Penggunaan Fluent untuk Simulasi Distribusi Suhu dan Kecepatan pada Alat Penukar Kalor (Suroso, et al)
PENGGUNAAN FLUENT UNTUK SIMULASI DISTRIBUSI SUHU DAN KECEPATAN PADA ALAT PENUKAR KALOR Suroso*, M. Darwis Isnaeni**
ABSTRAK PENGGUNAAN FLUENT UNTUK SIMULASI DISTRIBUSI SUHU DAN KECEPATAN PADA ALAT PENUKAR KALOR. Alat penukar kalor pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir digunakan terutama untuk pembangkit uap, kondensor dan menara pendingin. Computational fluid dynamics (CFD) adalah program komputer yang dapat digunakan untuk mengetahui distribusi suhu dan aliran pada alat penukar kalor. Salah satu program CFD adalah Fluent. Fluent menyediakan fleksibilitas mesh yang lengkap dan dapat menyelesaikan kasus aliran fluida. Pada makalah ini dibahas penggunaan Fluent untuk mengetahui kinerja dan efektivitas perpindahan panas pada alat penukar kalor tipe pipa dan kelongsong (shell and tube). Perhitungan dilakukan untuk aliran berlawanan dan sejajar. Hasil perhitungan adalah diperolehnya selisih suhu untuk aliran berlawanan sisi pipa 20 oC dan sisi kelongsong 22 oC, sedangkan untuk aliran sejajar sisi pipa 16 oC dan sisi kelongsong 18 oC. Hal ini menunjukkan perpindahan panas lebih efektif untuk aliran berlawanan dari pada sejajar. Kata-kata kunci: Fluent, distribusi kecepatan, distribusi suhu, alat penukar kalor, aliran berlawanan, aliran sejajar
ABSTRACT FLUENT IS USING FOR SIMULATION OF SUHUE AND VELOCITY DISTRIBUTION IN HEAT EXCHANGER. Heat exchanger on Nuclear Power Plant especially is using for steam generators, and condensers cooling tower. Computational fluid dynamics (CFD) is a computer program that can be used to determine the distribution of the temperature and the flow in the heat exchanger. One of the Fluent CFD program. Provides complete mesh flexibility and can resolve the case of fluid flow. In this paper, we present the use of Fluent to determine heat transfer performance and effectiveness of the heat exchanger shell and tube type. The computation is done for parallel and counter flow distribution. Results obtained by calculating the temperature difference to the counter flow side of the pipe 20 oC and 22 oC side shell, while for the flow parallel to the pipe 16 oC and 18 oC side shell. This indicates a more effective heat transfer for flow in the counter than from parallel. Keywords: Fluent, temperature, distribution, velocity distribution heat exchanger, counter flow, parallel flow.
* **
Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir (PTRKN) – BATAN, e-mail:
[email protected] Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir (PTRKN) – BATAN, e-mail ;
[email protected]
185
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir 2010, Oktober 2010 (185-197)
PENDAHULUAN Alat penukar kalor merupakan suatu peralatan dimana terjadi perpindahan panas dari suatu fluida yang suhunya lebih tinggi ke fluida lain yang suhunya lebih rendah. Alat ini biasa digunakan pada berbagai bidang industri proses sebagai pendingin atau merubah fasa suatu fluida. Pada pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) aplikasi alat penukar kalor terutama digunakan untuk pembangkit uap, kondensor dan menara pendingin. Alat penukar kalor yang umum digunakan adalah tipe pipa dan kelongsong (shell and tube). Tipe pipa dan kelongsong juga memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya, yaitu jumlah pipa, bentuk susunan pipa, panjang pipa, dan sebagainnya. Hal ini berhubungan dengan luas penampang atau permukaan untuk terjadinya perpindahan panas yang pada akhirnya akan menentukan besarnya nilai koefisien perpindahan panas dari alat penukar kalor tersebut. Efektivitas perpindahan panas dari suatu alat penukar kalor ditentukan nilai koefisien perpindahan panas menyeluruh, luas permukaan perpindahan panas, dan juga dari beda suhu fluida masuk dan ke luar dari alat penukar kalor. Sedangkan koefisien perpindahan panas dari alat ini juga ditentukan dari profil aliran dan kecepatan serta distribusi suhu yang terjadi. Jenis-jenis aliran fluida dalam alat penukar kalor diantaranya aliran berlawanan (counter flow), aliran sejajar (parallel flow) dan aliran melintang (cross flow). Disamping tergantung pada jenis material konstruksi yang digunakan, kemampuan memindahkan panas alat penukar kalor juga tergantung kepada konstruksi pipa. Pada makalah ini dipilih konstruksi pipa segitiga, pemilihan ini didasarkan pada pertimbangan untuk mendapatkan nilai koefisien perpindahan panas yang tinggi, namun susunan pipa segitiga tersebut juga memiliki pola turbulensi aliran yang tinggi sehingga mengakibatkan nilai turun tekanan (pressure drop) yang tinggi pula. Persoalannya adalah bagaimana mengamati distribusi suhu dan aliran tersebut, maka pada penelitian ini akan digunakan program komputer untuk megetahui dan menganalisis aliran dan suhu pada penukar kalor. Penelitian dilakukan untuk mendapatkan model alat penukar kalor yang dapat di eksekusi program komputer dan dapat disimulasikan kinerjanya. Jenis aliran dipilih berlawanan dan sejajar untuk mengetahui efektivitas kemampuan memindahkan panas dari kedua jenis aliran tersebut. Perhitungan akan dilakukan dengan menggunakan program CFD yaitu Fluent. Fluent adalah jenis program CFD yang menggunakan volume hingga. [1,2] Fluent menyediakan fleksibilitas mesh yang lengkap dan dapat menyelesaikan kasus aliran fluida dengan mesh (grid) yang tidak terukur sekalipun dengan cara yang realtif mudah. Paket program ditulis dengan bahasa C, sehingga memiliki struktur data yang lebih efisien dan lebih fleksibel. [3] Diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk memahami kinerja alat penukar kalor yang banyak kegunaannya di PLTN, terutama pembangkit uap. Penelitian ini merupakan penelitian awal yang akan dilanjutkan untuk tahap
186
Penggunaan Fluent untuk Simulasi Distribusi Suhu dan Kecepatan pada Alat Penukar Kalor (Suroso, et al)
berikutnya terutama untuk menganalisis kinerja pembangkit uap pada PLTN yang muaranya dapat digunakan untuk memperbaiki desain dan kinerjanya.
TEORI
Aliran sejajar dan berlawanan Aliran fluida pada alat penukar kalor tipe pipa dan kelongsong dapat berlangsung secara sejajar (parallel flow) seperti diberikan pada Gambar 1a dan aliran berlawanan (counter flow) seperti diberikan pada Gambar 1b. Aliran sejajar adalah aliran di mana fluida panas dan fluida dingin memasuki pipa dari arah yang sama, sedangkan aliran berlawanan adalah aliran fluida panas dan fluida dingin mempunyai arah yang berlawanan. Kelebihan aliran berlawanan dibandingkan dengan aliran sejajar adalah dimungkinkannya suhu ke luar sisi panas lebih rendah dari pada suhu ke luar sisi dingin. Nilai selisih suhu rata-rata logaritmik (LMTD) pada alat penukar kalor tipe pipa dan kelongsong dengan aliran fluida sejajar dapat dirumuskan sebagai berikut:[4]
LMTD= ∆Tlm =
T1
T2 t2
(T1 − t1) − (T2 − t2 ) (T − t ) ln 1 1 (T2 − t2 )
(1)
T1
T2
t2
t1
t1 (a)
(b)
Gambar 1. Aliran sejajar (a) dan aliran berlawanan (b) Sedangkan harga selisih suhu rata-rata logaritmik pada aliran berlawanan dirumuskan sebagai berikut:
LMTD = ∆Tlm =
(T1 − t 2 ) − (T2 − t1 ) (T − t ) ln 1 2 (T2 − t1 )
(2)
187
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir 2010, Oktober 2010 (185-197)
dengan, ∆Tlm adalah selisih suhu rata-rata logaritmik (0C), T1 adalah suhu fluida masuk pipa (0C), T2 adalah suhu fluida ke luar pipa (0C), t1 adalah suhu fluida masuk kelongsong (0C) dan t2 adalah suhu fluida ke luar kelongsong (0C) Selisih suhu rata-rata atau dipengaruhi oleh sifat aliran dan sifat medium. Didalam perencanaan alat penukar kalor harus dicari selisih suhu rata-rata sebenarnya dengan menggunakan faktor koreksi F, sehingga besarnya selisih suhu rata-rata sebenarnya adalah:[4] ∆ Tm = F ∆ Tlm (3) dengan, ∆Tm adalah selisih suhu rata-rata yang sebenarnya (0C). Kemampuan alat penukar kalor memindahkan panas (Q) dari fluida panas ke fluida dingin dapat dihitung dengan persamaan : Q = UA∆Tm (4) 2 Dimana A adalah luas permukaan perpindahan panas (m ) dan U adalah nilai koefisien perpindahan panas (w/m2 K).
Model Matematis Aliran dan Suhu dalam APK Persamaan fundamental untuk aliran fluida secara umum diatur oleh tiga hukum kekekalan, yaitu persamaan kekekalan masa, kekekalan momentum dan kekekalan energi yaitu :[5] persamaan kekekalan masa: (5) persamaan kekekalan momentum (6) persamaan kekekalan energi (7) Tiga persamaan ini mengatur tiga variabel dasar: kecepatan V, tekanan p, dan suhu T. Variabel sekunder yang diikut sertakan adalah entalpi h dan, densitas fluida ρ.
188
Penggunaan Fluent untuk Simulasi Distribusi Suhu dan Kecepatan pada Alat Penukar Kalor (Suroso, et al)
METODOLOGI
Konstruksi Alat Penukar Kalor Konstruksi alat penukar kalor yang disimulasikan berbentuk pipa dan kelongsong (shell and tube) seperti diberikan pada Gambar 2 dengan spesifikasi seperti diberikan pada Tabel 1.
(a)
(b)
Gambar 2. Tampak samping alat penukar kalor tipe pipa dan selongsong (a) dan penampang (b) Tabel. 1. Spesifikasi alat penukar kalor dan kondisi operasi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Parameter Tipe alat penukar kalor Jumlah pipa Jumlah baffle Panjang kelongsong Panjang pipa Diameter dalam pipa Diameter dalam kelongsong Material pipa Material kelongsong Susunan pipa
Keterangan Pipa dan kelongsong 24 4 410 mm 410 mm 6 mm 116 mm Aluminium Akrilik 2 mm Segitiga
Data masukan (input) • •
Jenis fluida yang digunakan Daya
: Air (H2O) : 1000 Watt 189
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir 2010, Oktober 2010 (185-197)
• • • • • • • •
Arah aliran Suhu fluida masuk sisi kelongsong Kecepatan alir fluida di kelongsong Suhu fluida masuk sisi pipa Kecepatan alir fluida di pipa Material pipa Tebal pipa Heat flux
: Sejajar dan berlawanan. : 30°C : 0,125 m/s : 80°C : 0,25 m/s : Aluminium : 1 mm : 129459,89 W/m2
Proses Pemodelan CFD Langkah pertama yang harus dilakukan dalam simulasi ini adalah pemodelan dengan menggunaan CAD (Computer Aided Design). Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam pemodelan alat penukar kalor dengan susunan pipa segitiga untuk mendapatkan distribusi suhu dan kecepatan yang meliputi :[6] •
Preprocessing: Merupakan langkah pertama dalam membangun dan menganalisa sebuah model CFD. Teknisnya adalah membuat model dalam paket CAD (Computer Aided Design), membuat mesh yang sesuai, kemudian menerapkan kondisi batas dan sifat-sifat fluidanya, Pembuatan mesh dan penentuan kondisi batas diberikan pada Gambar 3 a dan 3b.
(a)
(b)
Gambar 3. Hasil pembuatan mesh (a )dan penentuan kondisi batas (b) •
Solving: Solvers (program inti pencari solusi) CFD menghitung kondisi-kondisi yang diterapkan pada saat preprocessing.
190
Penggunaan Fluent untuk Simulasi Distribusi Suhu dan Kecepatan pada Alat Penukar Kalor (Suroso, et al)
•
Postprocessing: Postprocessing adalah langkah terakhir dalam analisis CFD. Hal yang dilakukan pada langkah ini adalah mengorganisasi dan mengintepretasikan data hasil simulasi CFD yang bisa berupa gambar, kurva, dan animasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil simulasi penggunaan Fluent untuk mendapatkan distribusi suhu dan kecepatan pada alat penukar kalor tipe pipa dan kelongsong 1-1 pass. Susunan pipa segi tiga terbuat dari bahan aluminium jumlah pipa 24 untuk aliran berlawanan dan sejajar. Fluida panas masuk pipa pada suhu 80 oC dan suhu masuk fluida dingin 30 oC. Kecepatan fluida sisi pipa ditentukan sebesar 0,25 m/s dan sisi kelongsong ditentukan sebesar 0,125 m/s. Dan heat flux sebesar 129459,89 W/m2 dengan asumsi daya yang dibangkitkan 1000 W. Hasil perhitungan distribusi suhu tampak depan sisi kelongsong dan pipa diberikan pada Gambar 4, masing-masing Gambar 4a untuk aliran berlawanan dan Gambar 4b untuk aliran sejajar. Besarnya suhu pada gambar dilukiskan dari harga yang paling rendah berwarna biru, kemudian hijau, kuning dan yang tertinggi merah. Pada sisi ini fluida panas masuk pipa ditentukan yaitu 80 oC dan fluida dingin keluar kelongsong diberikan oleh perhitungan untuk aliran berlawanan, sedangkan untuk aliran sejajar fluida masuk kelongsong ditentukan 30 oC dan keluar kelongsong diberikan oleh perhitungan.Terlihat pada Gambar 4a (aliran berlawanan) suhu fluida sisi dingin yang keluar kelongsong tampak lebih tinggi (warna hijau) dibandingkan aliran sejajar (warana biru), sedangkan suhu fluida di pipa lebih tinggi untuk aliran sejajar dibandingkan aliran berlawanan.
(a) (b) Gambar 4. Tampak depan sisi kelongsong dan pipa aliran berlawanan (a) dan sejajar (b)
191
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir 2010, Oktober 2010 (185-197)
Hasil perhitungan distribusi suhu tampak belakang untuk sisi kelongsong dan pipa diberikan pada Gambar 5, masing-masing Gambar 5a untuk aliran berlawanan dan Gambar 5b untuk aliran sejajar. Pada sisi ini fluida dingin masuk kelongsong ditentukan yaitu 30 oC, sedangkan fluida keluar kelongsong diberikan oleh perhitungan. Terlihat pada Gambar 5a (aliran berlawanan) fluida panas keluar kelongsong tampak lebih tinggi (warna hijau) dibandingkan aliran sejajar (warana biru), demikian pula yang terjadi pada sisi pipa, suhu keluar sisi pipa (fluida panas) juga lebih tinggi untuk aliran berlawanan dibandingkan aliran sejajar.
(a) (b) Gambar 5. Tampak belakang sisi kelongsong dan pipa aliran berlawanan (a) dan sejajar (b) Hasil perhitungan distribusi suhu tampak samping sisi kelongsong diberikan pada Gambar 6. Masing-masing Gambar 6a untuk aliran berlawanan dan Gambar 6b untuk aliran sejajar. Suhu ke luar kelongsong untuk aliaran berlawanan diberikan oleh perhitungan, sedangkan untuk aliran sejajar ditentukan sebesar 30 oC. Terlihat pada Gambar 6a (aliran berlawanan) fluida panas ke luar kelongsong berada pada sebelah kanan sedangkan pada aliran sejajar berada pada sebelah kiri. Hal ini sesuai dengan arah pengambilan panas yang dilakukan oleh fluida dingin dan tampak pada kedua gambar distribusi suhu sepanjang kelongsong dari dingin ke panas.
(a) (b) Gambar 6. Tampak samping sisi kelongsong aliran berlawanan (a) dan sejajar (b) 192
Penggunaan Fluent untuk Simulasi Distribusi Suhu dan Kecepatan pada Alat Penukar Kalor (Suroso, et al)
Hasil perhitungan distribusi suhu tampak samping sisi pipa diberikan pada Gambar 7. Masing-masing Gambar 7a untuk aliran berlawanan dan Gambar 7b untuk aliran sejajar. Pada gambar ini baik untuk aliran berlawanan maupun sejajar suhu masuk pipa ditentukan yaitu 80 oC, dan fluida ke luar pipa diberikan oleh perhitungan. Fluida masing-masing masuk dari sebelah kiri dan ke luar sebalah kanan. Terlihat pada Gambar 7a (aliran berlawanan) fluida panas ke luar kelongsong relatif lebih besar untuk aliran berlawanan (warna masih kuning) dari pada aliran sejajar (warna agak kehijau-hijauan). Distribusi suhu sepanjang pipa terlihat pada kedua gambar tersebut.
(a) (b) Gambar 7. Tampak samping sisi pipa, aliran berlawanan (a) dan sejajar (b) Hasil perhitungan distribusi kecepatan tampak depan sisi kelongsong diberikan pada Gambar 8. Masing-masing Gambar 8a untuk aliran berlawanan dan Gambar 8b untuk aliran sejajar. Kecepatan fluida sisi pipa ditentukan sebesar 0,25 m/s dan sisi kelongsong ditentukan sebesar 0,125 m/s. Besarnya harga kecepatan dilukiskan dengan warna. Untuk kecepatan terendah warna biru, diikuti hijau, kuning dan tertinggi merah. Terlihat pada gambar distribusi kecepatan pada kelongsong baik aliran berlawanan maupun sejajar sama, sedangkan untuk distribusi kecepatan dan aliran fluida sepanjang kelongsong diberikan pada Gambar 9. Masing-masing Gambar 9a untuk aliran berlawanan dan Gambar 9b untuk aliran sejajar. Arah aliran untuk aliran berlawanan dari kanan ke kiri, sedangkan untuk aliran sejajar sebaliknya dari kanan ke kiri. Terlihat dari gambar profil aliran sesuai dengan arah aliran dari tinggi kemudian menurun.
(a) (b) Gambar 8. Tampak depan distribusi kecepatan aliran berlawanan (a) dan sejajar (b) 193
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir 2010, Oktober 2010 (185-197)
(a) (b) Gambar 9. Distribusi kecepatan sepanjang kelongsong, aliran berlawanan (a) dan sejajar (b) Hasil simulasi kinerja alat penukar kalor tipe pipa dan kelongsong 1-1 pass telah berhasil dilakukan dengan menggunakan program fluent. Simulasi dilakukan untuk mendapatkan distribusi suhu dan kecepatan untuk aliran berlawanan dan sejajar. Distribusi suhu hasil simulasi diberikan untuk aliran berlawanan dan sejajar diberikan pada Gambar 9 dan Tabel 2. Masing-masing Gambar 9a untuk aliran berlawanan dan 9b untuk aliran sejajar. Hasil menunjukkan perbedaan suhu untuk aliran berlawanan sisi pipa 20 oC dan sisi kelongsong 22 oC, sedangkan untuk aliran sejajar sisi pipa 16 oC dan sisi kelongsong 18 oC. Hasli ini menunjukkan bahwa perpindahan panas lebih efektif menggunakan aliran berlawanan dari pada sejajar, sedangkan hasil berupa disribusi kecepatan pada alat penukar kalor dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja alat penukar kalor.
(a) (b) Gambar 10. Distribusi suhu sepanjang alat penukar kalor, aliran berlawanan (a) dan sejajar (b)
194
Penggunaan Fluent untuk Simulasi Distribusi Suhu dan Kecepatan pada Alat Penukar Kalor (Suroso, et al)
Hasil simulasi kinerja alat penukar kalor tipe pipa dan kelongsong 1-1 pass telah berhasil dilakukan dengan pembutan model dan perhitungan dengan menggunakan program fluent. Simulasi dilakukan untuk mendapatkan distribusi suhu dan kecepatan untuk aliran berlawanan dan sejajar. Distribusi suhu hasil simulasi untuk aliran berlawanan dan sejajar diberikan pada Gambar 10 dan Tabel 2. Masing-masing Gambar 10a untuk aliran berlawanan dan 10b untuk aliran sejajar. Hasil menunjukkan perbedaan suhu untuk aliran berlawanan sisi pipa 20 oC dan sisi kelongsong 22 oC, sedangkan untuk aliran sejajar sisi pipa 16 oC dan sisi kelongsong 18 oC. Hasli ini menunjukkan perbedaan suhu yang dihasilkan relatif lebih besar untuk aliran berlawanan dari pada sejajar, sehingga dapat dikatakan perpindahan panas lebih efektif untuk penukar kalor aliran berlawanan dari pada sejajar. Distribusi kecepatan dapat pula diperoleh dari simulasi yang dilakukan. Hasil ini dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja alat penukar kalor. Tabel. 2. Hasil perhitungan distribusi suhu pada alat penukar kalor untuk aliran berlawanan dan sejajar Parameter Suhu masuk Suhu keluar Beda suhu
Aliran berlawanan Kelongsong Pipa o 30 C 80 oC o 52 C 60 oC 22 oC 20 oC
Aliran sejajar Kelongsong Pipa o 30 C 80 oC o 48 C 64 oC 18 oC 16 oC
KESIMPULAN Telah diperoleh model alat penukar kalor untuk disimulasikan kinerjanya dengan paket program komputer Fluent. Diperoleh hasil simulasi distribusi suhu dan distribusi kecepatan pada alat penukar kalor tipe pipa dan kelongsong untuk aliran berlawanan dan sejajar. Hasil simulasi menunjukan efektifitas perpindahan panas adalah lebih baik pada aliran berlawanan dibandingkan dengan aliran sejajar. Hal ini ditunjukkan dengan nilai selisih suhu hasil simulasi lebih besar untuk aliran berlawanan dari pada aliran sejajar, yaitu untuk aliran berlawanan sisi pipa 20 oC dan sisi kelongsong 22 oC, sedangkan untuk aliran sejajar sisi pipa 16 oC dan sisi kelongsong 18 oC.
DAFTAR PUSTAKA 1. EGERTON, J.O., RASUL, M.G. and BROWN, R.J. “Outboard Engine Emissions:Modelling and Simulation of Underwater Propeller Velocity Profile
195
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir 2010, Oktober 2010 (185-197)
using the CFD Code FLUENT”, 1 6th Australasian Fluid Mechanicsn Conference Crown Plaza, Gold Coast, Australianb 2-7 December 2007. 2. SABER, M.H., ASHTIANI, H.M., “Simulation and CFD Analysis of heat pipe heat exchanger using Fluent to increase of the thermal efficiency”,
[email protected] http://www.petroarya.com. 3. TUHIKA, FIRMAN, “Dasar-dasar CFD Menggunakan FLUENT”, Informatika, Bandung, 2008. 4. KERN, D.Q., ”Process Heat Transfer”, International Student Edition”, McGrawHill Book Co., New York, 1986. 5. JAMAL, A., SAINJATI, A., SUWARJONO A., ANDALALUNA, L., “Model matematik dan Numerik dalam Aliran fluida dalam Jaringan Pipa Berbasis MEH dengan Formulasi Akar Terkecil”, Prosiding Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XIV, Jakarta, Juli 2003. 6. EGERTON, J.O., RASUL, M.G. and BROWN, R.J. “Outboard Engine Emissions :Modelling and Simulation of Underwater Propeller Velocity Profile using the CFD Code FLUENT”, 1 6th Australasian Fluid Mechanicsn Conference Crown Plaza, Gold Coast, Australianb 2-7 December 2007.
DISKUSI DINAN ANDIWIJAYAKUSUMA 1. Untuk fluent, saya pernah mendengar istilah UDF (User Define Function), apakah bisa digunakan untuk mengambil output secara manual? 2. Pada makalah bapak disebutkan, aliran sejajar dan berlawanan, untuk yang berlawanan apakah terjadi tumbukan aliran dan pada titik mana output pada aliran yang berlawanan tersebut? SUROSO 1. UDF kemungkinan persamaan-persamaan tambahan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang dikehendaki.
196
Penggunaan Fluent untuk Simulasi Distribusi Suhu dan Kecepatan pada Alat Penukar Kalor (Suroso, et al)
2. Aliran sejajar dan berlawanan pada jenis aliran di alur permukaan kalor, tidak terjadi kondisi tumbukan karena dipisahkan oleh dinding pipa.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama
: Ir. Suroso, M.T.
Tempat & Tanggal Lahir
: Pati, 12 Desember 1962
Pendidikan
: - S1 Teknik Nuklir UGM - S2 Rekayasa Tenaga Nuklir, ITB
Riwayat Pekerjaan
: 1988 - 2006, PRSG-BATAN : 2006 – Sekarang, PTRKN BATAN
Makalah
: Penggunaan Fluent untuk Simulasi Distribusi Suhu dan Kecepatan pada Alat Penukar Kalor
197
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir 2010, Oktober 2010 (185-197)
198