Artikel Pembelajaran Mengenal Bidang Geometri melalui Kreatifitas Seni Sketsa di Pusat Unggulan PAUD Taman Belia Candi Semarang Oleh: Oleh:, Nila Kusumaningtyas,Ismatul Khasanah, M.Kristanto
[email protected] [email protected] Abstract/Sari The Learning of Identifying Geometry through Sketch Art Creativity at The Center of Excellence PAUD Taman Belia Candi Semarang Abstract/Sari This study was accomplished in the basis of learning on geometry learned since primary children. The essential thing that the child could comprehend geometry through creative and fun games. One of the creativities is sketch art. Through sketch art children will know about the concepts of geometry that will needed as the reinforcement skill of thinking and acting for daily’s problem solving discovered by children. The focus of the study is on planning, learning implementation, assessment or evaluation of children’s ability to identify the shapes of geometry through sketch art. The method used by this study is qualitative naturalistic method. Qualitative approach used by the writer is with consideration to deepen the connectivity of social situations entirely. The result of the study is: the learning plan to identify geometry through sketch art creativity done by the head master and all of the teachers of Center Excellence PAUD Taman Belia Candi Semarang. The planning starts from arranging Semester Program, Weekly Learning Implementation Planning, and Daily Learning Implementation Planning. On learning plan contain the concepts of geometry that will introduced to children according to the theme. The learning implementation of identifying geometry shape through sketch art creativity found in every center that observed that are art center, block, and preparation. The steps of the implementation in every center is almost the same. First of all, the teacher discusses the theme and the concepts that will constructed on that day, then teacher introduces games variation that will played by the children. The assessment of the identifying geometry shapes learning through art sketch creativity done when the children doing activities according to early childhood curriculum assessment guidelines in 2013 that is authentic assessment. Key words: Learning, Geometry, Sketch Art.
Penelitian ini dilaksanakan atas dasar pembelajaran mengenal bidang geometri perlu diajarkan sejak anak usia dini. Hal ini penting agar anak dapat memahami bidang geometri dengan baik dan benar melalui permainan-permainan yang kreatif dan menyenangkan, salah satu bentuk kreatifitas yang dapat dilakukan anak usia dini adalah seni sketsa. Melalui seni sketsa anak akan mengenal konsep-konsep bidang geometriyang sangat dibutuhkan sebagai penguatan keterampilan berpikir dan bertindak untuk pemecahan masalah sehari-hari yang ditemui anak. Fokus penelitian yang dilakukan adalah pada perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dan 1
penilaian atau evaluasi kemampuan anak mengenal bentuk geometri melalui seni sketsa.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode “kualitatif jenis naturalistik”. Pendekatan kualitatif penulis gunakan dengan pertimbangan ingin mendalami secara keseluruhan hubunganhubungan yang ada dalam situasi sosial. Hasil penelitian ini adalah: Perencanaan pembelajaran mengenal bidang geometri melalui kreatifitas seni sketsa dilakukan oleh kepala sekolah dan semua guru di Pusat Unggulan PAUD Taman Belia Candi Semarang. Perencanaan dimulai dari menyusun Program Semester (Prosem), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM), dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Pada perencanaan pembelajaran memuat konsep-konsep geometri yang akan dikenalkan pada anak sesuai dengan tema.Pelaksanaan pembelajaran mengenal bentuk geometri melalui kreatifitas seni sketsa ada di setiap sentra yang diamati yaitu sentra seni, balok dan persiapan. Langkah–langkah pelaksanaan hampir sama di setiap sentra. Pertama guru berdiskusi tentang tema dan konsep-konsep yang akan dibangun pada hari itu, lalu guru memperkenalkan ragam main yang akan dimainkan anak. Penilaian pembelajaran mengenal bentuk geometri melalui kreatifitas seni sketsa dilakukan saat anak melakukan kegiatan, sesuai dengan pedoman penilaian kurikulum 2013 PAUD yaitu penilaian otentik. Kata Kunci: Pembelajaran, Bidang Geometri, Seni Sketsa.
2
A. Pendahuluan Pembelajaran mengenal bidang geometri pada anak usia dini memerlukan kreatifitas dari para pendidik. Hal ini bertujuan agar anak dapat memahami bidang geometri dengan baik dan benar melalui permainan-permainan yang kreatif dan menyenangkan, salah satu bentuk kreatifitas yang dapat dilakukan anak usia dini adalah seni sketsa. Melalui seni sketsa anak akan mengenal konsep-konsep bidang geometriyang sangat dibutuhkan sebagai penguatan keterampilan berpikir dan bertindak untuk pemecahan masalah sehari-hari yang ditemui anak di masa sekarang dan masa depan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, pada BAB IV pada Standar Isi, Pasal 10 ayat 1 Lingkup Perkembangan yang sesuai tingkat usia anak meliputi aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan seni. Pembelajaran mengenal bidang geometri sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif yaitu :(1) belajar dan pemecahan masalah, mencakup kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara fleksibel dan diterima social serta menerapkan pengetahuan atau pengalaman yang baru. (2) berfikir logis, mencakup berbagai perbedaan, klasifikasi, pola, berinisiatif, berencana, dan mengenal sebab-akibat; dan (3) berfikir simbolik, mencakup kemampuan mengenal, menyebutkan, dan menggunakan konsep bilangan, mengenal huruf, serta mampu mempresentasikan berbagai benda dan imajinasinya dalam bentuk gambar. Mengenal bidang geometri adalah ilmu tentang sesuatu yang memiliki pola keteraturan dan urutan yang logis. Menemukan dan mengungkapkan keteraturan atau urutan ini dan kemudian memberi arti merupakan makna dari mengerjakan mengenal bidang geometri. Menurut Johnson dan Myklebust (1967: 244), mengenal bidang geometri adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoretisnya adalah untuk memudahkan berpikir. Sejalan dengan pendapat tersebut Morris Kline mengemukakan bahwa mengenal bidang geometri merupakan salah satu puncak kegemilangan intelektual. Disamping pengetahuan mengenai mengenal bidang geometri itu sendiri, mengenal bidang geometrin memberikan bahasa, proses, dan teori, yang memberikan ilmu suatu bentuk dan kekuasaan.
3
Dilihat dari segi bahasa Suriasumantri menyatakan bahwa, mengenal bidang geometri adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin disampaikan. Paparan tersebut menunjukkan bahwa mengenal bidang geometri berkenaan dengan struktur dan hubungan
berdasarkan
konsep
abstrak,
sehingga
dibutuhkan
simbol
untuk
dapat
mengoperasionalkan aturan dari struktur dan hubungan tersebut dengan operasi yang telah diterapkan sebelumnya. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa mengenal bidang geometri adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna, serta memiliki pola keteraturan dan urutan logis. Menekankan pada kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), memiliki fungsi praktis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan serta fungsi teoretis untuk memudahkan berpikir. Liebeck mengemukakan ada dua macam hasil belajar mengenal bidang geometri yang harus dikuasai oleh anak, perhitungan matematis (mathematics calculation) dan penalaran matematis (mathematics reasoning). Berdasarkan hasil belajar mengenal bidang geometri semacam itu maka Lerner mengemukakan bahwa kurikulum bidang studi mengenal bidang geometri hendaknya mencakup tiga elemen, (1) konsep, (2) keterampilan, dan (3) pemecahan masalah. Mengenal bidang geometri berupaya menjadikan anak sebagai pengguna kreatif mengenal bidang geometri dalam situasi kehidupan dan tempat keja tetapi juga mencakup kemampuan untuk mengingat kembali hasil penjumlahan dan produk perkalian dengan cepat.Djojosuroto mengemukakan beberapa fungsi mengenal bidang geometri, yaitu sebagai berikut: a.
Mengenal bidang geometri sebagai bahasa Mengenal bidang geometri adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari dari serangkaian pernyataan yang ingin disampaikan. Lambang-lambang mengenal bidang geometri bersifat artificial yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Tanpa itu mengenal bidang geometri hanya merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati.
b.
Mengenal bidang geometri sebagai sarana berpikir deduktif Mengenal bidang geometri merupakan ilmu deduktif. Nama ilmu deduktif diperoleh karena penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi tidak disadari atas pengalaman seperti halnya 4
yang terdapat di dalam ilmu-ilmu empirik, melainkan didasarkan deduksi-deduksi (penjabaran-penjabaran). c.
Mengenal bidang geometri untuk ilmu alam dan ilmu sosial Mengenal bidang geometri merupakan salah satu puncak kegemilangan intelektual. Fungsi mengenal bidang geometri sangat penting dalam perkembangan berbagai macam ilmu pengetahuan. Penghitungan matematis misalnya menjadi dasar desain ilmu teknik, metode matematis memberikan inspirasi kepada pemikiran di bidang sosial dan ekonomi bahkan pemikiran matematis dapat memberikan warna pada kegiatan arsitektur dan seni lukis. Sepuluh standar Nasional Council Theachers of Mathematics (NCTM) mengidentifikasi pemahaman dan kompetensi mengenal bidang geometri sebagai bilangan dan operasinya, aljabar, geometri, pengukuran, analisis data dan probabilitas, penyelesaian masalah, penalaran dan bukti, komunikasi, koneksi dan representasi. Di tingkat PAUD hingga kelas 2 semua anak harus: (1) Mengurutkan, mengklasifikasi, dan menata benda berdasarkan ukuran, angka dan property lain; (2) Mengenali, mendeskripsikan, dan memperluas pola seperti urutan bunyi dan bentuk atau pola numerik sederhana dan menerjemahkan dari satu representasi ke representasi lain; (3) Menganalisis cara menghasilkan pola pengulangan dan pertumbuhan. Operasi bilangan termasuk dalam hubungan matematis, setelah anak mampu berhitung, anak akan menyampaikannya secara matematis. Hubungan matematis menghubungkan konsep dan prosedur, mengenal bidang geometri dengan kehidupan sehari-hari. Untuk meningkatkan kemampuan penguasaan operasi penjumlahan dan pengurangan pada anak, diperlukan pembelajaran yang melibatkan anak secara aktif untuk berinteraksi dalam proses pembelajarannya. Tujuan mengenalmengenal bidang geometri pada anak usia dini adalah agar anak mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung/ mengenal bidang geometri, sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran mengenal bidang geometri pada jenjang pendidikan selanjutnya yang lebih komplek. Secara khusus tujuannya adalah (1) agar anak dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini melalui pengamatan terhadap bendabenda kongkrit, gambar-gambar atau angka-angka yang terdapat di sekitar anak; (2) dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung; (3) memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya 5
apresiasi yang tinggi; (4) memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan urutan sesuatu peristiwa terjadi di sekitarnya; (5) memiliki kreatifitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara spontan. Cockroft mengemukakan bahwa mengenal bidang geometri perlu diajarkan kepada anak karena (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan mengenal bidang geometri yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang manantang. Berdasarkan beberapa uraian di atas, mengenal bidang geometri untuk anak usia dini adalah kemampuan/ keterampilan anak dalam mengaplikasikan konsep-konsep mengenal bidang geometri yakni: mengenal konsep bilangan, pola dan hubungan, geometri, pengukuran, dan pengumpulan data, serta bentuk untuk memecahkan suatu masalah yang diwujudkan dalam pengetahuan. Salah satu bentuk kreatifitas untuk anak usia dini adalah seni gambar sketsa. Untuk aspek perkembangan seni diperkuat dalam Standar PAUD pada pasal 10 ayat 7 : Seni sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kemampuan mengeksplorasi dan mengekspresikan diri, berimajinasi dengan gerakan, musik, drama, dan beragam bidang seni lainnya (seni lukis, seni rupa, kerajinan), serta mampu mengapresiasi karya seni, gerak dan tari, serta drama. Daya cipta atau kreatifitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada.Sedangkan sketsaberasal dari bahasa Yunaniadalah karya gambar yang biasanya tidak dimaksudkan sebagai hasil karya akhir. Sebuah sketsa dapat memiliki beberapa tujuan: merekam sesuatu yang dilihat oleh seseorang, merekam atau mengembangkan gagasan untuk dipakai kemudian, atau dapat juga digunakan sebagai cara singkat menggambarkan citra, gagasan, atau prinsip. Hal ini diperkuat dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 PAUD. Pada Struktur Kurikulum disebutkan bahwa muatan kurikulum PAUD berisi program-program pengembangan yang terdiri dari beberapa program pengembangan antara lain: program Pengembangan kognitif yang mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan proses berpikir dalam konteks bermain,
6
dan program pengembangan seni mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya eksplorasi, ekspresi, dan apresiasi seni dalam konteks bermain. Pembelajaran mengenal bidang geometri adalah pembelajaran yang berkaitan dengan ideide/konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis melalui penalaran yang bersifat deduktif, sedangkan mengenal bidang geometri di PAUD adalah kegiatan belajar tentang konsep mengenal bidang geometri melalui aktifitas bermain dalam kehidupan sehari-hari dan bersifat ilmiah. Pendidik PAUD perlu mengetahui carabermain yang menyenangkan dan kreatif dalam pembelajaran bidang geometri untuk anak usia dini. Salah satu cara bermain yang disukai anakanak adalah menggambar sketsa. Pada gambar sketsa banyak ditemukan pembelajaran mengenal bidang geometri yang bisa digali oleh pendidik, misalnya ketika anak menggambar berbagai bentuk, jenis ukuran, warna dan jumlah, maka pendidik perlu menanyakan dan menghubungkan dengan konsep mengenal bidang geometri tersebut. Berdasarkan kenyataan tersebut di atas maka peneliti melakukan kajian secara mendalam tentang pembelajaran mengenal bidang geometri pada anak usia dini melalui kreatifitas seni sketsa di Pusat Unggulan PAUD Taman Belia Candi Semarang. Alasan pemilihan tempat penelitian karena PAUD Taman Belia Candi merupakan PAUD Percontohan dan Pusat Unggulan PAUD Provinsi Jawa Tengah yang ditunjuk oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai salah satu PAUD Percontohan yang melaksanakan Kurikulum 2013 PAUD. Selain itu salah satu kegiatan bermain di PAUD tersebut adalah setiap hari anak diberi kesempatan menggambar bebas sesuai tema dan guru menanyakan tentang apa yang digambar anak, lalu menggali konsep-konsep pengetahuan yang muncul pada hasil gambar anak, termasuk salah satunya konsep bidang geometri. Hasil karya anak berupa seni sketsa mengandung banyak konsep mengenal bidang geometri yang akan dapat menstimulasi aspek perkembangan kognitif dan seni, sehingga diharapkan selain medapatkan stimulasi kognitif berupa pengetahuan dan ketrampilan mengenal bidang geometri, anak juga dapat menuangkan ide/gagasannya dalam sebuah karya seni sketsa yang bermakna dan anak mampu mengapresiasi karya yang dihasilkannya maupun karya anak lain. Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus masalah dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana pembelajaran mengenal bentuk geometri melalui kreatifitas seni sketsa di PAUD Taman Belia Candi?”.
7
B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode “kualitatif jenis naturalistik”. Pendekatan kualitatif penulis gunakan dengan pertimbangan ingin mendalami secara keseluruhan hubungan-hubungan yang ada dalam situasi sosial selanjutnya dapat menemukan hal-hal yang baru.Pembelajaran mengenal bidang geometri melalui kreatifitas seni sketsa di Pusat Unggulan Paud Taman Belia Candi Semarang yang menjadi fokus penelitian ini merupakan peristiwa naturalistik. Untuk keperluan penelitian ini diperlukan adaptasi prosedur penelitian deskriptif kualitatif secara naturalistik. Penelitian dilakukan melalui 3 tahap, dan setiap tahap terdiri dari kegiatan tertentu, kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan, menurut Nasution (1996:33) adalah 1) Tahap Orientasi Pada tahap ini ditentukan subjek awal, dilakukan pra-survey ke lokasi penelitian kemudian dilakukan pendalaman melalui sumber-sumber bacaan baik konsep teoritis maupun studi pendahuluan yang relevan dengan konsep bentuk geometri dan memilih lokasi penelitian. 2) Tahap Eksplorasi Tahap eksplorasi ini dilakukan penelitian lapangan terhadap sumber data tentang pelaksanaan pembelajaran mengenal bentuk geometri melalui kreatifitas seni sketsa. Beberapa hal yang dianggap penting bagi seorang peneliti sebelum kegiatan berlangsung, antara lain memahami latar, tata cara dan tata karma menghadapi subjek penelitian. 3) Tahap Member Check Pada tahap ini membuat laporan tertulis yang ditujukan kepada responden guna menilai kesesuaian dengan hasil wawancara, penelitian dokumendan observasi, kemudian meminta penjelasan kepada unsur-unsur terkait bila dipandang perlu. Hal ini dimaksudkan agar seluruh data yang diperoleh dapat dijamin kebenaran tanpa keraguan validitasnya. Setelah pengecekan ulang berakhir agar dapat ditaksir dengan cermat dan bermakna, dilanjutkan dengan membuat laporan hasil penelitian. 8
Penelitian dilakukan di Pusat Unggulan PAUD Taman Belia Candi Semarang. Waktu penelitian dilakukan selama 4 bulan mulai bulan September 2015sampai Desember 2015. Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri (ketua dan anggota tim peneliti), yaitu Kristanto, S.Pd. M.Pd. (ketua), Ismatul Khasanah, S.Pd.I., M.Pd, (anggota), Nila Kusumaningtyas, S.T. M.Pd. (anggota). Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan sekunder.Data primer diperoleh dalam bentuk verbal, kata-kata atau ucapan lisan atau perilaku dari subjek (informan) yang berkaitan dengan pengenalan bentuk geometri melalui kreatifitas seni sketsa yang diperoleh dengan situasi alami yang terjadi di lingkungan PAUD Taman Belia Candi. Data sekunder bersumber dari dokumendokumen tertulis, hasil karya sketsa anak dan foto-foto yang digunakan sebagai pelengkap dari data primer. Analisis data yang digunakan adalah analisis yang dimulai dari tahap observasi / pengamatan awal terhadap kondisi tentang objek penelitian secara umum melalui temuan dan fakta-fakta yang dideskripsikan dengan bentuk sajian data, yang selanjutnya dianalisis (interpretasi) secara kualitatif. Dengan pendekatan ini maka analisis data yang dilakukan analisis deskriptif kualitatif. C. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian Berdasarkan fokus masalah dalam penelitian ini, maka hasil peneletian sebagai berikut : a. Perencanaan pembelajaran dibuat oleh Guru bersama Kepala Sekolah melalui rapat kerja yang dilakukan di awal tahun ajaran lalu dengan membuat Rencana Tema Tahunan (RTT), Webbing tema dan RPPM. Sebelumnya dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran termasuk tema yang sudah dilakukan di tahun ajaran sebelumnya. Kemudian
dicari tema-tema yang akan digunakan di tahun ajaran
2015/2016 serta disepakati tema yang mungkin dengan berbagai pertimbangan serta kebutuhan di lapangan.
9
Dalam perencanaan pembelajaran sudah terdapat konsep-konsep geometri yang akan dikenalkan pada anak. Konsep-konsep tersebut diajarkan kepada anak sesuai dengan tema yang telah ditentukan. b. Proses pembelajaran mengenal bidang geometri pada anak usia 5 – 6 tahun melalui kreatifitas seni sketsa di PAUD Taman Belia Candi Semarang Proses pembelajaran di sentra balok menggunakan alat dan bahan main untuk mendukung kegiatan main kreatifitas seni sketsa adalah berbagai macam bentuk balok yang ada dan alas balok.Penataan alat dan bahan main yang mendukung pengenalan bentuk geometri di sentra balok dengan menata alas main yang akan digunakan sebagai alas membangun balok anak.Saat anak melakukan kegiatan kreatifitas seni sketsa, guru mengamati, mengobservasi dan mendokumentasikan karya yang telah dibuat anak. Setelah anak-anak bermain balok, mereka diberi kesempatan untuk menggambar sesuai dengan bangunan balok yang telah di susun. Guru menanyakan kepada anak mengenai gambar hasil sketsa yang telah dibuat anak. Dalam gambar tersebut muncul coretan anak berupa berbagai bidang geometri. Pelaksanaan pembelajaran mengenal bidang geometri di sentra persiapan sedikit berbeda dengan di sentra balok. Di sentra persiapan, alat dan bahan main yang digunakan untuk mendukung kegiatan main kreatifitas seni sketsa di sentra persiapan meliputi kertas, pensil warna, spidol warna, dan crayon.Penataan alat dan bahan main yang mendukung pengenalan bentuk geometri di sentra persiapan yaitu dengan menata alat dan bahan sesuai dengan bentuk, ukuran dan jenisnya sehingga mudah untuk dibaca dan dipahami
oleh
anak
(klasifikasi).Guru
mengamati,
mengobservasi
dan
mendokumentasikan karya yang sedang dibuat anak, saat anak melakukan kegiatan kreatifitas seni sketsa, kemudian guru menanyakan kepada anak mengenai gambar sketsa yang telah anak buat. Di sentra seni, sebelum mulai pembelajaran, guru memfasilitasi anak dengan alat dan bahan main antara lain kertas, papan, spidol, pensil, krayon, arang, kapur. Tempat main untuk anak harus nyaman bersih, sehingga anak akan mudah bereksplorasi sesuai dengan imajinasinya. Guru memotivasi agar anak mau melakukan kegiatan menggambar dengan cara memberikan 1-3 gagasan gambar terlebih dahulu, sehingga anak bisa membangun pengetahuannya, lalu anak meniru dan memodifikasi sesuai dengan 10
kretifitasnya.Saat anak melakukan kegiatan kreatifitas seni sketsa, guru mengamati/ observasi anak dan memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan imajinasinya. Setelah selesai membuat kreatifitas seni sketsa, anak dipersilahkan untuk menceritakan karya yang sudah dibuat secara bergiliran.
c. Proses penilaian mengenal bidang geometri pada anak usia 5 – 6 tahun melalui kreatifitas seni sketsa di PAUD Taman Belia Candi Semarang. Penilaian anak di sentra balok dalam mengenal bidang geometri melalui kreatifitas seni sketsa adalah dengan menanyakan kepada anak mengenai gambar sketsayang dibuat, terutama bidang geometri yang ada di gambar sketsa tersebut.Penilaian dilakukan guru setelah anak mempresentasikan hasil karyanya berupa kreatifitas seni sketsa dengan menggunakan tahap perkembangan menggambar. Hasil dari penilaian kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri melalui kreatifitas seni sketsa anak sudah baik. Anak sudah mengenal bentuk-bentuk geometri yang ada di sekitar anak, misalnya bentuk persegi panjang, persegi, segitiga, lingkaran, oval, dan sebagainya. Penilaian dilakukan pada saat anak melakukan proses kegiatan menggambar dan hasil karya yang selesai dibuat anak. Hasil penilaian kemampuan anak dalam mengenal bidang geometri melalui kreatifitas seni sketsa, adalah anak mampu mengenal bidang geometri dalam hasil karya seni sketsa yang mereka buat. 2. PEMBAHASAN a. Perencanaan pembelajaran mengenal bidang geometri melalui kreatifitas seni sketsa di Pusat Unggulan PAUD Taman Belia Candi Semarang. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru sentra seni, persiapan dan balok memiliki kesamaan cara seperti yang diungkapkan Kepala Sekolah sebagai berikut : “Dalam perencanaan pembelajaran sudah terdapat konsep-konsep geometri yang akan dikenalkan pada anak. Konsep-konsep tersebut diajarkan kepada anak sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Guru memberikan kegiatan menggambar di setiap sentra sebagai salah satu ragam main yang dapat digunakan anak ketika bermain. “ Perencanaan pembelajaran mengenal bidang geometri melalui kreatifitas seni sketsa dilakukan guru agar anak dapat mencapai perkembangan berpikir logis dan berpikir simbolik sesuai usia 5 – 6 tahun, seperti yang tercantum dalam Standar Tingkat 11
Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) pada Standar PAUD Permendiknas 137 tahun 2014, sebagai berikut : Berpikir logis ; mengklasifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran (3 variasi), dan berpikir simbolik ; merepresentasikan berbagai macam benda dalam bentuk gambar atau tulisan (ada benda pensil yang diikuti tulisan dan gambar pensil) .(Standar PAUD, 2014 lampiran 1, 26 -27).Anak usia 5 – 6 tahun secara umum sudah mampu untuk menuangkan ide/gagasan yang ada dalam pikirannya ke dalam sebuah karya. Perkembangan kognitif menurut Piaget anak usia 5 tahun sudah memiliki fungsi simbolik yaitu kemampuan untuk menggunakan representasi mental (kata-kata, angka, atau gambaran) ketika anak melekatkan artinya. Tanpa simbol-simbol, anak tidak dapat berkomunikasi secara verbal, membuat perubahan, membaca peta. Simbol membantu anak untuk mengingat dan berpikir tentang sesuatu yang tidak hadir secara fisik (Papalia, 2014 : 244). Anak usia 5 tahun dapat menggunakan peta sederhana, dan dapat mengirimkan pemahaman spasial yang diperoleh dari mengerjakan sesuatu dengan diberi contoh terlebih dahulu untuk kemudian dipetakan dan sebaliknya (Papalia, 2014 : 245). Hal ini sesuai dengan perencanaan pembelajaran di sentra balok yang menyediakan kesempatan kepada anak untuk menggambar setelah mereka menyusun balok. Gambar yang dibuat anak adalah representasi susunan balok yang telah mereka susun. Anak diharapkan mampu menggambar berbagai bidang-bidang geometri seperti bentuk geometri pada balok-balok yang mereka susun.
b. Pelaksanaan pembelajaran mengenal bidang geometri melalui kreatifitas seni sketsa di Pusat Unggulan PAUD Taman Belia Candi Semarang. Pelaksanaan pembelajaran di masing-masing sentramemiliki ciri khas yang berbeda. Pada sentra persiapan lebih menekankan stimulasi keaksaraan dan matematika melalui bermain dan menggambar. Permainan angka, huruf dan simbol bentuk geometri setiap hari dilaksanakan di sentra persiapan, sehingga anak dengan mudah mengenal, memahami dan merepresentasikan bentuk-bentuk geometri ke dalam sebuah gambar sketsa. Dilihat dari segi bahasa Suriasumantri menyatakan bahwa, mengenal bidang geometri adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin disampaikan. Mengenal bidang geometri berkenaan dengan struktur dan hubungan berdasarkan
konsep
abstrak,
sehingga 12
dibutuhkan
simbol
untuk
dapat
mengoperasionalkan aturan dari struktur dan hubungan tersebut dengan operasi yang telah diterapkan sebelumnya. Hal ini terlihat pada saat anak mulai menggambar sesuai dengan tema. Mereka memvisualisasikan segala sesuatu yang ada di pikirannya pada sebuah gambar sketsa dengan banyak bentuk-bentuk geometri. Pelaksanaan pembelajaran di sentra seni lebih menekankan pada kreativitas seni. Setiap hari anak menghasilkan berbagai jenis karya seni sesuai dengan tema, ragam main, alat dan bahan yang digunakan. Saat anak berkreasi diperlukan suatu suasana yang kondusif yang menggambarkan kemungkinan tumbuhnya daya kreatifitas, Kreatifitas memiliki dimensi intuitif yang sangat berpengaruh terhadap timbulnya proses kreatif serta melibatkan fungsi rasio, rasa, dan keterampilan, oleh sebab itu guru perlu memberi contoh / model terlebih dahulu sebelum anak menggambar. Saat anak menggambar anak boleh mengembangkan contoh atau model yang telah diberikan oleh guru, sehingga kreatifitas anak berkembang. Setelah selesai menggambar anak menceritakan kepada guru tentang gambar yang telah dibuat. Saat inilah guru menanya bidang-bidang geometri yang ada dalam gambar tersebut. Kegiatan ini untuk menstimulasi fungsi kognitif anak melalui kemampuan menghubungkan antara satu hal dengan hal yang lain sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no. 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 PAUD pada lampiran IV tentang Pedoman Pembelajaran disebutkan salah satu langkah proses pembelajaran adalah dengan mengajak anak untukmenalar. Proses menalar merupakan kemampuan menghubungkan informasi yang sudah dimiliki dengan informasi yang baru diperoleh sehingga mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang suatu hal. Anak menghubungkan antara gambar yang dibuat dengan bentukbentuk geometri yang sudah diketahui anak sebelumnya. Pada sentra balok pembelajaran mengenal bidang geometri diawali dengan anak menyusun balok terlebih dahulu sesuai dengan tema pada hari itu. Guru memberi beberapa gagasan main melalui berbagai media seperti gambar, video atau miniatur sebuah bangunan.
Anak akan memilih balok sesuai dengan keinginannya dan
membangun balok bersama salah satu temannya. Anak menyusun balok sesuai dengan imajinasinya lalu berdiskusi dengan teman sepermainannya. Anak diberi kesempatan bermain balok selama 60 menit, saat bermain anak dapat membongkar balok yang sudah disusun lalu menyusunnya kembali sesuai dengan ide / gagasan yang baru diperolehnya 13
melalui
diskusi
dengan
temannya.
Cara
ini
sangat
membantu
anak
dalam
memvisualisasikan balok yang sudah disusun ke dalam coretan sketsa 2 dimensi berupa gambar berbagai bidang geometri. Anak usia 5 tahun mampu memahami hubungan antar gambar, peta, atau model skala, dan objek atau ruang yang dihadirkan. Mereka juga dapat menggunakan peta sederhana, mengirimkan pemahaman spasial yang diperoleh dari mengerjakan sesuatu dengan contoh untuk kemudian dipetakan dan sebaliknya. (Papalia, 2014 : 245).
c. Penilaian pembelajaran mengenal bidang geometri melalui kreatifitas seni sketsa di Pusat Unggulan PAUD Taman Belia Candi Semarang. Penilaian pembelajaran mengenal bidang geometri melalui kreatifitas seni sketsa di setiap sentra menggunakan metode yang sama yaitu setelah anak menyelesaikan sketsa, guru menanyakan tentang obyek dalam gambar sketsa anak serta menanyakan bidang-bidang geometri yang ada dalam sketsa anak. Penilaian pembelajaran bertujuan untuk mengetahui dan mengukur tahap perkembangan anak dalam menggambar sketsa. Penilaian merupakan proses pengukuran terhadap hasil dari kegiatan belajar anak. Penilaian kegiatan belajar di PAUD menggunakan pendekatan penilaian autentik. Penilaian autentik merupakan penilaian proses dan hasil belajar untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan fakta yang sesungguhnya. Penilaian dilakukan secara sistematis, terukur, berkelanjutan, dan menyeluruh yang mencakup pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak selama kurun waktu tertentu. (Pedoman Penilaian Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini, 2015 :1). Prinsip penilaian tersebut telah dilakukan oleh guru di setiap sentra, dan sesuai dengan prespektif kreatifitas yaitu proses, produk, tahap, tingkat, dan urutan tertentu. Menurut Victor Lowenfeld, periode menggambar anak usia 5 tahun memasuki periode pra bagan (pre schematic stage). Pada periode ini, anak mulai berkesempatan mencipta, bereksperimen, menjelajah, dan berbagai hal baru yang erat dengan perkembangan jiwa, rasa maupun emosinya. Anak mulai mengenal dunia baru, sekolah, teman sebaya, guru dan lingkungannya, sehingga gambar yang dibuat oleh anak mulai menggambar bentuk-bentuk yang berhubungan dengan dunia sekitar mereka, misalnya 14
rumah, manusia, pohon, dan oyek lain yang menarik perhatian anak (Kristanto, 2014 : 44). Menurut pendapat Herbert Read, gambar yang dibuat anak-anak merupakan golongan gambar dengan gayaSchematic, yaitu pengamatan menggunakan rumus-rumus ilmu bangunan tanpa ada hubungan yang jelas tentang susunan organis. Skema dari objek disempurnakan menjadi satu desain yang ada hubungannya dengan pengamatan anak terhadap objek secara simbolis (Kristanto, 2014 : 52). Berdasarkan teori tersebut dan penilaian hasil karya anak, kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri melalui kreatifitas seni sketsa sudah berkembang sesuai harapan. Anak sudah mengenal bentukbentuk geometri yang ada di sekitar anak, misalnya bentuk persegi panjang, persegi, segitiga, lingkaran, oval, dan sebagainya. Orang tua murid merasakan manfaat dari pembelajaran mengenal bidang geometri melalui kreatifitas seni sketsa. Anak dapat belajar mengetahui dan mengenal bentukbentuk seperti pada gambar bola terdapat lengkungan melingkar, pada gambar segitiga terdapat tiga garis lurus yang saling berhubungan. Melalui gambar, membantu anak untuk mampu berfikir dan memvisualisasikan susunan bentuk geometri menjadi sebuah obyek tertentu, dan anak mampu menceritakan obyek yang digambarnya. Orang tua murid juga akan menindaklanjuti pengenalan bentuk geometri di rumah dengan gambar sketsa dan permainan anak seperti lego, puzzle dan sebagainya. D. Penutup 1. SIMPULAN Beberapa kesimpulan dari hasil penelitian ini, antara lain : a. Perencanaan pembelajaran mengenal bidang geometri melalui kreatifitas seni sketsa dilakukan oleh kepala sekolah dan semua guru di Pusat Unggulan PAUD Taman Belia Candi Semarang. Perencanaan dimulai dari menyusun Program Semester (Prosem), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM), dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Pada perencanaan pembelajaran memuat konsep-konsep geometri yang akan dikenalkan pada anak. Konsep-konsep tersebut diajarkan kepada anak sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Guru memberikan kegiatan menggambar di setiap sentra sebagai salah satu ragam main yang dapat digunakan anak ketika bermain. Anak dapat menggambar sesuai tema yang dikenalkan pada hari itu. 15
b. Pelaksanaan pembelajaran mengenal bentuk geometri melalui kreatifitas seni sketsa ada di setiap sentra yang diamati yaitu sentra seni, balok dan persiapan. Langkah – langkah pelaksanaan hampir sama di setiap sentra. Pertama guru beriskusi tentang tema dan konsep-konsep yang akan dibangun pada hari itu, lalu guru memperkenalkan ragam main yang akan dimainkan anak. Guru mempersilahkan anak bermain ragam main yang sudah dipersiapkan, salah satu ragam main adalah menggambar bebas sesuai tema. Pada saat menggambar anak menuangkan ide / imajinasi ke dalam sebuah sketsa, beberapa coretan yang dihasilkan anak ada yang berupa bidang-bidang geometri c. Penilaian pembelajaran mengenal bentuk geometri melalui kreatifitas seni sketsa dilakukan saat anak melakukan kegiatan, sesuai dengan pedoman penilaian kurikulum 2013 PAUD yaitu penilaian otentik. Anak selesai menggambar guru menanyakan apa yang sudah digambar anak dan menanyakan bidang geometri apa saja yang ditemukan anak di dalam gambarnya. Anak mampu menyebutkan bidang-bidang geometri yang ditemukan di dalam gambarnya.
2. SARAN a. Saran bagi guru PAUD : Guru dalam membuat perencanaan, melaksanakan dan menilai perkembangan anak harus menyeluruh dan berkesinambungan, sehingga akan diperoleh hasil yang optimal dalam kemampuan anak mengenal berbagai berbentuk geometri. b. Saran bagi Lembaga PAUD : Lembaga PAUD senantiasa memfasilitasi sarana prasarana yang mendukung keberhasilan anak dalam mencapai perkembangan anak terutama berpikir logis dan simbolik mengenal bidang geometri. c. Saran bagi orang tua anak usia dini : Orang tua diharapkan dapat melanjutkan stimulasi di rumah mengenai seluruh lingkup perkembangan anak baik, terutama dalam hal ini aspek perkembangan kognitif berpikir logis dan simbolik, agar anak memiliki kemampuan untuk kesiapan memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
16
DAFTAR PUSTAKA Baskerville,L.R.
(1999)
Journal
:
Investigating
Information
System
with
Action
Research,Association for Information Systems: Atlanta. Davison, R. M., Martinsons, M. G., Kock N., (2004), Journal : Information Systems Journal : Principles of Canonical Action Research 14, 65–86. Senas-Unicef, Jakarta, 2009, Pedoman Umum Pengembangan Anak Usia Dini HolistikIntegratif. Gunawan, (2004), Makalah untuk Pertemuan Dosen UKDW yang akan melaksanakan penelitian pada tahun 2005, URL : http://uny.ac.id, accersed at 19 Mei 2007, 15.25 WIB http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_anak_usia_dini, diakses 26 Februari 2010. http://www.diknas.go.id/headline.php?id=2, diakses 26 Februari 2010. Madya, S, (2006) Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Research), Alfabeta: Bandung. Materi Bappenas pada 'Pertemuan Regional I Evaluasi Kegiatan Integrasi Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK), Gizi, Kesehatan dan PAUD kerjasama Kementerian Kesehatan dengan Kementerian Pendidikan Nasional, Bandung 23-25 Februari 2010, Pedoman Umum Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif. Sulaksana,U., (2004), Managemen Perubahan, Cetakan I, Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta. Sugiyono (2010) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D: Bandung: Alfabeta
17