EL-VIVO Vol.2, No.2, hal 42 – 49, September 2014
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
PENINGKATAN SERAPAN P TANAMAN BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) DI TANAH ANDISOL MELALUI PEMBERIAN TANAH LAPISAN ATAS HUTAN PINUS DAN PUPUK P Martana1 , Djoko Purnomo2, Samanhudi3 1
Dosen Pembimbing I Program Studi Agronomi Pascasarjana UNS
2 3
Mahasiswa Program Studi Agronomi Pascasarjana UNS
Dosen Pembimbing II Program Studi Agronomi Pascasarjana UNS ( e-mail:
[email protected] )
ABSTRAK - Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian tanah lapisan atas hutan pinus dan pupuk P terhadap peningkatan penyerapan P, pertumbuhan dan hasil tanaman bawang putih di tanah andisol. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial 2 faktor dengan menggunakan rancangan acak lengkap. Faktor pertama adalah tanah lapisan atas hutan pinus terdiri atas 3 taraf yaitu: 0kg, 0.25 kg dan 0.50kg per polybag. Faktor kedua adalah pupuk P yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 0 kg , 34.5 kg dan 69 kg P2O5/ha. Ada 9 kombinasi perlakuan dan diulang 3 kali. Parameter yang diamati adalah kadar P jaringan tanaman, tingkat infeksi mikoriza akar tanaman, berat kering tanaman bawang putih umur 30 hari dan panen, kecepatan pertumbuhan rata-rata tanaman bawangputih, berat umbi kering matahari. Data dianalisis dengan metode analisis sidik ragam, uji jarak berganda Duncan pada taraf signifikan 5% dan regresi-korelasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemupukan P dapat meningkatan penyerapan P maupun tingkat infeksi mikoriza secara linier apabila tidak diberi tanah lapisan atas hutan pinus.Kadar P jaringan tanaman 0.47% dan tngkat infeksi mikoriza 13.66% merupakan nilai optmum. Pemupukan P dapat meningkatkan penyerapan P secara kuadratik apabila diberi tanah lapisan atas hutan pinus 0.25kg maupun 0.50kg,dengan nilai maksimum 0.43% dan 0.40%. Pemupukan P dapat menurunkan secara kuadratik tingkat infeksi mikoriza apabila diberi 0.25kg tanah lapisan atas hutan pinus dengan nilai minimum 5.88% dan menurunkan secara linier apabila diberi 0.50kg dengan nilai optimum 17.39%. Pertumbuhan dan kecepatan pertumbuhan tanaman bawang putih tidak dipengaruhi oleh pemberian tanah lapisan atas hutan pinus dan pupuk P. Kecepatan rata-rata pertumbuhan tanaman bawangputih adalah 0.1g berat kering per hari. Pemberian tanah lapisan atas hutan pinus seberat 0.50 kg per polibag dapat meningkatkan berat umbi kering matahari dari 5.61g menjadi 8.63g per tanaman atau meningkat sebesar 53.83%. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa untuk meningkatkan hasil bawang putih di tanah andisol perlu pemberian tanah lapisan atas hutan pinus sebanyak 0.50 kg per polibag, sedangkan pupuk P belum perlu diberikan. Kata kunci : Tanah lapisan atas hutan pinus, penyerapan P, bawang putih.
PENDAHULUAN
Menurut Olsen 1954 unsur P di tanah
Tawangmangu merupakan suatu daerah
andisol banyak yang terfiksasi sehingga
penghasil
tidak
bawangputih,
dengan
jenis
tersedia
bagi
tanaman
tanah andisol. Untuk meningkatkan hasil
(Darmawijaya, 1980). Menurut Wada dan
bawangputih
Gunjikage 1979, Siefferman 1992 unsur P
ketersediaan
ada unsur
permasalahan P
yang
rendah.
di tanah andisol terfiksasi oleh mineral 42
EL-VIVO Vol.2, No.2, hal 42 – 49, September 2014
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
klei alumino silikat amorf,oksida hidrat
akar tanaman yang tidak bermikoriza.
Fe,
Tanaman yang bermikoriza juga lebih
Al
dan
komplek
(Supriyadi,2002). unsur
hara
Unsur makro
Al P
humus
merupakan
yang
tahan
sangat
terhadap hama dan
penyebab
penyakit (Setiadi,1989).
dibutuhkan untuk pembentukan akar
Rumusan masalah adalah bagaimana
dan umbi tanaman bawangputih. Unsur P
pengaruh pemupukan P dan peberian
di dalam tanah sulit larut,tidak mudah
tanah lapisan atas hutan pinus terhadap
bergerak dan mudah terfiksasi. Pada
penyerapan P, tingkat infeksi mikoriza,
kondisi tanah asam P difiksasi oleh
pertumbuhan dan hasil bawangputih.
kation Al, Fe, Mn dan pada kondisi basa
Untuk bisa menjawab permasalahan
terikat oleh kation Ca sehingga tidak
tersebut perlu dilakukan penelitian yang
tersedia
Kemasaman
berjudul peningkatan serapan P tanaman
ketersediaan
bawangputih di tanah andisol dengan
tanah
bagi
yang
tanaman.
baik
untuk
unsur P adalah pada pH 5.5 sampai 7.0.
pemberian
Persoalan ini perlu mendapatkan jalan
pinus dan pupuk P. Penelitian untuk
keluar agar ketersediaan unsur P dapat
mengatasi ketersediaan unsur P yang
diperbaiki
rendah
dan
kemampuan
akar
tanah
dengan
atas hutan
menggunakan
mikoriza
ditingkatkan.
sedangkan penelitian ini menggunakan
bisa
dengan
pemupukan
P,
banyak
pupuk
tanaman untuk menyerap unsur P dapat Untuk mengatasi persoalan tersebut
telah
lapisan
dilakukan,
tanah yang mengandung jamur mikoriza.
tetapi
mengingat cadangan sumber pupuk P di
METODOLOGI PENELITIAN
Indonesia
sangat
maka
Penelitian ini dilakukan bulan desember
pemupukan
P
Untuk
tahun 2012 sampai april tahun 2013 di
P
perlu
kecamatan Tawangmangu dengan jenis
bahan
yang
tanah andisol ,tinggi tempat 1100 dpl.
menghemat
terbatas,
perlu
dihemat.
pemupukan
dikombinasikan
dengan
mengandung jamur mikoriza yaitu tanah
Analisis
lapisan atas hutan pinus.Tanah andisol
laboratorium
sebagai media tanam apabila diberi tanah
Surakarta.
Penelitian
lapisan atas hutan pinus diharapkan akar
percobaan
faktorial
tanaman bawang putih dapat terinfeksi
rancangan acak lengkap (RAL). Faktor
jamur
tanaman
pertama adalah pemberian tanah lapisan
terinfeksi
atas hutan pinus yang terdiri atas 3 taraf
mikoriza.
bawangputih jamur
Perakaran
yang
mikoriza
meningkatnya
sudah
menyebabkan
kemampuan
yaitu:
laboratorium
0kg,
Fakultas
0.25kg
dilakukan Pertanian ini
2
UNS
merupakan
faktor
dan
di
dengan
0.50kg
per
menyerap
polybag. Faktor kedua adalah pupuk P
unsur hara, air dan dapat menyerap
yang terdiri atas 3 taraf yaitu: 0kg, 34.5kg
unsur hara yang tidak bisa diserap oleh 43
EL-VIVO Vol.2, No.2, hal 42 – 49, September 2014
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
dan 69kg P2O5/ha. Ada 9 kombinasi
jaringan tanaman bawang putih pada
perlakuan dan diulang 3 kali.
waktu panen. Pengaruh pemberian tanah
Penanaman
dilakukan
dengan
lapisan
atas
hutan
pinus
terhadap
polybag ukuran 20 x 30 cm yang diisi
serapan P, berinteraksi dengan pupuk P.
tanah andisol seberat 3kg dan tanah
Bentuk regresi antara pemberian tanah
lapisan
lapisan
atas
perlakuan.
hutan
Bawang
pinus putih
sesuai varietas
atas
pemupupukan
hutan P
pinus
tehadap
dan
kadar
P
tawangmangu baru dimasukan kedalam
jaringan tanaman bawangputih disajikan
tanah 2/3 bagian. Tanah lapisan atas
pada gambar 1.
hutan pinus diambil dari hutan pinus di Tawangmangu
Gambar 1. Regresi kadar P jaringan tanaman
pada kedalaman 0 – 20
cm. Pupuk P menggunakan TSP yang diberikan pada saat penanaman. Pupuk yang bukan perlakuan adalah 150 kg KCL/ha dan pupuk ZA 150 kg N/ha diberikan tiga kali yaitu pada umur 15,
mikoriza
Keterangan : 1. Pada T0 persamaan regresinya y= 0,001x + 0,363. R2= 0,871 2. Pada T1 (0,25kg/ polybag) persamaan regresinya y= -2E-05x2+ 0,001x + 0,36. R 2= 1 3. Pada T2 (0,50kg/ polybag) persamaan regresinya adalah y= -6E-05x2 + 0.004x+ 0,35. R2=1
perakaran, berat kering tanaman pada
Pengaruh pemberian tanah lapisan
umur 30 hari dan 110 hari setelah tanam
atas hutan pinuus terhadap penyerapan P
(panen), kecepatan pertumbuhan rata-
oleh tanaman bawang putih berinteraksi
rata tanaman bawangputih, berat umbi
dengan pemupukan P. Pada perlakuan
kering matahari. Data dianalisis dengan
tanpa
analisis
berganda
hutan pinus pemupukan P secara linier
Duncan pada taraf signifikan 5% dan
menigkatkan penyerapan P. Penyerapan P
regresi korelasi.
oleh tanaman bawang putih optimum
30 dan 45 hari setelah tanam. Air diberikan dalam jumlah sama setiap melakukan penyiraman. Parameter yang diamati
adalah
tanaman,
kadar
tingkat
ragam,
uji
P
jaringan
infeksi
jarak
pemberian
tanah
lapisan
atas
apabila dipupuk 69 kg P2O5/ha, yang HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
menghasilkan kadar P jaringan tanaman
SERAPAN P
0,47 %. Pada perlakuan pemberian tanah
Unsur P diserap oleh akar tanaman dalam
lapisan atas hutan pinus 0,25 kg maupun
bentuk
Sebagai
0,50 kg/polybag, pemupukan P secara
indikator untuk melihat kemampuan akar
kuadratik meningkatkan penyerapan P.
tanaman bawang putih menyerap unsur
Pada
hara P adalah kandungan unsur P dalam
penyerapan
H2PO4
-
dan
HPO
= 4.
44
pemberian P
0,25
maksimum
kg/polybag apabila
di
EL-VIVO Vol.2, No.2, hal 42 – 49, September 2014
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
pupuk 34,5 kg P2O5/ha dan menghasilkan
bergerak dalam tanah (immobil), mudah
kadar P jaringan tanaman 0,34 %. Pada
terfiksasi sehingga tidak tersedia. Untuk
pemberian 0,50 kg/polybag penyerapan P
dapat diserap oleh akar tanaman unsur P
maksimum apabila dipupuk 34,5 P2O5/ha
harus kontak dengan akar. Pergerakan
dan
unsur P menuju permukaan perakaran
menghasilkan
kadar
P
jaringan
tanaman 0,43 %.
melalui tiga cara yaitu intersepsi akar
Berdasarkan
penelitian
yang
(2%), gerakan masa (5%) dan difusi (93%).
terdahulu menunjukkan bahwa Inokulasi
Jarak yang bisa ditempuh unsur hara P
Mikoriza
melalui
dapat
meningkatkan
difusi
adalah
0.02cm,
lebih
pertumbuhan, hasil padi Gogo varietes IR
rendah dari unsur N (1cm) dan K (0.2cm)
64
(Soepardi, 1979).
dan
serapan
Mikoriza
P
(Kabirun,
dapat
2002).
meningkatkan
penyerapan unsur hara P, N, K, Ca, Mg,
INFEKSI MIKORIZA
Cn, Mn dan Zn (Imas. et al., 1989.,
Pengaruh
Fakuara,
dapat
lapisan atas hutan pinus dan pupuk P
organik
terhadap tingkat infeksi mikoriza akar
pada kelapa sawit (Widiastuti. et al.,
tanaman bawang putih ditunjukkan pada
2003).
gambar 2.
1988).
meningkatkan
Mikoriza
mineralisasi
Inokulasi
P
mikoriza
dapat
perlakuan
pemberian
tanah
meningkatkan kadar N sebesar 11.5%,
Gambar 2. Regresi tingkat infeksi mikoriza akar
kadar P sebesar 14,9% dan kadar K
tanaman
sebesar 12,2% pada tanaman padi gogo (Saragih, 2005). Pemberian inokulan AMF berpengaruh terhadap serapan unsur N,P dan K pada tanaman bawangmerah. ( Lihiang,2009). Klasifikasi status unsur hara P dalam jaringan tanaman bawang putih adalah Keterangan: 1. Pada T0 persamaan regresinya y = 0,806667 + 0,19797x. R2= 0,95 2. Pada T1 (0,25kg/polybag) persamaan regresinya y=28,9 - 1,20507x + 0,015589x2. R2= 1 3. Pada T2 (0,50kg/polybag) persamaan regresinya adalah y= 16,3383 – 0,11551x. R2 = 0,82
sebagai berikut: (1) kekurangan < 0.22%, (2) rendah 0.22 – 0.25%, (3) cukup 0.26 – 0.4%, (4) tinggi > 0.5% (Jones. JB, et al., 1991).
Berarti
kandungan
dapat
unsur
P
disimpulkan
dalam
tanaman
bawang putih termasuk dalam kategori cukup
karena
kandungan
P
dalam
Berdasarkan
gambar
3
dan
4
tanaman bawangputih ternyata terendah
pemberian
0.35% dan tertinggi 0.47%. Unsur hara P
pinus terhadap infeksi mikoriza pada
bersifat: tidak mudah larut, tidak mudah
akar tanaman bawang putih berinteraksi 45
tanah
lapisan
atas
hutan
EL-VIVO Vol.2, No.2, hal 42 – 49, September 2014
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
dengan pemupukan P. Pada perlakuan
perakaran dan tidak tersedianya unsur
tanpa
hara, maka akan membentuk mikoriza.
pemberian
tanah
lapisan
atas
hutan pinus pemupukan P meningkatkan
Menurut
secara linier infeksi mikoriza perakaran
dibentuk
tanaman bawang putih. Pemberian tanah
ketidakseimbangan
lapisan atas hutan pinus sebesar 0.25kg
ketersediaan satu atau lebih dari 4 unsur
per polibag, pemupukan P menurunkan
hara makro yaitu N, P, K, Ca (Setiadi,
secara
mikoriza
1989). Mikoriza akan berkembang dengan
Sedangkan
baik jika tumbuhan mendapat cahaya 25
per
polibag
% lebih dari cahaya siang penuh dan
linier.
Infeksi
status unsur hara N, P dalam kondisi
pada
sedikit defisien. Pada tingkat infeksi
kuadratik
perakaran
infeksi
tanaman.
pemberian
0.50kg
menurunkan
secara
mikoriza
tertinggi
perlakuan
pemberian
dicapai 0,25
kg
tanah
Hatch, 1937
mikoriza
jika
pada
mikoriza
terdapat
akan suatu
mengenai
perakaran
tanaman
lapisan atas hutan pinus tiap polybag dan
bawang putih sebesar 13,66% ternyata
tanpa pemupukan P yaitu sebesar 28.90%.
kadar P jaringan tanaman adalah yang
Infeksi
pada
tertinggi yaitu 0,47%. Tingkat infeksi
perakaran tanaman bawang putih dicapai
mikoriza dibawah atau diatas 13,66%
pada perlakuan tanpa pemberian tanah
ternyata kadar P dalam jaringan tanaman
lapisan atas hutan pinus dan tanpa
lebih rendah dari 0,47% .
mikoriza
terendah
pemupukan P yaitu sebesar 0 %. Terjadinya
infeksi
mikoriza
pada
PERTUMBUHAN
akar tanaman ditentukan oleh adanya
Untuk
mikoriza
kondisi
bawang putih adalah berat kering total
lingkungan. Tanah yang relatif subur,
tanaman umur 1 bulan dan pada saat
karena
panen.
mikoriza
dalam di
tanah
pupuk justru
P
dan
pertumbuhan
terhambat.
Tingkat
menggambarkan
Gambar 3. berat kering total tanaman umur 1 bulan (g)
infeksi mikoriza pada perakaran suatu tanaman yang baik apabila menggunakan spora
dari
tanaman
sendiri.(Nurhayati,2012). Ada
beberapa
teori
pertumbuhan
tentang
terbentuknya mikoriza. Menurut Frank, 1885 banyaknya mikoriza yang terbentuk Perlakuan
berhubungan dengan kadar humus yang ada di dalam tanah. Menurut Stahl, 1950, tumbuhan yang tidak mampu menyerap unsur hara karena terbatasnya sistem 46
EL-VIVO Vol.2, No.2, hal 42 – 49, September 2014
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
KECEPATAN PERTUMBUHAN
Gambar 4. Berat Kering Total Tanaman Pada Saat Panen (g)
Gambar 5. Kecepatan pertumbuhan (g/hr)
Perlakuan Keterangan: 1. Perlakuan P berbeda tidak nyata 2. Perlakuan T berbeda tidak nyata 3. Interaksi TP berbeda tidak nyata
Perlakuan Keterangan: 1. Perlakuan P berbeda tidak nyata 2. Perlakuan T berbeda tidak nyata 3. Interaksi TP berbeda tidak nyata.
Pertumbuhan
tanaman
Berdasarkan gambar 5 menunjukkan
berarti
pembelahan sel (peningkatan jumlah sel)
bahwa
dan
dipengaruhi
pembesaran
ukuran).
sel
(peningkatan
Pertumbuhan
kecepatan oleh
pertumbuhan
tidak
pemberian
tanah
lapisan atas hutan pinus dan pemupukan
adalah
peningkatan biomassa (bahan kering).
P.
Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor
tanaman bawangputih adalah 0.1g berat
genetik tanaman dan faktor lingkungan.
kering/hari.
Berdasarkan
gambar
3
dan
Kecepatan
rata-rata
pertumbuhan
4
menunjukkan pemberian tanah lapisan
BERAT UMBI KERING MATAHARI
atas hutan pinus dan pupuk P tidak
Berat umbi kering matahari meningkat
berpengaruh terhadap berat kering total
dengan pemberian tanah lapisan atas
tanaman bawangputih umur 1 bulan dan
hutan
pada
dengan Pupuk P.
saat
panen.
Hal
ini
diduga
bawang
putih
dan
tidak
berinteraksi
Gambar 6. Berat umbi kering matahari pada purata T (g).
disebabakan pada masa pertumbuhan tanaman
pinus
hanya
membutuhkan unsur P dalam jumlah sedikit yaitu hanya sekitar 10% dari total kebutuhan
unsur
P
(Winarso,
2005).
Kesimpulan yang dapat diambil bahwa perlakuan pemberian tanah lapisan hutan pinus
dan
memberikan
pemupukan pengaruh
P
tidak
terhadap
pertumbuhan tanaman bawangputih.
Perlakuan Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbeda berarti berbeda nyata, sedangkan yang diikuti huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata
47
EL-VIVO Vol.2, No.2, hal 42 – 49, September 2014
Pemberian
pupuk
P
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
tidak
maksimum 0.43% P dan 0.40% P.
berpengaruh terhadap berat umbi kering
Pemupukan
matahari bawang putih hal ini diduga
secara
karena
tidak
mikoriza apabila diberi 0.25kg tanah
terjadi kekurangan unsur hara P dan pH
lapisan atas hutan pinus dengan nilai
tanah andisol adalah 5,5. Pada pH tanah
minimum
5,5 ion alumunium sudah mengendap
secara linier apabila diberi 0.50kg
dan tidak dapat memfiksasi unsur P.
dengan nilai optimum 17.39%.
tanaman
bawang
putih
Pemberian tanah lapisan atas hutan pinus
P
dapat
kuadratik
menurunkan
tingkat
5.88%
dan
3. Pertumbuhan
infeksi
menurunkan
dan
kecepatan
sebanyak 0.50 kg per polibag dapat
pertumbuhan tanaman bawang putih
meningkatkan
tidak
berat
umbi
kering
dipengaruhi
oleh
pemberian
matahari dari 5.61 g naik menjadi 8.63 g
tanah lapisan atas hutan pinus dan
pertanaman
pupuk
meningkat
bawang 53,83
%.
putih Hal
ini
atau diduga
P.
Kecepatan
rata-rata
pertumbuhan tanaman bawang putih
disebabkan dengan pemberian 0.50kg
adalah 0.1g berat kering per hari.
tanah lapisan hutan pinus per polibag
4. Pemberian tanah lapisan atas hutan
dapat memberikan tambahan sejumlah
pinus seberat 0.50 kg per polibag
unsur hara yang dibutuhkan tanaman
dapat meningkatkan berat umbi kering
bawangputih. Jumlah air tersedia yang
matahari dari 5.61g menjadi 8.63g per
disimpan tanah juga semakin meningkat
tanaman
yang
53.83%.
pada
gilirannya
meningkatkan
berat
umbi
dapat
atau
meningkat
kering
matahari.
SARAN 1. Perlu
penelitian
KESIMPULAN DAN SARAN
mengetahui
KESIMPULAN
tanah
1. Pemupukan
P
meningkatan
pengaruh
lapisan
atas
hutan
penyerapan P maupun tingkat infeksi
selain
pertumbuhan
mikoriza secara linier apabila tidak
tanaman
diberi tanah lapisan atas hutan pinus.
andisol.
Kadar P jaringan tanaman 0.47 % dan
2. Pemupukan
mikoriza
13.66
%
P
bawang P
di
pinus
unsur
hara
dan
hasil
di
tanah
putih tanah
andisol
Tawangmangu belum perlu dilakukan.
adalah nilai optimum. 2. Pemupukan
P,
untuk
pemberian
penyerapan
infeksi
dapat
lanjutan
terhadap
tingkat
sebesar
Pemberian tanah lapisan atas hutan
dapat meningkatkan
pinus
penyerapan P secara kuadratik apabila
dapat
diberi tanah lapisan atas hutan pinus
meningkatkan hasil.
0.25kg maupun 0.50kg dengan nilai 48
pada
budidaya
dilakukan
bawangputih
karena
dapat
EL-VIVO Vol.2, No.2, hal 42 – 49, September 2014
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Widiastuti, Happy, N. Sukarno, LK. Darusman, DH. Goenadi, S. Smith dan E. Guharja. 2003. Aktifitas fosfatase dan produksi asam organik di rhizofer dan hifosfer bibit kelapa sawit bermikoriza. Jurnal. Menora Perkebunan. 71(2): 70-81. Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah; Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava Media. Yogyakarta. 269 hal.
Darmawijaya, M.I. 1980. Klasifikasi Tanah. Balai Penelitian Teh dan Kina Gambung. Bandung. 278 hal. Fakuara, M.Y. 1988. Mikoriza dan Teori Kegunaan dalam Praktek. Pusat antar Universitas IPB. Bogor. 123 hal. Imas, T., R.S. Hadioetomo, A.W. Gunawan dan Y. Setiadi. 1989. Mikrobiologi Tanah II. PAU Bioteknologi. IPB. Bogor. Jones, J.B., B. Wolf and H.A. Mills. 1991. Plant Analysis Handbook. A practical sampling, preparation, analysis, and interpretation guide. Micro-Macro Publishing, USA. 213 p. Kabirun, S. 2002. Tanggap padi gogo terhadap inokulasi jamur mikoriza arbuskula dan pemupukan fosfat di entisol. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 3(2): 49-56. Lihiang, L. 2009. Alokasi fotosintat dan hasil bawang merah (Allium ascalonicum L.) yang diperlakukan dengan mikoriza AMF dan pupuk kandang pada andisol lembaga. Agritek Vol. 17 No. 6 (abstrak) Nurhayati, 2012. Infektifitas Mikoriza pada Berbagai Jenis Tanaman dan Beberapa Jenis Sumber Inokulum. http://jurnalfloratek.wordpress.com / 2012/05/28 Saragih, F.J. 2005. Pengaruh inokulasi cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA), fosfor dan silikon terhadap pertumbuhan tanaman padi gogo pada ultisol jasinga. Skripsi. Program Studi Ilmu Tanah IPB. Bogor. 68 hal. Setiadi, Y. 1989. Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Kehutanan. PAU Bioteknologi IPB. Bogor. 103 hal. Soepardi, G. 1979. Masalah kesuburan tanah di Indonesia. Departemen Ilmu-ilmu Tanah. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 141 hal. Supriyadi. 2002. Tithonia Diversifolia dan Tephrosia Candida Sebagai Sumber Bahan Organik Alternatif Untuk Perbaikan P Tanah Andosol. Sains Tanah. Vol. 1 No.2 hal 7-15.
49