Faletehan Health Journal - Vol. 4 nomor 2, Maret 2017
Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pertolongan Persalinan di RSUD Serang
Refi Lindawati*
Abstrak Bidan memiliki peranan besar dalam pertolongan persalinan. Penggunaan alat pelindung dirimerupakan bagian yang penting dalam pertolongan persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri dalam pertolongan persalinan di ruang bersalin RSUD Serang tahun 2015.Desain penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Sejumlah 66 orang bidan dilibatkan dalam penelitian dengan menggunakan total sampel. Hasil penelitian menunjukkan proporsi penggunaan APD tidak lengkap sebanyak 53%, umur < 35 tahun sebanyak 62,1%, masa kerja≥ 3 tahun sebanyak 57,6%, pengetahuan kurang sebanyak 59,1%, sikap yang baik sebanyak 71,2%, sarana APD lengkap sebanyak 54,5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur, masa kerja, pengetahuan, sikap dan ketersediaan sarana APD dengan penggunaan APD pada tenaga bidan dalam pertolongan persalinan. Diperlukan upaya pemberian KIE (Komunikasi, Informasi dan Eduksi) dan promosi kesehatan tentang pentingnya penggunaan APD melalui kegiatan lokakarya mini dan sosialisasi keselamatan kerja di lingkungan RSUD Serang. Kata kunci: Alat Pelindung Diri, Bidan, persalinan.
Abstract The midwife has an important role in delivery assistant. The use of personal protective equipment is an important part of the delivery assistant. This study aims to determine the factors associated with the use of personal protective equipment in the delivery assistance in the delivery room RSUD Serang 2015. The research design uses cross-sectional approach. A number of 66 midwives were included in the study using the total sample. The results showed the proportion of the use of PPE is not complete as much as 53%, age below 35 years as much as 62.1%, more than 3 years working period as much as 57.6%, less knowledge as much as 59.1%, a good attitude as much as 71.2%, full PPE facility as much as 54.5%. The results showed that there was a relationship between age, years of service, knowledge, attitudes and availability of PPE with PPE use on midwives in delivery assistant. Necessary to provide IEC and health promotion of the use of PPE through mini workshops and outreach activities of safety in RSUD Serang. Keywords: Delivery, Midwives, Personal Protective Equipment. * Prodi D-III Kebidanan STIKes Faletehan, Jl. Raya Cilegon KM 06, Serang (
[email protected])
188
Faletehan Health Journal - Vol. 4 nomor 3,Maret 2017
Pendahuluan Salah satu bentuk pelayanan utama yang diberikan bidan adalah Asuhan Persalinan Normal (APN). APN merupakan upaya yang dilakukan oleh bidan dalam pertolongan persalinan secara sehat dan normal yang dilakukan dengan menggunakan peralatan yang steril, serta penatalaksanaan komplikasi. Asuhan Persalinan Normal (APN) dapat dijadikan sebagai standar persalinan normal pada bidan-bidan yang ada di Rumah Sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya1. Hasil penelitian tentang tingkat risiko pemakaian Aat Pelindung Diri (APD) dan hygiene Petugas kesehatan di RS Ciptomangunkusumo Jakarta, ditemukan bahwa berdasarkan penggunaan APD ternyata lebih dari 40 % petugas kesehatan (ruang IGD, ruang hematologi, ruang anak dan ruang persalinan) berisiko tinggi terinfeksi penyakit berbahaya seperti HIV/AIDS. Adapun alasan petugas tidak menggunakan APD ketika bekerja, pada umumnya (52%) karena di tempat kerjanya tidak tersedia APD, alasan lain petugas tidak menggunakan APD adalah malas, lupa, tidak terbiasa, dan repot. Lebih dari 45% bidan dalam melakukan tindakan asuhan persalinan normal tidakmenggunakan alat pelindung2. Rumah Sakit merupakan salah satu unit tugas bidan, dan merupakan salah satu sarana kesehatan yang berpotensi terhadap kecelakaan yang menyebabkan cidera dan penularan penyakit dari pasien yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kesehatan kerja bidan serta tenaga medis lainnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja di Rumah Sakit antara lain faktor lingkungan seperti paparan mikroorganisme baik bakteri dan virus dari alat kesehatan yang digunakan, kecelakaan kerja akibat disfungsi alat yang digunakan, paparan bahan-bahan kimia serta faktor manusianya yaitu faktor kelalaian bidan dalam bekerja, penggunaan alat-alat medis yang tidak disterilkan terlebih dahulu, serta akibat tidak menggunakan alat pelindung diri1. Berdasarkan hasil survei pendahuluan pada bulan Maret 2015, masih banyak terdapat bidan yang belum menggunakan alat pelindung diri dalam melakukan pertolonganpersalinan yaitu sebanyak 70% bidan menyatakan malas dan terlalu repotmenggunakan APD (Alat Pelindung Diri) dalam memberikan tindakan persalinan kepada pasien.Keadaan tersebut dinilai sangat
berpotensi terhadap timbulnya berbagai penyakit akibat paparan terhadap darah pasien, paparan bahan kimia lainnya, tusukan jarum suntik atau peralatan medis lainnya, seperti hepatitis B, HIV. Fenomena tersebut harus di sikapi dengan baik dalam rangka pencegahan penularan penyakit oleh pimpinan RSUD Serang dan penaggung jawab pelayanan kebidanan. Seperti fenomena gunung es, kemungkinan tingginya jumlah kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada tenaga kesehatan di RSUD Serang tidak dilaporkan. Pada fasilitas layanan kesehatan manapun perawat, dokter, tenaga laboratorium termasuk bidan merupakan kelompok utama yang berisiko mengalami kecelakaan pada saat bekerja.World Health Organization (WHO), pada tahun 2000, memperkirakan angka cidera tahunan mencapai 10-20 orang per 1000 pada tenaga kesehatan3. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dalam pertolongan persalinan di ruang bersalinRSUD Serang Tahun 2015. Metode Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari dinamika hubungan antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan carapendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap variabel subjek pada saat penelitian4. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga bidan yang bekerja diRSUD Serang, yang terdiri dari ruang VK, dan ruang IGD maternal yaitu sebanyak 66bidan.Dalam penelitian ini sampel adalah total seluruh populasi(Total Sampling).Cara pengumpulan data dalam penelitian yang dilakukan adalah dengan cara Wawancara menggunakan kuesioner dan observasi dengan menggunakan check list. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa proporsi penggunaan APD tidak lengkap sebanyak 53%,proporsi umur < 35 tahun sebanyak 62,1%,proporsi masa kerja ≥ 3 tahun sebanyak 57,6%,proporsi pengetahuankurang sebanyak
189
Faletehan Health Journal - Vol. 4 nomor 2, Maret 2017 59,1%,proporsi sikap yang baik sebanyak 71,2%,proporsi ketersediaan sarana APD lengkap sebanyak 54,5%. Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa variabelumur, masa kerja, pengetahuan,sikap, ketersediaan saranaberhubungan secara signifikan dengan penggunaan APD dalam pertolongan persalinan. Pembahasan Penggunaan APD Alat Pelindung Diri merupakan alat yang dipakai untuk melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja, secara teknis APD tidaklah sempurna dapat melindungi tubuh akan tetapi dapat mengurangi tingkat keparahan dari kecelakaan yang terjadi3. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi penggunaan APD dalam pertolongan persalinan di RSUD Serang, tertinggi terdapat pada penggunaan APD tidak lengkap yaitu sebanyak 53%. Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa masih didapatinya tenaga bidan tidak lengkap dalam penggunaan APD dalam pelaksanaan asuhan persalinan normal di RSUD Serang. Dimana menurut Tarwaka, 2008 menyatakan bahwa penerapan pencegahan infeksi (kewaspadaan universal) didasarkan pada keyakinan bahwa darah dan cairan tubuhsangat potensial menularkan penyakit baik yang berasal dari pasien maupun petugaskesehatan. Salah satu prinsip utama prosedur kewaspadaan universal adalah menjaga hygieneindividu yaitu cuci tangan untuk mencegah infeksi silang dan pemakaian alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, celemek, kaca mata pelindung, dan pakaian pelindung5.Dengan demikian, pencegahan infeksi silang dan melindungi tenaga kesehatan dari kecelakaan yang terjadi maka tenaga bidan dalam melaksanakan pertolongan persalinan wajib menggunakan APD. Umur dengan Penggunaan APD Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan umur > 35 tahun terdapat penggunaan APD yang lengkap dalam pertolongan persalinan yaitu sebanyak 68,0% dan hasil uji satistik diperoleh nilai P = 0,016 dan nilai OR = 4,098 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikanantara umur dengan penggunaan APD pada tenaga bidan dalam pertolongan persalinan di RSUD Serang
190
tahun 2015.Hal ini sesuai hasil penelitian Kusmayanti (2008) tentang kepatuhan penerapan kewaspadaan universal menyatakan bahwa ada hubungan signifikan antara umur dengan kepatuhan penerapan kewaspadaan universal di rumah sakit. Hasil analisis penelitian bahwa semakin meningkat umur maka presentase berpengatahuan semakin baik karena disebabkan oleh akses informasi dan wawasan pengetahuan yang didapatkan seseorang lebih baik3. Masalah penggunaan APD dalam asuhan persalinan normal tidak semata-mata dipengaruhi oleh umur semata, menurut teori Lawrence Green (1980) disitasi oleh Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi sebagai faktor predisposisi disamping faktor pendukung seperti lingkungan fisik, prasarana dan faktor pendorong yaitu sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya6. Tabel 1: Penggunaan APD dalam pertolongan persalinan berdasarkan umur, masa kerja, pengetahuan, sikap dan ketersediaan sarana Variabel PenggunaanAPD Tidak Lengkap Lengkap Umur < 35 tahun ≥ 35 tahun Masa Kerja < 3 tahun ≥ 3 tahun Pengetahuan Kurang Baik Sikap Kurang Baik Ketersediaan Sarana Tidak Lengkap Lengkap
n
(%)
35 31
53,0 47,0
41 25
62,1 37,9
28 38
42,4 57,6
39 27
59,1 40,9
19 47
28,8 71,2
30 36
45,5 54,5
Faletehan Health Journal - Vol. 4 nomor 3,Maret 2017 Masa Kerja Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada masa kerja ≥ 3 tahun terdapat 60,5%bidan yang menggunakan APD dengan lengkap dalam melakukan pertolongan persalinan. Sedangkan dari hasil uji satistik diperoleh nilai P = 0,020 dan nilai OR= 3,833, maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikanantara masa kerja dengan penggunaan APD pada tenaga bidan dalam melakukan pertolongan persalinan di RSUD Serang tahun 2015. Hal ini sesuai menurut Silalahi yang menyataan bahwa semakin lama seseorang bekerja semakin banyak pengalaman dan semakin tinggi pengetahuannya dan keterampilannya. Masa kerja sangat mempengaruhi pengalaman seseorang terhadap pekerjaan dan lingkungan dimana ia bekerja, semakin lama ia bekerja semakin banyak pengalamannya7. Namun demikian pendapat lain menyatakan menyatakan bahwa selain pengalaman seseorang melaksanakan kegiatan/bertindak, juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor penting
yang mempengaruhi seseorang melakukan tindakan adalah pengetahuan, sikap dan keyakinan dan didukung oleh ketersediaan fasilitas baik dana maupun sarana prasarana6. Pengetahuan Dengan Penggunaan APD Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan pengetahuan baik penggunaan APD lengkap dalam melakukan pertolongan persalinan sebanyak 77,8% dan hasil uji satistik diperoleh nilai P = 0,000 dan nilai OR = 10,150 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan penggunaan APD pada tenaga bidan dalam melakukan pertolongan persalinan di RSUD Serang tahun 2015. Penyebab kurangnya pengetahuan tenaga bidan disebabkan adanya kurangnya informasi tentang pentingnnya penggunaan APD dalam asuhan persalinan normal.Hal ini juga disebabkan adanya bidan tidak mendapatkan bekal berupa pelatihan khusus tentang keselamatan kerja dalam pelaksanaan asuhan persalinan normal.
Tabel 2: Hubungan umur, masa kerja, pengetahuan, sikap dan ketersediaan sarana dengan penggunaan APD dalam pertolongan persalinan
Variabel Umur < 35 tahun ≥ 35 tahun Masa kerja < 3 tahun ≥ 3 tahun Pengetahuan Kurang Baik Sikap Kurang Baik Ketersediaan Sarana Tidak Lengkap Lengkap
Penggunaan APD Persalinan Tidak Lengkap Lengkap n % n %
Total N
%
P. Value
OR (CI95%)
4,098
27 8
65.9 32.0
14 17
34.1 68.0
41 25
100 100
0,016
20 15
71.4 39.5
8 23
28.6 60.5
28 38
100 100
0,020
3,833 (1,346-10,917)
29 6
74.4 22.2
10 21
25.6 77.8
39 27
100 100
0,000
10,150 (3,190-32,297)
15 20
78.9 42.6
4 27
21.1 57.4
19 47
100 100
0,016
5,063 (1,457-17,587)
21 14
70.0 38.9
9 22
30.0 61.1
30 36
100 100
0,023
3,667 (1,310-10,260)
(1,420-11,825)
191
Faletehan Health Journal - Vol. 4 nomor 2, Maret 2017
Hal ini sesuai penelitian Mulyati8 dengan tujuan untuk mengidentifikasi faktor predisporsing, enabling, reinforcing terhadap penggunaan alat pelindung diri dalam Asuhan Persalinan Normal di Rumah Sakit Meuraxa Banda Aceh, dimana penelitian tersebut menunjukan masih rendahnya tingkat penggunaan alat pelindung diri pada tenaga kesehatan yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan. Hasil analisis penelitian ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan yang kurang memadai, dan kurangnya keterampilan teknis dengan penggunaan alat pelindung diri dalam melakukan asuhan persalinan normal. Notoatmodjo6menjelaskan bahwa faktorfaktor yang terkait dengan kurang pengetahuan (deficient knowledge) terdiri dari: kurang terpapar informasi, kurang daya ingat/hapalan, salah menafsirkan informasi, keterbatasan kognitif, kurang minat untuk belajar dan tidak familiar terhadap sumber informasi. Sikap Dengan Penggunaan APD Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap bidan yang baikdengan penggunaan APD lengkap dalam melakukan pertolongan persalinan sebanyak 57,4% dan hasil uji satistik diperoleh nilai P = 0,016 dan nilai OR = 5,062 , maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikanantara sikap dengan penggunaan APD pada tenaga bidan dalam melakukan pertolongan persalinan di RSUD Serang tahun 2015.Namun demikian, masih terdapat tenaga bidan memiliki sikap kurang baik, dimana hal ini diduga oleh adanya persepsi yang menganggap APD dapat menghambat kerjaan dalam pelaksanaan pertolongan persalinan, tidak nyaman dipakai, kaku dalam penggunaanya, tidak biasa, sehingga sikap yang kurang baik tersebut dapat mempengaruhi penggunaan APD dalam pelaksanaan asuhan persalinan. Hal ini sesuai menurut penelitian yang dilakukan oleh Yusran9 tentang kepatuhan penerapan prinsip-prinsip pencegahan infeksi (universal precaution) pada perawat di rumah sakit daerah Abdoel Muluk bandar Lampung menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap perawat dengan rendahnya kepatuhan penerapan prinsip pencegahan infeksi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa sikap perawat
192
yang positif dinilai sebagai penentu tingkat kepatuhan terhadap prinsip-prinsip pencegahan infeksi. Ketersediaan Sarana Dengan Penggunaan APD Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan ketersediaan sarana lengkapdengan penggunaan APD dalam melakukan pertolongan persalinan sebanyak 61,1% dan hasil uji satistik diperoleh nilai P = 0,023 dan nilai OR = 3,667 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan sarana dengan penggunaan APD pada tenaga bidan dalam melakukan pertolongan persalinan di RSUD Serang tahun 2015. Penyebab tidak lengkapnya sarana APD dalam melakukan asuhan persalinan disebabkan tidak tersedianya APD berupa sarung tangan, masker, celemek termasuk tidak tersediannya APD berupa pelindung kepala dan pelindung kaki dalam pelaksanaan asuhan persalinan normal. Sehingga kemungkinan tenaga bidan dikhawatirkan berpotensial tertular penyakit infeksi sangat besar. Hal ini sesuai Penelitian Anwar, dkk2yang menunjukan bahwa penggunaan APD pada 48 petugas laboratorium klinik (40%) berisiko tinggi terinfeksi penyakit yang berbahaya, dan berdasarkan hygiene perorangan 20% petugas kesehatan di laboratorium tersebut beresiko tinggi. Alasan utama tidak digunakan APD oleh petugas laboratorium adalah karena tidak tersedia APD dengan baik di laboratorium klinik RSUPN Ciptomangunkusumo. Adapun sarana APD yang lengkap namun tidak dipakai pada saat melakukan asuhan persalinan disebabkan sarung tangan, masker, celemek termasuk pelindung kepala dan alat pelindung kaki pada saat digunakan terasa tidak nyaman, terutama sarung tangan, pelindung kaki dan pelindung kepala dimana pada saat dipakai terasa kaku, terasa ada sesuatu yang menghalangi untuk berkomunikasi dengan pasien. Menurut Suma’mur10 menyatakan persyaratan yang harus dipenuhi alatpelindung diri diantaranya, enak dipakai, tidak mengganggu kerja dan memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya.Diperkuat menurut Boediono11 yang menyatakan bahwa beberapakriteria dasar yang harus dipenuhi oleh semua jenis peralatan pelindung diri, diantaranya
Faletehan Health Journal - Vol. 4 nomor 3,Maret 2017 adalah peralatan pelindung tersebut harus ringan dipakainya dan awet, dan membuatrasa kurang nyaman sekecil mungkin, tetapi memungkinkan mobilitas,penglihatan, dan sebagainya yang maksimum. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel yang berhubungan secara signifikan dengan penggunaan APD pada tenaga bidan dalam melakukan pertolongan persalinan adalah umur, masa kerja, pengetahuan, sikap dan ketersediaan sarana. Saran dalam penelitian ini adalah perlu adanya komitmen untuk mendukung pelaksanaan program Keselamatan Kerja terutama perlindungan tenaga bidan dari bahaya akibat kerja. Peningkatan pengetahuan melalui program KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) dan promosi kesehatan tentang pentingnya penggunaan APD melalui kegiatan lokakarya mini, sosialisasi program keselamatan kerja dan tenaga bidan agar menyadari pentingnya disiplin dan memiliki sikap yang baik dalam memakai APD serta melaksanakan personal higiene seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktifitas Referensi 1. Depkes RI, Keputusan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan,Jakarta.2007. 2. Anwar dan Perwitasari, Tingkat risiko pemakaian alat pelindung diri dan higiene petugas di laboratorium klinik RSUPN ciptomangunkusumo, Jakarta. 2007. Diakses dari: http/www.ekologi.litbangkes.depkes.go.id
3. Kusmayanti, Pengaruh karakteritik individu, pengetahuan, sikap dan peran petugas terhadap kepatuhan penggunaan alat pelindung diri di laboratorium patologi klinik Rumah Sakit Abdul Moeluk Banda Aceh. Tesis; Universitas Sumatera Utara. 2008. 4. Notoatmodjo, Soekijo, Metode Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi, Penerbit Rineka Cipta. 2005. 5. Tarwaka. Keselamatan dan Kesehatan Kerja “ Manajemen dan Implementasi K3 Di Tempat Kerja.Surakarta: Harapan Press. 2008. 6. Notoatmodjo, S. Ilmu Prilaku Kesehatan. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta. 2010. 7. Silalahi, B.N.B,. Silalahi R.B,. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, PT Pustaka Binaman Pressindo, Cetakan Pertama, Jakarta.1995. 8. Mulyati.Faktor Predisporsing, Enabling, Reinforcing Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri Dalam Asuhan Persalinan Normal di Rumah Sakit Meuraxa Banda Aceh Program Magister Kesehatan Kerja, Program Pascasarjana Sarjana USU, Medan. 2008. 9. Yusran, M. Kepatuhan Penerapan PrinsipPrinsip Pencegahan Infeksi (Universal Precaution) Pada Perawat Di Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Muluk Bandar Lampung. Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Lampung.2008. 10. Suma’mur. Keselamatan kerja dan pencegahan kerja. Penerbit CV. Haji Masagung. Jakarta.2009. 11. Boediono,. Sugeng,.Bunga rampai higiene perusahaan ergonomi kesehatan kerja keselamatan kerja, Badan penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.2008.
193