PENGGUNAAN NEW MEDIA DI KALANGAN IBU MUDA SEBAGAI MEDIA PARENTING MASA KINI
Ascharisa Mettasatya Afrilia Universitas Tidar Jalan Kapten Suparman 39, Potrobangsan, Magelang E-mail:
[email protected]
Abstract Nowadays, social media usage in the society becomes something phenomenal. In Indonesia, this can be seen from the increase of social media users. People using social media with different motives. No exception among young mothers who also use social media as one of their parenting media. As result of this research, there are two general motives behind young mothers using social media which in this research referred as rational and emotional motives. Keywords : new media, young mothers, social media, parenting, phenomenology. Abstrak Penggunaan media sosial di kalangan masyarakat menjadi sesuatu yang sangat fenomenal saat ini. Hal tersebut dapat dilihat dari sejumlah data yang menunjukkan angka peningkatan pengguna media sosial khususnya di Indonesia. Berbagai kalangan memanfaatkan media sosial dengan beragam motif yang melatarbelakanginya. Tidak terkecuali kalangan ibu muda yang juga tidak ketinggalan untuk memanfaatkan media sosial sebagai salah satu media parenting mereka. Menjadi hal yang cukup menarik mana kala motif yang melatarbelakangi seorang ibu muda menggunakan media sosial terdiri dari dua motif umum yang dalam penelitian ini disebut sebagai motif rasional dan motif emosional. Tidak hanya itu, memaknai proses penyimbolan di kalangan ibu muda dalam berinteraksi dalam media sosial juga menjadi hal yang tidak kalah menarik untuk diteliti. Kata kunci : media baru, ibu muda, media sosial, mengasuh anak, fenomenologi.
32
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA
VOLUME 1, NOMOR 1, SEPTEMBER 2017, Hal. 32-42
Terdapat satu lagi definisi new
Pendahuluan Dewasa ini, keberadaan new media
media yang peneliti pilih sebagai referensi
telah merambah hingga ke berbagai lini
dalam penelitian ini, yakni definisi menurut
kehidupan
dari
Martin Lister dalam bukunya New Media:
kehidupan para eksekutif muda, pelajar dan
A Critical Introduction (2009:13) yang
mahasiswa, praktisi, tenaga akademis dan
menyatakan bahwa terminologi media baru
tenaga medis, bahkan terpaan new media
mengacu pada perubahan skala besar dalam
juga telah merambah hingga kalangan ibu
produksi media, distribusi media dan
muda.
penggunaan
masyarakat.
Mewabahnya
Mulai
penggunaan
new
media
bersifat
media begitu cepat bergulir karena aspek
teknologis,
kemanfaatannya yang cukup beragam. Di
budaya. Banyaknya definisi tentang new
antara sekian banyak manfaat yang dapat
media tersebut perlu ditarik satu batasan
diambil dari new media salah satunya
yang perlu disepakati
adalah manfaat dalam proses parenting.
penelitian ini di mana yang dimaksud new
Terdapat
beberapa
pengertian
mengenai new media atau media baru.
tekstual,
yang
konvensional
dan
dalam konteks
media dalam penelitian ini adalah dalam bentuk media sosial.
Salah satunya adalah definisi new media
Muncul
banyak
manfaat
dari
menurut Dennis McQuail (2010:16-17)
penggunaan media sosial baik manfaat di
yang menyatakan bahwa new media adalah
bidang
media telematik yang merupakan perangkat
sosial, juga pola asuh. Pola asuh atau lebih
teknologi elektronik yang berbeda dengan
dikenal dengan istilah parenting memang
penggunaan yang berbeda pula. Perangkat
bukan suatu hal yang baru. Setiap orang
media
mencakup
tua tentu memiliki standar pola asuhnya
sistem
sendiri. Begitu banyak ragamnya. Namun,
transimisi (melalui kabel dan satelit),
pada era seperti sekarang ini, pola asuh atau
sistem
pencarian
parenting yang dilakukan oleh sejumlah
informasi. Sementara itu, Lev Manovich
orang tua semakin meluas dan mendalam
dalam
aspek
elektronik
beberapa
baru
sistem
penyimpanan
The
New
ini
teknologi,
dan
Media
Reader
pendidikan,
keilmuannya.
bisnis,
kesehatan,
Keluasan
dan
mengemukakan bahwa new media adalah
kedalaman ilmu parenting tersebut tidak
data
oleh
dipungkiri dapat diperoleh dari media
perangkat lunak tertentu sebagai penyatuan
sosial yang juga menyuguhkan begitu
antara konvensi budaya yang telah ada
banyak informasi tentang seluk beluk
dengan konvensi perangkat lunak.
parenting.
digital
yang
dikendalikan
33
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA
VOLUME 1, NOMOR 1, SEPTEMBER 2017, Hal. 32-42
Menurut Darling (1999) pola asuh
mencapai kedewasaan personal. Hal itu
(parenting) adalah suatu aktifitas yang
berarti bahwa parenting dimulai sejak anak
kompleks yang meliputi beberapa tingkah
baru dilahirkan dan dapat dikatakan selesai
laku spesifik yang bekerja secara sendiri-
pada saat anak sudah memenuhi kriteria
sendiri
untuk
untuk disebut sebagai pribadi yang dewasa.
Pengertian
Dewasa dalam fungsi parenting adalah
maupun
mempengaruhi
bersama-sama anak.
parenting menurut Gunarsa (1995) adalah
dewasa secara mental atau psikologis.
cara orang tua bertindak sebagai orang tua
Banyak sekali orang tua yang lebih
terhadap anak-anaknya dimana mereka
fokus kepada pertumbuhan fisik anak saja.
melakukan serangkaian usaha aktif.
Kebingungan seketika melanda pada saat
Sementara itu, salah satu artis Indonesia
yang
concern
parenting
dalam
situs
monaratuliu.com-
di
bidang
pribadinya
menyatakan
-
berat badan anak turun sedikit saja garagara sakit. Padahal kedewasaan fisik akan terus
berkembang
otomatis
seiring
bahwa
pertumbuhan fisik seseorang. Sementara
banyak orang tua baik orang tua 'baru'
kedewasaan mental tidak serta-merta bisa
maupun orang tua 'lama' yang sempat
tumbuh jika orang tersebut tidak belajar.
terombang-ambing tanpa arah karena tidak
Kedewasaan mental tidak dapat begitu saja
tahu tujuan mengasuh anak. Cita-cita para
berlangsung
orang tua mungkin banyak. Hampir seluruh
kedewasaan fisik. Keedewasaan mental
orang tua sangat bercita-cita memiliki anak
memerlukan keterlibatan orang lain, yang
yang sehat, cerdas, bertanggung jawab,
secara naluriah biasanya dilakukan oleh
mandiri, dan segudang cita-cita lainnya.
orang tua. Membangun kedewasaan mental
Tapi kembali lagi, para orang tua mentok
tersebutlah yang disebut dengan parenting.
secara
otomatis
seperti
dan tidak tahu harus mewujudkannya
Menjadi suatu hal yang menarik
dengan cara apa, bagaimana, dan harus
ketika proses parenting tersebut dilakoni
mencari informasi ke mana?
oleh para ibu muda yang notabene masih
Menurut Mona Ratuliu dalam situs
memiliki keterbatasan pengalaman jika
pribadinya monaratuliu.com menyatakan
dibanding dengan orang tua yang lebih
bahwa semua hal yang dibimbangkan orang
senior. Pada konteks penelitian ini, ibu
tua itulah yang masuk dalam ranah
muda yang dimaksud adalah seorang
parenting. Masih menurutnya, parenting
wanita berusia antara 20 tahun hingga 35
adalah proses pengasuhan dan pendidikan
tahun yang telah menyandang status ibu.
anak mulai
Lebih khusus lagi, para ibu muda yang
dari
kelahirannya
hingga
34
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA
VOLUME 1, NOMOR 1, SEPTEMBER 2017, Hal. 32-42
masuk dalam kategori informan dalam penelitian
ini
adalah
tergabung
sebagai
mereka
anggota
4. Berfokus pada makna yang terdapat
yang
dalam suatu fenomena yang diteliti
komunitas
yang dapat digali dari persepsi
Mommypreneur di Purwokerto. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui motif
obyek penelitian. 5. Mengutamakan
akan
pentingnya
penggunaan media sosial sebagai media
proses penelitian yang berjalan.
parenting bagi ibu muda anggota komunitas
Bukan semata-mata mengacu pada
Mommypreneur Purwokerto.
hasil yang ingin dicapai. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan
Metode Penelitian Penelitian metode
ini
penelitian
pendekatan
menggunakan
kualitatif
fenomenologi.
dengan Dipilihnya
atau
tradisi
fenomenologi.
Ranah keilmuan tentunya tidak lepas dari penelitian ilmiah yang dilakukan untuk mengkaji
berbagai
fenomena-fenomena
metode penelitian kualitatif karena konteks
yang ada dalam kehidupan sesungguhnya,
dalam penelitian ini memenuhi beberapa
tidak terkecuali pada ilmu komunikasi.
ciri-ciri dasar penelitian kualitatif, yaitu:
Penelitian fenomenologi dapat dimulai
1. Bersifat deskriptif analisis, terlihat
dengan memperhatikan dan menelaah fokus
dari caranya mengumpulkan dan
fenomena
merekap data yang bukan dicatat
melihat berbagai aspek subjektif dari
dalam
perilaku
bentuk
penjelasan
angka
namun
sejelas-jelasnya
dan
sedalam-dalamnya. 2. Bersifat induktif, yaitu penelitian
obyek.
berupa
bagaimana
pemaknaan
objek
dalam
memberikan arti terhadap fenomena terkait.
(2009:25)
yang
kemudian memunculkan teori. 3. Menggunakan teori yang sudah ada
peneliti
data
yang
lapangan
Kemudian,
yang
penggalian
Lebih
di
diteliti,
melakukan
dimulai dari data atau fenomena ada
yang hendak
tegasnya,
Engkus
Kuswarno
menyatakan
bahwa
fenomenologi berusaha untuk memahami bagaimana
seseorang
mengalami
dan
sebagai pedoman dan pendukung,
memberi makna pada sebuah pengalaman.
karena meski berangkat dari data
Inilah
namun tetap saja teori digunakan
fenomenologi sesungguhnya.
sebagai fokus pembatas dari obyek penelitian.
yang
disebut
dengan
metode
Proses penelitian ini diawali dengan pra-penelitian untuk mendapatkan sejumlah informasi awal yang selanjutnya akan 35
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA
VOLUME 1, NOMOR 1, SEPTEMBER 2017, Hal. 32-42
digunakan sebagai acuan dalam proses
yang diperoleh dalam penelitian diperoleh
penelitian secara keseluruhan. Informan
dari sumber primer dan sumber sekunder.
dalam penelitian ini bersifat purposive
Sumber primer adalah sumber data yang
sampling
langsung
yang
diperoleh
berdasarkan
memberikan
kepada
Sementara
sumber
teknik snowball sampling. Faisal dalam
pengumpul
Sugiyono
menyatakan
sekunder
bahwasampel sebagai sumber data atau
langsung
informan, sebaiknya memenuhi kriteria
pengumpul data, misalnya melalui orang
sebagai berikut:
lain atau dalam bentuk dokumen. Data
1.
2.
3.
(2007:56-57)
Mereka
yang
menguasai
atau
sumber
memberikan
diperoleh
yang data
tersebut
tidak kepada
didapatkan
berdasarkan beberapa teknik pengumpulan
enkulturasi, sehingga sesuatu itu
data
bukan hanya diketahui tetapi juga
wawancara mendalam (indepth interview),
dihayati.
dan Focus Group Discussion (FGD). Data
Mereka
observasi
partisipatoris,
yang diperoleh juga didasarkan pada teknik
berkecimpung atau terlibat pada
triangulasi yang bertujuan untuk untuk
kegiatan yang tengah diteliti.
menguji kredibilitas data dengan berbagai
yang
tergolong
yaitu
masih
Mereka
yang
Mereka
yang
menyampaikan
memiliki
waktu
tidak
Mereka
yang
informasi
pada
teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
cenderung hasil
"kemasannya" sendiri. 5.
adalah
memahami sesuatu melalui proses
memadai untuk dimintai informasi. 4.
yang
data.
data
Setelah proses pengumpulan data berdasarkan teknik pengumpulan data, peneliti kemudian melakukan analisis data.
mulanya
Analisis data adalah sebuah tahap di mana
tergolong "cukup asing" dengan
data-data yang terkumpul dipilih dan
peneliti
lebih
dipilah agar ditemukan data yang paling
dijadikan
tepat dan paling sesuai untuk menjawab
sehingga
menggairahkan
untuk
semacam guru atau narasumber.
pertanyaan penelitian. Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai
Selanjutnya
adalah
teknik
sumber
dengan
menggunakan
teknik
pengumpulan data. Teknik pengumpulan
pengumpulan data yang bermacam-macam
data adalah langkah yang paling strategis
(triangulasi) dan dilakukan secara terus
dalam penelitian, karena tujuan utama dari
menerus hingga data menjadi jenuh.
penelitian adalah mendapatkan data. Data 36
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA
VOLUME 1, NOMOR 1, SEPTEMBER 2017, Hal. 32-42
Pada penelitian ini, proses validitas
Dari total 70% anggota atau
data yang digunakan adalah validitas data
sekitar
model
dalam
menggunakan new media sebagai media
yang memiliki
parenting namun tidak semuanya menjadi
Miles
dan
Huberman
Sugiyono (2007:91-94) empat komponen, yaitu:
14
orang
memang
sudah
informan dalam penelitian ini. Hal tersebut
1. Pengumpulan Data
karena
2. Reduksi Data
memenuhi kriteria purposive sampling
3. Penyajian Data
yang salah satunya kriterianya adalah ibu
4. Penarikan Kesimpulan
yang memiliki rentang usia 20 tahun
Tahap
selanjutnya
setelah
melakukan
tidak
semua
anggota
tersebut
sampai dengan 35 tahun.
analisis data adalah proses validitas data.
New media yang dimaksud dalam
Pada penelitian ini, validitas data atau uji
penelitian ini adalah media sosial yang
keabsahan data dilakukan melalui tahapan:
digunakan oleh informan sebagai salah
1. Uji credibility
media partner dalam proses parenting.
2. Uji transferability
Disebut sebagai media partner karena
3. Uji dependability
media sosial tersebut menjadi sumber
4. Uji confirmability
informasi atau media eksistensi diri dalam melakukan aktivitas parenting. Berdasarkan hasil penilitian dapat
Hasil dan Pembahasan Pada
penelitian
sejumlah temuan
ini
terdapat
yang menjadi hasil
diketahui bahwa telah terjadi pergeseran sumber
informasi
terhadap
nilai-nilai
penelitian. Temuan yang dimaksud adalah
parenting yang dilakukan oleh sejumlah ibu
hasil realitas di lapangan yang telah melalui
muda masa kini. Jika dulu para ibu muda
tahapan
data.
seringkali mendapatkan informasi tentang
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat
nilai-nilai parenting dari orang tua mereka,
diketahui bahwa dari total 20 orang anggota
mertua mereka, kakak ipar dan beberapa
komunitas
Purwokerto,
orang yang dituakan lainnya, saat ini para
hampir 70% telah memanfaatkan new
ibu muda justru mendapatkan informasi
media sebagai media parenting mereka.
tentang nilai-nilai parenting dari media.
Sisanya yakni 30% memang menggunakan
Meskipun sejumlah informan mengakui
new media namun tidak serta merta
bahwa nilai-nilai parenting yang mereka
memanfaatkannya sebagai media parenting
aplikasikan dalam mengasuh anak-anak
mereka.
mereka juga diperoleh dari orang yang
analisis
dan
validitas
Mommypreneur
37
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA
VOLUME 1, NOMOR 1, SEPTEMBER 2017, Hal. 32-42
mereka tuakan, namun prosentasenya lebih
dengan alasan yang bisa diterima logika.
kecil dibanding dengan yang mereka
Misalnya, proses
dapatkan dari media sosial.
mengharuskan anak untuk tidak buang air
Terdapat
yang
untuk
kecil sembarang tempat didasari dengan
dari
sejumlah pemahaman yang disampaikan
media sosial dibanding informasi parenting
dengan baik kepada anak-anak mereka.
dari lingkungan keluarga yang dituakan.
Cara tersebut, informan dapatkan ilmunya
Misalnya, jika demam menyerang anak
dari sejumlah media sosial yang mereka
balita (bawah lima tahun), bagi orang tua
gunakan. Berbeda dengan jaman dahulu
jaman dahulu sah-sah saja memberikan
yang
beberapa tetes air kopi untuk meredakan
memberitahukan
demam anak balita mereka. Namun, ibu
alasannya. Istilah 'ora ilok' - 'ada setannya'
muda masa kini sudah mulai meninggalkan
- 'nanti kuwalat' - dan sejumlah alasan non-
cara itu yang dianggap bukan menjadi
logis lainnya mulai ditinggalkan oleh para
sebuah solusi untuk meredakan demam.
ibu muda yang menjadi informan dalam
Pada kasus demam pada anak, semua
penelitian ini. Mereka mulai menyadari
informan
bahwa anak-anak harus mulai diberikan
mempercayai
kecenderungan
toilet training
sejumlah
dalam
informasi
penelitian
ini
lebih
mengatur
secara
cara
tanpa
gamblang
penjelasan
mengompres, melakukan bounding dengan
tertanamnya jiwa disiplin dan pemahaman
dengan anak, skin to skin, atau memberikan
yang baik terhadap sesuatu.
dokter.
Meskipun
kasus
akal
lainnya
demi
adalah
dalam
ketika sang anak mulai merengek minta
penelitian ini juga tidak mengelak bahwa
sesuatu, misalnya, para ibu muda yang
mereka
menjadi informan dalam penelitian ini tidak
masih
pertolongan
informan
Contoh
masuk
apa
memilih untuk meredakan demam dengan
obat turun panas yang dianjurkan oleh
yang
sebuah
tetap
pertama
memberikan cara
serta-merta mengenyahkan rengekan anak-
tradisional berupa irisan atau parutan
anak mereka dengan cara yang bernada
bawang merah yang dibalur dengan minyak
ancaman. Misalnya, "jangan merengek,
ke seluruh tubuh sang anak.
nanti disuntik pak dokter, lho." Atau
Pada
kasus
dengan
lain,
misalnya
mengahadapi pertanyaan kritis dari anakanak yang sedang tumbuh dan berkembang, informan
memilih
untuk
"jangan merengek, nanti dimarahi pak Polisi, lho." Berdasarkan hasil penelitian ini,
memberikan
para informan sudah mulai belajar bijak
penjelasan dan pemahaman kepada anak
dalam mengantisipasi rengekan anak-anak 38
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA
VOLUME 1, NOMOR 1, SEPTEMBER 2017, Hal. 32-42
mereka. Misalnya dengan memberikan
3. Media sosial memungkinkan ibu
arahan atau mengalihkan perhatian sang
muda untuk berinteraksi dengan
anak kepada
ibu muda lainnya.
hal
lain
yang menjadi
ketertarikan anak. Misalnya, "Yuk, main
4. Media
sosial
memudahkan
ibu
bola sama Bunda." atau "Yuk, kita bikin
muda baik yang bekerja maupun
mewarnai. Bunda punya buku baru yang
yang tidak bekerja untuk saling
belum diberi warna." Cara tersebut dinilai
bertukar pengalaman tentang pola
lebih cerdas baik bagi perkembangan
asuh pada masing-masing anak
motorik maupun psiokomotor si anak.
mereka tanpa harus bertatap-muka. 5. Media sosial dapat memberikan informasi yang lebih jelas karena
Motif Penggunaan Media Sosial Berbagai alasan yang mendorong informan
menggunakan
media
tidak
sosial
hanya
bersumber
pada
informasi dalam bentuk kata atau
sebagai media parenting terdiri dari dua
kalimat
motif utama yang oleh peneliti disebut
dengan bentuk visual baik gambar
dengan istilah motif rasional dan motif
ataupun video.
emosional. Batasan motif rasional dalam
Sementara itu, pada informan yang
konteks penelitian ini adalah hal-hal logis
sama, juga ditemukan adanya dorongan
yang mendorong informan untuk memilih
lainnya yang peneliti sebut dengan istilah
media
media
motif emosional. Hal-hal yang masuk
parenting mereka. Di antara sejumlah
dalam kelompok motif emosional ini
jawaban
adalah:
sosial
tertentu
yang
sebagai
dikemukakan
informan
berdasarkan wawancara mendalam maupun FGD dapat ditarik beberapa poin utama: 1. Media sosial dipercaya mampu memberikan
informasi
terkini
tentang parenting.
informasinya
juga
dilengkapi
1. Alasan gengsi personal karena tidak ingin disebut ketinggalan jaman. 2. Alasan kekininian atau trend. 3. Alasan sebagai media eksistensi diri sebagai seorang ibu muda masa
2. Media sosial lebih mudah dijangkau akses
tetapi
dibanding
kini. 4. Alasan mencurahkan isi hati atas
dengan media konvensional berupa
kepenatan
penyuluhan atau konseling dengan
berkeluarga.
dalam
kehidupan
pihak keluarga atau kerabat yang dituakan. 39
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA
VOLUME 1, NOMOR 1, SEPTEMBER 2017, Hal. 32-42
Berdasarkan dua kelompok di atas
berkaitan dengan perasaan. Dalam hal ini,
dapat disimpulkan bahwa motif yang
Jalalludin Rahmat (2005:100) memisahkan
melatarbelakangi informan menggunakan
konsep diri dalam dua hal utama yaitu citra
media sosial sebagai media parenting
diri (self image) dan harga diri (self
sangat
faktor
esteem). Citra diri berkaitan dengan faktor-
psikologisnya. Di mana, faktor psikologis
faktor kognitif individu sementara harga
juga sangat erat kaitannya dengan konsep
diri berhubungan dengan faktor afektif
pemaknaan atas dirinya.
individu. Berdasarkan pernyataan di atas
dipengaruhi
oleh
Konsep diri tiada lain adalah
dapat diambil benang merah bahwa dalam
persepsi tentang diri yang relatif menetap.
penelitian ini, yang disebut oleh peneliti
Ronald
sebagai motif rasional berbanding lurus
B.
(2009:198)
Adler
dalam
menyatakan
Kuswarno
bahwa
"Self
dengan citra diri (self image) sedangkan
concept is the relatively stable set of
motif emosional berbanding lurus dengan
perceptions you hold of yourself". Definisi
harga diri (self esteem).
tersebut menunjukkan bahwa seperangkat
Berkaitan
dengan
penggunaan
penilaian atau persepsi terhadap objek
media sosial di sejumlah kalangan berikut
persepsi yang menyangkut diri sendiri
peneliti tampilkan data pengguna media
biasanya lebih ajeg, tetap, atau konstan.
sosial di Indonesia per Januari tahun 2017.
Penilaian tersebut bisa saja berdasarkan hal yang
menyangkut
pengetahuan
yang
bersifat kognitif, dan segala sesuatu yang
Sumber : (Wijaya, 2015)
40
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA
VOLUME 1, NOMOR 1, SEPTEMBER 2017, Hal. 32-42
Pada penelitian ini juga diperoleh temuan berupa peringkat dari tiga media sosial
terbanyak
dipilih
gengsi
pribadi,
atau
prinsip eksistensialisasi diri.
oleh
Berdasarkan penelitian ini juga
informan. Ketiganya itu adalah Facebook.
disarankan bagi para ibu muda agar lebih
Twitter,
Facebook
bijak dalam 'menceburkan' diri di ranah
merupakan media sosial terbanyak pertama
media sosial. Perlu adanya proses memilih
yang dipilih oleh informan karena dinilai
dan memilah informasi yang diperoleh dari
memiliki
dan
yang
dinilai kekinian,
Instagram.
paling
lengkap
untuk
media sosial agar terhindar dari jebakan
kebutuhan
mereka
akan
arus informasi yang mungkin saja justru
penyebaran informasi.
memberikan dampak negatif bagi proses
Semenatara itu di peringkat kedua adalah
parenting yang dilakukan. Bagi pemerintah
Instagram dan peringkat ketiga adalah
khususnya bidan Kementrian Komunikasi
Twitter.
dan Informasi, Pemberdayaan Perempuan,
memenuhi
fitur
perolehan dan
dan Komisi Perlindungan Anak, diharapkan mampu
Simpulan
memberikan
'nutrisi'
bagi
Berdasarkan penelitian ini dapat
masyarakat khususnya bagi kaum ibu
diketahui bahwa ibu muda yang masuk
tentang nilai-nilai parenting yang lebih baik
dalam
dan berkualitas.
komunitas
Mommypreneur
Purwokerto sebagian besar memilih media sosial khususnya facebook sebagai media parenting yang mereka pilih. Alasannya cukup beragam. Dari keberagaman alasan itu oleh peneliti dibagi menjadi dua faktor utama yaitu motif rasional dan motif emosional.
Pembedaan
tersebut
berdasarkan kajian motif Lipmann di mana jika diaplikasikan dalam penelitian ini, motif rasional misalnya berupa alasan logis yang
menyadari
memang
dinilai
bahwa mampu
media
sosial
memberikan
sejumlah informasi positif dalam dunia parenting. Sebaliknya, alasan emosional bisa jadi berupa dorongan yang ingin 41
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA
VOLUME 1, NOMOR 1, SEPTEMBER 2017, Hal. 32-42
Daftar Pustaka Rahmat,
Jalalludin.
Komunikasi.
(2011).
Psikologi
Bandung:
Remaja
Rosdakarya. Kuswarno,Engkus. (2009). Fenomenologi Konsepsi,
Pedoman,
Penelitian.
dan
Contoh
Bandung:
Widya
Padjajaran. Wijaya, Ketut Krisna. (2015). “Laporan Pengguna Sosial
Website
Mobile
Indonesia”,
Media dalam
https://id.technisia.com/laporanpengguna-website-mobile-mediasosial-Indonesia. www.monaratuliu.com www.pakarkomunikasi.com
42