Peningkatan Life Skill Siswa dengan Pelatihan Pembuatan Saribuah (Implementasi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Mojosongo Boyolali) Sri Hartati Fakultas Pertanian, Universitas Veteran Bangun Nusantara, Jl. Letjen S. Humardani No. 1 Sukoharjo 57521, Telp. +62-0271-593156, Fax. +62-0271-591065 e-mail :
[email protected]
Abstrak Siswa SMK disamping dipersiapkan untuk memiliki keterampilan yang siap menerima dunia kerja juga perlu ditingkatkan kepekaan terhadap potensi sumber daya alam lokal. Hal inilah yang dilakukan terhadap siswa-siswi SMK Negeri 1 Mojosongo Boyolali yang diketahui disekitar lingkungannya banyak dijumpai buah pepaya. Pengenalan teknologi sederhana yang mudah dan murah yaitu pembuatan saribuah dari bahan pepaya yang banyak berada disekitar perlu dilakukan. Tujuan dari kegiatan ini adalah disamping meningkatkan pengetahuan akan aplikasi teknologi ini juga meningkatkan keterampilan mereka. Kegiatan dimulai dengan penyampaian materi/teori dengan metode ceramah/diskusi, yang dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan saribuah pepaya nanas dengan metode demonstrasi. Saribuah dibuat mengadopsi formula Hartati (2003). Sebelum kegiatan para peserta diberi pretest dan menjelang berakhir kegiatan diberi postest. Hasil menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman peserta tentang pembuatan sari buah pepaya nanas mencapai 37,35 %. Kata-kata Kunci : Saribuah, Pepaya, Nanas, Siswa SMK, Life skill
Pendahuluan Kabupaten Boyolali selain dikenal penghasil susu segar juga penghasil buahbuahan salah satunya adalah pepaya. Di sepanjang jalan utama Solo - Semarang banyak dijumpai pedagang pepaya hasil pertanian masyarakat setempat. Selain itu di Boyolali terdapat sebuah sekolah kejuruan yaitu SMK Negeri Mojosongo yang terletak di jalan utama Boyolali. SMK ini memiliki 4 (empat) jurusan yaitu Budidaya Tanaman: Sayur dan Perkebunan, jurusan Budidaya Ternak : unggas dan ruminansia, jurusan Mekanisasi Pertanian dan jurusan Teknologi Hasil Pertanian: Pengolahan Pangan dan Pengawasan Mutu. Siswa pada masing-masing jurusan harus menempuh 3 tingkat, mulai tingkat 1, 2 dan 3 untuk dapat menyelesaikan studi. Pada tahun ajaran 2008/2009 ini siswa tingkat 3 pada seluruh jurusan adalah 279 siswa. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian (THP) tingkat 1 dan 2 masing-masing memiliki 2 kelas, sedang tingkat 3 memiliki 3 klas dengan jumlah siswa kurang lebih 105 siswa. Siswa SMK dipersiapkan untuk memiliki keterampilan yang siap menerima dunia kerja. Disamping itu siswa juga memerlukan pula kepekaan terhadap potensi sumber daya alam lokal. Oleh karena itu siswa jurusan THP akan ditingkatkan ketrampilan hidupnya dengan mendayagunakan sumber daya alam lokal di sekitarnya. Salah satu sumber daya alam lokal yang berada di sekitar lingkungan SMK Negeri 1 Mojosongo Boyolali adalah buah-buahan khususnya pepaya. Pepaya hasil pertanian petani di Boyolali dan sekitarnya sebagian besar dijual dalam bentuk seperti apadanya buah pepaya setelah dipanen. Dalam bentuk olahan
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
misalnya saribuah diharapkan akan memberi nilai jual pada buah tersebut. Sari buah populer dikonsumsi manusia sebagai minuman. Beberapa jenis sari buah yang terkenal adalah: sari buah jeruk, sari jeruk nipis sedang sari buah-sari buah yang berasal dari Indonesia di antaranya adalah: sari buah jambu biji, sari buah sirsak, sari buah mangga, sari buah markisa (id.wikipedia.org/wiki/Sari_buah). Hartati, dkk (2003) telah menemukan formula saribuah pepaya yang dikombinasi dengan nanas dan produk ini diterima baik oleh konsumen baik pada warna, rasa dan aroma. Rahayu S, dkk (2007) membuat usaha saribuah pepaya nanas dan diketahui menguntungkan.. Penambahan nanas pada mulanya ditujukan untuk memperbaiki penerimaan flavor pepaya. Saribuah pepaya dengan penambahan nanas 25% dan 50% tidak memberikan perbedaan yang nyata (P≤ 0,05) baik pada warna, rasa dan aroma. Dipilih formula saribuah yang ditambah 25% nanas karena dengan penambahan nanas yang lebih sedikit tetapi tidak memberikan perbedaan pada warna, rasa dan aroma saribuah yang dibuat (Hartati, dkk. (2003). Buah pepaya dan nanas biasanya disajikan secara berdampingan sebagai hidangan penutup. Buah pepaya diketahui memiliki keasamaan yang relatif rendah umumnya pH berkisar 5,5 – 5,9 (Lancashire, 2000) dengan warna yang orange yang cerah. Penerimaan pepaya sebagai buah terkendala pada aroma yang kurang kuat. Sedangkan nanas diketahui sebagai buah yang memiliki aroma kuat dan kandungan total asam (sebagai asam sitrat) adalah 0,6 – 1,62 % dari daging buah segar matang. Keasaman nanas dapat mensuplai keasaman pepaya sehingga keseimbangan antara rasa manis dan asam dapat diperoleh. Keseimbangan ini sangat penting artinya bagi suatu minuman (Fardiaz, 1996). Perpaduan kedua buah tersebut menjadi saribuah akan saling melengkapi baik pada warna, aroma dan rasa (Hartati, 2003). Dalam bentuk olahan seperti saribuah, konsumsi buah akan lebih praktis sehingga akan meningkatkan konsumsi buah itu sendiri. Konsumsi buah yang tinggi terutama pada anak-anak sangat disarankan karena akan meningkatkan asupan sumber vitamin dan mineral. Wirakusumah (1996) menuliskan papaya kaya akan karoten, vitamin C, dan flavonoid sehingga dapat berfungsi sebagai zat anti kanker. Buah ini juga mengandung sejumlah mineral antara lain kalium dan magnesium yang sangat dibutuhkan tubuh. Pembuatan saribuah yang dikombinasikan dengan buah lain misalnya nanas akan menjadikan alternatif jajanan minuman untuk anak sekolah. Seperti juga yang terjadi di wilayah lain pada umumnya, di wilayah Boyolali, kebiasaan anak tersebut dapat ditangkap sebagai peluang untuk menyediakan jajanan minuman yang menyehatkan dengan menggali potensi yang ada disekitar wilayah setempat, salah satunnya adalah membuat saribuah pepaya nanas. Untuk menangkap peluang usaha tersebut terutama para pelajar SMK jurusan Teknologi Hasil Pertanian perlu diberi keterampilan dan penyuluhan membuat saribuah berbasis pepaya, untuk dikembangkan menjadi minuman jajanan yang menyehatkan. Pembuatan saribuah pepaya disamping untuk meningkatkan keterampilan para siswa sendiri, juga merupakan peluang yang baik untuk berwirausaha. Saribuah yang dibuat sendiri akan lebih menjamin keamanan jajanan yang dikonsumsi anak-anak khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pentingnya konsumsi buah oleh anak-anak juga akan terpenuhi dari mengkonsumsi saribuah yang dipersiapkan dengan baik dan aman. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan saribuah pepaya-nanas tidaklah sulit. Di wilayah Boyolali terutama di sekitar lingkungan SMK Mojosongo terdapat beberapa pasar tradisional, yang terbesar adalah pasar Sunggingan hanya berjarak sekitar 2 km. Di pasar ini bahan-bahan pembuatan saribuah sangat mudah untuk
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
memperolehnya. Bahkan untuk pepaya sebagai bahan baku pembuatan saribuah di SMK dan masyarakat sekitarnya menanam buah ini, dengan demikian para siswa SMK pun tidak akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan bahan baku. Berangkat dari keprihatinan maraknya jajanan anak yang belum diketahui mutu dan keamanannya tetutama jajanan minuman, baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat tinggalnya, dan pentingnya meningkatkan konsumsi buah pada anakanak, merupakan salah satu peluang usaha yang berpotensi untuk digarap. Pepaya yang dihasilkan para petani di sekitar Boyolali hanya dijual dalam bentuk apa adanya buah pepaya setelah panen. SMK N Mojosongo mempunyai jurusan Teknologi Pertanian dengan fokus kajian Pengolahan Pangan dan Pengawasan Mutu. Siswa SMK dipersiapkan untuk menjadi terampil di kelak kemudian hari, oleh karena itu usaha peningkatan keterampilan pembuatan saribuah di SMK N Mojosongo diharapkan akan menambah keterampilan mereka serta meningkatkan kepekaan berwirausaha untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam disekitarnya. Pelaksanakan kegiatan penerapan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (Ipteks), ”Peningkatan Life Skill Siswa SMK N Mojosongo Boyolali dengan Pelatihan Pembuatan Saribuah” bertujuan disamping untuk pengenalan teknologi sederhana yang mudah dan murah yaitu pembuatan saribuah dari bahan yang banyak berada disekitar, juga meningkatkan keterampilan khalayak sasaran yaitu siswa-siswi SMK Negeri Mojosongo Boyolali sehingga akan meningkatkan menumbuhkan rasa berwirausaha siswa dan merasakan bertambahnya life skill (keterampilan hidup). Metode Metode yang digunakan dalam kegiatan ini didasarkan pada kerangka pemecahan masalah seperti tampak pada Gambar 1, sedang jalannya pelaksanaan penerapan Ipteks dapat dilihat seperti tampak pada diagram alir Gambar 2. Kerangka Pemecahan Masalah Kerangka pemecahan masalah pada kegitan ini didasarkan pada analisis situasi yang ada di SMK N 1 Mojosongo Boyolali dan potensi wilayah di sekitar lokasi SMK tersebut. Dari analisis situasi dan gambaran potensi wilayah diperoleh alternatif pemecahan masalah yang mengarah pada manfaat yang ingin dicapai dari kegiatan ini yaitu merangsang jiwa wirausaha dan meningkatkan life skil siswa SMK N 1 Mojosongo. Gambaran kerangka pemecahan masalah tersebut seperti tertuang pada Gambar 1.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
- SMK N 1 Mojosongo Boyolali mempunyai Jurusan Teknologi Hasil Pertanian (THP) jumlah siswa kurang lebih 105 siswa.
Potensi wilayah sekitar khalayak sasaran: - Wilayah Boyolali penghasil pepaya
- Perlu bekal life skill
- pasar Sunggingan hanya berjarak sekitar 2 km
- Sebagian lahan ditanami papaya dan buah-buahan lain
Aternatif pemecahan masalah : Pengembangan produk dari wilayah lokal (papaya dan buah lain) menjadi sari buah. Bentuk kegiatan dengan Pelatihan pembuatan sari buah papayananas.
- Merangsang jiwa wirausaha - Meningkatkan life skil Gambar 1. Kerangka Pemecahan Masalah
Pemberian materi/teori dan Pelatihan Gambaran umum Penerapan Iptek yang telah dilakukan seperti tampak pada Diagram Alir Gambar 2. Metode yang dilakukan dalam penerapan Iptek ini adalah sebagai berikut : a. Pemberian materi /teori tentang keamanan pangan dan pembuatan saribuah pepaya-nanas. Metode penyampaian dengan ceramah/presentasi yang dibantu dengan LCD dan program power point. b. Pelatihan pembuatan saribuah papaya-nanas dilakukan dengan cara demonstrasi percontohan pembuatan saribuah. Khalayak sasaran ditunjukkan bagaimana cara membuat sari buah papaya nanas tahap demi tahap dengan diberikan contoh hasilnya pada setiap proses dan hasil akhirnya. Khalayak sasaran yaitu siswasiswi SMK dilibatkan secara aktif untuk langsung menanyakan hal-hal yang dirasa belum jelas.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Start/mulai
Persiapan, perijinan, dll
Pemberian materi/teori
Pelatihan pembuatan saribuah
Evaluasi
OK ? TIDAK
YA selesai Gambar 2. Diagram Alir Penerapan Iptek Pelatihan Pembuatan Sari buah
Pembuatan saribuah papaya-nanas mengikuti formula dan bahan seperti yang telah dilakukan Hartati, dkk (2003) dan Rahayu, dkk (2007) sebagai berikut : BAHAN : Pepaya Nanas Gula pasir Jeruk nipis Air Plastik pengemas dan karet pengikat ALAT : Kompor Pisau Blender Baskom Dandang Penyaring FORMULA (RESEP) : Untuk membuat sekitar 50 bungkus saribuah pepaya-nanas diperlukan resep sebagai berikut : - pepaya : 1000 g
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
- Nanas - jeruk nipis - gula - Garam - air
: 250 :9 : 500 : 2,5 : 3,2
gram sendok teh g sedok teh liter
CARA PEMBUATAN SARIBUAH PEPAYA-NANAS : 1. Pilih buah pepaya yang sudah matang, namun tidak terlalu lunak dan tidak terlalu keras. Cuci bersih. Potong buah pepaya sesuai perkiraan saribuah yang akan dibuat. Sisa potongan jangan dikupas, biarkan ada kulitnya untuk disimpan. Sedang bagian potongan yang lain yang akan dibuat sari buah dikupas dan dipotong. 2. Buah nanas dikupas, buang ”mata” nanas, cuci dan dipotong. 3. Timbang buah pepaya dan nanas dengan rasio 3 bagian pepaya dan 1 bagian nanas. 4. Lakukan proses blanching yaitu dengan cara pengukusan selama 5 menit, dihitung setelah bahan masuk pada dandang yang telah mendidih airnya. 5. Keluarkan buah pepaya dan nanas dari dandang, selanjutnya diblender dengan ditambahkan air yang telah direbus (air matang), kemudian disaring. 6. Tambahkan gula yang telah dilarutkan dalam air matang, sangat sedikit garam dan perasan jeruk nipis pada saribuah hasil saringan, aduk-aduk agar semua bahan tercampur rata. 7. Masukkan pada kantong-kantong plastik yang telah disiapkan dan ikat. 8. Jika akan dikonsumsi dingin, simpan dalam almari pendingin (kulkas). Evaluasi Evaluasi diberikan dengan cara sebelum penyampaian materi dilakukan penyebaran kuiseoner kepada khalayak sasaran sebagai pretest. Setelah pelatihan selesai dilakukan, diberikan kuiseoner lagi sebagai post test. Kriteria pemahaman dilakukan dengan diberi skor. Skor 4 : sangat paham; skor 3 : paham; skor 2 : sedang; skor 1 : kurang paham dan skor 0 : tidak paham. Apabila dari sejumlah peserta 50% mendapatkan skor dibawah 2, maka pemberian materi diulang, sedang bila diatas skor tersebut maka kegiatan selanjutnya dilakukan. Nilai > 80 diberi skor 4; Nilai 60-80 skor 3; nilai 40-60 skor 2 dan nilai 20- 40 diberi skor 1 sedang nilai <20 diberi skor 0. Hasil Dan Pembahasan Pelaksanaan Kegiatan Realisasi pelaksanaan kegiatan penerapan IPTEKS peningkatan life skill para siswa di SMK Negeri Mojosongo Boyolali dilakukan pada tanggal 19 Mei 2009 bertempat di SMK Negeri Mojosongo di dukuh Tegalwire, desa Mojosongo, kecamatan Mojosongo, kabupaten Boyolali diikuti 31 siswa tingkat 3 jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Kegiatan dimulai dengan acara pembukaan yang pandu dari pihak sekolah dan dibuka secara resmi oleh Kepala Sekolah dilanjutkan dengan pemberian materi/teori. Para siswa mula-mula diberikan materi tentang teori keamanan pangan, pentingnya konsumsi buah-buahan dan pembuatan saribuah pepaya nanas. Metode
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
penyampaian dengan ceramah/presentasi yang dibantu dengan LCD dan program microsoft power point. Ceramah diikuti dengan diskusi aktif dua arah. Sebelum materi disampaikan terlebih dahulu diberikan pretest. Setelah dirasa para siswa paham tentang teori pembuatan sari buah pepaya-nanas dilanjutkan dengan pelatihan cara pembuatan sari buah. Metode yang digunakan adalah demonstrasi sebagai percontohan cara pembuatan sari buah pepaya nanas meliputi bahan, alat, bahan setengah jadi dan produk jadi. Untuk menghindari kejenuhan penerimaan materi disela-sela acara diberikan beberapa pertanyaan, bagi peserta yang paling cepat menjawab dan dinyatakan benar diberikan door prize. Pada akhir acara diberikan post test. Terlihat dari Gambar 3 siswa-siswi antusias dalam menerima materi/teori tentang keamanan pangan dan pembuatan sari buah pepaya nanas.
Gambar 3. Siswa-siswi SMK Negeri Mojosongo Boyolali Mengikuti Pelatihan Pembuatan Sari Buah Pepaya-Nanas
Pelatihan Pembuatan Saribuah Pepaya-Nanas Pelatihan pembuatan saribuah pepaya nanas dilakukan dengan metode demonstrasi sebagai percontohan pembuatan sari buah pepaya nanas serta analisis usaha. Tahap demi tahap proses dicontohkan melalui layar dengan bantuan LCD dan program microsoft power point. Selain ditayangkan melalui layar, juga ditunjukkan bahan dan peralatan secara langsung kepada para siswa. Bahan-bahan yang ditunjukkan meliputi bahan mentah, bahan setengah jadi maupun produk yang sudah jadi. Produk jadi selanjutnya dibagikan kepada para siswa untuk dicicipi. Produk jadi sari buah pepaya nanas dapat dilihat sebagaimana tampak pada Gambar 4.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Gambar 4.. Produk Jadi Sari Buah Pepaya Nanas Produk jadi saribuah pepaya nanas yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk ditunjukkan kepada para peserta mengikuti formula yang telah dibuat oleh Hartati, dkk (2003) dan telah diusahakan oleh Rahayu, dkk (2007). Hartati, dkk (2003) melakukan penambahan nanas pada mulanya ditujukan untuk memperbaiki penerimaan flavor pepaya. Dari beberapa formula yang dibuat dan diujikan kepada 30 panelis diperoleh formula terpilih adalah sari buah pepaya yang ditambah 25 % nanas. Sedang Rahayu (2007) telah mengusahakan saribuah pepaya nanas dengan keuntungan mencapai 30- 40 % dari modal. Berdasar pengamatan yang dilakukan selama pelatihan berlangsung, nampak para peserta antusias mengikuti jalannya pelatihan. Hal ini dapat dibuktikan dari perbagai pertanyaan yang disampaikan para siswa selaku peserta baik terhadap cara pembuatan saribuah pepaya nanas maupun cara mengusahakannya. Kegiatan ini berlangsung dengan baik dikarenakan berberapa faktor-faktor yang menjadi pendukung antara lain disebabkan pihak sekolah SMK N 1 Mojosongo yang sangat kooperatif mensosialisasikan kegiatan ini kepada siswa sebelum kegiatan berlangsung, siswa yang menjadi peserta adalah siswa yang masuk dalam jurusan yang sesuai dengan pelatihan ini, persiapan yang baik dari tim, sehingga pada saat demonstrasi segala sesuatunya telah dipersiapkan dengan baik. Selain dari faktor-faktor pendukung tersebut, terdapat pula faktor yang menghambat jalannya pelatihan ini yaitu waktu yang disediakan pihak sekolah terbatas sehingga kemungkinan terdapat peserta yang masih ingin menanyakan sesuatu tidak dapat dipenuhi. Hasil evaluasi Untuk mengetahui tingkat pemahaman para peserta dilakukan evaluasi dengan cara sebelum pemberian materi diberikan pretest dan setelah pelatihan diberikan postest. Pretest dan postest dilakukan dengan cara membagikan lembar pertanyaan (kuesioner)
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
yang terdiri dari 15 pertanyaan seputar materi pelatihan kepada para peserta. Dari hasil pretest dan post test diperoleh hasil sebagaimana tampak dari Gambar 5.
4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 Pretest
Postest
Keterangan : Skor 4 : sangat paham; skor 3 : paham; skor 2 : sedang; skor 1 : kurang paham dan skor 0 : tidak paham.
Gambar 5. Rerata Tingkat Pemahaman Peserta
Dari Gambar 5 tersebut tampak bahwa terjadi peningkatan rerata pemahaman peserta dilihat dari rerata skor hasil pretest jika dibandingkan dengan rerata skor hasil postest. Rerata skor pretest adalah 2,68 sedang rerata skor postest mencapai 3,68. Apabila dihitung prosentase peningkatan skor pemahaman dari skor rerata pretest dengan postest hanya mencapai 37.35 %. Capaian peningkatan pemahaman yang tidak terlalu tinggi tersebut diduga dikarenakan para siswa-siswi kemungkinan sudah tidak terlalu asing dengan proses maupun bahan pembuatan sari buah. Diketahui bahwa peserta pelatihan adalah siswa-siswi dari jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Namun demikian pelatihan pembuatan saribuah pepaya nanas untuk meningkatkan life skill para siswa-siswi SMK Negeri Mojosongo Boyolali dapat dikatakan berhasil dengan baik. Kesimpulan Dari hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat “ Peningkatan Life Skill Siswa SMK Negeri 1 Mojosongo Boyolali dengan Pelatihan Pembuatan Saribuah” diperoleh kesimpulan bahwa terjadi peningkatan pemahaman peserta tentang pembuatan sari buah pepaya nanas mencapai 37,35 %. Ucapan Terima Kasih Terima kasih diucapkan kepada LPPM Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo yang telah mendanai kegiatan ini melalui program pengabdian kepada Masyarakatat APBU 2008/2009.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Daftar Rujukan Baker, R.A, Berry Norman dan Hui, Y.H., 1996. Fruit Preserves and Jams . dalam Somogyi et.al (Ed.). Processing Fruits : Science and Technology Vol 1. Biologi, Principles and Applications. Technomic Publishing Co. Inc. Lancaster, Base. à tidak dirujuk dalam naskah. Buckle, K.A., Edwards, R.A., Fleet,G.H., dan Wooton, M., 1985. Ilmu Pangan. Terj. Hari Purnomo & Adiono. UI Press, Jakarta. à tidak dirujuk dalam naskah. Desrosier, Norman W, 1988. Teknologi Pengawetan Bahan Pangan. Terj. Muchji Muljoharjo. UI Press, Jakarta. à tidak dirujuk dalam naskah. Fardiaz Dedi, 1996. Formulasi Makanan dan Minuman Fungsional. Kursus singkat, PAU, UGM, Yogyakarta. Hartati Sri, Eni Harmayani, Endang S. Rahayu, dan Tyas Utami. 2003. Viabilitas dan stabilitas Lactobacillus plantarum Mut7 FNCC 250 yang disuplementasikan dalam sari buah pepaya-nanas selama penyimpanan. J. Teknol. Dan Industri Pangan. 14: 182-187. Hartati Sri, Eni Harmayani, Endang S. Rahayu, dan Tyas Utami. 2003. Perubahan kimiawi dan organoleptik sari buah pepaya nanas yang disuplementasi Lactobacilli probiotik selama penyimpanan. Prosiding. ISBN: 979-3482-001. Seminar Nasional dan Pertemuan Tahunan PATPI. Yogyakarta. Lancashire, Robert J., 2000. Papaya-pawpaw. URL Diakses http://wwwchem.uwimona.edu.jm:1104/lectures/papaya.html. online 23 September 2008. Mahendradatta,M. 2007. Pangan Aman dan Sehat Prasyarat Kebutuhan Mutlak Seharihari. LEPHAS, Makasar, Sulsel. à tidak dirujuk dalam naskah. Rahayu Sulistyaningrum, Aik Pujiati R, Murtini. Pendirian Usaha Kecil Minuman Jajanan Sari Bua-buahan Tropis., 2007. Program Kreativitas Mahasiswa. Univet Bantara Sukoharjo. Satuhu,Suyanti, 1994. Penanganan dan Pengolahan Buah. Penebar Swadaya, Jakarta. à tidak dirujuk dalam naskah. Wirakusumah,Emma S., 1996. Juice Buah dan Sayur suatu Alternatif Pengganti Soft Drink, Pangan. No. 26 (VII): 49-66.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com