International Conference for Emerging Markets (ICEM 2013) – Yogyakarta, 27 November 2013 ISBN: 978-602-14666-0-5 ________________________________________________________________________________________________________________
Pengukuran Kesiapan Sumberdaya Pembelajaran Pada Implementasi Pendidikan Jarak Jauh (E-Learning Readiness) di IKPIA Perbanas Studi kasus Fakultas FTI Deden Prayitno 1), Elliana Gautama2), Riska Hanifah3) 1),
Prodi Sistem Komputer, FTI, Perbanas Institut,Jl. Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta, Indonesia 2), 3) Prodi Sistem Informasi, FTI, Perbanas Institut,Jl. Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta, Indonesia
Abstrak – Setelah berdiri lebih dari 40 tahun, IKPIA Perbanas secara berkesinambungan terus melakukan berbagai terobosan, diantaranya pada tahun 2009 menciptakan visi baru, yaitu ingin menjadi lima (5) perguruan tinggi terkemuka di Asia pada tahun 2019. Salah satu langkah yang dilaksanakan adalah mengembangkan strategi pembelajaran, Pengembangan strategi dilakukan untuk mendapatkan cara terbaik dalam proses pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi mahasiswa dan lulusan sehingga memiliki daya saing yang tinggi. Saat ini media dan hasil evaluasi pembelajaran telah menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan online system berbasis internet. Untuk rencana belajar dan hasil nilai belajar sudah menggunakan aplikasi online (aplikasi star), tetapi untuk pembelajaran belum optimal, karena sampai saat ini masih pada tahap menggunakan fasilitas internet untuk tugas dan bahan ajar lewat e-mail, chat, forum, groups, belum sampai pada system aplikasi elearning seutuhnya. Kajian penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metoda deskriptif dan teknik pengumpulan data dengan survey research (penelitian survey) dengan tahapan melakukan kajian pada sumber daya pembelajaran dibidang infrastruktur, sumber daya manusia, system dan prosedur, dan media pembelajaran, materi ajar, dimana langkah kajian dengan penyebaran kuisioner. Hasil penelitian adalah mendapatkan tingkat kesiapan sumberdaya pembelajaran dalam merencanakan penerapan pembelajaran jarak jauh/elearning, yang dapat digunakan sebagai acuan Kata Kunci — Sumberdaya pembelajaran, pendidikan jarak jauh, Tingkat kesiapan sumberdaya 1. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perguruan Tinggi merupakan salah satu pintu gerbang untuk menciptakan generasi muda bangsa Indonesia yang berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi, baik di tingkat nasional, regional maupun dunia internasional. Untuk menciptakan hal tersebut Perguruan Tinggi harus dapat mengelola institusinya secara profesional, dengan memberikan kenyamanan, kesenangan dan kepuasan serta mutu terbaik kepada mahasiswa dan alumninya. Untuk menyikapi itu semua, IKPIA Perbanas saat ini terus melakukan banyak perbaikan khususnya tekait dengan proses belajar mengajar yang merupakan ujung tombak untuk menciptakan kualitas dari lulusan (alumni) yang berdaya saing tinggi. Pemanfaatan TIK mulai dari pelayanan akademik yang langsung berhadapan dengan mahasiswa(front office), yaitu mulai dari pengisian form rencana studi (FRS) sampai pada hasil evaluasi belajar (kartu hasil studi/KHS), juga pada pelayanan tidak langsung (back office), sudah dilaksanakan dengan system online berbasis web (aplikasi star), tetapi untuk pemanfaatan TIK dalam proses belajar mengajar masih sebatas alat batu ajar di kelas, walaupun di lingkungan kampus sudah wifi area, khusus untuk CISCO System di fakultas FTI, Proses pembelajarannya sudah berbasis e-learning, karena pada materi ajar ini memang sudah dalam materi ajar berbasis online. Dalam melakukan pengembangan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau e-learning, saat ini institusi baru sampai pada pemanfaatan fasilitas yang umum dalam berinternet (email, chat, forum, groups, yang digunakan untuk tugas mandiri atau kelompok), belum sampai pada system aplikasi e-learning seutuhnya. Perencanaan penerapan e-learning yang seutuhnya adalah sejalan dengan visi IKPIA Perbanas, yaitu menjadi kampus terkemuka di Asia dan agar mampu masuk dalam persaingan global serta mendukung pemerintah dalam melakukan kerjasama dengan Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Open Learning Centre (SEAMOLEC), yaitu program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) berbasis ICT serta sejalan dengan. Salah satu strategi yang
1
International Conference for Emerging Markets (ICEM 2013) – Yogyakarta, 27 November 2013 ISBN: 978-602-14666-0-5 ________________________________________________________________________________________________________________
dilakukan oleh IKPIA adalah membangun kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Kebutuhan fasilitas elearning sudah tidak dapat ditawar lagi, dimana model yang akan diterapkan dengan bertahap, yaitu mulai dengan model dual mode atau model ganda, yaitu hanya sebagian mata kuliah yang e-learning dan sebagian lagi konvensional. Ini dilakukan karena penerapannya secara bertahap, sedangkan tipe pembelajarannya secara blended/hybrid yaitu dilakukan dengan menerapkan kombinasi system pembelajaran PJJ dan juga melaksanakan pembelajaran tatap muka di kelas dengan proporsi online sampai 80%. Agar pelaksanaan PJJ di IKPIA Perbanas dapat terlaksana dan berkontribusi positif terhadap peningkatan prestasi mahasiswa dimasa mendatang, tentunya butuh kesiapan berbagai aspek yang dimiliki. Tidak sedikit contoh dari penerapan PJJ malah berdampak negative terhadap prestasi mahasiswa, diantaranya yaitu terjadi kecurangan dalam menyelesaikan berbagai penugasan, pola berpikir yang salah, perilaku budaya tidak jujur, etika yang menurun, menjadi malas.Sedangkan dampak positif yang banyak dirasakan dari penerapan e-learning adalah memberikan berbagai kemudahan dalam beraktivitas, bertambahnya pengetahuan dan wawasan, system pembelajaran menjadi dinamis, dengan melakukan kajian kesiapan sumberdaya pembelajaran, IKPIA Perbanas akan tahu betul seberapa besar tingkat kesiapannya untuk menerapkan e-learning secara optimal, tidak hanya menggunakan fasilitas internet yang ada seperti sekarang ini. Sumber daya pembelajaran yang akan diteliti adalah dari aspek sarana prasarana, system dan prosedur, kesiapan dosen, mahasiswa dan karyawan, materi ajar (konten kurikulum). Hal ini sangat penting dilakukan agar tujuan penerapan e-learning untuk meningkatkan prestasi mahasiswa saat ini dan akan datang untuk meningkatkan daya saing dapat tercapai.
1.2.
Perumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimana mengukur tingkat kesiapan sumber daya pembelajaran dalam merencanakan penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dapat dilakukan? b. Bagaimana melakukan perencanaan penerapan PJJ agar dapat memberikan kontribusi positip terhadap peningkatan prestasi mahasiswa dan meningkatkan daya saing yang tinggi c. Bagaimana sebaiknya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) diterapkan agar dapat memberikan kontribusi positip terhadap peningkatan prestasi mahasiswa dan meningkatkan daya saing yang tinggi?
merencanakan penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ). b. Untuk melakukan pengkajian perencanaan penerapan PJJ agar dapat memberikan kontribusi positip terhadap peningkatan prestasi mahasiswa dan meningkatkan daya saing yang tinggi. c. Merancang standar acuan pengukuran kesiapan penerapan PJJ yang dapat digunakan oleh perguruan tinggi lain, sehinga tujuan yang diharapkan dapat tercapai maksimal. 2. LANDASAN TEORI Konsep Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Konsep Pendidikan Jarak Jauh secara konseptual, dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek institusional dan aspek personal. Aspek institusional, aspek ini berkenaan dengan tugas dan kewenangan institusi/lembaga penyelenggara PJJ untuk mengembangkan sistem, desain, mekanisme atau proses yang dibutuhkan oleh peserta didik agar komunikasi dan interaksi pembelajaran d a p a t terjadi. Dari aspek ini, PJJ dapat dimaknai sebagai “sebuah sistem dan proses pendidikan yang antara pendidik dan peserta didik terpisahkan oleh ruang dan waktu, dan pembelajarannya menggunakan multimedia dan multisumber” (Permendiknas No.24/2012; Wikipedia,2012). Secara institusional PJJ merupakan bidang pendidikan yang memfokuskan pada peran institusi/lembaga penyelenggara PJJ dalam memilih dan pemanfaatan metode dan teknologi pembelajaran yang dapat memfasilitasi “ketidakhadiran atau keterpisahan fisikal” peserta didik di dalam kelas seperti lazimnya di dalam pendidikan konvensional. Fokus kajian PJJ dalam hal ini adalah pada medium teknologi, seperti media cetak, video, komputer, internet, dan lain-lain untuk mendukung implementasi PJJ (Gunawardena & McIsaac, 2004; Keegan, 1990). Dalam melakukan pengukuran kesiapan, menggunakan model indeks yang diambil dari Aydin & Tasci (2005), yaitu: 1.
2. 3. 4.
Indeks 1 – 2.59 ada pada Not Ready, membutuhkan persiapan banyak untuk menerapkan e-learning Indeks 2.6 – 3.39 ada pada Not Ready, hanya membutuhkan persiapan beberapa aspek saja Indeks 3.4 – 4.19 ada pada Ready, memerlukan improvement untuk menerapkannya. Indeks 4.2 – 5 ada pada Ready, menyatakan kesiapan yang sudah baik untuk menerapkan elearning
1.3. Tujuan Penelitian a. Untuk melakukan pengkajian terhadap tingkat kesiapan sumber daya pembelajaran dalam
2
International Conference for Emerging Markets (ICEM 2013) – Yogyakarta, 27 November 2013 ISBN: 978-602-14666-0-5 ________________________________________________________________________________________________________________
1
1
3
2
1,8
Not Ready needs a lot of work
4
2,5
3,4
Not Ready needs some of work
5
5
4,2
Ready but needs a few improvement
Ready go ahead
diberikan TIK dapat terarah dan selaras dengan tujuan yang diharapkan, diperlukan kajian atas kinerja dari penggunaan sistem informasidan komunikasi yang menggambarkan penilaian kemampuan kerja berbasi TIK sehingga dapat diketahui tingkat pemenuhan terhadap pencapaian yang diharapkan. COBIT menyediakan pemetaan keselarasan dalam perspektif masing-masing (ITGI, 2007). Pemetaan ini sangat penting karena menjadi acuan bagi perusahaan untuk menerjemahkan kebutuhan bisnis terhadap TI yang ada (Sarno dalam Tanuwijaya dan Sarno 2010: 82).
Expected leve of readiness
3. Metodologi Penelitian Deskripsi Obyek Penelitian
Gambar 2.1. Indeks untuk kesiapan e-learning menurut Aydin & Tasci (2005) Dalam PJJ, kemandirian belajar ini masih problematik,dan sejumlah studi menunjukkan bahwa kemandirian belajar merupakan variabel terpenting bagi kesuksesan peserta didik dalam melaksanakan PJJ (Kadarko,1999; Puspitasari dan Islam, 2003; Sugilar, 2000). Kerangka Pikir Penelitian Kerangka pikir yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan kajian terhadap sumberdaya pembelajaran untuk mengukur tingkat kesiapan penerapan e-learning. Kajian dilakukan pada variabel dosen, mahasiswa, karyawan (lembaga) dan Mahasi swa Dosen
Fasilita s Pembel Karyaw ajaran an (Lemba ga)
Konvension al
Prestasi
E-learning
Prestasi
Objek Penelitian Objek yang diteliti adalah sumber daya pembelajaran yang ada di kampus IKPIA Perbanas.Penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat kesiapan dari sumber daya pembelajran yang ada dalam mempersiapkan penerapan e-learning secara utuh.Sumber daya tersebut adalah infrastruktur, sumber daya manusia, materi pembelajaran dan system prosedur yang berjalan.Pendekatan penelitian adalah dengan metoda deskriptif dan teknik pengumpulan data dengan survey research (penelitian survey). Tahapan Penelitian •
Merumu skan instrumen Menyeba r Kuesioner • Mengana lisa kuesioner (validitas dan reliabilitas) •
Proses Pembelajar an
infrastruktur. Program penerapannya dilakukan dengan model ganda, dimana berbentuk satuan pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan baik secara tatap muka maupun model pembelajaran jarak jauh. Model ganda ini seringkali dikenal dengan nama “dualmode”, dan proses penyampaian materi ajar dilakukan dengan 80% online dan 20% tatap muka yang dikenal dengan istilah system pembelajaran terpadu (hybrid / blended learning). Tingkat kesiapan sumberdaya pembelajaran Tujuan pengukuran terhadap tingkat kesiapan sumber daya pembelajaran berbasis TIK adalah untuk meyakinkan pimpinan bahwa kinerja sistem informasi yang ada pada organisasinya ada di posisi mana, sehingga memudahkan untuk melihat kesesuaian strategi perencanaan dan tujuan yang dimilikinya (Maniah dan Surendro, 2005: 1), sedangkan Sarno (2009: 56-61) berpendapat agar kontribusi yang
• Menetapkan jumlah populasi dan sampel • Mengukur tingkat kesiapan • Mengukur tingkat kedewasaan
• Membuat Laporan • Memberikan masukan kepada lembaga
Membuat Instrumen Pengukuran untuk survey Untuk mendapatkan Instrument penelitian yang sesuai, tentunya harus disesuaikan dengan konsep elearning yang akan diterapkan. Instrumen penelitian dilakukan dengan wawancara dan penyebaran kuesioner, dimana instrument kuesioner yang digunakan didapat dari penelitian sejenis yang dilakukan sebelumnya (terdahulu) ditambahkan dengan beberapa pertanyaan yang dikembangkan disesuaikan dengan ruang lingkup yang ada di kampus Perbanas. Pertanyaan berkisar pada variable kompetensi dosen dan mahasiswa, kesiapan sarana prasarana dan persepsi tentang penerapan dan penggunaan e-learning serta kesiapan karyawan (lembaga) dalam mengelola e-learning. Skala kuesioner menggunakan skala Likert (1 – 5). Menentukan besar sampel Jumlah populasi yang dijadikan sampel adalah sumberdaya yang ada dilingkungan Fakultas Teknologi Informasi angkatan 2011/2012 pada
3
International Conference for Emerging Markets (ICEM 2013) – Yogyakarta, 27 November 2013 ISBN: 978-602-14666-0-5 ________________________________________________________________________________________________________________
semester genap tahun ajaran 2012 – 2013. Untuk menghitung besar sampel adalah menggunakan rumus slovin : n = N/(1 + Ne^2) n = Number of samples (jumlah sampel) N = Total population (jumlah seluruh anggota populasi) e = Error tolerance (toleransi terjadinya galat; taraf signifikansi; untuk sosial dan pendidikan lazimnya 0,05) –> (^2 = pangkat dua). Dari perhitungan tersebut didapat jumlah 70 kuesioner yang terdiri dari 15 dosen, 10 karyawan dan 45 mahasiswa
C) dikatakan valid karena memiliki nilai korelasi di atas 0,3, Instrumen dinyatakan valid.
Hasil uji validitas Mahasiswa Variabel
Nilai
Correlation A. Kompetensi
R tabel
Kesimpulan
A1
0.766
Valid
A2
0.718
Valid
A3
0.512
Valid
A4
0.732
Valid
A5
0.177
Tidak Valid
A6
0.794
Valid
A7
0.808
Valid
A8
0.848
A9
0.669
Valid
A10
0.818
Valid
A11
0.774
Valid
Valid
A12
0.357
Valid
Valid
A13
0.739
Valid
A. Persepsi mhs
Hasil uji validitas Dosen Pearson
R tabel
Correlation
Melakukan uji Validitas dan Reliabilitas
simbol
Nilai Pearson
4. Hasil dan Pembahasan
Variabel
simbol
0.3
Valid
Kesimpulan
A1
0.948
Valid
A2
0.790
A3
0.900
A4
0.790
Valid
A14
0.629
Valid
A5
0.624
Valid
A15
0.739
Valid
Dosen
B. Persepsi
0,3
B1
0.883
Valid
B2
0.358
Valid
B3
0.622
B4
0.851
Valid
B5
0.550
Valid
C1
0.655
Valid
C2
0.722
Valid
dosen
C. Kesiapan
0,3
Valid
Item Instrumen dianggap Valid jika lebih besar dari 0,3 atau dapat juga dengan membandingkannya dengan r tabel. Jika r hitung > r tabel maka valid. Sugiyono (2007: 137). Pada tabel di atas tampak bahwa seluruh indikator yang digunakan pada validitas mahasiswa (A / persepsi mahasiwa) tidak semuanya valid, karena pada A5 nilai r hitung < dari r table, maka soal pada kuesioner ini dihilangkan, sedangkan untuk yang lainnya dikatakan valid karena memiliki nilai korelasi di atas 0,3, Instrumen dinyatakan valid.
Hasil uji validitas Karyawan Variabel
konten
simbol
Nilai Pearson Correlation
0,3
C3
0.902
C4
0.888
Valid
C5
0.708
Valid
R tabel
Kesimpulan
Valid A.
Item Instrumen dianggap Valid jika lebih besar dari 0,3 atau dapat juga dengan membandingkannya dengan r tabel. Jika r hitung > r tabel maka valid. Sugiyono (2007: 137). Tampak bahwa seluruh indicator yang digunakan pada validitas dosen (A, B,
Komitmen
A1
0.130
Tidak Valid
A2
0.883
Valid
A3
0.818
A4
0.881
Valid
A5
0.774
Valid
0.3
Valid
4
International Conference for Emerging Markets (ICEM 2013) – Yogyakarta, 27 November 2013 ISBN: 978-602-14666-0-5 ________________________________________________________________________________________________________________
B.
Ketersediaan
B1
0.921
Valid
B2
0.590
Valid
B3
0.831
B4
0.713
Valid
B5
0.713
Valid
C1
0.293
Tidak Valid
C2
0.649
Valid
C3
0.564
C4
0.696
Valid
C5
0.475
Valid
SDM
C.
Kesiapan Sarana
0.3
Valid
Prasarana
0.3
Valid
Item Instrumen dianggap Valid jika lebih besar dari 0,3 atau dapat juga dengan membandingkannya dengan r tabel. Jika r hitung > r tabel maka valid. Sugiyono (2007: 137). Pada tabel di atas tampak bahwa seluruh indikator yang digunakan pada validitas karyawan tidak semuanya valid, karena pada A1 nilai r hitung < dari r table, maka soal pada kuesioner tersebut ini dihilangkan, dan kuesioner pada C1 nilai r hitung < dari r table, maka soal pada kuesioner tersebut ini dihilangkan, sedangkan untuk yang lainnya dikatakan valid karena memiliki nilai korelasi di atas 0,3, Instrumen dinyatakan valid.
ukur yang terpercaya (reliable).Maka kehandalan dari hasil dapat juga dikatakan keterpercayaan, konsistensi, kestabilan. Variabel dianggap reliableapabila menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha> 0,6. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 20, dapat diketahui bahwa niai dari Cronbach’s Alpha melebihi 0.6, sehingga seluruh variable yang digunakan dalam penelitian ini dikatakan reliable. Mengukur tingkat kedewasaan
kesiapan
dan
tingkat
Dari hasil penyebaran kuesioner yang menggunakan data valid, selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan mengelompokan data sesuai variabel yang ditetapkan. Dengan menggunakan statistic deskriptif, maka data dari setiap kelompoknya dicari nilai rataratanya dari seluruh variabel yang telah dikelompokan. Dengan menggunakan kriteria indeks yang telah ditetapkan oleh Aydin Tascii, maka dapat ditentukan nilai tingkat kesiapan penerapan e-learning dikampus Perbanas institute adalah 4,21 yang artinya siap menerapkan e-learning (ready go). Untuk setiap dimensi didapat tingkat kesiapannya adalah kompetensi dosen sebesar 4.69, persepsi dosen sebesar 4.47, kesiapan konten sebesar 4.51, komitmen karyawan sebesar 4.28, ketersediaan sdm pengelola system sebesar 4.02, kesiapan sarana prasarana sebesar 3.70, dan persepsi mahasiswa sebesar 3.78. Gambaran dari hasil pengukuran tingkat kesiapan penerapan e-learning dapat dilihat pada gambar di
Hasil uji Reliabilitas Variabel
Alpha
Cronbach's
Reliabilitas
Alpha 0.846
Reliable
Persepsi dosen
0.672
Reliable
Kesiapan konten
0.833
Reliable
Kompetensi Dosen
dosen 0,6 Persepsi mhs
0.911
Reliable
Komitmen
0.764
Reliable
0.783
Reliable
0.833
Reliable
karyawan Ketersediaan SDM Kesiapan Sarana Prasarana
Nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah diatas 0,6. Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan, karena jika instrument yang digunakan sudah tidak valid dan reliable maka dipastikan hasil penelitiannya pun tidak akan valid dan reliable. Hasil pengukuran yang menghasikan nilai reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang dapat memberikan hasil nilai
bawah ini: Gambar 2.2. Radar chart pengukuran kesiapan elearning di kampus Perbanas Institute 5.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan Dari hasil penelitian kajian kesiapan sumberdaya pembelajaran untuk e-learning dapat ditentukan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
5
International Conference for Emerging Markets (ICEM 2013) – Yogyakarta, 27 November 2013 ISBN: 978-602-14666-0-5 ________________________________________________________________________________________________________________
1. Sumber daya manusia (dosen, mahasiswa dan karyawan yang terkait) yang ada di lingkungan FTI telah memahami dan mengerti dan siap menerapkan e-learning ( Ready go) 2. Penerapan e-learning dilakukan dengan model dualmode, yaitu menerapkan pada beberapa mata kuliah yang siap sementara mata kuliah lainnya dilaksanakan secara konvensional 3. Indeks kesiapan penerapan e-learning hasil perhitungan adalah 4.21, artinya siap menerapkan e-learning (menggunakan Indeks Aydin dan Tasci) 4. Hasil perhitungan dari hampir seluruh variabel yang dikaji, menyatakan siap untuk menerapkan system pembelajaran dengan menggunakan elearning Saran 1. Dengan e-learning proses belajar mengajar menjadi terbuka, dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, tidak mengenal ruang dan waktu, oleh karena itu pengawasan yang sungguh-sungguh dari lembaga dan komitmen yang tinggi, serta keseriusan dari seluruh sumberdaya yang ada, mampu menciptakan penerapan e-learning secara utuh. 2. Sebaiknya dilakukan pemeriksanaan teknis untuk memastikan sarana prasarana telah siap dan memadai serta materi ajar (konten) yang disiapkan oleh dosen telah sesuai dengan standar yang digunakan untuk pembelajaran e-learning pada umumnya (multimedia).
[5] Gunawardena, C.N., & McIsaac, M.S. (2004). Distance education. In D. H. [6] Indrajit, R.E. 2004. Kajian Strategis Cost Benefit Teknologi Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi. [7] Jonassen (Ed.), Handbook of research on educational communications and technology (2nd ed., pp. 355–395). Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum. [8] Kadarko, W. (1999). Kemampuan belajar mandiri dan faktor-faktor psikososial yang mempengaruhinya: Kasus universitas terbuka. Jurnal Pendidikan Tinggi Jarak Jauh. Volume 1(1). [9] Keegan, D. (1990). Foundations of distance education. 2nd ed. London: Routledge. [10]Maniah dan Surendro, K. 2005. Usulan Model Audit Sistem Informasi (Studi Kasus: Sistem Informasi Perawatan Pesawat Terbang. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2005 (SNATI 2005). Yogyakarta. [11] Moore, M.G. (1972). Learner autonomy: The second dimension of independent learning. Convergence 5(2), 76-88. [12] Pederiva, A. 2003. The COBIT Maturity Model in a Vendor Evaluation Case. Information Systems Audit and Control Association.
DAFTAR REFERENSI
[13] Sarno, Riyanarto. 2009. Audit Sistem & Teknologi Informasi. Surabaya: ITS Press.
[1] Aydin & Tasci, “Measuring Readiness for elearning: Reflections form an Emerging Country”, International Forum of Educational Technology & Society (IFETS), 2005
[14] Sugilar (2000). Kesiapan belajar mandiri peserta pendidikan jarak jauh. Jurnal Pendidikan Tinggi Jarak Jauh. Volume 1(2).
[2] Farisi, Mohammad Imam, Dr., M.Pd., Konsep Belajar Jarak Jauh dan Aplikasinya. Diunduh dari http://utsurabaya.files.wordpress.com/2012/06/sb jj2.pdf tanggal akses 13 Maret 2013. [3] Farisi, M.I. (2010). The paradigm shifts in integrating technology at distance education and the structure of teacher’s competencies in the field of educational technology. Prosiding International Seminar on Integrating Technology into Education. Jakarta: IPTPI.
[15] Wedemeyer, C. A., & Childs, G.B. (1961). New Perspectives in University Correspondence Study. Chicago: Center for the Study of Liberal Education for Adults. [16] Wikipedia (2012a). Distance education. Diunduh dari http://en.wikipedia.org/wiki/Distance_education [17] Wikipedia (2012b). Blended Learning. Diunduh dari http://en.wikipedia.org/wiki/Blended_learning
[4] Gondodiyoto, S. 2007. Audit Sistem Informasi: Pendekatan Cobit, Edisi Revisi. Jakarta: Mitra Wacana Media
6