Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
ISSN: 2089-9815
PENGUKURAN PENGALAMAN PENGGUNA DALAM MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK 1
Putri Novaninda Lestari, 2Paulus Insap Santosa , 3Ridi Ferdiana Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected] 1,2,3
ABSTRAKS Sebuah sistem informasi sangat mendukung dalam jalannya proses bisnis sebuah organisasi termasuk dalam bidang akademik. Seperti pada Universitas Mulawarman (UNMUL) Samarinda memiliki sebuah sistem informasi akademik yang berfungsi untuk memantau prestasi yang telah dicapai selama proses belajar mengajar. Sistem informasi akademik yang disediakan oleh UNMUL disebut dengan Portal Akademik. Kurang maksimalnya dalam pemanfaatan sebuah sistem informasi dapat menghambat proses bisnis yang sudah berjalan dalam sebuah organisasi, hal ini yang telah terjadi pada Portal Akademik. Para pengguna masih enggan untuk menggunakan Portal Akademik secara mandiri. Untuk itu dilakukan sebuah evaluasi terhadap sistem informasi akademik untuk mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi keinginan pengguna untuk menggunakan sistem informasi akademik dengan pendekatan user experience (UX). Pengukuran pengalaman pengguna atau UX menggunakan framework HEART dan PULSE dan menggunkan bentuk konstruk pengukuran Technology Acceptance Model (TAM). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keinginan pengguna untuk menggunakan sebuah sistem informasi akademik. Populasi melibat pengguna yaitu para Dosen yang mengajar di UNMUL Samarinda. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perasaan senang dan efisiensi dalam penyelesaian tugas pada saat menggunakan Portal Akademik dapat mempengaruhi keinginan pengguna dalam menggunakan Portal Akademik. Keywords: User experience, academic, system information, HEART, PULSE, Technology Acceptance Model. mengevaluasi pengalaman pengguna dengan menggunakan Portal Akademik. Salah satu cara untuk mengevaluasi sebuah sistem informasi akademik yaitu dengan melakukan penelitian dengan survey, wawancara dan observasi pengguna sistem informasi akademik(Helge Fredheim, 2011). Menurut ISO 9241-210:2010 Pengalaman pengguna atau yang lebih dikenal dengan user experience merangkum semua aspek emosi pengguna, keyakinan, keinginan, persepsi, respon fisik, psikologi, perilaku, dan pencapaian yang terjadi sebelum, saat dan setelah digunakan(“ISO 9241-210:2010,” 2009). Sebuah sistem informasi seharusnya tidak hanya bisa digunakan dan juga berguna, namun juga seharusnya dapat membuat pengguna nyaman untuk menggunakan sistem tersebut(Hassenzahl & Tractinsky, 2006). Dengan melakukan evaluasi dengan pendekatan UX berfungsi untuk mengetahui apa yang dirasakan pengguna, apakah pengguna merasa senang, mendapatkan kemudahan, memiliki perasaan tertekan atau merasa puas ketika menggunakan sebuah sistem informasi akademik.
1.
PENDAHULUAN Proses bisnis sebuah organisasi tidak dapat lepas dari sebuah teknologi sistem informasi. Dengan adanya sistem informasi sebuah organisasi dapat dengan mudah melaksanakan proses bisnis yang ada di dalam sebuah organisasi(Hanif Al-Fatta (amikom/Yogyakarta), 2007). Sistem informasi akademik ini berfungsi untuk memantau prestasi yang telah dicapai selama proses belajar mengajar(Anwar et al., n.d.). Seberapa pentingnya sebuah sistem informasi terkadang masih saja ada beberapa orang yang masih enggan untuk menggunakan sebuah sistem informasi. UNMUL merupakan sebuah perguruan tinggi negeri tertua di Kalimantan Timur. UNMUL memiliki sebuah sistem informasi akademik yang dimanfaatkan oleh semua pelaku akademik di UNMUL yang diberi nama Portal Akademik. Walaupun sebuah antarmuka sebuah sistem dirancang agar mudah digunakan namun kesalahan masih bisa terjadi(Dix, Finlay, G.D, & Beale, 2003). Penggunaan sistem informasi akademik untuk perguruan tinggi sudah banyak digunakan, begitu pula dengan UNMUL yang menggunakan Portal Akademik. Portal Akademik ini tergolong baru digunakan oleh para pelaku akademik yang berada di UNMUL dan dirasa untuk penggunaan Portal Akademik kurang maksimal. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keinginan pengguna untuk menggunakan Portal Akademik dengan cara
2. LITERATUR VIEW 1.1 Penelitian Terkait Sebuah sistem informasi banyak digunakan oleh perusahaam atau organisasi atau instansi pemerintahan untuk mendukung proses bisnis. Seperti UNMUL yang menggunakan sebuah sistem informasi akademik berupa Portal Akademik yang
136
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
berisi informasi tertentu seputar akademik. Sistem informasi akademik online ini sangat membantu semua pihak, baik dari pihak universitas maupun dari mahasiswa. Dilihat dari pihak universitas, para staf akan dipermudah dalam mengatur data-data perkuliahan, dan mahasiswa dapat langsung mendapatkan kemudahan dalam pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) dan juga melihat Kartu Hasil Studi (KHS)(Hanif Al-Fatta (amikom/Yogyakarta), 2007). Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk meneliti UX pada sebuah produk, salah satu contohnya adalah metode Kansei Engineering. Metode ini sudah banyak sekali digunakan untuk mengukur sebuah UX yang hasilnya digunakan untuk membuat sebuah model produk terbaru seperti brassier, mobil Mazda model Roadster, video kamera Sharp, perancangan knalpot Suzuki 4-Tak, dan perancangan casing flashdisk(Wahyuning, Desrianty, & Rahmawati, 2011)(Nandiroh & Haryanto, 2008)(Wiseha, 2009). Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data wawancara terhadap sebuah produk sesuai dengan pertanyaan yang sudah di susun sebelumnya dan mengumpulkan kata-kata yang sering muncul dalam wawancara yang mewakili dan menggambarkan domain produk, kata-kata tersebut dapat disebut dengan kansei word. Setelah kansei word dikumpulkan lalu dikelompokan lalu setelah itu dilakukan pengujian hingga akhirnya menghasilkan sebuah konsep untuk desain sebuah produk baru(Wahyuning et al., 2011). Metode ini sering digunakan untuk merancang sebuah model terbaru dari sebuah produk. User Experience Quistioneir (UEQ) merupakan sebuah metode pengukuran UX, metode ini pernah digunakan untuk mengukur FRAT-up yang merupakan alat untuk mengukur kemungkinan terjadinya jatuh pada seseorang dan SCELE yang merupakan sebuah e-Learning yang disediakan oleh Fakultas Ilmu Komputer du Universitas Indonesia (Nawaz, Helbostad, Chiari, Chesani, & Cattelani, 2015)(Santoso et al., 2014). Metode ini menggunakan kuisioner untuk mengumpulkan feedback atau umpan balik dari pengguna ketika menggunakan sebuah produk, penggunaan kuisioner ini karena kuisioner dinilai lebih efektif untuk menganalisis. UEQ disusun agar dapat menghasilkan sebuah hasil penelitian atau pengujian secara efektif dan tidak memakan banyak waktu. Dengan UEQ pengguna dibuat menjawab pertanyaan dengan segera dan spontan, sehingga pembuatan pertanyaan dengan materi yang mendalam dan menimbulkan pernyataan yang abstrak tentang produk harus dihindari. Pemilihan pertanyaan UEQ sangat sederhana dan dapat dijawab sesegera mungkin oleh pengguna. UEQ menggunakan komponen yang relevan untuk pengukuran UX. Pada UEQ terdapat 6 (enam) komponen dengan 26 (dua puluh enam) pertanyaan,
ISSN: 2089-9815
komponen tersebut adalah Attractiveness, Perspicuity, Dependability, Efficiency, Novelty and Stimulation dimana komponen attractiveness memiliki 6 (enam) pertanyaan dan komponen yang lain masing masing 4 (empat) pertanyaan(Laugwitz, Held, & Schrepp, 2008). Metode ini merupakan metode yang simple tanpa harus membuat responden berpikir lama untuk mengisi kuisioner, namun metode ini tidak dapat digunakan untuk sebuah penelitian yang memerlukan pertanyaan dengan materi yang mendalam. Metode HEART merupakan metode pengukuran UX yang dikembangkan oleh Google(Rodden, Hutchinson, & Fu, 2010). Metode ini pernah digunakan untuk mengukur UX ketika berbelanja melalui toko online, ada penelitian tersebut metode HEART digabung dengan metode PULSE(Insap Santoso, 2014). Metode HEART merupakan akronim dari 5 (lima) komponen metode itu sendiri yaitu happinese, engagement, attitude, retention, dan task success sehingga metode ini dapat berfungsi untuk mengukur emosi pengguna ketika menggunakan sebuah produk(Rodden et al., 2010). Sedangkan metode PULSE merupakan sebuah akronim dari 5 (lima) komponen metode itu sendiri yaitu page view, up time, latency, seven-day active user, dan earning sehingga dapat digunakan untuk mengukur aspek teknikal dari produk tersebut(Rodden et al., 2010). Technology Acceptance Model (TAM) merupakan sebuah metode yang dikembangkan oleh Davis, Bagoozzi, dan Warshaw(Davis, Bagozzi, & Warshaw, 1989). TAM merupakan sebuah teori yang mengenalkan sebuah model yang dapat mengukur penerimaan pengguna dan penggunaan sebuah teknologi yang sudah diuji oleh beberapa penelitian sebelumnya. Beberapa penelitian banyak menggunakan TAM dan manambahkan variabel lain atau memodifikasi model ini sesuai dengan objek penelitian, salah satunya yang dilakukan oleh Sunny, woody, dan Hazel(Ham, Kim, & Forsythe, 2008). Penelitian ini menggunakan TAM untuk mengukur sebuah sistem komputer yang digunakan oleh restaurant atau tempat makan. Penelitian ini menambahkan karakter pengguna, dukungan organisasi dan kualitas sistem sebagai variabel external untuk mengukur perspektif mudah digunakan dan perspektif bermanfaat yang mempengaruhi keinginan pengguna untuk menggunakan sistem tersebut. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa fungsi dari sebuah sistem lebih berpengaruh dalam keinginan pengguna untuk menggunakan sebuah sistem daripada kemudahan pengguna. Di Taiwan juga pernah dilakukan sebuah penelitian dengan menggunakan TAM untuk mengukur keinginan pengguna untuk menggunakan sebuah komputerisasi pedoman praktek klinis di sebuah rumah sakit. Dalam penelitian ini ditambahkan faktor manusia, faktor organisasi dan
137
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
faktor teknologi yang terdapat pada model of activity theory untuk mengukur keinginan pengguna menggunakan sebuah sistem pada TAM. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor manusia, faktor organisasi dan faktor teknologi yang disebutkan dalam model of activity theory merupakan faktor yang harus dipertimbangkan ketika memperkenalkan komputerisasi pedoman praktek klinis untuk menimbulkan sebuah keinginan untuk menggunakan sistem tersebut kepada pengguna(Hsiao & Chen, 2015). Penelitian lainnya seperti yang dilakukan oleh T.Teo dan M.Zhou menggunakan TAM untuk mengetahui faktor yang dapat mepengaruhi para mahasiswa di universitas untuk menggunakan sebuah teknologi dalam kegiatan pembelajaran mereka. Pada penelitian ini model TAM dimodifikasi dengan menambahkan tiga faktor eksternal yaitu computer self-efficacy. Subjective norm, dan facilitating condition. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa computer selfefficacy tidak berpengaruh terhadap keinginan para mahasiswa dalam menggunakan sebuah teknologi, sedangkan faktor lainnya seperti subjective norm dan facilitating condition dapat mempengaruhi keinginan pengguna dalam menggunakan sebuah teknologi(Teo & Zhou, 2014). Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini akan menggunakan framework HEART dan PULSE, yang merupakan framework untuk meneliti pengalaman pengguna, untuk mengukur keinginan pengguna dalam menggunakan sebuah teknologi yang menggunakan variable yang terdapat pada TAM.
ISSN: 2089-9815
digunakan, berharga, dan efektif bagi pengguna. UX memahami bagaimana perasaan seseorang ketika berhadapan langsung dengan sebuah sistem informasi. Sistem informasi tersebut bisa jadi sebuah situs web, aplikasi web atau sebuah perangkat lunak(Gube, 2015). UX sangat sulit didefinisikan secara umum karena, UX memiliki jarak yang luas antara konsep fuzzy dan konsep dinamis, dan juga emosional, affektif, experiental, hedonic dan semua yang berhubungan dengan keindahan. Unit analisis dari UX dirasa terlalu lunak, mulai dari aspek interaksi pengguna secara individu dengan aplikasi mandiri sampai semua aspek dari interaksi beberapa pengguna dengan perusahaan dan penggabungan atas layanan dari berbagai bidang ilmu. Cakupan dari penelitian UX ini terpecah dari berbagai model teoritis dengan fokus yang berbeda seperti pragmatis, emosi, pengaruh, pengalaman, nilai, kesenangan, keindahan, kualitas hedonis dan lain sebagainya(Law, Roto, Hassenzahl, Vermeeren, & Kort, 2009). Sesuai dengan ISO 9241-210:2010 UX merangkum semua aspek emosi pengguna, keyakinan, keinginan, persepsi, respon fisik dan psikologi, perilaku dan pencapaian yang terjadi sebelum, selama, dan setelah digunakan(“ISO 9241210:2010,” 2009). UX adalah bagaimana perasaan seseorang ketika berhadapan dengan sistem informasi. Sistem informasi tersebut bisa jadi sebuah situs web, aplikasi web atau perangkat lunak dari sebuah desktop(Gube, 2015). Penelitian UX diperlukan untuk mencapai kesimpulan baru, membangun fakta, dan menemukan masalah. Selain itu, penelitian UX akan membantu untuk memahami pengguna dan kebutuhan mereka(Cheng, 2014). Inti dari UX merupakan sebuah pengalaman pengguna menemukan atau mendapatkan sebuah nilai dari sebuah produk, produk tersebut dapat digunakan, bermanfaat, menarik, dan dapat digunakan oleh para pengguna yang memiliki keterbatasan. Pengukuran UX dapat dilakukan dengan menggunakan satu metode atau lebih dari satu metode(Ramakrisnan, Jaafar, & Yatim, 2012). Salah satu metode pengukuran UX adalah Kansei Engineering, metode ini dilakukan dengam cara mewawancara responden dan menganailisis kata yang sering diucapkan oleh responden mengenai produk tersebut(Wahyuning et al., 2011). Metode ini lebih sering digunakan untuk merancang sebuah perangkat keras seperti perancangan brassiere, mobil Mazda model Roadster, video kamera Sharp, perancangan knalpot Suzuki 4-tak, dan perancangan casing flashdisk (Wahyuning et al., 2011)(Nandiroh & Haryanto, 2008)(Wiseha, 2009). Metode UEQ atau User Experience Quistionneir merupakan metode yang dapat digunakan untuk mengukur UX. Metode ini merupakan metode yang sederhana, dengan item kuisioner yang dapat
1.2 User Experience UX merupakan bagian dari Human-Computer Interaction (HCI). Istilah UX ini diperkenalkan oleh Donald Norman pada pertengahan 1990-an(Norman, Miller, & Henderson, 1995). Pergeseran usability ke ruang lingkup UX disebabkan oleh kemajuan teknologi yang menyebabkan hampir semua aktivitas manusia tidak lepas dari teknologi. Dimana UX dapat memahami perasaan, motivasi dan nilai nilai lebih dari sebuah produk, sehingga pengguna mendapatkan nilai lebih dari pada efisiensi, efektivitas dan kepuasan subjektif(“Towards the Integration of Transectorial IT Design and Evaluation,” 2009). Bagian terpenting dalam perancangan web adalah menggabungkan kepentingan-kepentingan dari berbagai stakeholder seperti pemasaran, branding, perancangan anatarmuka. Para stakeholder perlu memasuki dunia interaktif dimana usability itu penting. Para pelaku usability harus mengambil semua aspek kepentingan dari setiap stakeholder sebagai pertimbangan ketika merancang sebuah website. UX memberika sebuah platform untuk menutupi kepentingan-kepentingan semua stakeholder seperti membuat situs-situs web mudah
138
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
membuat responden tidak berpikir lama untuk mengisi kuisioner, namun metode ini tidak dapat digunakan untuk sebuah penelitian dengan materi yang mendalam(Laugwitz et al., 2008). Penelitian UX merupakan sebuah penelitian yang penting untuk mencegah sebuah rancangan yang salah(Cheng, 2014). Tujuan dari UX ini lebih berkaitan dengan rasa dan pengalaman yang dirasakan dan dialami oleh pengguna dengan produk yang digunakan. Perasaan yang dapat pengguna berikan sebagai hasil pengujian/evaluasi adalah: memuaskan, nyaman, menghibur, membantu, indah, kreatif, stumulasi kognitif, menyenangkan, lucu, mengejutkan, menantang, membosankan, membuat frustrasi, mengganggu. Hal hal ini muncul karena pengguna menggunakan sebuah produk(Rogers, Sharp, & Preece, 2011). Karena banyaknya tanggung jawab yang terkait dengan UX, banyak yang menyebutkan bahwa UX merupakan sebuah naungan yang melingkupi dari semua ke-ilmu-an design seperti sebuah payung(Fallon Boegemann, 2015). UX desigener, adalah pekerjaan yang dalam prosesnya mengambil keputusan berdasarkan atas data pengguna, bukan atas selera, asumsi, perkiran subyektif pribadinya, karena tugas dari UX designer adalah memaksimalkan pengalaman positif pengguna saat berinteraksi dengan web/aplikasi. Untuk itu UX designer tidak lepas dari research, survey, analisa¸ user testing dan berbagai metode pengumpulan data lainnya dengan tujuan mendapatkan informasi seputar pengguna(Iwan Setiawan, 2015). Perancangan UI (user interface) merupakan bagian dari UX, namun tidak semua kasus UX berhubungan dengan UI. Pada umumnya UI fokus pada estetika dari tampilan sebuah sistem sedangkan UX fokus kepada kenyamanan dari pengguna sistem. Seorang UX desaigner tidak merancang sesuatu yang sama seperti seorang UI desaigner, UX desaigner menciptakan sebuah strategi yang membawa sebuah solusi(Flowers, 2012). Sehingga seorang UX desaigner tidak harus melakukan desain dengan vector graphic atau kode pemograman dalam pekerjaannya. Walaupun berbeda UX dan UI memiliki persamaan yaitu memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kepuasan pengguna dalam berinteraksi dengan sebuah sistem, produk, atau layanan(Cline, 2015).
ISSN: 2089-9815
kepuasan pengguna ketika menggunakan sistem informasi dan Task Success mencakup efektifitas dan efisiensi dari sistem informasi tersebut dalam menyelesaikan tugas pengguna. Sedangkan Engagement, Adoption dan Retention merupakan kategori baru yang dapat digunakan untuk mengukur data perilaku dalam skala besar(Rodden et al., 2010). Framework HEART ini digunakan untuk mengukur dari sisi pengguna, bagaimana perasaan pengguna ketika menggunakan sebuah sistem informasi akademik(Rodden et al., 2010). PULSE, merupakan sebuah framework yang digunakan untuk pengukuran skala besar dan fokus pada bisnis atau aspek teknikal dari sebuah produk. PULSE terdiri dari Page views, Uptime, Latency, Seven-day active users, dan Earning(Rodden et al., 2010). Kedua framework tersebut dipilih karena memiliki komponen pengukuran yang dapat mengukur semua aspek yang berkaitan dengan pengalaman pengguna ketika menggunaka Portal Akademik dan dapat digunakan untuk mengukur UX yang membutuhkan pertanyaan materi yang mendalam. 1.4 Model Konseptual Dengan adanya sebuah sistem informasi akademik sebuah perguruan tinggi dapat dengan mudah melaksanakan kegiatan akademik. Enggannya pengguna untuk menggunkan sebuah sistem informasi akademik dapat membuat pelaksanaan proses bisnis dapat terhambat. Efisiensi dalam penyelesaian tugas dan perasaan senang terhadap sebuah sistem merupakan faktor umum yang digunakan untuk mengukur pengalaman pengguna(Rodden et al., 2010). Sebuah sistem informasi diciptakan agar pengguna dapat menyelesaikan sebuah tugas lebih efisien, namun beberapa teknologi dinilai menambah proses bisnis sebuah organisasi sehingga sebuah sistem informasi dapat memperlambat dalam penyelesaian sebuah tugas(Draheim, 2010). Efisiensi dalam penyelesian tugas dilihat dari dapat atau tidaknya sebuah tugas diselesaikan secara tepat waktu bila dikerjakan dengan sistem informasi tersebut(Tullis & Albert, 2008). Perasaan senang atau kebahagiaan pengguna dterhadap sebuah sistem informasi dapat diartikan sebagai tidak adanya rasa frustasti atau perasaan terpaksa selama penggunaan sistem informasi tersebut(Rodden et al., 2010). Kedua faktor ini mepengaruhi keinginan pengguna terhadap pemakaian sebuah sistem informasi, sehingga dibuat hipotesis sebagai berikut: Hipotesis 1 (H1): Efisiensi dalam penyelesaian tugas berpengaruh positif terhadap keinginan pengguna menggunakan Portal Akademik. Hipotesis 2 (H2): Perasaan senang yg dirasakan mempengaruhi keinginan pengguna menggunakan Portal Akademik.
1.3 HEART dan PULSE Pada penelitian, ini pengumpulan data menggunakan framework HEART dan PULSE untuk mendapatkan informasi seputar pengguna. HEART merupakan sebuah framework yang mengidentifikasi kualitas dari UX. Yang teridiri dari Happiness, Engagement, Adoption, Retention dan Task Success. Happiness dan Task Success merupakan kategori umum yang sering digunakan untuk mengukur UX: Happiness mencakup dari
139
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
ISSN: 2089-9815
Earning digunakan untuk mengukur persepsi pemgguna bahwa menggunakan sistem informasi akademik memberikan manfaat atau keuntungan. Latency digunakan untuk mengukur persepsi pengguna bahwa sistem informasi akademik dapat digunakan ketika dibutuhkan. Behavioural intention to use merupakan suatu ukuran tentang keinginan pengguna untuk menggunakan sebuah sistem informasi akademik. Actually System Use merupakan suatu ukuran tentang penggunaan sistem informasi akademik yang sesungguhnya
Sistem informasi diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusia(Draheim, 2010). Ketika sebuah sistem informasi memiliki dampak sebaliknya seperti menambah pekerjaan pengguna, membuat pengguna merasa lelah ketika menggunakan sebuah sistem informasi dan dapat mempersukit pekerjaan pengguna membuat pengguna tidak mendapatkan keuntungan ketika menggunakan sistem tersebut, oleh karena itu dibuatlah hipotesis sebagai berikut: Hipotesis 3 (H3): Keuntungan yang didapatkan berpengaruh positif terhadap keinginan pengguna menggunakan Portal Akademik. Jaminan ketersediaan ssitem informasi menjadi sangat penting karena meyangkut realibilitas layanan(Strom, 2015). Ketika sebuah sistem informasi lebih sering mengalami downtime pengguna akan merasa dirugikan dan pekerjaan yang biasa dilakukan dengan menggunakan sistem informasi akan terhambat. Sehingga dibuat sebuah hipotesis sebagai berikut. Hipotesis 4 (H4): Ketersediaan Portal Akademik ketia dibutuhkan berpengaruh positif terhadap keinginan pengguna menggunakan Portal Akademik. Sebuah sistem akan digunakan bila seseorang timbul sebuah keinginan untuk menggunakan sebuah sistem informasi akademik(Davis et al., 1989). Dari pernyataan tersebut maka dibuat sebuah hipotesis sebagai berikut. Hipotesis 5 (H5): Keinginan pengguna menggunakan Portal Akademik berpengaruh positif terhadap penggunaan Portal Akademik Gambar 1 merupakan model penelitian dan konstruk hipotesis pada penelitian ini, model ini dibuat diadaptasi dari bentuk model penelitian TAM (Davis et al., 1989).
2.4 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literature dan menyebarkan kuisioner kepada responden. Kuisioner diberikan langsung kepada responden, pernyataan yang digunakan dalam kuisioner disesuaikan dengan variabel yang digunakan dalam penelitian ini dan responden diminta memberikan persetujuan atau ketidaksetujuan terhapa pernyataan tersebut. Responden terdiri dari 66 responden yang merupakan staf pengajar atau dosen yang mengajar di Universitas Mulawarman Samarinda. 3.
KESIMPULAN Pengujian hipotesis yang dilakukan didasari oleh data yang dikumpulkan dengan penyebaran kuisioner ke 66 responden yang merupakan dosen dari seluruh fakultas yang ada di UNMUL dan diolah dengan menggunakan SmartPLS 3. Uji validitas yang dilakukakn dengan menggunakan SmartPLS 3 memiliki nilai loading factor paling kecil senilai 0,642 untuk indicator pada variable Happy, sehingga dapat diartikan bahwa indicator yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi validasi konvergen. Pengujian validitasi diskriminan dapat dilakukan dengan melihat nilai rerata ekstraksi varian atau AVE, nilai yang disarankan untuk nilai AVE adalah lebih besar dari 0,5. Tabel 1 merupakan nilai dari AVE. Tabel 1. Nilai AVE
Task Happ Earn Up Int Use
Gambar 1. Model penelitian yang diusulkan Definisi untuk variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Task success digunakan untuk mengukur persepsi pengguna bahwa sebuah sistem informasi akademik membantu pengguna untuk menyelesaikan tugas tertentu secara efektif dan efisien. Happiness digunakan untuk mengukur persepsi pengguna bahwa mereka senang atau bahagia ketika menggunakan sistem informasi akademik.
AVE 0,674 0,607 0,638 0,568 0,801 0,734
Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai terendah pada AVE adalah sebesar 0,568 pada konstruk Up, sehingga dapat dikatakan bahwa semua konstruk memenuhi validitas diskriminan.
140
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
Pengujian realibitas pada penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai composite reability dan cronbach’s alpha. Nilai yang memuaskan untuk hasil composite reability dan cronbach’s alpha adalah lebih dari 0,7. Table 2 merupakan nilai dari composite reability dan cronbach’s alpha.
ISSN: 2089-9815
masing-masing memiliki nilai sebesar 5,616 dan 3,288 dan memiliki nilai T-statistic lebih besar dari 1,96. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk hipotesis 1 yaitu “Efisiensi dalam penyelesaian tugas berpengaruh posistif terhadapa keinginan pengguna menggunakan Portal Akademik” dan hipotesis 2 yaitu “Perasaan senang yang dirasakan berpengaruh positif terhadap keinginan pengguna menggunakan Portal Akademik” dapat bernilai positif diterima. Hipotesis 3 dan hipotesis 4 masing-masing memiliki nilai originail sampel yang bernilai positif yaitu masing-masing sebesar 0,035 dan 0,124 yang menunjukkan bahwa arah hubungan kedua hipotesis ini adalah positif. Hasil dari perhitungan T-Statistic masing-masing memiliki nilai T-statistic sebesar 0,232 dan 1,513 dan memiliki nilai T-statistic kurang dari 1,96. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3 yaitu “Keuntungan yang didapatkan berpengaruh positif terhadap keinginan pengguna menggunakan Portal Akademi” dan hipotesis 4 yaitu “Ketersedian Portal Akademik ketika dibutuhkan berpengaruh positif terhadap keinginan pengguna menggunakan Portal Akademik” memiliki arah yang positif dan tidak dapat diterima. Sedangkan hipotesis 5 yaitu “Keinginan pengguna menggunakan Portal Akademik berpengaruh positif terhadap penggunaan Portal Akademik” memiliki nilai original sample senilai 0,882 yang menunjukkan bahwa arah hubungan hipotesis ini adala positif dan nilai T-statistic sebesar 37,172 yang merupakan lebih besar dari 1,96. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis 5 dapat diterima dan memiliki arah hubungan yang positif.
Tabel 2. Nilai Composite Reability dan Cronbach’s Alpha Composite Cronbachs Reliability Alpha Task 0,925 0,903 Happ 0,885 0,839 Earn 0,875 0,813 Up 0,867 0,812 Int 0,941 0,917 Use 0,917 0,879 Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai composite reability dan cronbach’s alpha yang memiliki nilai terndah adalah pada konstruk up yaitu masingmasing seniali 0,867 dan 0,812 sehingga dapat dikatakan bahwa semua konstruk pada penelitian ini memenuhi pengujian reabilitas. Pengujian pada model structural dilakukan dengan menghitung nilai R-Square, semakin tinggi nilai R-Square berarti prediksi dari model penelitian yang dilakukan semakin baik. Penelitian ini memilikin nilai R-Square pada kontruk int sebesar 0,70 yang berarti bahwa konstruk task success, happiness, earning, dan uptime mampu menjelaskan varian int sebesar 70,5% sementara untuk 29,5% lainnya dapat dijelaskan oleh variable lain di luar model. Konstruk use memiliki nilai R-Square sebesar 0,778 yang berarti bahwa konstruk int mampu menjelaskan varian use sebesar 77,8%, sementara 22,2% lainnya dapat dijelaskan oleh variable lain di luar model. Pengujian hipotesis menggunakan tingkat signifikan 0,05 dengan nilai t-table 1,96 sehingga hipotesis dikatakan diterima bila memiliki nilai Tstatistic lebih dari 1,96. Tabel 3 merupakan hasil dari perhitungan yang dilakukan untuk pengujian hipotesis. Tabel 3. Path Analysis Original T Statistics Sample (O) (|O/STDEV) Earn→Int 0,035 0,232 Happ→Int 0,408 3,288 Up→Int 0,124 1,513 Task→Int 0,427 5,616 Int→Use 0,882 37,172
2.
KESIMPULAN Hasil dan pembahasan terhadap uji hipotesis yang sudah dilakukan dapat dilihat bahwa hipotesis 1 dan hipotesis 2 dapat diterima dan memiliki arah yang positif maka dapat disimpulkan, bahwa faktorfaktor yang dapat mempengaruhi keinginan pengguna untuk menggunakan Portal Akademik adalah efisiensi dalam penyelesaian tugas dan perasaan senang yang dirasakan oleh pengguna ketika menggunakan Portal Akademik. Pada hipotesis 3 yaitu keuntungan yang didapatkan berpengaruh positif terhadap keinginan pengguna menggunakan portal akademik, dari hasil penelitian hipotesis ini ditolak, hal ini dapat terjadi karena keuntungan atau kemudahan yang diperoleh oleh pengguna hanya digunakan untuk beberapa fungsi, salah satunya fungsi pada konten pengelolaan data nilai, sehingga pemanfaatan Portal Akademik kurang dapat dimaksimalkan. Hipotesis 4 dari hasil pengujian hipotesis bahwa hipotesis ini tidak dapat diterima. Hal ini dapat terjadi dikarenakan bahwa kemudahan yang dirasakan oleh pengguna tidak dapat dirasakan secara merata karena penggunaan Portal Akademik hanya pada waktu tertentu yaitu pada masa
Hasil pengujian yang dilakukan pada Hipotesis 1 dan hipotesis 2 masing-masing memiliki nilai originail sampel yang bernilai positif yaitu masingmasing sebesar 0,427 dan 0,408 yang menunjukkan bahwa arah hubungan kedua hipotesis ini adalah positif. Nilai T-Statistic hipotesis 1 dan hipotesis 2
141
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
ISSN: 2089-9815
Modern. Yogyakarta: Penerbit Andi. Hassenzahl, M., & Tractinsky, N. (2006). User experience - a research agenda. Behaviour & Information Technology, 25(2), 91–97. http://doi.org/10.1080/01449290500330331 Helge Fredheim. (2011). Why User Experience Cannot Be Designed. Retrieved from http://www.smashingmagazine.com/2011/03/whyuser-experience-cannot-be-designed/ Hsiao, J.-L., & Chen, R.-F. (2015). Critical factors influencing physicians’ intention to use computerized clinical practice guidelines: an integrative model of activity theory and the technology acceptance model. BMC Medical Informatics and Decision Making, 16(1), 3. http://doi.org/10.1186/s12911-016-0241-3 Insap Santoso, P. (2014). Measuring User Experience In An Online Store Using PULSE and HEART Metrics. Jurnal Ilmiah Kursor, 7(3). ISO 9241-210:2010. (2009), 2010. Iwan Setiawan. (2015). Sekilas UX Designer. Retrieved October 24, 2015, from http://www.intraktive.com/article/119-sekilas-uxdesigner Laugwitz, B., Held, T., & Schrepp, M. (2008). Construction and Evaluation of a User Experience Questionnaire. HCI and Usability for Education and Work, 63–76. http://doi.org/10.1007/978-3540-89350-9_6 Law, E. L.-C., Roto, V., Hassenzahl, M., Vermeeren, A. P. O. S., & Kort, J. (2009). Understanding, scoping and defining user experience. In Proceedings of the 27th international conference on Human factors in computing systems - CHI 09 (Vol. 24, p. 719). New York, New York, USA: ACM Press. http://doi.org/10.1145/1518701.1518813 Nandiroh, S., & Haryanto. (2008). Analisis Gap pada Kolaborasi Desain Berbasis Web Serta Kansei Engineering dan Konsep Manual. Nawaz, A., Helbostad, J. L., Chiari, L., Chesani, F., & Cattelani, L. (2015). User Experience (UX) of the Fall Risk Assessment Tool (FRAT-up). 2015 IEEE 28th International Symposiu on Computer-Based Medical Systems, 1, 1–4. http://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004 Norman, D., Miller, J., & Henderson, A. (1995). What you see, some of what’s in the future, and how we go about doing it. In Conference companion on Human factors in computing systems - CHI ’95 (p. 155). New York, New York, USA: ACM Press. http://doi.org/10.1145/223355.223477 Ramakrisnan, P., Jaafar, A., & Yatim, N. F. B. M. (2012). Emotional User Experiences in Discussion Board Design: Kansei Methodological Triangulation Approach. International Conference on Computer & Science (ICCIS), 1073–1077. Rodden, K., Hutchinson, H., & Fu, X. (2010). Measuring the User Experience on a Large Scale : UserCentered Metrics for Web Applications. Proceedings of the SIGCHI Conference on Human Factors in Computing Systems, 2395–2398. http://doi.org/10.1145/1753326.1753687 Rogers, Y., Sharp, H., & Preece, J. (2011). Interaction Design: Beyond Human - Computer Interaction (3rd Editio). Wiley. Santoso, H. B., Yugo, R., Isal, K., Basaruddin, T., Sadita, L., Depok, J., … Schrepp, M. (2014). Research-in-
pengelolaan data nilai, hal ini dapat mengakibatkan ketersediaan Portal Akademik tidak dapat mempengaruhi keinginan pengguna dalam menggunakan Portal Akademik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efisiensi dalam penyelesaian tugas dan perasaan senang yang dirasakan ketika menggunakan Portal Akademik merupakan faktor yang dapat mmpengaruhi keinginan pengguna untuk menggunakan Portal Akademik. Untuk itu perlu diketahui faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keinginan pengguna untuk menggunakan Portal Akademik. Penelitian lainnya dapat dilakukan dengan pendekatan dan model serupa atau dimodifikasi untuk obyek penelitian yang berbeda untuk dapat meningkatkan referensi atau dukungan kelayakan terhadap model penelitian ini. PUSTAKA Anwar, C., H, S. W. H. L., Informasi, F. T., Luhur, U. B., Lama, K., Saints, A., & Kingdom, U. (n.d.). Sistem Informasi Akademik Online Sebagai Penunjang. Cheng, N. (2014). What is UX Research and Why Should I Care? Retrieved November 17, 2015, from http://chaione.com/what-is-ux-research-and-whyshould-i-care/ Cline, A. (2015). The Difference Between UX adn UI Design. Retrieved from http://usabilitygeek.com/the-difference-between-uxand-ui-design/ Davis, F. D., Bagozzi, R. P., & Warshaw, P. R. (1989). User Acceptance of Computer Technology: A Comparison of Two Theoretical Models. Management Science, 35(8), 982–1003. http://doi.org/10.1287/mnsc.35.8.982 Dix, A. ., Finlay, J. ., G.D, A., & Beale, R. (2003). Human-Computer Interaction (3rd ed.). USA: Prentice Hall. Draheim, D. (2010). Business Process Technology: A Unified View on Business Processes, Workflows and Enterprise Applications (Illustrati). Springer. Fallon Boegemann. (2015). Designer 101: The User Experience Design Umbrella. Retrieved March 10, 2015, from http://www.emagine.com/blog/b2bwebstrategy/theuser-experience-design-umbrella/ Flowers, E. (2012). UX is not UI. Retrieved November 23, 2015, from http://www.helloerik.com/ux-is-not-ui Gube, J. (2015). What Is User Experience Design? Overview, Tools And Resources. Retrieved November 17, 2015, from http://www.smashingmagazine.com/2010/10/whatis-user-experience-design-overview-tools-andresources/ Ham, S., Kim, W., & Forsythe, H. (2008). Determinants of Restaurant Employees’ Technology Use Intention: Validating Technology Acceptance Model with External Factors via Structural Equation Model. Information and Communication Technologies in Tourism 2008 SE 39, 441–452. http://doi.org/10.1007/978-3-211-77280-5_39 Hanif Al-Fatta (amikom/Yogyakarta). (2007). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi
142
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
Progress: User Experience Evaluation of Student Centered e-Learning Environment for Computer Science Program, 52–55. Strom, D. (2015). Uptime simplifies system and server monitoring. Retrieved December 23, 2015, from http://www.networkworld.com/article/2866908/syst em-management/uptime-simplifies-system-andserver-monitoring.html Teo, T., & Zhou, M. (2014). Explaining the intention to use technology among university students : a structural equation modeling approach, 124–142. http://doi.org/10.1007/s12528-014-9080-3 Towards the Integration of Transectorial IT Design and Evaluation. (2009). Retrieved January 1, 2015, from http://www.cost.eu/COST_Actions/ict/transectorial _it_design_and_evaluation Tullis, T., & Albert, B. (2008). Measuring the User Experience. Collecting, Analyzing, and Presenting Usability, 1–17. Retrieved from http://www2.engr.arizona.edu/~ece596c/lysecky/up loads/Main/Lec11.pdf Wahyuning, C. S., Desrianty, A., & Rahmawati, R. (2011). Studi Rancangan Konsep Produk Brassiere Melalui Pendekatan Nilai Emosi Dan Perasaan Menggunakan Kansei Engineering Method, (1), 56– 69. Wiseha, R. (2009). Perancangan Knalpot Suzuki 4-Tak dengan metode Kansei Engineering. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
143
ISSN: 2089-9815