PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V A SDN TAMBAKAJI 05 KOTA SEMARANG
SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh WALIYYATUN NASHIIRAH NIM 1401409337
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya menyatakan bahwayang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya bukan jiplakan dari hasil karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, Juli 2013 Peneliti,
Waliyyatun Nashiirah NIM 1401409337
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi atas nama Waliyyatun Nashiirah, NIM 1401409337 berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Model Quantum Teaching dengan Media audio visual pada Siswa Kelas V A SDN Tambakaji 05 Kota Semarang” telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada: hari
:
Senin
tanggal
:
29 Juli 2013 Semarang, 29 Juli 2013
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Drs. Jaino, M.Pd.
Fitria Dwi Prasetyaningtyas,S.Pd.,M.Pd.
NIP 195408151980031004
NIP 198506062009122007
Mengetahui Ketua Jurusan PGSD
Dra. Hartati, M.Pd. NIP 195510051980122001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi atas nama Waliyyatun Nashiirah, NIM 1401409337 berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Model Quantum Teaching dengan media audio visual pada Siswa Kelas V A SDN Tambakaji 05 Kota Semarang” telah dipertahankan di hadapan Panitia Sidang Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada: hari
:
Kamis
tanggal
:
15 Agustus 2013 Panitia Ujian Skripsi,
Ketua,
Sekertaris,
Drs. Hardjono, M.Pd.
Dra. Hartati, M.Pd
NIP. 195108011979031007
NIP 195510051980122001
Penguji Utama,
Harmanto, S.Pd., M.Pd. NIP195407251980111001
Penguji I
Penguji II
Drs. Jaino, M.Pd.
Fitria Dwi Prasetyaningtyas,S.Pd.,M.Pd.
NIP 195408151980031004
NIP 198506062009122007
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO “Jika seseorang bepergian dengan tujuan mencari ilmu, maka Allah akan menjadikan perjalanannya seperti perjalanan menuju surga" ( Nabi Muhammad SAW)
PERSEMBAHAN Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha penyayang, karya ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya Bapak Kusrin Fadli dan Ibu Tusmi’ah yang selalu mendoakan dan mendukung dengan kasih sayang.
v
PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis mendapat bimbingan dan kemudahan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul“Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Model Quantum Teaching dengan media audio visual pada Siswa Kelas V A SDN Tambakaji 05 Kota Semarang”. Skripsi ini dapat tersusun berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkanterima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. Hardjono, M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, 3. Dra. Hartati, M.Pd.Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 4. Drs. Jaino, M.Pd. Dosen Pembimbing I. 5. Fitria Dwi Prasetyaningtyas,S.Pd.,M.Pd. Dosen Pembimbing II. 6. Harmanto, S.Pd.,M.Pd. Penguji Utama. 7. Dosen, pustakawan, dan staff tata usaha Universitas Negeri Semarang. 8. Kusmiyati, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SDN Tambakaji 05 Semarang 9. Fatkhul Huda S.Pd.I, selaku kolaborator penelitian dan observer. 10. Seluruh siswa, guru, dan karyawan SDN Tambakaji 05 Semarang yang telah membantu pelaksanaan penelitian. 11. Keluarga dan sahabat-sahabatku (Syamsul, Lala, Frisca, Tyas, Yani, Yanu, Ria, Ani) serta Bapak dan Ibu Sahri yang selalu memberi semangat.
vi
Semoga
semua
bantuan
dan
doa
dari
semua
pihak
yang
telah
membantupenyusunan skripsi ini mendapat karunia dan kemuliaan dari Tuhan Yang MahaEsa.
Semarang, Agustus 2013
Peneliti
vii
ABSTRAK Nashiirah, Waliyyatun. 2013.Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Model Quantum Teaching dengan Media Audio Visual pada Siswa Kelas VA SDN Tambakaji 05 Kota Semarang. Skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Jaino, M.Pd., Pembimbing II: Fitria Dwi Prasetyaningtyas,S.Pd.,M.Pd.312 hal. PKn bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir kritis, rasional, kreatif menanggapi isu kewarganegaraan, berpartisipasi aktif, bertanggung jawab, bertindak cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi Berdasarkan hasil refleksi awal yang dilakukan peneliti di kelas VA SDN Tambakaji 05 Semarang, ditemukan permasalahan dalam pembelajaran PKn, yaitu rendahya kualitas pembelajaran yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswadan hasil belajar siswa juga rendah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti menerapkan model Quantum Teaching dengan media audio visual dalam pembelajaran PKn. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah melalui model QuantumcTeaching dengan media audio visual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa melalui penerapan model Quantum Teaching. Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subjek penelitian ini adalah guru dan 20 siswa kelas VA SDN Tambakaji 05 Semarang. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan nontes (observasi dan catatan lapangan). Sedangkan teknik analisis data menggunakan data kuantitatif dan kualitatif yang dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif. Variable penelitian ini adalah (1) keterampilan guru, (2) aktivitas siswa, (3) hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran semakin meningkat yang ditunjukkan dengann: (1) keterampilan guru pada siklus 1 mendapat jumlah skor rata-rata 20,5 dengan kategori baik dan pada siklus 2 meningkat dengan jumlah skor rata-rata 28 dengan kategori sangat baik, (2) aktivitas siswa pada siklus 1 mendapat jumlah skor rata-rata 22,27 dengan kategori cukup dan pada siklus 2 meningkat dengan jumlah skor rata-rata 27,14 dengan kategori baik, (3) hasil belajar siswa pada siklus 1 memperoleh jumlah rata-rata 65,37 dengan persentase ketuntasan klasikal 60% dan pada siklus 2 mendapat nilai rata-rata 72,8 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 77,5%. Simpulan penelitian ini adalah penerapan model Quantum Teaching dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa kelas VA SDN Tambakaji 05 Semarang. Saran penelitian ini adalah guru sebaiknya menerapkan model-model pembelajaran yang inovatif terutama modelQuantum Teaching dengan media audio visual dalam pembelajarankarena dengan menerapkan model Quantum Teaching dapat mengubah pembelajaran yang konvensional, monoton, dan membosankan melalui kegiatan pembelajaran yang menyenangkan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kata Kunci: kualitas pembelajaran PKn, Quantum Teaching, audio visual.
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
PERNYATAAN ...............................................................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................
iii
PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................
v
PRAKATA........................................................................................................
vi
ABSTRAK ........................................................................................................
viii
DAFTAR ISI.....................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah .............................................
7
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................................
10
1.4. Manfaat Penelitian .....................................................................................
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori ................................................................................................
12
2.1.1.Hakikat Belajar dan Pembelajaran ...........................................................
12
2.1.2.Kualitas Pembelajaran .............................................................................
15
2.1.3.Keterampilan Guru...................................................................................
19
2.1.4. Aktivitas Siswa .......................................................................................
26
2.1.5. Hasil Belajar............................................................................................
28
2.1.6. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan ...................................................
30
2.1.7.Model Pembelajaran Quantum Teaching.................................................
34
2.1.8. Media Audio Visual.................................................................................
40
2.1.9. Penerapan Model Quantum Teaching dengan Media Audio visual pada Pembelajaran PKn .........................................................................
ix
43
2.1.10.Teori yang Mendasari Model Quantum Teaching dengan Media Audio visual ..........................................................................................
45
2.2 Kajian Empiris ............................................................................................
48
2.3 Kerangka Berpikir .......................................................................................
50
2.4 Hipotesis Tindakan .....................................................................................
53
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian .......................................................................................
54
3.2 Variabel Penelitian .....................................................................................
54
3.3 Prosedur Penelitian ....................................................................................
54
3.4 Siklus Penelitian.........................................................................................
58
3.5 Data dan Teknik Pengumpulan Data .........................................................
68
3.6 Teknik Analisis Data..................................................................................
72
3.7 Indikator Keberhasilan ...............................................................................
78
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. ......................................................................................................... Hasil Penelitian ..................................................................................................
79
4.1.1.Deskripsi Data Pelaksanakan Tindakan Siklus 1 Pertemuan 1 ................
81
4.1.2.Deskripsi Data Pelaksanakan Tindakan Siklus 1 Pertemuan 2 ................
99
4.1.3. Deskripsi Data Pelaksanakan Tindakan Siklus 2 Pertemuan 1 ...............
119
4.1.4. Deskripsi Data Pelaksanakan Tindakan Siklus 2 Pertemuan 2 ...............
137
4.1.5.Rekapitulasi Data Pelaksanaan Tindakan ................................................
154
4.2.Pembahasan.................................................................................................
156
4.2.1. Pemaknaan Temuan Penelitian ...............................................................
156
4.2.1.1. Hasil Observasi Keterampilan Guru dalam Pembelajaran PKn dengan Model Quantum Teaching dengan media audio visual .......................
156
4.2.1.2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran PKn dengan Model Quantum Teaching dengan media audio visual .......................
165
4.2.1.3. Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran PKn dengan Model Quantum Teaching dengan media audio visual ..................................................
173
4.2.2.Uji Hipotesa .............................................................................................
177
4.2.3.Implikasi Hasil Penelitian ........................................................................
177
x
BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan .................................................................................................
180
5.2. Saran ........................................................................................................
181
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
183
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................
187
xi
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ................................................
73
Tabel 3.2Kriteria Data Kualitatif .......................................................................
76
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Ketrampilan Guru .................................................
77
Tabel 3.4Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa ......................................................
77
Tabel 4.1Hasil Belajar Siswa sebelum Dilakukan Tindakan .............................
80
Tabel 4.2Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus 1 Pertemuan 1 ................
82
Tabel 4.3Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 1 ......................
87
Tabel 4.4Hasil Belajar AfektifSiklus 1 Pertemuan 1 .........................................
92
Tabel 4.5Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Siklus 1 Pertemuan 1 .................
94
Tabel 4.6Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus 1 Pertemuan 2 ................
100
Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 .....................
105
Tabel 4.8Hasil Belajar AfektifSiklus 1 Pertemuan2 ..........................................
111
Tabel 4.9Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Siklus 1 Pertemuan 2 .................
112
Tabel 4.10Rekapitulasi Data Siklus 1 ................................................................
118
Tabel 4.11Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus 2 Pertemuan 1 ..............
119
Tabel 4.12Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus 2 Pertemuan 1 ...........
124
Tabel 4.13Hasil Belajar AfektifSiklus 2 Pertemuan1 ........................................
130
Tabel 4.14Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Siklus 2 Pertemuan 1 ...............
132
Tabel 4.15Hasil ObservasiKeterampilan Guru Siklus 2 Pertemuan 2 ...............
138
Tabel 4.16Hasil ObservasiAktivitas SiswaSiklus 2 Pertemuan 2 ......................
143
Tabel 4.17Hasil Belajar AfektifSiklus 2 Pertemuan2 ........................................
148
Tabel 4.18Distribusi Frekuensi Nilai Tes Evaluasi Siklus 2 Pertemuan 2 ........
150
Tabel 4.19Rekapitulasi Data Siklus 2 ................................................................
153
Tabel 4.20Rekapitulasi Data Siklus 1 dan 2 ......................................................
155
Tabel 4.21Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Guru ............................
157
Tabel 4.22Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa ..................................
166
Tabel 4.23Rekapitulasi Data Hasil Belajar Afektif Siswa .................................
173
Tabel 4.24Rekapitulasi Data Hasil Evaluasi Siswa ..........................................
174
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir ..................................................................... 53 Gambar 3.1Prosedur PTK ........................................................................................ 56 Gambar 3.1Bagan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas .......................................... 76 Gambar 4.1 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Sebelum Tindakan.................... 81 Gambar 4.2 Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus 1 Pert. 1 ........... 103 Gambar 4.3 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Pert. 1 ................ 88 Gambar 4.4 Diagram Analisis Hasil Evaluasi Siswa Siklus 1 Pert. 1 .................... 94 Gambar 4.5 Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus 1 Pert. 2 ........... 101 Gambar 4.6 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Pert. 2 ................ 106 Gambar 4.7 Diagram Analisis Hasil Evaluasi Siswa Siklus 1 Pert. 2 .................... 113 Gambar 4.8 Diagram Rekapitulasi Data Siklus 1 ................................................... 118 Gambar 4.9 Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus 2 Pert. 1 ......... 120 Gambar 4.10 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2 Pert. 1 ............... 125 Gambar 4.11 Diagram Analisis Hasil Evaluasi Siswa Siklus 2 Pert. 1 ................... 133 Gambar 4.12 Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus 2Pert.2 ........... 139 Gambar 4.13 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2Pert.2 ................. 144 Gambar 4.14 Diagram Analisis Hasil Evaluasi Siswa Siklus 2 Pert.2 .................... 151 Gambar 4.15 Rekapitulasi Data Siklus 2 ................................................................ 154 Gambar 4.16 Diagram Rekapitulasi Data Siklus 1 dan 2 ........................................ 155 Gambar 4.17 Grafik Peningkatan Keterampilan Guru Siklus 1 dan 2 .................... 158 Gambar 4.18 Grafik Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus 1 dan 2 .......................... 167 Gambar 4.19 Diagram Persentase Hasil Belajar Siswa........................................... 175
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Tindakan Kelas ........................
189
Lampiran 2. Lembar Pengamatan Keterampilan Guru .................................
193
Lampiran 3.Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ........................................
198
Lampiran 4. Instrumen Penilaian Karakter Bangsa ......................................
203
Lampiran 5. RPP ...........................................................................................
205
Lampiran 6. Rekapitulasi Hasil Observasi Ketrampilan Guru Siklus 1,2,3 .
278
Lampiran 7. Daftar Nama Siswa ..................................................................
279
Lampiran 8. Hasil Observasi Aktivitas siswa ...............................................
280
Lampiran 9. Daftar Nilai Evaluasi ................................................................
284
Lampiran 10. Rekapitulasi Data Hasil Belajar Kognitif Siswa ...................
286
Lampiran 11.Data Hasil belajar Afektif Siswa .............................................
287
Lampiran 12. Hasil Evaluasi Siswa ..............................................................
289
Lampiran 13.Catatan lapangan .....................................................................
297
Lampiran 14. KKM.......................................................................................
301
Lampiran 15. Foto-foto Kegiatan Penelitian ................................................
302
Lampiran 16. Surat-surat Penelitian .............................................................
310
xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG MASALAH Undang-Undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2003:4). Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan khususnya pada bab IV pasal 19 ayat 1 berbunyi “proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”.
Secara umum dapat
disimpulkan bahwa pendidikan nasional diharapkan mampu mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang cerdas, dan memliki kepribadian yang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia (BSNP, 2005:11). Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 tahun 2006, dalam Standar Isi menyebutkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar 1
2
(KD) SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur kurikulum SD/MI terdiri dari komponen mata pelajaran Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesenian, muatan Lokal dan Pengembangan Diri (Depdiknas 2006:8). Berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2003 pasal 37 ayat 1 disebutkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran wajib pada kurikulum tingkat dasar dan menengah yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik yang mempunyai rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/ MI (BNSP, 2006:207) menjelaskan bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan watak warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Mata pelajaran PKn bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi kewarganegaraan, (2) berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti korupsi, (3)
3
berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsabangsa lainnya, (4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Proses pembelajaran yang berlangsung hendaknya diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, dan menyenangkan. Untuk mewujudkan hal tersebut, pada dasarnya guru harus bisa menerapkan model serta media pembelajaran yang inovatif dan menarik serta dapat memberikan ruang bagi peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif dalam memecahkan suatu permasalahan. Akan tetapi, dalam kegaiatan pembelajaran umumnya guru masih belum menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Hal tersebut tentu saja berakibat pada rendahnya kualitas pembelajaran yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Sesuai dengan temuan Depdiknas (2007) menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan yang terjadi ketika pelaksanaan standar isi mata pelajaran PKn. Kurangnya sarana penunjang media, sumber buku, dan kurang nya kemampuan guru dalam mengembangkan media dan metode pembelajaran menjadi salah satu masalahnya. Selain itu, pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan saat ini masih kurang mengaktifkan siswa. Dari hasil refleksi awal antara peneliti dan kolaborator terhadap pembelajaran PKn di kelas VA SDN Tambakaji 05, diperoleh data sebagai berikut: guru belum menerapkan model dan media pembelajaran yang inovatif dan bervariasi, ketika pembelajaran guru masih menerapkan pembelajaran
4
konvensional dengan fokus memberikan ceramah di depan kelas dan dilanjutkan dengan pemberian tugas. Hal tersebut mengakibatkan pembelajaran PKn di dalam kelas terkesan monoton dan kurang mengaktifkan siswa. Siswa cenderung tidak begitu tertarik dengan pelajaran PKn karena selama ini pelajaran PKn dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan hafalan semata dan kurang menekankan pada aspek penalaran sehingga minat siswa terhadap mata pelajaran PKn menjadi rendah yang berakibat juga pada rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar siswa ditunjukkan dari hasil analisis nilai ulangan harian siswa kelas VA SDN Tambakaji 05 yang masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 62. Data hasil ulangan harian mata pelajaran PKn menunjukkan perolehan nilai terendah yaitu 43,5, nilai tertinggi 80, dengan rata-rata kelas 59,8. Dari 20 siswa, yang mencapai KKM hanya 5 siswa (25%) sedangkan sisanya 15 siswa (75%) belum mencapai KKM. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah yang terjadi dalam pembelajaran PKn perlu segera ditangani dengan cara meningkatkan kualitas pembelajaran PKn , karena apabila masalah tersebut tidak segera ditindak lanjuti, pada akhirnya akan berdampak pada penurunan prestasi belajar siswa. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang ada, peneliti berdiskusi dengan guru kolaborator untuk menentukan alternatif pemecahan masalah. Dari hasil diskusi dengan guru kolaborator ditentukan pemecahan masalah yaitu menerapkan metode Quantum Teaching dengan media audio visual. Model Quantum Teaching merupakan model pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Melalui motivasi dengan kalimat-
5
kalimat positif yang dapat memotivasi siswa menjadi bersemangat dalam belajar (Sugiyanto, 2010:77). Pembelajaran yang nyaman akan membangkitkan minat belajar siswa dan belajar sambil bermain dapat memberikan rasa menyenangkan bagi siswa. Dalam Quantum Teaching langkah puncak pembelajaran adalah perayaan setelah menyelesaikan tugas sebagai bentuk penguatan positif akan memberikan perasaan keberhasilan, kesempurnaan,kepercayaan diri dan
motivasi untuk pekerjaan
berikutnya (DePorter, 2011: 59). Pada dasarnya dalam pelaksanaan komponen Quantum Teaching komponen rancangan pengajaran dikenal dengan singkatan “TANDUR”, yaitu: (1) tumbuhkan minat dengan menanamkan manfaat dari belajar suatu materi untuk kehidupan siswa, (2) alami maksudnya proses pembelajaran akan lebih bermakna jika berupa pengalaman umum yang dimengerti oleh semua siswa, (3) namai dapat berupa penanaman konsep, kata kunci, rumus, atau identitas, (4) demonstrasikan berarti menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengatahuan mereka dengan aktualisasi diri, (5) ulangi berarti siswa dapat mengulang materi dan yakin akan kemampuan diri ,(6) rayakan merupakan sebuah pengakuan bahwa tugas telah terselesaikan dan merupakan sebuah bentuk rewards untuk suatu partisipasi dan prestasi (DePorter, 2010: 39-40). Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan gambar (Ruminiati, 2007:2.13). Menurut Massun (2012) media audio visual mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya: (a) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalis dengan kata lain dalam penyampain informasinya tidak
6
hanya menggunakan bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka, (b) mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera. Oleh karena itu melalui penggunaan model Quantum Teaching dengan
media audio visual diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan guru, aktifitas siswa, dan meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian yang menjadi faktor pendukung bagi peneliti dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Teaching , yaitu : penelitian dari Dhomas Ikhtiyari Wahyu Sayekti (2012) dalam penelitian yang berjudul Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model Quantum Teaching
pada Siswa Kelas IV SDN Pakintelan 03 Semarang.
Penelitian tersebut bertujuan untuk meningkatkan Kualitas pembelajaran pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN Pakintelan 03 Semarang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebelum tindakan hanya 40 % siswa yang mencapai ketuntasan. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I menunjukkan peningkatan prestasi kelulusan sebesar 63,35% dan dilanjutkan pada siklus II yang mengalami peningkatan kelulusan sebesar 81,7%. Trimo juga pernah melakukan penelitian dengan menggunakan model Quantum Teaching dalam penelitiannya yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar IPS melalui Kolaborasi Quantum Teaching dan Snowball Throwing” tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar IPS melalui kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing siswa kelas VI SDN Anjasmoro Semarang. Dalam penelitian tersebut terdapat peningkatan hasil belajar IPS dengan perolehan rata-rata siklus I
7
(81,90) dan Siklus II (87,62) . Sedangkan ketuntasan belajar individu pada siklus I sebesar 76,19% dan siklus II sebesar 90,48%. Widyanita (2012) dalam skripsi
penelitian tindakan kelas berjudul “
Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn melalui Model Kooperarif Tipe Numbered Head Together (NHT) Berbasis Media Audio visual pada Siswa Kelas VC SDN Krapyak Kota Semarang” menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 70, siklus II sebesar 73, dan siklus III sebesar 78. Persentase ketuntasan belajar siswa meningkat dari 61% pada siklus I menjadi 74 % pada siklus II, dan 84% pada siklus III. Dari hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa model pembelajaran Quantum Teaching dengan media audio visual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang meliputi: keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa sehingga dapat dijadikan pendukung dalam penelitian ini. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti mengkaji upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching dengan Media Audio Visual pada Siswa Kelas VA SDN Tambakaji 05 Kota Semarang”.
1.2.
RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
1.2.1. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang permasalahan tersebut, maka disusun rumusan masalah secara umum sebagai berikut:
8
Apakah melalui penerapan model Quantum Teaching dengan media audio visual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada siswa kelas VA SD Negeri Tambakaji 05 Semarang? Rumusan masalah secara khusus diperinci sebagai berikut: 1) Apakah melalui penerapan model Quantum Teaching dengan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran PKn? 2) Apakah melalui penerapan model Quantum Teaching dengan media audio visual dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas VA SD Negeri Tambakaji 05 Semarang dalam pembelajaran PKn? 3) Apakah melalui penerapan model Quantum Teaching dengan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas VA SD Negeri Tambakaji 05 Semarang? 1.2.2. Pemecahan Masalah Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan model Quantum Teaching dengan media audio visual. Adapun langkah pembelajaran Quantum Teaching menurut DePorter (2010 : 39) dikenal dengan akronim “TANDUR” dapat diuraikan sebagai berikut: 1) tumbuhkan Tumbuhkan, menumbuhkan minat belajar siswa. Dengan video yang menarik pada apersepsi dan penyampaian tujuan pembelajaran. dengan tumbuhnya minat siswa diharapkan siswa bersemangat selama pembelajaran,
9
2) alami Alami, mendatangkan pengalaman umum, menciptakan atau mendatangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti dan dijumpai siswa dalam kehidupan mereka. Dengan menayangkan media audio visual dan mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang berkaitan dengan pengalaman siswa sehari-hari, 3) namai Namai, saatnya mengajarkan konsep, keterampilan berfikir dan pembentukan kelompok, setelah pembentukan kelompok, kemudian guru menampilkan video untuk didiskusikan sebagai tugas kelompok, 4) demonstrasi Demonstrasi, siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas, siswa yang lain diberi kesempatan untuk bertanya dan mengemukakan pendapat dari hasil kerja kelompok yang dipresentasikan, 5) ulangi Ulangi, siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Siswa menanggapi refleksi dari guru. (menjawab pertanyaan yang diberikan guru, menyebutkan poin-poin materi, atau menulis rangkuman materi). 6) rayakan Rayakan, pemberian umpan balik positif kepada siswa. Guru mengondisikan akhir pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa untuk merayakan kegiatan pembelajaran di kelas. (dengan bernyanyi bersama, memberikan pujian, atau memberikan reward berupa tepukan).
10
1.3.
TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dirumuskan tujuan penelitian
sebagai berikut : 1.3.1. Tujuan Umum Meningkatkan kualitas pembelajaran dalam pembelajaran PKn kelas VA SDN Tambakaji 05 melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual. 1.3.2. Tujuan Khusus 1)
Meningkatan ketrampilan guru dalam pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual.
2)
Meningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual
3)
Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKN melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual.
1.4.
MANFAAT PENELITIAN
1.4.1. Manfaat Teoritis Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan
pada
umumnya.
Secara
teoritis
dalam perencanaan
desain
pembelajaran untuk peningkatan prestasi dan aktivitas belajar siswa yang menekankan kenyamanan belajar dan menciptakan suasana menyenangkan dalam pembelajaran 1.4.2. Manfaat Praktis 1.4.2.1.Manfaat Bagi Siswa 1) Menumbuhkan minat siswa dalam belajar PKn.
11
2) Mendorong siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran PKn. 3) Memberikan rasa nyaman dan senang dalam belajar PKn. 4) Meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran PKn 1.4.2.2.Manfaat Bagi Guru 1)
Mengembangkan profesionalitas guru dalam merencanakan pembelajaran.
2)
Sebagai sarana evaluasi dan perbaikan terhadap cara mengajar
3)
Membantu guru dalam menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran
1.4.2.3.Manfaat Bagi Sekolah 1)
Memberikan sumbangan positif pada sekolah untuk berkembang dalam rangka meningkatkan mutu dan memajukan sekolah.
2)
Digunakan
sebagai
pertimbangan
dalam
memotivasi
guru
untuk
melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif dengan menerapkan model Quantum Teaching dengan media audio visual. 3)
Menumbuhkan kerjasama antar guru yang berdampak positif pada kualitas pembelajaran di sekolah.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1.Hakikat Belajar dan Pembelajaran 2.1.1.1.Pengertian Belajar Rifa’i (2009:82) mengemukakan bahwa belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010:2). Menurut Hamalik belajar tidak hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam ketrampilan lain, dan cita-cita (Hamdani, 2011:20). Sedangkan Arsyad (2011:1) mengemukakan belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkahlaku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya. 12
13
Biggs (dalam Syah, 2010:90) mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu: 1) Secara Kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut banyaknya materi yang dikuasai siswa. 2) Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses “validasi” atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui seusai proses mengajar. Ukurannya semakin baik mutu guru mengajar akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor. 3) Secara kualitatif (tinjauan mutu), belajar adalah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia-dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini berfokus pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa. Konsep dasar belajar menurut teori belajar Kontruktivisme yaitu pengetahuan baru dikontruksi sendiri oleh peserta didik secara aktif berdasarkan pengetahuan yang telah
diperoleh
sebelumnya
(Lapono,
2008:1.25).
menurut
teori
belajar
kontruktivisme, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke peserta didik. Artinya, bahwa peserta didik harus aktif secara mental membangun
14
struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya (Lapono, 2008:1.28). Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses dan usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu pengetahuan yang akan terlihat dengan adanya perubahan tingkah laku dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik secara permanen sebagai hasil dari interaksi individu dengan lingkungannya. 2.1.1.2.Pengertian Pembelajaran UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pada pasal 1 ayat 20 menyatakan, Pembelajaranadalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Depdiknas, 2003:3). Pembelajaran pada intinya merupakan suatu prosesmenciptakan kondisi yang kondusif agar terjadi interaksi antara siswa, guru dan sumber belajar. Pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seseorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan (Trianto, 2010:17). Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen atau unsur antara lain: tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru. Sebagai suatu sistem, komponen-komponen lingkungan belajar tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Komponen tersebut harus diperhatikan guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran (Rusman, 2010:1). Pembelajaran mempunyai tujuan, yaitu membantu
15
siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu, tingkah laku siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa bertambah, baik kuantitas maupun kualitasnya (Hamdani, 2011:47). Berdasarkan
beberapa
pendapat
tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi antara guru, siswa, dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang terjadi secara sengaja agar terjadi proses belajar yang mengakibatkan tercapainya tujuan belajar yang diharapkan. Tujuan tersebut adalah agar siswa memperoleh berbagai pengalaman sehingga pengetahuan, keterampilan dan nilai atau norma perilaku siswa dapat bertambah. 2.1.2.Kualitas Pembelajaran Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau keefektivan. Secara definitif, efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Efektivitas ini sesungguhnya merupakan suatu konsep yang lebih luas mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar diri seseorang. Efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, akan tetapi dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya (Etzioni dalam Hamdani, 2011:194). Menurut
Uno
(2011:153)
membicarakan
kualitas
pembelajaran
artinya
mempersoalkan bagiamana kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama ini berjalan dengan baik serta menghasilkan luaran yang baik pula. Dikti (2004:6) mendeskripsikan tentang pengertian kualitas pendidikan yang dijelaskan sebagai kemampuan lembaga pendidikan untuk menghasilkan “…better
16
students learning capacity”. Dalam hal ini lembaga pendidikan mengelola secara optimal semua komponen pembelajaran berupa pendidik, siswa, kurikulum, bahan ajar, iklim pembelajaran, media pembelajaran, fasilitas belajar dan materi belajar ditata sedemikian rupa sehingga mampu menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal. Kualitas pembelajaran secara operasional dapat diartikan sebagai intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis pendidik, peserta didik, kurikulum, bahan ajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler (Dikti, 2004:7) Dikti (2004:7) mengemukakan indikator kualitas pembelajaran dapat dilihat antara lain dari perilaku pembelajaran pendidik atau guru, perilaku dan dampak belajar siswa, iklim pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, dan sistem pembelajaran. Masing-masing indikator tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1)
perilaku pembelajaran pendidik atau guru Guru mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran, peranan
penting tersebut berkaitan dengan tugas guru sebagai fasilitator, yang menyiapkan kondisi yang kondusif untuk belajar (Dikti, 2004:17). Perilaku pembelajaran pendidik atau guru dapat dilihat dari kinerjanya sebagai berikut: (1) membangun persepsi dan sikap positif siswa terhadap belajar, (2) menguasai disiplin ilmu berkaitan dengan keluasaan dan kedalaman jangkauan subtansi dan metodologi dasar keilmuan, (3) serta mampu memilih , menata, mengemas, dan mempresentasikan materi sesuai kebutuhan siswa, (4) dapat memberikan layanan pendidikan yang berorientasi pada
17
kebutuhan siswa, (5) menguasai pengelolaan pembelajaran yang mendididk berorientasi pada siswa tercermin dalam kegiatan merencanakan, melaksanakan, serta mengevaluasi dan memanfaatkan hasil evaluasi secara dinamis untuk membentuk kompetensi
siswa
keprofesionalan
yang
sebagai
dikehendaki, kemampuan
mengembangkan untuk
mengetahui,
kepribadian
dan
mengukur,
dan
mengembangkan kemampuannya secara mandiri (Dikti, 2004:8). 2)
perilaku dan dampak belajar siswa Dikti (2004:8) menyebutkanperilaku dan dampak belajar siswa dapat dilihat
dari kompetensi siswa yang antara lain: (1) memiliki persepsi dan sikap positif terhadap belajar, (2) mau dan mampumendapatkan danmengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan sertamembangun sikapnya, (3) mau dan mampu memperluas, memperdalam serta menerapkan pengetahuan dan keterampilannya secara bermakna, (4) mau dan mampu membangun kebiasan berpikir, bersikap dan bekerja produktif, serta mampu menguasai materi bidang studinya. 3)
iklim pembelajaran Situasi belajar atau sering disebut sebagai iklim kelas, mengacu kepada
suasana yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung, dan lebih luas lagi kepada interaksi antara guru dengan siswa, baik di dalam maupun di luar kelas (Dikti, 2004:33). Adapun iklim belajar menurut Dikti (2004:9) mencakup suasana kelas yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan pembelajaran yang menarik, menantang, menyenangkan, dan bermakna bagi pembentukan profesionalitas
18
kependidikan, serta perwujudan nilai dan semangat ketauladanan, prakarsa dan kreatifitas guru. 4)
materi pembelajaran Menurut Dikti (2004:9) materi pembelajaran yang berkualitas dapat dilihat
dari: (1) kesesuaiannya dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dikuasai siswa, (2) memiliki keseimbangan antara materi pembelajaran dari sisi keluasan dan kedalamannya dibandingkan dengan waktu yang tersedia,(3) materi pembelajaran sistematis dan kontekstual, (4) dapat mengakomodasikan partisipasi aktif siswa dalam belajar semaksimal mungkin, (5) dapat menarik manfaat yang optimal dari perkembangan dan kemajuan bidang ilmu, teknologi, dan seni. 5)
media pembelajaran Dikti (2004:9) menyebutkan kualitas media pembelajaran tampak dari:
(1)dapat
menciptakan
pengalaman
belajar
yang
bermakna,
(2)
mampu
memfasilitasiproses interaksi antara siswa dan guru, siswa dengan siswa yang lainnya, (3) mampu mengubah suasana belajar dari siswa pasif menjadi siswa aktif. 6)
sistem pembelajaran. Sistem pembelajaran mampu menunjukkan kualitasnya jika sekolah
dapatmenonjolkan ciri khas keunggulannya, (1) memiliki penekanan dan kekhususan lulusannya, (2) responsif terhadap berbagai tantangan secara internal maupun eksternal, (3) memiliki perencanaan yang matang dalam bentuk rencana strategis dan rencana operasional agar semua upaya dapat dilaksanakan secara sinergis oleh seluruh komponen sistem pendidikan dalam tubuh lembaga, (4) ada semangat
19
perubahan yang dicanangkan dalam visi dan misi yang mampu membangkitkan upaya kreatif dan inovatif dari semua sivitas akademika melalui berbagai aktivitas pengembangan (Dikti, 2004:10). Upaya pencapaian pembelajaran berkualitas menuntut agar lembaga dan proses pendidikan yang berlangsung di dalamnyamenjadi transparan bagi komunitas sekitarnya dan pihak-pihak yang berkepentingan (Dikti, 2004:35). Agar semua upaya dapat dilaksanakan secara sinergis oleh komponen sistem pembelajaran dalam tubuh lembaga pendidikan, maka sangat penting bagi lembaga pendidikan untuk memiliki perencanaan yangmatang (Dikti, 2004:36). Berdasarkan
pendapat
tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa
kualitas
pembelajaranmerupakan tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran sehingga diperoleh proses dan hasil belajar yang optimal, Dimana diperlukan adanya hubungan keterkaitan sistemik dan sinergis diantara komponen perilaku pembelajaran pendidik atau guru, perilaku dan dampak belajar siswa, iklim pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, dan sistem pembelajaran. Dari banyaknya aspek yang mempengaruhi kualitas pembelajaran, dalam penelitian ini peneliti membatasi diri pada tiga aspek yaitu keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. 2.1.3.KeterampilanGuru Guru merupakan salah satu unsur dibidang kependidikan yang harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam arti khusus dapat dikatakan pada setiap diri guru terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu taraf kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Guru tidak
20
semata-mata sebagai “pengajar” yang melakukan transfer of knowledge, tetapi juga sebagai “pendidik” yang melakukan transfer of values
dan sekaligus sebagai
“pembimbing” yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar (Sardiman,2011:125).
Daryanto (2010:57) menyebutkan guru memegang peranan penting dan
strategis dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran, dimulai dari pemilihan dan pengurutan materi pembelajaran, penerapan dan penggunaan metode pembelajaran, penyampaian
materi
pembelajaran,
pembimbingan
belajar
dan
kegiatan
pengevaluasian kegiatan belajar. Rusman (2010:58) juga menyatakan bahwa guru merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena guru memegang
peranan dalam proses pembelajaran, dimana proses
pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan Menurut Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 pasal 28, tentang Standar Nasional Pendidikan seorang guru dituntut untuk menguasai kompetensi pedagogik, professional, kepribadian, dan sosial. Lebih jelasnya lagi Rusman (2010:54) menjelaskan kompetensi yang harus dimiliki guru, yaitu: 1)
kompetensi
pedagogik,
meliputi
pemahaman
terhadap
peserta
didik,
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik. 2)
kompetensi profesional, yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam proses pembelajaran yang meliputi aspek penyampaian dan pelaksanaan proses
21
pembelajaran dengan memperhatikan prinsip-prinsip dikdatik metodik sebagai ilmu keguruan. 3)
kompetensi kepribadian yaitu guru harus dapat bertindak sesuai dengan norma, moral, dan estetika dan mampu membelajarkan kepada siswa tentang tata nilai yang dianggap baik dan berlaku di dalam masyarakat
4)
kompetensi sosial, guru perlu memiliki kemampuan sosial dengan masyarakat yang meliputi kemampuan dalam berkomunikasi, bekerjasama,bergaul dan mempunyai jiwa yang menyenangkan. Menurut hasil penelitian Turney (dalam Anitah, 2007:7.2), terdapat 8
keterampilan dasar mengajar yang dianggap berperan penting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Keterampilan yang dimaksud adalah 1)
Keterampilan bertanya Keterampialn bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban atau balikan dari siswa (Marno, 2009:115). Adapun komponen keterampilan bertanya meliputi: (1) kejelasan dan kaitan pertanyaan, (2) kecepatan dan selang waktu (pause), (3) arah dan distribusi penunjukan (penyebaran), (4) teknik penguatan, (5) teknik menuntun (prompting), (6) teknik menggali (probing question), (7) pemusatan (focusing), (8) pindah gilir (marno, 2009:124-128).
2)
Keterampilan memberi penguatan
22
Reinforcement atau pemberian penguatan diartikan sebagai respons terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut, tindakan tersebut dimaksudkan untuk memberikan ganjaran agar siswa lebih giat berpartisipasi dalam interaksi pembelajaran (Rusman, 2011:80). Adapun komponen keterampilan memberi penguatan antara lain: (1) penguatan verbal, (2) penguatan gestural, (3) penguatan dengan cara mendekati anak, (4) penguatan dengan sentuhan, (5) penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, (6) penguatan berupa symbol atau benda (Marno, 2009:135-137). 3)
Keterampilan mengadakan variasi Keterampilan mengadakan variasi merupakan keterampilan guru dalam
menggunakan bermacam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar siswa sekaligus mengatasi kebosanan, meningkatkan minat dan gairah siswa dalam belajar sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara efektif (Annitah, 2007:7.39). Marno dan Idris (2009:142) menyebutkan penggunaan keterampilan mengadakan variasi mengajar seyogyanya harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut: (1) relevan dengan tujuan pembelajaran, (2) kontinu dan fleksibel, (3) antusiasme dan hangat yang ditunjukkan oleh guru selama KBM berlangsung, (4) relevan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Adapun komponen keterampilan variasi mengajar menurut Marno (2009:142146), adalah sebagai berikuti: (1) variasi gaya mengajar, meliputi suara guru, mimik dan gestural, perubahan posisi, kesenyapan, pemusatan perhatian, dan kontak pandang, (2) variasi media pengajaran maksudnya adalah penggunaan media secara
23
bervariasi antara jenis-jenis media belajar yang ada, (3) variasi pola interaksi yaitu memvariasikan metode dan strategi dengan masih mempertimbangkan evektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran. 4)
Keterampilan menjelaskan Menjelaskan pada dasarnya adalah menuturkan secara lisan mengenai suatu
bahan pelajaran yang disampaikan secara sistematis dan terencana sehingga memudahkan siswa untuk memahami bahan pembelajaran (Marno dan Idris, 2009:95). Prinsip penggunaan keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran dapat dilakukan: (1) pada awal, tengah, atau pada akhir pembelajaran, (2) penjelasan harus relevan dengan
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, (3) penjelasan dapat
diberikan apabila ada pertanyaan atau diperlukan oleh guru untuk menjelaskan, yang bererti tidak semua topik atau bahan pembelajaran dijelaskan oleh guru, (4) penjelasan harus sesuai dengan latar belakang, kemampuan siswa, terutama dalam hal penggunaan bahasa. 5)
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran Keterampilan membuka pelajaran merupakan upaya guru dalam memberikan
pengantar/pengarahan mengenai materi yang akan dipelajari siswa sehingga siswa siap mental dan tertarik mengikutinya. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran merupakan keterampilan merangkum inti pelajaran pada akhir setiap penggal kegiatan. Keterampilan ini sangat penting dalam membantu siswa menemukan konsep,prinsip, hukum, atau prosedur dari inti pokok bahasan yang telah dipelajari (Marno, 2009:76).
24
Komponen-komponen
keterampilan
membuka
pelajaran
meliputi:
(1)
membangkitkan perhatian atau minat siswa, (2) menimbulkan motivasi, (3) memberi acuan atau struktur, (4) menunjukkan kaitan (Anitah dkk 2007:8.6-8.8). Sedangkan menurut Usman (dalam Rusman 2010:92) komponen-komponen keterampilan menutup pelajaran meliputi: (1) meninjau kembali penguasaan materi pokok dengan merangkum atau menyimpulkan hasil belajar, (2) melakukan evaluasi. 6)
Keterampilan membimbimbing diskusi kelompok kecil Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah suatu prosesyang
teratur dengan melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap mukakooperatif yang optimal dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman,mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah (Rusman 2010: 89). Agardapat membimbing diskusi, guru harus menguasai enam komponen keterampilanyaitu (1) memusatkan perhatian, (2) memperjelas masalah dan uraian pendapat,(3) menganalisispandangan,
(4)
meningkatkan
urunan
siswa,
(5)
menyebarkan
kesempatan berpartisipasi, dan (6) menutup diskusi (Rusman 2010: 89). 7)
Keterampilan mengelola kelas Keterampilan
mengelola
kelas
adalah
keterampilan
menciptakan
dan
memelihara kondisi belajar yang optimal, serta keterampilan guru untuk mengembalikan kondisi belajar yang terganggu kearah kondisi pembelajaran yang optimal baik dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remedial (Anitah, 2007:8.36). Selain itu, Anitah dkk (2007:8.37) menyebutkan komponen
25
keterampilan mengelola kelas dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu keterampilan yang bersifat preventif dan bersifat represif. 8)
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan Keterampilan
mengajar
kelompok
kecil
dan
perorangan
diartikan
sebagaiperbuatan guru dalam konteks belajar-mengajar, mengorganisasi kegiatan belajarsecara klasikal, kelompok kecil, dan perorangan sesuai dengan materi yangdipelajari dan tujuan yang ingin dicapai (Anitah, 2007:8. 52). Komponenpokok keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan yang harus dikuasai oleh guru yaitu: (1) keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, (2)keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, (3) keterampilanmembimbing dan memudahkan belajar, (4) keterampilan merencanakan danmelakukan kegiatan pembelajaran (Anitah, 2007: 8.56-.8.61). Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterampilan guru adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran menjadi lebih efektif dengan mengoptimalkan potensi siswa yang meliputi: keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan. Dari delapan keterampilan guru yang telah diuraikan tersebut dalam penelitian ini yang menjadi salah satu fokus atau variabel adalah peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio
26
visual. Dari kedelapan keterampilan yang telah dijabarkan akan dikembangkan dan dipadukan dengan model Quantum Teaching dan media audio visual sehingga diperoleh indikator keterampilan guru sebagai berikut: (1) menumbuhkan minat belajar siswa (keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, keterampilan mengelola kelas), (2) menayangkan media audio visual (keterampilan mengadakan variasi), (3) menyampaikan materi dengan media audio visual (keterampilan menjelaskan), (4) membimbing siswa membentuk kelompok (keterampilan mengajar kelompok kecil), (5) membimbing siswa dalam menyampaikan hasil diskusi (keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan), (6) melaksanakan refleksi terhadap proses pembelajaran (keterampilan bertanya, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pembelajaran),
(7) melaksanakan evaluasi
pembelajaran (keterampilan membuka dan menutup pelajaran),
(8) memberikan
penguatan dan merayakan pembelajaran (keterampilan melakukan penguatan). 2.1.4.AktivitasSiswa Hamdani (2011:137) mengemukakan aktivitas belajarberarti perubahan aktivitas jiwa yang diperoleh dalam proses pembelajaran,seperti mengamati, mendengarkan, menaggapi, berbicara, kegiatan menerima, dankegiatan merasakan.Menurut Slameto (2010:92) di dalam belajar siswa harus mengalamiaktivitas mental, misalnya siswa dapat mengembangkan kemampuanintelektualnya, kemampuan berpikir kritis, kemampuan menganalisis, kemampuanmengucapkan pengetahuannya dan lain sebagainya, tetapi juga mengalamiaktivitas jasmani seperti mengerjakan sesuatu, menyusun intisari pelajaran,membuat peta dan lain-lainnya. Keaktifan siswa dalam
27
menjalani prosespembelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran (Rusman, 2010:111) SecaraterperinciPaul Diedrichmenggolongkanaktivitassiswadalampembelajaran
B. menjadi
delapan
kelompok, di antaranya (Sardiman, 2011:101) 1)
Visual activities(kegiatan visual), misalnya membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan.
2)
Oral activities(kegiatan lisan), misalnya menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, wawancara, diskusi daninterupsi.
3)
Listening activities (kegiatan mendengarkan), misalnya mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, dan pidato.
4)
Writing activities (kegiatan menulis), misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, dan menyalin.
5)
Drawing activities (kegiatan menggambar), misalnya menggambar, membuat grafik, peta dan diagram.
6)
Motor activities (kegiatan metrik), misalnya melakukan percobaan, membuat kontruksi, mereparasi, berkebun dan beternak.
7)
Mental activities (kegiatan mental), misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan dan mengambil keputusan.
8)
Emotional activities (kegiatan emosional), misalnya menaruh minat, gembira, merasa bosan, berani, tenang dan gugup.
28
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa adalah kegiatan yang dilakukan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung yang berupa visual activities,oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities dan emotional activities sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Dalam penelitian ini yang menjadi salah satu fokus atau variabel adalah peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual, ada enam jenis aktivitas siswa yang dikembangkan dan dipadukan denganmodel Quantum Teaching dan media audio visual dengan indikator sebagai berikut:(1) kesiapan siswa sebelum mengikuti pembelajaran (emotional activities), (2) memperhatikan dan mengamati media audio visual
yang
ditunjukkan
guru
(listening
activities,
visual
activities),
(3)memperhatikan informasi yang disampaikan guru ( listening activities), (4)tertib dalam pembentukan kelompok (emotional activities), (5) memepresentasikan hasil kerja (oral activities, mental activities), (6) menanggapi hasil kerja siswa lain (oral activities, mental activities) ,(7) menyimpulkan materi yang telah dipelajari (oral activities), (8) mengerjakan evaluasi individu (mental activities, writing activities), (9) merayakan akhir pembelajaran (mental activities, emotional activities) 2.1.5.HasilBelajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek
perubahan perilaku tersebut
29
tergantung
pada apa yang dipelajari oleh siswa, oleh karena itu apabila siswa
mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran , perubahan perilaku yang harus dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran (Rifa’i, 2009: 85). Hasil belajar menurut Bloom mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada penelitian ini menggunakan teori Taksonomi Bloom yang baru,jika dibandingkan dengan taksonomi sebelumnya, ada pertukaran pada posisi C5 dan C6 dan perubahan nama. Istilah sintesis dihilangkan dan diganti dengan Create. Berikut ini Struktur dari Proses Kognitif menurut Taksonomi yang telah direvisi, yaitu (Sanjaya, 2010: 128): 1) mengingat
(remember):
mengurutkan,
menjelaskan,
mengidentifikasi,
menempatkan, mengulangi, menemukan kembali dan sebagainya. 2) memahami (comprehension): menafsirkan, meringkas, mengklasifikasi dan membandingkan; 3) menerapkan
(application):
melaksanakan,
menggunakan,
menjalankan,
melakukan, mempraktekkan dan memilih. 4) menganalisis
(analysis):
menguraikan,
membandingkan,
mengorganisir,
menyusun ulang dan mengubah struktur 5) mengevaluasi (evaluation): menyusun hipotesis, mengkritik, memprediksi, menilai dan menguji.
30
6) berkreasi
(create):
merancang,
membangun,
merencanakan,
memproduksi,menemukan, membaharui dan sebagainya. Domain afektif adalahreceiving (sikap menerima),responding (memberikan respon),valuing(nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine dan rountinized. Psikomotorik juga keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Sementara, menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap (Suprijono, 2009:6-7) Berdasarkan pendapat para ahli peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan yang diperoleh seseorang setelah melakukan aktivitas belajar yang meliputi tiga ranah, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam penelitian ini, ketiga ranah tersebut diamati. Sehingga data penelitian yang didapat dan diolah untuk menentukan ketuntasan/kelulusan hasil belajar siswa didasarkan pada pengamatan selama proses pembelajaran dan hasil tes di akhir pembelajaran pada mata pelajaran PKn. 2.1.6.Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk warga Negara yang baik. Oleh karena itu pendidikan nilai, moral dan norma secara terus-menerus ditanamkan sehingga warga negara yang baik lekas terwujud (Ruminiati, 2007:1-1). Selanjutnya, Azis (2010) berpendapat Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai wahana untuk mengembangkan dan
31
melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik sebagai individu, anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sementara dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI (BSNP, 2006:271) dijelaskan bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Winaputra (2009:1.1) menyatakan tugas PKn mengembangkan pendidikan demokrasi mengemban tiga fungsi pokok, yakni mengembangkan kecerdasan warga negara
(civic
intelligence),
membina
tanggungjawab
warga
negara
(civic
responsibility), dan mendorong partisipasi warga negara (civic participation). selain itu Winaputra (2009:1.20) menjelaskan bahwa tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia. Tujuan PKn adalah untuk membentuk watak atau karakteristik warga negara yang
baik.
Sedangkan
tujuan
pembelajaran
mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan menurut Mulyasa (dalam Ruminiati, 2007:1.26) adalah untuk menjadikan siswa : (1) mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam
32
menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya. (2) mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggungjawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan. (3) bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Hal ini akan mudah tercapai jika pendidikan nilai moral dan norma tetap ditanamkan pada siswa sejak usia dini, karena jika siswa sudah memiliki nilai moral yang baik, maka tujuan untuk membentuk warga negara yang baik akan mudah diwujudkan. Dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI (BNSP, 2006:271-272) ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut : 1)
persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan,
2)
norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilannasional, hukum dan peradilan internasional,
33
3)
hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak,
hak dan kewajiban
anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, kemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM, 4)
kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga
masyarakat, kebebasan
berorganisasi, kemerdekaan
mengeluarkan
pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri , persamaan kedudukan warga negara, 5)
konstitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi,
6)
kekuasan
dan
politik,
meliputi:
pemerintahan
pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat,
desa
dan
kecamatan,
demokrasi dan sistem
politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi, 7)
pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka, dan
8)
globalisasi, meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa PKn adalah mata
pelajaran
yang
bertujuan
untuk
menanamkan
nilai–nilai
Pancasila
dalam
34
pembentukan karakter bangsa, guna membentuk siswa menjadi warga negara yang cerdas, terampil, bertanggungjawab, sadar akan hak dan kewajibannya, serta taat kepada nilai-nilai Pancasila dan prinsip-prinsip dasar demokrasi. Dari ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan tersebut, materi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah materi Menghargai dan Mentaati Keputusan bersama pada kelas V semester 2 yang masuk dalam ruang lingkup kebutuhan warga negara. 2.1.7. Model Pembelajaran Quantum Teaching 2.1.7.1.Pengertian Model Pembelajaran Quantum Teaching Model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas satu atau yang lain. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran, para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran(Rusman, 2010:133). Ada banyak
model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha
mengoptimalkan hasil pembelajaran siswa, diantaranya adalah model pembelajaran Quantum Teaching. Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan mengoptimalkan unsur pada siswa dan lingkungan belajarnya yang menjadikan proses pembelajaran menyenangkan. Model ini juga memadukan belajar dan
35
kecakapan hidup, menghasilkan siswa-siswa sebagai pebelajar dan bertanggung jawab bagi pendidikannya sendiri. Quantum Teaching merupakan cara baru yang memudahkan proses belajar, yang memadukan unsur seni dan pencapaian terarah, untuk segala mata pelajaran. Quantum Teaching adalah penggubahan cara belajar yang meriah dengan segala nuansanya, yang menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan
momen belajar serta berfokus pada hubungan dinamis dalam
lingkungan kelas-interaksi yang mendirikan landasan dalm kerangka untuk belajar (DePorter, 2010:31). Menurut DePorter (2010:34) asas utama pada model pembelajaran Quantum Teaching adalah “Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan hantarkan dunia kita ke dunia mereka”. Maksudnya yaitu mengingatkan pendidik pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertama. Hal ini menunjukkan betapa pembelajaran dengan model Quantum Teaching
tidak hanya menawarkan materi yang harus
dipelajari oleh siswa, tetapi jauh dari itu siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik ketika belajar. Prinsip-prinsip model pembelajaran Quantum Teaching (2010:36) dijelaskan sebagai berikut :
menurut DePorter
36
1) segalanya berbicara Segala sesuatu mulai dari lingkungan pembelajaran hingga bahasa tubuh pengajar,penataan ruang sampai sikap guru, mulai kertas yang dibagikan pengajar sampai dengan rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan untuk belajar. 2) segalanya bertujuan Semua yang terjadi dalam proses pembelajaran mempunyai tujuan. Tidak ada kejadian yang tidak bertujuan, baik pengajar maupun pembelajar harus menyadari bahwa kegiatan yang dibuatnya selalu memiliki tujuan. 3) pengalaman sebelum pemberian nama Otak kita bisa berkembang pesat dengan adanya rangsangan komunikasi yang akan menggerakkan rasa ingin tahu, oleh karena itu proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mendapat informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk mereka mempermudah mempelajari. 4) akui setiap usaha Belajar mempunyai aturan, belajar berarti melangkah keluar dari kenyatan. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka pantas mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka sehingga merasa bangga dengan kemampuan yang mereka miliki bisa menimbulkan minat yang lebih besar. 5) jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan Guru sebaiknya sering memberikan hadiah kepada siswa yang berhasil dalam menyelesaikan tugas dengan cepat dan benar. Dengan pemberian hadiah berupa
37
pujian mereka akan merasa dihargai, sehingga mereka akan selalu berusaha agar dapat memecahkan masalah dari tugas yang diberikan. 2.1.7.2. Kerangka Rancangan Belajar Quantum Teaching Menurut DePorter (2010:127) kerangka Quantum Teaching dikenal dengan konsep TANDUR, yang merupakan akronim dari: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi, dan Rayakan. Kerangka TANDUR sedapat mungkin membawa siswa menjadi tertarik dan berminat pada setiap pelajaran apapun mata pelajaran, tingkat kelas, dengan beragam budayanya, menjadikan isi pelajaran nyata bagi mereka sendiri, dan akhirnya dapat mencapai kesuksesan dalam belajar. Kerangka Pembelajaran Quantum Teaching TANDUR adalah sebagai berikut (DePorter, 2010:128-136) : 1) Tumbuhkan Menumbuhkan minat dengan menanamkan manfaat dari belajar suatu materi untuk kehidupan siswa (AMBAK, Apa Manfaatnya BAgiKu). Melalui penyertaan pertanyaan, pantomim, lakon pendek dan lucu, drama, video, cerita. 2) Alami Maksudnya proses pembelajaran akan lebih bermakna jika guru dapat mendatangkan atau menciptakan pengalaman umum yang dapat dimengerti oleh semua siswa. Misalnya memerankan unsur-unsur pelajaran baru dalam bentuk sandiwara, memberi tugas kepada peserta didik secara kelompok dan kegiatan yang mengaktifkan pengetahuan yang sudah mereka miliki.
38
3) Namai Penanaman konsep, kata kunci, rumus, atau identitas saat siswa larut masuk dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya dengan mengunakan susunan gambar, warna, alat bantu, kertas tulis dan poster di dinding. Hal tersebut membuat peserta didik penasaran dan penuh pertanyaan mengenai pengalaman mereka. 4) Demonstrasikan Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan mereka dengan aktualisasi diri yaitu mengaitkan antara pengalaman dan nama dengan cara menunjukkan dan melakukannya. 5) Ulangi Pendidik menunjukkan kepada pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan, pengulangan memperkuat bahwa mereka telah tahu. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajarkan pengetahuan baru mereka kepada orang lain, atau guru dan murid melakukan penyimpulan pembelajaran secara bersama- sama. 6) Rayakan Pengakuan untuk penyelesaian, partisiapasi, pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Perayaan memberikan rasa rampung dengan menghormati usaha, ketekunan, dan kesuksesan. Betuk- bentuk perayaan menurut DePorter (2010:64) dapat berupa:
tepuk tangan, tiga kali hore, jentikan jari, catatan pribadi,
persekongkolan, kejutan, pengakuan kekuatan, katakan kepada teman sebangku dan pujian kepada teman sebangku.
39
2.1.7.3. Kelebihan dan Kekurangan model Quantum Teaching Di bawah ini beberapa kelebihan pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Teaching : 1) Dapat membimbing peserta didik kearah berfikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama. 2) Karena Quantum Teaching lebih melibatkan siswa, maka saat proses pembelajaran perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru, sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. 3) Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan keteranganketerangan yang banyak. 4) Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan. 5) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri. 6) Karena model pembelajaranQuantum Teaching membutuhkan kreativitas dari seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk belajar, maka secara tidak langsung guru terbiasa untuk berfikir kreatif setiap harinya. 7) Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh siswa. Sedangkan kekurangan dari model Quantum Teachingmenurut Susanti (2012) adalah sebagai berikut: 1) Materi yang dapat disampaikan dalam satu pertemuan tidak
terlalu banyak,
karena terbatas oleh waktu. Suatu materi diulas berulang-ulang pada sintaks namai, demonstrasikan, ulangi.
40
2) Banyak memakan waktu dalam hal persiapan 3) Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, Karena tanpa ditunjang hal semacam itu pembelajaran tidak akan berlangsung secara efektif. Dari beberapa kelemahan yang disebutkan, untuk
meminimalisir hal
tersebut,yang pertama materi yang disampaikan dalam satu pertemuan tidak terlalu banyak. Hal tersebut dapat teratasi karena materi dalam mata pelajaran PKn tidak begitu banyak dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Yang kedua,banyak memakan waktu dalam hal persiapan. Untuk mengatasinya terlebih dahulu guru harus mempersipkan segala kebutuhan yang diperlukan selama proses pembelajaran seperti media dan lembar evaluasi tanpa mengganggu jam pelajaran. Untuk menunjang keterampilan guru dalam mengajar guru berusaha menggunakan media audio visual sebagai sarana penyampaian informasi dan menyelipkan permainan-permainan kreatif agar kegiatan belajar lebih menyenangkan dengan tetap menggunakan sistem kerangka TANDUR 2.1.8. Media Audio Visual Ruminiati (2007:2.11)
menjelaskan media dapat diartikan sebagai alat
komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
41
Selain itu, Hamdani (2011:243) berpendapat bahwa media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik
yang mengandung materi intruksional di
lingkungan siswa, yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Adapun media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran Sementara Djamarah (2010:120) menjelaskan bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuaan pengajaran. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media memiliki arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut
ketidakjelasan bahan yang
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Media dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Hal tersebut dikemukakan oleh Djamarah (2010:124) secara garis besar jenis media pembelajaran terbagi atas : 1)
Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio dan rekaman suara
2)
Media
visual, adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan.
Seperti foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. 3)
Media audio visual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar, seperti film, film bingkai suara, dan video casset
42
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa media adalah alat bantu yang dapat mengkomunikasikan informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud pengajaran dari pengajar kepada peserta didik guna tercapainya tujuan pengajaran. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media audio visual untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Media audio visual, yaitu jenis media pembelajaran yang menggunakan kemampuan indera telinga atau pendengaran dan indera mata atau penglihatan. Jenis media pembelajaran ini menghasilkan pesan berupa suara dan bentuk atau rupa. Media audio visual yang dapat digunakan dalam pembelajaran banyak ragamnya, setiap jenis alat memiliki tingkat keefektifannya sendiri-sendiri. Penggunaannya untuk meningkatkan keaktifan dan keefektifan belajar tergantung kepada jenisnya, ketersediaanya, dan kemampuan menggunkannya (Sumiati, 2009:161). Menurut Hamalik (2010: 249) sesuai dengan namanya media audio visual merupakan media kombinasi audio dan visual atau bisa disebut media pandang dengar. Media audio visual akan menjadikan penyajian bahan ajar kepada siswa semakin lengkap dan optimal. Selain itu media audio visual dalam batas-batas tertentu dapat menggantikan peranan dan tugas guru. Sebab, dalam penyajian materi dapat digantikan oleh media, dan guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar. Ruminiati (2007, 2.13-2.14) menyebutkan beberapa contoh media audio visual antara lain televisi, video, film atau demonstrasi langsung. Media audio visual dapat dibedakan lagi menjadi media audio visual diam dan media audio visual gerak.
43
Audio visual diam adalah media yang menampilkan suara dan gambar diam (tidak bergerak). Misalnya, film bingkai suara sound sistem, film rangkai suara, dan cetak suara. Audio visual gerak adalah media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak. Misalnya, film suara dan video. Menurut Putusutrisna (2011) kelebihan menggunakan media audio visual antara lain : 1)
menarik, beberapa penelitian membuktikan bahwa pembelajaran yang diserap melalui media penglihatan (media visual), sekaligus dengan pendengaran, dapat memepercepat daya serap peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan.
2)
baik untuk semua siswa karena dapat mendengar dan melihat.
3)
dapat menampilkan grafik, gambar, diagram ataupun cerita.
4)
variatif karena jenisnya yang beragam sehingga siswa merasa tidak bosan.
5)
dapat diperlambat dan diulang.
6)
dapat digunakan tidak hanya untuk satu orang.
7)
dapat dipergunakan untuk memberikan umpan balik. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa media audio visual
merupakan kombinasi antara audio (suara)dan visual (penglihatan). Dimana informasi yang diberikan
dapat ditangkap oleh indera pendengaran dan indera
penglihatan, sehingga informasi yang disampaikan bisa lebih cepat diserap oleh siswa.
44
2.1.9. Penerapan Model Quantum Teaching dengan Media Audio Visual pada Pembelajaran PKn Penerapan modelQuantum Teaching dengan media audio visual dalam pembelajarn PKn dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Dengan bantuan media audio visual dengan memperhatikan prinsip-prinsip segalanya berbicara, segalanya bertujuan, pengalaman sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, jika layak dipelajari maka layak dirayakan (DePorter, 2010:36). Langkah-langkah dalam kegiatan pembelajarannya sebagai berikut: Tabel 2.1 Penerapan Model Quantum Teaching dengan Media Audio Visual No 1.
2.
3.
4.
Kegiatan Guru Tumbuhkan minat belajar siswa. Guru menyajikan video yang berkaitan dengan materi untuk menarik perhatian siswa, memfokuskan perhatian siswa. Dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Menciptakan pengalaman umum yang mudah dijumpai siswa dalam kehidupan seharihari. Dengan mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang berkaitan dengan pengalaman siswa sehari-hari. Guru menjelaskan dan membimbing siswa berdiskusi dalam mengidentifikasikan materi. Guru membimbing demonstrasi siswa dari hasil kerja kelompok.
Kegiatan Siswa Siswa mengamati video. Menjawab pertanyaan dari guru, sehingga siswa dapat mengaitkan jawaban tersebut dengan materi yang akan dipelajari. Siswa mengaitkan pengalaman umum yang pernah dijumpainya/dialaminya dengan informasi baru yang diterima
Keterangan
Tumbuhkan
Alami
Siswa membentuk kelompok, aktif berdiskusi dalam mengidentifikasikan Namai materi dengan bantuan media audio visual. siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok di Demonstrasi depan kelas.Kelompok lain
45
5.
6.
Guru membimbing siswa dalam , menyimpulkan , merefleksi dan mengevaluasi pembelajaran. (misalnya dengan merangkum materi, menggunakan permainan, atau mengajukan pertanyaan mengenai materi yang telah dipelajari) Pemberian umpan balik positif kepada siswa. Guru mengondisikan akhir pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa untuk merayakan kegiatan pembelajaran di kelas. (misalnya dengan bernyanyi bersama, memberikan pujian, atau memberikan reward berupa tepukan)
diberi kesempatan untuk bertanya dan mengemukakan pendapat dari hasil kerja kelompok yang dipresentasikan Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Siswa menanggapi refleksi dari guru. (misalnya menjawab pertanyaan yang diberikan guru, menyebutkan poinpoin materi, atau menulis rangkuman materi).
Ulangi
Siswa bersama guru merayakan akhir kegiatan pembelajaran. Rayakan
2.1.10. Teori yang Mendasari Model Quantum Teachingdengan MediaAudio Visual 2.1.10.1.
Teori Humanistik
Dalam pembelajaran yang diutamakan adalah peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Dalam praktiknya teori humanistik menolak drill soal untuk siswa. Siswa diarahkan untuk tahu bagaimana cara belajar sehingga dapat meningkatkan kreativitas dan potensi siswa. Dalam Rifa’i, dkk. (2009:145) disebutkan bahwa pendekatan humanistik menjauhkan siswa dari belajar dalam
46
tekanan keluarga dan masyarakat. Hasil belajar yang diharapkan berupa perkembangan sosial emosi. Pendekatan humanistik mengkombinasikan metode pembelajaran individual dan kelompok kecil. Pembelajaran merupakan wahana bagi peserta didik untuk melakukan aktualisasi diri, sehingga pendidik harus membangun kecenderungan tersebut dan mengorganisasi kelas agar peserta didik melakukan kontak dengan peristiwa-peristiwa yang bermakna. Apabila kelas terbangun seperti harapan, maka peserta didik akan memiliki keinginan untuk belajar, ingin tumbuh, berupaya menemukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, memiliki harapan untuk menguasainya, dan ingin untuk menciptakan sesuatu. Penggunaan metode humanistik dalam pendidikan memungkinkan peserta didik menjadi individu beraktualisasi diri (self actualized persons). Kreativitas individu yang beraktualisasi diri telah melekat pada setiap anak, tidak memerlukan bakat dan kemampuan tertentu. Kreativitas itu memerlukan lingkungan yang mendukung perkembangan. Dalam teori humanistik guru memiliki posisi sebagai fasilitator sehingga siswa mempelajari apa yang mereka butuhkan, belajar dengan cara belajar siswa sendiri, evaluasi dilakukan dan siswa dapat mengetahui kemampuan diri sendiri, muncul keseimbangan antara domain afektif dan kognitif, mendapat kondisi belajar yang nyaman dan menyenangkan. Hal ini tercermin jika dilaksanakan prinsip-prinsip belajar yaitu swa arah, belajar tentang cara belajar, evaluasi diri, pentingnya perasaan, dan bebas dari ancaman (Rifa’i dkk, 2009:150-154).
47
2.1.10.2.
Teori Konstruktivisme
Menurut pandangan teori konstruktivisme, belajar berarti mengkonstruksi makna atas informasi dan masukan-masukan yang masuk dalam otak. Belajar adalah lebih dari sekedar mengingat. Peserta didik yang memahami dan mampu menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari harus mampu memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri, dan berkutat dengan berbagai gagasan. Pendidik adalah bukan orang yang mampu memberikan pengetahuan kepada peserta didik, sebab peserta didik yang harus mengkonstruksikan pengetahuan di dalam memorinya sendiri. Sebaliknya tugas utama pendidik adalah : 1)
Memperlancar peserta didik dengan cara mengajarkan caracara membuat informasi bermakna dan relevan dengan peserta didik.
2)
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan atau menerapkan gagasannya sendiri.
3)
Menanamkan kesadaran belajar dan menggunakan strategi belajarnya sendiri. Intisari dari teori konstruktivisme adalah bahwa peserta didik harus
menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri. Teori ini memandang peserta didik sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsipprinsip tersebut apabila dianggap tidak dapat digunakan lagi. Hal ini memberikan implikasi bahwa peserta didik harus terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran (Rifa’i, 2009:137).
48
Berdasarkan dua teori belajar tersebut, pembelajaran PKn menggunakan modelQuantum Teaching dengan media audio visual memungkinkan siswa untuk membangun
sendiri
pengetahuannya,
karena
siswa
belajar
dengan
mengaktualisasikan diri tanpa tekanan dari siapapun, dan melatih siswa untuk memiliki rasa tanggung jawab.
2.2. KAJIAN EMPIRIS Peneltian
dengan
menggunakan
model
Quantum
Teaching
dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa oleh Saidah Dimyati pada tahun 2010 mahasiswa jurusan PGSD Universitas Malang dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan hasil belajar IPA melalui Quantum Teaching di kelas IV SD Negeri Tegalgondo Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang”. Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode Quantum Teaching pada siklus I hasil belajar siswa meningkat menjadi 61,5, pada siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi menjadi 78,75 dan siklus III hasil belajar siswa meningkat menjadi 80. Selain itu penelitian Dhomas Ikhtiari (2012) yang berjudul “Peningkatan kualitas pembelajaran IPA melalui model Quantum Teaching pada siswa kelas IV SDN Pakintelan Semarang”. Dari penelitian tersebut hasil belajar pada siklus I persentase ketuntasan hasil belajar siswa meningkat sebanyak 40%, pada siklus II meningkat menjadi menjadi 63,35%, dan siklus III meningkat menjadi 80%. Uraian tersebut mengemukakan bahwa model Quantum Teaching telah terbukti secara
49
empiris dapat diterapkan dalam pendidikan. Dengan menanamkan nilai dan keyakinan yang positif dalam diri siswa. Mengutamakan keberagaman dan kebebasan sebagai kunci interaksi dan bersifat humanistic. Pembelajaran Kuantum juga menyeimbangkan ketermpilan akademis, keterampilan hidup dan prestasi material siswanya. Serta mengintegrasikan totalitas tubuh dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi nyaman dan hasilnya optimal. Dalam penelitian Maghfiroh (2010) yang berjudul “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar melalui Metode Quantum Teaching pada pelajaran PKn pada Siswa Kelas IV SDN Talang III” Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara maka penerapan Quantum teaching, mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan dari hasil observasi yang dilakukan terdapat peningkatan prestasi belajar siswa yang semula nilai rata-rata dari pre test sebesar 6,55 pada siklus I ini meningkat menjadi 7,93 atau sekitar 4%. Sedangkan pada siklus II peningkatan prestasi belajar siswa yang semula nilai rata-rata pre test sebesar 6,55 pada siklus II ini meningkat menjadi 8,66 atau sekitar 35%. Hal ini menunjukkann bahwa 90% siswa berhasil meningkatkan prestasi belajar PKn dengan hasil belajar yang baik, walaupun selama penerapan masih mengalami beberapa hambatan, akan tetapi hal ini bukan berarti menafikan keberhasilan penerapan quantum teaching dalam pelajaran PKn pada siswa kelas IV di SDN Talang III Sumenep karena dalam penerapan Quantum Teaching telah menunjukkan hasilnya yaitu kegairahan dan kesenangan siswa dalam belajar, suasana yang terlihat dinamis dan siswa menjadi aktif.
50
Penelitian Suwarto dkk. Dengan judul “Penggunaan Media audio visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn” Berdasarkan hasil penelitian penggunaan media audio-visual pada siswa kelas III SDN Dadapsari Surakarta tahun pelajaran 2010 / 2011, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: melalui penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan pengenalan aturan-aturan yang berlaku di masyarakat pada siswa kelas III SD Negeri Dadapsari Surakarta tahun pelajaran 2010/ 2011. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas terjadi peningkatan yaitu pada tes awal sebesar 54,51; siklus pertama 72,42; dan pada siklus kedua naik menjadi 85,93. Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 60) pada tes awal 46,51%, tes siklus pertama 86,95%, dan pada tes siklus kedua siswa belajar tuntas mencapai 100%.Penelitian ini telah membuktikan bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan pemahaman siswa khususnya pada materi aturan-aturan yang berlaku di masyarakat. Kajian empiris tersebut, digunakan sebagai landasan atau penguat dalam penelitian ini yang berjudul Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn melalui Model Quantum Teaching dengan Media Audio Visual
pada Siswa Kelas VA SDN
Tambakaji 05 Kota Semarang.
2.3. KERANGKA BERPIKIR Kondisi awal yang terlihat pada siswa kelas VA SDN Tambakaji 05 Semarang yaitu rendahnya kualitas pembelajaran yang ditandai dengan belum diterapkannya
51
metode pembelajaran yang inovatif oleh guru serta penggunaan media yang belum optimal dalam pembelajaran. Sehingga saat pembelajaran berlangsung, siswa merasa bosandalam mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa cenderung
pasif dalam
pembelajaran, karena pembelajaran yang dilakukan belum mengaktifkan siswa. Media yang digunakan juga belum maksimal, sehingga siswa kurang memahami materi yang sedang dipelajari. Siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran terutama PKn sehingga nilai yang didapatkan masih rendah. Hal tersebut berujung pada rendahnya kualitas pembelajaran Sehingga peneliti memilih untuk menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dengan media audio visual untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan modelQuantum Teaching dengan media audiovisualakan dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari 4 kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Setelah diadakan tindakan dalam dua siklus dengan menerapkan model Quantum Teaching dengan media audio visual dalam proses pembelajaran PKnmaka Kualitas Pembelajaran siswa akan meningkat yang ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajar. Selain itu dalam proses diharapkan aktivitas siswa meningkat dan keterampilan guru juga meningkat dengan pelaksanaan strategi pembelajaran yang berbeda dari yang sebelumnya dilakukan. Adapun kerangka berfikir dari uraian tersebut akan divisualisasikan dalam gambar.
52
1.
Kondisi Awal
2. 3.
Kualitas pembelajaran rendah, ditunjukkan dengan: Guru belum menerapkan model pembelajaran inovatif dan kurang kreatif membuat media dalam penyampaian materi. Siswa bosan, pasif dan kesulitan memahami materi yang disampaikan guru Hasil belajar siswa rendah atau 75% siswa hasil belajarnya kurang dari KKM (≥ 62).
Pelaksanaan Tindakan melalui Model Quantum Teaching dengan Media Audio Visual
Tindakan
Kondisi Akhir
1) Tumbuhkan Menumbuhkan minat belajar siswa. Dengan media audio visual yang menarik pada apersepsi dan penyampaian tujuan pembelajaran 2) Alami Menciptakan atau mendatangkan pengalaman umum yang mudah dijumpai siswa dalam kehidupan mereka. Dengan mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang berkaitan dengan pengalaman siswa sehari-hari, 3) Namai pembentukan kelompok secara heterogen 4) Demonstrasi Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas 5) Ulangi Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 6) Rayakan pemberian umpan balik positif kepada siswa.
Kualitas Pembelajaran meningkat, ditunjukkan dengan: 1. Keterampilan guru dalam pembelajaran PKn meningkat 2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn meningkat 3. Hasil belajar siswa meningkat atau lebih dari KKM (KKM≥ 62)
Kualitas pembelajaran PKn pada kelas VA SDN Tambakaji 05 kota Semarang meningkat
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
53
2.4. HIPOTESIS TINDAKAN Berdasarkan kerangka berfikir tersebut yang menurut rencana dilaksanakan berulang dalam dua siklus penelitian tindakan kelas dengan masing-masing dua pertemuan tiap siklus, maka dirumuskan hipotesis tindakan penelitian yaitu melalui penerapan model Quantum Teaching dengan media audio visual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran PKn kelas VA SDN Tambakaji 05 Semarang. yang diperincisebagai berikut: 1) melalui penerapan model Quantum Teaching dengan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan guru pada mata pelajaran PKn kelas VA SDN Tambakaji 05 Semarang; 2) melalui penerapan model Quantum Teaching dengan media audio visual dapat meningkatkan aktivitas siswa pada mata pelajaran PKn kelas VA SDN Tambakaji 05 Semarang; 3) melalui penerapan model Quantum Teaching dengan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas VA SDN Tambakaji 05 Semarang.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. SUBYEK PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di SDN Tambakaji 05 Kota Semarang. Adapun subyek penelitiannya adalah guru dan siswa kelas VA tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah sebanyak 20 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
3.2. VARIABEL PENELITIAN Variable dalam penelitian ini adalah : 1)
Keterampilan guru dalam pembelajaran PKn menggunakan model Quantum Teaching dengan media audio visual.
2)
Aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn menggunakan model Quantum Teaching dengan media audio visual
3)
Hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn menggunakan model Quantum Teaching dengan media audio visual
3.3. PROSEDUR PENELITIAN Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam siklus-siklus penelitan. Arikunto (2010:16) menyatakan bahwa secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas, yaitu: perencanaan, pelaksanaan,
54
55
pengamatan, dan refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Prosedur PTK 3.3.1. Perencanaan Dalam tahap menyusun rancangan ini, diawali dengan menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapat perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung (Arikunto, 2010:18). Tahap perencanaan dalam penelitian ini meliputi: 1) Menelaah materi pembelajaran PKn kelas VA semester II serta menelaah indikator yang akan dilakukan bersama tim kolaborasi.
56
2) Menyusun RPP sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dan skenario pembelajaran menggunakan model Quantum Teaching dengan media audio visual. 3) Menyiapkan media dan sumber pembelajaran yang dibutuhkan dalam materi pembelajaran. 4) Menyiapkan alat pengumpul data (soal evaluasi, lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa, guru dan catatan lapangan) dalam pembelajaran PKn menggunakan model Quantum Teaching dengan media audio visual 3.3.2. Pelaksanaan Tindakan Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yang mengenai tindakan di kelas (Arikunto,2010:18). Dalam pelaksanaan tindakan peneliti berperan sebagai guru dan pengumpul data, baik melalui pengamatan langsung maupun melalui telaah dokumen. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan harus taat pada rencana yang dibuat pada tahap perencanaan yakni melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Teaching dengan media audio visual. Pelaksanaan Tindakan Kelas ini akan direncanakan dalam 2 siklus dan tiap silkus terdiri dari 2 pertemuan. Tindakan yang dilakukan adalah pembelajaran PKn dengan menerapkan model Quantum Teaching dengan media audio visual. 3.3.3. Observasi Sudjana (2009 : 84) menjelaskan bahwa observasi atau pengamatan adalah suatu kegiatan penilaian yang banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu maupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati. Instrumen
57
Observasi difungsikan sebagai alat pengukur proses belajar, misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi, dan penggunaan alat peraga pada waktu mengajar. Observasi dilakukan bertujuan untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn. 3.3.4. Refleksi Refleksi menguraikan tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi tentang proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilakukan , serta kriteria dan rencana tindakan pada siklus berikutnya (Mulyasa, 2010:71). Kegiatan refleksi penelitian ini untuk mengkaji keterampilan guru dan aktivitas siswa serta hasil yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Quantum Teaching dengan media audio visualdengan melihat ketercapaian dalam indikator kinerja pada siklus pertama. Peneliti juga mengkaji kekurangan dan permasalahan yang muncul pada siklus pertama, kemudian
membuat
perencanaan
perbaikan
untuk
siklus
berikutnya.
58
3.4. SIKLUS PENELITIAN Penelitian ini akan dilaksanakan pada dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. 3.4.1. Siklus 1 3.4.1.1. Siklus 1 Pertemuan 1 3.4.1.1.1. Perencanaan a. Menelaah materi pembelajaran PKn kelas VA semester II pada KD
4.1
mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama. b. Menyusun RPP menggunakan model Quantum Teaching dengan media audio visual. c. Menyiapkan media dan sumber pembelajaran d. Menyiapkan alat pengumpul data (soal evaluasi, lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa, guru dan catatan lapangan 3.4.1.1.2. Pelaksanaan Tindakan Tahap ini menerapkan rencana penelitian tindakan kelas yang telah disusun pada tahap perencanaan sesuai dengan model Quantum Teaching dengan media audio visual. Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut a. Motivasi dan apersepsi Guru melakukan apersepsi dengan menayangkan sebuah video tentang pengambilan keputusan bersama dan mengajukan pertanyaan kepada siswa b. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
59
c. Siswa menyimak video tentang pengambilan keputusan bersama yang ditayangkan oleh guru. d. Siswa memberikan tanggapan mengenai video tersebut. e. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen yang beranggotakan 3 sampai 4 siswa. f. Setiap kelompok diberi LKS tentang pengambilan keputusan bersama untuk didiskusikan bersama dengan kelompoknya. g. Setiap kelompok dipilih satu siswa secara acak untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. h. Siswa beserta guru menyimpulkan hasil diskusi. i. Guru melakukan Tanya jawab menyangkut materi yang telah dipelajari. j. Guru memberikan reward terhadap hasil kerja kelompok. k. Siswa mengerjakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar terhadap materi yang dipelajarinya. 3.4.1.1.3. Observasi Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran. Aspek aspek yang diamati meliputi: a. Melakukan pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual (dilakukan oleh observer) b. Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual (dilakukan oleh observer)
60
3.4.1.1.4. Refleksi Refleksi dilakukan pada akhir pembelajaran bersama dengan kolaborator, untuk membuat rencana kegiatan pertemuan berikutnya. Hal-hal yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Menganalisis keefektifan pelaksanaan pembelajaran PKn pada siklus 1 pertemuan 1 b. Menelaah hasil penilaian proses dan hasil pembelajaran PKn siklus 1 pertemuan 1 c. Menemukan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran PKn pada siklus 1 pertemuan 1 d. Membuat perencanaan tindak lanjut untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada pembelajaran PKn pada siklus 1 pertemuan 1 3.4.1.2. Siklus 1 Pertemuan 2 3.4.1.2.1. Perencanaan Perencanaan pada siklus 1 pertemuan 2 dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 pertemuan 1. Hal yang dilakukan yaitu : a. Menelaah materi pembelajaran PKn kelas VA semester II pada KD
4.1
Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama. b. Menyusun RPP menggunakan model Quantum Teaching dengan media audio visual.
61
c. Menyiapkan media dan sumber pembelajaran d. Menyiapkan alat pengumpul data (soal evaluasi, lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa, guru dan catatan lapangan 3.4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan Tahap ini menerapkan rencana penelitian tindakan kelas yang telah disusun pada tahap perencanaan sesuai dengan model Quantum Teaching dengan media audio visual. Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut a. Motivasi dan apersepsi 1)
Motivasi dengan memutarkan musik instrumental.
2)
Guru melakukan apersepsi dengan menayangkan sebuah video tentang bentuk-bentuk keputusan bersama dan mengajukan pertanyaan kepada siswa.
b. Menyampaikan tujuan Pembelajaran yang ingin dicapai. c. Siswa menyimak video musyawarah mufakat yang ditayangkan oleh guru. d. Siswa memberikan tanggapan mengenai video tersebut. e. Siswa dijelaskan materi tentang musyawarah mufakat. f. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen yang beranggotakan 3 sampai 4 siswa. g. Setiap kelompok diberi LKS mengenai bentuk keputusan bersama untuk didiskusikan bersama dengan kelompoknya. h. Setiap kelompok dipilih satu siswa secara acak untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. i. Siswa beserta guru menyimpulkan hasil diskusi.
62
j. Guru melakukan Tanya jawab menyangkut materi yang telah dipelajari. k. Guru memberikan reward terhadap hasil kerja kelompok. l. Siswa mengerjakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar terhadap materi yang dipelajarinya. 3.4.1.2.3. Observasi Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran. Aspek aspek yang diamati meliputi: a.
Melakukan pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual (dilakukan oleh observer)
b.
Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual (dilakukan oleh observer)
3.4.1.2.4. Refleksi Refleksi
dilakukan
pada
akhir
pembelajaran
bersama
dengan
kolaborator, untuk membuat rencana kegiatan siklus berikutnya. Hal-hal yang dilakukan adalah sebagai berikut : a) Menganalisis keefektifan pelaksanaan pembelajaran PKn pada siklus 1 pertemuan 2 b) Menelaah hasil penilaian proses dan hasil pembelajaran PKn siklus 1 pertemuan 2 c) Menemukan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran PKn pada siklus 1 pertemuan 2
63
d) Membuat perencanaan tindak lanjut untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada pembelajaran PKn pada siklus 1 pertemuan 2 3.4.2. Siklus Kedua 3.4.2.1. Siklus 2 Pertemuan 1 3.4.2.1.1. Perencanaan Perencanaan pada siklus kedua pertemuan 1 dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama pertemuan 2. Hal yang dilakukan yaitu : a. Menelaah materi pembelajaran PKn kelas VA semester II pada KD
4.1
Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama. b. Menyusun RPP menggunakan model Quantum Teaching dengan media audio visual. c. Menyiapkan media dan sumber pembelajaran d. Menyiapkan alat pengumpul data (soal evaluasi, lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa, guru dan catatan lapangan) 3.4.2.1.2. Pelaksanaan Tindakan Tahap ini menerapkan rencana penelitian tindakan kelas yang telah disusun pada tahap perencanaan sesuai dengan model Quantum Teaching dengan media audio visual. Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut a.
Motivasi dan apersepsi 1)
Motivasi dengan memutarkan musik instrumental.
2)
Guru melakukan apersepsi dengan menayangkan sebuah video tentang pemilihan kepala desa dan mengajukan pertanyaan kepada siswa
64
b.
Menyampaikan tujuan Pembelajaran yang ingin dicapai
c.
Siswa menyimak video tentang voting yang ditayangkan oleh guru
d.
Siswa memberikan tanggapan mengenai video tersebut
e.
Siswa dijelaskan materi tentang voting
f.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen yang beranggotakan 3 sampai 4 siswa
g.
Setiap kelompok diberi LKS mengenai voting untuk didiskusikan bersama dengan kelompoknya
h.
Setiap kelompok dipilih satu siswa secara acak untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya
i.
Siswa beserta guru menyimpulkan hasil diskusi
j.
Guru melakukan Tanya jawab menyangkut materi yang telah dipelajari
k.
Guru memberikan reward terhadap hasil kerja kelompok
l.
Siswa mengerjakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar terhadap materi yang dipelajarinya
m.
Guru menyampaikan topik pembelajaran pada pertemuan berikutnya
3.4.2.1.3. Observasi Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran. Aspek aspek yang diamati meliputi: a.
Melakukan pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual (dilakukan oleh observer)
65
b.
Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual (dilakukan oleh observer)
3.4.2.1.4. Refleksi Refleksi dilakukan pada akhir pembelajaran bersama dengan kolaborator, untuk membuat rencana pertemuan berikutnya. Hal-hal yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Menganalisis keefektifan pelaksanaan pembelajaran PKn pada siklus 2 pertemuan 1 b. Menelaah hasil penilaian proses dan hasil pembelajaran PKn siklus 2 pertemuan 1 c. Menemukan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran PKn pada siklus 2 pertemuan 1 d. Membuat perencanaan tindak lanjut untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada pembelajaran PKn pada siklus 2 pertemuan I 3.4.2.2. Siklus 2 Pertemuan 2 3.4.2.2.1. Perencanaan Perencanaan pada siklus 2 pertemuan 2 dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 pertemuan 1. Hal yang dilakukan yaitu : a. Menelaah materi pembelajaran PKn kelas VA semester II pada KD Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama.
4.1
66
b. Menyusun RPP menggunakan model Quantum Teaching dengan media audio visual. c. Menyiapkan media dan sumber pembelajaran d. Menyiapkan alat pengumpul data (soal evaluasi, lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa, guru dan catatan lapangan) 3.4.2.2.2. Pelaksanaan Tindakan Tahap ini menerapkan rencana penelitian tindakan kelas yang telah disusun pada tahap perencanaan sesuai dengan model Quantum Teaching dengan media audio visual. Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut a.
Motivasi dan apersepsi 1)
Motivasi dengan menyanyikan yel-yel kelas VA
2)
Guru melakukan apersepsi dengan menayangkan sebuah video tentang musyawarah dan voting, siswa membedakan antara kedua video tersebut.
b.
Menyampaikan tujuan Pembelajaran yang ingin dicapai
c.
Siswa menyimak video tentang aklamasi yang ditayangkan oleh guru
d.
Siswa memberikan tanggapan mengenai video tersebut
e.
Siswa dijelaskan materi tentang aklamasi
f.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen yang beranggotakan 3 sampai 4 siswa
g.
Setiap kelompok diberi LKS mengenai aklmasi untuk didiskusikan bersama dengan kelompoknya
67
h.
Setiap kelompok dipilih satu siswa secara acak untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya
i.
Siswa beserta guru menyimpulkan hasil diskusi
j.
Guru melakukan Tanya jawab menyangkut materi yang telah dipelajari
k.
Guru memberikan reward terhadap hasil kerja kelompok
l.
Siswa mengerjakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar terhadap materi yang dipelajarinya
m.
Guru menutup pembelajaran dengan mengajak siswa bernyanyi bersama.
3.4.2.2.3. Observasi Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran. Aspek aspek yang diamati meliputi: a.
Melakukan pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual (dilakukan oleh observer)
b.
Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual (dilakukan oleh observer)
3.4.2.2.4. Refleksi Refleksi dilakukan pada akhir pembelajaran bersama dengan kolaborator, untuk membuat rencana kegiatan pertemuan berikutnya. Hal-hal yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Menganalisis keefektifan pelaksanaan pembelajaran PKn pada siklus 2 pertemuan 2.
68
b. Menelaah hasil penilaian proses dan hasil pembelajaran PKn siklus 2 pertemuan 2. c. Menemukan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran PKn pada siklus 2 pertemuan 2. d. Membuat perencanaan tindak lanjut jika ada, untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada pembelajaran PKn pada siklus 2 pertemuan 2.
3.5. DATA DAN CARA PENGUMPULAN DATA 3.5.1. Sumber Data 1)
Guru Sumber data guru berasal dari lembar observasi keterampilan guru dalam
pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual dari siklus pertama sampai siklus kedua. Data diambil dari observasi oleh bantuan kolaborator sebagai observer. 2)
Siswa Sumberdatasiswadiperolehdari lembar observasi aktivitas siswa pada
pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual yang diperoleh selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus kedua, hasil belajar siswa berupa hasil evaluasi. 3)
Data Dokumen Sumber data dokumen berasal dari data prasiklus, hasil pengamatan, catatan
lapangan selama proses pembalajaran, hasil video dan foto kegiatan pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual.
69
4)
Catatan Lapangan Sumber data yang berupa catatan lapangan berasal dari catatan selama proses
pembelajaran berupa keterampilan guru, akrivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual. 3.5.2. Jenis Data 3.5.2.1.Data Kuantitatif Data kuantitatif diwujudkan dengan data hasil belajar PKn yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran dari siklus 1 dan siklus 2. 3.5.2.2.Data Kualitatif Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan lembar pengamatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan catatan lapangan dalam pembelajaran PKn melalui model pembelajaran Quantum Teaching dengan media audio visual. 3.5.3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah melalui teknik tes dan non tes. 3.5.3.1. Teknik Tes Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa untuk mengukur tingkat pemahaman dan
70
penguasaanya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan pengajaran tertentu (Poerwanti, 2008:1.5). Menurut Arikunto (2010:150) tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunkana untuk mengukur kemampuan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur atau memberi angka terhadap pekerjaan siswa sebagai hasil belajar yang merupakan cermin tingkat penguasaan terhadap materi yang diajarkan dalam pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual. 3.5.3.2. Teknik Non Tes Teknik non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1)
Observasi Observasi adalah mengamati dengan suatu tujuan,dengan menggunakan
berbagai teknik untuk merekam atau memberi kode pada apa yang diamati (Poerwanti,2008:3.22). Dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan memusatkan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi mengobservasi dapat dilakukan
melalui
penglihatan,
pendengaran,
peraba,
dan
pengecap
(Arikunto,2010:156). Dalam
penelitian
ini
observasi
digunakan
untuk
menggambarkan
keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual.
71
2)
Dokumentasi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan lapangan, transkrip, buku, surat, notulen rapat, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010: 158). Dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa daftar kelompok siswa dan daftar nilai siswa. Dokumentasi yang digunakan untuk memberikan gambaran
secara
konkret
mengenai
kegiatan
kelompok
siswa
dan
menggambarkan suasana kelas ketika aktivitas belajar berlangsung digunakan dokumen berupa foto. 3)
Catatan Lapangan Catatan lapangan merupakan sumber informasi yang penting agar mudah
mencatat dan mengamati di dalam kelas. Catatan lapangn sifatnya ringkas dan teratur (Poerwanti, 2008:3.24 ). Dalam penelitian ini catatan lapangan berisi catatan guru mengenai hal-hal yang muncul selama pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan ini berfungsi untuk melengkapi dan memperkuat data dalam observasi dan digunakan sebagai masukan guru dalam melaksanakan refleksi.
72
3.6. TEKNIK ANALISIS DATA Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3.6.1. Data Kuantitatif Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa data hasil belajar kognitif dari tes evaluasi setiap siklus. Data tersebut akan dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan Penilaian Acuan Patokan(PAP) dengan sistem penilaian skala 100. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1)
Menentukan nilai berdasarkan proporsi N=
x 100 (Poerwanti, dkk 2008: 6.15)
Keterangan : N = Nilai B = Banyaknya butir yang dijawab benar (dalam bentuk pilihan ganda) atau jumlah skor jawaban benar pada tiap butir/item soal St= Skor teoritis (skor maksimal) 2)
Menentukan batas minimal nilai ketuntasan Nilai ketuntasan adalah nilai yang menggambarkan proporsi dan
kualifikasi penguasaan siswa terhadap kompetensi yang telah dikontrakkan dalam pembelajaran. Untuk menentukan batas minimal nilai ketuntasan belajar klasikal perserta didik dapat menggunakan pedoman yang ada. Depdiknas RI atau beberapa sekolah biasanya telah menetapkan batas minimal siswa dikatakan tuntas
73
menguasai kompetensi yang dikontrakkan (Poerwanti, dkk
2008:6.16). Pada
penelitian ini telah ditetapkan batas minimal nilai ketuntasan siswa yaitu 62. Hasil perhitungan kemudian dianalisis dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar yang dikelompokkan ke dalam kategori tuntas dan tidak tuntas dalam tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Minimal Kriteria Ketuntasan
Kualifikasi
≥ 62
Tuntas
< 62
Tidak Tuntas
(Sumber: KKM PKn SDN Tambakaji 05 Tahun Ajaran 2012/2013) 3)
Membuat tabel daftar distribusi frekuensi kelompok dengan langkahlangkah sebagai berikut (Herrhyanto 2008:2.11): a. Menentukan nilai rentang dengan rumus sebagai berikut: Rentang = Nilai Data Terbesar – Nilai Data terkecil
b. Menentukan banyak kelas yang digunakan Untuk menentukan banyak kelas dalam tabel distribusi frekuensi menggunakan “Aturan Sturges” dengan rumus sebagai berikut: K = 1 + (3,3) (log n)
Keterangan: K = banyak kelas interval n = banyak data
74
c. Menentukan panjang kelas dengan rumus sebagai berikut: P =
Keterangan: P = panjang kelas K = banyak kelas 4)
Menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal Menggunakan rumus sebagai berikut (Aqib, dkk 2010:41): % ketuntasan belajar klasikal =
x 100%
Keberhasilan belajar siswa berkisar antara 75 – 80 %, artinya siswa dikatakan berhasil apabila ia menguasai atau dapat mencapai sekitar 75 – 80 % dari tujuan yang harus dicapai (Sudjana 2009:8). Pada penelitian ini mengambil persentase ketuntasan belajar sebesar 75%. Apabila ketuntasan dapat mencapai 75%, maka ketuntasan belajar klasikal dinyatakan berhasil. 5)
Menghitung Rata-rata Hasil Belajar (Mean) dengan rumus sebagai berikut (Herrhyanto 2008:4.3): Mean =
:
jumlah frekuensi dikallikan dengan nilai tengah
:
jumlahfrekuensi
75
3.6.2. Data Kualitatif Data kualitatif diperoleh dari menganalisis lembar observasi keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual, serta hasil catatan lapangan yang dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif dan dipaparkan dalam kalimat yang dipisahpisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Menurut Poerwanti, dkk (2008:6.9) memaparkan cara pengolahan data skor aktivitas siswa dan keterampilan guru sebagai berikut: 1)
Menghitung skor terendah
2)
Menghitung skor tertinggi
3)
Mencari median dengan rumus
4)
Membagi rentang skor menjadi empat kategori (sangat baik, baik, cukup, kurang) dengan nilai median sebagai skor terendah dalam kategori cukup . maka rumus yang digunakan adalah (Herryanto ,2008:5.3) : T
= skor tertinggi
R
= skor terendah
N
= banyak skor = (T-R) + 1
Q2
= Median
Letak Q2 = (n+1) untuk data ganjil dan genap Q1
= kuartil pertama
Letak Q1 = (n+2) untuk data genap, atau
76
(n+1) untuk data ganjil
Q1
=
Q3
= kuartil ketiga
Letak Q3=
(3n+2) untuk data genap, atau
Q3
= (n+1) untuk data ganjil
Q4
= kuartil keempat = T
Nilai yang didapat dari lembar observasi kemudian dimasukkan kedalam tabel kriteria ketuntasan data kualitataif sebagai berikut: Tabel 3.2 Kriteria Data Kualitatif Interval Skor
Kualifikasi
Kriteria
Q3 ≤ skor ≤ T
Sangat Baik
Tuntas
Q2≤ skor ≤ Q3
Baik
Tuntas
Q1 ≤ skor ≤ Q2
Cukup
Tidak Tuntas
R ≤ skor ≤ Q1
Kurang
Tidak Tuntas
Dari perhitungan tersebut maka dibuat tabel kriteria data keterampilan guru dan aktivitas siswa sebagai berikut: (1) Kriteria penilaian keterampilan guru selama pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual. Keterangan Penilaian: Skor maksimal = 32 Skor minimal = 8 n = (32-8) + 1 = 25 Letak Q1 = (n+1)
Letak Q2= (n+1)
Letak Q3=
(n+1)
77
= (25+1) = 6,5
= (25+1)
=
= 13
nilai Q1 adalah 13,5
(25+1)
= 19,5
nilai Q2 adalah 20
nilai Q3 adalah 26,5
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Keterampilan Guru Jumlah Skor Semua indikator 26,5 ≤ skor ≤ 32
Skor Setiap Indikator 3,5 ≤ skor ≤ 4
Kriteria Ketuntasan Tuntas
Sangat Baik
20 ≤ skor < 26,5
2,5 ≤ skor < 3,5
Tuntas
Baik
13,5 ≤ skor < 20
1,6 ≤ skor < 2,5
Tidak Tuntas
Cukup
8 ≤ skor < 13,5
1 ≤ skor < 1,6
Tidak Tuntas
Kurang
Kategori
(2) Penilaian aktivitas siswa selama pembelajaran PKn melelui model Quantum Teaching dengan media audio visual Keterangan Penilaian: Skor maksimal = 36 Skor minimal = 9 n = (36-9) + 1 = 28 Letak Q1 = (n+2) = (28+1) = 7,5
Letak Q2= (n+1)
Letak Q3=
(3n+2)
= (28+1)
=
(86+1)
= 15
nilai Q1 adalah 16,5 nilai Q2 adalah 23
= 22,5 nilai Q3 adalah 30,5
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa Jumlah Skor Semua indikator 30,5 ≤ skor ≤ 36
Skor Setiap Indikator 3,5 ≤ skor ≤ 4
Kriteria Ketuntasan Tuntas
Sangat Baik
23 ≤ skor < 30,5
2,5 ≤ skor < 3,5
Tuntas
Baik
16,5 ≤ skor < 23
1,6 ≤ skor < 2,5
Tidak Tuntas
Cukup
Kategori
78
9 ≤ skor <16,5
1 ≤ skor < 1,6
Tidak Tuntas
Kurang
3.7. INDIKATOR KEBERHASILAN Pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Teaching dengan media audio visual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada siswa kelas VA SDN Tambakaji 05 Kota Semarang dengan indikator sebagai berikut: 1)
Keterampilan guru dalam pembelajaran PKn melalui penerapan model Quantum Teaching dengan media audio visual dapat meningkat dengan skor sekurang-kurangnya 20 dengan kategori baik.
2)
Aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn melalui penerapan model Quantum Teachingdengan media audio visual meningkat dengan skor sekurang-kurangnya 23 dengan kategori baik
3)
75% siswa kelas V A SDN Tambakaji 05 mengalami ketuntasan belajar individual sebesar ≥ 62 dalam pembelajaran PKn melalui penerapan model Quantum Teaching dengan media audio visual .
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SDN Tambakaji 05 Semarang dengan subyek
penelitian adalah peneliti sebagai pelaksana tindakan dan Siswa kelas V A sebanyak 20 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Pelaksanaan penelitian tindakan dilaksanakan dalam dua siklus, di mana setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan. Siklus 1 pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2013 dengan materi Memahami Keputusan Bersama. Siklus 1 pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2013 dengan materi Musyawarah untuk Mufakat. Siklus 2 Pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 31 Mei 2013 dengan materi Pemungutan Suara. Dan Siklus 2 Pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 4 Juni dengan materi Aklamasi. Pada setiap pertemuan dilaksanakan observasi terhadap keterampilan guru dan aktivitas siswa. Pada akhir pertemuan dilakukan evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa. Data yang diperoleh berdasarkan hasil observasi, tes evaluasi serta catatan lapangan. Berikut data hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan.
79
80
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Sebelum Dilaksanakan Tindakan No
Aspek
Hasil
1.
Nilai terendah
30
2.
Nilai tertinggi
80
3
Jumlah siswa tuntas
5
4.
Jumlah siswa tidak tuntas
15
5.
Persentase ketuntasan
25%
6.
Persentase ketidaktuntasan
75%
7.
Rata-rata
56,25
Kondisi awal sebelum dilakukan tindakan guru belum menerapkan model pembelajaran yang inovatif, serta penggunaan media yang belum optimal. Sehingga saat pembelajaran berlangsung siswa merasa bosan dalam mendengarkan penjelasan guru. Siswa cenderung pasif dalam pembelajaran, karena pembelajaran yang dilakukan belum mengaktifkan siswa. Media yang digunakan juga belum maksimal, sehingga siswa kurang memahami materi yang sedang dipelajari. Hal tersebut berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Rata-rata nilai ulangan harian siswa adalah 56,25 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 30. Hanya 5 siswa yang memperoleh nilai diatas KKM dan sisanya sebanyak 15 siswa memperoleh nilai dibawah KKM yaitu 62 dengan persentase ketuntasan sebesar 25%.
81
Gambar 4.1 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Sebelum Dilaksanakan Tindakan Dari diagram tersebut terlihat hanya 25% dari jumlah seluruh siswa yang dinyatakan tuntas. Sedangkan sisanya yaitu 75% siswa tidak tuntas karena belum memperoleh nilai diatas kriteria ketuntasan minimal yaitu 62. Berikut
dijelaskan secara terperinci hasil observasi selama proses
pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual pada siswa kelas V A SDN Tambakaji 05 kota Semarang yang akan dijadikan sebagai pengukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini. 4.1.1. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Pertemuan 1 4.1.1.1.
Deskripsi Hasil Observasi Keterampilan Guru Data keterampilan guru yang diperoleh dari hasil observasi oleh observer
selama pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual padapelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan 1 dapat dilihat pada tabel berikut.
82
Tabel 4.2 Hasil Observasi keterampilan guru Siklus 1 Pertemuan 1 Deskriptor yang tampak a b c d
No
Indikator
1.
Menumbuhkan minat belajar siswa Menayangkan media audio visual
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Menjelaskan materi dengan media audio visual Membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok Membimbing siswa dalam menyampaikan hasil diskusi Melaksanakan refleksi dalam proses pembelajaran Melaksanakan evaluasi pembelajaran Memberikan penguatan dan merayakan akhir pembelajaran Jumlah Skor
Skor
√
-
-
√
2
√
√
√
√
4
√
-
-
-
1
√
√
√
√
4
√
√
-
-
2
-
-
-
√
1
√
√
√
√
4
√
-
-
-
1
Kategori Cukup Sangat baik Kurang Sangat baik Cukup Kurang Sangat baik Kurang 19
Persentase
59%
Kategori
Cukup
Kriteria Penilaian : Jumlah Skor Semua indikator 26,5 ≤ skor ≤ 32
Skor Setiap Indikator 3,5 ≤ skor ≤ 4
Kriteria Ketuntasan Tuntas
Sangat Baik
20 ≤ skor < 26,5
2,5 ≤ skor < 3,5
Tuntas
Baik
13,5 ≤ skor < 20
1,6 ≤ skor < 2,5
Tidak Tuntas
Cukup
8 ≤ skor < 13,5
1 ≤ skor < 1,6
Tidak Tuntas
Kurang
Kategori
Dari tabel 4.2 perolehan skor keterampilan guru juga dapat dilihat dalam gambar 4.2
83
Gambar 4.2 Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus 1 Pertemuan 1 Pada tabel 4.2 dan diagram batang pada gambar 4.2 dapat diketahui bahwa hasil observasi keterampilan guru pada siklus 1 pertemuan 1 memperoleh skor 19 dengan kategori cukup. Secara lebih lanjut dapat dideskripsikan sebagai berikut: 4.1.1.1.1. Menumbuhkan minat belajar siswa Pada indikator menumbuhkan minat belajar siswa guru memperoleh skor 2 dengan kategori cukup berdasarkan indikator yang tampak, yaitu : (1) mempersiapkan media dan sumber belajar dan (2) menyampaikan tujuan pembelajaran. Dalam indikator ini guru belum melaksanakan Apersepsi yang relevan dengan materi dan belum bisa menarik perhatian siswa.
84
4.1.1.1.2. Menayangkan media audio visual Pada indikator menayangkan media audio visual guru memperoleh skor 4 yang artinya semua deskriptor tampak dalam pembelajaran, dengan kategori sangat baik yaitu: (1) isi dari media audio visual sesuai dengan materi yang diajarkan; (2) materi yang disampaikan melalui media audio visual sesuai dengan tujuan pembelajaran; (3) penggunaan media audio visual menarik perhatian siswa; (4) penggunaan media audio visual efektif (terkait dengan durasi penayangan media). 4.1.1.1.3. Menjelaskan materi dengan media audio visual Pada indikator menjelaskan materi dengan media audio visual guru hanya memperoleh skor 1 dengan kategori kurang berdasarkan indikator yang tampak, yaitu : (1) menjelaskan materi pelajaran sesuai indikator pembelajaran. Guru belum memberikan contoh dan mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata. Selain itu guru juga tidak melakukan pengecekan terhadap pemahaman siswa. 4.1.1.1.4. Membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok Pada indikator
membimbing siswa dalam berdiskusi kelompokguru
memperoleh skor 4 yang artinya semua deskriptor tampak dalam pembelajaran dengan kategori sangat baik yaitu (1) memberikan petunjuk dalam berkelompok; (2) membagi siswa dalam kelompok; (3) mengatur tempat duduk sesuai kelompok; dan (4) berkeliling membimbing kerja siswa. 4.1.1.1.5. Membimbing siswa dalam menyampaikan hasil diskusi
85
Pada indikator membimbing siswa dalam menyampaikan hasil diskusi guru memperoleh skor 2 dengan kategori cukup berdasarkan indikator yang tampak, yaitu : (1) mengawasi jalannya presentasi dan (2) memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Namun ketika terjadi perbedaan pendapat antar kelompok, guru tidak memberikan solusi untuk pemecahan masalahnya. Selain itu guru juga tidak menutup jalannya diskusi. 4.1.1.1.6. Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran Pada indikator melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran guru hanya memperoleh skor 1 dengan kategori kurang berdasarkan indikator yang tampak, yaitu : (1) menyimpulkan materi bersama siswa. Guru tidak bertanya kembali untuk mengecek pemahaman siswa dan memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, selain itu guru juga tidak melakukan pemantapan untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. 4.1.1.1.7. Melaksanakan evaluasi pembelajaran Pada indikator melaksanakan evaluasi pembelajaran guru memperoleh skor 4 yang artinya semua deskriptor tampak dalam pembelajaran, dengan kategori sangat baik yaitu (1) evaluasi sesuai dengan indikator pembelajaran; (2) melakukan penilaian proses dan hasil; (3) bentuk soal tes tertulis bervariasi; (4) menggunakan pedoman penilaian yang jelas. 4.1.1.1.8. Memberikan penguatan dan merayakan akhir pembelajaran Pada indikator memberikan penguatan dan merayakan akhir pembelajaran guru hanya memperoleh skor 1 dengan kategori kurang berdasarkan deskriptor yang
86
tampak, yaitu : (1) guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja kelompok. Guru hanya memberikan reward saja tanpa memberikan penguatan verbal dan gestural, selain itu guru tidak melakukan perayaan akhir pembelajaran.. Deskripsi data tersebut menjelaskan bahwa keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual pada siklus 1 pertemuan 1 memperoleh skor dengan jumlah 19 sehingga masuk ke dalam klasifikasi tidak tuntas dengan kategori cukup. 4.1.1.2.
Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa yang diperoleh dari hasil observasi oleh observer selama pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan Media audio visual padapelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan 1 dapat dilihat pada tabel berikut
87
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 1
No
Indikator
1.
Jumlah Siswa Mendapat Skor 1 2 3 4 0 10 9 1
Kesiapan siswa sebelum mengikuti pembelajaran 2. Memperhatikan dan 0 mengamati media audio visual yang ditampilkan guru 3. Memperhatikan 0 informasi yang disampaikan guru 4. Tertib dalam 0 pembentukan kelompok 5. Mempresentasikan 5 hasil kerja 6. Menanggapi hasil 0 kerja siswa lain 7. Menyimpulkan 17 materi yang telah dipelajari 8. Mengerjakan evaluasi 0 individu 9. Merayakan akhir 0 pembelajaran Jumlah Persentase Kriteria Penilaian:
Jumlah RataKategori Skor rata 51
2,55
Baik
6
14
0
54
2,7
Baik
8
9
3
55
2,75
Baik
9
10
1
52
2,6
Baik
12
3
0
38
1,9
Cukup
16
4
0
44
2,2
Cukup
3
0
0
23
1,15
Kurang
2
13
5
63
3,15
Baik
5
15
0
55
2,75
Baik
435
21,75 61%
Cukup
Jumlah Skor Semua indikator 30,5 ≤ skor ≤ 36
Skor Setiap Indikator 3,5 ≤ skor ≤ 4
Kriteria Ketuntasan Tuntas
Sangat Baik
23 ≤ skor < 30,5
2,5 ≤ skor < 3,5
Tuntas
Baik
16,5 ≤ skor < 23
1,6 ≤ skor < 2,5
Tidak Tuntas
Cukup
Kategori
88
9 ≤ skor <16,5
1 ≤ skor < 1,6
Tidak Tuntas
Kurang
Sesuai tabel 4.3 Dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada siklus 1 pertemuan 1 memperoleh jumlah skor 435 dari 20 siswa dengan rata-rata skor 21,75 dengan kategori cukup. Berikut digambarkan rata-rata pencapaian skor untuk setiap indikator dalam gambar 4.3
Gambar 4.3 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 1 Sesuai tabel 4.3 dan gambar 4.3 , berikut peneliti paparkan secara rinci deskripsi perolehan skor setiap indikator aktivitas siswa. 4.1.1.2.1. Kesiapan siswa mengikuti pembelajaran
89
Pada indikator kesiapan siswa mengikuti pembelajaran diperoleh rata-rata 2,55 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan 1 siswa memperoleh skor 4; 9 siswa memperoleh skor 3; dan 10 siswa memeperoleh skor 2. Sebagian besar siswa belum menyiapkan buku dan peralatan menulis, serta siswa kurang antusias dalam menanggapi pertanyaan guru dalam apersepsi. Sebagian besar deskriptor yang tampak hanya : (1) tidak terlambat masuk ke kelas; dan (2) tertib dan rapi di tempat duduk masing-masing. 4.1.1.2.2. Memperhatikan dan mengamati media audio visual yang ditampilkan guru Pada indikator memperhatikan dan mengamati media audio visual yang ditampilkan guru diperoleh skor rata-rata 2,7 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan 14 siswa memperoleh skor 3; dan 6 siswa memperoleh skor 2. Sebagian besar siswa telah menampakkan 3 deskriptor antara lain: (1) siswa tenang tidak berbicara sendiri); (2) siswa tampak memperhatikan terhadap media yang ditayangkan; dan (3) mencatat materi penting yang ditampilkan melalui media audio visual. Meskipun begitu masih ada satu deskriptor yang tidak tampak yaitu tidak ada satupun siswa yang mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang ditayangkan dalam media audio visual. 4.1.1.2.3. Memperhatikan informasi yang disampaikan guru Pada indikator memperhatikan informasi yang disampaikan guru diperoleh skor rata-rata 2,75 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan 3 siswa memperoleh skor 4; 9 siswa memperoleh skor 3; dan 8 siswa memperoleh skor 2.
90
Sebagian besar siswa tidak mencatat poin-poin penting yang disampaikan oleh guru. Sebagian besar deskriptor yang tampak yaitu: (1) siswa mendengarkan penjelaan guru (tidak berbicara sendiri); (2) siswa menanggapi penjelasan yang disampaikan guru (bertanya atau menjawab pertanyaanyang diajukan guru); dan (3) siswa tenang saat mendengarkan penjelasan guru. 4.1.1.2.4. Tertib dalam pembentukan kelompok Pada indikator tertib dalam pembentukan kelompok diperolleh skor rata-rata 2,6 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan 1 siswa memperoleh skor 4; 10 siswa memperoleh skor 3; dan 9 siswa memperoleh skor 2. Sebagian besar siswa kurang memperhatikan penjelasan guru dalam pembentukan kelompok yang sehingga sebagian besar siswa tidak melakukan sesuai pentunjuk yang di perintahkan oleh guru. Deskriptor yang tampak antara lain: (1) tenang saat pembentukan kelompok; dan (2) duduk berkelompok dengan tertib. 4.1.1.2.5. Mempresentasikan hasil kerja Pada indikator mempresentasikan hasil kerja diperoleh skor 1,9 dengan kategori cukup. Hal ini ditunjukkan dengan 3 siswa memperoleh skor 3; 12 siswa memperoleh skor 2; dan 5 siswa memperoleh skor 1. Dalam mempresentasikan hasil kerjanya siswa cenderung kurang komunikatif. Deskriptor yang tampak antara lain: (1) suara jelas; dan (2) berani atau percaya diri. 4.1.1.2.6. Menanggapi hasil kerja siswa lain Pada indikator menanggapi hasil kerja diperoleh skor 2,2 dengan kategori cukup. Hal ini ditunjukkan dengan 4 siswa memperoleh skor 3; dan 16 siswa
91
memperoleh skor 2. Dalam menanggapi hasil kerja kelompok lain siswa masih terlihat ragu-ragu dan masih kurang memberi masukan terhadap hasil kerja siswa yang lain. Deskriptor yang muncul antara lain: (1) memperhatikan hasil kerja siswa lain; dan (2) menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 4.1.1.2.7. Menyimpulkan materi yang telah dipelajari Pada indikator menyimpulkan materi yang telah dipelajari diperoleh skor 1,15 dengan kategori kurang. Hal ini ditunjukkan dengan 3 siswa memperoleh skor 3; dan 17 siswa memperoleh skor 1. Sebagian besar siswa kurang antusias dalam menyimpulkan materi pelajaran, siswa tidak mancatat kembali dan memberikan contoh dari hasil kesimpulan. Deskriptor yang sering tampak adalah: (1) memberikan kesimpulan sesuai dengan materi. 4.1.1.2.8. Mengerjakan evaluasi individu Pada indikator mengerjakan evaluasi individu diperoleh skor 3,15 dengan kategori sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan 5 siswa memperoleh skor 4; 13 siswa memperoleh skor 3; dan 2 siswa memperoleh skor 2. Sebagian besar siswa belum bisa mengerjakan soal sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan guru. Deskriptor yang sering tampak antara lain: (1) mengerjakan soal evaluasi tanpa mencontek jawaban teman; (2) tenang dan tertib saat mengerjakan soal dan (3) mengerjakan soal sesuai petunjuk guru. 4.1.1.2.9. Merayakan akhir pembelajaran Pada indikator merayakan akhir pembelajaran diperoleh skor 2,75 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan 15 siswa memperoleh skor 3; dan 5 siswa
92
memperoleh skor 2. Walaupun sebagian besar siswa tampak bersemangat namun siswa cenderung kurang tertib dengan sesekali menggedor-gedor meja. Deskriptor yang sering tampak antara lain: (1) siswa tampak senang dan bersemangat, dan (2) ikut bertepuk tangan. Deskripsi data tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn menggunakan model Quantum teaching dengan media audio visual pada siklus 1 pertemuan 1 memperoleh skor 21,75 dengan kategori cukup dan diklasifikasikan tidak tuntas. 4.1.1.3.
Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa pada siklus 1 pertemuan 1 diperoleh dari hasil pengamatan
selama pembelajaranan dan kegiatan evaluasi pada akhir pembelajaran. 1)
Hasil belajar afektif Dari pengamatan hasil belajar afektif siswa
siklus 1 pertemuan 1 pada
pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual diperoleh data pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.4 Hasil Belajar Afektif Siklus 1 Pertemuan 1 Jumlah siswa yang Jumlah mendapat skor Indikator Skor 0 1 2 3
Ratarata
1.
Teliti
0
0
15
5
45
2,25
2.
Berani
16
4
0
0
4
0,2
3.
Disiplin
0
5
8
7
42
2,1
4.
Bekerjasama
0
6
6
8
42
2,1
No
93
Jumlah
133
Rata-rata
6,65
Kategori
Baik
Ranah afektif yang dinilai dalam penelitian ini adalah disiplin, teliti, berani dan bekerjasama. Pada siklus 1 pertemuan 1 diperoleh hasil belajar afektif siswa dengan jumlah skor 133 dan rata-rata 6,65 dengan kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa dalam pembelajaran PKn siswa dapat mulai dilatih dalam menanamkan sikap sesuai dengan katakter yang diharapkan agar tujuan pembelajaran afektif dapat tercapai. 2) Hasil belajar psikomotorik Hasil belajar psikomotorik siswa diperoleh dari indikator mempresentasikan hasil kerja. Dari hasil analisis pada indikator mempresentasikan hasil kerja pada sisklus 1 pertemuan 1 diperoleh skor 1,9 dengan kategori cukup. Hal ini ditunjukkan dengan 3 siswa memperoleh skor 3; 12 siswa memperoleh skor 2; dan 5 siswa memperoleh skor 1. Dalam mempresentasikan hasil kerjanya sebagian besar siswa sudah berani dan percaya diri dan menggunakan suara yang jelas, tetapi siswa cenderung kurang komunikatif dan tidak ada yang menanggapi pertanyaan dari kelompok lain . 3) Hasil belajar kognitif Dari penilaian evaluasi siklus 1 pertemuan 1 pada pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual diperoleh data pada tabel sebagai berikut.
94
Tabel 4.5 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Tes Evaluasi Siklus 1 Pertemuan 1 Interval Nilai 25-35 36-46 47-57 58-68 69-79 80-90 Jumlah Nilai terendah Nilai tertinggi Jumlah siswa tuntas Jumlah siswa tidak tuntas Peresentase ketuntasan Persentase ketidaktuntasan Rata-rata
Frekuensi 2 1 4 2 6 5 20
Persentase 10% 5% 20% 10% 30% 25% 100% 25 90 11 9 55% 45% 64,75
Ketuntasan Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
Pada tabel 4.5 , dalam interval kelas 58-68 semua siswa mendapat nilai dibawah 62 (KKM=62) sehingga semua siswa dalam interval tersebut tidak tuntas belajar. Untuk lebih jelasnya analisis hasil evaluasi pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual pada siklus 1 pertemuan 1 dapat dilihat pada diagram berikut ini.
95
Gambar 4.4 Diagram Analisis Hasil Evaluasi Siswa Siklus 1 Pertemuan 1 Berdasarkan diagram 4.4 dan tabel 4.5 , dapat diketahui bahwa rata-rata hasil belajar secara klasikal mata pelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual pada siklus 1 pertemuan 1 memperoleh nilai 64,75 (lebih dari nilai KKM yaitu 62), nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 25, sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh adalah 90. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa (55%) dan yang tidak tuntas sebanyak 9 siswa (45%). Jadi hasil belajar siswa pada siklus 1 pertemuan 1 dapat dikatakan belum tuntas karena belum mencapai 75%. 4.1.1.4.
Paparan Catatan lapangan Catatan lapangan berisi tentang segala kegiatan yang terjadi selama proses
pembelajaran atau suatu gambaran rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama proses pembelajaran baik oleh guru ataupun siswa. Pada siklus 1 pertemuan I catatan lapangan yang ditulis oleh teman sejawat menjelaskan mengenai kegiatan pendahuluan, inti, dan kegiatan akhir pembelajaran. Pada kegiatan pendahuluan guru belum melaksanakan apersepsi yang relevan dengan materi sehingga siswa kurang tertarik menanggapi apersepsi yang dilakukan guru. Pada saat menjelaskan materi
96
guru belum terlalu menguasai materi dan guru tidak memberikan jalan keluar ketika terjadi perbedaan diantara kelompok. Selain itu sebagian besar siswa masih ragu-ragu dalam mengutarakan pendapatnya maupun mengajukan pertanyaan seputar materi. 4.1.1.5.
Refleksi Sesuai analisis hasil penelitan siklus 1 pertemuan 1, diperoleh data hasil
observasi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual. Refleksi ini dilaksanakan oleh peneliti bersama kolaborator untuk menganalisis kendala-kendala yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran. Kendala-kendala tersebut dianalisis sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus 1 pertemuan 2. Adapun hasil refleksi tersebut antara lain sebagai berikut: 4.1.1.5.1. Keterampilan Guru Hasil observasi pada Siklus 1 pertemuan 1 menunjukkan bahwa keterampilan guru memperoleh skor 19 dengan kategori cukup. Namun, ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki diantaranya sebagai berikut: a. Dalam apersepsi guru belum melaksanakan apersepsi yang relevan dengan materi dan guru tidak menggunakan media untuk menarik perhatian siswa. b. Guru kurang menguasai materi sehingga dalam penyampaiannya guru masih sering melihat ke buku pegangan. c. Dalam diskusi ketika terjadi perbedaan pendapat antar kelompok guru tidak memberikan jalan keluar. Selain itu guru juga tidak menutup akhir diskusi.
97
d. Dalam melakukan refleksi guru tidak bertanya kembali untuk mengecek pemahaman siswa dan memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, selain itu guru juga tidak melakukan pemantapan dengan memberikan pertanyaan seputar materi untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. e. Dalam
merayakan akhir pembelajaran guru tidak mengajak siswa untuk
menyanyikan yel-yel kelas.
4.1.1.5.2. Aktivitas Siswa Hasil observasi pada Siklus 1 pertemuan 1 menunjukkan bahwa aktivitas siswa memperoleh skor 21,75 dengan kategori cukup. Namun, ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki diantaranya sebagai berikut: a. Siswa terlihat kurang antusias dalam memperhatikan dan menanggapi apersepsi yang dilakukan oleh guru. b. Siswa belum berani mengajukan pertanyaan terhadap materi yang belum diketahui c. Siswa kurang komunikatif dalam menyampaikan hasil diskusinya, selain itu siswa juga belum berani menanggapi hasil kerja kelompok lainnya d. Siswa kurang antusias dalam menyimpulkan materi pelajaran e. Dalam merayakan akhir pembelajaran siswa masih kurang tertib. 4.1.1.5.3. Hasil Belajar
98
Hasil belajar siswa dari tes evaluasi pada siklus 1 pertemuan 1 memperoleh ketuntasan klasikal sebesar 55% yaitu 11 siswa tuntas dan persentase ketidaktuntasan 45% yaitu 9 siswa tidak tuntas dalam belajar. Hasil belajar klasikal belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan dalam indikator keberhasilan yaitu 75%. 4.1.1.6.
Revisi Sesuai temuan permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1
pertemuan 1 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual masih diperlukan adanya perbaikan atau revisi untuk melanjutkan penelitian ke siklus 1 pertemuan 2. Hal ini dikarenakan indikator keberhasilan belum tercapai secara menyeluruh. Adapun perbaikan untuk siklus 1 pertemuan 2 adalah sebagai berikut: 4.1.1.6.1. Keterampilan Guru Perbaikan yang harus dilakukan untuk mningkatkan keterampilan guru pada pertemuan berikutnya adalah: a. Guru melaksanakan apersepsi yang lebih relevan dengan materi dan menggunakan media audio visual untuk menarik perhatian siswa. b. Guru harus menyiapkan materi yang akan disampaikan kepada sehingga ketika menjelaskan materi guru sudah menguasai materi tersebut. c. Guru memberikan jalan keluar ketika terjadi perbedaan pendapat diantara siswa. d. Guru bertanya kembali untuk mengecek pemahaman siswa dan memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, melakukan pemantapan dengan memberikan
99
pertanyaan seputar materi untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran e. Mengajak siswa menyanyikan lagu yel-yel kelas ketika pembelajaran berakhir 4.1.1.6.2. Aktivitas siswa a. Guru memanfaatkan media audio visual agar siswa antusias terhadap pembelajaran. b.
Guru mengajak siswa untuk menanyakan materi yang belum diketahui
c. Siswa diberikan contoh cara penyampaian hasil diskusi yang baik. d. Guru mengajak siswa bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran. e. Guru menegur siswa yang kurang tertib dalam merayakan akhir pembelajaran. 4.1.1.6.3. Hasil belajar Perbaikan yang harus dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah
dengan
meningkatkan
ketuntasan
belajar
sesuai
dengan
indikator
pembelajaran dengan memperbaiaki pembelajaran pada siklus 1 pertemuan 1 secara keseluruhan. 4.1.2. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Pertemuan 2 4.1.2.1.
Deskripsi Hasil Observasi Keterampilan Guru Data keterampilan guru yang diperoleh dari hasil observasi oleh observer
selama pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan Media audio visual padapelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan 2 dapat dilihat pada tabel berikut.
100
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Tabel 4.6 Hasil Observasi keterampilan guru Siklus 1 Pertemuan 2 Deskriptor yang tampak No Indikator Skor Kategori A b c d Menumbuhkan minat belajar 3 Baik √ √ √ siswa Menayangkan media audio 4 Sangat √ √ √ √ visual baik Menjelaskan materi dengan 1 Kurang √ media audio visual Membimbing siswa dalam 4 Sangat √ √ √ √ berdiskusi kelompok baik Membimbing siswa dalam 2 Cukup √ √ menyampaikan hasil diskusi Melaksanakan refleksi dalam 2 Cukup √ √ proses pembelajaran Melaksanakan evaluasi 4 Sangat √ √ √ √ pembelajaran baik Memberikan penguatan dan 2 cukup merayakan akhir √ √ pembelajaran Jumlah Skor 22 Persentase 68,75% Kategori Baik
Kriteria Penilaian : Jumlah Skor Semua
Skor Setiap
Kriteria
indikator
Indikator
Ketuntasan
26,5 ≤ skor ≤ 32
3,5 ≤ skor ≤ 4
Tuntas
Sangat Baik
20 ≤ skor < 26,5
2,5 ≤ skor < 3,5
Tuntas
Baik
13,5 ≤ skor < 20
1,6 ≤ skor < 2,5
Tidak Tuntas
Cukup
8 ≤ skor < 13,5
1 ≤ skor < 1,6
Tidak Tuntas
Kurang
Kategori
Dari tabel 4.4 perolehan skor keterampilan guru juga dapat dilihat dalam gambar 4.4
101
Gambar 4.5 Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus 1 Pertemuan 2 Pada tabel 4.6 dan diagram batang pada gambar 4.5 dapat diketahui bahwa hasil observasi keterampilan guru pada siklus 1 pertemuan 2 memperoleh skor 22 dengan kategori baik. Secara lebih lanjut dapat dideskripsikan sebagai berikut: 4.1.2.1.1. Menumbuhkan minat belajar siswa Pada indikator menumbuhkan minat belajar siswaguru memperoleh skor 3 dengan kategori baik berdasarkan indikator yang tampak, yaitu : (1) mempersiapkan media dan sumber belajar; (2) memberikan motivasi awal; dan (3) menyampaikan tujuan pembelajaran. Dalam indikator ini guru sudah melaksanakan Apersepsi tetapi belum relevan dengan materi dan belum menarik perhatian siswa. Terdapat peningkatan 1 skor dibanding siklus 1 pertemuan 1.
102
4.1.2.1.2. Menayangkan media audio visual Pada indikator menayangkan media audiovisual guru memperoleh skor 4 yang artinya semua deskriptor tampak dalam pembelajaran, dengan kategori sangat baik yaitu: (1) isi dari media audio visual sesuai dengan materi yang diajarkan; (2) materi yang disampaikan melalui media audio visual sesuai dengan tujuan pembelajaran; (3) penggunaan media audio visual menarik perhatian siswa; (4) penggunaan media audio visual efektif (terkait dengan durasi penayangan media). 4.1.2.1.3. Menjelaskankan materi dengan media audio visual Pada indikator menjelaskan materi dengan media audio visual, guru hanya memperoleh skor 1 dengan kategori kurang berdasarkan indikator yang tampak, yaitu : (1) menjelaskan materi pelajaran sesuai indikator pembelajaran. Guru belum memberikan contoh dan mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata. Selain itu guru juga tidak melakukan pengecekan terhadap pemahaman siswa 4.1.2.1.4. Membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok Pada indikator membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok guru memperoleh skor 4 yang artinya semua deskriptor tampak dalam pembelajaran, dengan kategori sangat baik yaitu (1) memberikan petunjuk dalam berkeompok;(2) membagi siswa dalam kelompok; (3) mengatur tempat duduk sesuai kelompok; (4) berkeliling membimbing kerja siswa. 4.1.2.1.5. Membimbing siswa dalam menyampaikan hasil diskusi
103
Pada indikator membimbing siswa dalam menyampaikan hasil diskusi guru memperoleh skor 2 dengan kategori cukup berdasarkan indikator yang tampak, yaitu : (1) mengawasi jalannya presentasi; dan (2) memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Namun ketika terjadi perbedaan pendapat antar kelompok, guru tidak memberikan solusi untuk pemecahan masalahnya. Selain itu guru juga tidak menutup jalannya diskusi. 4.1.2.1.6. Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran Pada indikator melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran guru memperoleh skor 2 dengan kategori cukup berdasarkan indikator yang tampak, yaitu : (1) guru bertanya kembali tentang permasalahan awal pembelajaran; dan (2) menyimpulkan materi bersama siswa. Saat melaksanakan refleksi guru belum memantapkan pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran dan tidak
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum diketahui. 4.1.2.1.7. Melaksanakan evaluasi pembelajaran Pada indikator melaksanakan evaluasi pembelajaran guru memperoleh skor 4 yang artinya semua deskriptor tampak dalam pembelajaran dengan kategori sangat baik yaitu: (1) evaluasi sesuai dengan indikator pembelajaran; (2) melakukan penilaian proses dan hasil; (3) bentuk soal tes tertulis bervariasi; (4) menggunakan pedoman penilaian yang jelas. 4.1.2.1.8. Memberikan penguatan dan merayakan akhir pembelajaran
104
Pada indikator memberikan penguatan dan merayakan akhir pembelajaran guru memperoleh skor 2 dengan kategori baik berdasarkan indikator yang tampak, yaitu : (1) guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja kelompok; dan (2) menggunakan penguatan gestural. Meskipun guru sudah menggunakan penguatan gestural namun guru tidak melakukan penguatan verbal terhadap kelompok yang menyajikan hasil diskusi dengan baik. Terdapat peningkatan 1 skor dibanding siklus 1 pertemuan 1. Deskripsi data tersebut menjelaskan bahwa keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual pada siklus 1 pertemuan 2 memperoleh skor dengan jumlah 22 sehingga dapat dikualifikasikan tuntas dengan ketegori baik. 4.1.2.2.
Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Data aktivitas siswa yang diperoleh dari hasil observasi oleh observer selama
pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan Media audio visual padapelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan 2 dapat dilihat pada tabel berikut
105
Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 2 No 1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Indikator
Jumlah Siswa Mendapat Skor 1 2 3 4 0 7 10 3
Kesiapan siswa sebelum mengikuti pembelajaran Memperhatikan dan 0 mengamati media audio visual yang ditampilkan guru Memperhatikan 0 informasi yang disampaikan guru Tertib dalam 0 pembentukan kelompok Mempresentasikan 2 hasil kerja Menanggapi hasil 0 kerja siswa lain Menyimpulkan 10 materi yang telah dipelajari Mengerjakan evaluasi 0 individu Merayakan akhir 0 pembelajaran Jumlah Persentase
Jumlah RataKategori Skor rata 56
2,8
Baik
4
15
1
56
2,8
Baik
6
9
5
55
2,75
Baik
5
10
5
60
3,0
Baik
12
6
0
44
2,2
Cukup
15
5
0
45
2,25
Cukup
5
5
0
35
1,75
Cukup
3
7
10
67
3,35
Baik
5
15
0
55
2,75
Baik
473
23,65 66%
Baik
Kriteria Penilaian: Jumlah Skor Semua indikator 30,5 ≤ skor ≤ 36
Skor Setiap Indikator 3,5 ≤ skor ≤ 4
Kriteria Ketuntasan Tuntas
Sangat Baik
23 ≤ skor < 30,5
2,5 ≤ skor < 3,5
Tuntas
Baik
Kategori
106
16,5 ≤ skor < 23
1,6 ≤ skor < 2,5
Tidak Tuntas
Cukup
9 ≤ skor <16,5
1 ≤ skor < 1,6
Tidak Tuntas
Kurang
Sesuai tabel 4.7 Dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada siklus 1 pertemuan 2 memperoleh jumlah skor 473 dari 20 siswa dengan rata-rata skor 23,65 dengan kategori baik. Berikut digambarkan rata-rata pencapaian skor untuk setiap indikator dalam gambar 4.6
Gambar 4.6 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 2 Sesuai tabel 4.7 dan gambar 4.6 , berikut peneliti paparkan secara rinci deskripsi perolehan skor setiap indikator aktivitas siswa. 4.1.2.2.1. Kesiapan siswa mengikuti pembelajaran
107
Pada indikator kesiapan siswa mengikuti pembelajaran diperoleh rata-rata 2,8 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan 3 siswa memperoleh skor 4; 10 siswa memperoleh skor 3; dan 7 siswa memeperoleh skor 2. Sebagian besar siswa masih kurang antusias dalam menanggapi pertanyaan guru dalam apersepsi. Sebagian besar deskriptor yang tampak yaitu: (1) tidak terlambat masuk ke kelas; (2) tertib dan rapi di tempat duduk masing-masing; dan (3) buku dan peralatan menulis lengkap. Terdapat peningkatan skor 0,25 dibandingkan dengan siklus 1 pertemuan 1. 4.1.2.2.2. Memperhatikan dan mengamati media audio visual yang ditampilkan guru Pada indikator memperhatikan dan mengamati media audio visual yang ditampilkan guru diperoleh skor rata-rata 2,8 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan1 siswa memperoleh skor 4; 15 siswa memperoleh skor 3; dan 4 siswa memperoleh skor 2. Sebagian besar siswa telah menampakkan 3 deskriptor antara lain: (1) siswa tenang (tidak berbicara sendiri); (2) siswa tampak memperhatikan terhadap media yang ditayangkan; dan (3) mencatat materi penting yang ditampilkan melalui media audio visual. Meskipun demikian masih ada satu deskriptor yang belum tampak yaitu siswa mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang ditayangkan dalam media audio visual. Terdapat peningkatan skor 0,1 dibandingkan dengan siklus 1 pertemuan 1 4.1.2.2.3. Memperhatikan informasi yang disampaikan guru Pada indikator memperhatikan informasi yang disampaikan guru diperoleh skor rata-rata 2,75 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan 4 siswa
108
memperoleh skor 4; 9 siswa memperoleh skor 3; dan 7 siswa memperoleh skor 2. Sebagian besar siswa tidak mencatat poin-poin penting yang disampaikan oleh guru. Sebagian besar deskriptor yang tampak yaitu: (1) siswa mendengarkan penjelasan guru (tidak berbicara sendiri); (2) siswa menanggapi penjelasan yang disampaikan guru (bertanya atau menjawab pertanyaanyang diajukan guru); dan (3) siswa tenang saat mendengarkan penjelasan guru. 4.1.2.2.4. Tertib dalam pembentukan kelompok Pada indikator tertib dalam pembentukan kelompok diperoleh skor rata-rata 3,0 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan 5 siswa memperoleh skor 4; 10 siswa memperoleh skor 3; dan 5 siswa memperoleh skor 2. Sebagian besar siswa tidak melakukan pentunjuk yang di perintahkan oleh guru. Deskriptor yang tampak antara lain: (1) tenang saat pembentukan kelompok; dan (2) memperhatikan penjelasan guru dalam pembentukan kelompok; dan (3) duduk berkelompok dengan tertib. Terdapat peningkatan skor 0,5 dibandingkan dengan siklus 1 pertemuan 1. 4.1.2.2.5. Mempresentasikan hasil kerja Pada indikator mempresentasikan hasil kerja diperoleh skor 2,2 dengan kategori cukup. Hal ini ditunjukkan dengan 6 siswa memperoleh skor 3; 12 siswa memperoleh skor 2; dan 25 siswa memperoleh skor 1. Dalam mempresentasikan hasil kerjanya siswa cenderung kurang komunikatif sehingga tidak ada satupun siswa yang menanggapi hasil kerja kelompok lainnya. Deskriptor yang tampak antara lain: (1) suara jelas; dan (2) berani atau percaya diri. Terdapat peningkatan skor 0,3 dibandingkan dengan siklus 1 pertemuan 1.
109
4.1.2.2.6. Menanggapi hasil kerja siswa lain Pada indikator menanggapi hasil kerja diperoleh skor 2,25 dengan kategori cukup. Hal ini ditunjukkan dengan 5 siswa memperoleh skor 3; dan 15 siswa memperoleh skor 2. Dalam menanggapi hasil kerja kelompok lain siswa masih terlihat ragu-ragu dan masih kurang member masukan terhadap hasil kerja siswa yang lain. Deskriptor yang muncul antara lain: (1) memperhatikan hasil kerja siswa lain; dan (2) menggunakan bahasa yang santun. Terdapat peningkatan skor 0,05 dibandingkan dengan siklus 1 pertemuan 1. 4.1.2.2.7. Menyimpulkan materi yang telah dipelajari Pada indikator menyimpulkan materi yang telah dipelajari diperoleh skor 1,75 dengan kategori cukup. Hal ini ditunjukkan dengan 5 siswa memperoleh skor 3;5 siswa memperoleh skor 2; dan 10 siswa memperoleh skor 1. Sebagian besar siswa kurang antusias dalam menyimpulkan materi pelajaran, siswa tidak mancatat kembali dan memberikan contoh dari hasil kesimpulan. Deskriptor yang sering tampak antara lain: (1) memberikan kesimpilan sesuai dengan materi. Terdapat peningkatan skor 0,6 dibandingkan dengan siklus 1 pertemuan 1 4.1.2.2.8. Mengerjakan evaluasi individu Pada indikator mengerjakan evaluasi individu diperoleh skor 3,35 dengan kategori sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan 10 siswa memperoleh skor 4; 7 siswa memperoleh skor 3; dan 3 siswa memperoleh skor 2. Sebagian besar siswa
110
belum bisa mengerjakan soal sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan guru. Deskriptor yang sering tampak antara lain: (1) mengerjakan soal evaluasi tanpa mencontek jawaban teman; (2) tenang dan tertib saat mengerjakan soal dan (3) mengerjakan soal sesuai petunjuk guru. Terdapat peningkatan skor 0,2 dibandingkan dengan siklus 1 pertemuan 1 4.1.2.2.9. Merayakan akhir pembelajaran Pada indikator merayakan akhir pembelajaran diperoleh skor 2,75 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan 15 siswa memperoleh skor 3; dan 5 siswa memperoleh skor 5. Walaupun sebagian besar siswa tampak bersemangat namun siswa cenderung kurang tertib dengan sesekali menggedor-gedor meja. Deskriptor yang sering tampak antara lain: (1) siswa tampak senang dan bersemangat, dan (2) ikut bertepuk tangan. Deskripsi data tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn menggunakan model Quantum teaching dengan media audio visual pada siklus 1 pertemuan 2 memperoleh jumlah skor 473 dengan skor rata-rata 23,65 dengan kategori baik dan diklasifikasikan tuntas. 4.1.2.3.
Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa pada siklus 1 pertemuan 2 diperoleh dari hasil pengamatan
selama pembelajaranan dan kegiatan evaluasi pada akhir pembelajaran. 1)
Hasil belajar afektif
111
Dari pengamatan hasil belajar afektif siswa
siklus 1 pertemuan 2 pada
pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual diperoleh data pada tabel sebagai berikut.
No
Tabel 4.8 Hasil Belajar Afektif Siklus 1 Pertemuan 2 Jumlah siswa yang Jumlah mendapat skor Indikator Skor 0 1 2 3
Ratarata
1.
Teliti
0
0
12
8
48
2,4
2.
Berani
14
4
2
0
8
0,4
3.
Disiplin
0
2
11
7
45
2,25
4.
Bekerjasama
0
4
8
8
44
2,2
Jumlah
145
Rata-rata
7,25
Kategori
Baik
Ranah afektif yang dinilai dalam penelitian ini adalah disiplin, teliti, berani dan bekerjasama. Pada siklus 1 pertemuan 2 diperoleh hasil belajar afektif siswa dengan jumlah skor 145 dan rata-rata 7,25 dengan kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan skor rata-rata hasil belajar afektif dalam pembelajaran PKndari pertemuan sebelumnya yaitu 0,6. 2)
Hasil belajar psikomotorik
112
Hasil belajar psikomotorik siswa diperoleh dari indikator mempresentasikan hasil kerja. Dari hasil analisis pada indikator mempresentasikan hasil kerja pada siklus 1 pertemuan 2 diperoleh skor 2,2 dengan kategori cukup. Hal ini ditunjukkan dengan 6 siswa memperoleh skor 3; 12 siswa memperoleh skor 2; dan 25 siswa memperoleh skor 1. Dalam mempresentasikan hasil kerjanya siswa cenderung kurang komunikatif sehingga tidak ada satupun siswa yang menanggapi hasil kerja kelompok lainnya. Namun dalam mempresentasikan hasil kerjanya sebagian besar siswa sudah berani dan percaya diri dan menggunakan suara yang jelas . Terdapat peningkatan skor 0,3 dibandingkan dengan siklus 1 pertemuan 1. 3)
Hasil belajar kognitif Dari penilaian evaluasi siklus 1 pertemuan 2 pada pembelajaran PKn melalui
model Quantum Teaching dengan media audio visual diperoleh data pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Evaluasi Siklus 1 Pertemuan 2 Interval Nilai
Frekuensi
Persentase
Ketuntasan
30-40
3
15%
Tidak Tuntas
41-51
3
15%
Tidak Tuntas
52-62
1
5%
Tidak Tuntas
63-73
5
25%
Tidak Tuntas
74-84
4
20%
Tuntas
85-95
4
20%
Tuntas
Jumlah
20
100%
Nilai terendah
30
113
Nilai tertinggi
95
Jumlah siswa tuntas
13
Jumlah siswa tidak tuntas
7
Peresentase ketuntasan
65%
Persentase ketidaktuntasan
35%
Rata-rata
66
Pada tabel 4.9 , terdapat 1 siswa yang masuk kedalam interval 52-62. Siswa tersebut memeperoleh nilai di bawah KKM (KKM=62) sehingga siswa dalam interval tersebut dinyatakan tidak tuntas belajar. Untuk lebih jelasnya analisis hasil evaluasi pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual pada siklus 1 pertemuan 2 dapat dilihat pada diagram berikut ini.
Gambar 4.7 Diagram Analisis Hasil Evaluasi Siswa Siklus 1 Pertemuan 2 Berdasarkan diagram 4.7 dan tabel 4.9 , dapat diketahui bahwa rata-rata hasil belajar secara klasikal mata pelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan
114
media audio visual memperoleh nilai 66 (lebih dari nilai KKM yaitu 62), nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 30, sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh adalah 95. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 13 siswa (65%) dan yang tidak tuntas sebanyak 7 siswa (35%). Jadi hasil belajar pada siklus 1 pertemuan 2 dapat dikatakan belum tuntas karena belum mencapai 75%.
4.1.2.4.
Paparan Catatan Lapangan Catatan lapangan berisi tentang segala kegiatan yang terjadi selama proses
pembelajaran atau suatu gambaran rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama proses pembelajaran baik oleh guru ataupun siswa. Pada siklus 1 pertemuan 2 catatan lapangan yang ditulis oleh kolaborator menjelaskan mengenai kegiatan pendahuluan, inti, dan kegiatan akhir pembelajaran. Pada kegiatan pendahuluan guru masih belum melaksanakan apersepsi yang relevan dengan materi. Pada saat menjelaskan materi guru sudah menguasai materi namun belum bisa mengaitkannya dengan kehidupan nyata dan guru tidak memberikan jalan keluar ketika terjadi perbedaan diantara kelompok. Selain itu sebagian besar siswa tidak mencatat kembali poin-poin penting dari hasil kesimpulan yang dilakukan. 4.1.2.5.
Refleksi Sesuai analisis hasil penelitan siklus 1 pertemuan 2, diperoleh data hasil
observasi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual. Refleksi ini dilaksanakan oleh peneliti bersama kolaborator untuk menganalisis
115
kendala-kendala yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran. Kendala-kendala tersebut dianalisis sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus 2 pertemuan 1. Adapun hasil refleksi tersebut antara lain sebagai berikut:
4.1.2.5.1. Keterampilan Guru Hasil observasi pada Siklus 1 pertemuan 2 menunjukkan bahwa keterampilan guru memperoleh skor 22 dengan kategori baik. Namun, ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki diantaranya sebagai berikut: a. Dalam apersepsi guru belum melaksanakan apersepsi yang relevan dengan materi. b. Guru belum mengaitkan materi dengan kehidupan nyata. c. Dalam diskusi ketika terjadi perbedaan pendapat antar kelompok guru tidak memberikan jalan keluar. Selain itu guru juga tidak menutup akhir diskusi. d. Dalam melakukan refleksi guru tidak bertanya kembali untuk mengecek pemahaman siswa dan memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, selain itu guru juga tidak melakukan pemantapan dengan memberikan pertanyaan seputar materi untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. e. Dalam
merayakan akhir pembelajaran guru tidak mengajak siswa untuk
menyanyikan yel-yel kelas. 4.1.2.5.2. Aktivitas Siswa
116
Hasil observasi pada Siklus 1 pertemuan 2 menunjukkan bahwa aktivitas siswa memperoleh skor 23,65 dengan kategori cukup. Namun, ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki diantaranya sebagai berikut: a. Siswa terlihat kurang antusias dalam memperhatikan dan menanggapi apersepsi yang dilakukan oleh guru. b. Siswa belum berani mengajukan pertanyaan terhadap materi yang belum diketahui c. Siswa kurang komunikatif dalam menyampaikan hasil diskusinya, selain itu siswa juga belum berani menanggapi hasil kerja kelompok lainnya d. Siswa kurang antusias dalam menyimpulkan materi pelajaran 4.1.2.5.3. Hasil Belajar Hasil belajar siswa dari tes evaluasi pada siklus 1 pertemuan 2 memperoleh ketuntasan klasikal sebesar 65% yaitu 13 siswa tuntas dan persentase ketidaktuntasan 35% yaitu 7 siswa tidak tuntas dalam belajar. Hasil belajar klasikal belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan dalam indikator keberhasilan yaitu 75%. 4.1.2.6.
Revisi Sesuai temuan permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1
pertemuan 2 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual masih diperlukan adanya perbaikan atau revisi untuk melanjutkan penelitian ke siklus 2 pertemuan 1. Hal ini dikarenakan indikator keberhasilan belum tercapai secara menyeluruh. Adapun perbaikan untuk siklus 1 pertemuan 2 adalah sebagai berikut:
117
4.1.2.6.1. Keterampilan Guru Perbaikan yang harus dilakukan untuk mningkatkan keterampilan guru pada pertemuan berikutnya adalah: a. Guru melaksanakan apersepsi yang lebih relevan dengan materi. b. Mengaitkan meteri dengan kehidupan nyata yang terjadi di sekitar siswa. c. Guru memberikan jalan keluar ketika terjadi perbedaan pendapat diantara siswa. d. Guru bertanya kembali untuk mengecek pemahaman siswa dan memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, melakukan pemantapan dengan memberikan pertanyaan seputar materi untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran e. Mengajak siswa menyanyikan lagu yel-yel kelas ketika pembelajaran berakhir 4.1.2.6.2. Aktivitas siswa a. Guru memanfaatkan media audio visual agar siswa antusias terhadap pembelajaran. b.
Guru mengajak siswa untuk menanyakan materi yang belum diketahui
c. Siswa diberikan contoh cara penyampaian hasil diskusi yang baik. d. Guru mengajak siswa bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran. 4.1.2.6.3. Hasil belajar Perbaikan yang harus dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah
dengan
meningkatkan
ketuntasan
belajar
sesuai
dengan
indikator
pembelajaran dengan memperbaiaki pembelajaran pada siklus 1 pertemuan 2 secara keseluruhan
118
4.1.2.7.
Rekapitulasi Data Siklus 1 Perbaikan yang harus dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
adalah
dengan
pembelajaran
meningkatkan
dengan
ketuntasan
memperbaiaki
belajar
pembelajaran
sesuai pada
dengan siklus
indikator 1
secara
keseluruhan.Rekapitulasi Data Siklus 1 Tabel 4.10 Rekapitulasi data siklus 1 No
Variabel
Siklus 1 Pertemuan 1
Pertemuan 2
1.
Keterampilan guru
59 %
68%
2.
Aktivitas siswa
61%
66%
3.
Hasil belajar
55%
65%
Berdasarkan tabel 4.10 Menunjukkan adanya peningkatan di setiap variable penelitian. Peningkatan keterampilan guru pada siklus 1 pertemuan 1 sebesar 59%, siklus 1 pertemuan 2 sebesar 68%. Peningkatan aktivitas siswa pada siklus 1 pertemuan 1 sebesar 61%, siklus 1 pertemuan 2 sebesar 66%. Ketuntasan klasikal pada siklus 1 pertemuan 1 sebesar 55%, siklus 1 pertemuan 2 sebesar 65%. Dari tabel 4.10, perolehan skor keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar (ketuntasan klasikal) pada siklus 1 disajikan dalam diagram batang berikut.
119
Gambar 4.8 Diagram Rekapitulasi Data Siklus 1 4.1.3. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 Pertemuan 1 4.1.3.1.
Deskripsi Hasil Observasi Keterampilan Guru Data keterampilan guru yang diperoleh dari hasil observasi oleh observer
selama pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan Media audio visual padapelaksanaan tindakan siklus 2 pertemuan 1 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.11 Hasil Observasi keterampilan guru Siklus 2 Pertemuan 1 Deskriptor yang tampak No Indikator Skor a b c d 1. Menumbuhkan minat belajara 4 √ √ √ siswa 2. Menayangkan media audio visual 4 √ √ √ √ 3. 4.
Menjelaskan materi dengan media audio visual Membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok
√
√
√
-
√
√
√
√
3 4
Kategori Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik
120
5. 6. 7. 8.
Membimbing siswa dalam menyampaikan hasil diskusi Melaksanakan refleksi dalam proses pembelajaran Melaksanakan evaluasi pembelajaran Memberikan penguatan dan merayakan akhir pembelajaran Jumlah Skor Persentase Kategori
√
√
-
-
√
-
-
√
√
√
√
√
√
√
√
-
2
Cukup
2
Baik
4
Sangat Baik Baik
3
26 81,25% Baik
Kriteria Penilaian : Jumlah Skor Semua
Skor Setiap
Kriteria
indikator
Indikator
Ketuntasan
26,5 ≤ skor ≤ 32
3,5 ≤ skor ≤ 4
Tuntas
Sangat Baik
20 ≤ skor < 26,5
2,5 ≤ skor < 3,5
Tuntas
Baik
13,5 ≤ skor < 20
1,6 ≤ skor < 2,5
Tidak Tuntas
Cukup
8 ≤ skor < 13,5
1 ≤ skor < 1,6
Tidak Tuntas
Kurang
Kategori
Dari tabel 4.11 perolehan skor keterampilan guru juga dapat dilihat dalam gambar 4.9
121
Gambar 4.9 Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus 2 Pertemuan 1 Pada tabel 4.11 dan diagram batang pada gambar 4.9 dapat diketahui bahwa hasil observasi keterampilan guru pada siklus 2 pertemuan 1 memperoleh skor 26 dengan kategori baik. Secara lebih lanjut dapat dideskripsikan sebagai berikut: 4.1.3.1.1. Menumbuhkan minat belajar siswa Pada indikator menumbuhkan minat belajar siswa guru memperoleh skor 4 yang artinya semua deskriptor tampak dalam pembelajaran dengan kategori sangat baik yaitu : (1) mempersiapkan media dan sumber belajar; (2) memberikan motivasi awal; (3) melakukan apersepsi sesuai materi; dan (4) menyampaikan tujuan pembelajaran. Terdapat peningkatan 1 skor dibanding siklus 1 pertemuan 2. 4.1.3.1.2. Menayangkan media audio visual
122
Pada indikator menayangkan media audio visual guru memperoleh skor 4 yang artinya semua deskriptor tampak dalam pembelajaran dengan kategori sangat baik yaitu (1) isi dari media audio visual sesuai dengan materi yang diajarkan; (2) materi yang disampaikan melalui media audio visual sesuai dengan tujuan pembelajaran; (3) penggunaan media audio visual menarik perhatian siswa, (4) penggunaan media audio visual efektif (terkait dengan durasi penayangan media). 4.1.3.1.3. Menjelaskan materi dengan media audio visual Pada indikator menjelaskan materi dengan media audio visual, guru memperoleh skor 3 dengan kategori baik berdasarkan indikator yang tampak, yaitu : (1) menjelaskan materi pelajaran sesuai indikator pembelajaran; (2) mengaitkan materi dengan kehidupan nyata; (3) memberikan contoh sesuai dengan materi. Meskipun 3 deskriptor telah dilaksanakan guru namun guru tidak melakukan pengecekan terhadap pemahaman siswa dengan bertanya mengenai materi yang telah diajarkan. Terdapat peningkatan 2 skor disbanding siklus 1 pertemuan 2.
4.1.3.1.4. Membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok Pada indikator membimbing siswa dalam bediskusi kelompok guru memperoleh skor 4 yang artinya semua deskriptor tampak dalam pembelajaran, dengan kategori sangat baik yaitu (1) memberikan petunjuk dalam berkeompok; (2) membagi siswa dalam kelompok; (3) mengatur tempat duduk sesuai kelompok; (4) berkeliling membimbing kerja siswa. 4.1.3.1.5. Membimbing siswa dalam menyampaikan hasil diskusi
123
Pada indikator membimbing siswa dalam menyampaikan hasil diskusi guru memperoleh skor 2 dengan kategori cukup berdasarkan indikator yang tampak, yaitu : (1) mengawasi jalannya presentasi dan (2) memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Namun ketika terjadi perbedaan pendapat antar kelompok, guru tidak memberikan solusi untuk pemecahan masalahnya. Selain itu guru juga tidak menutup jalannya diskusi. 4.1.3.1.6. Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran Pada indikator melakukan refleksi terhadap proses pmbelajaran guru memperoleh skor 2 dengan kategori cukup berdasarkan deskriptor yang tampak, yaitu: (1) guru bertanya kembali tentang permasalahan awal pembelajaran; dan (2) menyimpulkan materi bersama siswa. Saat melaksanakan refleksi guru belum memantapkan pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran dan tidak
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum diketahui.
4.1.3.1.7. Melaksanakan evaluasi pembelajaran Pada indikator melaksanakan evaluasi pembelajaran guru memperoleh skor 4 yang artinya semua deskriptor tampak dalam pembelajaran dengan kategori sangat baik yaitu: (1) evaluasi sesuai dengan indicator pembelajaran; (2) melakukan penilaian proses dan hasil; (3) bentuk soal tes tertulis bervariasi; dan (4) menggunakan pedoman penilaian yang jelas 4.1.3.1.8. Memberikan penguatan dan merayakan akhir pembelajaran
124
Pada indikator memberikan penguatan dan merayakan akhir pembelajaran guru memperoleh skor 3 dengan kategori baik berdasarkan deskriptor yang tampak, yaitu : (1) guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja kelompok, (2) menggunakan penguatan verbal (kata-kata) terhadap kelompok yang menyajikan hasil diskusi dengan baik, dan (3) menggunakan penguatan gestural. Meskipun 3 deskriptor telah dilaksanakan guru namun guru masih belum melaksanakan satu deskriptor lagi yaitu merayakan akhir pembelajaran dengan bernyanyi . Terdapat peningkatan 1 skor dibanding siklus 1 pertemuan 2. Deskripsi data tersebut menjelaskan bahwa keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual pada siklus 2 pertemuan 1 memperoleh skor dengan jumlah 26 sehingga dapat dikualifikasikan tuntas dengan ketegori baik.
4.1.3.2.
Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Data aktivitas siswa yang diperoleh dari hasil observasi oleh observer selama
pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan Media audio visual padapelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan 1 dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan 1 No
Indikator
Jumlah Siswa
Jumlah Rata- Kategori
125
1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Mendapat Skor 1 2 3 4 0 4 12 4
Kesiapan siswa sebelum mengikuti pembelajaran Memperhatikan dan 0 mengamati media audio visual yang ditampilkan guru Memperhatikan 0 informasi yang disampaikan guru Tertib dalam 0 pembentukan kelompok Mempresentasikan 0 hasil kerja Menanggapi hasil 0 kerja siswa lain Menyimpulkan 6 materi yang telah dipelajari Mengerjakan evaluasi 0 individu Merayakan akhir 0 pembelajaran Jumlah Persentase
Skor
rata
60
3,0
Baik
4
12
4
60
3,0
Baik
4
12
4
60
3,0
Baik
4
11
5
61
3,05
Baik
9
11
0
51
2,55
Cukup
13
7
0
47
2,35
Cukup
8
6
0
40
2,0
Cukup
1
9
10
69
3,45
Baik
1
19
0
59
2,95
Baik
507
25,35 70%
Baik
Kriteria Penilaian: Jumlah Skor Semua indikator 30,5 ≤ skor ≤ 36
Skor Setiap Indikator 3,5 ≤ skor ≤ 4
Kriteria Ketuntasan Tuntas
Sangat Baik
23 ≤ skor < 30,5
2,5 ≤ skor < 3,5
Tuntas
Baik
16,5 ≤ skor < 23
1,6 ≤ skor < 2,5
Tidak Tuntas
Cukup
9 ≤ skor <16,5
1 ≤ skor < 1,6
Tidak Tuntas
Kurang
Kategori
Sesuai tabel 4.12 Dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada siklus 2 pertemuan 1 memperoleh jumlah skor 504 dari 20 siswa dengan rata-rata skor 25,2
126
dengan kategori Baik. Berikut digambarkan rata-rata pencapaian skor untuk setiap indikator dalam gambar 4.10
Gambar 4.10 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan 1 Sesuai tabel 4.12 dan gambar 4.10 , berikut peneliti paparkan secara rinci deskripsi perolehan skor setiap indikator aktivitas siswa. 4.1.3.2.1. Kesiapan siswa mengikuti pembelajaran Pada indikator kesiapan siswa mengikuti pembelajaran diperoleh rata-rata 3,0 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan 4 siswa memperoleh skor 4; 12 siswa memperoleh skor 3; dan 4 siswa memeperoleh skor 2. Sebagian besar siswa masih kurang antusias dalam menanggapi pertanyaan guru dalam apersepsi. Sebagian
127
besar deskriptor yang tampak yaitu: (1) tidak terlambat masuk ke kelas; (2) tertib dan rapi di tempat duduk masing-masing; dan (3) buku dan peralatan menulis lengkap. Terdapat peningkatan skor 0,2 dibandingkan dengan siklus 1 pertemuan 2. 4.1.3.2.2. Memperhatikan dan mengamati media audio visual yang ditampilkan guru Pada indikator memperhatikan dan mengamati media audio visual yang ditampilkan guru diperoleh skor rata-rata 3,0 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan 4 siswa memperoleh skor 4; 12 siswa memperoleh skor 3; dan 4 siswa memperoleh skor 2. Sebagian besar siswa telah menampakkan 3 deskriptor antara lain: (1) siswa tenang (tidak berbicara sendiri); (2) siswa tampak memperhatikan terhadap media yang ditayangkan; dan (3) mencatat materi penting yang ditampilkan melalui media audio visual. Meskipun demikian masih ada satu deskriptor yang sebagian besar belum tampak yaitu siswa mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang ditayangkan dalam media audio visual. Terdapat peningkatan skor 0,2 dibandingkan dengan siklus 1 pertemuan 2. 4.1.3.2.3. Memperhatikan informasi yang disampaikan guru Pada indikator memperhatikan informasi yang disampaikan guru diperoleh skor rata-rata 3,0 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan 4 siswa memperoleh skor 4; 12 siswa memperoleh skor 3; dan 4 siswa memperoleh skor 2. Sebagian besar siswa tidak mencatat poin-poin penting yang disampaikan oleh guru. Sebagian besar deskriptor yang tampak yaitu: (1) siswa mendengarkan penjelasan guru (tidak berbicara sendiri); (2) siswa menanggapi penjelasan yang disampaikan
128
guru (bertanya atau menjawab pertanyaanyang diajukan guru); dan (3) siswa tenang saat mendengarkan penjelasan guru. Terdapat peningkatan skor 0,25 dibandingkan dengan siklus 1 pertemuan 2. 4.1.3.2.4. Tertib dalam pembentukan kelompok Pada indikator tertib dalam pembentukan kelompok diperoleh skor rata-rata 3,05 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan 5 siswa memperoleh skor 4; 11 siswa memperoleh skor 3; dan 4 siswa memperoleh skor 2. Sebagian besar siswa tidak melakukan pentunjuk yang di perintahkan oleh guru. Deskriptor yang tampak antara lain: (1) tenang saat pembentukan kelompok; dan (2) memperhatikan penjelasan guru dalam pembentukan kelompok; dan (3) duduk berkelompok dengan tertib. Terdapat peningkatan skor 0,05 dibandingkan dengan siklus 1 pertemuan 2. 4.1.3.2.5. Mempresentasikan hasil kerja Pada indikator mempresentasikan hasil kerja diperoleh skor 2,55 dengan kategori cukup. Hal ini ditunjukkan dengan 11 siswa memperoleh skor 3; dan 9 siswa memperoleh skor 2. Dalam mempresentasikan hasil kerjanya siswa cenderung kurang komunikatif sehingga tidak ada satupun siswa yang menanggapi hasil kerja kelompok lainnya. Deskriptor yang tampak antara lain: (1) suara jelas; dan (2) berani atau percaya diri. Terdapat peningkatan skor 0,5 dibandingkan dengan siklus 1 pertemuan 2. 4.1.3.2.6. Menanggapi hasil kerja siswa lain Pada indikator menanggapi hasil kerja diperoleh skor 2,35 dengan kategori cukup. Hal ini ditunjukkan dengan 7 siswa memperoleh skor 3; dan 13 siswa
129
memperoleh skor 2. Dalam menanggapi hasil kerja kelompok lain siswa masih terlihat ragu-ragu dan masih kurang memberi masukan terhadap hasil kerja siswa yang lain. Deskriptor yang muncul antara lain: (1) memperhatikan hasil kerja siswa lain; dan (2) menggunakan bahasa yang santun. Terdapat peningkatan skor 0,1 dibandingkan dengan siklus 1 pertemuan 2. 4.1.3.2.7. Menyimpulkan materi yang telah dipelajari Pada indikator menyimpulkan materi yang telah dipelajari diperoleh skor 2,0 dengan kategori cukup. Hal ini ditunjukkan dengan 6 siswa memperoleh skor 3; 8 siswa memperoleh skor 2; dan 6 siswa memperoleh skor 1. Sebagian besar siswa kurang antusias dalam menyimpulkan materi pelajaran, siswa tidak mancatat kembali dan memberikan contoh dari hasil kesimpulan. Deskriptor yang sering tampak antara lain: (1) memberikan kesimpulan sesuai dengan materi. Terdapat peningkatan skor 0,25 dibandingkan dengan siklus 1 pertemuan 2.
4.1.3.2.8. Mengerjakan evaluasi individu Pada indikator mengerjakan evaluasi individu diperoleh skor 3,45 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan 10 siswa memperoleh skor 4; 9 siswa memperoleh skor 3; dan 1 siswa memperoleh skor 2. Sebagian siswa belum bisa mengerjakan soal sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan guru. Deskriptor yang sering tampak antara lain: (1) mengerjakan soal evaluasi tanpa mencontek jawaban teman; (2) tenang dan tertib saat mengerjakan soal dan (3) mengerjakan soal
130
sesuai petunjuk guru. Terdapat peningkatan skor 0,1 dibandingkan dengan siklus 1 pertemuan 2. 4.1.3.2.9. Merayakan akhir pembelajaran Pada indikator merayakan akhir pembelajaran diperoleh skor 2,95 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan 19 siswa memperoleh skor 3; dan 2 siswa memperoleh skor 1. Sebagian besar siswa tampak bersemangat namun guru lupa mengajak siswa untuk menyanyikan lagu yel-yel kelas. Deskriptor yang sering tampak antara lain: (1) siswa tampak senang dan bersemangat; (2) ikut bertepuk tangan; dan (3) siswa tertib.Terdapat peningkatan skor 0,2 dibandingkan dengan siklus 1 pertemuan 2. Deskripsi data tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn menggunakan model Quantum teaching dengan media audio visual pada siklus 1 pertemuan 2 memperoleh jumlah skor 451 dengan skor rata-rata 23,65 dengan kategori baik dan diklasifikasikan tuntas.
4.1.3.3.
Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa pada siklus 2 pertemuan 1 diperoleh dari hasil pengamatan
selama pembelajaranan dan kegiatan evaluasi pada akhir pembelajaran. 1)
Hasil belajar afektif Dari pengamatan hasil belajar afektif siswa
siklus 2 pertemuan 1 pada
pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual diperoleh data pada tabel sebagai berikut.
131
No
Tabel 4.13 Hasil Belajar Afektif Siklus 2 Pertemuan 1 Jumlah siswa yang Jumlah mendapat skor Indikator Skor 0 1 2 3
Ratarata
1.
Teliti
0
0
10
10
50
2,5
2.
Berani
9
7
4
0
15
0,75
3.
Disiplin
0
2
8
10
48
2,4
4.
Bekerjasama
0
2
10
8
46
2,3
Jumlah
159
Rata-rata
7,95
Kategori
Baik
Ranah afektif yang dinilai dalam penelitian ini adalah disiplin, teliti, berani dan bekerjasama. Pada siklus 2 pertemuan 1 diperoleh hasil belajar afektif siswa dengan jumlah skor 159 dan rata-rata 7,95 dengan kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan skor rata-rata hasil belajar afektif dalam pembelajaran PKndari pertemuan sebelumnya yaitu 0,7. 2) Hasil belajar psikomotorik Hasil belajar psikomotorik siswa diperoleh dari indikator mempresentasikan hasil kerja. Dari hasil analisis pada indikator mempresentasikan hasil kerja pada siklus 2 pertemuan 1 diperoleh skor 2,55 dengan kategori cukup. Hal ini ditunjukkan dengan 11 siswa memperoleh skor 3; dan 9 siswa memperoleh skor 2. Dalam mempresentasikan hasil kerjanya siswa cenderung kurang komunikatif sehingga tidak ada satupun siswa yang menanggapi hasil kerja kelompok lainnya. Namun dalam
132
mempresentasikan hasil kerjanya sebagian besar siswa sudah berani dan percaya diri dan menggunakan suara yang jelas . Terdapat peningkatan skor 0,5 dibandingkan dengan siklus 1 pertemuan 2. 3) Hasil belajar kognitif Dari penilaian evaluasi siklus 2 pertemuan 1 pada pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual diperoleh data pada tabel sebagai berikut.
Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Evaluasi Siklus 2 Pertemuan 1 Interval Nilai 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100 Jumlah Nilai terendah Nilai tertinggi
Frekuensi 2 2 4 5 4 3 20
Persentase 10% 10% 20% 25% 20% 15% 100% 45 100
Ketuntasan Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
133
Jumlah siswa tuntas Jumlah siswa tidak tuntas Peresentase ketuntasan Persentase ketidaktuntasan Rata-rata
14 6 70% 30% 70
Pada tabel 4.14 , terdapat 4 siswa yang masuk kedalam interval 60-69. 2 siswa diantaranya memeperoleh nilai diatas 62 (KKM=62) yaitu 65 sehingga kedua siswa tersebut dinyatakan tuntas, sedangkan 2 siswa dalam interval tersebut dinyatakan tidak tuntas belajar. Untuk lebih jelasnya analisis hasil evaluasi pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual pada siklus 2 pertemuan 1 dapat dilihat pada diagram berikut ini.
Gambar 4.11 Diagram Analisis Hasil Evaluasi Siswa Siklus 2 Pertemuan 1 Berdasarkan gambar 4.11 dan tabel 4.14 , dapat diketahui bahwa rata-rata hasil belajar secara klasikal mata pelajaran PKn melalui model Quantum Teaching
134
dengan media audio visual memperoleh nilai 70 (lebih dari nilai KKM yaitu 62), nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 45, sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh adalah 100. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 14 siswa (70%) dan yang tidak tuntas sebanyak 6 siswa (30%). Jadi hasil belajar pada siklus 2 pertemuan 1 dapat dikatakan belum tuntas karena belum mencapai 75%. 4.1.3.4.
Paparan Catatan lapangan Catatan lapangan berisi tentang segala kegiatan yang terjadi selama proses
pembelajaran atau suatu gambaran rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama proses pembelajaran baik oleh guru ataupun siswa. Pada siklus 2 pertemuan 1 catatan lapangan yang ditulis oleh kolaborator menjelaskan mengenai kegiatan pendahuluan, inti, dan kegiatan akhir pembelajaran. Pada saat menjelaskan materi guru sudah menguasai materi namun guru tidak bertanya atau mengecek pemahaman siswa. dan guru tidak memberikan jalan keluar ketika terjadi perbedaan diantara kelompok. Selain itu sebagian besar siswa tidak mencatat kembali poin-poin penting dari hasil kesimpulan yang dilakukan 4.1.3.5.
Refleksi Sesuai analisis hasil penelitan siklus 2 pertemuan 1, diperoleh data hasil
observasi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual. Refleksi ini dilaksanakan oleh peneliti bersama kolaborator untuk menganalisis kendala-kendala yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran. Kendala-kendala
135
tersebut dianalisis sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus 2 pertemuan 2. Adapun hasil refleksi tersebut antara lain sebagai berikut: 4.1.3.5.1. Keterampilan Guru Hasil observasi pada Siklus 2 pertemuan 1 menunjukkan bahwa keterampilan guru memperoleh skor 26 dengan kategori baik. Namun, ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki diantaranya sebagai berikut: a. Dalam menyampaikan materi guru tidak bertanya atau mengecek pemahaman siswa. b. Dalam diskusi ketika terjadi perbedaan pendapat antar kelompok guru tidak memberikan jalan keluar. Selain itu guru juga tidak menutup akhir diskusi. c. Dalam melakukan refleksi guru tidak memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, selain itu guru juga tidak melakukan pemantapan dengan memberikan pertanyaan seputar materi untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. d. Dalam
merayakan akhir pembelajaran guru tidak mengajak siswa untuk
menyanyikan yel-yel kelas. 4.1.3.5.2. Aktivitas Siswa Hasil observasi pada Siklus 2 pertemuan 1 menunjukkan bahwa aktivitas siswa memperoleh skor 25,35 dengan kategori baik. Namun, ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki diantaranya sebagai berikut: a. Siswa belum berani mengajukan pertanyaan terhadap materi yang belum diketahui
136
b. Siswa kurang komunikatif dalam menyampaikan hasil diskusinya, selain itu siswa juga belum berani menanggapi hasil kerja kelompok lainnya c. Siswa tidak mencatat kembali poin-poin penting dari hasil kesimpulan yang dilakukan bersama. 4.1.3.5.3. Hasil Belajar Hasil belajar siswa dari tes evaluasi pada siklus 2 pertemuan 1 memperoleh ketuntasan klasikal sebesar 70% yaitu 14 siswa tuntas dan persentase ketidaktuntasan 30% yaitu 6 siswa tidak tuntas dalam belajar. Hasil belajar klasikal belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan dalam indikator keberhasilan yaitu 75%. 4.1.3.6.
Revisi Sesuai temuan permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2
pertemuan 1 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual masih diperlukan adanya perbaikan atau revisi untuk melanjutkan penelitian ke siklus 2 pertemuan 2. Hal ini dikarenakan indikator keberhasilan belum tercapai secara menyeluruh. Adapun perbaikan untuk siklus 2 pertemuan 1 adalah sebagai berikut: 4.1.3.6.1. Keterampilan Guru Perbaikan yang harus dilakukan untuk meningkatkan keterampilan guru pada pertemuan berikutnya adalah: a. Guru mengecek pemahaman siswa terhadap materi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar materi yang diajarkan. b. Guru memberikan jalan keluar ketika terjadi perbedaan pendapat diantara siswa.
137
c. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, melakukan pemantapan dengan memberikan pertanyaan seputar materi untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran d. Mengajak siswa menyanyikan lagu yel-yel kelas ketika pembelajaran berakhir 4.1.3.6.2. Aktivitas siswa a. Guru memotivasi siswa agar siswa berani menanyakan materi yang belum diketahui b. Siswa diberikan contoh cara penyampaian hasil diskusi yang baik. c. Guru mengajak siswa mencatat kembali poin-poin penting dari hasil kesimpulan yang dilakukan bersama.
4.1.3.6.3. Hasil belajar Perbaikan yang harus dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah
dengan
meningkatkan
ketuntasan
belajar
sesuai
dengan
indikator
pembelajaran dengan memperbaiaki pembelajaran pada siklus 2 pertemuan 1 secara keseluruhan 4.1.4. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 Pertemuan 2 4.1.4.1.
Deskripsi Hasil Observasi Keterampilan Guru Data keterampilan guru yang diperoleh dari hasil observasi oleh observer
selama pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan Media audio
138
visual padapelaksanaan tindakan siklus 2 pertemuan 2 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.15 Hasil Observasi keterampilan guru Siklus 2 Pertemuan 2 No
Indikator
1.
Menumbuhkan minat belajar siswa Menayangkan media audio visual
2. 3. 4. 5.
Menjelaskan materi dengan media audio visual Membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok Membimbing siswa dalam menyampaikan hasil diskusi
Deskriptor yang tampak a b c d √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
Skor
Kategori
4
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik
4 4 4 3
139
6. 7. 8.
Melaksanakan refleksi dalam proses pembelajaran Melaksanakan evaluasi pembelajaran Memberikan penguatan dan merayakan akhir pembelajaran Jumlah Skor Persentase Kategori
√
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3
Baik
4
Sangat Baik 4 Sangat Baik 30 93,75% Sangat Baik
Kriteria Penilaian : Jumlah Skor Semua
Skor Setiap
Kriteria
indikator
Indikator
Ketuntasan
26,5 ≤ skor ≤ 32
3,5 ≤ skor ≤ 4
Tuntas
Sangat Baik
20 ≤ skor < 26,5
2,5 ≤ skor < 3,5
Tuntas
Baik
13,5 ≤ skor < 20
1,6 ≤ skor < 2,5
Tidak Tuntas
Cukup
8 ≤ skor < 13,5
1 ≤ skor < 1,6
Tidak Tuntas
Kurang
Kategori
Dari tabel 4.15 perolehan skor keterampilan guru juga dapat dilihat dalam gambar 4.12
140
Gambar 4.12 Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus 2 Pertemuan 2 Pada tabel 4.15 dan diagram batang pada gambar 4.12 dapat diketahui bahwa hasil observasi keterampilan guru pada siklus 2 pertemuan 2 memperoleh skor 30 dengan kategori sangat baik. Secara lebih lanjut dapat dideskripsikan sebagai berikut: 4.1.4.1.1. Menumbuhkan minat belajar siswa Pada indikator menumbuhkan minat belajar siswa guru memperoleh skor 4 yang artinya semua deskriptor tampak dalam pembelajaran dengan kategori sangat baik yaitu : (1) mempersiapkan media dan sumber belajar, (2) memberikan motivasi awal, (3) melakukan apersepsi sesuai materi dan (4) menyampaikan tujuan pembelajaran.
141
4.1.4.1.2. Menayangkan media audio visual Pada indikator menayangkan media audio visual guru memperoleh skor 4 yang artinya semua deskriptor tampak dalam pembelajaran dengan kategori sangat baik yaitu (1) isi dari media audio visual sesuai dengan materi yang diajarkan, (2) materi yang disampaikan melalui media audio visual sesuai dengan tujuan pembelajaran, (3) penggunaan media audio visual menarik perhatian siswa, (4) penggunaan media audio visual efektif (terkait dengan durasi penayangan media). 4.1.4.1.3. Menjelaskan materi dengan media audio visual Pada indikator menjelaskan materi dengan media audio visual, guru memperoleh skor 4 yang artinya semua deskriptor tampak dalam pembelajaran dengan kategori sangat baik yaitu: (1) menjelaskan materi pelajaran sesuai indikator pembelajaran, (2) mengaitkan materi dengan kehidupan nyata, (3) memberikan contoh sesuai dengan materi, dan (4) mengecek pemahaman siswa. Terdapat peningkatan 1 skor dari siklus 2 pertemuan 1. 4.1.4.1.4. Membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok Pada indikator membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok guru memperoleh skor 4 yang artinya semua deskriptor tampak dalam pembelajaran, dengan kategori sangat baik yaitu (1) memberikan petunjuk dalam berkeompok, (2) membagi siswa dalam kelompok, (3) mengatur tempat duduk sesuai kelompok, (4) berkeliling membimbing kerja siswa.
142
4.1.4.1.5. Membimbing siswa dalam menyampaikan hasil diskusi Pada indikator membimbing siswa dalam menyampaikan hasil diskusi guru memperoleh skor 3 dengan kategori baik berdasarkan deskriptor yang tampak, yaitu : (1) mengawasi jalannya presentasi, (2) memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi, dan (3) memberikan solusi apabila terjadi perbedaan pendapat antar kelompok. Dalam indikator ini guru masih belum menutup jalannya diskusi. Terdapat peningkatan 1 skor dari siklus 2 pertemuan 1. 4.1.4.1.6. Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran Pada indikator melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran guru memperoleh skor 3 dengan kategori baik berdasarkan deskriptor yang tampak, yaitu : (1) guru bertanya kembali tentang permasalahan awal pembelajaran, (2) memantapkan
pemahaman
siswa
terhadap
materi
pembelajaran,
dan
(3)
menyimpulkan materi bersama siswa. Saat melaksanakan refleksi guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum diketahui. Terdapat peningkatan 1 skor dari siklus 2 pertemuan 1. 4.1.4.1.7. Melaksanakan evaluasi pembelajaran Pada indikator melaksanakan evaluasi pembelajaran guru memperoleh skor 4 yang artinya semua deskriptor tampak dalam pembelajaran dengan kategori sangat baik yaitu: (1) evaluasi sesuai dengan indikator pembelajaran, (2) melakukan penilaian proses dan hasil, (3) bentuk soal tes tertulis bervariasi, (4) menggunakan pedoman penilaian yang jelas.
143
4.1.4.1.8. Memberikan penguatan dan merayakan akhir pembelajaran Pada indikator memberikan penguatan dan merayakan pembelajaran guru memperoleh skor 4 yang artinya semua deskriptor tampak dalam pembelajaran dengan kategori sangat baik yaitu: (1) guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja kelompok, (2) menggunakan penguatan verbal (kata-kata) terhadap kelompok yang menyajikan hasil diskusi dengan baik, (3) menggunakan penguatan gestural, dan (4) merayakan akhir pembelajaran dengan bernyanyi. Terdapat peningkatan 1 skor dari siklus 2 pertemuan 1. Deskripsi data tersebut menjelaskan bahwa keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual pada siklus 2 pertemuan 2 memperoleh skor dengan jumlah 30 sehingga dapat dikualifikasikan tuntas dengan ketegori sangat baik. 4.1.4.2.
Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Data aktivitas siswa yang diperoleh dari hasil observasi oleh observer selama
pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan Media audio visual padapelaksanaan tindakan siklus 2 pertemuan 2 dapat dilihat pada tabel berikut.
144
Tabel 4.16 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan 2
No 1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Indikator
Jumlah Siswa Mendapat Skor 1 2 3 4 0 0 14 6
Kesiapan siswa sebelum mengikuti pembelajaran Memperhatikan dan 0 mengamati media audio visual yang ditampilkan guru Memperhatikan 0 informasi yang disampaikan guru Tertib dalam 0 pembentukan kelompok Mempresentasikan 0 hasil kerja Menanggapi hasil 0 kerja siswa lain Menyimpulkan 0 materi yang telah dipelajari Mengerjakan evaluasi 0 individu Merayakan akhir 0 pembelajaran Jumlah Persentase
Jumlah RataKategori Skor rata 66
3,3
Baik
0
16
4
64
3,2
Baik
1
12
7
66
3,3
Baik
1
11
8
67
3,35
Baik
2
16
2
60
3,0
Baik
10
6
4
54
2,7
Baik
9
6
5
56
2,8
Baik
0
7
13
73
3,65
0
8
12
72
3,6
578
28,9 80,3%
Sangat Baik Sangat Baik Baik
Kriteria Penilaian: Jumlah Skor Semua indikator 30,5 ≤ skor ≤ 36
Skor Setiap Indikator 3,5 ≤ skor ≤ 4
Kriteria Ketuntasan Tuntas
Sangat Baik
23 ≤ skor < 30,5
2,5 ≤ skor < 3,5
Tuntas
Baik
16,5 ≤ skor < 23
1,6 ≤ skor < 2,5
Tidak Tuntas
Cukup
9 ≤ skor <16,5
1 ≤ skor < 1,6
Tidak Tuntas
Kurang
Kategori
145
Sesuai tabel 4.16 Dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada siklus 2 pertemuan 2 memperoleh jumlah skor 578 dari 20 siswa dengan rata-rata skor 28,9 dengan kategori baik. Berikut digambarkan rata-rata pencapaian skor untuk setiap indikator dalam gambar 4.13
Gambar 4.13 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan 2 Sesuai tabel 4.16 dan gambar 4.13 , berikut peneliti paparkan secara rinci deskripsi perolehan skor setiap indikator aktivitas siswa. 4.1.4.2.1. Kesiapan siswa mengikuti pembelajaran Pada indikator kesiapan siswa mengikuti pembelajaran diperoleh rata-rata 3,3 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan 6 siswa memperoleh skor 4; dan 14 siswa memperoleh skor 3. Sebagian besar siswa masih kurang antusias dalam
146
menanggapi pertanyaan guru dalam apersepsi. 3 deskriptor yang tampak yaitu: (1) tidak terlambat masuk ke kelas, dan (2) tertib dan rapi di tempat duduk masingmasing. Terdapat peningkatan skor 0,4 dibandingkan dengan siklus 2 pertemuan 1. 4.1.4.2.2. Memperhatikan dan mengamati media audio visual yang ditampilkan guru Pada indikator memperhatikan dan mengamati media audio visual yang ditampilkan guru diperoleh skor rata-rata 3,2 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan 4 siswa memperoleh skor 4; dan 16 siswa memperoleh skor 3. Sebagian besar siswa telah menampakkan 3 deskriptor antara lain: (1) siswa tenang (tidak berbicara sendiri); (2) siswa tampak memperhatikan terhadap media yang ditayangkan; dan (3) mencatat materi penting yang ditampilkan melalui media audio visual. Meskipun demikian masih ada satu deskriptor yang sebagian besar belum tampak yaitu siswa mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang ditayangkan dalam media audio visual. Terdapat peningkatan skor 0,2 dibandingkan dengan siklus 2 pertemuan 1. 4.1.4.2.3. Memperhatikan informasi yang disampaikan guru Pada indikator memperhatikan informasi yang disampaikan guru diperoleh skor rata-rata 3,3 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan 8 siswa memperoleh skor 4; 11 siswa memperoleh skor 3; dan 1 siswa memperoleh skor 2. Sebagian besar siswa tidak mencatat poin-poin penting yang disampaikan oleh guru. Sebagian besar deskriptor yang tampak yaitu: (1) siswa mendengarkan penjelasan guru (tidak berbicara sendiri); (2) siswa menanggapi penjelasan yang disampaikan
147
guru (bertanya atau menjawab pertanyaanyang diajukan guru); dan (3) siswa tenang saat mendengarkan penjelasan guru. Terdapat peningkatan skor 0,3 dibandingkan dengan siklus 2 pertemuan 1. 4.1.4.2.4. Tertib dalam pembentukan kelompok Pada indikator tertib dalam pembentukan kelompok diperoleh skor rata-rata 3,35 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan 8 siswa memperoleh skor 4; 11 siswa memperoleh skor 3; dan 1 siswa memperoleh skor 2. Sebagian siswa tidak melakukan pentunjuk yang di perintahkan oleh guru. Deskriptor yang tampak antara lain: (1) tenang saat pembentukan kelompok; dan (2) memperhatikan penjelasan guru dalam pembentukan kelompok; dan (3) duduk berkelompok dengan tertib. Terdapat peningkatan skor 0,3 dibandingkan dengan siklus 2 pertemuan 1. 4.1.4.2.5. Mempresentasikan hasil kerja Pada indikator mempresentasikan hasil kerja diperoleh skor 3,0 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan2 siswa memperoleh skor 4, 16 siswa memperoleh skor 3; dan 2 siswa memperoleh skor 2. Dalam mempresentasikan hasil kerjanya siswa cenderung kurang komunikatif. Deskriptor yang tampak antara lain: (1) suara jelas; dan (2) berani atau percaya diri. Terdapat peningkatan skor 0,45 dibandingkan dengan siklus 1 pertemuan 2. 4.1.4.2.6. Menanggapi hasil kerja siswa lain Pada indikator menanggapi hasil kerja diperoleh skor 2,7 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan 4 siswa memperoleh skor 4; 6 siswa memperoleh skor 3;dan 10 siswa memperoleh skor 2. Dalam menanggapi hasil kerja kelompok
148
lain siswa masih kurang memberi masukan terhadap hasil kerja siswa yang lain. Deskriptor yang muncul antara lain: (1) memperhatikan hasil kerja siswa lain; dan (2) menggunakan bahasa yang santun. 4.1.4.2.7. Menyimpulkan materi yang telah dipelajari Pada indikator menyimpulkan materi yang telah dipelajari diperoleh skor 2,8 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan 5 siswa memperoleh skor 4; 6 siswa memperoleh skor 3; dan 9 siswa memperoleh skor 2. Sebagian siswa tidak memberikan contoh dari hasil kesimpulan. Deskriptor yang sering tampak antara lain: (1) memberikan kesimpilan sesuai dengan materi; dan (2) mencatat kembali hasilkesimpulan. Terdapat peningkatan skor 0,9 dibandingkan dengan siklus 1 pertemuan 2 4.1.4.2.8. Mengerjakan evaluasi individu Pada indikator mengerjakan evaluasi individu diperoleh skor 3,65 dengan kategori sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan 13 siswa memperoleh skor 4; siswa memperoleh skor 3. Sebagian siswa masih belum bisa mengerjakan soal sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan guru. Deskriptor yang sering tampak antara lain: (1) mengerjakan soal evaluasi tanpa mencontek jawaban teman; (2) tenang dan tertib saat mengerjakan soal dan (3) mengerjakan soal sesuai petunjuk guru. Terdapat peningkatan skor 0,3 dibandingkan dengan siklus 2 pertemuan 1. 4.1.4.2.9. Merayakan akhir pembelajaran Pada indikator merayakan akhir pembelajaran diperoleh skor 3,6 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan 12 siswa memperoleh skor 4; dan 8 siswa
149
memperoleh skor 3. Deskriptor yang tampak antara lain: (1) siswa tampak senang dan bersemangat; (2) ikut bertepuk tangan; (3) berpartisipasi dalam menyanyikan lagu yel-yel kelas; dan (4) siswa tertib. Terdapat peningkatan skor 0,85 dibandingkan dengan siklus 2 pertemuan 1. Deskripsi data tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn menggunakan model Quantum teaching dengan media audio visual pada siklus 2 pertemuan 2 memperoleh jumlah skor 451 dengan skor rata-rata 23,65 dengan kategori baik dan diklasifikasikan tuntas 4.1.4.3.
Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa pada siklus 2 pertemuan 2 diperoleh dari hasil pengamatan
selama pembelajaranan dan kegiatan evaluasi pada akhir pembelajaran. 1) Hasil belajar afektif Dari pengamatan hasil belajar afektif siswa
siklus 2 pertemuan 2 pada
pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual diperoleh data pada tabel sebagai berikut.
No 1. 2. 3. 4.
Tabel 4.17 Hasil Belajar Afektif Siklus 2 Pertemuan 2 Jumlah siswa yang Jumlah Ratamendapat skor Indikator Skor rata 0 1 2 3 Teliti 0 0 5 15 55 2,75 Berani 0 11 7 2 31 1,55 Disiplin 0 0 8 12 52 2,6 Bekerjasama 0 0 4 16 56 2,8 Jumlah 194 Rata-rata 9,7 Kategori Sangat baik
150
Ranah afektif yang dinilai dalam penelitian ini adalah disiplin, teliti, berani dan bekerjasama. Pada siklus 2 pertemuan 2 diperoleh hasil belajar afektif siswa dengan jumlah skor 194 dan rata-rata 9,7 dengan kategori sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan skor rata-rata hasil belajar afektif dalam pembelajaran PKndari pertemuan sebelumnya yaitu 1,75. 2) Hasil belajar psikomotorik Hasil belajar psikomotorik siswa diperoleh dari indikator mempresentasikan hasil kerja. Dari hasil analisis pada indikator mempresentasikan hasil kerja pada siklus 2 pertemuan 2 diperoleh skor 3,0 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan2 siswa memperoleh skor 4, 16 siswa memperoleh skor 3; dan 2 siswa memperoleh skor 2. Dalam mempresentasikan hasil kerjanya siswa masih kurang komunikatif. Namun dalam mempresentasikan hasil kerjanya sebagian besar siswa sudah berani dan percaya diri dan menggunakan suara yang jelas . Terdapat peningkatan skor 0,45 dibandingkan dengan siklus 2 pertemuan 1. 3) Hasil belajar kognitif Dariri penilaian evaluasi siklus 2 pertemuan 2 pada pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual diperoleh data pada tabel sebagai berikut.
151
Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Evaluasi Siklus 2 Pertemuan 2 Interval Nilai
Frekuensi
Persentase
Ketuntasan
47-55
2
10%
Tidak Tuntas
56-64
2
10%
Tidak Tuntas
65-73
4
25%
Tidak Tuntas
74-82
6
30%
Tidak Tuntas
83-91
3
15%
Tuntas
92-100
3
15%
Tuntas
Jumlah
20
100%
Nilai terendah
47
Nilai tertinggi
100
Jumlah siswa tuntas
16
Jumlah siswa tidak tuntas
4
Peresentase ketuntasan
85%
Persentase ketidaktuntasan
15%
Rata-rata
75,6
Pada tabel 4.18 , terdapat 2 siswa yang masuk kedalam interval 56-64. 1 siswa diantaranya memeperoleh nilai diatas KKM (KKM=62) yaitu 63 sehingga siswa tersebut dinyatakan tuntas, sedangkan 1 siswa dalam interval tersebut memperoleh niali dibawah KKM sehingga dinyatakan tidak tuntas belajar. Untuk lebih jelasnya analisis hasil evaluasi pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual pada siklus 2 pertemuan 2 dapat dilihat pada diagram berikut ini.
152
Gambar 4.14 Diagram Analisis Hasil Evaluasi Siswa Siklus 2 Pertemuan 2 Berdasarkan diagram pada gambar 4.14 dan tabel 4.18, dapat diketahui bahwa rata-rata hasil belajar secara klasikal mata pelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual memperoleh nilai 75,6 (lebih dari nilai KKM yaitu 62), nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 47, sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh adalah 100. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa (85%) dan yang tidak tuntas sebanyak 3 siswa (15%). Jadi hasil belajar pada siklus 2 pertemuan 2 dapat dikatakan tuntas karena mencapai 75%. 4.1.4.4.
Paparan catatan lapangan Catatan lapangan berisi tentang segala kegiatan yang terjadi selama proses
pembelajaran atau suatu gambaran rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama proses pembelajaran baik oleh guru ataupun siswa. Pada siklus 2 pertemuan 2 catatan lapangan yang ditulis oleh kolaborator menjelaskan mengenai kegiatan pendahuluan, inti, dan kegiatan akhir pembelajaran. Secara keseluruhan pembelajaran pada siklus 2 pertemuan 2 sudah baik. Hal ini ditunjukkan dengan semakin mahirnya guru dalam
153
melakukan apersespsi terbukti dengan semakin antusiasnya siswa menanggapi apersepsi yang dilakukan oleh guru. Siswa sudah berani menanyakan hal-hal seputar materi yang belum diketahui 4.1.4.5.
Refleksi Sesuai analisis hasil penelitan siklus 2 pertemuan 2, diperoleh data hasil
observasi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual. Refleksi ini dilaksanakan oleh peneliti bersama kolaborator untuk menganalisis pelaksanaan pembelajaran yang telah berlangsung. Berdasarkan deskripsi dan hasil observasi pembelajaran pada siklus 2 pertemuan 2, maka ditemukan bahwa: 4.1.4.5.1. Keterampilan Guru Hasil observasi pada Siklus 2 pertemuan 2 menunjukkan bahwa keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran meningkat dibandingkan pada pembelajaran siklus 2 pertemuan 1 dengan memperoleh skor 30 dengan kategori sangat baik. Sehingga sudah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu keterampilan guru sekurang-kurangnya baik dengan skor ≥ 20. 4.1.4.5.2. Aktivitas Siswa Hasil observasi pada Siklus 2 pertemuan 2 menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat dibandingkan pada pembelajaran siklus 2 pertemuan 1 dengan memperoleh skor 28,9 dengan kategori sangat baik. Sehingga sudah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu aktivitas siswa sekurang-kurangnya baik dengan skor ≥ 23.
154
4.1.4.5.3. Hasil Belajar Hasil belajar siswa dari tes evaluasi pada siklus 2 pertemuan 2 memperoleh ketuntasan klasikal sebesar 85% yaitu 17 siswa tuntas dan persentase ketidaktuntasan 15% yaitu 3 siswa tidak tuntas dalam belajar. Hasil belajar klasikal sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan dalam indikator keberhasilan yaitu sebesar ≥ 75%. Nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah 47. Adapun nilia rata-rata kelas memperoleh 75,6 (KKM 62). Berdasarkan
refleksi pada pembelajaran siklus 2 pertemuan 2 dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran PKN melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual sudah terlaksana sesuai dengan rencana awal penelitian yaitu dua siklus dengan dua kali pertemuan setiap siklusnya. Keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar meningkat dari siklus 1 sampai siklus 2. Sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya, maka hasil yang diperoleh pada siklus 2 pertemuan 2 telah melampaui batas minimal indikator. Sehingga penelitian tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. 4.1.4.6.
Rekapitulasi Data Siklus 2 Tabel 4.19 Rekapitulasi data siklus 2 No
Variabel
Siklu 1 Pertemuan 1
Pertemuan 2
81,25%
93,75%
1.
Keterampilan guru
2.
Aktivitas siswa
70%
80,3%
3.
Hasil belajar
70%
85%
155
Berdasarkan tabel 4.19 Menunjukkan adanya peningkatan di setiap variable penelitian. Peningkatan keterampilan guru pada siklus 2 pertemuan 1 sebesar 81,25%, siklus 2 pertemuan 2 sebesar 93,75. Peningkatan aktivitas siswa pada siklus 2 pertemuan 1 sebesar 70%, siklus 2 pertemuan 2 sebesar 80,3%. Ketuntasan klasikal pada siklus 2 pertemuan 1 sebesar 70%, siklus 2 pertemuan 2 sebesar 85%. Dari tabel 4.19 perolehan skor keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar (ketuntasan klasikal) pada siklus 2 disajikan dalam diagram batang berikut.
Gambar 4.15 Diagram Rekapitulasi data Siklus 2 4.1.5. Rekapilutasi Data Pelaksanaan Tindakan Berikut ini disajikan tabel dan diagram yang menggambarkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dari siklus 1 dan 2.
156
Tabel 4.20 Rekapitulasi Data Siklus 1 dan Siklus 2 No
Variabel
S1P1
S1P2
S2P1
S2P2
1.
Keterampilan Guru
59%
68%
81,25%
93,75%
2.
Aktivitas Siswa
61%
66%
70%
80,3%
3.
Hasil Belajar (Ketuntasan
55%
65%
70%
85%
Klasikal)
Gambar 4.16 DiagramRekapitulasi Data Siklus 1 dan Siklus 2 Sesuai tabel 4.20 dan diagram pada gambar 4.16 menunjukkan adanya peningkatan pada keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Peningkatan keterampilan guru pada siklus 1 sebesar 64% dan siklus 2 sebesar 87,50%. Peningkatan aktivitas siswa pada siklus 1 sebesar 63% dan siklus 2 sebesar 80%.
157
Sedangkan ketuntasan hasil belajar klasikal meningkat dari siklus 1 sebesar 60% dan siklus 2 sebesar 77,50%.
4.2.
PEMBAHASAN
4.2.1. Pemaknaan Temuan Penelitian Pelaksanaan pembelajaran PKn pada penelitian ini menerapkan model Quantum Teaching dengan media audio visualpada siswa kelas VA SDN Tambakaji 05 Semarang. Pembahasan lebih lanjut didasarkan pada hasil observasi dan refleksi keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa pada siklus 1 dan 2. Secara terperinci pembahasan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar akan dijabarkan sebagai berikut: 4.2.1.1. Hasil Observasi Keterampilan Guru dalam Pembelajaran PKn melalui Model Quantum Teaching dengan Media AudioVisual. Dalam aspek ketampilan guru terdapat 8 indikator yang diamati, untuk lebih jelasnya rekapitulasi data hasil observasi ketrampilan guru dapat dilihat pada tabel berikut ini
158
Tabel 4.21 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Guru No
Indikator
Siklus 1
Siklus 2
P1
P2
P1
P2
1.
Menumbuhkan minat belajar siswa
2
3
4
4
2.
Menayangkan media audio visual
4
4
4
4
3.
Menjelaskan materi dengan media audio visual Membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok Membimbing siswa dalam menyampaikan hasil diskusi Melaksanakan refleksi dalam proses pembelajaran Melaksanakan evaluasi pembelajaran
1
1
3
4
4
4
4
4
2
2
2
3
1
2
2
3
4
4
4
4
Memberikan penguatan dan merayakan akhir pembelajaran Jumlah Skor
1
2
3
4
19
22
26
30
Rata-rata Skor
2,38
2,75
3,25
3,75
Persentase
59%
69%
81%
94%
Kategori
cukup
Baik
Baik
Sangat Baik
4. 5. 6. 7. 8.
Dari tabel tersebut, peneliti membahas tiap-tiap indikator yang termasuk dalam aspek keterampilan guru untuk melihat rata-rata peningkatan skor yang diperoleh guru pada aspek keterampilan guru dalam siklus 1 dan siklus 2. Peneliti menyajikan data dalam bentuk grafik sebagai berikut.
159
Gambar 4.17Grafik Peningkatan Keterampilan Guru Siklus 1 dan 2 Berikut peneliti uraikan tentang peningkatan keterampilan guru setiap indikator selama pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual. 4.2.1.1.1. Menumbuhkan minat belajar siswa Berdasarkan hasil pengamatan terhadap keterampilan guru dari siklus 1 sampai siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan. Terlihat bahwa guru semakin terampil dalam menumbuhkan minat belajar siswa. Pada siklus 1 pertemuan 1 guru memperoleh skor 2, pada siklus 1 pertemuan 2 meningkat dengan skor 3, kemudian pada siklus 2 pertemuan 1 dan 2 guru berhasil memperoleh skor 4. Dari perolehan skor tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan guru dalam menumbuhkan minat belajar siswa terlihat semakin meningkat. Guru sudah memberikan motivasi awal kepada siswa atau dalam langkah Quantum Teaching
160
termasuk dalam tahap tumbuhkan(lampiran 15, gambar 2). Pemberian motivasi awal dilakukan guru dengan cara mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari melalui tayangan media audio visual, setelah itu guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Hal ini sesuai dengan pendapat Rifa’i (2009:160) bahwa motivasi bukan hanya penting karena menjadi faktor penyebab belajar, namun juga memperlancar belajar dan hasil belajar. 4.2.1.1.2. Menayangkan media audio visual Berdasarkan hasil pengamatan terhadap keterampilan guru dari siklus 1 sampai siklus 2 terlihat bahwa guru sangat baik dalam menayangkan media audio visual. Dari siklus 1 pertemuan 1 sampai dengan siklus 2 pertemuan 2 guru berhasil memperoleh skor 4. Hal tersebut dikarenakan media audio visual yang ditayangkan oleh guru sudah sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Penggunaan media juga sudah efektif terkait dengan durasi penayangannya yang hanya 6 sampai 7 menit saja. Selain itu siswa juga terlihat antusias dan tertarik terhadap penayangan media audio visual, terbukti dengan siswa yang awalnya gaduh menjadi diam dan memperhatikan ketika guru memutarkan media audio visual (lampiran 15, gambar 3). Menurut pendapat Putusutrisna (2010) media audio visual memiliki kelebihan diantaranya: (1) menarik; (2) baik untuk semua siswa karena dapat mendengar dan melihat; (3) dapat menampilkan grafik, gambar, diagram maupun cerita; (4) variatif ;
161
(5) dapat diperlambat dan diulang; (6) dapat digunakan tidak hanya untuk satu orang; (7) dapat digunkan untuk memberikan umpan balik. 4.2.1.1.3. Menjelaskan materi dengan media audio visual Berdasarkan hasil pengamatan terhadap keterampilan guru dari siklus 1 sampai siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan. Terlihat bahwa guru semakin terampil dalam menjelaskan materi dengan madia audio visual. Pada siklus 1 pertemuan 1 dan 2 guru memperoleh skor 1, pada siklus 2 pertemuan 1 meningkat dengan skor 3,kemudian pada siklus 2 pertemuan 2 guru berhasil memperoleh skor 4. Guru harus menguasai keterampilan menjelaskan, hal tersebut sesuai dengan pendapat Rusman (2011:87) bahwa kegiatan menjelaskan merupakan kegaitan guru yang sangat penting dalam interaksinya dengan siswa. Dalam menjelaskan materi dengan media audio visual (lampiran 15, gambar 4) guru sudah menyampaikan materi sesuai dengan indikator pembelajaran; Memberikan contoh; Mengecek pemahaman siswa; Mengaitkan materi dengan kehidupan siswa. Salah satu aspek yang membuat pelajaran menjadi bermakna adalah jika pelajaran tersebut dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Guru mengaitkan materi baru dengan pengetahuan, pengalaman, minat serta kebutuhan siswa. Dalam Quantum teaching, mempelajari materi baru dengan mengaitkan pengalaman, pengetahuan, termasuk dalam unsur Alami, pengalaman membuat guru dapat memanfaatkan pengetahuan dan keingintahuan siswa untuk menerima materi yang baru (Sugiyanto, 2010:86).
162
4.2.1.1.4. Membimbing siswa membentuk kelompok Berdasarkan hasil pengamatan terhadap keterampilan guru dari siklus 1 sampai siklus 2 terlihat bahwa guru sangat baik dalam membimbing siswa membentuk kelompok. Dari siklus 1 pertemuan 1 sampai dengan siklus 2 pertemuan 2 guru berhasil memperoleh skor 4. Dalam membimbing pembentukan kelompok ( lampiran 15, gambar 6)guru membagi siswa secara heterogen kedalam 5 kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 4 orang siswa. Kemudian guru mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan kelompoknya dan memberikan petunjuk mengerjakan tugas kelompok. Ketika siswa berdiskusi guru berkeliling membimbing kerja siswa. Pembentukan kelompok belajar ini sesuai dengan pendapat suprijono (2009:54) tentang pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai falsafah mengenai tanggung jawab pribadi dan sikap saling menghormati sesama. Siswa bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan guru berperan sebagai fasilitator. Dalam membimbing pembentukan kelompok guru harus menguasai keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil. Menurut Rusman (2011:89) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah suatu proses teratur yang melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka kooperatif dengan tujuan berbagi informasi untuk kegiatan pemecahan masalah.
163
4.2.1.1.5. Membimbing siswa dalam menyampaikan hasil diskusi Pada indikator ini terjadi peningkatan pada siklus 2 pertemuan 2 dengan skor 3, Dimana pada siklus 1 pertemuan 1 dan 2, dan siklus 2 pertemuan 1 guru hanya memperoleh skor 2. Guru membimbing siswa dalam menyampaikan hasil diskusi (Lampiran 15, gambar 7), yaitu siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok, dan guru telah mengawasi jalannya diskusi, dan berusaha agar kondisi belajar tetap berjalan kondusif. Peran guru yaitu membimbing
siswa untuk
melakukan tanya jawab, memberikan solusi apabila terjadi perbedaan pendapat antar kelompok, dan menutup diskusi. Dalam Quantum Teaching membimbing siswa dalam menyampaikan hasil diskusi termasuk kedalam unsur demonstrasikan. 4.2.1.1.6. Melaksanakan refleksi dalam proses pembelajaran Berdasarkan hasil pengamatan terhadap keterampilan guru dari siklus 1 sampai siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan. Terlihat bahwa guru semakin terampil melaksanakan refleksi dalam proses pembelajran. Pada siklus 1 pertemuan 1 guru memperoleh skor 1, pada siklus 1 pertemuan 2 dan siklus 2 pertemuan 1 meningkat dengan skor 2, kemudian pada siklus 2 pertemuan 2 guru memperoleh skor 3. Pada saat melaksanakan refleksi (Lampiran 15, gambar 10) guru bertanya kembali tentang permasalahan awal pembelajaran, kemudian guru memantapkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan, dan selanjutnya guru menyimpulkan materi bersama-sama dengan siswa. Dalam sintaks
164
Quantum Teaching melaksanakan refleksi masuk kedalam tahap ulangi yaitu Guru membimbing siswa dalam , menyimpulkan dan merefleksi pembelajaran. Dalam ulangi guru menunjukkan kepada siswa cara-cara mengulang materi dan menegaskan, pengulangan memperkuat bahwa mereka tahu . hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk mngajarkan pengetahuan baru mereka terhadap oranglain, atau guru dan murid melakukan penyimpulan pembelajaran secara bersama-sama (DePorter, 2010: 133). 4.2.1.1.7. Melaksanakan evaluasi pembelajaran Berdasarkan hasil pengamatan terhadap keterampilan guru dari siklus 1 sampai siklus 2 terlihat bahwa guru sangat baik dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.Dari siklus 1 pertemuan 1 sampai dengan siklus 2 pertemuan 2 guru berhasil memperoleh skor 4. Guru melaksanakan evaluasi pembelajaran (lampiran 15, gambar 12) dengan memberikan soal tes tertulis bervariatif tediri dari soal pilihan ganda, isian singkat dan isian uraian yang sesuai dengan indikator pembelajaran, serta melakasanakan penilaian proses dan hasil dengan emnggunakan pedoman penilian yang telah disusun sebelumnya. Kemampuan guru mengevaluasi pelajaran terkait dengan peran guru sebagai evaluator. Guru sebagai evaluator mempunyai otoritas untuk menilai prestasi siswa dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menetukan siswanya berhasil atau tidak (Sardiman, 2011:146).
165
4.2.1.1.8. Memberikan penguatan dan merayakan akhir pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap keterampilan guru dari siklus 1 sampai siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan. Terlihat bahwa guru semakin terampil dalam memberikan penguatan dan merayakan akhir pembelajaran. Pada siklus 1 pertemuan 1 guru memperoleh skor 1, pada siklus 1 pertemuan 2 meningkat dengan skor 2, kemudian pada siklus 2 pertemuan 1 memperoleh skor 3, dan pada siklus 2 pertemuan 2 guru berhasil memperoleh skor 4. Guru memberikan penguatan dan merayakan akhir pembelajaran ( lampiran 15, gambar 14) dengan memberikan apresiasi terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan penguatan secara verbal dan gestural terhadap kelompok yang mempresentasikan hasil kerjanya. Dan pada akhir pembelajaran guru mengajak siswa merayakan dengan bernyanyi yel-yel kelas. Sesuai dengan sintaks terakhir model Quantum Teaching yaitu rayakan. Menurut DePorter (2010: 136) rayakan merupakan pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Perayaan memberikan rasa rampung
dengan menghormati usaha,
ketekunan dan kesuksesan. Dari pembahasan mengenai peningkatan tiap indikator tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan ketrampilan guru secara keseluruhan dalam pembelajaran. Hal ini diketahui dari perolehan skor ketrampilan guru pada siklus 1 sebesar 20,5 dengan kategori baik dan meningkat pada siklus 2 sebesar 28 dari rentang skor 8 – 32, Skor ini termasuk dalam kategori sangat baik.
166
Keberhasilan pencapaian skor tersebut menandakan bahwa guru sudah efektif dalam mengelola pembelajaran. Guru efektif menurut hamalik (2009:50-58) mempunyai tugas dan tanggungjawab antara lain: (1) memahami segala sesuatu tentang siswa yang berada dibawah tanggung jawabnya; (2) menguasai bahan ajar sesuai tingkat kelasnya; (3) memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai; (4) mengamati setiap siswa di kelasnya; (5) membantu siswa memecahkan masalahnya; (6) mengatur dan menilai kemajuan siswa; (7) memelihara hubungan seerat mungkin dengan siswa. 4.2.1.2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran PKn melalui Model Quantum Teaching dengan Media AudioVisual Dalam aspek aktivitas siswa terdapat 9 indikator yang diamati, untuk lebih jelasnya rekapitulasi data hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini
167
No 1.
Tabel 4.22 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Indikator P1 P2
Siklus 2 P2
P2
2,55
2,8
3,0
3,3
2,7
2,8
3,0
3,2
2,75
2,75
3,0
3,3
4.
Kesiapan siswa sebelum mengikuti pembelajaran Memperhatikan dan mengamati media audio visual yang ditampilkan guru Memperhatikan informasi yang disampaikan guru Tertib dalam pembentukan kelompok
2,6
3,0
3,05
3,35
5.
Mempresentasikan hasil kerja
1,9
2,2
2,55
3,0
6.
Menanggapi hasil kerja siswa lain
2,2
2,25
2,35
2,7
7.
1,15
1,75
2,0
2,8
8.
Menyimpulkan materi yang telah dipelajari Mengerjakan evaluasi individu
3,15
3,35
3,45
3,65
9.
Merayakan akhir pembelajaran
2,75
2,75
2,95
3,6
Jumlah Skor
21,75
23,65
25,35
28,9
Rata-rata Skor
2,42
2,63
2,82
3,21
Persentase
60%
66%
70,4%
80,3%
Kategori
Cukup
Baik
Baik
Baik
2. 3.
Dari tabel tersebut, peneliti membahas tiap-tiap indikator yang termasuk dalam aspek aktivitas siswa untuk melihat rata-rata peningkatan skor yang diperoleh guru pada aspek keterampilan guru dalam siklus 1 dan siklus 2. Peneliti menyajikan data dalam bentuk grafik sebagai berikut.
168
Gambar 4.18Grafik Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus 1 dan 2 Berikut peneliti uraikan tentang peningkatan aktivitas siswa setiap indikator selama pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual. 4.2.1.2.1. Kesiapan siswa mengikuti pembelajaran Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dari siklus 1 sampai siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan. Terlihat bahwa siswa semakin siap dalam mengikuti pembelajaran. Pada siklus 1 pertemuan 1 diperoleh skor rata-rata 2,55; pada siklus 1 pertemuan 2 meningkat dengan rata-rata skor 2,8; kemudian pada siklus 2 pertemuan 1 memperoleh skor 3,0; dan pada siklus 2 pertemuan 2 siswa berhasil memperoleh skor 3,3. Kegiatan yang tampak ini sesuai dengan pendapat diedrich (dalam Sardiman, 2011:101) yaitu emotional activities seperti menaruh minat, gembira merasa bosan, berani, tenang, gugup. Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran sangatlah penting
169
karena dengan persiapan yang matang pembelajaran akan berlangsung secara optimal. Sesuai dengan pendapat Anitah (2007:4.4) bahwa kegiatan pembelajaran perlu didasari oleh kesiapan dan semangat belajar siswa. Kesiapan (readiness) belajar siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa. 4.2.1.2.2. Memperhatikan dan mengamati media audio visual yang ditampilkan guru Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dari siklus 1 sampai siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan. Terlihat bahwa siswa semakin antusias dalam memperhatikan media yang ditampilkan oleh guru (lampiran 15, gambar 4). Pada siklus 1 pertemuan 1 diperoleh skor rata-rata 2,7; pada siklus 1 pertemuan 2 meningkat dengan rata-rata skor 2,8;
kemudian pada siklus 2 pertemuan 1
memperoleh skor 3,0; dan pada siklus 2 pertemuan 2 siswa berhasil memperoleh skor 3,2. Kegiatan ini termasuk kedalam visual activity dan listening activity sesuai pendapat Diedrich (dalam Sardiman, 2011:101) yaitu (1) visual activity (kegiatan vusual) misalnya membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi , peragaan dan (2) listening activity (kegiatan mendengarkan)
misalnya mendengarkan uraian,
percakapan, diskusi, musik, dan pidato. 4.2.1.2.3. Memperhatikan informasi yang disampaikan guru Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dari siklus 1 sampai siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus 1 pertemuan dan siklus 1 pertemuan 2 meningkat diperoleh skor rata-rata 2,75;
kemudian pada siklus 2
170
pertemuan 1 memperoleh skor 3,0; dan pada siklus 2 pertemuan 2 siswa berhasil memperoleh skor 3,3. Sebagian besar siswa sudah mulai tenang dan memperhatikan ketika guru memberikan informasi (lampiran 15, gambar 5). Siwa mencatat materi penting yang ditayangkan melalui media audio visual dan mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi. Kegiatan memperhatikan informasi yang disampaikan guru termasuk kedalam listening activity. Menurut Diedrich listening activity (kegiatan mendengarkan) meliputi mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, dan pidato (Sardiman, 2011:101) 4.2.1.2.4. Tertib dalam pembentukan kelompok Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dari siklus 1 sampai siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus 1 pertemuan 1 diperoleh skor rata-rata 2,6; pada siklus 1 pertemuan 2 meningkat dengan rata-rata skor 3,0; kemudian pada siklus 2 pertemuan 1 memperoleh skor 3,05; dan pada siklus 2 pertemuan 2 siswa berhasil memperoleh skor 3,35. Dalam pembentukan kelompok (lampiran 15 gambar 6) sebagian besar siswa sudah melakukan petunjuk yang diberikan guru. Kegiatan ini termasuk kedalam emotional activity.Menurut Diedrich emotional activity (kegiatan emosional) meliputi menaruh minat, gembira merasa bosan, berani, tenang, gugup (Sardiman, 2011:101).
171
4.2.1.2.5. Mempresentasikan hasil kerja Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa mempresentasikan hasil kerja (lampiran 15, gambar 8) dari siklus 1 sampai siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus 1 pertemuan 1 diperoleh skor rata-rata 1,9; pada siklus 1 pertemuan 2 meningkat dengan rata-rata skor 2,2; kemudian pada siklus 2 pertemuan 1 memperoleh skor 2,55; dan pada siklus 2 pertemuan 2 siswa memperoleh skor 3,0. Kegiatan ini termasuk kedalam oral activity dan mental activity sesuai pendapat Diedrich (dalam Sardiman, 2011:101) yaitu (1) oral activity (kegiatan lisan), misalnya menyataka, merumuskan, bertanya, member saran, wawancara, diskusi dan interupsi dan (2) mental activity (kegiatan mental) misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan dan mengambil keputusan. 4.2.1.2.6. Menanggapi hasil kerja siswa lain Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas menanggapi hasil kerja siswa lain (lampiran 15, gambar 9) dari siklus 1 sampai siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus 1 pertemuan 1 diperoleh skor rata-rata 2,2; pada siklus 1 pertemuan 2 meningkat dengan rata-rata skor 2,25;
kemudian pada siklus 2
pertemuan 1 memperoleh skor 2,35; dan pada siklus 2 pertemuan 2 siswa memperoleh skor 2,7. Kegiatan ini termasuk kedalam oral activity dan mental activity sesuai pendapat Diedrich (dalam Sardiman, 2011:101) yaitu (1) oral activity (kegiatan lisan), misalnya menyataka, merumuskan, bertanya, member saran, wawancara,
172
diskusi dan interupsi dan (2) mental activity (kegiatan mental) misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan dan mengambil keputusan 4.2.1.2.7. Menyimpulkan materi yang telah dipelajari Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas menyimpulkan materi yang telah dipelajari (lampiran 15, gambar 11) dari siklus 1 sampai siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus 1 pertemuan 1 diperoleh skor rata-rata 1,15; pada siklus 1 pertemuan 2 meningkat dengan rata-rata skor 1,75; kemudian pada siklus 2 pertemuan 1 memperoleh skor 2,0; dan pada siklus 2 pertemuan 2 siswa memperoleh skor 2,8. Kegiatan ini termasuk kedalam oral activity sesuai pendapat Diedrich (dalam Sardiman, 2011:101) oral activity (kegiatan lisan), misalnya menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, wawancara, diskusi dan interupsi. 4.2.1.2.8. Mengerjakan evaluasi individu Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas mengerjakan evaluasi individu (lampiran 15, gambar 13) dari siklus 1 sampai siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus 1 pertemuan 1 diperoleh skor rata-rata 3,15; pada siklus 1 pertemuan 2 meningkat dengan rata-rata skor 3,35;
kemudian pada siklus 2
pertemuan 1 memperoleh skor 3,45; dan pada siklus 2 pertemuan 2 siswa memperoleh skor 3,65. Kegiatan ini termasuk kedalam writing activity dan mental activity sesuai pendapat Diedrich (dalam Sardiman, 2011:101) yaitu (1) writing activity (kegiatan
173
menulis), misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin dan (2) mental activity (kegiatan mental) misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan dan mengambil keputusan. 4.2.1.2.9. Merayakan akhir pembelajaran Berdasarkan
hasil
pengamatan
terhadap
aktivitas
merayakan
akhir
pembelajaran (lampiran 15, gambar 14) dari siklus 1 sampai siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus 1 pertemuan 1 diperoleh skor rata-rata 2,75; pada siklus 1 pertemuan 2 meningkat dengan rata-rata skor 2,75; kemudian pada siklus 2 pertemuan 1 memperoleh skor 2,95; dan pada siklus 2 pertemuan 2 siswa memperoleh skor 3,6. Kegiatan ini termasuk kedalam emotional activity dan mental activity sesuai pendapat Diedrich (dalam Sardiman, 2011:101) yaitu (1) emotional activity (kegiatan emosional) meliputi menaruh minat, gembira merasa bosan, berani, tenang, gugup dan (2) mental activity (kegiatan mental) misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan dan mengambil keputusan. Dari pembahasan mengenai peningkatan tiap indikator tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas siswa secara keseluruhan dalam pembelajaran. Hal ini diketahui dari perolehan skor aktivitas siswa pada siklus 1 sebesar 22,27 dengan kategori cukup dan meningkat pada siklus 2 sebesar 27,14 dari rentang skor 9 – 36, Skor ini termasuk dalam kategori baik.
174
4.2.1.3. Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran PKn melalui Model Quantum Teaching dengan Media AudioVisual Hasil belajar siswa diperoleh dari pengamatan terhadap ranah afektif selama proses pembelajaran dan hasil evaluasi yang dilaksanakan setiap akhir pertemuan. Peneliti berpedoman kepada pendapat Sudjana (2009:8) bahwa keberhasilan belajar siswa secara klasikal berkisar antara 75 – 80 %, artinya siswa dikatakan berhasil apabila ia menguasai atau dapat mencapai sekitar 75 – 80 % dari tujuan yang harus dicapai. Dalam penelitian ini peneliti membatasi ketuntasan belajar klasikal sebesar 75%. Data peningkatan hasil belajar afektif siswa dapat dilihat dalam tabel berikut Tabel 4.23 Rekapitulasi Data Hasil Belajar Afektif Siswa Jumlah Skor No Nilai Karakter S1P1 S1P2 S2P1 S2P2 55 1. Teliti 45 48 50 31 2. Berani 4 8 15 52 3. Disiplin 42 45 48 56 4. Kerjasama 42 44 46 Jumlah 133 145 159 194 Rata-rata 6,65 7,25 7,95 9,7 Kategori Sangat Baik Baik Baik Baik Pada siklus 1 pertemuan 1 jumlah skor yang diperoleh adalah 133 dengan rata–rata 6,65 dan kategori baik, pada siklus 1 pertemuan 2 jumlah skor menjadi 145 dengan rata-rata 7,25 dan kategori baik. pada siklus 2 pertemuan 1 jumlah skor yang diperoleh meningkat menjadi 159 dengan rata-rata perolehan skor 7,95 dengan
175
kategori baik, dan pada siklus 2 pertemuan 2 meningkat dengan jumlah skor 194 dengan rata-rata 9,7 dan dengan kategori sangat baik. Data peningkatan hasil evaluasi siswa dari siklus 1 sampai siklus 2 tersaji dalam tabel 4.24 Tabel 4.24 Rekapitulasi Data Hasil Evaluasi Siklus 1 dan Siklus 2
No
Aspek
Siklus 1
Siklus 2
P1
P2
P1
P2
1.
Nilai terendah
25
30
40
47
2.
Nilai tertinggi
90
95
100
100
3.
Jumlah siswa tuntas
11
13
14
16
4.
Jumlah siswa tidak tuntas
9
7
6
4
5.
Peresentase ketuntasan
55%
65%
70%
85%
6.
Persentase
45%
35%
30%
15%
64,75
66
70
75,6
ketidaktuntasan 7.
Rata-rata
Untuk melihat peningkatan persentase ketuntasan dan ketidaktuntasan belajar klasikal siswa setiap siklus dapat dilihat dari diagram dalam gambar 4.19
176
Gambar 4.19 Diagram Persentase Hasil Belajar Siswa Sesuai tabel 4.24 Dan gambar 4.19 Persentase hasil belajar siswa menggunakan model Quantum Teaching dengan media audio visual pada pembelajaran PKn mengalami peningkatan yang signifikan. Pada siklus 1 pertemuan 1 diperoleh nilai rata-rata 64,75 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 55%. Pada siklus 1 pertemuan 1 jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 11 siswa, sedangkan yang tidak tuntas belajar sebanyak 9 siswa. Hal tersebut terjadi karena dalam menjelaskan materi guru belum terlalu menguasai materi. Dan dalam mengerjakan soal evaluasi siswa mengerjakan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, sehingga sebagian besar siswa mengerjakan dengan tergesa-gesa.
Dikarenakan
persentase
klasikal
belum
memenuhi
keberhasilan maka penelitian dilanjutkan ke siklus 1 pertemuan 2.
indikator
177
Dilanjutkan dengan siklus 1 pertemuan 2 diperoleh nilai rata-rata 66 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 65%. Pada siklus 1 pertemuan 2 jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 13 siswa, sedangkan yang tidak tuntas belajar sebanyak 7 siswa. Dalam siklus 1 pertemuan 2 ini guru sudah menjelaskan materi sesuai dengan indikator, tetapi dalam mengerjakan soal masih ada sebagian kecil siswa yang tidak mengerjakan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Dikarenakan persentase klasikal belum memenuhi indikator keberhasilan maka penelitian dilanjutkan ke siklus 2 pertemuan 1. Pada siklus 2 pertemuan 1 diperoleh nilai rata-rata 70 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 70%. Pada siklus 2 pertemuan 1 jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 14 siswa, sedangkan yang tidak tuntas belajar sebanyak 6 siswa. Pada siklus 2 pertemuan 1 ini siswa sudah bisa mengerjakan soal sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh guru. Meskipun demikian persentase klasikal belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu 75%, maka penelitian dilanjutkan ke siklus 2 pertemuan 2. Pada siklus 2 pertemuan 2 diperoleh nilai rata-rata 75,6 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 85%. Pada siklus 2 pertemuan 1 jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 17 siswa, sedangkan yang tidak tuntas belajar sebanyak 3 siswa. Berdasarkan data tersebut, pembelajaran pada siklus 2 pertemuan 2 sudah melampaui indikator keberhasilan di mana ketuntasan klasikal adalah 75%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual dan
178
sudah mencapai kategori indikator keberhasilan yaitu ketuntasan klasikal sebesar 75% dan siswa mencapai ketuntasan indivual lebih dari KKM mata pelajaran PKn di SDN Tambakaji 05 kota Semarang. 4.2.2. Uji Hipotesa Hasil penelitian dan pembahasan data yang diambil dari peningkatan kualitas pembelajaran melalui model Quantum Teaching dengan media audiovisual menunjukkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran PKn pada siswa kelas VA SDN Tambakaji 05 kota Semarang. Terbukti bahwa model Quantum Teaching dengan media audiovisual dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Dengan demikian, hipotesa yang diajukan terbukti kebenarannya. 4.2.3. Implikasi Hasil Penelitian Implikasi dari hasil penelitian pada pembelajatran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual antara lain: 4.2.3.1.
Implikasi teoritis Implikasi teoritis adalah kaitan antara hasil penelitian dengan teori-teori yang
digunakan. Hasil penelitian membuktikan bahwa model Quantum Teacing dengan media audiovisual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, yang mencakup keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. 4.2.3.2.
Implikasi Praktis Implikasi praktis yaitu kaitan antara hasil penelitian dengan pembelajaran
selanjutnya. Model pembelajaran Quantum Teaching digunakan untuk mengubah
179
pembelajaran yang konvensional, monoton, dan membosankan melalui kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dengan memanfaatkan media audio visual. Dengan demikian guru dapat menciptakan suasana belajar yang efektif, menyenangkan, dan santai, dan menciptakan motivasi belajar siswa dengan memperhatikan pengalaman pribadi siswa dan menghargai setiap usaha siswa. Selain itu guru lebih terampil dalam menggunakan media, dalam penelitian ini guru menggunakan media audio visual. Serta guru merancang perayaan yang menarik bagi siswa dengan memberikan yel-yel kelas dan pemberian hadiah.Keterampilan guru meningkat setelah diterapkannya model Quantum Teaching dengan media audiovisual. Guru dapat bertindak sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa. Guru juga dapat memaksimalkan keterampilan dalam mengajar. Pada variabel aktivitas siswa, menunjukkan peningkatan setelah penerapan model Quantum Teaching dengan media audio visual. Dibuktikan dengan siswa dapat lebih tanggap, aktif, kritis, dan memberikan tanggapan yang positif. Siswa telah mampu menjawab pertanyaa dari guru dengan baik. Siswa juga berani mengungkapkan pendapat dan mengajukan pertanyaan apabila belum jelas tentang materi yang diajarkan. Siswa juga sudah berani berpendapat dan menanggapi presentasi yang dilakukan teman yang lain. Siswa juga belajar bekerja sama dengan kelompok, yang melatih kecerdasan emosional mereka. Tugas yang diberikan guru dapat diselesaikan dengan cukup baik. Hal tersebut semakin memperkuat bahwa model Quantum Teaching dengan media audio visual dapat meningkatkan aktivitas siswa.
180
Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan setelah diterapkan model Quantum Teaching dengan media audio visual. Siswa aktif dalam pembelajaran sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih banyak, dan mempermudah dalam pemahaman materi. Selain ini, motivasi dari guru memdorong siswa untuk lebih bersemangat dalam belajar. Sehingga. Materi yang diajarkan akan lebih mudah untuk dipahami yang selanjutnya berdampak pada saat dilakukan evaluasi, siswa tidak mengalami kesulitan. Terbukti dari hasil belajar yang meningkat pada tiap pertemuan. 4.2.3.3.
Implikasi Pedagogis Implikasi pedagogis merupakan kaitan antara hasil penelitian dengan hasil
pembelajaran. Hasil penelitian memberikan gambaran tentang peningkatan kualitas pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audiovisual kualitas pembelajaran meningkat, pembelajaran efektif, dan hasil belajar sesuai dengan harapan.
BAB V PENUTUP 5.1. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas VA SDN Tambakaji 05 Kota Semarang , bahwa model pembelajaran Quantum Teaching dengan media audio visual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada siswa kelas VA SDN Tambakaji 05 Kota Semarang, secara rinci dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Keterampilan guru dalam pembelajaran PKn menggunakan model Quantum Teaching dengan media audio visual menunjukkan adanya peningkatan. Rata-rata skor dari 2 pertemuan pada siklus 1 adalah 20,5 dengan kategori baik, dan pada siklus 2 meningkat dengan rata-rata 28 dengan kategori sangat baik. Hasil penelitian tersebut telah mencapai indikator keberhasilan yaitu keterampilan guru meningkat dengan skor sekurang-kurangnya 20 dengan kategori baik. b. Aktivitas siswa
dalam pembelajaran PKn menggunakan model Quantum
Teaching dengan media audio visual menunjukkan adanya peningkatan. Rata-rata skor dari 2 pertemuan pada siklus 1 adalah 22,27 dengan kategori cukup, dan pada siklus 2 meningkat dengan rata-rata 27,14 dengan kategori baik. Hasil penelitian tersebut telah mencapai indikator keberhasilan yaitu aktivitas siswa meningkat dengan skor sekurang-kurangnya 23 dengan kategori baik.
181
182
c. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn menggunakan model Quantum Teaching dengan media audio visual menunjukkan adanya peningkatan. Sebelum dilakukan tindakan ketuntasan belajar klasikal hanya 25%, kemudian pada siklus 1 mengalami peningkatan dari pertemuan pertama yaitu 55% menjadi 60% pada pertemuan kedua. Demikian juga pada siklus 2 mengalami peningkatan dari pertemuan pertama yaitu 70% menjadi 85% pada pertemuan ke dua. Hasil penelitian tersebut telah mencapai indikator keberhasilan yaitu 75% siswa mengalami ketuntasan hasil belajar individual sebesar ≥ 62. Berdasarkan simpulan tersebut dapat diketahui bahwa hipotesis tindakan dalam penelitian ini terbukti, yaitu melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada siswa kelas VA SDN Tambakaji 05 Kota Semarang.
5.2. SARAN Berdasarkan simpulan dalam pembelajaran PKn menggunakan model Quantum Teaching dengan media audio visua peneliti memberikan saran sebagai berikut: a. Bagi guru, dengan menerapkan model Quantum Teaching dapat meningatkan keterampilan guru dan mengubah pembelajaran yang konvensional, monoton, dan membosankan melalui kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dengan memanfaatkan media audio visual. Dengan demikian guru dapat menciptakan suasana belajar yang efektif, menyenangkan, dan santai.
183
b. Bagi Siswa, dengan diterapkannya model Quantum Teaching
dapat dan
meningkatkan aktivitas siswa serta memberikan kegiatan belajar yang menyenangkan dan mengaktifkan siswa untuk dapat mengemukakan ide atau gagasannya sehingga pembelajaran yang dilakukan lebih bermakna. c. Bagi sekolah, penelitian pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan
media
audio
visualdapat
dijadikan
sebagai
upaya
yang
dapatmenumbuhkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar yang berdampak positif pada kualitas pembelajaran di sekolah serta dapatdijadikan salah satu solusi dalam pemecahan masalah yang terjadi kelas. pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual juga bisa diterapakan dalam pembelajaran lainnya, tidak hanya pada pembelajaran PKn saja.
DAFTAR PUSTAKA Anitah, Sri dkk. 2007. Strategi Pembelajaran di SD.Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (ed. Rev., cet. 14). Jakarta: Rineka Cipta. Aqib, Zaenal. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya. Arsyad, Azhar. 2011.Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers. Azis,
Abdul. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). http://azisgr.blogspot.com/2010/05/pendidikan-kewarganegaraan-pkn.html (diakses pada 26 febuari 2013)
BSNP. 2005. peraturan pemerintah republik indonesianomor 19 tahun 2005. Jakarta: Depdiknas. BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas. Chamisijatin, Lise. 2008. Pengembangan Kurikulum.Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Daryanto. 2010. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Mengenai Sistem PendidikanNasional. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2006. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006.Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2007. kajian Kurikulum PKn. http://perpusolsamsam.blogspot.com/2009/03/kajian-kurikulum-pkn-by-depdiknas-2007. (diakses pada 26 febuari 2013). DePorter, Bobbi dkk. 2010. Quantum Teaching. Bandung: PT Mizan Pustaka. DePorter, Bobbi. 2011. Quantum Learning. Bandung: PT Mizan Pustaka. Dikti. 2004. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas. Dimyati, Saidah. 2010.Peningkatan hasil belajar IPA melalui quantum teaching di kelas IV SD Negeri Tegalgondo Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/detail/peningkatan-hasil184
185
belajar-ipa-melalui-quantum-teaching-di-kelas-iv-sd-negeri-tegalgondokecamatan-karangploso-kabupaten-malang-saidah-dimyati-43837.html (diakses pada 25 januari 2013). Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Herrhyanto, Nar dan H.M Akib Hamid. 2008. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka. Ikhtiari,Dhomas. 2012. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model Quantum Teachingpada Siswa Kelas IV SDNPakintelan 04 Semarang. Lapono, Nabisi dkk. 2008. Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Maghfiroh, Nelly. 2010.Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Metode Quantum Teaching Pada Pelajaran PKn Pada Siswa Kelas IV SDN Talang III Sumenephttp://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_detail&id=07140048 (diakses pada 25 jan 2013). Marno dan idris. 2009. Strategi dan Metode Pengajaran. yogyakarta: Ar Ruzz Media. Massun. 2012. Kelebihan dan kekurangan media pembelajaran.http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-mediastudies/2304206-kelebihan-dan-kekurangan-media-pembelajaran. (diakses pada 14 febuari 2013). Mulyasa. 2010. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Mengenai Standar Nasional Pendidikan. Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Putusutrisna. 2011. Penerapan Media Audio Visual untuk Meningkapkan Pemahaman dan Daya Tangkap Siswa dalam Menyimak Materi Pelajaran Khususnya pada Mata Pelajaran Sains. http://putusutrisna.blogspot.com/2011/04/penerapan-media-audio-visualuntuk.html(diakses pada 25 febuari 2013).
186
Rifa’i Achmad dan Anni, Catharina. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES PRESS. Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Rusman, 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Grafindo Persada. Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Pranada Media Group. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Grafindo Persada. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sugiyanto. 2010. Model-Model Pembelajran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka. Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suwarto, dkk. 2011. Penggunaan Media Audio visual untuk meningkatkan hasil belajar PKn . http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/view/73 (diakses pada 25 febuari 2013). Syah,Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung :PT Remaja Rosda Karya. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta : Kencana. Trimo dan Rusantiningsih. 2012.Meningkatan Hasil Belajar IPS melalui Kolaborasi Metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing.http://researchengines.com/0408trimo.html (diakses pada 15 febuari 2013) . Uno, Hamzah. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kretif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
187
Widyanita. 2012. Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn melalui model Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT) Berbasis Media Audio visual pada Siswa Kelas VC SDN Krapyak Kota Semarang. Winaputra, Udin S. 2009. Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
188
LAMPIRAN
189
LAMPIRAN 1 KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
190
LAMPIRAN 1 KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN Judul
: Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn melalui Model Quantum Teaching
dengan Media audio visual pada Siswa Kelas VA SDN
Tambakaji 05 Kota Semarang Alat/ No
Variabel
Indikator
Sumber Data
1. Keterampilan 1. Menumbuhkan minat belajar guru dalam
siswa
pembelajaran 2. Menayangkan PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual.
2. Foto dan media
audio
visual media audio visual siswa
dalam
siswa
dalam
menyampaikan hasil diskusi 6. Melaksanakan
refleksi
terhadap proses pembelajaran 7. Melaksanakan
evaluasi
pembelajaran 8. Memberi
dalam pembelaja
berdiskusi kelompok 5. Membimbing
rekaman video guru
3. Menjelaskan materi dengan 4. Membimbing
1. Guru
penguatan
merayakan pembelajaran
dan
ran PKn
Instrumen 1. Lembar observasi 2. Lembar Catatan Lapangan
191
2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual
1. Kesiapan
siswa
sebelum 1. Siswa
mengikuti pembelajaran 2. Memperhatikan mengamati
observasi dan
media
audio
visual yang di tampilkan guru 3. Memperhatikan
1. Lembar
2. Foto dan rekaman
2. Lembar catatan lapangan
video siswa dalam pembelajara
informasi
n PKn
yang disampaikan guru 4. Tertib dalam pembentukan kelompok 5. Memepresentasikan
hasil
kerja 6. Menanggapi hasil kerja siswa lain 7. Menyimpulkan materi yang telah dipelajari 8. Mengerjakan evaluasi individu 9. Merayakan akhir pembelajaran 3
Hasil belajar siswa dalam pembelaJaran PKn
1. Mendeskripsikan pengertian keputusan bersama 2. Menjelaskan nilai dasar musyawarah
1.Siswa
1.Tes tertulis
192
melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual
3. Menyebutkan syarat keputusan bersama 4. Menyebutkan bentuk keputusan bersama 5. Mendeskripsikan pengertian musyawarah untuk mufakat 6. Menyebutkan contoh kegiatan musyawarah untuk mufakat 7. Mendeskripsikan pengertian voting 8. Menjelaskan syarat dilakukan voting 9. Menyebutkan contoh kegiatan voting 10. Membedakan musyawarah dan voting 11. Mendeskripsikan pengertian aklamasi 12. Menjelaskan penggunaan aklamasi
193
LAMPIRAN 2 INSTRUMEN PENELITIAN
194
LAMPIRAN 2
LEMBAR PENGAMATAN KETERAMPILAN GURU Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn melalui Model Quantum Teaching dengan media audio visual pada Siswa Kelas VA SDN Tambakaji 05 Kota Semarang Siklus …. Nama SD
:
Nama guru
:
Kelas
:
Konsep
:
Hari/tanggal
:
Petunjuk a. Berilah tanda (√ ) pada kolom deskriptor yang tampak! b. Tulislah jumlah skor yang tampak Skor 1 ( jika satu deskriptor tampak) Skor 2 ( jika dua deskriptor tampak) Skor 3 ( jika tiga deskriptor tampak) Skor 4 ( jika empat deskriptor tampak) No 1.
Indikator
Deskriptor
pengamatan Menumbuhkan minat
belajar
siswa (keterampilan membuka pembelajaran,ke
a. Mempersiapkan media dan sumber belajar b. Memberikan motivasi awal c. Melakukan apersepsi
Tampak
Jumlah Skor
195
sesuai materi
terampilan mengelola kelas)
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2.
Menayangkan media
audio
visual
a. Isi dari media audio visual sesuai dengan materi yang diajarkan.
(keterampilan mengadakan variasi)
b. Materi yang disampaikan melalui media audio visual sesuai dengan tujuan pembelajaran. c. Penggunaan media audio visual menarik perhatian siswa d. Penggunaan media audio visual efektif ( terkait dengan durasi penayangan media)
3.
Menjelaskan materi
dengan
media
audio
visual(keterampi lan menjelaskan)
a. Menjelaskan materi pelajaran sesuai indikator b. Mengaitkan materi dengan kehidupan nyata c. Memberikan contoh sesuai dengan materi
196
d. Mengecek pemahaman siswa 4.
Membimbing siswa
dalam
berdiskusi
a. Memberikan petunjuk dalam berkelompok b. Membagi siswa dalam
kelompok (keterampilan
kelompok c. Mengatur tempat duduk
mengajar kelompok kecil)
sesuai kelompok d. Berkeliling membimbing kerja siswa
5.
Membimbing siswa
dalam
menyampaikan hasil
diskusi
(keterampilan mengajar kelompok
kecil
a. Mengawasi jalannya presentasi b. Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
dan perorangan) c. Memberikan solusi apabila terjadi perbedaan pendapat antara kelompok. d. Menutup diskusi 6.
Melaksanakan refleksi terhadap
a. Guru bertanya kembali tentang permasalahan
197
proses
awal pembelajaran
pembelajaran (keterampilan bertanya,
b. memberi kesempatan siswa untuk bertanya mengenai materi yang
keterampilan
belum di mengerti
menjelaskan,
c. memantapkan
keterampilan membuka dan
pemahaman siswa
menutup
terhadap materi
pembelajaran)
pembelajaran d. Menyimpulkan materi bersama siswa
7.
Melaksanakan evaluasi
indikator pembelajaran.
pembelajaran (keterampilan membuka
a. Evaluasi sesuai dengan
dan
b. Melaksanakan penilaian proses dan hasil c. Bentuk soal tes tertulis
menutup
bervariasi
pelajaran)
d. Menggunakan pedoman penilaian yang jelas 8.
memberikan penguatan
a. Guru memberikan dan
merayakan akhir
apresiasi terhadap hasil kerja setiap kelompok
198
pembelajaran
b. Memberikan penguatan
(keterampilan
verbal (kata-kata)
melakukan
terhadap kelompok yang
penguatan)
menyajikan hasil diskusi dengan baik c. Menggunakan penguatan gestural (mimik,gerakan) d. Merayakan akhir pembelajaran dengan bernyanyi. Jumlah Kategori
Jumlah Skor Semua
Skor Setiap
Kriteria
indikator
Indikator
Ketuntasan
26,5 ≤ skor ≤ 32
3,5 ≤ skor ≤ 4
Tuntas
Sangat Baik
20 ≤ skor < 26,5
2,5 ≤ skor < 3,5
Tuntas
Baik
13,5 ≤ skor < 20
1,6 ≤ skor < 2,5
Tidak Tuntas
Cukup
8 ≤ skor < 13,5
1 ≤ skor < 1,6
Tidak Tuntas
Kurang
Kategori
199
LAMPIRAN 3 LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn melalui Model Quantum Teaching dengan media audio visual pada Siswa Kelas VA SDN Tambakaji 05 Kota Semarang Siklus …. Nama SD
:
Nama Siswa : Kelas
:
Konsep
:
Hari/tanggal
:
Petunjuk a. Berilah tanda (√ ) pada kolom deskriptor yang tampak! b. Tulislah jumlah skor yang tampak Skor 1 ( jika satu deskriptor tampak) Skor 2 ( jika dua deskriptor tampak) Skor 3 ( jika tiga deskriptor tampak) Skor 4 ( jika empat deskriptor tampak) No 1.
Indikator pengamatan Kesiapan siswa mengikuti pembelajaran (emotional activities)
Deskriptor a. Tidak terlambat masuk ke kelas b. Tertib dan rapi di tempat duduk masing-masing c. Buku dan peralatan menulis lengkap
Tampak
Skor
200
d. Menanggapi pertanyaan guru dalam apersepsi 2.
Memperhatikan dan mengamati media audio visual yang di tampilkan guru (listening activities, visual activities)
a. Siswa
tenang
(tidak
berbicara sendiri) b. Siswa tampak memperhatikan terhadap media yang ditayangkan. c. Mencatat materi penting yang ditampilkan melalui media audiovisual. d. Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang ditayangkan dalam media audio visual.
3.
Memperhatikan informasi yang disampaikan guru ( listening activities)
a. Siswa
mendengarkan
penjelasan guru b. Mencatat
poin-poin
penting. c. Siswa menanggapi penjelasan yang disampaikan guru (bertanya atau menjawab pertanyaan
201
yang diajukan guru) d. Siswa tenang saat mendengarkan penjelasan dari guru 4.
Tertib dalam
a. Tenang saat
pembentukan
pembentukan kelompok
kelompok
(tidak berbicara sendiri)
(emotional activities)
b. Memperhatikan penjelasan guru dalampembentukan kelompok c. Duduk berkelompok dengan tertib d. Melakukan petunjuk guru
5.
Mempresentasik an hasil kerja (oral activities, mental activities)
a. Mempresentasikan hasil kerja secara komunikatif b. Suara jelas c. Berani atau percaya diri d. Menanggapi pertanyaan kelompok lain
6.
Menanggapi hasil kerja siswa
a. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
202
lain (oral activities, mental activities)
benar b. Memperhatikan hasil kerja siswa lain c. Menanggapi hasil kerja siswa lain dengan tenang d. Memberi masukan terhadap hasil kerja siswa lain
7.
Menyimpulkan materi yang telah dipelajari (oral activities)
a. Memberikan kesimpulan sesuai dengan materi b. Mencatat hasil kesimpulan c. Mengungkapkan kembali hasil kesimpulan d. Memberikan contoh dari hasil kesimpulan.
8.
Mengerjakan
a. Mengerjakan soal
evaluasi individu
evaluasi tanpa
(mental
mencontek jawaban
activities, writing
teman
activities)
b. Mengerjakan soal sesuai waktu yang di tentukan
203
guru c. Tenang dan tertib saat mengerjakan soal d. Mengerjakan soal sesuai petunjuk guru
9.
Merayakan akhir pembelajaran (emotional activities, mental activities)
a. Siswa tampak senang dan bersemangat b. Ikut bertepuk tangan c. Berpartisipasi
dalam
menyanyikan lagu yelyel kelas. d. Siswa tertib Jumlah Kategori
Jumlah Skor Semua indikator
Skor Setiap Indikator
Kriteria Ketuntasan
Kategori
30,5 ≤ skor ≤ 36
3,5 ≤ skor ≤ 4
Tuntas
Sangat Baik
23 ≤ skor < 30,5
2,5 ≤ skor < 3,5
Tuntas
Baik
16,5 ≤ skor < 23
1,6 ≤ skor < 2,5
Tidak Tuntas
Cukup
204
9 ≤ skor <16,5
1 ≤ skor < 1,6
Tidak Tuntas
Kurang
205
LAMPIRAN 4 INSTRUMEN PENILAIAN KETERCAPAIAN KARAKTER BANGSA
Petunjuk : 1. Bacalah dengan cermat karakter bangsa dan deskriptor di bawah ini ! 2. Berilah tanda (√ ) pada kolom deskriptor yang tampak!! 3. Skala penilaian sebagai berikut : -
Skor 1 jika satu deskriptor tampak
-
Skor 2 jika dua deskriptor tampak
-
Skor 3 jika tiga deskriptor tampak
No.
Karakter Bangsa
1.
Teliti
Deskriptor -
Tampak
Sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas.
-
Tidak terburu-buru dalam menyelesaikan tugas.
-
Fokus dengan tugas yang diberikan.
2.
Berani
-
Berpartisipasi tanpa ditunjuk guru.
-
Ikut berpendapat dalam diskusi kelas.
-
Memberi masukan pada pendapat orang lain.
3.
Disiplin
-
Tertib
selama
pembelajaran -
Menyelesaikan tugas
Skor
206
tepat waktu -
Tidak
mengganggu
teman lain 4.
Bekerjasama
-
Berpartisipasi dalam kelompok
-
Melakukan tugas kelompok dengan baik
-
Saling membantu dalam kelompok
Skor maksimal : 12 Skor minimal : 0 Kriteria penskoran Skor
Kriteria
8 ≥ skor ≤ 12
Sangat baik (A)
4 ≥ skor < 8
Baik (B)
0 ≥ skor < 4
Cukup (C)
207
LAMPIRAN 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus I Pertemuan ke-1 Sekolah
:
SDN Tambakaji 05
Mata pelajaran
:
Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
:
V/2
Alokasi Waktu
:
2 x 35 menit (1x Pertemuan)
A. Standar Kompetensi 4. Menghargai keputusan bersama B. Kompetensi Dasar 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama C. Indikator 1. Mendeskripsikan pengertian keputusan bersama 2. Menjelaskan nilai dasar musyawarah 3. Menyebutkan syarat keputusan bersama D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui kegiatan mengamati media audio visual tentang keputusan bersama, siswa dapat mendeskripsikan pengertian keputusan bersama dengan tepat. 2. Melalui kegiatan kerja kelompoktentang keputusan bersama, siswa dapat menjelaskan nilai dasar musyawarah dengan benar. 3.
Melalui kegiatan kerja kelompoktentang keputusan bersama, siswa dapat menyebutkan syarat keputusan bersama dengan tepat.
208
Karakter yang diharapkan • Konsep
: Keputusan bersama
• Nilai
: Nilai kesopanan dan nilai sosial
• Moral
: Percaya diri, bertanggungjawab
• Peduli lingkungan
: Mengenalkan kepada peserta didik tentang keputusan bersama yang akan melatih siswa menjadi individu yang teliti, berani, disiplin dan bertanggungjawab.
E. Materi Pembelajaran Memahami keputusan bersama
F.
Model dan Metode Pembelajaran 1. Model
: Model Quantum Teaching dengan media audio visual
2. Metode
: ceramah informatif, diskusi kelompok, Tanya jawab.
G. Sumber dan Media Pembelajaran 1
Sumber Pembelajaran a. Bagi guru - Buku BSE PKn kelas V SD karangan Setiati Widihastuti - Buku BSE PKn kelas V SD karangan Najib Sulhan - Standar Isi Mata Pelajaran PKn - Standar Proses - Buku Quantum Teaching karangan Bobbi Deporter - Youtube.com b. Bagi Peserta Didik - Buku BSE PKn kelas V SD karangan Setiati Widihastuti - Buku BSE PKn kelas V SD karangan Najib Sulhan
2
Media Pembelajaran Media audio visual tentang keputusan bersama
209
H. Langkah-langkah Pembelajaran No
Tahapan Kegiatan
1.
Pra kegiatan
Kegiatan Pembelajaran ± 5 menit a. Mempersiapkan Media b. Salam c. Do’a d. Presensi
2.
Kegiatan Awal
± 10 menit e. Motivasi dan apersepsi - Motivasi dengan menyanyikan lagu yelyel kelas - Guru melakukan apersepsi dengan
Tumbuhkan
menayangkan sebuah video tentang pengambilan keputusan bersama dan mengajukan pertanyaan kepada siswa f. Menyampaikan tujuan Pembelajaran yang ingin dicapai
3.
Kegiatan Inti
± 45 menit g. Siswa menyimak video tentang
Alami
pengambilan keputusan bersama yang ditayangkan oleh guru (eksplorasi) h. Siswa memberikan tanggapan mengenai
210
video tersebut (eksplorasi) i. Siswa dijelaskan menganai pengambilan keputusan bersama (eksplorasi) j. Siswa berkelompok secara heterogen yang beranggotakan 3 sampai 4 siswa (elaborasi) Namai
k. Setiap kelompok diberi LKS tentang pengambilan keputusan bersama untuk didiskusikan bersama dengan kelompoknya (elaborasi) l. Setiap kelompok dipilih satu siswa secara acak untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil pekerjaan
Demonstrasikan
kelompoknya (elaborasi) m. Kelompok yang lain menanggapi hasil kerja kelompok yang mendapat tugas (elaborasi). n. Siswa beserta guru menyimpulkan hasil diskusi (Konfirmasi)
Ulangi o. Guru melakukan Tanya jawab menyangkut materi yang telah dipelajari(Konfirmasi) 4.
Kegiatan Akhir
± 10 menit p. Guru memberikan reward terhadap hasil
Rayakan
kerja kelompok q. Siswa bersama guru menyimpulkan materi
211
pelajaran. r. Siswa mengerjakan evaluasi individu s. Guru menyampaikan topik pembelajaran pada pertemuan berikutnya. t. Salam
I.
Penilaian 1. Prosedur Tes a. Penilaian Proses b. Penilaian Hasil 2. Teknik Penilaian a. Non Tes (penilaian proses) b. Tes (evaluasi)
3. Instrumen (terlampir) a. Lembar observasi keterampilan guru b. Lembar observasi aktivitas siswa c. Soal evaluasi
Semarang, 24 Mei 2013 Observer
Fatkhul Huda, S.PdI
Peneliti
Waliyyatun Nashiirah
212
213
MATERI PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN I Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : VA/ II Materi
: Memahami Keputusan bersama
Organisasi adalah kelompok manusia yang diatur untuk bekerja sama guna mencapai tujuan yang sama. Organisasi terdiri atas beberapa orang. Tujuan bersamalah yang menyatukan orang-orang tersebut. Setiap organisasi pasti terdapat perbedaan. Misalnya perbedaanpendapat, pikiran, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dalam organisasi pasti ada usaha untuk mengatasi perbedaan. Untuk mengatasi perbedaan ini, ada aturan-aturan yang harus ditaati bersama. Salah satu cara untuk mengatasi perbedaan adalah dengan musyawarah. Musyawarah dilakukan untuk menetapkan keputusan bersama. Keputusan bersama adalah keputusan yang melibatkan semua orang yang berkepentingan. Keputusan bersama melibatkan semua anggota organisasi. Keputusan bersama harus dilakukan karena dalam organisasi terdapat banyak orang. Dalam organisasi, kita tidak bisa menyerahkan keputusan kepada satu orang. Keputusan juga tidak boleh diserahkan kepada ketua organisasi saja. Semua warga organisasi harus terlibat dalam pengambilan keputusan
214
Ada beberapa nilai dasar yang harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan bersama. Beberapa nilai dasar tersebut antara lain: 1. Kebersamaan 2. Persamaan hak 3. Kebebasan mengemukakan pendapat 4. Penghargaan terhadap pendapat orang lain 5. Pelaksanaan hasil keputusan secara bertanggungjawab Kebersamaan dan tujuan bersama merupakan asal usul organisasi. Tanpa adanya kebersamaan dan tujuan bersama, mustahil ada sebuah organisasi. Ketika mengadakan musyawarah, nilai dasar ini tidak boleh ditinggkan. Dalam bermusyawarah seluruh peserta harus mendapat persamaan hak. Maksudnya seluruh peserta musyawarah diberi hak yang sama untuk mengemukakan pendapat. Mereka bebas mengungkapkan ide. Maksud bebas adalah tidak mendapat paksaan dari orang lain. Ia bebas mengutarakan pendapatnya. Dalam berpendapat seseorang tidak boleh dipaksa oleh orang lain. Oleh karena itu seluruh peserta
215
musyawarah harus mendengarkan setiap orang yang sedang berpendapat. Setiap pendapat yang muncul harus dihargai. Keputusan sebuah organisasi disebut keputusan bersama. Keputusan tersebut mewadahi semua pendapat yang muncul. Keputusan bersama haruslah mewakili kepentingan seluruh anggota organisasi,dalam musyawarh tidak boleh ada pemaksaan kehendak . dalam musyawarah tidak boleh ada menindas dan ditindas. Hasil keputusan musyawarah tidak boleh menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain. Keputusan harus menguntungkan semua pihak. Keputusan bersama harus menampilkan rasa keadilan. Keputusan bersama tidak boleh diputuskan oleh satu atau dua orang anggota saja. Semua anggota yang memiliki kepentinngan haruslah dilibatkan.
216
MEDIA PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN 1
217
218
Nama Kelompok:……………………………… Anggota : 1. ………………………… 2. ………………………… 3. ………………………… 4. …………………………
LEMBAR KERJA KELOMPOK Siklus I Pertemuan 1
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/ Semester
: VA/II
Tujuan 1. Siswa dapat menjelaskan nilai dasar musyawarah dengan benar. 2. Siswa dapat menyebutkan syarat keputusan bersama dengan tepat. Petunjuk 1. Tulislah nama kelompok dan anggota kalian. 2.Pilihlah salah satu teman anggota kelompok sebagai ketua kelompok. 3. Diskusikan dengan kelompokmu a. Isilah tabel dibawah ini No.
Nilai Dasar
1.
Kebersamaan
2.
Persamaan hak
3.
Kebebasan mengemukakan pendapat
4.
Penghargaan terhadap pendapat orang lain
Penjelasan
219
5.
Pelaksanaan hasil keputusan secara bertanggungjawab
b. Dalam pengambilan keputusan bersama tidak diperbolehkan adanya pemaksaan kehendak. Apa maksud dari kalimat tersebut? Sertakan contohnya!
220
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA KELOMPOK Siklus I Pertemuan 1
3a. No.
Nilai Dasar
1. Kebersamaan
2.
Penjelasan Kebersamaan merupakan asal usul organisasi, tanpa adanya kebersamaan dan tujuan bersama mustahil ada sebuah organisasi.
Persamaan hak
Maksudnya seluruh peserta musyawarah diberi hak yang sama untuk mengemukakan pendapat
3.
Kebebasan mengemukakan pendapat
Bebas mengungkapkan ide. Maksud bebas adalah tidak mendapat paksaan dari orang lain. Ia bebas mengutarakan pendapatnya
4.
Penghargaan terhadap pendapat orang lain
5.
Pelaksanaan hasil keputusan secara bertanggungjawab
Setiap pendapat yang muncul harus dihargai Keputusan bersama tidak boleh diputuskan oleh satu atau dua orang anggota saja. Semua anggota yang memiliki kepentinngan haruslah dilibatkan
3b. Maksudnya adalah dalam pengambilan keputusan bersama setiap orang bebas mengeluarkan pendapatnya tanpa peksaan dari orang lain.
221
Contoh:
222
LEMBAR EVALUASI
Nama : ………………………………………
Siklus I Pertemuan 1
No. Urut : ………………………………………
A. Pilihlah huruf a, b, c atau d dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat! 1. Pengertian keputusan bersama adalah…. a. Keputusan yang diambil oleh pemimpin rapat untuk kepentingan sendiri. b. Keputusan yang melibatkan semua orang yang berkepentingan dan bermanfaat bagi semuanya. c. Keputusan yang diambil melalui paksaan dan dilaksanakan oleh semua anggota d. Keputusan yang diambil oleh seseorang untuk kepentingan pribadi. 2. Hal yang harus menjadi syarat bagi keputusan bersama adalah…. a. Keputusan menguntungkan ketua organisasi b. Keputusan merupakan usulan ketua organisasi c. Keputusan mewadahi semua pendapat dan kepentingan anggota organisasi d. Keputusan menguntungkan sebagian anggota dan merugikan sebagian anggota lain. 3. Manakah nilai yang harus tercemin dalam keputusan bersama? a. Permusuhan b. Kekuasaan c. Kebersamaan d. Pemaksaan kehendak 4. Apabila dalam sebuah rapat, ada seseorang yang mengeluarkan pendapatnya, namun pendapat tersebut kurang tepat dan malah merugikan sebagian anggota organisasi, sikapmu sebaiknya ….
223
a. Menolak mentah-mentah b. Mencaci maki si pemberi pendapat c. Langsung menerima dengan senang hati. d. Menghormati pendapat tersebut meskipun tidak sesuai 5. Seluruh peserta musyawarah harus mendengarkan setiap orang yang berpendapat, setiap pendapat yang muncul harus dihargai. Hal tersebut merupakan pencerminan dari nilai dasar musyawarah…. a. Persamaan Hak b. Penghargaan terhadap pendapat orang lain c. Kebebasan mengemukakan pendapat d. Pelaksanaan hasil keputusan secara bertanggung jawab B. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas! 1. Kelas VA sedang melakukan rapat untuk menghias kelas , Amel sebagai ketua kelas berpendapat untuk membeli hiasan dinding yang baru karena hiasan yang lama sudah jelek dan usang. Sedangkan Eli berpendapat untuk tetap memakai hiasan yang lama kerena hiasan tersebut masih bisa dipakai. Kamu sebagai anggota siswa kelas VA a.
Pendapat manakah yang akan kamu pilih? Sertakan alasanmu
b. Bagaimanakah seharusnya sikap yang diambil oleh seseorang yang pendapatnya tidak dipilih? 2. Ada beberapa nilai dasar yang harus diperhatikan dalam melakukan musyawarah. Beberapa nilai tersebut antara lain: a. Kebersamaan b. Persamaan hak c. Kebebasan mengemukakan pendapat. d. Penghargaan terhadap pendapat orang lain e. Pelaksanaan hasil keputusan secara bertanggung jawab. Jelaskan masing-masing nilai tersebut!
224
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI Siklus I Pertemuan 1
A. Pilihan ganda 1. A 2. C 3. C 4. D 5. B
B. Isian uraian 1. a. kebijakan guru b. sikap yang seharusnya diambil oleh seseorang yang pendapatnya tidak diterima adalah menerima dengan mentaati keputusan bersama yang telah disepakati. 2. a. Kebersamaan maksudnya kebersamaan merupakan asal usul organisasi, tanpa adanya kebersamaan tidak mungkin sebuah organisasi dapat terbentuk. b. Persamaan maksudnya seluruh peserta musyawarah diberi hak yang sama untuk mengemukakan pendapat c. Kebebasan mengemukakan pendapat maksudnya setiap anggota mempunyai kbebasan untuk mengemukakan idenya d. Penghargaan terhadap pendapat orang laian, maksudnya setiap pendapat yang mmuncul harus dihargai e. Pelaksanaan hasil keputusan secara bertanggungjawab, setiap anggota yang berkepentingan harus melaksanakan hasil keputusan tersebut secara bertanggungjawab.
225
Kompetensi Dasar 4.1 Mengenal bentukbentuk keputusan bersama
Materi Memahami Keputusan bersama
KISI-KISI PENULISAN SOAL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN 1 Sekolah : SDN Tambakaji05 Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : VA/I Standar Kompetensi : 4. Menghargai keputusan bersama Indikator Teknik Bentuk No. Soal Penilaian Soal
Tingkat kognitif
1.
Mendeskripsikan pengertian keputusan bersama
Tes Tertulis
Pilihan ganda
A1
C1
2.
Menjelaskan nilai dasar musyawarah
Tes Tertulis
Pilihan ganda
A3
C1
A5
C2
Isian uraian
B2
C2
Pilihan ganda
A2
C1
A4
C2
Isian uraian
B1
C4
3. Menyebutkan syarat keputusan bersama
Jumlah soal
Tes Tertulis
7
226
PEDOMAN PENSKORAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus I Pertemuan 1
A. Lembar Kerja Kelompok No Jenis Soal
No.
Skor
Skor Total
Soal 1.
Isian uraian
3a
Semua jawaban benar skor 6
6
Setiap poin bernilai 1 Jawaban salah 1 tidak menjawab skor 0 3b
jawaban benar skor 4
4
Mendekati benar 3 Jawaban salah 1 Tidak menjawab 0 Skor total = Nilai = Skor yang diperoleh x 10
10
227
B. Lembar Evaluasi No Jenis Soal
No.
Skor
Skor Total
Soal 1.
Pilihan
1-5
ganda
2.
Isian Uraian
Setiap jawaban benar skor 1
5
Jawaban salah atau tidak menjawab skor 0 1
Setiap jawaban benar skor 2,5
2,5
Mendekati benar 1 Jawaban salah 0,5 Tidak menjawab 0 2
Setiap jawaban benar skor2, 5
2,5
Setiap poin bernilai 0,5 Jawaban salah 0,5 Tidak menjawab 0 Skor total = Nilai = Skor yang diperoleh x 10
10
228
SILABUS Siklus I Pertemuan 1
No
Kompetensi Dasar
1.
4.1 Mengenal
Materi pokok
Nama Sekolah
: SDN Tambakaji 05
Kelas / Semester
: V / II
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran ( 1 x pertemuan)
Standar Kompetensi
: 4. Menghargai keputusan bersama
Indikator
Memahami 1.
Mendeskripsikan
a. b.
bentuk-
Keputusan
pengertian keputusan
bentuk
bersama
bersama
keputusan bersama
2.
Kegiatan Pembelajaran
Menjelaskan nilai
c.
dasar musyawarah 3.
Menyebutkan syarat
Motivasi dan apersepsi Menyampaikan tujuan Pembelajaran yang ingin dicapai Siswa menyimak video tentang pengambilan keputusan bersama yang ditayangkan oleh guru
d.
Siswa memberikan tanggapan mengenai video tersebut
e.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen yang beranggotakan 3 sampai 4 siswa
keputusan bersama
Alokasi Waktu 2 jp
Penilaian
Sumber
- penilaian
- Buku BSE
proses
PKn kelas V
- penilaian
SD karangan
hasil
Setiati Widihastuti - Buku BSE PKn kelas V SD karangan Najib Sulhan - Standar Isi
229
f.
g.
h. i.
Setiap kelompok diberi LKS tentang pengambilan keputusan bersama untuk didiskusikan bersama dengan kelompoknya Setiap kelompok dipilih satu siswa secara acak untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya
Mata Pelajaran PKn Standar Proses - Buku Quantum
Siswa beserta guru menyimpulkan hasil diskusi
Teaching
Guru melakukan Tanya jawab menyangkut materi yang telah dipelajari
Bobbi
j.
Guru memberikan reward terhadap hasil kerja kelompok
k.
Siswa mengerjakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar terhadap materi yang dipelajarinya
l.
Guru menyampaikan topik pembelajaran pada pertemuan
karangan Deporter - Internet
230
berikutnya.
231
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus I Pertemuan ke-2 Sekolah
:
SDN Tambakaji 05
Mata pelajaran
:
Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
:
V/2
Alokasi Waktu
:
2 x 35 menit (1x Pertemuan)
A. Standar Kompetensi 4. Menghargai keputusan bersama B. Kompetensi Dasar 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama C. Indikator 1. Menyebutkan bentuk keputusan bersama 2 . Mendeskripsikan pengertian musyawarah untuk mufakat 3. Menyebutkan contoh kegiatan musyawarah untuk mufakat D. Tujuan Pembelajaran 1. Dengan kegiatan mengamati media audio visual tentang bentuk keputusan bersama, siswa dapat menyebutkan bentuk keputusan bersama dengan benar 2. Melalui kegiatan mengamati media audio visual tentang musyawarah untuk mufakat siswa dapat mendeskripsikan pengertian musyawarah untuk mufakat dengan tepat 3. Melalui kegiatan kerja kelompok siswa dapat menyebutkan contoh kegiatan musyawarah untuk mufakat dengan tepat Karakter yang diharapkan • Konsep
: Musyawarah mufakat
• Nilai
: Nilai kesopanan dan nilai sosial
232
• Moral
: Percaya diri, bertanggungjawab
• Peduli lingkungan
: Mengenalkan kepada peserta didik tentang pengambilan keputusan bersamadalam bentuk musyawarah mufakat yang akan melatih siswa menjadi individu yang teliti, berani, disiplin dan bertanggungjawab.
E. Model dan Metode Pembelajaran
F.
1. Model
: Model Quantum Teaching dengan media audio visual
2. Metode
: Ceramah informatif, diskusi kelompok, tanya jawab
Sumber Pembelajaran 1
Sumber Pembelajaran a. Bagi guru - Buku BSE PKn kelas V SD karangan Setiati Widihastuti - Buku BSE PKn kelas V SD karangan Najib Sulhan - Standar Isi Mata Pelajaran PKn - Standar Proses - Buku Quantum Teaching karangan Bobbi Deporter - Youtube.com b. Bagi Peserta Didik - Buku BSE PKn kelas V SD karangan Setiati Widihastuti - Buku BSE PKn kelas V SD karangan Najib Sulhan
2
Media Pembelajaran Media audio visual tentang bentuk keputusan bersama
G. Materi Pembelajaran Bentuk-bentuk keputusan bersama (Musyawarah untuk mufakat)
233
H. Langkah-langkah Pembelajaran No Tahapan Kegiatan
Kegiatan Pembelajaran
1.
± 5 menit
Pra kegiatan
a. Mempersiapkan Media b. Salam c. Do’a d. Presensi 2.
Kegiatan Awal
± 10 menit
Tumbuhkan
e. Motivasi dan apersepsi - Motivasi dengan memutarkan musik instrumental. - Guru melakukan apersepsi dengan menayangkan sebuah video tentang bentuk-bentuk keputusan bersama dan mengajukan pertanyaan kepada siswa f. Menyampaikan tujuan Pembelajaran yang ingin dicapai
3.
Kegiatan Inti
± 45 menit
Alami
g. Siswa menyimak video musyawarah mufakat yang ditayangkan oleh guru (eksplorasi) h. Siswa memberikan tanggapan mengenai
234
video tersebut (eksplorasi) i. Siswa menyimak penjelasan guru tentang musyawarah mufakat (eksplorasi) Namai
j. Siswa berkelompok secara heterogen yang beranggotakan 3 sampai 4 siswa (elaborasi) k. Setiap kelompok diberi LKS mengenai bentuk keputusan bersama untuk didiskusikan bersama dengan kelompoknya (elaborasi)
Demonstrasikan
l. Setiap kelompok dipilih satu siswa secara acak untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya (elaborasi) m. Kelompok yang lain menanggapi hasil kerja kelompok yang mendapat tugas (elaborasi)
Ulangi
n. Siswa beserta guru menyimpulkan hasil diskusi (Konfirmasi) o. Guru melakukan Tanya jawab menyangkut materi yang telah dipelajari(Konfirmasi)
4.
Kegiatan Akhir Rayakan
± 10 menit p. Guru memberikan reward terhadap hasil kerja kelompok q. Siswa bersama guru menyimpulkan materi
235
pelajaran r. Siswa mengerjakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar terhadap materi yang dipelajarinya s. Guru menyampaikan topik pembelajaran pada pertemuan berikutnya. t. Salam I.
Penilaian 1. Prosedur Tes c. Penilaian Proses d. Penilaian Hasil 2. Teknik Penilaian a. Non Tes (penilaian proses) b. Tes (evaluasi) 3. Instrumen (terlampir) a. Lembar observasi keterampilan guru b. Lembar observasi aktivitas siswa c. Soal evaluasi
Semarang, 28 Mei 2013 Observer
Fatkhul Huda, S.Pd.I
Peneliti
Waliyyatun Nashiirah
236
237
MATERI AJAR SIKLUS I PERTEMUAN 2 Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
: VA/ II
Materi
: Musyawarah untuk mufakat
Musyawarah untuk mufakat adalah bentuk pengambilan keputusan bersama yang
mengedepankan
kebersamaan.
Musyawarah
dilakukan
dengan
cara
mempertemukan semua pendapat yang berbeda-beda. Setelah semua pendapat didengar dan ditampung, pendapat yang paling baik akan disepakati bersama. Dari berbagai pendapat, tentunya tidak mudah menentukan pendapat yangterbaik. Biasanya semua orang akan mengatakan bahwa pendapatnyalah yang terbaik. Jika kalian mengajukan sebuah pendapat, pasti kalian akan menganggap pendapat kalianlah yang paling baik. Benar begitu, bukan Ketika seluruh pendapat sudah dikemukakan, pembicaraan pun terjadi. Setelah dipertimbangkan akhirnya satu pendapat disepakati. Itulah yang kemudian disebut mufakat atau kesepakatan bersama. Dengan
jalan
diambilmencerminkan
mufakat, semua
diharapkan
pendapat.
Dengan
keputusan demikian,
bersama tidak
ada
yang lagi
anggotayang merasa bahwa pendapatnya tidak diperhatikan. Musyawarah untuk mufakat biasanya dilakukan dalam organisasi yang jumlah anggotanya sedikit. Misalnya, keluarga, Rukun Tetangga (RT), atau Desa. Mereka berkumpul di suatu pertemuan atau majelis, semuanya duduk bersama membahas persoalan yang perlu mereka musyawarahkan. Contoh: Pak Lurah mengumpulkan warga untuk mengadakan musyawarah tentang kebersihan lingkungan. Kegiatan itu sangat baik, bahkan dianjurkan oleh agama, agar kita selalumenjaga kebersihan.
238
Sebelum Pak Lurah memimpin rapat, Pak Lurah menyiapkan materi yang akandisampaikan kepada warganya. Hal ini dilakukan agar pada saat musyawarah, lebih cepat untuk dipahami dan bisa disetujui. Begitu juga kalau ada pertanyaan, lebih mudah untuk menjawabnya.
239
MEDIA PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN 2
240
241
Nama Kelompok:……………………………… Anggota : 1. ………………………… 2. ………………………… 3. ………………………… 4. …………………………
LEMBAR KERJA SISWA Siklus I Pertemuan 2
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/ Semester
: VA/II
Tujuan 1. Siswa dapat menyebutkan bentuk keputusan bersama dengan benar 2. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian musyawarah untuk mufakat dengan tepat 3. Siswa dapat menyebutkan contoh kegiatan musyawarah untuk mufakat dengan tepat Petunjuk 4. Tulislah nama kelompok dan anggota kalian. 5. Pilihlah salah satu teman anggota kelompok sebagai ketua kelompok. 6. Buatlah masing-masing 3 contoh kegiatan musyawarah No
Tempat
1.
Rumah
2.
Sekolah
Contoh Kegiatan Musyawarah
242
3. Masyarakat
7. Wawan seorang ketua rapat merasa tidak setuju terhadap pendapat anggotanya yang bernama Awan, sehingga dia mencela pendapat Awan. Benarkah tindakan Wawan tersebut? Bagaimanakah seharusnya sikap Wawan ? bagaimana sikapmu seandainya kamu sebagai ketua rapat?
243
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI Siklus I Pertemuan 2
6. No
Tempat
Contoh Kegiatan Musyawarah
1. Musyawarah membeli mobil baru, musyawarah Rumah
tentang liburan akhir pekan, musyawarah tentang peraturan dirumah.
2. Sekolah
Musyawarah pemilihan ketua kelas, musyawarah jadwal piket kelas, musyawarah kenaikan kelas
3. Musyawarah kegiatan kerja bakti, musyawarah Masyarakat
pembangunan jalan, musyawarah pembagian panitia kurban.
244
7. Tindakan wawan tidak benar karena telah mencela pendapat awan, sikap wawan seharusnya menghormati pendapat yang telah diutarakan oleh awan walaupun pendapatnya tidak sejalan. Sebagai seorang ketua rapat haruslah bertindak adil dan tidak memihak pada siapapun.
245
LEMBAR EVALUASI Siklus I Pertemuan 2
A.
Nama : ……………………………………… No. Urut : ………………………………………
Pilihlah huruf a, b, c atau d dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat! 1. Dibawah ini merupakan bentuk pengambilan keputusan bersama, kecuali…. a. Musyawarah untuk mufakat b. Aklamasi c. Deklamasi d. Voting 2. Musyawarah mufakat adalah…. a. Bentuk pengambilan keputusan bersama dengan mengambil suara terbanyak. b. Bentuk pengambilan keputusan bersama yang mengedepankan kebersamaan. c. Bentuk pengambilan keputusan bersama oleh satu pihak. d. Bentuk pengambilan keputusan bersama dengan jalan kekerasan. 3. Salah satu contoh musyawarah mufakat adalah a. Pemilihan umum b. Pemilihan presiden c. Membuat jadwal piket d. Pemilihan kepala desa 4. Dibawah ini merupakan masalah yang dapat diselesaikan melalui jalan musyawarah mufakat, kecuali…. a. Rencana kunjungan karya wisata SD ke pabrik gula b. Kegiatan kerja bakti desa c. Memilih untuk melanjutkan sekolah.
246
d. Membeli makanan di kantin sekolah. 5. Dalam bermusyawarah dapat dikatakan mufakat apabila… a. Seluruh anggota sepakat terhadap satu pendapat b. Masing- masing anggota mempunyai pendapat sendiri c. Setiap anggota saling bertengkar untuk memperkuat pendapatnya d. Hanya ada sebagian anggota yang setuju trhadap satu pendapat.
B.
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas! 1. Kemukakan pendapatmu bagaimana proses dalam musyawarah sampai ditemukan kata mufakat! 2. Buatlah 1 contoh masing-masing musyawarah dalam keluarga, masyarakat dan sekolah!
247
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI Siklus I Pertemuan 2
A. Pilihan ganda 1. C 2. B 3. C 4. D 5. A B. Isian uraian 1. Proses dalam musyawarah agar ditemukan kata mufakat yaitu dengan cara mempertemukan semua pendapat yang berbeda –beda. Setelah semua pendapat didengar dan ditampung, pendapat yang paling baik akan disepakati bersama. 2. Contoh musyawarah dalam keluarga: musyawarah menentukan tujuan wisata, musyawarah untuk membeli mobil baru. Contoh musyawarah di sekolah: musyawarah penentuan jadwal piket Contoh musyawarah di maasyarakat: musyawarah menentukan ronda malam, musyawarah menentukan kerjabakti bersama.
248
KISI-KISI PENULISAN SOAL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN 2
Kompetensi Dasar 4.1 Mengenal bentukbentuk keputusan bersama
Materi
Sekolah
: SDN Tambakaji 05
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
: VA/I
Standar Kompetensi
: 4. Menghargai keputusan bersama
Indikator
Bentuk-bentuk 1. Menyebutkan bentuk keputusan keputusan bersama bersama 2 . Mendeskripsikan pengertian (musyawarah musyawarah untuk mufakat untuk mufakat)
3. Menyebutkan contoh kegiatan musyawarah untuk mufakat
Jumlah Soal
Teknik Penilaian
Bentuk Soal
Tingkat kognitif
No. Soal
Tes Tertulis
Pilihan ganda
A1
C1
Tes Tertulis
Pilihan ganda
A2
C1
A5
C2
Isian uraian
B1
C3
Pilihan ganda
A3
C2
A4
C2
Isian uraian
B2
C6 7
249
PEDOMAN PENSKORAN SOAL EVALUASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus I Pertemuan 2
A. Lembar Kerja Kelompok No Jenis Soal
No.
Skor
Skor Total
Soal 1.
Isian uraian
3
Setiap jawaban benar skor 6
6
Mendekati benar 5 Jawaban salah 1 tidak menjawab skor 0 4
Setiap jawaban benar skor 4
4
Mendekati benar 3 Jawaban salah 1 Tidak menjawab 0 Skor total = Nilai = Skor yang diperoleh x 10
10
250
B. Soal Evaluasi No Jenis Soal
No.
Skor
Skor Total
Soal 1.
Pilihan
1-5
ganda
2.
Isian Uraian
Setiap jawaban benar skor 1
5
Jawaban salah atau tidak menjawab skor 0 1
Setiap jawaban benar skor 2
2
Mendekati benar 1 Jawaban salah 0,5 Tidak menjawab 0 2
Setiap jawaban benar skor 3
3
Setiap poin bernilai 1 Jawaban salah 0,5 Tidak menjawab 0 Skor total = Nilai = Skor yang diperoleh x 10
10
251
SILABUS Siklus I Pertemuan 2 Nama Sekolah
: SDN Tambakaji 05
Kelas / Semester
: V / II
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran ( 1 x pertemuan)
Standar Kompetensi
: 4. Menghargai keputusan bersama
No
Kompetensi Dasar
Materi pokok
1.
4.1 Mengenal
Bentuk-
1. Menyebutkan bentuk
bentuk-
bentuk
keputusan bersama
bentuk
Keputusan
keputusan
bersama
bersama
(Musyawar ah untuk mufakat)
Indikator
2. Mendeskripsikan pengertian musyawarah untuk mufakat 3. Menyebutkan contoh
kegiatan musyawarah untuk mufakat
Kegiatan Pembelajaran
a) Motivasi dan apersepsi b) Menyampaikan tujuan Pembelajaran yang ingin dicapai c) Siswa menyimak video musyawarah mufakat yang ditayangkan oleh guru d) Siswa memberikan tanggapan mengenai video tersebut e) Siswa dijelaskan materi tentang musyawarah mufakat f) Siswa dibagi menjadi beberapa
Alokasi Waktu 2 jp
Penilaian
Sumber
- penilaian
- Buku BSE
proses
PKn kelas V
- penilaian
SD karangan
hasil
Setiati Widihastuti - Buku BSE PKn kelas V SD karangan Najib Sulhan
252
kelompok secara heterogen yang beranggotakan 3 sampai 4 siswa g) Setiap kelompok diberi LKS mengenai bentuk keputusan bersama untuk didiskusikan bersama dengan kelompoknya h) Setiap kelompok dipilih satu siswa secara acak untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya
- Standar Isi Mata Pelajaran PKn Standar Proses - Buku Quantum Teaching
i) Siswa beserta guru menyimpulkan hasil diskusi
karangan
j) Guru melakukan Tanya jawab menyangkut materi yang telah dipelajari
Deporter
k) Guru memberikan reward terhadap hasil kerja kelompok l) Siswa mengerjakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar terhadap materi yang dipelajarinya
Bobbi
- Internet
253
m) Guru menyampaikan topik
pembelajaran pada pertemuan berikutnya
254
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus II Pertemuan ke-1 Mata pelajaran
:
Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
:
V/2
Alokasi Waktu
:
2 x 35 menit (1x Pertemuan)
A. Standar Kompetensi 4. Menghargai keputusan bersama B. Kompetensi Dasar 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama C. Indikator 1. Mendeskripsikan pengertian pemungutan suara 2. Menjelaskan syarat dilakukan pemungutan suara 3. Menyebutkan contoh kegiatan pemungutan suara D. Tujuan Pembelajaran 1. Dengan mengamati tayangan media audio visual tentang voting, siswa dapat mendeskripsikan pengertian pemungutan suara dengan tepat. 2. Melalui kegiatan kerja kelompok siswa dapat menyebutkan syarat dilakukan pemungutan suara dengan benar 3. Melalui kegiatan kerja kelompok, siswa dapat menyebutkan contoh kegiatan pemungutan suara dengan tepat. Karakter yang diharapkan • Konsep
: pemungutan suara (voting)
• Nilai
: Nilai kesopanan dan nilai sosial
• Moral
: Percaya diri, bertanggungjawab
• Peduli lingkungan
: Mengenalkan kepada peserta didik tentang pengambilan keputusan bersama dalam bentuk
255
voting yang akan melatih siswa menjadi individu yang teliti, berani, disiplin dan bertanggungjawab.
E. Materi Pelajaran Pemungutan suara (voting) F.
G.
Model dan Metode Pembelajaran - Model
: Model Quantum Teaching dengan media audio visual
- Metode
: Ceramah informatif, diskusi kelompok, tanya jawab.
Sumber dan Media Pembelajaran 1
Sumber Pembelajaran a. Bagi guru - Buku BSE PKn kelas V SD karangan Setiati Widihastuti - Buku BSE PKn kelas V SD karangan Najib Sulhan - Standar Isi Mata Pelajaran PKn - Standar Proses - Buku Quantum Teaching karangan Bobbi Deporter - Youtube.com b. Bagi Peserta Didik - Buku BSE PKn kelas V SD karangan Setiati Widihastuti - Buku BSE PKn kelas V SD karangan Najib Sulhan
2
Media Pembelajaran Media Audio visual (video) tentang pemungutan suara/voting
H. Langkah-langkah Pembelajaran No
Tahapan Kegiatan
1.
Pra kegiatan
Kegiatan Pembelajaran ± 5 menit a. Mempersiapkan Media b. Salam c. Do’a
256
d. Presensi 2.
Kegiatan Awal
± 10 menit e. Motivasi dan apersepsi - Motivasi dengan menyanyikan lagu yelyel kelas - Guru melakukan apersepsi dengan
Tumbuhkan
menayangkan sebuah video tentang pemilihan kepala desa dan mengajukan pertanyaan kepada siswa f. Menyampaikan tujuan Pembelajaran yang ingin dicapai
3.
Kegiatan Inti
± 45 menit g. Siswa menyimak video tentang voting yang ditayangkan oleh guru (eksplorasi)
Alami
h. Siswa memberikan tanggapan mengenai video tersebut (eksplorasi) i. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai voting (eksplorasi) j. Siswa berkelompok secara heterogen yang beranggotakan 3 sampai 4 siswa (elaborasi)
Namai
k. Setiap kelompok diberi LKS tentang voting untuk didiskusikan bersama dengan kelompoknya (elaborasi)
Demonstrasikan
l. Setiap kelompok dipilih satu siswa secara acak untuk maju ke depan kelas
257
mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya (elaborasi) m. Kelompok yang lain menanggapi hasil kerja kelompok yang mendapat tugas. (elaborasi) n. Siswa beserta guru menyimpulkan hasil diskusi (Konfirmasi) Ulangi o. Guru melakukan Tanya jawab menyangkut materi yang telah dipelajari(Konfirmasi) 4.
Kegiatan Akhir
± 10 menit p. Guru memberikan reward terhadap hasil kerja kelompok q. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran
Rayakan
r. Siswa diajak menyanyikan yel-yel kelas. s. Siswa mengerjakan evaluasi individu. t. Guru menyampaikan topik pembelajaran pada pertemuan berikutnya. u. Salam
258
I.
Penilaian 1. Prosedur Tes e. Penilaian Proses f. Penilaian Hasil 2. Teknik Penilaian a. Non Tes (penilaian proses) b. Tes (evaluasi) 3. Instrumen (terlampir) a. Lembar observasi keterampilan guru b. Lembar observasi aktivitas siswa c. Soal evaluasi
Semarang, 31 Mei 2013 Observer
Fatkhul Huda, S.Pd.I
Peneliti
Waliyyatun Nashiirah
259
MATERI AJAR SIKLUS II PERTEMUAN 1 Mata pelajaran
:
Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
:
V/2
Materi
:
Pemungutan Suara / Voting
Cara musyawarah untuk mufakat tidak selalu membuahkan hasil. Hal ini terjadi bila ada perbedaan pendapat tidak dapat diselesaikan. Misalnya, beberapa pendapat dianggap sama baiknya. Atau karena beberapa pendapat dianggap tidak menguntungkan semua pihak. Jika demikian, ditempuhlah pemungutan suara atau voting. Tujuannya untuk mendapatkan keputusan bersama. Pemungutan suara biasanya disepakati oleh tiap-tiap pendukung pendapat yang berbeda. Sebelum dilakukan, diadakan kesepakatan. Yakni setiap anggota akan menerima pendapat yang didukung oleh suara terbanyak.
Voting merupakan cara kedua jika cara musyawarah untuk mufakat gagal dilakukan. Sebelum voting dilaksanakan, perlu diperhatikan beberapa hal berikut. 1.
Voting ditempuh setelah cara musyawarah untuk mufakat sudah dilaksanakan
260
2.
Voting dilakukan karena ketidakmungkinan menempuh musyawarah untuk mufakat lagi. Ketidakmungkinan ini disebabkan munculnya beragam pendapat yang bertentangan. Pertentangan inilah yang mencegah pencapaian kata mufakat.
3.
Voting dilakukan karena sempitnya waktu, sementara keputusan harus segera diambil.
4.
Voting dilakukan setelah semua peserta musyawarah mempelajari setiap pendapat yang ada.
5.
Voting dilakukan jika peserta musyawarah hadir mencapai kuorum.
6.
Voting dianggap sah sebagai keputusan jika separuh lebih peserta yang hadir menyetujuinya. Dalam voting, pendapat yang memperoleh suara terbanyak menjadi
keputusan bersama. Dengan demikian, pendapat lain yang mendapat suara lebih sedikitterpaksa diabaikan. Selanjutnya, anggota yang pendapatnya kalah harus menyepakati pendapat yang menang. Sementara itu anggota yang pendapatnya menang haruslah menghormati rekan yang pendapatnya kalah Voting tidak hanya ditempuh pada saat kata mufakat tidak ditemukan. Pemungutan suara juga dilakuakan pada pengambilan keputusan yang tidak dapat dimusyawarahkan, misalnya pemilihan kepala pemerintahan, mulai pemilihan kepala desa hingga pemilihan presiden. Contoh lain misalnya pemilihan umum yang diikuti berbagai partai, pemilihan umum kepala desa (pilkades), pemilihan umum (pemilu), pemilihan presiden ( pilpres).
261
MEDIA PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN 1
262
LEMBAR KERJA SISWA Siklus II Pertemuan 1
Nama Kelompok:……………………………… Anggota : 1. ………………………… 2. ………………………… 3. ………………………… 4. …………………………
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/ Semester
: VA/II
Tujuan 1. siswa dapat mendeskripsikan pengertian pemungutan suara dengan tepat. 2. siswa dapat menyebutkan syarat dilakukan pemungutan suara dengan benar 3. siswa dapat menyebutkan contoh kegiatan pemungutan suara dengan tepat
263
Petunjuk 1. Tulislah nama kelompok dan anggota kalian. 2. Pilihlah salah satu teman anggota kelompok sebagai ketua kelompok 3. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar! 4. Dalam pemilihan kepala karang taruna desa karang Tengah terdapat 500 calon undangan, namun hanya 200 saja yang bisa hadir dalam musyawarah tersebut. a. Dalam kondisi tersebut apakah voting dapat dilakukan? Berikan alasanmu! b. Berapakah jumlah minimal anggota yang datang agar dapat dilaksanakn voting? 5. Kapan pemungutan suara dapat dilakukan? Hal apa saja yang perlu diperhatikan sebelum melakukan voting? 6. Voting juga dapat dilakukan pada pengambilan keputusan yang tidak dapat dimusyawarahkan. Berilah 3 contoh voting dari pengambilan keputusan yang tidak dapat dimusyawarahkan!
264
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA Siklus II Pertemuan 1 4. a. voting tidak bisa dilakukan karena jumlah anggota yang hadir belum memenuhi kuorum yaitu 50% dari jumlah seluruh anggota. b. Jumlah anggota yang datang harus lebih dari 50% yaitu diatas 250 orang. 5. Pemungutan suara dapat dilakukan apabila dalam musyawarah tidak ditemukan kata sepakat atau mufakat. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemungutan suara: a. Voting ditempuh setelah cara musyawarah untuk mufakat sudah dilaksanakan b. Voting dilakukan karena ketidakmungkinan menempuh musyawarah untuk mufakat lagi. Ketidakmungkinan ini disebabkan munculnya beragam pendapat yang bertentangan. Pertentangan inilah yang mencegah pencapaian kata mufakat. c. Voting dilakukan karena sempitnya waktu, sementara keputusan harus segera diambil. d. Voting dilakukan setelah semua peserta musyawarah mempelajari setiap pendapat yang ada. e. Voting dilakukan jika peserta musyawarah hadir mencapai kuorum. f. Voting dianggap sah sebagai keputusan jika separuh lebih peserta yang hadir menyetujuinya 6. Contoh voting: pemilihan presiden, pemilihan kepala desa, pemilihan umum
265
Kompetensi Dasar 4.1 Mengenal bentukbentuk keputusan bersama
KISI-KISI PENULISAN SOAL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN 1 Sekolah : SDN Tambakaji 05 Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : VA/I Standar Kompetensi : 4. Menghargai keputusan bersama Teknik Bentuk Materi Indikator Penilaian Soal Pemungutan Suara (Voting)
1.
Mendeskripsikan pengertian pemungutan suara
Tes Tertulis
2 . Menjelaskan syarat Tes Tertulis dilakukan pemungutan suara
3. Menyebutkan contoh kegiatan pemungutan suara
Jumlah Soal
Tes Tertulis
Tingkat kognitif
No. Soal
Pilihan ganda
A1
C1
A2
C1
Isian Uraian
B2
C2
Pilihan ganda
A3
C2
A4
C2
Isian uraian
B1
C3
Pilihan ganda
A5
C2
Isian uraian
B3
C2 8
266
LEMBAR EVALUASI
Nama : ………………………………………
Siklus II Pertemuan 1
No. Urut : ………………………………………
A. Pilihlah huruf a, b, c atau d dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat! 1. Apakah nama lain dari pemungutan suara? a. chating b. voting c. aklamasi d. deklamasi 2. Bagaimanakah cara menentukan keputusan bersama dalam pemungutan suara? a. berdasarkan pengambilan suara terbanyak b. berdasarkan pengambilan suara paling sedikit c. berdasarkan pilihan pemimpin rapat d. berdasarkan pilihan acak 3. Pemungutan suara dapat dilakukan apabila… a. setelah mendapatkan keputusan dalam musyawarah mufakat b. musyawarah mufakat gagal menghasilkan keputusan. c. sebagian kecil peserta kurang setuju dengan musyawarah. d. semua peserta setuju dengan keputusan musyawarah. 4. Berikut ini merupakan syarat dilakukannya pemungutan suara, kecuali…. a. pemungutan suara dilakukan karena sempitnya waktu b. pemungutan suara dilakukan jika peserta musyawarah hadir mencapai kourum c. pemungutan suara dialakukan karena ketidak mungkinan menempuh musyawarah mufakat lagi. d. pemungutan suara dilakukan karena adanya pemaksaan kehendak. 5. Dibawah ini merupakan contoh pemungutan suara, kecuali…. a. pemilihan DPRD b. pemilihan putri Indonesia c. pemilihan camat
267
d. pemilihan siswa teladan B. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas! 1. Dalam pemilihan presiden tahun 2009 yang lalu, terdapat 4 pasangan yang mendaftarkan diri sebagai calon presiden dan wakil presiden. Diantara ke empat calon tersebut ada 1 pasangan yang memiliki suara paling unggul diantara yang lainnya, namun tidak ada satupun yang memperoleh suara lebih dari 50%. Apakah pemungutan suara tersebut dapat dianggap sah? Jelaskan dengan alasanmu sendiri! 2. Bagaimanakah seharusnya sikap yang diambil oleh seseorang yang menang dan seseorang yang kalah dalam pemungutan suara? 3. Sebutkan 3 contoh pemungutan suara yang kamu ketahui!
268
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI Siklus II Pertemuan 1
A. Pilihan ganda 1. B 2. A 3. B 4. D 5. C B. Isian uraian 1. Tidak, karena voting dianggap sah apabila 50% atau setengah dari pemilih menyetujui pendapat yang sama 2. sikap yang seharusnya diambil anggota yang pendapatnya kalah yaitu harus menyepakati pendapat yang menang, sedangkan bagi anggota yang pendapatnya menang haruslah menghormati rekan yang pendapatnya kalah. 3. Contoh pemungutan suara: pemilihan umum, pemilihan presiden, pemilihan gubernur, pemilihan kepala desa, pemilihan bupati, pemilihan idola cilik.
269
PEDOMAN PENSKORAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus II Pertemuan 1
A. Lembar Kerja Kelompok No Jenis Soal 1.
Isian uraian
No. Soal Skor 4
Skor Total
Setiap jawaban benar skor 4
4
Mendekati benar 2 Jawaban salah 0,5 atau tidak menjawab skor 0 5
Setiap jawaban benar skor 3
3
Mendekati benar 1,5 Jawaban salah 0,5 Tidak menjawab 0 6
Setiap jawaban benar skor 3
3
Mendekati benar 1,5 Jawaban salah 0,5 Tidak menjawab 0 Skor total = Nilai = Skor yang diperoleh x 10
10
270
B. Soal Evaluasi No Jenis Soal
No. Soal Skor
1.
1-5
Pilihan ganda
Skor Total
Setiap jawaban benar skor 1
5
Jawaban salah atau tidak menjawab skor 0 2.
Isian Uraian
1
2
jawaban benar skor 2 Mendekati benar 1 Jawaban salah 0,5 Tidak menjawab 0
2
2
jawaban benar skor 2 mendekati benar 1 Jawaban salah 0,5 Tidak menjawab 0
3
jawaban benar skor 1 mendekati benar 0,5 Jawaban salah 0,2 Tidak menjawab 0 Skor total =
Nilai = Skor yang diperoleh x 10
10
271
SILABUS Siklus II Pertemuan 1
No
Kompetensi Dasar
Materi pokok
1.
4.1 Mengenal
Pemungutan
bentuk-
Suara
bentuk
(Voting)
keputusan bersama
Nama Sekolah
: SDN Tambakaji 05
Kelas / Semester
: V / II
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran ( 1 x pertemuan)
Standar Kompetensi
: 4. Menghargai keputusan bersama
Indikator
1.
Mendeskripsikan
Kegiatan Pembelajaran
a.
Motivasi dan apersepsi
pengertian pemungutan b. Menyampaikan tujuan Pembelajaran suara yang ingin dicapai 2.
Menjelaskan syarat
c.
dilakukan pemungutan suara 3.
d.
Siswa memberikan tanggapan mengenai video tersebut
e.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen yang beranggotakan 3 sampai 4 siswa
Menyebutkan contoh kegiatan pemungutan
Siswa menyimak video tentang pemilihan kepala desa yang ditayangkan oleh guru
suara f.
Setiap kelompok diberi LKS tentang
Alokasi Waktu 2 jp
Penilaian
Sumber
- penilaian
- Buku BSE
proses
PKn kelas V
- penilaian
SD karangan
hasil
Setiati Widihastuti - Buku BSE PKn kelas V SD karangan Najib Sulhan - Standar Isi Mata
272
voting bersama untuk didiskusikan bersama dengan kelompoknya g.
Setiap kelompok dipilih satu siswa secara acak untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya
h.
Siswa beserta guru menyimpulkan hasil diskusi
i.
Guru melakukan Tanya jawab menyangkut materi yang telah dipelajari
j.
Guru memberikan reward terhadap hasil kerja kelompok
k.
Siswa mengerjakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar terhadap materi yang dipelajarinya
l.
Guru menyampaikan topik pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Pelajaran PKn Standar Proses - Buku Quantum Teaching karangan Bobbi Deporter - Internet
273
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus II Pertemuan ke-2 Sekolah
:
SDN Tambakaji 05
Mata pelajaran
:
Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
:
V/2
Alokasi Waktu
:
2 x 35 menit (1x Pertemuan)
. A. Standar Kompetensi 4. Menghargai keputusan bersama B. Kompetensi Dasar 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama C. Indikator 1. Membedakan musyawarah dan voting 2. Mendeskripsikan pengertian aklamasi 3. Menjelaskan penggunaan aklamasi D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat membedakan musyawarah dan voting dengan benar. 2. Melalui kegiatan mengamati tayangan media audio visual, siswa dapat mendeskripsikan pengertian aklamasi dengan tepat. 3. Melalui mengamati tayangan media audio visual, siswa dapat menjelaskan penggunaan aklamasi dengan tepat. Karakter yang diharapkan • Konsep
: Aklamasi
• Nilai
: Nilai kesopanan dan nilai sosial
• Moral
: Percaya diri, bertanggungjawab
274
• Peduli lingkungan
: Mengenalkan kepada peserta didik tentang pengambilan keputusan bersama dalam bentuk aklamasi yang akan melatih siswa menjadi individu yang teliti, berani, disiplin dan bertanggungjawab.
E. Model dan Metode Pembelajaran
F.
1. Model
: Model Quantum Teaching dengan media audio visual
2. Metode
: ceramah informatif, diskusi kelompok, Tanya jawab
Sumber dan Media Pembelajaran 1
Sumber Pembelajaran a. Bagi guru - Buku BSE PKn kelas V SD karangan Setiati Widihastuti - Buku BSE PKn kelas V SD karangan Najib Sulhan - Standar Isi Mata Pelajaran PKn - Standar Proses - Buku Quantum Teaching karangan Bobbi Deporter - Youtube.com - Powtoon.com b. Bagi Peserta Didik - Buku BSE PKn kelas V SD karangan Setiati Widihastuti
2
Media Pembelajaran
Media audio visual tentang Aklamasi G. Materi Pembelajaran Aklamasi dalam pengambilan keputusan bersama H. Langkah-langkah Pembelajaran No Tahapan Kegiatan
Kegiatan Pembelajaran
1.
± 5 menit
Pra kegiatan
275
a. Mempersiapkan Media b. Salam c. Do’a d. Presensi 2.
Kegiatan Awal
± 10 menit
Tumbuhkan
e.
Motivasi dan apersepsi - Motivasi dengan memutarkan musik instrumental. - Guru melakukan apersepsi dengan menayangkan sebuah video tentang musyawarah mufakat dan voting, siswa diminta untuk mencari perbedaan diantara kedua video tersebut.
f.
Menyampaikan tujuan Pembelajaran yang ingin dicapai
3.
Kegiatan Inti
± 45 menit
Alami
g. Siswa menyimak video aklamasi ditayangkan oleh guru (eksplorasi) h. Siswa memberikan tanggapan mengenai video tersebut (eksplorasi) i. Siswa menyimak penjelasan guru tentang aklamasi (eksplorasi)
276
Namai
j. Siswa berkelompok secara heterogen yang beranggotakan 3 sampai 4 siswa (elaborasi) k. Setiap kelompok diberi LKS mengenai musyawarah, voting dan aklamasi untuk didiskusikan bersama dengan kelompoknya (elaborasi)
Demonstrasikan
l. Setiap kelompok dipilih satu siswa secara acak untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya (elaborasi) m. Kelompok yang lain menanggapi hasil kerja kelompok yang mendapat tugas. (elaborasi)
Ulangi
n. Siswa beserta guru menyimpulkan hasil diskusi (Konfirmasi) o. Guru melakukan Tanya jawab menyangkut materi yang telah dipelajari(Konfirmasi)
4.
Kegiatan Akhir Rayakan
± 10 menit p. Guru memberikan reward terhadap hasil kerja kelompok q. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran r. Siswa mengerjakan evaluasi individu s. Guru menutup pembelajaran dengan
277
mengajak siswa bernyanyi bersama. t. Salam
278
I.
Penilaian 1. Prosedur Tes b. Penilaian Proses c. Penilaian Hasil 2. Teknik Penilaian a. Non Tes (penilaian proses) b. Tes (evaluasi) 3. Instrumen (terlampir) a. Lembar observasi keterampilan guru b. Lembar observasi aktivitas siswa c. Soal evaluasi
Semarang, 4 Juni 2013 Observer
Fatkhul Huda, SPdI
Peneliti
Waliyyatun Nashiirah
279
MATERI AJAR SIKLUS IIPERTEMUAN 2 Mata pelajaran
:
Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
:
V/2
Materi
:
Aklamasi
Ada kalanya keputusan bersama tidak diambil dengan cara mufakat atauvoting, tetapi dengan cara aklamasi. Aklamasi adalah pernyataan setujusecara lisan dari seluruh anggota kelompok. Pernyataan setuju ini dilakukanuntuk melahirkan
keputusan
bersama.
Pernyataan
setuju
dilakukan
tanpamelalui
pemungutan suara. Aklamasi terjadi karena adanya pendapat yangdikehendaki oleh semua anggota kelompok. Keputusan bersama yangdisetujui dengan cara aklamasi ini harus dilaksanakan oleh seluruh anggota.
280
MEDIA PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN 1
281
LEMBAR KERJA SISWA Siklus II Pertemuan 2
Nama Kelompok:……………………………… Anggota : 1. ………………………… 2. ………………………… 3. ………………………… 4. …………………………
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/ Semester
: VA/II
Tujuan 1 Siswa dapat membedakan musyawarah dan voting dengan benar. 2 Siswa dapat mendeskripsikan pengertian aklamasi dengan tepat Petunjuk 1. Tulislah nama kelompok dan anggota kalian. 2. Pilihlah salah satu teman anggota kelompok sebagai ketua kelompok 3. Diskusikan pertanyaan dibawah ini dengan kelompok kalian! 4. Jelaskan Perbedaan antara Musyawarah mufakat dengan Voting! No.
Musyawarah Mufakat
Voting
282
5. Lengkapilah Tabel di bawah ini! Permasalahan
Penyelesaian
Ani baru saja lulus dari SD, dia berkeinginan untuk melanjutkan ke SMP 01 Semarang. Tetapi ayah Ani ingin ani melanjutkan sekolah ke SMP 03 saja. Di Balai desa Karanganyar terdapat rapat yang dihadiri oleh 500 undangan. Dalam rapat tersebut akan ditentukan ketua panitia perayaan 17 agustus. Kampung Imron belakangan ini tidak aman, karena sering terjadi pencurian. Musyawarah Mufakat
Pemungutan Suara
283
6. Apakah yang dimaksud dengan Aklamasi? Dan bagaimana proses terjadinya aklamasi?
284
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI Siklus II Pertemuan 2
4. No. 1.
2.
Musyawarah Mufakat
Voting
Keputusan diambil
Keputusan diambil bersasarkan suara
berdasarkan pendapat terbaik
terbanyak
Dilakukan pada organisasi
Bisa dilakukan pada organisasi dengan
dengan jumlah anggota sedikit jumlah anggota banyak
5. Permasalahan Ani baru saja lulus dari SD, dia berkeinginan untuk melanjutkan ke SMP 01 Semarang. Tetapi ayah Ani ingin ani melanjutkan sekolah ke SMP 03 saja.
Penyelesaian Musyawarah Mufakat
285
Di Balai desa Karanganyar terdapat rapat yang
Pemungutan suara
dihadiri oleh 500 undangan. Dalam rapat tersebut akan ditentukan ketua panitia perayaan 17 agustus. Kampung Imron belakangan ini tidak aman,
Musyawarah Mufakat
karena sering terjadi pencurian. Kelas VA terlihat sangat kotor sekali karena
Musyawarah Mufakat
belum dibuatjadwal piket Di desa karang anyar akan segera dilakukan
Pemungutan Suara
pemilihan kepala desa
6.Aklamasi adalah pernyataan setuju dari seluruh anggota kelompok secara lisan. Aklamasi dapat terjadi apabila seluruh anggota menyetujui secara serempak terhadap satu pendapat sehingga tidak dibutuhkan lagi adanya musyawarah atupun voting
286
287
KISI-KISI PENULISAN SOAL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN 2
Kompetensi Dasar 4.1 Mengenal bentuk-
Materi Aklamasi
bentuk keputusan
dalam
bersama
pengambilan keputusan bersama
Sekolah
: SDN Tambakaji 05
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
: VA/I
Standar Kompetensi
: 4. Menghargai keputusan bersama
Indikator 1. Membedakan musyawarah dan voting
Teknik Penilaian Tes Tertulis
Bentuk Soal Pilihan ganda
No. Soal
Tingkat kognitif
A1,A2,A3, C1 A4
Isian singkat
B1, B3,B4
C1
Isian uraian
C1
C2
C2
C4
288
2. Mendeskripsikan pengertian Tes Tertulis aklamasi
3. Menjelaskan penggunaan aklamasi
Jumlah Soal
Tes Tertulis
Isian singkat
B3
C1
Pilihan ganda
A5
Isian singkat
B5
C1
Isian uraian
C3
C2 7
289
LEMBAR EVALUASI
Nama : ………………………………………
Siklus II Pertemuan 2
No. Urut : ………………………………………
1.
Pilihlah huruf a, b, c atau d dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat! 1. Keputusan bersama dapat dilakukan dengan cara musyawarah untukmufakat. Jika musyawarah untuk mufakat gagal, maka keputusanbersama dapat dilakukan dengan . . . . a. memaksa peserta untuk menyetujui suatu pendapat b. pemungutan suara c. menuruti pendapat yang sesuai dengan keinginan ketua d. menolak semua pendapat 2. Keputusan bersama sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan masalahorganisasi. Contoh persoalan yang dapat dipecahkan dengan keputusanbersama adalah . . . . a. Bono kesulitan mengerjakan ulangan karena lebih suka bermaindaripada belajar b. Imran sering terlambat ke sekolah karena kesulitan bangun pagi c. Mimi kesulitan mengerjakan PR karena kurang belajar d. Kampung Aji tidak aman karena warga malas meronda 3. Hal yang tidak seharusnya dilakukan dalam bermusyawarah adalah .... a. Menghormati saat seorang anggota memberikan pendapat b. Menghargai keputusan musyawarah c. Memaksakan kehendak kepada seluruh peserta rapat d. Melaksanakan hasil rapat dengan penuh tanggung jawaban 4. Dalam musyawarah keputusan diambil berdasarkan persetujuan semua pihak yang terkait, sedangkan dalam voting keputsan diambil berdasarkan….
290
a. Suara terbanyak b. Pilihan ketua c. Pilihan acak d. Suara paling sedikit 5. Apabila dalam suatu rapat semua peserta serempak setuju terhadap satu pendapat, maka…. a. Masih perlu diambil keputusan melalui musyawarah b. Tidak perlu lagi diadakan musyawarah c. Perlu dilakukan voting d. Diambil lagi keputusan kedua
2. Isilah titik-titik dibawah ini! 1. Selain musyawarah pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan . . . dan . . . 2. Persetujuan terhadap satu pendapat yang dilakukan dengan lisan oleh seluruh peserta musyawarah disebut . . . . 3. Apabila musyawarah tidak berhasil, maka yang dapat dilakukan adalah…. 4. Pemilihan presiden merupakan salah satu contoh keputusan bersamayang dilakukan dengan cara . . . . 5. Aklamasi dapat dilakukan tanpa . . . . 3. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas! 1. jelaskan dua saja perbedaan antara musyawarah dan voting! 2. Dalam musyawarah terjadi percekcokan antara peserta- peserta yang hadir sehingga tidak ditemukan kata mufakat. Padahal keputusan harus segera diambil saat itu juga. Apa jalan terbaik yang dapat digunakan utuk menyelesaikan maslah tersebut?berikan alasanmu! 3. Bagaimanakah aklamasi dapat terjadi? Jelaskan!
291
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI Siklus II Pertemuan 2 A. 1. B 2. D 3. C 4. A 5. B B. 1. Voting dan aklamasi 2. Aklamsi 3. Melakukan pemungutan suara 4. Voting 5. Melalui musyawarah terlebih dahulu C. 1. Perbedaan musyawarah mufakat dan voting a. Musyawarah - keputusan diambil berdasarkan pendapat yang paling baik. - memerlukan waktu yang sedikit lama b. Voting - keputusan diambil melalui pemungutan suara dan diambil dari suara terbanyak. - memerlukan waktu yang relatif singkat 2. cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebutadalah dengan melakukan voting karena dengan voting masalah yang tidak terselesaikan dalam musyawarah dapat terselesaikan selain itu voting juga dapat dilakukan dalam waktu yang singkat.
292
3. Aklamasi dapat terjadi apabila seluruh anggota menyetujui secara serempak terhadap satu pendapat sehingga tidak dibutuhkan lagi adanya musyawarah atupun voting.
293
PEDOMAN PENSKORAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus II Pertemuan 2
A. Lembar Kerja Kelompok No Jenis Soal
No.
Skor
Skor Total
Soal 1.
Isian uraian
4
Semua jawaban benar skor 3
3
Mendekati benar 2 Jawaban salah 1 tidak menjawab skor 0 5
Semua jawaban benar skor 5
5
Setiap poin bernilai 1 Jawaban salah 1 Tidak menjawab 0 6
Jawaban benar skor 2
2
Mendekati benar 1 Jawaban salah 0,5 Tidak menjawab 0 Skor total = Nilai = Skor yang diperoleh x 10
10
294
295
B. Soal Evaluasi No Jenis Soal
No.
Skor
Skor Total
Soal 1.
Pilihan
1-5
ganda
2.
Setiap jawaban benar skor 1
5
Jawaban salah atau tidak menjawab skor 0
Isian
1-5
singkat
Setiap jawaban benar skor 1
5
Mendekati benar skor 0,5 Jawaban salah atau tidak menjawab skor 0
3.
Isian Uraian
1-3
Setiap jawaban benar skor 2
6
Mendekati benar 1 Jawaban salah 0,5 Tidak menjawab 0 Skor total = Nilai = Skor yang diperoleh x 10 16
16
296
SILABUS
No 1.
Kompetensi Dasar
Materi pokok
4.1 Mengenal
Aklamasi
bentuk-
dalam
bentuk
pengambil
keputusan
an
bersama
keputusan bersama
Nama Sekolah
: SDN Tambakaji 05
Kelas / Semester
: V / II
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran ( 1 x pertemuan)
Standar Kompetensi
: 4. Menghargai keputusan bersama
Indikator
1.
Membedakan musyawarah dan voting
2.
Mendeskripsikan pengertian aklamasi
3.
Menjelaskan penggunaan aklamasi
Kegiatan Pembelajaran
a) Motivasi dan apersepsi b) Menyampaikan tujuan Pembelajaran yang ingin dicapai c) Siswa menyimak video tentang aklamasi yang ditayangkan oleh guru d) Siswa memberikan tanggapan mengenai video tersebut e) Siswa dijelaskan materi tentang aklamasi f) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen yang
Alokasi Waktu 2 jp
Penilaian
Sumber
- penilaian
- Buku BSE
proses
PKn kelas V
- penilaian
SD karangan
hasil
Setiati Widihastuti - Buku BSE PKn kelas V SD karangan Najib Sulhan - Standar Isi
297
beranggotakan 3 sampai 4 siswa g) Setiap kelompok diberi LKS mengenai aklmasi untuk didiskusikan bersama dengan kelompoknya h) Setiap kelompok dipilih satu siswa secara acak untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya i) Siswa beserta guru menyimpulkan hasil diskusi j) Guru melakukan Tanya jawab menyangkut materi yang telah dipelajari k) Guru memberikan reward terhadap hasil kerja kelompok l) Siswa mengerjakan evaluasi untuk
mengetahui hasil belajar terhadap materi yang dipelajarinya m) Guru menutup pembelajaran dengan
Mata Pelajaran PKn Standar Proses - Buku Quantum Teaching karangan Bobbi Deporter - Internet
298
mengajak siswa bernyanyi bersama.
278
LAMPIRAN 6 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus 1 dan 2
No
Indikator
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Siklus 1
Siklus 2
P1
P2
P1
P2
Menumbuhkan minat belajar siswa Menayangkan media audio visual
2
3
4
4
4
4
4
4
Menjelaskan materi dengan media audio visual Membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok Membimbing siswa dalam menyampaikan hasil diskusi Melaksanakan refleksi dalam proses pembelajaran Melaksanakan evaluasi pembelajaran Memberikan penguatan dan merayakan akhir pembelajaran Jumlah Skor
1
1
3
4
4
4
4
4
2
2
2
3
1
2
2
3
4
4
4
4
1
2
3
4
19
22
26
30
Rata-rata Skor
2,38
2,75
3,25
3,75
Persentase
59%
69%
81%
94%
Kategori
cukup
Baik
Baik
Sangat Baik
279
LAMPIRAN 7 Daftar Nama Siswa Kelas VA SDN Tambakaji 05 No
Nama
Nama Inisial Siswa
1.
M. KURNIAWAN
MK
2.
AGENG WAHYU S.
AWS
3.
FRANDEGA PUTRA S.
FPS
4.
ILHAM FAHRUDDIN
IF
5.
M. FAUZAN
MF
6.
ALFARISKI YOGA P.
AYP
7.
ALVIAN HIDAYAT
AH
8.
AWANG KRISNA M.
AKM
9.
CAMELIA ZARA A.
CZA
10.
ELLY PUSPITA R.
EPR
11.
ENDRA NUR P.
ENP
12.
ERIK ENDRIYANTO
EE
13.
FADHILA AZMI W.
FAW
14.
FEBI SHINTA Y.
FSY
15.
GABRIELLA RIANA R.
GRR
16.
NABILA
17.
NINIS APRILIA W.
NAW
18.
RIZQY CAHYA P.L
RCPL
19.
SALSABILA I.
SI
20.
KEVIN RENDI
KR
N
280
LAMPIRAN 8
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 1 Skor Tiap Indikator No
Nama
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
MK AWS FPS IF MF AYP AH AKM CZA EPR ENP EE FAW FSY GRR N NAW RCPL SI KR Jumlah Rata-rata
1
2
2 3 2 2 2 2 2 3 4 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 51 2,55
2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54 2,7
3
4
2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 2 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 2 2 55 52 2,75 2,6 Kriteria
5
6
7
8
9
1 2 1 1 1 1 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 38 1,9
2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 44 2,2
1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 23 1,15
3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 63 3,15
2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 55 2,75
Jumlah 17 23 17 16 16 18 22 27 30 19 22 23 22 28 23 22 21 28 24 19 435 21,75 Cukup
281
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 2 Skor Tiap Indikator No
Nama
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
MK AWS FPS IF MF AYP AH AKM CZA EPR ENP EE FAW FSY GRR N NAW RCPL SI KR Jumlah Rata-rata
1
2
2 3 2 2 2 2 3 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 56 2,8
2 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56 2,8
3
4
2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 2 55 60 2,75 3,0 Kriteria
5
6
7
8
9
2 2 2 1 1 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 44 2,2
2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 45 2,25
1 1 1 1 1 1 2 3 3 1 2 1 2 3 1 2 2 3 3 1 35 1,75
2 3 3 2 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 67 3,35
2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 55 2,75
Jumlah 17 23 18 16 16 21 24 30 32 21 25 24 26 30 25 22 25 30 29 19 473 23,65 Baik
282
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan 1 Skor Tiap Indikator No
Nama
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
MK AWS FPS IF MF AYP AH AKM CZA EPR ENP EE FAW FSY GRR N NAW RCPL SI KR Jumlah Rata-rata
1
2
2 3 3 2 2 3 3 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 60 3,0
2 3 2 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 60 3,0
3
4
2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 60 61 3,0 3,05 Kriteria
5
6
7
8
9
2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 51 2,22
2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 47 2,35
1 1 2 1 1 2 2 3 3 1 2 3 2 3 1 2 2 3 3 2 40 2,0
3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 69 3,45
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59 2,95
Jumlah 19 23 22 19 19 23 25 31 32 21 25 27 28 31 25 28 26 30 30 23 507 25,35 Baik
283
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan 2 Skor Tiap Indikator No
Nama
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
MK AWS FPS IF MF AYP AH AKM CZA EPR ENP EE FAW FSY GRR N NAW RCPL SI KR Jumlah Rata-rata
1
2
3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 66 3,3
3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 64 3,2
3
4
3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 66 67 3,3 3,35 Kriteria
5
6
7
8
9
3 3 2 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 3,0
2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 54 2,7
2 3 2 2 2 2 3 4 4 2 3 3 3 4 2 2 2 4 3 4 56 2,8
3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 73 3,65
3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 72 3,6
Jumlah 25 26 24 26 24 26 28 35 35 25 28 28 30 34 28 31 28 34 29 29 578 28,9 Baik
284
LAMPIRAN 9 Daftar Nilai Evaluasi Siklus 1 No
Nama
1. MK 2. AWS 3. FPS 4. IF 5. MF 6. AYP 7. AH 8. AKM 9. CZA 10. EPR 11. ENP 12. EE 13. FAW 14. FSY 15. GRR 16. N 17. NAW 18. RCPL 19. SI 20. KR Persentase Ketuntasan Nilai Minimal Nilai Maksimal Rata-rata
Pertemuan 1 50 75 55 25 25 50 55 85 90 45 70 70 60 90 75 70 80 85 80 60 55% 25 90 64,75
Kategori Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
Pertemuan 2 50 70 40 30 30 50 75 80 95 50 80 70 65 85 70 65 80 95 85 60 65% 30 95 66
Kategori Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
285
Daftar Nilai Evaluasi Siklus 2 No
Nama
1. MK 2. AWS 3. FPS 4. IF 5. MF 6. AYP 7. AH 8. AKM 9. CZA 10. EPR 11. ENP 12. EE 13. FAW 14. FSY 15. GRR 16. N 17. NAW 18. RCPL 19. SI 20. KR Persentase Ketuntasan Nilai Minimal Nilai Maksimal Rata-rata
Pertemuan 1
Kategori
Pertemuan 2
Kategori
60 70 55 45 45 55 65 75 100 60 65 85 70 90 70 80 90 85 80 70 70%
Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
63 77 57 47 53 70 87 80 100 70 77 70 77 97 70 77 83 93 87 77 85%
Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
45 90 70
47 100 75,6
286
LAMPIRAN 10 Rekapitulasi Data Hasil Belajar Kognitif Siswa No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Nama
MK AWS FPS IF MF AYP AH AKM CZA EPR ENP EE FAW FSY GRR N NAW RCPL SI KR Persentase Ketuntasan Nilai Minimal Nilai Maksimal Rata-rata
Pra siklus 40 60 50 30 35 45 50 70 80 30 60 60 55 75 60 55 60 80 75 55 25%
Siklus I P1 P2 50 50 75 70 55 40 25 30 25 30 50 50 55 75 85 80 90 95 45 50 70 80 70 70 60 65 90 85 75 70 70 65 80 80 85 95 80 85 60 60 55% 65%
30 80 56,25
25 90 64,75
25 95 66
Siklus II P1 P2 60 63 70 77 55 57 45 47 45 53 55 70 65 87 75 80 100 100 60 70 65 77 85 70 70 77 90 97 70 70 80 77 90 83 85 93 80 87 70 77 70% 85% 50 90 70
47 100 75,6
KET Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
287
LAMPIRAN 11 Data Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus 1 No
Nama Siswa 1. MK 2. AWS 3. FPS 4. IF 5. MF 6. AYP 7. AH 8. AKM 9. CZA 10 EPR 11 ENP 12 EE 13 FAW 14 FSY 15 GRR 16 N 17 NAW 18 RCPL 19 SI 20 KR Jumlah Rata-rata Kategori
Pertemuan 1 1 2 3 4 Jumlah 2 0 2 1 5 2 0 1 2 5 2 0 1 1 4 2 0 1 1 4 2 0 1 1 4 2 0 2 2 6 2 0 2 2 6 3 0 3 3 9 3 1 3 3 10 2 0 2 2 6 2 1 2 3 8 2 0 2 1 5 2 0 2 3 7 3 1 3 3 10 2 0 3 2 7 2 1 3 3 9 2 0 2 3 7 3 0 3 3 9 3 0 3 2 8 2 0 1 1 4 45 4 42 42 133 2,25 0,2 2,1 2,1 6,65 Baik
Pertemuan 2 1 2 3 4 Jumlah 2 0 2 2 6 2 0 2 2 6 2 0 2 1 5 2 0 2 1 5 2 1 1 1 5 2 0 2 2 6 2 0 2 2 6 3 1 3 3 10 3 2 3 3 11 2 0 2 2 6 2 2 1 3 8 3 0 2 2 7 3 0 2 3 8 3 1 3 3 10 2 0 3 2 7 2 0 3 3 8 3 0 2 3 8 3 1 3 3 10 3 0 3 2 8 2 0 1 1 4 48 8 45 44 145 2,4 0,4 2,25 2,2 7,25 Baik
288
Data Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus 2 No
Nama Siswa 1 MK 2. AWS 3. FPS 4. IF 5. MF 6. AYP 7. AH 8. AKM 9. CZA 10 EPR 11 ENP 12 EE 13 FAW 14 FSY 15 GRR 16 N 17 NAW 18 RCPL 19 SI 20 KR Jumlah Rata-rata Kategori
1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 50 2,5
Pertemuan 1 Pertemuan 2 2 3 4 Jumlah 1 2 3 4 Jumlah 2 3 0 2 6 2 1 2 8 2 3 0 2 6 3 1 2 9 2 3 1 2 7 2 1 2 8 2 2 0 2 6 2 1 2 7 1 2 1 1 5 2 1 2 7 2 3 0 2 6 3 1 3 10 2 3 0 2 6 2 2 2 9 3 3 2 3 11 3 3 3 12 3 3 2 3 11 3 3 3 12 2 3 0 2 6 3 1 3 10 3 3 2 3 11 3 2 3 11 2 3 0 2 7 3 1 2 9 3 3 0 3 9 3 1 3 10 3 3 1 3 10 3 2 3 11 3 3 1 3 10 3 2 3 11 3 3 1 3 9 3 1 3 10 3 3 1 3 10 3 2 3 11 3 3 2 3 11 3 2 3 11 2 3 1 3 9 3 2 3 11 1 2 0 1 4 2 1 2 7 15 48 46 159 55 32 52 56 194 0,75 2,4 2,3 7,95 2,75 1,55 2,6 2,8 9,7 Baik Sangat Baik
289
LAMPIRAN 12 Hasil Evaluasi Siswa
290
291
292
293
294
295
296
297
LAMPIRAN 13
HASIL CATATAN LAPANGAN Siklus I Pertemuan I Ruang Kelas
: VA
Hari/ Tanggal
: Jumat, 24 Mei 2013
Pukul
: 09.00-10.45 WIB
Subjek
: Guru, Murid, Media, Proses Pembelajaran
a. Dalam apersepsi guru belum melaksanakan apersepsi yang relevan dengan materi dan guru tidak menggunakan media untuk menarik perhatian siswa. b. Guru kurang menguasai materi sehingga dalam penyampaiannya guru masih sering melihat ke buku pegangan. c. Dalam diskusi ketika terjadi perbedaan pendapat antar kelompok guru tidak memberikan jalan keluar. Selain itu guru juga tidak menutup akhir diskusi. d. Dalam melakukan refleksi guru tidak bertanya kembali untuk mengecek pemahaman siswa dan memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, selain itu guru juga tidak melakukan pemantapan dengan memberikan pertanyaan seputar materi untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. e. Dalam
merayakan akhir pembelajaran guru tidak mengajak siswa untuk
menyanyikan yel-yel kelas. f. Siswa belum berani mengajukan pertanyaan terhadap materi yang belum diketahui g. Siswa kurang komunikatif dalam menyampaikan hasil diskusinya, selain itu siswa juga belum berani menanggapi hasil kerja kelompok lainnya h. Siswa kurang antusias dalam menyimpulkan materi pelajaran Semarang, 24 Mei 2013 Observer
298
Fatkhul Huda, S. Pd. I HASIL CATATAN LAPANGAN Siklus I Pertemuan 2 Ruang Kelas
: VA
Hari/ Tanggal
: Selasa, 28 Mei 2013
Pukul
: 11.00-12.30 WIB
Subjek
: Guru, Murid, Media, Proses Pembelajaran
f. Dalam apersepsi guru belum melaksanakan apersepsi yang relevan dengan materi. g. Guru belum mengaitkan materi dengan kehidupan nyata. h. Dalam diskusi ketika terjadi perbedaan pendapat antar kelompok guru tidak memberikan jalan keluar. Selain itu guru juga tidak menutup akhir diskusi. i. Dalam melakukan refleksi guru tidak bertanya kembali untuk mengecek pemahaman siswa dan memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, selain itu guru juga tidak melakukan pemantapan dengan memberikan pertanyaan seputar materi untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. j. Dalam
merayakan akhir pembelajaran guru tidak mengajak siswa untuk
menyanyikan yel-yel kelas k. Siswa belum berani mengajukan pertanyaan terhadap materi yang belum diketahui l. Siswa kurang komunikatif dalam menyampaikan hasil diskusinya, selain itu siswa juga belum berani menanggapi hasil kerja kelompok lainnya m. Siswa tidak mencatat kembali poin-poin penting dari hasil kesimpulan yang dilakukan bersama Semarang, 28 Mei 2013 Observer
299
Fatkhul Huda, S. Pd. I
300
n. HASIL CATATAN LAPANGAN Siklus 2 Pertemuan 1 Ruang Kelas
: VA
Hari/ Tanggal
: Jumat, 31 Mei 2013
Pukul
: 09.00-10.45 WIB
Subjek
: Guru, Murid, Media, Proses Pembelajaran
e. Dalam menyampaikan materi guru tidak bertanya atau mengecek pemahaman siswa. f. Dalam diskusi ketika terjadi perbedaan pendapat antar kelompok guru tidak memberikan jalan keluar. Selain itu guru juga tidak menutup akhir diskusi. g. Dalam melakukan refleksi guru tidak memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, selain itu guru juga tidak melakukan pemantapan dengan memberikan pertanyaan seputar materi untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. h. Dalam
merayakan akhir pembelajaran guru tidak mengajak siswa untuk
menyanyikan yel-yel kelas. i. Siswa belum berani mengajukan pertanyaan terhadap materi yang belum diketahui j. Siswa tidak mencatat kembali poin-poin penting dari hasil kesimpulan yang dilakukan bersama Semarang, 31 Mei 2013 Observer
Fatkhul Huda, S. Pd. I
301
HASIL CATATAN LAPANGAN Siklus 2 Pertemuan 2 Ruang Kelas
: VA
Hari/ Tanggal
: Selasa, 4 juni 2013
Pukul
: 11.00-12.30 WIB
Subjek
: Guru, Murid, Media, Proses Pembelajaran
a.
Guru sudah melaksanakan apersepsi sesuai dengan materi
b.
Guru sudah memberikan jalan keluar ketika terjadi perbedaan pendapat diantara siswa, tetapi guru masih belum menutup pembelajaran.
c.
Dalam merayakan akhir pembelajaran guru mengajak siswa menyanyikan yel-yel kelas yang berjudul “Ikan Pedha”, siswa sangat antusias dan berjalan dengan tertib.
d.
Siswa tertib dalam pembentukan kelompok
e.
Sebagian siswa sudah berani menanyakan hal-hal seputar materi yang belum diketahui. Semarang, 4 Juni 2013 Observer
Fatkhul Huda, S. Pd. I
302
LAMPIRAN 14
303
LAMPIRAN 15
FOTO-FOTO KEGIATAN PENELITIAN Gambar 1 Lokasi Penelitian
Siklus 1 Pertemuan 1
304
Gambar 2 Guru menumbuhkan minat belajar siswa melalui apersepsi
Gambar 3 Guru menayangkan media audio visual
305
Gambar 4 Guru menerangkan materi dengan media audio visual Siklus 1 Pertemuan 2
Gambar 5 Siswa memperhatikan penjelasan guru
306
Gambar 6 Siswa Tertib dalam pembentukan kelompok
Gambar 7 Guru membimbing diskusi siswa
Gambar 8 Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok
307
Siklus 2 Pertemuan 1
Gambar 9 Siswa menanggapi hasil kerja kelompok lainnya
308
Gambar 10 guru melaksanakan refleksi dalam pembelajaran
Gambar 11 Siswa menyimpilkan materi pembelajaran Siklus 2 Pertemuan 2
309
Gambar 12 Guru melakukan evaluasi Pembelajaran
Gambar 13 Siswa mengerjakan evaluasi individu
Gambar 14 Guru memberikan penguatan dan merayakan akhir
310
pembelajaran
Gambar 15 Kolaborator
311
Gambar 16 Guru bersama observer LAMPIRAN 16 Surat-Surat Penelitian
312
313