PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MELALUI INDEK PERTANAMAN (IP-400) DALAM RANGKA KEMANDIRAN PANGAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Subagiyo, Sutardi dan Nugroho Siswanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta ABSTRAK Produktivitas padi dapat ditingkatkan dengan peningkatan indek pertanaman (IP) melalui introduksi VUB umur genjah dan supergenjah serta pendukung lainya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui peningkatan pendapatan petani dan produksi melalui IP-400. Penelitian menggunakan metode on farm research, dilaksanakan pada tahun 2010 berlokasi di kabupaten Bantul, Kulon Progo dan Sleman dengan pendekatan PTT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan IP-40 dapat meningkatkan produksi 2.813 ton/ha (11,91%) dan pendapatan petani Rp 7.171.875/ha (11,91%). Hasil analisis finansial menunjukkan Inpari 1 dan Situbagendit di empat lokasi layak untuk dikembangkan terbukti B/C rasio sama atau lebih dari 1, dengan keunggulan rasa nasi enak dan harga lebih baik sehingga banyak dicari pedagang. Kata Kunci: Peningkatan, pendapatan, produksi, IP-400 PENDAHULUAN Penyediaan pangan terutama beras dalam jumlah yang cukup dan harga terjangkau tetap menjadi prioritas utama pembangunan nasional. Berbagai upaya peningkatan produksi dan produktivitas telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, namun belum cukup sehngga diperlukan terobosan baru di tahun 2009-2010. Salah satu upaya yang mungkin dapat dilakukan adalah mengembangkan Indeks Pertanaman Padi 400 (IP padi 400). IP 400 didifinisikan sebagai penanaman yang dilakukan 4 kali dan dihasilkan jumlah panen 4 kali juga dalam waktu 365 hari atau satu tahun pada lahan yang sama. Hasil pengkajian tahun 2009 menunjukkan dengan introduksi varietas VUB seperti Cimelati, Ciherang, dan Inpari dapat meningkatkan indek panen dari 280 menjadi 300. Peningkatan indek panen 20% dengan produksi lebih besar 8.5 ton/ha dalam satu tahun dapat memproduksi 25.5 ton/ha GKP. Hasil analisis ekonomi menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan di atas 4.5 juta/ha dapat dicapai dengan penerapan model PTT dalam mendukung peningkatan IP. Hasil analisis ekonomi memberikan indikasi ada peningkatan pendapatan 15-17 juta/ha dengan B/C rasio 1,86-2,22, artinya layak untuk dikembangkan dan direkomendasikan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengingkatan pendapatan petani melalui IP-400 dalam rangka kemandirian pangan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. METODOLOGI Penelitian dilakukan di tiga lokasi yaitu: (1) Dusun Kembang, Kenteng, Kecamatan Naggulan, Kabupaten Kulon Progo; (2) Dusun Tiwir VII, Sumbersari, 215
Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman; (3) Dusun Bayen, Porwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman; (4) Dusun Dagen, Pendawoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Penelitian dilakukan pada bulan Juni s/d Nopember 2010 dengan menggunakan metodologi On Farm Research. Pengumpulan data melalui FRK (farm record Keeping) selanjutnya dinalisis secara deskriptif, sedangkan kelayakan usahatani ditetapkan berdasarkan hasil analisis input-output usahatani, analisis finansial penerimaan (Revenue), biaya produksi (Variable cost), gross margin, gross benefit cost ratio (Gross B/C Ratio). HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi lokasi pengkajian 1. Dusun Kembang, Kenteng, Kecamatan Naggulan, Kabupaten Kulon Progo yaitu Padi (Sept sampai Desr) – Padi (Jani – Apr) – Kedelai (Mei –Agst). Introduksi pola tanam yang dilakukan untuk peningkatan Indek Panen adalah Padi (Peb –Mei) – Padi (Mei – Agst) – Padi (Sept – Nop) - Padi (Nop – Peb). Walaupun hanya dapat dilakukan setiap dua tahun karena diatur pola tanamnya yang berhubungan dengan sistem irigasi di Kabupaten Kulonprogo dibagi menjadi dua wilayah bagian Barat dan Timur saling bergantian. 2. Dusun Tiwir VII, Sumbersari, Kecamatan Moyuda, Kabupaten Sleman, yaitu Padi (Maret sampai Juni) – Padi (Jul – Okt) – Padi (Nop –Peb). Introduksi pola tanam yang dilakukan untuk peningkatan Indek Panen adalah Padi (Mart –Jun) – Padi (Jun – Sept) – Padi (Sept – Des) - Padi (Des – Mart). 3. Dusun Bayen, Porwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman yaitu Padi (Jan sampai April) – Padi (Mei – Agst) – Padi (Sept – Des). Introduksi pola tanam yang dilakukan untuk peningkatan Indek Panen adalah Padi (Jan – Mart) – Padi (Mart – Jul) – Padi (Jul – Nop) - Padi (Nop – Jan). 4. Dusun Dagen, Pendawoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul yaitu Padi (Jan sampai Aprl) – Padi (Mei – Agst) – Padi (Sept – Jan). Introduksi pola tanam yang dilakukan untuk peningkatan Indek Panen adalah Padi (Jan – Mart) – Padi (Aprl – Jul) – Padi (Jul – Okt) - Padi (Okt – Jan). Secara umum ke empat kelompok tani belum banyak mengetahui dengan baik yang dimaksud dengan IP padi 400. Hanya Kelompok tani “Tani Rejo” di Dusun Kembang, Kenteng, Kecamatan Naggulan, Kabupaten Kulon Progo, sudah lebih banyak mengetahui tentang IP padi 400 dan PTT, karena di lokasi tersebut sudah dua kali melaksanakan IP padi 400, walapun terkendala pada pola tanam dan jadwal perbaikan saluran irigasi yang dilakukan setiap tahun dan SK Bupati no 87 tahun 1998 tentang pola tanam. Komponen PTT untuk mendukung IP padi yang diterapkan secara bersamaan yaitu: varietas unggul baru sesuai spesifik lokasi, benih bermutu (bersertifikat dan vigor tinggi), bibit muda (< 21 HSS) apabila kondisi lingkungan memungkinkan, jumlah bibit 1 – 2 per lubang dan sistem tanam (populasi), pemupukan N berdasarkan Bagan Warna Daun (BWD), pemupukan P dan K berdasarkan status hara tanah PuTS (Perangkat Uji Tanah Sawah) dan PuPS (pemupukan padi sawah spesifik lokasi) serta pemecahan masalah kesuburan tanah dan beberapa komponen dasar dan pilihan seperti intermetten irrigation (irigasi berselang) dan tanam jajar legowo. 216
Analisa Usaha tani Indeks Penanaman Padi 400 (IP Padi 400) Hasil analisis usahatani di masing-masing lokasi (Tabel 1, 2, 3 dan 4), secara umum diketahui bahwa penerapan IP-400 rata-rata meningkatkan produktivitas 2,813 ton/ha dan meningkatkan pendapatan Rp 7.171.875. Tabel 1. Analisa Usahatani penanaman padi IP 400, Dusun Kembang, Nanggulan, Kulon Progo per hektar No 1
2
3 4 5
6
7
Uraian Jumlah biaya sarana produksi Benih varietas ciherang Pupuk Urea Pupuk Phonska Pupuk Kcl Pestisida scor Jumlah biaya tenaga kerja Persemaian Pengolahan tanah Penanaman Pemupukan Penyiangan Pengendalian hama peny. Panen dan pengolahan hasil Biaya sewa lahan Total biaya produksi (1+2+3) Penerimaan (5-4) Inpari 1 Situbagendit Silugonggo Ciherang Pendapatan Inpari 1 Situbagendit Silugonggo Ciherang B/C Inpari 1 Situbagendit Silugonggo Ciherang
Volume
Satuan
25 200 200 75 1
9,000 1,200 1,750 12,000 5,200
6 3 34 6 3 2 1
20,000 300,000 25,000 15,000 25,000 15,000 620,000
30470 8410 6820 8330 6910
2,550 2600 2600 2400 2600
Biaya (Rp) 1,720,200 225,000 240,000 350,000 900,000 5,200 2,685,000 120,000 900,000 850,000 90,000 75,000 30,000 620,000 3,125,000 7,530,200 77,698,500 21,866,000 17,732,000 19,992,000 17,966,000 47,577,700 14,335,800 10,201,800 12,461,800 10,435,800 1.90 1.35 2.65 2.39
Rata-rata hasil tanaman padi tergantung varietas dan tingkat kesuburan tanah atau lingkungan. Penerimaan petani tidak saja ditentukan oleh jumlah produksi yang diperoleh tetapi ditentukan oleh harga jual yang berlaku pada saat hasil atau produk tersebut dijual serta selera pasar dan rasa nasi. Petani menjual gabah langsung pada produsen atau penebas. Harga jual GKP pada saat penelitian adalah Rp. 2.600/kg untuk varietas Inpari 1, Situbagebdit, Ciherang dan Silugonggo harganya berbeda bahkan lebih rendah Rp 2400/kg. Kegiatan usahatani yang bertujuan untuk memperoleh produksi pertanian pada akhirnya akan dinilai dengan uang yang diperhitungkan dari nilai produksi setelah dikurangi biaya yang dikeluarkan. Tabel 2, 3, 4, 5, dan 6 dapat dilihat 217
bahwa nilai B/C 1, (B/C=1) pada VUB Inpari 1 di semua lokasi, sebaliknya VUB Silungonggo produksinya dan harga jual rendah menyebabkan tidak layak secara finansial terbukti B/C rasio kurang 1 kecuali untuk Kulon Progo memberikan nilai B/C sebesar 2,69. Dengan niali B/C ratio sama dengan 1 berarti pendapatan bersih petani dalam usahatani padi masih dapat memberikan keuntungan dan dilhat dari segi finansial layak dilakukan pengembangan. Tabel 2. Analisa Usahatani penanaman padi IP 400 per hektar, Dagen, Pendowoharjo, Sewon, Bantul No
Uraian
1 Jumlah biaya sarana produksi Benih VUB Pupuk Urea Pupuk Phonska Pupuk KCl Pestisida scor 2 Jumlah biaya tenaga kerja Persemaian Pengolahan tanah Penanaman Pemupukan Penyiangan Pengendalian hama peny. Panen dan pengolahan hasil 3 Biaya sewa lahan 4 Total biaya produksi (1+2+3) 5 Penerimaan Inpari 1 Situbagendit Silugonggo Ciherang 6 Pendapatan Inpari 1 Situbagendit Silugonggo Ciherang 7 B/C rasio Inpari 1 Situbagendit Silugonggo Ciherang
218
Volume
Satuan
25 200 200 50 1
8,100 1,700 1,750 12,000 52,000
4 1 34 3 30 2 1
30,000 750,000 25,000 20,000 20,000 15,000 650,000
28610 7,600 7,570 6,710 6,730
2,600 2,600 2,400 2,600
Biaya
(Rp)
1,544,500 202,500 340,000 350,000 600,000 52,000 3,060,000 120,000 750,000 850,000 60,000 600,000 30,000 650,000 2,875,000 7,479,500 73,044,000 19,760,000 19,682,000 16,104,000 17,498,000 43,126,000 12,280,500 12,202,500 8,624,500 10,018,500 1.64 1.63 1.15 1.34
Tabel 3. Analisa Usahatani penanaman padi IP 400 per hektar Dusun Tiwir, Sumbersari, Moyudan, Sleman No
Uraian
Volume
1 Jumlah biaya sarana produksi Benih varietas ciherang 25 Pupuk Urea 200 Pupuk Phonska 200 Pupuk Kcl 50 Pestisida scor 1 2 Jumlah biaya tenaga kerja Persemaian 4 Pengolahan tanah 3 Penanaman 30 Pemupukan 6 Penyiangan 30 Pengendalian hama peny. 2 Panen dan pengolahan hasil 1 3 Biaya sewa lahan 4 Total biaya produksi (1+2+3) 5 Penerimaan 25810 Inpari 1 8,290 Situbagendit 7,410 Silugonggo 4,100 Ciherang 6,010 6 Pendapatan Inpari 1 Situbagendit Silugonggo Ciherang 7 B/C rasio Inpari 1 Situbagendit Silugonggo Ciherang
Satuan 9,000 1,700 1,750 12,000 52,000 30,000 250,000 25,000 15,000 25,000 15,000 650,000
2,600 2,600 2,400 2,600
Biaya (rp) 1.567.000 225,000 340,000 350,000 600,000 52,000 3,140,000 120,000 750,000 750,000 90,000 750,000 30,000 650,000 2,625,000 7,332,000 66,286,000 21,554,000 19,266,000 9,840,000 15,626,000 36,958,000 14,222,000 11,934,000 2,508,000 8,294,000 1.94 1.63 0.34 2.13
219
Tabel 4. Analisa Usahatani penanaman padi IP 400, per hektar Dusun Bayen, Prowomartani, Kalasan, Sleman No
Uraian
Volume
1 Jumlah biaya sarana produksi Benih varietas ciherang Pupuk Urea Pupuk Phonska Pupuk KCl Pestisida scor 2 Jumlah biaya tenaga kerja Persemaian Pengolahan tanah Penanaman Pemupukan Penyiangan Pengendalian hama peny. Panen dan pengolahan hasil 3 Biaya sewa lahan 4 Total biaya produksi (1+2+3) 5 Penerimaan Inpari 1 Situbagendit Silugonggo Ciherang 6 Pendapatan Inpari 1 Situbagendit Silugonggo Ciherang 7 B/C rasio Inpari 1 Situbagendit Silugonggo Ciherang
Satuan
25 200 200 75 1
9,000 1,700 1,750 12,000 52,000
6 3 34 6 30 2 1
20,000 200,000 25,000 15,000 25,000 15,000 750,000
20840 5,720 5,720 4,200 5,200
2,600 2,600 2,400 2,600
Biaya (Rp) 1,867,000 225,000 340,000 350,000 900,000 52,000 3,190,000 120,000 600,000 850,000 90,000 750,000 30,000 750,000 2,125,000 7,182,000 53,344,000 14,872,000 14,872,000 10,080,000 13,520,000 46,162,000 7,690,000 7,690,000 2,898,000 6,338,000 1.07 1.07 0.40 1.88
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian penerapan IP-400 dapat disimpulkan bahwa penerapan IP-400 secara total dapat meningkatkan rata-rata produksi sebesar 2,813 ton/ha dan peningkatan pendapatan sebesar Rp 7.171.875. Penerapan IP-400 juga meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani.
220