PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS BUKU HARIAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN TEKNIK MODELING PADA SISWA KELAS VIIE SMP NEGERI 30 SEMARANG TAHUN AJARAN 2008/2009
SKRIPSI disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Nama
: Rumi Zakhiatus Sholikhah
Nim
: 2101405625
Prodi
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan
: Bahasa dan Sastra Indonesia
FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2009
SARI
Sholikhah, Rumi Zakhiatus, 2009. Peningkatan Keterampilan Menulis Buku Harian dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Langsung (Direct Method Instruction) dan Teknik Modeling pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr.Subyantoro, M.Hum., Pembimbing II Drs. Wagiran, M.Hum.
Kata kunci: keterampilan menulis buku harian, metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling.
Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh para siswa setiap harinya. Namun, pada kenyataannya banyak siswa yang mengeluh jika kegiatan belajar sampai pada pokok pembelajaran menulis. Banyak siswa yang merasa belum mampu menyusun dan menggunakan kalimat dengan struktur yang baik dan benar. Banyak siswa juga belum bisa menuangkan gagasan dalam bahasa tulis yang baik, keadaan ini akan menghambat keberhasilan pembelajaran menulis di kelas. Salah satunya adalah keterampilan menulis buku harian yang merupakan keterampilan yang harus dimiliki pada jenjang sekolah menengah pertama. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia diketahui bahwa tingkat keterampilan menulis buku harian siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang masih rendah. Rendahnya keterampilan siswa dalam menulis buku harian disebabkan oleh faktor metode dan teknik pembelajaran yang digunakan guru masih kurang sesuai dan bersifat konvensional. Selain itu, guru hanya memberikan materi pembelajaran menulis buku harian saja tidak disertai dengan memberikan contoh-contoh buku harian, sehingga ketika siswa disuruh menulis buku harian siswa benar-benar kesulitan. Selain itu dalam menulis, pilihan kata yang digunakan oleh siswa kurang bervariasi. Hal ini terbukti bahwa siswa sering mengulang-ulang kata yang sama pada kalimat/paragraf berikutnya. Dalam penggunaan ejaan dan tanda bacanya masih kurang tepat, kalimat yang dibuat siswa kurang padu (dalam hal ini ada kaitannya dengan kohesi dan koherensi), dan bahasa yang digunakan kurang tepat, sehingga hasil karangannya kurang menarik untuk ii
dibaca. Untuk mengatasi rendahnya keterampilan menulis buku harian tersebut, peneliti memberikan solusi pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran langsung(direct method instruction) dan teknik modeling. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu (1) bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis buku harian pada siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang tahun ajaran 2008/2009 setelah pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling, dan (2) bagaimanakah perubahan perilaku siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang tahun ajaran 2008/2009 setelah diadakan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung(direct method instruction) dan teknik modeling. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis buku harian pada siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang tahun ajaran 2008/2009 setelah pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling, dan (2) mendeskripsikan perubahan perilaku siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang tahun ajaran 2008/2009 setelah diadakan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung(direct method instruction) dan teknik modeling. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan dua siklus. Tiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengambilan data dilakukan dengan tes dan nontes. Alat pengambilan data yang digunakan berupa pedoman observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data tes dapat diketahui bahwa keterampilan menulis buku harian siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang tahun ajaran 2008/2009 setelah mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung(direct method instruction) dan teknik modeling telah terbukti mengalami peningkatan. Hasil tes pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 67,32, sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan yang mencolok, yaitu memeroleh nilai rata-rata kelas sebesar 78,40. Hal ini menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 16,44 %. Peningkatan keterampilan menulis buku harian tersebut diikuti dengan perubahan perilaku siswa ke arah positif, yaitu semakin aktif dan antusias dengan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung(direct method instruction) dan teknik modeling. Dari hasil penelitian tersebut, saran yang dapat peneliti rekomendasikan antara lain (1) guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia kiranya dapat memanfaatkan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling sebagai iii
salah satu alternatif teknik pembelajaran dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Dengan metode dan media tersebut telah terbukti dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis teks berita. Selain itu, metode dan teknik ini juga membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan meyenangkan. Hal ini disebabkan siswa diajak untuk belajar bekerjasama secara berkelompok dengan disertai media koran untuk bisa dimanfaatkan siswa dalam menambah wawasan. Penerapan metode metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling diharapkan mampu membuat proses pembelajaran bahasa khususnya pada aspek keterampilan menulis menjadi lebih bervariasi; (2) siswa hendaknya bisa memanfaatkan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling dalam pembelajaran yang lebih lanjut. Dengan metode dan teknik tersebut dapat diketahui kemampuan siswa dalam bekerjasama untuk memecahkan masalah, sehingga siswa akan semakin semangat untuk mengembangkan keterampilan yang dimilikinya kemudian hari. Tidak menutup kemungkinan bagi siswa untuk menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling pada pelajaran yang lain; dan (3) peneliti-peneliti yang lain kiranya dapat melakukan penelitianpenelitian pengembangan yang lebih lanjut mengenai keterampilan menulis buku harian. Upaya-upaya peningkatan keterampilan siswa, khususnya keterampilan menulis, akan menambah wawasan dan pengetahuan serta akan membantu guru untuk memecahkan hambatan-hambatan yang sering kali muncul dalam proses pembelajaran.
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.
Semarang,
Juni 2009
Dosen Pembimbing I,
Dosen Pembimbing II,
Dr. Subyantoro, M.Hum.
Drs. Wagiran, M.Hum.
NIP 132005032
NIP 132050001
v
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, pada: hari
: Selasa
tanggal : 23 Juni 2009
Panitia Ujian Skripsi Ketua,
Sekretaris,
Prof. Dr. Rustono, M.Hum.
Drs. Haryadi, M. Pd.
NIP 131281222
Penguji I,
Drs. Suparyanto NIP 130516901
NIP 132058082
Penguji II,
Penguji III,
Drs. Wagiran, M.Hum. NIP 132050001
Dr. Subyantoro, M.Hum. NIP 132005032
vi
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang,
Juni 2009
Rumi Zakhiatus Sholikhah NIM 2101405625
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto 1) Allah tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuannya. Dan yakinlah bahwa Allah akan memberikan rahmat dan pertolongan-Nya bagi hamba-Nya yang selalu tawakal dalam hidup (QS. Al-Baqarah: 286). 2) God has a perfect plan for us. He never do it all at once, but step by step, because he wanna teach us to “ walk by faith and not by sight” (penulis). 3) Kenalilah Allah pada saat engkau dalam kelapangan, niscaya Allah akan mengenalimu saat engkau dalam kesulitan (penulis). 4) Kita tidak bisa membunuh waktu tapi waktu bisa membunuh kita, maka manfaatkanlah waktu dengan sebaik-baiknya (penulis).
Persembahan Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1) Bapak Mawarno dan Ibu Sulastri serta adikku Kurniawan. 2) Keluarga besar bapak Sawardi. 3) Keluarga besar kost Beautiful House 4) Sahabat-sahabatku tercinta angkatan 2005. 5) Guru dan Dosen. 6) Almamater. 7) Seorang keturunan Adam yang telah hadir dan mengisi hidupku.
viii
PRAKATA
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan bagi Allah Swt., yang telah memberikan rahmat serta hidayah kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Buku Harian dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Langsung (Direct Method Instruction) dan Teknik Modeling pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang, penulis banyak mengalami hambatan-hambatan yang menghalangi kelancaran dalam penyelesaian skripsi ini. Berkat bantuan dan dorongan dari semua pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih secara tulus dan mendalam kepada : 1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan fasilitas-fasilitas kepada penulis. 2. Prof. Dr. Rustono, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni yang telah memberikan izin kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini. 3. Drs. Wagiran, M.Hum., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan izin kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini. 4. Dr. Subyantoro, M.Hum., Pembimbing I yang dengan bijaksana memberi bimbingan, pengarahan, dan gagasan kepada penulis. 5. Drs. Wagiran, M.Hum., Pembimbing II yang dengan sabar membimbing dan memberi nasihat kepada penulis. 6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan selama kuliah. 7. Drs. AL Bekti Wisnu Tomo, M.M, Kepala SMP Negeri 30 Semarang yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 30 Semarang.
ix
8. Mardiyah, S.Pd., Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII E yang telah membantu penulis selama proses penelitian. 9. Bapak Mawarno dan Ibu Sulastri, kedua orang tuaku yang telah dengan sabar dan ikhlas mencurahkan waktu untuk mendidik, memberi kasih sayang, menasihati, dan membimbing penulis. 10. Ayah Jumaat bin Katri dan Ibu Erni Sumarni, sebagai orang tua keduaku yang telah memberikan semagat, doa, kasih sayang, dan nasihat kepada penulis. 11. Suratno, S.S yang telah memberikan doa, semangat, dan nasihat kepada penulis. 12. Keluarga besar bapak Sarwadi yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis. 13. Adik-adikku, Kurniawan dan Dewi, yang selalu memberikan doa dan kasih sayang kepada penulis. 14. Tantowi yang selalu memberi semangat, doa, perhatian, tempat keluh kesah, dan mengisi hidupku. 15. Sahabat-sahabatku, Heny, Aisya, Eri, Wulan, Wenty, Rikna, Galuh, Novi, Dian, dan Lilis, yang selalu menjadi penyemangatku, sahabat suka duka, tempat keluh kesahku, dan telah mengajari penulis arti sebuah persahabatan. 16. Mas Fahmi seseorang yang menjadi panutan dan selalu memberikan semangat,doa, nasihat, perhatian, dan tempat keluh kesah penulis. 17. Teman seperjuanganku, Lukman Leksono dan Septian yang selalu memberikan semangat, dukungan, bantuan dan berjuang bersama untuk menyusun skripsi. 18. Teman-teman PBSI Paralel C angkatan 2005, yang telah berbagi suka duka selama kuliah. 19. Teman-teman kos, Garin, Puput, Siska, Sekar, Nisa, Mudah, Kiki, Tia, Novi, Asni, Reta, Astuti dan Rani yang telah banyak membantu penulis, memberikan semangat, dan menjadi tempat keluh kesah penulis. 20. Semua pihak yang telah membantu hingga selesai skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
x
Semoga Allah senantiasa membalas kebaikan mereka dan senantiasa melimpahkan pahala sebesar-besarnya.
Semarang, Juni 2009
Rumi Zakhiatus Sholikhah
xi
DAFTAR ISI
SARI .................................................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................................. v SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii PRAKATA ...................................................................................................... viii DAFTAR ISI...................................................................................................... xi DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xvii DAFTAR DIAGRAM.........................................................................................xix DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xx BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1 1.2 Identifikasi Masalah.................................................................................... 8 1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................... 10 1.4 Rumusan Masalah .................................................................................... 11 1.5 Tujuan Penelitian...................................................................................... 11 1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................... 12 xii
BAB II LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 14 2.2 Landasan Teoretis .................................................................................... 21 2.2.1 Hakikat Menulis..................................................................................... 21 2.2.1.1 Pengertian Menulis............................................................................. 22 2.2.1.2 Tujuan Pengajaran Menulis................................................................. 23 2.2.1.3 Manfaat Menulis ................................................................................ 24 2.2.2 Hakikat Buku Harian ............................................................................. 25 2.2.2.1 Pengertian Buku Harian ..................................................................... 26 2.2.2.2 Manfaat Buku Harian ......................................................................... 27 2.2.2.3 Cara Menulis Buku Harian .................................................................. 28 2.2.3 Hakikat Metode Pembelajaran Langsung (direct method instruction) ................................................................... 29 2.2.3.1 Pengertian Metode Pembelajaran Langsung (direct method instruction) ................................................................... 29 2.2.3.2 Ciri-ciri Metode Pembelajaran Langsung (direct method instruction) ................................................................ 31 2.2.3.3 Langkah-langkah Metode Pembelajaran Langsung (direct method instruction) ................................................................ 31 2.2.3.4 Tujuan Pembelajaran Metode Pembelajaran Langsung xiii
(direct method instruction) ................................................................ 32 2.2.4 Hakikat Teknik Pemodelan (modeling) ................................................... 33 2.2.5 Kriteria Penilaian Pembelajaran Menulis Buku Harian dengan Metode Pembelajaran Langsung (direct method instruction) dan Teknik Modeling ............................................................................ 38 2.2.6 Pembelajaran Keterampilan Menulis Buku Harian dengan Metode Metode Pembelajaran Langsung (direct method instruction) dan Teknik Modeling ................................................................................... 39 2.3 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 40 2.4 Hipotesis Tindakan ................................................................................... 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian...................................................................................... 43 3.1.1 Proses Tindakan Siklus I ......................................................................... 44 3.1.1.1 Perencanaan ...................................................................................... 44 3.1.1.2 Tindakan............................................................................................. 45 3.1.1.3 Observasi............................................................................................ 48 3.1.1.4 Refleksi ............................................................................................... 50 3.1.2 Proses Tindakan Siklus II ........................................................................ 52 3.1.2.1 Perencanaan ...................................................................................... 52 3.1.2.2 Tindakan............................................................................................. 53 xiv
3.1.2.3 Observasi............................................................................................ 56 3.1.2.4 Refleksi ............................................................................................... 57 3.2 Subjek Penelitian ...................................................................................... 58 3.3 Variabel Penelitian ................................................................................... 59 3.3.1 Variabel Keterampilan Menulis Buku Harian ......................................... 59 3.3.2 Variabel Metode Pembelajaran Langsung (direct method instruction) dan Teknik Modeling............................................ 60 3.4 Instrumen Penelitian ................................................................................ 61 3.4.1 Instrumen Tes ....................................................................................... 62 3.4.2 Instrumen Nontes.................................................................................. 68 3.4.2.1 Pedoman Observasi ............................................................................ 68 3.4.2.2 Pedoman Jurnal .................................................................................. 69 3.4.2.3 Pedoman Wawancara ......................................................................... 70 3.4.2.4 Pedoman Dokumentasi....................................................................... 71 3.5 Teknik Pengambilan Data ......................................................................... 72 3.5.1 Teknik Tes ............................................................................................. 72 3.5.2 Teknik Nontes ....................................................................................... 73 3.5.2.1 Observasi............................................................................................ 74 3.5.2.2 Jurnal ................................................................................................. 74 3.5.2.3 Wawancara ........................................................................................ 76 xv
3.5.2.4 Dokumentasi ...................................................................................... 77 3.6 Teknik Analisis Data .................................................................................. 77 3.6.1 Teknik Kuantitatif .................................................................................. 78 3.6.2 Teknik Kualitatif..................................................................................... 79 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian......................................................................................... 81 4.1.1 Siklus I ................................................................................................... 81 4.1.1.1 Hasil Tes Siklus I ................................................................................. 82 4.1.1.1.1 Keterampilan Menulis Buku Harian Siklus I ...................................... 82 4.1.1.1.2 Penilaian Indikator Kualitas Isi Buku Harian ..................................... 84 4.1.1.1.3 Penilaian Indikator Kelengkapan Unsur Buku Harian ....................... 86 4.1.1.1.4 Penilaian Indikator Ejaan dan Tanda Baca ....................................... 87 4.1.1.1.5 Penilaian Indikator Pilihan Kata ....................................................... 88 4.1.1.1.6 Penilaian Indikator Keefektifan Kalimat ........................................... 89 4.1.1.1.7 Penilaian Indikator Kohesi dan Koherensi ........................................ 91 4.1.1.1.8 Penilaian Indikator Kerapian Tulisan ............................................... 92 4.1.2.2 Hasil Nontes Siklus I ............................................................................ 93 4.1.2.2.1 Observasi......................................................................................... 93 4.1.2.2.2 Jurnal............................................................................................... 99 4.1.2.2.3 Wawancara ................................................................................... 104 xvi
4.1.2.2.4 Dokumentasi ................................................................................. 107 4.1.2.3 Refleksi Siklus I ................................................................................. 115 4.1.3 Siklus II ................................................................................................ 117 4.1.3.1 Hasil Tes Siklus II............................................................................... 117 4.1.3.1.1 Keterampilan Menulis Buku Harian Siklus II ................................... 118 4.1.3.1.2 Penilaian Indikator Kualitas Isi Buku Harian ................................... 120 4.1.3.1.3 Penilaian Indikator Kelengkapan Unsur Buku Harian ...................... 121 4.1.3.1.4 Penilaian Indikator Ejaan dan Tanda Baca ...................................... 122 4.1.3.1.5 Penilaian Indikator Pilihan Kata ..................................................... 123 4.1.3.1.6 Penilaian Indikator Keefektifan Kalimat.......................................... 124 4.1.3.1.7 Penilaian Indikator Kohesi dan Koherensi....................................... 125 4.1.3.1.8 Penilaian Indikator Kerapian Tulisan ............................................. 126 4.1.3.2 Hasil Nontes Siklus II ......................................................................... 127 4.1.3.2.1 Observasi....................................................................................... 127 4.1.3.2.2 Jurnal............................................................................................. 132 4.1.3.2.3 Wawancara ................................................................................... 137 4.1.3.2.4 Dokumentasi ................................................................................. 141 4.1.3.3 Refleksi Siklus II ................................................................................ 148 4.2 Pembahasan........................................................................................... 149 4.2.1 Peningkatan Keterampilan Menulis Buku Harian dengan xvii
Metode Pembelajaran Langsung (direct method instruction) dan Teknik Modeling .......................................................................... 149 4.2.2 Perubahan Perilaku Siswa setelah Dilakukan Pembelajaran Menulis Buku Harian dengan Metode Pembelajaran Langsung (direct method instruction) dan Teknik Modeling ................................ 156 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ................................................................................................ 173 5.2 Saran ...................................................................................................... 174 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 176 LAMPIRAN ................................................................................................... 181
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Aspek Penilaian Tes Menulis Buku Harian ......................................... 62 Tabel 2 Aspek Penilian Kriteria, Skor, dan Kategori Buku Harian .................... 63 Tabel 3 Kategori dan Rentangan Skor Komulatif ............................................. 66 Tabel 4 Rekapitulasi Nilai Siswa ...................................................................... 67 Tabel 5 Perbandingan Nilai Komulatif Tiap Siklus............................................ 68 Tabel 6 Hasil Tes Menulis Buku Harian Siklus I ................................................ 82 Tabel 7 Penilaian Indikator Kualitas Isi Buku Harian ....................................... 85 Tabel 8 Penilaian Indikator Kelengkapan Unsur Buku Harian ......................... 86 Tabel 9 Penilaian Indikator Ejaan dan Tanda Baca .......................................... 87 Tabel 10 Penilaian Indikator Pilihan Kata ....................................................... 88 Tabel 11 Penilaian Indikator Keefektifan Kalimat . .......................................... 90 Tabel 12 Penilaian Indikator Kohesi dan kohensi . .......................................... 91 Tabel 13 Penilaian Indikator Kerapian Tulisan ................................................ 92 Tabel 14 Hasil Observasi Aspek Positif Siklus I ................................................ 94 Tabel 15 Hasil Observasi Aspek Negatif Siklus I ............................................... 97 Tabel 16 Keterampilan Menulis Buku Harian Siklus II .................................... 118 Tabel 17 Penilaian Indikator Kualitas Isi Buku Harian .................................... 120 Tabel 18 Penilaian Indikator Kelengkapan Unsur Buku Harian ...................... 121 xix
Tabel 19 Penilaian Indikator Ejaan dan Tanda Baca ...................................... 122 Tabel 20 Penilaian Indikator Pilihan Kata ..................................................... 123 Tabel 21 Penilaian Indikator Keefektifan Kalimat . ........................................ 124 Tabel 22 Penilaian Indikator Kohesi dan kohensi. ......................................... 125 Tabel 23 Penilaian Indikator Kerapian Tulisan . ............................................. 126 Tabel 24 Hasil Observasi Aspek Positif Siklus II.............................................. 128 Tabel 25 Hasil Observasi Aspek Negatif Siklus II ............................................ 130 Tabel 26 Perbandingan Peningkatan Keterampilan Menulis Buku Harian Siklus I dan II ............................................... 151 Tabel 27 Perbandingan Nilai Tiap Indikator Siklus I dan II ............................ 152
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Desain Penelitian Tindakan Kelas .................................................. 43 Gambar 2 Aktivitas Siswa Menerima Penjelasan Peneliti Siklus I................... 108 Gambar 3 Aktivitas Siswa Bertanya kepada Peneliti Siklus I .......................... 109 Gambar 4 Aktivitas Siswa Menulis Buku Harian Siklus I ................................. 110 Gambar 5 Aktivitas Siswa Diskusi Mengerjakan Tugas dengan Metode Pembelajaran Langsung (direct method instruction) dan Teknik ModelingSiklus I ....................................................... 111 Gambar 6 Aktivitas Siswa saat Menjawab Pertanyaan dan Mempresentasikan Hasil Pekerjaan Kelompoknya Siklus I ........................................................................................ 113 Gambar 7 Aktivitas Siswa Mengisi Lembar Jurnal Siswa Siklus I ..................................................................... 114 Gambar 8 Aktivitas Siswa Menerima Penjelasan Peneliti Siklus II ........................................................................... 142 Gambar 9 Aktivitas Siswa ketika Bertanya kepada Peneliti Siklus II ............................................................... 143 Gambar 10 Aktivitas Siswa Menulis Buku Harian Siklus II .............................. 144 Gambar 11 Aktivitas Siswa Berdiskusi Mengerjakan Tugas dengan xxi
Metode Pembelajaran Langsung (direct method instruction) dan Teknik Modeling Siklus II ..................................................... 145 Gambar 12 Aktivitas Siswa saat Menjawab Pertanyaan dan Mempresentasikan Pekerjaan Kelompoknya Siklus II ............... 146 Gambar 13 Aktivitas Siswa Mengisi Lembar Jurnal Siswa Siklus II................................................................. 147 Gambar 14 Perbandingan Aktivitas Siswa ketika Memperhatikan Penjelasan Peneliti................................................................... 168 Gambar 15 Perbandingan Aktivitas Siswa ketika Bertanya kepada Peneliti ........................................................................ 168 Gambar 16 Perbandingan Aktivitas Siswa Menulis Buku Harian ................. 169 Gambar 17 Perbandingan Aktivitas Siswa Berdiskusi Mengerjakan Tugas dengan Metode Pembelajaran Langsung (direct method instruction) dan Teknik Modeling ....................... 170 Gambar 18 Perbandingan Aktivitas Siswa saat Menjawab Pertanyaan dan Mempresentasikan Pekerjaan Kelompoknya ..................... 171 Gambar 19 Perbandingan Aktivitas Siswa Mengisi Lembar Jurnal siswa ............................................................................. 172
xxii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1 Hasil Tes Menulis Buku Harian Siklus I ........................................... 84 Diagram 2 Hasil Tes Menulis Buku Harian Siklus II ........................................ 119
xxiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................... 181 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .............................. 191 Lampiran 3 Pedoman Observasi Siklus I dan II .............................................. 201 Lampiran 4 Pedoman Jurnal Siswa Siklus I dan II........................................... 204 Lampiran 5 Pedoman Jurnal Guru Siklus I dan II............................................ 206 Lampiran 6 Pedoman Wawancara Siklus I dan II ........................................... 208 Lampiran 7 Pedoman Dokumentasi Siklus I dan II ......................................... 210 Lampiran 8 Daftar Nilai Siklus I ..................................................................... 211 Lampiran 9 Daftar Nilai Siklus II .................................................................... 213 Lampiran 10 Model Buku Harian ................................................................. 215 Lampiran 11 Soal Tes Siklus I ........................................................................ 218 Lampiran 12 Soal Tes Siklus II ....................................................................... 219 Lampiran 13 Contoh Hasil Tes Menulis Buku Harian Siklus I .......................... 220 Lampiran 14 Contoh Hasil Tes Menulis Buku Harian Siklus II ......................... 223 Lampiran 15 Hasil Observasi Siklus I ............................................................. 226 Lampiran 16 Hasil Observasi Siklus II ............................................................ 229 Lampiran 17 Lembar Jurnal Siswa Siklus I ..................................................... 232 Lampiran 18 Lembar Jurnal Siswa Siklus II .................................................... 242 xxiv
Lampiran 19 Rekapitulasi Jurnal Siswa Siklus I .............................................. 252 Lampiran 20 Rekapitulasi Jurnal Siswa Siklus II ............................................. 253 Lampiran 21 Hasil Jurnal Guru Siklus I .......................................................... 254 Lampiran 22 Hasil Jurnal Guru Siklus II ......................................................... 257 Lampiran 23 Hasil Wawancara Siklus I .......................................................... 259 Lampiran 24 Hasil Wawancara Siklus II ......................................................... 263 Lampiran 25 Surat-surat ............................................................................... 268
xxv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa sebagai medium berkomunikasi hanya akan bermanfaat sebaik-baiknya bila bahasa itu dikuasai oleh mereka yang masuk dalam lingkaran komunikasi tersebut baik secara lisan maupun tulisan. Keterampilan berbahasa yang diajarkan di Sekolah Menengah Pertama, bertujuan untuk mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa, yang meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting untuk diajarkan sejak dini. Karena menulis merupakan keterampilan bawaan, apabila seseorang menginginkan terampil menulis harus banyak berlatih dengan tekun dan harus dilakukan secara terusmenerus. Dari uraian yang telah dikemukakan, menunjukkan bahwa untuk mendapatkan keterampilan menulis tidak cukup dengan mempelajari pengetahuan tentang teori menulis. Dengan menulis dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri. Sehingga dapat mengetahui sampai di mana pengetahuan tentang suatu topik. Dalam 1
2
mengembangkan topik harus mengetahui bagaimana cara berpikir, menggali pengetahuan, dan pengalaman yang kadang tersimpan di alam bawah sadar (Akhadiah dkk 1988:1). Menurut
Akhadiah
(1998:1-3)
menulis
merupakan
suatu
kegiatan
penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Pesan itu merupakan isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan yang merupakan sebuah
sistem
komunikasi
antar
manusia.
Komunikasi
tersebut
biasanya
menggunakan simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati cara pemakaiannya. Dilihat dari segi kemampuan berbahasa, menulis adalah kemampuan berbahasa paling akhir dikuasai. Kemampuan menulis lebih sulit dikuasai, bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan oleh kemampuan menulis yang menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri (Nurgiyantoro 2001:296). Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulan bahwa kegiatan menulis adalah sebuah aktivitas yang harus dimiliki oleh semua orang atau siswa. Hal ini bertujuan supaya siswa dengan mudah dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Sebaliknya siswa yang tidak mempunyai keterampilan menulis, kemungkinan besar akan menghadapi kendala dalam berkomunikasi. Dengan menulis siswa dapat mengungkapkan/mengekspresikan gagasan/pendapat, pemikiran, dan
3
perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis. Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh para siswa setiap harinya. Namun, pada kenyataannya banyak siswa yang mengeluh jika kegiatan belajar sampai pada pokok pembelajaran menulis. Banyak siswa yang merasa belum mampu menyusun dan menggunakan kalimat dengan struktur yang baik dan benar. Banyak siswa juga belum bisa menuangkan gagasan dalam bahasa tulis yang baik, keadaan ini akan menghambat keberhasilan pembelajaran menulis di kelas. Siswa dapat belajar dengan baik jika berada dalam kondisi yang ideal dengan kasih sayang, kehangatan, dorongan, dan dukungan dari orang tua, teman, dan masyarakat sekitar. Bila hal itu terus berlanjut, kesenangan dan kecepatan belajar dapat melekat erat dalam diri siswa. Dari uraian yang telah dikemukakan, untuk mendapatkan keterampilan menulis tidak hanya mempelajari pengetahuan tentang tata bahasa dan mempelajari pengetahuan tentang teori menulis. Hal ini dikarenakan bahwa dalam kemampuan menulis, siswa harus benar-benar mengusai berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa yang akan menjadi isi karangan. Pembelajaran keterampilan menulis diharapkan dapat mencapai standar kompetensi yang terdapat dalam kurikulum. Standar kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran menulis adalah siswa mampu menulis pengalaman, pikiran, dan
4
perasaan pada buku harian dengan memperhatikan cara pangungkupan dengan bahasa yang baik dan benar. Adapun menulis buku harian adalah salah satu kompetensi dasar yang ada dalam pembelajaran menulis. Efisiensi dan efektivitas yang tinggi sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam rangka pencapaian efektivitas yang tinggi suatu KBM, para pengajar utama dituntut untuk selalu aktif dan dinamis, sehingga dapat menyesuaikan diri dan kondisi lingkaran belajar. Berdasarkan pengamatan melalui efektivitas interaksi guru dan siswa dalam KBM, kebanyakan para guru lebih condong menggunakan metode ceramah sebagai metode yang dipergunakan dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Hal ini terjadi dengan alasan metode ini mudah untuk digunakan dan memerlukan persiapan yang relatif singkat dan sederhana. Tetapi di sisi lain metode ini juga banyak memiliki kelemahan, diantaranya adalah metode ini dapat menimbulkan kebosanan dan kejenuhan pada siswa. Sehingga siswa cenderung mengurangi keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, dan memunculkan rasa malas pada siswa untuk belajar. Hal ini dikarenakan kebanyakan pembelajaran di kelas cenderung teoretis dan tidak terkait dengan lingkungan tempat anak itu berada. Lemahnya keterampilan menulis siswa juga tidak terlepas dari faktor guru. Pengajaran yang bersifat satu arah artinya guru aktif berceramah sedangkan siswa hanya peserta yang pasif masih sering dijumpai dalam pembelajaran di sekolah.
5
Selain itu, guru juga kurang kreatif menyuruh siswa untuk berlatih menulis di rumah, misalnya pengalaman pribadi siswa yang ditulis dalam buku harian. Menulis buku harian sangat baik untuk dilakukan. Di dalam buku harian kita dapat mengenali siapa diri kita sebenarnya. Hal ini akan menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi seseorang yang biasa menulis, tapi lain halnya dengan seseorang yang tidak terbiasa. Bagi mereka yang tidak terbiasa menulis akan merasa sulit mengungkapkan segala pengalaman, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Sebuah buku harian mencatat kejadian-kejadian dan pikiran-pikiran yang benar, tidak menyimpang dengan dibesar-besarkan dan harus lengkap tanpa meringkas-ringkas apa yang ada. Kenyataannya, ini harus merupakan catatan yang terus terang dan terbuka tanpa sesuatu yang disembunyikan dan dihilang-hilangkan dari konteksnya. Catatan seperti itu membuat mudah bagi orang untuk melihat kedalam dirinya dengan kejujuran yang mutlak, dimana penilaian kondisi atas diri sendiri menjadi sederhana dan mudah, seseorang juga dapat perlahan-lahan mulai menerima dirinya sendiri sebagaimana adanya tanpa merasa malu atau bersalah. Bersamaan dengan itu, orang mampu untuk melakukan tindakan perbaikan melalui metode yang sudah tersedia. Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru bahasa Indonesia, kemampuan siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang, dalam menulis buku harian masih kurang bahkan ada yang belum tahu bagaimana cara menulis buku harian. Hal ini terjadi karena guru hanya memberikan materi pembelajaran menulis buku harian saja
6
tidak disertai dengan memberikan contoh-contoh buku harian, sehingga ketika siswa disuruh menulis buku harian siswa benar-benar kesulitan. Selain itu dalam menulis, pilihan kata yang digunakan oleh siswa kurang bervariasi. Hal ini terbukti bahwa siswa sering mengulang-ulang kata yang sama pada kalimat/paragraf berikutnya. Dalam penggunaan ejaan dan tanda bacanya masih kurang tepat, kalimat yang dibuat siswa kurang padu (dalam hal ini ada kaitannya dengan kohesi dan koherensi), dan bahasa yang digunakan kurang tepat, sehingga hasil karangannya kurang menarik untuk dibaca. Oleh karena itu, dengan melihat kenyataan tersebut maka pembelajaran keterampilan menulis buku harian pada siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang, perlu dilakukan peningkatan sehingga dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis buku harian. Selain fenomena di atas, siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang, tidak terbiasa menulis buku harian sehingga mengalami kesulitan untuk mengungkapkan pengalaman, perasaan maupun pemikiran yang dimiliki. Hal ini terjadi dikarenakan guru tidak pernah memberikan contoh model buku harian, sehingga siswa belum mengetahui gambaran yang jelas mengenai bentuk dan isi buku harian itu seperti apa. Menurut guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VII, kelas VII E siswa-siswanya banyak yang pintar, tetapi masih banyak yang sulit diajak untuk berdiskusi. Siswa bisa diajak berdiskusi tetapi dilatar belakangi oleh rasa takut kepada guru yang mengajar bahasa Indonesia, karena siswa beranggapan guru bahasa Indonesia tersebut sangat galak. Siswa kelas VII E masih kurang aktif dalam
7
pembelajaran atau dapat dikatakan kelas tersebut pasif, sehingga guru yang mengajar di kelas harus pandai-pandai memilih strategi yang sesuai agar siswa di kelas tersebut menjadi aktif. Pembelajaran keterampilan menulis buku harian memang tidak mudah, apalagi yang diajar adalah siswa SMP kelas VII, yang pada dasarnya baru beralih dari bangku sekolah dasar, sehingga kosa kata yang dimilikinya pun masih sedikit. Oleh karena itu, dalam pembelajaran keterampilan menulis siswa SMP kelas VII diperlukan suatu metode dan teknik pembelajaran yang tepat. Metode dan teknik itu adalah metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Dengan metode dan teknik ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Mengingat sifat ini penting sekali bagi guru untuk mempersiapkan situasi pembelajarannya harus matang. Harus yakin benar bahwa siswa memahami tugas yang diberikan harus bahan yang dijadikan stimulus. Serta bisa melakukan brainstorming dengan menulis data-datanya pada kertas. Pada proses ini guru memperoleh dari siswa kata-kata atau ungkapan-ungkapan yang berguna untuk langkah berikutnya. Langkah ini sangat berguna bagi siswa yang tidak terbiasa menulis buku harian dan sulit untuk mengungkapkan pikirannya yang akan dituangkan kedalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran keterampilan menulis buku harian siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang, diperlukan suatu metode pembelajaran yang
8
tepat. Metode pembelajaran itu adalah metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Metode pembelajaran bertujaan supaya siswa dapat berinteraksi langsung dengan guru dan diberi contoh dari buku harian, sehingga siswa mengetahui bagaimana bentuk dan jenis penulisan buku harian yang baik. Dengan metode dan teknik pembelajaran ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Pendekatan dan strategi pembelajaran juga merupakan hal yang harus dipertimbangkan oleh guru agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat mencapai sasaran atau kompetensi yang harus dikuasai siswa. Strategi atau cara-cara yang akan digunakan oleh guru untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama
proses
pembelajaran.
Pemilihan
tersebut
dilakukan
dengan
mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan, dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu (Hamzah 2001:3).
1.2 Identifikasi Masalah Pembelajaran keterampilan menulis buku harian perlu dibelajarkan pada siswa kelas VII. Pembelajaran ini berguna untuk mengembangkan daya pikir siswa dan melatih kreativitas siswa. Akan tetapi pembelajaran keterampilan menulis buku harian di SMP terutama kelas VII belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
9
Penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam menulis buku harian diidentifikasi melalui beberapa faktor yaitu : faktor guru, faktor siswa, faktor lingkungan, dan faktor sarana. Faktor guru yaitu dalam penggunaan pendekatan konvensional oleh guru yang lebih menekankan pada teori menulis dari pada praktik dan guru tidak pernah memperlihatkan contoh buku harian kepada siswa. Cara mengajar guru sering menggunakan metode ceramah sehingga pembelajarannya satu arah, sehingga siswa tidak menjadi aktif melainkan pasif karena tidak adanya interaksi antara guru dan siswa. Faktor siswa yaitu kurang minatnya siswa pada pembelajaran menulis, siswa jarang atau tidak pernah menulis buku harian, sehingga siswa memiliki tingkat kognitif yang kurang dan kesulitan untuk mengungkapkan pengalamannya. Siswa malas untuk berlatih dan belajar dalam menulis buku harian, karena siswa lebih memilih untuk bermain dari pada berlatih dalam menulis buku harian. Faktor lingkungan yaitu kurangnya dukungan atau motivasi dari keluarga untuk belajar. Kebanyakan siswa lebih suka bermain jarang sekali mereka belajar, karena bagi mereka pelajaran bahasa Indonesia gampang, hal ini terkesan siswa sangat meremehkan mata pelajaran bahasa Indonesia. Siswa juga merasa asyik bermain sehingga siswa lebih memilih untuk bermain dari pada belajar individu ataupun kelompok.
10
Faktor sarana yaitu kurangnya sarana di sekolah tersebut untuk pembelajaran bahasa Indonesia. Tidak lengkapnya buku ajar untuk siswa dan media pembelajaran yang mendukung untuk kelancaran proses belajar mengajar. Pembelajaran menulis buku harian di SMP memerlukan metode pembelajaran yang tepat agar menunjukkan hasil yang memuaskan. Metode pembelajaran yang sesuai dan dapat menghasilkan hasil yang bermakna bagi siswa adalah metode pembelajaran langsung. Adapun komponen metode pembelajaran langsung yang sesuai dalam pembelajaran menulis buku harian adalah komponen pemodelan yang bertujuan agar siswa memperoleh gambaran yang jelas mengenai buku harian.
1.3 Pembatasan Masalah Terdapat berbagai masalah yang berkaitan dengan pembelajaran keterampilan menulis yang berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas. Tetapi karena adanya keterbatasan yang ada pada peneliti, maka peneliti akan membatasi permasalahan tersebut, yaitu siswa dalam menulis buku harian sangat rendah dalam mengungkapkan pengalaman, pikiran, dan perasaan dengan kalimat yang baik dan benar. Dalam pembelajaran menulis buku harian peneliti menerapkan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis buku harian. Dalam pembelajaran peneliti menggunakan
11
metode pembelajaran langsung (direct method instruction) yang bertujuan agar siswa bisa mengembangkan belajarnya tentang pengetahuan deklaratif yaitu pengetahuan tentang sesuatu, hal ini diharapkan siswa dapat mengerti apa itu buku harian. Selain pengetahuan deklaratif siswa juga harus mengetahuai pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, yaitu mengetahui bagaimana cara menulis buku harian yang baik dan benar. Selain metode pembelajaran langsung yang digunakan, peniliti juga menerapkan teknik modeling untuk meningkatkan keterampilan menulis buku harian kelas VII E SMP
Negeri
30
Semarang.
Dalam
pembelajaran,
peneliti
menunjukkan/memperlihatkan beberapa contoh model buku harian, sehingga siswa dapat menemukan gambaran mengenai buku harian dan unsur apa saja yang harus ada dalam buku harian. Adapun bentuk buku harian yang ditunjukkan kepada siswa yaitu buku harian yang berisi pengalaman, pemikiran, dan perasaan.
1.4 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis buku harian pada siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang, setelah mengikuti pembelajaran menulis buku
12
harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling? 2) Bagaimana perubahan perilaku siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang, dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling?
1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, penelitian tentang peningkatan keterampilan menulis buku harian melalui metode pembelajaran langsung dan teknik modeling bertujuan untuk : 1) Mengetahui peningkatan keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang. 2) Untuk mengetahui perubahan perilaku siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang,
dalam
proses
pembelajaran
dengan
pembelajaran langsung dan teknik modeling.
1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini mempunyai dua manfaat, yaitu: 1.6.1 Manfaat Teoretis
menggunakan
metode
13
Dapat menambah khazanah penelitian pengajaran bahasa terutama pembelajaran
keterampilan
menulis
buku
harian
dalam
bidang
metode
pembelajaran. 1.6.2 Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, dengan kegunaan proses dan hasil penelitian bagi para praktisi pembelajaran, khususnya bagi siswa, guru, dan sekolah tentang menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. 1.6.2.1 Bagi Guru 1) Guru bahasa Indonesia akan semakin terbuka karena mengajarnya masih banyak kekurangan, sehingga akan berusaha selalu meningkatkan cara pengajarannya demi tercapainya tujuan pengajaran bahasa Indonesia dalam pembelajaran menulis. 2) Memberikan masukan pada guru mengenai metode pembelajaran keterampilan menulis buku harian dalam pembelajaran langsung dengan teknik modeling kepada siswa tentang buku harian. 1.6.2.2 Bagi Siswa 1) Siswa akan semakin giat belajar dan berlatih menulis, karena sadar akan kepentingan kegunaan menulis. 2) Meningkatkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis.
14
3) Membiasakan diri siswa dalam menulis buku harian dan meningkatkan kualitas dalam menulis buku harian. 1.6.2.3 Bagi Sekolah 1) Sekolah akan semakin tahu bahwa menulis itu penting bagi siswa, maka perlu disediakan sarana yang memadai untuk melatih siswa menuangkan idenya dengan banyak menulis. 2) Meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi siswa dalam hal menulis.
BAB II LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian tindakan kelas yang mengkaji tentang keterampilan berbahasa, khususnya keterampilan menulis bukanlah merupakan penelitian baru dalam bidang pendidikan. Telah banyak pakar, praktisi bidang pendidikan bahasa maupun mahasiswa yang melakukan penelitian tindakan kelas, guna memperbaiki pembelajaran keterampilan menulis yang selama ini berlangsung. Pembelajaran keterampilan menulis diarahkan pada tercapainya kemampuan dan kemahiran menulis pada siswa dalam berbagai kesempatan, sehingga diharapkan dapat menghasilkan siswa-siswa yang terampil menulis. Pustaka yang mendasari penelitian ini yaitu karya-karya berupa hasil penelitian mengenai keterampilan berbahasa khususnya yang mengkaji keterampilan menulis dewasa ini telah banyak dilakukan. Beberapa peneliti yang telah mengangkat permasalahan tentang keterampilan menulis antara lain dilakukan oleh Winarti (2001), Lestari (2005), Gilangsari (2005), Pramukawati (2006), dan Istiqomah (2006). Winarti (2001) menulis skripsi tentang kemampuan menulis, dengan judul Peningkatan
Keterampilan
Menulis
Catatan 15
Harian
dengan
Pendekatan
Keterampilan Proses pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Warung Asem Tahun Ajaran 2000/2001. Hasil penelitian tersebut menunjukkan ada peningkatan prestasi belajar siswa setelah menggunakan pendekatan proses. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil siklus I, yang mencapai nilai rata-rata 66,54 dibandingkan dengan hasil siklis II yang mencapai nilai rata-rata 70,22. Ini berarti meningkat 3,64. Selain itu, dengan digunakan pendekatan keterampilan proses siswa lebih tertarik dan antusias belajar. Siswa yang semula belum memahami tentang pembelajaran menulis dapat menjadi lebih tertarik dan berusaha menuliskan pengalamannya atau peristiwa yang menarik dalam cacatan harian. Pada penelitian Winarti (2001) dan penelitian kali ini terdapat kajian perbedaan yaitu pada penelitian Winarti dalam meningkatkan keterampilan menulis buku harian menggunakan pendekatan keterampilan proses, sedangkan penelitian kali ini menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Tetapi di sisi lain terdapat persamaan yaitu sama-sama meningkatkan keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar pada siswa SMP kelas VII. Lestari (2005) dalam penelitian yang berjudul Peningkatan Tujuh Aspek Keterampilan Menulis Surat Pribadi dengan Pendekatan Kontekstual Komponen Pemodelan pada Siswa Kelas V SDN Pedurungan Tengah 02 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005, mengkaji peran komponen pemodelan dalam peningkatan keterampilan menulis surat pribadi dan perubahan tingkah laku siswa. Hasil yang
diperoleh adalah adanya peningkatan dari pratindakan, siklus I sampai siklus II. Sebelum dilakukan tindakan nilai rata-rata kalsikal menulis surat pribadi sebesar 58,5. Pada siklus I ada peningkatan 10,2 % dengan nilai rata-rata kelas 68,76 dan siklus II terdapat peningkatan 14,87 % dengan nilai rata-rata kelas 83,65. Peningkatan keterampilan menulis surat pribadi siswa itu diikuti dengan perubahan tingkah laku negatif menjadi positif. Pada siklus II siswa semakin aktif dan antusias dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan siswa mulai senang dan menikmati pembelajaran menulis surat pribadi dengan pendekatan kontekstual komponen pemodelan yang diterapkan guru. Pada penelitian Lestari (2005) dan penelitian kali ini terdapat kajian perbedaan yaitu pada penelitian Lestari meneliti peningkatan keterampilan menulis surat pribadi dengan menggunakan pendekatan kontekstual, sedangkan penelitian kali ini meningkatkan keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Selain perbedaan juga terdapat persamaan yaitu penelitian keduanya sama-sama meneliti keterampilan menulis siswa dengan menggunakan model. Kemudian penelitian oleh Gilangsari (2005) juga menunjukkan hal yang positif. Penelitian berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Pengalaman Pribadi Melalui Teknik Modeling dengan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas VII D SMP Negeri 38 Semarang Tahun Ajaran 2004/2005, ini juga menunjukkan peningkatan hasil keterampilan menulis pengalaman pribadi, yaitu dari rata-rata kelas
65,38 pada siklus I menjadi 70,42 pada siklus II. Perubahan sikap dan perilaku siswa juga mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik, yaitu siswa mulanya tidak terfokus menjadi terfokus dalam menulis setelah mendapatkan pembelajaran menulis pengalaman pribadi melalui teknik modeling dengan pendekatan kontekstual. Pada penelitian Gilangsari (2005) dan penelitian kali ini terdapat kajian perbedaan yaitu Gilangsari pada penelitiannya meneliti peningkatan keterampilan menulis pengalaman pribadi dengan pendekatan kontekstual, sedangkan penelitian kali ini meneliti peningkatan keterampilan menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Selain perbedaan juga terdapat persamaan yaitu penelitian keduanya sama-sama meneliti keterampilan menulis siswa dengan menggunakan model buku harian. Peneliti lain yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Pramukawati (2006) yang berjudul Peningkatan Kemampuan Masyarakat Belajar pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 40 Semarang Tahun Ajaran 2005/2006. Peneliti ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menceritakan pengalaman yang mengesankan para siswa, yaitu dari rata-rata kelas 64,86 pada siklus I menjadi 77,56 pada siklus II atau meningkat sekitar 12,7 %. Peningkatan kemampuan menceritakan pengalaman yang mengesankan siswa pada tiap siklus diikuti perubahan tingkah laku yang positif, terlihat pada keaktifan dan ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa merasa senang dan berminat dalam
mengikuti pembelajaran menceritakan pengalaman yang mengesankan melalui pendekatan kontekstual komponen masyarakat belajar. Pada penelitian Pramukawati (2006) dan penelitian kali ini terdapat kajian perbedaan yaitu Pramukawati pada penelitiannya meneliti kemampuan masyarakat belajar, sedangkan pada penelitiannya ini meneliti peningkatan keterampilan menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Selain perbedaan juga terdapat persamaan dalam penelitiaan yaitu keduanya sama-sama meningkatkan keterampilan dalam pembelajarannya. Istiqomah
(2006)
dalam
penelitiannya
yang
berjudul
Optimalisasi
Keterampilan Menulis Buku Harian dengan Pendekatan Kontekstual Komponen Pemodelan pada Siswa Kelas VII A SMPN 1 Wonodringgo, Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2005/2006. Membahas masalah kebermanfaatan pendekatan kontekstual komponen pemodelan dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa SMPN 1 Wonopringgo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam meningkatkan keterampilan menulis melalui pendekatan kontekstual komponen pemodelan pada siswa kelas VII A SMPN 1 Wonopringgo mengalami peningkatan sebesar 40,37%, ini terbukti dengan hasil rata-rata keterampilan menulis buku harian pada siklus 1 sebesar 74,12% atau 24,43% dan pada siklus 11 83,62% atau 12,82%. Dengan demikian, pendekatan kontekstual komponen pemodelan berhasil meningkatkan keterampilan menulis buku harian siswa. Dari hasil nontes siswa lebih termotivasi dan merasa lebih mudah mempelajari buku harian.
Pada penelitian Istiqomah (2006) dan penelitian kali ini terdapat kajian perbedaan yaitu Istiqomah pada penelitiannya meneliti optimalisasi keterampilan menulis buku harian dengan pendekatan kontekstual, sedangkan pada penelitiannya ini meneliti peningkatan keterampilan menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Selain perbedaan juga terdapat kajian persamaannya yaitu penelitian keduanya sama bertujuan meningkatkan keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan pemodelan buku harian. Beberapa penelitian tersebut dapat memberikan inspirasi bagi penulis untuk melakukan penelitian lain, tapi penelitian yang dilakukan penulis masih berkaitan dengan penelitian tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling, karena dengan adanya pembelajaran langsung dengan beberapa contoh pembelajaran siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang dalam menulis buku harian bisa meningkat dengan meggunakan bahasa yang baik dan benar. Berdasarkan kajian pustaka tersebut dapat diketahui bahwa penelitian tindakan kelas tentang menulis buku harian belum banyak dilakukan. Penelitian yang telah ada tersebut memiliki kekhasan masing-masing. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan penulis kali ini. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis buku harian dengan memperhatikan cara pengungkapan dan
bahasa yang baik dan benar, seperti yang telah dilakukan oleh Winarti (2001) dan Istiqomah (2006). Namun penelitian ini mempunyai perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Winarti (2001) menerapkan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan keterampilan siswa menulis buku harian dan Istiqomah (2006) menerapkan pendekatan CTL untuk meningkatkan keterampilan siswa menulis buku harian, sedangkan penelitian kali ini menerapkan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Penelitian yang dilakukan oleh penulis bertujuan untuk melengkapi penelitian sebelumnya mengenai menulis terutama dalam penulisan buku harian. Penelitian ini memberikan alternatif lain bagi pembelajaran menulis khususnya menulis buku harian. Alternatif lain dalam penelitian ini berupa penggunaan teknik pembelajaran dan model pembelajaran. Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling dapat melatih keaktifan siswa dalam pembelajaran. Siswa dituntut untuk bisa menemukan sendiri pengetahuan yang didapat dari proses belajar di kelas. Dari hasil mengamati dan menganalisis contoh model-model buku harian yang diberikan oleh guru, siswa dapat menemukan sendiri mengenai bagian-bagian dari buku harian serta cara penulisannya dengan baik dan benar. Dengan adanya pembelajaran langsung ini diharapkan siswa tidak hanya
mengetahui apa itu buku harian saja, tetapi bisa mengetahui bagaimana cara menulis buku harian yang baik dan benar. Peningkatan ini mengkaji tentang peningkatan keterampilan menulis buku harian dan perubahan tingkah laku siswa VII E SMP Negeri 30 Semarang, setelah mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Pada penelitian ini guru mengkaitkan materi yang diajarkan dengan dunia nyata siswa secara langsung dan guru menghadirkan contoh atau model buku harian saat pembelajaran, sehingga siswa dapat menulis buku harian dengan baik. Dengan demikian, keterampilan menulis buku harian pada siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang dapat meningkat. Variabel penelitian adalah variabel peningkatan keterampilan menulis buku harian dan variabel metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang.
2.2 Landasan Teoretis Landasan teoretis dalam penelitian ini meliputi banyak hal antara lain: hakikat menulis, tujuan pengajaran menulis, hakikat buku harian, manfaat buku harian, cara menulis buku harian, aspek-aspek yang dinilai dalam menulis buku harian, hakikat metode pembelajaran langsung (direct method instruction), ciri-ciri metode pembelajaran langsung (direct method instruction), langkah-langkah metode
pembelajaran langsung (direct method instruction), tujuan metode pembelajaran langsung (direct method instruction), dan hakikat pemodelan (modeling).
2.2.1 Hakikat Keterampilan Menulis Keterampilan menulis bukan berasal dari faktor bawaan. Jika seseorang ingin terampil menulis harus banyak latihan yang dilakukan secara terus menerus. Pada subbab ini dipaparkan pendapat para ahli mengenai pengertian, tujuan, serta manfaat menulis.
2.2.1.1 Pengertian Menulis Sujanto (1998) menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang menjadi tujuan setiap pengajaran bahasa yang secara langsung memberikan saran dan membuka jalan bagi para siswa untuk benar-benar mampu melakukan kegiatan akademik. Dilihat dari segi kemampuan berbahasa, menulis adalah aktivitas aktif produksi, aktivitas menghasilkan bahasa, dilihat secara umum menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa. Aktivitas yang pertama menekankan unsur bahasa, sedangkan yang kedua adalah gagasan (Nurgiyantoro 2001:298).
Menurut
konsep
ini
kegiatan
menulis
merupakan
kegiatan
untuk
mengungkapkan segala sesuatu yang ada dipikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dalam bentuk tulisan. Dilihat secara leksikal, kata menulis mempunyai dua arti. Pertama, menulis berarti mengubah bunyi yang dapat didengar menjadi tandatanda yang dapat dilihat. Kedua, kata menulis mempunyai arti kegiatan mengungkapkan gagasan secara tertulis (Wiyanto 2004:1-2). Berdasarkan beberapa urain tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan mengkomunikasikan gagasan, perasaan atau pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan dapat disampaikan kepada orang lain tanpa bertatap muka secara langsung. Menulis juga merupakan suatu kegiatan yang produktif dan tentunya keterampilan ini harus selalu dilatih dengan disertai praktik yang teratur.
2.2.1.2 Tujuan Pengajaran Menulis Adapun tujuan dari pengajaran menulis adalah (1) membantu para siswa memahami bagaimana caranya ekspresi tulis dapat melayani mereka, dengan jalan menciptakan situasi-situasi di dalam kelas yang jelas memerlukan karya tulis dan kegiatan menulis; (2) mendorong para siswa menggunakan bentuk yang tepat dan serasi dalam ekspresi tulis; dan (3) mengembangkan pertumbuhan terhadap dalam menulis dengan sejumlah cara dengan penuh keyakinan pada diri sendiri secara bebas (Peck dan Schulz dalam Tarigan 1986:9).
Keraf dalam Akhadiah (1997:6-7) membagi tulisan berdasarkan tujuan umum yang tersirat, yaitu: (1) eksposisi merupakan penulisan yang memenuhi keinginan manusia untuk memberi informasi kepada orang lain, atau dari sudut pembaca berkeinginan untuk memperolah informasi dari orang lain yang menguasai suatu hal; (2) argumentasi adalah penulisan yang mempunyai keinginan untuk meyakinkan pendengar atau pembaca mengenai suatu kebenaran dan lebih jauh mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain. Sedangkan dari pihak pembaca dan pendengar, mereka ingin mendapatkan kepastian tentang kebenaran ini; (3) persuasif merupakan sebuah varian dari argumentasi. Tulisan ini lebih condong untuk mempengaruhi manusianya dari pada mempertahankan kebenaran mengenai suatu objek tertentu; (4) deskripsi merupakan penulisan atau pembicara yang berkeinginan untuk menggambarkan atau menceritakan bagaimana bentuk atau wujud suatu objek, atau mendeskripsikan cita rasa suatu benda, hal, atau bunyi; dan (5) narasi adalah penulis atau pembicara berkeinginan menceritakan pada orang lain kejadiankejadian atau peristiwa-peristiwa yang terjadi, baik yang dialami sendiri maupun yang didengarnya melalui orang lain. Dengan cara ini, ia menemukan pula kebutuhan para pendengar atau pembacanya untuk memperoleh informasi tentang kejadian itu. Berdasarkan pendapat di atas, tujuan pengajaran menulis adalah agar siswa memiliki keterampilan menulis sehingga siswa mampu mengekspresikan gagasan dan perasaan yang memiliki dalam bentuk tulis. Tujuan menulis juga dapat memberi
arahan, menjelaskan sesuatu yang berlangsung, disuatu tempat pada suatu waktu, meringkas atau membuat rangkuman suatu tulisan sehingga menjadi singkat.
2.2.1.3 Manfaat Menulis Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan bahasa yang semakin penting untuk dikuasai. Hal ini sejalan dengan pengabdian kebudayaan industrial kemampuan yang terpenting adalah membaca dan menulis. Berdasarkan uruaian tersebut kegiatan menulis mempunyai banyak manfaat diantaranya, (1) dengan menulis kita dapat merangsang pemikiran kita; (2) dengan menulis dapat memunculkan ide baru; (3) menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan berbagai konsep atau ide yang kita miliki; (4) dengan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang; (5) dengan kegiatan menulis dapat
menyerap dan memproses informasi; (6) dengan menulis dapat melatih
memecahkan beberapa masalah sekaligus; dan (7) dengan kegiatan menulis menjadikan kita untuk aktif dan tidak hanya menjadi penerima informasi (Hairston dalam Darmadi 1996:3) Kegiatan menulis ini tidak dapat dikatan mudah karena penulis tidak hanya cukup menyampaikan ide, gagasan pendapat kepada pembaca. Menyerap, mencari serta menguasai informasi yang berhubungan topik tulisan. Menulis juga merupakan suatu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang penulis. Sehingga dengan
wawasan itu pembaca menjadi ketagihan membaca tulisannya karena pembaca merasa puas. Hal-hal itulah yang menyebabkan kegiatan menulis merupakan sesuatu yang sulit. Berdasarkan uraian pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa manfaat menulis tiap personal dapat melatih seorang penulis dalam mengkomunikasikan gagasannya secara runtut dan sistematis. Dengan kegiatan menulis secara intensif dan terencana akan membiasakan penulis dalam berpikir dan berbahasa secara tertib serta penggunaan kegiatan menulis secara bijaksana dapat memperbaiki kualitas kehidupan bagi manusia.
2.2.2. Hakikat Buku Harian Dalam subbab ini akan dibahas mengenai pengertian buku harian, manfaat buku harian, dan cara menulis buku harian.
2.2.2.1 Pengertian Buku Harian
Buku harian merupakan rekaman masa lalu yang berisi kegiatan atau tindakan yang telah kita lakukan, yang berisi pemikiran kita setelah melihat berbagai kehidupan yang lalu dan menjadi inspirasi dan pemikiran dalam
menghadapi
keadaan yang sama (Tim Cendekia 2004: 14) Menurut Kosasih (2005: 399) buku harian adalah buku yang berisikan catatan yang bersifat pribadi, berupa kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan ataupun pengalaman-pengalaman berkesan yang dialami setiap hari dalam bentuk curahan hati dan pikiran. Buku harian adalah catatan tentang apa yang kita kerjakan hari ini dan masa lampau, juga merupakan sumber informasi penting tentang peristiwa, apa, kapan, siapa, bagaimana, mengapa, dan dimana, yang berhubungan dengan diri kita, untuk mengungkapkan segala sesuatu yang tidak mungkin diungkapkan kepada orang lain (Nurhadi 2007: 9). Buku harian merupakan salah satu bentuk tulisan pribadi. Tulisan pribadi adalah suatu pernyataan dari gagasan-gagasan serta perasaan kita mengenai pengalaman-pengalaman kita sendiri, yang ditulis baik bagi kesenangan kita sendiri ataupun bagi kepentingan dan kenikmatan sanak keluarga atau sahabat karib.
Menulis buku harian sangat baik untuk dilakukan karena dalam menulis buku harian kita akan dapat mengenali siapa diri kita sebenarnya. Meskipun bersifat pribadi, buku harian memiliki makna-makna baik secara tersurat maupun tersirat.
Melalui kegiatan menulis setiap hari, seseorang dapat mengekspresikan diri sehingga memunculkan sifat dan karakternya yang asli. Lama-kelamaan, kita mengetahui emosi dan keinginan diri yang terpendam. Buku harian bukan sekadar agenda kegiatan apa yang akan dilakukan seseorang. Fungsinya murni sebagai wadah untuk menuangkan perasaan dan emosi dari hari ke hari. Dengan menuliskannya ke buku harian, seseorang dapat mengeksplorasi diri hingga ke halhal yang sensitif. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa buku harian adalah sebuah buku yang berisi tulisan pribadi yang berupa ungkapan perasaan, pengalaman seseorang atau berupa catatan tentang apa yang dikerjakan hari ini maupun masa lampau. 2.2.2.2 Manfaat Buku Harian Menurut Kosasih (2005: 399-401) ada beberapa manfaat yang diperoleh dari mengisi buku harian antara lain: (1) teman di waktu luang yaitu buku harian menjadi tempat mengadu semua perasaan yang tidak dapat diungkapkan kepada orang lain, seperti rasa marah, kesal, atau senang kepada orang lain; (2) bahan biografi yaitu buku harian dapat menjadi catatan perjalanan hidup seseorang; (3) arena rekreasi dan ajang kreativitas dalam menulis yaitu dengan menulis buku harian kita dapat menuangkan ide-ide berharga yang muncul secara tiba-tiba dalam benak kita dapat kita selamatkan; (4) museum gagasan yaitu dengan menulis buku harian kita dapat
mencatat ide-ide atau gagasan yang sering muncul secara tiba-tiba kapanpun dan dimanapun; (5) alat untuk bercermin diri yaitu dengan membaca kembali catatancatatan dalam buku harian, kita dapat menilai sikap, tindakan, atau perjalanan hidup yang telah kita lalui; dan (6) membentuk kepercayaan diri, karena untuk berkata jujur, mengungkapkan kelebihan, dan mengakui kekurangan, seringkali menjadi sesuatu yang menakutkan bagi sebagian orang. Maka dengan menuliskannya dalam buku harian ketakutan-ketakutan itu dapat dihindari. 2.2.2.3 Cara Menulis Buku Harian Hal-hal yang perlu dilakukan ketika menulis buku harian adalah sebagai berikut: (1) tentukan masalah atau topik utama yang akan dicatat, yaitu sebelum menulis pengalaman kita kedalam buku harian, terlebih dahulu harus ditentukan topik apa yang akan ditulis supaya dalam penulisannya isinya sama dengan topik yang akan kita tulis; (2) tuangkan apa yang ingin kita catat itu secara bebas dan leluasa, maksudnya dalam penuangan pengalaman pribadi harus bebas dan leluasa tanpa ada ruang pikir yang membatasinya saat menulisnya di dalam buku harian, tetapi harus dengan bahasa yang baik dan benar; (3) tidak mununda-nunda waktu, maksudnya selagi kita ingin menulis kisah kita ke dalam buku harian tidak boleh menunda waktu penulisannya. Hal ini supaya isinya lebih sempurna; dan (4) cantumkan jam serta tanggal pada setiap kali membuat catatan, maksudnya setiap kita menulis pengalaman kita ke dalam buku harian harus dicantumkan jam serta
tanggal, hal ini dianjurkan supaya kita mengetahui kapan kisah itu terjadi (Kosasih 2005:401). 2.2.3 Hakikat Metode Pembelajaran Langsung (Direct Method Instruction) Dalam subbab ini akan dibahas mengenai pengertian metode pembelajaran langsung (direct method instruction), pengertian metode pembelajaran langsung, ciri-ciri metode pembelajaran langsung, langkah-langkah metode pembelajaran langsung, dan tujuan pembelajaran langsung. 2.2.3.1 Pengertian Metode Pembelajaran Langsung (Direct Method Instruction) Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah terbentuknya kemampuan bernalar pada diri siswa yang tercermin melalui komponen berpikir kritis, logis, sistematis, dan memiliki sifat objektif, jujur, disiplin dalam memecahkan suatu permasalahan baik dalam bidang bahasa Indonesia, bidang lainnya, maupun dalam kegiatan sehari-hari. Namun, keadaan di lapangan belum sesuai dengan yang diharapkan. Hasil studi menyebutkan meskipun adanya peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun pembelajaran dan pemahaman siswa SMP (pada berapa materi pelajaran termasuk bahasa Indonesia) menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Pembelajaran di SMP cenderung text book oriented dan kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran cenderung abstrak dan dengan metode ceramah, sehingga konsep-konsep akademik kurang bisa atau sulit dipahami.
Sementara itu kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata lain tidak melakukan pengajaran bermakna, metode yang digunakan kurang bervariasi, dan sebagai akibatnya motivasi belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung menghafal dan mekanistik. Mencermati hal tersebut di atas, kini sudah saatnya untuk diadakan pembaharuan, inovasi ataupun gerakan perubahan mind set kearah pencapaian tujuan pendidikan di atas. Pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya lebih bervariasi metode maupun strateginya guna mengoptimalkan potensi siswa. Upaya-upaya guru dalam mengatur dan memperdayakan dari berbagai variabel pembelajaran, merupakan bagian penting dalam keberhasilan siswa mencapai tujuan yang direncanakan. Karena itu pemilihan metode, strategi dan pendekatan dalam mendesain model pembelajaran guna tercapainya iklim pembelajaran aktif yang bermakna adalah tuntutan yang harus dipenuhi pada para guru. Pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk menggambarkan terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Menurut Nur Muhammad (2001) menyebutkan bahwa metode pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif, yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.
Lebih lanjut disebutkan pula, pengetahuan deklaratif (yang dapat diungkapan dengan kata-kata) adalah pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan pengetahun prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu.
2.2.3.2 Ciri-ciri Metode Pembelajaran Langsung (Direct Method Instruction) Richards dan Rodgers dalam Tarigan (1991:112) menyatakan bahwa pembelajaran langsung mempunyai ciri-ciri serta prosedur sebagai berikut: (1) pengajaran kelas secara eksklusif dilaksanakan dalam bahasa sasaran; (2) kosakata dan kalimat-kalimat sehari-hari yang diajarkan; (3) keterampilan berkomunikasi lisan dibangun secara bertahap dan teratur dengan pertukaran tanya-jawab antar guru dan siswa dalam kelas kecil dan intensif; (4) tata bahasa diajarkan secara induktif; (5) butir-butir pengajaran baru diperkenalkan secara lisan; (6) kosakata konkret diajarkan melalui demonstrasi, objek-objek, atau gambar-gambar kosakata abstrak diajarkan dengan asosiasi ide-ide; (7) baik pemahaman berbicara, menyimak, maupun menulis diajarkan; dan
(8) ucapan dan tata bahasa yang tepat sangat
diperhatikan. 2.2.3.2 Langkah-langkah Metode Pembelajaran Langsung (Direct Method Instruction) Langkah-langkah dalam model pembelajaran langsung secara garis besar ada lima langkah dalam pengajaran langsung dimana model ini masih berpusat pada
guru, antara lain sebagai berikut : (1) fase persiapan, dalam fase ini guru menjelaskan informasi latar belakang pelajaran, pentinganya pelajaran, dan mempersiapkan siswa untuk belajar; (2) fase demonstrasi, dalam fase ini guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar atau menyajikan informasi tahap demi tahap; (3) fase pelatihan terbimbing, dalam fase ini guru merencanakan dan memberikan bimbingan awal; (4) fase umpan balik, yaitu fase di mana guru harus mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik dan memberikan umpan balik; dan (5) fase pelatihan lanjut (mandiri), yaitu fase di mana guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi yang lebih kompleks dan kehidupan seharihari, (Depdiknas 2005:26). 2.2.3.3 Tujuan Metode Pembelajaran Langsung (Direct Method Intruction) Dalam pembelajaran langsung, umumnya guru merencanakan kegiatan belajar mengajar secara terstruktur dan ketat. Pada awal pembelajaran, guru menerapkan pemberi informasi dan pendemonstrasi yang aktif dan mengharapkan siswa menjadi pendengar aktif dan baik. Keberhasilan metode langsung memerlukan lingkungan yang baik untuk presentasi dan demonstrasi, yakni ruangan yang tenang dengan penerangan cukup, termasuk alat pandang yang sesuai. Metode langsung menekankan tujuan pembelajaran yang harus berorintasi kepada siswa dan spesifik, mengandung uraian yang jelas tentang situasi penilaian
(kondisi evaluasi), dan mengandung tingkat ketercapaian kinerja yang diharapkan (kriteria keberhasilan). Tujuan pembelajaran langsung ini adalah di mana siswa harus bisa mengetahui pengetahuan yang didasari menjadi dua yaitu: (1) pengetahuan tentang sesuatau (deklaratif), dan (2) pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu (prosedural) (Depdiknas 2005:25).
2.2.4 Hakikat Teknik Pemodelan (Modeling) Maksud pemodelan adalah dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan, ada model yang harus ditiru (Depdiknas 2003:16). Pemodelan pada dasarnya
membahas
gagasan
yang
dipikirkan,
mendemontrasikan
guru
menginginkan siswanya melakukan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemodelan dapat diartikan sebagai kegiatan pemberian model dengan tujuan untuk mendemonstrasikan bagaimana siswa untuk belajar atau melakukan sesuatu yang diinginkan. Komponen pemodelan akan digunakan oleh peneliti dalam pembelajaran keterampilan menulis buku harian. Pemodelan dalam pembelajaran keterampilan menulis buku harian yaitu guru memperlihatkan contoh buku harian kepada siswa. Hal ini dilakukan karena selama ini guru belum pernah menghadirkan model buku harian di kelas sehigga siswa hanya mengira-ngira sendiri/membayangkan sendiri bagaimana bentuk dari buku harian tersebut.
Buku harian memiliki sifat yang sangat pribadi (rahasia), maka bentuk dan cara penulisan catatan harian bersifat bebas pula. Walaupun bersifat bebas, unsurunsur yang harus ada dalam penulisan buku harian tetap sama yaitu tempat kejadian, waktu dan hal-hal/kejadian-kejadian yang terjadi. Sifat bebas yang dimiliki oleh buku harian ini berpengaruh pada model (bentuk) penulisan buku harian. Menurut Nurhadi, dkk (2007: 11-12) ada beberapa contoh model (bentuk) penulisan buku harian antara lain: Model 1 Senin, 6 Agustus 2007. 06.00 am. Hari pertama liburan di Singapura. Pagi ini aku merasa senang karena hari ini merupakan hari pertama di Singapura, aku liburan di tempat keluargaku di Blok 244.04 613, Jurong East Street 24. Selasa, 7 Agustus 2007. 17.00 pm. Menjemput adik pulang sekolah. Aku berjalan sendirian menjemput adik pulang sekolah karena ayah dan ibu masih kerja dan yang biasa jemput adik tante Maria sedang sakit. Walaupun aku masih takut pergi sendiri karena bahasa inggrisku masih berantakan aku tetap memberanikan diri menjemput adik. Untungnya
kemarin pagi aku diajak ibu mengantar adik sekolah jadi sudah tahu tempatnya. Rabu, 8 Agustus 2007. 13.00 pm. Jalan-jalan di Bukit Junction Aku bersama ayah dan adik jalan-jalan di Bukit Junction, di sana tempatnya distro dan butik-butik anak muda. Aku senang sekali karena belanja adalah hobiku. Aku dibelikan ayah baju, tas, dan sepatu saat itu hatiku sangat senang.
Kamis, 9 Agustus 2007. 10.00 am- 18.00 pm. Hari Jadi Singapura Hari ini kami sekeluarga pergi ke Marina Bay untuk merayakan hari lahirnya negara Singapura. Aku melihat dan masuk di durian runtuh yaitu sebuah bangunan yang mirip dengan buah durian di dalamnya terdapat museum. Banyak pesawat tempur yang berkeliling diseluruh kawasan negara Singapura sambil membawa bendera yang begitu besar. Pantai Marina begitu indah, karena disamping pantai ada patung singa kecil. Hari mulai gelap dan kembang api yang begitu banyak dan besar mulai dinyalakan. Begitu indah kembang api itu dan ini merupakan pengalaman
yang paling mengesankan. Karena waktu sudah malam aku bersama keluargaku pulang ke rumah. Model 2 Semarang Kamis, 19 Maret 2009 Pukul 19.00 WIB Aku baru saja bercerita pada teman sekamarku tentang kejadian lucu yang aku alami hari ini. Kini saatnya berbagi cerita pada buku harianku yang menjadi sahabatku saat aku senang maupun sedih. Saat aku sedang berjalan-jalan di Mall Ciputra bersama Heny, kami memasuki setiap butik untuk melihat-melihat baju. Lama sekali kami berbelanja akhirnya kamipun mendapatkan baju yang kami sukai. Karena lapar akhirnya kami makan di Solaria. Selesai makan kami pergi melihat-lihat tas, akhirnya aku mendapatkan tas yang aku idam-idamkan. Karena hari sore akhirnya kami pulang. Setiba di parkiran aku mengambil helm di tempat penitipan. Tiba-tiba ayahku telepon dan selesai ayah telepon aku langsung naik motor, tapi apa yang terjadi ternyata motor yang aku naiki bukanlah Heny yang di motor itu melainkan seorang cowok yang sedang menunggu ceweknya mengambil helm. Aku sangat malu ternyata Heny disebelah kiri cowok itu, karena motornya sama jadi aku salah naik, akupun ditertawakan Heny dan orang-orang disekitar
parkiran. Sepanjang perjalanan pulang kekos kami tertawa terus keingat kecerobohan aku tadi di parkiran. “Hari ini aku benar-benar apes mimpi apa aku semalam, walaupun tidak kenal sama cowok itu tapi bagiku malunya setengah mati,” kataku dalam hati.
Model 3 Timbangan Karya friend Zakhia Terbayang sosok bayang dalam bayang-bayang Bayang – bayang bergerak menutupi bayangan yang terbayang Mencoba membayangkan dalam gelapnya bayang-bayang
Bayangan ada karena terang terhalang tidak lagi telanjang Gelapnya bayang karena tiadanya terang Kegelapan akan tiada bila kedatangan terang
Kehidupan selalu memiliki bayangan sebagai timbangan Biarkan aku hidup dengan bayangan Sebagai timbangan dalam mengarungi kehidupan Mungkin terang, bayangan dan kegelapan adalah satu kesatuan 7 Mei 2009
Menulis buku harian dapat menggunakan kalimat yang ekspresif, yaitu kalimat yang menyatakan pikiran dan perasaan secara mendalam. Dalam kalimat itu, biasanya digunakan idiom dan pilihan kata tertentu yang menunjukkan arti ‘sangat’, yang merupakan gabungan kata yang menyatakan satu ungkapan makna. Tujuan dari penulisan buku harian untuk mencatat peristiwa atau kejadian yang berkesan dalam kehidupan sehari-hari, dengan mengungkapkan pengalaman, pemikiran, dan perasaanmu dengan bahasa nonformal atau sehari-hari (Nurhadi dkk 2007: 8). Berdasarkan contoh bentuk/model penulisan buku harian, dalam hal ini penulis hanya memfokuskan pada bentuk/model buku harian yang berisi tentang pengalaman, perasaan, dan pemikiran. Hal ini disebabkan kerena indikator yang harus dicapai dalam pembelajaran menulis buku harian adalah siswa mampu menulis pengalaman, pemikiran, dan perasaan pada buku harian dengan memperhatikan cara pengungkapkan dan tidak lupa mencantumkan waktu penulisan. 2.2.5 Kriteria Penilaian Pembelajaran Menulis Buku Harian dengan Metode Pembelajaran Langsung (Direct method Instruction) dan Teknik Modeling Buku harian adalah catatan tentang apa yang kita kerjakan hari ini dan masa lampau, juga merupakan sumber informasi penting tentang peristiwa, apa, kapan, siapa, bagaimana, mengapa, dan dimana, yang berhubungan dengan diri kita, untuk mengungkapkan segala sesuatu yang tidak mungkin diungkapkan kepada orang lain
(Nurhadi 2007: 9). Buku harian merupakan salah satu bentuk tulisan pribadi. Tulisan pribadi adalah suatu pernyataan dari gagasan-gagasan serta perasaan kita mengenai pengalaman-pengalaman kita. Aspek-aspek yang dapat dinilai dalam menulis buku harian antara lain: (1) kualitas isi; (2) kelengkapan unsur buku harian dengan bahasa yang baik dan benar; (3) ejaan dan tanya baca; (4) pilihan kata; (5) keefektifan kalimat; (6) kohesi dan koherensi; dan (7) kerapian tulisan (Nurhadi 2007: 10).
2.2.6 Pembelajaran Keterampilan Menulis Buku Harian dengan Metode Pembelajaran Langsung (Direct method Instruction) dan Teknik Modeling Pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling merupakan pembelajaran yang bertujuan siswa bisa mengerti apa itu buku harian dan bagaimana untuk menulisnya. Tujuan pembelajaran menulis buku harian yang dimaksud adalah keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan langkah-langkah penulisannya berdasarkan pengalaman pribadi siswa. Dalam menulis buku harian juga harus
disertai sumber informasi yang penting yaitu tentang peristiwa apa, kapan, siapa, bagaimana, mangapa dan di mana, yang berhubungan dengan diri kita. Teknik modeling digunakan sebagai alat untuk memberikan contoh-contoh buku harian yang baik dan benar dalam penulisannya dan bahasanya. Selain itu siswa juga bisa mengetahui berbagai model buku harian. Teknik modeling ini juga memudahkan siswa dalam membuat buku harian, sehingga siswa dengan mudah mempunyai gambaran yang benar dalam menulis buku harian. Jadi, teknik modeling ini dapat membantu siswa untuk lebih mudah mengingat model-model dan cara penulisan bahasa dengan baik dan benar dalam menulis buku harian. Penggunaan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling dalam pembelajaran keterampilan menulis buku harian sangatlah mudah, yaitu: (1) siswa terlebih dahulu diberitahu apa yang dimaksud dengan buku harian; (2) siswa diberitahu bagaimana cara penulisan buku harian yang baik dan benar dengan bahasa yang baku; (3) siswa diberi contoh-contoh beberapa model buku harian; (4) siswa memilih salah satu model buku harian yang terdapat dalam contoh yang diberikan oleh guru; (5) siswa mengidentifikasi model buku harian tersebut berdasarkan aspek-aspek penulisan buku harian yang baik dan benar menliputi: kualitas isi, kelengkapan unsur buku harian, ejaan dan tata aca, pilihan kata, keefektifan kalimat, kohesi dan koherensi, dan kerapihan tulisan, siswa menuliskan peristiwa yang pernah dialaminya atau pengalaman yang menarik sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan dalam penulisan buku harian tanpa melihat
model dalam contohnya; dan (5) siswa selesai menulis pengalaman pribadinya, kemudian hasil tulisannya dicocokkan dengan cara penggunaan bahasa dan tulisan yang baik dan benar tersebut secara seksama.
2.3 Kerangka Berpikir Pada pembelajaran menulis buku harian untuk siswa kelas VII SMP sangatlah penting karena pada dasarnya siswa kelas VII adalah anak yang baru mengalami masa peralihan dari SD ke SMP dan pengetahuannya mengenai menulis pun masih dangkal. Selain itu, pembelajaran menulis buku harian ini dapat bermanfaat bagi kehidupan siswa sehari-hari. Buku harian dapat digunakan untuk melatih siswa menuangkan gagasan, pendapat atau pemikirannya dalam bentuk tulisan dan juga melatih kreativitas anak. Pada kenyataanya, keterempilan menulis buku harian siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang belum memuaskan. Hal ini dapat dilihat pada hasil penulisan buku harian siswa rata-rata masih rendahnya keterampilan dalam menulis buku harian, hal ini disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor siswa dan faktor guru. Faktor siswa yaitu siswa jarang menulis buku harian di rumah, sehingga siswa sulit untuk menuliskan pengalaman, pemikiran, dan perasaannya. Padahal siswa setiap hari pasti mengalami suatu peristiwa atau memiliki perasaan baik senang maupun sedih yang dapat dituliskan di buku harian.
Adapun dari faktor guru, selama ini guru di sekolah tersebut masih menggunakan pendekatan konvensioanl yang lebih menekankan pada teori menulis, bukan pada praktik. Hal ini disebabkan selama ini guru hanya berorientasi pada nilai bukan pada keterampilan apa yang akan diperoleh setelah siswa lulus nanti, dan pembelajaran menulis buku harian belum dilakukan secara optimal dan guru juga belum pernah memperlihatkan contoh buku harian kepada siswa, sehingga sebagian besar siswa di kelas tersebut kurang tahu bentuk dan isi buku harian yang baik. Berdasarkan permasalah tersebut, peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method intruction) dan teknik modeling sebagai upaya mengatasi rendahnya kemampuan menulis buku harian. Karena dalam metode pembelajaran langsung (direct method intruction) dengan pemanfaatan model atau contoh buku harian yang ditunjukkan oleh guru, dan dengan langkah-langkah pembelajaran dalam metode pembelajaran langsung secara garis besar ada lima langkah dalam metode pengajaran langsung di mana model ini masih berpusat pada guru, yaitu mulai dari fase persiapan, demonstrasi, pelatihan terbimbing, umpan balik, dan pelatihan lanjut (mandiri). Dengan adanya langkah-langkah tersebut dapat membantu siswa dalam proses penulisan buku harian yang benar. Dengan adanya keterampilan menulis buku harian siswa dengan pelatihan-pelatihan baik di sekolah maupun di rumah secara mandiri akan lebih melatih siswa berpikir untuk menemukan cara menulis buku harian dengan menggunakan pemikiran, perasaan, dan gagasan yang ada dalam diri siswa.
Sehingga kekreatifan siswa dalam menulis buku harian akan lebih aktif dan termotivasi, sehingga kejenuhan yang dialami siswa saat pembelajaran menulis dapat hilang.
2.4 Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah setelah digunakannya metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling yaitu dengan pemanfaatan contoh berbagai macam model buku harian yang ditunjukkan oleh guru, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis buku harian dan tingkah laku siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang mengalami perubahan ke arah yang positif.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), artinya penelitian yang berbasis kelas atau sekolah. Dalam penelitian tindakan kelas ini berisi refleksi awal dan perencanaan umum. Penelitian ini bertujuan agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk proses pengkajian berdaur yang terdiri atas empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus I bertujuan untuk mengetahui keterampilan menulis buku harian siswa pada tahap awal tindakan penelitian. Siklus ini sekaligus dipakai sebagai refleksi untuk melakukan siklus II. Siklus II ini digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis buku harian setelah dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar yang didasarkan pada siklus I. Berikut merupakan gambar siklus penelitian tindakan kelas. P
RP
R
T O O Siklus I
R
T O O Siklus II 46
Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas
Keterangan : P : Perencanaan T : Tindakan O : Observasi R : Refleksi RP : Revisi perencanaan
3.1.1 Proses Tindakan Siklus I Proses tindakan siklus I terdiri atas empat tahap yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. 3.1.1.1 Perencanaan Pada tahap ini dilakukan tahap penyusunan rencana kegiatan dengan menentukan langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk memecahkan masalah. Masalah yang dialami dalam pembelajaran menulis buku harian selama ini adalah masih rendah karena cara pembelajarannya yang digunakan kurang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi pembelajaran. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang cocok dengan kehidupan siswa sehari-hari yaitu menerapkan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Rencana yang dilakukan adalah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Dalam tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan proses pembelajaran keterampilan menulis buku harian dengan
menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling dengan langkah-langkah : 1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; 2) Menyiapkan contoh buku harian yang akan dijadikan model dalam pembelajaran. Buku harian yang dibuat sesuai dengan jumlah kelompok dengan berbagai macam cara penulisannya untuk pembelajaran menulis buku harian di kelas; 3) Menyusun instrumen nontes dan tes; dan 4) Bekerjasama dengan guru mata pelajaran dan teman sejawat. 3.1.1.2 Tindakan Tindakan adalah perbuatan yang dilakukan oleh guru sebagai upaya perbaikan keterampilan menulis buku harian untuk siswa SMP Negeri 30 Semarang, khusunya kelas VII E. Tindakan yang dilakukan oleh peneliti secara garis besar adalah melaksanakan
proses
pembelajaran
menulis
buku
harian
dengan
metode
pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Tindakan ini dilaksanakan dalam tiga tahap pertemuan, yaitu tahap pendahuluan, tahap inti pembelajaran, dan tahap penutup. Tindakan pada masing-masing pertemuan dijabarkan sebagai berikut. 1) Pertemuan Pertama
Pada tahap pendahuluan dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut : (1) guru memberikan ilustrasi tentang buku harian kepada siswa dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (2) guru mengadakan tanya jawab kepada siswa, pernahkah mereka menulis buku harian; dan (3) guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu, yaitu menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Tahap inti pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah dalam pembelajaran, yaitu : (1) guru menjelaskan informasi latar belakang tentang menulis buku harian, pentingnya pembelajaran menulis buku harian, dan mempersiapkan siswa untuk belajar menulis buku harian secara terbimbing; (2) siswa dikondisikan dalam kelompok-kelompok kecil terdiri atas 4-5 siswa; (3) siswa menyimak lembar contoh pengalaman pribadi dalam buku harian yang dibacakan guru sebagai bahan acuan menulis; (4) siswa dan guru mendiskusikan tentang cara-cara menulis buku harian dengan bahasa yang baik dan benar dalam pembelajaran langsung; (5) siswa diberi penguatan oleh guru mengenai hasil diskusi; (6) siswa ditugasi untuk menulis buku harian model ke-1 sesuai dengan pengalaman pribadi siswa secara individu dalam berkelompok pada peristiwa tertentu dalam satu hari; (7) siswa mengumpulkan hasil penulisan buku harian sebagai bahan penilaian individu dalam kelompoknya masing-masing; (8) guru memilih hasil tulisan pengalaman pribadi terbaik dari masing-masing kelompok
dipilih satu tulisan untuk dipersentasikan di depan kelas; (9) kelompok lain memberikan penilain berdasarkan rubrik penilaian; dan (10) siswa mendapatkan penjelasan dari guru bahwa apa yang telah dilakukan merupakan kegiatan menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Tahap selanjutnya adalah tahap penutup dengan kegiatan berikut: (1) guru bertanya kepada siswa tentang kesulitan-kesulitan menulis buku harian dengan bahasa yang baik dan benar dalam pembelajaran langsung; (2) guru dan siswa melakukan refleksi tentang proses pembelajaran pada hari itu dan membuat kesimpulan terhadap hasil pembelajaran; dan guru memberikan motivasi atau dorongan kepada siswa untuk belajar lebih rajin; dan (3) siswa mendapatkan tugas untuk menulis pengalaman pribadi model ke-2 dengan bahasa yang baik dan benar sesuai langkah-langkah penulisannya. 2) Pertemuan Kedua Pada tahap pendahuluan dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: (1) guru menanyakan apakah siswa telah berlatih menulis buku harian berdasarkan
pengalamannya
baik
yang
menyedihkan
maupun
yang
menyenangkan berdasarkan penugasan pada pertemuan pertama; dan (2) guru menjelaskan bahwa kegiatan hari itu yaitu menemukan definisi menulis buku harian, manfaat dan tujuannya, dan perbedaan penyajiaanya berdasarkan model-
model buku harian dalam metode pembelajaran langsung (direct method instruction). Tahap inti pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah dalam pembelajaran, yaitu: (1) siswa diminta untuk mendefinisikan buku harian berdasarkan pengetahuan siswa ketika diberikan beberapa contoh model buku harian oleh guru; (2) guru dan siswa mendiskusikan dan menyimpulkan definisi buku harian; (3) guru dan siswa berdiskusi tentang manfaat buku harian, cara menulis buku harian yang benar, dan perbedaan penyajiannya sesuai modelmodel buku harian; (4) siswa mendapat penjalasan dari guru tentang menulis buku harian; (5) siswa berlatih secara individu dalam kelompok untuk menulis buku harian berdasarkan model ke-3; (6) guru meminta siswa menukarkan catatan hariannya dengan
untuk saling
kelompok lainnya; (7) siswa dengan
kelompoknya mendiskusikan kesalahan dan kekurangan yang ada, kemudian membenahinya; (8) guru memilih salah satu kelompok untuk membacakan hasil diskusinya dan meminta anggota kelompok lain mendengarkan, kemudian kelompok lain memberikan tanggapan atau masukan untuk kelompok yang diminta untuk membaca hasil diskusinya; (9) guru dan siswa mendiskusikan kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan catatan harian yang telah dibuat oleh siswa; dan (10) guru memberikan penguatan dan kesimpulan terhadap hasil diskusi siswanya.
Pada tahap selanjutnya adalah tahap penutup dengan kegiatan berikut : (1) guru bersama siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar pada hari itu; dan (2) siswa diberi tugas untuk membuat buku harian berdasarkan tiga model berserta judulnya, dengan bahasa yang baik dan benar. 3.1.1.3 Observasi Observasi adalah mengamati hasil atau dampak dari tindakan-tindakan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Pengamatan ini dilakukan sejak awal, selama proses pembelajaran dan akhir pembelajaran. Observasi ini peneliti tidak hanya sendirian, tetapi dibantu oleh tiga orang teman, dua laki-laki dan satu perempuan, yaitu yang laki-laki satu mengambil video dan yang satunya membantu dalam tahap wawancara kepada beberapa siswa serta mengambil foto pada setiap kegiatan pembelajaran. Teman perempuan membantu saat membagikan beberapa contoh model buku harian dan kertas asturo dan kerta lipat untuk membuat majalah dinding. Dalam observasi ini data diperoleh dengan mengaitkan antara hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi dengan data tes yang dilakukan pada setiap siklus. Dalam proses observasi ini data diperoleh melalui beberapa cara seperti yang disebutkan diatas, antara lain: (1) tes yang
digunakan
untuk
mengetahui
keterampilan
siswa
serta
peningkatan
keterampilan menulis buku harian setelah dilakukan dua siklus; (2) observasi untuk mengetahui perilaku/aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung; (3) jurnal
penelitian diberikan untuk mengungkapkan segala hal yang dirasakan siswa selama pembelajaran berlangsung, jurnal berisi mengenai pesan dan kesan siswa setelah mengikuti metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Sebagaimana jurnal siswa dan jurnal guru berisi mengenai ungkapan persaan setelah melakukan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (4) wawancara digunakan untuk memperoleh data melalui pendapat siswa yang dilakukan di luar kegiatan pembelajaran. Wawancara ini dilakukan kepada siswa yang mempunyai nilai tinggi, sedang, dan rendah masing-masing satu siswa. Hal ini dilakukan untuk mengungkapkan data secara lengkap; dan (5) dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data nontes yang berupa gambar (foto) dan video digunakan sebagai laporan yang berupa gambar aktivitas siswa selama penelitian. Hal ini akan memperkuat data yang lain, yaitu memperjelas dan mendukung data. Seluruh data tersebut dijelaskan dalam bentuk deskripsi secara lengkap.
3.1.1.4 Refleksi Pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran lansung dan teknik modeling yang dilakukan pada siklus I ini mulai disukai oleh siswa. Hal ini terlihat dari antusiasme siswa terhadap proses pembelajaran. Hasil tes menulis buku harian siklus I hanya tiga kategori yang menunjukkan kategori baik yaitu pada indikator kualitas isi, ejaan dan tanda baca, dan kerapian tulisan. Ada tiga indikator
yang menunjukkan kategori cukup yaitu pada indikator kelengkapan unsur buku harian, pilihan kata, dan kohesi dan koherensi. Pada hasil tes siklus I terdapat satu kategori yang menunjukkan kategori kurang yaitu pada indikator keefektifan kalimat. Keterampilan siswa dalam menulis buku harian juga perlu diperbaiki. Hal ini terlihat ketika proses menulis buku harian, siswa masih melakukan hal-hal yang harus dihindari dalam menulis buku harian seperti, melamun saat guru memberikan materi, menulis buku harian dengan menganggu temannya, menulis buku harian sambil mengobrol, dan kurang konsentrasi terhadap pengalaman pribadinya yang akan ditulis dalam buku harian. Kesulitan lain yang dihadapi siswa adalah masih kurang paham
dalam
mengembangkan
unsur-unsur
menulis
buku
harian
dan
mengembangkan pengalaman pribadinya ke dalam bentuk buku harian. Hal-hal tersebut nantinya harus diperbaiki ke arah yang lebih baik pada siklus II. Untuk mengatasi kebiasaan yang salah dalam menulis buku harian nantinya dapat dilakukan dengan cara memberikan penjelasan kepada siswa mengenai cara menulis buku harian yang benar. Kemudian, guru memberikan motivasi kepada siswa agar terus berlatih menulis buku harian. Sementara itu, upaya mengatasi kesulitan siswa dalam menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling nantinya akan dilakukan penjelasan dan pelatihan kembali. Selain itu, guru akan memberikan sebuah contoh model buku harian yang lainnya dari pengalaman peneliti sendiri dengan unsur-unsur buku harian yang baik dan benar. Hal ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas kepada siswa.
Kriteria nilai ketuntasan pada siklus I sebesar 70 juga belum dicapai karena secara keseluruhan nilai yang dicapai baru sebesar 67,32. Untuk mencapai nilai ketuntasan sebesar 70, peneliti akan lebih memotivasi siswa dan membantu kesulitankesulitan yang masih dihadapi siswa pada pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembalajaran langsung dan teknik modeling siklus II. Berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi terlihat perilaku siswa yang beragam. Mulai dari perilaku positif hingga perilaku negatif. Beberapa siswa tertarik dengan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, tetapi ada pula siswa yang masih belum tertarik dengan pembelajaran tersebut karena berbagai alasan seperti tidak menyukai keterampilan menulis buku harian dan mengalami kesulitan, tetapi masih malu untuk bertanya. Keaktifan siswa dalam bertanya juga nantinya perlu ditingkatkan pada siklus II. Selain itu, masih ada beberapa siswa yang masih sulit berkonsentrasi pada pembelajaran dan masih suka mengganggu siswa yang lain. Untuk memperbaiki perilaku siswa agar lebih ke arah yang positif, pada pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling siklus II nantinya akan direncanakan pembelajaran yang lebih matang, penciptaan suasana belajar yang lebih kondusif, dan proses pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan serta pemberian motivasi kepada siswa untuk terus berlatih menulis buku harian.
3.1.2 Proses Tindakan Siklus II Proses tindakan kelas siklus II dilakukan berdasarkan perbaikan-perbaikan siklus I seperti mengupayakan atau mengkondisikan kelas tenang saat kegiatan menulis berlangsung, langkah-langkah dari siklus II yaitu : 3.1.2.1 Perencanaan Pada tahap perencanaan siklus II, peneliti mempersiapkan hal-hal yang akan dilaksanakan pada siklus II dengan berpedoman pada refleksi pada siklus I. Pada tahap perencanaan siklus II ini, peneliti sebelumnya bekerja sama dengan guru yang mengampu mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk membicarakan hal-hal yang akan diajarkan untuk mengatisipasi kejadian-kejadian yang akan muncul dalam pembelajaran. Peneliti juga mempersiapkan rencana pembelajaran yang telah diperbaiki dan di sempurnakan. Rencana tindakan yang akan dilaksanakan adalah : (1) membuat perbaikan rencana pembelajaran
menulis buku harian dengan menggunakan metode
pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling dengan mempertimbangkan hasil penelitian tindakan pada siklus I; (2) memotivasi siswa agar berpartisipasi lebih aktif dan bersungguh-sungguh dalam menulis buku harian; (3) menyiapkan perangkat tes menulis pengalaman pribadi yang akan digunakan dalam evaluasi hasil belajar siklus II yang berupa data nontes dan tes. Data nontes berupa lembar observasi, lembar wawancara, lembar jurnal, dan dokumentasi rekaman video dan foto sedangkan data yang berupa instrumen tes yaitu soal esai terbuka beserta
penilainnya; (4) menyiapkan media berupa contoh model buku harian yang akan memberikan gambaran contoh model buku harian yang baik dan benar; dan (5) bekerjasama dengan guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. 3.1.2.2 Tindakan Peneliti ini dilaksanakan selama proses belajar mengajar di kelas. Tindakan yang diberikan pada siklus II ini adalah penyempurnakan tindakan pada siklus I. Tindakan yang dilakukan peneliti dalam meneliti proses pembelajaran menulis buku harian dalam metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Tindakan itu dilaksanakan dalam tiga tahap pertemuan yaitu tahap pendahuluan, inti pembelajaran, dan penutup. Tindakan pada setiap pertemuan dijabarkan di bawah ini. 1) Pertemuan Pertama Pada tahap pendahuluan siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran. Peneliti mengawali dengan langkah-langkah berikut : (1) guru memberikan umpan balik mengenai hasil yang diperoleh pada siklus I; (2) guru menegaskan kembali mengenai metode dan teknik yang digunakan dalam pembelajaran; dan (3) guru memberikan penjelasan mengenai tujuan serta manfaat yang diperoleh setelah pembelajaran berlangsung. Tahap inti pembelajaran dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran menulis buku harian. Pada tahap ini dilakukan dengan langkah-langkah berikut: (1) guru mengevaluasi salah satu hasil tulisan siswa pada siklus I, sehingga siswa
menjadi tahu kesalahan mereka dan dapat menulis buku harian dengan baik; (2) siswa yang memperoleh nilai tertinggi pada siklus I untuk mempersentasikan hasil pekerjaannya; (3) Guru menjelaskan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (4) guru menyuruh siswa membentuk kelompok baru, satu kelompok 4-5 siswa; (5) siswa menerima contoh model buku harian yang baik dan benar dengan beberapa model yang berbeda; (6) guru menugasi pada setiap kelompok untuk membuat catatan harian berdasarkan contoh model ke-3 yang telah dibagikan; (7) guru menugasi siswa untuk menukarkan hasil catatan hariannya dengan antarkelompok; (8) guru menugasi siswa untuk mencari ejaan yang masih salah dari catatan harian dan menyimpulkan pokok-pokok menulis buku harian dengan bahasa yang ekspresif; (9) guru memilih hasil terbaik dari masing-masing kelompok untuk mempersentasikan di depan kelas; (10) siswa menyimak dan memberi komentarnya; (11) guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi siswanya; dan (12) guru menjelaskan materi yang belum dikuasai siswa pada pembelajaran siklus I. Tahap selanjutnya adalah penutup. Pada tahap ini yang dilakukan adalalah refleksi terhadap kegiatan pembelajaran pada hari itu yaitu guru dan siswa merefleksi terhadap tugas yang diberikan dan membuat kesimpulan terhadap hasil pembelajaran dan siswa mendapatkan tugas untuk berlatih menulis buku harian dengan menggunakan model ke-3 dan menuliskan pokok-pokok pengalaman
pribadi yang terjadi dalam satu hari dengan bahasa yang ekspresif, baik dan benar. 2) Pertemuan Kedua Pada tahap pendahuluan dilakukan dengan kegiatan guru dan siswa bertanya jawab tentang tugas siswa untuk menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling dengan menulis kegiatan yang terjadi dalam satu hari yang akan dilakukan pada hari itu, yaitu siswa mampu menuliskan pokok-pokok pengalaman pribadi dengan bahasa yang baik dan benar. Pada tahap inti guru melakukan pembelajaran dengan langkah-langkah berikut : (1) guru menuliskan pokok-pokok pengalaman pribadi yang terjadi dalam satu hari; (2) siswa mengembangkan pokok-pook pengalaman pribadi menjadi sebuah catatan harian dengan mengggunakan bahasa yang ekspresif melalui metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (3) guru menugasi pada setiap kelompok secara individu untuk membuat catatan harian model ke-2 berupa majalah dinding dengan menggunakan bahan-bahan yang telah dibagikan oleh guru; (4) secara berkelompok siswa berkreasi menyusun
majalah dinding dari hasil catatan
hariannya dengan sebaik dan seindah mungkin; (5) setiap kelompok mengumpulkan majalah dindingnya untuk ditempel di papan tulis; (6) siswa
berkelompok menilai hasil majalah dinding kelompok lainnya dengan rubrik yang sudah disepakati kemudian menyuntingnya; (7) siswa memperbaiki tulisannya berdasarkan hasil suntingan teman; (8) guru dan siswa memilih dua majalah dinding catatan harian terbaik; (9) siswa memajang majalah dinding catatan harian terbaik di dalam kelas; (10) tulisan terbaik diberi penjelasan; (11) siswa menyimpulkan dan memberikan pendapatnya tentang pembelajaran hari itu; (12) guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; dan (13) guru dan siswa mengadakan evaluasi secara keseluruahan dari pembelajaran menulis buku harian. Tahap selanjutnya adalah penutup. Pada kegiatan pembelajaran tahap akhir ini guru dan siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar pada hari itu dan guru memotivasi siswa untuk terus meningkatkan keterampilan menulis buku harian dengan tiga model contoh buku harian. 3.1.2.3 Observasi Observasi pada siklus II masih sama dengan siklus I, peneliti masih dibantu oleh kedua temannya, yang satu membantu mengambil gambar pada saat proses pembelajaran berlangsung, sedangkan yang satu membantu pada tahap wawancara yang dilakukan diluar proses pembelajaran. Tujuan dilakukan observasi pada siklus II ini masih sama seperti pada siklus I, yaitu
untuk
mengungkapkan
segala
peristiwa
yang
berhubungan
dengan
pembelajaran, baik aktivitas selama melakukan kegiatan pembelajaran maupun respon siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian dengan melalui metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Data observasi diperoleh dengan mengkaitkan antara hasil obeservasi, jurnal, dan wawancara, dengan data tes yang dilakukan pada tiap siklus. Data-data dari observasi ini kemudian dianalisis dan dideskripsikan untuk memperoleh hasil pengamatan yang sempurna. 3.1.2.4 Refleksi Pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus II ini mendapatkan perhatian siswa yang lebih daripada pembelajaran siklus I. Siswa mulai tampak tertarik terutama pada tahap penerapan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling secara berkelompok karena pada siklus II ini siswa lebih paham dalam mengembangkan unsur-unsur buku harian ke dalam bentuk catatan harian dan pengalaman pribadi yang akan dijadikan sebuah buku harian. Selain itu, kebiasaan siswa yang salah seperti, siswa melamun saat guru memberikan materi, menulis buku harian dengan menganggu temannya, menulis buku harian sambil mengobrol, dan kurang konsentrasi terhadap pengalaman pribadi yang akan ditulis sudah berkurang. Bahkan siswa sudah mulai tahu cara menulis buku harian yang benar dan memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk menulis. Pada siklus II ini target nilai rata-rata kelas keseluruhan indikator atau nilai komulatif sebesar 70 juga berhasil dicapai, bahkan terlampaui karena pada siklus II
ini nilai rata-rata kelas komulatif mencapai 78,4. Hal ini berarti terjadi peningkatan dari nilai rata-rata pada siklus I. Berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi, perilaku siswa pada pembelajaran di siklus II ini juga lebih positif daripada siklus I, walaupun masih ada beberapa siswa yang masih sulit berkonsentrasi dan mengganggu siswa yang lain. Jadi, pada siklus II ini pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling sudah sesuai dengan target, maka penelitian mengenai peningkatan keterampilan menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling tidak dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
3.2 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah keterampilan menulis buku harian siswa kelas VII. Adapun sumber datanya adalah siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang Tahun Ajaran 2008/2009. Rincian yang jelas tentang siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang Tahun Ajaran 2008/2009 berjumlah 40 siswa yang terdiri atas 16
siswa putra dan 24 siswa putri. Penentuan subjek penelitian ini
didasarkan atas hasil wawancara dengan guru yang mengajar di kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang yang menyatakan bahwa keterampilan menulis buku harian siswa masih kurang maksimal. Pembelajaran menulis buku harian kurang diperhatikan, karena guru menganggap bahwa kegiatan menulis buku harian akan membutuhkan banyak waktu
dan jam pelajaran yang tersedia sangat terbatas. Padahal seharusnya guru bisa memberikan tugas rumah untuk berlatih sendiri membuat catatan pribadi dengan ketentuan-ketentuan yang telah diterapkan oleh guru. Kurangnya praktik dan latihan menjadikan siswa tidak tertarik dengan kegiatan menulis buku harian. Dengan demikian keterampilan menulis buku harian siswa kelas VII E perlu ditingkatkan.
3.3 Variabel Penelitian Variabel penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu variabel pertama keterampilan menulis buku harian, variabel kedua metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. 3.3.1 Variabel Keterampilan Menulis Buku Harian Keterampilan menulis buku harian adalah keterampilan siswa dalam mengungkapkan gagasan, perasaan, pengalamanya dalam bentuk catatan harian. Dalam pembelajaran ini, siswa diharapkan dapat mencapai indikator pembelajaran menulis buku harian yang terdapat dalam kurikulum standar isi 2006 yaitu mampu menulis buku harian atau pengalaman pribadi dengan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar. Siswa diharapkan terampil menulis buku harian sesuai aspek penilaian yaitu (1) kualitas isi; (2) kelengkapan unsur buku harian dengan bahasa yang baik dan benar; (3) ejaan dan tanya baca; (4) pilihan kata; (5) keefektifan kalimat; (6) kohesi dan koherensi; dan (7) kerapian tulisan. Selain tujuh aspek itu siswa juga dituntut
untuk mampu menuliskan pokok-pokok pengalaman pribadi yang terjadi dalam satu hari. Selain mampu menulis buku harian dengan bahasa yang baik dan benar, juga mampu menulis catatan harian dengan menggunakan bahasa yang ekspresif. Pada penelitian tindakan kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang dapat dikatakan berhasil dalam pembelajaran menulis buku harian apabila telah mencapai nilai ketuntasan belajar klasikal sebesar 70 dalam kategari baik. 3.3.2 Variabel Metode Pembelajaran Langsung (direct method instruction) dan Teknik Modeling Metode pembelajaran langsung dan teknik modeling merupakan pembelajaran yang lengkap dan luas untuk pembelajaran membaca dan menulis. Melalui metode pembelajaran langsung dan menggunakan teknik modeling dalam menulis buku harian ini, peneliti mendeskripsikan langkah-langkah pembelajarannya, yaitu: 1) membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang; 2) guru menghadirkan contoh model buku harian, model catatan harian ini ditunjukkan kepada setiap siswa untuk diamati; 3) siswa diminta untuk mendiskusikan segala sesuatu mengenai buku harian setelah membaca dan mengamati buku harian yang dihadirkan guru, apakah ada katakata yang tidak baku dan menulisnya pada selembar kertas; 4) setiap kelompok mempresentasikan atau membacakan hasil kelompoknya; 5) guru dan siswa membuat kesimpulan bersama; dan 6) penutupan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan menulis buku harian dan dapat mengubah siswa ke arah yang lebih positif dalam pembelajaran menulis terutama menulis buku harian. Pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif, yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. Pengetahuan deklaratif ( yang dapat diungkapan dengan kata-kata ) adalah pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan pengetahun prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Pengetahuan deklaratif di sini siswa ditekankan untuk dapat mengetahui pengetahun tentang menulis buku harian, sedangkapkan pengetahuan prosedural di sini siswa diharapkan dapat mengetahui bagaimana caranya untuk menulis buku harian yang baik dan benar baik dari segi bahasanya juga dari segi cara penulisannya. Dengan keterangan di atas diharapkan siswa dapat menulis buku harian dengan bahasa yang baik dan ekspresif, untuk itu guru menekankan supaya siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian secara kelompok. Kemudian siswa diberi sajian contoh buku harian dengan berbagai model yang akan dijadikan sebagai bahan pengetahuan. Setelah itu, siswa secara berkelompoknya menganalisis catatan harian yang disajikan oleh guru apakah bahasa yang dipakai sudah baik dan ekspresif dengan memenuhi empat cara menulis buku harian yang benar atau belum. Kemudian masing-masing siswa secara berkelompok berlatih menulis buku harian dengan berbagai macam modelnya. Kegiatan terakhir adalah
guru dan siswa saling berinteraksi tentang apa saja yang menjadi kendala yang dihadapi siswa selama pembelajaran berlangsug.
3.4 Instrumen Penelitian Instrumen pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan instrumen berupa tes dan nontes. Instrumen tes berisi soal yang harus dikerjakan oleh siswa pada akhir kegiatan menulis buku harian. Instrumen nontes berupa lembar observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi rekaman video dan foto. 3.4.1 Instrumen Tes Instrumen tes digunakan untuk mengungkapkan data tentang keterampilan menulis buku harian siswa dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Untuk mengetahui tingkat keterampilan siswa dalam menulis buku harian diperlukan alat ukur yang berupa tes tertulis.
Pada siklus I, siswa ditugasi untuk menulis pengalaman dalam bentuk
catatan harian yang di dalamnya tertera peristiwa, waktu, dan tempat terjadinya peristiwa. Pada siklus II, siswa ditugasi untuk menulis ungkapan perasaan pada saat mengalami suatu kejadian dalam bentuk catatan harian yang di dalamnya tertera peristiwa, waktu, dan tempat terjadinya peristiwa. Tes ini dilakukan setelah siswa mengamati dan mendiskusikan model buku harian yang dihadirkan oleh guru. Nilai akhir siswa dalam menulis buku harian adalah jumlah keseluruhan skor dari masingmasing aspek yang dinilai dalam menulis buku harian.
Tabel 1. Aspek Penilain Tes Menulis Buku Harian
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Aspek Penilaian
Skor SB B C K 5 4 3 2
Kualitas isi Kelengkapan unsur buku harian Ejaan dan tanda baca Pilihan kata Keefektifan kalimat Kohesi dan koherensi Kerapian tulisan Jumlah skor komulatif maksimal
4 5
Skor maks x Bobot 20 25
3 3 2 2
15 15 10 10
1
5 100
Bobot
Berdasarkan tabel 1 tersebut dapat diketahui tentang aspek-aspek penilaian yang harus ditulis dalam lembar penilaian, skor, dan bobot yang diperoleh sehingga akan mencapai skor komulatif maksimal. Aspek penilaian ini dimulai dari kualitas isi sampai dengan kerapian tulisan. Tabel 2. Aspek Penilaian, Kriteria Penelitian, skor, dan Kategori Penilaian Menulis Buku Harian No. 1.
Unsur yang Dinilai Kualitas Isi
Bobot 4
Kriteria Penelitian
Skor
Isi/topik yang dikemukakan menarik.
5
Isi/topik yang dikemukakan cukup menarik.
4
Kategori Sangat baik
Baik
Cukup baik Isi/topik yang dikemukakan kurang menarik
3 Kurang baik
2.
No.
3.
Kelengkapan Unsur Buku Harian
Unsur yang Dinilai
Ejaan dan Tanda Baca
5
Bobot
3
Isi/topik yang dikemukakan tidak menarik
2
Unsur-unsurnya lengkap (adanya peristiwa, waktu terjadinya peristiwa, tempat terjadinya peristiwa, waktu dan tempat penulisan).
5
Unsur-unsurnya cukup lengkap (kurang 1 unsur)
4
Unsur-unsurnya kurang lengkap (kurang 2 unsur)
3
Kriteria Penelitian
Skor
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kategori
Unsur-unsur tidak lengkap (kurang lebih dari 2 unsur)
2
Kurang baik
Jumlah kesalahan kurang dari 5
5
Sangat baik
Jumlah kesalahan 5 s.d. 10
4
Baik
Jumlah kesalahan 10 s.d. 15
3
Cukup baik
Jumlah kesalahan lebih dari 15
2
Kurang baik
4.
No. 5.
Pilihan Kata
Unsur yang Dinilai Keefektifan Kalimat
3
Bobot 2
Pilihan kata sesuai dengan situasi, bervariasi, dan ekspresif.
5
Sangat baik
Pilihan kata cukup sesuai dengan situasi, kurang bervariasi, dan cukup ekspresif.
4
Baik
Pilihan kata kurang sesuai dengan situasi, kurang bervariasi, dan kurang ekspresif.
3
Cukup baik
Pililah kata tidak sesuai dengan situasi, tidak bervariasi dan tidak ekspresif.
2
Kurang baik
Kriteria Penelitian
Skor
Kategori
Kalimat sudah efektif
5
Sangat baik
Jumlah kesalahan 1 s.d. 3
4
Baik
Jumlah kesalahan 4 s.d. 6
3
Cukup baik
Jumlah kesalahan lebih dari 6
2
Kurang baik
6.
7.
No.
Kohensi dan Koherensi
Kerapian Tulisan
Unsur yang Dinilai
2
1
Bobot
Keterpaduan antarkalimat dan antarparagraf jelas.
5
Sangat baik
Keterpaduan antarkalimat dan antarparagraf cukup jelas.
4
Baik
Keterpaduan antarkalimat dan antarparagraf kurang jelas.
3
Cukup baik
Keterpaduan antarkalimat antarparagraf jelas.
2
Kurang baik
Tulisan bagus, jelas terbaca dan bersih (tidak ada coretan).
5
Sangat baik
Tulisan cukup bagus, terbaca dan cukup bersih (ada coretan antara 1 s.d. 5)
4
Baik
Kriteria Penelitian
Skor
Tulisan kurang bagus, terbaca dan tidak bersih (ada coretan antara 6 s.d. 10)
2
Cukup baik
Tulisan tidak bagus, tidak terbaca dan tidak bersih (ada
3
Kurang baik
dan tidak
Kategori
coretan lebih dari 10)
Tabel 2 tersebut memberikan informasi tentang aspek penilaian, unsur yang dinilai, bobot, kriteria penilaian, skor, dan kategori penilaian.
Tabel 3. Kategori dan Rentang Skor Komulatif No.
Rentangan Skor Komulatif
Kategori
1.
≥ 85
Sangat baik
2.
75-84
Baik
3.
65-74
Cukup
4.
≤ 64
Kurang
Berdasarkan tabel 3 peneliti dapat menilai dan mengetahui hasil tes menulis buku harian dengan menggunakan pedoman penilaian. Misalnya siswa dikatakan mencapai kategori sangat baik, jika memperoleh nilai 85-100, kategori baik 75-84, kategori cukup 65-74, kategori kurang nilai 0-64.
Tabel 4. Rekapitulasi Nilai siswa
No. 1.
Nama Siswa
Aspek penilaian (skor X bobot) 1 2 3 4 5 6 7
Nilai Akhir
Kategori
Peringkat
2. 3. 4. dst Jumlah Rata-rata
Keterangan : 1 = Kualitasa isi 2 = Kelengkapan unsur buku harian 3 = Ejaan dan tanda baca 4 = Pilihan kata 5 = Keefektifan kalimat 6 = Kohesi dan koherensi 7 = Kerapian tulisan
Tabel 4 tersebut memberikan informasi hasil rekapitulasi nilai siswa dalam menulis buku harian.
Tabel 5. Perbandingan Nilai Komulatif Tiap Siklus
No.
Nama siswa
Nilai Komulatif Siklus I Siklus 2
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. dst. Jumlah Rata-rata
Tabel 5 untuk memberikan informasi perbandingan nilai komulatif dari tiap siklus yang telah dilakukan. Berdasarkan pedoman penilaian di atas, peneliti dapat mengetahui hasil tes siswa dalam menulis buku harian. Tes dilakukan satu kali tiap siklus yaitu dilaksanakan pada akhir siklus. Apabila dalam siklus I hasilnya masih kurang atau belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan, maka diadakan tindakan siklus II. 3.4.2 Instrumen Nontes Instrumen nontes terdiri atas pedoman observasi, pedoman jurnal, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. 3.4.2.1 Pedoman Observasi Observasi ini dilakukan pada saat proses kegiatan belajar berlangsung. Hal ini guru harus secara cepat, cermat, dan sabar agar memeroleh data seakurat mungkin. Untuk mengetahui respon siswa tentang pemahaman isi bacaan.
Aspek-aspek yang diamati dalam observasi ini adalah : 1) perilaku siswa terhadap bacaan, 2) perilaku negatif siswa terhadap menulis buku harian, 3) tanggapan positif siswa selama proses pembelajaran, 4) tanggapan negatif siswa selama proses pembelajaran, 5) perilaku positif siswa terhadap cara yang digunakan, 6) perilaku negatif siswa terhadap cara yang digunakan, 7) tanggapan positif siswa terhadap cara yang digunakan, 8) tanggapan negatif siswa terhadap cara yang digunakan. 3.4.2.2 Pedoman Jurnal Pedoman jurnal dibuat untuk mengetahui segala sesuatu yang terjadi dalam proses pembelajaran dan untuk mengungkapkan kesulitan siswa dalam menulis buku harian. Jurnal berupa jurnal guru dan siswa. Jurnal guru berisi mengenai uraian kejadian yang dilihat saat pembelajaran berlangsung. Jurnal guru mengungkap tentang (1) kesiapan dan minat siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (2) respon/ tanggapan siswa terhadap tugas pada kegiatan pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (3) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (4) tingkah laku siswa dalam diskusi dan selama kegiatan pembelajaran menulis buku harian menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik
modeling; (5) tanggapan siswa terhadap pembelajaran munulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling yang dilakukan peneliti; dan (6) catatan yang berisi kejadian-kejadian yang muncul pada saat pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Jurnal siswa berisi : (1) pendapat siswa tentang pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (2) pendapat siswa tentang cara penjelasan guru; (3) ketertarikan siswa terhadap metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (4) pendapat siswa tentang kesulitan dari metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; dan (5) pesan, kesan, dan saran siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling dalam pembelajaran menulis buku harian. 3.4.2.3 Pedoman Wawancara Dalam pedoman wawancara ini, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan hambatan siswa dalam pembelajaran menulis buku harian. Aspek yang diungkap dalam wawancara ini meliputi minat siswa dalam pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling, dan hambatan yang dialami siswa dalam
pembelajaran menulis buku harian. Selain itu, wawancara juga digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan peneliti. Hal-hal yang diungkapkan dalam wawancara yaitu: (1) pendapat siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (2) pendapat siswa tentang penjelasan guru mengenai metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (3) pendapat siswa tentang metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (4) kesulitan yang dihadapi siswa terhapat penggunaan metode pembelajaran langsung (direct instruction) dan teknik modeling; (5) perasaan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian melalui metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; dan (6) saran siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian dalam metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. 3.4.2.4. Pedoman Dokumentasi Dokumentasi isi digunakan secara tunggal untuk menganalisis data pada saat kegiatan siswa berlangsung. Hal ini dilakukan dengan maksud sebagai bukti penelitian peningkatan keterampilan menulis buku harian dengan metode pembelajaran
langsung
(direct
method
instruction)
dan
teknik
modeling.
Dokumentasi ini berupa VCD dan foto, peneliti menggunakan vedio dan foto sebagai alat untuk memperkuat data penelitian. Dokumentasi video dan foto dapat menjadi
gambaran perilaku siswa saat pembelajaran berlangsung. Selain itu, dokumentasi video dan foto juga berfungsi untuk mengetahui keruntutan penelitian dari awal sampai akhir sehingga penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Kegiatan yang didokumentasikan meliputi : (1) kegiatan penjelasan peneliti; (2) kegiatan siswa bertanya kepada peneliti; (3) kegiatan siswa menulis buku harian; (4) kegiatan diskusi kelompok dalam mengerjakan tugas dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (5) kegiatan mempresentasikan hasil kerja, dan menanggapi hasil kerja; dan (6) kegiatan siswa mengisi lembar jurnal. Setiap kegiatan dalam pembelajaran diambil empat foto sebagai dokumen. Dengan cara ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai situasi kelas, respon siswa, dan sikap siswa selama pembelajaran berlangsung.
3.5 Teknik Pengambilan Data Penelitian tindakan kelas ini menggunakan teknik pengumpulan data yang berbentuk tes dan nontes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis buku harian dengan menggunakan perangkat tes, sedangkan teknik nontes digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap teknik dan metode pembelajaran yang digunakan, yaitu pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik
modeling . Data nontes diperoleh dengan cara observasi, jurnal, wawancara, dan rekaman video dan foto. 3.5.1 Teknik Tes Data tes dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pekerjaan siswa yang dibuat pada setiap siklus. Hasil tes pada siklus I dianalisis. Dari hasil analisis I tersebut, maka peneliti dapat mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada pada tes siklus pertama. Kemudian siswa diberikan pendalaman tentang materi-materi yang kurang pada siklus pertama untuk menghadapi tes pada siklus II. Tes ini dilakukan secara individu, artinya tiap siswa menulis buku harian. Evaluasi proses pembelajaran menulis buku harian ini digunakan tes esai yaitu berupa penulisan buku harian. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan data dengan teknik tes yaitu : (1) menyiapkan soal tes uraian; (2) siswa mengamati isi contoh model buku harian yang disajikan oleh guru secara berkelompok; (3) siswa memilih topik utama catatan harian yang telah ditentukan; (4) siswa menulis catatan harian; (5) guru menilai dan mengolah data dari hasil pekerjaan siswa; dan (6) guru mengukur kemampuan menulis buku harian berdasarkan hasil tes pada siklus I dan siklus II. Tes menulis buku harian dilakukan sebanyak satu kali setiap siklus. Adapun aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menulis buku harian yaitu aspek kualitas isi, kelangkapan unsur buku harian, ejaan dan tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat, kohesi dan koherensi, dan kerapian tulisan.
3.5.2 Teknik Nontes Teknik pengumpulan data nontes ini meliputi observasi, jurnal, wawancara, dan rekaman video dan foto. Teknik nontes digunakan untuk mengetahui sejauh mana perubahan sikap siswa setelah diadakan proses pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. 3.5.2.1 Observasi Observasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data tentang perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung pada siklus I dan siklus II tahapan dalam observasi yaitu : 1) Peneliti mempersiapkan lembar observasi yang berisi butir-butir sasaran pengamatan tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; 2) Peneliti dan teman melaksanakan observasi selama proses pembelajaran; 3) Peneliti mencatat hasil observasi dengan mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan; dan 4) Penelitia menganalisis dan memdeskripsikan data observasi. 3.5.2.2 Jurnal Jurnal merupakan catatan harian yang ditulis siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Jurnal yang dinilai peneliti adalah jurnal aktifitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Sebelum pembelajaran, siswa diberi tahu terlebih dahulu bahwa pada akhir pembelajaran siswa diminta untuk membuat jurnal kegiatan selama mengikuti pembelajaran menulis buku harian berlangsung. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang ada di dalam jurnal siswa yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu oleh guru. Pertanyaan tersebut antara lain mengenai : (1) pendapat siswa tentang pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (2) pendapat siswa tentang cara penjelasan guru; (3) ketertarikan siswa terhadap metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (4) pendapat siswa tentang kesulitan dari metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; dan (5) pesan, kesan, dan saran siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling dalam pembelajaran menulis buku harian. Sementara itu, guru juga mengisi jurnal yang sudah dipersiapkan sebelumnya ketika pembelajaran sudah berakhir. Jurnal guru dipergunakan oleh guru untuk mendeskripsikan atau mencatat fenomena-fenomena pada saat pembelajaran menulis buku harian yaitu meliputi : (1) kesiapan dan minat siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (2) respon/ tanggapan siswa terhadap tugas pada kegiatan pembelajaran menulis buku harian dengan menggukanan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (3) keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (4) tingkah laku siswa dalam diskusi dan selama kegiatan pembelajaran menulis buku harian menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (5) tanggapan siswa terhadap pembelajaran munulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling yang dilakukan peneliti; dan (6) catatan yang berisi kejadiankejadian yang muncul pada saat pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. 3.5.2.3 Wawancara Teknik wawancara yang dilakukan oleh peneliti merupakan wawancara terbuka yang dibantu oleh satu teman pada saat di luar kegiatan pembelajaran. Wawancara terbuka merupakan wawancara yang subjeknya mengetahui sedang diwawancarai dan mengetahui apa maksud wawancara. Tujuan dilakukannya wawancara ini adalah untuk mengetahui pandangan, sikap, dan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis buku harian. Sasaran wawancara adalah para siswa yang nilainya kurang, cukup, dan baik dalam menulis buku harian. Adapun jumlah siswa yang menjadi sasaran wawancara pada setiap siklusnya (siklus I dan siklus II) adalah enam siswa. hal ini dilakukan karena jika yang diwawancarai yang nilainya tinggi saja, kemungkinan kesulitan siswa dalam menulis buku harian tidak dapat diketahui.
Begitu juga jika yang diwawancarai yang nilainya terendah saja, peneliti tidak akan mengetahui apakah yang nilainya tinggi menemukan kesulitan atau tidak, karena tidak selalu yang nilainya tinggi tidak menemui kesulitan. Sasaran siklus I yaitu 1 siswa yang mendapatkan nilai baik, 1 siswa yang mendapatkan nilai cukup, dan 1 siswa yang mendapatkan nilai kurang. Sasaran wawancara siklus II yaitu 1 siswa yang mendapatkan nilai baik,1 siswa yang mendapatkan nilai cukup, dan 1 siswa yang mendapatkan nilai kurang. Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam pelaksanaan wawancara yaitu : 1) Mempersiapkan lembar wawancara yang berisi daftar pernyataan yang akan diajukan pada siswa; 2) Menentukan siswa yang hasil tesnya mempunyai nilai yang baik dan siswa yang mempunyai nilai yang kurang kemudian diwawancarai; dan 3) Merekam dan mencatat hasil wawancara. 3.5.2.4 Dokumentasi Penggunaan teknik dokumentasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data nontes yang berupa gambar (foto) dan rekaman video yang diambil peneliti pada proses pembelajaran siklus I maupun siklus II. Data-data rekaman dokumentasi berwujud video dan foto ini memuat segala perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung. Pengambilan gambar audio visual dan foto tersebut dilakukan dengan cara meminta bantuan teman peneliti. Rekaman video yang telah
terkumpul selanjutnya dilaporkan secara deskriptif sesuai dengan kondisi yang ada. Rekaman video dan foto ini merupakan bukti autentik mengenai keadaan tingkah laku siswa pada saat pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling benar-benar dan nyata dilakukan. Waktu yang direncanakan dalam pengambilan gambar yaitu empat puluh menit setiap pertemuan.
3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Uraian mengenai kedua teknik tersebut sebagai berikut.
3.6.1 Teknik Kuantitatif Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis buku harian setelah proses pembelajaran. Data kuantitatif diperolah dari hasil tes yang dikerjakan siswa pada siklus I dan siklus II dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Analisis tersebut dihitung secara persentase dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) Merekap nilai yang diperoleh siswa. (2) Menghitung nilai masing-masing aspek. (3) Menghitung nilai rata-rata.
(4) Menghitung persentasi nilai. Nilai dari masing-masing siklus dihitung jumlahnya dalam satu kelas, selanjutnya jumlah tersebut dihitung dalam persentase dengan rumus sebagai berikut.
P
K 100 % R
P : Nilai persentase kemampuan siswa K : Nilai komulatif (jumlah nilai) dalam satu kelas R : Jumlah responden dalam satu kelas
Hasil penghitungan
tes
keterampilan
menulis
buku harian dengan
menggunakaan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling antara siklus I dan siklus II dibandingkan. Hasil ini akan memberikan gambaran mengenai persentase peningkatan keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Dengan adanya peningkatan ini berarti pembelajaran menulis buku harian pada siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang dapat berhasil optimal. 3.6.2 Teknik Kualitatif Teknik kualitatif digunakan untuk menganalis data kualitatif yang diperoleh dari instrumen nontes yang berupa data observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Adapun langkah penganalisisan data kualitatif adalah dengan menganalisis
lembar
observasi
yang
telah
diisi
saat
pembelajaran
dan
mengklarifikasinya dengan teman peneliti yang membantu dalam penlitian. Data
jurnal dianalisis dengan membaca seluruh jurnal siswa dan guru. Data wawancara dianalisis dengan cara membaca lagi data hasil wawancara. Hasil analisis-analisis tersebut dilakukan untuk mengetahui siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis buku harian, untuk mengetahui kelebihan, kekurangan pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Data yang diperolah dari siklus I dan siklus II dibandingkan dengan cara melihat hasil tes dan nontes, sehingga akan dapat mengetahui adanya perubahan perilaku siswa dan peningkatan dalam pembelajaran keterampilan menulis buku harian untuk menemukan ide pokok dan permasalahan dalam pengungkapannya dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Salain itu juga untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap metode dan teknik pembelajaran yang digunakan oleh peneliti.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
4.1
Hasil Penelitian Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian tindakan kelas yang berupa hasil
tes dan nontes. Hasil tes meliputi siklus I dan siklus II. Hasil tes siklus I merupakan hasil tes keterampilan menulis buku harian untuk mengetahui kondisi awal keterampilan siswa dalam menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Hasil tes siklus II merupakan perbaikan keterampilan menulis buku harian setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling yang diuraikan dalam bentuk data kuantitatif. Hasil nontes berupa hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi yang diuraikan dalam bentuk deskripsi data kualitatif.
4.1.1 Siklus I Pembelajaran menulis buku harian pada siklus I ini merupakan pemberlakuan tindakan awal penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Tindakan pada siklus I ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki keterampilan siswa dalam menulis buku harian dan memecahkan masalah siswa yang muncul dalam keterampilan menulis buku harian. Hasil 87
pelaksanaan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus I terdiri atas data tes dan nontes dengan hasil penelitian sebagai berikut. 4.1.1.1 Hasil Tes Siklus I Hasil tes pada siklus I merupakan hasil tes keterampilan menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Hasil tes pada siklus I dijabarkan di bawah ini dengan penjabaran hasil tes keterampilan menulis buku harian dan hasil pada masing-masing indikator. 4.1.1.1.1 Keterampilan Menulis Buku Harian Siklus I Tingkat keterampilan siswa dalam menulis buku harian pada siklus I diperoleh setelah pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Hasil tes keterampilan menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6. Hasil Tes Menulis Buku Harian Siklus I No. Kategori
Rentang nilai
1.
Sangat baik
≥ 85
2.
Baik
3. 4.
Jumlah Skor
Frekuensi
Persentase (%)
0
0
0
70 – 84
12
896
30
Cukup
60 – 69
26
1691
65
Kurang
< 60
2
106
5
40
2693
100
Jumlah
Nilai rata – rata
2693 = 67,32 40
Tabel 6 menunjukkan tingkat keterampilan menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus I. Dari tabel tersebut menunjukkan tidak ada siswa yang mencapai nilai dengan kategori sangat baik. Kategori baik dengan rentang nilai 70-84 terdapat 12 siswa yang mencapai nilai tersebut atau dengan persentase 30%. Adapun untuk kategori cukup dengan rentang nilai 60-69 dicapai oleh 26 siswa atau dengan persentase 65%. Sementara untuk kategori kurang dengan rentang nilai < 60 atau dengan persentase 5% ada dua siswa yang masuk dalam kategori tersebut . Nilai rata-rata kelas menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling sebesar 67,32 dan termasuk dalam kategori cukup. Jadi, target untuk rata-rata kelas sebesar 70 atau dengan kategori baik masih belum tercapai, untuk itu peneliti akan menindaklanjuti penelitian ini untuk mencapai target yang ditetapkan pada siklus II. Di bawah ini dijabarkan hasil penilaian siklus I pada masing-masing indikator keterampilan menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Hasil keterampilan menulis buku harian secara lengkap dapat dilihat pada diagram batang berikut ini.
90 80 70 60 50
Resonden
40
Nilai
30 20 10 0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39
Diagram 1. Hasil Tes Menulis Buku Harian Siklus I Pada diagram 1 dapat diketahui hasil tes menulis buku harian siklus I bahwa tidak ada siswa yang memeroleh nilai ≥ 85 atau dalam kategori sangat baik. Siswa yang memeroleh nilai dalam kategori baik atau interval nilai 70–84 berjumlah 12 siswa. Siswa yang memeroleh nilai 60–69 berjumlah 26 siswa atau termasuk dalam kategori cukup, sedangkan ada dua siswa yang mendapat nilai < 60 atau dalam kategori kurang. 4.1.1.1.2 Penilaian Indikator Kualitas Isi Buku Harian Indikator yang pertama adalah kualitas isi buku harian. Hasil tes pada indikator ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 7. Penilaian Indikator Kualitas Isi Buku Harian
No
Kategori
Nilai
1
Sangat baik
5
2
Baik
4
Bobot aspek
Jumlah skor
Persentase (%)
1
20
2,5
27
432
67,5
Frekuensi
4 3
Cukup
3
11
132
27,5
4
Kurang
2
1
8
2,5
40
592
100
Jumlah Nilai rata - rata
592/40 × 100 = 74 20
Tabel 7 menunjukkan nilai indikator kualitas isi buku harian. Berdasarkan tabel 7 tersebut, ada satu siswa dengan persentase 2,5% yang sudah mencapai kategori sangat baik. Sebanyak 27 siswa atau dengan persentase 67,5% mendapatkan nilai dengan kategori baik. Sementara itu untuk kategori cukup ada 11 siswa dengan persentase 27,5% dan kategori kurang ada satu siswa dengan persentae 2,5%. Pada indikator kualitas isi buku harian, nilai rata-rata kelas mencapai 74 yang termasuk dalam kategori baik.
Kesalahan yang dilakukan oleh siswa pada indikator kualitas isi buku harian yaitu pada bagian isi paragraf banyak terdapat kalimat-kalimat yang tidak berkesinambungan dan bersifat umum serta kurang menarik untuk dibaca.
4.1.1.1.3 Penilaian Indikator Kelengkapan Unsur Buku Harian Indikator kedua adalah kelengkapan unsur buku harian. Hasil tes pada indikator ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 8. Penilaian Indikator Kelengkapan Unsur Buku Harian
No
Kategori
Nilai
1
Sangat baik
5
2
Baik
4
Bobot aspek
Frekuensi
Jumlah skor
Persentase (%)
0
0
0
3
60
7,5
5 3
Cukup
3
35
525
87,5
4
Kurang
2
2
20
5
40
605
100
Jumlah Nilai rata – rata
605/40 × 100 = 60,5 25
Tabel 8 menunjukkan hasil tes siklus I indikator kelengkapan unsur buku harian. Dari 40 siswa, tidak ada satupun siswa yang memeroleh kategori sangat baik.
Ada tiga siswa atau dengan persentase 7,5% mendapat nilai dengan kategori baik. Sementara itu, untuk kategori cukup ada 35 siswa atau dengan persentase 87,5%. Adapun untuk kategori kurang ada dua siswa dengan persentase 5%. Pada indikator kelengakapan unsur buku harian ini, nilai rata-rata kelas mencapai 60,5 yang termasuk dalam kategori kurang. Pada siklus I, hanya ada dua siswa yang nilainya berkategori kurang. Siswa hanya mampu menyebutkan tiga unsur kelengkapan menulis buku harian. Kesalahan siswa terletak pada unsur tempat dan waktu penulisan yang sering lupa dituliskan ketika menulis buku harian. 4.1.1.1.4 Penilaian Indikator Ejaan dan Tanda Baca Indikator yang ketiga adalah ejaan dan tanda baca. Hasil tes pada indikator ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 9. Penilaian Indikator Ejaan dan Tanda Baca
No
Kategori
Nilai
1
Sangat baik
5
2
Baik
4
Bobot aspek
Frekuensi
Jumlah skor
Persentase (%)
0
0
0
3
45
7,5
3 3
Cukup
3
31
372
77,5
4
Kurang
2
6
54
15
40
471
100
Jumlah
Nilai rata – rata
471/40 × 100 = 78,5 15
Tabel 9 menunjukkan hasil tes siklus I keterampilan siswa dalam ejaan dan tanda baca. Dari keseluruhan jumlah siswa, tidak ada siswa yang mampu menggunakan kalimat dengan kategori sangat baik. Nilai dengan kategori baik dicapai sebanyak tiga siswa dengan persentase 7,5%. Ada 31 siswa atau dengan persentase 77,5% mencapai nilai dengan kategori cukup. Sementara itu untuk kategori kurang ada enam siswa dengan persentase 15% mendapat nilai kategori kurang. Pada indikator ejaan dan tanda baca nilai rata-rata kelas mencapai 78,5 yang termasuk dalam kategori baik. Siswa yang nilainya masih masuk dalam kategori kurang hasil pekerjaan mereka masih menggunakan kata yang tidak baku dan masih banyak kesalahan dalam menggunakan tanda baca. Sementara itu, siswa yang nilainya masuk dalam kategori baik sudah mampu menggunakan kalimat yang baku dan menggunakan tanda baca secara tepat. 4.1.1.1.5 Penilaian Indikator Pilihan Kata Penilaian indikator pilihan kata mempunyai bobot nilai tiga. Jadi, skor tertinggi untuk aspek ini adalah 15, sedangkan skor terendah adalah enam. Hasil tes menulis buku harian pada aspek pilihan kata dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini. Tabel 10. Penilaian Indikator Pilihan Kata
No.
Kategori
Nilai
1.
Sangat baik
5
2.
Baik
4
Bobot aspek
Frekuensi
Jumlah skor
Persentase (%)
0
0
0
18
216
40
3 3
Cukup
3
22
198
55
4
Kurang
2
0
0
0
40
414
100
Jumlah Nilai rata – rata
414/40 × 100 = 69 15
Berdasarkan data pada tabel 10, dapat dilihat bahwa nilai rata–rata siswa dalam menulis buku harian pada indikator pilihan kata mencapai 69 atau dalam kategori cukup. Jumlah skor yang diperoleh 40 siswa adalah 414. Tidak ada siswa yang memeroleh nilai dalam kategori sangat baik. Sementara itu, ada 18 siswa dengan persentase 40% yang memeroleh nilai dengan kategori baik. Frekuensi tertinggi adalah pada kategori cukup yang mencapai 22 siswa dengan persentase 55%. Adapun untuk kategori kurang tidak ada satupun siswa yang mencapai rentang nilai tersebut. Siswa yang nilainya masuk dalam kategori cukup umumnya disebabkan dalam pemilihan kata kurang sesuai dengan situasi, kurang bervariasi, dan kurang ekspresif. Selain itu, masih banyak ditemukan kata yang tidak baku dalam penulisan buku harian. Berbeda dengan siswa yang nilainya masuk dalam kategori baik, mereka telah
mampu menggunakan kata secara variatif dan kata baku dalam penulisan buku harian. 4.1.1.1.6 Penilaian Indikator Keefektifan Kalimat Penilaian indikator keefektifan kalimat mempunyai bobot nilai tiga. Jadi, skor tertinggi untuk indikator ini adalah 12, sedangkan skor terendah adalah enam. Hasil tes menulis buku harian pada aspek keefektifan kalimat dapat dilihat pada tabel 11 berikut ini.
Tabel 11. Penilaian Indikator Keefektifan Kalimat
No.
Kategori
Nilai
1
Sangat baik
5
2
Baik
4
Bobot aspek
Frekuensi
Jumlah skor
Persentase (%)
0
0
0
0
0
0
2 3
Cukup
3
17
102
42,5
4
Kurang
2
23
92
57,5
Jumlah Nilai rata – rata
40
194
100
194/40 × 100 = 48,5 10
Berdasarkan data pada tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai rata–rata siswa dalam menulis buku harian pada indikator keefektifan kalimat mencapai 48,5 atau dalam kategori kurang. Jumlah skor yang diperoleh 40 siswa adalah 194. Tidak ada siswa yang memeroleh nilai dalam kategori sangat baik. Adapun untuk kategori baik juga tidak ada satupun siwa yang mencapai nilai rentang tersebut. Sementara itu, ada 17 siswa dengan persentase 42,5% yang memeroleh nilai dengan kategori cukup. Frekuensi tertinggi adalah pada kategori kurang yang mencapai 23 siswa dengan persentase 57,5%. Siswa yang nilainya masuk dalam kategori kurang pada umumnya masih menggunakan kata-kata yang terlalu panjang sehingga mengurangi keefektifan kalimat dalam penulisan buku harian. Kesulitan lain yang dialami siswa adalah siswa kurang bisa merangkai kalimat secara singkat dan jelas.
4.1.1.1.7 Penilaian Indikator Kohesi dan Koherensi Penilaian indikator kohesi dan koherensi mempunyai bobot nilai dua. Jadi, skor tertinggi untuk aspek ini adalah sepuluh, sedangkan skor terendah adalah empat.
Hasil tes menulis buku harian pada aspek kohesi dan koherensi dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini. Tabel 12. Penilaian Indikator Kohesi dan Koherensi
No.
Kategori
Nilai
1.
Sangat baik
5
2.
Baik
4
Bobot aspek
Frekuensi
Jumlah skor
Persentase (%)
1
10
2,5
8
64
20 75
2 3.
Cukup
3
30
180
4.
Kurang
2
1
4
2,5
40
258
100
Jumlah Nilai rata – rata
258/40 × 100 = 64,5 10
Berdasarkan data pada tabel 12, dapat dilihat bahwa nilai rata–rata siswa dalam menulis buku harian pada indikator kohesi dan koherensi mencapai 64,5 atau dalam kategori cukup. Sebanyak satu siswa dengan persentase 2,5% memeroleh nilai dalam kategori sangat baik. Sementara itu, ada delapan siswa dengan persentase 20% memeroleh nilai dalam kategori baik. Frekuensi tertinggi adalah pada kategori cukup yang mencapai 30 siswa dengan persentase 75%. Sementara itu ada satu siswa dengan persentase 2,5% memeroleh nilai dalam kategori kurang.
Siswa yang memeroleh nilai dalam kategori kurang karena banyak ditemukan kesalahan pada keterpaduan antarkalimat dan antarparagraf tidak jelas dalam menulis buku harian. 4.1.1.1.8 Penilaian Indikator Kerapian Tulisan Penilaian indikator kerapian tulisan mempunyai bobot nilai satu. Jadi, skor tertinggi untuk aspek ini adalah lima, sedangkan skor terendah adalah dua. Hasil tes menulis buku harian pada aspek kerapian tulisan dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini. Tabel 13. Penilaian Indikator Kerapian Tulisan
No.
Kategori
Nilai
1.
Sangat baik
5
2.
Baik
4
Bobot aspek
Frekuensi
Jumlah skor
Persentase (%)
5
25
12,5
29
116
72,5 15
1 3.
Cukup
3
6
18
4.
Kurang
2
0
0
0
40
159
100
Jumlah Nilai rata – rata
159/40 × 100 = 79,5 5
Berdasarkan data pada tabel 13, dapat dilihat bahwa nilai rata–rata siswa dalam menulis buku harian pada indikator kerapian tulisan mencapai 79,5 atau dalam kategori baik. Sebanyak lima siswa dengan persentase 12,5% memeroleh nilai dalam
kategori sangat baik. Ada 29 siswa dengan persentase 72,5% memeroleh nilai dalam kategori baik. Sementara itu, ada enam siswa dengan persentase 15% memeroleh nilai dalam kategori cukup. Pada kategori kurang tidak ada satupun siswa yang memeroleh kategori tersebut. Siswa yang memeroleh nilai dalam kategori cukup karena banyak ditemukan kesalahan pada kerapian tulisan, siswa kebanyakan tulisannya kurang bagus dan tidak bersih sehingga masih banyak coretannya.
4.1.2.2 Hasil Nontes Siklus I Data nontes pada siklus I ini diperoleh melalui observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi rekaman video serta foto. Berikut ini penjelasan mengenai hasil data nontes. 4.1.2.2.1 Observasi Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkah laku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Kegiatan observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan memperhatikan sikap positif dan sikap negatif. Sifat positif siswa dalam proses pembelajaran antara lain: (1) siswa memperhatikan
pelajaran dengan sungguh-sungguh; (2) siswa berlatih menulis buku harian dengan sungguh-sungguh; (3) siswa membaca buku harian dengan penuh perhatian; (4) siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran; (5) siswa mengerjakan tugas dari peneliti dengan sungguh-sungguh; dan (6) siswa tidak mengganggu teman. Adapun sifat negatif siswa antara lain: (1) siswa meremehkan penjelasan dari peneliti; (2) siswa meremehkan kegiatan menulis buku harian; (3) siswa enggan melakukan kegiatan membaca buku harian; (4) siswa enggan bertanya ketika mengalami kesulitan; (5) siswa mengeluh ketika diberi tugas oleh peneliti; dan (6) siswa suka mengganggu teman. Pada hasil observasi siklus I terdapat beberapa siswa yang melakukan sikap positif maupun sikap negatif dalam pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Hal ini dapat dipahami karena proses pembelajaran yang dilakukan peneliti merupakan sesuatu yang baru yang belum pernah diajarkan pada mereka sehingga diperlukan proses
untuk
menyesuaikan. Hasil observasi siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 14. Hasil Observasi Aspek Positif Siklus I No
Aspek Observasi
Frekuensi
%
Kategori
1.
Siswa memperhatikan pelajaran menulis buku harian dengan sungguh-sungguh.
23
53,49
C
2.
Siswa menulis buku harian dengan sungguh-sungguh.
26
60,47
C
3.
Siswa membaca buku harian dengan
30
69,77
C
penuh perhatian. 4.
Siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran.
12
27,90
K
5.
Siswa mengerjakan tugas dari peneliti dengan sungguh-sungguh.
31
72,09
B
6.
Siswa tidak mengganggu teman.
39
90,69
SB
Keterangan: 1. 2. 3. 4.
SB B C K
= Sangat Baik : 81%-100% = Baik : 61%-80% = Cukup : 41%-60% = Kurang : < 40%
Tabel 14 menunjukkan hasil observasi pada aspek positif. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada aspek observasi siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh masuk dalam kategori cukup karena hanya terdapat 23 siswa yang memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh. Siswa-siswa tersebut memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan dengan sungguh-sungguh selama proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap menulis buku harian, para siswa melakukan kegiatan menulis harian dengan penuh konsentrasi. Waktu untuk menulis mereka manfaatkan seefektif mungkin untuk mengembangkan unsur-unsur buku harian yang dicontohkan dalam model-model buku harian. Aspek observasi ini masuk dalam kategori cukup karena terdapat 26 siswa yang menulis buku harian dengan penuh perhatian.
Pada tahap membaca buku harian, siswa menunjukkan perilaku positif. Siswa membaca model buku harian dari sebuah kutipan yang diberikan peneliti dengan sungguh-sungguh. Aspek observasi ini masuk dalam kategori cukup karena terdapat 30 siswa yang dengan antusias membaca buku harian dengan sunguh-sungguh. Selama proses pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, siswa masih mengalami kesulitan-kesulitan. Untuk memecahkan kesulitan tersebut, beberapa orang siswa sudah mulai aktif bertanya. Baik bertanya secara terbuka kepada peneliti maupun bertanya ketika peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Aspek observasi ini masuk dalam kategori kurang karena hanya 12 siswa yang sudah aktif bertanya ketika mengalami kesulitan. Dalam pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, peneliti memberikan tugas kepada siswa seperti tugas untuk berlatih menulis buku harian di rumah, berlatih menerapkan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling untuk menulis buku harian, dan tugas untuk mengerjakan soal tes yang berhubungan dengan unsur-unsur buku harian setelah siswa melakukan kegiatan menulis buku harian. Ada berbagai perilaku siswa yang muncul ketika peneliti memberikan tugas tersebut. Aspek observasi ini masuk dalam kategori baik karena terdapat 31 siswa yang mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh.
Aspek observasi yang terakhir adalah siswa tidak suka mengganggu teman. Pada aspek ini terlihat sikap siswa yang sangat positif karena terdapat 39 siswa yang tidak suka menggangu teman sehingga aspek ini masuk dalam kategori sangat baik. Aspek negatif merupakan kebalikan dari aspek positif. Hasil observasi pada aspek negatif dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 15. Hasil Observasi Aspek Negatif Siklus I No
Aspek Observasi
Frekuensi
%
Kategori
1.
Siswa meremehkan penjelasan dari peneliti.
20
46,51
C
2.
Siswa meremehkan kegiatan menulis buku harian.
17
39,53
K
3.
Siswa enggan melakukan membaca buku harian.
kegiatan
12
27,90
K
4.
Siswa enggan bertanya mengalami kesulitan.
ketika
31
72,09
B
5.
Siswa mengeluh ketika diberi tugas oleh peneliti.
13
30,23
K
6.
Siswa suka mengganggu teman.
4
9,30
K
Keterangan: 1. 2. 3. 4.
SB = Sangat Baik : 81%-100% B = Baik : 61%-80% C = Cukup : 41%-60% K = Kurang : < 40%
Berdasarkan tabel 15 menunjukkan pada perilaku negatif siswa meremehkan penjelasan peneliti, masuk dalam kategori cukup karena hanya 20 siswa yang berperilaku negatif. Siswa tersebut tidak memperhatikan pelajaran dengan sungguhsungguh. Mereka masih sulit berkonsentrasi terhadap proses pembelajaran. Selain itu, siswa-siswa tersebut menganggap mudah materi yang disampaikan peneliti dan kurang tertarik dengan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Pada tahap kegiatan menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling yang merupakan materi yang baru bagi siswa, muncul perilaku negatif, yaitu siswa meremehkan kegiatan menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Aspek observasi ini masuk dalam kategori kurang karena hanya 17 siswa masih meremehkan kegiatan menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Siswa-siswa tersebut masih belum tertarik dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran menulis buku harian. Aspek observasi siswa enggan melakukan kegiatan menulis buku harian masuk dalam kategori kurang karena hanya 12 siswa yang berperilaku negatif. Siswasiswa tersebut masih menulis buku harian dengan konsentrasi yang kurang. Selain itu, mereka juga belum memanfaatkan waktu untuk menulis buku harian dengan sebaikbaiknya.
Ketika mengalami kesulitan selama proses pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, beberapa orang siswa sudah mulai berani mengajukan pertanyaan untuk memecahkan masalah mereka. Sementara itu, sebanyak 31 siswa masih enggan mengajukan pertanyaan sehingga aspek observasi ini masuk dalam kategori baik. Selama proses pembelajaran, peneliti memberikan beberapa tugas kepada siswa. Muncul berbagai respon dari siswa ketika mendapatkan tugas. Salah satunya adalah siswa mengeluh ketika mendapatkan tugas. Aspek observasi tersebut masih masuk dalam kategori kurang karena hanya 13 siswa yang masih mengeluh ketika mendapatkan tugas. Aspek observasi pada perilaku negatif yang terakhir adalah siswa suka mengganggu teman. Aspek observasi ini masuk dalam kategori kurang karena hanya empat siswa yang suka menggangu teman mereka. Siswa-siswa tersebut suka memecahkan konsentrasi siswa yang lain selama proses pembelajaran sehingga mengganggu jalannya proses pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa selama proses pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling jumlah siswa yang berperilaku positif lebih banyak daripada siswa yang berperilaku negatif. 4.1.2.2.2 Jurnal
Jurnal yang digunakan dalam siklus I ini adalah jurnal siswa dan jurnal peneliti. Jurnal siswa berisi pendapat dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, sedangkan jurnal peneliti berisi hasil pengamatan peneliti tentang keaktifan siswa terhadap proses pembelajaran keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling.
1) Jurnal Siswa Jurnal siswa yang diberikan terdiri atas lima pertanyaan dan diisi secara individu. Lima pertanyaan itu meliputi (1) pendapat siswa tentang pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (2) pendapat siswa tentang cara penjelasan peneliti; (3) ketertarikan siswa terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dan penerapannya pada menulis buku harian; (4) pendapat siswa tentang kesulitan dari metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (5) pesan, kesan, dan saran siswa terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran menulis buku harian. Berdasarkan hasil jurnal siswa diketahui bahwa sebanyak 35 siswa merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran menulis buku harian dengan metode
pembelajaran langsung dan teknik modeling karena mereka mempelajari hal baru dan menambah pengalaman untuk meningkatkan keterampilan menulis buku harian. Sementara itu, sebelas siswa merasa tidak senang dan tidak tertarik dengan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling karena mereka malas menulis buku harian dan merasa sulit untuk menemukan unsur-unsur buku harian dalam model buku harian tersebut. Tanggapan siswa terhadap penjelasan peneliti mengenai metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, yaitu sebanyak 32 siswa merasa penjelasan peneliti mudah dipahami karena materi pelajaran dijelaskan secara runtut dan disertai contoh. Sementara itu, sebelas siswa merasa penjelasan peneliti masih sulit dipahami karena materi pelajaran yang dijelaskan merupakan materi yang baru bagi mereka. Ketertarikan siswa terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik modeling sebanyak 35 siswa merasa tertarik dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling karena merupakan metode dan teknik yang baru pertama kali dikenal dan digunakan dalam pembelajaran. Adapun delapan siswa merasa tidak tertarik dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling karena terlalu rumit dan masih mengalami kesulitan dalam menulis buku harian. Dalam penggunaan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, sebanyak delapan siswa masih mengalami kesulitan karena merasa pengetahuan mereka masih kurang sehingga masih kesulitan dalam menulis buku harian.
Sementara itu, 35 siswa sudah tidak mengalami kesulitan karena dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling memudahkan untuk menulis buku harian. Kesan, pesan, dan saran siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling sangat baik mereka merasa senang dengan pembelajaran yang telah berlangsung. Sebanyak 40 siswa memberikan saran yang mendukung terhadap pembelajaran yang akan datang. Mereka
mengharapkan
pembelajaran
mendatang
akan
lebih
menarik dan
menyenangkan. Siswa merasa senang karena selama proses pembelajaran, peneliti bisa menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Siswa juga menyarankan agar suara peneliti ketika menjelaskan materi lebih keras lagi. 2) Jurnal Guru Jurnal guru merupakan hasil pengamatan peneliti tentang perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran. Aspek-aspek pengamatan yang terdapat dalam jurnal guru antara lain: (1) catatan mengenai kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran; (2) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (3) catatan tentang tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (4) catatan yang berisi tentang tanggapan siswa terhadap tugas pada kegiatan pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; dan (5) catatan yang berisi kejadian-
kejadian yang muncul pada saat pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran dan teknik modeling. Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dapat terlihat ketika peneliti memasuki kelas, para siswa telah siap di tempat duduk masing-masing. Suasana kelas yang gaduh menjadi tenang ketika peneliti mulai menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Siswa mulai tertarik dengan pembelajaran karena tertarik dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling yang baru pertama kali mereka ketahui. Keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling ditunjukkan dari respon siswa yang mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Beberapa orang siswa sudah tidak malu untuk menanyakan hal-hal yang masih sulit bagi mereka. Ada yang bertanya ketika peneliti menerangkan di depan kelas, ada pula yang bertanya ketika peneliti berjalan untuk mengamati pekerjaan siswa. Sementara itu, masih banyak juga siswa yang malu untuk bertanya kepada peneliti, meskipun mereka masih mengalami kesulitan. Tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran menulis buku harian, beberapa siswa masih mengalami kesulitan ketika menulis buku harian secara berkelompok, namun sebagian besar
siswa sudah mampu menulis buku harian secara berkelompok dengan memanfaatakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Tanggapan siswa terhadap tugas pada kegiatan pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling ditunjukkan ketika peneliti memberikan tugas untuk mengerjakan soal tes untuk menulis buku harian berdasarkan model-model buku harian, siswa mengerjakan tugas tersebut dengan sungguh-sungguh dan serius. Sementara itu, ada pula beberapa siswa yang mengeluh ketika diberi tugas dan melihat pekerjaan teman mereka. Selain hal di atas, kejadian lain yang muncul ketika proses pembelajaran, yaitu adanya gangguan dari luar kelas. Hal tersebut menggangu proses pembelajaran dan memengaruhi konsentrasi siswa dalam pembelajaran, yaitu suasana gaduh di luar kelas karena beberapa kelas VII yang lain sedang tidak ada pelajaran. Beberapa siswa dari kelas lain mengganggu suasana pembelajaran dengan mengetuk pintu berulang kali. Selain itu, adanya pengumuman-pengumuman kelas IX mengurangi waktu efektif pembelajaran. 4.1.2.2.3 Wawancara Kegiatan wawancara dilakukan setelah pembelajaran siklus I selesai. Wawancara dilakukan terbatas kepada siswa yang mendapat nilai tertinggi, nilai sedang, dan nilai rendah. Kegiatan wawancara ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan yang diberikan siswa dalam pembelajaran menulis buku harian dengan
metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Hal-hal yang diungkap dalam wawancara adalah (1) pendapat siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (2) pendapat siswa tentang penjelasan peneliti mengenai metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (3) pendapat siswa tentang metode metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (4) kesulitan yang dihadapi siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam kegiatan menulis buku harian, (5) perasaan siswa dalam dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian melalui metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; dan (6) saran siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Pertanyaan pertama adalah pendapat siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Untuk siswa yang memeroleh nilai tertinggi merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran keterampilan menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling karena merupakan pembelajaran yang menarik dan menantang. Untuk siswa yang mendapat nilai sedang merasa tertarik dengan pembelajaran keterampilan menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling karena dengan pembelajaran tersebut dapat menambah wawasan dan memacu kita untuk bisa menulis buku harian dengan baik. Sementara itu, siswa yang mendapat nilai rendah merasa kurang tertarik dengan pembelajaran
keterampilan menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling karena kurang menyukai keterampilan menulis buku harian. Pertanyaan kedua, pendapat siswa tentang penjelasan peneliti mengenai metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Siswa yang mendapat nilai tertinggi merasa penjelasan peneliti mudah dipahami karena runtut dan disertai contoh. Siswa yang mendapat nilai sedang juga berpendapat bahwa penjelasan peneliti mudah dipahami karena peneliti dapat menciptakan suasana belajar yang meyenangkan selama proses pembelajaran. Sementara itu, siswa yang mendapat nilai rendah berpendapat bahwa penjelasan peneliti masih belum bisa dipahami karena masih belum paham tentang metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Pertanyaan ketiga, pendapat siswa tentang metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Siswa yang mendapat nilai tertinggi merasa tertantang dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling karena baru pertama kali mencoba serta sangat membantu dalam menulis buku harian dan meyenangkan. Siswa yang mendapat nilai sedang merasa tertarik dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling karena metode dan teknik tersebut membantu untuk menulis buku harian. Sementara itu, siswa yang mendapat nilai rendah berpendapat bahwa metode pembelajaran langsung dan teknik modeling terlalu rumit karena harus mencari unsur-unsur buku harian dalam sebuah model buku harian dan menulis buku harian secara berkelompok.
Pertanyaan keempat adalah kesulitan yang dihadapi siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam kegiatan menulis buku harian. Siswa yang mendapat nilai tertinggi dan sedang merasa belum menghadapi kesulitan yang berarti. Sementara siswa yang mendapat nilai rendah merasa kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling karena merasa kurang tertarik. Siswa tersebut mengakui bahwa tidak mempunyai kebiasaan menulis buku harian. Pertanyaan kelima adalah perasaan siswa dalam metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada kegiatan menulis buku harian. Siswa yang mendapat nilai tertinggi merasa senang bisa menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, meskipun baru pertama kali dipelajari. Siswa yang mendapat nilai sedang merasa senang bisa menulis buku harian secara berkelompok dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, walaupun harus berlatih lagi. Sementara siswa yang mendapat nilai rendah merasa senang ketika menerapkan buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dan ingin berlatih lagi. Pertanyaan terakhir adalah saran siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Siswa yang mendapat nilai tertinggi memberikan saran agar pembelajaran yang akan datang lebih menarik dan menyenangkan lagi. Siswa yang mendapat nilai sedang memberikan saran kepada peneliti agar tetap bisa menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan suara peneliti diperkeras lagi. Sementara itu, siswa yang mendapat nilai rendah memberikan saran agar dijelaskan kembali tentang metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dan dilatih kembali cara menulis buku harian. 4.1.2.2.4 Dokumentasi Dokumentasi pada penelitian ini berwujud rekaman video kegiatan siswa dalam pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Pengambilan dokumentasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling siklus I berlangsung. Peneliti dibantu oleh teman sejawat untuk mengambil dokumentasi foto dan rekaman video selama pembelajaran berlangsung. Dokumentasi foto dan rekaman video yang diambil terdiri atas (1) aktivitas siswa ketika memperhatikan penjelasan peneliti tentang menulis buku harian; (2) aktivitas siswa ketika bertanya kepada peneliti; (3) aktivitas siswa ketika menulis buku harian; (4) aktivitas siswa ketika diskusi mengerjakan tugas dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (5) aktivitas siswa ketika menjawab pertanyaan dan mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya; dan (6) aktivitas siswa ketika mengisi jurnal siswa. Berikut ini adalah gambar dan penjelasan pada saat pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling siklus I.
Gambar 2. Aktivitas Siswa Menerima Penjelasan Peneliti Siklus I Gambar 2 menunjukkan kegiatan siswa ketika menerima penjelasan dari peneliti tentang menulis buku harian. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang keterampilan menulis buku harian. Pada gambar di atas terlihat bahwa siswa masih kurang memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh peneliti. Hal tersebut dapat diketahui dari sikap duduk siswa yang kurang teratur ketika peneliti sedang menyampaikan materi pelajaran. Keadaan ini berubah ketika peneliti menjelaskan materi tentang buku harian dengan contoh modelnya, para siswa mulai memperhatikan penjelasan peneliti.
Selama proses pembelajaran berlangsung, sembari menjelaskan, peneliti juga melakukan pengamatan yang nantinya dicatat pada jurnal peneliti. Selain itu, observer juga melakukan pengamatan apakah siswa dengan sungguh-sungguh memperhatikan penjelasan peneliti atau masih kurang memperhatikan penjelasan peneliti yang dicatat dalam lembar observasi. Gambar selanjutnya adalah kegiatan siswa ketika bertanya kepada peneliti.
Gambar 3. Aktivitas Siswa ketika Bertanya kepada Peneliti Siklus I Gambar 3 menunjukkan situasi ketika siswa bertanya kepada peneliti. Karakteristik siswa, yaitu masih malu untuk bertanya ketika mengalami kesulitan, padahal peneliti sudah memberikan kesempatan untuk bertanya, tetapi masih belum
dimanfaatkan dengan baik oleh siswa. Siswa lebih suka bertanya ketika peneliti sedang melakukan pengawasan dengan mendekati siswa, pada saat itulah siswa berani bertanya kepada peneliti. Dalam proses pembelajaran ketika ada siswa yang masih merasa kesulitan dan membutuhkan penjelasan kembali, maka peneliti melakukan pendekatan dan menjelaskan kembali bagian yang belum dipahami oleh siswa. Dengan mendekati siswa secara langsung diharapkan informasi yang dibutuhkan oleh siswa dapat lebih dipahami. Selain itu, ketika berhadapan secara langsung, siswa menjadi tidak malu bertanya karena bertatap muka langsung dengan peneliti dan tidak diperhatikan oleh teman yang lain. Gambar selanjutnya adalah aktivitas siswa ketika menulis buku harian.
Gambar 4. Akivitas Siswa Menulis Buku Harian Siklus I
Gambar 4 menunjukkan kegiatan ketika siswa menulis buku harian. Pada tahap ini, pertama-tama siswa memperhatikan berbagai contoh model buku harian sebagai acuan untuk menulis buku harian. Kemudian, siswa membaca dan memahami penggalan buku harian dari model-model buku harian tersebut dengan seksama setelah dibagikan oleh peneliti. Berikutnya, siswa diminta untuk menentukan unsurunsur berita dalam buku harian tersebut. Terakhir, siswa berlatih menulis buku harian dengan melihat model-model buku harian tersebut . Aktivitas selanjutnya adalah diskusi mengerjakan tugas. Di bawah ini gambar siswa sedang melakukan kegiatan diskusi mengerjakan tugas dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling .
Gambar 5. Aktivitas Siswa Diskusi Mengerjakan Tugas dengan Metode Pembelajaran Langsung dan Teknik Modeling Siklus I Gambar 5 menunjukkan siswa sedang melakukan kegiatan diskusi mengerjakan tugas dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Pada proses ini siswa berdiskusi dengan menggunakan contoh model buku harian yang telah dibagikan dan bekerja secara berkelompok. Dengan cepat siswa harus memahami berbagai contoh model buku harian tersebut dan dengan tepat siswa harus mampu mengembangkan pengalaman pribadinya kedalam buku harian sehingga menjadi sebuah buku harian berdasarkan model yang telah ditentukan. Pada proses tugas menulis buku harian masih banyak siswa yang melakukan kesalahan seperti yang terlihat pada gambar di atas banyak siswa tidak serius ketika menulis buku harian. Kesalahan lain juga terjadi seperti siswa masih mengobrol ketika menulis buku harian. Keterampilan
menulis
buku
harian
merupakan
keterampilan
yang
membutuhkan konsentrasi dan pemahaman yang cepat terhadap pengalaman pribadinya yang akan ditulis menjadi buku harian, maka kesalahan-kesalahan tersebut harus diperbaiki pada siklus II. Pada proses menulis buku harian, observer juga melakukan pengamatan apakah siswa menulis buku harian dengan sungguh-sungguh atau masih menyepelekan kegiatan menulis buku harian. Gambar selanjutnya adalah
kegiatan siswa saat menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan pembelajaran menulis buku harian.
Gambar 6. Aktivitas Siswa saat Menjawab Pertanyaan dan Mempresentasikan Hasil Pekerjaan Kelompoknya Siklus I
Gambar 6 menunjukkan kegiatan siswa saat menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan pembelajaran menulis buku harian. Siswa menjawab pertanyaan secara bergantian dengan serius, tapi masih ada juga siswa yang mengganggu temannya saat menjawab pertanyaan. Peneliti melakukan tanya jawab kepada siswa
untuk menguji tingkat kepahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan peneliti. Setelah itu, siswa juga disuruh mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya, namun pada siklus ini siswa masih malu untuk mempresentasikan hasil kelompoknya di depan kelas. Gambar selanjutnya adalah kegiatan siswa dalam mengisi jurnal siswa.
Gambar 7. Akivitas Siswa Mengisi Lembar Jurnal Siswa Siklus I Gambar 7 menunjukkan siswa sedang mengisi lembar jurnal siswa yang dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Jurnal diisi secara individu untuk mengetahui pendapat dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran
menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran lansung dan teknik modeling. Dengan jurnal siswa ini nantinya akan diketahui sejauh mana tanggapan siswa tentang pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran lansung dan teknik modeling.
4.1.2.3 Refleksi Siklus I Pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran lansung dan teknik modeling yang dilakukan pada siklus I ini mulai disukai oleh siswa. Hal ini terlihat dari antusiasme siswa terhadap proses pembelajaran. Hasil tes menulis buku harian siklus I hanya tiga kategori yang menunjukkan kategori baik yaitu pada indikator kualitas isi, ejaan dan tanda baca, dan kerapian tulisan. Ada tiga indikator yang menunjukkan kategori cukup yaitu pada indikator kelengkapan unsur buku harian, pilihan kata, dan kohesi dan koherensi. Pada hasil tes siklus I terdapat satu kategori yang menunjukkan kategori kurang yaitu pada indikator keefektifan kalimat. Keterampilan siswa dalam menulis buku harian juga perlu diperbaiki. Hal ini terlihat ketika proses menulis buku harian, siswa masih melakukan hal-hal yang harus dihindari dalam menulis buku harian seperti, melamun saat guru memberikan materi, menulis buku harian dengan menganggu temannya, menulis buku harian sambil mengobrol, dan kurang konsentrasi terhadap pengalaman pribadinya yang akan
ditulis dalam buku harian. Kesulitan lain yang dihadapi siswa adalah masih kurang paham
dalam
mengembangkan
unsur-unsur
menulis
buku
harian
dan
mengembangkan pengalaman pribadinya ke dalam bentuk buku harian. Hal-hal tersebut nantinya harus diperbaiki ke arah yang lebih baik pada siklus II. Untuk mengatasi kebiasaan yang salah dalam menulis buku harian nantinya dapat dilakukan dengan cara memberikan penjelasan kepada siswa mengenai cara menulis buku harian yang benar. Kemudian, guru memberikan motivasi kepada siswa agar terus berlatih menulis buku harian. Sementara itu, upaya mengatasi kesulitan siswa dalam menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling nantinya akan dilakukan penjelasan dan pelatihan kembali. Selain itu, guru akan memberikan sebuah contoh model buku harian yang lainnya dari pengalaman peneliti sendiri dengan unsur-unsur buku harian yang baik dan benar. Hal ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas kepada siswa. Kriteria nilai ketuntasan pada siklus I sebesar 70 juga belum dicapai karena secara keseluruhan nilai yang dicapai baru sebesar 67,32. Untuk mencapai nilai ketuntasan sebesar 70, peneliti akan lebih memotivasi siswa dan membantu kesulitankesulitan yang masih dihadapi siswa pada pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembalajaran langsung dan teknik modeling siklus II. Berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi terlihat perilaku siswa yang beragam. Mulai dari perilaku positif hingga perilaku negatif.
Beberapa siswa tertarik dengan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, tetapi ada pula siswa yang masih belum tertarik dengan pembelajaran tersebut karena berbagai alasan seperti tidak menyukai keterampilan menulis buku harian dan mengalami kesulitan, tetapi masih malu untuk bertanya. Keaktifan siswa dalam bertanya juga nantinya perlu ditingkatkan pada siklus II. Selain itu, masih ada beberapa siswa yang masih sulit berkonsentrasi pada pembelajaran dan masih suka mengganggu siswa yang lain. Untuk memperbaiki perilaku siswa agar lebih ke arah yang positif, maka pada pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling siklus II nantinya akan direncanakan pembelajaran yang lebih matang, penciptaan suasana belajar yang lebih kondusif, dan proses pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan serta pemberian motivasi kepada siswa untuk terus berlatih menulis buku harian.
4.1.3 Siklus II Siklus II ini merupakan perbaikan dari siklus I yang sebelumnya telah dilaksanakan. Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I diperbaiki pada siklus II ini. Siklus II ini dipersiapkan dan direncanakan lebih matang karena siklus ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan mengubah perilaku siswa ke arah yang lebih positif daripada siklus I. Perencanaan pada siklus II ini
dengan melihat refleksi siklus I sehingga diharapkan siklus II berjalan dengan lebih baik. Pelaksanaan siklus II masih merupakan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dengan segala perbaikan untuk mengatasi masalah yang ada pada siklus I. Berikut hasil tes dan nontes siklus II.
4.1.3.1 Hasil Tes Siklus II Pada siklus II ini peneliti kembali memberikan pembelajaran keterampilan menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dengan melakukan perbaikan berdasarkan refleksi pada siklus I. Hasil tes diperoleh dari tes tertulis siswa setelah menulis buku harian. Tes tersebut untuk mengetahui tingkat keterampilan siswa dalam menulis buku harian setelah dilakukan pembelajaran menulis buku harian pada siklus II. Penjabaran hasil tes keterampilan menulis buku harian pada siklus II dapat dilihat berikut ini. 4.1.3.1.1 Keterampilan Menulis Buku Harian Siklus II Tingkat keterampilan siswa dalam menulis buku harian pada siklus II diperoleh setelah dilakukan tes tingkat keterampilan menulis buku harian. Hasil tes dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 16. Keterampilan Menulis Buku Harian Siklus II
No
Kategori
Rentang nilai
Frekuensi
Jumlah Skor
Persentase (%)
≥ 85
2
187
5
Baik
70 – 84
38
2949
95
3
Cukup
60 – 69
0
0
0
4
Kurang
< 60
0
0
0
40
3136
100
1
Sangat baik
2
Jumlah Nilai rata – rata
3136 = 78,4 40
Tabel 16 menunjukkan skor kumulatif menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Dari 40 siswa, ada 2 siswa mencapai kategori nilai sangat baik dengan rentang nilai lebih dari atau sama dengan 85. Sebanyak 38 siswa mencapai kategori nilai baik dengan rentang nilai 70-84. Sementara itu, tidak ada siswa yang masuk kategori cukup dan kategori kurang. Ratarata kelas dalam nilai komulatif menulis buku harian siklus II sebesar 78,4 dan termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan target nilai rata-rata kelas yang ditetapkan pada siklus II, yaitu 70, maka nilai rata-rata kelas telah sesuai dengan target. Hasil keterampilan menulis buku harian lengkap dapat dilihat pada gambar diagram batang berikut ini.
Diagram 2. Hasil Tes Menulis Buku Harian Siklus II Pada diagram 2 dapat diketahui hasil tes menulis buku harian siklus II dapat diketahui bahwa ada 2 siswa yang memeroleh nilai sangat baik, yaitu ≥ 85. Paling banyak siswa memeroleh nilai dalam kategori baik, yaitu dalam rentang nilai 70–84 sebanyak 38 siswa. Dalam siklus II tidak ada siswa yang memeroleh nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal kompetensi menulis buku harian, yaitu 70. 4.3.1.1.2 Penilaian Indikator Kualitas Isi Buku Harian Indikator yang pertama adalah kualitas isi buku harian. Hasil tes pada indikator ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 17. Penilaian Indikator Kualitas Isi Buku Harian No
Kategori
Nilai
Bobot
Frekuensi
Jumlah
Persentase
aspek 1
Sangat baik
5
2
Baik
4
skor
(%)
2
40
5
37
592
92,5
4 3
Cukup
3
1
12
2,5
4
Kurang
2
0
0
0
40
644
100
Jumlah Nilai rata – rata
644/40 × 100 = 80,5 20
Tabel 17 menunjukkan nilai indikator kualitas isi buku harian. Berdasarkan tabel 17 tersebut, ada 2 siswa dengan persentase 5% yang sudah mencapai kategori sangat baik. Sebanyak 37 siswa dengan persentase 92,5% mendapat nilai dengan kategori baik. Sementara itu untuk kategori cukup ada satu siswa dengan persentase 2,5%, dan tidak ada satupun siswa yang memeroleh katageri kurang. Pada indikator kualaitas isi buku harian, nilai rata-rata kelas mencapai 80,5 yang termasuk dalam kategori baik.
4.1.3.1.3 Penilaian Indikator Kelengkapan Unsur Buku Harian Indikator kedua adalah keruntutan pemaparan. Hasil tes pada indikattor ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 18. Penilaian Indikator Kelengkapan Unsur Buku Harian
No.
Kategori
Nilai
1
Sangat baik
5
2
Baik
4
Bobot aspek
Frekuensi
Jumlah skor
Persentase (%)
1
25
36
720
2,5 90
5 3
Cukup
3
3
45
7,5
4
Kurang
2
0
0
0
40
790
100
Jumlah Nilai rata – rata
790/40 × 100 = 79 25
Tabel 18 menunjukkan hasil tes siklus II indikator kelengkapan unsur buku harian. Dari 40 siswa, hanya satu siswa dengan persentase 2,5% sudah mampu menulis buku harian secara runtut dengan kategori sangat baik. Sebanyak 36 siswa dengan persentase 90% mendapat nilai dengan kategori baik. Sementara itu, tiga siswa dengan persentase 7,5% masuk kategori cukup. Adapun nilai dengan kategori kurang dengan tidak ada satupun siswa yang mencapai rentang nilai tersebut. Pada indikator kelengkapan unsur buku harian ini, nilai rata-rata kelas mencapai 79 yang termasuk dalam kategori baik.
4.1.3.1.4 Penilaian Indikator Ejaan dan Tanda Baca
Indikator yang ketiga adalah ejaan dan tanda baca. Hasil tes pada indikator ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 19. Penilaian Indikator Ejaan dan Tanda Baca
No.
Kategori
Nilai
1
Sangat baik
5
2
Baik
4
Bobot aspek
Frekuensi
Jumlah skor
Persentase (%)
4
60
10
34
408
85
3 3
Cukup
3
2
18
5
4
Kurang
2
0
0
0
40
486
100
Jumlah Nilai rata – rata
486/40 × 100 = 81 15
Tabel 19 menunjukkan hasil tes siklus II keterampilan siswa dalam ejaan dan tanda baca. Dari keseluruhan jumlah siswa, hanya ada empat siswa dengan persentase 10% mendapat nilai dengan kategori sangat baik. Sebanyak 34 siswa dengan persentase 85% mencapai nilai dengan kategori baik. Adapun dua siswa dengan persentase 5% mendapat nilai dengan kategori cukup. Adapun untuk kategori kurang tidak ada satupun siswa yang mendapat nilai kategori tersebut. Pada indikator ejaan dan tanda baca nilai rata-rata kelas mencapai 81 yang termasuk dalam kategori baik.
4.1.3.1.5 Penilaian Indikator Pilihan Kata
Penilaian indikator pilihan kata mempunyai bobot nilai tiga. Jadi, skor tertinggi untuk aspek ini adalah lima belas, sedangkan skor terendah adalah enam. Hasil tes menulis buku harian pada aspek pilihan kata dapat dilihat pada tabel 20 berikut ini. Tabel 20. Penilaian Indikator Pilihan Kata
No.
Kategori
Nilai
1
Sangat baik
5
2
Baik
4
Bobot aspek
Frekuensi
Jumlah skor
Persentase (%)
0
0
0
40
480
100
3 3
Cukup
3
0
0
0
4
Kurang
2
0
0
0
40
480
100
Jumlah Nilai rata – rata
480/40 × 100 = 80 15
Berdasarkan data pada tabel 20, dapat dilihat bahwa jumlah skor yang diperoleh 40 siswa adalah 480. Tidak ada siswa yang memeroleh nilai dalam kategori sangat baik, cukup, dan kurang. Semua siswa yang berjumlah 40 memeroleh nilai dengan kategori baik dengan persentase 100%. Pada aspek pilihan kata semua siswa sudah bisa memilih kata yang tepat sesuai dengan situasi dan cukup ekspresif. Pada indikator pilihan kata nilai rata-rata kelas mencapai 80 yang termasuk dalam kategori baik.
4.1.1.1.6 Penilaian Indikator Keefektifan Kalimat Penilaian indikator keefektifan kalimat mempunyai bobot nilai tiga. Jadi, skor tertinggi untuk indikator ini adalah dua belas, sedangkan skor terendah adalah tiga. Hasil tes menulis buku harian pada aspek kelengkapan unsur berita dapat dilihat pada tabel 20 berikut ini. Tabel 21. Penilaian Indikator Keefektifan Kalimat
No.
Kategori
Nilai
1
Sangat baik
5
2
Baik
4
Bobot aspek
Frekuensi
Jumlah skor
Persentase (%)
4
40
10
22
176
55
2 3
Cukup
3
12
72
30
4
Kurang
2
2
8
5
40
296
100
Jumlah Nilai rata – rata
296/40 × 100 = 74 10
Berdasarkan tabel 21 dapat diketahui ada empat siswa yang masuk dalam kategori sangat baik dengan persentase 10%. Frekuensi pada kategori baik ada 22 siswa dengan persentase 55%. Kategori cukup mempunyai frekuensi 12 siswa dengan frekuensi 30%. Adapun dua siswa untuk kategori kurang dengan persentase 5%. Dari
semua kategori yang ada diperoleh jumlah skor seluruh siswa sebesar 296 dengan nilai rata – rata siswa 74 yang termasuk dalam kategori baik.
4.1.1.1.7 Penilaian Indikator Kohesi dan Koherensi Penilaian indikator kohesi dan koherensi mempunyai bobot nilai dua. Jadi, skor tertinggi untuk aspek ini adalah sepuluh, sedangkan skor terendah adalah empat. Hasil tes menulis buku harian pada indikator kohesi dan koherensi dapat dilihat pada tabel 22 berikut ini. Tabel 22. Penilaian Indikator Kohesi dan Koherensi
No.
Kategori
Nilai
1
Sangat baik
5
2
Baik
4
Bobot aspek
Frekuensi
Jumlah skor
Persentase (%)
2
10
5
21
168
52,5
2 3
Cukup
3
17
102
42,5
4
Kurang
2
0
0
0
40
280
100
Jumlah Nilai rata - rata
280/40 × 100 = 70 10
Berdasarkan data pada tabel 22, dapat dilihat bahwa nilai rata–rata siswa dalam menulis buku harian pada indikator kohesi dan koherensi mencapai 70 atau
dalam kategori baik. Pada indikator kohesi dan koherensi ada dua siswa yang memeroleh nilai dalam kategori sangat baik dengan persentase 5%. Sebanyak 21 siswa dengan persentase 52,5% memeroleh nilai dalam kategori baik, sedangakan 17 siswa dengan persentase 42,5% memeroleh nilai dalam kategori cukup. Pada indikator ini tidak ada satupun siswa yang memeroleh nilai dalam kategori kurang. 4.1.1.1.8 Penilaian Indikator Kerapian Tulisan Penilaian indikator kerapian tulisan mempunyai bobot nilai satu. Jadi, skor tertinggi untuk aspek ini adalah lima, sedangkan skor terendah adalah dua. Hasil tes menulis buku harian pada aspek kerapian tulisan dapat dilihat pada tabel 23 berikut ini. Tabel 23. Penilaian Indikator Kerapian Tulisan
No.
Kategori
Nilai
1.
Sangat baik
5
2.
Baik
4
Bobot aspek
Frekuensi
Jumlah skor
Persentase (%)
16
80
40
22
88
55
1 3.
Cukup
3
2
6
5
4.
Kurang
2
0
0
0
40
174
100
Jumlah Nilai rata – rata
174/40 × 100 = 87 5
Berdasarkan data pada tabel 23, dapat dilihat bahwa nilai rata–rata siswa dalam menulis buku harian pada indikator kerapian tulisan mencapai 87 atau dalam kategori sangat baik. Sebanyak 16 siswa dengan persentase 40% memeroleh nilai dalam kategori sangat baik. Ada 22 siswa dengan persentase 55% memeroleh nilai dalam kategori baik. Sementara itu, ada dua siswa dengan persentase 5% memeroleh nilai dalam kategori cukup. Pada kategori kurang tidak ada satupun siswa yang memeroleh kategori tersebut.
4.1.3.2 Hasil Nontes Siklus II Seperti pada siklus I, hasil nontes pada siklus II diperoleh dari hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Berikut ini pemaparan hasil nontes siklus II. 4.1.3.2.1 Observasi Observasi dilaksanakan selama pembelajaran keterampilan menulis menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Observasi dilakukan untuk mengetahui tingkah laku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Pada siklus II ini, pedoman yang digunakan dalam observasi sama dengan pedoman observasi siklus I. Pedoman tersebut terbagi pada sikap positif dan sikap negatif. Sifat positif siswa dalam proses pembelajaran antara lain: (1) siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh; (2) siswa berlatih menulis buku
harian dengan sungguh-sungguh; (3) siswa membaca buku harian dengan penuh perhatian; (4) siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran; (5) siswa mengerjakan tugas dari peneliti dengan sungguh-sungguh; dan (6) siswa tidak mengganggu teman. Adapun sifat negatif siswa antara lain: (1) siswa meremehkan penjelasan dari peneliti; (2) siswa meremehkan kegiatan menulis buku harian; (3) siswa enggan melakukan kegiatan membaca buku harian; (4) siswa enggan bertanya ketika mengalami kesulitan; (5) siswa mengeluh ketika diberi tugas oleh peneliti; dan (6) siswa suka mengganggu teman. Berikut ini adalah penjabaran hasil observasi terhadap perilaku siswa, baik perilaku positif maupun negatif, selama proses pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus II. Tabel 24. Hasil Observasi Aspek Positif Siklus II No.
Aspek Observasi
1.
Siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh.
2.
Frekuensi pelajaran
%
Kategori
37
92,5
SB
Siswa menulis buku harian dengan sungguh-sungguh.
37
92,5
SB
3.
Siswa membaca buku harian dengan penuh perhatian.
35
87,5
SB
4.
Siswa aktif bertanya mengalami kesulitan pembelajaran.
32
80
B
ketika selama
5.
Siswa mengerjakan tugas dari peneliti dengan sungguh-sungguh.
40
100
SB
6.
Siswa tidak mengganggu teman.
39
97,5
SB
Keterangan: 1. 2. 3. 4.
SB B C K
= Sangat Baik : 81%-100% = Baik : 61%-80% = Cukup : 41%-60% = Kurang : < 40%
Berdasarkan tabel 24 pada siklus II ini, pengamatan terhadap perilaku siswa pada aspek positif mengalami perubahan yang lebih baik. Pada aspek observasi ada 37 siswa yang memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh yaitu masuk dalam kategori sangat baik, terutama pada penjelasan materi metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Siswa ingin tahu lebih banyak tentang metode pembelajaran langsung dan teknik modeling sehingga mereka bisa memanfaatkan contoh model buku harian secara berkelompok lebih baik daripada ketika melakukan pemanfaatan contoh model buku harian secara berkelompok di siklus I. Kesungguh-sungguhan siswa dalam memperhatikan pelajaran juga berdampak pada perilaku siswa ketika menulis buku harian. Aspek observasi siswa menulis buku harian dengan sungguh-sungguh masuk dalam kategori sangat baik karena jumlah siswa yang bersungguh-sunguh dalam proses menulis buku harian sebanyak 37 siswa. Para siswa menulis buku harian dengan serius sesuai model buku harian yang telah ditentukan.
Pada tahap membaca model buku harian dari sebuah contoh catatan harian yang telah dibagikan, 35 siswa melakukan kegiatan membaca dengan penuh konsentrasi dan perhatian sehingga aspek observasi siswa membaca dengan sungguhsungguh masuk dalam kategori sangat baik. Siswa-siswa tersebut memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk menemukan informasi-informasi penting yang ada dalam buku harian yang mereka baca. Selama pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, sebanyak 32 siswa sudah mau mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi pembelajaran dan kesulitan yang mereka hadapi sehingga aspek observasi ini masuk dalam kategori baik. Siswasiswa tersebut bertanya ketika peneliti menjelaskan materi ataupun ketika peneliti melakukan pengamatan kepada siswa yang sedang mengerjakan tugas. Ketika melakukan tugas yang diberikan oleh peneliti, seperti tes menulis buku harian, sebanyak 40 siswa mengerjakan tugas dari peneliti dengan sungguh-sungguh sehingga aspek observasi ini masuk dalam kategori sangat baik. Ketika mengerjakan soal yang berkaitan dengan pengalaman pribadi siswa yang telah mereka baca, siswasiswa tersebut mengerjakan soal tes dengan penuh kesungguhan dan konsentrasi. Pada siklus II ini, sebanyak 39 siswa berperilaku positif dengan tidak suka mengganggu teman. Aspek observasi ini masuk dalam kategori sangat baik. Para siswa lebih suka memperhatikan pelajaran, mengerjakan tugas dari peneliti, atau
memecahkan kesulitan yang mereka hadapi. Hasil observasi pada aspek negatif dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 25. Hasil Observasi Aspek Negatif Siklus II No.
Aspek Observasi
Frekuensi
%
Kategori
1.
Siswa meremehkan penjelasan dari peneliti.
2
5
K
2.
Siswa meremehkan kegiatan menulis buku harian.
4
10
K
3.
Siswa enggan melakukan kegiatan membaca buku harian.
4
10
K
4.
Siswa enggan bertanya ketika mengalami kesulitan.
10
25
K
5.
Siswa mengeluh ketika diberi tugas oleh peneliti.
6
15
K
6.
Siswa suka mengganggu teman.
1
2,5
K
Keterangan: 1. 2. 3. 4.
SB = Sangat Baik B = Baik C =Cukup K = Kurang
: 81%-100% : 61%-80% : 41%-60% : < 40%
Berdasarkan tabel 25 menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran selain bersikap positif, beberapa orang siswa masih berperilaku yang kurang baik. Hal tersebut masuk dalam aspek observasi negatif. Pada aspek observasi siswa meremehkan penjelasan peneliti masuk dalam kategori kurang karena hanya ada dua siswa yang meremehkan penjelasan peneliti. Keseluruhan siswa memperhatikan penjelasan dengan baik.
Aspek observasi siswa meremehkan kegiatan menulis buku harian masuk dalam kategori kurang karena terdapat empat siswa yang masih meremehkan kegiatan menulis buku harian. Kedua siswa tersebut menganggap mudah karena sudah merasa bisa menulis buku harian, tetapi masih bingung dan tidak mau bertanya. Aspek observasi siswa enggan melakukan kegiatan membaca model buku harian dari sebuah contoh kertas model buku harian masuk dalam kategori kurang karena ada empat siswa yang masih enggan membaca. Siswa tersebut masih terlihat kurang berkonsentrasi ketika membaca dan masih sering terpengaruh dengan lingkungan di luar kelas. Aspek observasi siswa enggan bertanya ketika mengalami kesulitan masuk dalam kategori cukup karena ada 10 siswa yang masih malu untuk bertanya. Siswasiswa tersebut lebih suka bertanya kepada teman yang lain ketika mengalami kesulitan atau menyuruh teman mereka untuk bertanya kepada peneliti. Pada aspek observasi siswa mengeluh ketika mendapatkan tugas dari peneliti masuk dalam kategori kurang karena ada enam siswa yang masih suka mengeluh ketika peneliti memberikan tugas. Aspek yang terakhir, yaitu siswa suka mengganggu teman. Pada aspek tersebut hanya ada satu siswa yang masih suka menganggu siswa yang lain. Ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa tersebut suka mengganggu siswa lain diantaranya karena faktor tempat duduk. Kedua siswa tersebut berada pada baris belakang sehingga merasa jauh dari pengamatan peneliti dan mengganggu siswa
yang lain. Selain itu, siswa tersebut juga terlihat kurang memiliki keseriusan dan konsentrasi yang stabil selama proses pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa selama proses pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling siklus II jumlah siswa yang berperilaku positif lebih banyak daripada siswa yang berperilaku negatif. 4.1.3.2.2 Jurnal Jurnal yang digunakan pada siklus II ini sama dengan jurnal yang digunakan pada siklus I, yaitu jurnal siswa dan jurnal peneliti. Berikut ini adalah uraian hasil jurnal siswa dan jurnal peneliti.
1) Jurnal Siswa Aspek-aspek yang harus diisi oleh siswa pada lembar jurnal siswa siklus II meliputi: (1) pendapat siswa tentang pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (2) pendapat siswa tentang cara penjelasan peneliti; (3) ketertarikan siswa terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dan penerapannya pada menulis buku harian; (4) pendapat siswa tentang kesulitan dari metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; dan (5) pesan, kesan, dan saran siswa terhadap metode pembelajaran
langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran menulis buku harian. Berikut ini adalah data hasil jurnal siswa pada siklus II. Aspek yang pertama, perasaan siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, yaitu terdapat 37 siswa yang merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran tersebut. Alasan yang diungkapkan siswa beragam, antara lain menambah pengetahuan, menambah pengalaman, menarik, penting, dan mendapatkan bekal ilmu untuk pembelajaran yang akan datang. Sementara itu, tiga siswa masih kurang senang dan kurang tertarik dengan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling karena masih kurang menyukai pembelajaran keterampilan menulis termasuk menulis buku harian karena harus mengingat-ingat pengalaman pribadi, menyusunnya kedalam kalimat yang efektif, dan harus menggunakan ejaan dan tanda baca yang benar. Aspek yang kedua, tanggapan siswa terhadap penjelasan peneliti mengenai metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Sebanyak 36 siswa menjawab bahwa penjelasan peneliti mudah dipahami karena sudah dijelaskan sebelumnya sehingga tinggal mendalami lagi, peneliti menjelaskan dengan menggunakan contoh model buku harian sehingga lebih menarik, dan peneliti bisa membuat situasi kelas yang meyenangkan. Sementara itu, empat siswa berpendapat bahwa penjelasan peneliti masih sulit dipahami.
Aspek yang ketiga, ketertarikan siswa terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran. Siswa yang menjawab tertarik metode pembelajaran langsung dan teknik modeling sebanyak 38 siswa. Alasan mereka beragam, seperti memudahkan untuk menemukan unsur-unsur buku harian, dan dapat membantu dalam belajar menulis buku harian. Sementara itu, dua siswa kurang tertarik dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dengan alasan masih belum paham, belum bisa menerapkan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling secara berkelompok, dan masih mengalami kesulitan. Aspek yang keempat, siswa mengalami kesulitan ketika menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran. Sebanyak empat siswa merasa mengalami kesulitan ketika menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dengan alasan masih kurang paham, bingung, dan kurang pengetahuan yang berhubungan dengan buku harian. Sementara itu, 36 siswa sudah tidak mengalami kesulitan ketika menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Aspek yang kelima, siswa memberikan pesan, kesan, dan saran terhadap penggunaan
metode
pembelajaran
langsung
dan
teknik
modeling
dalam
pembelajaran. Pada aspek ini sebanyak 40 siswa memberikan pesan, kesan, dan saran yang mendukung pembelajaran. Pesan yang disampaikan bahwa pembelajaran yang telah dilakukan sangat baik untuk menambah pengetahuan dan pengalaman untuk menggunakan metode yang baru dalam pembelajaran. Kesan setelah mengikuti
pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling di antaranya sebagian besar senang dengan pembelajaran yang telah dilakukan, menjadi mudah dipahami, dan menambah pengalaman. Saran yang diberikan siswa antara lain agar pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling juga dapat diajarkan di kelas VII yang lain karena dapat menambah pengetahuan dan pengalaman. 2) Jurnal Guru Jurnal guru merupakan hasil pengamatan peneliti tentang perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran. Aspek-aspek pengamatan yang terdapat dalam jurnal guru antara lain: (1) catatan mengenai kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran; (2) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (3) catatan tentang tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (4) catatan yang berisi tentang tanggapan siswa terhadap tugas pada kegiatan pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; dan (5) catatan yang berisi kejadiankejadian yang muncul pada saat pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran dan teknik modeling. Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus II ini terlihat lebih
baik, walaupun setiap awal pembelajaran keadaan siswa selalu ramai dan lebih tenang ketika peneliti mulai memberikan materi pembelajaran. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus II ini juga lebih baik daripada siklus I. Jumlah siswa yang bertanya mengenai kesulitan yang mereka hadapi juga lebih banyak. Siswa lebih suka bertanya ketika peneliti berkeliling mengamati pekerjaan siswa daripada ketika peneliti memberikan waktu untuk bertanya. Tanggapan siswa tentang metode pembelajaran langsung dan teknik modeling beragam. Beberapa siswa dengan antusias berlatih dan berkreasi menulis buku harian yang lebih baik daripada ketika siklus I. Selain itu, ada pula yang masih mengeluh karena mengalami kesulitan dalam menulis buku harian, khususnya dalam mengembangkan pengalaman pribadi menjadi sebuah buku harian yang baik dan benar. Tanggapan siswa ketika peneliti memberikan tugas juga beragam. Beberapa siswa mengerjakan tugas dengan serius dan sungguh-sungguh. Hal itu terlihat ketika peneliti memberikan tugas untuk mengerjakan soal tes menulis buku harian, siswasiswa tersebut memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk menyelesaikan soal dan mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Hal yang sama juga terlihat ketika siswa mendapat tugas untuk menulis buku harian, terlihat siswa berkonsentrasi dan
memanfaatkan waktu dengan baik untuk menemukan pengalaman pribadi yang mengesankan yang disertai waktu dan tempat kejadian secara tepat. Sementara itu, ada beberapa siswa yang masih belum bisa berkonsentrasi dengan baik dan belum sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas. Catatan lain tentang kejadian yang muncul ketika proses pembelajaran berlangsung, yaitu ketika siswa sedang melakukan aktivitas menulis buku harian dengan model yang telah ditentukan tiba-tiba mendapat gangguan dari luar, yaitu kelas VII yang lain baru selesai pelajaran olahraga sehingga suasana sempat gaduh. Gangguan dari luar tersebut memang tidak berpengaruh besar bagi siswa, tetapi mengganggu konsentrasi siswa yang sedang menulis. 4.1.3.2.3 Wawancara Wawancara pada siklus II ini juga dilakukan pada siswa yang memeroleh nilai tertinggi, sedang, dan rendah. Pertanyaan yang diajukan pada wawancara siklus II ini juga sama dengan siklus I yang meliputi: (1) pendapat siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (2) pendapat siswa tentang penjelasan peneliti mengenai metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (3) pendapat siswa tentang metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (4) kesulitan yang dihadapi siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam kegiatan menulis buku harian, (5) perasaan siswa dalam dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian melalui metode pembelajaran langsung
dan teknik modeling; dan (6) saran siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Pendapat siswa yang memeroleh nilai tertinggi tentang pembelajaran keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling bahwa siswa tersebut senang dan tertarik dengan pembelajaran karena dapat mengetahui metode pembelajaran langsung dan teknik modeling serta penjelasan peneliti tentang materi pelajaran mudah dipahami. Untuk siswa yang mendapat nilai sedang merasa senang dengan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling karena proses pembelajaran menyenangkan dan tidak monoton dalam pembelajaran menulis buku harian dari biasanya karena pada siklus II ada kegiatan membuat majalah dinding. Sementara itu, siswa yang mendapat nilai rendah juga berpendapat bahwa pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling menyenangkan, walaupun dia merasa masih perlu banyak berlatih menulis buku harian. Pendapat siswa tentang penjelasan peneliti mengenai metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus II ini, untuk siswa yang memeroleh nilai tertinggi merasa penjelasan peneliti mudah dipahami karena pernah dijelaskan sebelumnya sehingga tinggal mengulang materi pembelajaran. Untuk siswa yang mendapat nilai sedang merasa penjelasan peneliti mudah dipahami karena pada siklus II ini peneliti menggunakan contoh model buku harian sehingga materi pembelajaran
menjadi lebih jelas dan menarik. Untuk siswa yang mendapat nilai rendah juga merasa penjelasan peneliti mudah dipahami, tetapi dia masih kesulitan untuk mengembangkan unsur-unsur buku harian menjadi sebuah kalimat yang efektif. Pendapat siswa tentang metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada pembelajaran menulis buku harian siklus II ini, untuk siswa yang memeroleh nilai tertinggi berpendapat bahwa metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dapat membantu dalam menulis buku harian secara berkelompok dan bekerjasama. Siswa yang memeroleh nilai sedang berpendapat bahwa metode pembelajaran langsung dan teknik modeling sangat menarik dan membuat pembelajaran menulis buku harian menjadi lebih menyenangkan. Sementara itu, siswa yang memeroleh nilai rendah berpendapat bahwa metode pembelajaran langsung dan teknik modeling menarik, walaupun siswa tersebut masih mengalami kesulitan karena merasa baru pertama kali belajar menulis buku harian dengan metode ini. Pada pertanyaan mengenai kesulitan yang dihadapi siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, siswa yang memeroleh nilai tertinggi merasa sudah tidak mengalami kesulitan karena materi pelajaran sudah diajarkan sebelumnya sehingga menjadi lebih paham. Siswa yang memeroleh nilai sedang merasa kesulitan dalam penggunaan kalimat yang efektif dan pengkondisian kelompok. Siswa yang mendapat nilai rendah merasa kesulitan ketika
menulis pengalaman pribadi karena masih bingung dalam mengembangkan unsurunsur buku harian menjadi sebuah buku harian dengan tiga modelnya. Pada pertanyaan perasaan siswa dalam pembelajaran metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada kegiatan menulis buku harian, siswa yang memeroleh nilai tertinggi dan sedang menjawab dengan jawaban yang serupa. Kedua siswa merasa senang menulis buku harian pada siklus II ini karena bentuk model buku harian menarik disertai contoh catatan harian yang lebih jelas sehingga siswa bisa lebih memahami dalam menulis buku harian. Untuk siswa yang memeroleh nilai rendah merasa senang ketika menulis buku harian, meskipun masih sulit menulis buku harian dengan tiga model cara menulis buku harian karena jarang berlatih untuk menulis. Siswa yang memeroleh nilai tertinggi, sedang, dan rendah memberikan saran terhadap pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Siswa yang memeroleh nilai tertinggi memberikan saran agar pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dilanjutkan dan diajarkan di kelas yang lain karena akan membuat pelajaran menjadi lebih menarik dan meyenangkan. Siswa yang memeroleh nilai sedang memberikan saran agar pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling harus lebih dikembangkan agar hasilnya lebih baik. Siswa yang memeroleh nilai rendah memberikan saran agar metode pembelajaran langsung dan teknik modeling bisa
digunakan dalam pembelajaran keterampilan yang lain, tidak hanya keterampilan menulis buku harian.
4.1.3.2.4 Dokumentasi Dokumentasi siklus II ini berwujud rekaman video kegiatan siswa dalam pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Pengambilan dokumentasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling siklus II berlangsung. Gambar yang diambil terdiri atas: (1) aktivitas siswa ketika memperhatikan penjelasan peneliti tentang menulis buku harian; (2) aktivitas siswa ketika bertanya kepada peneliti; (3) aktivitas siswa ketika menulis buku harian; (4) aktivitas siswa ketika diskusi mengerjakan tugas dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (5) aktivitas siswa ketika menjawab pertanyaan dan mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya; dan (6) aktivitas siswa ketika mengisi jurnal siswa.
Berikut adalah gambar dan penjelasan hasil rekaman video pada saat pembelajaran menulis buku harian siklus II.
Gambar 8. Aktivitas Siswa Memperhatikan Penjelasan Peneliti Siklus II Pada gambar 8 terlihat aktivitas siswa ketika sedang memperhatikan penjelasan peneliti. Materi pembelajaran pada siklus II tidak jauh beda dengan siklus I, namun peneliti lebih menekankan pada model kedua penulisan buku harian melalui metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Siswa juga disuruh membuat
majalah dinding dengan menggunakan kertas lipat dan kertas asturo sesuai kreatifitas setiap kelompok sehingga ketertarikan siswa dalam menulis buku harian meningkat. Dengan adanya contoh model buku harian dan membuat majalah dinding buku harian selain membantu siswa juga diharapkan membuat suasana belajar menjadi lebih menarik. Gambar selanjutnya adalah aktivitas siswa ketika bertanya kepada peneliti dan meminta penjelasan kembali dari peneliti.
Gambar 9. Aktivitas Siswa ketika Bertanya kepada Peneliti Siklus II Pada gambar 9 terlihat aktivitas siswa ketika meminta penjelasan dari peneliti. Perilaku siswa dalam bertanya kepada peneliti pada siklus II ini masih seperti ketika
siklus I, yaitu siswa lebih suka bertanya kepada peneliti ketika peneliti mulai berkeliling untuk melihat pekerjaan siswa daripada ketika peneliti mempersilahkan siswa untuk bertanya. Jumlah siswa yang bertanya pada siklus II ini lebih banyak daripada siklus I. Terlihat pada gambar di atas salah seorang siswa bertanya kepada peneliti dan meminta penjelasan kembali materi yang masih dianggap sulit. Dengan bertanya ketika peneliti berkililing, siswa menjadi tidak malu untuk bertanya dan menjadi lebih dekat dengan peneliti. Gambar selanjutnya adalah aktivitas siswa ketika menulis buku harian.
Gambar 10. Aktivitas Siswa Menulis Buku Harian Siklus II
Pada gambar 10 terlihat aktivitas siswa ketika menulis buku harian. Pada siklus II ini, siswa lebih antusias ketika menulis buku harian karena mereka sudah paham dengan model buku harian yang akan dijadikan sebuah buku harian. Kegiatan yang dilakukan mulai dari mengingat pengalaman pribadi sampai mengembangkan unsur-unsur buku harian menjadi sebuah majalah dinding buku harian terlihat pada gambar di atas. Gambar selanjutnya adalah aktivitas siswa ketika berdiskusi mengerjakan tugas dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling.
Gambar 11. Aktivitas Siswa Berdiskusi Mengerjakan Tugas dengan Pembelajaran Langsung dan Teknik Modeling Siklus II
Pada gambar 11 terlihat aktivitas siswa berdiskusi mengerjakan tugas dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling secara berkelompok untuk menulis buku harian model kedua dijadikan sebuah majalah dinding. Pada siklus II ini kebiasaan yang salah pada siswa ketika proses menulis buku harian, seperti terlalu lama memikirkan pengalaman apa yang harus dijadikan buku harian, mengobrol, dan menggangu teman sudah tidak dilakukan. Konsentrasi siswa ketika proses menulis buku harian secara berkelompok juga sudah lebih baik. Gambar selanjutnya adalah aktivitas siswa ketika mengerjakan siswa saat menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan pembelajaran menulis buku harian.
Gambar 12. Aktivitas Siswa ketika Menjawab Pertanyaan dan Mempresentasikan Hasil Pekerjaan Kelompoknya Siklus II
Berdasarkan gambar 12 pada siklus II ini, siswa lebih bersungguh-sungguh dalam menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti. Siswa lebih serius dan antusias dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan tepat dan benar. Selain itu, siswa juga sudah mulai percaya diri saat mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya di depan kelas dengan diberi motivasi oleh peneliti. Gambar selanjutnya adalah aktivitas siswa ketika mengisi lembar jurnal siswa.
Gambar 13. Aktivitas Siswa Mengisi Lembar Jurnal Siswa Siklus II
Pada gambar 13 terlihat aktivitas siswa ketika mengisi lembar jurnal siswa. Lembar jurnal ini diisi pada akhir pertemuan kedua. Siswa menuliskan pendapat mereka pada lembar jurnal yang telah disediakan. Dari lembar jurnal siswa tersebut nantinya dapat diketahui sejauh mana tanggapan siswa tentang pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Jurnal siswa ini merupakan salah satu sumber data nontes pada pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Dari jurnal siswa juga nantinya dapat digunakan sebagai bahan refleksi siklus II.
4.1.3.3 Refleksi Siklus II Pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus II ini mendapatkan perhatian siswa yang lebih daripada pembelajaran siklus I. Siswa mulai tampak tertarik terutama pada tahap penerapan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling secara berkelompok pada siklus II ini siswa lebih paham dalam mengembangkan unsur-unsur buku harian ke dalam bentuk catatan harian dan pengalaman pribadi yang akan dijadikan sebuah buku harian. Selain itu, kebiasaan siswa yang salah seperti, siswa melamun saat guru memberikan materi, menulis buku harian dengan menganggu temannya, menulis buku harian sambil mengobrol, dan kurang konsentrasi terhadap pengalaman pribadi yang akan ditulis sudah berkurang. Bahkan siswa sudah mulai tahu cara menulis buku harian yang benar dan memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk menulis.
Pada siklus II ini target nilai rata-rata kelas keseluruhan indikator atau nilai komulatif sebesar 70 juga berhasil dicapai, bahkan terlampaui karena pada siklus II ini nilai rata-rata kelas komulatif mencapai 78,4. Hal ini berarti terjadi peningkatan dari nilai rata-rata pada siklus I. Berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi, perilaku siswa pada pembelajaran di siklus II ini juga lebih positif daripada siklus I, walaupun masih ada beberapa siswa yang masih sulit berkonsentrasi dan mengganggu siswa yang lain. Jadi, pada siklus II ini pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling sudah sesuai dengan target, maka penelitian mengenai peningkatan keterampilan menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling tidak dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
4.2 Pembahasan Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian yang dapat memperbaiki dan membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi peneliti dalam proses pembelajaran serta membantu dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi siswa. Penelitian ini terdiri atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri atas empat tahap, yaitu: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Siklus II merupakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I.
Berdasarkan hasil tes siklus I dapat diketahui bahwa tingkat keterampilan menulis buku harian siswa masih rendah, maka peneliti menindaklanjuti pada siklus II untuk mencapai target yang telah ditentukan. Pembahasan dalam penelitian ini meliputi pembahasan tentang peningkatan keterampilan menulis buku harian dan perubahan perilaku siswa setelah dilakukan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. 4.2.1 Peningkatan Keterampilan Menulis Buku Harian dengan Metode Pembelajaran Langsung dan Teknik Modeling pada Siswa Kelas VII E SMP N 30 Semarang Pembahasan hasil penelitian didasarkan pada hasil siklus I dan siklus II. Pembahasan hasil penelitian pada tiap siklusnya diperoleh dari data tes dan nontes. Hasil tes dan nontes siklus I dan siklus II digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan siswa dalam menulis buku harian dan perubahan perilaku siswa setelah dilakukan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Untuk mengetahui kondisi awal kemampuan siswa dalam menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, maka dilakukan tes siklus I. Hasil tes pada siklus I menunjukkan bahwa kemampuan awal para siswa sebesar 67,32. Hasil tes tersebut menunjukkan bahwa tingkat keterampilan awal siswa dalam menulis buku harian masih di bawah target yang telah ditentukan untuk siklus I dan II sebesar 70.
Untuk mengetahui peningkatan keterampilan siswa dalam menulis buku harian setelah dilakukan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling digunakan data tes yang diperoleh dari tes pada siklus I dan siklus II. Hasil tes pada siklus I akan dibandingkan dengan siklus II untuk mengetahui perubahan keterampilan siswa dari kondisi awal hingga setelah dilakukan pembelajaran keterampilan menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Pada siklus I dan siklus II ditargetkan nilai rata-rata kelas keseluruhan indikator atau nilai komulatif sebesar 70. Berikut ini uraian peningkatan keterampilan menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus I dan siklus II. Tabel 26. Perbandingan Peningkatan Keterampilan Menulis Buku Harian Siklus I dan II Siklus I No.
Siklus 2
Kategori Frekuensi
Bobot
Frekuensi
Bobot
1.
Sangat Baik
0
0
2
187
2.
Baik
12
896
38
2949
3.
Cukup
26
1691
0
0
4.
Kurang
2
106
0
0
40
2693
40
3136
Jumlah Nilai rata-rata
2693 = 67,32 40
3136 = 78,4 40
Berdasarkan tabel 26 di atas terlihat bahwa nilai rata-rata kelas pada siklus I mencapai 67,32. Nilai rata-rata kelas tersebut termasuk dalam kategori cukup. Setelah pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 78,4 dan termasuk dalam kategori baik. Terlihat bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas atau nilai komulatif setelah pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Peningkatan nilai rata-rata kelas atau nilai komulatif dengan persentase sebesar 16,44%.
Tabel 27. Perbandingan Nilai Tiap Indikator Siklus I dan II
No.
Indikator
1.
Kualitas isi
2.
Kelengkapan unsur buku harian
Nilai rata-rata Siklus I
Peningkatan
Siklus II
(%)
74
80,5
8,8
60,5
79
30,6
78,5
81
3,18
69
80
33,3
3.
Ejaan dan tanda baca
4.
Pilihan kata
5.
Keefektifan kalimat
48,5
74
7,30
6.
Kohesi dan koherensi
64,5
70
6,90
7.
Kerapian tulisan
79,5
87
8,60
Berdasarkan tabel 27 di atas dapat diketahui peningkatan yang terjadi pada tiap indikator. Pada indikator kualitas isi, hasil tes keterampilan awal siswa menunjukkan nilai rata-rata keterampilan awal siswa pada siklus I sebesar 74, sedangkan pada siklus II 80,5. Berdasarkan hasil tersebut terlihat peningkatan keterampilan siswa pada indikator ini sebesar 8,8%. Awalnya siswa kurang mengerti kualitas isi yang harus ada dalam buku harian. Mereka hanya tahu kalau buku harian hanyalah pencurahan isi hati saja tanpa memperhatikan kualitas isi topik yang menarik untuk dibaca. Pada tahap siklus I, kebanyakan siswa belum bisa membuat topik buku harian yang menarik. Saat pembelajaran siklus II, siswa dibantu model buku harian kedua yang akan dijadikan sebuah majalah dinding sehingga siswa tertarik dan bisa membuat topik yang menarik. Hasilnya, pada siklus II 40 siswa mampu menuliskan topik buku harian yang menarik. Nilai rata–rata siswa pada siklus ini masuk dalam kategori baik. Pada Indikator yang kedua adalah kelengkapan unsur buku harian. Pada indikator ini, nilai rata–rata pada tahap siklus I adalah 60,5. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 8,8% atau dengan nilai rata-rata siswa mencapai 79. Nilai tersebut termasuk dalam kategori baik. Pada tahap siklus I, dalam menulis buku harian siswa hanya mampu menyebutkan tiga unsur menulis buku harian. Sehingga mereka memeroleh nilai ratarata dalam kategori kurang. Setelah melakukan pengamatan terhadap contoh model
buku harian pada siklus II, peneliti memberi penjelasan tentang semua unsur-unsur buku harian sehingga siswa lebih mengerti dalam menuliskan unsur-unsur buku harian. Hasilnya tulisan siswa pada siklus II masuk dalam kategori baik. Pada Indikator ejaan dan tanda baca untuk tahap siklus I nilai rata–ratanya adalah 78,5, sedangkan pada siklus II nilai rata–rata siswa menacapai 81. Jadi, peningkatan keterampilan menulis buku harian pada indikator ini adalah 3,18%. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam penggunaan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Banyak sekali terdapat kesalahan yang peneliti temukan dalam lembar hasil kerja siswa. Kesalahan–kesalahan yang ada antara lain dalam pemakaian huruf kapital, kata hubung yang diletakkan di awal kalimat, serta pemakaian tanda baca yang kurang tepat. Saat pembelajaran siklus II, peneliti menunjukkan kekurangan–kekurangan yang terjadi pada penulisan buku harian tahap siklus I. Hal serupa juga peneliti lakukan pada siklus II. Akhirnya, pada akhir pembelajaran nilai rata–rata siswa dalam indikator ini masuk dalam kategori baik. Pada Indikator yang keempat adalah pilihan kata. Pada indikator pilihan kata, nilai rata–rata pada tahap siklus I adalah 69, sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan nilai rata–rata siswa mencapai 80. Jadi, dapat dihitung besarnya persentase peningkatan pada indikator pilihan kata dari tahap siklus I sampai siklus II sebesar 33,3%.
Hasil menulis buku harian siswa pada indikator pilihan kata tahap siklus I termasuk dalam kategori cukup. Masih banyak dijumpai kata yang tidak sesuai dengan situasi, kurang bervariasi, dan belum ekspresif dalam penulisan buku harian. Siswa dalam menggunakan pilihan kata sudah baik, namun siswa kesulitan dalam memanfaatkan kata–kata yang variatif. Akibatnya, hasil tulisan siswa pada tahap siklus I belum mencapai dalam kriteria buku harian yang baik. Pada siklus II, peneliti membagikan contoh model buku harian untuk diamati. Kegiatan pengamatan ini sangat efektif untuk mengembangkan perbendaharaan kosakata siswa. Kegiatan pengamatan di kelas serta imbauan peneliti untuk banyak membaca buku harian di rumah menjadikan nilai siswa pada indikator ini masuk dalam kategori baik. Pada indikator yang kelima adalah keefektifan kalimat. Hasil tes siklus I pada indikator ini menunjukkan tingkat keterampilan siswa pada indikator tersebut sebesar 48,5, sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan yang mencolok sebesar 74. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan dari siklus I sampai siklus II sebesar 7,30%. Siswa mengalami kesulitan dalam penulisan kalimat efektif karena mereka masih menggunakan kalimat yang panjang dan bertele-tele. Pada siklus II ini, siswa sudah bisa menulis dengan menggunakan kalimat yang efektif dengan baik. Mereka sudah mulai bisa menulis kalimat yang singkat, padat, dan jelas serta menarik. Sehingga hasil nilai rata-rata untuk indikator ini berada dalam kategori baik. Pada Indikator yang keenam adalah kohesi dan koherensi. Nilai rata-rata siswa pada tahap siklus I berada dalam kategori cukup, yaitu 64,5, sedangkan pada siklus II
mencapai nilai rata-rata 70 dan termasuk dalam kategori baik. Jadi, persentase peningkatan hasil tes menulis buku harian pada indikator kohesi dan koherensi adalah 6,90%. Pada siklus I siswa masih mengalami kesulitan menentukan kohesi dan koherensi dalam menulis buku harian. Hal ini ditandai dengan hasil nilai rata-rata siswa pada tahap siklus I yang masih dalam kategori cukup. Masih ada beberapa anak yang belum melakukan keterpaduan antarkalimat dan antarparagraf yang jelas. Setelah dilakukan pembelajaran dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus II, kemampuan siswa dalam menentukan kohesi dan koherensi dalam menulis buku harian semakin meningkat. Siswa telah mampu menentukan kohesi dan koherensi yang saling berkaitan. Sehingga pada siklus II ini memeroleh nilai rata-rata dalam kategori baik. Pada indikator terakhir adalah kerapian tulisan. Nilai rata–rata siswa pada tahap siklus I berada dalam kategori baik, yaitu 79,5, sedangkan pada siklus II mencapai nilai rata-rata 87 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Jadi, persentase peningkatan hasil tes menulis buku harian pada indikator ini adalah 8,60%. Pada siklus I siswa masih mengalami kesulitan dalam merapikan tulisan karena dalam menulis buku harian masih banyak terdapat coretan. Namun pada lembar kerja siswa secara keseluruhan hasil tulisan buku harian mereka sudah mencapai kategori baik. Setelah dilakukan pembelajaran dengan metode pembelajaran langsung dan
teknik modeling pada siklus II, kemampuan siswa dalam menentukan kerapian tulisan buku harian semakin meningkat. Siswa telah mampu belajar menulis buku harian dengan rapi dan jelas tanpa ada coretan. Sehingga pada siklus II ini memeroleh nilai rata-rata dalam kategori sangat baik. Dari hasil pembahasan di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan keterampilan menulis buku harian siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang setelah dilakukan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. 4.2.2 Perubahan Perilaku Siswa setelah Dilakukan Pembelajaran Menulis Buku Harian dengan Metode Pembelajaran Langsung dan Teknik Modeling Selama proses
pembelajaran
menulis
buku
harian
dengan
metode
pembelajaran langsung dan teknik modeling dilakukan juga pengamatan terhadap perilaku siswa. Pengamatan dilakukan mulai dari siklus I sampai siklus II berakhir. Proses pengamatan dilakukan melalui instrumen nontes yang berupa observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Dari hasil observasi dapat dilihat perubahan perilaku siswa. Pedoman observasi yang digunakan pada siklus I sama dengan yang digunakan pada siklus II. Aspek-aspek dalam observasi meliputi atas sikap positif dan sikap negatif. Sikap positif siswa dalam proses pembelajaran antara lain: (1) siswa memperhatikan
pelajaran dengan sungguh-sungguh; (2) siswa menulis buku harian dengan sungguhsungguh; (3) siswa membaca buku harian dengan penuh perhatian; (4) siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran; (5) siswa mengerjakan tugas dari peneliti dengan sungguh-sungguh; dan (6) siswa tidak mengganggu teman. Adapun sikap negatif siswa antara lain: (1) siswa meremehkan penjelasan dari peneliti; (2) siswa meremehkan kegiatan menulis buku harian; (3) siswa enggan melakukan kegiatan membaca buku harian; (4) siswa enggan bertanya ketika mengalami kesulitan; (5) siswa mengeluh ketika diberi tugas oleh peneliti; dan (6) siswa suka mengganggu teman. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I dan siklus II dapat diketahui perubahan perilaku siswa. Terjadi penambahan jumlah siswa yang melakukan sikap positif dan terjadi penurunan jumlah siswa yang melakukan sikap negatif. Pada aspek observasi positif siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguhsungguh, jumlah siswa yang memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh pada siklus II lebih besar daripada jumlah siswa pada siklus I. Sementara itu, aspek negatif siswa siswa meremehkan penjelasan dari peneliti, jumlah siswa yang meremehkan penjelasan dari peneliti pada siklus II lebih sedikit daripada jumlah siswa pada siklus I. Pada aspek observasi positif siswa menulis buku harian dengan sungguhsungguh, jumlah siswa yang menulis buku harian dengan sungguh-sungguh pada
siklus II lebih banyak daripada siklus I. Sementara itu, pada aspek negatif siswa meremehkan kegiatan menulis buku harian, jumlah siswa yang meremehkan kegiatan menulis buku harian pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I. Pada aspek observasi positif siswa membaca buku harian dengan penuh perhatian, jumlah siswa yang membaca buku harian dengan penuh perhatian pada siklus II lebih banyak daripada siklus I. Sementara itu, pada aspek observasi negatif siswa enggan melakukan kegiatan membaca buku harian, jumlah siswa yang enggan membaca pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I. Pada aspek observasi siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran, jumlah siswa yang aktif bertanya pada siklus II lebih banyak daripada siklus I. Sementara itu, pada aspek observasi negatif siswa enggan bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran, jumlah siswa yang enggan bertanya pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I. Pada aspek observasi positif siswa mengerjakan tugas dari peneliti dengan sungguh-sungguh, jumlah siswa yang mengerjakan tugas dari peneliti dengan sungguh-sunguh pada siklus II lebih banyak daripada siklus I. Sementara itu, pada aspek observasi negatif siswa mengeluh ketika mendapatkan tugas dari peneliti, jumlah siswa yang mengeluh ketika mendapatkan tugas dari peneliti pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I.
Aspek observasi yang terakhir adalah siswa tidak mengganggu teman, jumlah siswa yang tidak mengganggu teman pada siklus II lebih banyak daripada siklus I. Sementara itu, pada aspek observasi negatif siswa suka mengganggu teman, jumlah siswa yang mengganggu teman pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I. Berdasarkan hasil observasi di atas jumlah siswa pada keseluruhan aspek observasi positif meningkat pada siklus II. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar siswa pada siklus II berperilaku positif daripada siklus I. Sementara itu, pada aspek observasi negatif, jumlah siswa yang berperilaku negatif pada keseluruhan aspek observasi negatif berkurang pada siklus II. Dengan kata lain bahwa sebagian kecil siswa berperilaku negatif pada siklus I. Jadi, dari siklus I ke siklus II pada aspek observasi perilaku positif mengalami peningkatan, sedangkan pada aspek observasi negatif mengalami penurunan. Perubahan perilaku siswa juga dapat dilihat dari jurnal, baik jurnal siswa maupun jurnal peneliti. Pada jurnal siswa dapat diketahui pendapat siswa tentang pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Jurnal siswa yang diberikan terdiri atas lima pertanyaan dan diisi secara individu. Lima pertanyaan itu meliputi: (1) pendapat siswa tentang pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (2) pendapat siswa tentang cara penjelasan peneliti; (3) ketertarikan siswa terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dan penerapannya pada menulis buku harian; (4) pendapat siswa tentang kesulitan dari metode pembelajaran langsung
dan teknik modeling; dan (5) pesan, kesan, dan saran siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran menulis buku harian. Pada aspek yang pertama, yaitu perasaan siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian. Jumlah siswa yang merasa senang pada siklus II lebih banyak daripada siklus I. Sementara itu, jumlah siswa yang merasa tidak senang pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I. Aspek yang kedua, yaitu tanggapan siswa terhadap penjelasan peneliti mengenai metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Jumlah siswa yang merasa penjelasan peneliti mudah dipahami pada siklus II lebih banyak daripada siklus I. Sementara itu, jumlah siswa yang merasa penjelasan peneliti sulit dipahami pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I. Aspek yang ketiga, yaitu ketertarikan siswa terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran. Jumlah siswa yang merasa tertarik terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus II lebih banyak daripada jumlah siswa pada siklus I. Sementara itu, jumlah siswa yang merasa tidak tertarik, pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I. Aspek yang keempat, yaitu siswa mengalami kesulitan ketika menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran. Jumlah siswa yang mengalami kesulitan dalam menggunakan metode pembelajaran langsung
dan teknik modeling dalam pembelajaran pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I. Sementara itu, jumlah siswa yang tidak mengalami kesulitan pada siklus II lebih banyak daripada siklus I. Aspek yang terakhir, yaitu siswa memberikan pesan, kesan, dan saran terhadap penggunaan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran. Pada siklus I maupun siklus II keseluruhan siswa memberikan pesan, kesan, dan saran terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil jurnal siswa di atas, terjadi perubahan respon pembelajaran ke arah yang lebih baik dari siklus I ke siklus II. Jurnal guru merupakan hasil pengamatan peneliti tentang perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran. Aspek-aspek pengamatan yang terdapat dalam jurnal guru antara lain: (1) catatan mengenai kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran; (2) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (3) catatan tentang tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (4) catatan yang berisi tentang tanggapan siswa terhadap tugas pada kegiatan pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; dan (5) catatan yang berisi kejadiankejadian yang muncul pada saat pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling.
Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran lebih baik pada siklus II daripada siklus I. Hal ini terlihat ketika pembelajaran siklus I akan dimulai, masih banyak siswa yang terkadang tidak memperhatikan pelajaran, sedangkan pada siklus II, ketika pembelajaran dimulai, siswa mulai memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan peneliti. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus II lebih baik daripada siklus I. Hal tersebut terlihat dari banyaknya siswa yang aktif bertanya ketika mengalami kesulitan. Jumlah siswa yang aktif bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran pada siklus II lebih besar daripada siklus I. Tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran pada siklus I sebagian besar siswa masih merasa kesulitan ketika proses merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat efektif , sedangkan pada siklus II menurun hingga sebagian kecil siswa yang masih mengalami kesulitan sudah mulai bisa mengatasinya. Hal ini disebabkan peneliti menggunakan media yang menarik berupa model buku harian dalam bentuk majalah dinding. Peneliti juga berusaha menjelaskan aspek penggunaan kalimat efektif secara langsung kepada siswa agar siswa lebih memahami cara merangkai kalimat yang efektif.
Catatan-catatan
lain
tentang
kejadian
yang muncul selama
proses
pembelajaran berlangsung hampir sama pada siklus I dan siklus II, yaitu adanya gangguan dari luar. Pada siklus I gangguan dari luar ketika proses pembelajaran pertemuan pertama, dan kedua muncul dari kelas yang lain karena kelas VII yang lain sedang tidak ada pembelajaran. Sementara itu, gangguan pada siklus II muncul pada pertemuan kedua ketika proses menulis buku harian, ada kelas yang baru selesai mengikuti pelajaran olahraga sehingga membuat suasana gaduh dan mengganggu konsentrasi. Wawancara dilakukan di luar jam pelajaran terhadap siswa yang memeroleh nilai tertinggi, sedang, dan rendah. Kegiatan wawancara ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan yang diberikan siswa dalam pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Hal-hal yang diungkap dalam wawancara adalah (1) pendapat siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (2) pendapat siswa tentang penjelasan peneliti mengenai metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (3) pendapat siswa tentang metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (4) kesulitan yang dihadapi siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam kegiatan menulis buku harian; (5) perasaan siswa dalam kegiatan menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; dan (6)
saran siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Pendapat siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Untuk siswa yang memeroleh nilai tertinggi pada siklus I maupun siklus II merasa senang dengan pembelajaran dengan alasan dapat mempelajari metode pembelajaran langsung dan teknik modeling serta penjelasan peneliti mudah dipahami, selain itu pembelajaran tersebut merupakan pembelajaran yang menarik dan menantang. Untuk siswa yang memeroleh nilai sedang pada siklus I dan siklus II juga merasa tertarik dengan pembelajaran karena pembelajaran menyenangkan dan dapat menambah wawasan. Untuk siswa yang memeroleh nilai rendah pada siklus I merasa kurang tertarik dengan pembelajaran karena kurang menyukai keterampilan menulis buku harian, sedangkan siswa yang memeroleh nilai rendah pada siklus II merasa tertarik, walaupun masih mengalami kesulitan. Pendapat siswa tentang penjelasan peneliti mengenai metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, untuk siswa yang memeroleh nilai tertinggi pada siklus I dan II merasa penjelasan peneliti mudah dipahami karena runtut dan disertai contoh dan pada siklus I materi pembelajaran merupakan materi yang sudah diajarkan sebelumnya. Untuk siswa yang memeroleh nilai sedang pada siklus I dan II juga merasa penjelasan peneliti mudah dipahami karena selama proses pembelajaran peneliti bisa menciptakan kondisi kelas yang menyenangkan dan penggunaan metode
serta teknik yang tepat sehingga pembelajaran menjadi menarik. Untuk siswa yang memeroleh nilai rendah pada siklus I dan siklus II merasa penjelasan peneliti masih sulit dipahami karena siswa masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Pendapat siswa tentang metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, untuk siswa yang mendapat nilai tertinggi pada siklus I merasa tertantang dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, sedangkan siswa yang mendapat nilai tertinggi pada siklus II berpendapat bahwa metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dapat melatih kerjasama tim secara berkelompok dalam berdiskusi memecahkan masalah. Untuk siswa yang mendapat nilai sedang pada siklus I dan siklus II merasa tertarik dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling karena dapat menambah pengetahuan dan membuat pelajaran jadi menarik. Untuk siswa yang memeroleh nilai rendah pada siklus I merasa bahwa metode pembelajaran langsung dan teknik modeling sedikit membosankan, sedangkan siswa yang memeroleh nilai rendah pada siklus II merasa metode pembelajaran langsung dan teknik modeling menarik, walaupun masih mengalami kesulitan. Kesulitan yang dihadapi siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam kegiatan menulis buku harian, untuk siswa yang memeroleh nilai tertinggi pada siklus I dan siklus II merasa belum mengalami kesulitan yang berarti. Untuk siswa yang memeroleh nilai sedang pada siklus I merasa kesulitan dalam menentukan kohesi dan koherensi saat penulisan buku harian, sedangkan siswa yang memeroleh nilai sedang pada siklus II merasa kesulitan dalam
mengembangkan pilihan kata yang sesuai dengan situasi, dan kalimat yang ekspresif. Untuk siswa yang mendapat nilai rendah pada siklus I dan siklus II sama-sama merasa kesulitan karena kurang memiliki kemauan belajar yang tinggi untuk berlatih menulis buku harian secara berkelompok. Perasaan siswa dalam kegiatan menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Untuk siswa yang memeroleh nilai tertinggi pada siklus I dan siklus II sama-sama merasa senang dapat menulis buku harian. Untuk siswa yang memeroleh nilai sedang pada siklus I dan II juga merasa senang dapat menulis buku harian, meskipun harus berlatih lagi. Untuk siswa yang memeroleh nilai rendah pada siklus I merasa kesulitan dengan proses penerapan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dan ingin berlatih lagi, sedangkan siswa yang memeroleh nilai rendah pada siklus II merasa senang, walaupun masih mengalami kesulitan. Saran
siswa
terhadap
pembelajaran
menulis
buku
harian
dengan
menggunakan perasaan siswa kegiatan menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Siswa yang memeroleh nilai tertinggi, sedang, dan rendah pada siklus I memberikan saran, yaitu siswa yang mendapat nilai tertinggi memberikan saran agar pembelajaran yang akan datang lebih menarik dan menyenangkan lagi. Siswa yang mendapat nilai sedang memberikan saran kepada peneliti agar tetap bisa menciptakan kondisi kelas yang meyenangkan dan suara peneliti lebih diperkeras lagi. Sementara itu, siswa yang mendapat nilai
rendah memberikan saran agar dijelaskan kembali tentang perasaan siswa kegiatan menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dan dilatih kembali cara menulis buku harian yang benar. Siswa yang memeroleh nilai tertinggi, sedang, dan rendah pada siklus II memberikan saran, yaitu siswa yang memeroleh nilai tertinggi memberikan saran agar pembelajaran menulis buku harian metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dilanjutkan dan diajarkan di kelas yang lain karena akan membuat pelajaran menjadi lebih menarik. Siswa yang memeroleh nilai sedang memberikan saran agar pembelajaran dapat lebih efektif dan meyenangkan. Siswa yang memeroleh nilai rendah memberikan saran agar kegiatan menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling bisa digunakan dalam pembelajaran keterampilan yang lain, tidak hanya keterampilan menulis buku harian. Perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih baik juga dapat dilihat dari hasil dokumentasi. Pengambilan dokumentasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling siklus I dan II berlangsung. Gambar yang diambil terdiri atas (1) aktivitas siswa ketika memperhatikan penjelasan peneliti tentang menulis buku harian; (2) aktivitas siswa ketika bertanya kepada peneliti; (3) aktivitas siswa ketika menulis buku harian; (4) aktivitas siswa berdiskusi mengerjakan tugas dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (5) aktivitas siswa ketika menjawab pertanyaan dan mempersentasikan hasil pekerjaan kelompoknya; dan (6) aktivitas
siswa ketika mengisi jurnal siswa. Berikut ini adalah perbandingan gambar pada siklus I dan siklus II.
Siklus I
Siklus II
Gambar 14. Perbandingan Aktivitas Siswa Ketika Memperhatikan Penjelasan Peneliti Pada gambar 14 terlihat perbandingan kondisi siswa ketika memperhatikan penjelasan peneliti pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I tampak beberapa siswa masih meremehkan penjelasan peneliti, tetapi pada siklus II siswa mulai memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan peneliti.
Siklus I
Siklus II
Gambar 15. Perbandingan Aktivitas Siswa ketika Bertanya kepada Peneliti
Berdasarkan gambar 15 terlihat pada siklus I dan II beberapa orang siswa berani bertanya kepada peneliti. Pada dua siklus, kebiasaan siswa masih sama, yaitu berani bertanya ketika peneliti berkeliling untuk mengawasi pekerjaan siswa, walaupun peneliti sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Perbedaan dari siklus I dan siklus II ada pada jumlah siswa yang bertanya. Pada siklus II jumlah siswa yang bertanya lebih banyak dari siklus I.
Siklus I
Siklus II
Gambar 16. Perbandingan Aktivitas Siswa Menulis Buku Harian Gambar 16 menunjukkan pada proses menulis buku harian pada siklus I ada siswa yang bersunguh-sunguh, namun ada pula yang meremehkan. Hal ini bertolak belakang pada siklus II, yaitu siswa sudah mulai serius ketika menulis buku harian tanpa meremehkan materi pelajaran. Perbedaan siklus I dan II, yaitu jumlah siswa yang bersungguh-sunguh pada siklus II lebih banyak daripada siklus I. Hal ini disebabkan siswa sudah paham tentang topik berita yang akan mereka tulis.
Siklus I
Siklus II
Gambar 17. Perbandingan Aktivitas Siswa Berdiskusi Mengerjakan Tugas dengan Metode Pembelajaran Langsung dan Teknik Modeling Pada gambar 17 terlihat perbandingan aktivitas siswa ketika berdiskusi mengerjakan tugas dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dan pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I terlihat banyak siswa yang masih melakukan
kesalahan atau melakukan hal-hal yang membuat kegiatan diskusi menjadi kurang efektif. Hal tersebut antara lain seperti mengangkat buku harian ketika membaca, mengobrol, dan menganggu teman. Pada pembelajaran siklus II, peneliti memberikan masukan kepada siswa tentang cara berdiskusi yang benar sehingga pada siklus II kebiasaan melakukan hal-hal yang tidak perlu dilakukan ketika berdiskusi sudah mulai berkurang.
Siklus I
Siklus II
Gambar 18. Perbandingan Aktivitas Siswa ketika Menjawab Pertanyaan dan Mempresentasikan Hasil Pekerjaan Kelompoknya
Gambar 18 merupakan perbandingan kondisi siswa ketika menjawab pertanyaan dan mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I beberapa siswa masih kurang serius ketika menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti, menanyakan jawaban kepada siswa yang lain dan masih tidak berani saat mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya di depan kelas. Peneliti melakukan pendekatan kepada siswa yang kurang berkonsentrasi ketika menjawab pertanyaan dan mempresentasilkan hasil pekerjaannya. Pada siklus II para siswa sudah mulai memanfaatkan waktu dengan baik untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan dan lebih konsentrasi serta percaya diri ketika mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya di depan kelas.
Siklus I
Siklus II
Gambar 19. Perbandingan Aktivitas Siswa ketika Mengisi Jurnal Siswa
Pada gambar 19 terlihat perbandingan aktivitas siswa ketika mengisi lembar jurnal siswa pada siklus I dan siklus II. Pada dua siklus tersebut, para siswa sudah mengisi lembar jurnal siswa dengan baik sesuai dengan apa yang mereka alami. Siswa-siswa memberikan pendapat, menyatakan perasaan mereka, dan memberikan saran tentang proses pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan perilaku siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang ke arah yang lebih positif setelah dilakukan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling.
BAB V PENUTUP
5.1
Simpulan Berdasarkan data-data, analisis, dan pembahasan dalam penelitian ini yang
telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil simpulan sebagai berikut. 1) Keterampilan menulis buku harian siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang tahun ajaran 2008/2009 setelah mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling telah terbukti mengalami peningkatan. Hasil siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 67,32, sedangkan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 78,4. Hal ini menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 16,44%. 2) Perilaku siswa VII E SMP Negeri 30 Semarang tahun ajaran 2008/2009 setelah mengikuti pembelajaran keterampilan menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling mengalami perubahan. Perubahan-perubahan tingkah
laku siswa ini dapat
dibuktikan dari hasil data nontes yang berupa observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi video. Perubahan tingkah laku siswa dapat dilihat secara jelas pada 185
saat pembelajaran. Berdasarkan hasil data nontes pada siklus I, masih tampak tingkah laku negatif siswa saat pembelajaran berlangsung. Pada siklus II tingkah laku negatif siswa semakin berkurang dan tingkah laku positif siswa semakin bertambah.
5.2
Saran Atas dasar simpulan hasil penelitian, maka saran yang dapat peneliti
sampaikan adalah sebagai berikut: 1) Guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia kiranya dapat menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling sebagai salah satu alternatif metode dan teknik pembelajaran dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Dengan teknik tersebut telah terbukti dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis buku harian. Selain itu, metode dan teknik ini juga membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan meyenangkan. Hal ini disebabkan siswa diajak untuk belajar bekerjasama secara berkelompok dalam menulis buku harian dengan menggunakan model-model buku harian yang dapat dimanfaatkan siswa untuk menambah wawasan dan diharapkan mampu membuat proses pembelajaran bahasa khususnya pada aspek keterampilan menulis menjadi lebih bervariasi; 2) Siswa bisa merasakan manfaat dari penggunaan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling dalam pembelajaran yang lebih
lanjut. Dengan metode dan teknik tersebut dapat diketahui kemampuan siswa dalam bekerjasama untuk memecahkan masalah, sehingga siswa akan semakin semangat untuk mengembangkan keterampilan yang dimilikinya kemudian hari. Tidak menutup kemungkinan bagi siswa untuk menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada pelajaran yang lain; dan 3) Para peneliti yang menekuni bidang penelitian bahasa Indonesia kiranya dapat melakukan penelitian-penelitian pengembangan yang lebih lanjut mengenai keterampilan menulis buku harian. Upaya-upaya peningkatan keterampilan siswa, khususnya keterampilan membaca, akan menambah wawasan dan pengetahuan serta akan membantu guru untuk memecahkan hambatan-hambatan yang sering kali muncul dalam proses pembelajaran bahasa.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Akhadiah, Sabarti dkk. 1997. Menulis 1. Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto, Suharsimi. 2004. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Darmadi. 1996. Tujuan dan Manfaat Menulis. Jakarta: Prestasi Aksara. Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning, CTL). Jakarta. Depdiknas. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta.
Dina. 2008. Catatan Kilas Balik Perkembangan Psikologis. http://namae-wadina.blogspot.com//html.2008/02/08/08:15pm. Djuharie, Setiawan dan Suherli. 1997. Panduan Membuat Karya Tulis. Bandung: Yamaha Widya. Enre, Fachrudin Ambo. 1988. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Depdikbud. Freire, Paulo. 2000. Pendidikan sebagai Proses. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: ANDI. Gilangsari. 2005. Peningkatan Keterampilan Menulis Pengalaman Pribadi melalui Teknik Modeling dengan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas VII D SMP Negeri 38 Semarang Tahun Ajaran 2004/2005. Skripsi. Semarang:Unnes. 188
Hamzah. 2001. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Hamzah. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Harjanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hastuti, Sri. 1996. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud. Hernanowo. 2006. Menulis Tentang Diri Sendiri. http://pelitaku.sabda.org/menulis_tentang_diri_sendiri(15.12.2007/12:40 pm. Hidayat, Kosadi dan Rahmina Iim. 1991. Perencanaan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Bina Cipta. Istiqomah. 2006. Optimalisasi Keterampilan Menulis Buku Harian dengan Pendekatan Kontekstual Komponen Pemodelan pada Siswa Kelas VII A SMPN 1 Wonodringgo, Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2005/2006. Skripsi. Semarang:Unnes.
Kosasih, dkk. 2005. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP kelas 1,2, dan 3. Bandung: Pustaka Setia. Larsen, Diane. 2001. Techniques and Principles in Language Teaching. London: Oxford University Press. Lestari. 2005. Peningkatan Tujuh Aspek Keterampilan Menulis Surat Pribadi dengan Pendekatan Kontekstual Komponen Pemodelan pada Siswa Kelas V SDN Pedurungan Tengah 02 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005. Skripsi. Semarang:Unnes. Maryati. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia 1 untuk SMP Kelas VII. Semarang: Aneka Ilmu. Masri, Ali. 2004. Memadukan Konsep Menulis Ilmiah. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Nasution. 2004. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Nasution, Denny. 2005. Pada Mulanya http://sophieway.wordpress.com/./2007/10/23/09:15pm.
adalah
Diari.
Nugroho. 2007. Menulis untuk Sebuah Kenikmatan. Jakarta: Prestasi Pustaka. Nur. 2001. Pengajaran Langsung.www.pusker.net. (diunduh 01-18.2008 9:35 pm). Nurhadi, dkk. 2007. Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VII. Malang: Erlangga.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: PT BPFE. Parera, Jos Daniel. 1993. Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta: Erlangga. Pardjimin. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesi untuk SMP/MTS Kelas VII. Bogor: Yudhistira. Pramukawati. 2006. Peningkatan Kemampuan Masyarakat Belajar pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 40 Semarang Tahun Ajaran 2005/2006. Skripsi. Semarang:Unnes. Prihatini, Mutia. 2007. Lewat Buku Harian Menggali Potensi Diri. http://grelovejogja.wordpress.com/category/psikologi/15.10.07/12:34pm. Riani. 2007. Menulis Buku Harian. http://id.wikipedia.org/wiki/buku_harian:(15 November 2007 12:17pm). Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sagala, Syaiful. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Subyakto, Sri Utari dan Nababan. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia. Subyantoro. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Rumah Indonesia. Sudijono, Anas. 1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada. Sujanto. 1998. Keterampilan Berbahasa Membaca-Menulis-Berbicara untuk Matakuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. FKIP Uncen Jayapura. Sumardi, Muljanto. 1992. Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC. Syafi’ie Imam, dkk. 1997. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka. Tarigan, Hendry Guntur. 1991. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Angkasa. Tarigan, Hendry Gundur. 1986. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tim Cendekia. 2004. Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Jakarta: Ganeca Exact. Tim Pelatihan Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: Depdikbud. Wagiran dan Doyin. 2005. Curah Gagasan Langkah Awal Menulis Karya Ilmiah. Semarang: Rumah Indonesia. Wardani, dkk. 2006. Penelitian Tidakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wibowo, Mungin Eddy dkk. 2006. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: Unnes. Wikipedia. 2008. Buku Harian. http://id.wikipedia.org/wiki/Buku_harian /2008/03/20/10:18pm.
Winarti. 2001. Peningkatan Keterampilan Menulis Catatan Harian dengan Pendekatan Keterampilan Proses pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Warung Asem Tahun Ajaran 200/2001. Skripsi. Semarang:UNNES. Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo.
193
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Nama Sekolah
: SMP Negeri 30 Semarang
Mata Pelajaran
: Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester
: VII/I
Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam buku harian dan surat pribadi. Kompetensi Dasar
: 4.1. Menulis buku harian atau pengalaman pribadi dengan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar.
Indikator
: 1) Mampu menuliskan pokok-pokok pengalaman yang terjadi dalam satu hari. 2) Mampu secara rutin menulis dalam buku harian dengan bahasa yang ekspresif. 3) Mampu menulis pengalaman, pikiran, dan perasaan pada buku harian dengan memperhatikan cara pengungkapannya.
Alokasi Waktu
: 2 x 40 ( 2 x pertemuan )
1. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu menulis buku harian dengan bahasa yang baik dan benar. 2. Materi Pembelajaran Penulisan dalam buku harian. 1. Contoh buku harian. 2. Unsur-unsur penulisan buku harian. 3. Cara penulisan buku harian. 4. Praktik penulisan buku harian. 3. Metode Pembelajaran 1. Pemodelan 2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Kerja kelompok 5. Penguatan 6. Penugasan 7. Demontrasi 8. Inkuiri
4. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama a. Kegiatan Awal a. Guru memberikan ilustrasi tentang buku harian kepada siswa dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct metod instruction) dan teknik modeling;
b. Guru mengadakan tanya jawab kepada siswa, pernahkah mereka menulis buku harian; dan c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu, yaitu menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling.
b. Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan informasi latar belakang tentang menulis buku harian, pentingnya pembelajaran menulis buku harian, dan mempersiapkan siswa untuk belajar menulis buku harian secara terbimbing; 2. Siswa dikondisikan dalam kelompok-kelompok kecil terdiri atas 4-5 siswa; 3. Siswa menyimak lembar contoh pengalaman pribadi dalam buku harian yang dibacakan guru sebagai bahan acuan menulis; 4. Siswa dan guru mendiskusikan tentang cara-cara menulis buku harian dengan bahasa yang baik dan benar dalam pembelajaran langsung; 5. Siswa diberi penguatan oleh guru mengenai hasil diskusi; 6. Siswa ditugasi untuk menulis buku harian model ke-1 sesuai dengan pengalaman pribadi siswa secara individu dalam berkelompok pada peristiwa tertentu dalam satu hari; 7. Siswa mengumpulkan hasil penulisan buku harian sebagai bahan penilaian individu dalam kelompoknya masing-masing; 8. Guru memilih hasil tulisan pengalaman pribadi terbaik dari masingmasing kelompok dipilih satu tulisan untuk dipersentasikan di depan kelas; 9. Kelompok lain memberikan penilain berdasarkan rubrik penilaian; dan
10. Siswa mendapatkan penjelasan dari guru bahwa apa yang telah dilakukan merupakan kegiatan menulis buku harian dengan penggunaan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. c. Kegiatan Akhir 1. Guru bertanya kepada siswa tentang kesulitan-kesulitan menulis buku harian dengan bahasa yang baik dan benar dalam pembelajaran langsung; 2. Guru dan siswa melakukan refleksi tentang proses pembelajaran pada hari itu dan membuat kesimpulan terhadap hasil pembelajaran, dan guru memberikan motivasi atau dorongan kepada siswa untuk belajar lebih rajin; dan 3. Siswa mendapatkan tugas untuk menulis pengalaman pribadi model ke-2 dengan bahasa yang baik dan benar sesuai langkah-langkah penulisannya.
Pertemuan Kedua a. Kegiatan Awal 1. Guru menanyakan apakah siswa telah berlatih menulis buku harian berdasarkan pengalamannya baik yang menyedihkan maupun yang menyenangkan berdasarkan penugasan pada pertemuan pertama; dan 2. Guru menjelaskan bahwa kegiatan hari itu yaitu menemukan definisi menulis buku harian, manfaat dan tujuannya, dan perbedaan penyajiaanya berdasarkan model-model buku harian dalam metode pembelajaran langsung (direct instruction).
b. Kegiatan Inti 1. Siswa
diminta
untuk
mendefinisikan
buku
harian
berdasarkan
pengetahuan siswa ketika diberikan beberapa contoh model buku harian oleh guru;
2. Guru dan siswa mendiskusikan dan menyimpulkan definisi buku harian; 3. Guru dan siswa berdiskusi tentang manfaat buku harian, cara menulis buku harian yang benar, dan perbedaan penyajiannya sesuai model-model buku harian; 4. Siswa mendapat penjalasan dari guru tentang menulis buku harian; 5. Siswa berlatih secara individu dalam kelompok untuk menulis buku harian berdasarkan model ke-3; 6. Guru meminta siswa untuk saling menukarkan catatan hariannya dengan kelompok lainnya; 7. Siswa dengan kelompoknya mendiskusikan kesalahan dan kekurangan yang ada, kemudian membenahinya; 8. Guru memilih salah satu kelompok untuk membacakan hasil diskusinya dan meminta anggota kelompok lain mendengarkan, kemudian kelompok lain memberikan tanggapan atau masukan untuk kelompok yang diminta untuk membaca hasil diskusinya; 9. Guru dan siswa mendiskusikan kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan catatan harian yang telah dibuat oleh siswa; dan 10. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan terhadap hasil diskusi siswanya.
c. Kegiatan Akhir 1. Guru bersama siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar pada hari itu; dan 2. Siswa diberi tugas untuk membuat buku harian berdasarkan tiga model berserta judulnya, dengan bahasa yang baik dan benar.
5.
Sumber Belajar 1. Contoh buku harian.
2. Buku Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII.
6.
Penilaian a. Penilaian proses Penilaian ini dilakukan selama pembelajaran berlangsung yaitu: (a) keaktifan yang meliputi keterampilan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru, menjawab pertanyaan, dan memberikan komentar, (b) mengamati kegiatan siswa saat proses menulis buku harian. b. Penilaian hasil Penilaian hasil dihitung berdasarkan instrumen yang digunakan untuk menilai hasil menulis buku harian.
i. Teknik
: Tes Tertulis
ii. Bentuk Instrumen
: Tes Uraian
Tabel 1. Aspek Penilain
Skor No.
Aspek Penilaian
Skor
SB B C K 5
4
3
Bobot
maks x Bobot
2
1.
Kualitas isi
4
20
2.
Kelengkapan unsur
5
25
buku harian
3.
Ejaan
dan
tanda
3
15
3
15
2
10
2
10
1
5
baca 4. 5. 6.
Pilihan kata Keefektifan kalimat Kohesi dan koherensi Kerapian tulisan
7. Jumlah skor komulatif maksimal
100
Tabel 2. Aspek penilain, bobot, kriteria penelitian, skor, dan kategori No
Unsur yang Dinilai
Bobot
1.
Kualitas Isi
4
Kriteria Penelitian Isi/topik yang dikemukakan menarik.
Isi/topik yang dikemukakan cukup menarik.
Skor
Kategori
5
Sangat baik
4
Baik
Isi/topik yang dikemukakan kurang menarik.
3
Cukup baik
2
Kurang baik
5
Sangat baik
4
Baik
3
Cukup baik
2
Kurang baik
Isi/topik yang dikemukakan tidak menarik.
2.
Kelengkapan Unsur Buku Harian
5
Unsur-unsurnya lengkap (adanya peristiwa, waktu terjadinya peristiwa, tempat terjadinya peristiwa, waktu dan tempat penulisan).
Unsur-unsurnya cukup lengkap (kurang 1 unsur)
Unsur-unsurnya kurang lengkap (kurang 2 unsur)
Unsur-unsur tidak lengkap (kurang lebih dari 2 unsur)
3.
Ejaan dan Tanda Baca
3
Jumlah kesalahan kurang dari 5
Jumlah kesalahan 5 s.d. 10
Jumlah kesalahan 10 s.d. 15
5
Sangat baik
4
Baik
3
Cukup baik
2
Kurang baik
5
Sangat baik
4
Baik
3
Cukup baik
Jumlah kesalahan lebih dari 15
4.
Pilihan Kata
3
Pilihan kata sesuai dengan situasi, bervariasi, dan ekspresif.
Pilihan kata cukup sesuai dengan situasi, kurang bervariasi, dan cukup ekspresif.
Pilihan kata kurang sesuai dengan situasi, kurang bervariasi, dan kurang ekspresif.
Pililah kata tidak sesuai dengan situasi, tidak bervariasi dan tidak
ekspresif.
5.
6.
Keefektifan Kalimat
Kohensi dan Koherensi
2
2
2
Kurang baik
Kalimat sudah efektif
5
Sangat baik
Jumlah kesalahan 1 s.d. 3
4
Baik
Jumlah kesalahan 4 s.d. 6
3
Cukup baik
Jumlah kesalahan lebih dari 6
2
Kurang baik
Keterpaduan antarkalimat dan antarparagraf jelas.
5
Sangat baik
4
Baik
3
Cukup baik
Keterpaduan antarkalimat dan antarparagraf cukup jelas
Keterpaduan antarkalimat dan antarparagraf kurang jelas.
Keterpaduan antarkalimat dan
antarparagraf tidak jelas.
7.
Kerapian Tulisan
1
Tulisan bagus, jelas terbaca dan bersih (tidak ada coretan).
Tulisan cukup bagus, terbaca dan cukup bersih (ada coretan antara 1 s.d. 5) Tulisan kurang bagus, terbaca dan tidak bersih (ada coretan antara 6 s.d. 10)
2
Kurang baik
5
Sangat baik
4
Baik
3
Cukup baik
2
Kurang baik
Tulisan tidak bagus, tidak terbaca dan tidak bersih (ada coretan lebih dari 10)
Persentase kemampuan menulis buku harian siswa
P=
x 100 %
P : Nilai persentase kemampuan siswa K : Nilai komulatif (jumlah nilai) dalam satu kelas R : Jumlah responden dalam satu kelas
Semarang,
Mei 2009
Guru Mata Pelajaran,
Peneliti,
Mardiyah, S.Pd
Rumi Zakhiatus S.
NIP 131390188
NIM 210140562 Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP N 30 Semarang
Drs. AL Bekti Wisnu Tomo, M. M NIP 131612974
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Nama Sekolah
: SMP Negeri 30 Semarang
Mata Pelajaran
: Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester
: VII/I
Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam buku harian dan surat pribadi. Kompetensi Dasar
: 4.1. Menulis buku harian atau pengalaman pribadi dengan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar.
Indikator
: 1) Mampu menuliskan pokok-pokok pengalam yang terjadi dalam satu hari. 2) Mampu secara rutin menulis dalam buku harian dengan bahasa yang ekspresif. 3) Mampu menulis pengalaman, pikiran, dan perasaan pada buku harian dengan memperhatikan cara pengungkapan.
Alokasi Waktu
: 2 x 40( 2 x pertemuan )
1. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu menulis buku harian dengan bahasa yang baik dan benar. 2. Materi Pembelajaran Penulisan dalam buku harian. a. Contoh buku harian. b. Unsur-unsur penulisan buku harian. c. Cara penulisan buku harian. d. Praktik penulisan buku.
3. Metode Pembelajaran a. Pemodelan b. Tanya jawab c. Diskusi d. Kerja kelompok e. Penguatan f. Penugasan g. Demontrasi h. Inkuiri
4. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama a. Kegiatan awal 1. Memberikan umpan balik mengenai hasil yang diperoleh pada siklus I; 2. Menegaskan kembali mengenai teknik dan metode yang digunakan dalam pembelajaran; dan 3. Memberikan penjelasan mengenai tujuan serta manfaat yang diperoleh setelah pembelajaran berlangsung.
b. Kegiatan inti 1. Guru mengevaluasi salah satu hasil tulisan siswa pada siklus I, sehingga siswa menjadi tahu kesalahan mereka dan dapat menulis buku harian dengan baik. 2. Siswa
yang
memperoleh
nilai
tertinggi
pada
siklus
I
untuk
mempersentasikan hasil pekerjaannya; 3. Guru menjelaskan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; 4. Guru menyuruh siswa membentuk kelompok baru, satu kelompok 4-5 siswa; 5. Siswa menerima contoh model buku harian yang baik dan benar dengan beberapa model yang berbeda; 6. Guru menugasi pada setiap kelompok secara individu untuk membuat catatan harian berdasarkan contoh model ke-3 yang telah dibagikan; 7. Guru menugasi siswa untuk menukarkan hasil catatan hariannya dengan antar kelompok; 8. Guru menugasi siswa untuk mencari ejaan yang masih salah dari catatan harian dan menyimpulkan pokok-pokok menulis buku harian dengan bahasa yang ekspresif; 9. Guru memilih hasil terbaik dari masing-masing kelompok untuk mempersentasikan di depan kelas; 10. Siswa menyimak dan memberi komentarnya; 11. Guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi siswanya; dan 12. Guru menjelaskan materi yang belum dikuasai siswa pada pembelajaran siklus I.
c. Kegiatan akhir 1. Guru dan siswa merefleksi terhadap tugas yang diberikan dan membuat kesimpulan terhadap hasil pembelajaran dan siswa mendapatkan tugas untuk berlatih menulis buku harian dengan menggunakan model tiga dan menuliskan pokok-pokok pengalaman pribadi yang terjadi dalam satu hari dengan bahasa yang ekspresif, baik dan benar.
Pertemuan Kedua a. Kegiatan awal 1. Guru dan siswa bertanya jawab tentang tugas siswa untuk menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling dengan menulis kegiatan yang terjadi dalam satu hari yang akan dilakukan pada hari itu, yaitu siswa mampu menuliskan pokokpokok pengalaman pribadi dengan bahasa yang baik dan benar.
b. Kegiatan inti 1. Guru menuliskan pokok-pokok pengalaman pribadi yang terjadi dalam satu hari; 2. Siswa mengembangkan pokok-pook pengalaman pribadi menjadi sebuah catatan harian dengan mengggunakan bahasa yang ekspresif melalui metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling ; 3. Guru menugasi pada setiap kelompok secara individu untuk membuat catatan harian model ke-2 berupa majalah dinding dengan menggunakan bahan-bahan yang telah dibagikan oleh guru; 4. Secara berkelompok siswa berkreasi menyusun majalah dinding dari hasil catatan hariannya dengan sebaik dan seindah mungkin;
5. Setiap kelompok mengumpulkan majalah dindingnya untuk ditempel di papan tulis; 6. Siswa berkelompok menilai hasil majalah dinding kelompok lainnya dengan rubrik yang sudah disepakati kemudian menyuntingnya; 7. Siswa memperbaiki tulisannya berdasarkan hasil suntingan teman; 8. Guru dan siswa memilih dua majalah dinding catatan harian terbaik; 9. Siswa memajang majalah dinding catatan harian terbaik di dalam kelas; 10. Tulisan terbaik diberi penjelasan; 11. Siswa menyimpulkan dan memberikan pendapatnya tentang pembelajaran hari itu; 12. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; dan 13. Guru dan siswa mengadakan evaluasi secara keseluruahan dari pembelajaran menulis buku harian.
c. Kegiatan Akhir Guru dan siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar pada hari itu dan guru memotivasi siswa untuk terus meningkatkan keterampilan menulis buku harian dengan tiga model contoh catatan harian.
5.
Sumber Belajar a. Contoh buku harian. b. Buku Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII.
6.
Penilaian a. Penilaian proses
Penilaian ini dilakukan selama pembelajaran berlangsung yaitu: (a) keaktivan yang meliputi keterampilan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru, menjawab pertanyaan, dan memberikan komentar, (b) mengamati kegiatan siswa saat proses menulis buku harian. b. Penilaian hasil Penilaian hasil dihitung berdasarkan instrumen yang digunakan untuk menilai hasil menulis buku harian. -
Teknik
: Tes Tertulis
-
Bentuk Instrumen
: Tes Uraian Tabel 1. Aspek Penilain
Skor No.
Aspek Penilaian
Skor
SB B C K 5
4
3
Bobot
maks x Bobot
2
1.
Kualitas isi
4
20
2.
Kelengkapan unsur
5
25
3
15
3
15
2
10
2
10
buku harian 3.
Ejaan
dan
tanda
baca Pilihan kata
4. Keefektifan kalimat 5. Kohesi dan 6.
koherensi
Kerapian tulisan 7.
1
5
Jumlah skor komulatif maksimal
100
Tabel 2. Aspek penilain, bobot, kriteria penelitian, skor, dan kategori No
Unsur yang Dinilai
Bobot
1.
Kualitas Isi
4
Kriteria Penelitian Isi/topik yang dikemukakan menarik.
Isi/topik yang dikemukakan cukup menarik.
Isi/topik yang dikemukakan kurang menarik.
Skor
Kategori
5
Sangat baik
4
Baik
3
Cukup baik
2
Kurang baik
Isi/topik yang dikemukakan tidak menarik.
2.
Kelengkapan Unsur Buku Harian
5
Unsur-unsurnya lengkap (adanya peristiwa, waktu terjadinya peristiwa, tempat terjadinya peristiwa, waktu dan tempat penulisan).
5
Sangat baik
4
Baik
3
Cukup baik
2
Kurang baik
5
Sangat baik
4
Baik
3
Cukup baik
2
Kurang
Unsur-unsurnya cukup lengkap (kurang 1 unsur)
Unsur-unsurnya kurang lengkap (kurang 2 unsur)
Unsur-unsur tidak lengkap (kurang lebih dari 2 unsur)
3.
Ejaan dan Tanda Baca
3
Jumlah kesalahan kurang dari 5
Jumlah kesalahan 5 s.d. 10
Jumlah kesalahan 10 s.d. 15
Jumlah kesalahan lebih dari 15
baik
4.
Pilihan Kata
3
Pilihan kata sesuai dengan situasi, bervariasi, dan ekspresif.
5
Sangat baik
4
Baik
3
Cukup baik
2
Kurang baik
Kalimat sudah efektif
5
Sangat baik
Jumlah kesalahan 1 s.d. 3
4
Baik
Jumlah kesalahan 4 s.d. 6
3
Cukup baik
Pilihan kata cukup sesuai dengan situasi, kurang bervariasi, dan cukup ekspresif.
Pilihan kata kurang sesuai dengan situasi, kurang bervariasi, dan kurang ekspresif.
Pililah kata tidak sesuai dengan situasi, tidak bervariasi dan tidak ekspresif.
5.
Keefektifan Kalimat
2
6.
Kohensi dan Koherensi
2
Jumlah kesalahan lebih dari 6
2
Kurang baik
Keterpaduan antarkalimat dan antarparagraf jelas.
5
Sangat baik
4
Baik
3
Cukup baik
2
Kurang baik
5
Sangat baik
4
Baik
Keterpaduan antarkalimat dan antarparagraf cukup jelas
Keterpaduan antarkalimat dan antarparagraf kurang jelas.
Keterpaduan antarkalimat dan antarparagraf tidak jelas.
7.
Kerapian Tulisan
1
Tulisan bagus, jelas terbaca dan bersih (tidak ada coretan).
Tulisan cukup bagus, terbaca dan cukup bersih (ada coretan antara 1 s.d. 5) Tulisan kurang bagus, terbaca dan tidak bersih (ada coretan antara 6 s.d.
10)
Tulisan tidak bagus, tidak terbaca dan tidak bersih (ada coretan lebih dari 10)
Persentase kemampuan menulis buku harian siswa
P=
x 100 %
P : Nilai persentase kemampuan siswa K : Nilai komulatif (jumlah nilai) dalam satu kelas R : Jumlah responden dalam satu kelas
3
Cukup baik
2
Kurang baik
Semarang,
Mei 2009
Guru Mata Pelajaran,
Peneliti,
Mardiyah, S.Pd
Rumi Zakhiatus S.
NIP 131390188
NIM 2101405625
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP N 30 Semarang
Drs. AL Bekti Wisnu Tomo, M. M NIP 131612974
Lampiran 3. Pedoman Observasi Siklus I dan II
PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS I DAN II
Kategori No
Nomor Responden
Positif 1
1.
R. 01
2.
R. 02
2
3
4
Negatif 5
6
1
2
3
4
5
6
3.
R. 03
4.
R. 04
5.
R. 05
6.
R. 06
7.
R. 07
8.
R. 08
9.
R. 09
10.
R. 10
11.
R. 11
12.
R. 12
13.
R. 13
14.
R. 14
15.
R. 15
16.
R. 16
17.
R. 17
18.
R. 18
19.
R. 19
20.
R. 20
21.
R. 21
22.
R. 22
23.
R. 23
24.
R. 24
25.
R. 25
26.
R. 26
27.
R. 27
28.
R. 28
29.
R. 29
30.
R. 30
31.
R. 31
32.
R. 32
33.
R. 33
34.
R. 34
35.
R. 35
36.
R. 36
37.
R. 37
38.
R. 38
39.
R. 39
40.
R. 40 Jumlah
Kriteria: Perilaku Positif: 1) siswa memperhatikan pelajaran menulis buku harian dengan sungguhsungguh, 2) siswa berlatih menulis buku harian dengan sungguh-sungguh, 3) siswa membaca buku harian dengan penuh perhatian, 4) siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran,
5) siswa mengerjakan tugas dari guru dengan sungguh-sungguh, dan 6) siswa tidak mengganggu teman. Perilaku Negatif: 1) 2) 3) 4) 5) 6)
siswa meremehkan penjelasan dari guru, siswa meremehkan kegiatan menulis buku harian, siswa enggan melakukan kegiatan membaca buku harian, siswa enggan bertanya ketika mengalami kesulitan, siswa mengeluh ketika diberi tugas oleh guru, dan siswa suka mengganggu teman.
Pengisian: √
: Melakukan
-
: Tidak melakukan
Lampiran 4. Pedoman Jurnal Siswa Siklus I dan II
PEDOMAN JURNAL SISWA SIKLUS I DAN II
Nama siswa
:
No. Absen
:
Mata Pelajaran
: Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas
: VII E
Hari/tanggal
:
Tahun Pelajaran
: 2008/2009
Uraikan pendapat Anda mengenai pertanyaan di bawah ini! 1. Bagaimana perasaan Anda selama mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran langsung (direct instruction)? Jawab: ...................................................................................................................... ................................................................................................................................... 2. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam menulis buku harian? Jika ya, tuliskan kesulitan apa saja yang Anda alami dan jika tidak, tuliskan alasan mengapa Anda tidak mengalami kesulitan? Jawab: ...................................................................................................................... ................................................................................................................................... 3. Apakah Anda tertarik dalam pembelajaran menulis buku harian dengan teknik modeling dalam pembelajaran langsung (direct instruction)? Jika ya, tuliskan ketertarikan apa saja yang Anda alami dan jika tidak, tuliskan alasan mengapa Anda tidak tertarik dalam pembelajaran tersebut? Jawab: ......................................................................................................................
...................................................................................................................................
4. Apakah Anda sekarang lebih paham dalam pembelajaran menulis buku harian dengan teknik modeling dalam pembelajaran langsung (direct instruction)? Mengapa? Jawab: ...................................................................................................................... ................................................................................................................................... 5. Tuliskan pesan, kesan, ataupun saran dalam pembelajaran menulis buku harian yang telah dilakukan? Jawab: ...................................................................................................................... ..............................................................................................................................
Lampiran 5. Pedoman Jurnal Guru Siklus I dan II
PEDOMAN JURNAL GURU
Guru pengampu
:
Sekolah
: SMP Negeri 30 Semarang
Kelas
: VII E
Hari/tanggal
:
Pertanyaan 1. Bagaimanakah minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dalam metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling? Jawab ........................................................................................................................ ................................................................................................................................... 2. Bagaimanakah respon siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung? Jawab ........................................................................................................................ ................................................................................................................................... 3. Bagaimanakah keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dalam metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling? Jawab ........................................................................................................................ ................................................................................................................................... 4. Bagaimanakah tingkah laku siswa di kelas pada saat diskusi kelompok berlangsung?
Jawab……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………. 5. Bagaimanakah suasana pembelajaran di dalam kelas setelah diterapkan dalam metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling? Jawab……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………. 6. Uraikan fenomena-fenomena lain yang muncul pada saat pembelajaran berlangsung? Jawab ........................................................................................................................ ...................................................................................................................................
Lampiran 6. Pedoman Wawancara Siklus I dan II
PEDOMAN WAWANCARA
Nama siswa
:
No. Absen
:
Mata Pelajaran
: Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas
: VII E
Hari/tanggal
:
Tahun Pelajaran : 2008/2009
Pertanyaan. 1. Apakah Anda senang menerima pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling? Berikan alasannya? Jawab: ................................................................................................................ ............................................................................................................................
2. Bagaimana pendapat Anda dengan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling yang diberikan guru selama ini? Jawab: ................................................................................................................
............................................................................................................................ 3. Apakah Anda merasa kesulitan dalam menulis buku harian? Jika ya,kesulitannya apa saja? Jawab: ............................................................................................................... ............................................................................................................................ 4. Apakah yang menyebabkan Anda mengalami kesulitan dalam menulis buku harian? Jawab: ................................................................................................................ ............................................................................................................................
5. Apakah contoh buku harian yang dihadirkan oleh guru dapat dipahami? Jelaskan! Jawab: ............................................................................................................... ............................................................................................................................ 6. Apakah yang menjadi harapan Anda mengenai pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling? Jawab: ................................................................................................................ ............................................................................................................................
Lampiran 7. Pedoman Dokumentasi Siklus I dan II
PEDOMAN DOKUMENTASI SIKLUS I DAN II
Aktivitas siswa yang didokumentasikan adalah: 1) aktivitas siswa ketika memperhatikan penjelasan peneliti tentang menulis buku harian; 2) aktivitas siswa ketika bertanya kepada peneliti; 3) aktivitas siswa ketika menulis buku harian; 4) aktivitas diskusi mengerjakan tugas dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; 5) aktivitas siswa saat menjawab pertanyaan dan mempersentasikan hasil pekerjaaan kelompoknya; 6) aktivitas siswa ketika mengisi jurnal siswa;
Lampiran 8. Daftar Nilai Siklus I DAFTAR NILAI SIKLUS I Indikator Penilaian No.
Responden
Nilai 1
2
3
4
5
6
7
Kategori
1.
R-1
16
15
12
9
6
6
4
68
C
2.
R-2
12
15
12
9
4
6
3
61
C
3.
R-3
16
15
12
9
6
6
4
68
C
4.
R-4
16
20
12
12
6
10
4
80
B
5.
R-5
16
10
9
9
6
6
4
60
C
6.
R-6
16
15
12
12
6
8
4
73
B
7.
R-7
16
15
12
12
4
6
4
69
C
8.
R-8
16
15
12
12
6
6
3
70
B
9.
R-9
16
15
12
12
6
8
5
74
B
10.
R-10
16
15
15
12
6
6
4
74
B
11.
R-11
12
15
12
9
4
6
4
62
C
12.
R-12
12
15
12
9
6
8
4
66
C
13.
R-13
16
15
12
12
6
6
4
71
B
14.
R-14
16
15
12
9
4
6
4
66
C
15.
R-15
16
15
9
9
4
6
4
63
C
16.
R-16
12
15
12
9
4
6
3
61
C
17.
R-17
12
15
12
9
6
6
4
64
C
18.
R-18
16
15
12
12
4
6
4
69
C
19.
R-19
16
15
12
9
4
6
4
66
C
20.
R-20
8
15
9
9
4
6
4
55
K
21.
R-21
16
15
12
9
4
6
4
66
C
22.
R-22
16
15
12
12
4
6
4
69
C
23.
R-23
12
15
12
9
6
8
4
66
C
24.
R-24
20
15
12
12
4
8
5
76
B
25.
R-25
16
15
12
12
6
8
4
73
B
26.
R-26
16
15
9
9
4
6
4
63
C
27.
R-27
12
15
12
9
4
6
4
62
C
28.
R-28
12
15
12
9
4
6
4
62
C
29.
R-29
16
15
12
9
4
6
4
66
C
30.
R-30
16
15
12
12
4
6
3
68
C
31.
R-31
16
15
12
12
4
6
4
69
C
32.
R-32
16
20
15
12
6
8
5
82
B
33.
R-33
16
15
12
12
4
6
4
69
C
34.
R-34
16
15
15
12
6
8
5
77
B
35.
R-35
12
15
12
9
6
6
4
64
C
36.
R-36
16
15
9
9
4
6
3
62
C
37.
R-37
12
10
9
9
4
4
3
50
K
38.
R-38
16
15
12
12
4
6
5
70
B
39.
R-39
16
20
12
12
6
6
4
76
B
40.
R-40
12
15
12
9
4
6
4
62
C
593
607
474
418
199
264
166
2693
Jumlah Nilai rata-rata
67,32
C
Lampiran 9. Daftar Nilai Siklus II DAFTAR NILAI SIKLUS II Indikator Penilaian No. Responden
Nilai Kategori 1
2
3
4
5
6
7
1.
R-1
16
20
12
12
6
8
5
79
B
2.
R-2
16
20
15
12
8
6
4
81
B
3.
R-3
16
20
12
12
8
8
5
81
B
4.
R-4
16
20
15
15
10
10
5
91
SB
5.
R-5
16
15
12
12
8
6
4
73
B
6.
R-6
16
20
12
12
6
8
4
78
B
7.
R-7
16
15
12
12
8
8
5
76
B
8.
R-8
16
20
12
12
8
6
4
78
B
9.
R-9
16
20
12
12
8
8
5
81
B
10.
R-10
16
20
12
12
8
6
5
79
B
11.
R-11
16
20
12
12
8
8
5
81
B
12.
R-12
16
20
12
12
10
8
5
83
B
13.
R-13
16
20
12
12
8
8
5
81
B
14.
R-14
12
20
12
12
8
6
4
74
B
15.
R-15
16
20
12
12
6
6
3
75
B
16.
R-16
16
20
12
9
6
6
4
73
B
17.
R-17
16
20
12
9
6
6
4
73
B
18.
R-18
16
20
12
12
8
8
4
80
B
19.
R-19
16
20
12
9
6
6
4
73
B
20.
R-20
16
15
12
12
8
6
4
73
B
21.
R-21
16
20
12
12
4
6
4
74
B
22.
R-22
16
20
12
9
6
6
4
73
B
23.
R-23
16
20
12
12
8
8
4
80
B
24.
R-24
16
20
12
12
8
8
4
80
B
25.
R-25
16
20
12
12
8
8
5
81
B
26.
R-26
16
20
9
12
8
8
4
77
B
27.
R-27
16
20
12
12
8
8
5
81
B
28.
R-28
16
20
12
12
10
8
5
83
B
29.
R-29
16
20
12
12
6
8
4
78
B
30.
R-30
16
20
12
12
8
8
5
81
B
31.
R-31
16
20
12
9
8
6
5
76
B
32.
R-32
20
25
15
12
10
10
4
96
SB
33.
R-33
16
20
12
12
4
6
5
75
B
34.
R-34
20
20
12
12
6
8
4
82
B
35.
R-35
16
20
12
9
8
8
4
77
B
36.
R-36
16
20
15
9
6
6
4
76
B
37.
R-37
16
20
9
9
8
6
3
71
B
38.
R-38
16
20
12
12
6
8
4
80
B
39.
R-39
16
20
12
12
8
8
5
81
B
40.
R-40
16
20
12
9
6
6
4
73
B
645
792
489
460
301
296
181
3136
Jumlah Nilai rata-rata
78,4
B
Lampiran 10. Model Buku Harian
Model 1 buku harian
Senin, 6 Agustus 2007. 06.00 am. Hari pertama liburan di Singapura. Pagi ini aku merasa senang karena hari ini merupakan hari pertama di Singapura, aku liburan di tempat keluargaku di Blok 244.04 613 Jurong East Street 24. Selasa, 7 Agustus 2007. 17.00 pm. Menjemput adik pulang sekolah. Aku berjalan sendirian menjemput adik pulang sekolah sendirian karena ayah dan ibu masih kerja dan yang biasa jemput adik tante Maria sedang sakit. Walaupun aku masih takut pergi sendiri karena bahasa inggrisku masih berantakan aku tetap memberanikan diri menjemput adik. Untungnya kemarin pagi aku sudah diajak ibu mengantar adik sekolah jadi sudah tahu tempatnya. Rabu, 8 Agustus 2007. 13.00 pm. Jalan-jalan di Bukit Junction
Aku bersama ayah dan adik jalan-jalan di Bukit Junction, disana tempatnya distro dan butik-butik anak muda. Aku senang sekali karena belanja adalah hobiku. Aku dibelikan ayah baju, tas, dan sepatu saat itu hatiku sangat senang.
Kamis, 9 Agustus 2007. 10.00 am- 18.00 pm. Hari Jadi Singapura Hari ini kami sekeluarga pergi ke Marina Bay untuk merayakan hari lahirnya negara Singapura. Aku melihat dan masuk di durian runtuh yaitu sebuah bangunan yang mirip dengan buah durian di dalamnya terdapat museum. Banyak pesawat tempur yang berkeliling diseluruh kawasan negara Singapura sambil membawa bendera yang begitu besar. Pantai Marina begitu indah, karena disamping pantai ada patung singa kecil. Hari mulai gelap dan kembang api yang begitu banyak dan besar mulai dinyalakan. Begitu indah kembang api itu dan ini merupakan pengalaman yang paling mengesankan. Karena waktu sudah malam akupun bersama keluargaku pulang ke rumah.
Model ke-2 Buku Harian
Semarang Kamis, 19 Maret 2009 Pukul 19.00 WIB
Aku baru saja bercerita pada teman sekamarku tentang kejadian lucu yang aku alami hari ini. Kini saatnya berbagi cerita pada buku harianku yang menjadi sahabatku saat aku senang maupun sedih. Saat aku sedang berjalanjalan di Mall Ciputra bersama Heny, aku dan Heny memasuki setiap butik untuk melihat-melihat baju. Lama sekali kami berbelanja akhirnya kamipun mendapatkan baju yang kami sukai. Karena lapar akhirnya kami makan di Solaria. Selesai makan kami pergi melihat-lihat tas, akhirnya aku mendapatkan tas yang aku idamidamkan. Karena hari sore akhirnya kami pulang. Setiba di parkiran aku mengambil helm di tempat penitipan. Tiba-tiba ayahku telepon dan selesai ayah telepon aku langsung naik motor, tapi apa yang terjadi ternyata motor yang aku naiki bukanlah Heny yang di motor itu melainkan seorang cowok yang sedang menunggu ceweknya mengambil helm. Aku sangat malu ternyata Heny disamping kiri cowok itu, karena motornya sama jadi aku salah naik, akupun ditertawakan Heny dan orangorang disekitar parkiran. Sepanjang perjalanan pulang kekos kami tertawa terus keingat kecerobohan aku tadi di parkiran. “Hari ini aku benar-benar apes mimpi apa aku semalam, walaupun tidak kenal sama cowok itu tapi bagiku malunya setengah mati”, kataku dalam hati.
Model ke-3 Buku Harian Timbangan Karya friend Zakhia Terbayang sosok bayang dalam bayang – bayang Bayang – bayang bergerak menutupi bayangan yang terbayang
Mencoba membayangkan dalam gelapnya bayang – bayang
Bayangan ada karena terang terhalang tidak lagi telanjang Gelapnya bayang karena tiadanya terang Kegelapan akan tiada bila kedatangan terang
Kehidupan selalu memiliki bayangan sebagai timbangan Biarkan aku hidup dengan bayangan Sebagai timbangan dalam mengarungi kehidupan Mungkin terang, bayangan dan kegelapan adalah satu kesatuan
7 Mei 2009 Lampiran 11. Soal Tes Siklus I Soal Tes Siklus I 1. Berdasarkan contoh catatan harian tersebut, buatlah ketiga model buku harian yang sesuai dengan pengalaman pribadi Anda tentang kejadiankejadian yang mengesankan dengan penggunaan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan aspek-aspek penulisan buku harian. 2. Tukarlah hasil catatan harian Anda kepada teman sebelah, dan koreksilah hasil catatan hariannya, apakah masih ada atau tidak dalam penggunaan bahasa yang tidak baku dan masih tidak sesuai dengan unsur-unsur penulisan buku harian.
Lampiran 12. Soal Tes Siklus II Soal Tes Siklus II
1. Berdasarkan contoh catatan harian tersebut, buatlah sebuah catatan harian dengan menggunakan model ke-2 secara individu berkelompok yang sesuai dengan pengalaman pribadi Anda tentang kejadian-kejadian yang mengesankan dengan penggunaan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan aspek-aspek penulisan buku harian, kemudian susunlah menjadi sebuah majalah dinding dengan baik dan seindah mungkin. 2. Setiap kelompok mengumpulkan majalah dindingnya untuk ditempel di papan tulis. 3. Setiap kelompok menilai hasil majalah dinding kelompok lainnya dengan rubrik yang sudah disepakati kemudian menyuntingnya;
Lampiran 13. Contoh Hasil Tes Menulis Buku Harian Siklus I Contoh Hasil Tes Menulis Buku Harian Siklus I Tugas siswa tulisan tangan asli.
Lampiran 14. Contoh Hasil Tes Menulis Buku Harian Siklus II Contoh Hasil Menulis Buku Harian Siklus II Tugas siswa tulisan tangan asli.
Lampiran 15. Hasil Observasi Siklus I HASIL OBSERVASI SIKLUS I
Kategori No
Nomor Responden
Positif
Negatif
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1.
R. 01
√
√
√
-
√
√
-
-
-
√
-
-
2.
R. 02
√
√
√
-
√
√
-
-
-
√
-
-
3.
R. 03
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
4.
R. 04
√
√
√
-
√
√
-
-
-
√
-
-
5.
R. 05
-
-
-
-
-
-
√
-
√
√
√
√
6.
R. 06
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
7.
R. 07
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
8.
R. 08
√
√
√
-
√
√
-
-
-
√
-
-
9.
R. 09
-
√
√
-
√
√
√
-
-
√
√
-
10.
R. 10
√
√
√
-
√
√
√
√
-
√
-
-
11.
R. 11
√
√
√
-
√
√
-
-
-
√
-
-
12.
R. 12
√
√
√
-
√
√
√
-
-
√
-
-
13.
R. 13
√
√
√
-
√
√
-
-
√
√
-
-
14.
R. 14
√
√
-
√
√
√
-
-
√
-
-
√
15.
R. 15
√
√
-
√
√
√
-
-
√
-
-
-
16.
R. 16
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
√
-
17.
R. 17
-
-
√
-
√
√
√
√
√
√
-
-
18.
R. 18
√
-
√
-
√
√
√
√
-
√
-
-
19.
R. 19
√
-
√
-
√
√
-
√
-
√
-
√
20.
R. 20
√
-
√
-
√
√
-
√
-
√
-
-
21.
R. 21
-
√
-
-
√
√
√
-
√
√
-
-
22.
R. 22
-
√
-
-
-
√
√
-
√
√
√
-
23.
R. 23
-
√
-
-
-
√
√
-
√
√
√
-
24.
R. 24
-
-
-
-
-
√
√
√
√
√
√
-
25.
R. 25
-
-
√
-
-
√
√
√
-
√
√
-
26.
R. 26
√
-
√
-
-
√
-
√
-
√
√
-
27.
R. 27
√
-
√
-
√
√
-
√
-
√
-
-
28.
R. 28
√
√
√
-
√
√
-
√
-
√
-
-
29.
R. 29
-
-
√
√
√
√
√
√
-
-
√
-
30.
R. 30
-
-
-
-
√
√
√
√
√
√
-
√
31.
R. 31
√
√
√
√
√
√
-
-
-
√
-
-
32.
R. 32
√
√
√
-
√
√
-
-
-
√
-
-
33.
R. 33
-
√
√
√
√
√
√
-
-
√
-
-
34.
R. 34
-
-
√
√
-
√
√
√
-
-
√
-
35.
R. 35
-
-
-
√
-
√
√
√
√
-
√
-
36.
R. 36
-
√
√
-
√
√
√
√
-
√
√
-
37.
R. 37
√
-
√
√
√
√
-
√
-
√
-
-
38.
R. 38
-
-
√
-
√
√
√
√
-
√
-
-
39.
R. 39
-
√
√
-
√
√
√
-
-
√
√
-
40.
R. 40
-
√
-
-
-
√
√
-
√
√
√
-
23
26
30
12
31
39
20
17
12
31
13
4
Jumlah
Kriteria: Perilaku Positif: 7) siswa memperhatikan pelajaran menulis teks berita dengan sungguhsungguh, 8) siswa berlatih menulis teks berita dengan sungguh-sungguh, 9) siswa membaca teks berita dengan penuh perhatian, 10) siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran, 11) siswa mengerjakan tugas dari guru dengan sungguh-sungguh, dan 12) siswa tidak mengganggu teman.
Perilaku Negatif: 1) siswa meremehkan penjelasan dari guru, 2) siswa meremehkan kegiatan menulis teks berita, 3) siswa enggan melakukan kegiatan membaca dan menulis teks berita,
4) siswa enggan bertanya ketika mengalami kesulitan, 5) siswa mengeluh ketika diberi tugas oleh guru, dan 6) siswa suka mengganggu teman.
Pengisian: √
: Melakukan
-
: Tidak melakukan
Lampiran 16. Hasil Observasi Siklus II HASIL OBSERVASI SIKLUS II
No
Nomor
Kategori
Responden
Positif 1
2
3
4
Negatif 5
6
1
2
3
4
5
6
1.
R. 01
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
2.
R. 02
√
√
-
√
√
√
-
-
√
-
-
-
3.
R. 03
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
4.
R. 04
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
5.
R. 05
-
-
-
-
√
√
√
√
√
-
√
√
6.
R. 06
√
√
-
√
√
√
-
-
-
-
-
-
7.
R. 07
√
√
-
-
√
√
-
-
√
-
-
-
8.
R. 08
√
√
√
-
√
√
-
-
-
-
-
-
9.
R. 09
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
10.
R. 10
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
11.
R. 11
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
12.
R. 12
-
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
13.
R. 13
√
√
√
-
√
√
-
-
-
-
-
-
14.
R. 14
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
15.
R. 15
√
√
√
-
√
√
-
-
-
√
-
-
16.
R. 16
-
√
√
-
√
√
-
-
-
√
-
-
17.
R. 17
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
18.
R. 18
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
19.
R. 19
√
√
√
-
√
√
-
-
-
√
-
-
20.
R. 20
√
√
√
-
√
√
-
-
-
√
-
-
21.
R. 21
√
√
√
-
√
√
-
-
-
√
-
-
22.
R. 22
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
23.
R. 23
√
√
√
-
√
√
-
-
-
√
-
-
24.
R. 24
√
√
√
-
√
√
-
-
-
-
-
-
25.
R. 25
√
√
√
-
√
√
-
-
-
-
√
-
26.
R. 26
√
√
√
-
√
√
-
-
-
-
-
-
27.
R. 27
√
√
√
-
√
√
-
-
-
-
-
-
28.
R. 28
√
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
29.
R. 29
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
√
-
30.
R. 30
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
31.
R. 31
√
√
√
-
√
√
-
-
-
√
-
-
32.
R. 32
√
√
√
√
√
√
-
-
-
√
√
-
33.
R. 33
√
√
√
-
√
√
-
-
-
√
√
-
34.
R. 34
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
35.
R. 35
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
36.
R. 36
√
√
√
-
√
√
-
-
-
√
-
-
37.
R. 37
√
-
√
-
√
√
√
√
-
-
-
-
38.
R. 38
√
-
√
√
√
-
-
√
-
-
√
-
39.
R. 39
√
√
-
√
√
√
-
-
√
-
-
-
40.
R. 40
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
37
37
35
32
40
39
2
4
4
10
6
1
Jumlah
Kriteria: Perilaku Positif: 1) siswa memperhatikan pelajaran menulis teks berita dengan sungguhsungguh, 2) siswa berlatih menulis teks berita dengan sungguh-sungguh, 3) siswa membaca teks berita dengan penuh perhatian, 4) siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran, 5) siswa mengerjakan tugas dari guru dengan sungguh-sungguh, dan 6) siswa tidak mengganggu teman.
Perilaku Negatif: 1) siswa meremehkan penjelasan dari guru, 2) siswa meremehkan kegiatan menulis teks berita, 3) siswa enggan melakukan kegiatan membaca dan menulis teks berita, 4) siswa enggan bertanya ketika mengalami kesulitan, 5) siswa mengeluh ketika diberi tugas oleh guru, dan 6) siswa suka mengganggu teman.
Pengisian: √
: Melakukan
-
: Tidak melakukan
Lampiran 17. Lembar Jurnal Siswa Siklus I Tulisan tangan siswa asli.
Lampiran 18. Lembar Jurnal Siswa Siklus II Tulisan tangan siswa asli.
Lampiran 19. Rekapitulasi Hasil Jurnal Siswa Siklus I Rekapitulasi Hasil Jurnal Siswa Siklus I No.
Aspek yang Dinilai
Frekuensi
%
1.
Perasaan siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. a. Senang b. Tidak senang
2.
35
87,5
5
12,5
30
75
10
25
32
80
8
20
Tanggapan siswa terhadap penjelasan guru mengenai metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling pada pembelajaran menulis buku harian. a. Mudah dipahami b. Sulit dipahami
3.
Ketertarikan siswa terhadap dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling pada pembelajaran menulis buku harian. a. Tertarik b. Tidak tertarik
4.
Siswa mengalami kesulitan ketika menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling pada pembelajaran menulis buku harian. a. Mengalami kesulitan b. Tidak mengalami kesulitan
5.
32
80
8
20
40
100
-
-
Siswa memberikan pesan, kesan, dan saran terhadap metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling pada pembelajaran menulis buku harian. a. Siswa memberikan pesan, kesan, dan saran b. Siswa tidak memberikan pesan, kesan, dan saran
Lampiran 20. Rekapitulasi Hasil Junal Siswa Siklus II
Rekapitulasi Hasil Jurnal Siswa Siklus II No. 1.
Aspek yang Dinilai
Frekuensi
%
Perasaan siswa terhadap pembelajaran menulis teks berita dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. a. Senang b. Tidak senang
2.
Tanggapan siswa terhadap penjelasan guru mengenai metode pembelajaran langsung (direct
37
92,5
3
7,5
method instruction) dan teknik modeling pada pembelajaran menulis buku harian. c. Mudah dipahami d. Sulit dipahami
3.
38
96
2
5
39
97,5
1
2,5
39
97,5
1
2,5
40
100
Ketertarikan siswa terhadap dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling pada pembelajaran menulis buku harian. c. Tertarik d. Tidak tertarik
4.
Siswa mengalami kesulitan ketika menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling pada pembelajaran menulis buku harian. c. Mengalami kesulitan d. Tidak mengalami kesulitan
5.
Siswa memberikan pesan, kesan, dan saran terhadap metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling pada pembelajaran menulis buku harian. c. Siswa memberikan pesan, kesan, dan saran d. Siswa tidak memberikan pesan, kesan, dan saran
-
-
Lampiran 21. Jurnal Guru Siklus I
HASIL JURNAL GURU SIKLUS I
Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling dapat terlihat ketika peneliti memasuki kelas, para siswa telah siap di tempat duduk masingmasing. Suasana kelas yang gaduh menjadi tenang ketika peneliti mulai menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Siswa mulai tertarik dengan pembelajaran karena tertarik dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling yang baru pertama kali mereka ketahui. Keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling ditunjukkan dari respon siswa yang mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Beberapa orang siswa sudah tidak malu untuk menanyakan hal-hal yang masih sulit bagi mereka. Ada yang bertanya ketika peneliti menerangkan di depan kelas, ada pula yang bertanya ketika
peneliti berjalan untuk mengamati pekerjaan siswa. Tetapi masih banyak siswa yang malu untuk bertanya kepada peneliti meskipun mereka masih mengalami kesulitan. Tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling dalam pembelajaran menulis buku harian, sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan ketika mengembangkan pengalaman pribadi sesuai dengan unsur-unsur buku harian menjadi kalimat yang baik dan benar (singkat, padat, dan jelas). Tetapi, beberapa siswa sudah mampu menulis buku harian karena sudah mengetahui unsur-unsur buku harian
yang akan dikembangkan menjadi
kalimat yang baik dan benar (singkat, padat, dan jelas). Perilaku siswa selama kegiatan menulis buku harian sudah baik. Hal ini ditujunjukkan dengan perubahan perilaku kearah positif. Siswa merasa senang dan antusias terhadap pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Sehingga, diharapkan setelah diberikan pembelajaran perilaku siswa semakin baik. Tanggapan siswa terhadap tugas pada kegiatan pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling ditunjukkan ketika peneliti memberikan tugas untuk mengerjakan soal tes yang berkaitan dengan pengalaman pribadi siswa dan menulisnya sesuai dengan contoh model-model buku harian yang telah dibaca, siswa mengerjakan tugas tersebut dengan sungguh-sungguh dan serius. Tetapi, ada pula
beberapa siswa yang mengeluh ketika diberi tugas dan melihat pekerjaan teman mereka. Selain hal di atas, kejadian lain yang muncul ketika proses pembelajaran yaitu adanya gangguan dari luar kelas. Hal tersebut menggangu proses pembelajaran dan mempengaruhi konsentrasi siswa dalam pembelajaran yaitu suasana gaduh di luar kelas karena beberapa kelas VII yang lain sedang tidak ada pelajaran. Beberapa siswa dari kelas lain mengganggu suasana pembelajaran dengan mengetuk pintu berulang kali.
Lampiran 22. Jurnal Guru Siklus II HASIL JURNAL GURU SIKLUS II
Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling pada siklus II ini terlihat lebih baik walaupun setiap awal pembelajaran keadaan siswa selalu ramai dan lebih tenang ketika peneliti mulai memberikan materi pembelajaran. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling pada siklus II ini juga lebih baik daripada siklus I. jumlah siswa yang bertanya mengenai kesulitan yang mereka hadapi juga lebih banyak. Siswa lebih suka bertanya ketika peneliti berkeliling mengamati pekerjaan siswa daripada ketika peneliti memberikan waktu untuk bertanya.
Tanggapan siswa tentang metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling beragam. Beberapa siswa dengan antusias berlatih dan berkreasi membuat buku harian dengan pengalaman pribadi yang lebih baik daripada ketika siklus I. Tetapi, ada pula yang masih mengeluh karena mengalami kesulitan dalam mengembangkan unsur-unsur buku harian dengan mengembangkan pengalamannya menjadi sebuah buku harian sesuai dengan modelnya ke dalam kalimat yang baik dan benar (singkat, padat, dan jelas). Tanggapan siswa ketika peneliti memberikan tugas juga beragam. Beberapa siswa mengerjakan tugas dengan serius dan sungguh-sungguh. Hal itu terlihat ketika peneliti memberikan tugas untuk mencurahkan pengalaman pribadi mereka ke dalam buku harian, siswa-siswa tersebut memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk menyelesaikan soal dan mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Hal yang sama juga terlihat ketika siswa mendapat tugas untuk menulis buku harian, terlihat siswa berkonsentrasi dan memanfaatkan waktu dengan baik untuk membuat buku harian sesuai dengan modelnya. Namun ada beberapa siswa yang masih belum bisa berkonsentrasi dengan baik dan belum sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas. Catatan lain tentang kejadian yang muncul ketika proses pembelajaran berlangsung yaitu ketika siswa sedang melakukan aktivitas menulis buku harian tibatiba mendapat gangguan dari luar yaitu kelas VII yang lain baru selesai pelajaran olahraga sehingga suasana sempat gaduh. Gangguan dari luar tersebut memang tidak
berpengaruh besar bagi siswa tetapi mengganggu konsentrasi siswa yang sedang menulis buku harian.
Lampiran 23. Hasil Wawancara Siklus I HASIL WAWANCARA SIKLUS I
Nama siswa
: Rahadiyar Puspawardani
No. Absen
: 32
Kelas
: VII E
Kategori Nilai
: Tinggi (82)
Pertanyaan. Peneliti
Siswa
: Apakah Anda senang menerima pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling? Berikan alasannya! : Ya, saya sangat senang, karena saya lebih tahu cara menulis buku harian dengan baik dan benar.
Peneliti
: Bagaimana pendapat Anda dengan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling yang diberikan guru selama ini?
Siswa
: Saya sudah sangat mengerti tata cara menulis buku harian.
Peneliti
: Apakah Anda merasa kesulitan dalam menulis buku harian? Jika ya,kesulitannya apa saja?
Siswa
: Tidak, guru saya sudah menjelaskan dengan baik, sehingga saya lebih cepat mengerti.
Peneliti : Apakah yang menyebabkan Anda mengalami kesulitan dalam menulis buku harian? Siswa
: Yang membuat saya sedikit kesulitan yaitu pemilihan kata yang baku.
Peneliti : Apakah contoh buku harian yang dihadirkan oleh guru dapat dipahami? Jelaskan! Siswa
: Tentu saja karena selain memberikan contoh model buku harian ibu guru juga menjelaskan dengan sangat jelas.
Peneliti : Apakah yang menjadi harapan Anda mengenai pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling? Siswa
: Supaya kedepan banyak orang yang lebih mengetahui cara menulis buku harian dengan benar.
Nama siswa
: Andita Rahmawati
No. Absen
: 04
Kelas
: VII E
Kategori Nilai
: Sedang (80)
Pertanyaan.
Peneliti
: Apakah Anda senang menerima pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling? Berikan alasannya!
Siswa
: Senang, sebab dalam memberikan materi dapat diterima dengan mudah.
Peneliti : Bagaimana pendapat Anda dengan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling yang diberikan guru selama ini? Siswa
: Senang, karena dapat memahami dalam menulis buku harian.
Penulis
: Apakah Anda merasa kesulitan dalam menulis buku harian? Jika ya,kesulitannya apa saja?
Siswa
: Kesulitan dalam memilih pilihan kata yang tepat dalam memilih kalimat yang baku.
Penulis : Apakah yang menyebabkan Anda mengalami kesulitan dalam menulis buku harian? Siswa
: Harus menggunakan bahasa yang baku dan pilihan kata yang tepat.
Penulis
: Apakah contoh buku harian yang dihadirkan oleh guru dapat dipahami? Jelaskan!
Siswa
: Ya, karena bila ada kesulitan siswa dapat bertanya kepada guru.
Penulis
: Apakah yang menjadi harapan Anda mengenai pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling?
Siswa
: Harapan saya yaitu dapt menerapkan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam menulis buku harian sehari-hari.
Nama siswa
: Vega Alberta
No. Absen
: 37
Kelas
: VII E
Kategori Nilai
: Rendah (50)
Pertanyaan. Peneliti
Siswa
: Apakah Anda senang menerima pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling? Berikan alasannya! : Ya, karena itu merupakan hal baru bagi saya.
Peneliti : Bagaimana pendapat Anda dengan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling yang diberikan guru selama ini? Siswa Peneliti Siswa
: Sidikit berbeda karena ini lebih terperinci. : Apakah Anda merasa kesulitan dalam menulis buku harian? Jika ya,kesulitannya apa saja? : Tidak, karena sudah diberi penjelasan yang sangat terperinci.
Peneliti : Apakah yang menyebabkan Anda mengalami kesulitan dalam menulis buku harian? Siswa
: Pemilihan kata yang baku.
Peneliti : Apakah contoh buku harian yang dihadirkan oleh guru dapat dipahami? Jelaskan! Siswa
: Ya, karena sangat jelas dan terperinci.
Peneliti : Apakah yang menjadi harapan Anda mengenai pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling? Siswa : Agar menjadi lebih jelas dan terperinci lagi supaya mudah dimengerti siswa.
Lampiran 24. Hasil Wawancara Siklus II
HASIL WAWANCARA SIKLUS II
Nama siswa
: Rahadiyar Puspawardani
No. Absen
: 32
Kelas
: VII E
Kategori Nilai
: Tinggi (96)
Pertanyaan. Peneliti
Siswa
: Apakah Anda senang menerima pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling? Berikan alasannya! : Ya, saya sangat senang dan tertarik, karena saya lebih tahu menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling dan cara menulis buku harian dengan baik dan benar.
Peneliti : Bagaimana pendapat Anda dengan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling yang diberikan guru selama ini? Siswa
: Saya sudah sangat mengerti tata cara menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling, serta penjelasan ibu guru mudah dipahami.
Penulis
: Apakah Anda merasa kesulitan dalam menulis buku harian? Jika ya,kesulitannya apa saja?
Siswa
: Kesulitan belum saya alami karena materi pelajaran juga sudah dijelaskan sebelumnya dan guru saya sudah menjelaskan dengan baik, sehingga saya lebih cepat mengerti.
Penulis
: Apakah yang menyebabkan Anda mengalami kesulitan dalam menulis buku harian?
Siswa
: Yang membuat saya sedikit kesulitan yaitu pemilihan kata yang baik dan benar yang sudah disempurnakan.
Penulis
: Apakah contoh buku harian yang dihadirkan oleh guru dapat dipahami? Jelaskan!
Siswa
: Tentu saja karena selain memberikan contoh model buku harian ibu guru juga menjelaskan dengan sangat jelas serta memberikan contoh pembuatannya.
Penulis
: Apakah yang menjadi harapan Anda mengenai pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling?
Siswa
: Saran saya metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam menulis buku harian ini dapat diajarkan juga di kelas lain, sehingga pelajaran menulis buku harian menjadi lebih menarik.
Nama siswa
: Andita Rahmawati
No. Absen
: 04
Kelas
: VII E
Kategori Nilai
: Sedang (91)
Pertanyaan. Peneliti
Siswa
Peneliti
Siswa
Penulis
: Apakah Anda senang menerima pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling? Berikan alasannya! : Ya senang, karena pelajaran kali ini lebih menyenangkan. Pelajaran menulis buku harian tidak seperti biasanya, tidak monoton ada metode dan tekniknya yang membuat jadi menarik dan menyenangkan. : Bagaimana pendapat Anda dengan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling yang diberikan guru selama ini? : Senang, karena dapat memahami dalam menulis buku harian yang lebih baik karena dihadirkannya model-model buku hariannya.
: Apakah Anda merasa kesulitan dalam menulis buku harian? Jika ya,kesulitannya apa saja?
Siswa
: Kesulitan yang saya alami ketika harus berkelompok, namun kondisi belum tenang serta dalam memilih pilihan kata yang baku.
Penulis
: Apakah yang menyebabkan Anda mengalami kesulitan dalam menulis buku harian?
Siswa
: Harus menggunakan bahasa yang baku, pilihan kata yang tepat, dan harus menguasai aspek-aspek munilis buku harian yang benar.
Penulis
: Apakah contoh buku harian yang dihadirkan oleh guru dapat dipahami? Jelaskan!
Siswa
: Ya, karena bila ada kesulitan siswa dapat bertanya kepada guru dan cara penjelasannya suaranya keras dan sangat terperinci sehingga mudah dipahami.
Penulis
: Apakah yang menjadi harapan Anda mengenai pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling?
Siswa
: Harapan saya yaitu dapat menerapkan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling tidak hanya keterampilan menulis buku harian, tetapi dapat dipakai pada keterampilan yang lain.
Nama siswa
: Vega Alberta
No. Absen
: 37
Kelas
: VII E
Kategori Nilai
: Rendah (71)
Pertanyaan. Peneliti
Siswa
: Apakah Anda senang menerima pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling? Berikan alasannya! : Pelajaran menyenangkan dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling karena itu merupakan hal baru bagi saya.
Peneliti : Bagaimana pendapat Anda dengan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling yang diberikan guru selama ini? Siswa : Mudah untuk dipahami dan sidikit berbeda karena ini lebih terperinci. Penulis
: Apakah Anda merasa kesulitan dalam menulis buku harian? Jika ya,kesulitannya apa saja?
Siswa
: Tidak, karena sudah diberi penjelasan yang sangat terperinci.
Penulis : Apakah yang menyebabkan Anda mengalami kesulitan dalam menulis buku harian? Siswa Penulis
: Kesulitan saya yaitu cara memilih kata yang baku dan menguasai aspek-aspek yang telah ditentukan dalam menulis buku harian. : Apakah contoh buku harian yang dihadirkan oleh guru dapat dipahami? Jelaskan!
Siswa
: Ya sangat mudah dipahami karena sangat jelas dan terperinci dalam menyampaikan penjelasan model-model buku harian.
Penulis
: Apakah yang menjadi harapan Anda mengenai pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling?
Siswa
: Saran saya metode ini diajarkan di kelas lain juga.
Lampiran 25. Surat-surat Asli