti, Anggriana Tri, dan Proverawati, Atikah. 2010. Senam Kesehatan, Aplikasi Senam Untuk Kesehatan. Yogyakarta: Muha Medika. Wikipedia Bebas. 2015. Senam SKJ dan Senam Poco-poco (Indonesia Versi). Diakses pada Mei 2015 pukul 09:30. Winarno, Budi. 2014. Kebijakan Publik, Teori, Proses dan Studi kasus. Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service (CIPS). Wirawan. 2012. Evaluasi, Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi. Jakarta: PT. Rajawali Grafindo Persada.
commit to user
110