PENINGKATAN PERFORMANSI DAN KAPASITAS PRODUKSI MAKANAN SEHAT BROWNTE (BROWNIES TERONG) MELALUI ALIH TEKNOLOGI MENUJU KONSEP ”OPEN KITCHEN” DAN ”FRANCHISE” SEBAGAI OLEH-OLEH KHAS KOTA BATU PERFORMANCE IMPROVEMENT AND PRODUCTION CAPACITY of BROWNTE (EGGPLANT BROWNIES) HEALTHY FOOD THROUGH TECHNOLOGY TRANSFER TO THE CONCEPT OF "OPEN KITCHEN" AND "FRANCHISE" AS A SPECIAL FOOD PRODUCT OF BATU CITY Teti Estiasih* dan Siti Asmaul Mustaniroh Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Jl.Veteran,Malang Email:
[email protected]/
[email protected]/ 081555727988 ABSTRACT Eggplant Brownies (Brownte) is one of the culinary diversification in the Batu City. "Sentra (Selera Nusantara)" has developed a unique food-based form of brownies healthy vegetables since 2010 with brownies carrots, tomatoes, corn, mustard greens. with the name Brownty (Healthy Brownies). The advantage of Brownty is of bioactive compounds from vegetables so it proved Brownty as one of the functional food for health. Outlets "Griya Brownte" which has a program 'Brownty Cooking Show' in the concept of "Open Kitchen" that consumers can enjoy a live presentation as well as how to cook Brownty. The concept of "Open Kitchen" aims to demonstrate the quality of materials and food processing that can be seen directly by consumers. PT Sentra also provides an opportunity for partnership cooperation Brownty healthy snacks in the form of Franchise by investing 25 million a facility such as the right partner and use the brand Brownty for 5 years, partnerships and employee training and supplies equipment for the production and marketing Brownty. The presence of IPTEKDA LIPI XIV activity has provided facilities for technology transfer in the form of food mixer, gas baking oven, steamers, production tables, showcase with freezer to increase production capacity Brownty perfomance and become competitive health food as souvenirs typical of Batu City.
Keywords: franchise
brownies,
open
kitchen,
ABSTRAK Brownies terong (Brownte) merupakan salah satu diversifikasi kuliner di Kota Wisata Batu. “Sentra (Selera Nusantara)” telah mengembangkan makanan khas Indonesia bentuk brownies berbahan dasar sayuran sehat sejak 2010 dengan brownies wortel, tomat, jagung, sawi. dengan nama Brownty (Brownies Healthy). Keunggulan Brownty adalah kandungan senyawa bioaktif dari sayuran seperti antosianin dalam terong, karoten dalam wortel, likopen dalam tomat, dan klorofil dalam sawi sehingga terbukti Brownty sebagai salah satu pangan fungsional bagi kesehatan. Gerai resmi PT. Sentra “Griya Brownte” memiliki program Khas ‘Brownty Cooking Show’ pada konsep “Open Kitchen” yaitu konsumen dapat menikmati sajian live cara memasak Brownty sekaligus memasak sendiri. Konsep “Open Kitchen” bertujuan untuk menunjukkan kualitas bahan dan pengolahan makanan yang bisa terlihat langsung oleh konsumen. PT Sentra juga memberi kesempatan untuk kerjasama kemitraan dalam bentuk Franchise dengan investasi 25 juta mendapatkan fasilitas berupa hak bermitra dan menggunakan merek Brownty selama 5 (lima) tahun, pelatihan kemitraan dan karyawan serta peralatan perlengkapan untuk produksi dan
44
pemasaran Brownty. Adanya kegiatan IPTEKDA XIV dari LIPI ini telah memberikan fasilitas alih teknologi berupa food mixer, gas baking oven, pengukus, meja produksi, showcase dengan freezer untuk meningkatkan perfomansi dan kapasitas produksi Brownty menjadi makanan kesehatan sebagai oleh-oleh khas Kota Wisata Batu. Kata kunci: franchise
Brownty,
open
kitchen,
PENDAHULUAN Brownies merupakan makanan Eropa yang terkenal enak dan berasal coklat yang sangat legit. Namun makanan ini juga terkenal memiliki kalori yang sangat tinggi karena menggunakan coklat dan terigu dengan komposisi cukup tinggi. Karena memiliki rasa yang enak dan dapat diterima dengan baik di Indonesia, maka pada tahun 2008 diadakan pelatihan pembuatan brownies dari bahan dasar terong oleh pemerintah Kota Batu. Dipilihnya bahan dasar terong karena dapat menambah citarasa brownies dan menambah nilai sehat. Sentra (Selera Nusantara) sebagai perusahaan yang ingin menjual dan mengembangkan makanan khas Indonesia melihat prospek untuk mengembangkan brownies berbahan dasar sayuran sehat. Sehingga mulai tahun 2010 mulai dikembangkan brownies wortel, tomat, jagung, sawi, dan banyak pengembangan lagi. Produk Brownies sayuran sehat ini pun diberi nama Brownty (Brownies Healthy). Awal tahun 2011 akhirnya dibuka gerai resmi PT Sentra bernama Griya Brownte di Jl. Raya Mojorejo 61, Batu. Griya Brownte memiliki program Khas bernama Brownty Cooking Show, yaitu pengunjung di Griya Brownte dapat menikmati sajian live cara memasak Brownies Sehat, dan bahkan memungkinkan pengunjung sendiri memasak browniesnya sendiri. Konsep “Open Kitchen” (Dapur Terbuka) tergolong unik dan bergaya modern bertujuan untuk menunjukkan kualitas
bahan dan pengolahan makanan yang bisa terlihat langsung oleh konsumen Menilik prospek untuk mengembangkan usaha Brownty ini cukup besar, maka dibukalah kesempatan untuk kerjasama kemitraan jajanan sehat Brownty (Brownis Healthy) ini dalam bentuk Franchise dengan investasi 25 juta mendapatkan fasilitas berupa Hak bermitra dan menggunakan brand Brownty selama 5 (lima) tahun, pelatihan kemitraan dan karyawan serta peralatan perlengkapan untuk produksi dan pemasaran Brownty. Keunggulan brownies sayuran ini adalah kandungan senyawa bioaktif yang berasal dari sayuran seperti antosianin dalam terong, karoten dalam wortel, likopen dalam tomat, betasianin dalam bit, dan klorofil dalam sawi. Hal ini menjadikan brownies sayuran sebagai salah satu pangan fungsional yang menguntungkan bagi kesehatan. Dalam produksi Brownty, awalnya bahan baku terigu sekarang diganti dengan mocaf (modified cassava flour) yaitu tepung singkong hasil fermentasi bakteri asam laktat sehingga karakteristiknya menjadi lebih baik dibandingkan tepung singkong atau tapioka. Keunggulan penggunaan mocaf adalah jumlah penggunaan lebih rendah dari terigu, cita rasa lebih gurih dan lebih manis sehingga menghemat penggunaan coklat dan gula, serta produk lebih awet. Penggunaan mocaf adalah 100% menggantikan terigu. Terobosan ini sangat bermanfaat mengingat ketergantung Indonesia yang sangat tinggi terhadap impor terigu. Dengan demikian brownte ikut serta dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional dengan mengurangi ketergantungan terhadap bahan pangan impor. Saat ini permasalahan yang dihadapi UMKM adalah keterbatasan kapasitas produksi akibat rendahnya kapabilitas (kemampuan proses) dan efisiensi produksi dengan keterbatasan fasilitas produksi yang masih manual sehingga kualitas dan kuantitas produk tidak bisa maksimal. Selama ini dalam pelaksanaan proses produksi masih menggunakan
45
peralatan produksi manual skala rumah tangga mulai dari proses pengadukan adonan, pengukusan, pengovenan. Proses pengadukan dilakukan dengan 2 hand mixer masing-masing untuk pengadukan adonan brownte kukus dan panggang. Kapasitas mixer sekali proses menghasilkan 1 loyang menjadi 6 kotak selama 30 menit. Padahal kapasitas per harinya 50 kotak sehingga total waktu untuk mengaduk adonan 7-8 kali proses selama 2 jam. Proses pengukusan untuk 1 loyang selama 25 menit dan pengovenan 45 menit sehingga total waktu brownte kukus 1,5 – 2 jam sedangkan brownte oven selama 4,5 – 5 jam. Dalam sehari produksi untuk menghasilkan 50 kotak Brownty kukus dan 50 kotak Brownty oven selama 8-9 jam. Keterbatasan fasilitas produksi pada awalnya memproduksi 20 - 50 kotak brownte per harinya, saat ini sudah mulai meningkat sesuai permintaan pasar dengan kapasitas 72 kotak per hari untuk semua macam brownte sayuran. Target pasar bisa terpenuhi dengan kapasitas 300 kotak per hari @ isi 6 buah Brownty ukuran 250 g. Sehubungan dengan keterbatasan fasilitas produksi untuk peningkatan perfomansi dan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan konsumen maka melalui kegiatan IPTEKDA-LIPI Program Bottom Up XIV tahun 2011 diharapkan akan dapat memperkuat kinerja UMKM dan membantu menyelesaikan permasalahan sehingga peluang dan perluasan pasar dapat tercapai secara optimal. Melalui bantuan alih teknologi berupa pengadaan mesin peralatan produksi dan pembinaan yang nantinya akan dikembalikan dalam bentuk pengembalian dana bergulir untuk perkembangan kinerja UMKM. Peralatan mekanis yang dibutuhkan adalah pengukus, gas baking oven, food mixer, meja produksi stainless steel dan showcase yang dilengkapi frezeer sekaligus sebagai tempat display Brownty untuk perluasan outlet di Malang Raya dan Surabaya. Spesifikasi peralatan mekanis tersebut akan dapat meningkatkan kapasitas produksi dengan
perfomansi dan kualitas produk yang lebih baik untuk memenuhi permintaan konsumen. Melihat keberadaan usaha Brownty sebagai satu-satunya produsen brownies sayuran di Jawa Timur, maka pasar potensial akan mudah diperoleh dengan adanya dukungan dari Program Bottom Up XIV IPTEKDA LIPI tahun 2011. Harapannya akan dapat memperbaiki sekaligus meningkatkan kinerja dan produktivitas dari PT SENTRA agar lebih berdaya saing dan potensial meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menyediakan produk oleh-oleh khas dari Kota Wisata Batu. Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini antara lain mendukung visi PT Sentra untuk mencapai “Persembahan Sajian Nusantara Untuk Dunia” dengan pengembangan produk Brownies Healthy (Brownty) sebagai makanan kesehatan yang berkualitas, berdayasaing dengan konsep ”Open Kitchen” dan “Franchise” yang bisa memperkaya kuliner dan oleholeh di Kota Wisata Batu. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN Metode teknologi yang diintroduksikan dalam pembinaan dan pengembangan UMKM Brownte adalah Teknologi Tepat Guna yang memenuhi syarat LLM (Low Technology, Low Investment, dan Marketable) sehingga mudah diadopsi oleh UMKM. Selain itu WELL PROVEN TECHNOLOGY yaitu teknologi bersifat praktis, mudah diterapkan pada masyarakat umumnya, serta bisa meningkatkan produktivitas kerja dengan waktu yang lebih efisien, kapasitas produksi bertambah. Mesin dan peralatan yang diintroduksikan meliputi pengukus dengan kapasitas 10-15 kg per proses selama 15 menit, gas baking oven dengan kapasitas 60 kg per jam, food xixer dengan kapasitas 5-6 kg adonan per proses selama 15 menit, showcase dilengkapi freezer, meja proses terbuat dari stainless steel, rak untuk pendingin loyang, kompor cor industri, regulator dan tabung LPG.
46
Untuk memperlancar proses implementasi mesin dan peralatan produksi brownies sayuran, Tim Pelaksana Kegiatan melakukan pembinaan dan pendampingan sehingga bisa terlaksana secara efektif dan efisien. Materi penunjang dalam pendampingan teknologi untuk meningkatkan kinerja UMKM meliputi teknologi proses produksi, mesin peralatan produksi, pengawasan mutu, standar jaminan mutu produk, dan manajemen pengelolaan usaha yang komersial serta manajemen meliputi bahan baku, proses produksi (termasuk standard operating procedure (SOP), good manucfacturing practices (GMP), sistem manajemen mutu, pelabelan kemasan (termasuk nutrition fact dan % angka kecukupan gizi), dan penyediaan produk yang dihasilkan serta administrasi pengelolaan UMKM secara periodik dan berkesinambungan. HASIL DAN PEMBAHASAN Khalayak sasaran strategis dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah PT Sentra (Selera Nusantara) merupakan satu-satunya usaha Brownies Terong dan aneka sayuran (Brownies wortel, tomat, jagung manis, bit, dan sawi) di Kota Wisata Batu. Saat ini namanya berubah menjadi Brownies Healthy (Brownty) untuk lebih meyakinkan kepada konsumen bahwa produk yang dihasilkan sebagai makanan kesehatan. Kreasi Brownty pernah mendapat penghargaan sebagai Kreasi Makanan Non Beras terbaik di Jawa Timur. Promosi telah dilakukan melalui media elektronik seperti stasiun TV swasta baik lokal maupun nasional (Malang TV, TPI, Trans 7) serta website www.browniessayuran.com. Selama ini asset yang dimiliki peralatan produksi manual skala rumah tangga dan 4 outlet pemasaran produkoleh-oleh khas Kota Wisata Batu dengan omzet penjualan 6 juta per bulan untuk 3 macam produk (brownte kukus,oven dan bola-bola). Daerah pemasaran di Malang raya (Kota Batu, Kota Malang dan Kabupaten Malang).
Keuntungan yang diperoleh berkisar 30% dari omzet penjualan Brownty dengan harga tiap kotak Rp.10.000,-. Tipe saluran distribusi yang dipakai melalui pedagang retailer (outlet) yang dimiliki oleh UMKM Brownte. Pada awalnya kapasitas produksi yang dimiliki dengan 3 macam produk Brownty yaitu Kukus, Panggang dan Bola-bola (yang memanfaatkan sisa Brownty yang hancur bagian pinggirnya kemudian dimodifikasi oleh UMKM menjadi Brownty bentuk bola) adalah masing-masing 20 kotak per hari @ isi 6 buah brownte kemasan 250 gram dan jika akhir minggu (Sabtu-Minggu) kapasitas 50 kotak. Penggantian terigu dengan tepung mocaf menyebabkan kapasitas produksi meningkat menjadi 72 kotak per hari untuk semua macam Brownty. Diharapkan dengan adanya bantuan alih teknologi berupa fasilitasi produksi yang mekanis serta perbaikan teknologi dalam proses produksi maka kapabilitas, kapasitas dan efisiensi produksi akan meningkat secara bertahap mencapai target produksi sebesar 300 kotak per hari. Peningkatan produksi BROWNTY tersebut akan diserap dengan cara membuka outlet baru di Malang Raya dan Surabaya dibantu program ini. Dengan demikian permintaan pasar akan bisa terpenuhi secara optimal dan diharapkan meningkatkan kapasitas produksi dan pemasaran UMKM Brownty. Tahapan kegiatan yang dilakukan pada PT Sentra meliputi proses pembimbingan teknis tentang mesin peralatan produksi, teknologi proses produksi, pengawasan mutu, standar jaminan mutu produk, dan manajemen pengelolaan usaha yang komersial. PT Sentra mendapatkan bantuan alih teknologi berupa mesin peralatan untuk produksi Brownty meliputi gas baking oven, food mixer, pengukur, showcase dilengkapi freezer dan meja produksi stainless steel. Penggunaan fasilitas alih teknologi, dapat memperbaiki kinerja dalam proses produksi sehingga kualitas dan kapasitas produksi juga bisa ditingkatkan. Kualitas produk dalam era pemasaran baru tidak lagi merupakan
47
hasil dari fungsi produksi. Menurut Handito Hadi Joewono dalam Anonim (2006), seorang konsultan strategi kompetisi dan marketing menyatakan bahwa untuk bisa memenangkan persaingan dan meningkatkan pangsa pasar sehubungan dengan kualitas produk dengan strategi yang harus ditempun antara lain membangun persepsi yang baik dengan brand positioning yang dilakukan dengan cara komunikasi secara intensif. Dokumentasi mesin peralatan terlihat pada Gambar 1.
Mixer untuk pengadukan adonan brownies sayuran
Gas baking oven untuk proses pemasakan brownies sayuran oven
Meja Produksi dari Stainless Steel untuk Penyiapan Bahan Produksi
Pengukus brownies sayuran
Rak pendingin loyang untuk brownies sayuran
Gambar 1. Mesin dan peralatan untuk meningkatkan kapasitas produksi
Showcase sebagai tempat display brownies sayuran
48
Tabel 1. Kandungan nutrisi pada aneka Brownty per takaran saji konsumsi 70 g
Komponen Protein Lemak Karbohidrat Serat Kasar Air Abu Vitamin C Kalori (kal)
Brownies Sawi Brownies Tomat Brownies Jagung Brownies Wortel Brownte Kukus Brownte Oven gram AKG (%) gram AKG (%) gram AKG (%) gram AKG (%) gram AKG (%) gram AKG (%) 2.06 4.12 2.06 4.12 2.06 4.12 2.06 4.12 2.06 4.12 2.06 4.12 11.24 17.28 11.24 17.28 11.24 17.28 11.24 17.28 11.24 17.28 11.24 17.28 31.38 10.46 31.38 10.46 31.38 10.46 31.38 10.46 31.38 10.46 31.38 10.46 3.26 13.02 1.95 7.78 1.72 6.89 1.62 6.47 2.20 8.80 3.54 14.16 24.30 24.30 24.30 24.30 24.30 24.30 1.03 1.03 1.03 1.03 1.03 1.03 9.61 16.02 7.95 13.25 6.09 10.15 235.2 11.76 235.2 11.76 235.2 11.76 235.2 11.76 235.2 11.76 235.2 11.76
Dalam teknologi proses produksi, dilakukan pelatihan sekaligus praktek untuk diversifikasi produk Brownty oleh staf ahli dari THP Bakery, Universitas Brawijaya. Hasilnya berupa pengembangan Brownty dari sayuran dan buah lain yang potensial di Kota Batu antara lain nangka, nanas, tape,dodol sayuran dan es krim. Pada pengawasan mutu dan standar jaminan mutu produk Brownty yang telah dihasilkan dilakukan uji kandungan gizi di Laboratorium Pengujian Mutu dan Keamanan Pangan, Universitas Brawijaya yang menunjukkan tentang kandungan nutrisi dan angka kecukupan gizi pada Brownty. Pengembangan sistem mutu dan keamanan pangan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, industri yang meliputi produsen bahan baku, industri pangan dan distributor, serta konsumen (WHO, 1998). Sesuai dengan kebijakan Kebijakan Mutu dan keamanan Pangan nasional tersebut adalah sebagai berikut (Kantor Menteri Negara Pangan: 1997) adalah pentingnya untuk memberikan jaminan bahwa pangan sebagai bahan baku industri maupun konsumsi, bebas dari kontaminasi bahan kimia, biologi dan toksin, serta tidak bertentangan dengan keyakinan yang dianut oleh masyarakat. Hasilnya kandungan nutrisi akan ditampilkan pada kemasan BROWNTY sehingga akan bisa meningkatkan kepercayaan dan loyalitas konsumen terlihat pada Tabel 1. Macam produk
Brownty yang telah dihasilkan terlihat pada Gambar 2 .
Gambar 2. Produk Brownty dari aneka sayuran
Pembinaan pada bidang manajemen pengelolaan usaha kearah komersial dilakukan dengan sosialisasi dan implementasi penggunaan Logbook untuk pencatatan kegiatan terkait dengan produksi dan laporan keuangan. Harapannya UMKM akan bisa melakukan evaluasi terhadap biaya yang sudah
49
dikeluarkan dan keuntungan diperoleh. Informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi pencapaian keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Pinasti ,2007 dalam Choiriyah, 2010). Pendampingan dan brainstorming tentang manajemen pemasaran sudah dilakukan oleh Tim Lapang kepada UMKM dengan memperbaiki kemasan produk (disertai slogan “dibantu oleh LIPI”). Area pemasaran Brownty sangat luas sampai di Jakarta, Surabaya dan Bali. Ibu Ainun selau terlibat aktif dengan pameran dan expo Brownty sehingga akan membantu promosi Brownty ini sebagai makanan kesehatan. Bahkan beliau pernah mendapatkan sebagai UMKM Kreatif dari Lembaga Magistra Utama, Malang. Rossiter dan Percy dalam Tjiptono (2002) mengklasifikasikan tujuan promosi sebagai efek dari komunikasi yaitu menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan, mendorong pemilihan terhadap suatu produk, membujuk pelanggan terhadap pemilihan produk serta menanamkan citra produk dan perusahaan. Kinerja pengelolaan usaha lebih profesional dan jangkauan pangsa pasarnya meluas tidak hanya pengepul tetapi pemasaran langsung sehingga margin yang diperoleh UMKM akan semakin bertambah. Saluran pemasaran yang semakin luas akan dapat meningkatkan penjualan sekaligus keuntungan UMKM. Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusankeputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan. Strategi pemasaran adalah pendekatan pokok yang digunakan oleh unit bisnis dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan lebih dahulu, di dalamnya tercantum keputusan-keputusan pokok mengenai target pasar, penetapan produk di pasar, bauran pemasaran dan tingkat biaya pemasaran yang diperlukan (Kotler, 1999). Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan
kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasaan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing. (Anonim, 2011). Syahyunan (2004) mengemukakan bahwa produk mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan dan sebagai dasar menentukan kebijakan pemasaran juga merupakan gambaran perusahaan di mata masyarakat konsumen. Untuk itu perlu adanya diversifikasi produk BROWNTY sehingga tidak akan membosankan bagi konsumen selain untuk memenuhi tuntutan persaingan produk pangan yang semakin tinggi di pasar. Menurut Tjiptono (1997), diversifikasi adalah upaya mencari dan mengembangkan produk atau pasar yang baru atau keduanya dalam rangka mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas dan fleksibilitas. Diversifikasi juga merupakan salah satu cara untuk mengeliminasi dampak negatif atau risiko yang diihadapi seorang pengusaha agribisnis. Pesaing potensial untuk brownies antara ain merk Amanda, Gaya Baru yang telah dikenal oleh konsumen. Kurniasih (2005) mengemukakan bahwa strategi yang ditetapkan agar produk/jasa diserap oleh pasar adalah dengan menawarkan keunggulan pengembangan produk/jasa dengan memperhatikan pertumbuhan pasar, pertumbuhan pengakses, daya beli potensi pasar dan peningkatan brand. Brownty dengan keunggulannya sebagai makanan kesehatan akan bisa meraih segmen pasar tersendiri yang saat ini membutuhkan pangan fungsional. Proses pembinaan dan pendampingan terhadap UMKM menyertakan pihak terkait yaitu Dinas Koperasi,UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Batu yang diwakili oleh Drs Amran sebagai Kepala Seksi Bina Usaha dan Perlindungan Industri sebagai Pendukung Teknis dari lembaga pemerintah. Beliau juga memberikan pengarahan kepada UMKM tentang perlunya manajemen yang profesional dalam pengelolaan usaha agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan besar yang sudah eksis apalagi dengan fasilitas
50
proses produksi yang lengkap. Kemudian juga akan menginformasikan kegiatan ini ke seluruh UMKM di Kota Batu tentang perlunya komunikasi antara UMKM dengan Dinas Pemerintah dan Perguruan Tinggi untuk pembinaan UMKM untuk bisa berani bersaing dan sukses. Selain itu juga monev internal dari LPPM Universitas Brawijaya untuk memberikan support agar kegiatan ini bisa berhasil terutama bagi UMKM binaan. Pelaksanaan kegiatan Iptekda ini dikelola oleh Kelompok Intermediate Alih Teknologi (KIAT) “mitra mandiri sukses”. KESIMPULAN Terjadi peningkatan performance dan kapasitas produksi BROWNTY dengan konsep “OPEN KITCHEN” dan “FRANCHISE” dengan permintaan konsumen yang semakin meningkat, walaupun banyak terserap melalui pameran dan expo di Jawa Timur. Penerapan Logbook dalam pengaturan jadwal produksi, laporan keuangan menjadikan administrasi dan manajemen pengelolaan usaha di UMKM lebih terdata dengan baik. Bahkan UMKM menjadi lebih mudah dalam melakukan evaluasi terhadap stock produk serta posisi kas keuangan. Fasilitasi mesin alih teknologi dari Kegiatan Iptekda LIPI bisa meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam proses produksi. Waktu produksi bisa diminimumkan sedangkan kapasitas produksi lebih optimal sehingga keuntunagn akan meningkat. Terjalinnya kemitraan antara UMKM dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat serta Dinas Koperasi,UKM Perindustrian dan Perdagangan Kota Batu dalam rangka pemberdayaan usaha kecil menengah di Kota Batu. UCAPAN TERIMA KASIH a. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,Pejabat Pembuat Komitmen Program Difusi dan Pemanfaatan iptek, Biro Perencanaan dan Keuangan sebagai penyandang
dana kegiatan Iptekda LIPI Program Bottom Up tahun 2011 b. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Brawijaya Malang yang telah banyak membantu dan memotivasi pelaksanaan kegiatan ini sehingga bisa terlaksana dengan sukses. c. Ibu Ainun sebagai Pemilik sekaligus Pengelola PT SENTRA , satu-satunya produsen BROWNIES HEALTHY (BROWNTY) di Jawa Timur yang telah bekerjasama dan mau mensupport untuk keberhasilan usahanya bersama KIAT ”Mitra Mandiri Sukses” d. Laboratorium Pengujian Mutu dan Keamanan Pangan serta THP Bakery Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang yang telah membantu melatih pengembangan produk BROWNTY. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Kualitas Produk. www.exnal.com/ebb_012p1.asp.Tan ggal Akses 15 Maret 2008 Anonim, 2011. Strategi Pemasaran. http://www.scribd.com/doc/1692152 8/strategi-pemasaran. Choiriyah, R.R. 2010. Penerapan Pencatatan Keuangan Pada Industri Kecil Rumahan. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Surabaya Kantor Menteri Negara Urusan Pangan, 1997. Kebijakan Nasional dan Program Pembinaan Mutu Pangan. Jakarta Kotler, P. 1999. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Edisi 11, Jilid 1, Diterjemahkan oleh Hendra Teguh dan Rusli, Prenhalindo, Jakarta.
51
Kurniasih. 2005. Strategi Pemasaran Jasa Informasi Studi Kasus di PT. Data Consult Inc. JIP FIBUI. Jakarta. Syahyunan. 2004. Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Volume Penjualan. Fakultas Ekonomi. Jurusan manajemen. Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara. Tjiptono, F. 1997. Strategi Pemasaran. Andi Offset. Yogyakarta. . 2002. Strategi Pemasaran Edisi II. Andi Offset. Yogyakarta. WHO, 1998 Food Safety Programmes in The South East Asia Region, Overview and Perspective. WHO Regional Office South East Asia, New Delhi, India.
52