PENGGUNAAN MEDIA KERTAS BERPETAK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS BANGUN DATAR DI KELAS VB SD NEGERI 13 ABELI
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kependidikan Pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
OLEH AGUSTINUS ASIS PAULUS A1B3 11 155
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2015
i
PENGGUNAAN MEDIA KERTAS BERPETAK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS BANGUN DATAR DI KELAS VB SD NEGERI 13 ABELI
SKRIPSI
OLEH AGUSTINUS ASIS PAULUS A1B3 11 155
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2015
i
ii
iii
iv
ABSTRAK Agustinus Asis Paulus, 2015. “meningkatkan hasil belajar siswa pada materi luas bangun datar melalui penggunaan media kertas berpetak di kelas Vb SD Negeri 13 Abeli”. Hasil Program Studi/Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Halu Oleo. Pembimbing: I) Dra. Yoo Eka Yana Kansil, M.Pd. dan 2) Dr. Izlan Sentryo, M.Pd. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan media kertas berpetakdapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi luas bangun datar di kelas Vb SD Negeri 13 Abeli? Tujuan peneliti ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswapada materi luas bangun datar melalui penggunaan media kertas berpetakdi kelas Vb SD Negeri 13 Abeli. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas Vb SD Negeri 13 Abeli yang terdaftar pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 23 orang, yang terdiri dari 9 orang murid laki-laki dan 14 orang murid perempuan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan sebanyak dua siklus. Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif.Data kulitatif diambil dengan menggunakan lembar observasi, sedangkan data kuantitatif diperoleh melalui tes siklus. Pelaksanaan tindakan mengikuti prosedur penelitian tindakan kelas sebagai berikut; 1) perencanaan; 2) pelaksanaan tindakan dan observasi; 3) evaluasi; 4) refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Berdasarkan hasil penelitian, terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I presentase ketuntasan hasil belajar mencapai 73,91% yaitu siswa yang tuntas sebanyak 17 orang dan tidak tuntas sebanyak 6 orang (26,08%) dengan rata-rata 76,04. Pada siklus II mengalami peningkatan mencapai 91,30% dimana siswa yang tuntas sebanyak 21 orang dan tidak tuntas sebanyak 2 orang (8,69%) dengan nilai rata-rata 83,30. Selanjutnya pada siklus I keterlaksanaan aktivitas mengajar guru pertemuan pertama mencapai 64,70% pertemuan kedua meningkat 82,35% dan siklus II pertemuan pertama mincapai 88,24%, pertemuan kedua meningkat mencapai 94,12%. Begitu pula dengan aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan pertama mencapai 61,53% dan pertemuan kedua meningkat mencapai 76,92% dan siklus II pertemuan pertama mencapai 84,62%, pertemuan kedua meningkat mencapai 92,31%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media kertas berpetak dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi luas bangun datar pada siswa kelas Vb SD Negeri 13 abeli.
v
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat TuhanYang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil ini dengan judul “Penggunaan Media kertas berpetakUntuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Luas Bangun Datar di Kelas Vb SD Negeri 13 Abeli”. Dalam Skripsi ini Penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus kepada Dra. Yoo Eka Yana Kansil, M.Pd., selaku pembimbing I dan Dr. Izlan Sentryo, M.Pd., selaku pembimbing IIyang telah meluangkan waktu dan tenaga dalam memberi arahan dan bimbingan kepada penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis terutama kepada: 1. Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S, selaku Rektor Universitas Halu Oleo. 2. Prof. Dr. La Iru SH., M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Halu Oleo. 3. Drs. La Rabani, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Jurusan PGSD Fakultas Keguruan Universitas Halu Oleo. 4. Lisnawati Rusmin, S.Pd., M.Sc. selaku sekretaris jurusanPGSD Fakultas Keguruan Universitas Halu Oleo. 5. Rustam, S.Pd., M.M., selaku kepala SD Negeri 13 abeli dan Rahmatia, S.Pd.,selaku guru siswa kelas Vb atas kerjasamanya dan memberikan izin untuk melaksanakan penelitian disekolah tersebut.
vi
6. Rekan-rekan mahasiswa PGSD angkatan 2011 kelas C khusunya fitasya, Mukmin,Yuli, Seli, dan Niluh yang selalu bersedia membantu penulis dalam berbagai hal. Semoga kita berhasil semua dalam menggapai cita-cita, Amin. Ucapan terima kasih, secara khusus penulis haturkan kepada kedua orang tua penulis, ayah Asis Paulus dan ibu Moini, serta saudara-saudaraku yang telah memberikan motivasi, semangat, dan doa yang selalu siap sedia membantu penulis secara moral dan materil dalam penyusunan hasil ini. Demikian penulis sampaikan semoga bantuan yang diberikan mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata, penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan hasil ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak penulis sangat harapkan demi kesempurnaan tulisan ini.
Kendari,
Desember 2015
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... PERNYATAAN ................................................................................................. ABSTRAK ......................................................................................................... KATA PENGANTAR ....................................................................................... DAFTAR ISI ...................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................. DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
i ii iii iv v vi viii x xi xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. A. Latar Belakang ........................................................................................ B. Rumusan Masalah ................................................................................... C. Tujuan Penelitian .................................................................................... D. Manfaat Penelitian ..................................................................................
1 1 5 5 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ A. Kajian Teori ............................................................................................ 1. Hasil Belajar Matematika .................................................................. 2. Bangun Datar .................................................................................... 3. Media ................................................................................................ B. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................... C. Kerangka Berpikir ................................................................................... D. Hipotesis Tindakan..................................................................................
7 7 7 18 19 25 25 26
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. A. Jenis Penelitian ........................................................................................ B. Setting Penelitian .................................................................................... C. Subyek Penelitian .................................................................................... D. Faktor Yang Diteliti ................................................................................ E. Prosedur Penelitian.................................................................................. F. Data dan Teknik Pengumpulan Data....................................................... G. Teknik Analisis Data ............................................................................... H. Indikator Kinerja .....................................................................................
27 27 27 28 28 28 32 33 34
viii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 1. Kegiatan Pendahuluan ....................................................................... 2. Deskripsi Tindakan Siklus I .............................................................. 3. Deskripsi Tindakan Siklus II............................................................. B. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................
35 35 35 38 50 59
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 66 A. Kesimpulan ............................................................................................. 66 B. Saran ........................................................................................................ 66 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
4.1
Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I .................................. 47
4.2
Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II ........................ 58
4.3
Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II ........................ 59
4.4
Persentase Keberhasilan Aktivitas Mengajar Guru Siklus I dan II ........ 62
4.5
Persentase Keberhasilan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan II ........... 64
x
DAFTAR GAMBAR
2.1
Contoh Bentuk Media Kertas Berpetak .................................................... 23
2.2
Bentuk Trapesium Diubah Dalam Bentuk Persegi Panjang ................... 24
2.3
Bentuk Layang-Layang Diubah Dalam Bentuk Persegi Panjang ........... 24
3.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas .............................................................. 32
4.1
Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ......................... 60
4.2
Grafik Persentase Keberhasilan Aktivitas Mengajar Guru Siklus I dan Siklus II................................................................................................... 62
4.3
Grafik Persentase Keberhasilan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II................................................................................................... 64
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
Silabus Pembelajaran ................................................................................ Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I pertemuan 1 ........................... Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 1 ............................................... Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I pertemuan 2 ........................... Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 2 ............................................... Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II pertemuan 1.......................... Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 1 .............................................. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II pertemuan 2.......................... Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 2 .............................................. Soal Tes Evaluasi Siswa Siklus I .............................................................. kunci Jawaban Tes Siklus I ....................................................................... Soal Tes Evaluasi Siklus II ....................................................................... Kunci Jawaban Tes Siklus II..................................................................... Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I pertemuan 1 .......... Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1......................... Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I Pertemuan 2.......... Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2......................... Rekapan Hasil Observasi Aktivitas Kegiatan Mengajar GuruSiklus I ..... Rekapan Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ...................... Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus IIPertemuan I .......... Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I ........................ Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus IIPertemuan II......... Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II....................... Rekapan Hasil Observasi Aktivitas Kegiatan Mengajar GuruSiklus II .... Rekapan Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ..................... Analisis Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I............................................... Analisis Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ............................................. Dokumentasi ............................................................................................. Surat Izin Penelitian Surat Keterangan Penelitian Riwayat Hidup
xii
71 73 78 79 82 85 88 90 93 95 96 98 99 101 103 105 107 109 111 113 115 117 119 121 123 125 126 127
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan sangat berperan penting dalam menjadikan manusia yang berilmu, berbudaya, bertakwa serta mampu menghadapi tantangan masa depan. Dalam era globalisasi perkembangan IPTEK melaju dengan pesat hal ini menuntut upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang mempunyai posisi strategis bagi keberhasilan pembangunan nasional secara berkelanjutan. Oleh karena itu, upaya tersebut mutlak harus mendapat perhatian yang sungguh - sungguh dan hal yang paling menentukan untuk tercapainya pendidikan yang berkualitas adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran yang sistematis, logis dan kritis yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran matematika. Matematika merupakan salah satu komponen dari serangkaian mata pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun sampai saat ini masih banyak siswa yang merasa matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dan tidak menyenangkan. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang mengalami kesulitan-kesulitan dalam mengerjakan soalsoal matematika. Meskipun matematika dianggap memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, namun setiap orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk
1
memecahkan masalah sehari-hari. Pemecahan masalah tersebut meliputi penggunaan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, penggunaan pengetahuan tentang menghitung. Jhonson dan Myklebust (dalam Abdurahman, 2003: 252) mengemukakan bahwa matematika merupakan bahasa simbolis yang mempunyai fungsi praktis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan. Dengan kata lain, matematika adalah bekal bagi peserta didik untuk berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif. Selain sebagai bahasa simbolis, matematika juga merupakan ilmu yang kajian objeknya bersifat abstrak. Hal ini senada dengan definisi H.W Fowler dalam (Suyitno 2004:75). mengenai hakikat matematika yaitu”Mathematic is the abstract science of space and number”. Matematika adalah ilmu abstrak mengenai ruang dan bilangan. Marti (2010) dalam Sundayana (2014:3)berpendapat bahwa objek matematika yang bersifat abstrak tersebut merupakan kesulitan tersendiri yang dihadapi peserta didik dalam mempelajari matematika. Tidak hanya peserta didik, gurupun juga memiliki kendala dalam mengajarkan matematika terkait sifatnya yang abstrak tersebut. Konsep-konsep matematika dapat dipahami dengan mudah bila bersifat konkret karenanya pengajaran matematika harus dilakukan secara bertahap. Pembelajaran matematika harus dimulai dari tahapan konkret. Lalu diarahkan pada tahapan semikonkret, dan pada akhirnya siswa dapat berfikir dan memahami matematika secara abstrak.
2
Sundayana (2014: 3) mengatakan bahwa Untuk menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas, guru seringkali menemukan kesulitan-kesulitan dalam memberikan materi pembelajaran. Khususnya bagi guru matematika dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah masih menunjukan kekurangan dan keterbatasan. Terutama dalam memberikan gambaran konkret dari materi yang disampaikan, sehingga hal tersebut berakibat langsung kepada rendah dan tidak meratanya kualitas hasil yang dicapai oleh para siswa. Kondisi semacam ini akan terus terjadi selama guru matematika masih menganggap bahwa dirinya merupakan sumber belajar bagi siswa dan mengabaikan peran media. Harus kita akui bahwa media memberikan kontribusi positif dalam suatu proses pembelajaran. Pembelajaraan dengan menggunakan media yang tepat, akan memberikan hasil yang optimal bagi pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajarinya. Menurut kemp dan Dayton dalam (blog.rijallulah.2013/05) kontribusi media dalam pembelajaran adalah :1) Penyampaian pembelajaran dapat lebih terstandar. 2) Pembelajaran dapat lebih menarik. 3) Untuk penyampaian pembelajaran dapat diperpendek. 4) Kualitas pelajaran dapat ditingkatkan. 5) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan. 6) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan. 7) Peran guru berubah kearah yang positif. Masalah yang terjadi saat ini pada SD Negeri 13 Abeli adalah hasil belajar siswa yang tergolong rendah dengan nilai rata-rata mata pelajaran matematika
3
tahun ajaran 2014/2015 semester ganjil adalah ≥ 65 dalam hal ini, persentase ketuntasan belajar hanya mencapai 60,86% atau hanya 14 orang siswa yang tuntas dari 23 jumlah siswa dimana 9 orang siswa atau sekitar 39,13% belum mencapai ketuntasan belajar. Nilai tersebut masih dibawah standar rata-rata yang ditetapkan oleh sekolah yaitu ≤ 70 sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada SD Negeri 13 Abeli Kondisi yang terjadi pada SD Negeri 13 Abeli menunjukan bahwa penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru masih kurang, guru telah menggunakan metode yang bervariasi yaitu metode ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok dan lain-lain. Namun terlihat situasi kelas gaduh siswa tidak memperhatikan, mereka sibuk bercerita bahkan bermain-main dengan sesama teman yang lainnya sehingga menurut guru diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat memotivasi siswa dalam belajar khususnya pelajaran matematika yaitu dengan menerapkan media dalam aktivitas pembelajaran dikelas. Menurut Sundayana (2014:4) mediamerupakanwahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Sala satu cara atau pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan media. Penggunaan media dalam proses pembelajaran matematika diharapkan akan mendorong siswa untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran dari materi-materi yang diajarkan oleh guru, dan dapat menumbuhkan kreatifitas yang ada pada diri siswa. Dengan demikian, penggunaan media diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami pembelajaran matematika, khususnya materi luas bangun datar. 4
Mengingat permasalahan di atas mendorong penulis untuk mengambil fokus penelitian dengan judul “Penggunaan Mediakertas berpetak untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Luas Bangun Datar di Kelas Vb SD Negeri 13 Abeli” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dalam penelitian ini adalah apakah Penggunaan Media kertas berpetak Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Luas Bangun Datar di Kelas Vb SD Negeri 13 Abeli? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dituliskan di atas, maka penelitian ini bertujuan: “untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi luas bangun datar melalui penggunaan Media kertas berpetak di kelas Vb SD Negeri 13 Abeli. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa Penelitian tindakan kelas ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas Vb SD Negeri 13 Abeli fokus pelajaran matematika materi luas bangun datar. 2. Bagi Guru Sebagai bahan masukan pada bidang studi matematika dengan menggunakan Media kertas berpetak yang menarik pada materi luas bangun datar. 3. Bagi Sekolah
5
Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangkah perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan potensi belajar siswa. 4. Bagi Peneliti Menambah wawasan, meningkatkan kreativitas dan pengetahuan penulis dalam mengelola pembelajaran serta dapat menyampaikan informasi tentang pengaruh penggunaan media terhadap hasil belajar siswa.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar Matematika Belajar berkaitan dengan prestasi hasil belajar. Abdurahman (2003:38) mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang bersifat menetap. Menurut Sudrajad (2008 :3) bahwa hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasikan kedalam tiga ranah yaitu terdiri atas kognitif, afektif, dan psikomotor. Namun belajar diranah kognitif, bloom dalam purwanto (2004 :43) membagi tingkat kemampuan atau atau tipe belajar yang termasuk kognitif menjadi enam yaitu hafalan, pemahaman, penerapan, aplikasi, analisis, sistematis, dan evaluasi. Yulaelawati (2004 :59-61) mengatakan bahwa (a) pengetahuan hafalan didefinisikan sebagai ingatan terhadap hal-hal yang sudah dipelajari sebelumnya. Kemampuan mengetahui sekaligus menyampaikan ingatannya bila diperlukan misalnya mengingat benda-benda, fakta gejala dan teori (b) pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami materi atau bahan. Proses pemahaman terjadi karena adanya kemampuan menjabarkan suatu materi atau bahan kemateri atau bahan lain. Seseorang yang mampu memahami sesuatu antara lain dapat menjelaskan narasi keadaan angka, dapat menafsirkan kedalam suatu
7
pernyataan dalam kalimat sendiri atau rangkuman, (c) penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari dan dipahami dalam situasi konkretnya atau baru. Kemampuan ini mencakup penggunaan pengetahuan aturan, rumus, konsep, prinsip, hukum, dan teori, (d) analisis merupakan kemampuan untuk menguraikan kedalam bagian-bagian yang lebih terstruktur dan mudah dimengerti. Hasil belajar analisis merupakan tingkat kognitif yang lebih tinggi dari kemampuan memahami dan menerapkan, karena untuk memiliki kemampuan menganalisis, seseorang harus mampu memahami isi sekaligus struktur organisasinya, (e) sintesis merupakan kemampuan untuk mengumpulkan bagian-bagian menjadi satu bentuk yang utuh dan menyeluruh. Kemampuan ini meliputi membuat model atau pola yang mencerminkan struktur yang utuh dan menyeluruh dan keterkaitan pengertian dan informasi abstrak. Hasil belajar sistematis memerankan pada perilaku kreatif dengan mengutamakan perumusan struktur yang baru dan unik. Selanjutnya nasution (Wahyuni 2007 :4), mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku berkat pemahaman dan latihan. Perubahan yang dimaksud tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, tetapi juga bentuk kecakapan, kebiasaan sikap, pengertian minat dan menyesuaikan diri pribadi seseorang. Supaya tujuan belajar tercapai secara optimal dan sesuai yang diharapkan
maka
seseorang
yang
melakukan
kegiatan
belajar
perlu
memperhatikan prinsip-prinsip belajar, (Hamalik 2006: 28), mengemukakan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:
8
a) Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungan. b) Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi siswa. Belajar merupakan suatu proses diri seseorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang biasa disebut hasil belajar, yaitu suatu bentuk perubahan tingkah laku yang relatif menetap. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dan dimiliki siswa setelah melibatkan masalah-masalah yang ada hubungannya dengan materi pelajaran, sehingga diharapkan mencapai hasil belajar yang optimal dalam mata pelajaran atau bidang studi tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara umum serupa dengan faktor-faktor yang mempengaruhi belajarnya. Slameto (2003:54) membagi faktor belajar menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan eksteren. Faktor itern dibagi menjadi dua faktor, yaitu jasmaniah, dan faktor psikologis. a) Faktor jasmaniah Bagian dari faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh. Proses belajar siswa akan terganggu jika kesehatan terganggu. Agar siswa dapat belajar matematika dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya agar dalam proses pelajaran berjalan dengan baik. Cacat tubuh, misalnya juling, pendengaran kurang baik juga akan mempengaruhi belajar seseorang meskipun sehat dalam arti tidak dalam keadaan enderita suatu penyakit. Oleh karena itu guru-guru memperhatikan cacat kelainan siswa dalam menentukan posisi mereka didalam kelas, sehingga pengaruh cacat
9
tubuh ini seminimal mungkin menjadi penyebab terganggunya siswa dalam belajar. b) Faktor psikologis Menurut Slameto (2003 :55) sekurang-kurangnya ada tujuh faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor ini adalah: intelegensi, perhatian minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. Dari ketujuh faktor yang disebutkan oleh Slameto di atas, faktor perhatian, minat, motif, dan kesiapan mungkin dapat dipengaruhi oleh orang lain seperti guru. Perhatian, minat dan motif dapat ditingkatkan dengan metode mengajar yang bervariasi dan menggunakan alat-alat peraga saat mengajar. Menurut Syah (http://syah/blogspot.com/Faktor-Eksterendiakses/18/05/15) faktor ekteren terdiri atas dua macam yakni: faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nasional. a) Faktor lingkungan sosial Lingkungan sosial seperti guru, keluarga dan teman-teman kelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Selanjutnya yang termaksud lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga dan juga teman-teman disekitar lingkungan rumah siswa tersebut. b) Faktor tempat tinggal siswa lingkungan nasional Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nasional adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-alat pelajar, keadaan cuaca, dan jarak rumah kesekolah.
10
Menurut BenJamin S. Bloom (dalam Asep Jihad dan Abdul Haris, 2013:14) tiga ranah (domain) hasil belajar, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Menurut A.J. Romisowski hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemprosesan masukan (input). Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedang kelaurnya adalah perubahan atau kinerja (performance) (Abdurahman,1999). Berdasarkan uraian-uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dapat berupa nilai yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai siswa setelah mempelajari menghitung luas bangun datar sederhana. a. Pengertian Belajar Menurut Cahyo (2013:20). Teori belajar dapat diartikan sebagai konsepkonsep dan prinsip-prinsip belajar yang bersifat teoretis dan telah teruji kebenaranya melalui eksperimen. Teori belajar itu berasal dari teori psikologi dan terutama menyangkut masalah situasi belajar. Sebagai salasatu cabang ilmu deskriptif, maka teori belajar berfungsi menjelaskan apa, mengapa, dan bagaimana proses belajar terjadi pada si belajar. Karena para pakar psikologi mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda dalam menjelaskan apa, mengapa, dan bagaimana belajar itu terjadi, maka timbullah beberapa teori belajar seperti teori behavioristik, kognitif, humanistik, sibernetik, dan sebagainya. Sedangkan menurut Robert M. Gagne dalam Beni Agus Pribadi (2006 :6), belajar dipandang sebagai proses alami yang dapat membawa perubahan pada pengetahuan, tindakan dan perilaku seseorang. Begitu pula menurut Bruton dalam
11
Aunurrahman (2009 :35) merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkalaku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya. Belajar memodifikasi atau memperteguh kekuatan melalui pengalaman (A.Tabrani Rusyan Faizur, 2006:7). Belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dan bahan yang telah dipelajari. Hasil dari aktifitas belajar adalah perubahan dalam diri individu (Syaiful Bahri Djamarah dalam Iswadji, 2003 : 21). Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam kesimpulan yang dikemukakan Abdillah dalam (http://belajar pembelajaran. Blogspot. Com/19/05.15). belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Menurut Herma Hudojo (1990) dalam Jihad dan Haris, (2013:3) belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan keterampilan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar meruapan suatu proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang agar lebih mengetahui hal-hal yang tidak diketahui dan dapat berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
12
b. Pengertian Pembelajaran Halmiton & Elizabeth (dalam La Iru & La Ode Safiun Arihi, 2012 :3) mendefinisikan pembelajaran sebagai “Learning is relatively permanent change in an individuals knowledge or behavior that results from previous experience”. Definisi mengandung pengertian bahwa pembelajaran merupakan perubahan dalam pengetahuan atau perilaku, perubahan yang ditimbulkan oleh pembelajaran relatif permanen, dan pembelajaran timbul dari pengalaman sebelumnya. Mengajar menurut Hamalik dalam Sobel Max. A (2001 :48) adalah usaha mengorganisasikan lingkunganm sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, guru berkewajiban menyediakan lingkungan serasih agar aktifitas belajar menuju kearah sasaran yang diinginkan. Dengan kata lain, guru juga bertindak sebagai organisator belajar siswa sehingga tujuan belajar dapat tercapai. Sujana dalam Iswadji ( 2003 :45) mendeefinisikan mengajar sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar. Usman mengatakan bahwa belajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar atau dapat pula dikatakan belajar merupakan suatu usaha organisasi lingkungan dalam hubungannya dalam anak didik dan bahan pengajaran sehingga menimbulkan terjadinya proses belajar pada diri siswa. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar merupakan suatu proses dalam memberikan atau mentransfer ilmu kepada seseorang agar sikap dan tingkalakunya menjadi lebih baik. Pembelajaran adalah upaya pembimbingan terhadap siswa agar siswa itu secara sadar dan terarah berkeinginan untuk belajar dan memperoleh hasil belajar
13
sebaik-baiknya, sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa yang bersangkutan. Dengan demikian pembelajaran merupakan upaya sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar melalui pengaktifan berbagai unsur dinamis dalam proses belajar siswa (Abubakar, 2011 :7) c. Hakikta Pembelajaran Matematika Pada umumnya guru mengajarkan matematika dengan menerangkan konsep dan operasi matematika, memberi contoh mengerjakan soal, sera meminta siswa untuk mengerjakan soal yang sejenis dengan soal yang sudah diterangkan guru. Model ini menekankan pada menghafal konsep dan prosedur matematika guna menyelesaikan soal. Guru menekankan pembelajaran matematika bukan pada pemahaman siswa terhadap konsep dan operasinya, melainkan pada pelatihan simbol- simbol matematika dengan menekankan pada pemberian informasi dan latihan penerapan algoritma. Guru bergantung pada metode ceramah, siswa yang pasif, sedikit tanya jawab, dan siswa mencatat dari papan tulis. Menurut Van de Henvel-Panhuizen (2000) dalam (Sundayana, 2014 : 25), bila anak belajar matematika terpisah dari pengalaman mereka sehari-hari maka anak akan cepat lupa dan tidak dapat mengaplikasikan matematika. Berdasarkan pendapat tersebut, pembelajaran matematika dikelas hendaknya ditekankan pada keterkaitan antara konsep-konsep matematika dengan pengalaman anak seharihari. Selain itu, menerapkan kembali konsep matematika yang telah dimiliki anak pada kehidupan sehari-hari atau bidang lain sangat penting dilakukan. Hal itulah
14
pembelajaran matematika memerlukan media pembelajaran guna mengaitkan konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari. Djamarah dan Zain (1999) dalam (http:// djamarah dan Zain. wordpress. com/ Strategi- Belajar- Mengajar/ diakses, 19/05/15) menjelaskan didalam kegiatan belajar mengajar ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan
pelajaran
dapat
disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat. Media dan alat peraga disini sangat penting untuk menarik minat belajar siswa dan membuat siswa antusias dengan materi yang diberikan. Penggunaan media pembelajaran dalam membantu pengajar untuk menyampaikan materi dapat lebih menarik bagi para siswa dan juga siswa bisa memahami materi yang disampaikan dengan baik serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan bantuan media dan alat peraga yang menarik, siswa akan lebih mudah untuk memahami materi pelajaran, hal ini akan berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa. Dan dengan bantuan media dan alat peraga ini dapat membantu bagi anak didik yang kurang menyukai bahan pelajaran yang disampaikan dan diharapkan dengan adanya bantuan media dan alat peraga ini memberi kemudahan bagi siswa dan juga dapat memberikan motivasi belajar. Menurut Mujiono (dalam Sundayana, 2014: 25) dalam proses belajar mengajar ada empat komponen penting yang berpengaruh bagi keberhasilan belajar siswa, yaitu bahan belajar, suasana belajar, media dan sumber belajar, serta guru sebagai subjek pembelajaran. Komponen-komponen tersebut sangat penting
15
dalam proses belajar. Sehingga melemahnya satu atau lebih komponen dapat menghambat tercapainya suatu belajar yang optimal. Media sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar dan sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran dipilih atas dasar tujuan dan bahan pembeljaran yang telah ditetapkan, oleh karena itu guru sebagai subjek pembelajaran harus dapat memilih media dan sumber belajar yang tepat, sehingga bahan pembelajaran yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Konsep-konsep dalam matematika itu abstrak, sedangkan pada umumnya siswa berfikir dari hal-hal yang konkret menuju hal yang abstrak, maka sala satu usaha guru yang perlu dilakukan agar siswa mampu berfikir abstrak tentang matematika, adalah dengan menggunakan media pendidikan dan alat peraga. Sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual anak SD yang masih dalam tahap operasional konkret, maka siswa SD dapat menerima konsep-konsep matematika yang abstrak melalui benda-benda konkret. Untuk membantu hal tersebut dilakukan manipulasi-manipulasi objek yang digunakan untuk balajar matematika yang lazim disebut alat peraga. Sundayana (2014: 26) mengatakan bahwa dengan adanya media pendidikan atau alat peraga siswa akan lebih banyak mengikuti pelajaran matematika dengan senang dan gembira sehingga minatnya dalam mempelajari matematika semakin besar. Siswa akan senang tertarik, terangsang dan bersikap positif terhadaap pelajaraan matematika. Banyak orang yang memandang matematika sebagai bidang studi paling sulit, meskipun demikian, semua orang harus mempelajarinya karena matematika merupakan sarana untuk memecahkan
16
masalah kehidupan sehari-hari, seperti halnya bahasa, membaca dan menulis. Kesulitan matematika harus diatasai sedini mungkin, kalau tidak akan menghadapi banyak masalah karena pada setiap jenjang pendidikan matematika selalu diperlukan termasuk dalam kehidupan sehari-hari. d. Pemahaman Matematika Taksonomi Bloom (dalam Hendriana dan Soemarmo, 2014:19), secara umum indikator memahami matematik meliputi: mengenal dan menerapkan konsep, prosedur, prinsip dan idea matematika dengan benar pada kasus sederhana. Namun sesungguhnya, pemahaman matematika memiliki tingkat kedalaman tuntutan kognitif yang berbeda. Beberapa pakar menggolongkan tingkat kedalaman tuntutan kognitif pemahaman matematik dalam beberapa tahap. Polya dalam (http://digilib.unpas.ac.id/file/disk 1/ 98-jbptunpaspp-gdlenarulhan-489-2-bab2.pdfx. diakses, 19/05/15) merinci kemampuan pemahaman pada empat tingkat yaitu: a) Pemahaman mekanikal yang dicirikan oleh kegiatan mengingat dan menerapkan rumus secara rutin dan menghitung secara sederhana. Kemampuan ini tergolong pada kemampuan tingkat rendah. b) Pemahaman induktif: menerapkan rumus atau konsep dalam kasus sederhana atau dalam kasus serupa. Kemampuan ini tergolong pada kemampuan tingkat rendah. c) Pemahaman rasional: membuktikan kebenaran suatu rumus dan teorema. Kemampuan ini tergolong pada kemampuan tingkat tinggi.
17
d) Pemahaman intuitif: memperkirakan kebenaran dengan pasti (tanpa ragu-ragu) sebelum menganalisis lebih lanjut. Kemampuan ini tergolong pada kemampuan tingkat tinggi. Berbeda dengan Polya, Pollatsek menggolongkan pemahaman dalam dua tingkat yaitu: a) Pemahaman komputasional: menerapkan rumus dalam perhitungan sederhana, dan mengerjakan perhitungan secara algoritmik. Kemampuan ini tergolong pada kemampuan tingkat rendah. b) Pemahaman
fungsional:
mengaitkan
suatu
konsep/prinsip
dengan
konsep/prinsip lainnya, dan menyadari proses yang dikerjakan. Kemampuan ini tergolong pada kemampuan tingkat tinggi...................................................... Mirip pendapat Pollaksek dan Skemp , Copeland dalam (Sumarmo, 2007) menggolongkan pemahaman dalam dua tingkat yaitu: a) Knowing how to: mengerjakan suatu hal perhitungan secara rutin/algoritmik. Kemampuan ini tergolong pada kemampuan rtingkat rendah. b) Knowing : mengerjakan suatu perhitungan secara sadar. Kemampuan ini tergolong pada kemampuan tingkat tinggi. 2. Bangun Datar Bangun datar adalah bangun dua dimensi yang beraturan dan merupakan bagian dari geometri (Prayogi, 2009:58). Menurut prasetyono, dkk (2009:30) bahwa bangun datar memiliki ciri-ciri: (a) bangun dua dimensi; (b) memiliki ukuran; (c) memiliki luas. Adapun model beberapa bangun datar adalah sebagai berikut:
18
Trapesium
Layang-layang
3. Pengertian Media Menurut (Gagne dalam sundayana, 2014:5), menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu (Briggs,2002 dalam sundayana, 2014:5),
media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar seperti buku, film, kaset dan film bingkai. Berdasarkan batasan-batasan mengenai media yang telah dikemukakan di atas, maka media pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut alat perantara yang dapat digunakan untuk menyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pelajar (individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa.
a. Manfaat Media Pendapat
(Sudjana dan Rivai, 2002
dalam sundayana
2014:7),
mengemukkan beberapa manfaat media dalam proses belajar siswa, yaitu: (a) dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka, (b) makna bahan pengajaran akan lebih jelas sehingga dapat
19
dipahami siswa dan memungkinkan siswa lebih banyak melakukan terjadinya penguasaan serta pencapaiaan tujuan pembelajaran, (c) metode mengajar akan lebih bervariasi, (d) siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan pembelajaran, tidak hanya mendengarkan tetapi mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan memerankan. Menurut (Hamalik dalam Arsyad, 2009: 15) mengemukkan bahwa pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat: (1) membangkitkan keinginan dan minat yang baru, (2) membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, (3) bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selanjutnya diungkapkan bahwa penggunaan media pada tahap orientasi sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Adanya media pembelajaran juga dikatakan dapat: (1) dapat membangitkan motivasi dan minat siswa, (2) membantu meningkatkan pemahaman siswa, (3) menyajikan data lebih menarik dan terpercaya, (4) memudahkan penafsiran data, dan (5) memadatkan informasi. Jadi dalam hal ini dikatakan bahwa manfaat media adalah sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan beberapa pernyataan di atas bahwa manfaat media pembelajaran yaitu, (a) dapat menarik perhatian siswa, (b) membawa dunia ke dalam kegiatan pembelajaran, (c) membuat siswa lebih aktif dalam belajar, (d) menumbuhkan motivasi/semangat dalam belajar sehingga pembelajaran akan lebih hidup dan bermakna.
20
b. Fungsi Media Sadiman 1993 dalam (Sundayana 2014:7), menyampaikan fungsi media pembelajaran secara umum, adalah sebagai berikut: (a) memperjelas penyajian pesan agat tidak terlalu bersifat verbalistis, (b) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya objek yang terlalu besar untuk dibawa ke kelas dapat diganti dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model, (c) meningkatkan kegairahan dalam belajar, memungkinkan interaksi langsung antara anak didik dengan lingkungan, dan mengatasi sikap pasif anak didik dan, (d) memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi sama siswa terhapap isi pelajaran. Dari pendapat Sadiman tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa media mempunyai fungsi yang sangat baik dalam pendidikan, diantaranya: (a) memperjelas pesan yang disampaikan, (b) mengatasi pembatasan ruang dan waktu, (c) meningkatkan gairah dan menyamakan pengalaman. Ada enam fungsi pokok media pembelajaran dalam proses belajar mengajar menurut Sudjana dan Rivai dalam (sundayana 2014:8-9). a) Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. b) Media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Hal ini merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru. c) Dalam pemakaian media pengajaran harus melihat tujuan dan bahan pembelajaran.
21
d) Media pengajaran bukan sebagai alat penghiburan, akan tetapi alat ini dijadikan untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik perhatian peserta didik. e) Diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar serta dapat membantu siswa dalam menangkap pengertian yang disampaikan oleh guru. f) Penggunaan alat ini diutamakan untuk meningkatkan mutu belajar mengajar. Berdasarkan beberapa fungsi media pembelajaran yang dikemukakan di atas, bahwa penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap alat-alat indera dan memberikan banyak perubahan yang signifikan terhadap keaktifan siswa.
c. Penggunaan Media Kertas Berpetak dalam Pembelajaran Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah kertas strimin berwarna yang nantinya akan digunakan siswa dalam mempraktikkan bagaimana cara menentukan rumus menghitung Luas Trapesium dan Layang-layang dimana kertas strimin dibentuk menjadi sebuah bangun datar trapesium dan layang-layang dan diubah kedalam bnetuk persegi panjang untuk memudahkan siswa menentkan rumus kedua bangun datar tersebut.
22
Gambar 2.1 Contoh Bentuk Media
Melalui Media ini, guru membimbing peserta didik bagaimana cara menemukan
rumus
trapesium
dan
layang-layang
dengan
menggunakan
pendekatan rumus luas persegi panjang dengan memanfaatkan media kertas berpetak yang telah disediakan guru. Setelah guru dan siswa mempraktikan
bagaimana cara menemukan rumus trapesium dan layang-layang dengan menggunakan media kertas berpetak, selanjutnya guru membimbing siswa untuk menghitung luas bangun datar dengan cara merangkai kertas strimin berwarna yang telah disediakan sehingga membentuk sebuah bangun datar trapesium dan layang-layang kemudian membentuknya menjadi bangun datar persegi panjang sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan oleh guru. (http:// belajar.indonesia mengajar. Org/tag/luas-trapesium/ diakses/20/06/2015). Berikut contoh bangun datar trapesium dan Layang-layang yang dibentuk menyerupai bangun datar persegi panjang.
23
Trapesium
Gambar 2.2 Bentuk Trapesium Diubah ke Dalam Bentuk Persegi Panjang
Diketahui sebuah trapesium dengan panjang sisi sejajar (a) dan (b) satuan serta tingginya (t), maka luas jajar trapesium tersebut membentuk sebuah persegi panjang dengan panjang = a + b, dan lebar = ½ t, sehingga luas jajar genjang adalah:
Ket :
P x l = (a + b) x ½ t
a = sisi atas
Kesimpulan :
𝐿𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚 = (a + b) x t/2
b = sisi alas t
= tinggi
Layang-Layang
Gambar 2.3 Bentuk Layang-Layang Diubah Ke Dalam Bentuk Persegi Panjang
24
Diketahui sebuah layang-layang dengan panjang diagonalnya (d1) dan (d2), maka luas layang layang akan membentuk persegi panjang dengan panjang = d1, dan lebar = ½ d2, sehingga luas layang-layang adalah : P x l = d1 x ½ d2
Kesimpulan : luas = d1 x ½ d2 Atau : Luas = d1 x
Ket :
𝑑2 2
d1 = diagonal panjang d2 = diagonal pendek
B. Hasil Penelitian Yang Relevan 1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jafaruddin (2012), dapat menyimpulkan bahwa prestasi hasil belajar matematika siswa dapat ditingkatkan melalui alat peraga. 2. Hasil penelitian yang dilakkan oleh Rosminah Sita (2003) di SDN Negeri 39/1 Jelutih, menyimpulkan bahwa penggunaan Media dalam proses pembelajaran matematika
dapat
meningkatkan
prestasi
belajar
siswa.
(https://drive.google.com/file/d/0B8x5i8HaBJlONVdubml6aWlFZ3M/edit?pli =1/ diakses, 13/05/15) C. Kerangka Berpikir untuk memperoleh hasil belajar matematika secara optimal diperlukan penggunaan Media. Penggunaan media kertas berpetak dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa belajar secara kelompok mengkonstruksi konsepkonsep atau prinsip-prinsip matematika yang akan dipelajari atas bimbingan guru 25
sehingga siswa tidak lagi ditempatkan sebagai individu yang pasif, tanpa memahami apa yang telah dimilikinya. Proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara pihak yang belajar (siswa) dan pihak yang mengajar (guru) dimana indikator keberhasilan proses pembelajaran ditentukan oleh hasil belajar. Agar hasil belajar matematika siswa meningkat maka salah satu cara yang harus dilakukan oleh guru adalah memilih media kertas berpetak pembelajaran yang dianggap sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga dapat meningkatkan minat dan kreativitas belajar. D. Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui penggunaan media kertas berpetak dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi luas bangun datar di kelas Vb SD Negeri 13 Abeli.
26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang dijumpai guru dalam kegiatan pembelajaran. Karakteristik yang khas dari penelitian tindakan kelas yakni adanya tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Dalam prosedur pelaksanaanya dilakukan dengan proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi serta refleksi (Sukanti, 2008) dalam Kurniasih imas, 2014:2. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran. (Ani w, 2008:4). B. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 di kelas Vb SD Negeri 13 Abeli. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan september 2015, dilaksanakan dalam dua siklus,dimana dalam setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas Vb SD Negeri 13 Abeli yang berjumlah 23 orang, terdiri atas 14 orang perempuan dan 9 orang laki-laki. Adapun observer dalam penelitian ini adalah ibu Rahmatia, S.Pd.selaku wali kelas Vb dan kepala sekolah SD Negeri 13 Abeli Rustam, S,Pd.,MM yang bertugas mengamati peneliti yang melakukan
27
aktivitas proses belajar mengajar dengan sasaran utama meningkatkan hasil belajar siswa pada materi luas bangun datar dengan menggunakan media. C. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas Vb SDN 13 Abeli yang terdaftar pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Jumlah siswa 23 orang yang terdiri 14 orang siswa perempuan dan 9 orang siswa laki-laki. D. Faktor Yang Diteliti Untuk menjawab permasalahan yang telah dikemukakan di atas, ada beberapa faktor yang diselidiki dalam penelitian ini. 1. Faktor siswa, apakah cara belajar siswa sudah baik atau belum, serta hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika dengan menggunakan media kertas berpetak 2. Faktor guru, apakah materi pelajaran disiapkan serta bagaimana penggunaan media kertas berpetakdalam belajar matematika pada pembelajaran di kelas! E. Prosedur penelitian Adapun prosedur yang direncanakan dalam penelitian ini dilakukan dalam dua siklus sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai pada faktor-faktor yang diselidiki. Langkah-langkah pada model siklus di atas adalah sebagai berikut.
28
1. Perencanaan Tindakan Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan seperti pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dialami, menyiapkan metode alat dan sumber pembelajaran serta merencanakan pula langkah-langkah dan tindakan. Dalam tahap ini penulis menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakkan untuk memperbaiki pembelajaran matematika, yaitu dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media kertas berpetak. Adapun langkahlangkah perencanaannya yaitu: a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. b. Merumuskan langka-langka dan tindakan yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis. c. Memilih prosedur evaluasi penelitian. d. Melaksanakan tindakan apa yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 2. Pelaksanaan Tindakan Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan mengacu pada perencanaan yang telah dibuat yaitu: a. Tahap awal pembelajaran 1) Guru mengucapkan salam dan mengisi daftar hadir siswa 2) Guru memusatkan perhatian siswa 3) Guru memberikan motivasi 4) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan gambaran kegiatan proses pembelajaran
29
5) Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. b. Tahap inti pembelajaran 1) Guru menjelaskan materi secara singkat tentang luas bangun datar. 2) Siswa dibagi kedalam empat kelompok (tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang). 3) Guru membagikan media kertas berpetakkepada masing-masing kelompok. 4) Siswa menyimak penjelasan guru tentang cara menggunakan media kertas berpetak tersebut serta tugas yang harus diselesaikan dalam kelompoknya. 5) Guru memberi LKS kepada setiap kelompok. 6) Setiap kelompok berdiskusi untuk menyelesaikan tugas yang terdapat dalam LKS. 7) Setiap kelompok melaporkan hasil kerja kelompoknya. 8) Guru memberikan penghargaan dari hasil kerja setiap kelompok. 9) Guru memajang hasil kerja kelompok. 10) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan apa yang telah dipelajari bersama. c. Tahap Akhir Pembelajaran 1. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan 2. Evaluasi 3. Melakukan tindak lanjut 4. Pemberian tugas 3. Observasi/evaluasi.
30
Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data serta mencatat setiap aktifitas siswa pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Observasi tugas mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran matematika dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah aktivitas siswa dan kinerja guru sudah sesuai dengan apa yang tercantum dalam lembar observasi atau tidak sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada siklus berikutnya. 4. Refleksi Refleksi merupakan pengkajian hasil data yang telah diperoleh saat observasi oleh peneliti. Refleksi berguna untuk memberikan makna terhadap proses dan hasil yang telah dilakkan. Hasil refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting ntuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Mengecek kelengkapan dan pengumpulan data yang terjaring dalam proses tindakan. b. Mendiskusikan pengumpulan data antara guru, peneliti dan kepala sekolah (pembimbing) berupa hasil nilai siswa, hasil pengamatan, catatan lapangan dan lain-lain. c. Penyusunan rencana tindakan berikutnya yang dirumuskan dalam skenario pembelajaran dengan berdasar pada analisa data dari proses dalam tindakan
31
sebelumnya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan Pada siklus II. Tindakan secara umum digambarkan sebagai berikut: SUKLUS I
Permasalahan
Refleksi 1
Belum Terselesaikan
SUKLUS II
Permasalahan
Terselesaikan
Refleksi 2
Perencanaan
Tindakan 1
Analisis Evaluasi
observasi
Perencanaan
Tindakan 2
Analisis Evaluasi
Observasi
(Suharjono 2008:74) Gamabr 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas F. Data dan Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini akan dilakkan pada tahap berikut: a. Observasi, dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui permasalahan serta tindakan yang akan dilakkan guru dan siswa dalam pembelajaran. b. Tes hasil belajar, untuk melihat peningkatan belajar siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan pada setiap siklus pembelajaran.
32
Cara Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data hasil belajar lembar observasi siswa dan guru dianalisis secara deskripsi kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif dilaksanakan dan digunakan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran setiap siklusnya dilaksanakan. a. Untuk menghitung hasil observasi siswa dan guru menggunakan rumus sebagai berikut: Rumus menghitung hasil observasi =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑖𝑡𝑒𝑚
𝑥 100%
b. Untuk menghitung hasil belajar siswa menggunakan rumus sebagai berikut: Rumus ketuntasan klasikal =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑖𝑡𝑒𝑚
𝑥 100%
G. Teknik Analisa Data 1. Untuk
mengetahui
presentase
keterlaksanaan
skenario
pembelajaran,
menggunakan rumus : 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎
Ketuntasan skenario pembelajaran=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑖𝑡𝑒𝑚
𝑥 100%
2. Ketuntasan hasil belajar individual dan ketuntasan hasil belajar klasikal menurut Mine (2009:23) menggunakan rumus sebagai berikut: ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
Ketuntasan individual=
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑥 100
∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
Ketuntasan klasikal=
∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑥 100 % (Mine, 2009:23)
33
H. Indikator Kerja Indikator keberhasilan dalam penelitian ini terdiri dari indikator keterlaksanaan skenario pembelajaran dan indikator peningkatan hasil belajar siswa. Adapun persentasi kedua dari indikator tersebut adalah sebagai berikut. 1. Pembelajaran dikatakan berhasil jika minimal 80% skenario pembelajaran terlaksana, baik yang dilakukan oleh guru maupun oleh siswa. 2. Hasil belajar Matematika dikatakan meningkat apabila ketuntasan secara klasikal minimal 80% siswa telah mencapai nilai KKM standar yaitu ≥70, yang telah ditetapkan oleh sekolah untuk matapeljaran Matematika. (Kunandar, 2012:127)
34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Kegiatan Pendahuluan Sebelum kegiatan penelitian dilakukan, peneliti melakukan pertemuan awal dengan kepala sekolah SDN 13 Abeli yaitu pada hari Senin, 4 Mei 2015, pertemuan ini bermaksud untuk menyampaikan tujuan dari peneliti yaitu mengadakan penelitian di SDN 13 Abeli. Selanjutnya kepala sekolah mengarahkan peneliti berdiskusi langsung dengan guru kelas Vb bernama Rahmatia, S.Pd, tujuannya adalah untuk melakukan observasi awal terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam pembelajaran di kelas, yang diamati oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui kendala-kelndala yang terjadi dalam pembelajaran. Dari data hasil observasi awal terungkap bahwa pembelajaran Matematika di kelas pada dasarnya belum melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar dimana adanya komunikasi satu arah dari guru kepada siswa sehingga mengakibatkan siswa kurang terlihat aktif dan tidak memiliki inisiatif dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung hal ini berdampak pada kurangnya pemahaman siswa pada materi yang disampaikan guru. selain mengamati aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran, peneliti juga memperoleh data awal hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran matematika pada semester ganjil 2014/2015. Dari data hasil belajar siswa
35
tersebut terungkap bahwa hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika khususnya pada materi Luas Bangun Datar dalam kategori rendah dengan persentase ketuntasan hanya mencapai 60,86%, kondisi ini masih belum mencapai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu minimal 80% siswa memperoleh nilai ≥ 70. Dari hasil observasi, peneliti menganggap perlu melakukan tindakan alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan media kertas strimin dalam proses pembelajaran sebagai sarana yang lebih mengutamakan
motovasi
belajar siswa sehingga siswa aktif dan memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal. Langkah selanjutnya peneliti menjelaskan tentang prinsip penggunaan media kertas strimin dalam pembelajaran matematika kepada guru kelas Vb sebagai observer dan mendiskusikan jadwal pelaksanaan tindakan. Peneliti memberikan rencana perbaikan pembelajaran (RPP) dan lembar observasi yang telah disusun kepada guru kelas Vb SDN 13 Abeli untuk melakukan pengamatan selama penelitian berlangsung. Hal ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada guru untuk bersama-sama mendiskusikan hal-hal yang kurang jelas yang ada pada rencana perbaikan pembelajaran (RPP) dan lembar observasi sebelum tindakan diberikan.
36
2. Siklus I a. Perencanaan Sesuai dengan rencana yang disusun oleh peneliti dengan guru kelas Vb SDN 13 Abeli. Setelah ditetapkan proses pembelajaran dengan menggunakan media kertas strimin, maka kegiatan selanjutnya adalah menyampaikan beberapa hal yang diperlukan pada pelaksanaan tindakan setiap siklus. Proses pembelajaran metematika di kelas Vb dilaksanakan dua kali pertemuan dalam satu minggu. Setiap pertemuan dilaksanakan 2 x 35 menit. Pada tahap ini peneliti membuat instrumen dan perangkat pembelajaran yang mengacu pada penerapan penggunaan media kertas strimin yang akan membantu siswa dalam memahai konsep materi pembelajaran. Instrumen dan perangkat pembelajaran tersebut adalah: 1) Penentuan cakupan materi pembelajaran yang akan dilakukan pada tindakan siklus I. 2) Membuat RPP untuk tindakan siklus I 3) Menyediakan perangkat pembelajaran seperti buku paket siswa, dan LKS. 4) Menyediakan alat bantu/media pembelajaran yang diperlukan untuk menjelaskan luas bangun datar. 5) Membuat lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa. 6) Membuat soal-soal latihan yang diberikan kepada siswa pada setiap akhir pertemuan. 7) Merancang instrumen tes hasil belajar yang akan digunakan pada siklus I
37
b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti sedangkan guru kelas bertindak sebagai observer. Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, dimana proses pembelajaran dilaksanakan berdasarkan rencana pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan. 1) Pertemuan 1 Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 17 September 2015 dengan sub pokok bahasan Menentuka Rumus Trapesium, dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 23 orang. Pada kegiatan awal, guru memulai pembelajaran dengan berdoa terlebih dahulu lalu mengabsen siswa, dan mempersiapkan materi ajar. selanjutya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan kepada siswa tentang menentukan rumus trapesium. Pada kegiatan inti, sebelum masuk pada materi pembelajaran guru mengorganisasikan siswa menjadi 5 kelompok secara langsung dengan melihat deretan tempat duduk siswa dan menyuruh siswa membalik tempat duduknya untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa, kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa berjumlah 2 kelompok sedangkan kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa berjumlah 3 kelompok. Selanjutnya guru memperlihatkan sebuah gambar desain rumah dan memanggil perwakilan setiap kelompok maju kedepan untuk dibagikan sebuah gambar desain rumah. Guru menginstruksikan semua kelompok untuk
38
mengidentifikasi gambar desain rumah tersebut dengan durasi waktu 1 menit. Berikut gambar desain yang di bagikan :
Gambar 1
Setelah
siswa
selesai
Gambar 2
melakukan
kegiatan
mengamati
atau
mengidentifikasi gambar desain rumah, selanjutnya guru mengecek hasil identifikasi tersebut. Dari hasil pengamatan yang dilakukan siswa, diperoleh jawaban yang beragam. Berikut jawaban beragam dari ke 5 kelompok: Kelompok 1
:
dari 2 gambar desain rumah yang diberikan, mereka mampu menemukan 2 pola yang membentuk gambar bangun datar yaitu : 2 gambar segitiga siku-siku dan 4 gambar persegi panjang
Kelompok 4 : Hasil pengamatan menunjukan mereka mampu menemukan 3 pola yang membentuk gambar bangun datar yaitu : persegi panjang, segitiga dan jajaran genjang Kelompok 5 : Dari 2 gambar desain rumah yang diberikan, mereka mampu dan Kelompok 3 menemukan 4 pola yang membentuk gambar bangun datar antara lain persegi panjang, jajaran genjang, segitiga dan trapesium
39
Kelompok 2 : Menemukan 3 pola yang membentuk gambar bangun datar. Tetapi ada 2 pola gambar bangun datar yang dianggap sama yaitu jajaran genjang dan trapesium. Selanjutnya guru mempersilahkan siswa untuk menentukan sisi atas, sisi alas, dan tinggi pada gambar bangun datar trapesium. Kemudian guru meluruskan beberapa jawaban siswa yang dianggap keliru seperti jawaban pada kelompok 2 yang menyamakan gambar bangun datar bentuk trapesium dan jajaran genjang adalah satu bentuk bangun datar yang sama seperti terlihat pada hasil pengamatan kelompok 2 pada tabel di atas. hasil pengamatan siswa tersebut dapat diketahui bahwa siswa sudah mampu mengenal dan menyebutkan beberapa bentuk gambar bangun datar antara lain : Persegi Panjang, Segitiga, Jajaran Genjang, dan Trapesium Pengetahuan awal tersebut dijadikan acuan untuk memulai pelajaran. selanjutnya guru menjelaskan materi pembelajaran secara singkat tentang menemukan rumus trapesium dengan menggunakan media kertas berpetakSetelah itu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan jika ada yang belum dimengerti pada penjelasan materi yang telaj diajarkan sebelumnya. Tetapi tidak satupun siswa yang mengangkat tangan untuk bertanya. Guru memberi pertanyaan kepada siswa untuk mengecek apakah betul siswa telah mengerti penjelsan guru. Selanjutnya guru membagikan LKS beserta media kertas berpetak yang telah disediakan oleh guru, sebelum siswa menyelesaikan langkah-langkah kegiatan yang ada dalam LKS guru memberikan petunjuk atau menjelaskan cara kerja LKS dimana siswa akan menggunakan media kertas berpetak berdasarkan 40
petunjuk yang ada di LKS tersebut untuk memudahkan siswa dalam menyelesaikan langkah-langkah kegiatan yang ada pada LKS. Pada saat siswa sedang berdiskusi dengan teman kelompoknya, guru berkeliling dari kelompok satu kekelompok lainya untuk mengamati bagaimana proses atau cara kerja siswa dalam menyelesaikan langkah-langkah kegiatan yang ada pada LKS dengan menggunakan media kertas berpetak. Dari hasil pengamatan guru ditemukan kelompok yang mengalami kesulitan dalam menggunakan media kertas berpetak. Berikut kelompok yang mengalami kesulitan saat menyelesaikan langkah-langkah kegiatan yang pada LKS dengan penggunaan media kertas berpetak : Kelompok 1
: Kesulita pada saat membentuk bangun datar trapesium menjadi bentuk persegi panjang, dimana siswa menggunting bangun datar trapesium tersebut tidak tepat pada setengah dari tinggi trapesium seperti pada sehingga tidak membentuk persegi panjang seperti pada gambar berikut :
Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS maka Guru mempersilahkan Setiap Kelompok untuk mempersentasekan hasil pekerjaanya di depan kelas dan menginformasikan kelompok lain untuk memberikan tanggapan
41
sesuai dengan jawaban kelompok masing-masing.berikut gambar hasil kerja kelompok :
2) Pertemuan 2 Pertemuan kedua, dilaksanaan pada hari Senin, 21 September 2015 dengan materi sub pokok bahasan menghitung luas trapesium dimana jumlah siswa yang hadir masih sama seperti pertemuan pertama yaitu 23 orang siswa. Pada kegiatan awal, guru memulai pembelajaran dengan mengucap salam dan
berdoa
terlebih
dahulu
lalu
mengabsen
siswa,
selanjutnya
guru
mengumpulkan tugas siswa yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya untuk dikerjakan di rumah. Guru menyampaikan tujuan serta materi yang akan diajarkan. Guru memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan inti, sebelum masuk pada materi pembelajaran guru menggali penggetahuan awal siswa dengan melontarkan pertanyaan “pertemuan sebelumnya kita sudah mempelajari tentang menentukan rumus trapesium, sekarang saya minta coba
sebutkan apa rumus trapesium tersebut?”. Dari
pertanyaan tersbut beberapa siswa secara serentak menjawab “𝐿𝑢𝑎𝑠 =
42
(𝑎 + 𝑏) 𝑥 𝑡 2
”. Pengetahuan awal tersebut akan dijadikan acuan untuk memulai
pembelajaran selanjutnya. Kemudian guru membagi siswa kedalam 5 kelompok yang heterogen dengan melihat siswa yang berprestasi dan membagi secara seksama antara yang berprestasi dan kurang berprestasi dan antara siswa laki laki dan siswa perempuan bertujuan agar semua anggota kelompok aktif yang terdiri dari 4 5 orang. selanjutnya guru menjelaskan materi pembelajaran secara singkat tentang menemukan luas trapesium dengan menggunakan media kertas berpetak Setelah itu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan jika ada yang belum dimengerti pada penjelasan materi yang telah diajarkan. Selanjutnya guru membagikan LKS beserta media kertas berpetak yang telah disediakan oleh guru, sebelum siswa menyelesaikan langkah-langkah kegiatan yang ada pada LKS guru memberikan petunjuk atau menjelaskan cara kerja LKS dimana siswa akan menggunakan media kertas berpetak berdasarkan petunjuk yang ada di LKS tersebut untuk memudahkan siswa dalam menyelesaikan langkah-langkah kegiatan yang ada pada LKS. Pada saat siswa sedang berdiskusi dengan teman kelompoknya, guru berkeliling sambil memantau dari kelompok satu kekelompok lainya untuk mengamati bagaimana proses atau cara kerja siswa dalam menyelesaikan langkahlangkah kegiatan yang ada pada LKS dengan menggunakan media kertas berpetak dan juga guru membimbing siswa agar dapat bekerja sama untuk berbagi ide dalam menyelesaikan tahap demi tahap dalam setiap kegiatan pada LKS. Dari hasil pengamatan, guru menemukan kelompok yang mengalami kesulitan dalam 43
menyelesaikan LKS. Berikut kesulitan kelompok saat menyelesaikan LKS dengan penggunaan media kertas berpetak : Kelompok 5
: Kesulita pada saat melakukan perhitungan pembagian dimana siswa melakuakn pembagian dengan cara sederhana yakni membuat garis-garis dan memasangkan garis-garis tersebut sesuai dengan jumlah pembaginya
Setelah semua kelompok selesai menyelesaikan langkah-langkah kegiatan yang ada pada LKS maka Guru mempersilahkan Setiap Kelompok untuk mempersentasekan hasil pekerjaanya di depan kelas dan menginformasikan kelompok lain untuk memberikan tanggapan sesuai dengan jawaban kelompok masing-masing.berikut gambar hasil kerja kelompok :
Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru mengetes pemahaman siswa mengenai perhitungan pembagian dengan memberikan beberapa soal dan mengerjakan soal tersebut sesuai dengan apa yang mereka pahami. Hasil kegiatan 44
tersebut ditemukan ada 6 orang siswa yang masih melakukan perhitungan pembagian seperti yang dilakukan oleh kelompok 5. Kemudian guru menjelaskan secara singkat tentang cara melakukan perhitungan pembagian kepada siswa terutama ke 6 siswa yang belum terlalu paham mengenai cara perhitungan pembagian. Selanjutnya guru memberi tugas tambahan kepada ke 6 siswa tersebut berupa soal pembagian untuk melatih mereka melakukan perhitungan pembagian. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari dan menginformasikan bahwa pada hari selasa, 22 september 2015 akan diadakan tes evaluasi mengenai materi yang telah dipelajari selama 2 x pertemuan terakhir. c. Hasil Observasi dan Evaluasi Observer mengamati peklaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama dan pertemuan kedua sejak awal hingga akhir pembelajaran dengan menggunakan lembar obsevasi yang dibuat oleh peneliti. Hal-hal yang diobservasi pada pelaksanaan Siklus I adalah aktivitas mengajar guru apakah sudah sesuai dengan skenario pembelajaran yang dibuat yaitu proses pembelajaran menggunakan alat peraga atau belum, selain itu juga melihat aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran serta hasil belajar Matematika siswa. 1) Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer selama pembelajaran berlangsung pada pertemuan pertama jumlah skor hasil aktivitas mengajar guru adalah 17 aspek yang terlaksana hanya 11 aspek yang terlaksana dengan baik atau 64,70%, sedang pertemuan kedua jumlah skor
45
hasil aktivitas mengajar guru adalah 17 aspek yang diamati hanya 14 aspek yang terlaksana atau 82,35%. 2) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pada pertemuan pertama, tampak bahwa siswa belum melaksanakan keseluruhan indikator dengan baik hal ini disebabkan karena guru juga belum mampu melaksanakan keseluruhan indikator dengan baik, berdampak pada aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran. Data hasil observasi kegiatan belajar siswa pada pertemuan pertama jumlah skor hasil aktivitas belajar siswa yang dicapai adalah dari 13 aspek yang diamati hanya 8 aspek yang terlaksana dengan baik atau 61,53% dan pertemuan kedua jumlah skor hasil aktivitas belajar siswa yang dicapai adalah dari 13 aspek yang diamati terlaksana 10 aspek atau 76,92%. 3) Evaluasi Hasil Belajar Siswa Setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan media kertas berpetak dalam proses pembelajaran, kemudian dilakukan evaluasi dan tes akhir tindakan sikluis I berupa tes tertulis kegiatan evaluasi dilaksanakan untuk melihat Sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang telah dipelajari melalui penerapan pembelajaran dengan menggunakan media kertas berpetak.
46
Tabel 4.1 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Pada siklus I Skor
Jumlah Siswa
Persentase (%)
Keterangan
0 – 69
6
26,08 %
Tidak Tuntas
70 – 100
17
73,91 %
Tuntas
Jumlah
23
100 %
Rata – Rata
76,04
Berdasarkan tabel di atas, hasil tes menunjukan bahwa pemahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan tersebut masih tergolong rendah karna belum memenuhi standar KKM yang ditetapkan sekolah yakni 80 % siswa telah mencapai nilai ≥70. Hasil evaluasi siklus I siswa yang tuntas atau memperoleh nilai ≥70 sebanyak 17 orang (73,91%) dan yang tidak tuntas sebanyak 6 orang (26,08%) dengan hasil belajar siswa mencapai rata – rata 76,04. d. Refleksi Refleksi merupkan proses atau tahap dalam penelitian tindakan kelas dimana bertujuan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi pada setiap akhir pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi pada pelaksanaan tindakan siklus I baik pertemuan I dan pertemuan II masih belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan dan masih terdapat kekurangan dan kelemahan lain, hal ini berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan observer (guru kelas). Adapun kekurangan dan kelemahan yang perlu diperbaiki yaitu sebagai berikut:
47
1) Faktor Guru a. Guru masih kurang mampu dalam mengolah kelas. b. Guru masih kurang dalam memberikan motivasi kepada siswa. c. Dalam pembagian kelompok guru tidak membagi kelompok secara heterogen, guru langsung menunjuk siswa yang duduk berdekatan sesuai deretan bangku untuk membentuk kelompok akibatnya ada kelompok yang cepat selesai dan ada kelompok yang lambat menyelesaikan soal. d. Guru tidak mengorganisasi waktu belajar sesuai dengan apa yang telah direncanakan pada skenario pembelajaran. e. Guru masih kurang menguasai materi pembelajaran dan penggunaan media kertas berpetak, sehingga susah dalam melakukan pembelajaran. 2) Faktor Siswa a. Siswa masih kurang aktif dalam kelompoknya. b. Siswa banyak bermain dalam proses pembelajaran, sehingga membuat teman yang lain terganggu. c. Ada sebagian siswa yang tidak senang dengan teman kelompoknya sehingga mereka mencari sendiri teman kelompoknya. d. Setiap kelompok kurang menunjukan kerjasama yang kompak dalam mengerjakan LKS. e. Dalam mengerjakan LKS ada sebagian siswa bercerita dan bermain. f. Dalam kegiatan persentase kelompok, ketika temannya membacakan hasil kerja kelompoknya di depan, kelompok lain kurang memperhatikannya.
48
g. Pada saat mengerjakan soal tes siklus I, ada beberapa siswa yang melihat pekerjaan temannya. Berdasarkan hasilpengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa serta nilai evaluasi siklus I peneliti memutuskan untuk melanjutkan proses pembelajaran pada siklus II karna indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya belum mencapai. 3. Siklus II a. Perencanaan Berdasarkan hasil observasi, evaluasi dan refleksi pada tindakan siklus I, maka peneliti bersama Observer kembali merencanakan siklus II dengan harapan kekurangan dan kelemahan pada pelaksanaan siklus I dapat diperbaiki sehingga diharapkan tindakan siklus II dapat mencapai tujuan penelitian. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu: 1) Penentuan cakupan materi pembelajaran yang akan dilakukan pada tindakan siklus II. 2) Membuat RPP untuk tindakan siklus II. 3) Menyediakan perangkat pembelajaran seperti buku paket siswa dan LKS. 4) Membuat lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa. 5) Menyediakan instrumen tes hasil belajar berupa pilihan ganda yang digunakan pada akhir siklus II. 6) Guru harus bersikap lebih tegas pada siswa yang tidak tertib dalam proses pembelajaran dengan cara mengatur atau memberi sanksi pada siswa yang tidak tertib saat proses pembelajaran sedang berlangsung.
49
7) Guru harus lebih jelas menyampaikan tujuan pembelajaran agar materi yang diajarkan dapat dipahami siswa dengan baik. 8) Guru harus lebih banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat dalam menanyakan hal-hal yang belum dimengerti. 9) Pembagian kelompok harus heterogen.
b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan Siklus II ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, dimana proses pembelajaran dilaksanakan berdasarkan rencana pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan. 1) Pertemuan I Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 24 September 2015 dengan sub pokok bahasan Menentuka Rumus layang-layang, dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 23 orang. Pada kegiatan awal, guru memulai pembelajaran dengan berdoa terlebih dahulu lalu mengabsen siswa, dan mempersiapkan materi ajar. selanjutya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai kepada siswa tentang menentukan rumus Layang-Layang. Pada kegiatan inti, sebelum masuk pada materi pembelajaran guru mengorganisasikan siswa menjadi 5 kelompok sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan pada pertemuan sebelumnya. kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa berjumlah 2 kelompok sedangkan kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa berjumlah 3 kelompok.
50
Selanjutnya
guru
memperlihatkan
sebuah
layang-layang,
guru
menginstruksikan setiap kelompok untuk mengamati layang-layang yg dipegang oleh pak guru. Berikut gambar layang-layang yang diperlihatkan oleh guru :
Setelah
siswa
selesai
melakukan
kegiatan
mengamati
atau
mengidentifikasi Layang-layang, selanjutnya guru mengecek hasil identifikasi setiap kelompk. Berikut jawaban hasil pengamatan beberapa kelompok: Kelompok 1, 3, 4 dan 5
: Dari hasil pengamatan, kelompok ini mereka memiliki kemiripan jawaban yakni menemukan bambu pendek dan panjang yang membentuk bangun datar berbentuk segitiga samakaki, beberapa bentuk bangun datar segitiga siku-siku, dilapisi sebuah plastik
Kelompok 2
: Kelompok ini memiliki jawaban berbeda dengan kelompok lain. Bahwa hasil pengamatan yang dilakukan mereka menemukan sebuah bambu pendek dan bambu panjang yang membentuk seperti sebuah salib, kemudian bambu panjang berada tepat ditengah-tengah bambu pendek agar layang-layang seimbang.
51
Selanjutnya guru memberikan aplose kepada semua kelompok yang telah memberikan jawaban dari hasil pengamatan yang dilakukan. Kemudian guru meminta sala satu siswa untuk menggambarka bangun datar layang-layang Persis dengan bentuk layang-layang yang dipegang oleh guru. Setelah itu guru meluruskan jawaban siswa mengenai hasil pengamatan agar sesuai dengan harap guru yakni siswa mampu menemukan sebuah diagonal dalam kerangka layanglayang tersebut seperti pada kelompok 2 yang memiliki jawaban mendekati apa yang diinginkan oleh guru yakni mampu menemukan diagonal-diagonal dalam kerangka layang-layang sehingga guru tinggal melengkapi atau meluruskan jawaban siswa tersebut sehingga siswa dapat memahami mengenai diagonaldiagonal yang ada pada kerangka layang-layang tersebut. Pengetahuan awal tersebut dijadikan acuan untuk memulai pelajaran. selanjutnya guru menjelaskan materi pembelajaran secara singkat tentang menemukan rumus layang-layang dengan pendekatan rumus persegi panjang menggunakan media kertas berpetak Setelah itu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan jika ada yang belum dimengerti pada penjelasan materi yang telah diajarkan sebelumnya. Selanjutnya guru membagikan LKS beserta media kertas berpetak yang telah disediakan oleh guru, sebelum siswa mengerjakan LKS guru memberikan petunjuk atau menjelaskan cara kerja LKS dimana siswa akan menggunakan media kertas berpetak berdasarkan petunjuk yang ada di LKS tersebut untuk memudahkan siswa dalam menyelesaikan langkah-langkah kegiatan yang ada pada LKS.
52
Pada saat siswa sedang berdiskusi dengan teman kelompoknya, guru berkeliling dari kelompok satu kekelompok lainya untuk mengamati bagaimana proses atau cara kerja siswa dalam menyelesaikan LKS. Dari hasil pengamatan guru ditemukan kelompok yang mengalami kesulitan dalam bekerja sama untuk menyelesaikan LKS yakni adanya ketidak kompakan dan bermain-main dalam menyelesaikan LKS sehingga hanya 1 siswa saja yang aktif dalam menyelesaikan LKS. selanjutnya guru memberikan sanksi teguran dan hukuman berdiri di depan kelas selama 10 menit terhadap salah satu siswa yang mempropokatori sehingga kelompok tidak kompak dalam menyelesaikan LKS tersebut. Setelah semua kelompok selesai menyelesaikan langkah-langkah kegiatan yang ada pada LKSmaka Guru mempersilahkan Setiap Kelompok untuk mempersentasekan hasil pekerjaanya di depan kelas dan menginformasikan kelompok lain untuk memberikan tanggapan sesuai dengan jawaban kelompok masing-masing.berikut gambar hasil kerja kelompok :
53
2) Pertemuan II Pertemuan kedua, dilaksanaan pada hari Senin, 28 September 2015 dengan materi sub pokok bahasan menghitung luas Layang-layang dimana jumlah siswa yang hadir masih sama seperti pertemuan sebelumnya yaitu 23 orang siswa. Pada kegiatan awal, guru memulai pembelajaran dengan mengucap salam dan
berdoa
terlebih
dahulu
lalu
mengabsen
siswa,
selanjutnya
guru
mengumpulkan tugas siswa yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya untuk dikerjakan di rumah. Guru menyampaikan tujuan serta materi yang akan diajarkan. Guru memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan inti, sebelum masuk pada materi pembelajaran guru menggali penggetahuan awal siswa dengan melontarkan pertanyaan “pertemuan sebelumnya kita sudah mempelajari tentang menentukan rumus Layang-layang, sekarang saya minta coba sebutkan apa rumus Layang-layang tersebut?”. Dari pertanyaan tersbut beberapa siswa secara serentak menjawab “Luas = d1 x d2/2”. Pengetahuan awal tersebut akan dijadikan acuan untuk memulai pembelajaran selanjutnya. Kemudian guru membagi siswa kedalam 5 kelompok yang heterogen dengan melihat siswa yang berprestasi dan membagi secara seksama antara yang berprestasi dan kurang berprestasi dan antara siswa laki laki dan siswa perempuan bertujuan agar semua anggota kelompok aktif yang terdiri dari 4 5 orang. Selanjutnya guru membagikan LKS beserta media kertas berpetak yang telah disediakan oleh guru, sebelum siswa menyelesaikan langkah-langkah kegiatan yang ada pada LKSguru memberikan petunjuk atau menjelaskan cara
54
kerja LKS dimana siswa akan menggunakan media kertas berpetak berdasarkan petunjuk yang ada di LKS tersebut untuk memudahkan siswa dalam menyelesaikan langkah-langkah kegiatan yang ada pada LKS. Pada saat siswa sedang berdiskusi dengan teman kelompoknya, guru berkeliling sambil memantau dari kelompok satu kekelompok lainya untuk mengamati bagaimana proses atau cara kerja siswa dalam menyelesaikan langkahlangkah kegiatan yang ada pada LKSdengan menggunakan media kertas berpetak dan juga guru membimbing siswa agar dapat bekerja sama untuk berbagi ide dalam menyelesaikan tahap-tahap kegiatan dalam LKS. Dari hasil pengamatan, guru menemukan semua kelompok aktif dalam menyelesaikan langkah-langkah kegiatan yang ada pada LKSnamun ada beberapa siswa yang kurang kompak ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan LKS tersebut sehingga guru perlu mengontrol siswa tersebut agar terlibat aktif dalam berdiskusi kelompok. Setelah semua kelompok selesai menyelesaikan langkah-langkah kegiatan yang ada pada LKSmaka Guru mempersilahkan Setiap Kelompok untuk mempersentasekan hasil pekerjaanya di depan kelas dan menginformasikan kelompok lain untuk memberikan tanggapan sesuai dengan jawaban kelompok masing-masing.berikut gambar hasil kerja kelompok :
55
Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari dan menginformasikan bahwa pada hari selasa, 29 september 2015 akan diadakan tes evaluasi mengenai materi yang telah dipelajari selama pertemuan ke 3 dan pertemuan ke 4. c. Hasil Observasi dan Evaluasi Observer mengamati pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan pertama dan pertemuan kedua sejak awal hingga akhir pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang dibuat oleh peneliti. Hal-hal yang diobservasi pada pelaksanaan siklus II adalah aktivitas mengajar guru apakah sudah sesuai dengan skenario pembelajaran
yang dibuat
yaitu proses
pembelajaran
dengan
menggunakan media kertas berpetak atau belum, dan melihat apakah semua kekurangan yang terjadi di siklus I telah diperbaiki agar pembelajaran terlaksana sesuai yang diharapkan selain itu melihat aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran serta hasil belajar matematika siswa.
56
1) Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Setelah pada siklus I pertemuan pertama dan kedua guru selalu mengadakan rerleksi dengan observer dan saling bertukar pendapat tentang kekurangan yang terjadi, akhirnya guru memantapkan diri untuk melakukan pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer selama pembelajaran berlangsung pada pertemuan satu jumlah skor hasil aktivitas mengajar guru adalah dari 17 aspek yang diamati hanya 15 aspek pembelajaran yang terlaksana dengan baik atau 88,24%, sedangkan pertemuan kedua jumlah skor hasil aktivitas mengajar guru meningkat yaitu terlaksana 16 aspek dari 17 aspek atau 94,12%. 2) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pada siklus II siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran, siswa sudah memahami penggunaan media kertas berpetak sebagai penunjang terlaksananya tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Data hasil observasi kegiatan belajar siswa pada pertemuan pertama jumlah skor hasil aktivitas belajar siswa yang dicapai adalah dari 13 aspek yang diamati hanya 11 aspek yang terlaksana dengan baik atau 84,62% dan pertemuan kedua jumlah skor hasil aktivitas belajar siswa yang dicapai adalah terlaksana 12 aspek dari 13 aspek atau 92,31%.
57
3) Evaluasi Hasil Belajar siswa Pada akhir proses pembelajaran daiadakan evaluasi atau tes akhir tindakan siklus II berupa tes tertulis yang dikerjakan secara individual untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Tabel 4.2 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Pada siklus II Skor
Jumlah Siswa
Persentase (%)
Keterangan
0 – 69
2
8,69 %
Tidak Tuntas
70 – 100
21
91,30 %
Tuntas
Jumlah
23
100 %
Rata – Rata
83,30
Berdasarkan tabel diatas, hasil tes menunjukan bahwa pemahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan tersebut menunjukan ketuntasan hasil belajar dimana memenuhi standar KKM yang ditetapkan oleh sekolah yakni 80% siswa telah mencapai nilai ≥ 70 hasil evaluasi siklus II siswa yang tuntas atau memperoleh nilai ≥ 70 sebanyak 21 orang (91,30%) dan yang tidak tuntas sebanyak 2 orang (8,69%) dengan hasil belajar siswa mencapai rata-rata 83,30 d. Refleksi Refleksi merupakan proses atau tahap dalam penelitian dimana bertujuan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi pada setiap akhir pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi pada pelaksanaan tindakan siklus II baik pertemuan I dan pertemuan II sesuai rencana yang telah sitetapkan sebelumnya. Hal ini berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dan observer (guru kelas) dimana
58
terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan media kertas berpetak sudah mendapatkan hasil yang lebih baik. Meskipun ada 1 orang siswa yang belum mencapai KKM. Akan tetapi siswa tersebut aktif dalam melibatkan diri dalam pelaksanaan tindakan kelompok Jika dilihat dari hasil tes pada evaluasi tindakan siklus II, yaitu telah mencapai 91,30% dengan nilai rata-rata 83,30 telah memenuhi KKM dengan perolehan nilai ≥ 70 dengan kata lain telah mencapai indikator keberhasilan yang diterapkan oleh peneliti yaitu 80%. Dengan demikian peneliti dan observer sepakat bahwa penelitian dihentikan sampai dengan siklus II.
B. Pembahasan Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yang dilaksanakan pada bulan September tahun 2015. Sebelum melaksanakan tindakan pembelajaran, peneliti terlebih dahulu melakukan kegiatan pendahuluan dengan mengadakan pertemuan bersama kepala sekolah dan guru kleas Vb SD Negeri 13 Abeli. 1) Hasil Belajar Siswa Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa, guru melakukan analisis untuk menentukan ketuntasan hasil belajar siswa. Hasil analisis ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut : Tabel 4.3 analisis hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan siklus II Skor
Jumlah siswa
Presentase (%)
Ketuntasan
Siklus I
Siklus II
Siklus I
Siklus II
belajar
0-69
6
2
26,08%
8,69%
Belum tuntas
70-100
17
21
73,91 %
91,30%
Tuntas
59
Jumlah
23
23
100 %
Rata-Rata
76,04
83,30
Ketuntasan
73,91%
91,30%
100 %
(Sumber : Diolah Dari Hasil Penelitian) Tabel di atas menunjukan bahwa pada pembelajaran siklus I, siswa yang belum tuntas berjumlah 6 orang siswa atau sebesar 26,08%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai tuntas berjumlah 17 orang siswa atau sebesar 73,91% sehingga ketuntasan hasil belajar siswa siklus I mencapai 73,91%. Pada pembelajaran siklus II, siswa yang belum tuntas berjumlah 2 orang atau sebesar 8,69%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai tuntas berjumlah 21 orang siswa atau sebesar 91,30% sehingga ketuntasan hasil belajar siswa siklus II mencapai 91,30%. Peningkatan hasil belajar siswa pada penelitian ini dapat dilihat pada grafik 4.1 berikut:
Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Siklus I dan Siklus II 100
91,3
90 73,91
80
Jumlah Siswa Yang Tuntas
70 60
Jumlah Siswa Yang Belum Tuntas
50 40
Persentase Ketuntasan 26,08
30 20 10
17
21 8,69
6
2
0
SIKLUS I
SIKLUS II
60
Persentase Ketidak Tuntasan
2) Aktivitas Mengajar Guru Selama proses pembelajaran peneliti mengadakan observasi untuk mengetahui kelemahan dan keberhasilan dalam proses pembelajaran. Hal-hal yang diobservasi yaitu aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa pada proses pembelajaran. Hasil observasi aktivitas mengajar guru pada penelitian tindakan pembelajaran menjadi dasar untuk menentukan skor perolehan guru. Skor perolehan guru digunakan untuk menentukan presentase keberhasilan aktivitas mengajar guru. Dengan adanya kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I berdampak pada keberhasilan aktivitas mengajar guru. Pada tindakan siklus I pertemuan pertama aktivitas mengajar guru mencapai 64,70% sedangkan pada siklus I pertemuan ke dua mencapai 82,35%. Sebelum melaksanakan penelitian pada Siklus II, peneliti mengadakan refleksi bersama observer untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada Siklus I. Pada pelaksanaan Siklus II, keberhasilan aktivitas mengajar guru dalam pembelajaran sudah menggembirakan bagi peneliti. Karena menurut hasil observasi pelaksanaan skenario pembelajaran pada pertemuan pertama aktivitas guru telah mencapai 88,24%. Dan pada pertemuan ke dua aktivitas mengajar guru telah mencapai 94,12%. Sehingga menunjukan bahwa semua skenario dalam pembelajaran telah terlaksana dengan baik. Skor perolehan dan persentase keberhasilan aktivitas mengajar guru pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:
61
Tabel 4.4 Persentase Keberhasilan Aktivitas Mengajar Guru Siklus I dan Siklus II Skor Perolehan Nilai Aktivitas Guru Skor
Uraian
Siklus I
Maksimum
Siklus II
Pert. 1
Pert. 2
Pert. 1
Pert. 2
Aktifitas Guru
17
11
14
15
16
Presentase (%)
100%
64,70 %
82,35 %
88,24%
94,12 %
Tabel diatas menunjukan bahwa skor perolehan guru pada siklus I pertemuan pertama adalah 11 dengan persentase keberhasilan sebanyak 64,70% dan pertemuan ke dua adalah 14 dengan persentase keberhasilan sebanyak 82,35%. Sedangkan siklus II pertemuan pertama adalah 15 dengan persentase keberhasilan sebanyak 88,24 % dan pertemuan kedua adalah 16 dengan persentase keberhasilan sebanyak 94,12%. Peningkatan skor perolehan dan persentase keberhasilan aktivitas mengajar guru pada penelitian ini dapat dilihat pada grafik 4.2 berikut Gambar 4.2 Grafik Persentase Keberhasilan Aktifitas Mengajar Guru Siklus I dan Siklus II 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
82,35
88,24
94,12 Skor Perolehan Guru
64,7
11
14
15
16
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Siklus II
Siklus I
62
Persentase Keberhasilan Aktivitas Mengajar Guru
3) Aktivitas Belajar Siswa Keberhasilan aktivitas belajar siswa pada tindakan siklus I pertemuan pertama, dari 13 aspek pembelajaran yang terlaksana hanya 8 skenario pembelajaran dan pertemuan ke dua hanya mencapai 10 aspek pembelajaran. Dengan demikian, maka KABS pertemuan pertama hanya mencapai 61,53% dan pertemuan ke dua hanya mencapai 76,92%. keberhasilan aktivitas belajar siswa yang masih kurang pada tindakan siklus I disebabkan karena adanya beberapa kekurangan dan kelemahan yang telah diuraikan pada hasil refleksi pada siklus I. Setelah menerima saran – saran dari observer berdasarkan hasil diskusi pada kegiatan refleksi, maka peneliti mengadakan tindakan siklus II dengan penerapan media kertas berpetak. Aktivitas belajar siswa dalam kelompok pada tindakan siklus II, sesuai dengan pengamatan peneliti melalui lembar pengamatan kerja kelompok telah berjalan dengan baik. Setiap anggota kelompok sudah dapat beradaptasi dengan aktif, saling memberi gagasan dengan berbagai tugas dalam menyelesaikan LKS dengaan penuh tanggung jawab dan siswa nampak bersemangat dalam bekerja. Dengan keberhasilan aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa yang sudah cukup baik, maka mempengaruhi hasil belajar siswa. Skor perolehan dan presentase keberhasilan aktivitas belajar siswa pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
63
Tabel 4.5 Persentase Keberhasilan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Skor perolehan Siswa Uraian
Skor Siklus I
maksimum
Pert. I
Pert. II
Siklus II Pert. I
Pert. II
Aktivitas siswa
13
8
10
11
12
Presentase (%)
100
61,53%
76,92%
84,62%
92,30%
(sumber: diolah dari hasil penelitian) Tabel diatas menunjukkan bahwa skor perolehan siswa pada siklus I pertemuan pertama adalah 8 dengan presentase keberhasilan sebanyak 61,53% dan pertemuan kedua 10 dengan presentase keberhasilan sebanyak 76,92%. Sedangkan siklus II pertemuan pertama adalah 11 dengan presentase keberhasilan sebanyak 84,62% dan pertemuan kedua adalah 12 dengan presentase keberhasilan meningkat sebanyak 92,30%. Peningkatan skor perolehan dan presentase keberhasilan aktivitas belajar siswa pada penelitian ini dapat dilihat pada grafik 4.3 berikut: Gambar 4.3. Grafik Persentase Keberhasilan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II 100 80
76,92
84,62
92,3
61,53 Skor Perolehan Siswa
60 40 20
8
10
11
12
0 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Siklus II Siklus I
64
Ketuntasan
belajar
siswa
mengindikasikan
bahwa
indikator
keberhasilan penelitian yang ditetapkan telah tercapai. Sedangkan hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran bisa dikatakan sempurna, yakni seluruh komponen dalam skenario pembelajaran telah dilaksanakan dengan baik sesuai yang diharapkan. Karena indikator keberhasilan dalam penelitian ini telah mencapai dalam hal ini aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran sudah cukup baik dan minimal 80% siswa telah memperoleh nilai ≥ 70. Maka, hipotesis tindakan dalam penelitian ini telah tercapai yaitu adalah hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui penggunaan media kertas berpetakdengan materi menghitung luas bangun datar pada siswa kelas Vb SD Negeri 13 Abeli. Dari hasil evaluasi tersebut menunjukan bahwa usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Syah (2008 : 132) bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa dan faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan pembelajaran.
65
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil atau temuan dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar siswa pada materi luas bangun datar dapat ditingkatkan melalui penggunaan media kertas berpetak di kelas Vb SD Negeri 13 Abeli. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada siklus I, dengan persentase ketuntasan hanya mencapai 73,91% atau sebanyak 17 siswa yang mencapai nilai ≥ 70 dengan nilai rata-rata 76,04 sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 23 orang siswa, 21 orang siswa telah tuntas dengan persentase ketuntasan 91,30% dengan nilai ratarata siswa mencapai 83,30 B. Saran berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan halhal sebagai berikut: 1. Bagi sekolah, khususnya SD Negeri 13 Abeli dapat memilih media sebagai metode alternatif pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika 2. Bagi guru mata pelajaran matematika yang sulit dalam memberikan gambaran konkret dari materi yang disampaikan, agar dapat memilih media sebagai tindakan alternatif yang efektif dan efisien dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa.
66
3. Disarankan bagi mahasiswa atau peneliti lain berkeinginan melakukan penelitian yang relevan dengan penelitian ini, hendaknya terus mencari informasi dan mempelajari media pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan memanfaatkan media sebagai cara untuk menciptakan suasana belajar yang kreatif, inovativ dan kondusif.
67
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Abubakar, Rahmaniah. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Kendari. Universitas Halu Oleo. Agus Pribadi, Benny.(2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta. Dian Rakyat. Ani, Widjayanti. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung. Kata Pena Cahyo, Agus N. (2013). Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Jogjakarta. DIVA Press. Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hendriana, Heris dan Soemarmo, Utari. 2014. Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung. PT Refika Aditama http:// digilib. unila. ac. id/ file/ disk/ 98/ jbptun paspp- gdl- enanurhan- 489- 2 bab2 .pdfx. diakses, 20/05/15. http://djamarah dan 19/05/15
Zain.wordpress.com/Strategi-Belajar-Mengajar/
diakses,
https://drive.google.com/file/d/0B8x5i8HaBJlONVdubml6aWlFZ3M/edit?pli=1/ diakses, 13/05/15 La Iru & Arihi L.S. 2012. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi, dan Model-model Pembelajaran. DIY: Multi Presindo. Iswadji, 2003: Penggunaan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika SMP PPPPTK Matematika. Yogyakarta. Jihad, Asep dan Haris, Abdul. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta. Multi Presindo Kunandar, 2012. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT Raja Grafi Kurniasih, Imash. 2014. Teknik dan Cara Membuat Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesi Guru. Jakarta. Kata Pena
68
Prasetyono, Dwi S, dkk. 2009. Kamus Pintar Matematika Untuk SD. Tunas Yogyakarta. Prayogi, S. 2009. Skripsi: meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Luas Bangun Datar Siswa Kelas V SDN.Ponolawen 2 Kesesi Pekalongan Melalui Implementasi Metode Discoveri. (http://digilib.unes.ac.id/gsdl/cgi-bin/librari). Rijalulla, R. 2013. Kontribusi Media Terhadap Proses Pembelajaran. (http:// Rezarijalullah.blogspot.com.20/13/05/, diakses 20/05/15) Suharjono. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Sinar Grafika. Slameto. 2003. Pembelajaran dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Bina Aksara Sudrajat, Akmad. 2008. Penelitian Hasil Belajar. http://Akmad Sudraja. WordPress.com/2008/05/01/Penilaian-HasilHasil-Belajar/ diakses, 09/05/15. Sumarmo, U. (2007). Pembelajaran Matematika. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia Press. Sundayana, R. 2014. Media Dan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: Alfabeta. Suyitno. 2004. Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang Wahyuni. 2007. Deskripsi Tingkat Hasil Belajar Hitung Aljabar. Skripsi tidak di terbitkan. FMIPA UNM. Yulaelawati, Ella. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran, Filosopi teori dan Aplikasi. Bandung. Prakarya.
69
LAMPIRAN
70
Lampiran 1 SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Program Semester Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pokok pembelajaran
3.1. Luas Menghitung trapesium luas trapesium dan laying Luas layang layanglayang
: SD NEGERI 13 ABELI : MATEMATIKA : Vb : I (satu ) : 3. Menghitung luas bangun datar dan menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kegiatan pembelajara Menemukan rumus luas trapesium dengan pendekatan rumus persegi panjang Menghitung luas trapesium dengan pendekatan rumus persegi panjang Menemukan rumus luas layang-layang dengan
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Sumber/ Bahan/ Alat
Penilaian
Menemukan Proses Rumus Luas Trapesium dan Produk Layang(soal-soal) Layang Menghitung Luas Trapesium dan LayangLayang
71
Alokasi Waktu
(4 x pertemuan) 10 jp
Sumber: Buku MATEMATIKA Kelas V SD/MI ( Dwi Priyo Utomo & Ida Arijani, 2009 :70-75/ PT Mentari Pustaka ) Link Blok (belajar.indonesiamengajar .org) Video Tutorial edukasi Menemukan rumus trapesium dan layanglayang dengan menggunakan pendekatan rumus persegi panjang
Kompetensi Dasar
Materi Pokok pembelajaran
Kegiatan pembelajara
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat
Penilaian
pendekatan rumus persegi panjang Menghitung luas layang – lyang dengan pendekatan rumus persegi panjang
yang diakses dari YouTube Alat: lem kertas Kertas berpetak Berwarna Gunting Soal latihan LKS Soal Tes Evaluasi Gambar rumah
Mengetahui, Kepala Sekolah SDN 13 Abeli
Kendari, Pebeliti.
RUSTAM, S.Pd., MM NIP. 19651231 198910 1 011
AGUSTINUS ASIS PAULUS NIM. A1B3 11 155
72
September 2015
Lampiran 2 Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1
Nama Sekolah
: SDN 13 Abeli
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: Vb/I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi 3. Menghitung Luas Bangun dan menggunakannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar Luas bangun datar trapesium dan layang-layang C. Indikator
Menentukan rumus luas bangun datar trapesium
Menghitung luas trapesium
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menemukan rumus luas trapesium
Siswa dapat menghitung luas trapesium
E. Materi Pokok Menghitung luas bangn datar F. Metode Pembelajaran
Memberikan metode pokok
Demonstrasi
Diskusi
Tanya jawab
Pemberian tugas
73
G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan awal (± 10 menit)
Guru mengucap salam dan berdo`a
Guru mengisi daftar hadir siswa
Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan tentang menemukan rumus trapesium
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan gambaran kegiatan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2. Kegiatan Inti (± 50 menit)
Guru mengorganisasikan siswa menjadi 5 kelompok terdiri atas 4-5 orang siswa.
Guru melakukan apersepsi dengan mengecek pengetahuan awal siswa dengan memperlihatkan dan membagikan beberapa contoh gambar desain rumah yang berkaitan dengan materi pembelajaran pada setiap kelompok.
Guru menginstruksikan setiap kelompok untuk mengidentifikasi dan menemukan pola berbentuk gambar bangun datar yang ada pada gambar desain rumah tersebut dengan durasi waktu identifikasi selama 1 menit
Guru mengecek hasil identifikasi siswa dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan seperti : a) Apa yang dapat kalian lihat dari gambar tersebut? b) Adakah bagian rumah tersebut yang berbentuk persegi panjang? c) Dari pengamatan yang kalian lakukan adakah bentuk bangun datar yang lain?
74
Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk maju kedepan menggambarkan pola bangun datar yang terdapat pada gambar desain rumah seperti persegi panjang, segitiga, trapesium
Guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menunjukan sisi atas, sisi bawah dan tinggi pada bangun datar trapesium.
Guru memperkenalkan media kertas berpetak yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Guru menjelaskan materi secara singkat dengan menggunakan media kertas berpetak tentang menentukan rumus trapesium melalui pendekatan rumus persegi panjang.
Guru membagikan LKS dan media kertas berpetak kepada setiap kelompok, sebelum siswa menyelesaikan langkah-langkah kegiatan yang ada pada LKS guru memberikan petunjuk cara menyelesaikan LKS
Guru menjelaskan cara kerja LKS seperti: mengintruksikan kepada setiap kelompok untuk memberikan tanda pada bangun datar trapesium dengan sisi penek (a), sisi panjang (b) dan tinggi (t). Kemudian siswa membagi bangun datar trapesium tersebut tepat di tengah dari tinggi trapesium sehingga bangun datar tersebut membentuk bangun datar persegi panjang sesuai dengan langkah – langkah yang ada pada LKS tersebut.
Setiap kelompok bekerja sama dan saling bertukar pendapat untuk menyelesaikan Lembar Kegiata Siswa tersebut.
Guru
membimbing
siswa
yang
mengalami
kesulitan
dalam
menyelesaikan langkah-langkah kegiatan yang ada pada LKS.
Guru mempersilahkan setiap kelompok untuk mempersentasekan hasil pekerjaan kelompoknya di depan kelas.
Guru menginformasikan kepada kelompok lain agar memberi tanggapan sesuai dengan jawaban dari kelompoknya.
Melalui rumus pokok luas trapseium, guru menjelaskan rumus cara mencari tinggi dan sisi alas atau sisi atas trapesium
75
Siswa bersama guru menyimpilkan materi yang telah diajarkan.
3. Kegiatan Akhir (± 10 menit)
Guru memberikan refleksi yakni menanyakan kepada siswa hal- hal yang belum dipahami serta hal- hal yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran.
Guru memberikan motivasi agar lebih giat belajar
Guru menginstruksikan peserta didik untuk mempelajari kembali apa yg sudah di ajarkan pada pertemuan hari ini.
Guru menutup pelajaran
H. Penilaian 1. Penilaian proses dilakukan saat kegiatan pembelajaran berlangsung 2. Penilaian hasil/produk (soal-soal) I. Soal latihan 1. Hitunglah luas bangun persegi panjang dibawah ini.
Kendari,
September 2015
Mengetahui, Kepala SDN 13 Abeli
Peneliti
RUSTAM, S.Pd., MM NIP. 19651231 198910 1 011
AGUSTINUS ASIS PAULUS NIM. A1B3 11 155
76
Lampiran 3 LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I PERTEMUAN I
A. Tujuan dengan melakukan kegiatan berikut, siswa diharapkan mampu menentukan rumus trapesium B. Alat dan Bahan 1) Kertas berpetak dengan satuan ukuran petak 1 cm x 1 cm 2) Selotip / Lem Kertas 3) Gunting 4) Penggaris C. Langkah Kerja 1. Tulislah nama kelompok dan nama anggota kelompok 2. Bacalah LKS dengan cermat dan teliti 3. Kerjakan setiap soal pada LKS dengan cara berdiskusi dengan teman di kelompokmu 4. Isi bagian yang kosong dengan jawaban yang tepat Gunakanlah kertas berpetak berwarna yang telah disediakan untuk membentuk bangun datar trapesium
Gambarkan bangun datar trapesium siku-siku dalam kotak-kotak yang ada pada kertas berpetak berwarna dengan tinggi trapesium sebanyak 6 petak, sisi atas sebanyak 5 petak dan sisi alas sebanyak 7 petak
77
Berilah tanda pada bangun datar trapesium dengan sisi atas (a), sisi alas (b) dan tinggi (t). (a) Sisi alas dan sisi atas trapesium adalah Sisi Sejajar
(t) (b)
Guntinglah trapesium yang sudah digambar Lipat trapesium menjadi dua bagian (pertemukan sisi a dan sisi b) kemudian potong trapesium tersebut sesuai dengan garis lipatnya Pindahkan bangun trapesium yang sudah digunting menjadi bangun persegi panjang
t/2 (b)
(a)
Dari kegiatan yang kita lakukan di atas, kita dapat mengetahui bahwa: Luas ........................... = luas persegi panjang
Dengan menggunakan rumus persegi panjang maka anda dapat memperoleh rumus: Luas Trapesium
= Luas Persegi Panjang = Panjang x lebar = (.sisi atas + .............) x =(
Luas Trapesium
=
a
+ .............) x
……………………… 𝑥 ……… 2
78
….. 2
𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊 𝒕𝒓𝒂𝒑𝒆𝒔𝒊𝒖𝒎 𝟐
Lampiran 4 Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2
Nama Sekolah
: SDN 13 Abeli
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: Vb/I
Alokasi Waktu
: 3 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi 3. Menghitung Luas Bangun dan menggunakannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar Luas bangun datar trapesium dan layang-layang C. Indikator
Menghitung luas trapesium
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menghitung luas trapesium
E. Materi Pokok Menghitung luas bangn datar F. Metode Pembelajaran
Memberikan metode pokok
Demonstrasi
Diskusi
Tanya jawab
Pemberian tuga
G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan awal (± 10 menit)
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa
Guru mengisi daftar hadir siswa
Guru memusatkan perhatian siswa
79
Memberikan motivasi
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan gambaran kegiatan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2. Kegiatan Inti (± 50 menit)
Guru mengecek pengetahuan awal siswa dengan melontarkan pertanyaan “ pertemuan sebelumnya kita sudah membahas tentang rumus trapesium, coba tuliskan apa rumus trapesium di papan tulis” dengan menunjuk salah satu siswa secara acak.
Guru mengorganisasikan siswa secara heterogen menjadi 5 kelompok terdiri atas 4-5 orang siswa.
Guru memperkenalkan media kertas berpetak yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Guru menjelaskan materi secara singkat dengan menggunakan metode pokok media kertas berpetak
Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok, sebelum siswa mengerjakan LKS guru memberikan petunjuk cara menyelesaikan LKS.
Guru memantau setiap kelompok untuk mengamati proses atau cara kerja siswa dalam menyelesaikan LKS
Guru mempersilahkan setiap kelompok untuk mempersentasekan hasil pekerjaan kelompoknya di depan kelas.
Guru menginformasikan kepada kelompok lain agar memberi tanggapan sesuai dengan jawaban dari kelompoknya.
Guru memberikan beberapa contoh soal menghitung luas trapesium.
3. Kegiatan Akhir (± 10 menit)
Siswa bersama guru menyimpilkan materi yang telah diajarkan.
Guru memberikan refleksi yakni menanyakan kepada siswa hal- hal yang belum dipahami serta hal- hal yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran.
80
Guru mengingatkan siswa mampersiapkan diri dan belajar lebih giat dalam menghadapi tes Evaluasi Siklus I pada hari selasa, 22 september 2015
H. Penilaian 1. Penilaian proses 2. Penilaian hasil/produk (soal-soal)
Kendari,
September 2015
Mengetahui, Kepala SDN 13 Abeli
Peneliti
RUSTAM, S.Pd., MM NIP. 19651231 198910 1 011
AGUSTINUS ASIS PAULUS NIM. A1B3 11 155
81
Lampiran 5 LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I PERTEMUAN 2
D. Tujuan dengan melakukan kegiatan berikut, siswa diharapkan mampu menhitung luas trapesium. E. Alat dan Bahan 1) kertas berpetak berwarna dengan satuan ukuran petak 1 cm x 1 cm
2) Selotip / Lem Kertas 3) Gunting 4) Penggaris F. Langkah Kerja 1. Tulislah nama kelompok dan nama anggota kelompok 2. Bacalah LKS dengan cermat dan teliti 3. Kerjakan setiap soal pada LKS dengan cara berdiskusi dengan teman di kelompokmu 4. Isi bagian yang kosong dengan jawaban yang tepat Permasalahan : Pada perayaan HUT kemerdekaan RI, Andi dan teman-teman ditugaskan untuk membuat hiasan dari kertas warna berbentuk gambar bambu runcing. Bahan yang tersedia berupa kertas warna berbentuk persegi panjang. Gambar bambu runcing tersebut di buat dengan memotong dan menyusun kertas warna tersebut menjadi berbentuk bambu runcing tanpa ada bagian kertas yang terbuang. a) Bagaimanakah cara Andi membuat gambar bambu runcing dari kertas tersebut? b) Bagaimanakah cara andi untuk menentukan luas gambar bambu runcing tersebut?
“Menemukan rumus dan menhitung luas trapesium” Masih ingatkah anda tentang persegi panjang? Simpan jawaban anda masing-masing! Nah… sekarang kita akan membantu Andi menemukan luas trapesium melalui persegi panjang :
82
1) Perhatikanlah persegi panjang yang telah dibagikan seperti pada gambar berikut ini!
Panjang persegi panjang
= .............. kotak satuan
Lebar persegi panjang = ............ kotak satuan 2) Sekarang kita bantu Andi menghitung jumlah seluruh kotak satuan yang telah dibagikan kepada kelompokmu ! Maka luas persegi panjang di atas adalah .......... kotak satuan 3) Jika kita membantu Andi menggunakan rumus untuk menentukan luas persegi panjang, maka diperoleh: Luas persegi panjang
= panjang x lebar = .......... satuan x ......... satuan = ........... satuan
4) Andi memotong persegi panjang seperti gambar di bawah ini. Lakukan kegiatan ini seperti yang dilakukan andi.
5) Susunlah potongan persegi panjang yang telah anda guntung tadi membentuk gambar di bawah ini tempelkan pada lembar jawaban yang telah disediakan.
6) Nah.... bangun datar yang terbentuk adalah. . . . . . . . ??? 7) Panjang sisi pada alas trapesium
= …………. Kotak Satuan
Panjang sisi pada atas trapesium
= …………. Kotak Satuan
83
= ………….. kotak satuan
tinggi trapesium
8) Dari kegiatan yang kita lakukan di atas, kita dapat membantu Andi mengetahui bahwa: Luas ........................... = luas persegi panjang = ………. Kotak Satuan
9) Dengan menggunakan rumus persegi panjang maka Andi dapat memperoleh rumus: Luas Trapesium
= Luas Persegi Panjang = Panjang x lebar = (sisi atas + sisi alas ) x = (...........+...........) x
Luas Trapesium =
𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊 𝒕𝒓𝒂𝒑𝒆𝒔𝒊𝒖𝒎 𝟐
….. 2
………………. + ……………… 𝒙 ………….. 𝟐
10) Jadi luas gambar bambu runcing Andi dapat kita tentukan dengan menggunakan rumus luas trapesium berikut
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚 = =
( 𝑎+𝑏 ) 𝑥 𝑡 2
(20+10) 𝑥 6 2
= ………2 𝑥 6
= ………. Satuan
84
Lampiran 6 Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1
Nama Sekolah
: SDN 13 Abeli
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: Vb/I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi 3. Menghitung Luas Bangun dan menggunakannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 3.1 Menghitung luas trapesium dan laying-layang C. Indikator
Menentukan rumus luas Layang- Layang
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menemukan rumus luas Layang- Layang
E. Materi Pokok Menghitung luas bangn datar F. Metode Pembelajaran
Memberikan metode pokok
Demonstrasi
Diskusi
Tanya jawab
Pemberian tuga
G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan awal (± 10 menit)
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa
Guru mengisi daftar hadir siswa dan mempersiapkan materi ajar.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
85
2. Kegiatan Inti (± 50 menit)
Guru mengorganisasikan siswa menjadi 5 kelompok terdiri atas 4-5 orang siswa.
Guru mengecek pengetahuan awal siswa dengan menghadirka sebuah layang-layang.
Guru menyuruh setiap kelompok untuk mengidentifikasi layanglayang tersebut.
Guru
memberi
kesempatan
kepada
setiap
kelompok
untuk
memaparkan hasil pengamatannya.
Guru memperkenalkan Media kertas berpetak yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Guru menjelaskan materi secara singkat dengan menggunakan Media kertas berpetak tentang menentukan rumus layang-layang melalui pendekatan rumus persegi panjang
Guru membagikan LKS dan Media kertas berpetak kepada setiap kelompok, sebelum siswa menyelesaikan langkah-langkah kegiatan yang ada pada LKS guru memberikan petunjuk cara menyelesaikan LKS.
Guru mengintruksikan kepada setiap kelompok untuk memberikan tanda diagonal 1 dan diagonal 2 pada bangun datar layang-layang. Kemudian siswa membagi bangun datar layang- layang tersebut tepat di tengah dari garis diagonal 1 sehingga bangun datar tersebut menjadi dua bagian yang sama besar. Kemudian salah satu bagian dipotong tepat pada garis diagonal 1, dari langkah kegiatan tersebut siswa diminta untuk membentuk potongan- potongan tersebut membentuk persegi panjang.
Setiap kelompok bekerja sama dan saling bertukar pendapat untuk menyelesaikan Lembar Kegiatan Siswa tersebut.
Guru
membimbing
siswa
yang
mengalami
kesulitan
menyelesaikan langkah-langkah kegiatan yang ada pada LKS.
86
dalam
Guru mempersilahkan setiap kelompok untuk mempersentasekan hasil pekerjaan kelompoknya di depan kelas.
Guru menginformasikan kepada kelompok lain agar memberi tanggapan sesuai dengan jawaban dari kelompoknya.
Melalui rumus pokok luas layang-layang, guru menjelaskan rumus cara mencari d1 atau d2.
Guru memberi penghargaan dari hasil kerja setiap kelompok.
3. Kegiatan Akhir (± 10 menit)
Siswa bersama guru menyimpilkan materi yang telah diajarkan.
Guru memberikan refleksi yakni menanyakan kepada siswa hal- hal yang belum dipahami serta hal- hal yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran.
Guru memberikan PR
H. Penilaian 1. Penilaian proses 2. Penilaian hasil/produk (soal-soal)
I. kegiatan latihan 1. jelaskanlah apa pengertian layang-layang menurut pemahaman anda 2. berlatilah secara mandiri untuk melakukan perhitungan pembagian dengan cara menentukan soal sesuai keinginanmu sebanyak 5 soal.
Kendari,
September 2015
Mengetahui, Kepala SDN 13 Abeli
Peneliti
RUSTAM, S.Pd., MM NIP. 19651231 198910 1 011
AGUSTINUS ASIS PAULUS NIM. A1B3 11 155
87
Lampiran 7 LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS II PERTEMUAN I
A. Tujuan dengan melakukan kegiatan berikut, siswa diharapkan mampu menentukan rumus Layang-layang B. Alat dan Bahan 1) kertas berpetak berwarna dengan satuan ukuran petak 1 cm x 1 cm 2) Selotip / Lem Kertas 3) Gunting 4) Penggaris C. Langkah Kerja 1. Tulislah nama kelompok dan nama anggota kelompok 2. Bacalah LKS dengan cermat dan teliti 3. Kerjakan setiap soal pada LKS dengan cara berdiskusi dengan teman di kelompokmu 4. Isi bagian yang kosong dengan jawaban yang tepat Gambarkan bangun datar Layang-Layang dalam kotak-kotak yang ada pada kertas berpetak berwarna lengkap dengan diagonalnya.
guntinglah bangun datar layang-layang tepat setengah dari panjang diagonal 2 sehingga menjadi 2 bagian dan bagian lainya guntinglah tepat pada garis diagonal 2 sesuai dengan gambar di bawah ini.
88
Susunlah potongan bangun datar layang-layang tersebut membentuk persegi panjang. Tempelkan bangun datar tersebut pada lembar jawaban anda. Berilah tanda pada panjang dan lebar persegi panjang sesuai dengan tanda seperti pada gambar di bawah ini.
𝑑1 𝑑2 2 Dari kegiatan yang kita lakukan di atas, kita dapat mengetahui bahwa: Luas ........................... = luas persegi panjang Karena : panjang persegi panjang
= ............ … dan
lebar persegi panjang
= (diagonal2)/2
Dengan menggunakan rumus persegi panjang maka anda dapat memperoleh rumus: Luas .....................
= Luas Persegi Panjang = Panjang x lebar = ............ x (
𝟏 .............) 𝟐 ……………………..….. ) 2
= ....................x ( Luas Layang-layang
89
=
……………………… 𝑥………………………… 2
Lampiran 8 Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2
Nama Sekolah
: SDN 13 Abeli
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: Vb/I
Alokasi Waktu
: 3 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi 3. Menghitung Luas Bangun dan menggunakannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar Luas bangun datar trapesium dan layang-layang C. Indikator
Menghitung luas Layang-Layang
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menghitung Layang-layang
E. Materi Pokok Menghitung luas bangn datar F. Metode Pembelajaran
Memberikan metode pokok
Demonstrasi
Diskusi
Tanya jawab
Pemberian tugas
G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan awal (± 10 menit)
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa
Guru mengisi daftar hadir siswa
Guru memusatkan perhatian siswa
90
Memberikan motivasi
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan gambaran kegiatan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2. Kegiatan Inti (± 50 menit)
Guru mengorganisasikan siswa menjadi 5 kelompok terdiri atas 4-5 orang siswa.
Guru mengecek pengetahuan awal siswa dengan melontarkan pertanyaan “coba
stuliskan apa rumus Layang-layang yang telah
kalian pelajari pada pertemuan sebelumnya di papan tulis” dengan menunjuk salah satu siswa secara acak.
Guru mempersilahkan kepada siswa untuk berpartisipai dalam membantu guru menggambarkan bentuk bangun datar Layang-Layang dengan memberi keterangan pada diagonal pendek sebagai deiagonal 1 dan diagonal panjang sebagai diagonal 2 pada papan tulis.
Guru memperkenalkan media kertas berpetak yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Guru menjelaskan materi secara singkat dengan menggunakan metode pokok media kertas berpetak
Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok, sebelum siswa menyelesaikan langkah-langkah kegiatan yang ada pada LKS guru memberikan petunjuk cara menyelesaikan LKS.
Setiap kelompok bekerja sama dan saling bertukar pendapat untuk menyelesaikan Lembar Kegiata Siswa tersebut.
Guru
membimbing
siswa
yang
mengalami
kesulitan
dalam
menyelesaikan langkah-langkah kegiatan yang ada pada LKS.
Guru mempersilahkan setiap kelompok untuk mempersentasekan hasil pekerjaan kelompoknya di depan kelas.
Guru menginformasikan kepada kelompok lain agar memberi tanggapan sesuai dengan jawaban dari kelompoknya.
Guru memberi penghargaan dari hasil kerja setiap kelompok.
91
Guru memberikan beberapa contoh soal menghitung luas Layanglayang.
3. Kegiatan Akhir (± 10 menit)
Siswa bersama guru menyimpilkan materi yang telah diajarkan.
Guru memberikan refleksi yakni menanyakan kepada siswa hal- hal yang belum dipahami serta hal- hal yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran.
Guru menyampaikan kepada siswa agar mempersiapkan diri dalam menghadapi tes Evaluasi besok hari selasa, 29 september 2015.
H. Penilaian 1. Penilaian proses 2. Penilaian hasil/produk (soal-soal)
Kendari,
September 2015
Mengetahui, Kepala SDN 13 Abeli
Peneliti
RUSTAM, S.Pd., MM NIP. 19651231 198910 1 011
AGUSTINUS ASIS PAULUS NIM. A1B3 11 155
92
Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 2
A. Tujuan Dengan melakukan kegiatan berikut, siswa diharapkan mampu menentukan rumus Layang-layang dan menhitung luas layang-layang B. Alat dan Bahan 1) kertas berpetak berwarna dengan satuan ukuran petak 1 cm x 1 cm 2) Selotip / Lem Kertas 3) Gunting 4) Penggaris C. Langkah Kerja Gambarkan bangun datar Layang-Layang dengan panjang diagonal 1 = 7 cm dan diagonal 2 = 6 cm ke dalam kotak-kotak yang ada pada kertas strimin berwarna
guntinglah bangun datar layang-layang sesuai dengan gambar di bawah ini.
93
Susunlah potongan bangun datar layang-layang tersebut membentuk persegi panjang.
𝑑1 𝑑2
Dari kegiatan yang kita lakukan di atas, kita dapat mengetahui bahwa luas layang-layang diata sebagai berikut: Luas .....................
= Luas Persegi Panjang = Panjang x lebar = 𝒅𝟏 x (
𝟏 𝟐
.............) 𝟏 𝟐
= 7 cm x ( = 7 cm x (
............. cm)
………………… 𝒄𝒎 𝟐
= 7 cm x ........cm Maka : Luas Layang-layang
94
= ......... 𝒄𝒎𝟐
)
Lampiran 10 Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I
Kerjakan soal-soal berikut! Diketahui panjang AB = 24 cm, CD
1.
= 16 dan AD = 15 cm. Hitunglah luas bangun ABCD di samping.
Berapakah tinggi bangun trapesium
2.
disamping jika luasnya adalah 252 𝑐𝑚2 ?
Berapakah sisi atas bangun
3.
trapesium disamping jika luasnya 80𝑐𝑚2 ?
Diketahui luas trapesium di
4.
samping adalah 54 𝑐𝑚2 . Hitungla sisi bawahnya.
95
Lampiran 11 Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus I No. 1.
Langkah-langkah penyelesaian soal
Skor
Dik : AB = 24 cm 1 CD = 16 cm
1
AD = 15 cm
1
Dit : Luas ABCD = .....? Peny : L
=
= =
1
(𝑎+𝑏)𝑥 𝑡 2
1
(16 𝑐𝑚+24 𝑐𝑚)𝑥 15 𝑐𝑚 2 40 𝑐𝑚 𝑥 15 𝑐𝑚
=
1
2 600 𝑐𝑚2
1
2
= 300 𝑐𝑚2
2.
1
Jadi, luas trapesium ABCD adalah 300 𝑐𝑚2
1
Dik : Sisi atas
= 16 cm
1
Sisi bawah
= 20 cm
1
Luas
= 252 𝑐𝑚2
1
Tinggi (t)
= ...........cm?
1
Dit : Penye:
3.
1
2 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠
t
=
t
= 20 𝑐𝑚 + 16 𝑐𝑚
t
=
t
= 14 cm
1
𝑎+𝑏 2 𝑥 252 𝑐𝑚2
504 𝑐𝑚2
1 1
36 𝑐𝑚
1
Jadi, tinggi trapesium LMNO adalah 14 cm
1
Dik : b = 12 cm
1
t = 8 cm
1
96
Dit : Penye :
L = 80 𝑐𝑚2
1
a = ........cm?
1
a=
2 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠
a = a =
𝑡
− 𝑏
2 𝑥 80 𝑐𝑚2 8 𝑐𝑚 160𝑐𝑚2 8 𝑐𝑚
1
− 12 𝑐𝑚
− 12 𝑐𝑚
1
a = 20 cm – 12cm
1
a = 8 cm
1
Jadi, panjang sisi atas trapesium adalah 8 cm 4.
1
1
Dik : a = 8 cm
1
t = 6 cm
1
L = 54 𝑐𝑚2
1
b = ....... cm?
1
Dit : Penye :
b = b =
2 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑡
− 𝑎
2 𝑥 54 𝑐𝑚2 6 𝑐𝑚 108 𝑐𝑚2
1
− 8 𝑐𝑚
1
− 8 𝑐𝑚
1
b = 18 𝑐𝑚 − 8 𝑐𝑚
1
b = 10 cm
1
b =
6 𝑐𝑚
Jadi, panjang sisi bawah trapesium adalah 10 cm
97
1
Lampiran 12
Tes Akhir Siklus II
1. Sebuah hiasan dinding berbentuk layang-layang dengan panjang diagonal pendek 24 cm, jika luas hiasan dinding tersebut adalah 240 cm2. Hitunglah diagonal panjangnya? 2. Sebuah layang-layang PQRS diagonal PR = 26 cm, luas = 754 cm2. Hitunglah diagonal QS? 3. Aris membuat layang-layang dengan kerangka sebagai diagonalnya 2 belah bambu yang panjangnya 36 cm dan 48 cm. Berapakah luas layang-layang tersebut? 4. Q Sebuah layang-layang diketahui PQ = 28 cm dan QS = 24 cm. Hitunglah luas layang-layang disamping?
24 cm P
28 cm
R
S
98
Lampiran 13
Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus II
No 1.
Langkah-langkah Penyelesaian Soal Dik : d1 = 24 cm L = 240 cm Dit : d2 = ... cm? 2 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠 Penye : d2 = 𝑑1 2 𝑥 240 𝑐𝑚2 d2 = 24 𝑐𝑚
d2=
2.
3.
4.
480 𝑐𝑚2
Skor 1 1 1 1 1 1
24 𝑐𝑚 d1 = 20 cm
1
Jadi, panjang d2 ( diagonal panjang) adalah 20 cm Dik : d2 = 26 cm L = 754 cm2 Dit : d1 = ... cm? 2 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠 Penye : d1 = 𝑑2 2 𝑥 754 𝑐𝑚2 d1 = 26 𝑐𝑚 1504 𝑐𝑚2 d1 = 26 𝑐𝑚 d1 = 58 cm. Dik : d1 = 36 cm d2 = 48 cm Dit : L = ... cm2? 1 Penye : L = (d1 x d2) 2 1 L = (36 cm x 48 cm) 2 1 L = x 1728 cm2 2 L = 864 cm2 Jadi, luas layang-layang adalah 864 cm2 Dik : PR = 28 cm QS = 24 cm
99
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Dit : L PQRS = ...cm2? 1 Penye : L = (d1 x d2) 2 1 L = (28 cm x 24 cm) 2 1 L = (672 cm2) 2 L = 336 cm2 Jadi, luas layang-layang adalah 336 cm2
100
1 1 1 1 1 1
Lampiran 14
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR GURU Siklus I Pertemuan 1
Nama Sekolah
: SD Negeri 13 Abeli
Kelas/Semester
: V/1
Materi Pokok
: Luas Bangun Datar
Keterlaksanaan No
Aspek Yang Diamati
Ket. Ya
1 2 3 4 5
6
7
8
9
Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan berdo`a sebelum memulai pelajaran Guru memeriksa kehadiran siswa dengan mengabsen siswa Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan tentang menemukan rumus trapesium Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai guru membagi siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan pemahaman awal siswa dengan memberikan media kertas berpetak Guru menjelaskan secara singkat tentang menentukan rumus Trapesium dengan menggunakan media kertas berpetak Guru bertanya kepada siswa mengenai hal-hal yang belum di mengerti Guru memberikan sebuah permasalahan dalam bentuk LKS kepada siswa beserta media kertas berpetak yang telah disediakan
Tidak
Terlaksanan
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana Guru Mengefisiensi waktu
Terlaksana
101
Masih banyak siswa yang tidak menjawab pertanyaan guru
Siswa hanya diam
Terlaksana
10
11
12
13
14 15 16 17
Guru menjelaskan cara kerja LKS dengan bantuan media kertas berpetak
Guru mengarahkan siswa untuk menggunakan media kertas berpetak yang dibagikan berdasarkan petunjuk LKS Guru memanggil setiap perwakilan kelompok untuk mempresentasekan hasil kerja kelompoknya di depan kelas Guru meluruskan persoalan yang ditemukan dalam pembelajaran Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil dari proses kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan Guru memberikan motivasi Guru memberikan tugas rumah Guru menutup pelajaran Jumlah Skor Skor Maksimal 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍
𝐊𝐀𝐌𝐆 =
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏 𝒈𝒖𝒓𝒖 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎
Masih banyak siswa yang bermain sehingga tidak mendengarkan penjelasan guru
Hanya sebagian siswa yang melaksanakan langkah kegiatan LKS
Terlaksana
Terlaksana
Hanya sebagian siswa yang dapat menyimpulkan
Terlaksana Terlaksana Terlaksana 11 17 64,70%
𝒙 𝟏𝟎𝟎%
Kendari, September 2015 Observer,
Rahmatia, S.Pd. NIP. 19860128 201101 2 012
102
Lampiran 15
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA Siklus I Pertemuan 1
Nama Sekolah
: SD Negeri 13 Abeli
Kelas/Semester
: V/1
Materi Pokok
: Luas Bangun Datar
Keterlaksanaan No
Aspek Yang Diamati
Ket. Ya
1 2
3
4
5
6 7
8
9
Siswa menjawab salam guru dan berdo`a. Siswa menyimak penyampaian materi yang diajarkan guru yaitu tentang menemukan rumus Siswa memahami tujuan pembelajaran yang disampaikan guru Siswa merespon apersepsi guru dengan menjawab pertanyaan guru dengan bantuan media kertas berpetak yang diperlihatkan guru Siswa menyimak dan mencatat penjelasan singkat tentang menentukan rumus trapesium dengan menggunakan media kertas berpetak Siswa menjawab pertanyaan guru Semua siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembagian kelompok yang heterogen Siswa terlihat antusias dalam menerima LKS dan media kertas berpetak Siswa menyimak penjelasan guru tentang cara mengerjakan LKS dengan bantuan media kertas
Tidak
Terlaksanan
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Siswa hanya diam saat guru bertanya siswa tidak menunjukan kerjasama yang baik dalam kelompok heterogen Terlaksana
103
Hanya sebagian siswa yang merespon apersepsi guru
Masih banyak siswa yang bercerita
10
11
12
13
berpetak Siswa melakukan penelitian pada media kertas berpetak yang dibagikan berdasarkan petunjuk LKS dibawah arahan guru Siswa terlihat antusias untuk terlibat sebagai perwakilan kelompok dalam melaksanakan kegiatan persentase Siswa menyimpulkan hasil dari proses kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dibawah bimbingan guru Siswa menyimak penjelasan guru tentang persoalan yang ditemukan pada pembelajaran Jumlah Skor Skor Maksimal 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍
𝐊𝐀𝐌𝐆 =
Tidak semua siswa terlibat aktiv dalam mengerjakan LKS
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana 8 13 61,53%
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎
Kendari, September 2015 Observer,
Rahmatia, S.Pd. NIP. 19860128 201101 2 012
104
Lampiran 16
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR GURU Siklus I Pertemuan 2
Nama Sekolah
: SD Negeri 13 Abeli
Kelas/Semester
: V/1
Materi Pokok
: Luas Bangun Datar
Keterlaksanaan No
Aspek Yang Diamati
Ket. Ya
1 2 3 4 5
6
7
8
9
Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan berdo`a sebelum memulai pelajaran Guru memeriksa kehadiran siswa dengan mengabsen siswa Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan tentang menghitung luas trapesium Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai guru membagi siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan pemahaman awal siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan Guru menjelaskan materi secara singkat tentang menghitung luas Trapesium dengan menggunakan media kertas berpetak Guru bertanya kepada siswa mengenai hal-hal yang belum di mengerti Guru memberikan sebuah permasalahan dalam bentuk LKS kepada siswa beserta media kertas berpetak yang telah disediakan
Tidak
Terlaksanan
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
105
Siswa hanya diam dan tidak merespon pertanyaan guru
Terlaksana
10
11
12
13
14 15 16 17
Guru menjelaskan cara kerja LKS dengan bantuan media kertas berpetak Guru mengarahkan siswa untuk menggunakan media kertas berpetak yang dibagikan berdasarkan petunjuk LKS Guru memanggil setiap perwakilan kelompok untuk mempresentasekan hasil kerja kelompoknya di depan kelas Guru meluruskan persoalan yang ditemukan dalam pembelajaran Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil dari proses kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan Guru memberikan motivasi Guru memberikan tugas rumah Guru menutup pelajaran Jumlah Skor Skor Maksimal 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍
𝐊𝐀𝐌𝐆 =
Terlaksana
Masih ada beberapa siswa yang tidak melaksanakan penelitian
Terlaksana
Terlaksana
Masih ada beberapa siswa yang belum bisa menyimpulkan Terlaksana Terlaksana Terlaksana 14 17 82,35%
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏 𝒈𝒖𝒓𝒖 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎
Kendari, September 2015 Observer,
Rahmatia, S.Pd. NIP. 19860128 201101 2 012
106
Lampiran 17
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA Siklus I Pertemuan 2
Nama Sekolah
: SD Negeri 13 Abeli
Kelas/Semester
: V/1
Materi Pokok
: Luas Bangun Datar
Keterlaksanaan No
Aspek Yang Diamati
Ket. Ya
1 2
3
4
5
6 7
8
9
Siswa menjawab salam guru dan berdo`a. Siswa menyimak penyampaian materi yang diajarkan guru yaitu tentang menemukan rumus Siswa memahami tujuan pembelajaran yang disampaikan guru Siswa merespon apersepsi guru dengan menjawab beberapa pertanyaan dari guru Siswa menyimak dan mencatat penjelasan singkat tentang menghitung luas trapesium dengan menggunakan media kertas berpetak Siswa menjawab pertanyaan guru Semua siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembagian kelompok yang heterogen Siswa terlihat antusias dalam menerima LKS dan media kertas berpetak Siswa menyimak penjelasan guru tentang cara mengerjakan LKS dengan bantuan media kertas berpetak
Tidak
Terlaksanan
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Siswa hanya diam saat guru bertanya
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
107
10
11
12
13
Siswa melakukan penelitian pada media kertas berpetak yang dibagikan berdasarkan petunjuk LKS dibawah arahan guru Siswa terlihat antusias untuk terlibat sebagai perwakilan kelompok dalam melaksanakan kegiatan persentase Siswa menyimpulkan hasil dari proses kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dibawah bimbingan guru Siswa menyimak penjelasan guru tentang persoalan yang ditemukan pada pembelajaran Jumlah Skor Skor Maksimal 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍
𝐊𝐀𝐌𝐆 =
Beberapa siswa melibatkan diri terlibat aktiv mengerjakan LKS
belum untuk dalam
Terlaksana
Beberapa siswa tidak terlibat dalam menyimpulkan materi Terlaksana 10 13 76,92%
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎
Kendari, September 2015 Observer,
Rahmatia, S.Pd. NIP. 19860128 201101 2 012
108
Lampiran 18
REKAPAN HASIL OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR GURU SIKLUS I
Nama Sekolah
: SD Negeri 13 Abeli
Kelas/Semester
: V/1
Materi Pokok
: Luas Bangun Datar
Skor No
Aspek Yang Diamati Pert 1
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11
12
Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan berdo`a sebelum memulai pelajaran Guru memeriksa kehadiran siswa dengan mengabsen siswa Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan tentang menemukan rumus trapesium Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai guru membagi siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan pemahaman awal siswa dengan memberikan media kertas berpetak Guru menjelaskan secara singkat tentang menentukan rumus Trapesium dengan menggunakan media kertas berpetak Guru bertanya kepada siswa mengenai hal-hal yang belum di mengerti Guru memberikan sebuah permasalahan dalam bentuk LKS kepada siswa beserta media kertas berpetak yang telah disediakan Guru menjelaskan cara kerja LKS dengan bantuan media kertas berpetak Guru mengarahkan siswa untuk menggunakan media kertas berpetak yang dibagikan berdasarkan petunjuk LKS Guru memanggil setiap perwakilan kelompok untuk mempresentasekan hasil kerja kelompoknya di depan kelas
109
Pert 2
-
-
-
-
-
-
-
Guru meluruskan persoalan yang ditemukan dalam pembelajaran Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil 14 dari proses kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan 15 Guru memberikan motivasi 16 Guru memberikan tugas rumah 17 Guru menutup pelajaran Jumlah Skor Skor Maksimal 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 13
𝐊𝐀𝐌𝐆 =
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏 𝒈𝒖𝒓𝒖 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎
110
-
-
11 17
14 17
64,70 %
82,35 %
Lampiran 19
REKAPAN HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SIKLUS I
Nama Sekolah
: SD Negeri 13 Abeli
Kelas/Semester
: V/1
Materi Pokok
: Luas Bangun Datar
No 1 2
3
Skor
Aspek Yang Diamati
Pert 1
Siswa menjawab salam guru dan berdo`a. Siswa menyimak penyampaian materi yang diajarkan guru yaitu tentang menemukan rumus Siswa
memahami
tujuan
pembelajaran
yang
disampaikan guru
Pert 2
Siswa merespon apersepsi guru dengan menjawab 4
pertanyaan guru dengan bantuan media kertas berpetak yang diperlihatkan guru Siswa menyimak dan mencatat penjelasan singkat
5
tentang
menentukan
rumus
trapesium
dengan
menggunakan media kertas berpetak 6 7
8
Siswa menjawab pertanyaan guru Semua
terlihat
antusias
dalam
mengikuti
pembagian kelompok yang heterogen Siswa terlihat antusias dalam menerima LKS dan media kertas berpetak Siswa
9
siswa
menyimak
penjelasan
guru
tentang
111
cara
mengerjakan LKS dengan bantuan media kertas berpetak
Siswa melakukan penelitian pada media kertas berpetak 10
yang dibagikan berdasarkan petunjuk LKS dibawah arahan guru
11
Siswa terlihat antusias untuk terlibat sebagai perwakilan kelompok dalam melaksanakan kegiatan persentase
Siswa menyimpulkan hasil dari proses kegiatan 12
pembelajaran yang telah dilakukan dibawah bimbingan guru
13
Siswa menyimak penjelasan guru tentang persoalan yang ditemukan pada pembelajaran
Jumlah Skor
8
10
Skor Maksimal
13
13
61,53%
76,92%
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 =
𝐊𝐀𝐌𝐆 =
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎
112
Lampiran 20
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR GURU Siklus II Pertemuan 1
Nama Sekolah
: SD Negeri 13 Abeli
Kelas/Semester
: V/1
Materi Pokok
: Luas Bangun Datar
Keterlaksanaan No
Aspek Yang Diamati
Ket. Ya
1 2 3 4
5
6
7
8
9
Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan berdo`a sebelum memulai pelajaran Guru memeriksa kehadiran siswa dengan mengabsen siswa Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan tentang menemukan rumus layang-layang guru membagi siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan pemahaman awal siswa dengan memperlihatkan sebuah layanglayang Guru menjelaskan secara singkat tentang menentukan rumus layang-layang dengan menggunakan media kertas berpetak Guru bertanya kepada siswa mengenai hal-hal yang belum di mengerti Guru memberikan sebuah permasalahan dalam bentuk LKS kepada siswa beserta media kertas berpetak yang telah
Tidak
Terlaksanan
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
113
10
11
12
13
14 15 16 17
disediakan Guru menjelaskan cara kerja LKS dengan bantuan media kertas berpetak Guru mengarahkan siswa untuk memanfaatkan media kertas berpetak yang dibagikan berdasarkan petunjuk LKS Guru memanggil setiap perwakilan kelompok untuk mempresentasekan hasil kerja kelompoknya di depan kelas Guru meluruskan persoalan yang ditemukan dalam pembelajaran Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil dari proses kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan Guru memberikan motivasi Guru memberikan tugas rumah Guru menutup pelajaran Jumlah Skor Skor Maksimal 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍
𝐊𝐀𝐌𝐆 =
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏 𝒈𝒖𝒓𝒖 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎
Terlaksana
Masih ada beberapa siswa yang tidak melaksanakan penelitian
Terlaksana
Terlaksana
Masih ada beberapa siswa yang belum bisa menyimpulkan Terlaksana Terlaksana Terlaksana 15 17 88,23%
𝒙 𝟏𝟎𝟎%
Kendari, September 2015 Observer,
Rahmatia, S.Pd. NIP. 19860128 201101 2 012
114
Lampiran 21
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA Siklus II Pertemuan 1
Nama Sekolah
: SD Negeri 13 Abeli
Kelas/Semester
: V/1
Materi Pokok
: Luas Bangun Datar
Keterlaksanaan No
Aspek Yang Diamati
Ket. Ya
1 2
3
4
5
6 7
8
9
Siswa menjawab salam guru dan berdo`a. Siswa menyimak penyampaian materi yang diajarkan guru yaitu tentang menemukan rumus Siswa memahami tujuan pembelajaran yang disampaikan guru Siswa merespon apersepsi guru dengan menjawab pertanyaan guru dengan bantuan layanglayang yang diperlihatkan guru Siswa menyimak dan mencatat penjelasan singkat tentang menentukan rumus layang-layang dengan menggunakan media kertas berpetak Siswa menjawab pertanyaan guru Semua siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembagian kelompok yang heterogen Siswa terlihat antusias dalam menerima LKS dan media kertas berpetak Siswa menyimak penjelasan guru tentang cara mengerjakan LKS dengan bantuan media kertas berpetak
Tidak
Terlaksanan
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
115
10
11
12
13
Siswa melakukan penelitian pada media kertas berpetak yang dibagikan berdasarkan petunjuk LKS dibawah arahan guru Siswa terlihat antusias untuk terlibat sebagai perwakilan kelompok dalam melaksanakan kegiatan persentase Siswa menyimpulkan hasil dari proses kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dibawah bimbingan guru Siswa menyimak penjelasan guru tentang persoalan yang ditemukan pada pembelajaran Jumlah Skor Skor Maksimal 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍
𝐊𝐀𝐌𝐆 =
Beberapa siswa melibatkan diri terlibat aktiv mengerjakan LKS
belum untuk dalam
Terlaksana
Beberapa siswa tidak terlibat dalam menyimpulkan materi Terlaksana 11 13 84,62%
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎
Kendari, September 2015 Observer,
Rahmatia, S.Pd. NIP. 19860128 201101 2 012
116
Lampiran 22
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR GURU Siklus II Pertemuan 2
Nama Sekolah
: SD Negeri 13 Abeli
Kelas/Semester
: V/1
Materi Pokok
: Luas Bangun Datar
Keterlaksanaan No
Aspek Yang Diamati
Ket. Ya
1 2 3 4 5
6
7
8
9
Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan berdo`a sebelum memulai pelajaran Guru memeriksa kehadiran siswa dengan mengabsen siswa Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan tentang menghitung luas layang-layang Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai guru membagi siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan pemahaman awal siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan Guru menjelaskan secara singkat tentang menghitung luas layanglayang dengan menggunakan media kertas berpetak Guru bertanya kepada siswa mengenai hal-hal yang belum di mengerti Guru memberikan sebuah permasalahan dalam bentuk LKS kepada siswa beserta media kertas berpetak yang telah disediakan
Tidak
Terlaksanan
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
117
10
11
12
13
14 15 16 17
Guru menjelaskan cara kerja LKS dengan bantuan media kertas berpetak Guru mengarahkan siswa untuk mengotak –atik alat media kertas berpetak yang dibagikan berdasarkan petunjuk LKS Guru memanggil setiap perwakilan kelompok untuk mempresentasekan hasil kerja kelompoknya di depan kelas Guru meluruskan persoalan yang ditemukan dalam pembelajaran Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil dari proses kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan Guru memberikan motivasi Guru memberikan tugas rumah Guru menutup pelajaran Jumlah Skor Skor Maksimal 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍
𝐊𝐀𝐌𝐆 =
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Masih ada beberapa siswa yang belum bisa menyimpulkan Terlaksana Terlaksana Terlaksana 16 17 94,12%
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏 𝒈𝒖𝒓𝒖 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎
Kendari, September 2015 Observer,
Rahmatia, S.Pd. NIP. 19860128 201101 2 012
118
Lampiran 23
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA Siklus II Pertemuan 2
Nama Sekolah
: SD Negeri 13 Abeli
Kelas/Semester
: V/1
Materi Pokok
: Luas Bangun Datar
Keterlaksanaan No
Aspek Yang Diamati
Ket. Ya
1
2
3
4
5
6 7
8
9
Siswa menjawab salam guru dan berdo`a. Siswa menyimak penyampaian materi yang diajarkan guru yaitu tentang menghitung luas layanglayang Siswa memahami tujuan pembelajaran yang disampaikan guru Siswa merespon apersepsi guru dengan menjawab pertanyaan guru Siswa menyimak dan mencatat penjelasan singkat tentang menghitung luas layang-layang dengan menggunakan media kertas berpetak Siswa menjawab pertanyaan guru Semua siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembagian kelompok yang heterogen Siswa terlihat antusias dalam menerima LKS dan media kertas berpetak Siswa menyimak penjelasan guru tentang cara mengerjakan LKS dengan bantuan media kertas berpetak
Tidak
Terlaksanan
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
119
10
11
12
13
Siswa melakukan penelitian pada media kertas berpetak yang dibagikan berdasarkan petunjuk LKS dibawah arahan guru Siswa terlihat antusias untuk terlibat sebagai perwakilan kelompok dalam melaksanakan kegiatan persentase Siswa menyimpulkan hasil dari proses kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dibawah bimbingan guru Siswa menyimak penjelasan guru tentang persoalan yang ditemukan pada pembelajaran Jumlah Skor Skor Maksimal 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍
𝐊𝐀𝐌𝐆 =
Terlaksana
Terlaksana
Beberapa siswa tidak terlibat dalam menyimpulkan materi Terlaksana 12 13 92,31%
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎
Kendari, September 2015 Observer,
Rahmatia, S.Pd. NIP. 19860128 201101 2 012
120
Lampiran 24
REKAPAN HASIL OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR GURU Siklus II
Nama Sekolah
: SD Negeri 13 Abeli
Kelas/Semester
: V/1
Materi Pokok
: Luas Bangun Datar
Skor No
Aspek Yang Diamati Pert 1
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11
12
Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan berdo`a sebelum memulai pelajaran Guru memeriksa kehadiran siswa dengan mengabsen siswa Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan tentang menemukan rumus layang-layang guru membagi siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan pemahaman awal siswa dengan memperlihatkan sebuah layang-layang Guru menjelaskan secara singkat tentang menentukan rumus layang-layang dengan menggunakan media kertas berpetak Guru bertanya kepada siswa mengenai hal-hal yang belum di mengerti Guru memberikan sebuah permasalahan dalam bentuk LKS kepada siswa beserta media kertas berpetak yang telah disediakan Guru menjelaskan cara kerja LKS dengan bantuan media kertas berpetak Guru mengarahkan siswa untuk memanfaatkan media kertas berpetak yang dibagikan berdasarkan petunjuk LKS Guru memanggil setiap perwakilan kelompok untuk mempresentasekan hasil kerja kelompoknya di depan kelas
121
Pert 2
-
13 14 15 16 17
Guru meluruskan persoalan yang ditemukan dalam pembelajaran Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil dari proses kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan Guru memberikan motivasi Guru memberikan tugas rumah Guru menutup pelajaran Jumlah Skor Skor Maksimal 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 =
𝐊𝐀𝐌𝐆 =
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏 𝒈𝒖𝒓𝒖 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎
122
-
15 17
16 17
88,23%
94,12%
Lampiran 25
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA Siklus II
Nama Sekolah
: SD Negeri 13 Abeli
Kelas/Semester
: V/1
Materi Pokok
: Luas Bangun Datar
Skor No
Aspek Yang Diamati Pert 1
Pert 2
Siswa menjawab salam guru dan berdo`a.
2
Siswa menyimak penyampaian materi yang diajarkan guru yaitu tentang menemukan rumus
3
Siswa memahami tujuan pembelajaran yang disampaikan guru
Siswa merespon apersepsi guru dengan menjawab pertanyaan guru dengan bantuan layang-layang yang diperlihatkan guru
1
4
5
6
Siswa menyimak dan mencatat penjelasan singkat tentang menentukan rumus layang-layang dengan menggunakan media (Kertas Strimin)
7
Siswa menjawab pertanyaan guru Semua siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembagian kelompok yang heterogen
8
Siswa terlihat antusias dalam menerima LKS dan media (Kertas Strimin)
Siswa menyimak penjelasan guru tentang cara mengerjakan LKS dengan bantuan media (Kertas Strimin)
9
123
10
11
12
13
Siswa melakukan penelitian pada media (Kertas Strimin) yang dibagikan berdasarkan petunjuk LKS dibawah arahan guru Siswa terlihat antusias untuk terlibat sebagai perwakilan kelompok dalam melaksanakan kegiatan persentase Siswa menyimpulkan hasil dari proses kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dibawah bimbingan guru Siswa menyimak penjelasan guru tentang persoalan yang ditemukan pada pembelajaran Jumlah Skor Skor Maksimal 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍
𝐊𝐀𝐌𝐆 =
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎
124
-
-
-
11 13
12 13
84,62%
92,31%
Lampiran 26 Analisis Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I Butir Soal No.
Nama Siswa
L/P
1
2
3
4
10
10
10
10
Jml
Nilai
Ket
1
MUH. SAD
L
9
8
9
9
35
87
T
2
ND H
P
10
5
6
9
30
75
T
3
DVA
P
9
8
9
5
31
77
T
4
RDY SPT
L
10
9
7
6
32
80
T
5
MRY F
L
10
5
6
6
27
67
BT
6
FAN
P
9
9
6
5
30
75
T
7
NBA P
P
9
8
7
6
30
75
T
8
MUH. FTR
L
6
8
6
6
26
64
BT
9
AHR A
P
9
5
7
9
30
75
T
10
ALN R
P
10
5
6
6
27
67
BT
11
NUR HKM B
P
8
9
9
5
31
77
T
12
SFT R
P
10
8
9
8
35
88
T
13
PTA P
L
10
6
8
10
35
88
T
14
MUH. HKM
L
9
7
9
8
33
85
T
15
IDR M
L
8
7
8
9
32
82
T
16
JLH
P
8
6
5
7
26
66
BT
17
SNH
P
10
4
9
8
31
79
T
18
ALD P
L
9
9
7
6
31
79
T
19
D HRT
P
7
9
6
8
30
77
T
20
AST R
L
8
5
6
6
25
64
BT
21
ADT SS
P
10
9
5
5
29
74
T
22
RA
P
9
8
7
7
31
79
T
23
SRI
P
8
6
7
6
27
69
BT
Jumlah
1749
Rata – rata
76,04
Persentase Ketuntasan
125
73,91%
Lampiran 27 Analisis Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II Butir Soal No.
Nama Siswa
L/P 1
2
3
4
8
8
8
8
Jml Nilai Ket
1
MUH. SAD
L
8
8
7
6
29
91
T
2
ND H
P
8
7
7
7
29
91
T
3
DVA
P
6
8
5
6
25
72
T
4
RDY SPT
L
6
7
8
7
28
87
T
5
MRY F
L
8
7
8
8
31
97
T
6
FAN
P
7
8
6
2
23
72
T
7
NBA P
P
8
8
7
0
24
75
T
8
MUH. FTR
L
8
8
7
6
29
91
T
9
AHR A
P
8
8
8
8
32
100
T
10
ALN R
P
3
8
8
7
26
81
T
11
NUR HKM B
P
8
7
5
7
27
84
T
12
SFT R
P
8
8
7
6
29
91
T
13
PTA P
L
0
8
7
8
24
75
T
14
MUH. HKM
L
8
7
6
1
22
69
BT
15
IDR M
L
8
8
6
1
23
72
T
16
JLH
P
8
7
7
8
30
94
T
17
SNH
P
7
4
7
8
24
75
T
18
ALD P
L
8
6
7
6
27
84
T
19
D HRT
P
8
7
8
8
31
97
T
20
AST R
L
4
6
5
6
21
66
BT
21
ADT SS
P
6
6
8
8
28
87
T
22
RA
P
5
7
8
6
26
81
T
23
SRI
P
8
7
7
5
27
84
T
Jumlah
1916
Rata – rata
83,30
Persentase Ketuntasan
126
91,30%
Lampiran28 Dokumentasi Penelitian
Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan berdoa
Guru mengisi daftar hadir siswa
127
Guru memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran
Guru mengecek pengetahuan awal siswa
128
Guru memperkenalkan media kertas berpetakdan secara singkat menjelaskan materi dengan menggunakan media kertas berpetak
Guru memberikan arahan pada siswa untuk membentuk kelompok belajar
129
Guru membagikan media kertas berpetak serta bahan lainya dalam menyelesaikan LKS dengan topik menemukan rumus dan menghitung luas
Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS
130
siswa antusias Menggunakan media kertas berpetakdalam menyelesaikan tahap demi tahap kegiatan yang ada dalam LKS
Mempresentasekan hasil kerja kelompoknya secara bergantian
131
Guru memberikan contoh soal menghitung luas
Siswa bertanya tentang materi yang belum di pahami
132
Guru membantu siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran
Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam
133
134
135
RIWAYAT HIDUP
Agustinus Asis Paulus lahir di Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara pada tanggal 31 Agustus 1993 anak ke-4 dari 5 bersaudara dari pasangan bapak Asisi Paulus dan Ibu Moini. Penulis memulai studi tahun 2000 di SD Negeri 2 Ambalodangge, Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara, tamat pada tahun 2006. penulis melanjutkan studi di SMP Negeri 2 Konda Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2006 dan tamat pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan studi di SMA Negeri 1 Wolasi Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara dan tamat tahun 2011. Setelah itu pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan dan menjadi mahasiswa Universitas Halu Oleo, Jurusan /program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
136