Pusat Penelitian Informatika - LIPI
PENGUJIAN PENGARUH MUTU BAHAN BAKAR BENSIN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MOTOR BENSIN Abdul Hapid Laboratorium Motor Bakar Puslit Telimek – LIPI Jl. Sangkuriang komplek LIPI gd. 20 Bandung 40135, Tlp: 022-2503055, Fax : 022-2504773 Email :
[email protected]
ABSTRAK Telah dilakukan pengujian bahan bakar bensin Premium , Premix , dan Super - TT pada motor bensin empat langkah, empat silinder, 1486 cc. Dalam pengujian ini dilihat pengaruh perbedaan mutu bahan bakar bensin terhadap kemampuan kerja motor bensin. Hasil
pengujian menunjukkan adanya perubahan peta karakteristik operasi motor.
Parameter operasi yang menunjukkan ukuran kemampuan kerja motor adalah torsi, daya, konsumsi bahan bakar spesifik, dan efisiensi termal pada putaran tertentu Torsi maksimum motor dengan menggunakan bahan bakar premiun dan Super-TT di capai pada putaran yang sama (3000 rpm), sedangkan motor dengan bahan bakar Premix dicapai pada putaran 2000 rpm. Daya maksimum motor dengan menggunakan bahan bakar Premium dan Premix dicapai pada putaran yang sama (5000 rpm), sedangkan motor dengan bahan bakar Super-TT dicapai pada putaran 4000 rpm. Konsumsi bahan bakar spesifik minimum dan efisiensi termal maksimum motor dengan menggunakan bahan bakar Premium, Premix dan Super-TT dicapai pada putaran yang sama (4000 rpm). Torsi, daya, konsumsi bahan bakar spesifik dan efisiensi engine terbaik dicapai dengan menggunakan bahan bakar bensin Super-TT kemudian disusul dengan menggunakan bahana bakar bensin Premix dan Premium. Hal ini berarti bahwa kemampuan kerja suatu motor bensin sangat tergantung dengan mutu bahan bakar bensin yang digunakan.
ABSTRACT Experiment was performed on premium, premix, and super TT gasoline fuel on 1486cc four-stroke four-cylinder gasoline engine. In this experiment, the effect of gasoline fuel quality on engine performance was observed. The results showed changes in engine operating characteristic map. Operating parameters that indicated engine performance were torque, power, specific fuel consumption, and thermal efficiency at certain rpm.
Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik
1
Bandung, 29 – 30 Juli 2003
Maximum torque for engines using premium and super TT fuel was achieved at 3000rpm, while maximum torque for engines using Premix fuel was achieved at 2000 rpm. The maximum power for engines using premium and premix was achieved at 5000 rpm, while maximum power for engines using super TT fuel was achieved at 4000rpm. The minimum specific fuel consumption and maximum thermal efficiency for engine using premium, premix and super TT fuel was achieved at 4000 rpm. The best torque, specific fuel consumption and engine efficiency was achieved by using Super TT fuel, followed by the engine using premix and premium fuel. The general conclusion from the experiment is that engine performance depends greatly on the gasoline fuel quality used.
PENDAHULUAN Bahan bakar bensin merupakan produk minyak bumi yang sangat penting dalam menunjang perekonomian dan pembangunan nasioanal karena menyangkut kebutuhan masyarakat umum, khususnya dalam sektor transfortasi. Persyaratan utama yang harus dipenuhi oleh bahan bakar bensin untuk kendaraan bermotor adalah harus sesuai dengan kebutuhan motor. Oleh karena itu masing-masing negara dapat berbeda spesifikasi bahan bakarnya, khususnya bahan bakar bensin. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan situasi dan kondisi, populasi kendaraan, iklim, bahan baku dan proses serta kebijaksanaan pemerintah yang meliputi keamanan, konservasi energi, lingkungan dan sebagainya. Tingkat mutu bensin ditentukan oleh sifat mutu nyala (angka oktana) dan sifat lainnya, seperti sifat daya penguapan (volatilitas), stabilitas dan korosifitas, sehingga mutu bensin tergantung dari komposisi kimia dari hasil pencampuaran komponen bensin serta aditif yang ditambahkan pada bensin. Beberapa komponen bensin dan aditif dapat dicampurkan dengan sistem presentase volumr/berat atau kadar tertentu untuk memperoleh mutu yang lebih baik dan ekonomis (Standard Nasional Indonesia (SNI) 06-3506-1994, Mutu Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin). Spesifikasi bahan bakar bensin yang tersedia pada suatu negara umumnya menerapkan dua tingkat mutu bensin, yaitu tingkat mutu rendah yang dapat memenuhi kebutuhan sekitar 50-60% populasi kendaraan dengan angka oktana riset kurang dari RON 90 dan tingkat
2
Pemaparan Hasil Litbang 2003
Pusat Penelitian Informatika - LIPI
mutu besar dengan angka oktana lebih dari RON 90 yang dapat memuaskan 80-90% populasi kendaraan. Di Indonesia penyediaan dan distribusi bahan bakar kendaraan bermotor ditetapkan oleh pemerintah melalui Undang-Undang dan dilaksanakan oleh Pertamina sedang spesifikasi bahan bakar tersebut ditetapkan oleh Departemen Pertambangan dan Energi cq. Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi. Berdasarkan wewenang dan tugas Pertamina yang diberikan oleh pemerintah melalui UU No. 44 tahun 1960 dan UU No. 8 tahun 1971 tentang penyediaan dan penyaluran kebutuhan bahan bakar kendaraan bermotor di Indonesia, maka pertamina memproduksi dua jenis bahan bakar yaitu Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Bahan Bakar Khusus (BBK). Adapun jenis BBM yang diproduksi Pertamina adalah Premium dan Solar. Sedangkan jenis BBK adalah Premix, Super TT, dan BB2L(khusus untuk motor 2 langkah (Ir. Dwi Kushartoyo, April 1999, Produksi Mogas dan Solar Pertamina, Dit. Pengolahan - PERTAMINA, Jakarta).
Produk BBM dan BBK mengacu pada spesifikasi BBM dan BBK yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi dalam bentuk peraturan atau surat keputusan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi. Komponen-komponen bahan bakar yang diproduksi dalam kilang dicampur dengan komposisi tertentu menjadi produk BBM dan BBK sesuai dengan spesifikasinya sebagaimana diperlihatkan pada gambar 1. Penggunaan bahan bakar bensin yang berlainan pada motor bensin akan menimbulkan pengaruh pada motor secara mekanis, fisika, dan kimia yang berbeda. Oleh karena itu sifatsifat bahan bakar bensin harus imbang-sempurna agar dapat memberikan unjuk kerja yang memuaskan pada setiap kondisi operasi motor bensin.
Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik
3
Bandung, 29 – 30 Juli 2003
40%
NAPTHA KOMPONEN MOGAS ANGKA OKTAN RENDAH
PREMIUM - 88 60%
HOMC KOMPONEN MOGAS ANGKA OKTAN TINGGI
10%
MTBE
85%
METHYL TERTIERY BUTHYL ETHER OKSIGENAT ANGKA OKTAN TINGGI
PREMIX - 94
0 – 10%
90 – 100%
TEL
SUPER – TT - 98
TETRA ETHYLENE LEAD BAHAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN ANGKA OKTANA
0 – 10%
Gambar 1. Proses pencampuran memproduksi MOGAS (Motor Gasoline)(2) Dalam penelitian ini, pengujian dilakukan dengan menggunakan motor bensin empat langkah, empat silinder, 1486 cc. Sedangkan bahan bakar bensin yang digunakan adalah bensin Premium - 88, Premix - 94, dan Super - TT - 98, yang masing-masing mempunyai angka oktana 88, 94, 98. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan mutu bahan bahan bensin terhadap kemampuan kerja motor bensin.
BAHAN DAN ALAT Pengujian dilakukan dengan menggunakan motor bensin empat langkah, empat silinder, 1486 cc. Dalam pengujian ini motor uji dioperasikan dengan menggunakan tiga jenis bahan bahan bakar bensin dengan mutu yang berbeda. Bahan bakar bensin yang digunakan adalah Premium, Premix, dan Super-TT. Adapun spesifikasi ketiga bahan bakar bensin yang digunakan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1.Spesifikasi bahan bakar bensin Premium, Premix, dan Super - TT NO. 1 2
4
KARAKTERISTIK Research Octane Number Density 15oC
SATUAN ORI kg/lt kg/m3
PREMIUM(3) 88 0,7343 734,3
PREMIX(4) 94 0,7425 742,5
SUPER–TT(5) 98 0,7548 754,8
Pemaparan Hasil Litbang 2003
Pusat Penelitian Informatika - LIPI
3
4
Calorific Value Gross
Calorific Value Net
kcal/kg btu/lb kJ/kg kcal/lt kJ/kg
51077 47856
11087 19957 46419 8234 43423
10965 19738 45908 8278 43056
Skema instalasi pengujian pengaruh mutu bahan bakar bensin terhadap kemampuan kerja motor bensin dapat dilihat pada gambar 1. Sedangkan spesifikasi alat ukur yang digunakan dalam pengujian ini dapat dilihat pada tabel 2.
Gambar 1. Instalasi pengujian pengaruh mutu bahan bakar bensin terhadap kemampuan operasi motor bensin Tabel 2. Spesifikasi alat ukur Torsi dan Putaran Motor Parameter Pengukuran
Rentang Pengukuran
Resolusi
Accuracy
Daya Torsi Putaran
0...70 kW 0...150Nm 0...13000 rpm
0,01 kW 0,1 Nm 2 rpm
2% 2% 2%
Fuel Meter(7)
Pemakaian Bahan Bakar
0...60 lt/h
0,01 l/h
± 1%
Airflow Meter DN50(8)
Pemakaian udara Temperatur udara
0...400 kg/h 0...40oC
0,1 kg/h 0,1oC
2% 2%
No.
Nama Alat Ukur
1
Eddy Current Dynamometer W70(6)
2 3
Pengujian dilakukan pada beban penuh (katup terbuka penuh), pada putaran 2000, 3000, 4000, 5000, dan 6000 rpm untuk setiap mutu bahan bakar yang digunakan. Pada pengujian Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik
5
Bandung, 29 – 30 Juli 2003
ini parameter operasi motor yang diukur adalah torsi, putaran, konsumsi bahan bakar, dan konsumsi udara. Parameter-parameter prestasi motor yang lain, seperti daya efektif, pemakaian bahan bakar spesifik, dan efisiensi termal diketahui dari hasil perhitungan. Adapun rumus-rumus yang digunakan dalam perhitungan adalah sebagai berikut (Heywood, John B., 1988, Internal Combustion Engine Fundamentals, McGraw-Hill, Singapura) : •
Daya Efektif T.n Ne =
9549,305
dimana : Ne : daya poros (kW) T : Torsi (Nm) n : Putaran motor (rpm) •
Pemakaian bahan bakar spesifik : mb Be = Ne dimana : Be : pemakaian bahan bakar spesifik (kg/kW.h) mb’ : Laju pemakaian bahan bakar (kg/h) mb’ = mb . ρb ρb
: Massa jenis bahan bakar (kg/L)
mb : Laju pemakaian Bahan bakar (l/h) Ne : Daya efektif (kW) •
Efisiensi Thermal (ηth) : ηth = dimana :
Ne . 3,6 . 105 mb ‘ . LHV ηth : efisiensi thermal (%) LHV : Nilai kalor pembakaran bawah (kJ/kg) Ne : Daya efektif (kW) mb’ : Laju pemakaian bahan bakar (kg/h)
6
Pemaparan Hasil Litbang 2003
Pusat Penelitian Informatika - LIPI
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Data hasil pengujian kemampuan operasi motor bensin dengan menggunakan bahan bakar bensin Premium, Premix, dan Super TT ditampilkan dalam bentuk grafik sebagaimana diperlihatkan pada gambar 2 – gambar 5 dibawah ini. TORSI
DAYA
100
40
95 90
35
Daya (kW)
Torsi (Nm)
85 80
Premium Premix Super-TT
75 70 65 60
30
Premium 25
Premix Super-TT
20
55 50
15
45 1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
1500
2000
2500
3000
Putaran (rpm)
4000
4500
5000
6500
EFISIENSI
SFC 29
Premium Premix Super-TT
Premium Premix Super-TT
27
Efisiensi Termal (%)
0,40
6000
Gambar 3. Grafik daya poros terhadap putaran motor
0,50
0,45
5500
Putaran (rpm)
Gambar 2. Grafik torsi terhadap putaran motor
SFC (kg/kWh)
3500
0,35
0,30
25
23
21
19
0,25 1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
Putaran (rpm)
Gambar 4. Grafik pemakaian bahan bakar spesifik (SFC) terhadap putaran motor
Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik
65
17 1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
65
Putaran (rpm)
Gambar 5. Grafik efisiensi termal terhadap putaran motor
7
Bandung, 29 – 30 Juli 2003
PEMBAHASAN Torsi dan daya motor Torsi adalah merupakan ukuran kemampuan suatu motor untuk melakukan kerja. Besarnya torsi yang dihasilkan oleh suatu motor sangat tergantung dari besarnya tekanan efektif ratarata yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar-udara di dalam ruang bakar, sesuai dengan persamaan berikut : 9549,305 T = Pe Vl. z.a .
60 . 106
dimana : T
: Torsi motor (Nm)
Pe
: Tekanan efektif rata-rata (kPa)
Vl
: Volume langkah torak (cm3)
z
: Jumlah silinder
a
: Jumlah siklus per putaran = 1 untuk motor 2 langkah = ½ untuk motor 4 langkah
Persamaan diatas menunjukkan bahwa makin besar tekanan efektif yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar udara semakin besar pula torsi yang dihasilkan oleh suatu motor. Daya poros adalah parameter utama prestasi/unjuk kerja motor bakar yang mewakili kemampuan operasional motor. Daya ini dibangkitkan oleh daya indikator yang merupakan daya gas pembakaran yang menggerakkan torak. Daya indikator ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar didalam ruang bakar yang menghasilkan konversi energi kimia menjadi energi panas. Torsi dan daya motor pada putaran 2000 – 3000 rpm dengan menggunakan bahan bakar bensin premium mengalami penurunan sebesar 0,77 % - 4,94% dan pada putaran 4000 – 6000 rpm mengalami peningkatan sekitar 0,11% - 5,42% dibandingkan dengan motor menggunakan bahan bakar bensin premix. Perbandingan torsi dan daya motor dengan menggunakan bahan bakar bensin premium terhadap motor dengan menggunakan bahan bakar bensin superTT terlihat bahwa pada putaran rendah sampai dengan putaran menengah (2000 – 4000 rpm) lebih kecil sekitar 2,07% - 4,74% tetapi lebih besar sekitar
8
Pemaparan Hasil Litbang 2003
Pusat Penelitian Informatika - LIPI
0,61% - 7,61% pada putaran tinggi (5000 – 6000 rpm). Perbandingan torsi dan daya motor dengan menggunakan bahan bakar bensin superTT terhadap motor dengan menggunakan bahan bakar bensin premix terlihat bahwa pada putaran 2000 rpm lebih kecil 2,93% dan pada putaran tinggi (5000 – 6000 rpm) lebih kecil 0,5% - 2,04%, namun pada putaran menengah (3000 – 4000 rpm) lebih besar sekitar 3,73% - 5,12%. Pemakaian bahan bakar spesifik (SFC) Pemakaian bahan bakar spesifik merupakan parameter prestasi motor yang menunjukkan ukuran ekonomi pemakaian bahan bakar suatu motor. Pemakaian bahan bakar spesifik yang semakin kecil menunjukkan bahwa bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan daya efektif yang sama akan semakin kecil pula. Dengan demikian efisiensi termal yang dihasilkan akan semakin besar. Dari gambar 5 terlihat bahwa pemakaian bahan bakar spesifik motor minimum dicapai pada putaran 4000 rpm untuk ketiga jenis bahan bakar bensin yang digunakan. Pemakaian bahan bakar spesifik minimum motor dengan menggunakan bensin Premium, Premix, dan Super-TT masing-masing adalah 0,31 kg/kWh, 0,32 kg/kWh, dan 0,30 kg/kWh. Pemakaian bahan bakar spesifik minimum motor dengan menggunakan bensin Super-TT lebih kecil sekitar 7,21% dibandingkan dengan motor menggunakan bensin Premix dan lebih kecil sekitar 4,17% dibandingkan dengan motor menggunakan bensin Premium. Sedangkan pemakaian bahan bakar spesifik minimum motor dengan menggunakan bensin Premix lebih besar sekitar 3,28% dibandingkan dengan motor menggunakan bensin Premium. Efisiensi Termal Efisiensi termal merupakan ukuran kemampuan motor dalam mengkonversikan energi bahan bakar menjadi energi mekanik. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi efisiensi termal suatu motor semakin optimal kemampuan operasinya. Pada gambar 7 menunjukkan bahwa efisiensi termal motor dengan menggunakan bahan bakar bensin Premium lebih kecil dibandingkan dengan motor menggunakan bensin Premix maupun Super-TT. Efisiensi termal motor dengan menggunakan bensin Premix lebih besar dibandingkan dengan motor menggunakan bensin Super-TT pada putaran rendah (2000 – 3000 rpm) dan putaran tinggi (5000 – 6000 rpm), namun pada putaran
Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik
9
Bandung, 29 – 30 Juli 2003
menengah (4000 rpm) efisiensi termalnya lebih kecil. Efisensi termal maksimum motor dengan menggunakan bensin Premium, Premix, dan Super-TT dicapai pada putaran 4000 rpm. Efisiensi termal maksimum motor dengan menggunakan bensin Premium lebih kecil dibandingkan dengan motor menggunakan bensin Premix maupun Super-TT, efisiensi termal maksimum motor dengan menggunakan bensin Super-TT lebih besar dibandingkan dengan motor menggunakan bensin Premix.
KESIMPULAN Hasil pengujian pengaruh mutu bahan bakar bensin terhadap kemampuan operasi motor bensin menunjukkan adanya perubahan peta karakteristik operasi motor. Torsi maksimum motor dengan menggunakan bahan bakar bensin Premium, Premix, dan Super-TT berturutturut adalah 92,44 Nm pada putaran 3000 rpm, 95,6 Nm pada putaran 2000 rpm, dan 96,63 Nm pada putaran 3000 rpm. Daya maksimum motor dengan menggunakan bahan bakar bensin Premium, Premix, dan Super-TT berturut-turut adalah 37,28 kW pada putaran 5000 rpm, 37,24 kW pada putaran 5000 rpm, dan 37,92 kW pada putaran 4000 rpm. Efisiensi termal maksimum motor dengan menggunakan bensin Premium, Premix, dan super Super-TT berturut-turut adalah 24,16%, 25,78%, dan 28,02%.
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala Puslit Telimek LIPI yang telah memberi dukungan dan rekan-rekan di Laboratorium Motor Bakar Puslit Telimek LIPI yang telah berpartisipasi dalam pegujian ini.
DAFTAR PUSTAKA Standard Nasional Indonesia (SNI) 06-3506-1994, Mutu Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin. Ir. Dwi Kushartoyo, April 1999, Produksi Mogas dan Solar Pertamina, Dit. Pengolahan
-
PERTAMINA, Jakarta.
Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Nomor : 108 K/72/DDJM/1997, Tanggal 28 Agustus 1997 : Premium
10
Pemaparan Hasil Litbang 2003
Pusat Penelitian Informatika - LIPI
Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Nomor : 108 K/72/DDJM/1997, Tanggal 29Agustus 1997 : Premix Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Nomor : 112 K/72/DDJM/1995, Tanggal 18 Agustus 1995 : Super-TT Schenck Pegasus GmbH. (1994), “Technical Documentation Eddy-Current Dynamometer W70”, Germany. Technogerma Systems GmbH. (1995), “Operating Manual Fuel Consumtion Meter PLU 116H”, Germany Technogerma Systems GmbH. (1995), “Operating Manual Air Flow Meter DN50”, Germany Heywood, John B. (1988), “Internal Combustion Engine Fundamentals”, McGraw-Hill, Singapura.
Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik
11