PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DI SEKOLAH DASAR
ARTIKEL PENELITIAN
OLEH MARTINA BAIYAH NIM F 34211562
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2014
PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DI SEKOLAH DASAR Martina Baiyah, Siti Halidjah, Abdussamad PGSD, FKIP, Universitas Tanjungpura Pontianak Abstrak: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas. Rancangan penelitian ini meliputi pembelajaran pendahuluan, perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Data penelitian ini berupa data proses dan data hasil tindakan yang diperoleh dari hasil pengamatan, hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian in adalah guru dan siswa dalam pembelajaran dengan metode demonstrasi. Instrument utama penelitian ini adalah penelitian sendiri yang bertindak sebagai pengumpul data dengan menggunakan instrument penunjang berupa pedoman pengamatan, format catatan lapangan, pedoman wawancara, dokumentasi dan tes. Analisis data dilaksanakan dengan mengikuti alur analisis data yang dikembangkan oleh Miles dan Hubberman, yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan. Evaluasi pembelajaran ilmu pengetahuan alam pengguanaan metode demonstrasi pada setiap siklus selalu mengalami peningkatan. Pada siklus I tingkat keberhasilan 75%. Pada siklus II tingkat keberhasilan yang di capai 87,5%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 11 Kelampe Kecamatan Teriak. Kata kunci: metode demonstrasi, pembelajaran IPA, aktivitas belajar, hasil belajar.
Abstract : This study uses qualitative research design class action. The design of this study includes a preliminary study, planning, action, observation, and reflection. The data of this study in the form of data and process the data obtained from the results of action observations, interviews, field notes, and documentation. Sources of data in research in teachers and students in learning the methods of demonstration. The main instrument of this research is the research itself that acts as a data collector using the observation instrument support in the form of guidelines, format field notes, interview guides, documentation and testing . Data analysis was carried out by following the flow of data analysis developed by Miles and Hubberman, which includes data collection, data reduction, and conclusion. Evaluation of learning science demonstration use method at each cycle always increase. In the first cycle success rate of 75 %. In the second cycle success rate achieved 87.5 %. This suggests that learning science using the demonstration to improve the activity and student learning outcomes Elementary School fourth grade 11 Kelampe District of Shouts. Keywords: method of demonstration, learning science, learning activities, learning outcomes.
I
lmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajrannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains,lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Kenyataannya yang di hadapi berdasarkan pengalaman sebagai guru dalam melaksanakan pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Aktifitas siswa rendah karena dalam proses pembeajaran keaktifan hanya pada guru, dengan definisi-definisi yang abstrak dan penggunaan metode tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Hasil belajar siswa kurang memuaskan dari 8 orang siswa, 4 orang siswa tuntas sedangkan 4 orang siswa tidak tuntas. Faktor penyebab siswa hanya mendengarkan apa yang diajarkan atau dituliskan guru sehingga terjadi komunikasi satu arah. Guru dominan cerah dalam pembelajaran IPA di SD. Definisi-definisi, konsep yang abstrak mengakibatkan siswa hanya menghafal. Siswa merasa kesulitan untuk memahami suatu formula yang abstrak. Siswa menjadi pasif karena mengikuti pola yang diajarkan guru. Dalam proses pembelajaran guru tidak menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Pembelajaran merupakan suatu tindakan edukatif yang dilakukan di kelas. Tindakan dapat dikatakan bersifat edukatif pada pengembangan diri atau pribadi siswa secara utuh, artinya pengembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Oleh karena itu guru harus kompeten dalam menciptakan aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan ketiga aspek tersebut. Menurut Sumiati (2007:1) pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk menginisiasi, memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar mengajar pada diri siswa. Jadi keberhasilan suatu pembelajaran tergantung bagaimana interaksi antara guru dan siswa. Interaksi guru dan siswa dapat berjalan dengan baik bila guru kompeten dalam mengelola kelas. Dalam mengelola kelas langkah awal yang perlu diketahui guru adalah
dengan siapa atau siswa yang bagaimana yang akan dihadapi. Tanpa paham pada peserta didik yang akan difasilitasi mustahil guru dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat dan materi pembelajaran yang sesuai. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di definisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas,2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu pembelajaran”. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang struktur akar dan fungsinya. Struktur akar dan fungsinya menjadikan pelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga factual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai pebelajaran diperlukan untk menciptakan pembelajaran IPA empirik dan factual. Hakikat IPA sebagai pembelajaran diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih keterampilam pembelajaran bagaimana cara mendefinisikan struktur akar dan fungsinya. Melalui metode demonstrasi guru memperlihatkan suatu proses, peristiwa, atau cara kerja suatu alat kepada peserta didik. Demonstrasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dari yang sekedar memberikan pengetahuan yang sudah diterima begitu saja oleh peserta didik, sampai pada cara agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah. Metode Demonstrasi adalah Metode mengajar dengan cara memperagakan barang, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah,2000). Aktivitas artinya “Kegiatan atau Keaktifan”. Segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Aktvitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Suatu proses untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat. Menurut Arikunto, (2005) aktifitas siswa merupakan keterlibatan peserta didik dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dan aktifitas dalam kegiatan proses pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Peningkatan aktifitas peserta didik yaitu meningkatkan jumlah peserta didik yang terlibat aktif belajar, bertanya dan menjawab, saling berinteraksi membahas materi pembelajaran. Metode pembelajaran yang bersifat partisifatoris yang dilakukan oleh guru dapat membawa peserta didik dalam situasi kondusif, aktif, kreatif dan menyenangkan karena peserta didik lebih berperan dan terbuka secara sensitive dalam pembelajaran dikelas. Dalam penelitian tindakan kelas ini, indikator dari aktifitas siswa dapat terlihat dari; (a) mayoritas peserta didik beraktifitas dalam pembelajaran, (b) aktifitas pembelajaran didominasi oleh peserta didik, (c) peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan dalam lembar kerja siswa. Menurut Oemar Hamalik, (2001:28), belajar adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut
adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dalam sikap. Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran. Penggunaan metode demonstrasi ini, guru berusaha meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dlaam proses belajar mengajar. Maka teknik ini memiliki keuntungan sebagai berikut : Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif pengetahuan siswa. Metode demonstrasi dapat menghidupkan pembelajaran karena peserta didik tidak hanya mendengarkan tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi. Demikian peserta didik dapat lebih meyakini kebenaran materi pelajaran karena dilaksanakan dengan tepat dan dapat terlihat hasilnya sehingga mudah teringat dari pada bahasa dalam buku pegangan atau penjelasan dari guru. Melalui metode demonstrasi peserta didik terhindar dari verbalisme karena langsung memperlihatkan bahan pelajaran yang dijelaskan. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskritif merupakan metode yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasikan objek yang diteliti sesuai dengan yang sesungguhnya. Penelitian ini biasanya disebut non eksprimen, karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrak dan manipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskritif, peneliti memungkinkan untuk melakukan hubungan antara variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi dan mengembangkan teori yang dimiliki validitas universal. Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas yaitu berbentuk spiral dan siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi rencana (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Langkah-langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus satu dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan Penelitian tindakan kelas ini bersifat kolaboratif artinya selain diarahkan pada perbaikan proses dan hasil belajar siswa yang bertujuan meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru lain sebagai kolabolator untuk mengamati dan menilai pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan peneliti. Subjek dalam peneliti tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 11 Kelampe dengan jumlah siswa 8 orang, yang terdiri dari : laki-laki 2 orang siswa, dan perempuan 6 orang siswa. Peneliti mengambil subjek penelitian tersebut karena siswa siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 11 Kelampe telah mampu dan memiliki kemandirian dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 11 Kelampe, peneliti mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan karena peneliti merupakan guru yang mengajar di siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 11 Kelampe sehingga memudahkan dalam mencari data dan peluang waktu yang luas.
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan peneliti merencanakan menentukan waktu penelitian selama 2 minggu, mulai dari 17 September sampai 24 September dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014. Prosedur penelitian merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan pada permasalahan yang muncul dalam pembelajaran di kelas yaitu pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 11 Kelampe. Prosedur penelitian tindakan di kelas ini merujuk pada model Kurt Lewin dalam Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (20:2010) terdiri atas komponen-komponen pokok penelitian tindakan kelas yaitu: identifikasi masalah, perencanaan (Planning), tindakan (Acting), pengamatan (Observasing), refleksi (Reflecting). Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam pembelajaran, perlu dilakukan analisis data. Pada penelitian tindakan kelas ini, digunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat mengambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran berlangsung. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ini merupakan tindakan kelas yang terdiri dari dua Siklus yaitu Siklus I dan Siklus II. Sebelum melaksanakan Siklus I peneliti memberikan tes awal. Tes awal dilaksanakan pada tanggal hari Selasa, tangggal 10 September 2013. Pada pelaksanaan tersebut peneliti memberikan soal tes dengan materi akar dengan standar kompetensi memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya. Tabel 1 Hasil yang diperoleh siswa pada pelaksanaan tes awal : Dewi Apriani
60
KKM 65 65
Feliv Jonatn
60
65
Tidak Tuntas
Kelly Amanda
65
65
Tuntas
Linda
65
65
Tuntas
Stephen Yoel
60
65
Tidak Tuntas
Roshinta
45
65
Tidak Tuntas
Maria
65
65
Tuntas
Santi
65
65
Tuntas
Nama siswa
Nilai
Jumlah
490
Rata-rata
60,25
Keterangan Tidak Tuntas
Dari hasil tes awal tersebut terlihat 50% dari jumlah siswa belum mencapai KKM. 50% dari jumlah siswa dapat mencapai KKM. Dari hasil tes awal terlihat nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya 60,62 sedangkan Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) adalah 65. Siklus I Tahap Perencanaan: Penelitian menganalisa Standar Kompetensi (SK) memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya. Kompetensi Dasar (KD) menjelaskan hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) akan dilaksanakan dengan menggunakan metode demonstrasi berupa akar tumbuhan, membuat Lembar Kerja Siswa (LKS), membuat alat evaluasi, diskusi dengan teman sejawat Ibu Magdalena S.Pd, tentang pengamatan yang dilakukan. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan pada hari Selasa, 17 September 2013: Guru membuka pembelajaran dengan apersefsi dan memotifasi siswa dengan pelajaran minggu yang lalu, mendeskripsikan hubungan antara struktur paca indra dan fungsinya, guru menyampaikan tujuan, guru mendemonstrasikan jenis akar serabut dan akar tunggang, dan akar napas, guru menjelaskan bagian-bagian akar, siswa mengamati demonstrasi guru, siswa mencatat hasil pengamatan, siswa melakukan diskusi bersama kelompoknya mengamati bagian-bagian akar, siswa bersama kelompoknya mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS), siswa melaporkan hasil kerja kelompok, guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang materi pembelajaran, guru memberikan evaluasi berupa tes. Tabel 2 Hasil aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini. Aspek yang diamati Nama Siswa
Dewi Apriani Feliv Jonatan Kelly Amanda Linda Stephen Yoel Roshinta Maria Fitri Santi Jumlah Presentase
Bertanya
Menjawab Pertanyaan
Mengeluarkan Pendapat
4 50%
6 75%
2 25%
Melaksanakan Tugas 8 100%
Dari tabel diatas terlihat aktivitas bertanya siswa 50%. Menjawab pertanyaan 75%, mengajukan pendapat 25%, melaksanakan tugas 100%.
Tabel 3 Hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini. Nama siswa Dewi Apriani Feliv Jonatan Kelly Amanda Linda Stephen Yoel Roshinta Maria Santi Jumlah Rata-rata
Nilai 70 65 65 40 70 45 70 65 490 61,25
KKM 65 65 65 65 65 65 65 65 65
Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai rata-rata siswa adalah 61,25 sedangakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 65. Dari tabel diatas juga terlihat hanya 25% siswa yang belum Tuntas, sedangkan 75% siswa sudah tuntas. Siklus II Tabel 4 Hasil aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini. Aspek yang diamati Nama Siswa
Bertanya
Menjawab Pertanyaan
Mengeluarkan Pendapat
Melaksanakan Tugas
Dewi Apriani
Feliv Jonatan
Kelly Amanda
Linda Stephen Yoel Roshinta Maria Fitri Santi Jumlah Presentase
6 75%
7 87,5%
4 50%
8 100%
Dari tabel diatas terdapat aktifitas siswa bertanya 75%, siswa menjawab pertanyaan 87,5%, mengeluarkan pendapat 50%, dan siswa yang melaksanakan tugas 100%.
Tabel 5 Hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini. Nama Dewi Apriani Feliv Jonatan Kelly Amanda Linda Stephen Yoel Roshinta Maria Fitri Santi Jumlah Presentase
Nilai Siklus II 80 70 80 70 80 60 70 80 590 73,75
KKM 65 65 65 65 65 65 65 65
Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
Dari data tersebut terlihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 73,75, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 65. Pembahasan Pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Standar Kompetensi (SK) memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya. Kompetensi Dasar (KD) menjelaskan hungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya pada Siklus I masih terdapat beberapa kelemahan antara lain: hasil belajar belum sesuai dengan harapan, oleh sebab itu dilanjutkan ke Siklus II dengan memperbaiki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan meningkatkan kegiatan pembelajaran serta hasil belajar dan aktifitas siswa, dengan adanya beberapa perbaikan tersebut, maka terjadi peningkatan baik dari hasil belajar maupun aktifitas belajar siswa. Tabel 6 Peningkatan aktifitas dan hasil belajar siswa Nama
Nilai Siklus I
KKM
Keterangan
Nilai Siklus II
KKM
Keterangan
Dewi Apriani Feliv Jonatan Kelly Amanda Linda Stephen Yoel Roshinta Maria Santi Jumlah Rata-rata
70 65 65 40 70 45 70 65 490 61,25
65 65 65 65 65 65 65 65
Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
80 70 80 70 80 60 70 80 590 73,75
65 65 65 65 65 65 65 65
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
Berdasarkan dari tabel diatas, hasil belajar siswa pada Siklus II meningkat dari Siklus I. Hal ini terlihat pada nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa, pada Siklus I adalah 61,25. Sedangkan pada Siklus II meningkat menjadi 73,75.
Tabel 7 Peningkatan aktifitas siswa
Nama
Dewi Apriani Feliv Jonatan Kelly Amanda Linda Stephen Yoel Roshinta Maria Santi Jumlah Rata-rata
Banyak siswa dan aspek yang diminati Menjawab Mengeluarkan Melaksanakan Bertanya Pertanyaan Pendapat Tugas Siklus Siklus Siklus Siklus Siklus Siklus Siklus Siklus I II I II I II I II 4 6 6 7 2 4 8 8 50% 75% 75% 87,5% 25% 50% 100% 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat aktifitas belajar siswa pada Siklus II meningkat dari Siklus I. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis terhadap data hasil Penelitian Tindakan Kelas(PTK) pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 11 Kelampe. Maka dapat di simpulkan sebagai berikut; Simpulan umum, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada materi hubungan antara struktur bagian tumbuhan dan fungsinya dengan menggunakan metode Demonstrasi. Dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 11 Kelampe. Simpulan khusus, perencanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang materi struktur akar dan fungsinya dengan penggunaan metode demonstrasi siswa mengamati akar tumbuhan yang di demonstrasikan oleh guru. Siswa mendiskusikan tentang hubungan antara struktur akar dan fungsinya. Siswa memahami peta konsep tentang bagian tumbuhan struktur akar dan fungsinya yang meliputi: bagian-bagian akar, jenis-jenis akar, fungsi setiap bagian akar, dan fungsi setiap jenis akar. Guru bertanya jawab tentang hubungan antara struktur akar dan fungsinya. Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai soal yang belum terjawab yaitu struktur akar, dan fungsi akar, pelaksanaan pembelajaran penggunaan metode demonstrasi dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, ini terlihat semangat, rasa ingin tahu dengan melakukan pengamatan dan suasana kelas aktif dengan menemukan sendiri dari hasil pengamatannya, penggunaan metode demonstrasi pembelajaran IPA dapat meningkatkan aktifitas siswa. Hasil belajar siswa pada pembelajran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan menggunakan metode Demonstrasi meningkat. Hal ini terlihat pada hasil tes awal, evaluasi akhir dari Siklus I dan evaluasi akhir pada Siklus II. Hal ini terlihat pada hasil nilai tertulis pada tes awal Siklus I dan Siklus II. Pada tes awal siswa
hanya mendapat nilai rata-rata kelas adalah 60,62, Siklus I nilai rata-rata kelas adalah 61,25, Siklus II nilai rata-rata kelas menjadi 73,75. Saran Dalam melakukan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya diharapkan guru mendemonstrasikan jenis-jenis akar yang ada disekitar lingungan anak. Pembelajaran dengan menggunakan metode Demonstrasi perlu dikembangkan dan diteliti lebih lanjut agar kelemahan-kelemahan yang didapati pada metode ini dapat teratasi.
DAFTAR RUJUKAN Basuki Wibawa, Farida Mukti, 1992/1993. Media Pnegajaran. Proyek Pembina tenaga Kependidikan Dirjen Dikti Depdikdas. Budi Wahyono, Setyo Nuracmandani, 2008. BSE Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI kelas IV Pusat Perbukuan DPN Devi, Poppy K. dan Sri Anggraeni. 2008. BSE Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar isi untuk Satuan Pendidikan dan Menengah : departemen Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: departemen Pendidikan Nasional. Prasetya Irawan, Trini Prastati. 1996. Media Instruksional, Dirjen Dikti Depdikdas.