Vol.VII No. 3A Jan 2016
ISSN 1693-7945
PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSEP GEOMETRI DIMENSI DUA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN LESSON STUDY DENGAN LATIHAN SOAL (PTK pada Siswa Kelas XI IPA2 SMAN 6 Cirebon) Oleh: Hikmah Guru SMA N 6 Cirebon
ABSTRAK Rumusan masalah dalam penelitian ini yakni “Apakah Model Pembelajaran Lesson study dengan latihan soal dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada topik Geometri Dimensi Dua?”. Sedangkan tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran Geometri Dimensi Dua dengan Model Pembelajaran Lesson study dengan latihan soal. Penelitian dilaksanakan di SMAN 6 Cirebon Kelas XI IPA2 Mata Pelajaran Matematika pada semester 2 Tahun 2013/2014. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian tindakan. Dalam penelitian ini peneliti 1 berkolaborasi dengan peneliti 2 serta dengan kepala sekolah. Peneliti terlibat langsung dalam penelitian mulai dari awal sampai penelitian berakhir. Peneliti berusaha melihat, mengamati, merasakan, menghayati, merefleksi, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan Model Pembelajaran Lesson study dengan latihan soal dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada topik Geometri Dimensi Dua Peningkatan hasil belajar tugas no 1 adalah 7, tugas no 2 adalah 10, tugas no 3 adalah 11, tugas no 4 adalah 9. Rata-rata ketercapaian tugas adalah 37. Peningkatan hasil belajar kelompok I adalah 30; kelompok II adalah 45; Kelompk III adalah 45; kelompok IV adalah 35; Kelompok V adalah 30. Berdasarkan hasil pengolahan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Geometri Dimensi Dua dengan menggunakan pembelajaran kolaboratif Model Pembelajaran Lesson study dengan latihan soal dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini berarti hipotesis terbukti.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Lesson Study Dengan Latihan Soal, Hasil Belajar PENDAHULUAN Dalam pembelajaran materi geometri dimensi dua, hasil pembelajarannya menunjukkan hasil belajarnya di bawah Kriteria Ketercapaian Minimal (KKM). Hasil refleksi peneliti diperoleh data bahwa hasil belajar siswa mengenai Geometri masih rendah. Hal ini merupakan gambaran kegagalan praktek langsung di lapangan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menawarkan peluang sebagai strategi pengembangan kinerja, sebab pendekatan penelitian ini menempatkan pendidik dan tenaga kependidikan lain sebagai agen pengubah yang pola kerjanya bersifat kolaboratif. Tujuan lesson study adalah memotivasi peserta didik aktif belajar mandiri. Belajar mandiri merupakan usaha individu pembelajar untuk mencapai suatu kompetensi akademis. 53
ISSN 1693-7945
Vol.VII No. 3A Jan 2016
Dengan demikian dalam belajar mandiri pembelajar menentukan tujuan pembelajarannya, merencanakan prosesnya, menggunakan sumber belajar yang dipilihnya, membuat keputusan-keputusan akademis, dan melakukan kegiatan-kegiatan yang dipilihnya untuk mencapai tujuan belajar (Brookfield dalam Paulinna Pannen, dkk. 2001). Model belajar mandiri adalah student centered, berpusat pada siswa. Tugas guru dalam belajar mandiri sebagai fasilitator dan mediator, tidak lagi memposisikan diri sebagai aktor utama yang mendominasi pembelajaran. Realitas menunjukkan, sampai dengan sekarang belajar mandiri kurang berjalan dengan baik. Sepanjang pengamatan penulis, beberapa faktor penghambat dalam belajar mandiri adalah: a) Kurangnya inovasi dalam pembelajaran sehingga cenderung menggunakan pola lama yakni pembelajaran yang berpusat pada guru. b) Kurangnya pemanfaatan sumber daya sekitar baik sumber daya alam maupun sumber daya c) Belum terbentuknya komunitas keilmuan di lingkungan sekolah sehingga minim kegelisahan akademik baik pada level guru maupun siswa. d) Ketiadaan program sister school yang berorientasi pada kualitas peningkatan pembelajaran. e) Komunitas guru antarsekolah dalam program MGMP belum berjalan dengan optimal, program yang dilaksanakan sebatas pemenuhan administrasi profesi. Tulisan ini berupaya menemukan breaktrough sehingga lesson study dapat diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas dengan menitikberatkan pada model-model pembelajar atau strategi pembelajaran sebagai bentuk inovasi pembelajaran dan sebagai upaya menjadikan siswa tergugah untuk belajar mandiri sebagaimana tujuan lesson study. Ada tiga siklus dalam lesson study. Prinsipnya siklus selalu kontinyu, berulang untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Menurut Hendayana (dalam Parmin, 2008) tiga siklus dalam lesson study berupa plan (merencanakan), do (melaksanakan), dan see (merefleksi). Secara skematis digambarkan sebagai berikut: (1) Rencana yang dimaksud dalam siklus ini adalah rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran merupakan rencana jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran (Khaerudin dan Mahfud Junaedi, 2007). Dalam perencanaan beberapa hal yang harus diperhatikan adalah: kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar, dan penilaian. Rencana pembelajaran yang disusun lebih mengerucut lagi dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran berisi garis besar apa yang akan dikerjakan oleh guru dan peserta didik. Dengan demikian RPP menekankan pada action guru dan murid. Agar model pembelajaran guru variatif maka diperlukan MCL (Model Creative Learning). Do (melaksanakan) berangkat dari perencanaan. Melaksanakan merupakan bentuk tindakan yaitu tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana (Suwarsih Madya, 1994). Dalam praktiknya tindakan atau pelaksanaan dituntun oleh perencanaan, namun tidak mutlak mengikuti perencanaan karena yang dihadapi adalah dunia nyata (siswa di kelas atau laboratorium). Dalam siklus kedua ini dilakukan observasi. Observasi dilaksanakan untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait, artinya tindakan sebagai buah dari perencanaan diobservasi sebagai bahan refleksi sekarang dan sebagai pijakan pada siklus berikutnya. Observasi penting dilaksanakan karena dalam praktik senantiasa terbatas oleh kendala dan terdapat celah untuk perbaikan. Siklus yang ketiga adalah see (merefleksikan). Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi.
54
Vol.VII No. 3A Jan 2016
ISSN 1693-7945
Refleksi berusaha memahami proses, masalah, dan kemungkinan-kemungkinan yang dapat dikembangkan dalam perencanaan dan tindakan. Dengan konsep belajar tersebut, peniliti merasa yakin bahwa hasil belajar Geometri Dimensi Dua akan meningkat secara signifikan. Oleh karena itu peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas di SMA dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Konsep Geometri Dimensi Dua Dalam Pelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran Lesson Study Dengan Latihan Soal (PTK pada Siswa Kelas XI IPA2 SMAN 6 Cirebon).”. METODE PENELITIAN Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMAN 6 Cirebon Kelas XI IPA2 Mata Pelajaran Matematika pada semester 2 Tahun 2013/2014. SMAN 6 Cirebon terletak di daerah perkotaan yang berada di tepi Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No.79 Cirebon sehingga sangat mudah dijangkau kendaraan umum. Tingkat kehadiran guru dan siswa di sekolah sangat tinggi. Persiapan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian tindakan. Dalam penelitian ini peneliti 1 berkolaborasi dengan peneliti 2 serta dengan kepala sekolah. Peneliti terlibat langsung dalam penelitian mulai dari awal sampai penelitian berakhir. Peneliti berusaha melihat, mengamati, merasakan, menghayati, merefleksi, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Pada penelitian ini, peneliti sebagai instrumen penelitian. Oleh karena itu pelaksanaan penelitian ini menuntut kehadiran peneliti secara penuh di lapangan. Peneliti bertindak sebagai perencana, pengumpul data, penganalisis data, penafsir data, dan sebagai pelapor hasil penelitian. Siklus Penelitian Tahap-tahap pelaksanaan penelitian tindakan terdiri dari perencanaan, pemberian tindakan, observasi, analisis, dan refleksi. Adapun alur tahap pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut : Plan Reflection
Resived Plan
Action/ Observasion
Action/ Observasion
Reflection
Resived Plan
55 Dan Seterusnya
Vol.VII No. 3A Jan 2016
ISSN 1693-7945
Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan berdasarkan langkah-langkah berikut ini: Langkah Persiapan o Membuat instrumen latihan soal sesuai dengan indikator atau rumusan tujuan pembelajaran khusus dan menentukan bobot dan pemarkahannya. o Membimbing guru mata pelajaran untuk penggunaan Model Pembelajaran Lesson Study. Langkah Pelaksanaan o Memilih kelas yang dilibatkan dalam penelitian. o Memberikan tes awal. o Siswa dibagi dalam 6 kelompok yang terdiri dari 5 orang. o Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Lesson Study. o Setiap sub pokok bahasan selesai diajarkan diberikan tes akhir. Teknik Analisa Data Data dari penelitian ini diolah dengan menggunakan analisa statistik diskritif. Langkah analisanya sebagai berikut: a. Karena adanya perbedaan jumlah skor tes akhir belajar, maka penelitian tidak menggunakan skor, tetapi nilai sebagai acuan. Teknik penilaian yang digunakan adalah: Nilai =
Jumlah skor siswa yang benar × 10 Jumlah skor total
b. Menentukan nilai rata-rata tes hasil belajar siswa Kelas XI IPA2 SMAN 6 Cirebon dengan rumus:
𝑥=
𝑥𝑖 𝑛
(Sujana, 1989: 67)
Keterangan: 𝑥 = Mean atau rata-rata 𝑥𝑖 = Nilai data 𝑛 = banyaknya data c. Penggunaan statistik deskreptif sekaligus juga untuk mengetahui taraf penguasaan siswa terhadap materi sistem persamaan linier dua variabel. Sebaran nilai taraf penguasaan siswa disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan pedoman penilaian. Pedoman penilaian acuan patokan (PAP) menurut Arikuno (1993 : 294), seperti tabel berikut ini, Tabel 3. Pedoman Penilaian Acuan Patokan Nilai Kualitas 8,0 – 10,0 Baik sekali 6,6 – 7,9 Baik 5,6 – 6,5 Cukup 4,0 – 5,5 Kurang 0 – 3,9 Gagal 56
Vol.VII No. 3A Jan 2016
ISSN 1693-7945
Selanjutnya nilai tes awal dari setiap siswa dimasukan sebagai Nilai Dasar (ND) untuk sub pokok bahasan (SPB) 1, nilai tes hasil belajar di akhir SPB 1 disebut Nilai Akhir (NA) untuk SPB 1 dan sekaligus menjadi nilasi dasar (ND) untuk SPB 2. Nilai tes hasil belajar di akhir SPB 2, disebut nilai akhir untuk SPB 2 yang sekaligus menjadi nilai dasar untuk materi SPB 3, nilai tes hasil belajar diakhir SPB 3 disebut nilai akhir untuk SPB 3 yang sekaligus menjadi nilai dasar untuk materi pada SPB 4. Nilai tes hasil belajar diakhir SPB 4 disebut nilai akhir untuk SPB 4. Selanjutnya nilai dasar dan nilai akhir setiap siswa digunakan untuk menghitung nilai peningkatan individu untuk digunakan dalam pemberian penghargaan kelompok dengan petokan pada kriteria dari tabel 1 dan tabel 2. o Menyajikan nilai rata-rata tes awal dan nilai rata-rata hasil belajar siswa Kelas XI IPA2 untuk setiap persamaan (RP) dalam bentuk diagram sehingga dapat dilihat profil belajar individu. o Menyajikan nilai rata-rata kelompok untuk tes pengetahuan awal dan tes hasil belajar untuk setiap pertemuan (RP) dalam bentuk diagram sehingga dapat dilihar profil hasil belajar kelompok, dan o Membuat kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian pada siklus pertama ini dilakukan dengan menggunakan pembelajaran Model Pembelajaran Lesson study dengan latihan soal. Pelaksanaan pembelajaran materi Geometri Dimensi Dua difasilitasi peneliti pada siswa SMAN 6 Cirebon, Kelas XI IPA2. Pelaksanaan pembelajaran ini berpedoman pada RPP. Deskripsi Pembelajaran Siklus Pertama Pada pembelajaran guru hanya menerangkan pengertian Geometri Dimensi Dua, kemuadian memberikan latihan soal. Hasil dari latihan soal tersebut didiskusikan di kelas untuk menjawab permasalahan yang tertulis dalam indikator sebagai berikut. Siklus I : Indikator o Mencari unsur-unsur/bagian pada segi tiga, segi empat dan lingkaran o Mengoperasikan dan menghitung keliling bangun datar pada segi tiga, segi empat dan lingkaran Dengan demikian dalam pembelajaran ini siswa melakukan pembelajaran Model Pembelajaran Lesson study dengan latihan soal untuk menemukan sendiri jawaban terhadap indikator-indikator. Berikut peneliti sajikan hasil tes pembelajaran siklus I. Tabel 4.1 Hasil Tes Pembelajaran Siklus I Tugas No 1 2 3 4 Hasil Belajar
I 20 15 20 15 70
II 15 10 10 20 55
Kelompok III 15 15 10 15 55
Rata-rata IV 20 20 10 15 65
V 15 15 20 15 65
17 15 14 16 62
Komponen yang Perlu Diperbaiki
57
ISSN 1693-7945
Vol.VII No. 3A Jan 2016
Refleksi dilakukan bersama-sama dengan kedua observer dengan tujuan untuk menemukan kegiatan-kegiatan yang perlu diperbaiki serta menetapkan solusinya. Hasil refleksi terhadap kegiatan pembelajaran pada siklus pertama diperoleh satu indikator yang belum dapat dikuasai oleh siswa. Indikator tersebut adalah: Mengoperasikan operasi hitung yang cermat. Siklus II: Indikator o Menentukan / menghitung luas dari bangun datar pada segi tiga, segi empat dan lingkaran. o Mengoperasikan operasi hitung yang cermat. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus Kedua Pelaksanaan tindakan perbaiakan pembelajaran materi Geometri Dimensi Dua dilakukan dengan pembelajaran Model Pembelajaran Lesson study dengan latihan soal dengan pembuatan laporan dan presentasi kelompok pada siswa SMAN 6 Cirebon, Kelas XI IPA2. Pelaksanaan pembelajaran ini berpedoman pada RPP. Tabel 4.2 Penilaian Hasil Pembelajaran Siklus II Soal KeKel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 I 25 25 25 25 II 25 25 25 25 III 25 25 25 25 IV 25 25 25 25 Persentase 100 100 100 100 Benar
Kel 5 20 25 25 25 95
Dalam kegiatan penutup peneliti menjelaskan kesimpulan dari peningkatan hasil belajar konsep Geometri Dimensi Dua dalam pelajaran Matematika, masukan dari setiap siswa tentang manfaat pelajaran setelah menggunakan pembelajaran Model Pembelajaran Lesson study dengan latihan soal, proses pembelajaran, dan sistem penilaian yang baru dilakukannya sebagai refleksi terhadap pemberlajaran. Salah seorang murid berkata bahwa ia merasa lebih mengerti dan merasa menyenangkan belajar dengan pembelajaran Model Pembelajaran Lesson study dengan latihan soal. Pembahasan Hasil Penelitian Data hasil diskusi kelompok atau hasil tes setiap kelompok pada siklus pertama dan siklus kedua adalah data yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar pembelajaran Model Pembelajaran Lesson study dengan latihan soal. Karena teknik pengolahan data yang digunakan adalah teknik kuantitatif, data tersebut berupa angka. Sedangkan teknik kuantitatif yang digunakan peneliti dalam pembelajaran sehari-hari adalah mencari selisih hasil belajar atau hasil tes siklus pertama dan siklus kedua. Adapun selisihselisih yang dicapai adalah: (1) Peneliti mencari selisih ketercapaian setiap tugas siklus kedua dengan siklus pertama, (2) Peneliti mencarai selisih ketercapaian seluruh tugas dari setiap kelompok siklus kedua dan siklus pertama, (3) Hasil pengolahan data tersebut dibuat diagram batang dan diagram lingkaran. 1. Ketercapaian Setiap Tugas Berdasarkan penjelasan diatas, berikut ini meneliti mencantumkan ketercapaian setiap tugas dari setiap kelompok pada siklus pertama dengan kedua. 58
ISSN 1693-7945
Vol.VII No. 3A Jan 2016
Pada tabel di bawah ini.
59
Vol.VII No. 3A Jan 2016
ISSN 1693-7945
Tabel 4.3 Skor Ketercapaian Tugas Tugas Ke1 2 3 4 Rata2 Hasil Belajar
I
II
Siklus Pertama III IV
20 15 20 15
15 10 10 20
15 15 10 15
20 20 10 15
15 15 20 15
17.5 70
13.75 55
13.75 55
16.25 65
16.25 65
V
Rata2 17 15 14 16 15.5 62
I
II
Siklus Kedua III IV
25 25 25 25
25 25 25 25
25 25 25 25
25 25 25 25
20 25 25 25
25 100
25 100
25 100
25 100
23.75 95
V
Rata2 24 25 25 25 24.75 99
Selisih tugas no 1 adalah 24-17=7. Selisih tugas no 2 adalah 25-15=10. Selisih tugas no 3 adalah 25-14=11. Selisih tugas no 4 adalah 25-16=9. Rata-rata ketercapaian tugas adalah 99-62=37. Berikut ini peneliti sajikan peningkatan ketercapaian tugas yang merupakan peningkatan hasil belajar dalam bentuk diagram batang sebagai berikut. Diagram 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Setiap Soal 12 10 8 6
Tugas
4 2 0 1
2
3
4
Tes yang digunakan adalah tes mengenai materi konsep Geometri Dimensi Dua dalam pelajaran Matematika. Tes dilakukan untuk mengetahui pengaruh penyampaian materi pada siswa. Tes yang dilakukan berupa tes esay yang terdiri dari sepuluh soal. Setiap soal berbobot 10%. Nilai maksimal adalah 100. Peneliti membuat sepuluh soal dalam tes, yaitu:
60
Vol.VII No. 3A Jan 2016
ISSN 1693-7945
Pada diagram 4.1 menunjukan peningkanan hasil belajar dari setiap soal, dapat dilihat bahwa pembelajaran Model Pembelajaran Lesson study dengan latihan soal dapat peningkatan hasil belajar setiap tugas menunjukan hasil yang merata. Hal ini berarti bahwa siswa telah memahami materi Geometri Dimensi Dua secara keseluruhan karena kespuluh soal tersebut diambil berdasarkan indikator Peningkatan Hasil Belajar Konsep Geometri Dimensi Dua Dalam Pelajaran Matematika. Indikator Peningkatan Hasil Belajar Konsep Geometri Dimensi Dua Dalam Pelajaran Matematika terdiri dari: Siklus I : Indikator o Mencari unsur-unsur/bagian pada segi tiga, segi empat dan lingkaran. o Mengoperasikan dan menghitung keliling bangun datar pada segi tiga, segi empat dan lingkaran. Siklus II: Indikator o Menentukan / menghitung luas dari bangun datar pada segi tiga, segi empat dan lingkaran. o Mengoperasikan operasi hitung yang cermat. Selanjutnya peneliti mencari perbandingan ketercapaian seluruh tugas yang dijelaskan dalam bentuk diagram lingkaran, sebagai berikut. Diagram 4.2 Ketercapaian Hasil Belajar Setiap Soal
Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4
Selanjutnya peneliti akan mencari perbandingan ketercapaian seluruh tugas sebagai berikut. Perbandingan ketercapaian tugas nomor 1 sampai 4 adalah 7:10:11:9=37. Selanjutnya masing-masing angka ketercapaian tugas dibagi 37 lalu dibagi 100. Dengan perhitungan (7/37 x 100% = 19%), (10/37 x 100% = 27%), (11/37 x 100% = 30%), (9/37 x 100% = 24%). Jadi perbandingan hasil ketercapaian terhadap tugas sebagai berikut: 19 : 27 : 30: 24 = 100. 2. Ketercapaian Seluruh Tugas Berdasarkan tabel 4.3, berikut ini peneliti mencantumkan data ketercapaian seluruh tugas dari setiap kelompok pada siklus I dan siklus II. Ketercapaian hasil belajar kelompok I adalah 100-70 = 30; kelompok II adalah 100-55 = 45; Kelompk III adalah 100-55 = 45; kelompok IV adalah 100-65=35; Kelompok V adalah 95-65 = 30. Data tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar konsep Geometri Dimensi Dua dalam pelajaran Matematika dengan model pembelajaran lesson study dengan latihan soal. Berikut ini peneliti sajikan diagram ketercapaian seluruh tugas sebagai berikut.
61
Vol.VII No. 3A Jan 2016
ISSN 1693-7945
Diagram 4.3 Hasil Belajar Setiap Kelompok 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Tugas
I
II
III
IV
V
Diagram 4.3 adalah diagram batang yang menjelaskan mengenai peningkatan hasil belajar setiap kelompok. Diagram batang 4.3 berbeda dengan Diagram batang 4.1, pada Diagram batang 4.3 peneliti menjelaskan mengenai peningkatan hasil belajar setiap kelompok dan pada Diagram batang 4.1 peneliti menjelaskan mengenai peningkatan hasil belajar setiap soal. Telah terjadi peningkatan hasil belajar kelompok yaitu. ketercapaian seluruh tugas dari setiap kelompok pada siklus I dan siklus II. Peningkatan hasil belajar kelompok I adalah 30; kelompok II adalah 45; Kelompk III adalah 45; kelompok IV adalah 35; Kelompok V adalah 30. Perbandingan tugas hasil belajar kelompok I, II, III, IV, V adalah 30:45:45:35:30=185. Selanjutnya masing-masing ketercapaian tugas dibagi 185 lalu dibagi 100. Dengan perhitungan (30/185 x 100% = 16% ), (45/185 x 100% = 21%), (45/185 x 100% = 21%), (35/185 x 100% = 21%), (30/185 x 100% = 21%). Berdasarkan data perbandingan tersebut, peneliti menyajikan diagram lingkaran sebagai berikut. Diagram 4.4 Ketercapaian Hasil Belajar Setiap Kelompok
Kel I Kel II Kel III Kel IV Kel V
Pada diagram lingkaran 4.4 peneliti menjelaskan mengenai persentase peningkatan hasil belajar setiap kelompok. Diagram lingkaran 4.4 berbeda dengan Diagram lingkaran 4.2, pada Diagram lingkaran 4.4 peneliti menjelaskan mengenai persentase peningkatan hasil belajar setiap kelompok dan pada Diagram lingkaran 4.2 peneliti menjelaskan mengenai persentase peningkatan hasil belajar setiap soal. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
62
Vol.VII No. 3A Jan 2016
ISSN 1693-7945
Model Pembelajaran Lesson study dengan latihan soal dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada topik Geometri Dimensi Dua Peningkatan hasil belajar tugas no 1 adalah 7, tugas no 2 adalah 10, tugas no 3 adalah 11, tugas no 4 adalah 9. Rata-rata ketercapaian tugas adalah 37.
Peningkatan hasil belajar kelompok I adalah 30;
kelompok II adalah 45; Kelompk III adalah 45; kelompok IV adalah 35; Kelompok V adalah 30. Berdasarkan hasil pengolahan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Geometri Dimensi Dua dengan menggunakan pembelajaran kolaboratif Model Pembelajaran Lesson study dengan latihan soal dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini berarti hipotesis terbukti. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan di atas maka disarankan pada pihak yang berkompeten untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini. Guru sebaiknya memanfaatkan hasil penelitian ini untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Atwi Suparman. 1997. Model-model Pembelajaran Interaktif. Jakarta: STIALAN Press Dahlan, MD. 1990. Model-model Mengajar. Bandung: CV Diponogoro. Lexy Maleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosadakarya Kasihani Kasbolah. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang: Depdikbud Permen Diknas. 2008. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Rahman. 2008. Alternatif Model Penelitian Tindakan Kelas. Panduan Seminar Nasional Pendidikan. Soedarsono. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Bagian Kedua Rencana, Desain, dan Implementasi. Yogyakarta: Depdikbud. Suyatno. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Depdikbud. Uyih Sadulloh, dkk. 2008. Pedagogik. Bandung: Cipta Utama
63