PENGETAHUAN SISWA TERHADAP KATA PENGHUBUNG DALAM KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA PADA KELAS V MI ARRAHMANIYAH DEPOK
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh ECHA ZULFAH NIM 109018300011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M/ 1436 H
ABSTRAK
Echa Zulfah (109018300011): Analisis Kata Penghubung Dalam Kalimat Majemuk Bahasa Indonesia Kelas V Mi Arrahmaniyah Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan seksama tentang pengethuan siswa terhadap kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia siswa kelas V Mi Arrahmaniyah Depok. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret-Desember 2014 di MI Arrahmaniyah Depok. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Adapun yang berperan dalam penelitian ini, meliputi: peneliti sendiri, Kepala Sekolah dan guru bahasa indonesia kelas V MI Arrahmaniyah Depok. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan trianggulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang dikatakan mampu menganalisis pengetahuan kata penghubung dalam kalimat majemuk apabila memperoleh nilai 6,5 ke atas. yang memperoleh kurang dari 6,5 dapat dikatakan belum mampu menganalisis kata penghubung dalam kalimat majemuk. Oleh karena itu, siswa yang mendapat nilai 6,5 ke bawah masih perlu diberi pengayaan agar mereka memiliki wawasan yang luas tentang materi kata penghubung dalam kalimat majemuk. Kata kunci : kata penghubung, kalimat majemuk
i
KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur ke hadirat Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan karya ilmiah ini yang berupa skripsi dengan judul “Pengetahuan Siswa Terhadap Kata Penghubung dalam Kalimat Majemuk Bahasa Indonesia Pada Kelas V MI Arrahmaniyah Depok”. Shalawat serta salam teriring kepada baginda Rasulullah Saw, sebagai pembawa peradaban yang membawa manusia keluar dari masa kegelapan dan kebodohan menuju masa yang penuh cahaya dan semoga salam tetap tercurah pada keluarga dan para sahabatnya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan tidak terlepas dari dukungan dan doa dari berbagai pihak. Mudah-mudahan Allah Swt membalas jasa dan pengorbanan mereka yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada: 1. Dra. Nurlena Rifai, M.A., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Fauzan, M.A. Kaprodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Asep Ediana Latip, M.Pd., Sekretaris Jurusan/Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Dr. Marzuki Mahmud dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dengan sabar dan penuh ketekunan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga bapak selalu dimuliakan dan diberikan keberkahan oleh Allah Swt.
ii
5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya dosen Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis. 6. Keluarga Besar MI Arrahmaniyah yang telah memberikan kesempatan dan masukan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian. 7. Untuk keluargaku: ibunda S. Khotimah, S. Pd. I tercinta yang selalu mendoakan, memberikan kasih sayang, nasihat, dan motivasi. Serta untuk adik-adikku tersayang Mega Purnamasari, Balqis Hanna Amelia. 8. Untuk tetehku: Qothrun Nada, Hafilah Hanna Sholihah yang selalu memberi semangat penulis. 9. Untuk seseorang Ade Anshori yang selalu memberi motivasi dan semangat kepada penulis. 10. Teman-teman prodi PGMI angkatan 2009 dan 2010, khususnya (Dinda, Deva, Nenk, Jehan, Dewi, Shinta, Tanti, Diyah, Lyna) yang selalu berbagi canda, tawa, tangis, kebahagiaan, serta dukungan dan motivasi. Semoga silaturahmi ini tidak hanya berhenti sampai di sini. 11. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu atas segala bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya penulis hanya dapat memanjatkan doa kepada Allah Swt semoga segala perhatian, motivasi, dan bantuannya dibalas oleh-Nya sebagai amal kebaikan. Amin. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi
ini
dapat
bermanfaat
bagi
semua
pihak
yang membaca dan
membutuhkannya.
Jakarta, 5 Desember 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK ......................................................................................................... i KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix BAB I
PENDAHULUAN A. . Latar Belakang ........................................................................... 1 B. . Identifikasi Masalah ..................................................................... 5 C. . Pembatasan Masalah .................................................................... 5 D. . Rumusan Masalah ........................................................................ 6 E. TujuanPenelitian .......................................................................... 6 F. .. ManfaatPenelitian ........................................................................ 6
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Deskripsi Teori 1. Kata penghubung (konjungsi) a. Pengertian kata penghubung atau konjungsi .................... 8 b. Jenis konjungsi ............................................................... 10 2. Kalimat a. Pengertian Kalimat .......................................................... 16 b. Unsur-Unsur Kalimat....................................................... 17 c. Struktur kalimat ............................................................... 19 3. Kalimat majemuk a. Pengertian Kalimat Majemuk .......................................... 20 b. Jenis Kalimat Majemuk ................................................... 21
iv
B. Kerangka Berpikir ....................................................................... 28 C. Penelitian Relevan ....................................................................... 29 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Penelitian ......................................................................... 32 B. Tempat Penelitian ........................................................................ 33 C. Metode Penelitian ........................................................................ 33 D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ............................. 35 E. Kontrol Terhadap Validitas Internal ............................................ 40 F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data .......................... 43 G. Analisis Data .............................................................................. 44
BAB IV
HASIL PENELITIAN A. Profil Sekolah ............................................................................. 46 B. Hasil Penelitian 1. Hasil Observasi.................................................................... 49 2. Hasil Wawancara ................................................................. 62 3. Hasil Dokumentasi .............................................................. 63 C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 63
BAB V
PENUTUP A. . Kesimpulan ................................................................................. 65 B. Saran-saran .................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN BIODATA PENULIS
v
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Jadwal penelitian ………………………………………….33
Tabel 3.2
Keadaan siswa kelas V MI Arrahmaniyah ………………..36
Tabel 3.3
Pedoman penilaian observasi ……………………………..37
Tabel 3.4
Pedoman observasi ………………………………………..37
Tabel 3.5
Pedoman wawancara terhadap kepala sekolah ……………38
Tabel 3.6
Pedoman wawancara terhadap guru b. Indonesia …………38
Tabel 3.7
Kriteria besar korelasi …………………………………….41
Tabel 3.8
Klasifikasi interprestasi index kesukaran …………………42
Tabel 3.9
Klasifikasi interprestasi daya pembeda …………………...42
Tabel 4.1
Daftar guru, wali kelas, dan jumlah jam mengajar ………..47
Tabel 4.2
Struktur MI Arrahmaniyah ………………………………..48
Tabel 4.3
Rekap data siswa MI Arrahmaniyah ……………………...48
Tabel 4.4
Sarana dan prasarana ……………………………………...49
Tabel 4.5
Skor analis penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk …………………………………………………..50
Tabel 4.6
Ketentuan nilai skor analisis penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk …………………………………..51
Tabel 4.7
Distribusi frekuensi analisis penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk …………………………………..52
Tabel 4.8
Konversi skor mentah ke dalam niali berskala 1-10 ……...52
vi
Tabel 4.9
Kata penghunung karena (soal no 1) ……………………..53
Tabel 4.10
Kata penghubung karena (soal no 2) ……………………..54
Tabel 4.11
Kata penghubung karena (soal no 3) ……………………..54
Tabel 4.12
Kata penghubung karena (soal no 4) ……………………..55
Tabel 4.13
Kata penghubung karena (soal no 5) ……………………..55
Tabel 4.14
Kata penghubung tetapi (soal no 6) ………………………56
Tabel 4.15
Kata penghubung atau (soal no 7) ………………………..56
Tabel 4.16
Kata penghubung atau (soal no 8) ………………………..56
Tabel 4.17
Kata penghubung tetapi (soal no 9) ……………………….57
Tabel 4.18
Kata penghubung atau (soal no 10) ………………………57
Tabel 4.19
Kata penghubung dan (soal no 11) ……………………….58
Tabel 4.20
Kata penghubung dan (soal no 12) ……………………….58
Tabel 4.21
Kata penghubung dan (soal no 13) ……………………….59
Tabel 4.22
Kata penghubung melainkan (soal no 14) ………………..59
Tabel 4.23
Kata penghubung seperti (soal no 15) ……………………59
Tabel 4.24
Kata penghubung seandainya (soal no 16) ………………60
Tabel 4.25
Kata penghubung ketika (waktu) (soal no 17) ……………60
Tabel 4.26
Kata penghubung bahkan (bukan waktu) (soal no 18) ……61
Tabel 4.27
Kata penghubung tidak menyatakan perlawanan (soal no 19) ……………………………………………….61
Tabel 4.28
Kata penghubung dan (soal no 20) ……………………….62
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Situasi Sosial (Social Situation)
viii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 2.
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 3.
Instrumen Observasi
Lampiran 4.
Instrumen Wawancara Kepala Sekolah
Lampiran 5
Instrumen Wawancara Guru Bahasa Indonesia
Lampiran 6.
Intrumen Penelitian
Lampiran 7
Kunci Jawaban
Lampiran 8
Korelasi Skor Butir Dengan Skor Total
Lampiran 9
Reliabilitas Tes
Lampiran 10 Daya Pembeda Lampiran 11 Tingkat Kesukaran Lampiran 12 Hasil Observasi Guru Lampiran 13 Hasil Wawancara Kepala Sekolah Lampiran 14 Hasil Wawancara Guru Bahasa Indonesia Lampiran 15 Hasil Tes Lampiran 16 Kegiatan selama penelitian
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Semua orang pasti berpendapat yang sama bahwa pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Hal ini disebabkan bahwa pendidikan memiliki pengaruh yang sifatnya dinamis untuk mengubah kehidupan manusia di masa yang akan datang. Dengan menerapkan sistem pendidikan yang baik dan terarah, maka kita dapat mencapai suatu tujuan pendidikan yang diharapkan. Pendidikan
merupakan
modal
dasar
untuk
menyiapkan
insan
berkualitas. Menurut Undang-Undang Sisdiknas, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.1 Pendidikan merupakan usaha manusia secara sadar yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia dalam menghadapi
tantangan
zaman.Perkembangan
zaman
harus
diimbangi
pembekalan terhadap peserta didik dengan segala kemampuan dalam berbagai kehidupan.Oleh karena itu, sekolah sebagai institusi pendidikan berkewajiban membekali pengetahuan, keterampilan, dan sikap melalui mata pelajaran. Pemberian bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada peserta didik ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi yang melibatkan pengirim pesan (guru), penerima pesan (peserta didik), dan pesan itu sendiri (mata pelajaran).
1
Departemen Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2006), h. 34.
1
2
Berdasarkan perkembangan sejarah bahasa di Indonesia , selain berfungsi sebagai bahasa Nasioanal, bahasa Indonesia juga merupakan alat komunikasi, karena bahasa Indonesia secara umum dapat dengan mudah diterima dan dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Pada dasarnya bahasa merupakan alat komunikasi antar anggota masyarakat, yang berupa lambing bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Seperti yang telah kita ketahui bersama keluarga adalah tempat pertama kali manusia mengenal bahasa, keluarga merupakan tempat mengenal sesuatu hal yang belum pernah diketahui sebelumnya, sebagai contoh pada saat mulai belajar berbicara atau berkomunikasi antar individu. Sesuai dengan perubahan waktu dan kemajuan peradaban manusia, ilmu bahasa juga senantiasa turut mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi masyarakat. Karena itu, dituntut untuk senantiasa, memberi perhatian yang serius terhadap pemakaian bahasa Indonesia. Mempelajari, mengkaji, membina, dan mengembangkan bahasa adalah wujud perhatian terhadap bahasa. Realisasi perhatian tersebut, disalurkan melalui pengajaran bahasa, mengkaji unsur-unsur bahasa, penertiban buku-buku bahasa, dan pembinaan melalui pendidikan formal dan media komunikasi massa. Dalam
menulis
seseorang
harus
memiliki
pengetahuan
dan
persyaratan yang harus dikuasai. Persyaratan tersebut menyangkut masalah kebahasaan dan nonkebahasaan. Yang menyangkut masalah kebahasaan misalnya penguasaan kosa kata secara aktif, penguasaan kaidah-kaidah gramatikal terutama yang menyangkut morfologi, tata kalimat dan sintaksis. Pengetahuan tata kalimat sangat penting dikuasai, apabila tidak menguasai kaidah-kaidah gramatikan dengan baik maka menghasilkan karangan yang tidak akan dapat dipahami dengan mudah. Karangan merupakan susunan dari berbagai kalimat. Kalimat yang tidak tersusun secara sistematis sesuai dengan kaidah pembuatan kalimat, tidak akan terbentuk wacana yang padu. Gagasan yang tertuang akan menumpuk dan tidak jelas.
3
Masalah nonkebahasaan, meliputi isi karangan, kemampuan bernalar yang baik dan mekanisme karang mengarang dan bentuk-bentuk karangan tertentu seperti narasi, eksposisi, argumentasi dan deskripsi. Pelajaran karang mengarang telah diberikan kepada siswa sejak mereka duduk di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama sampai Sekolah Menengah Atas. Materi pelajaran bahasa Indonesia yang diberikan baik di Sekolah Dasar maupun di Sekolah meengah Pertama sampai Sekolah Menengah Atas pada dasarnya sama, yaitu materi yang berkaitan dengan keterampilan berbahasa dan kebahasaan atau tata bahasa. Salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pengetahuan bahasa dan sastra Indonesia di sekolah adalah pendidikan di bidang kelas kata. Ruang lingkup kajian kelas kata cukup luas dan kompleks, sebab itu, agar pembahasan di dalam skripsi ini tidak mengambang, penulis hanya mengkaji satu aspek kajian kelas kata, yaitu kata penghubung dalam kalimat majemuk. Penelitian tertarik pada aspek kajian ini, sebab umumnya di kalangan siswa MI Arrahmaniyah Depok masih banyak yang belum mampu menganalisis penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk secara implisit dan konsisten. Kata penghubung memegang peranan penting dalam pembentukan kalimat majemuk. Kata penghubung atau konjungsi adalah kategori kata yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaksis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi. Konjungsi menghubungkan bagian-bagian ujaran yang setataran dan tidak setataran. Misalnya: Ia pergi karena saya dan
Ia pergi karena saya mengusirnya.
Penempatan kata penghubung dalam kalimat majemuk secara tidak tetap, dapat menyebabkan kesalahan persepsi mengenai kalimat tersebut. Oleh sebab itu, pemakaian kata penghubung dalam kalimat harus dilakukan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. “Ketepatan pemakaian bahasa menempatkan
kata
penghubung
dalam
kalimat
yang
dibuat,
akan
4
memudahkan orang untuk memahami apa yang ingin disampaikan, baik secara lisan maupun tertulis.”2 Sekolah MI Arrahmaniyah ini yang akan menjadi target penulis dalam melaksanakan penelitian. MI Arrahmaniyah berlokasi di jalan masjid Alittihad Bojong Pondok Terong Cipayung Depok. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1990 jumlah guru yang mengajar disekolah ini berkisar anatara 18 guru dan 2 staff sekolah. Manurut hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada tanggal 10 Maret 2014 melalui observasi kelas dan wawancara dengan guru kelas V semester genap di MI Arrahmaniyah Depok tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar masih terlihat sedikit monoton. Metode belajar guru masih secara konvensional. Proses belajar mengajar B. Innodesia masih terfokus pada guru dan kurang terfokus pada siswa. Metode pembelajaran yang digunakan lebih didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja. Peran serta siswa belum menyeluruh sehingga menyebabkan deskriminasi dalam kegiatan pembelajaran. MI Arrahmaniyah tempat Penulis mengadakan penelitian ini merupakan sekolah swasta yang berada di Depok, Jawa Barat. Tepatnya berada di alamat Jl. Masjid jami Al-Ittihad no 39 Bojong Pondok Terong Cipayung Depok Jawa Barat. Sekolah ini dipimpim oleh ibu Hj. Nurjanah, S.Pd. Penulis memilih sekolah ini karena penulis menganggap sekolah ini cukup menarik untuk diteliti. MI Arrahmaniyah itu sendiri merupakan sekolah favorit di daerah Depok. Selain tempatnya strategis untuk pendidikan karena jauh dari keramaian sekolah ini juga mempunyai sarana dan pra sarana yang cukup lengkap untuk mengajarkan peserta didik. Sekolah ini memiliki rombongan belajar sebanyak 16 rombel. Namun begitu, peneliti lihat cara mengajar guru di sekolah ini masih banyak yang menggunakan metode konvensional. Di mana guru lebih aktif selama pembelajaran dibandingkan siswa. Padahal kurikulum sekarang menuntut para guru agar lebih kreatif dan inofatif dalam memilih metode yang digunakan untuk mengajar. 2
Harimurti Kridalaksana. 1986. “Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia”. Jakarta: Gramedia. Hlm 45
5
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka perlu dikembangkan suatu metode pembelajaran yang mampu melibatkan peran serta siswa secara menyeluruh sehingga kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja. Selain itu, melalui pemilihan metode pembelajaran diharapkan sumber informasi yang diterima siswa tidak hanya dari guru melainkan juga dari sumber lainnya, sehingga dapat meningkatkan peran serta dan keaktifan siswa dalam mempelajari dan menelaah ilmu yang ada terutama mata pelajaran B. Indonesia. Dalam beberapa penulisan kalimat majemuk yang terdapat pada KTSP dan silabus dilakukan oleh siswa MI Arrahmaniyah Depok, dengan menggunakan kata penghubung yang dituangkan dalam kalimat majemuk serta cara siswa mengerjakan soal-soal bahasa Indonesia yang diberikan di dalam kelas dan hasil ujian tersebut masih banyak ditemukan kekeliruan siswa menempatkan kata penghubung di dalam kalimat majemuk. Dari masalah yang ada, penulis mencoba melakukan penelitian lebih dalam dengan judul “Pengetahuan Siswa terhadap Kata Penghubung dalam Kalimat Majemuk Bahasa Indonesia pada Kelas V MI Arrahmaniyah Depok”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka permasalahan yang akan di identifikasikan adalah: 1. Tidak cermat menentukan kata penghubung yang harus dipakai dalam kalimat majemuk tertentu. 2. Kurang memahami penempatan yang tepat suatu kata penghubung dalam kalimat majemuk. 3. Rendahnya model dan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah penulis uraikan, maka penelitian ini dapat dibatasi pada:
6
1. Kurang memahami penempatan yang tepat suatu kata penghubung dalam kalimat majemuk. 2. Rendahnya model dan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dijelaskan, maka perumusan masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana kemampuan siswa dalam Penggunaan Kata Penghubung dalam Kalimat Majemuk? 2. Bagaimana model dan strategi pembelajaran yang dilakukan guru dalam kegiatan belajar mengajar?
E. Tujuan Penelitian Pada
dasarnya,
penelitian
bertujuan
untuk
memperoleh
dan
mengetahui gambaran yang jelas dan bersifat empiris tentang analisis penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia.
F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan acuan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa menggunakan kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia. 2. Dapat membantu semua pihak yang terkait dalam pelajaran bahasa Indonesia, untuk mengetahui masalah yang dihadapi, solusi masalah tersebut, dan upaya menganalisis penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia siswa kelas V MI Arrahmaniyah Depok. 3. Dapat dijadikan bahan acuan atau perbandingan bagi mahasiswa atau pihak yang ingin melakukan penelitian yang sejenis.
7
4. Dapat
dijadikan
pendidikan.
sarana untuk
menyusun
strategi
pengembangan
BAB II KAJIAN TEORI
Pada bagian ini dikemukakan berbagai pendapat atau teori dari para pakar atau ahli, terutama yang berkenaan dengan bidang kajian penelitian ini untuk memandu dan memudahkan peneliti dalam merampungkan pembahasan yang diinginkan. Berbagai pendapat atau teori itu diuraikan secara rinci di bawah ini. A. Kata Penghubung (Konjungsi) 1.
Pengertian kata penghubung atau konjungsi Konjungsi atau yang lazim disebut juga kata penghubung adalah
bagian dari kategori kata-kata tugas dalam bahasa Indonesia. Kata tugas yang dimaksud adalah kata yang tidak memilki makna leksikal, tetapi memiliki makna gramatikal. Dalam kamus besar bahasa Indonesia atau sering kita sebut KBBI, “ konjungsi adalah kata atau ungkapan penghubung antar kata, antar frasa, antar kalusa, dan antar kalimat.”1 Sedangkan menurut Kamus Linguistik
“konjungsi
adalah
partikel
yang
dipergunakan
untuk
menggabungkan kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan paragraph.”2 Konjungsi menurut Mansur Muslich adalah “kata tugas yang menghubungkan dua klausa atau lebih. Contohnya dan, kalau, atau.”3 Menurut Minto Rahayu
kata penghubung atau konjungsi
dapat
“dimaksudkan sebagai rambu untuk menunjukkan perpautan antar kalimat. Dengan kata rangkai, pembaca akan diingatkan bahwa kalimat yang dibacanya berhubungan dengan kalimat sebelumnya.”4 Konjungsi juga berfungsi sebagai penghubung antara bagaian satu dengan bagian lainnya.
1
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), Edisi Ke-3, Hlm. 587 2 Harimurti Kridalaksana. 1986. “Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia”. Jakarta: Gramedia, h. 131. 3 Mansur Muslich, garis-garis besar tatabahasa baku bahasa Indonesia, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), h. 112. 4 Minto Rahayu, Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 100
8
9
Konjungsi (kata penghubung ) menurut Widjono adalah “bagian kalimat yang berfungsi menghubungkan (merangkai) unsur-unsur kalimat dalam sebuah kalimat (yaitu subjek, prediket, objek, pelengkap, dan keterangan), sebuah kalimat dengan kalimat lain, dan (atau) sebuah paragraph dengan paragraf lain.”5 Pendapat lain mengatakan kata penghubung (konjungsi) adalah “kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaksis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi. Konjungsi menghubungkan bagian-bagian ujaran yang setataran maupun yang tidak setataran.”6 Hasan alwi, dkk., berpendapat “konjungsi atau kata penghubung dalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa.”7 Selanjutnya definisi lain mengungkapkan “kata penghubung atau konjungsi adalah katakata yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat. Umpamanya kata dan, karena, dan ketika.”8 Dari semua pernyataan yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa kata penghubung atau konjungsi adalah satuan kata atau gabungan kata yang bertugas menghubungkan unsur-unsur kalimat atau dua satuan lebih antara satuan kata dengan satuan kata, satuan frasa dengan satuan frasa, dan satuan klausa dengan satuan klausa, atau satuan kalimat dengan satuan kalimat bahkan juga dapat menghubungkan bagian-bagaian ujaran yang setataran maupun yang tidak setataran.
5
Widjono, bahasa Indonesia mata kuliah pengembangan kepribadian di perguruan tinggi. (Jakarta: graindo, 2011), h. 151 6 Harimurti Kridalaksana, Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. (Jakarta: Gramedia pustaka Utama, 1986), h. 102. 7 Hasan Alwi, Dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), h. 296. 8 Abdul chaer, tata bahasa praktis bahasa Indonesia. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h. 140.
10
2.
Jenis konjungsi Dilihat dari perilaku sintaksisnya dalam kalimat, konjungsi dapat dibagi
menjadi empat kelompok, yaitu9: a.
Konjungsi Koordinatif Konjungsi koordinatif atau kata penghubung koordinatif, lazimnya
dipahami sebagai kata penghubung yang bertugas menghubungkan dua unsur kebahasaan atau lebih yang cenderung sama tataran atau tingkat kepentingannya. Konjungsi koordinatif juga bertugas menghubungkan dua unsur kebahasaan atau lebih yang memiliki status sama.10 Dengan kata lain, konjungsi koordinatif adalah sebuah kata yang berfungsi sebagai penghubung antara dua unsur atau lebih dan kedua unsur tersebut memilki status sintaksis yang sama. Konjungsi koordinatif agak berbeda dengan konjungsi lain, karena konjungsi ini selain menghubungkan klausa, juga dapat menhubungkan kata. Konjungsikonjungsi tersebut antara lain11 : dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, dan sedangkan. Menurut Abdul Chaer, “konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang
menghubungkan
kedudukannya sederajat.”
dua 12
konstituen
atau
lebih
yang
yang
Sedangkan konjungsi koordinatif menurut
Anton M Moeliono “konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih dan kedua unsur itu memiliki status sintastis yang sama.”13 Kata yang termasuk kelompok konjungsi koordinatif, yakni: 1) Konjungsi dan menandai hubungan penambahan 2) Konjungsi atau menandai hubungan pemilihan 3) Konjungsi tetapi menandai hubungan perlawanan
9
Hasan Alwi, dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, h. 296. Kunjana Rahardi, penyuntingan bahasa Indonesia untuk karang mengarang. (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 14 11 Hasan Alwi, dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, h. 297. 12 Abdul Chaer, Pengantar Semantic Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), Hlm. 169 13 Hasan Alwi, dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, h. 296 10
11
4) Konjungsi sedangkan menandai hubungan pertentangan 5) Konjungsi serta menandai hubungan pendampingan 6) Konjungsi melainkan menandai hubungan perlwanan 7) Konjungsi padahal menandai hubungan pertentangan Konjungsi ini berbeda dengan konjungsi lain, karena di samping menghubungkan klausa dapat juga menghubungkan kata. Meskipun demikian, frasa yang dihasilkan bukanlah frasa preposisional. Contoh: a) Ibu petani dan ayahnya juga petani b) Nita belajar menulis dan Adit belajar membaca c) Dia mencari saya dan adik saya d) Badannya kurus dan mukanya sangat pucat e) Aku yang dating ke rumahmu atau kamu yang dating ke rumahku f) Dia menangis, tetapi isterinya hanya terdiam saja g) Yang kita cari adalah hotel yang sederhana, tetapi bersih h) Ibu sedang memasak, sedangkan ayah membaca Koran
b. Konjungsi subordinatif Hasan Alwi, dkk., berpendapat bahwa “ konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang tidak memiliki status sintaksis yang sama”.14 Sedangkan menurut Kunjana Rahardi konjungsi subordinatif adalah konjungsi atau kata penghubung yang bertugas menghubungkan dua buah klausa atau lebih. Klausaklausa yang dihubungkan tersebut tidak memiliki status sintaksis atau status kalimat yang sama.15 Konjungsi atau kata penghung subordinatif ini yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat. Konjungsi ini dapat dibagi menjadi beberapa kelompok: 1) Konjungsi subordinatif waktu: sesudah, setelah, sejak, selesai, ketika, sebelum. Contoh: 14 15
Mansur Muslich, garis-garis besar tatabahasa baku bahasa Indonesia. h. 113 Kunjana Rahardi, penyuntingan bahasa Indonesia untuk karang mengarang. h. 20
12
a) Saya sedang mandi ketika dia datang b) Kami tak dapat berbuat apa-apa sebelum ada putusan pengadilan. 2) Konjungsi subordinatif pengandaian: seandainya. Seumpamanya, andaikan, sekiranya. Contoh: a) Andaikata engkau tidak bersalah, aku berani membelamu b) Seandainya aku tidak ditugaskan di kota ini, kita tidak dapat bertemu lagi 3) Konjungsi subordinatif syarat, misalnya: jika dan kalau Contoh: a) Ibu Ita akan naik haji jika tanahnya laku b) Kalau kegairahan sudah menjadi kebiasaan rasa takut dan gelisah tidak akan mendekat 4) Konjungsi subordinatif tujuan, misalnya: agar dan supaya. Contoh: a) Agar siswanya lulus ujian, ia menyelenggarakan pelajaran tambahan b) Jangan diungkit-ungkit perkara itu supaya tidak timbul lagi perselisihan. 5) Konjungsi subordinatif konsesif, misalnya: meskipun dan walaupun. Contoh: a) Meskipun hari hujan, dia datang juga. b) Elisabeth sudah siap menjadi ratu, walaupun ia masih muda belia. 6) Konjungsi subordinatif pemiripan, misalnya: seolah-olah dan seakan-akan. Contoh: a) Dia itu takut kepada saya seolah-olah saya musuhnya b) Ia merasa seakan-akan bumi berputar lebih cepat.
13
7) Konjungsi subordinatif pengakibatan, misalnya: sehingga dan sampai. Contoh: a) Saya betul-betul terpesona kepadanya, sehingga saya
terus
menatapnya b) Sangat asiknya membaca sampai mereka lupa makan
8) Konjungsi subordinatif penyebab, misalnya: karena dan sebab. Contoh: a) Hari ini dia tidak masuk kantor karena sakit b) Bibi sangat kesepian sebab tidak mempunyai anak
9) Konjungsi subordinatif penjelasan, misalnya: bahwa. Contoh: a) Kami mendengar kabar bahwa ayahnya meninggal kemarin
10) Konjungsi subordinatif cara, misalnya: dengan Contoh: a) Heri duduk dengan tangan terikat pada bagian belakang
c. Konjungsi Korelatif Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, atau klausa kedua unsur memiliki status sintaksis yang sama.16 Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frase atau klausa yang dihubungkan. Misalnya: 1) Baik…, maupun …, (maupun) …. 2) Tidak hanya …, tetapi (…) juga …. 3) Demikian (rupa) … Sehingga …. 4) Apa (kah) … atau …. 5) Entah …, …, entah …. 16
Mansur Muslich, garis-garis besar tatabahasa baku bahasa Indonesia. h. 115
14
6) Jangankan…, …, pun …. Contoh: a) Baik anda, maupun istri anda, maupun mertua anda akan menerima cindera mata b) Tidak hanya kita harus setuju, tetapi kita juga harus patuh c) Kita harus mengerjakan demikian rupa sehingga hasilnya benarbenar baik d) Apakah anda setuju atau tidak, kami pun tetap melaksanakannya e) Entah disetujui entah tidak, dia tetap akan mengusulkan gagasannya f) Jangankan orang lain, orang tuanya sendiri pun tidak dihormati
d. Konjungsi Antarkalimat Konjungsi
antarkalimat
adalah
kata
penghubung
yang
menghubungkan ide atau gagasan pada kalimat yang satu dengan dengan ide atau gagasan pada kalimat yang lainnya. Konjungsi ini selalu berada di awal kalimat karena memang tugas pokoknya adalah mengawali kalimat yang baru.17 Cara penulisan konjungsi antarkalimat harus selalu diawali dengan huruf kapital. Selain itu juga selalu harus diikuti dengan tanda koma. Konjungsi ini terdiri atas beberapa kelompok, yaitu: 1) Konjungsi yang menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu yang berbeda ataupun yang bertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya. Misalnya konjungsi biarpun begitu. Contoh: a) Kami tidak sepaham dengan mereka Kami tidak berani menegurnya b) Kami tidak sepaham dengan mereka. Biarpun begitu, kami tidak berani menegurnya. 17
Kunjana Rahardi, penyuntingan bahasa Indonesia untuk karang mengarang. h. 25
15
2) Konjungsi yang menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya. Misalnya konjungsi sesudah itu. Contoh: a) Rika mencuci kakinya Rika pergi ke tempat tidur b) Rika mencuci kakinya. Sesudah itu, Rika pergi ke tempat tidur. 3) Konjungsi yang menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain diluar dari yang telah dinyatakan sebelumnya. Misalnya konjungsi selain itu. Contoh: a) Pak Rudi mengalami penyakit demam tulang Dia juga mengidap penyakit tekanan darah rendah b) Pak Rudi mengalami penyakit demam tulang. Selain itu, dia juga mengidap penyakit tekanan darah rendah. 4) Konjungsi yang menyatakan adanya hal, peristiwa atau keadaan lain yang mengacu kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya. Misalnya konjungsi sebaliknya Contoh: a) Para pencuri tidak menghiraukan tembakan polisi. Mereka melawan polisi itu dengan tangan besi. b) Para pencuri tidak menghiraukan tembakan polisi. Sebaliknya mereka melawan polisi itu dengan tangan besi. 5) Konjungsi yang menyatakan keadaan yang sebenarnya. Misalnya konjungsi sesungguhnya Contoh: a) Persoalan yang akan dialaminya memang rumit Persoalan itu sudah dipikirkan jauh sebelumnya. b) Persoalan yang akan dialaminya memang rumit. Sesungguhnya persoalan itu sudah jauh dipikirkan sebelumnya. 6) Konjungsi yang menyatakan penguatan keadaan yang dinyatakan sebelumnya. Misalnya konjungsi bahkan.
16
Contoh: a) Wartawan itu baru tahu soal/kasus pembunuhan itu. Dia baru mulai menggarapnya. b) Wartawan itu baru tahu soal/kasus pembunuhan itu. Bahkan, dia baru mulai menggarapnya. 7) Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan keadaan yang sebelumnya. Misalnya konjungsi akan tetapi. Contoh: a) Situasi Aceh sudah mulai aman terkendali. Masyarakat Aceh tetap waspada setiap hari. b) Situasi Aceh sudah mulai aman terkendali. akan tetapi, masyarakat Aceh tetap waspada setiap hari.
B. Kalimat 1. Pengertian Kalimat Lazimnya, kalimat dapat dipahami sebagai satuan bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk menyampaikan ide atau gagasan. Dapat diakatakn sebagai satuaan bahsa terkecil karenaa sesungguhnya di atas tataran kalimat itu masih terdapaat satuan kebahasaan lain yang jauh lebih besar.18 Kalimat dapat dipahami sebagai satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan ataupun tulis, yang mengungkapkan pikiran dan gagasan yang utuh.19 Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dank eras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengna intonasi akhir yang diikutin oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses
18
Kunjana rahardi. 2010. “Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi”. Yogyakarta: Erlangga. Hlm. 76 19 Kunjana Rahardi, penyuntingan bahasa Indonesia untuk karang mengarang. h. 127
17
fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda Tanya (?), atau tanda seru (!). sementara itu di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma(,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda t anya, tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepadan denga jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda Tanya, dantanda seru melambangkan kesenyapan.20
2. Unsur-Unsur Kalimat Kalimat memiliki unsur-unsur kalimat21.. Apabila dalam suatu kalimat terdapat unsur-unsur tersebut maka akan menghasilkan sebuah kalimat yang benar dan bermakna yang baik. Sehingga dapat didengar dan dimengerti dengan jelas oleh pendengar. a. Subjek Unsur pertama dalam kalimat ialah subjek. Apabila kalimat tersebut merupakan kalimat aktif. Maka subjek berada didepan predikat. Namun, apabila kalimat tersebut merupakan kalimat pasif. Maka, subjek berada dibelakang predikat. Ada beberapa cara untuk mengetahui keberadaan subjek dalam suatu kalimat. Cara yang digunakan adalah dengan menggunakan pertanyaan. Siapa + yang + predikat apabila suatu subjek itu adalah subjek orang, atau Apa + yang + predikat apabila yang menjadi subjek itu bukan orang. Perhatikanlah kalimat berikut ini: Rani sedang membaca. Dengan menerapkan rumus sebelumnya, maka pertanyaanya adalah „siapa yang sedang membaca?‟. Jawabannya tentu adalah „Rani.‟ Maka, subjek kalimat tersebut adalah „Rani‟.
20 21
Hasan Alwi, dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, h. 311 Kunjana rahardi. 2010. “Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi”, h. 77
18
Di dalam rumah itu telah ditemukan bom berukuran besar yang siap meledak. Pada kalimat di atas, subjek kalimatnya ialah terima kasih. Alasannya, predikatnya ialah kami ucapkan. Maka, rumusan pertanyaan untuk mengidentifikasi subjeknya ialah apa yang telah ditemukan di dalam rumah itu?. Adapun jawabannya ialah bom yang berukuran besar yang siap meledak. b. Predikat Cara yang paling mudah digunakan untuk mengidentifikasi predikat kalimat adalah dengan menggunakan formula pertanyaan „bagaimana‟ atau „mengapa‟. Perhatikanlah kalimat berikut ini: Rano menangis tersedu-sedu. Dengan menerapkan rumus sebelumnya, maka pertanyaanya adalah „mengapa Rano‟ atau „bagaimana Rano?‟. Jawabannya tentu adalah „menangis tersedu-sedu‟.
Maka, predikat dalam kalimat tersebut
adalah „menangis tersedu-sedu‟. c. Objek Adanya suatu objek kalimat apabila predikat kalimat tersebut merupakan verba atau kata kerja yang sifatnya aktif transitif. Kalimat yang memiliki verba transitif, yang lazimnya berawalan „me-‟. Maka dalam kalimat tersebut terdapat objek kalimat. Perhatikanlah kalimat berikut ini: Rasyid menerima hadiah. Unsur hadiah adalah objek dalam kalimat tersebut. Alasannya kata hadiah hadir setelah kata kerja berawalan „me‟. d. Pelengkap Pelengkap dalam suatu kalimat bertugas untuk melengkapi kata kerja dalam suatu kalimat. Objek kalimat dan pelengkap kalimat memiliki perbedaan dan persamaan. Perbedaan antara keduanya ialah dalam kalimat pasif, pelengkap tidak dapat menempati fungsi subjek. Pada
19
posisi yang sama, objek dapat menempatinya. Sedangkan, persamaan antara objek kalimat dan pelengkap kalimat ialah: Keduanya harus hadir melengkapi kata kerja dalam kalimat Keduanya tidak dapat diawali oleh preposisi atau kata depan Keduanya menempati posisi di belakang kalimat Ciri yang dapat menunjukkan bahwa suatu bentuk kebahasaan itu ialah pelengkap, bahwa verba yang mendahuluinya merupakan verba berawalan „ber‟. Selain itu, bentuk-bentuk berafiks „ke-an‟ seperti kehilangan, kedatangan, kemasukan selalu diikuti oleh pelengkap. Perhatikan kalimat berikut ini: Randi kehilangan dompet. Dalam kalimat tersebut bahwa „dompet‟ adalah pelengkap dalam kalimat tersebut. e. Keterangan Keterangan berfungsi untuk menambahkan informasi pada kalimat. Informasi yang hendak ditambahkan dapat berupa tempat, waktu, cara, syarat, sebab, tujuan, dan sebagainya. Dalam suatu kalimat, keterangan diawali oleh preposisi atau kata depan. Perhatikan kalimat berikut ini: Ayah pergi ke Bandung kemarin. Unsur kemarin merupakan keterangan dalam kalimat tersebut.
3. Struktur kalimat Menurut strukturnya, kalimat Bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan kalimat majemuk. a. Struktur kalimat dasar atau tunggal Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satui predikat.22 Kalimat dasar atau kalimat tunggal, atau kalimat sederhana adalah kalimat yang hanya memiliki satu subjek dan satu predikat. 23 22
Zaenal Arifin, dkk, Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2004), h. 64
20
Oleh karena itu, suatu kalimat yang apabila terdiri dari subjek dan predikatnya lebih dari satu. Maka, kalimat tersebut bukan dikatakan sebagai kalimat dasar atau tunggal. Dalam Bahasa Indonesia dikenal 6 struktur atau pola kalimat tunggal, yakni: 1) Subjek (Kata Benda) + Predikat (Kata Kerja) Mahasiswa berdiskusi. 2) Subjek (Kata Benda) + Predikat (Kata Kerja) + Objek (Kata Benda) Mereka menonton film. 3) Subjek (Kata Benda) + Predikat (Kata Kerja) + Objek (Kata Benda) + Objek (Kata Benda) Paman Ahmad memberikan saya hadiah. 4) Subjek (Kata Benda) + Predikat (Kata Sifat) Dosen itu baik. 5) Subjek (Kata Benda) + Predikat (Kata Bilangan) Harga pulpen itu lima ribu rupiah. 6) Subjek (Kata Benda) + Predikat (Kata Benda) Rohman peneliti.
C. Kalimat Majemuk 1. Pengertian Kalimat Majemuk Kalimat majemuk adalah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa, sehingga perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat yang baru di samping pola yang sudah ada. 24 Jadi Kalimat majemuk adalah kalimat yang terbentuk atas dua pola kalimat atau lebih. Artinya kalimat itu memiliki dua subjek dan dua predikat.
23
Kunjana Rahardi. 2010. “Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi”, h. 77 Ida bagus putrayasa. 2012. “Jenis Kalimat dalam Bahasa Indonesia”. Bandung: PT Revika Aditama. Hlm. 48 24
21
Contoh: 1) Ayah menulis surat, ibu berdiri disampingnya. 2) Ayah menulis surat, sambil ibu berdiri disampingnya. Kalimat majemuk merupakan perluasan kalimat tunggal yang membentuk satu atau lebih pola kalimat baru disamping pola kalimat yang sudah ada. Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua kalimat tunggal atau lebih. Contoh: (a) Kakak sedang membaca buku (b) Ketika adik tidur dan kakak sedang membaca buku, ayah pergi ke kantor. Kalimat majemuk dapat dibentuk dari paduan beberapa buah kalimat tunggal. Dalam pembentukannya ada yang memerlukan kata penghubung ada pula yang tidak. Tidak Berpenghubung 1. Dia makan, dia kenyang
Berpenghubung 1. Karena
hujan-hujanan,
ia
menjadi sakit 2. Kami tidak setuju, kami protes
2. Daripada menganggur, lebih baik engkau bekerja di kebun
3. Keadaan di dalam kota kembali tenang
3. Dia pura-pura tidak tahu padahal dia tahu banyak
2. Jenis Kalimat Majemuk Kalimat majemuk dapat dikelompokkan dalam empat jenis sebagai berikut:25 a. Kalimat Majemuk Setara Kalimat majemuk setara adalah gabungan beberapa kalimat tunggal menjadi sebuah kalimat yang lebih besar, dan tiap-tiap kalimat tunggal yang digabungkan itu tidak kehilangan unsur- unsurnya.26 25
Koryono
M. Ramlan. 1987. “Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif”. Yogyakarta: CV.
22
Contoh: 1) Ayah berangkat ke kantor. Ibu pergi ke pasar. 2) Ayah berangkat ke kantor dan ibu pergi ke pasar. 3) Ia pelajar paling pandai di kelasnya. Ia disenangi temantemannya. 4) Ia pelajar paling pandai di kelasnya, sebab itu disenangi teman temannya. Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang mempunyai dua klausa atau lebih yang berkedudukan setara. Tidak ada klausa atau pola kalimat yang menduduki suatu fungsi pada kalimat yang lain. Jadi, tidak ada yang menduduki anak kalimat. Pada garis besarnya, kalimat majemuk setara dibagi menjadi tiga yaitu: a) Kalimat majemuk setara sejalan Contoh: (a) K1
= Para siswa bekerja dengan giat
K2
= Guru-guru mengatur ruangan
K3
= Kepala sekolah mempersiapkan acara
KMS = Para siswa bekerja dengan giat, guru-guru mengatur ruangan, dan kepala sekolah mempersiapkan acara (b) K1
= Ruang itu disapu
K2
= Lantainya dipel
K3
= Temboknya dihiasi
KMS
= Mula-mula ruangan itu disapu, setelah itu lantainya
dipel, kemudian temboknya dihiasi b) Kalimat majemuk setara berlawanan Contoh : (a) K1 K2
= Kakaknya pintar sekali = Adiknya bodoh sekali
KMS = Kakaknya pintar sekali, tetapi adiknya bodoh sekali. 26
Ida bagus putrayasa.“Tata Kalimat Bahasa Indonesia”, h. 49
23
Kakaknya pintar sekali, sebaliknya adiknya bodoh luar biasa (b) K1 = Anda belajar dengan baik K2
= Anda akan tidak lulus
KMS = Anda belajar dengan baik atau anda akan tidak lulus c) Kalimat majemuk setara penunjukan (a) K1 K2
= Dayu sudah mengetahui masalah itu = Dayu tidak heran
KMS = Dayu sudah mengetahui masalah itu, karena itu Dayu tidak heran (b) K1 K2
= Dia sedang sakit = Dia tidak ikut bertanding
KMS = Dia sedang sakit, karena itu dia tidak ikut bertanding
b. Kalimat Majemuk Rapatan Kalimat majemuk rapatan adalah kalimat majemuk setara yang bagian-bagiannya dirapatkan. Hal itu terjadi karena kata-kata atau frase dalam bagian-bagian kalimat itu menduduki fungsi yang sama. Proses perapatan dilakukan dengan cara menghilangkan salah satu fungsi kalimat yang sama itu. 1) Kalimat majemuk rapatan subyek Contoh: a) K1 = Pakaian itu dicuci K2 = Pakaian itu dijemur K3 = Pakaian itu disetrika KMR : Pakaian itu dicuci, dijemur dan disetrika K1
P2
2) Kalimat majemuk rapatan predikat Contoh: (a) K1 = Bukunya dilemparkan K2 = Pensilnya dilemparkan
P3
24
K3 = Tasnya dilemparkan
Bukunya, pensilnya, dan tasnya dilemparkan S1
S2
K3
3) Kalimat majemuk rapatan objek Contoh: (a) K1 = Adik mencuci pakaian itu K2 = Kakak menjemur pakaian itu
KMR : Adik mencuci dan Kakak menjemur pakaian itu
c. Kalimat Majemuk Bertingkat Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang hubungan polapolanya tidak sederajat, salah satu pada bagian yang lebih tinggi kedudukannya disebut induk kalimat, sedangkan bagian yang lebih rendah kedudukannya disebut anak kalimat.27 Kalimat majemuk bertingkat ialah kalimat tunggal yang bagianbagiannya diperluas, sehingga perluasan itu membentuk satu atau beberapa pola kalimat baru, selain pola yang sudah ada. Bagian kalimat yang diperluas sehingga membentuk pola kalimat baru disebut anak kalimat, sedangkan bagian yang tetap atau lebih tinggi kedudukannya disebut induk kalimat. Contoh: 1) Kalimat tunggal Lusiana / menyaksikan / pertunjukan. 2) Kalimat majemuk bertingkat Lusiana / menyaksikan / siswa-siswa / menari. Uraian kalimat: 27
Ida bagus putrayasa. 2012. “Tata Kalimat Bahasa Indonesia”. Bandung: PT Refika Aditama. Hlm. 63
25
Lusiana=Subjek,
menyaksikan=predikat,
siswa-siswa=subjek;
menari=predikat. Lusiana menyaksikan = induk kalimat Siswa-siswa menari = anak kalimat pengganti objek penderita Ketika saya masih tidur ayah berangkat ke sekolah. anak kalimat
induk kalimat
Kalimat majemuk bertingkat ialah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setara atau sederajat yakni yang satu menjadi bagian yang lain. Proses terjadinya kalimat majemuk bertingkat sesungguhnya berasal dari sebuah kalimat tunggal. Bagian kalimat majemuk yang berasal dari bagian kalimat yang tidak mengalami pergantian/perubahan dinamai induk kalimat sedangkan bagian kalimat yang majemuk yang berasal dari kalimat tunggal yang sudah mengalami pergantian/perubahan dinamai anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang hubungan antara unsur-unsurnya tidak sederajat.
Salah satu
unsurnya ada yang menduduki induk kalimat sedangkan unsur lainnya sebagai anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat antara lain meliputi jenis-jenis sebagai berikut: a) Kalimat majemuk hubungan pengandaian yang ditandai oleh kata penghubung jika, seandainya, dan andaikata. Contoh: (a) Jika tidak hujan, ia akan datang ke pesta itu. (b) Seandainya engkau tidak hadir malam itu, kami tidak mendapat uang sedemikian banyak. (c) Andaikan Dina maju ke pengadilan, perkara ini akan disidangkan.
26
b) Kalimat majemuk hubungan perbandingan ditandai oleh kata sambung ibarat, seperti, bagaikan, daripada, dan laksana. Contoh: (a) Pak Bahrun menyayangi semua keponakannya seperti dia menyayangi anak kandungnya. (b) Lebih baik cepat lima menit di sini, daripada terlambat sama sekali.
c) Kalimat majemuk hubungan penyebaban ditandai oleh kata sambung sebab, karena, dan oleh karena. Contoh: (a) Borobudur tentu bukan nama resminya, sebab biasanya suatu bangunan
mempunyai nama resmi yang diberikan
maknanya dalam keagamaan. (b) Dia tidak pergi ke sekolah karena sakit. (c) Teori transformasi lahir oleh karena ketidak puasan para linguis muda terhadap teori struktural.
d) Kalimat majemuk hubungan akibat, ditandai oleh kata sambung sehingga, sampai-sampai, dan maka. Contoh: (a) Ia bekerja terlalu keras sehingga jatuh sakit. (b) Berjam-jam ia berjalan sampai-sampai kakinya bengkak. (c) Mengenai eksposisinya, dibandingkan dengan museummuseum
Angkatan Perang yang telah saya lihat di Eropa
Barat, maka apa yang saya lihat di Beograd itu adalah yang paling modern. a) Kalimat majemuk hubungan cara ditandai oleh kata sambung dengan. Contoh:
27
(a) Kesebelasan Persib Bandung berhasil mempertahankan kemenangannya dengan cara memperkokoh pertahanan mereka.
f) Kalimat majemuk hubungan penjelasan ditandai kata sambung bahwa, dan yaitu. Contoh: (a) Aku baru mengerti hari ini bahwa Dina benar-benar menaruh perhatian kepadaku. (b) Kebun itu telah disiangi ayah yaitu dengan memangkas dan membuang pohon-pohon yang tumbuh disekitarnya. g) Kalimat majemuk hubungan waktu, ditandai kata sambung ketika, sewaktu dan semasa. Contoh: (a) Pekerjaan itu sudah selesai ketika ayah datang dari kantor. Menurut Darisman dilihat dari segi bentuknya, kalimat dibedakan menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang terdiri dari satu klausa, sedangkan kalimat majemuk terdiri dari dua klausa atau lebih. Kalimat majemuk bertingkat banyak macamnya, misalnya kalimat majemuk bertingkat dengan kata hubung sesudah, sebelum, ketika, dan sementara (menyatakan waktu). Selain itu kalimat majemuk bertingkat dengan kata hubung jika (menyatakan syarat), sekiranya dan seandainya (menyatakan pengandaian). Berikut ini contoh kalimat majemuk bertingkat : 1. Kalimat majemuk bertingkat menggunakan kata sebelum, sesudah, ketika, dan sementara (hubungan antar klausanya menyatakan waktu). Contoh:
Sebelum Rima pulang ke rumah, ibu memasak sayur asam.
Ayah berangkat ke kantor sesudah sarapan pagi.
28
Ketika liburan tiba, kami pergi ke rumah nenek.
Sementara Budi bermain bola, Rima menonton di halaman rumah.
2. Kalimat majemuk bertingkat menggunakan kata jika (hubungan antar klausanya menyatakan syarat). Contoh:
Jika hari tidak hujan, aku akan ke rumahmu.
Jika Udin naik kelas, ibu akan membelikannya sepeda.
3. Kalimat majemuk bertingkat menggunakan kata sekiranya dan seandainya
(hubungan
antar
klausanya
menyatakan
pengandaian). Contoh:
Seandainya kamu rajib belajar, pasti nilaimu tidak jelek.
Sekiranya Rima naik kelas, ibu pasti senang.
d. Kalimat Majemuk Campuran Kalimat majemuk campuran adalah gabungan kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Dalam kalimat majemuk campuran, sekurang-kurangnya dibentuk tiga kalimat tunggal. Contoh: 1) Pekerjaan ini selesai, ketika ayah datang dari kantor, dan ibu selesai memasak.
B. Kerangka Berpikir Dengan memperhatikan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka pada bagian ini diuraikan kerangka pikir yang dapat dijadikan pegangan untuk menemukan data dan informasi dalam penelitian ini. Berdasarkan teori, maka ada beberapa hal yang dipandang perlu dijadikan kerangka berpikir untuk pemecahan “penggunaan kata penghubung” dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut:
29
1. Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari bentukbentuk kata, fungsi dan kegunaannya dalam pembentukan kalimat perlu dicermati. 2. Untuk memahami penggabungan kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk, sangat diperlukan penggunaan yang benar dan matang, supaya penulis dari pembentukan kalimat rancu dan sumbang. 3. Guru bahasa Indonesia yang baik dalam pengajaran kata penghubung untuk membentuk kalimat majemuk harus sesuai dengan Kurikulum KTSP bahasa Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut, maka kemampuan memahami kata penghubung digunakan tes objektif sebanyak 20 nomor yang diujikan kepada peserta. Selanjutnya peneliti menganalisis hasil pekerjaan tersebut sehingga diperoleh
suatu
gambaran
tentang
kemampuan
siswa
menganalisis
penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia. Berdasarkan hal itu, berikut ini akan diuraikan kerangka pikir yang dijadikan landasan berpikir peneliti.
C. Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan antara lain: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Widowarti dalam skipsinya yang berjudul “Analisis Penggunaan Konjungsi Pada Karya Tulis Siswa SMU Kelas III dan Implikasinya Bagi Pembelajaran Keterampilan Menulis”. Hasil penelitian yang Widowarti dapatkan bahwa penggunaan konjungsi koordinatif lebih sering digunakan daripada subordinatif. Konjungsi yang paling sering digunakan siswa yaitu konjungsi yang menyatakan menambah, sedangkan konjungsi yang jarang digunakan adalah konjungsi yang menyatakan waktu.28
28
Widowarti, Analisis Penggunaan Konjungsi Pada Karya Tulis Siswa SMU Kelas III dan Implikasinya Bagi Pembelajaran Keterampilan Menulis, (Jakarta: UIN Jakarta, 2012)
30
2. Penelitian yang dilakukan oleh Maria dalam skripsinya yang berjudul “Konstribusi Penguasaan Konjungsi Subordinatif Kepada Kemampuan Menulis Kalimat Menulis Subordinatif Oleh Siswa Kelas X SMA Tahun Pelajaran 2007/2008”. Dalam penelitian tersebut Maria menekankan penggunaan konjungsi subordinatif dalam menulis sebuah kalimat. Analisis data tersebut menyatakan bahwa penggunaan konjungsi subordinatif yang sering digunakan adalah konjungsi subordinatif “sampai, dengan, bahwa dan kalau”. Konjungsi yang digunakan siswa sudah tepat dalam penggunaanya, sehingga dapat dikatakan konjungsi subordinatif yang digunakan dalam menulis kalimat subordinatif sudah dikuasai oleh siswa.29 3. Penelitian yang dilakukan oleh Ratu Nurrah seorang mahasiswi UIN Jakarta.
Dalam
skripsinya
Ratu
meneliti
“Upaya
Peningkatan
Penggunaan Konjungsi pada Karangan Argumentasi Siswa,”. Seperti Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada umumnya, skripsi tersebut menitikberatkan penelitiannya pada upaya-upaya yang ditempuh untuk meningkatkan penggunaan konjungsi. Berdasarkan pada uraian-uraian tersebut, pada penelitian ini peneliti mencoba untuk menganalisis penggunaan konjungsi pada tajuk rencana secara lebih kompleks, serta efektifitasnya sebagai sumber belajar.30 Berdasarkan beberapa penelitian diatas, dapat penulis simpulkan bahwa penelitian yang akan dilakukan penulis berbeda dengan apa yang dilakukan oleh peneliti-peneliti lainnya. Widowati melakukan penelitian dengan menekankan konjungsi mana yang sering digunakan, konjungsi koordinatif atau subordinatif. Maria melakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana penguasaan konjungsi subordinatif yang digunakan siswa dalam menulis kalimat subordinatif.
Ratu Nurrah
melakukan penelitian dengan menitikberatkan penelitiannya pada upaya29
Maria, Upaya Peningkatan Penggunaan Konjungsi pada Karangan Argumentasi Siswa, (Jakarta: UIN Jakarta, 2011) 30 Ratu Nurrah, Upaya Peningkatan Penggunaan Konjungsi pada Karangan Argumentasi Siswa, (Jakarta: UIN Jakarta, 2012)
31
upaya yang ditempuh untuk meningkatkan penggunaan konjungsi serta menganalisis penggunaan konjungsi pada tajuk rencana secara lebih kompleks, serta efektifitasnya sebagai sumber belajar. Sedangkan peneliti sendiri melakukan penelitian untuk mengetahui sejauhmana penguasaan materi tentang kata penghubung dalam kalimat majemuk.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di MI Arrahmaniyah Depok yang beralamat di Jl. Raya Masjid Jami Al Ittihad Bojong Pondok Terong Cipayung Depok. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014, dari bulan Januari sampai bulan April 2014. Penelitian dilakukan setelah pengurusan izin penelitian, uji coba instrumen dan penyempurnaan instrument. Adapun waktu penelitian dalam proses pengumpulan data sebagai berikut : Tahapan
Waktu
Proses Awal Penelitian 1. Persetujuan Judul Penelitian oleh
7 Januari 2014
Kajur 2. Seminar Proposal Skipsi
25 Januari 2014
3. Bimbingan Skripsi oleh Dosen
9 Maret 2014 s/d September
Pembimbing yang bersangkutan
2014
Penyususnan Data 1. Revisi Bab I
Maret 2014
2. Revisi Bab II
April 2014
3. Revisi Bab III
Oktober 2014
4. Revisi Bab IV
November 2014
5. Revisi Bab V Laporan Penelitian 1. Survei
Awal
di
MI 20 Oktober 2014
Arrahmaniyah Depok 2. Penyebaran Uji Instrumen 3. Pengumpulan
data
dari
11 November 2014 MI 12 November 2014
Arrahmaniyah Depok
32
33
4. Wawancara sekolah
dengan
dan
guru
kepala 11 November 2014 bahasa
Indonesia
B. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di sekolah MI Arrahmaniyah Depok yang berlokasi di di Jl. Raya Masjid Jami Al Ittihad Bojong Pondok Terong Cipayung Depok. Yang akan diteliti disini adalah Pengetahuan Siswa Terhadap Kata Penghubung dalam Kalimat Majemuk Bahasa Indonesia Pada Kelas V MI Arrahmaniyah Depok. Adapun yang berperan dalam penelitian ini, meliputi: peneliti sendiri, Guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas V MI Arrahmaniyah Depok. Berikut adalah jadwal penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang disajikan dalam bentuk tabel. Tabel 3.1 Jadwal Penelitian No
Nama Kegiatan
Bulan Oktober
1
Survei awal ke sekolah
2
Observasi
3
Wawancara
4
Pengumpulan data
November
C. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara-cara berpikir untuk melakukan penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai suatu proses yang terdiri atas sejumlah kegiatan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.1 Jadi metode penelitian adalah suatu
1
Maman Abdurrahman, Panduan Praktis Memahami Penelitian, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011) cet 1, h. 3-4
34
cara atau upaya untuk memperoleh fakta yang sistematis untuk mewujudkan kebenaran. Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif,
metode
ini
bertujuan
untuk
menggambarkan,
mendeskripsikan atau melukiskan secara sistematis mengenai situasi atau kejadian. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wina Sanjaya dalam buku Penelitian Pendidikan, “Penelitian deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara utuh dan mendalam tentang realitas sosial dan berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat yang menjadi subjek penelitian sehingga tergambarkan ciri, karakter, sifat dan model dari fenomena tersebut”.2 Dalam pendekatan metode kualitatif ini, peneliti mengamati secara lebih mendalam lagi mengenai hal-hal yang terkait dengan masalah yang ada. “penelitian kualitatif menggunakan desain penelitian studi kasus dalam arti penelitian difokuskan pada satu fenomena saja yang dipilih dan ingin dipahami secara mendalam, dengan mengabaikan fenomena-fenomena lainnya”.3 Dalam pendekatan metode kualitatif ini dapat diketahui dengan cara mendalami situasi sosial yang ada di lapangan seperti yang terdapat pada gambar berikut ini: Place/tempat
Social situation Actor/orang
2
activity/aktivitas
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), cet.1, h.47 3 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya: 2011), h. 99
35
Gambar 3.1 Situasi sosial(social situation)4 Penelitian deskripsi biasanya tidak diarahkan untuk menguji hipotesa, melainkan
untuk
mencari
informasi
untuk
mengambil
kesimpulan.
Berdasarkan proses sifat dan analisis datanya, penelitian ini bersifat eksploratif yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena. Karena penelitian ini mendeskripsikan suatu gejala nyata yang ada dilapangan.
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data Pengumpulan data merupakan proses pengadaan data untuk keperluan suatu penelitian yang merupakan langkah penting dalam metode ilmiah. Pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.5 Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut. 1. Observasi Banyak yang beranggapan observasi sebagai aktifitas sempit yakni mengamati sesuatu dengan penglihatan. Dalam pengertian psikologi, observasi atau yang disebut juga pengamatan, meliputi kegiatan
pemuatan
perhatian
terhadap
sesuatu
objek
dengan
menggunakan seluruh alat indra.6 Observasi ini merupakan langkah awal yang dilakukan peneliti. Tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetahui penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Arrahmaniyah Depok. Dalam observasi, ada tiga komponen yang menjadi obyek penelitian, yaitu: Place (Tempat), Actor (Pelaku) dan Activities
4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta: 2012), cet: 15, h. 287 5 Maman Abdurrahman, Panduan Praktis Memahami Penelitian, h.85 6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), cet. 13, h. 199
36
(Aktivitas).7 Place atau tempat disini adalah lingkungan kelas di Sekolah. Actor atau pelaku disini adalah guru mata pelajaran yang terkait penelitian dan siswa. Activities atau aktivitas disini adalah penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk Bahasa Indonesia siswa kelas V. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi langsung ke lapangan yaitu di MI Arrahmaniyah Depok. a) Place (Tempat) Tempat yang menjadi obyek penelitian disini ialah MI Arrahmaniyah Depok yang berlokasi di di Jl. Raya Masjid Jami Al Ittihad Bojong Pondok Terong Cipayung Depok. b) Actor (Pelaku) Adapun actor (pelaku) yang diobservasi/diamati dalam penelitian ini adalah Keseluruhan siswa yaitu kelas V A-B-C MI Arrahmaniyah yang berjumlah 93 orang. Yang masing-masing kelasnya terdiri dari 31 orang. Pada penelitian ini peneliti hanya meneliti sampel sebanyak 20 siswa. Tabel 3.2 Keadaan Siswa Kelas V MI Arrahmaniyah Depok No.
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1.
VA
20
11
31
2.
VB
15
16
31
3.
VC
12
19
31
47
46
93
Jumlah
c) Activities (aktivitas) Aktivitas yang diamati dalam penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran, untuk mengetahui penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Arrahmaniyah Depok. 7
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2012), cet. 15, h. 285
37
Dalam panduan observasi, penulis membuat pedoman observasi sebagai berikut
Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Observasi Skor
Keterangan
4
Sangat Baik
3
Baik
2
Cukup
1
Kurang
Tabel 3.4 Pedoman Observasi Dimensi
Indikator
No. Item
a. Kesesuaian materi
b, c, d, e
b. Keruntutan materi
f
c. Penguasaan kelas
g
d. Alokasi waktu
h
e. Memotivasi siswa
i, j, k
Strategi
f. Adanya kegiatan eksplorasi
l
Pembelajaran
g. Adanya kegiatan elaborasi
m
h. Adanya kegiatan konfirmasi
n
i. Pemanfaatan media
p
j. Kesuaian media k. Efektifitas strategi l. Efektifits media
q, r, s a t, u
38
2. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.8 Percakapan
yang dimaksud
disini
adalah
percakapan
antara
pewawancara dengan yang diwawancarai. Dalam wawancara ini peneliti memberikan beberapa pertanyaan yang telah disiapkan daftar pertanyaannya (instrumen) dalam bentuk pedoman wawancara kepada Kepala Sekolah dan Guru Bahasa Indonesia. Tujuan dari wawancara ini adalah penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Arrahmaniyah Depok.
Tabel 3.5 Pedoman Wawancara terhadap Kepala Sekolah Dimensi
Indikator
No Item
Pengalaman kepala sekolah kompetensi guru Aktivitas Kepala
Perhatian kepala
Sekolah
sekolah terhadap
1, 2 3,4,5
6
keprofesionalan guru kerjasama kepala sekolah dengan guru
7,8
Tabel 3.6 Pedoman Wawancara kepada Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Dimensi Aktivitas Guru
8
Indikator
No. Item
Pengalaman guru
1, 2
Hasil belajar bahasa Indonesia terhadaap
3,4
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 186
39
penggunaan
kata
penghubung
dalam
kalimat majemuk di kelas V Kesulitan dalam mengajar penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk
4,5
di kelas V Strategi yang digunakan agar siswa lebih paham Evaluasi yang digunakan
6,7,8
9
Pentingnya mengajarkan penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk
10
3. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, dan agenda.9 Tujuan dari studi . dokumentasi ini adalah sebagai bukti dar hasil penelitian. 4. Tes Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.10 Tes yang diberikan dalam bentuk soal pilihan ganda (PG). Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat. Tes dalam teknik penelitian merupakan sebagai cara yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa setelah memperoleh pengajaran. 9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 206 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta, Rineka Cipta, 2010), Cet-14, h.193 10
40
E. Kontrol Terhadap Validitas Internal 1. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.11 Keabsahan suatu data dapat dilakukan dengan teknik pemeriksaan yangdidasarkan atas kriteria tertentu. Ada empat kriteria dalam teknik pemeriksaan data, yaitu kredibilitas, keteralihan, kebergantungan, dan kepastian.12 Untuk mengukur validitas soal tersebut menggunakan program ANNATES versi 4.0.2. Penghitungan validitas dengan menggunakan program ANNATES dinyatakan valid jika memiliki nilai dalam batas signifikansi di bawah ini.13 df (N-2)
P = 0,05
P = 0,01
10
0,576
0,708
15
0,482
20
df (N-2)
P = 0,05
P = 0,01
60
0,250
0,325
0,606
70
0,233
0,302
0,423
0,549
80
0,217
0,283
25
0,381
0,496
90
0,205
0,267
30
0,349
0,449
100
0,195
0,254
40
0,304
0,393
125
0,174
0,228
50
0,273
0,354
>150
0,159
0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 211 12 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 321 13 Merina Khoirunisa, Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Peserta Didik Kelas VIII.1 Mts. Al Makmur Ciganjur, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012, tidak dipublikasikan, h. 43
41
Dari hasil penghitungan terhadap 40 butir soal yang diujicobakan, maka soal yang tidak valid disisihkan. Butir soal yang valid berjumlah 25 soal, dan yang tidak valid berjumlah 15 soal.
2. Reliabilitas Suatu alat ukur memiliki reliabilitas yang baik jika alat ukur itu memiliki konsistensi yang handal walau dikerjakan oleh siapapun (dalam level yang sama), dimanapun dan kapanpun. Selain pengujian validitas, sebuah tes juga hasrus memiliki reliabilitas. Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Tes hasil belajar yang baik harus memiliki reliabilitas yang harus dipercaya, artinya setelah tes hasil belajar itu dilaksanakan berulang kali terhadap subyek yang sama, hasilnya selalu relatif sama. Uji ini dilakukan dengan menggunakan program ANNATES versi 4.0.2 dengan kriteria kategori reliabilitas sebagai berikut: Tabel 3.7 Kriteria Besar Korelasi Nilai Korelasi
r11
Kriteria Tidak ada korelasi
0,20
0,20
r11
0,40
Korelasi rendah
0,40
r11
0,70
Korelasi sedang
0,70 0,90
r11 r11
0,90 1,00
r11 = 1,00
Korelasi tinggi Korelasi sangat tinggi Korelasi sempurna
3. Indeks Kesukaran Soal Tingkat kesukaran untuk setiap item soal menunjukkan apakah butir soal itu tergolong sukar, sedang atau mudah. Tingkat kesukaran
42
merupakan salah satu analisis kuantitatif proporsi atau perbandingan siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Indeks kesukaran rentangnya dari 0,0 – 0,1. Semakin besar indeks kesukaran menunjukkan semakin mudah butir soal dan sebaliknya semakin rendah indeks kesukaran menunjukkan semakin sulit butir soal. Tingkat kesukaran dapat diketahui dengan menggunakan program ANNATES. Tingkat kesukaran yang baik adalah P = 0,5 atau 0,15.14 dengan klasifikasi sebagai berikut: Table 3.8 Klasifikasi Interprestasi Indeks Kesukaran Nilai IK
Interprestasi
IK = 0,00
Sangat sukar
0,00
IK
0,30
Sukar
0,30
IK
0,70
Sedang
0,70
IK
1,00
Mudah
IK = 1,00
Sangat mudah
Hasil penghitungan butir soal menunjukkan dari 40 butir soal yang diujikan terdapat 20 butir soal sangat mudah, 8 butir soal mudah, 7 butir soal sedang, 2 butir soal sukar, dan 3 butir soal sangat sukar.
4. Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan sebuah soal untuk membedakan antara siswa yang menjawab dengan benar (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang menjawab salah (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Untuk mengetahui daya pembeda dapat
14
Merina Khoirunisa, Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Peserta Didik Kelas VIII.1 Mts. Al Makmur Ciganjur , h.45.
43
dilakukan dengan program ANNATES versi 4.0.2. Klasifikasi interprestasi daya pembeda tiap butir soal yang digunakan adalah sebagai berikut:15 Table 3.9 Klasifikasi Interprestasi Daya Pembeda Nilai Dp
Interprestasi
0,00 – 0,20
Buruk
0,21 – 0,40
Cukup
0,41 – 0,70
Baik
0,71 – 1,00
Baik Sekali
Hasil 40 butir soal yang diujikan menunjukkan terdapat 4 soal berkategori baik sekali, 2 soal berkategori baik, 10 soal berkategori cukup, dan 24 soal berkategori buruk.
F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data Untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan kredibilitas. Kriteria ini dipergunakan untuk membuktikan bahwa data atau informasi yang diperoleh benar-benar mengandung nilai kebenaran (truth value). Adapun teknik yang dilakukan antara lain: 1.
Pengamatan secara seksama Pengamatan secara seksama dilakukan secara terus menerus untuk
memperoleh gambaran yang nyata tentang penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk. 2.
Trianggulasi Trianggulasi merupakan suatu teknik pemeriksaan data dengan
membandingkan data yang diperoleh dari satu sumber ke sumber lainnya pada saat yang berbeda atau membandingkan data yang memperoleh dari sumber ke sumber lainnya dengan pendekatan yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk mengecek atau membandingkan data penelitian yang dilakukan sehingga informasi yang didapatkan memperoleh kebenaran. 15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , h. 218.
44
3.
Mengadakan membercheck Membercheck dimaksudkan untuk memeriksa keabsahan data.
Membercek dilakukan setiap akhir kegiatan wawancara. Dalam hal ini, peneliti berusaha menggulang kembali garis besar hasil wawancara berdasarkan catatan yang dilakukan peneliti agar informasi yang diperoleh dapat digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh sumber data.
G. Analisis Data Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah baru kemudian dilakukan analisis model interaktif dengan tahapan: 1.
Pengumpulan Data Peneliti membuat catatan yang dikumpulkan melalui melalui
observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan tes pilihan ganda yang merupakan catatan lapangan yang terkait dengan pertanyaan dan atau tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan adalah hasil belajar siswa terhadap penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk. 2.
Reduksi Data Reduksi data dilakukan selama penelitian berlangsung, bahkan langkah
ini dilakukan sebelum data benar-benar dikumpulkan. Peneliti sudah mengetahui data apa saja yang dibutuhkan terkait penelitiannya tentang penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk. 3.
Penyajian Data Setelah melakukan reduksi data, langkah selanjutnya adalah penyajian
data atau sekumpulan informasi yang terkumpul melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dan pengisian tes pilihan ganda. 4.
Skoring Memberikan nilai pada jawaban angket, setiap jawaban yang benar
bernilai 5. Kemudian melihat nilai jawaban responden, dengan tolak ukur kemampuan siswa yakni dikatakan mampu apabila 80% siswa memperoleh
45
nilai 6,5 ke atas, dan dikatakan belum mampu apabila kurang dari 80% sampel mendapat nilai 6,5 ke bawah. Setelah pengumpulan tahap berikutnya data tersebut dianalisa dengan analisis kualitatif secara deskriptif analisis dalam hal ini peneliti menggunakan rumus sebagai berikut: P=
X 100%
Keterangan : P : Prosentase F : Frekuensi jawaban responden N : Jumlah responden 5.
Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara meninjau hasil
penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh dari lapangan dengan analisa kualitatif secara deskriptif dan menyajikan data hasil penelitian dalam bentuk teks yang bersifat naratif.
BAB IV PROFIL SEKOLAH DAN HASIL PENELITIAN
A. Profil Sekolah 1. Identitas Sekolah a. Nama Madrasah
: MI Arrahmaniyah
b. NSM Madrasah
: 111232760098
c. Status Sekolah
: SWASTA
d. Tahun Pendirian
: 1980
e. SK. Pendirian
:-
f. Alamat Sekolah
: Jalan Masjid Al-Ittihad Nomor 35
g. Kelurahan
: Bojong Pondok Terong
h. Kecamatan
: Cipayung
i. Kota
: Depok
j. Propinsi
: Jawa Barat
k. Telepon Madrasah
: 0217763624
l. Email
:
[email protected]
2. Visi Sekolah Memajukan mengembangkan
pendidikan ilmu
berlandaskan
pengetahuan
dan
iman
dan
teknologi,
taqwa dengan
menyeimbangkan antara pendidikan umum dan pendidikan agama, pendidikan modern dan pendidikan tradisional.
3. Misi Sekolah a. Mencetak peserta didik yang dapat berilmu amaliah, beramal ilmiah dan berakhlakul karimah. b. Mempersiapkanpeserta didik
yang mempertahankan dengan teguh
nilai-nilai tradisional yang baik dan menerima dan menggali nilai-nilai modern yang lebih baik melalui pendidikan dengan memadukan sistem
46
47
pendidikan modern dengan pendidikan pesantren dalam rangka menuju masyarakat madani. c. Mengembangkan lembaga pendidikan unggulan yang memadukan pengetahuan dan keterampilan, anatara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum. d. Mencetak sumber daya manusia (SDM) yang professional dan konsisten dengan nilai-nilai keislaman, keindonesiaan dalam kancah regional, nasioanal dan international.
4. Keadaan Guru Tabel 4.1 Daftar Guru, Wali Kelas dan Jumlah Jam Mengajar No
Nama Guru
Wali Kelas
Jumlah Jam
1
Hj. Nurjanah, S.Pd.I
-
6
2
Hariroh, S.Pd.I
1-A
34
3
S. Yulyananah, S.Pd.I
1-B
34
4
Badriah, S.Pd
1-C
34
5
Hj. Dahliah, S.Pd
II-A
34
6
Nurbaiti, S.Pd.I
II-B
34
7
Siti Rosyidah, S.Pd
II-C
34
8
Dra. Rohayati
III-A
36
9
Nuryamah
III-B
36
10
Siti Rahmah, SS
IV-A
38
11
Puguh Aji Raharjo, S.Pd
IV-B
38
12
Samsul Bahri, S.Pd
IV-C
38
13
Tuti Alawiyah, S.Pd.I
V-A
45
14
Acep Asegap, S.Pd.I
V-B
45
15
M. Aji Pahruroji, S.Pd.I
V-C
45
16
A. Holili, S.Pd
VI-A
45
48
17
M. Sarifudin, S.Pd.I
VI-B
45
18
Susanti, S.Pd
-
20
19
Khuzainul Khoiriyah
-
-
20
Syaifulloh
-
-
Jumlah
513
Tabel 4.2 Struktur MI ARRAHMANIYAH No
Nama Guru
L/P
Jabatan
1
Hj. Nurjanah, S.Pd.I
P
Kepala Madrasah
2
Hj. Dahliah, S.Pd
P
Wakil Kepala Madrasah
3
M. Sarifudin, S.Pd.I
L
Waka. Kurikulum
4
A. Holili, S.Pd
L
Waka. Kesiswaan
5
Nurbaiti, S.Pd.I
P
TU. Keuangan
6
Susanti, S.Pd
P
TU. Administrasi
7
Acep Asegap, S.Pd.I
L
Operator Madrasah
8
Khuzainul Khoiriyah
P
Pemb. TU
9
Syaifulloh
L
Penjaga Sekolah
5. Keadaan Siswa Tabel 4.3 Rekap Data Siswa MI Arrahmaniyah Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah Siswa
LK
PR
I A/B/C
64
51
115
II A/B/C
60
40
100
III A/B
55
54
109
IV A/B/C
42
45
87
V A/B/C
40
53
93
VI A/B/C
20
55
75
49
TOTAL
281
298
579
6. Fasilitas Madrasah Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana N0
Jenis Prasarana
Jumlah Barang
Keadaan Barang
1
Ruang kelas
baik
2
Ruang kepala sekolah
baik
3
Ruang guru
baik
5
Wc guru
baik
6
Wc siswa
baik
7
Meja guru
baik
8
Kursi guru
baik
9
Lemari guru
baik
10
Meja anak didik
baik
11
Ruang tata usaha
baik
12
Gudang
baik
13
Tempat olahraga
baik
14
Perpustakaan
baik
15
Tempat
baik
beribadah/masjid 26
Kantin sekolah
baik
B. Hasil Penelitian 1.
Hasil Observasi Dalam observasi disini langkah-langkah yang dilakukan peneliti ialah:
mengumpulkan data-data tentang analisis penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk. Adapun hasil yang di peroleh peneliti saat melakukan observasi adalah sebagai berikut:
50
Tabel 4.5 Skor Pengetahuan Siswa Terhadap Kata Penghubung dalam Kalimat Majemuk Bahasa Indonesia Pada Kelas V MI Arrahmaniyah Depok Kode
Jumlah Benar
Sampel
yang Diperoleh
A
2014/01
17
2
B
2014/02
15
3
C
2014/03
13
4
D
2014/04
19
5
E
2014/05
14
6
F
2014/06
16
7
G
2014/07
13
8
H
2014/08
18
9
I
2014/09
15
10
J
2014/10
12
11
K
2014/11
16
12
L
2014/12
14
13
M
2014/13
18
14
N
2014/14
10
15
O
2014/15
15
16
P
2014/16
14
17
Q
2014/17
17
18
R
2014/18
11
19
S
2014/19
15
20
T
2014/20
10
No.
Nama
1
Data pada tabel di atas, menjelaskan bahwa dari keseluruhan sampel tidak ada siswa yang dapat menjawab semua pertanyaan dengan benar (20). Siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan jumlah benar paling banyak (19) hanya diperoleh oleh 1 orang dengan kode sampel 2014/04. Dan siswa
51
yang dapat menjawab dengan jawaban benar paling sedikit (10) diperoleh 2 orang. Jumlah jawaban benar di atas dapat dibuatkan daftar ketentuan nilai pada jumlah benar yang dicapai oleh siswa/sampel. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.6 Ketentuan Nilai Skor Analisis Penggunaan Kata Penghubung dalam Kalimat Majemuk Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Arrahmaniyah Depok No.
Jumlah Benar
Nilai
1
20
10
2
19
9,5
3
18
9
4
17
8,5
5
16
8
6
15
7,5
7
14
7
8
13
6,5
9
12
6
10
11
5,5
11
10
5
12
9
4,5
13
8
4
14
7
3,5
15
6
3
16
5
2,5
17
4
2
18
3
1,5
19
2
1
52
20
1 0,5 Berdasarkan nilai yang tercantum pada tabel di atas, maka dapat
ditentukan frekuensi pada setiap nilai yang diperoleh sampel. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Analisis Penggunaan Kata Penghubung dalam Kalimat Majemuk Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Arrahmaniyah Depok No
Skor Mentah
Frekuensi
Persentase (%)
1
20
0
0%
2
19
1
5%
3
18
2
10%
4
17
2
10%
5
16
2
10%
6
15
4
20%
7
14
3
15%
8
13
2
10%
9
12
1
5%
10
11
1
5%
11
10
2
10%
20
100%
Jumlah
Tabel 4.8 Konversi Skor Mentah ke Dalam Nilai Berskala 1-10 Skor Mentah
Nilai
Persentase Kemampuan
Frekuensi
Persentase (%)
20
10
100
0
0
19
9,5
95
1
5
18
9
90
2
10
17
8,5
85
2
10
53
16
8
80
2
10
15
7,5
75
4
20
14
7
70
3
15
13
6,5
65
2
10
12
6
60
1
5
11
5,5
55
1
5
10
5 Jumlah
50
2 20
10 100
Dari hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa dari 20 siswa yang menjadi sampel, penilaian nilai tertinggi adalah 9,5 dan nilai terendah adalah 5. Dari 20 sampel, tidak ada siswa yang mampu mengerjakan soal dengan benar sebanyak 20 butir atau 100%. Oleh karena itu siswa tidak ada yang mendapat nilai 10. Yang mendapat nilai 9,5 sebanyak 1 siswa. Yang mendapat nilai 8,5 sebanyak 2 siswa. Yang mendapat nilai 8 sebanyak 2 siswa. Yang mendapat nilai 7,5 sebanyak 4 orang. Yang mendapat nilai 7 sebanyak 3 orang. Yang mendapat nilai 6,5 sebanyak 2 siswa. Yang mendapat nilai 6 sebanyak 1 orang. Yang mendapat nilai 5,5 sebanyak 1 siswa. Dan yang mendapat nilai terendah yaitu 5 sebanyak 2 siswa. Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa sampel yang mendapat nilai 6,5 ke atas sebanyak 16 sampel atau 80%, dan sampel yang memperoleh nilai dibawah 6,5 sebanyak 4 sampel atau 20%. Pada penelitian ini, peneliti menilai kemampuan penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk siswa melalui pengamatan dengan beberapa pertanyaan. Adapun total pertanyaan yang diberikan adalah sebanyak 20 item dan jumlah responden yang masuk dalam pengolahan data tersebut sebanyak 20 orang. Adapun data tabel frekuensi peneliti paparkan sebagai berikut : Tabel 4.9 Kata penghubung karena (Soal no 1) No. Item
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Presentase (%)
1.
A
15
75%
54
B
5
25%
C
0
0
D
0
0
20
100%
Jumlah
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab A sebanyak 15 orang yang menjawab B sebanyak 5 orang dan yang menjawab C dan D tidak ada. Dalam pertanyaan ini mayoritas siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar dengan jawaban A. Tabel 4.10 Kata Penghubung karena (Soal No 2) No. Item
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Presentase (%)
A
0
0
B
5
25%
C
13
65%
D
2
10%
20
100%
2.
Jumlah
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab A tidak ada yang menjawab B sebanyak 5 orang yang menjawab C sebanyak 13 orang dan yang menjawab D sebanyak 2 orang. Dalam pertanyaan ini mayoritas siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar dengan jawaban C. Tabel 4.11 Kata Penghubung karena (Soal No 3) No. Item
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Presentase (%)
A
3
15%
B
17
85%
C
0
0
D
0
0
20
100%
3.
Jumlah
55
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab A sebanyak 3 orang yang menjawab B sebanyak 17 orang yang menjawab C dan D tidak ada. Dalam pertanyaan ini mayoritas siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar dengan jawaban B . Tabel 4.12 Kata Penghubung karena (Soal No 4) No. Item
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Presentase (%)
A
17
85%
B
1
5%
C
0
0
D
2
10%
20
100%
4.
Jumlah
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab A sebanyak 17 orang yang menjawab B sebanyak 1 orang yang menjawab C tidak ada dan yang menjawab D sebanyak 2 orang. Dalam pertanyaan ini mayoritas siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar dengan jawaban A.
. Tabel 4.13 Kata Penghubung karena (Soal No 5) No. Item
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Presentase (%)
A
1
5%
B
3
15%
C
1
5%
D
15
75%
20
100%
5.
Jumlah
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab A sebanyak 1 orang yang menjawab B sebanyak 3 orang yang menjawab C sebanyak 1 orang dan yang
56
menjawab D sebanyak 15 orang. Dalam pertanyaan ini mayoritas siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar dengan jawaban D. Tabel 4.14 Kata Penghubung tetapi (Soal No 6) No. Item
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Presentase
A
2
10%
B
2
10%
C
15
75%
D
1
5%
20
100%
6.
Jumlah
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab A sebanyak 2 orang yang menjawab B sebanyak 2 orang yang menjawab C sebanyak 15 orang dan yang menjawab D sebanyak 1 orang. Dalam pertanyaan ini mayoritas siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar dengan jawaban C. Tabel 4.15 Kata Penghubung atau (Soal No 7) No. Item
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Presentase (%)
A
2
10%
B
5
25%
C
12
60%
D
1
5%
20
100%
7.
Jumlah
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab A sebanyak 2 orang yang menjawab B sebanyak 5 orang yang menjawab C sebanyak 12 orang dan yang menjawab D sebanyak 1 orang. Dalam pertanyaan ini mayoritas siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar dengan jawaban C. Tabel 4.16 Kata Penghubung atau (Soal No 8)
57
No. Item
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Presentase (%)
A
3
15%
B
5
25%
C
0
0%
D
12
60%
20
100%
8.
Jumlah
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab A sebanyak 3 orang yang menjawab B sebanyak 5 orang yang menjawab C tidak ada dan yang menjawab D sebanyak12 orang. Dalam pertanyaan ini mayoritas siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar dengan jawaban D. Tabel 4.17 Kata Penghubung tetapi (Soal No 9) No. Item
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Presentase (%)
A
16
80%
B
2
10%
C
1
5%
D
1
5%
20
100%
9.
Jumlah
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab A sebanyak 16 orang yang menjawab B sebanyak 2 orang yang menjawab C sebanyak 1 orangt dan yang menjawab D sebanyak 1 orang. Dalam pertanyaan ini mayoritas siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar dengan jawaban A. Tabel 4.18 Kata Penghubung atau (Soal No 10) No. Item
10.
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Presentase (%)
A
3
15%
B
2
10%
C
0
0%
58
D Jumlah
15
75%
20
100%
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab A sebanyak 3 orang yang menjawab B sebanyak 2 orang yang menjawab C tidak ada dan yang menjawab D sebanyak 15 orang. Dalam pertanyaan ini mayoritas siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar dengan jawaban D. Tabel 4.19 Kata Penghubung dan (Soal No 11) No. Item
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Presentase (%)
A
3
15%
B
16
80%
C
0
0%
D
1
5%
20
100%
11.
Jumlah
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab A sebanyak 3 orang yang menjawab B sebanyak 16 orang yang menjawab C tidak ada dan yang menjawab D sebanyak 1 orang. Dalam pertanyaan ini mayoritas siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar dengan jawaban B. Tabel 4.20 Kata Penghubung dan (Soal No 12) No. Item
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Presentase (%)
A
12
60%
B
5
25%
C
2
10%
D
1
5%
20
100%
12.
Jumlah
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab A sebanyak 12 orang yang menjawab B sebanyak 5 orang yang menjawab C sebanyak 2 orang dan yang
59
menjawab D sebanyak 1 orang. Dalam pertanyaan ini mayoritas siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar dengan jawaban A. Tabel 4.21 Kata Penghubung dan (Soal No 13) No. Item
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Presentase (%)
A
6
30%
B
11
55%
C
2
10%
D
1
5%
20
100%
13.
Jumlah
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab A sebanyak 6 orang yang menjawab B sebanyak 11 orang yang menjawab C sebanyak 2 orang dan yang menjawab D sebanyak 1 orang. Dalam pertanyaan ini mayoritas siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar dengan jawaban B. Tabel 4.22 Kata Penghubung meainkan (Soal No 14) No. Item
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Presentase (%)
A
0
0%
B
2
10%
C
17
85%
D
1
5%
20
100%
14.
Jumlah
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab A tidak ada yang menjawab B sebanyak 2 orang yang menjawab C sebanyak 17 orang dan yang menjawab D sebanyak 1 orang. Dalam pertanyaan ini mayoritas siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar dengan jawaban C.
60
Tabel 4.23 Kata Penghubung seperti (Soal No 15) No. Item
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Presentase (%)
A
16
80%
B
3
15%
C
0
0%
D
1
5%
20
100%
15.
Jumlah
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab A sebanyak 16 orang yang menjawab B sebanyak 3 orang yang menjawab C tidak ada dan yang menjawab D sebanyak 1 orang. Dalam pertanyaan ini mayoritas siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar dengan jawaban A. Tabel 4.24 Kata Penghubung seandainya (Soal No 16) No. Item
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Presentase (%)
A
4
20%
B
13
65%
C
1
5%
D
2
10%
20
100%
16.
Jumlah
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab A sebanyak 4 orang yang menjawab B sebanyak 13 orang yang menjawab C sebanyak 1 orangti dan yang menjawab D sebanyak 2 orang. Dalam pertanyaan ini mayoritas siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar dengan jawaban B. Tabel 4.25 Kata Penghubung ketika(waktu) (Soal No 17) No. Item
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Presentase (%)
17.
A
3
15%
61
B
2
10%
C
12
60%
D
3
5%
20
100%
Jumlah
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab A sebanyak 3 orang yang menjawab B sebanyak 2 orang yang menjawab C sebanyak 12 orang dan yang menjawab D sebanyak 3 orang. Dalam pertanyaan ini mayoritas siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar dengan jawaban C. Tabel 4.26 Kata Penghubung bahkan (bukan waktu) (Soal No 18) No. Item
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Presentase (%)
A
3
15%
B
2
10%
C
0
0%
D
15
75%
20
100%
18.
Jumlah
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab A sebanyak 3 orang yang menjawab B sebanyak 2 orang yang menjawab C tidak ada dan yang menjawab D sebanyak 15 orang. Dalam pertanyaan ini mayoritas siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar dengan jawaban D. Tabel 4.27 Kata Penghubung tidak menyatakan perlawanan (Soal No 19) No. Item
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Presentase (%)
A
2
10%
B
2
10%
C
0
0%
D
16
80%
20
100%
19.
Jumlah
62
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab A sebanyak 2 orang yang menjawab B sebanyak 2 orang yang menjawab C tidak ada dan yang menjawab D sebanyak 16 orang. Dalam pertanyaan ini mayoritas siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar dengan jawaban D. Tabel 4.28 Kata Penghubung dan (Soal No 20) No. Item
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Presentase (%)
A
16
80%
B
1
5%
C
2
10%
D
1
5%
20
100%
20.
Jumlah
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab A sebanyak 16 orang yang menjawab B sebanyak 1 orang yang menjawab C sebanyak 2 orang dan yang menjawab D sebanyak 1 orang. Dalam pertanyaan ini mayoritas siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar dengan jawaban A. Dalam penelitian ini peneliti juga mengamati kegiatan mengajar guru seperti cara mengajar guru serta strategi yang digunakan. Strategi yang digunakan guru secara keseluruhan sudah sesuai dengan kebutuhan siswa yang pada umumnya memiliki karakteristik yang berbeda.
2.
Hasil Wawancara Objek yang diwawancarai disini ialah Kepala Sekolah. Dari hasil
wawancara kepada Kepala Sekolah MI Arrahmaniyah yang menjabat sejak 2004 sampai sekarang (2014). Adapun hasil wawancara yang telah peneliti lakukan adalah sebagai berikut: Hasil wawancara dengan kepala sekolah MI Arrahmaniyah dapat diketahui bahwa kepala sekolah melakukan pengawasaan dan pembinaan kepada dewan guru. Dari beberapa dewan guru yang memiliki status berbeda (PNS) dan Non
63
PNS sama-sama memiliki keprofesionalan dalam mengajar, Dikarena kepala sekolah selalu memberikan pembinaan dan pengawasan setiap 1 bulan sekali. hasil wawancara yang beliau lakukan adalah dengan berbagai cara berikut ini : Kepala sekolah telah mewajibkan setiap guru untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk setiap kali melaksanakan pembelajaran. Kemudian, kepala sekolah juga memberi teguran kepada setiap guru yang tidak menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kali melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat di ketahui bahwa siswa kelas V MI Arrahmaniyah masih ada yang belum menguasai kata penghubung dalam kalimat majemuk. Disamping itu juga ada beberapa siswa yang sudah menguasai kata penghubung dalam kalimat majemuk. Keberagaman pengetahuan
siswa
tentang
kemampuan
kemampuan
penggunaan
kata
penghubung dalam kalimat majemuk menjadi kendala dalam proses belajar mengajar. Guru harus bisa mencari metode yang tepat untuk mengatasi kendala tersebut. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi seorang guru kelas V MI Arrahmaniyah.
3.
Hasil Dokumentasi Langkah dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti disni ialah mengambil
gambar kegiatan guru dalam pembelajaran materi kata penghubung (konjungsi), nilai B. Indonesia dalam materi kata penghubung serta kegiatan siswa melakukan uji coba instrumen.
C. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis data diperoleh keterangan, bahwa rata-rata dari jumlah sampel mampu menganalisis penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk dengan tepat. Data menunjukkan dari 20 sampel, 16 sampel yang memperoleh jumlah benar 13 ke atas dengan nilai 6,5 ke atas. Sedangkan selebihnya memperoleh jumlah benar 12 ke bawah, yaitu memperoleh nilai kurang dari 6,5 sebanyak 4 siswa.
64
Secara keseluruhan siswa kelas V MI Arrahmaniyah sudah mampu menggunakan kata penghbung dalam kalimat majemuk. Akan tetapi, ada beberap siswa yang masih belum mampu menggunakan kata penghubung dalam kalimat majemuk dengan benar. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh seorang guru untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan kata penghubung dalam kalimat majemuk. Strategi yang digunakan guru harus memotivasi siswa untuk berfikir lebih kritis dalam menggunakan kata penghubung dalam kalimat majemuk. Jadi, siswa yang dikatakan mampu menganalisis penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk apabila memperoleh nilai 6,5 ke atas. yang memperoleh kurang dari 6,5 dapat dikatakan belum mampu menganalisis kata penghubung dalam kalimat majemuk. Oleh karena itu, siswa yang mendapat nilai 6,5 ke bawah masih perlu diberi pengayaan agar mereka memiliki wawasan yang luas tentang materi kata penghubung dalam kalimat majemuk.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan hasil penilitian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa hasil pelaksanaan penelitian tentang analisis penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk, yaitu: 1. Dari hasil penelitian didapatkan jumlah sampel yang memperoleh nilai 6,5 ke atas sebanyak 16 sampel atau 80%, dan yang memperoleh nilai kurang dari 6,5 sebanyak 4 sampel atau 20%. Berdasarkan pada tolak ukur kemampuan siswa yakni: siswa dikatakan mampu apabila mencapai 80% sampel memperoleh nilai 6,5 ke atas, dan dikatakan belum mampu apabila 80% sampel mendapat nilai kurang dari 6,5 maka siswa kelas V MI Arrahmaniyah dinyatakan mampu menggunakan kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia. 2. Dari hasil penelitan strategi yang digunakan guru dalam materi kata penghubung dalam kalimat majemuk kurang berinovatif yang menyebabkan ada beberapa siswa yang masih belum memahami materi kata penghubung daam kalimat majemuk.
B. Saran Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas V MI Arrahmaniyah mampu menganalisis penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penulis mengemukakan beberapa saran yang sehubungan dengan peningkatan pengajaran bahasa Indonesia khususnya kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia. Untuk itu disarankan agar: 1. Bagi Pembaca Bagi pembaca, saran yang diberikan terkait dalam penelitian ini adalah dapat dijadikan salah satu referensi untuk melihat dan mengukur diri
65
66
sendiri dalam mengatur tanggungjawab yang tidak dapat terlepas dari bagian pekerjaan kami 2. Bagi Peneliti selanjutnya Penelitian-penelitian lebih lanjut hendaknya lebih memperluas bahasan dan temuan-temuan yang lainnya di lapangan demi memajukan pendidikan di Indonesia. 3. Bagi guru a. Guru sebaiknya menggunakan metode yang tepat agar siswa mudah menganalisis
penggunaan
kata
penghubung
dalam
kalimat
majemuk bahasa Indonesia. b. Guru hendaknya memberikan banyak latihan agar siswa dapat memahami betul bagaimana cara menganalisis penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia. c. Guru sebaiknya menjelaskan kepada siswa tentang bagaimana cara menganalisis
penggunaan
majemuk bahasa Indonesia.
kata
penghubung
dalam
kalimat
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Maman. Panduan Praktis Memahami Penelitian. Bandung: CV. Pustaka Setia. 2011 Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. 2002 ------------------------.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. 2010 Chaer, Abdul. Pengantar Semantic Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009 ----------------. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, 2006 Departemen Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang pendidikan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2006 Hasan Alwi, Dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003) J. Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2004 Kridalaksana, Harimurti. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. 1986 Khoirunisa, Merina. Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Peserta Didik Kelas VIII.1 Mts. Al Makmur Ciganjur. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2012 Maria. Upaya Peningkatan Penggunaan Konjungsi pada Karangan Argumentasi Siswa. Jakarta: UIN Jakarta. 2011 Muslich, Mansur, garis-garis besar tatabahasa baku bahasa Indonesia. Bandung: PT Refika Aditama. 2010 Nurrah, Ratu. Upaya Peningkatan Penggunaan Konjungsi pada Karangan Argumentasi Siswa. Jakarta: UIN Jakarta. 2012
Putrayasa, Bagus, Ida. Jenis Kalimat dalam Bahasa Indonesia. Bandung: PT Refika Aditama. 2012 ---------------------------. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Bandung: PT Refika Aditama. 2012 Rahardi, Kunjana. Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang. Jakarta: Erlangga. 2009 ----------------------. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Erlangga. 2010 Ramlan, M. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV. Koryono. 1987 Rahayu, Minto. Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Grasindo. 2007 Sanjaya, Wina. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2013 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. (Bandung: Alfabeta. 2012 Sukmadinata, Syaodih,
Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya. 2011 Widjono. bahasa Indonesia mata kuliah pengembangan kepribadian di perguruan tinggi. Jakarta: graindo. 2011 Widowarti. Analisis Penggunaan Konjungsi Pada Karya Tulis Siswa SMU Kelas III dan Implikasinya Bagi Pembelajaran Keterampilan Menulis. Jakarta: UIN Jakarta. 2012
UJI REFEIT.ENSI Nama
: Eclra Zulfah
NIM
: 10901830001 I
Jurusan
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidail,ah
Judul Skripsi
Analisis Kata Penghubung dalam Kalimat N{ajernuk Bahasa Indoncsia Kelas V ]VII Arrahmanivah :
Judul Buku dan Nama pengarang
Departenren Aganra Pernerintalt
Paraf
RI, Lrnrlr,rg-Uffi
RI Tentong pendicrikrn (Jakarta: Direktorat
Jendra
Pendidikan Islarn, 2006), h. 5.
Harirrtrrli Kridalaksana. 1 986.',
Kcl as
Incktnesict ". Jakarta: Grarnedia.
Hlin 45
Krta iilo,r.,Boluru,
BAI} II
Tirn
Penyusurr Kanrus Pusat Bahasa,
Km
Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka, 2007), Edisi Ke_3, Hlm. 5g7
Harinrurti lt'idalaksana. i986. ,,Kelct., Kotrr
iih,,, Bot,*,
Indonesia ", h. 131. lv{arrsur Muslich, Garis-Garis Basctr
Tnt,bffi
Indonesia, (Bandung: PT Refika r\ditama,20l0), h. 112. Ir4into Ralraytr, Berbohasa Indonesia
,t@
Kulialt Pengentbongan Kepribctc{ictn. (Jakarta: Grasindo, ZAOT,
h.
100
Widjono. Bahas.ct Kept'
ib
ad i an
di
P
Indonesict
Mata Kuliah
Pengembctnlan
ergtu- ua n Ti nggi, (Jakarta: graindo.
Har-i,rurti Kridalaksana, Kelrrs.
2011).h.
15
1
XorM
(Jaka(a: Grantedia ptistaka Utama, 1986), h. 102. Hasan
Ali'i, Dkk, Tata Bahasa Baht Baltisi-l,r,lr,*,rk, Ertii
Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), h.296. 8.
Abdul chaer, Tato Bahasa Praktis Bohasct Lrrlonnsio. gokur*^. W
L)
Rineka Cipta, 2006), h. 140.
-Ll
9.
I{asan Alrvi, dklk., Tata Balut.sct Buku Buhtrsu lttd
10.
Kunjarra Rahardi,
P
e n1,tr
nt
i, gct n
B
cr
ha
s
a
I r rt o,
u
ri,
U,, n,
\./
k K rrr,, ry
Mengarang. (Jakarfa: Erlangga, 2009), h. 14
II Ketigct,h.29l.
V
12.
)"
Rineka Cipta, 1994), h. i69 13.
1/ la-
Hasan AIrvi, dkk-, Tara Bohasa Baktt Bcthctso-lrio,rnsk, Edi.ri Keligct,h.296
W
Indonesia. h. 15.
L
1
13
KunjanaRalrardi,Penv,urtlittgctnBcthttsaI,,,to,@ )
hIt
Alengarang. h.20 16. Indonesict. h. I
l5
[,
17.
J"
Mengcrrang h.25 18.
Tinggi". Yo-gyakafia: Erlangga. I-lhri. 76
I
I9.
4,
Mengarang. h. 127 24. Ketigct,
h. 3l
1
2l
,r\unJana rahardr. '2{Jl0. " Bahuscr lnclonesia tmruk pergur.utut
22.
Tinggi",h.77 'Laenal Arifin,
dkk,
L
Cer.mrrt Berbcthctsa
lrrdr,r^* Untti
*
P
ergu n
t
a
n T i n ggi. (Jakarta: akua.n@
Kunjana Rahardi. 2010.
"
Baltas'a lntlonesia Lrntuk f u,.gr,.*n
Tinggi'',h. l7
Ida Bagus Putralasa. 2011.
.1"4,ffi
Indoneyio ". Bandung. pT Revika Aditarna. Hlm. 4g
M.
Ramlan. 1987.
"futor
fotogi S,oti,
T4n*u Drrkrirrf
Yo,eyakarta: CV. Koryono
lda Bagus Putrayasa. "Tatct Kctlintcrt Bahcr.sa t,ii,*rin
Ida bagus putrayasa. 2012.
.t
:g
'fnt
Bandung: PT Refika Aditama. I{lm. 63
Widou,a(i, Analisis Penggtrttctct, Srstta SMU Kelas
III
clcrn Implikctsitrya
Bagi
pernbekf ar.an
Keterctntpiion ll,Ientrl is. (Jakarta: UIN Jakatt a, 2012)
Maria, up,y, peningkcrttt, p@
rr,ur,
Karangan Argttntentctsi Slsr,,, (Jakarta: UIN Jakart a, Z0l1) 30. Ratu Nurralr. Llpaya pu,ringknt
l
Karangc,t Argunte nlctsi Slsr'a, (Jakarta: UiN Jakart a,2012)
I]AB
III
i\4arlan Abdrrrrahnan, pr,rr{r,r,,rM(Bandr-rng:
CV PustakaSetia, 20ll) cet 1. h.3
Wirra Sanjaya. Penelitian pantlirlik ir4edia Group,2013)-
-, (j;m
cet.l, h.47
Nana Syaodih sukmadinata, Mitocte penelitian pn,rrtidikor. (Bandung: PT,Remaja Rosdakarya: 2011), h. 99 Sugiyor-ro, t\(etode Penelitictn Kt ant r
i t rr t
if'
K ua I i t a t if'
rlct
(Bandung: Allabera: 2012). cet. 15, h.297
ManlanAbclurrairtrlan.PctttclLtttnPtoM. (Bandung: CV PtisrakaSeria,20ll) cet 1. h. g5
6. I Srrharsinri
Arikunto,
Praktik, (Jakafta: PT Rineka Cipta, 2}O6),cer.13, h. i99
n
R & D,
Sugiyono, iV{etot[e Peneliticrn Kuantitatif Kualitatifdan (Bandung: Alfabeta.2012). cet. 15, h.285 8.
n
Lexy J. Moleong, lfetodologiPenelitianKualitotif, (Bandung: PT
-1/
RemajaRosdakarl'a, 200-+), h. 186 9.
Srrharsirni Arikunto. Prosedur Penelititut Suatu Pendekotcut Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 206), cet.l3, h. 206
10.
0
-w
Suharsinri Arikunto, Prosedur Penelitian Suotu Pendekatan Praktik, (Jakarta, Rineka Cipta. 2010), Cet-14, h.193
ll
Suharsinri Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Penclekaton Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.211
12.
0
A/
Lex1, -I. Moleong. lfetoclologiPenelitianKualitatif, (Bandung: PT Remaj aRosdakarya, 200 4), h. 321
13.
Merina Khoirr,rnisa, Pengguncran Pendekcttan Conlextuol
7-e
and Learning Untuk Meningkatken Hasil Belcjar IPS
aching
Pesertct
Didik Kelas VIII.I Mrs. Al Makmur Ciganjur, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012, tidak dipublikasikan, h. 43 14.
Medna Khoirunisa,
P
enggunaan
P
endekatan Contexlual Teoching
and Learning (Jntuk l,,Ieningkatkan Hasil Belaiar IPS Didik Kelas 15.
l4ll.l
Pesertct
l.{ts. Al fulakmur Cigcrrtjur , h.45.
Sulrarsimi Arikr-rnto.
Proseclur
Penelitictn Suultt Pentlekotcrn
Praktik, h. 218
t, L
Jakarta, 5 Desernber 2014 Mengetahui,
Pembimbing
fu,,tv' Dr. Nlarzuki Mahnrud NIP. 19s60s04 198103
I 003
Lampiran 4
Wawancara Kepada Kepala Sekolah
Nama Kepala Sekolah : Hj. Nurjanah, S.Pd.I
1. Sudah berupa lama ibu menjabat sebagai kepala sekolah? 2. Apa saja kendala yang dihadapi selama menjabat sebagai kepala sekolah? 3. Apakah guru-guru disini sudah sertifikasi semua? 4. Sejauhmana pengetahuan ibu tentang kompetensi mengajar guru? 5. Apakah ada perbedaan yang signifikan terhadap guru yang sudah sertifikasi dan yang belum? 6. Apakah RPP yang telah dibuat oleh guru dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan rencana? 7. Apakah dilakukan evaluasi pengajaran terhadap guru-guru? 8. Apakah selalu ada kerjasama antara kepala sekolah dan guru dalam hal apapun yang berhubungan dengan pembelajaran di sekolah?
Lampiran 5
Wawancara Kepada Guru B. Indonesia Kelas V
1. Sudah berapa lama bapak mengajar mata pelajaran B. Indonesia? 2. Menurut bapak, materi apa yang paling sulit diterima oleh siswa? 3. Bagaimana kemampuan siswa terhadap penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk? 4. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pembelajaran penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk? Bagaimana cara mengatasinya? 5. Apakah strategi yang digunakan sesuai dengan hasil yang diharapkan? 6. Strategi apa yang digunakan untuk materi kata penghubung dalam kalimat majemuk?
Lampiran 6
INSTRUMEN PENELITIAN ANALISIS PENGGUNAAN KATA PENGHUBUNG DALAM KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V MI ARRAHMANIYAH DEPOK
Petunjuk Khusus 1. Sebelum menjawab soal-soal di bawah ini, siswa diharapkan menulis identitas pada sudut kanan atas : Nama, dan Nomor kode sampel. 2. Siswa tidak dibenarkan bekerja sama dalam menjawab soal-soal berikut. Jawablah dengan jujur dan sesuai dengan pendapat anda. 3. Soal yang kurang jelas hanya dapat ditanyakan pada pengawas, tidak dibenarkan bertanya kepada sesama teman anda. 4. Butir-butir dibawah ini dimaksudkan untuk menganalisis penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia siswa kelas V MI Arrahmaniyah Depok. 5. Berilah tanda silang pada salah satu jawaban yang dianggap paling tepat.
Soal 1. Manakah pemakaian kata penghubung karena yang tepat pada kalimat berikut ini ? a. Karena sibuk, ia lupa makan b. Sifat angkuhnya baru berkurang karena ia mengalam kepahitan hidup bertahun-tahun. c. Usaha dagangnya lancar sejak ia beristri dua d. Hukuman sangat berat, karena tampaknya pengedar narkotik itu tidak gentar
2. Dia tidak pergi ke sekolah ….. sakit. Kata penghubung yang paling tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah … a. Sebab
c. Karena
b. Tetapi
d. dan
3. ……….. modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit. Kata penghubung yang paling tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah … a. Sehingga
c. Seandainya
b. Karena
d. Supaya
4. Manakah pemakaian kata penghubung tetapi yang tepat pada kalimat berikut ini ? a. Adikku belum bersekolah, tetapi dia sudah bisa membaca b. Hatinya telah demikian kesar tetapi tak tahu lagi apa yang mesti ia kerjakan. c. Orang tuanya terpaksa mencari pekerjaan tambahan, tetapi penghasilannya tidak cukup. d. Lekaslah pulang agar supaya ibumu tidak marah.
5. Manakah pemakaian kata penghubung tetapi yang tidak tepat pada kalimat berikut ini ? a. Banyak yang bisa kakek ceritakan padamu, tetapi akan kakek ceritakan yang paling berkesan. b. Dia menangis, tetapi istrinya hanya terdiam saja. c. Yang kita cari adalah hotel yang sederhana tetapi bersih. d. Saya sedang mandi tetapi dia datang.
6. Hari sudah siang Amin belum bangun Untuk menggabungkan kalimat majemuk setara di atas menggunakan kata penghubung … a. Dan
b. Melainkan
c. tetapi
d. karena
7. Kami akan berangkat hari Sabtu ……. Minggu. Kata penghubung yang paling tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah …. a. Karena
b. Sebab
c. atau
d. dan
8. Penggunaan kata penghubung atau yang tepat pada kalimat di bawah ini adalah … a. Adik menyanyi atau saya menari b. Tulisan anak itu bersih atau jelas c. Mukanya pucat seperti bulan kesiangan d. Mereka sedang belajar atau mereka sedang ngobrol 9. Adiknya rajin belajar …. Ia sendiri malas belajar. Kata penghubung yang paling tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah …. a. Tetapi
b. Sebelum
c. Karena
d. Bila
10. Aku yang datang ke rumahmu …. Kamu yang datang ke rumahku. Kata penghubung yang paling tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah … a. Karena
b. Tetapi
c. Sebab
d. Atau
11. Kata penghubung yang tepat pada kalimat majemuk setara di bawah ini adalah …. a. Bayu mengatakan “saya pergi kemarin”
b. Pikiran hanya tumbuh kalau dipergunakan dan akan menjadi surut kalau dibiarkan menganggur. c. Apa pekerjaan ayah Yuni ? d. Anak itu bermain laying-layang
12. Kata penghubung dan yang tepat pada kalimat majemuk setara di bawah ini adalah … a. Ayah berangkat ke kantor dan ibu pergi ke pasar b. Mereka sedang belajar dan mereka sedang ngobrol c. Lekaslah pulang dan ibumu tidak marah d. Makanlah obat ini agar sakit anda lekas sembuh
13. Manakah pemakaian kata penghubung yang benar pada kalimat berikut …. a. Dia mencari saya dengan adik saya b. Dia mencari saya dan adik saya c. Dia mencari saya lalu adik saya d. Dia mencari saya kemudian adik saya 14. Menabung bukanlah untuk memperkaya diri, ….. untuk membiasakan diri hidup hemat. Kata penghuung yang paling tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah …. a. Dan
b. Sebab
c. Melainkan
d. Atau
15. Pak Bahrun menyayangi semua keponakannya. Dia menyayangi anak kandungnya. Penggabungan yang tepat pada kalimat di atas adalah … a. Pak Bahrun menyayangi semua keponakannya, menyayangi anak kandungnya.
seperti dia
b. Pak
Bahrun
menyayangi
semua
keponakannya,
tetapi
dia
menyayangi anak kandungnya. c. Pak Bahrun menyayangi semua keponakannya, kemudian dia menyayangi anak kandungnya. d. Pak Bahrun menyayangi semua keponakannya, dan dia menyayangi anak kandungnya.
16. Kalimat
majemuk
yang
menyatakan
hubungan
pengandaian
menggunakan kata penghubung …. a. Biarpun engkau sakit, engkau tak pernah menangis b. Seandainya engkau tidak hadir malam itu, kami tidak mendapat uang sedemikian banyak. c. Ia pandai, bahkan terpandai dalam kelasnya. d. Angin bertiup, hujan pun turun.
17. Kalimat majemuk yang menyatakan hubungan waktu menggunakan kata penghubung …. a. Tulisan anak itu bersih lagi jelas b. Ia kaya serta baik hati c. Pekerjaan itu sudah selesai ketika ayah datang dari kantor d. Mukanya pucat seperti bulan kesiangan
18. Kalimat di bawah ini menggunakan kata penghubung yang menyatakan waktu, kecuali …. a. Ketika ia datang, saya berangkat b. Ia datang ketika saya berangkat c. Usaha dagangnya lancer sejak ia beristri dua d. Ia pandai, bahkan terpandai dalam kelasnya
19. Kalimat berikut menggunakan kata penghubung yang tidak menyatakan perlawanan adalah …. a. Adiknya rajin belajar, tetapi ia sendiri malas belajar b. Hukuman sangat berat, tetapi tampaknya pengedar narkotik itu tidak gentar. c. Dia bukan pelajar SD No. 224 Pangia, melainkan pelajar SDN No.5 Samanggi. d. Walaupun hari hujan, ia berangkat juga ke kantor 20. Badannya kurus ….. mukanya sangat pucar. Untuk mengisi titik-titik yang tepat adalah … a. Dan
b. Lagi
c. Ketika
d. Seperti
Lampiran 7 KUNCI JAWABAN
1. A
11. B
2. C
12. A
3. B
13. B
4. A
14. C
5. D
15. A
6. C
16. B
7. C
17. C
8. D
18. D
9. A
18. D
10. D
20. A
Lampiran 8 KORELASI SKOR BUTIR DENGAN SKOR TOTAL
Jumlah Subyek= 20 Butir Soal= 40 No Butir 1
Korelasi 0,585
Signifikansi Sangat Signifikan
2
0,621
Sangat Signifikan
3
0,319
Signifikan
4
0,355
Signifikan
5
0,017
6
NAN
NAN
7
NAN
NAN
8
0,355
Signifikan
9
0,519
Sangat Signifikan
10
NAN
NAN
11
0,223
-
12
0,551
Sangat Signifikan
13
NAN
NAN
14
0,621
Sangat Signifikan
15
0,585
Sangat Signifikan
16
0,519
Sangat Signifikan
17
0,231
18
0,355
Signifikan
19
0,530
Sangat Signifikan
20
0,017
-
21
NAN
NAN
22
0,396
Sangat Signifikan
23
NAN
NAN
24
-0,043
25
0,520
-
-
Sangat Signifikan
26
0,482
Sangat Signifikan
27
0,585
Sangat Signifikan
28
0,415
Sangat Signifikan
29
0,212
30
0,364
Signifikan
31
0,394
Sangat Signifikan
32
0,729
Sangat Signifikan
33
0,149
-
34
-0,038
-
35
0,396
Sangat Signifikan
36
0,364
Signifikan
37
0,644
Sangat Signifikan
38
0,385
Signifikan
39
0,061
40
0,672
-
Sangat Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagai berikut: df (N-2) P=0,05 P=0,01
df (N-2) P=0,05 P=0,01
10
0,576
0,708
60
0,250
0,325
15
0,482
0,606
70
0,233
0,302
20
0,423
0,549
80
0,217
0,283
25
0,381
0,496
90
0,205
0,267
30
0,349
0,449
100
0,195
0,254
40
0,304
0,393
125
0,174
0,228
50
0,273
0,354
>150
0,159
0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
Lampiran 9 RELIABILITAS TES
Rata2= 30,30 Simpang Baku= 4,14 KorelasiXY= 0,74 Reliabilitas Tes= 0,85
No.Urut Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1
AR
14
15
29
2
SD
16
14
30
3
SA
10
10
20
4
ANS
13
11
24
5
RAP
16
13
29
6
NF
13
15
28
7
RD
15
14
29
8
LN
16
15
31
9
AB
14
16
30
10
SW
16
15
31
11
GF
13
13
26
12
MD
15
17
32
13
MAR
16
17
33
14
RA
12
11
23
15
BR
15
16
31
16
MF
15
15
30
17
MA
16
17
33
18
AN
16
17
33
19
MS
16
17
33
20
MAN
19
17
36
Lampiran 10 DAYA PEMBEDA
Jumlah Subyek= 20 Klp atas/bawah(n)= 5 Butir Soal= 40
No Butir Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 1
5
5
0
0,00
2
5
3
2
40,00
3
3
2
1
20,00
4
5
4
1
20,00
5
5
5
0
0,00
6
5
5
0
0,00
7
5
5
0
0,00
8
5
4
1
20,00
9
4
0
4
80,00
10
5
5
0
0,00
11
5
3
2
40,00
12
5
3
2
40,00
13
5
5
0
0,00
14
5
5
0
0,00
15
5
4
1
20,00
16
3
0
3
60,00
17
5
4
1
20,00
18
3
3
0
0,00
19
5
1
4
80,00
20
5
5
0
0,00
21
5
5
0
0,00
22
5
4
1
20,00
23
0
0
0
0,00
24
4
3
1
20,00
25
5
3
2
40,00
26
5
3
2
40,00
27
5
4
1
20,00
28
5
4
1
20,00
29
1
1
0
0,00
30
1
3
-2
-40,00
31
3
1
2
40,00
32
5
0
5
100,00
33
5
4
1
20,00
34
5
5
0
0,00
35
5
3
2
40,00
36
5
2
3
60,00
37
5
3
2
40,00
38
2
0
2
40,00
39
4
3
1
20,00
40
5
1
4
80,00
Lampiran 11 TINGKAT KESUKARAN
Jumlah Subyek= 20 Butir Soal= 40
No Butir Jml Betul Tkt. Kesukaran(%)
Tafsiran
1
20
100,00
Sangat Mudah
2
17
85,00
Mudah
3
14
70,00
Sedang
4
19
95,00
Sangat Mudah
5
19
95,00
Sangat Mudah
6
20
100,00
Sangat Mudah
7
20
100,00
Sangat Mudah
8
18
90,00
Sangat Mudah
9
6
30,00
Sukar
10
20
100,00
Sangat Mudah
11
16
80,00
Mudah
12
17
85,00
Mudah
13
20
100,00
Sangat Mudah
14
20
100,00
Sangat Mudah
15
19
95,00
Sangat Mudah
16
6
30,00
Sukar
17
18
90,00
Sangat Mudah
18
15
75,00
Mudah
19
9
45,00
Sedang
20
19
95,00
Sangat Mudah
21
20
100,00
Sangat Mudah
22
18
90,00
Sangat Mudah
23
0
0,00
Sangat Sukar
24
15
75,00
Mudah
25
18
90,00
Sangat Mudah
26
17
85,00
Mudah
27
19
95,00
Sangat Mudah
28
19
95,00
Sangat Mudah
29
3
15,00
Sangat Sukar
30
11
55,00
Sedang
31
8
40,00
Sedang
32
13
65,00
Sedang
33
18
90,00
Sangat Mudah
34
17
85,00
Mudah
35
18
90,00
Sangat Mudah
36
12
60,00
Sedang
37
18
90,00
Sangat Mudah
38
3
15,00
Sangat Sukar
39
12
60,00
Sedang
40
15
75,00
Mudah
Lampiran 12
Lembar Observasi Inisial responden
:
Hari/ tanggal
:
Mata Pelajaran
:
Pedoman penilaian : 1. 4 = sangat baik; 3 = baik; 2 = cukup; 1 = kurang 2. Menjumlahkan skor 3. Membuat skor rata-rata No. 1.
Aspek yang diamati a. Strategi menambah efektifitas pembelajaran b. Kesesuaian strategi dengan materi c. Kesesuaian strategi dengan kompetensi yang akan dicapai d. Kesesuaian strategi dengan karakteristik siswa e. Strategi memudahkan siswa untuk memahami materi f. Keruntutan materi yang disampaikan g. Guru menguasai kelas h. Kesesuaian alokasi waktu dengan strategi yang digunakan i. Strategi yang digunakan memotivasi siswa untuk berfikir kritis j. Strategi yang digunakan memotivasi siswa untuk aktif k. Strategi yang digunakan memotivasi siswa untuk tumbuh kebiasaan positif l. Strategi yang digunakan memungkinkan adanya kegiatan ekplorasi m. Strategi yang digunakan memungkinkan adanya kegiatan elaborasi n. Strategi yang digunakan memungkinkan adanya kegiatan konfirmasi o. Strategi pembelajaran menggunakan media yang menambah efektifitas pembelajaran
1
2 3 4
p. Strategi pembelajaran menggunakan media yang menarik q. Strategi menggunakan media yang sesuai dengan materi r. Strategi menggunakan media yang sesuai tujuan pembelajaran s. Strategi menggunakan media yang sesuai karakteristik siswa t. Strategi menggunakan media yang memudahkan siswa memahami materi u. Strategi menggunakan media yang memotivasi siswa aktif Skor :
Lampiran 13
Wawancara Kepada Kepala Sekolah
Nama Kepala Sekolah : Hj. Nurjanah, S.Pd.I
1. Sudah berupa lama ibu menjabat sebagai kepala sekolah? 2. Apa saja kendala yang dihadapi selama menjabat sebagai kepala sekolah? 3. Apakah guru-guru disini sudah sertifikasi semua? 4. Sejauhmana pengetahuan ibu tentang kompetensi mengajar guru? 5. Apakah ada perbedaan yang signifikan terhadap guru yang sudah sertifikasi dan yang belum? 6. Apakah RPP yang telah dibuat oleh guru dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan rencana? 7. Apakah dilakukan evaluasi pengajaran terhadap guru-guru? 8. Apakah selalu ada kerjasama antara kepala sekolah dan guru dalam hal apapun yang berhubungan dengan pembelajaran di sekolah?
Lampiran 14
Hasil Wawancara Dengan Guru B. Indonesia Kelas V 1. Sudah berapa lama bapak mengajar mata pelajaran B. Indonesia? Jawab : saya mengajar B. Indonesia sudah 4 tahun. 2. Menurut bapak, materi apa yang paling sulit diterima oleh siswa? Jawab : selama saya mengajar, siswa paling sulit menerima materi tentang puisi. Karena siswa selalu mengeluh jika guru memerintahkan untuk membuat puisi. 3. Bagaimana kemampuan siswa terhadap penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk? Jawab : dalam materi ini siswa yang mampu menggunakan kata penghubung lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang belum mampu menggunakan kata penghubung. 4. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pembelajaran penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk? Bagaimana cara mengatasinya? Jawab : tidak terlalu banyak kendala dalam materi ini, karena sebagian besar siswa sudah mampu menggunakan kata penghubung dalam kalimat majemuk. 5. Strategi apa yang digunakan untuk materi kata penghubung dalam kalimat majemuk? Jawab : saya memberikan soal-soal latihan mengenai penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk. 6. Apakah strategi yang digunakan sesuai dengan hasil yang diharapkan? Jawab : dengan saya memberikan soal-soal latihan tersebut siswa sudah mampu menggunakan kata penghubung dengan baik.
Lampiran 15
INSTRUMEN PENELITIAN ANALISIS PENGGUNAAN KATA PENGHUBUNG DALAM KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V MI ARRAHMANIYAH DEPOK
Petunjuk Khusus 1. Sebelum menjawab soal-soal di bawah ini, siswa diharapkan menulis identitas pada sudut kanan atas : Nama, dan Nomor kode sampel. 2. Siswa tidak dibenarkan bekerja sama dalam menjawab soal-soal berikut. Jawablah dengan jujur dan sesuai dengan pendapat anda. 3. Soal yang kurang jelas hanya dapat ditanyakan pada pengawas, tidak dibenarkan bertanya kepada sesama teman anda. 4. Butir-butir dibawah ini dimaksudkan untuk menganalisis penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia siswa kelas V MI Arrahmaniyah Depok. 5. Berilah tanda silang pada salah satu jawaban yang dianggap paling tepat.
Soal 1. Manakah pemakaian kata penghubung karena yang tepat pada kalimat berikut ini ? a. Karena sibuk, ia lupa makan b. Sifat angkuhnya baru berkurang karena ia mengalam kepahitan hidup bertahun-tahun. c. Usaha dagangnya lancar sejak ia beristri dua d. Hukuman sangat berat, karena tampaknya pengedar narkotik itu tidak gentar
2. Dia tidak pergi ke sekolah ….. sakit. Kata penghubung yang paling tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah … a. Sebab
c. Karena
b. Tetapi
d. dan
3. ……….. modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit. Kata penghubung yang paling tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah … a. Sehingga
c. Seandainya
b. Karena
d. Supaya
4. Manakah pemakaian kata penghubung tetapi yang tepat pada kalimat berikut ini ? a. Adikku belum bersekolah, tetapi dia sudah bisa membaca b. Hatinya telah demikian kesar tetapi tak tahu lagi apa yang mesti ia kerjakan. c. Orang tuanya terpaksa mencari pekerjaan tambahan, tetapi penghasilannya tidak cukup. d. Lekaslah pulang agar supaya ibumu tidak marah.
5. Manakah pemakaian kata penghubung tetapi yang tidak tepat pada kalimat berikut ini ? a. Banyak yang bisa kakek ceritakan padamu, tetapi akan kakek ceritakan yang paling berkesan. b. Dia menangis, tetapi istrinya hanya terdiam saja. c. Yang kita cari adalah hotel yang sederhana tetapi bersih. d. Saya sedang mandi tetapi dia datang.
6. Hari sudah siang Amin belum bangun Untuk menggabungkan kalimat majemuk setara di atas menggunakan kata penghubung … a. Dan
b. Melainkan
c. tetapi
d. karena
7. Kami akan berangkat hari Sabtu ……. Minggu. Kata penghubung yang paling tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah …. a. Karena
b. Sebab
c. atau
d. dan
8. Penggunaan kata penghubung atau yang tepat pada kalimat di bawah ini adalah … a. Adik menyanyi atau saya menari b. Tulisan anak itu bersih atau jelas c. Mukanya pucat seperti bulan kesiangan d. Mereka sedang belajar atau mereka sedang ngobrol 9. Adiknya rajin belajar …. Ia sendiri malas belajar. Kata penghubung yang paling tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah …. a. Tetapi
b. Sebelum
c. Karena
d. Bila
10. Aku yang datang ke rumahmu …. Kamu yang datang ke rumahku. Kata penghubung yang paling tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah … a. Karena
b. Tetapi
c. Sebab
d. Atau
11. Kata penghubung yang tepat pada kalimat majemuk setara di bawah ini adalah …. a. Bayu mengatakan “saya pergi kemarin”
b. Pikiran hanya tumbuh kalau dipergunakan dan akan menjadi surut kalau dibiarkan menganggur. c. Apa pekerjaan ayah Yuni ? d. Anak itu bermain laying-layang
12. Kata penghubung dan yang tepat pada kalimat majemuk setara di bawah ini adalah … a. Ayah berangkat ke kantor dan ibu pergi ke pasar b. Mereka sedang belajar dan mereka sedang ngobrol c. Lekaslah pulang dan ibumu tidak marah d. Makanlah obat ini agar sakit anda lekas sembuh
13. Manakah pemakaian kata penghubung yang benar pada kalimat berikut …. a. Dia mencari saya dengan adik saya b. Dia mencari saya dan adik saya c. Dia mencari saya lalu adik saya d. Dia mencari saya kemudian adik saya 14. Menabung bukanlah untuk memperkaya diri, ….. untuk membiasakan diri hidup hemat. Kata penghuung yang paling tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah …. a. Dan
b. Sebab
c. Melainkan
d. Atau
15. Pak Bahrun menyayangi semua keponakannya. Dia menyayangi anak kandungnya. Penggabungan yang tepat pada kalimat di atas adalah … a. Pak Bahrun menyayangi semua keponakannya, menyayangi anak kandungnya.
seperti dia
b. Pak
Bahrun
menyayangi
semua
keponakannya,
tetapi
dia
menyayangi anak kandungnya. c. Pak Bahrun menyayangi semua keponakannya, kemudian dia menyayangi anak kandungnya. d. Pak Bahrun menyayangi semua keponakannya, dan dia menyayangi anak kandungnya.
16. Kalimat
majemuk
yang
menyatakan
hubungan
pengandaian
menggunakan kata penghubung …. a. Biarpun engkau sakit, engkau tak pernah menangis b. Seandainya engkau tidak hadir malam itu, kami tidak mendapat uang sedemikian banyak. c. Ia pandai, bahkan terpandai dalam kelasnya. d. Angin bertiup, hujan pun turun.
17. Kalimat majemuk yang menyatakan hubungan waktu menggunakan kata penghubung …. a. Tulisan anak itu bersih lagi jelas b. Ia kaya serta baik hati c. Pekerjaan itu sudah selesai ketika ayah datang dari kantor d. Mukanya pucat seperti bulan kesiangan
18. Kalimat di bawah ini menggunakan kata penghubung yang menyatakan waktu, kecuali …. a. Ketika ia datang, saya berangkat b. Ia datang ketika saya berangkat c. Usaha dagangnya lancer sejak ia beristri dua d. Ia pandai, bahkan terpandai dalam kelasnya
19. Kalimat berikut menggunakan kata penghubung yang tidak menyatakan perlawanan adalah …. a. Adiknya rajin belajar, tetapi ia sendiri malas belajar b. Hukuman sangat berat, tetapi tampaknya pengedar narkotik itu tidak gentar. c. Dia bukan pelajar SD No. 224 Pangia, melainkan pelajar SDN No.5 Samanggi. d. Walaupun hari hujan, ia berangkat juga ke kantor 20. Badannya kurus ….. mukanya sangat pucar. Untuk mengisi titik-titik yang tepat adalah … a. Dan
b. Lagi
c. Ketika
d. Seperti
Lampiran 16
KEGIATAN SELAMA PENELITIAN
BIODATA PENULIS
Penulis di lahirkan di Kota Bogor pada tanggal 12 Agustus 1991, dari Ibu S. Khotimah, S.Pd.I. Penulis merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Pada tahun 1997 penulis bersekolah di MI Arrahmaniyah Depok dan lulus pada tahun 2003. Setelah itu penulis melanjutkan ke jenjang menengah pertama yaitu di MTs NU Putri 3 Buntet pesantren Cirebon dan lulus pada tahun 2006. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke
Madrasah Aliyah
Negeri (MAN) Buntet Pesantren Cirebon dan lulus pada tahun 2009. Setelah menyelesaikan Madrasah Aliyah, penulis melanjutkan pendidikan ke Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mengambil Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Pada saat penulis kuliah semester 2 penulis mengambil cuti satu tahun dalam rangka kegiatan beasiswa bahasa arab (language centre) di Kuwait. Setelah penulis menyelesaikan beasiswanya penulis kembali melanjutkan kuliahnya dan Alhamdulillah penulis akan menyelesaikan pada tahun 2014 ini dengan meraih jenjang strata 1 (S1). Penulis hanya ingin memberikan yang terbaik untuk orang tua, adik dan orang-orang terdekat bahwa penulis mampu dalam menyelesaikan studi ini. Amiin