PENINGKATAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE RESITASI PADA SISWA KELAS I SEMESTER I SD NEGERI DERU KECAMATAN SUMBERREJO BOJONEGORO Sulasih GuruSDN DeruKec. SumberrejoKab. Bojonegoro Email :
[email protected]
Abstrak: Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka peneliti ingin mencoba melakukan penelitian dengan judul “ Peningkatan Pembelajaran Agama Islam Melalui Metode Resitasi Pada Siswa Kelas I SD Deru Kecamatan Sumberrejo Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014”. Penulis berasumsi bahwa prestasi belajar PAI siswa kelas I SDN Deru Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro akan meningkat bila diterapkan metode resitasi. Yang dimaksud dengan resitasi ialah suatu cara mengajar di mana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada peserta didik, sedangkan hasil tersebut di periksa oleh guru dan peserta didik mempertanggung jawab¬kannya. Pada penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, dengan melibatkan siswa menjalani tiga siklus. Hasil dari penelitian ini adalah adanya peningjkatan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (80,00%), siklus II (84,24%) dan siklus III (85,00 %). Kata Kunci:Metode Resitasi, Pembelajaran Agama Islam
Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses belajarmengajar, bertindak sebagai fasilitor yang berusaha mencipatakan kondisi belajar mengajar yang efektif, sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka
capai. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga ia mau belajar karena siswalah subyek utama dalam belajar. Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif.Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif. Namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasana kelompok kecil akan memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa yang diajarkan siswa kepada temantemannya memungkinkan mereka untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi pelajaran. Pembelajaran Agama Islam tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih 93
94 | Jurnal Karya Pendidikan Volume 2, Nomor 3, Juni 2016 hlm 93-99
mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktifitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas dengan bekerja dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. (Hartoyo, 2000:24). Berdasarkan uraian tersebut di atas maka peneliti merumuskan masalah Bagaimana Peningkatan Pembelajaran Agama Islam Melalui Metode Resitasi Pada Siswa Kelas I SD Deru Kecamatan Sumberrejo Bojonegoro?. KAJIAN PUSTAKA Pengajaran metode resitasi Yang dimaksud dengan resitasi ialah suatu cara mengajar di mana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada peserta didik, sedangkan hasil tersebut di periksa oleh guru dan peserta didik mempertanggung jawabkannya. Pertanggungan jawab itu dapat dilaksanakan dengan cara : - Dengan menjawab test yang diberikan oleh guru. - Dengan menyampaikan ke muka berupa lisan - Dengan cara tertulis. Dalam metode ini kita menemukan tiga istilah penting : 1. Tugas, adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan baik tugas datangnya dari orang lain maupun dari dalam diri kita sendiri. Di sekolah biasanya itu datang dari pihak guru atau kepala sekolah atau peserta didik sendiri. Tugas ini biasanya bersifat educatif dan bukan bersifat dan berunsur pekerjaan. 2. Belajar, banyak sekali perumusan tentang belajar. Menurut S. Nasution ada beberapa batasan istilah belajar seperti a) Belajar adalah perubahan dalam sistem urat saraf; b)Belajar adalah penambahan pengetahuan; c)Belajar adalah perubahan kelakuan berkat pengalaman dan pengertian. Perubahan tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh apa yang dimiliki
seseorang itu, seperti: sifat, pengalaman, pengetahuan, keterampilan, keadaan jasmaniah dan lain-lain sebagainya, dan jugs dipengaruhi pula oleh lingkungan. Hasil belajar dipengaruhi pula oleh motif bahan yang dipelajari dengan mempergunakan alat-alat, waktu, cara belajar dan sebagainya. 3. Resitasiadalah penyajian kembali atau penimbulan kembali sesuatu yang sudah dimiliki, diketahui atau dipelajari. Metode ini sering disebut metode pekerjaan rupiah. Prinsip yang mendasari metode ini ada dalam AI-Quran.Tuhan memberikan suatu tugas yang berat terhadap Nabi Muhammad sebelum dia melaksanakan tugas keRasulannya.Tugas yang diintruksikan itu ialah berupa sifat-sifat kepemimpinan yang harus dimiliki. Firman Allah S.W.T Hai orang yang berselubung, bangunlah dan pertakutilah kaummu, hendak besarkan Tuhan-mu. Dan bersihkanlah pakaianmu! Tinggallah pekerjaan-pekerjaan yang mendatangkan siksaan. Janganlah engkau memberi kepada orang lain lantaran hendak meminta lebih banyak. Sabar dan uletlah menurut perintah Tuhan. (Q.S. Al Mudatatsir: 1-7).
Jadi Tuhan memberikan tugas lima macam, antara lain: a. Ta'at beragama (membesarkan Tuhan). b. Giat dan rajin berdakwah. c. Membersihkan diri, jiwa dari kekotoran lahir dan bathin. d. Percaya pada diri sendiri dan tidak mengharapkan sesuatu pada orang lain. e. Tabah dan ulet dalam melaksanakan tugas. Fase-Fase Resitasi Dengan metode Resitasi terdapat 3 fase yaitu : Pertama, guru memberikan tugas.Tugas yang diberikan oleh guru harus disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Dalam pelaksanaan tugas itu kemungkinan peserta didik akan menjawab dan penyelesaikan suatu bentuk hitungan dan ada pula berbentuk sesuatu yang harus diselesaikan, ada pula
Sulasih,Peningkatan Pembelajaran Agama Islam Melalui Metode Resitasi Pada Siswa Kelas I Semester I SD Negeri Deru Kecamatan Sumberrejo Bojonegoro | 95
berbentuk sesuatu yang baik dari berbagai aspek. Kedua, murid melaksanakan tugas (belajar) cara murid belajar akan terlaksana dengan balk apabila dia belajar sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Ketiga, murid mempertanggung jawabkan hasil, pekerjaannya (resitasinya). Resitasi itu juga akan wajar apabila sesuai dengan tujuan pemberian tugas. 4. Keuntungan Metode Resitasi 5. Peserta didik belajar membiasakan untuk mengambil inisiatif sendiri dalam segala tugas yang diberikan. 6. Meringankan tugas guru yang diberikan. 7. Dapat mempertebal rasa tanggung jawab. Karena hasil-hasil yang dikerjakan dipertanggung jawabkan dihadapan guru. 8. Memupuk anak agar mereka dapat berdiri sendiri tanpa mengharapkan bantuan orang lain. 9. Mendorong peserta didik supaya suka berlomba-lomba untuk mencapai sukses. 10. Hasil pelajaran akan tahan lama karena pelajaran sesuai dengan minat peserta didik. 11. Dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktipan dan kecakapan peserta didik. 12. Waktu yang dipergunakan tak terbatas sampai pada jam jam sekolah. Kelemahan Metode Resitasi 1. Peserta didik yang terlalu bodoh sukar sekali belajar. 2. Kemungkinan tugas yang diberikan tapi dikerjakan oleh orang lain. 3. Kadang-kadang peserta didik menyalin atau meniru pekerjaan temannya sehingga pengalamannya sendiri tidak ada. 4. Kadang-kadang pembahasannya kurang sempurna. 5. Bila tugas terlalu sering dilakukan oleh murid akan menyebabkan - Terganggunya kesehatan peserta didik, karena mereka kembali dari sekolah selalu melakukan tugas, seingga waktu bermain tidak ada.
- Menyebabkan peserta didik asal mengerjakan saja karena mereka menganggap tugas-tugas tersebut membosankan. - Mencari tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuan setiap individu sulit, jalan pelajaran lambat dan memakan waktu yang lama. - Kalau peserta didik terlalu banyak kadang-kadang guru tak sanggup memeriksa tugas-tugas peserta didik tersebut. METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti,1997; 8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) guru bertindak sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) Simultan terintegratif, dan (d) administrasi social ekperimental. Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentu guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi (guru).Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan. Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara kalasikal telah
96 | Jurnal Karya Pendidikan Volume 2, Nomor 3, Juni 2016 hlm 93-99
mencapai 85% atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung pada jumlah siklus yang harus dilalui.
siswa terhadap kegiata pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Kancah Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3). Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5). Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan.Penelitian ini bertempat di SDN Deru Kecamatan Sumberrejo Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Nopember semester gasal 2013/2014. Subyek penelitian adalah Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar Negeri Deru kecamatan Sumberrejo kabupaten Bojonegoro Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Silabus 2. Rencana Pelajaran (RP) 3. Lembar Kegiatan Siswa 4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar 5. Tes formatif Pengumpulan Data
Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini penulis mengumpulkan data berdasarkan nilai siswa siswi kelas I SDN Deru kecamatan Sumberrejo Bojonegoro pada tes formatif yang dilaksanakan pada tiap akhir siklus. Nilai siswa-siswi tersebut di kumpulkan dan di olah sehingga menjadi sumber data yang relevan dengan penelitian ini. Analisis Data, Evaluasi dan Refleksi Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon
Gambar 1 Alur PTK
Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur
Sulasih,Peningkatan Pembelajaran Agama Islam Melalui Metode Resitasi Pada Siswa Kelas I Semester I SD Negeri Deru Kecamatan Sumberrejo Bojonegoro | 97
kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.
(observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I
Paparan Data Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa pengamatan pengelolaan metode pemberian tugas belajar dan resitasi dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus. Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betulbetul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan penglolaan metode pemberian tugas belajar dan resitasi yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi dalam meningkatkan prestasi Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi. Siklus I Pada tahap perenecanaan peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 16 Nopember 2012 di Kelas I dengan jumlah siswa 11 siswa.Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan
No
Uraian
1 2
Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar
3
Hasil Siklus I 65,45 6 80,00
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 65,45 dan ketuntasan belajar mencapai 80,00% atau ada 6 siswa dari 11 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 80,00% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi. Siklus II Pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tangal 23 Nopember di Kelas I dengan jumlah siswa 11 siswa.Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan
98 | Jurnal Karya Pendidikan Volume 2, Nomor 3, Juni 2016 hlm 93-99
(observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II.Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut. Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II No
Uraian
1 2
Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar
3
Hasil Siklus II 76,36 8 84,24
Dari tabel di atas diperoleh nilai ratarata prestasi belajar siswa adalah 76,36 dan ketuntasan belajar mencapai 84,24% atau ada 8 siswa dari 11 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah megalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Siklus III Pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif III, dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tangal 7 Januari 2013 di Kelas I dengan jumlah siswa 11 siswa.Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah
tes formatif III.Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut. Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus III No
Uraian
1 2
Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar
3
Hasil Siklus III 80,00 10 85,00
Dari tabel di atas diperoleh nilai ratarata prestasi belajar siswa adalah 80,00 dan ketuntasan belajar mencapai 85,00% atau ada 10 siswa dari 11 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus III ini ketuntasan belajar secara klasikal telah megalami peningkatan dan sudah sesuai dengan tingkat ketuntasan belajar. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi. PEMBAHASAN Ketuntasan Hasil belajar Siswa Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode pemberian tugas belajar dan resitasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I,II dan III) yaitu masing-masing 80,00%, 84,24%dan 85,00%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Kemampuan Guru Kelola Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses metode pemberian tugas belajar dan resitasi dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar
Sulasih,Peningkatan Pembelajaran Agama Islam Melalui Metode Resitasi Pada Siswa Kelas I Semester I SD Negeri Deru Kecamatan Sumberrejo Bojonegoro | 99
siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. Aktivitas Guru Siswa Dalam Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran agama islam pada pokok bahasan mengarang yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langahlangkah metode pemberian tugas belajar dan resitasi dengan baik.Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar. KESIMPULAN Dari hasil kegiatan pembelajaran dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan resitasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa
dalam setiap siklus, yaitu siklus I (80,00%), siklus II (84,24%) dan siklus III (85,00%) 2. Penerapan pemberian tugas belajar dan resitasi mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa tertarik dan berminat dengan metode pemberian tugas belajar dan resitasi sehingga termotivasi untuk belajar. Saran Dari hasil penelitian, maka disampaikan saran sebagai berikut: 1. Untuk melaksanakan model berbasis masalah memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model berbasis masalah dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. 2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran. 3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakuakan di SDN Deru Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014.
DAFTAR PUSTAKA Hartoyo,
A. 2000.Seminar Nasional.Pengembangan Pendidikan Globalisasi.Universitas Negeri Yogyakarta.Depdiknas.
MIPA
di
Era
Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas.Makalah Panitian Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban. Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar, Surabaya : Usaha Nasional. Syaiful Bahri Djamarah. 2002. :Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Sugiarti, Titik. 1997. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah disampaikan pada Pelatihan Peningkatan Kualifikasi Guru S1 PGSD. Universitas Jember Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya