76 Jurnal Pharmascience, Vol 1, No. 2, Oktober 2014, hal: 76 - 80 ISSN : 2355 – 5386 Research Article
Pengujian Daya Cerna Protein Ikan Haruan (Channa striata) Asal Kota Banjarmasin *Nurlely, Muslimah, Liling Triyasmono Prodi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat *Email:
[email protected] Abstrak Ikan haruan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat kota Banjarmasin untuk membantu proses penyembuhan luka karena mengandung protein yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kadar protein tercerna secara in vitro daging ikan haruan asal kota Banjarmasin. Ikan haruan yang digunakan memiliki berat 250-400 g dengan panjang 25-38 cm. Serbuk daging ikan dibuat dengan pengeringan 40ºC. Hasil uji pendahuluan protein dengan metode millon dan xantoprotein dari serbuk daging ikan haruan menunjukkan hasil positif. Hasil analisis protein tercerna dari uji daya cerna protein secara in vitro adalah 98,486±0,1031% dengan %RSD 0,1047%. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ikan haruan asal kota Banjarmasin memiliki daya cerna protein yang tinggi. Kata kunci: Ikan haruan (Channa striata), daya cerna protein
Abstract Snakehead fish is so much used by the people in Banjarmasin in order to help the healing process due to possessing high protein content. The purpose of this study was to determine the digestible protein content by in vitro analysis in snakehead fish from Banjarmasin. Snakehead fish samples weighing 250-400 g with a length of 25-38 cm. Fillet powder was dried at 40ºC. Preliminary test results of protein from fillet powder using Millon and xantoprotein methods showed positive results. The result of the in vitro protein digestibility was 98.486±0.1031% with %RSD of 0.1047%. Therefore, it can be concluded that snakehead fish from Banjarmasin possesses high protein digestibility. Keywords: Snakehead fish (Channa striata), protein digestibility.
I.
PENDAHULUAN
Menurut Badan Litbang Pertanian (2013),
Perairan di Indonesia sangat kaya akan hasil
ikan haruan sangat penting bagi masyarakat
ikan air laut dan air tawar. Ikan air tawar yang
Banjar karena telah menjadi budaya yang
ada di Indonesia seperti ikan haruan, nila, patin,
dianggap dapat mempercepat penyembuhan luka.
mujair, toman, gurami, dan banyak lagi jenis
Hal ini karena peranan protein yang cukup
ikan lainnya (Asmawi, 1983).
Penelitian ini
tinggi pada ikan haruan terutama albumin.
akan membahas tentang salah satu ikan air tawar
Kandungan protein ikan haruan cukup tinggi,
yang banyak dikonsumsi di Banjarmasin yaitu
yaitu sebesar 25,2% untuk ikan haruan segar dan
ikan haruan (Channa striata).
58,0% untuk ikan haruan kering (Sediaotema, 2008). Semakin tinggi kandungan protein maka
Volume 1, Nomor 2 (2014)
Jurnal Pharmascience
77 akan
semakin
cepat
penyembuhan
luka.
Kandungan protein yang tinggi ini membuat ikan
haruan
dapat
dikonsumsi
3. Pembuatan Serbuk Daging Ikan Haruan Ikan haruan dipisahkan dari sisiknya, lalu
untuk
dicuci bersih. Kemudian bagian daging diambil
menyembuhkan luka, terutama bagi mereka
dan dipisahkan dari bagian lainnya atau yang
yang memang sulit untuk mengkonsumsi obat- biasa disebut dengan fillet. Fillet yang telah obatan, seperti anak-anak, ibu hamil, ataupun
dipisahkan dihaluskan dengan blender. Sampel
lansia.
daging ikan haruan dimasukkan ke dalam
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
baskom. Selanjutnya sampel daging ikan haruan
daya cerna protein daging ikan haruan. Hal ini
dikeringkan di dalam oven dengan temperatur
dapat membuktikan baik atau tidaknya proses
40ºC selama 60 jam. Sampel daging ikan haruan
pencernaan protein dari daging ikan haruan yang
yang sudah kering digerus sampai terbentuk
sering dikonsumsi oleh masyarakat banjar.
serbuk daging ikan haruan. Serbuk daging ikan haruan ini digunakan untuk uji pendahuluan protein dan uji daya cerna protein.
II. METODE PENELITIAN 1. Bahan Bahan yang adalah ikan haruan segar, reagen Millon, enzim pankreatin, enzim pepsin, asam klorida
(HCl),
Potassium
fosfat
(K2SO4),
4. Uji Pendahuluan Protein Reaksi Millon Serbuk ikan haruan dimasukkan dalam tabung
Kalium dihidrogen fosfat, asam nitrat (HNO3). reaksi lalu ditambahkan dengan pereaksi millon Semua bahan kimia yang digunakan berasal dari
yang dibuat dari larutan merkuro dan merkuri
Merck® dan pa.
nitrat lalu dicampurkan dalam asam nitrat. Hasil positif membentuk endapan putih yang dapat
2. Pengambilan Sampel dan Determinasi
berubah jadi kemerah-merahan dengan adanya pemanasan (Anna & Supriyanti, 2009).
Ikan Haruan Ikan haruan yang digunakan pada penelitian
Reaksi Xantoprotein
ini diperoleh dari Dinas Pertanian dan Perikanan
Serbuk ikan haruan dimasukkan dalam tabung
Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Masing-
reaksi lalu ditambahkan dengan larutan asam
masing ikan haruan yang digunakan memiliki
nitrat pekat dengan hati-hati. Hasil positif
berat antara 250-400 gram, dengan panjang memberikan endapan putih yang dapat berubah badan antara 25-38 cm (diukur dari kepala
jadi kuning dengan adanya pemanasan (Anna &
sampai ekor) (Gam et al., 2006; Mat Jais et al., Supriyanti, 2009). 1997).
Ikan
haruan
(Channa
striata)
dideterminasi di Laboratorium Biologi Program Studi Biologi FMIPA UNLAM Banjarbaru.
5. Uji Daya Cerna Protein Uji daya cerna protein secara in vitro dilakukan dengan menggunakan 250 mg serbuk
Volume 1, Nomor 2 (2014)
Jurnal Pharmascience
78 daging ikan haruan, lalu dimasukkan ke dalam
untuk memperoleh kandungan protein yang
gelas beker 250 ml dan ditambahkan 15 ml HCl
maksimal (Gam et al., 2006). Daging ikan
0,1 N yang mengandung 1,5 mg enzim pepsin.
haruan dihaluskan untuk memperkecil ukuran
Campuran tersebut dikocok pada ultra sonikasi
partikel daging dan dikeringkan dalam oven
dengan suhu 35ºC selama 3 jam. Larutan yang
pada temperatur 40ºC dengan tujuan untuk
diperoleh dinetralkan (pH 7) dengan NaOH 0,5
mengurangi kadar air dalam daging ikan haruan,
N dan ditambahkan 7,5 ml larutan buffer fosfat
tetapi tidak menyebabkan terjadinya denaturasi
0,2 N dengan pH 8 yang mengandung natrium
karena protein rentan mengalami denaturasi
azida 0,005 M dan 4 mg enzim pankreatin.
pada
Larutan yang diperoleh dikocok kembali pada
(Martoharsono, 1998; Anna & Supriyanti, 2009).
ultra sonikasi pada suhu 35ºC selama 24 jam.
Penelitian ini dilakukan uji pendahuluan
Hasil padatan yang diperoleh di akhir disaring
dengan tujuan untuk memastikan sampel yang
temperatur
dengan kertas saring whatman 41 (sebelumnya digunakan
tinggi
50ºC
mengandung
atau
protein.
lebih
Uji
bobot kertas saring tanpa bahan sudah dicatat).
pendahuluan untuk protein terdiri atas beberapa
Berat padatan ditimbang, kemudian dianalisis
macam,
seperti
kandungan nitrogennya (% Protein total padatan) Hopkins-cole, menggunakan
metode
uji
millon,
nitroprusida,
xantoprotein,
dan
sakaguchi
kjeldahl-mikro.
(Anna & Supriyanti, 2009). Penelitian ini
Selanjutnya dilakukan replikasi sebanyak 3 kali
melakukan dua macam uji pendahuluan protein,
dengan %RSD ≤ 5,7% (Saunders et al., 1973;
yaitu uji millon dan xantoprotein. Sampel yang
Gonzales et al., 2010).
diujikan dalam uji pendahuluan ini adalah
Rumus Perhitungan Persen Protein Tercerna :
serbuk daging ikan haruan. Uji millon yang memberikan hasil positif
=
akan membentuk endapan putih yang dapat
(Nastiti, 2007).
berubah jadi kemerah-merahan dengan adanya
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan sampel ikan haruan dilakukan di tambak ikan haruan Dinas Pertanian dan Perikanan
Kota
Banjarmasin,
Kalimantan
Selatan. Pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari jam 07.00 saat udara masih segar agar kondisi ikan benar-benar dalam keadaan sehat dengan berat 250-400 gram dan panjang ikan
pemanasan, sedangkan uji xantoprotein yang memberikan hasil positif akan membentuk endapan putih yang dapat berubah jadi kuning dengan adanya pemanasan (Anna & Supriyanti, 2009). Berikut adalah hasil uji pendahuluan protein dari daging, serbuk, dan hasil ekstraksi daging ikan haruan yang dapat dilihat pada tabel I.
antara 25-38 cm (diukur dari kepala sampai ekor). Pemilihan panjang tersebut bertujuan Volume 1, Nomor 2 (2014)
Jurnal Pharmascience
79 Tabel I. Hasil uji pendahuluan
Berdasarkan hasil diperoleh menunjukkan bahwa penelitian ini telah memenuhi syarat uji daya cerna protein, dengan protein tercerna 70100%
(Sediaoetama,
2008).
Hasil
yang
Seluruh hasil uji pendahuluan Millon dan
diperoleh menunjukkan protein tercerna yang
xantoprotein memberikan hasil positif,. Secara
tinggi, sehingga konsumsi protein dari daging
lebih spesifik, uji millon ditujukan untuk
ikan haruan lebih baik dari pada telur 10,64-
mengidentifikasi tirosin yang merupakan asam
12,34% (Nastiti, 2007).
amino dengan gugus fenol sebagai rantai sampingnya.
Pereaksi
millon
terbuat
dari
Uji daya cerna protein ini digunakan untuk menganalisis
daya
cernanya
karena
dapat
campuran antara merkuri dalam asam nitrat.
menentukan ketersediaan protein secara biologis.
Warna merah yang terbentuk pada uji ini
Daya cerna yang rendah menjelaskan bahwa
dikarenakan gugus fenol pada tirosin ternitrasi
protein yang masuk kedalam tubuh tidak dapat
membentuk garam merkuri dengan pereaksi
dicerna dengan sempurna. Daya cerna protein
millon (Anna & Supriyanti, 2009).
dapat dilakukan dengan carain vitro (dilakukan
Uji
pengujian
di luar tubuh) dan in vivo (dilakukan di dalam
untuk
tubuh) (Muchtadi, 2010). Analisis kadar protein
mengidentifikasi adanya inti benzena pada suatu
tercerna pada uji daya cerna secara in vitro
protein, seperti jenis asam amino fenilalanin,
bertujuan untuk menganalisis berapa banyak
tirosin, dan triptofan. Pereaksi xantoprotein
protein dari daging ikan haruan yang dapat
merupakan larutan asam nitrat pekat. Warna
tercerna dalam tubuh, sehingga fungsinya dapat
kuning yang terbentuk pada uji ini dikarenakan
dirasakan oleh tubuh. Pengujian ini dilakukan
adanya inti benzena yang ternitrasi oleh asam
secara in vitro karena lebih mudah dilakukan
nitrat pekat membentuk nitrobenzena (Girindra,
dan hasil yang didapat juga cukup baik sebab
1986). Hasil penentuan uji daya cerna protein
pengujian dilakukan dengan mengkondisikan
dapat dilihat pada tabel II.
seperti
protein
xantoprotein yang
merupakan
lebih
ditujukan
suasana
pencernaan
dalam
tubuh
manusia. Suasana ini terbagi dua, yaitu suasana Tabel II. Hasil uji daya cerna protein in vitro serbuk ikan haruan
lambung
yang dikondisikan
asam
dengan
adanya penambahan asam pengganti asam lambung, serta suasana usus yang dikondisikan dengan adanya penambahan basa pengganti suasana basa dalam usus (Muchtadi, 2010).
Volume 1, Nomor 2 (2014)
Jurnal Pharmascience
80 IV. KESIMPULAN Serbuk ikan haruan asal kota Banjarmasin positif mengandung protein dan memiliki uji daya cerna protein yang cukup tinggi yaitu 98,49±0,104%..
DAFTAR PUSTAKA Anna, P & F. M. T. Supriyanti. 2009. DasarDasar Biokimia, Edisi Revisi. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Asmawi, S. 1983. Pemeliharaan Ikan dalam Keramba. PT. Gramedia, Jakarta. Badan Litbang Pertanian Banjarbaru. 2013. Ikan Gabus di Kancah Nasional. Agronovasi, Banjarbaru. Gam, L. H., C. Y. Leow & S. Baie. 2006. Proteomic Analysis of Fnakehead Fish (Channa striata) Muscle Tissue. Malaysian Journal of Biochemistry and Molecular Biology. 14: 25-32. Girindra, A. 1986. Biokimia I. Penerbit Gramedia, Jakarta. Gonzales, A. G., M. A. Herrador & A. G. Asuero. 2010. Intra-laboratory Assessment of Method Accuracy (Trueness and Precision) by Using Validation Standards. Talanta. 82: 1995-1998. Martoharsono, S. 1998. Biokimia, Jilid 1. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Mat Jais A. M., Dambisya Y. M & Lee T.-L. 1997. Antinociceptive activity of Channa striatus (haruan) extracts in mice. Journal of Ethnopharmacology.57: 125-130. Muchtadi, D. 2010. Teknik Evaluasi Nilai Gizi Protein. Penerbit Alfabeta, Bandung. Nastiti, D. 2007. Kadar Tanin dan Kecernaan Protein In Vitro Telur Pindang dengan Lama Perebusan yang Berbeda. Skripsi Program Studi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Saunders, R. M., M. A. Connor, A. N. Booth, E. M. Bickoff & G. O. Kholer. 1973. Measuremen of Digestibility of Alfafa Protein Concentrates by In Vivo and In Vitro Methods. J. Nutr. 103: 530-535. Sediaoetama, A. D. 2008. Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa, Jilid I. Dian Rayat, Jakarta. Volume 1, Nomor 2 (2014)
Jurnal Pharmascience