BAB I
Formatado
PENDAHULUAN Formatado: Fonte: Negrito Formatado: Centralizado
1.1
Latar Belakang Penelitian
Kurikulum Berbasis Kompetensi disiapkan dengan mempertimbangkan
Formatado: Fonte: Negrito
kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara serta sastra Indonesia sebagai hasil cipta intelektual produk budaya yang berkonsentrasi pada fungsi mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai (1) sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, (2) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan pengetahuan keterampilan untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, (4) sarana penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah, (5) sarana pengembangan penalaran, dan (6) sarana pemahaman beragam budaya Indonesia melalui khasanah kesusasteraan Indonesia. Sekolah Dasar Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia (SD Laboratorium UPI) adalah sebuah lembaga pendidikan jenjang sekolah dasar yang dirancang untuk menjadi pusat pembaharuan pendidikan nasional dan peningkatan mutu sumberdaya manusia berdasarkan hasil refleksi berkelanjutan dalam memberikan layanan bimbingan pendidikan. Código de campo alterado Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
119
20
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
Dengan demikian, sistem pendidikan yang dikembangkan dikelola secara profesional, serta menciptakan lingkungan pendidikan yang menyenangkan dan kondusif untuk memperoleh pengalaman belajar yang bermakna sesuai dengan kebutuhan perkembangan peserta didik. Sebagai lembaga pusat pembaharuan, Sekolah Dasar Laboratorium UPI, juga sebagai wahana yang dapat membantu peserta didik untuk tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan, dan alami sebagai individu yang utuh meliputi pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sesuai dengan perkembangan anak usia sekolah dasar, sehingga menjadi sumber daya manusia yang bermutu dan unggul. Program-program pendidikan yang dikembangkan di Sekolah Laboratorium UPI meliputi : 1.Program inti.
Formatados: Marcadores e numeração
Program ini mengacu pada pengembangan muatan kurikulum nasional, yaitu Kurikulum SD 1994 yang disempurnakan beserta suplemennya, dan Kurikulum Berbasis Kompetensi. 2.Program Muatan Plus. a.Kurikulum 6 tahun menjadi 5 tahun. b.Program Imtaq. c.Program Iptek. d.Program Ekstra Kurikuler.
Formatados: Marcadores e numeração
21
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
Dalam Kurikulum Sekolah Dasar 2004, mata pelajaran Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa: fungsi utama bahasa adalah untuk berkomunikasi. Dengan demikian, setiap warga dituntut terampil berbahasa. Bila setiap warga sudah terampil berbahasa maka komunikasi antarwarga akan berlangsung dengan baik Komunikasi yang dimaksud di sini adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang lain dengan menggunakan saluran tertentu. Maksud komunikasi dapat berupa pengungkapan pikiran, gagasan, ide, pendapat, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain. Hal itu disampaikan dalam aspek kebahasaan berupa kata, kalimat, paragraf (komunikasi tulis) atau paraton (komunikasi lisan), ejaan dan tanda baca dalam bahasa tulis, serta unsur-unsur prosodi (intonasi, nada, irama, tekanan, tempo) dalam bahasa lisan. Perkembangan gagasan mengenai kebahasaan ini, khususnya mengenai pemerolehan bahasa (language acquisiton) berkembang sejalan dengan perkembangan tema psikologi. Sejak abad ke-20 banyak pakar bahasa beralih pada sudut pandang kognitif dalam pemerolehan bahasa yang melihat bahwa proses bahasa berkait erat dengan hubungan di lingkungannya. Hubungan ini sebagaimana disampaikan Bloom dalam Pateda (1990:50) melahirkan dua bentuk relasi, yaitu, yaitu determinasi linguistik (linguistic determination) dan determinasi kognitif (cognitive determination).
22
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
Ditinjau dari sudut pandang ini, belajar disikapi sebagai proses asimililasi dan akomodasi yang bermakna sehingga dapat membuahkan pemahaman, penghayatan, keterampilan dan sikap tertentu. Dengan demikian, ketika memilih materi pembelajaran, harus diperhitungkan seberapa besar kemungkinan isi pembelajarannya dapat dihayati secara langsung, diasimilasi serta direfleksikan siswa untuk membuahkan pemahaman. Sebab itu, pemilihan materi ajar bagi anak haruslah mempertimbangkan kemungkinan bacaan itu diresepsi, diasimilasi dan diakomodasikan anak. Salah satu bentuk kegiatan bahasa yang populer bagi anak adalah mendongeng. Mendongeng berasal dari kata dongeng yang berarti cerita yang tidak benar-benar terjadi, tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh dan disukai anak-anak. Lestari (2003: 55) menyatakan bahwa dongeng adalah paparan rekaan tentang kejadian atau aktivitas yang berhubungan dengan suatu tokoh dalam konteks tertentu. Secara keseluruhan, rangkaian kejadian dan karakter ini membentuk keutuhan dan penggubahannya dimaksudkan sebagai hiburan, wahana ajaran moral atau keduanya. Dalam dongeng terkandung sifat khayali (tak mesti faktual) dan koheren (terpadu). Dua karakteristik inilah yang membuat dongeng memiliki kekuatan magis, sehingga bisa dibilang dongeng yang baik. Dongeng digunakan karena anak-anak lebih gampang mencerna ajaran dalan rangkaian seperti dalam cerita yang baik dan memberi konteks yang “wajar” sebagai sarang “ajaran” tentang kehidupan.
23
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
Cerita memiliki tempat khusus dalam perkembangan anak. Cerita yang dibacakan kepada anak-anak dalam suasana yang penuh kehangatan dan pada kesempatan yang tepat dapat merupakan wahana bagi mereka untuk mempelajari dunia sekitarnya. Mereka ingin mengetahui benda-benda dan tempat-tempat sekitarnya, orangorang yang berbeda dan mereka bangga dengan hal-hal yang telah mereka pelajari. Apabila keingintahuan yang menakjubkan ini ditanggapi lewat program membacakan karya sastra anak-anak, hal ini dapat mendorong keberhasilan pada jenjang sekolah berikutnya dan dalam kehuidupan selanjutnya. Cerita yang berisikan berbagai kebutuhan (rohani) dapat memenuhi nilai-nilai yang tidak dapat terlihat secara langsung. Cerita mungkin tidak sehebat permainan (game ) dalam komputer atau televisi, tetapi memberikan sesuatu yang berbeda. Cerita dapat menolong anak-anak memahami dunia mereka, membentuk sikapsikap yang positif dan menyadari hubungan yang manusiawi (Sawyer dan Comer, 1991: 2-5) Melalui cerita, anak-anak dapat mempelajari dan memaknai dunia mereka misalnya dengan membaca atau menyimak karya sastra yang melukiskan seorang anak yang sering menolong sehingga disayangi oleh gurunya dan juga teman-temannya. Anak-anak akan mengerti bahwa mereka pun harus bersifat seperti tokoh cerita tersebut.
24
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
Dongeng atau cerita punya logikanya sendiri (story grammar). Jadi aktivitas mendengarkan, membaca, menggubah dan menulis cerita dapat memperkaya keterampilan menyusun kejadian berdasarkan nalar tertentu. Pendengar / pembaca dongeng atau cerita berpotensi menstimulasi dan mendidik. Melalui keterlibatan dengan dongeng, anak akan terbawa masuk kedalam rangkaian kejadian dan pertarungan nasib tokoh cerita. Dengan berbekal emosi, inteligensi dan daya imajinasi anak, mereka akan turut mengalami dalam cerita itu. Akhirnya, anak akan menarik pelajaran dari cerita untuk perbaikan dan pengukuhan perilakunya sendiri. Sekolah Dasar menjadi tempat pertama anak–anak memperoleh pendidikan dan menjadi dasar bagi pendidikan yang lain. Di tempat ini anak lebih cepat mendapat pengaruh dan lebih mudah dibentuk pribadinya. Di sinilah pentingnya sekolah sebagai counter untuk menjauhkan anak dari pengaruh lingkungan yang buruk, secara jasmani, akal, moral maupun kepekaan rasanya, sehingga dapat menempatkannya pada lingkungan yang baik. Dari sini terlihat bahwa kesulitan- kesulitan yang dihadapi di sekolah dasar lebih sulit dibandingkan dengan pada tingkat berikutnya. Dalam cerita terdapat ide, tujuan, imajinasi, bahasa, dan gaya bahasa. Unsur-unsur tersebut berpengaruh dalam pembentukan pribadi anak. Dari sinilah tumbuh kepentingan untuk mengambil manfaat dari cerita di sekolah, pentingnya memilah cerita, dan
25
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
bagaimana cara menyampaikannya pada anak. Oleh karena itu penetapan pelajaran bercerita pada masa awal sekolah dasar adalah bagian terpenting dari pendidikan. Kenyataan di lapangan, pengajaran bahasa melalui cerita ini belum dilaksanakan dengan prosedur dan kegiatan yang tertata dengan baik, sehingga cerita hanya merupakan pengisi waktu yang kosong tanpa makna. Padahal melalui kegiatan ini kemampuan anak dalam menyimak akan dapat berkembang dengan baik karena cerita merupakan suatu bentuk sastra yang didengar dan disampaikan oleh guru kepada siswanya sementara telinga merupakan media dalam penyimakan cerita selain itu mendengarkan cerita lebih mudah dan lebih mengasyikkan bagi siswa tingkat dasar dari pada membacanya sendiri. Di luar manfaat kebahasaan, cerita yang bagus dapat memiliki berbagai dampak positif pada anak. apalagi kalau guru menyampaikannya dengan baik karena melalui relasi yang terbentuk dari bercerita ini terbentuk hubungan yang manusiawi. Hal ini dimungkinkan karena adanya interaksi personal antara anak dan pembaca cerita, yang tidak mungkin ditemukan ketika anak menonton televisi atau bermain komputer. Orang tua atau guru, ketika membacakan buku atau bercerita dapat menanggapi kegembiraan, keragu-raguan, kemarahan, atau ketakutan anak. Keberadaan orang tua atau guru sebagai pembaca memberikan rasa hangat dan aman. Dalam hal ini buku cerita memiliki nilai lebih
26
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
daripada sekedar kumpulan lembaran-lembaran kertas dan ilustrasi. Bunyi dan ritme bahasa dapat diperlambat, dipercepat, diperkeras atau untuk mengungkapkan emosi. Keindahan bahasa dan cerita dapat dikembangkan dengan cara yang sesuai bagi anak-anak. Melalui Story-telling (bercerita) yang dikemas dalam suatu model, Program Pengajaran Inti (khususnya Bahasa Indonesia) dan Program Pengajaran Muatan Plus (Imtaq dan Iptek) di kelas III SD Laboratorium UPI dapat dipadukan dalam kegiatan relaksasi maupun dalam kegiatan belajar di kelas. Dalam kebahasaan, menyimak diyakini banyak pakar, merupakan komponen terpenting, jika dilihat dari keseluruhan waktu yang digunakan dalam berkomunikasi misalnya, Rivers menyatakan bahwa orang-orang dewasa menghabiskan 45% energi mereka untuk menyimak, 30% untuk berbicara, 16% untuk membaca dan 9% untuk menulis (Rivers, 1990:58); serupa dengan hasil studi yang dilakukan prenah dilakukan oleh Rankin (1928: 623-30). Meski begitu, nampaknya tidak terdapat ketertarikan yang cukup besar untuk melakukan pengkajian dalam kegiatan menyimak ini, khususnya sumbangannya terhadap pengembangan keterampilan berbahasa pada anak, karenanya melalui penelitian ini, peneliti bermaksud mengkaji penggunaan strategi induktif melalui pembacaan cerita (story-telling) dalam meningkatkan kemampuan anak dalam menyimak.
27
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
1.2
Rumusan Dan Batasan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka penelitian
Formatado: Fonte: Negrito
ini difokuskan pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas tiga Sekolah Dasar Labotatorium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Dari hasil observasi dan wawancara mengenai kurikulum dan proses belajar mengajar di SD Laboratorium UPI, masalah difokuskan pada: 1.Permasalahan apakah yang dihadapi guru dan siswa dalam proses
Formatados: Marcadores e numeração
kegiatan belajar mengajar menyimak di Sekolah Dasar Laboratorium UPI? 2.Bagaimana teknik induktif dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui story-telling di Sekolah Dasar ? 3.Bagaimana proses belajar-mengajar dengan strategi induktif melalui story-telling dalam pembelajaran menyimak? 4.Kendala-kendala serta kelebihan-kelebihan apa yang ditemukan dalam pembelajaran dengan strategi induktif melalui story-telling?
5.Bagaimana hasil belajar menyimak siswa dengan strategi induktif melalui story-telling?
1.3Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dan berusaha dipecahkan melalui penelitian ini maka, penelitian ini bertujuan untuk:
Formatados: Marcadores e numeração Formatado: Fonte: Negrito
28
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
1.mengetahui permasalahan yang dihadapi guru dan siswa dalam
Formatados: Marcadores e numeração
proses kegiatan belajar mengajar menyimak di Sekolah Dasar Laboratorium UPI; 2.mengetahui keefektifan teknik induktif dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui story-telling di sekolah dasar; 3.mengetahui proses belajar-mengajar dengan strategi induktif melalui story-telling dalam pembelajaran menyimak; 4.mengetahui kendala-kendala serta kelebihan-kelebihan apa yang ditemukan dalam pembelajaran dengan strategi induktif melalui
story-telling; 5.mengetahui keefektifan hasil belajar menyimak siswa dengan strategi induktif melalui story-telling.
1.4
Manfaat Penelitian
Dari tujuan di atas maka manfaat yang akan diperoleh dari penelitian
Formatado: Fonte: Negrito
ini adalah: 1.Tersedianya rujukan bagi guru di Sekolah Dasar Laboratorium untuk
Formatados: Marcadores e numeração
meningkatkan kualitas pengajaran menyimak. 2.Adanya acuan bagi peningkatan kualitas guru sekolah dasar khususnya di SD Laboratorium UPI.
1.5
Kerangka Pemikiran
Belajar secara tradisional diartikan sebagai upaya menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengertian modern
Formatado: Fonte: Negrito
29
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
diungkapkan Morgan dkk.(1966) sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Definisi yang kedua ini memuat dua unsur penting dalam belajar yaitu, pertama belajar adalah perubahan tingkah laku, dan kedua perubahan yang terjadi adalah terjadi karena latihan atau pengalaman. Apabila peserta didik telah belajar sesuatu hal, maka akan terjadi perubahan dalam kesiapannya menghadapi lingkungan. Dalam konteks sekolah seorang anak dikatakan telah belajar apabila perubahan-perubahan yang terjadi sesuai dengan kebutuhankebutuhan sekolah dan masyarakat. Padanan istilah “belajar” dan “pembelajaran” yang dapat dijumpai dalam kepustakaan asing adalah learning dan instruction seperti yang dikemukakan oleh Fontana (1981:147) mengandung pengertian proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Di lain pihak istilah instruction seperti dikemukakan oleh Romiszowski (Winataputra dkk) merujuk pada proses pengajaran berpusat pada tujuan atau goal derected teaching process yang dalam banyak hal dapat direncanakan sebelumnya (pre-planned). Karena sifat dari proses tersebut, maka proses belajar yang terjadi adalah proses perubahan perilaku dalam konteks pengalaman yang memang sebagian besar telah dirancang. Oleh sebab itu istilah instruction sering diartikan sebagai proses pembelajaran yakni proses membuat orang
30
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
melakukan proses belajar sesuai dengan rancangan. Unsur kesengajaan dari pihak diluar individu yang melakukan proses belajar merupakan ciri utama dari konsep instruction. Jadi konsep instruction atau pembelajaran atau pengajaran dalam kaitannya dengan konsep belajar dapat dikemukakan bahwa pengajaran atau pembelajaran adalah sarana untuk memungkinkan terjadinya proses belajar dalam arti perubahan tingkah laku individu melalui proses mengalami sesuatu yang diciptakan dalam rancangan proses pembelajaran, namun tidak semua proses belajar terjadi karena ada proses pembelajaran, seperti belajar dari pengalaman sendiri. Bloomfield (1930) mengatakan bahwa bahasa adalah “sistem bunyi yang arbiter yang dipergunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri”. Untuk lebih jelas definisi atau pengertian di atas dapat dirinci seperti di bawah ini. 1.Bahasa adalah sistem bunyi, merupakan unsur-unsur yang diatur secara sistematis seperti pola-pola yang berulang, sehigga kalau salah satu bagian yang terlihat maka bagian lain dapat diramalkan atau dibayangkan. 2.Bahasa merupakan sistem lambang, mencakup sistem tanda yang dipergunakan oleh suatu kelompok sosial berdasarkan perjanjian. 3.Bahasa itu sistem bunyi, artinya bahasa merupakan bunyi yang teratur dikeluarkan oleh alat ucap yang mengandung makna.
Formatados: Marcadores e numeração
31
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
4.Bahasa bersifat arbiter, artinya bahasa adalah bersifat mana suka, bahasa tidak ada keharusan atau kewajiban berhubungan dengan satuan-satuan bahasa dengan yang dilambangkannya. 5.Bahasa bersifat unik, artinya setiap bahasa mempunyai sistem yang khas yang tidak harus ada dalam bahasa lain. 6.Bahasa itu bervariasi, artinya setiap kelompok sosial atau anggota kelompok masyarakat bahasa mempunyai perbedaan akibat; tingkat pendidikan, status sosial, letak geografis, umur profesi latar belakang budaya, dan lain-lain. 7.Bahasa itu produktif, artinya meskipun bahasa itu terbatas (fonem, morfem, kata) namun dapat dibuat atau diturunkan satuan-satuan baru yang jumlahnya tak terbatas. 8.Bahasa merupakan alat komunikasi dan alat bekerja sama, serta identifikasi diri suatu kelompok sosial. 9.Bahasa bersifat universal, selain memiliki ciri khas yang tidak dipunyai bahasa lain, bahasa itu mempunyai ciri-ciri umum yang dipunyai oleh semua bahasa. 10.Bahasa bersifat dinamis dan berkembang, selalu berubah sesuai dengan perubahan dan perkembangan masyarakat penuturnya.
L.S. Vygotsky mengatakan, bahwa sebelum bahasa ada, pikiran telah mulai berkembang, dalam pertumbuhan awal tidak ada saling pengaruh mempengaruhi diantara keduanya, tetapi dalam pertumbuhan selanjutnya kedua-duanya saling mempengaruhi; bahasa
32
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
mempengaruhi pikiran dan pikiran mempengaruhi bahasa, dan dalam taraf perkembangan yang lebih tinggi tatabahasa mempengaruhi logik (jalan pikiran). J.S. Bruner mengemukakan, bahwa bahasa merupakan alat pemikiran manusia untuk menyempurnakan dan mengembangkan pemikiran. Dengan kata lain bahasa dapat membantu proses pemikiran manusia supaya lebih sistematis. Bahasa dan pemikiran berkembang dari sumber yang sama. Oleh karena itu kedua-duanya mempunyai bentuk yang sangat serupa, maka keduanya dapat saling membantu. Mendongeng berasal dari kata dongeng yang berarti cerita yang tidak benar-benar terjadi, tentang kejadian zaman dulu yang anehaneh dan disukai anak-anak. Lestari (2003: 55) menyatakan bahwa dongeng adalah paparan rekaan tentang kejadian atau aktivitas yang berhubungan dengan suatu tokoh dalam konteks tertentu. Secara keseluruhan, rangkaian kejadian dan karakter ini membentuk keutuhan dan penggubahannya dimaksudkan sebagai hiburan, wahana ajaran moral atau keduanya. Dalam dongeng terkandung sifat khayali (tak mesti faktual) dan koheren (terpadu). Dua karakteristik inilah yang membuat dongeng memiliki kekuatan magis, sehingga bisa dibilang dongeng yang baik. Dongeng digunakan karena anak-anak lebih gampang mencerna ajaran dalan rangkaian seperti dalam cerita yang baik. Kecenderungan berpikir anak (teutama usia dini) bergerak dari keseluruhan ke unsur
33
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
pembentuknya (whole to parts ). Berarti, dongeng memberi konteks yang “wajar” sebagai sarang “ajaran” tentang kehidupan. Bercerita (story-telling) adalah suatu kegiatan menyampaikan cerita. Cerita dalam hal ini yang merupakan suatu bentuk sastra yang didengar, disampaikan oleh guru kepada siswanya. Dan telinga merupakan media dalam penyimakan cerita. Mendengarkan cerita lebih mudah dan lebih mengasyikkan bagi siswa tingkat dasar dari pada membacanya sendiri. Apalagi kalau guru menyampaikannya dengan baik. Masa usia sekolah dasar (sekitar 6–12 tahun) merupakan tahapan perkembangan penting dan bahkan fundamental bagi kesusesan perkembangan selanjutnya. Karakteristis anak usia sekolah dasar secara umum dikemukakan oleh Bassett, Jacka dan Logan (Sumantry dkk, 1999:12): 1.secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan dunia sekitar yang mengelilingi diri mereka sendiri; 2.senang bermain dan lebih suka bergembira/ riang; 3.suka mengatur dirinya untuk menangani berbagai hal, mengeksplorasi suatu situasi dan mencobakan usaha-usaha baru; 4.mudah tergetar perasaannya dan terdorong untuk berprestasi sebagaimana mereka tidak suka mengalami ketidak puasan dan menolak kegagalan-kegagalan; 5.belajar dengan efektif ketika mereka merasa puas dengan situasi yang terjadi;
Formatados: Marcadores e numeração
34
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
6.belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif dan mengajar anak-anak lainnya.
Sekalipun kurikulum telah memberikan perhatian melalui jam khusus untuk bercerita, sesungguhnya bercerita tidak terbatas pada jam-jam tersebut. Dalam pelajaran agama siswa mendengarkan cerita keagamaan. Dalam pelajaran membaca, dibacakan sebuah cerita walaupun singkat. Khusus dalam pelajaran bercerita, yang dipilih adalah cerita sastra, yang berbobot, yang memenuhi standar sastra, yang sesuai dengan akal dan rasa sosial anak, kecenderungan, imajinasi dan bahasan.
1.6Metode dan Teknik Penelitian
Formatados: Marcadores e numeração
1.6.1Prosedur Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan model awal (model hipotetik) pengembangan strategi induktif melalui Story-telling (SIST) dalam pembelajaran menyimak di sekolah dasar ini adalah deskriptif analitis. Metode tersebut dipilih karena penelitian ini bermaksud mendeskripsikan, menganalisis dan mengambil satu generalisasi dari pengamatan terhadap proses belajar mengajar menyimak di sekolah dasar, pengembangan kurikulum dan silabus,
Formatado: Fonte: Negrito
35
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
pengembangan materi dalam kesatuan semester dan implementasi strategi induktif kepada siswa Sekolah Dasar Laboratorium UPI Bandung. Metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan model strategi induktif melalui Story-telling (SIST) atau model yang telah direvisi adalah penelitian tindakan (action research). Hal ini sesuai dengan pendapat Ortrun Zuber-Skerritt dalam bukungan New Direction in Action Research (1996:3) yang berpendapat bahwa penelitian yang
Formatado: Fonte: Negrito
tepat untuk mengembangkan bidang pendidikan adalah penelitian tindakan.
1.6.2Teknik Penelitian 1.6.2.1
Formatados: Marcadores e numeração
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi atau pengamatan berstruktur, wawancara dan studi kepustakaan.
Formatado: Fonte: Negrito
36
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
1.6.2.2
Teknik Pengolahan Data
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan secara kualitatif melalui
Formatado: Fonte: Negrito
deskripsi terhadap seluruh proses penelitian untuk memberikan gambaran terperinci mengenai variabel-variabel yang diteliti, termasuk generalisasi dari pengamatan terhadap proses belajar mengajar menyimak di sekolah dasar, pengembangan kurikulum dan silabus, pengembangan materi dalam kesatuan semester dan implementasi strategi induktif kepada siswa Sekolah Dasar Laboratorium UPI Bandung. Untuk meningkatkan keabsahan dan keaslian pemerolehan data serta untuk meyakinkan bahwa data penelitian valid, peneliti akan menerapkan beberapa strategi yang dianjurkan oleh Alwasilah (2002:1975) yaitu: 1.Triangulasi dengan menggunakan metode untuk mengumpulkan
Formatados: Marcadores e numeração
setiap informasi atau data. 2.Umpan balik, yaitu meminta umpan balik, saran, kritik dan komentar untuk mengidentifikasi kekuatan validasi, asumsi dan bias yang dipunyai peneliti, dan kelemahan logikanya. 3.Quasi-Statistics untuk mendukung bukti kualitatif dari lapangan.
1.7
Daerah Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia (SD Laboratorium UPI) Cibiru, karena lembaga ini merupakan lembaga pendidikan jenjang sekolah dasar yang secara
Formatado: Fonte: Negrito
37
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
khusus dirancang untuk menjadi pusat pembaharuan pendidikan nasional dan peningkatan mutu sumberdaya manusia berdasarkan hasil refleksi berkelanjutan dalam memberikan layanan bimbingan pendidikan.
1.8
Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah siswa sekolah dasar kelas tiga. Penentuan
Formatado: Fonte: Negrito
populasi penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan pertimbangan-pertimbangan berikut. a.Secara umum, tingkat perkembangan kognitif anak dan tingkat perkembangan bahasanya secara langsung menentukan tingkat dan kesiapan anak dalam menyerap dan menampilkan sesuatu yang dipelajari. Berdasarkan pemahaman tersebut, anak usia tujuh tahun, misalnya, tidak tepat apabila diminta membandingkan perbedaan makna pakaian dan baju, memahami puisi yang menggunakan metafora atau membandingkan isi cerita yang satu dengan yang lain dalam suatu bacaan sehingga dalam konteks yang lebih luas, kenyataan yang demikian tentu saja berimplikasi pada penyusunan tujuan, materi dan prosedur pembelajarannya. b.Menurut tahap perkembangan kognitif Piaget, pada usia 0-7 tahun, perkembangan struktur anak belum bergantung pada perkembangan bahasanya sementara pada usia 8-11 tahun, anak telah mampu memusatkan perhatian pada sejumlah aspek maupun problem dan menghubungkannya. Terdapatnya kemampuan
Formatados: Marcadores e numeração
38
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
demikian juga disertai kemampuan memilah dan membedakan ciri aspek yang satu dengan yang lain serta membandingkan dunia pengalaman dan kenyataan yang dihadapi secara timbal balik (Cullinan, 1989:18). c.Siswa kelas tiga memiliki jam belajar yang lebih panjang.
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt, Negrito Formatado: Corpo de texto 2, Espaçamento entre linhas: Duplo
39
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1
Formatado: Fonte: Negrito
Konsep Kepribadian Dalam Pembelajaran Bahasa Seorang antropolog dan seorang psikolog, Clyde Kluckhohn dan Henry
Formatado: Recuo: Primeira linha: 0.5"
Murray (1954:53-67) pernah menyatakan bahwa setiap orang dalam segi-segi tertentu adalah (a) seperti semua orang lain, (b) seperti sejumlah orang lain dan (c) seperti tidak seorang lain pun. Dari ketiganya, kondisi yang terakhirlah terutama yang telah merangsang usaha untuk mengembangkan berbagai teori mengenai kepribadian dalam bidang psikologi. Seandainya dalam semua segi semua orang sama dengan kebanyakan atau bahkan semua orang lain, maka kita akan dengan mudah mengetahui apa yang akan diperbuat seseorang dalam situasi tertentu berdasarkan pengalaman kita dengan diri kita sendiri. Kenyataannya, dalam banyak segi setiap orang adalah unik dan khas sehingga sering sekali kita terkejut dan salah paham dengan sikap dan perilaku rekan sejawat, anggota keluarga dan orang-orang di sekitar kita dan masih banyak lagi. Hal tersebut, seperti diungkapkan di atas mendorong lahirnya berbagai pemikiran dan gagasan dalam mengenai perilaku dan kepribadian, terutama dalam bidang psikologi.
2.1.1 Konsep Bahasa Dalam Psikologi Sebagaimana psikologi memandang manusia dalam beragam sudut pandang, bahasawan juga dapat melihat bahasa dari berbagai sudut pandang. Bahasa, misalnya, dapat dilihat dari tiga pendekatan, yakni (a) sebagai suatu
Formatado: Recuo: Primeira linha: 0.5"
40
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
sistem, (b) tingkah laku personal dan (c) tingkah laku antar personal. Sebagai suatu sistem, bahasa mensyaratkan adanya kaidah yang mengatur dan merupakan seperangkat unsur yang jalin menjalin membentuk suatu sistem tertentu (Pateda, 1990:23). Bahasa
tidak
bersifat
statis,
namun dinamis
dengan
pengertian
berkembang sesuai dengan perkembangan penutur bahasa sehingga bahasa dapat
juga
kita
lihat
sebagai
tingkah
laku
personal.
Tiap pembicara
menampakkan kepribadiannya antara lain melalui bahasa dan jika seseorang telah memanfaatkan bahasa dalam pergaulannya dengan orang lain, kita akan melihat bahwa bahasa juga merupakan satu bentuk tingkah laku antar personal. Sebagai suatu sistem, bahasa menampakkan wujudnya dalam bunyi dan simbol-simbol tertentu (Gleason, 1961; Lyons, 1968). Bunyi dan simbol mengikuti kaidah yang ditaati oleh para penuturnya dan “disepakati” untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Jika kaidah tersebut dilanggar, maka perbenturan kepentingan pun tidak dapat dihindari. Chomsky (1975) menunjukkan bahwa sistem bahasa tertentu yang merupakan kompetensi penutur bahasa akan menampakkan wujudnya dalam kinerja seseorang, sehingga tidak berlebihan kiranya jika banyak orang menyatakan bahwa, “bahasa menunjukkan bangsa” atau,”mulutmu, harimaumu.” Bahkan dalam tradisi agama Islam, misalnya, dinyatakan bahwa,”indikasi utama dari berakhlak mulia adalah menjauhi segala
perkataan, perbuatan dan perilaku yang tidak bermoral, dengan merujuk pada hadis Nabi Muhammad SAWsaw., “Yang disebut muslim sesungguhnya adalah orang yang mampu mengendalikan ucapan dan perbuatannya sehingga membuat nyaman dan tentram bagi orang-orang muslim di sekitarnya.”
41
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
Penggunaan bahasa oleh seseorang dapat dijadikan alat untuk menerka proses yang sedang bergejolak dalam jiwa seseorang, kita sering mengatakan bahwa seseorang sedang marah karena kita mendengarnya membentak dan berbicara dalam nada yang tinggi meskipun kita tidak langsung melihat orang tersebut. Bahasa dapat digunakan untuk menerangkan dan mengenali tingkah laku seseorang.
2.1.2 Proses Bahasa Jika kita mendengar orang yang sedang berbicara, sesungguhnya kita hanya mendengar bunyi-bunyi. Bunyi-bunyi yang tersusun atas kaidah tertentu itu kita sebut bunyi bahasa yang dapat dibedakan atas bunyi-bunyi lainnya seperti batuk, bersiul atau mendengkur. Dalam hubungan tersebut, pembicara dan pendengar harus memiliki kerangka acuan (frame of reference) yang sama mengenai simbol bahasa yang mereka gunakan sehingga dapat disebut dengan komunikasi (komunikasi memiliki akar kata communis atau common yang berarti sama). Bahasa
yang
digunakan
dam
dalam
porses
proses
komunikasi,
sebenarnya melalui suatu proses yang disebut proses bahasa. Proses tersebut dapat dibagi menjadi tiga bagian, yakni (i) proses ketika masih dalam jati diri seseorang, (ii) berada di lingkungan dan (iii) berada dalam jati diri pendengar (Pateda, 1990:28-9). Dalam kaitannya dengan proses bahasa, Moulton (dalam Kentjono, 1976:4-11) menyebutkan sebelas tahap yang dilalui oleh bunyi bahasa dari pembicara kepada pendengar. Tahap tersebut adalah:
Formatado: Recuo: Primeira linha: 0.5"
42
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
1. membuat kode semantik; 2. membuat kode gramatika;, 3. membuat kode fonologi;, 4. perintah otak; 5. gerakan alat ucap; 6. bunyi berupa getaran; 7. perubahan getaran melalui telinga pendengar; 8. getaran diteruskan ke otak; 9. pemecahan kode fonologis; 10. pemecahan kode gramatikal; dan 11. pemecahan kode semantis.
Dari kesebelas proses ini hanya dua tahap yang wujudnya dapat kita ikuti, yakni dalam tahap (5) dan (6). Tahap (5) terlihat dari alat ucap yang bergerak-gerak dan tahap (6) terdengar dari bunyi-bunyian yang dihasilkan, sementara tahaptahap lainnya terjadi dalam diri sang pembicara (1-4) dan pendengar (7-8).
Seorang linguis yang berasal dari Jenewa, Ferdinand de Saussure (terjemahan ke dalam bahasa Inggris oleh Baskin, 1972:12) menjelaskan bahwa dalam
proses
bahasa
tidak
diperlihatkan
stimulus
yang
menyebabkan
pembentukan konsep, dengan kata lain stimulus menyebabkan adanya rumusan konsep. Setelah ada rumusan yang pasti dalam bentuk konsep, konsep siap akan diujarkan, difonasikan (phonation). Ujaran ini berproses melalui udara yang
43
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
kemudian berproses melalui udara yang kemudian berproses di dalam telinga pendengar. Ujaran ini akan merupakan stimulus bagi pendengar. Stimulus yang berasal dari pembicara akan diwujudkan dalam bentuk konsep di dalam otak pendengar. Konsep ini berwujud jawaban atau reaksi atas stimulus yang berasal dari pembicara tadi. Konsep-konsep ini selanjutnya akan diujarkan dan melalui udara sampai ke telinga pembicara tadi yang sekarang berubah menjadi pendengar. Pada konsep ini terlihat proses yang terjadi di dalam jati diri manusia dan proses yang terjadi di luar. Demikianlah proses berlangsung selama pembicara dan pendengar terlibat dalam komunikasi. Bagi seseorang yang bergerak dalam psikolinguistik maka proses yang terjadi di otak manusia yang menarik perhatiannya. Bagaimana proses itu berlangsung, misalnya, mengapa seseorang lebih memilih kata meninggal daripada mampus dan orang yang mendengarnya kemudian meneteskan air mata ketika mendengar kata tersebut.
2.2
Anak dan Pemerolehan Bahasa
2.2.1 Pengertian Pada umumnya anak yang normal memperoleh kecakapan bahasa melalui bunyi-bunyi bahasa yang ia dengar di sekelilingnya tanpa disengaja maupun diperintahkan. Kecakapan tersebut berkembang terus tahap demi tahap dan makin berdiferensiasi sesuai dengan perkembangan intelegensi dan latar belakang sosial budaya yang membentuknya. Itu sebabnya Kiparsky (dalam Tarigan, 1985:243) mengatakan,
Formatado: Recuo: Primeira linha: 0.49"
44
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
“pemerolehan bahasa atau language acquisition adalah suatu proses yang dipergunakan oleh kanak-kanak untuk menyesuaikan serangkaian hipotesis yang makin bertambah rumit ataupun teoriteori yang masih terpendam atau tersembunyi yang mungkin sekali terjadi dengan ucapan-ucapan orangtuanya sampai dia memilih berdasarkan suatu ukuran atau takaran penilaian tata bahasa yang paling baik serta yang paling sederhana dari bahasa tersebut.”
2.2.2 Teori Pemerolehan Bahasa Dihubungkan
dengan
psikolinguistik,
Dr.
Mansoer
Pateda
(1990:42)
menyebutkan setidaknya terdapat tiga teori utama pemerolehan bahasa yaitu (i) behavioristik, (ii) mentalistik dan (iii) kognitif.
2.2.2.1
Teori Pemerolehan Bahasa yang Behavioristik
Menurut pandangan kaum behavioristik, tidak ada struktur linguistik yang dibawa anak sejak lahir. Anak yang baru lahir dianggap kosong dari bahasa. Mereka berpendapat bahwa anak yang lahir tidak membawa kapasitas atau potensi bahasa. Brown (1980:18) berkata, ”the extreme behavioristic position would be that child comes into the world with a tabularasa, a clean state bearing no preconceived notions about the world or about language, and this child is then shaped by his environment slowly conditioned through various schedules of reinforcement.”
Mereka beranggapan bahwa pengetahuan dan keterampilan berbahasa diperoleh melalui pengalaman dan proses belajar. Pengalaman dan proses belajar yang akan membentuk pemerolehan bahasanya. Dengan demikian bahasa dipandang sebagai sesuatu yang dipindahkan melalui pewarisan kebudayaan, sama halnya seperti orang yang belajar mengendarai sepeda.
45
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
Aliran
behavioris
mengakui
bahwa
struktur
organisme
manusia
mempunyai pembatasan-pembatasan tentang jenis struktur linguistik yang dapat dikuasai
(Depdikbud,
1983:49).
Dikaitkan
dengan
pemerolehan
bahasa,
pendekatan behavioris mendasarkan proses pemerolehan tersebut melalui perubahan perilaku yang teramati. Gagasan utama pendekatan ini tertuju pada peranan lingkungan, baik verbal maupun nonverbal. Seperti diketahui, proses belajar behavioris menjelaskan perubahan tingkah laku dengan menggunakan model Stimulus (S) dan Response (R), sehingga dalam perspektif behavioristik ini, setiap ujaran bahasa adalah response atau tanggapan terhadap stimulus. Satu usaha yang terkenal yang dikembangkan oleh kaum behavioris adalah model tingkah laku berbahasa yang dikemukakan oleh BF Skinner (1957) dalam bukunya yang berjudul Verbal Behavior, melanjutkan gagasan-gagasannya terdahulu yang dikemukakan melalui Behavior Organism: An Experimental
Analysis (1938) dan Science and Human Behavior (1953). Skinner terkenal dengan percobaannya tentang tingkah laku binatang dengan menggunakan kotak, yang lazim dikenal dengan Skinner’s Boxes. Ia menempatkan dua ekor tikus dalam kotak yang mempunyai dua tombol. Jika tikus itu menekan tombol yang pertama, makanan akan jatuh ke dalam kotak, dan kalau tikus menekan tombol yang kedua, maka bedak gatal akan tumpah pada badan tikus. Dengan pengalaman berulang-ulang akhirnya tikus terbiasa (“belajar”) untuk menekan hanya tombol yang pertama. Percobaan terhadap tikus ini menimbulkan gagasan pada Skinner untuk membangun
teori
pemerolehan
Menurutnya,
anak-anak
bahasa
memperoleh
berdasarkan
bahasa
melalui
konsep
behavioris.
hubungan
dengan
46
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
lingkungan, dalam hal ini dengan cara meniru. Dalam hubungan dengan peniruan ini, faktor yang penting adalah frekuensi berulangnya suatu kata atau urutan kata. Ujaran-ujaran tersebut akan mendapat pengukuhan sehingga anak lebih berani menghasilkan kata dan urutan kata. Seandainya kata dan urutan kata itu salah maka lingkungan tidak akan memberikan pengukuhan. Dengan cara ini, lingkungan akan mendorong anak untuk menghasilkan tuturan yang gramatikal dan tidak memberi pengukuhan terhadap tuturan yang tidak gramatikal.
2.2.2.2
Teori Pemerolehan Bahasa yang Mentalistik.
Studi pemerolehan bahasa kemudian berkembang lebih jauh setelah munculnya gagasan baru dalam linguistik, yaitu aliran transformasi atau
transformasi generatif. Chomsky (1968) berpendapat bahwa ujaran anak-anak dapat dipengaruhi oleh kaidah-laidah yang mereka dengar. Kaidah-kaidah bahasa tersebut mereka gunakan ketika mereka menggunakan bahasa. Dan berbeda dengan pendekatan behavioristik, Chomsky berpendapat bahwa anak yang lahir ke dunia ini telah membawa kapasitas atau potensi bahasa. Kapasitas atau potensi bahasa ini akan turut menentukan struktur bahasa yang nantinya akan mereka gunakan. Dalam sudut pandang ini, proses belajar bahasa akan sama bagi tiap orang sejauh kondisi sosialnya memungkinkan. Kita mengetahui bahwa setiap anak
mengaktualisasikan
dirinya
melalui
proses
yang
bertahap
dan
berkelanjutan. Bagi kelompok behavioris, proses ini merupakan sumber pemerolehan bahasa sementara bagi kelompok mentalis, proses pemerolehan
Formatado: Recuo: Primeira linha: 0.5"
47
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
bahasa tidak semata-mata karena proses belajar, tetapi juga karena sejak lahir anak telah memiliki sejumlah kapasitas atau portensi bahasa yang akan berkembang
sesuai
dengan
proses
kematangan
intelektualnya
(Wilkins,
1972:168; Allen, 1975:221-2; Bolinger, 1975:276; Mackey, 1965:7; Halliday dkk, 1964: 178-9). Halliday (1964: 178) mengatakan bahwa “we know all normal human
infants are born with the potentially of acquiring language,” dan Brown (1980:18) menyatakan, ”at the other extreme, you would find a position that claims that the
child comes into this world with very specific innate knowledge, knowledge which includes not only general predispositions and tendencies but also knowledge of the nature of language and the world”. Selanjutnya Wilkins (1972:168) menyatakan bahwa,
”everybody learns a language not because they are subjected to a similar conditioning process, but because they possess an inborn capacity which permits them to acquire a language as a normal maturational process”. Pandangan bahwa setiap anak yang lahir telah memiliki kapasitas atau potensi bahasa ini biasa juga disebut dengan pandangan nativis (Brown, 1980:21). Kaum mentalis beranggapan bahwa setiap anak memiliki kelengkapan berbahasa yang disebut LAD (Language Acquisition Device) yang berisi sejumlah hipotesis bawaan yang pada saat tiba akan berkembang. McNeil (Brown, 1980:22) menyatakan bahwa LAD terdiri atas: a. kecakapan untuk membedakan bunyi bahasa dengan bunyi-bunyi yang lain; b. kecakapan mengorganisasi satuan linguistis ke dalam sejumlah kelas yang akan berkembang kemudian;
48
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
c. pengetahuan tentang sistem bahasa yang mungkin dan yang tidak mungkin, dan d. kecakapan menggunakan sistem bahasa yang didasarkan pada penilaian perkembangan sistem linguistik, dengan demikian dapat melahirkan sistem yang dirasakan mungkin di luar data linguistik yang ditemukan. Selanjutnya, McNeil menyatakan karena teori S-R sangat terbatas maka persoalan pemerolehan bahasa melebihi domain ini. Dengan demikian LAD menyentuh berbagai aspek pemerolehan bahasa, misalnya aspek makna, abstrak dan kreativitas. Satu hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam kaitannya dengan pandangan kaum mentalis ini, adalah penemuan mereka tentang cara kerja bahasa anak. Chomsky, McNeil dan kawan-kawan (mereka) menyatakan bahwa perkembangan bahasa anak bukanlah perubahan rangkaian proses yang berlangsung sedikit demi sedikit pada struktur bahasa yang tidak benar dan juga bukanlah stadia mula yang banyak salahnya jika dibandingkan dengan stadia lanjut. Pemerolehan bahasa pada setiap stadia merupakan stadia yang bersistem yang terbentuk dari kelengkapan-kelengkapan bawaan ditambah dengan pengalaman anak ketika ia melakukan sosialisasi diri. Kelengkapan bawaan ini diperluas, dikembangkan bahkan diubah (Pateda,1990:48).
2.2.2.3
Teori Pemerolehan Bahasa Kognitif
Tahun 1960-an kaum mentalis lainnya mengusulkan pendekatan baru yang
mereka
sebut
dengan
pendekatan
kognitif
(cognitive
approach).
Formatado: Recuo: Primeira linha: 0.5"
49
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
Pendekatan kognitif yang melahirkan teori kognitif dalam psikolinguistik ini memandang bahasa dengan lebih mendalam lagi. Bagi para penganut teori ini, kaidah generatif yang dikemukakan kaum mentalis sangat abstrak, formal, eksplisit dan logis namun mereka baru mengemukakan secara spesifik bentuk-bentuk bahasa dan belum menyangkut bagian terdalam bahasa, yaitu ingatan, persepsi, pikiran, makna dan emosi yang saling mempengaruhi dalam jiwa manusia. Para pakar bahasa mulai melihat bahwa bahasa merupakan perkembangan umum dan fungsi dari aspek kognitif dan afektif yang menyatakan tentang dunia dan dunia manusia itu sendiri. Jika para penganut behavioris beranggapan hanya data yang dapat diindera yang dan dapat diketahui, maka para penganut teori kognitif beranggapan bahwa struktur serta proses linguistik yang abstrak mendasari produksi dan komprehensi ujaran. Hanya dengan melalui proses kognitif yang terjadi di dalam otak, setiap orang dapat mengatur dan memahami peristiwaperistiwa nyata di lingkungannya. Persepsi dan komprehensi para pemakai bahasa terhadap ujaran dianggap sebagai hasil interaksi yang rumit antara pengaruh internal dan eksternal. Gagasan para pakar bahasa kemudian berkembang lebih jauh dengan berpendapat bahwa pemerolehan bahasa anak juga harus dilihat dari fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Karena bahasa merupakan alat komunikasi, maka yang kemudian perlu diketahui adalah (a) apakah yang ingin diketahui anak dari orang lain, (b) apakah hubungan antara kata-kata yang membentuk kalimat yang diucapkan anak, (c) interaksi anak dengan pendengar dan (d) percakapan anak.
50
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
Bertitik tolak dari masalah ini, Bloom dalam Pateda (1990:50) kemudian mengusulkan dua istilah, yaitu determinasi linguistik (linguistic determination) dan determinasi
kognitif (cognitive determination). Determinasi
linguistik
mengacu pada perkembangan bahasa anak yang ditentukan oleh sistem bahasa dan bahwa aspek-aspek bahasa yang bersifat universal telah dibawa sejak lahir turut menentukan pemerolehan bahasa anak sedangkan determinasi kognitif mengacu pada interaksi persepsi anak dengan perkembangan kognitif yang dipengaruhi lingkungan anak, baik yang bersifat linguistik maupun nonlinguistik.
2.3
Bahasa Sebagai Keterampilan yang Dapat Dipelajari Dari beberapa sudut pandang mengenai manusia dan bahasa, dalam
kaitannya dengan kondisi kejiwaan manusia, sebagaimana diungkapkan dalam pembuka bab ini maka kita melihat bahwa pemikiran dan gagasan mengenai bahasa, secara
langsung dipengaruhi
oleh perkembangan gagasan dan
pandangan mengenai manusia, . Pemikiran ini terutama berkembang pada abad ke-20, ketika bahasa dilihat sebagai faktor yang menentukan pernyataan kognitif dan afektif seseorang dan melalui aktivitas berbahasa, seseorang secara tidak langsung menyatakan bahwa pikiran, kehendak dan perasaannya. Relevansi antara tahap perkembangan dan gagasan psikologi mengenai manusia dengan sudut pandang mengenai bahasa tentunya secara langsung berpengaruh pada kegiatan pengajaran bahasa. Pada tahun 1957, terbit buku
Syntatic Structures karangan Noam Chomsky. Chomsky menekankan pentingnya proses mental dalam aktivitas bahasa. Untuk itu Chomsky, (Ritchie,1978:4)
Formatado: Recuo: Primeira linha: 0.5"
51
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
mengemukakan empat kecenderungan dalam linguistik dan psikologi yang dapat menimbulkan
akibat
potensial
dalam
pengajaran
bahasa.
Keempat
kecenderungan tersebut adalah: a. aspek kreativitas bahasa. Dengan adanya kreativitas bahasa, manusia dapat menciptakan berbagai konsep melalui bahasa; dengan kata lain, bahasa terbuka untuk manusia untuk menghasilkan lambang-lambang baru karena ada konsep baru muncul dalam otaknya; b. keabstrakan representasi linguistik. Lambang yang mewakili pesan seseorang bersifat abstrak dan tidak terdapat hubungan antara lambang dengan referensinya; c. keuniversalan struktur linguistik. Setiap bahasa memiliki unit fonologi, morfologi dan sintaksis; d. peranan organisasi intrinsik dalam proses kognitif.
Karenanya, dalam merencanakan pembelajaran berbahasa, seorang guru setidaknya perlu mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu (1) tingkat perkembangan kognitif, (2) perkembangan bahasa dan (3) resepsi estetis anak. Hal ini penting dilakukan agar kegiatan pembelajaran yang dibuat guru tersebut tepat sasaran (Syahrul, 2003:103-11). Ditinjau dari sudut pandang kognitivisme, belajar disikapi sebagai proses asimililasi dan akomodasi yang bermakna sehingga dapat membuahkan pemahaman, penghayatan, keterampilan dan sikap tertentu. Dengan demikian, ketika memilih materi pembelajaran, harus diperhitungkan seberapa besar kemungkinan isi pembelajarannya dapat dihayati secara langsung, diasimilasi
52
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
serta direfleksikan siswa untuk membuahkan pemahaman. Sebab itu, pemilihan materi ajar bagi anak haruslah mempertimbangkan kemungkinan bacaan itu diresepsi, diasimilasi dan diakomodasikan anak. Menurut Aminuddin (1999:1) ditinjau dari perkembangan kemampuan berpikirnya, proses berpikir anak berkembang dalam tiga tahapan berikut. (a) Tahap Berpikir Tak Terorganisir. Pada tahap ini anak hanya mengelompokkan hasil pengamatan berdasarkan kenyataan dan ciri konkret yang teramati. Mereka belum mampu memikirkan sesuatu yang simbolik di balik kenyataan konkret yang dialaminya. (b) Tahap Berpikir Kompleks. Pada tahap ini anak berpikir bukan hanya bertumpu pada kesan subjektifnya terhadap objek yang diamati, melainkan atas dasar ciri kelompok dan ciri hubungan antarobjek tersebut. Pada tahap ini anak mulai berkembang dari pola berpikir egosentris ke objektif. Proses berpikirnya pun menunjukkan gejala kompleksitas antara berpikir pada tingkatan konkret dan faktual menuju ke proses berpikir secara abstrak, simbolik dan logik. (c) Tahap
Berpikir
Konseptual.
Pada
tahap
ini
anak
telah
mampu
menghubungkan konsep yang satu dengan konsep yang lain secara faktual dan siimbolik serta melakukan analisis dengan menempuh berbagai kemungkinan cara. Tahap ini tercapai bukan hanya secara alamiah melainkan juga melalui pendidikan.
Sejalan dengan wawasan tersebut, Vigotsky (1975) membedakan pendidikan anak yang bersifat natural dan kultural. Perkembangan yang natural mengacu
53
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
pada pertumbuhan yang sifatnya bawaan sementara perkembangan kultural merupakan perkembangan yang dibentuk sejalan dengan perkembangan kemampuan daya nalar dan konseptualisasi anak. Pada perkembangan tersebut bahasa memiliki peranan yang sangat penting. Dinyatakan demikian, karena dalam perkembangan kultural tersebut bahasa memiliki peranan kunci dalam membentuk dan mengembangkan kemampuan berpikir, membentuk konsep, membuahkan pemahaman dan membentuk pribadi yang berbudaya. Mengacu pada tahap perkembangan kognitif Piaget, bagi Cullinan (1989:18), perkembangan struktural kognitif anak meliputi tahap (1) sensori motor, (2) praoperasional, (3) operasional konkret dan (4) tahap operasional. Pada tahap sensori motor, yakni usia 0-2 tahun, anak mulai merasakan dan memahami dunia lingkungannya dengan berdasarkan hubungan-hubungan langsung. Sementara pada tahap pra-operasional, usia 3-7 tahun anak dapat memikirkan objek-objek tertentu, kemungkinan manipulasinya, memilah dan menyusun objek tertentu secara konkret dan membentuk persepsi hingga membuahkan
informasi
tertentu.
Meskipun
pada
tahap-tahap
tersebut
perkembangan akan mulai tumbuh, bagi Piaget perkembangan struktur anak tidak bergantung pada perkembangan bahasanya. Pada tahap operasional konkret, usia 8-11 tahun, anak mampu memusatkan
perhatian
menghubungkannya.
pada
sejumlah
Terdapatnya
aspek
kemampuan
maupun demikian
problem juga
dan
disertai
kemampuan memilah dan membedakan ciri aspek yang satu dengan yang lain
54
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
serta membandingkan dunia pengalaman dan kenyataan yang dihadapi secara timbal balik. Sementara pada tahap operasi formal (11 tahun keatas), anak sudah mampu berpikir secara abstrak dan simbolis, membentuk pemahaman secara komprehensif dan membandingkan berbagai pengertian untuk kemudian menambil kesimpulan secara tentatif. Secara
umum,
tingkat
perkembangan
kognitif
anak
dan
tingkat
perkembangan bahasanya secara langsung menentukan tingkat dan kesiapan anak dalam menyerap dan menampilkan sesuatu yang dipelajari. Berdasarkan pemahaman karakteristik tersebut, anak usia tujuh tahun, misalnya, tidak tepat apabila diminta membandingkan perbedaan makna pakaian dan baju, memahami puisi yang menggunakan metafora atau membandingkan isi cerita yang satu dengan yang lain dalam suatu bacaan. Dalam konteks yang lebih luas, kenyataan yang demikian tentu saja berimplikasi pada penyusunan tujuan, materi dan prosedur pembelajarannya.
2.4
Menyimak Sebagai Komponen Penting Berbahasa Menyimak
diyakini
banyak
pakar,
merupakan
komponen
penting
kebahasaan. Dari keseluruhan waktu yang digunakan dalam berkomunikasi, orang-orang dewasa menghabiskan 45% energi mereka untuk menyimak, 30% untuk berbicara, 16% untuk membaca dan 9% untuk menulis (Rivers, 1990:58). Hal ini serupa dengan hasil studi yang dilakukan Rankin (1928: 623-30).
2.4.1 Proses Menyimak
Formatado: Recuo: Primeira linha: 0.5"
55
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
Menyimak
merupakan
aktivitas
yang
lebih
dalam
dari
sekedar
mendengarkan atau memperhatikan. Menyimak secara efektif membutuhkan perhatian secara sadar dan aktif terhadap suara yang timbul dengan tujuan mendapatkan pengertian darinya. Kita mungkin saja menyimak seorang pembicara yang menarik, musik dari suatu orkestra atau lampu lalu lintas ketika kita mengemudi. Dari beberapa kasus di atas, jika kita benar-benar menyimak kita bereaksi terhadap apa yang kita dengar. Kenneth Brown (1967) mengidentifikasi empat tahapan dalam proses menyimak, yaitu (1) mendengar, (2) memahami, (3) mengevaluasi dan (4) menanggapi. Pertama, serangkaian suara, keseluruhan kata dan kalimat
didengarkan, kemudian pengertian kata-kata dan kalimat tersebut dipahami lalu pengertian yang didapatkan dievaluasi dan keseluruhan komunikasinya diterima atau ditolak dan akhirnya, tanggapan diberikan atas apa yang didengarkan, melalui bahasa tubuh, ekspresi wajah atau reaksi auditif. Jika menyimak secara umum diartikan sebagai “receiving communication
by auditory means” maka beberapa pakar cenderung membagi penerimaan pesan komunikasi secara auditif di atas ke dalam tiga aktivitas berbeda, yaitu
hearing, listening dan auding (Erwin dan Rosenberger, 1961:42). Hearing adalah proses ketika gelombang suara diterima dan dimodifikasi telinga, listening adalah proses mengenal komponen-komponen suara dan memahami komponenkomponennya dalam urutan tertentu sehingga memiliki makna tertentu, sementara auding adalah proses ketika aliran urutan bunyi yang dihasilkan pembicara diterjemahkan sebagai bunyi tertentu.
Formatado: Recuo: Primeira linha: 0.5"
56
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
Nichols dan Lewis (1965:6) di sisi lain tidak menggunakan istilah auding namun menyetujui pemisahan di atas. Mereka menyatakan bahwa hearing (mendengarkan) dan listening (menyimak) berbeda dan dapat dilihat sebagai dua fase berbeda, yaitu menerima bunyi dan menerjemahkan bunyi. Fase pertama (mendengarkan) memerlukan penerimaan bunyi dan pembedaannya sementara fase kedua (menyimak) membutuhkan pelekatan arti pada bunyibunyian tersebut.
2.4.2 Keterampilan Menyimak Kemampuan menyimak terdapat dalam beragam bentuk, tbergantung pada tujuannya. Dalam kegiatan belajar bahasa, kita terutama memperhatikan dengan keterampilan yang diperlukan untuk ketepatan penerimaan dari kegiatan menyimak, meskipun di dalamnya termasuk kegiatan menyimak musik dan bunyi untuk menciptakan suasana hati yang sesuai dengan ekspresi kreatif yang diharapkan. Identifikasi terhadap keterampilan yang diperlukan untuk berbagai jenis dan aras menyimak sampai saat ini belum rampung dikerjakan, namun secara umum, keterampilan yang diperlukan dapat diletakkan dalam dua klasifikasi (a) yang berkaitan dengan ketepatan penerimaan dan (b) yang berkaitan dengan reaksi dari apa yang diterima. Pratt dan Greene (1955: 157) secara lebih jauh memberikan identifikasi berikut.:
1. Word Perception a. Recall of word meaning b. Deduction of meanings of unknown words 2. Comprehension of ideas
Formatado: Recuo: Primeira linha: 0.5"
57
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
a. Noting details b. Following direction c. Organizing into main and subordinate ideas d. Selecting information pertinent to a specific topic e. Detecting clues that show in the speaker’s trend of thought 3. Using ideas to build understanding a. evaluating an expressed point of view or fact in relation to previous learning b. making justifiable inferences
Beberapa keterampilan menyimpak lainnya biasanya berkaitan dengan aspek-aspek di atas, namun seringkali juga termasuk juga beberapa pernyataan yang membutuhkan beberapa jenis keterampilan menyimak lainnya. Sebagai contoh, kegiatan di bawah memerlukan beberapa jenis keterampilan tertentu dalam menyimak (Pratt dan Greene, 1955:156-7): 1. menyimak untuk menjawab pertanyaan; 2. menentukan maksud seorang pembicara; 3. memilih bahan untuk menyusun kesimpulan; 4. memisahkan fakta dan opini; 5. mengenali emosi yang muncul; 6. mendeteksi bias, prasangka atau propaganda; 7. menanggapi suasana hati tertentu; 8. memahami gerak tubuh, sindiran atau tekanan nada tertentu; 9. membuat gambar dari deskripsi verbal.
Untuk
dapat
mendefinisikan
“keterampilan
menyimak”,
ada
dua
pertanyaan yang mendasar yang harus dijawab. (1) Komponen apa sajakah yang
58
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
terdapat dalam keterampilan menyimak? (2) Apa yang harus dilakukan oleh seorang penyimak? Berkaitan dengan pertanyaan pertama, ada sejumlah komponen yang terlibat dalam keterampilan menyimak, antara lain: 1. pembedaan bunyi-bunyi bahasa; 2. pengenalan kata-kata (kosakata); 3. pengidentifikasian kelompok-kelompok kata yang gramatikal; 4. pengidentifikasian satuan-satuan pragmatis - ekspresi dan seperangkat ujaran yang berfungsi sebagai satu kesatuan untuk menciptakan makna; 5. penghubungan antara penanda linguistik dan paralinguistik (intonasi dan tekanan) dan antara penanda linguistik dan nonlinguistik (gerakan tubuh dalam situasi tertentu) untuk membangun makna; 6. penggunaan latar belakang pengetahuan (apa yang telah diketahui tentang isi atau bahan simakan) dan konteks (apa yang telah diujarkan) untuk memprediksi makna; 7. pengingatan kata-kata atau ide-ide yang penting (Rost, 1990: 6).
Keberhasilan
menyimak
sangat
bergantung
pada
kemampuan
mengintegrasikan komponen-komponen di atas. Oleh karena itu, keterampilan menyimak keterampilan,
dapat baik
diartikan
sebagai
keterampilan
koordinasi
mempersepsi,
komponen-komponen menganalisis,
maupun
menyintesis. Seseorang yang memiliki kemampuan menyimak yang baik tidak selalu mampu memahami apa yang disimak. Oleh karena itu, untuk memahami pesan
59
Formatado: Fonte: (Padrão) Tahoma, 11 pt
yang disampaikan oleh pembicara, ada beberapa aksi yang perlu dilakukan dalam setiap situasi menyimak. Aksi yang ditampilkan oleh penyimak merupakan proses kognitif atau mental sehingga tidak mungkin ditinjau atau diamati secara langsung. Guru hanya bisa melihat efek dari aksi ini. Aksi terpenting untuk kesuksesan menyimak adalah proses pembuatan keputusan. Penyimak harus membuat beberapa keputusan, seperti: J eni ss i t uas imeny i makapas aj ay angdi munc ul k an? a.
Formatados: Mar c ador esenumer a o
b. Renc anaapaya ngdi s us ununt ukmeny i ma k? c . Kat ak a t adans at uans a t uanmak naapas aj ay angpent i ngunt ukdi s i mak ? d. Apak ahpes any angdi s ampai k anmas ukak al ?
J i k amer uj ukpadape r t anyaa nper t any aandia t as ,meny i makdi ar t i k ans ebagai
pi ki rt ent angmakna.Penyi ma ky angef ek t i fmengembangk an pr os esber pi k i r-ber c ar aber pi k i rt ent angmak napadas aati ame ny i mak .Ca r apeny i makmembuat k eput us andi s ebuts t r at egimeny i mak( Ros t ,1991: 4) .
2.4.3 Hubungan
Antara
Menyimak
dan
Kemampuan
Berbahasa
Lainnya
l i s t eni ng) membut uhk an Sebagais ebuah pr os es r es ept i f , meny i mak ( pr os es pener i maan s ec ar a audi t i f( Wol v i n,1983:1324) .Namun pr os es i ni memi l i k ihubungan dengan pener i maan t er hadap ber bagais t i mul il ai nny a, mi s al ny av i s uala t auk i net i k . Kar enany a,hubungan ant ar ame ny i makdanf akt or f ak t orl ai nny aper l u menda pat ka nper ha t i andal am meny us unpr ogr a mi ns t r uk s i onalunt ukmengaj ar
Formatado: Rec uo:Pr i mei r al i nha:0. 5"
60
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
k emampuanmeny i ma k.Ke t i k ameny i makme r upak anbagi andany angbany ak be r gant ungpadaber bagais i t uas i ,bai kdidal am maupundil uars e kol ah,mak a k emampuanmeny i maka ka nbe r hubunga ndenganbany akk et er ampi l anl a i nny a. Kar ena a s pek as pek k ebaha s aan t er ny at a ber hubungan er at dengan as pek k ogni t i f ,bany ak pendi di kk emudi an ber as ums iadany a hubungan ya ng s angatk uatant a r ameny i makdank e c er das an.As ums ii nidi duk ungol ehk uat ny a hubunganant a r ak ema mpuanmeny i makdank e c e r das anv er ba ly angdi l apor k an ba ny ak penel i t i . Namun pat ut di c a t at bahwa t i nggi nya hubungan ant ar a k emampuan meny i mak dan t i ngk at k ec e r das an t i dak s el a l u menunj uk k an hubungans ebabdanak i bat( Ros s ,1964: 36972;Br own,1965: 12938;Ander s on da nBal dauf ,1963:197200;Vi ney ar ddanBai l ey ,1960: 1748) .
A.
Menyimak dan Kemampuan Membaca J i k as ebuah buny it unggal– f onem – di t er i ma ol eh s es eor ang,dan
bi as any adi t er j emahk anmenj adik at adandanuni t uni tbahas ay angl ebi hbes ar . Se bagai mana di ny at ak an ol eh Ni c hol sdan L ewi s( 1965: 6)pr os esk omuni k as i di l ak uk an ber t ur ut t ur utant ar a mener i ma bunyidan mene r j emahk an buny i , di l anj ut k andenganpel ek at ana r t ipadabuny i buny i a nt er s ebuts ehi nggapr os es k omuni k as it e r j adi .Pr os esi nis er upadenganapay angt e r j adidengank egi at an membac a,s ehi ngga k i t a mel i ha tbahwa memba c a dan meny i mak mer upak an pr os esr es ept i fbahas a. Hubungan y ang k uatant ar a meny i mak dan membac aj uga di l apor k an ol ehbany akpenel i t i ,( L unds t een,1953;Pl es s as ,1957;De vi ne,1961;Hapl eman, 1958)me s k i punt er dapatkonf l i kant ar agagas anbahwak emampuanmemba c a
Formatado: Rec uo:Pr i mei r al i nha:0. 5"
61
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
di k embangk an ol eh k emampuan meny i ma k at au k emampuan meny i mak be r k embang k ar ena k emampuan membac a, namun par a pak ar umumny a meny epak at ibahwa pr i ns i ppr i ns i p meny i ma k dapat pul a di t er apk an dal am k egi at anme mba c a. Namun s el ai nk es amaan, beber apa per bedaan pr i ns i pi lj uga dapa t di t emuk an ant ar a ke dua k et e r ampi l an t e r s ebut ,mi s al ny a dal a m me ny i mak , t er dapa tk es ul i t an unt uk me ngul ang pes an,mengont r olt i ngk atpeny ampai an pe s an,mel a kuk anj edadiant ar apes an;s ement ar adis i s il a i n,dal am memba c a t i dakt er dapatk ont akpr i badiant ar apemba c adanpenul i s ny a,s eper t ie ks pr es i waj ah,t ek anans uar adans ebagai ny a. Dar ipenel aahan t er hadap beber apa penel i t i an mengenaik et er ampi l an meny i maki ni ,Wi t t ydan Si z emor e( 1958: 53852)meny ar ank an beber apa ni l a i r el a t i fdar ima t er ipr es ent as ior a ldanv i s uals ebagaiber i k ut . 1. Meny i mak ,s ebagaic ar a mendengar k an,l ebi h ef ek t i fdar i pada memba c a padamas akanak k anaka wal . 2. Meny i mak nampak k ur ang ef ek t i fdar i pada membac a bagior ang dewas a, k hus us ny aj i k ame l i bat k anpengk aj i anat auanal i s i s . 3. Meny i mak bi as anya di per k uat dengan pendekat an v i s ua ldan k i nes t et i k t er hadaps ubj ek . 4. Keber has i l an dal a m bel aj ar me l a l uipr os es meny i mak ,ber gant ung pada pengal ama ni ndi vi duda l a m mas al ahber s angkut an.
B.
Menyimak dan Kemampuan Berbicara
62
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Kemampuanmeny i makdanber bi c ar apadadas ar ny aber hubungan,mes k i
Formatado: Rec uo:Pr i mei r al i nha:0. 5"
be gi t ubent ukhubungandia nt ar ak eduany abel um j el asdi t e l i t i .Beber apas t udi t el ahmenunj uk k anhubunganpos i t i fant ar ak emampuananakdal am meny i mak da nk emampuanmer ek adal am ber bi c ar a,s eme nt ar al a i nny at e l ahmel apor k an adany ahubunganant ar as t r uk t urbahas adanmeny i mak( St ar k,1957: 989) .
The s t r uc t ur e of Sebagai c ont oh, St r i c k l a nd meny at ak an bahwa, ” c hi l dr en’ sor all anguage asmeas ur ed by t he f l uenc y ofus e oft he common s t r uc t ur alpat t er nswasmor ec l os el yr el at edt ol i s t eni ngc ompr ehens i ont hant o any ot her var i abl e. ”( St r i c k l and, 1962, 856) Beber apa penel i t i bahk an meny at ak an bahwa pengembangan ke t er ampi l an meny i mak pada s e or ang
pr obabl ypl aysani mpor t antr ol ei nt heul t i mat edevel opmentofhi ss ki l l i ndi v i du, ” asas peakeri nbei ngabl et oor derver balbehavi or ”( L aws on,1964:98104) . Sal ahs at ubent ukk uat nyahubunganant ar ake mampuanmenyi makdan be r bi c a r ai nidi ny at ak anol ehRi v e r s( L i nder ,199 7: 5)y angme nunj uk k anbahwa unt ukmenguk urk ompet ens is i s wadal am meny i makbac aan,s a l a hs at uhalya ng ha r us di per t i mbangk an adal a h k ef as i han dal am be r bahas a l i s an s el ai n pe mahamanmengenaibahas at er s ebutdal am k ondi s iny at a.
2.4.4 Meningkatkan Kemampuan Menyimak
l i v i ngl anguage) J i k at uj uank i t aadal ahmengaj ar k anbahas ay anghi dup( k epa da par as i s wa, s angat l ah pent i ng bagiki t a unt uk mel uangk an wak t u mendor ong dan menge va l uas ik emampuan mer ek a unt uk me ny i mak .Dal a m k ont ek sk omuni k as i ,k ema mpuan meny i mak t er ga nt ung pada k eber has i l an t r ans mi s ipes an dan t i dak pa da pemi l ahan bunyit er t ent u at au i dent i f i k as i
Formatado: Rec uo:Pr i mei r al i nha:0. 5"
63
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
t er hada ps t r uk t ur gr amat i k alt er t ent u dal am s ebuah uj ar an.El e menel emen t er ak hi ri ni c uk up mudah unt uk di ev al uas i ,s ement ar a bany ak c ont oh menge nai ny apundapatk i t at emuk andal am buk upendi di k an. Kemampuanunt ukmemahamit i dakhany adi pi c uol ehapay angs ec ar a f onomol i st el ah di k et ahuik ar ena bahk an bagipar a penut uras l is ek al ipun t er dapa tk endal aunt ukmeny i maks ec a r ak ompr ehens i fk ar enaadany aber bagai k emungki nani nt er pr e t as idanpot e ns imi s i nt er pr e t as idar ik a t adangagas anya ng di s ampai k an. Kemampuanmeny i makme r upak ans ebuahpr os esy angak t i fdant uj uan l ah aga r par a pes er t a di di k ut ama k i t a dal am menga j ar k an k omuni k as iada mampu mena ngk ap pes an dal am s i t uas iny at a.Bany ak pendi di k meny at ak an ba hwa pada umumny a, peny empur naan k emampuan meny i mak di per l uk an unt ukmember i k anhas i ly ang s i gni f i k andal am mempel aj ar ibahas al i s an.Par a pe s er t a di di k har us memahamik at a dengan benaragardapa tmembangun uj ar andenganbenar ,Ans er tmeny at ak anbahwak ema mpuanmeny i maks angat an agar k emampuan meny i mak di aj ar k an pe nt i ng s ehi ngga i a meny ar ank s et i dak ny as el ama s a t us emes t e rdit i ngk atpe r gur uan t i nggidan dis ek ol ah menengah. Ter dapatper bedaan dal am gay a bel aj ardar is e t i ap j eni s pembel aj ar . Se mua gay a bel aj ar memuat s t r at egi s t r a t egibel aj ar dan menggambar k an pr i ns i ppr i ns i p bel aj ar . Dar igambar an i nida n ber das ar k an pe ngembangan k et er a mpi l a n ber baha s a,dapatdi t ar i kbeber apagar i spanduan umum s ebagai be r i k ut .
64
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
a. Kemampua n meny i mak meni ngk atme l al uii nt er ak s it at ap muk a.Mel al ui i nt er ak s idal a m bahas aI ndones i a,pembel aj armemi l i k ik es empa t an unt uk mendapat k anmas uk anbahas ay angbar udank es empat anunt ukmengec ek k emampuan meny i ma kny a s endi r i .I nt e r a ks it at ap muk a me ny edi ak an s t i mul as iunt ukmeni ngka t k ank ema mpuanmemak naibahans i mak an. b. Kemampua nmeny i makmeni ngk atmel a l uipemus at anper hat i anpadamak na danupay amempel aj ar ibahanya ngpent i ngdanbar udal am bahas as as ar an. c . Kemampua n meny i mak me ni ngk atme l a l uik egi at an pe mahaman.Dengan memus at k an per hat i an pada t uj uant uj uan k hus us meny i mak , par a pembel aj armemi l i k ik es e mpat anunt ukmeni l aidanmer ev i s iapay angt el ah mer ek ac apa i . d. Kemampua n meny i mak meni ngk atme l al uiper hat i an t e r hadap k ec er ma t an dan anal i s i sbent uk .Dengan bel aj armemahamibuny i buny idan k at ak at a s ec ar ac er matpadas aatme l a kuk anak t i v i t asy angber or i ent as ipadamak na, par a pembel a j ar dapat memper ol eh k emaj ua n. Dengan bel aj ar mendengar k an buny i buny i dan k at ak at a s e c ar a c e r ma t , me r ek a memper ol e hk ey ak i nandal am memahamibahans i mak an( Ros t ,1991:7) .
2.4.5 Pengorganisasian Pengajaran Keterampilan Menyimak Ros t( 1991) meny at ak an bahwa us aha meni ngk at k an k emampuan meny i mak ak t i ft er di r ia t asempatbagi an,y ai t u meny i maka t ent i f ,meny i mak i nt ens i f ,me ny i maks el ek t i f ,danmeny i maki nt er ak t i f( Ros t ,1991: 10) . Dal am k egi a t anme ny i makat ent i fpar apembel aj a rber l a t i hmeny i makdan menc oba member i k an j awaban s i ngk at( pendek )k epada l awa n bi c ar a,bai k
Formatado: Rec uo:Pr i mei r al i nha:0. 5"
65
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
s ec a r av er balmaupunnonv er bal( mel a l uia ks i ) .Mer ek adi l at i hmemahamias pek k eba has aan( k at ak a t ak unc i ) ,as peknonke bahas aan( gamba r ,f ot o,mus i k) ,dan as peki nt er ak s i( membuatr epet i s i ,par af r as e,k onf i r mas i ) .Beber apac i r ik egi at an meny i makat ent i ft er s ebutdiant ar any as ebagaiber i k ut . ur udanpar apembel aj armel ak uka ni nt er ak s it at apmuk a. aG ) .
Formatados: Mar c ador esenumer a o
bG ) . ur umemanf aa t k angambara t aut opi k t opi ky angk onkr et . c P ) . ar apembel aj a rmeny i ma k‘ penggal ank al i ma t ’ . dP ) . ar apembel aj armember i k anr es ponss ec ar al angs ung.
Cont oh k egi at an me ny i mak at ent i f diant ar any a demons t r as i( menj el as k an ba gai mana c a r a me mas ak mi ei ns t an) , pengi maj i an mus i k( memi nt a par a pe mbe l aj armenul i s k ani maj imer ek at ent angl aguy angt el ahmer ek as i mak )dan wawanc ar a( menany ak ant opi k t opi kt er t ent u,s eper t ik e l uar ga,mak anan,ol ah r aga ,k epadapar apembel aj ar ) . Meny i mak i nt ens i f me mf ok us k an per hat i a n s i s wa pada bent uk k eba has aan. Tuj uan k egi at an meny i mak i nt ens i f adal ah membangk i t k an k es adar anpar apembel aj a rba hwaper bedaanbuny i ,s t r uk t ur ,danpi l i hank at a da pat menye babk an per beda an mak na. Yang menj adi c i r i dar i ak t i vi t as meny i maki nt ens i fadal ah: p ar apembel aj a rbel aj ars ec ar ai ndi vi dual . ; a) . p
Formatados: Mar c ador esenumer a o
b) . p p ar ape mbe l aj ardapatmeny i maks ebanya kmungk i n. ;
c ) . g g ur umember i k anumpanbal i kpadamas al ahk et epa t anpemak ai anbahas a.
Formatados: Mar c ador esenumer a o
66
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Cont oh ke gi a t an meny i ma k i nt ens i f di ant a r any a me nc er i t ak an k embal i ( meny ampai k an
pes an) , di s k r i mas i ( mengi dent i f i k as i k os ak at a
y ang
di per dengar k an l ewat t ape r ec or der ) , per c ak a pan s at u pi hak ( mel engk api pe r c ak apa n)dandi k t e( menul i s k ank embal iapayangdi uc apk anol ehgur u) . Meny i mak s el ek t i f dapat membant u par a pembel aj ar dal a m mengi dent i f i k as it uj uan mer ek a meny i mak . Kegi at an meny i mak s el ek t i f membant u mengar ahka n per hat i an par a pembel aj ar pada k at a k at ak unc i , ur ut anwac ana ,at au s t r uk t uri nf or mas i .Yang me nj adic i r ik egi a t an meny i mak s el ek t i fadal ah: apembel aj armemus at k anper ha t i anpadai nf or mas iy angt el ahmer ek a a) .ppar
Formatado: Rec uo:Àes quer da:0" , Des l oc ament o:0. 3"
pi l i h; pi l i h; b) . p p ar ape mbe l aj a rmemi l i k ik es empat a nmeny i makduak al iunt ukmengec ek pemahamanmer ek a; ; c ) . g g ur umeny i apk ank egi at anpema nas ans ebel um meny i mak ; ; d) . g g ur umembant upar apembel aj armer anc angt uj uans ebel um meny i mak ; ; e) . g g ur umember i k anumpanbal i ks epanj angk egi at a nmeny i makber l angs ung.
Cont ohk egi at anmeny i maks el ek t i fdiant ar any aper mai nani s y ar at( meny i mak da n me nc oba meneba kkos ak at as as ar an mel al uik at ak a t ak unc i ) ,per mai nan i ngat an ( meny i mak s ambi lmengamat iga mbar ,k emudi an membena r k an at au meny al ahk anapay angdi j el as k anol ehgur u) ,pet ac er i t a( meny i makc e r i t adan meny us unpet ac er i t adenganmember ii ni s i alk a r ak t er ,s e t t i ng,mas al a h,t uj uan,
al ks how ( meny i makt al ks how dan c ar apeme c ahanmas al ah,danhas i l )dant mengi dent i f i k as it opi k t opi ky angdi bi c ar ak an) .
Formatados: Mar c ador esenumer a o
67
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Meny i mak i nt er a k t i f di r a nc ang unt uk membant u par a pembel aj a r be r per an ak t i f dal am ber i nt er ak s i( wal aupun mer ek a ber per an s e bagai pe ny i mak ) .Yangmenj adic i r ik hask egi at anmeny i maki nt er ak t i fadal ah: p ar apembel aj a rbek er j aber pas anganat auber k el ompok( k el ompokk ec i l ); ; a) . p
Formatados: Mar c ador esenumer a o
bp ) . par ape mbe l aj arbel aj arme mec ahk anmas al a h; ; c ) . g g ur umemant a upemak ai anbahas as el amaak t i v i t asber l angs ung.
Cont oh k egi at an meny i mak i nt er a k t i f di ant ar any a s ur v ey k el ompok ( memper bi nc angk ans uat ut opi k) ,per k enal andi r i( meny i makper k enal ant eman, k emudi an menc at a thas i ls i mak an) ,per be daan gambar( me nemuk an hal ha l y angber bedadar iduabuahgambar )dant es t i moni( pe mbel aj armengumpul k an pe ndapat dar it eman s a t uk el ompok ,k e mudi an ber t uk ar i nf or mas idengan t emant emandar ik el ompokl ai n) .
2.4.6 Jenis-Jenis Keterampilan Menyimak Bai kdidal am maupundil uars ek ol ahs et i apanakmendapat ka nber baga i s t i mul usunt uk di s i mak y ang j uga menc i pt ak an ber bagaij eni s dan t i ngk at an ak t i v i t asme ny i mak . Sehi nggaunt ukmember i k ank emampuanmeny i maky ang ba i k pada s i s wa,pa r a gur u har us l ah memper t i mba ngk an pr os es dan ur ut an meny i maks er t abent uk bent ukk hus usdar imeny i maki ni . Ber das ar k an anal i s i s mer ek a t e r hadap anal i s i st er ha dap k es al ahan
hear i ng er r or s ) ,Gar nes da n Bond ( Cel c eMur c i a 1995: 367) pe ndengar an ( meny ar ank an agar pendengar mempr os es pembi c a r aan y ang mas uk menggunak anempats t r at egimi k r o,y ai t u:
Formatado: Rec uo:Pr i mei r al i nha:0. 5"
68
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
1. a) .memper hat i ka npenek anandani nt onas is er t amembangunpol aat audas ar
Formatado: Rec uo:Àes quer da:0" , Des l oc ament o:0. 3"
t er t ent uunt uks es ua idenganek s pr es i ;
Formatados: Mar c ador esenumer a o
b) .mempe r hat i k ant ek ananpadav ok al ; 2. 3. c ) .memi l ahgel ombanguc apanmenj adik at ak at ay angber hubungandengan
Formatado: Rec uo:Àes quer da:0" , Des l oc ament o:0. 3"
v okaldank ons onant er dek at ; d) .menc ar if r as et er t ent u dengan t at a bahas ay ang s es uaidengan das ar 4. met r i ky ang s es uaidengan s t r at egiper t ama dan k at ak at at e r i dent i f i k as i padabagi ank et i ga.
Pa das aaty angber s amaanat auber beda,anakmeny i makunt ukber bagait uj uan, unt uk menent uk an ar ah,unt uk mendapat k an k es e nangan,mendapat k an i de ba r uat aumenj e l aj ahii dei debar u.Unt ukber bagaij eni smenyi maki ni ,i aak an mel ak uk annyadal am l ev el l e v elber i k ut : a) .mendengar k ans uar aat auk at a; 1.
Formatados: Mar c ador esenumer a o
2. b) .i nt er mi t t entl i s t eni ng,menyi ma k dengan pi k i r an y ang mas i h ber k el ana
Formatado: Font e:N oI t ál i c o
ant ar amat e r iy angdi s i makdenganhall ai nny a; 3. c ) .hal f l i s t eni ng at au meny i mak s ek i l as l i s t eni ng hany a unt uk menget ahui
Formatado: Rec uo:Àes quer da:0" , Des l oc ament o:0. 2"
Formatado: Font e:N oI t ál i c o
apak ahgi l i r anny aunt ukmel a kuk ans es uat ut el aht i ba( onl yc l os el yenought o
know wheni ti shi st ur nt odos omet hi ng) ; 4. d) .meny i maks ec a r apas i fdengans edi k i tat aut anpat anggapan; 5. e) .l i s t eni ng nar r owl y, mengabai k an beber apa bagi an t er t ent u namun mener i mabeber apabagi any angf ami l i ara t a uda patdi t e r i many a; f ) .meny i mak dan memba ngun as os i as idengan hal haly ang ber hubungan 6. de nganpengal amans ebel umny a;
Formatado: Font e:N oI t ál i c o Formatado: Rec uo:Àes quer da:0" , Des l oc ament o:0. 2"
69
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
7. g) .meny i makc uk updal a m unt ukmengor gani s i rmat e r iy angdi dengar ny a-
Formatado: Rec uo:Àes quer da:0" , Des l oc ament o:0. 3"
unt ukmenda pat k angagas anut a madanr i nc i anpenduk ungny a; h) .meny i maks ec a r ak r i t i s ,t er mas ukber t any aunt ukmendapa t k ant a mbahan 8. dat a; 9. i ) .mengapr es i as idanmeny i makk r eat i fdengant anggapanment aldanemos i onals ebenar ny a.
Se l ai nl ev el l ev e lmeny i mak diat as ,Commi s s i on on t he Engl i s h Cur r i c ul um . ( 1954: 80)member i k anbeber apabat as anber i k ut :
a) .Pas s i ve at au mar gi nall i s t eni ng yang di l ak uk an k et i k a par as i s wa bel aj ar denganr adi ome ny al adandit engaht engahpel aj a r a n,gur umengi ngat k an par as i s waunt ukt et apber k ons ent r as ipadape l aj ar any angdi s ampai k an.
b) .Appr ec i at i ve l i s t eni ng di l i ba t k an k et i k a pendengarmeni k ma t idr ama,c e r i t a at aupui s i .Pr os espengembangans ol us ibar uat auas l ipadama s al ahyang di s aj i k an mel a l uipembi c ar a dapat menghas i l k an c r eat i v el i s t eni ng at au upay aunt ukmas uks ec ar ai maj i nat i fk edal am s uat upengal aman,s uas ana at aupe r a s aan da r it ok oht ok ohc er i t ay angdi s ampai k ans e c ar al i s anat au ; di buatmel al uil ay a rat aupanggung.
c ) .At t ent i ve L i s t eni ng di per l uk an dal am s i t uas iy ang membut uhkan k et epat an pemahamant er t e nt u. ;
d) .Anal y t i c all i s t eni ng di l ak uk an k et i k a par as i s wa di aj ak unt uk mel ak uk an ev al uas it er hadap pes an y ang mer ek a dengar .I nit er j adimi s al ny ak et i ka par a pendengar di aj ak mengev al uas i pe s an y ang ber l awanan dengan
Formatado: Rec uo:Àes quer da:0" , Des l oc ament o:0. 3" Formatados: Mar c ador esenumer a o
70
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
dengan pengal aman pr i badidan di i ngat kan pada us aha pembi c ar a unt uk mey ak i nk annyamel al uiper angk atpr opa ganda.
Se l ai n k l as i f i k as i di at as t er dapat beber apa k l as i f i k as il a i nny a s e per t i
appr ec i at i onal ,i nf or mat i onaldan cr i t i c al( Ni c hol s , 1955: 292302) ; at t ent i ve, pur pos ef ul ,c r i t i c aldanr es pons i ve( Di as ,1947: 2523) .
2.4.7 Evaluasi Kemampuan Menyimak Mes k i pun c ar ay ang pal i ng s eder hana unt uk menguk ur k emampuan meny i mak di l ak uka n mel a l uis er angk ai an pe r t a ny aan pi l i han ganda,t er dapat be ber apac at at andal am peny i apandanpenggunaannya .Sebaga ic ont oh,but i r but i rper t any aany angber i s iper t any aanper t a ny aanpendekat auf r as et er t ent u da l am bac aany anghar usdi pi l i hs i s wadenganbenarl ebi hmeny ul i t ka ndar i pada memahamipa r ag r a fy angber i s is i t uas ir i ngk ast er t ent u.Har usdi i ngatbahwat es k emampuan meny i mak t i da k s emat a ma t a di a r a hk an unt uk mengukur k emampuan s i s wa mengi ngatk os ak at ay ang di har apk an mel al uiper t any aan pe ndekat auf r as et er t ent u. Saatmeny us un pi l i han ganda,gur u har usmenghi l angk an s emua k at a y anga mbi gu,j awaba ny ang t epatt i dakbol ehmengul angf r as edar ik at ak a t a y angadada l a mt ek sy angdi s ampai k andant i dakber gant ungpadak emampuan s i s wamengi ngatk at ak at ay angt i dakmer upak a nbagi annor maldar ik os ak at a pe s er t adi di k . Sal ah s at u pe r a ngk at ev al uas it e r hadap kemampuan meny i mak di t awar k an ol eh Ri v er s( Li nder ,1997: 5) I a mengat ak an bahwa k emampuan
Formatado: Rec uo:Pr i mei r al i nha:0. 5"
71
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
s i s wa unt uk memahamidan mena ngk ap pes an dapat di t i ngk at k an dengan meny aj i k anr i ngk as andar igaga s anut amadal am k al i ma ty angs eder hana,ak t i f , af i r ma t i f dan dek l ar at i fs ebel um s el ur uh c er i t a di ba c ak an. Namun unt uk menguk urk ompet ens ik omuni k as i ,har uspul adi pe r t i mbangk ank ef as i handal am be r bahas al i s andanpemahamanmengenaiba has at er s ebutdal am k ondi s inya t a. Padapr ak t i k ny a,t er da patbe ber apaj eni st esy angdapatdi gunak anunt uk menguk ur k emampuan s i s wa da l a m meny i mak bahan at au mat er it er t ent u,
i alTes t sofEduc at i onalPr ogr es s mi s al ny a dal am be nt ukbak u di k enalSequent ( STEP)at auDur r el lL i s t eni ngReadi ng Ser i es .Namun dil uart esbak u dia t as , gur udapatmengembangk ans endi r ial atuj i ny as endi r i .J amesI .Br own( 1949: 13946)meny ar ank an beber apat esber i kutunt ukdi guna kan dal am menguk ur : k emampuananakunt ukmenyi mak 1. i dent i f i k as idanpengi ngat ant e r hadapr i nc i any angdi s ampai ka ns ec ar al i s an;
Formatados: Mar c ador esenumer a o
2. a) .k emampuanunt ukmengi k ut iur ut anr i nc ida l a m bent ukl i s an; 3. b) .k emampuanmemahami nr i nc i ani nf or mas is ej auhmungk i n; c ) .k emampuan unt uk me ny i mak s ec a r ar ef l ek t i ft er hadap t uj uan mel ak uk an i de nt i f i k as igagas anut amadar iper ny at aany angdi ber i k ans ec ar al i s a n; ,
Formatado: Rec uo:Àes quer da:0" , Des l oc ament o:0. 3" ,Tabul a es :0. 1" ,À es quer da
d) .dan 5. k ema mpuan unt uk menggambar k an per s i l anga n di ant ar a f ak t af ak t a pe nduk ungdal am per ny at aany angdi s ampai ka n.
ac t i calGui de t ot he Teachi ng of Fr enc h( 1990) Wi l ga Ri v er s Da l a m A Pr member i k an panduan unt uk mengeva l uas ik emampuan meny i mak s i s wa dar i pe nggunaan per ny at aan ber i kut“ Pl eas e Mar i e,woul d you s hutt hatdoort hi s
Formatados: Mar c ador esenumer a o
72
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
mi nut e? ” Dar iper ny at aant er s e but ,k i t adapatme nga j uk anbeber apaper t any aan dibawahi ni :
et hi ss t at ementmaybehear d( l at a rbel ak angper i s t i wa) ; a) wher b) undert heci r c ums t anc es( k ondi s it e r j adi ny aper ny at aant er s ebut ) ; c ) whyt hi sper s oni ss ayi ngt hi s( t uj uan) ;
onet heper s onpr obabl yus e( k eadaanhat i ) ; d) whatt e) whot hes peakermaybe( s t at usat auper anan) ;
owhom t heper s oni ss peaki ng( s t at usat auper anan) ; f )t g) howt hes peakerf eel s( s i k ap) . ;
2.5
Desain KBM untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Bel aj ar s ec ar at r a di s i ona l di ar t i k an s ebaga i upay a menambah dan
mengumpul k ans ej uml ahpenget ahuan.Penger t i anmoder ndi ungk apk anMor gan dk k( 1966)s eba gais et i apper ubahant i ngk ahl ak uy angr el at i ft e t apdant er j adi s ebagaihas i ll at i handanpengal aman.Def i ni s iyangk eduai nimemuatduauns ur pe nt i ngdal am bel aj ary ai t u,per t amabel aj a radal ahper ubahant i ngk ahl ak u,dan k eduaper ubahany angt er j adiadal aht er j adik ar e nal at i hanat aupengal aman. Apabi l a pes er t a di di kt el ah bel aj ar s e s uat u hal , mak a ak an t er j adi pe r ubaha ndal am k es i apanny amenghadapil i ngk ungan.Dal am k ont e kss ek ol ah s eor anganakdi k at ak ant el ahbel a j arapabi l aper ubahanper ubahanya ngt er j adi s es uaidengank ebut uhank ebut uhans ek ol ahdanmas y ar ak at . Padanan i s t i l ah“ bel aj ar ”dan“ pembel aj ar an”y angda patdi j umpaidal am
ear ni ng dan i ns t r uc t i on s eper t iy ang di k emuk ak an k epus t ak aan as i ng adal ah l
Formatado: Rec uo:Pr i mei r al i nha:0. 5"
73
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
ol eh Font ana( 1981: 147)mengandungpenger t i a npr os esper ubahany angr el at i f t et apdal am per i l ak ui ndi v i dus e bagaihas i ldar ipengal aman.
ns t r uc t i on s eper t idi k emuk ak an ol eh Romi s z ows k i Dil ai n pi hak i s t i l ah i ( Wi nat aput r ae tal )mer uj ukpadapr os espengaj ar anbe r pus atpa dat uj uanat au
goalder ec t ed t eac hi ng pr oc es s yang dal am bany ak halda patdi r enc anak an pr epl anned) .Kar ena s i f at dar ipr os es t er s ebut ,mak a pr os es s ebel umny a( be l aj ar y ang t er j adi adal ah pr os es per ubahan per i l ak u dal am k ont ek s pe ngal amanyangme mangs ebagi anbes art el ahdi r anc a ng.Ol e hs ebabi t ui s t i l ah
i ns t r uc t i ons er i ngdi ar t i k ans ebagaipr os espembel aj ar any ak nipr os esmembuat or angmel ak uk anpr os esbel aj ars es uaide nganr anc angan. uari ndi v i du ya ng mel ak uk an pr os es Uns urk es engaj a an dar ipi hak dil be l aj armer upak an c i r iut a ma dar ik ons ep i ns t r uc t i on.J adik ons ep i ns t r uc t i on at au pembel aj ar an at au pengaj ar an dal am k ai t annya denga n kons ep bel aj ar da patdi k emuk ak anbahwapengaj ar anat aupembel aj ar anada l ahs ar anaunt uk memungk i nk an t er j adi ny a pr os es bel aj ardal a m ar t ipe r ubahan t i ngk ah l ak u i ndi v i du mel al uipr os esmengal amis e s uat uy ang di c i pt a k an dal am r anc angan pr os es pe mbe l aj ar an,namun t i dak s emua pr os e s bel aj art er j adik ar ena ada pr os espembel aj ar a n,s eper t ibe l a j ardar ipengal amans endi r i . Sec ar aumum,me t odepembel aj ar an ba has as ebagai manadi s ampai k an Mac k ey( Sapanidk k ,1997: 2)dapatdi bedak anant ar as at udenganl ai nny adar i ( 1) per bedaan t eor i bahas ay ang mel andas i ny a, ( 2) per bedaa n pemer i an de s k r i ps ibahas a dan ( 3)per bedaan per s eps it ent ang bagai mana s es eor a ng memper ol ehk emahi r anber bahas a.
74
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Dal am per s pe kt i ft eor e t i k, pengaj ar an bahas a t el ah ber ges er dar i or i ent as ips i k ol ogibehav i or i s t i kmenuj uk ogni t i v i s t i kdanhumani s t i k .Pendek at an be hav i or i s t i k ,s ebagai manay angdi popul er k anol ehB. FSk i nner( 1957) ,ber pi j ak
c ondi t i oni ng)yangmel ahi r k anme t odeaudi ol i ngua l pa dagagas anpengkondi s i an( da l am pengaj ar anbahas a. Met ode i nidi t andaidenga n pember i an pel at i ha ns ec ar at er usmener us k epa da s i s wa y ang di i k ut ide ngan pemant apan,bai k pos i t i fma upun negat i f s ebagaipok okak t i v i t asdal a mk el as .Yangmenc ol okdar ipe ndek at ani niadal ah
s t i mul us r es pons e) yang di s er t aidengan ba hwa penya j i an dan pel at i han ( pe ngua t an( r ei nf or cement )ol ehgur u. Pendek at an k ogni t i v i s me ( ment al i s t i k )y ang di pel opor iNoam Choms k y mer upak an k r i t i kt er hadap pandangan behav i or i st er s ebut .Menur ut ny a,bi l a ba has a mer upak an per i l ak uy ang bi s adi pel aj ar idan bel aj arbahas a di l ak uk an mel al uipeny aj i andanpel at i han,bagai ma nas es eor angbi s amengat ak ans es uat u y angbel um at aut i dakper nahdi uc apka ns ebel umny a?Apak ahuj a r a nbar ui t u
c ondi t i oni ng) ? Choms k y ( 1957) mer upak an pr oduk dar i pembi as aan ( be r pendapatbahwa bahas ai t u buk anl ah per i l a k u,mel a i nk an s ebuah s i s t em. Pe mbe l aj ar anbahas aadal a hpe mbel aj ar ant er hadaps i s t em di mak s ud. Ber k enaan dengan as ums it er s ebut ,mak a Choms ky memper k enal k an k ons ep k ompet ens i( c ompet enc e) dan ki ner j a ( per f or manc e) . Kompet ens i di ar t i k an s ebaga ipenguas aan at as s i s t em da r iat ur anat ur an s uat u baha s a s ement ar a k i ne r j a me r upak an k ema mpuan menggunak an bahas a s ebagai t ampi l a nny at adar ipemak ai anbahas aol e hs es eor ang.
75
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Per bedaan ant ar ak edua pendek at an i nik emudi a n me ndor ong l ahi r ny a ‘ pendek at an k omuni k at i f ’( c ommuni cat i ve appr oac h)yang ber mul a diI nggr i s pa da t ahun 1960an unt uk pengaj ar an baha s aI nggr i ss ebagaibahas a as i ng,
nat i onal f unc t i onalappr oach”at au“ f unct i onal y angj ugadi k enaldengani s t i l ah“ appr oac h” . Pendek at an i ni dapat di l a c ak dar i beber apa uns ur k egi at an pe ngaj ar anbahas ak omuni k at i fya ngdi s ar ank anny a. Uns ur uns urdi mak s uddapatdi k l as i f i k as i k ankedal am t i gahal ,y ai t u: ( a)pr i ns i pk omuni k as i ;ak t i v i t asy angmel i bat k ank omuni k as iny at a; ( b)pr i ns i pt ugas ;ak t i v i t ast e mpatbaha s adi gunak anunt ukmel ak s ana kant ugas t ugasber mak na; ( c )pr i ns i p k eber mak naan; bahas a y ang t er dapat dal am k ont ek s y ang s es ungguhny aat a uwaj ar . Da l a m pandangank omuni k at i fi ni ,Ri c har d( 1985)mengemuka ka nbahwauns ur uns ur pe mbe nt uk k emampuan ber bahas ai t u t er di r i dar it i ga hal . Yai t u k ompet ens igr amat i k a l ,kompet ens ikomuni k at i fdank emahi r anber bahas a( Az i es da nAl was i l ah,1996: 267) .
Kompet ens i gr amat i kal mengac u pada k emampua n das ar unt uk mempr oduk s iat au mema hamiuj ar an dal am s ebuah bahas a dan k ompet ens i
komuni kat i fmer uj ukpadak emampuanpe nggunaanbahas aunt uki nt er ak s is os i al da n k omuni k as i ,s ement ar a k emahi r a n ber bahas a mer uj uk pada t i ngkat k et er a mpi l a nme nggunak anbahas as a s ar anunt ukmel ak uk ant ugask omuni k at i f y angber bedabeda. Bai kk ompet ens igr ama t i k almaupunk ompet e ns ik omuni k at i f ,k eduany a mer upak anuns urdal am ya ngt i dakt ampak .Keduauns uri nibe r s es uai andengan
76
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
i s t i l ah“ c ompet ence”s ebagai manadi s ampai ka n Choms k ys ement ar akemahi r an be r bahas ay angme nunj uk k ankemampuanmenggunak anbahas aunt ukt uj uan-
per f or mance. ” t uj uant er t ent uber padanandengani s t i l ahChoms k y ,“ Si ngk at ny a, t eor ibel aj a r bahas ay ang k omuni k at i f ber pegang pada s ej uml ahpr i ns i pber i k ut : . 1) Pembel aj ardi per l a k uk ans ebagaii ndi v i duy angme mi l i k ik ebut uha ndanmi nat s endi r i . 2) Pembel aj ar di ber ik es empat an unt uk ber par t i s i pas i dal am penggunaan bahas as as ar ans ec ar ak omuni k at i fdal am ber bagaima c am a kt i v i t as . 3) Pembel aj ar di paj a nk an ( expos ed) ke dal am dat ak omuni k at i fya ng bi s a di pahamis er t ar el ev andengank ebut uhandanmi nat ny a.
expos ed) ke dal am dat a s os i ok ul t ur al dan 4) Pembel aj ar di paj ank an ( pengal ama nl angs ung. 5) Pembel aj ardi l i bat kandal am per an,hak i k ats er t abuday abahas as as ar an. 6) Pembel aj ardi ber ik es empat anunt ukmengat urpembel aj ar anmer ek as endi r i . 7) Pembel aj ardi ber iumpanbal i ky angt e patmengenaik e maj uanbel aj arbahas a y angt el ahdi c apai ny a( Sapanidk k,1997: 1478) .
De ngan mener apk an pr i ns i ppr i ns i p di mak s ud dal am pembel aj ar an bahas a di har apk ans ipembel aj arak anmemi l i k ik ema mpuank omuni ka s iy angmemadai , y ak ni k ema mpuan mener apk an k ai dahk ai dah bahas a dengan benar dan menge t ahuibi l a,dimana,t er hadaps i apa,t ent angapadanbaga i manaka l i mat k al i mati t uhar usdi guna kan.Unt ukmenc a paik emampuant er s ebut ,di per l uk an s ej uml ahper s y ar at anber i k ut ,y ak ni :
77
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
( a)penget ahuan dan penguas aan ak an t at a bahas a dan k os ak at a bahas a s as ar an; ( b)penget ahuanak ank ai dahk ai dahpenggunaanbahas adal am ber bi c ar a( t ahu bagai mana memul aidan menga khi r iper c a kapa n,menge t ahuit opi ky ang ak an di bi c ar ak an s es uai dengan ber bagai t i pe per i s t i wa per t ut ur an, menguas aibent uk bent uks apaanya ngwaj ardanpa nt as ) ; ( c )menguas ai dan menge t ahui bagai mana me nggunak an dan me nj awab beber apat i peper t ut ur an y ang c oc ok ,mi s al ny aper mohonnan,per mi nt aan, pemaaf a n,penguc apant er i maka s i hdanpengundangan; ( d)menget ahuidanmenguas aipengguna anbahas ayangc oc okdanwaj ar .
2.5.1 Pendidikan Bahasa Dalam Kurikulum 2004 Kur i k ul um Ber bas i s Kompet ens idi s i apk an dengan memper t i mbangk an k eduduk an dan f ungs iBahas aI ndones i as ebagaibaha s a nas i onalda n bahas a ne gar as er t as as t r aI ndones i as ebagaihas i lc i pt ai nt el ek t ualpr odukbuday aya ng be r k ons ent r as ipadaf ungs imat apel aj ar anBa has aI ndones i as ebagai( 1)s ar ana pe mbi naan k es at uan dan per s at uan bangs a, ( 2) s ar ana pe ni ngk at an pe nget ahuan dan k et er ampi l an dal am r angka pel es t ar i an dan pengembangan buday a,( 3)s ar ana peni ngk at an penget ahuan ke t er ampi l an unt ukmer ai h dan menge mbangk an i l mu penget ahuan, t ek nol ogi dan s e ni , ( 4) s ar ana pe ny ebar l uas an pemak ai a n Bahas a I ndones i a y ang ba i k unt uk ber bagai k epe r l uanmeny angkutber bagaimas al ah,( 5)s ar anapengembanganpenal ar an, da n( 6) s ar ana pemahaman ber aga m buday aI ndones i a mel al uik has anah k es us as t er aanI ndones i a.
Formatado: Rec uo:Pr i mei r al i nha:0. 5"
78
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Dal am Kur i k ul um Sek ol ahDas ar2004,mat apel a j ar anBahas aI ndones i a di nya t ak anbahwa:f ungs iut amabaha s aadal ah unt ukber k omuni k as i .Dengan de mi k i an s et i ap wa r ga di t unt utt e r ampi lber baha s a.Bi l as et i ap war ga s udah t er ampi lber bahas amak ak omuni k as ia nt a r war gaak anber l angs ungdenganba i k . Komuni ka s iy ang di mak s ud dis i nia dal ah s uat u pr os es peny ampai an mak s ud pembi c ar ak epada or ang l ai n dengan menggunak an s al ur an t er t ent u. Mak s ud k omuni k as i dapat ber upa pengungkapan pi k i r an, gagas an, i de, pe ndapat ,k ei ngi nan,peny ampai a ni nf or mas it ent angs uat uper i s t i wa ,danl ai nl ai n. Hali t u di s ampai k an dal am as pek k ebahas aan ber upa ka t a,k al i mat , pa r a gr af( k omuni k as it ul i s )a t au par at on ( k omuni k as il i s an) ,ej aan dan t anda ba c a dal am bahas at ul i s ,s er t a uns ur uns urpr os odi( i nt onas i ,nada,i r a ma, t ek anan,t empo)dal am bahas al i s an.
2.5.2 Strategi Induktif Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Ak hi rt ahun 1960an,Hi l da Taba mel al uiCoope r a t i v e Res e ar c h Pr oj ec t 2404 me mpopul er k an s t r at egipengaj ar an dan pengembangan f ungs ik ogni t i f ba gi par a s i s wa di s ek ol ah das a r , k hus us ny a r anc angan unt uk menge mbangank an k emampuan s i s wa unt uk mengel ol ai nf or mas i ;y ang pada t ahapber i k ut ny amember i k an s umbangan bes a rdal am membent ukc et akbi r u ba gis e l ur uh kur i k ul um i l mu s os i als er t a memungk i nk an des ai n pembel aj ar an y ang memaduka n pel aj a r an ber bahas a dan pe ndi di k an c ar a ber pi k i ry ang t er i nt egr as i .
Formatado: Rec uo:Pr i mei r al i nha:0. 5"
79
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Taba ( 1966,345) membangun pendek at an pendi di k anny a at as t i ga as ums iut ama,y ai t u:s ebagaibe r i k ut . 1. Ber pi ki rmer upakans es uat uyangdapatdi aj ar kan( t hi nki ngc anbet aught ) ; menur ut Taba,mengaj ar ber ar t ime mbant u par a pes er t a di di k ,mel a l ui pr ak t i k,mengembangk ank emampuanber pi k i ri nduk t i f .
pi ki radal ah pr os est r ans aks iakt i fant ar ai ndi vi du dan dat a.I niber ar t i 2. Ber bahwapar as i s wadi s aj i k andat adal a m domai nt er t ent u( pui s i ,ba t uanat au negar a) . Mer ek a meny us un dat a t er s e but menj adi s i s t e m k ons ept ual t er t ent u, me nghubungk an s at u dat a dengan dat a l ai nny a, meny us un gener al i s as iber das ar k an hubungan y ang mer ek at emuk an dan k emudi an membangunny a menj adihi pot es a,pr edi k s iat a upun penj el as an mengenai f enomenat er t ent u.
os esber pi ki rber kembangan mel al uis er angkai an t ahapan yang pol anya 3. Pr dapatdi kenal idandi pel aj ar i .Tabamemper k i r ak a nba hwaunt ukmenguas ai k et er a mpi l anbe r pi ki rt er t ent u,s es eor ang har us l ahmenguas aik et er ampi l an s ebel umny adan ur ut an i nit i dakdapatdi bal i k .Mes k i pun as ums ik et i gai ni dapatdi per debat k an,Hi l daTabameny us uns t r at egi nyamenur utur ut anl ogi s i ni .
I a mengi dent i f i k as i t i ga ma c am
ke t er a mpi l a n ber pi k i r dan k emudi an
menggambar k an k et i ga s t r at egi ber pi k i r unt uk me ngembangkanny a, y ai t u
c onc eptf or mat i on,i nt er pr et at i on ofdat a dan appl i c at i on ofpr i nc i pl es( J oy c e, Wei ldanCal houn,2000: 131) .
80
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Dal am t aha p per t ama, pembent uk an kons ep, t er dapat k egi a t an ( 1) i dent i f i kas idanpengumpul andat ay angr el ev andengant opi kat auma s al ah;( 2) menge l ompok k anny a menj adik at egor i k a t egor idimana anggot aanggot any a memi l i k ia t r i buty angs amadan( 3)menge mbangk anl abelbagimas i ngmas i ng k at egor ii ni . Dal am s t r a t egik eduany a,i nt er pr e t as it er hada pdat a,Tabame mbangun
nt er pr et i ng,i nf er r i ngdangener at i ng. t ahapi nimel al uit i gal angkahk er j a,y ai t ui Da l a m ak t i v i t as i ni ,k egi at an y ang di l ak uk a n mi s al ny a, mengi dent i f i k as i hubunganhubungan k r i t i s , menel aah hubunganhubungan y ang ada s er t a membuatpe r k i r aanat ashubunganhubunganya ngdi t e muk an.
i c at i on ofpr i nc i pl es ,di l ak uk an unt uk mener angk an Tahap k et i ga,appl f enomena bar ua t au memper ki r ak an k ons ekuens i dar ik ondi s iy ang t el ah di t et apk an t adi .Tahap i nimembawa par as i s wa dar ik egi at an membangun k ons ep pada i nt er pr et as idat ak emudi an pada k egi at an y ang membut uhk an pe ner apanpener apandar ipr i ns i py angdi da pat ka n. Dal am mas i ngmas i ng t ahap,par as i s wadi har us ka n unt ukmemper l uas k emampuanmer ek amengel ol ai nf or mas i ;mul a idar imembangunkons epbar u s ampaimengembangkanc ar ac ar abar uunt ukmener apk anpr i ns i ppr i ns i pya ng t el aht er umus k andal am s i t uas iy angbar u.
2.5.2.1
Pembentukan Konsep
Ter mas uk dal am t ahapan i niadal ah ( 1) i dent i f i k as idan pengenal an t er hada pdat ay angr el ev andengant opi kat auma s al ah,( 2)pengel ompok andat a da l am y ang k at egor i ya ng umum di k et ahui ol eh penggunany a, dan ( 3)
Formatado: Rec uo:Pr i mei r al i nha:0. 5"
81
menge mbangk anl abe lunt ukk at e gor i k at egor it e r s ebut .Cont ohpenggunaa nny a da patdi l i hatdal a mt abe lber i k ut :
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
82
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Tabel 2.1
Pembentukan Konsep
Aktivitas yang Tampak 1. Penc at at a n
Aktivitas Pertanyaan yang Tidak Tampak yang Muncul Di f e r ens i as i( me ngenal ihal - Apak ahy angk amul i hat ? haly angbe r l a i nan) Denga r ?Cat at
2. Pengel ompok an
Me ngenal ihal halumum, abs t r ak s i
Apamenga i t k anme r ek a? Dal a m halapa?
3. Pel abel a n,k at egor i s as i Me nent uk a nur ut a nhi r a r k i s Apas ebut any angt epat ant arbe nda bagik el ompokt er s ebut ?
2.5.2.2
Interpretasi Data
St r at egipengaj ar ank eduadi bangunbe r das ar k anpr os esment aly angt er di r idar i at as k egi at an i nt er pr et i ng,i nf er r i ng dan gener al i z i ng.Pr os es t e r s ebutdapat di l i hatdal a mc ont ohdibawahi ni : Tabel 2.2
Interpretasi Data
Aktivitas Aktivitas Pertanyaan Yang Tampak yang Tidak Tampak yang Muncul 1. I dent i f i k as i t e r hadap Di f e r ens i as i( me ngenal ihal - Apak ahy angk amus adar i ? hubungan haly angbe r l a i nan) Denga r ?Cat at 2. Ek s pl or as ihubunga n
Sal i ngmenghubungk a n s at uk at egor idengan k at egor il ai nny a Me nent uk a nhubungan s ebabak i bat
Me ngapahali nit er j adi ?
3. Membuatk et er k ai t a n
Me nc ar il ebi hj a uhdar iapa y angt el ahdi be r i k an Me nemuk ani mpl i k as i , ek s t r apol as i
Apaar t i ny a( i ni ) ?Apa gambar any angk amu dapat k an?Apa k es i mpul anny a?
2.5.2.3
Penerapan Prinsip-Prinsip Induktif
Tahapt er ak hi rdar is t r a t egipengaj ar any angdi r umus k anHi l daTaba( 1966,345)ada l ah mener apka n pr i ns i ppr i ns i p diat asunt uk menj el as k an gej al a bar u ( mer a mal k an k ons ek uens idar ik ondi s iy ang ada ) .St r a t egii nimengi k ut idua
83
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
s t r at egis ebel umny a, s at u uni t pembel aj ar an membawa pes er t a di di k dar i ak t i v i t aspenet apan k ons ep menuj uk egi a t an i nt er pr e t as idat a dan k emudi an menuj u ak t i v i t as y ang memer l uk an pener apan pr i ns i ppr i ns i p diat as .Dal am s et i apl angk aht e r s ebut ,pa r as i s wadi har us k anme mper l ua sk emampuanmer ek a unt uk menangani i nf or mas i , di dahul ui pengembangan kons epk ons ep bar u k emudi an mengembangk an c ar ac ar a ba r u unt uk mener apk an k ons epk ons ep t er s ebut . Tabel 2.3 Aktivitas Yang Tampak 1. Me r ama l k an k ons ek uens i , menj el as k ange j al a as i ng,meny us un hi pot es a
Penerapan Prinsip Induktif
Aktivitas yang Tidak Tampak Anal i s at e r hadapk eadaan y angdi hadapi ,pengga l i a n penget a huany a ngr el ev an
Pertanyaan yang Muncul Apak ahy angak ant er j adi j i k a. . . . . . .?
2. Me nj e l as k andanat au Me nent uk a nhubungan Me ngapame nur ut muhal menduk ungr amal an k aus at i fme ngenaipr edi k s i i nidapatt e r j adi? danhi pot es a at auhi pot es ay angt el a h di s us un 3. Ver i f i k as ipr edi k s i
2.6
Me nggunak anpr i ns i pl ogi s at aupe nget a huanf ak t ual y angdi mi l i k iunt uk mene nt uk ank ondi s iy ang l ay akat audi but uhk an
Apay angdi but uhk anaga r hali nimenj adibena rat au mungk i nt e r j adi ?
Media Bercerita (Story-tellingMendongeng (Story-telling))
Formatado: Font e:I t ál i c o
Ce r i t ame mi l i k it e mpa tk hus usdal am per k embangan anak .Cer i t ay ang
Formatado: Rec uo:Pr i mei r al i nha:0. 5"
di bac ak ank epadaanak anakdal am s uas anay angpenuhk ehangat andanpada k es empat an y ang t epat dapat mer upak an wahana bagi mer ek a unt uk mempel aj ar iduni as ek i t a r ny a. Mer ek ai ngi n menget ahuibendabenda dan t empat t e mpat s ek i t a r ny a, or angor ang y ang ber beda dan mer ek a bangga
84
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
de ngan hal hal y ang t el ah mer ek a pel aj ar i . Apabi l a k ei ngi nt ahuan ya ng menak j ubk ani nidi t anggapil ewatpr ogr am membac ak ank ar y as as t r aanak anak , ha li nidapatmendor ong k eber has i l an pada j enj ang s ek ol ah ber i k ut ny a dan da l am kehui dupans el anj ut ny a. Cer i t ay angber i s i k anber bagaik ebut uhan( r ohani )dapa tmemenuhini l ai ni l aiy angt i dakdapatt er l i hats ec ar al angs ung. Cer i t amungk i nt i da ks eheba t
game)dal am k omput erat a ut e l ev i s i ,t et apimember i k an s e s uat u pe r mai nan ( y ang ber beda.Cer i t a dapatmenol ong anak ana k memahamiduni a mer ek a, membent uks i k aps i k apy angpos i t i fdanmeny adar ihubungany angma nus i a wi ( Sawy erdanComer ,1991:25) . Me l a l uic e r i t a,anak anakdapatmempel aj ar idanmemak naiduni amer e ka mi s al ny a dengan membac a at au meny i ma kk ar y as as t r a ya ng mel uk i s k an s eor anganaky angs er i ngmenol ongs ehi nggadi s ay angiol ehgur uny adanj uga t emant emanny a.Anak anakak an menger t ibahwamer ek apunhar usber s i f at s eper t it ok ohc e r i t at e r s ebut . Cer i t a ya ng bagus dapatmemi l i k iber bagaidampak pos i t i fpada anak . Kegi at anmembac ak anbuk uk epadaanakdapatmembuatanak ana ks eol ahol ah
s har i ng) pengal aman i nidapatt er bent uk menj adipembac a.L ewa tber bagi( hubungan y ang manus i awi .Adai nt er ak s iper s onalant ar aanakdan pembac a, y ang t i dak mungk i n di t emuka nk et i k a anak menont on t el ev i s i , a t au ber mai n k omput er .Or angt uaat augur u,k et i k amembac a k anbuk uat aube r c er i t adapat menanggapik egembi r a an,k er agur aguan,k emar ahan,at au k et ak ut an anak . Keber ada anor angt uaat augur us ebagaipembac amember i k anr as ahangatdan aman.
85
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Dal am hali nibukuc er i t amemi l i k ini l a il ebi hdar i padas ek edarkumpul an l embar anl e mbar an k er t as dan i l us t r as i . Buny i dan r i t me ba has a dapa t di per l a mba t , di per c epat , di per k e r as at au unt uk mengungk apk an emos i . Kei ndahanbahas adanc er i t adapatdi k e mba ngk andenganc ar ay angs es uaibagi anak anak . Bi l as es eor ang i ngi n mengemuk ak an buah pi k i r an,per as aan,k ehe ndak da nk emauan k epada or ang l ai n,bi as any ai a menggunak an bahas a.Bahas a bi as a di gunak an unt uk mengungk apk an i dei de, ga gas an, mak s ud dan pe ngha r gaan k epada or angl ai n.Demi k i an pul abahas a ber f ungs is ebagaial at ut amaunt ukbek er j as ama,danber k omuni k as i ,s er t amengi dent i f i k as idi r idal am s ebuahk el ompoks os i al .
s t or y gr ammar ) .J adi Dongeng at au c er i t a puny al ogi k any as e ndi r i( ak t i v i t as mendengar k an, memba c a, menggubah dan menul i sc er i t a dapat memper k ay ak e t er a mpi l an meny us un k ej adi an ber das ar k an nal ar t er t ent u. Pe ndengar / pembac a dongeng at au c er i t a ber pot ens imens t i mul as idan mendi di k .Mel al uik et er l i bat an dengan dongeng,anak ak an t er bawa mas uk k eda l am r angk ai an k ej adi an da n per t ar ungan nas i bt ok oh c er i t a. Dengan be r bek al emos i ,i nt e l i gens i dan day ai maj i nas ia nak , mer ek a ak an t ur ut menga l amidal am c er i t ai t u.Ak hi r ny a,ana kak anmenar i kpel aj ar andar ic er i t a unt ukper bai ka ndanpenguk uhanper i l ak uny as endi r i . Sek ol ah Das ar menj a di t empat per t ama anak –ana k memper ol eh pe ndi di k andanmenj adidas arbagipendi di k any angl ai n.Dit e mpa ti nianakl ebi h c epatmendapatpenga r uh dan l ebi h mudah di bent uk pr i ba di ny a.Dis i ni l ah
ount erunt uk menj auhk an anak dar ipengar uh pe nt i ngny as ek ol ah s ebagaic
86
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
l i ngk ungany angbur uk ,s ec ar aj a s mani ,ak a l ,mor almaupunk epek aa nr as any a, s ehi nggadapatmenempat k anny apadal i ngk ungany angbai k.Dar is i nit er l i hat ba hwa k es ul i t ank es ul i t an y ang di hadapi di s ek ol ah das ar l ebi h t i nggi di bandi ngkandenga npadat i ngk atber i k ut ny a. Dal am c er i t at er dapati de,t uj uan,i maj i nas i ,bahas a,dan gay abahas a. Uns ur uns urt er s ebutbe r pengar uhdal am pembent uk anpr i badianak .Dar is i ni l ah t umbuhk epent i nganunt ukmengambi lmanf aatdar ic e r i t adis ek ol ah,pent i ngny a memi l ahc er i t a ,danbagai ma nac a r ameny ampai k anny apadaa nak .Ol ehk ar ena i t upenet apanpel aj ar anber c er i t apadamas aawals e kol ahdas aradal ahbagi an t er pent i ngdar ipendi di k an. Keny at aan dil apangan,pengaj ar an baha s a mel al uic er i t ai nibel um di l ak s anak andenganpr os edurdank egi at any angt er t a t adenganbai k ,s ehi ngga c er i t a hany a mer upak an pengi s iwak t uy ang k os ong t anpa mak na .dal am k egi at anber c er i t a.
2.7
Penerapan Basic Inductive Model Melalui Kegiatan Mendongeng (Story-telling)
Dalam
Pembelajaran
Bahasa
Dan
Sastra
Indonesia Di Sekolah Dasar Sebagai mana di ungk apk an di at as , dongeng at au c e r i t a memi l i k i l ogi k any as endi r i( s t or ygr ammar ) ,s ehi nggaak t i v i t asmendengar k an,membac a, menggubah dan menul i sc er i t a da pat me mper k ay ak e t er a mpi l an meny us un k ej adi anber das ar k annal art er t ent udanber pot ens imens t i mul as idanmendi di k . edal am Mel al uik et er l i ba t andengandongeng,anakak ant er gaetmas ukk r angk ai ank ej adi andanper t ar ungannas i bt ok ohc er i t a.Denganber bek alemos i ,
Formatado: Rec uo:Pr i mei r al i nha:0. 5"
87
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
i nt el i gens idan day ai maj i nas ianak ,mer ek a ak an t ur utmengal amiapa y ang di l ak uk ant ok ohdal a mc e r i t ai t u.Ak hi r ny aanaka ka nmena r i kpe l aj ar andar ibagi pe r bai k andanpenguk uhanper i l ak uny as endi r i . Dar igagas an t e r s ebut mak ak egi at an ber c er i t a( s t or y t el l i ng) dapat di adapt as i k andenganmodeli nduk t i fdiat asdenganpeny es uai anpada( a)t uj uan pe mbe l aj ar an;j i k amodely angdi k embangk anTaba( Taba,1966: 345)di ar ahk an pa dapengembangank ons epk ogni t i f ,mak adal a m penel i t i ani niak andi a r ahk an pa da a s pek pendi di k an k et e r a mpi l an ber bahas a,y ai t u pengungka pan pi k i r an, ga gas an, i de, pendapat ,k ei ngi nan, peny ampai an i nf or mas it e nt a ng s uat u a i nl ai ndenganal atuk uras pekk ebahas aa ns eper t ik at a,k al i mat , pe r i s t i wa,da nl pa r a gr af( k omuni k as it ul i s )a t au par at on ( k omuni k as il i s an) ,ej aan dan t anda ba c a dal am bahas at ul i s ,s er t a uns ur uns urpr os odi( i nt onas i ,nada,i r a ma, t ek anan,t empo) da l a m bahas al i s an at au di k embangk an l ebi hj auh,t ur ut membahaspes anpes anmor aly angt er ka ndungdidal am c e r i t a. Peny es uai an k edua di l ak uk an pada dan pada ( b)modelber pi k i ry ang di s us un dal am s t r a t egipembe l aj ar an t e r s e but ,s ehi ngga k ai t an ant a rt ahapan t i dakber s i f ati nduk t i fnamuns et ar a,s ehi nggapadat ahapke t i ga( ‘ Appl i c at i onof
Pr i nc i pl es )’ )t i dakdi ar ahk anpadapemec ahanmas al ahnamunpadapener apan k emampuan ber ba has a( mi s al ny ak e mampua n membangun k ai t an ant ark a t a menj adik al i ma t )pa dak al i matl ai nny a.
88
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Nenhum, Es paament oent r el i nhas :s i mpl es Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
3.1
Metode Penelitian
Bentuk penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kolaboratif. Peneliti bekerjasama dengan pihak lembaga pendidikan (guru pengajar bahasa Indonesia) dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi strategi pembelajaran kemudian mengembangkan sendiri strategi pembelajaran yang mampu meningkatkan mutu dan menata pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kelas. Dalam penelitian ini peran peneliti dan guru adalah sejajar. Artinya guru juga berperan sebagai peneliti selama penelitian ini berlangsung. Dalam penelitian ini digunakan dua metode utama sesuai kebutuhan tahapan penelitan yaitu untuk untuk (1) menghasilkan model awal (model hipotetik) pengembangan strategi pembelajaran dalam pembelajaran menyimak di sekolah dasar dan (2) menghasilkan model yang telah direvisi. Untuk tujuan pertama metode yang digunakan adalah deskriptif analitis. Metode tersebut dipilih karena penelitian ini bermaksud mendeskripsikan, menganalisis dan mengambil satu generalisasi dari pengamatan terhadap proses belajar mengajar menyimak dengan bercerita di sekolah dasar, pengembangan kurikulum dan silabus, pengembangan materi dalam kesatuan semester dan implementasi strategi induktif kepada siswa Sekolah Dasar Laboratorium UPI Bandung.
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo: Pr i mei r al i nha:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
89
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Metode penelitian kedua, yang digunakan untuk menghasilkan model yang telah direvisi adalah penelitian tindakan (action research). Hal ini sesuai dengan pendapat Ortrun Zuber-Skerritt dalam bukunya New Direction in Action Research (1996:3) yang berpendapat bahwa penelitian yang tepat untuk mengembangkan bidang pendidikan adalah penelitian tindakan. Menurut Kemmis dan Mc Taggart (Hopkins 1993:48) prinsip dasar dari
Formatado: Tí t ul o
penelitian tindakan ini terdiri dari empat langkah. Langkah pertama perencanaan, langkah kedua tindakan, langkah ketiga observasi dan langkah keempat refleksi. Prosedur penelitian dimulai dengan refleksi pertama setelah diadakan uji awal sebelum diadakan tindakan. Hasil tes dianalisis untuk mengetahui bagaimana
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo: Pr i mei r al i nha:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
pengalaman siswa dalam belajar sastra dan untuk mengetahui bagaimana pengajaran sastra yang baik untuk anak. Tindakan penelitian dilakukan sekurang-kurangnya tiga siklus, dan dapat dilanjutkan ke siklus berikutnya bila peneliti memutuskan bahwa data belum memadai untuk mendiskripsikan kesimpulan penelitian. Peneliti menyiapkan rencana pelajaran (berkolaborasi dengan guru bahasa Indonesia), di mana setiap siklus berdasarkan materi dan tujuan pembelajaran khusus, format observasi serta format refleksi.
Siklus pertama mencakup kegiatan sebagai berikut:
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
90
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
a.Perencanaan: peneliti membuat rencana pembelajaran yang menjelaskan langkah-langkah kegatan belajar mengajar kesusastraan melalui kegiatan
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
bercerita. b.Tindakan: Guru menceritakan sebuah dongeng kepada siswa dan siswa
diminta untuk menanggapi cerita tersebut.
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o
c. Observasi: Peneliti pengamat (guru bahasa Indonesia yang lain, bisa kepala
sekolah atau pun teman sejawat peneliti) mengamati kegiatan proses belajar mengajar. Hasil pengamatan dideskripsikan untuk dianalisis. d.Refleksi: Di akhir tindakan, peneliti bersama pengamat dan guru diskusi
tentang kegiatan belajar mengajar serta hasil observasi. Dalam diskusi ini, kekurangan dan kelebihan perencanaan dan kegiatan yang telah dilaksanakan dijadikan catatan untuk pelaksaanan yang lebih baik pada tindakan berikutnya. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
Siklus kedua mencakup kegiatan sebagai berikut: a.Perencanaan: peneliti membuat rencana pembelajaran yang menjelaskan
langkah- langkah kegatan belajar mengajar kesusastraan melalui kegiatan bercerita. b.Tindakan: Guru menceritakan sebuah dongeng kepada siswa dan siswa
diminta untuk menanggapi cerita tersebut. c. Observasi: Peneliti pengamat (guru bahasa Indonesia yang lain, bisa kepala
sekolah atau pun teman sejawat peneliti) mengamati kegiatan proses belajar mengajar. Hasil pengamatan dideskripsikan untuk dianalisis.
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
91
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
d.Refleksi: Di akhir tindakan, peneliti bersama pengamat dan guru diskusi
tentang kegiatan belajar mengajar serta hasil observasi. Dalam diskusi ini, kekurangan dan kelebihan perencanaan dan kegiatan yang telah dilaksanakan dijadikan catatan untuk pelaksaanan yang lebih baik pada tindakan berikutnya. Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
Siklus ketiga mencakup kegiatan sebagai berikut: a.Perencanaan: peneliti membuat rencana pembelajaran yang menjelaskan
langkah- langkah kegatan belajar mengajar kesusastraan melalui kegiatan
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
bercerita. b.Tindakan: Guru menceritakan sebuah dongeng kepada siswa dan siswa
diminta untuk menanggapi cerita tersebut. c. Observasi: Peneliti pengamat (guru bahasa Indonesia yang lain, bisa kepala
sekolah atau pun teman sejawat peneliti) mengamati kegiatan proses belajar mengajar. Hasil pengamatan dideskripsikan untuk dianalisis. d.Refleksi: Di akhir tindakan, peneliti bersama pengamat dan guru diskusi
tentang kegiatan belajar mengajar serta hasil observasi. Dalam diskusi ini, kekurangan dan kelebihan perencanaan dan kegiatan yang telah dilaksanakan dijadikan catatan untuk pelaksaanan yang lebih baik pada tindakan berikutnya. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
92
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Rencana Refleksi
Siklus ke-1
Tindakan
Observasi Rencana Refleksi
Siklus ke-2
Tindakan
Observasi Rencana Refleksi
Siklus ke-3
Tindakan
Observasi
3.2
Rancangan Penelitian
Secara skematis rancangan proses dan kegiatan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 3.2 Rancangan Penelitian
TAHAPI
TAHAPI I
PENGKAJ I ANDAN PERUMUSANSI ST
PENGUJ I ANDAN PERBAI KANSI ST
Model Awal Strategi
Strategi Revisi
93
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Prosedur pengkajian dan perumusan model awal strategi induktif melalui Story-telling (SIST) adalah sebagai berikut: (a)Analisis Kebutuhan. Analisis ini mencakup: − Kebutuhan pemahaman materi;
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
− Sumber belajar; − Hambatan belajar
Analisis ini akan menghasilkan deskripsi kebutuhan guru terhadap strategi
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
belajar menyimak yang sesuai bagi para siswa; deskripsi sumber belajar yang dibutuhkan serta deskripsi kemungkinan hambatan yang dialami guru dan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. (b)Perumusan Tujuan Pembelajaran. Tahap ini dilakukan guru sehingga menghasilkan deskripsi tujuan-tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
pembacaan cerita (Story-telling). (c)Penyusunan Strategi dan Komponen Program Pembelajaran. Tahap ini
dilakukan peneliti dan guru sehingga menghasilkan perencanaan, pelaksanaan
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o
dan evaluasi program pembelajaran. (d)Pelaksanaan Uji Coba Pembelajaran. Model awal SIST ini akan diuji
ketepatan dan kelaikannya secara rasional melalui pendekatan tindakan kelas yang diikuti oleh peneliti dan guru di Sekolah Dasar Laboratorium UPI Cibiru. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da
94
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Gambar 3.3
Rancangan Penelitian Tindakan Kelas Modifikasi Model D.Ebbut Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
MASALAH
ANAL I SI SEMPI RI S-KONSEPTUAL ANAL I SI SKEBUTUHAN PERUMUSANTUJ UAN
Formatado: Tí t ul o
PENYUSUNAN STRATEGIPEMBEL AJ ARAN SIST HIPOTETIK SI ST REVI SI
6 LANGKAH TINDAKAN
I MPL EMENTASI
OBSERVASI REFL EKSI
REVI SI SI ST REVI SI
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
Berikut ini dijelaskan prosedur kegiatan uji coba SIST dengan menggunakan metode penelitian tindakan. (a)Perencanaan Tindakan.
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
95
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Perencanaan tindakan bertujuan meningkatkan mutu pembelajaran menyimak
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo:À es quer da:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
melalui SIST. Tahap ini meliputi beberapa kegiatan, yaitu: − Mendiskusikan materi dan strategi pembelajaran menyimak di sekolah
bersama guru pengajar. Hal ini diperlukan untuk memastikan dan
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
mempersiapkan seluruh komponen penting yang terlibat dalam penelitian ini bersedia dan dapat bekerjasama dengan baik; − Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas; − Mempersiapkan contoh-contoh kegiatan pengkajian kurikulum, pengkajian
dan pengembangan silabus serta pengembangan unit pelajaran. − Mempersiapkan metode beserta perlengkapan observasi; − Membuat skenario kegiatan yang akan dilakukan guru melalui strategi SIST
sesuai dengan tindakan yang akan diberikan. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
Skenario SIST yang akan diberikan meliputi langkah dan teknik berikut:
Formatado: Tí t ul o,Rec uo:Pr i mei r al i nha:0" , Es paament oent r el i nhas :s i mpl es
1.relaksasi dan ice breaking bagi seluruh peserta;
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o
2.pengenalan karakter dan latar belakang cerita;
Formatados: Mar c ador esenumer a o
3.pembacaan cerita; 4.observasi proses pembacaan cerita; 5.pengumpulan umpan balik dari para partisipan penelitian; 6.proses triangulasi mengenai tindakan yang diberikan; Formatado: Tí t ul o,Rec uo:Àes quer da:0" , Es paament oent r el i nhas :s i mpl es
(b)Implementasi Tindakan
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
96
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Tujuan implementasi adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
menyimak bagi siswa sekolah dasar. Implementasi tindakan ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut: − Awal persiapan implementasi, meliputi (1) pembicaraan dengan guru bidang
studi mengenai rencana penelitian tindakan untuk mematangkan rencana; (2) dialog dengan guru bidang studi mengenai materi dan strategi pembelajaran; (3) penciptaan situasi kelas; (4) persiapan alat pemantauan dan pengumpulan data; (5) persiapan perangkat dan bahan yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan; (6) persiapan untuk mendiskusikan hasil pemantauan peneliti. − Persiapan meliputi (1) dukungan terhadap guru bidang studi; (2) penyiapan
mahasiswa dan situasi kelas yang kondusif. − Implementasi di kelas. Peneliti mendampingi guru di kelas. Jika terjadi hal-
hal yang menyebabkan guru ragu-ragu melaksanakannya, peneliti membantu dan selama kegiatan ini berlangsung, peneliti melakukan pemantauan terhadap seluruh proses yang dilakukan sebagai bahan diskusi dengan guru. − Pengelolaan dan Pengendalian. Pengelolaan mencakup pengorganisasian
kegiatan, waktu maupun sarana yang dipergunakan. Pengendalian dilakukan apabila diperlukan perubahan yang akan meningkatkan pencapaian hasil. − Modifikasi prosedur dan cara tindakan perlu dilakukan apabila cara yang
dilakukan kurang menjamin serta lamban dalam menghasilkan perubahan.
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
97
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
(c)Pemantauan Pelaksanaan Tindakan.
Sementara kegiatan berlangsung, peneliti mengamati perilaku dan perubahan
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
yang terjadi pada siswa dan mencatatnya. Guru juga diminta untuk mendokumentasikan kegiatan yang dilakukannya serta dampak dari tindakannya kepada para siswa. Hasil catatan pemantauan peneliti dan catatan guru menjadi bahan untuk mengadakan refleksi.
(d)Refleksi dan Revisi.
Peneliti bersama guru membahas dampak yang teramati oleh keduanya dan membandingkannya dengan keadaan sebelum tindakan (SIST) dilakukan.
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
Pertanyaan penelitian yang digunakan dalam melakukan refleksi di antaranya sebagai berikut: − Benarkah perubahan kemampuan siswa dalam menyimak adalah karena
strategi yang dilakukan dan bukannya karena faktor atau sebab yang lain? − Perubahan apa saja yang terjadi pada diri siswa dan guru setelah
menggunakan SIST? − Seberapa besar perubahan tersebut terjadi? − Apakah perubahan yang terjadi berlangsung ke arah perbaikan dan sesuai
dengan harapan? − Apakah tindakan sudah memadai dilihat dari keefektifan dan efisiensi
tindakan?
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
98
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membawa guru dan peneliti ke arah
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
refleksi mendalam dan akan meimbulkan kesadaran akan manfaat atas tindakan yang dilakukan. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
3.3
Penetapan Daerah Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia (SD Laboratorium UPI) Cibiru, karena lembaga ini merupakan lembaga pendidikan jenjang sekolah dasar yang secara khusus dirancang untuk menjadi pusat pembaharuan pendidikan nasional dan peningkatan mutu sumberdaya manusia berdasarkan hasil refleksi berkelanjutan dalam memberikan layanan bimbingan pendidikan.
3.4
Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah siswa kelas tiga Sekolah Dasar Laboratorium UPI Kampus Cibiru. Kelas tiga terdiri empat kelas dan setiap kelasnya terdiri dari 25 siswa. Penentuan populasi penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan pertimbangan-pertimbangan berikut: a.Secara umum, tingkat perkembangan kognitif anak dan tingkat perkembangan bahasanya secara langsung menentukan tingkat dan kesiapan anak dalam menyerap dan menampilkan sesuatu yang dipelajari. Berdasarkan pemahaman karakteristik tersebut, anak usia tujuh tahun, misalnya, tidak tepat apabila diminta membandingkan perbedaan makna pakaian dan baju, memahami puisi yang menggunakan metafora atau membandingkan isi cerita
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
99
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
yang satu dengan yang lain dalam suatu bacaan sehingga dalam konteks yang lebih luas, kenyataan yang demikian tentu saja berimplikasi pada penyusunan tujuan, materi dan prosedur pembelajarannya. b.Menurut tahap perkembangan kognitif Piaget, pada usia 0-7 tahun, perkembangan struktur anak belum bergantung pada perkembangan bahasanya sementara pada usia 8-11 tahun, anak telah mampu memusatkan perhatian pada sejumlah aspek maupun problem dan menghubungkannya. Terdapatnya kemampuan demikian juga disertai kemampuan memilah dan membedakan ciri aspek yang satu dengan yang lain serta membandingkan dunia pengalaman dan kenyataan yang dihadapi secara timbal balik (Cullinan, 1989:18). c.Siswa kelas tiga memiliki jam belajar yang lebih panjang. Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
3.5
Metode dan Alat Pengumpulan Data
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
Data yang digunakan dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai data primer dan data sekunder. Data primer penelitian terdiri dari data psikografis responden serta dokumentasi proses penelitian yang menggambarkan variabelvariabel pembacaan cerita serta hasil keterampilan menyimak pada para siswa. Data sekunder penelitian didapatkan dari berbagai sumber olahan yang dapat menunjang eksplanasi gejala variabel. Data-data ini berfungsi untuk menyusun
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo: Pr i mei r al i nha:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
kerangka pemikiran, membantu analisis data, melakukan pembahasan serta penarikan kesimpulan atas seluruh hasil penelitian. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
100
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Sementara teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: a.Observasi atau Pengamatan Dilakukan dengan secara langsung mengamati fenomena dan gejala-gejala yang timbul dan berkaitan dengan masalah yang diteliti, misalnya urutan
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo:À es quer da:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
pembelajaran di kelas oleh guru, tanggapan para siswa terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan serta komunikasi yang terjadi selama proses tersebut. Model pengamatan yang dilakukan adalah model pengamatan berstruktur dan hasilnya direkam dalam lembar penilaian proses, lembar observasi dan catatan lapangan. b.Wawancara Merupakan proses yang dilakukan untuk memperoleh keterangan sesuai tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo:À es quer da:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
penanya atau pewawancara dengan penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara (Nazir, 1988:234). Responden wawancara ini adalah para siswa untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang penghayatan siswa terhadap cerita serta para guru jika
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo:À es quer da:0" ,Pr i mei r al i nha:0" ,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
terdapat fenomena dan gejala yang menarik selama kegiatan dan perlu mendapatkan klarifikasi. c.Kepustakaan Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan menelaah data-data dari bukubuku teks, publikasi-publikasi ilmiah, hasil-hasil dan dokumentasi penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti serta dokumen-dokumen yang dapat membantu memberikan penjelasan mengenai masalah yang sedang diteliti.
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo:À es quer da:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
101
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
3.6
Metode dan Teknik Pengolahan Data
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
Dalam penelitian ini, pengolahan data dilakukan secara kualitatif melalui deskripsi terhadap seluruh proses penelitian untuk memberikan gambaran terperinci mengenai variabel-variabel yang diteliti serta jika diperlukan, hubungan antara variabel yang diteliti. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, rekaman gambar dan suara dan sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah maka langkah berikutnya ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan-pernyataannya perlu dijaga sehingga tetap ada berada didalamnya (Moleong, 2002: 189-90). Data yang telah diolah, kemudian disusun menjadi teori substantif dengan menggunakan beberapa metode tertentu. Selain secara kualitatif, penyajian dan pengolahan data juga dilakukan secara kuantitatif pengelompokan statistik seperti persentase untuk membantu memudahkan deskripsi dan pembacaan data penelitian. Termasuk membagi data hasil penelitian dalam rentang tertentu, misalnya untuk mengukur sikap dan tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Untuk meningkatkan keabsahan dan keaslian pemerolehan data serta untuk meyakinkan bahwa data penelitian valid, peneliti akan menerapkan beberapa strategi yang dianjurkan oleh Alwasilah (2002:1975) yaitu:
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo: Pr i mei r al i nha:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
102
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
1.Triangulasi dengan menggunakan metode untuk mengumpulkan setiap
informasi atau data.
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
2.Umpan balik, yaitu meminta umpan balik, saran, kritik dan komentar untuk
mengidentifikasi kekuatan validasi, asumsi dan bias yang dipunyai peneliti, dan kelemahan logikanya. 3.Quasi-Statistics untuk mendukung bukti kualitatif dari lapangan. Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
Hasil analisis terhadap variabel penelitian disajikan pada Bab IV sedangkan kesimpulan dari seluruh data yang didapatkan dapat dilihat pada Bab V.
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
103
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini ditujukan untuk melahirkan suatu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menyimak pada anak didik. Model ini dikembangkan melalui prosedur berikut: a.analisis kebutuhan belajar, berupa pemahaman, proses belajar mengajar
menyimak dan materi simakan;
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
b.perumusan model hipotetik SIST; c.penyempurnaan strategi melalui tindakan kelas. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
4.1Analisis Kebutuhan Belajar, Berupa Pemahaman, Proses Belajar Mengajar
Menyimak dan Materi Simakan Pada dasarnya menyimak adalah suatu proses kejiwaan mulai dari proses
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
pengenalan bunyi-bunyi yang didengar dengan penuh perhatian melalui alat dengar; menyusun penafsiran yang penuh dengan pergaulan aktif antara terka, perkiraan, idealisasi, dibarengi dengan interpretasi dan apresiasi untuk menangkap informasi, ide, pesan; dan diteruskan dengan proses penyimpanan dan menghubungkan hasil penafsiran untuk memperoleh pemahaman komunikasi yang diantarkan lewat bahasa lisan (Universitas Terbuka, 1986 : 9). Untuk dapat mendefinisikan “keterampilan menyimak”, ada dua pertanyaan mendasar yang harus dijawab, yaitu (1) komponen apa sajakah yang terdapat
Formatado: Tí t ul o,Rec uo:Pr i mei r al i nha:0" , Es paament oent r el i nhas :s i mpl es
104
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
dalam keterampilan menyimak dan (2) apa yang harus dilakukan oleh seorang penyimak? Berkaitan dengan pertanyaan pertama, ada sejumlah komponen yang terlibat dalam keterampilan menyimak, antara lain pembedaan bunyi-bunyi bahasa,
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo: Pr i mei r al i nha:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
pengenalan kata-kata (kosakata), pengidentifikasian kelompok-kelompok kata yang gramatikal, pengidentifikasian satuan-satuan pragmatis - ekspresi dan seperangkat ujaran yang berfungsi sebagai satu kesatuan untuk menciptakan makna, penghubungan antara penanda linguistik dan paralinguistik (intonasi dan tekanan) dan antara penanda linguistik dan nonlinguistik (gerakan tubuh dalam situasi tertentu) untuk membangun makna, penggunaan latar belakang pengetahuan (apa yang telah diketahui tentang isi atau bahan simakan) dan konteks (apa yang telah diujarkan) untuk memprediksi makna serta pengingatan kata-kata atau ide-ide yang penting (Rost, 1990: 6). Hal ini berkaitan dengan usaha guru untuk merancang kegiatan menyimak yang bermakna bagi para siswa. Sementara di sisi yang lain, seseorang yang memiliki kemampuan
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
menyimak yang baik tidak selalu mampu memahami apa yang disimak. Oleh karena itu, untuk memahami pesan yang disampaikan oleh pembicara, ada beberapa aksi yang perlu dilakukan dalam setiap situasi menyimak. Aksi yang ditampilkan oleh penyimak merupakan proses kognitif atau mental sehingga tidak mungkin ditinjau atau diamati secara langsung. Guru hanya bisa melihat efek dari aksi ini. Aksi terpenting untuk kesuksesan menyimak adalah proses pembuatan keputusan. Penyimak harus membuat beberapa
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo: Pr i mei r al i nha:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
105
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
keputusan, seperti jenis situasi menyimak apa saja yang dimunculkan, rencana apa yang disusun untuk menyimak, kata-kata dan satuan-satuan makna apa saja yang penting untuk disimak dan apakah pesan yang disampaikan masuk akal. Jika merujuk pada pertanyaan-pertanyaan di atas, menyimak diartikan sebagai proses berpikir - berpikir tentang makna. Penyimak yang efektif mengembangkan cara berpikir tentang makna pada saat ia menyimak. Cara penyimak membuat keputusan ini disebut strategi menyimak (Rost, 1991: 4). Berkaitan dengan hal tersebut, maka untuk menemukan strategi pembelajaran yang tepat bagi para siswa diperlukan sebuah kegiatan pengenalan kebutuhan terhadap strategi pembelajaran ini. Dari hasil pengamatan terhadap KBM menyimak, diskusi dengan guru SD Laboratorium UPI Kampus Cibiru serta penelusuran kepustakaan berkaitan dengan kebutuhan pengajaran menyimak di sekolah dasar ditemukan beberapa masalah yang merupakan kebutuhankebutuhan dalam pembelajaran menyimak.
4.1.1Analisis Kebutuhan dan Hambatan Guru Dalam Melaksanakan Proses
Belajar Mengajar Menyimak Dengan Bercerita Dari hasil pengamatan awal terhadap para guru yang melaksanakan proses KBM menyimak melalui bercerita yang dilakukan di SD Laboratorium UPI Kampus Cibiru, ditemukan bahwa para guru menghadapi hambatan dan beberapa kebutuhan dalam meningkatkan kemampuan menyimak siswa khususnya dalam metode bercerita, sebagai berikut:
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
106
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
1.Pada umumnya kegiatan bercerita selalu dilakukan di dalam kelas. 2.Sebelum memulai cerita para guru tidak secara khusus memposisikan siswa
dengan posisi yang baik untuk mendengarkan cerita dan mereka tidak berpindah-pindah tempat sesuai dengan jalannya cerita. 3.Sebagian besar guru dalam menyampaikan cerita menggunakan bahasa
sehari-hari dengan tujuan agar dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. 4.Sebagian besar guru nampak masih ragu untuk mengolah intonasi ketika
menyampaikan cerita dan memberikan penekanan (aksentuasi) terhadap pesan utama yang disampaikan melalui cerita tersebut. 5.Sebagian guru yang diamati nampaknya kurang dapat menggambarkan setiap
tokoh mendekati gambaran yang sesungguhnya, dan memperlihatkan karakternya seperti dalam cerita, sehingga kadang memperlemah kekuatan cerita dan mengurangi kesan pada jiwa pendengarnya. 6.Tidak semua guru yang diamati saat bercerita juga mampu menampakkan
emosi para tokohnya dengan memberi gambaran kepada pendengar bahwa seolah-olah hal itu adalah emosi guru sendiri. Beberapa guru malah menunjukkan ekspresi atau emosi yang berlawanan dengan keadaan emosi tokoh yang diceritakan atau membiarkan para siswa menunjukkan ekspresi yang berlawanan dengan emosi tokoh yang sedang diceritakannya. 7.Masih banyak guru yang merasa enggan dan malu menirukan sura binatang
atau benda sesuai dengan yang diinginkan dalam cerita, padahal bercerita dengan penggambaran yang baik adalah bagian dari pekerjaan guru yang merupakan pekerjaan yang mulia.
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
107
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
8.Ketika proses bercerita berlangsung, guru mungkin menemukan salah
seorang siswa mengabaikan cerita dan menyepelekannya, untuk memecahkannya ada guru yang memotong penyampaian cerita untuk memperingatkan anak tersebut sementara sebenarnya hal itu dapat dilakukan dengan menghampirinya, menarik tangannya dan mendudukkan kembali ditempat duduknya, atau membiarkannya berdiri di samping guru. 9.Salah satu gejala yang umum dalam berbahasa lisan adalah kebiasaan
mengucapkan atau mengeluarkan ungkapan spontan secara berulang-ulang seperti “betul?” Atau “apa namanya?”. Hal ini juga ditemukan dalam pengamatan terhadap proses belajar mengajar menyimak melalui bercerita. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
4.1.2Analisis Kebutuhan dan Hambatan Siswa Dalam Mengikuti Proses Belajar Mengajar Menyimak Dengan Bercerita Sementara hasil pengamatan terhadap siswa dan diskusi dengan para guru
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
ditemukan bahwa para siswa mereka pada umumnya menemui kesulitan untuk: 1.mempertahankan perhatian terhadap proses KBM yang dilaksanakan
sementara proses tersebut akan berjalan baik jika peserta memiliki perhatian terhadap materi yang disampaikan. Perhatian ini dapat terbentuk jika dirasakan menjadi kebutuhan diri anak; 2.mempertahankan dorongan atau motivasi untuk mau melakukan kegiatan
tertentu untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kebutuhan proses KBM menyimak;
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
108
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
3.mempertahankan konsentrasi atau keinginan untuk untuk memusatkan
perhatian yang terus menerus kepada suatu pembicaraan; 4.membangun sikap kritis anak terhadap materi yang disampaikan.
Sebagaimana disampaikan di awal menyimak merupakan proses aktif ketika penyimak harus secara kritis memilah dan menggali informasi (stimuli) yang diterimanya. 4.2.3 Analisis Kebutuhan dan Hambatan Yang Terkait Dengan Materi Simakan Berkaitan dengan materi simakan, dari hasil pengamatan terhadap proses
Formatado: Tí t ul o,Rec uo:Àes quer da:0" , Pr i mei r al i nha:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
belajar mengajar menyimak melalui bercerita ditemukan bahwa: 1.Pemilihan cerita dalam pembelajaran menyimak belum diprogramkan,
artinya cerita yang diberikan kepada siswa tidak diberikan secara acak tanpa
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
melihat tema cerita mana sebetulnya yang dibutuhkan oleh siswa. 2.Sebagian guru menganggap bahwa bercerita tidak memerlukan persiapan
sehingga tidak secara khusus mempersiapkannya sebelum masuk kelas. Cukup dengan mengetahui rangkaian peristiwa dan jalan cerita, lalu masuk kelas dan menyampaikannya. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
4.2Perumusan Tujuan Pembelajaran Menyimak Dengan Bercerita
Mengingat tujuan pembelajaran berbahasa, dalam hal ini menyimak adalah untuk mengajarkan bahasa yang hidup (living language) kepada para siswa, maka sangatlah penting dilakukannya upaya untuk mendorong dan mengevaluasi kemampuan mereka untuk menyimak karena para peserta didik
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
109
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
harus memahami kata dengan benar agar dapat membangun ujaran dengan benar, banyak pendidik bahkan menyatakan bahwa pada umumnya, penyempurnaan kemampuan menyimak diperlukan untuk memberikan hasil yang signifikan dalam mempelajari bahasa lisan. Pada dasarnya berdasarkan hasil analisis terhadap kebutuhan di atas, maka
Formatado: Tí t ul o,Rec uo:Pr i mei r al i nha:0" , Es paament oent r el i nhas :s i mpl es
disusun sebuah model hipotetik strategi induktif melalui Story-telling (SIST) dengan komponen berikut: a.Dasar Pemikiran
Bila seseorang ingin mengemukakan buah pikiran, perasaan, kehendak dan kemauan kepada orang lain, biasanya ia menggunakan bahasa. Bahasa biasa
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
digunakan untuk mengungkapkan ide-ide, gagasan, maksud dan penghargaan kepada orang lain. Demikian pula bahasa berfungsi sebagai alat utama untuk bekerja sama, dan berkomunikasi, serta mengidentifikasi diri dalam sebuah kelompok sosial. Diantara berbagai media pendidikan yang dikembangkan di sekolah dasar, dongeng atau cerita memiliki peran yang sangat efektif dalam mengembangkan kemampuan berbahasa di atas, terutama kemampuan menyimak, karena kegiatan menyimak mengambil porsi terbesar sebagai langkah awal anak memahami bahasa, baik bahasa yang dilihat dalam pengertian unsur-unsur kebahasaan maupun bahasa sebagai alat komunikasi dan pengembangan diri. Hal ini terjadi karena melalui kegiatan bercerita (mendengarkan, membaca, menggubah dan menulis cerita) anak dapat memperkaya keterampilan mereka dalam menyusun kejadian berdasarkan nalar tertentu karena melalui
Formatado: Tí t ul o,Rec uo:Pr i mei r al i nha:0" , Es paament oent r el i nhas :s i mpl es
110
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
keterlibatan dengan dongeng, anak akan terbawa masuk kedalam rangkaian kejadian dan pertarungan nasib tokoh cerita. Dengan berbekal emosi, inteligensi dan daya imajinasi anak, mereka akan turut mengalami dalam cerita itu. Akhirnya, anak akan menarik pelajaran dari cerita untuk perbaikan dan pengukuhan perilakunya sendiri. Selain itu dalam cerita dapat dilakukan penekanan (aksentuasi) terhadap unsur-unsur dan keindahan bahasa melalui pengelolaan bunyi dan ritme dapat
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo: Pr i mei r al i nha:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
diperlambat, dipercepat, diperkeras atau untuk mengungkapkan emosi. Keindahan bahasa dan cerita dapat dikembangkan dengan cara yang sesuai bagi anak-anak. Dalam cerita terdapat ide, tujuan, imajinasi, bahasa, dan gaya bahasa. Unsur-
Formatado: Tí t ul o,Rec uo:Pr i mei r al i nha:0" , Es paament oent r el i nhas :s i mpl es
unsur tersebut berpengaruh dalam pembentukan pribadi anak. Dari sinilah tumbuh kepentingan untuk mengambil manfaat dari cerita di sekolah, pentingnya memilah cerita, dan bagaimana cara menyampaikannya pada anak. Oleh karena itu penetapan pelajaran bercerita pada masa awal sekolah dasar adalah bagian terpenting dari pendidikan. Kenyataan di lapangan, pengajaran bahasa melalui cerita ini belum
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
dilaksanakan dengan prosedur dan kegiatan yang tertata dengan baik, sehingga cerita hanya merupakan pengisi waktu yang kosong tanpa makna dalam kegiatan bercerita. b.Visi dan Misi
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
111
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Menyusun model pendidikan bahasa, khususnya menyimak yang sesuai dengan
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
kebutuhan siswa dan proses belajar mengajar dengan memanfaatkan media bercerita. c.Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai melalui pendekatan strategi induktif melalui Story-telling (SIST) ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berbahasa
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
siswa sekolah dasar, khususnya menyimak. d.Prinsip
− pembelajar diperlakukan sebagai individu yang memiliki kebutuhan dan minat sendiri;
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o
− pembelajar diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam penggunaan bahasa sasaran secara komunikatif dalam berbagai macam aktivitas; − pembelajar dipajankan (exposed) ke dalam data komunikatif yang bisa dipahami serta relevan dengan kebutuhan dan minatnya; − pembelajar dipajankan (exposed) ke dalam data sosiokultural dan pengalaman langsung; − pembelajar dilibatkan dalam peran, hakikat serta budaya bahasa sasaran; − pembelajar diberi kesempatan untuk mengatur pembelajaran mereka sendiri; − pembelajar diberi umpan balik yang tepat mengenai kemajuan belajar bahasa yang telah dicapainya. e.Komponen Program
Strategi pembelajaran yang dikembangkan memuat tiga komponen utama, yaitu:
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
112
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
1.Penyusunan langkah-langkah pembelajaran menyimak, meliputi pemilihan
cerita yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan kebutuhan PBM serta
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
penyiapan cerita sebelum disampaikan di muka kelas, termasuk di dalamnya perancangan alur dan pesan utama cerita. 2.Metode penyampaian cerita, meliputi penyiapan alur cerita, tempat bercerita,
pengaturan posisi duduk, bahasa cerita, intonasi, pemunculan tokoh, penampakan emosi, peniruan suara, penguasan terhadap suasana kelas dan perbaikan kesalahan pengucapan guru. 3.Penyusunan Satuan Pelajaran Menyimak, meliputi penyusunan satuan
pelajaran sesuai dengan kebutuhan PBM Menyimak dalam alur induktif. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
f.Alur Kegiatan
Alokasi Kegiatan
Tujuan Waktu
1.Pemanasan atau
1.Membangun suasana yang
Apersepsi
kooperatif.
5-10%
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
2.Menyiapkan para siswa dalam
mengikuti tahap pembelajaran ini 2. Pembentukan
3.Membantu siswa mengidentifikasi
Konsep
dan mengenali data yang relevan dengan topik dan masalah; 4.Mengelompokkan data dalam
kategori yang umum diketahui para
25-30%
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
113
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
siswa; 5.Mengembangkan label untuk
kategori-kategori tersebut 3. Interpretasi Data
6.Mengajak siswa mengenali
35-40%
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o
perbedaan dan hubungan antara
Formatados: Mar c ador esenumer a o
data/ide yang diberikan;
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
7.Membantu siswa mencari implikasi
dari hubungan yang telah ditemukan (dalam proses sebelumnya) 4.Pengembangan
8.Menemukan gejala-gejala baru,
Konsep (Prediksi dan
meramalkan konsekuensi;
Konsekuensi)
9.Memverifikasi prediksi.
10%
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es Formatados: Mar c ador esenumer a o
5. Penilaian Formatif
10%
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
114
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
g. Teknik Program
Strategi Pembelajaran Menyimak melalui Story-telling disampaikan melalui
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
langkah-langkah berikut: 1.Pemanasan / Apersepsi − guru mempersilakan para siswa memilih tempat dan posisi duduk yang
menurut mereka nyaman untuk mendengarkan cerita; − guru memperlihatkan beberapa gambar tokoh dan latar belakang alam kepada
para siswa; − guru mengajak para siswa memberikan nama terhadap tokoh dan latar
belakang alam (misalnya tempat) kepada para siswa. 2.Pembentukan Konsep − Guru menyampaikan dongeng, memaparkan rangkaian tokoh dan kejadian
dalam setting tertentu sesuai tujuan pembelajaran yang dilakukan; − Para siswa diminta menyebutkan tokoh, kejadian dan setting, mengenali
unsur-unsur dongeng yang disampaikan, mampu membangun hubungan antar unsur-unsur dongeng serta mampu memberikan label terhadap unsur-unsur tokoh dan latar belakang yang terdapat dalam dongeng yang didengarkannya; − Para siswa diminta menyebutkan perbedaan dan hubungan antara unsur-
unsur tokoh dan setting yang terdapat dalam dongeng yang didengarkannya.
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
115
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
3.Interpretasi Data − Para siswa diminta menyebutkan perbedaan dan hubungan antara unsur-
unsur tokoh dan latar belakang yang terdapat dalam dongeng yang didengarkannya; − Para siswa diminta membuat ringkasan dan alur cerita dari dongeng yang
didengarkannya; − Para siswa dapat menyebutkan implikasi dari hubungan yang antara unsur-
unsur tokoh dan setting yang terdapat dalam dongeng yang didengarkannya sesuai dengan amanat cerita yang disampaikan. 4.Pengembangan Konsep (Prediksi dan Konsekuensi) − Para siswa dapat memberikan studi kasus atau gejala-gejala yang sesuai
dengan amanat cerita yang terdapat dalam dongeng yang didengarkannya; − Para siswa diminta menceritakan atau memberikan contoh konsekuensi
perilaku lain yang sesuai atau berkaitan dengan amanat cerita yang terdapat dalam dongeng yang didengarkannya; Dapat memberikan verifikasi atas konsekuensi perilaku lain yang menurutnya sesuai dengan amanat cerita yang terdapat dalam dongeng yang didengarkannya. 5.Penilaian Formatif − Berlatih mencari dan menentukan tokoh protagonis dan antagonis dalam
dongeng; − Berlatih menunjukkan karakteristik tokoh dalam dongeng; − Berlatih menemukan dan menyusun alur cerita yang dipahaminya dari
dongeng;
116
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
− Berlatih menunjukkan unsur-unsur pembangun cerita dalam dongeng; − Berlatih menganalisis dan merumuskan amanat yang dipahaminya dalam
dongeng. h.Evaluasi Program
Untuk mengetahui dan memastikan bahwa proses pembelajaran berlangsung
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah disusun maka dilakukan evaluasi dengan memanfaatkan perangkat-perangkat evaluasi berikut: 1.Tes Lisan /Tertulis.
Mengoreksi unsur-unsur cerita dalam dongeng seperti penokohan, alur dan amanat cerita. 2.Kinerja (Performance).
Kinerja para siswa dilihat dari partisipasi mereka dalam pembacaan cerita, proses pengidentifikasian, pembuatan hubungan dan pemberian label terhadap
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Rec uo:Àes quer da:0" , Es paament oent r el i nhas :s i mpl es , Tabul a es :N oem 0. 2" Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo:À es quer da:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
unsur-unsur cerita dalam dongeng. 3.Produk.
Dilihat dari pemahaman siswa mengenai amanat cerita, prediksi dan verifikasi mereka terhadap prediksi yang mereka susun sesuai dengan amanat cerita
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Rec uo:Àes quer da:0" , Es paament oent r el i nhas :s i mpl es
dalam dongeng. 4.Tugas.
Murid diberi tugas untuk mencari atau menyusun cerita yang memiliki konsekuensi sesuai dengan amanat cerita atau pesan pembelajaran yang
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Rec uo:Àes quer da:0" , Es paament oent r el i nhas :s i mpl es
diberikan. 5.Portfolio.
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
117
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Pengadministrasian penilaian berdasarkan portfolio, yaitu catatan dan analisis
Formatado: Tí t ul o,Rec uo:Àes quer da:0" , Es paament oent r el i nhas :s i mpl es
terhadap perkembangan murid dalam belajar. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
4.3Penyempurnaan Strategi Hipotetik Melalui Tindakan Kelas 4.3.1Tindakan Pertama
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
A. Deskripsi Dan Rekaman Proses Tindakan Kelas
Tindakan kelas pertama dilakukan pada tanggal 20 Desember 2004, jam 08.00
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
– 08.40 WIB di ruang perpustakaan SD Laboratorium UPI Kampus Cibiru. Judul cerita yang dipilih adalah “Air Susu Dibalas dengan Air Tuba.” Kegiatan ini diikuti seluruh siswa (25 orang). Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
A.1
Pemanasan / Apersepsi
Kegiatan bercerita dilakukan di ruang perpustakaan dan sebelum memulai
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
cerita guru menyuruh para siswa untuk duduk dengan posisi yang baik untuk mendengarkan cerita. Para siswa duduk di lantai dengan santai dan memilih tempat kemauannya masing-masing. Proses ini membantu siswa untuk mendapatkan tempat yang relatif nyaman untuk mendengarkan cerita namun karena ruangan yang saat itu digunakan tidak memungkinkan para siswa untuk duduk melingkari guru maka beberapa siswa kurang dapat menikmati cerita dengan nyaman karena terhalang pandangannya kepada guru oleh teman-temannya yang duduk di depan sehingga selain berbicara dengan teman di sebelahnya mereka juga seringkali lebih tertarik untuk memainkan benda-benda yang ada di hadapan mereka.
Formatado: Tí t ul o,Rec uo:Pr i mei r al i nha:0" , Es paament oent r el i nhas :s i mpl es
118
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
119
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
A.2
Pembentukan Konsep
Sebelum bercerita, guru menyebutkan bahwa ia akan menceritakan sebuah
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
cerita berjudul “Air Susu Dibalas Dengan Air Tuba” dan memulai cerita dengan mengisahkan bahwa dahulu kala ketika manusia dapat bercakap-cakap dengan hewan, di India tinggal seorang pengembara bernama Ali. Suatu hari di hutan ia merasa sangat kehausan dan mencari-cari sumur untuk mendapatkan air. Ketika mendapatkan sebuah sumur tua, ia kemudian membersihkan semak yang memenuhi tepi sumur tersebut. Betapa terkejutnya ia ketika melihat seorang pedagang emas bernama Armath, seekor macan, seekor kera dan seekor ular berada dalam sumur tersebut. Katanya kemudian, “Tunggu, aku akan mengambil tali untuk menolong kalian.” Kemudian satu persatu dikeluarkannya dari sumur tersebut. Mereka semua kemudian berjanji akan menolong Ali kelak jika ia membutuhkan pertolongan. Waktu berlalu. Suatu hari Ali yang senang mengembara ini sampai ke sarang macan yang pernah menolongnya, “Hai Ali! Aku punya sesuatu untukmu!” seru Sang Macan. Macan itu kemudian menghadiahi Ali harta karun yang didapatkannya dari seorang pangeran yang hendak memburunya. Pangeran itu melarikan diri ketakutan ketika melihatnya. Kera yang berada di tempat itu juga turut menghadiahkan kacang kepada Ali. Setelah mengucapkan terima kasih, Ali kemudian mengunjungi Armath, pedagang emas yang dahulu diselamatkannya. Ia meminta bantuan Armath untuk menjualkan harta karun yang didapatkannya itu.
Formatado: Tí t ul o,Rec uo:Pr i mei r al i nha:0" , Es paament oent r el i nhas :s i mpl es
120
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Namun kemudian Armath mengadukan kepada raja bahwa Ali adalah pencuri harta sang pangeran sehingga ia dimasukkan ke dalam penjara dan Armath mendapatkan hadiah karena menemukan pencuri harta Sang Pangeran. Di dalam penjara, Ali tiba-tiba teringat akan janji ular yang dahulu dibebaskannya, ia kemudian memanggil Sang Ular dan meminta bantuan, ular itu kemudian menggigit Sang Puteri hingga sakit dan hanya Ali yang dapat menyembuhkannya. Akibat gigitan Sang Ular, Tuan Puteri kemudian jatuh sakit. Dari hari ke hari kesehatannya semakin memburuk, tabib demi tabib dipanggil untuk menyembuhkannya tapi tak seorang pun berhasil. Raja yang mendengar bahwa Ali dapat menyembuhkan gigitan ular kemudian memanggilnya dan Ali dapat menyembuhkan penyakit Tuan Puteri. Setelah peristiwa itu, Ali dan Tuan Puteri menikah dan hidup berbahagia sementara Armath yang memfitnah Ali kemudian dimasukkan ke dalam penjara. Di akahir cerita guru memberikan amanat cerita, bahwa orang yang membalas kebaikan hati dengan kejahatan (Armath) akan mendapatkan hukumannya dan orang yang gemar menolong orang lain (Ali) akan mendapatkan kebahagiaan. Dalam proses bercerita ini guru belum sepenuhnya secara verbal dan gestural memberikan gambaran mengenai karakter dan latar belakang alam dan lingkungan dalam cerita tersebut seperti Ali (pengembara yang baik hati, adegan ia membersihkan sumur tua), Armath (misalnya dengan peniruan suara tertawa atau mimik muka yang jahat), Sang Macan (suara mengaum dan berat), Sang Ular (suara ular yang mendesis-desis), Sang Kera (dengan tingkah
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo: Pr i mei r al i nha:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
121
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
laku yang lucu) maupun gaya Sang Pangeran yang berlari ketakutan ketika dikejar macan. Guru yang menyampaikan cerita terlihat masih ragu dan malumalu untuk mengeksplorasi karakter cerita seperti menirukan suara tokoh dan memainkan mimik saat bercerita. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
A.3
Interpretasi Data
Dalam proses bercerita ini guru memberikan gambaran mengenai hubungan serta implikasi hubungan antara berbagai karakter dan latar belakang (alam dan lingkungan) dalam cerita tersebut misalnya hubungan antara Ali, Armath, Sang Macan, Sang Ular dan Sang Kera (Ali menolong mereka semua untuk keluar dari sumur) termasuk hubungan antara Ali dan Sang Pangeran (misalnya “Ali memberikan hormat kepada Sang Pangeran”). Beberapa hubungan dan implikasi tersebut dapat dimunculkan secara verbal maupun gestural, sayangnya guru yang menyampaikan cerita terlihat masih ragu dan malu-malu untuk mengeksplorasi karakter cerita seperti melakukan peniruan suara tokoh dan memainkan mimik saat bercerita. Selesai bercerita, guru mengajak anak untuk mendiskusikan cerita yang baru disampaikannya, ia mengajukan pertanyaan dan mengkonfirmasikan unsurunsur cerita (misalnya,”Siapakah yang memberikan harta karun kepada Ali?” atau “Bagaimanakah nasib Ali di akhir cerita?”) serta amanat cerita (“bagaimanakah nasib orang yang suka bertindak jahat kepada orang yang menolongnya?”, “apa yang harus dilakukan pada orang yang telah menolong kita?”).
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo: Pr i mei r al i nha:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
122
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
A.4
Pengembangan Konsep (Prediksi dan Konsekuensi)
Guru kemudian mengarahkan pertanyaan-pertanyaannya tadi untuk menggaris bawahi amanat cerita (“kita harus mau membalas kebaikan orang lain dengan kebaikan”), termasuk amanat lain yang didapatkan dari cerita tersebut (misalnya “kita harus mau menolong orang lain karena akan mendapatkan pahala dari Allah”). Dalam cerita ini terdapat beberapa kosakata baru yang mungkin tidak diketahui anak, misalnya kata tuba dan tabib. Dalam bercerita pun, konsentrasi guru lebih terpusat pada alur dan amanat cerita dan belum menyentuh unsurunsur cerita sebagai materi simakan. Hubungan antar unsure cerita yang terjadi dalam proses bercerita ini kemudian berlangsung seperti cerita pada umumnya, yakni bersifat deduktif. Anak mendapatkan gambaran-gambaran terperinci mengenai cerita (tokoh dan latar belakang, kosakata baru) sebagai konsekuensi dan turunan dari keseluruhan cerita. Anak mungkin dapat dengan baik mengambil amanat cerita namun kurang baik memahami unsur cerita yang juga menjadi materi simakan. Permainan mimik muka dan intonasi merupakan bagian penting bercerita yang dapat membantu guru mengendalikan dan mempertahankan minat dan perhatian siswa terhadap cerita yang disampaikan, sehingga meskipun selama proses bercerita, para siswa pada umumnya menyimak cerita dengan baik, namun di antara mereka yang duduk di belakang, nampak jika mereka kurang menyimak cerita dengan baik terlihat bahwa mereka sesekali berbisik-bisik
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo: Pr i mei r al i nha:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
123
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
dengan teman di sebelahnya serta lebih tertarik untuk memainkan benda-benda yang ada di depan mereka daripada menyimak cerita guru. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
124
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
A.5
Penilaian Formatif
Dari hasil evaluasi, mereka dapat menceritakan kembali unsur-unsur cerita (tokoh, latar belakang tempat, karakter protagonis dan antagonis dalam cerita)
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo: Pr i mei r al i nha:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
serta kata-kata kunci, gejala dalam amanat cerita, contoh perilaku yang sesuai dengan amanat cerita serta menanggapi pertanyaan dan ajakan guru dengan baik dan antusias; saat cerita disampaikan pun beberapa anak sempat mengajukan pertanyaan spontan kepada guru atau meneruskan penggalanpenggalan kalimat yang diucapkan guru.
B.Hasil Pengamatan Dan Temuan Selama Proses Bercerita
Dari pengamatan terhadap guru dalam proses mengajar menyimak melalui Story-telling ditemukan beberapa catatan sebagai berikut. Kegiatan pemanasan dilakukan dengan mempersilakan anak untuk duduk 1. sesuai dengan keinginan mereka dan pengantar bahwa mereka akan
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
mendengarkan cerita membuat anak lebih santai dan nyaman saat mendengarkan cerita. Dari hasil diskusi disarankan agar pada proses berikutnya kegiatan bercerita tidak dilakukan di ruang perpustakaan namun dipindahkan ke tempat yang memungkinkan para siswa untuk duduk dengan posisi yang baik untuk mendengarkan cerita Guru telah mempersiapkan cerita sebelumnya namun tidak menyiapkan 2. catatan khusus dan menguasai materi dengan baik sehingga cerita dapat disampaikan dengan baik dan runtut, tanpa keraguan dan kekacauan dalam menyampaikan cerita.
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o
125
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Guru nampaknya masih kurang cekatan dan kurang menguasai keterampilan 3. bercerita. Misalnya dalam mengolah intonasi dan memberikan penekanan (aksentuasi) terhadap pesan utama yang disampaikan melalui cerita tersebut, melakukan penggambaran setiap tokoh mendekati karakter yang sesungguhnya, menampakkan emosi para tokohnya dengan memberi gambaran kepada pendengar bahwa seolah-olah hal itu adalah emosi guru sendiri serta guru masih merasa enggan dan malu menirukan suara binatang atau benda sesuai dengan karakter tokoh maupun latar cerita; guru kemudian disarankan untuk lebih berani berekspresi dalam mengeksplorasi karakter tokoh cerita yang dibawakannya. Guru belum memaksimalkan penggunaan media dan alat bantu untuk 4. memperkuat proses penyampaian cerita dan kepada guru disarankan untuk menggunakan alat bantu yang sekiranya dapat meningkatkan minat anak terhadap proses bercerita. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para siswa diberikan untuk 5. mengevaluasi proses bercerita dan belum ditujukan untuk mengendalikan dan mempertahankan minat dan perhatian siswa terhadap cerita yang disampaikan. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
126
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Temuan dalam pengamatan terhadap siswa dalam proses belajar menyimak melalui story- telling: Kesiapan siswa secara fisik: 1. a.empat siswa (16%) dengan sangat sempurna menyimak cerita, hal ini terlihat dari antusias mereka serta pertanyaan- pertanyaan spontan yang mereka
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o
ucapkan; b.enam siswa (24%) dengan sempurna siap secara fisik menyimak cerita, hal ini terlihat dari mimik muka mereka dalam mendengarkan cerita; c.tujuh siswa (28%) secara fisik cukup siap untuk menyimak terlihat dari cara duduk mereka yang tenang tanpa gangguan dari keadaan sekelilingnya; d.lima siswa (20%) lebih tertarik untuk memainkan benda-benda yang ada di depan mereka sehingga secara fisik kurang siap untuk menyimak; e.tiga siswa (12%) duduknya kurang nyaman, mereka tidak dapat melihat gurunya dengan baik karena terhalang oleh temannya yang lebih besar sehingga secara fisik mereka sangat kurang siap untuk menyimak. Kesiapan siswa untuk siap berkonsentrasi pada tema cerita: 2. a.Tiga siswa (12%) berkonsentrasi dengan sangat baik, terlihat dari pertanyaan dan ungkapan spontan yang mereka berikan; b.empat siswa (16%) terkonsentrasi dengan baik, dapat terlihat dari perubahan air muka, misalnya tertawa dengan spontan kalau ada yang hal yang lucu; c.delapan siswa (32%) cukup terkonsentasi, mereka masih terlihat bercanda dengan teman;
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o, Tabul a es :N oem 0. 25"+ 0. 56" Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o
127
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
d.enam siswa (24%) kurang berkonsentrasi, lebih banyak bermain dari pada menyimak yang kadang menyimak kadang tidak; e.empat siswa (16%) sangat tidak terkonsentrasi terhadap tema cerita terlihat dari ketidak peduliannya terhadap cerita. Kesiapan siswa untuk terlibat dalam materi yang disampaikan: 3. a.empat siswa (16%) terlibat dengan sangat baik dengan materi yang
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o, Tabul a es :N oem 0. 25"+ 0. 56" Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o
disampaikan, ini terlihat dari kemampuan dan ketangkasan mereka dalam menjawab pertanyaan yang disampaikan guru; b.enam siswa (24%) terlibat dengan baik dengan materi yang disampaikan, terlihat dari kemampuan mereka menjawab pertanyaan yang diberikan guru; c.enam siswa (24%) cukup terlibat dengan materi yang disampaikan, terlihat dari antusiasme mereka untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru; d.empat siswa (16%) kurang terlibat dengan materi yang disampaikan, terlihat dari ketidakmampuan mereka untuk menjawab pertanyaan guru dalam proses pembelajaran; e.lima siswa (20%) tidak terlibat dengan materi yang disampaikan, terlihat dari ketidak acuhannya terhadap pertanyaan yang dilontarkan guru. 4. Kesiapan siswa dalam mengambil ide-ide yang mendukung tema cerita:
a.empat siswa (16%) sangat baik dalam mengambil ide-ide yang mendukung tema cerita, ini terlihat dari ketangkasan dan kemantapan mereka dalam memberikan tanggapan terhadap pertanyaan guru dengan kalimat yang runtut;
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o, Tabul a es :N oem 0. 25"+ 0. 56" Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o
128
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
b.lima siswa ( 20 %) dapat mengambil ide-ide yang mendukung tema cerita ini terlihat dari kemampuan mereka memberikan tanggapan terhadap pertanyaan walaupun belum menggunakan kalimat yang runtut; c.lima siswa (20%) cukup dapat menganbil ide-ide yang mendukung tema cerita terlihat dari keinginan mereka untuk memberikan tanggapan terhadap pertanyaan yang diberikan guru walaupun jawaban kurang tepat; d.enam siswa (24%) kurang mampu mengambil ide-ide yang mendukung tema cerita, hal ini terlihat dari ketidak mempuan mereka untuk menanggapi pertanyaan yang diberikan; e.lima siswa (20%) tidak dapat mengambil ide-ide yang mendukung tema cerita, terlihat dari ketidak pedulian mereka terhadap makna cerita. Kemampuan siswa untuk mengevaluasi cerita yang disampaikan: 5. a.tiga siswa (12%) dapat mengevaluasi cerita yang diberikan dengan sangat baik, terlihat dari ketangkasan dan kemantapan mereka dalam memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan guru; b.enam siswa (24%) dapat dengan baik mengevaluasi cerita yang diberikan, terlihat dari kemampuan mereka memberikan tanggapan terhadap pertanyaan yang diberikan guru yang disesuaikan dengan pengetahuan yang telah mereka miliki; c.enam siswa (24%) cukup mampu memberkan evaluasi terhadap cerita yang diberikan, terlihat dari keinginan mereka untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan guru, walaupun belum sempurna;
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o, Tabul a es :N oem 0. 56" Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o
129
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
d.lima siswa (20%) kurang dapat memberikan evaluasi cerita yang disampaikan, terlihat dari kurangnya reaksi mereka untuk menanggapi pertanyaan dan ajakan guru; e.lima siswa (20%) tidak dapat mengevaluasi cerita yang disampaikan, ini terlihat dari tidak adanya perhatian dan tanggapan mereka terhadap pertanyaan dan ajakan yang disampaikan guru. Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
Penilaian Hasil Belajar Siswa. 1.Kemampuan menyebutkan nama tokoh dan setting cerita. Dilakukan dengan menanyakan nama tokoh, tempat di mana cerita ini terjadi serta beberapa lokasi atau benda yang ada dalam cerita. Dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tersebut ditemukan bahwa: a.empat siswa (16%) dapat menyebutkan tokoh-tokoh dan setting dalam cerita dengan lengkap tanpa ada kesalahan; b.lima siswa (20%) dapat menyebutkan tokoh-tokoh dan setting dalam cerita namun masih ada kesalahan; c.tujuh siswa (28%) hanya dapat menyebutkan tokoh-tokoh atau setting cerita saja serta tidak ada kesalahan; d.enam siswa (24%) hanya dapat menyebutkan tokoh-tokoh atau hanya dapat menyebutkan setting cerita nya saja namun terdapat kesalahan; e.tiga siswa ( 15%) tidak dapat menyebutkan tokoh-tokoh maupun setting dalam cerita (tidak menjawab).
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
130
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Kemampuan siswa dalam membuat pengelompokan unsur-unsur cerita 2. dalam cerita yang disampaikan. Ini dilakukan dengan meminta anak memilah karakter tokoh baik (Ali, Macan, Kera dan Ular) dan buruk (Armath) dalam cerita. Dari jawaban yang mereka berikan ditemukan bahwa: a.tiga siswa (15%) dapat mengelompokkon tokoh-tokoh protagonis dan protagonis dalam cerita dengan benar; b.enam siswa (24%) dapat mengelompokkan tokoh-tokoh antagonis dan protagonis dalam cerita namun masih ada kesalahan; c.tujuh siswa (28%) hanya dapat mengelompokkan tokoh-tokoh protagonis atau antagonisnya saja dalam cerita dengan benar; d.lima siswa (20%) hanya dapat mengelompokkan tokoh-tokoh protagonis atau antagonis saja dalam cerita namun masih ada kesalahan; e.empat siswa (16%) tidak dapat mengelompokkan tokoh-tokoh protagonis dan antagonis dalam cerita. Kemampuan siswa untuk mengenali persamaan dan perbedaan di antara 3. beberapa tokoh dalam cerita; dilakukan dengan meminta anak menyebutkan kesamaan dan perbedaan (baik fisik maupun gambaran emosional) di antara tokoh yang terdapat dalam cerita. Dari jawaban yang diberikan para siswa atas pertanyaan tersebut maka diketahui bahwa: a.tiga siswa 15%) dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan di antara tokoh dalam cerita dengan benar, misalnya Ali dan Armath manusia; Macan, Kera dan Ular adalah hewan dan tinggal di hutan; Ali senang mengembara
131
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
sementara Armath tinggal di kota, Ali pengembara yang miskin sementara Raja dan Puteri memiliki kekayaan yang berlimpah; b.enam siswa (24%) dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan di antara tokoh dalam cerita namun masih ada kesalahan, misalnya menganggap bahwa Ali tinggal di hutan; c.delapan siswa ( 32%) hanya dapat menyebutkan persamaan tokoh atau perbedaannya saja dengan benar; d.enam siswa (24%) hanya dapat menyebutkan persamaan atau perbedaannya saja di antara beberapa tokoh dalam cerita namun masih ada kesalahan; e.empat siswa (16%) tidak dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan di antara beberapa tokoh dalam cerita. Kemampuan siswa untuk menyebutkan kata kunci dan gejala-gejala yang 4. menjelaskan amanat cerita. Ini dilakukan guru dengan menanyakan kesan dan pesan utama yang ditangkap anak dalam cerita tersebut. Dari kegiatan ini didapatkan hasil sebagai berikut: a.satu siswa (4%) dapat menyebutkan kata kunci dan gejala-gejala menjelaskan amanat cerita dengan lengkap; b.tujuh siswa (28%) dapat menyebutkan kata kunci dan gejala-gejala yang menjelaskan amanat cerita tapi belum lengkap; c.delapan siswa (32%) hanya dapat menyebutkan kata kunci atau gejala-gejala yang menjelaskan amanat cerita namun masiih ada yang salah; d.lima siswa (20%) menyebutkan kata kunci dan gejala-gejala yang menjelaskan amanat cerita tetapi salah;
132
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
e.lima siswa (20%) tidak dapat menyebutkan kata kunci dan gejala-gejala yang menjelaskan amanat cerita (tidak menjawab). Kemampuan siswa untuk menyebutkan contoh perilaku yang sesuai dengan 5. amanat cerita. Guru melakukan ini dengan meminta anak-anak menyebutkan perilaku yang sesuai dengan amanat cerita yang tadi disampaikan dalam cerita dan hasilnya adalah sebagai berikut: a.dua siswa (8%) menyebutkan lebih dari dua contoh perilaku yang sesuai dengan amanat cerita; b.empat siswa (16%) menyebutkan dua contoh perilaku yang sesuai dengan amanat dalam cerita; c.delapan siswa (32%) menyebutkan satu contoh perilaku yang sesuai dengan amanat dalam cerita; d.enam siswa (24%) menyebutkan contoh perilaku yang sesuai dengan amanat dalam cerita tetapi salah; e.lima siswa (20%) tidak menjawab pertanyaan.
C.Perbaikan yang Dilakukan
Dari evaluasi dan diskusi yang dilakukan oleh peneliti, pengamat, guru dan
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo:À es quer da:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
kepala sekolah dalam tindakan kelas pertama ini didapatkan beberapa saran
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
tindakan untuk meningkatkan kualitas KBM menyimak melalui bercerita. Beberapa saran yang disampaikan kepada guru di antaranya: 1.Sebelum memulai cerita guru diharapkan mengarahkan siswa untuk duduk
dalam suasana yang santai, nyaman dan sesuai dengan tuntutan bercerita,
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
133
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
yang memungkinkan para guru untuk (jika diperlukan) bergerak di antara para siswa ketika menyampaikan cerita. 2.Guru diminta memindahkan kegiatan bercerita dari ruang perpustakaan ke
tempat lain yang memungkinkan. 3.Guru diminta untuk menyiapkan catatan khusus untuk kata-kata yang baru
diketahui oleh siswa sehingga dapat memberikan penekanan pada kata tersebut dalam cerita serta memberikan penjelasan mengenai makna kata tersebut, baik dengan memberikan penjelasan contoh maupun padanan katanya. 4.Guru diminta untuk memperhatikan intonasi dan penekanan (aksentuasi)
terhadap pesan dan amanat cerita, melakukan penggambaran setiap tokoh mendekati karakter yang sesungguhnya, menampakkan emosi para tokohnya dengan memberi gambaran kepada pendengar bahwa seolah-olah hal itu adalah emosi guru sendiri serta diharapkan tidak merasa malu untuk menirukan suara binatang atau benda sesuai dengan karakter tokoh maupun latar cerita. 5.Guru diminta memaksimalkan penggunaan media dan alat bantu untuk
memperkuat proses penyampaian cerita. 6.Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para siswa selain untuk
mengevaluasi proses bercerita juga dimanfaatkan untuk mengendalikan dan mempertahankan minat dan perhatian siswa terhadap cerita yang disampaikan. 7.Guru diminta menyampaikan cerita sesuai dengan alur/pendekatan SIST
setelah sebelumnya diberikan penjelasan mengenai latar belakang, komponen serta strategi yang digunakan dalam pendekatan tersebut.
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o
134
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
8.Guru diminta untuk memperhatikan siswa secara individual sehingga tidak
ada lagi siswa yang yang melamun dan bermain sendiri. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
4.3.2Tindakan Kedua A. Deskripsi dan Rekaman Proses Tindakan Kelas
Tindakan kelas kedua dilakukan pada tanggal 25 Januari 2005, jam 12.30 -
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
13.10 WIB di Ruang BTQ, SD Laboratorium UPI Kampus Cibiru. Judul cerita yang dipilih untuk tindakan kedua ini adalah “Si Miskin dan Si Kaya.” Kegiatan ini diikuti seluruh siswa (25 orang). Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
A.1
Pemanasan / Apersepsi
Sebelum memulai bercerita guru menyuruh para siswa untuk duduk dengan
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
posisi yang baik untuk mendengarkan cerita. Para siswa duduk di lantai dengan santai dan memilih tempat kemauannya masing-masing. Tidak semua siswa dapat menikmati cerita dengan nyaman karena beberapa di antara mereka terhalang pandangannya kepada guru oleh teman-temannya yang duduk di depan sehingga selain berbicara dengan teman di sebelahnya mereka juga seringkali lebih tertarik untuk memainkan benda-benda yang ada di hadapan mereka. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
A.2
Pembentukan Konsep
Guru sebelumnya telah memberitahukan bahwa ia akan menceritakan sebuah cerita berjudul “Orang Kaya dan Orang Miskin” dan memulai cerita dengan
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
135
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
mengajak anak-anak mendeskripsikan secara verbal dan visual ciri-ciri Orang Kaya dan Orang Miskin. Anak-anak menanggapi ajakan ini dengan memberikan beberapa deskripsi mengenai Orang Kaya (“rumahnya besar dan bagus, mobilnya banyak, bajunya bagus, ketika berjalan sering mendongak dan mengangkat kepala, sombong) dan Orang Miskin (‘rumahnya jelek, sakitsakitan, jalannya tertatih-tatih, berjalan menggunakan tongkat, bajunya compang-camping”). Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
A.3
Interpretasi Data
Guru kemudian memulai ceritanya dengan mengisahkan seorang kaya dan
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
seorang miskin yang hidup bertetangga, keduanya digambarkan sesuai deskripsi yang digambarkan anak-anak sebelumnya. Kemudian Orang Kaya tersebut didatangi oleh seorang Kakek (guru menggambarkan secara visual seseorang yang sudah tua, berjalan tertatih-tatih, dengan tongkat dan memiliki janggut yang panjang). Kakek tersebut ternyata seorang asing yang kemalaman dan melalui desa tersebut. Ketika melihat rumah orang kaya yang besar, ia bermaksud menumpang tidur di rumah tersebut, namun orang kaya tersebut kemudian mengusir kakek tersebut dengan kasar (guru menggambarkannya dengan suara yang keras dan telunjuk yang diacung-acungkan). Belum jauh si kakek melanjutkan perjalanannya, Orang Miskin (digambarkan seseorang yang rumahnya sederhana namun gemar menolong orang lain) memanggil dan mengundang Sang Kakek untuk menginap di rumahnya, bahkan tempat tidur
Formatado: Tí t ul o,Rec uo:Pr i mei r al i nha:0" , Es paament oent r el i nhas :s i mpl es
136
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
yang hanya satu-satunya dipersilakan untuk digunakan Sang Kakek. Esoknya Sang Kakek melanjutkan meminta izin melanjutkan perjalanannya dan kemudian Orang Miskin mengantarnya sampai ke batas desa. Di batas desa tersebut, Sang Kakek yang sebenarnya seorang malaikat yang menyamar menjadi manusia kemudian menawarkan untuk mengabulkan tiga permintaan Orang Miskin atas kebaikannya memberikan tempat untuk bermalam. Orang Miskin tersebut kemudian meminta kesehatan, anak-anaknya bisa makan dengan cukup dan sebuah rumah yang indah dan besar, dikelililngi taman dan pepohonan yang lebih baik dari rumah tetangganya (Orang Kaya). Saat ia kembali ke rumah ia melihat bahwa seluruh permintaannya tersebut telah terkabul. Tetangganya, Si Orang Kaya yang mengetahui hal tersebut kemudian memanggil dan menawari Sang Kakek untuk bermalam di rumahnya. Namun karena Sang Kakek menolak, ia memaksa agar Sang Kakek juga bersedia mengabulkan tiga permohonannya. Sang Kakek tersebut kemudian berjanji mengabulkan permohonannya. Namun karena Orang Kaya ini bersifat tamak dan sering berkeluh kesah, ia tidak mendapatkan apa yang diharapkannya seperti apa yang didapatkan Si Orang Miskin. Cerita diakhiri dengan mengulang dan memberikan kesimpulan cerita. Dalam menyampaikan cerita “Orang Miskin dan Orang Kaya” ini guru telah berusaha untuk memberikan gambaran mengenai karakter dan latar belakang alam dan lingkungan dalam cerita tersebut secara verbal dan gestural seperti
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo: Pr i mei r al i nha:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
137
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Orang Kaya (gemuk, sombong dan sering berkata-kata kasar ditambah dengan peniruan suara tertawa dan nada suara yang meremehkan), Orang Miskin yang baik hati (ramah, suka menolong dan berkata-kata halus), Sang Kakek (ditunjukkan guru dengan gaya mengusap janggut, berjalan tertatih-tatih dan suara yang parau), isteri Orang Kaya yang sombong (suara yang kasar dan bernada tinggi), isteri Orang Miskin yang baik hati (suara yang lembut dan sopan) serta suasana rumah orang kaya dan orang miskin. Meskipun begitu, guru belum sepenuhnya berani dan terlihat masih malu mengeksplorasi karakter cerita seperti menirukan suara tokoh dan memainkan mimik saat bercerita. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
A.4
Pengembangan Konsep (Prediksi dan Konsekuensi)
Selesai bercerita, guru mengajak anak untuk mendiskusikan cerita yang baru disampaikannya, membagikan potongan kertas berisi pertanyaan untuk masing-masing anak serta membantu memberikan penjelasan terhadap pertanyaan-pertanyaan atau kata/frasa/kalimat yang dirasakan asing dan sulit bagi anak (misalnya ‘karakter’). Jawaban-jawaban yang telah didiskusikan kemudian dituliskan satu demi satu di papan tulis sesuai dengan panduan pertanyaan yang telah disusun peneliti (semisal “siapakah tokoh-tokoh dalam cerita tadi?” dan “sifatnya tabib bagaimana?” dan sebagainya). Guru kemudian mengarahkan pertanyaannya pada kesan anak terhadap cerita serta amanat cerita (“kita harus mau bekerja keras untuk meraih cita-cita”), termasuk amanat lain yang didapatkan dari
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo: Pr i mei r al i nha:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
138
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
cerita tersebut (misalnya “kita tidak boleh bertindak kasar atau sombong”) dan memprediksi penerapannya pada kasus berbeda (misalnya “kita harus mau belajar sungguh-sungguh untuk meraih cita-cita”). Guru kemudian meminta salah seorang anak untuk menceritakan kembali cerita yang disampaikannya dalam bahasanya sendiri. Dalam cerita kali ini, ada anak yang mengajukan diri dan kemudian disetujui teman-temannya untuk bercerita di depan kelas. Selain secara garis besar bercerita sesuai alur cerita dan meniru serta mengembangkan beberapa contoh bahasa tubuh dan intonasi guru; ia juga menciptakan sendiri beberapa petunjuk gestural lainnya (seperti peniruan suara kuda berlari dengan menepuk-nepuk paha). Setelah selesai bercerita, guru meminta anak-anak lainnya untuk bertepuk tangan. Di akhir kegiatan, guru sekali lagi mengingatkan anak-anak pada amanat cerita serta meminta mereka untuk mencari sifat-sifat lain dalam cerita yang baik untuk diikuti maupun untuk dijauhi. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
A.5
Penilaian Formatif
Sepanjang proses bercerita guru menyempatkan untuk menyampaikan beberapa pertanyaan kepada para siswa untuk mengevaluasi proses bercerita serta mengendalikan dan mempertahankan minat dan perhatian siswa terhadap cerita yang disampaikan. Selama proses bercerita, para siswa pada umumnya menyimak cerita dengan baik, namun di antara mereka yang duduk di belakang, nampak jika mereka kurang menyimak cerita dengan baik terlihat bahwa mereka sesekali berbisik-
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo: Pr i mei r al i nha:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
139
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
bisik dengan teman di sebelahnya serta lebih tertarik untuk memainkan bendabenda yang ada di depan mereka daripada menyimak cerita guru; mereka kadang juga tertawa atas kelucuan yang disampaikan guru. Mereka dapat menceritakan kembali unsur-unsur cerita (tokoh, latar belakang tempat, karakter protagonis dan antagonis dalam cerita), kata-kata kunci, gejala dalam amanat cerita, contoh perilaku yang sesuai dengan amanat cerita serta menanggapi pertanyaan dan ajakan guru dengan baik dan antusias; saat cerita disampaikan pun beberapa pertanyaan spontan sempat diajukan kepada guru. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
B.Hasil Pengamatan Dan Temuan Selama Proses Bercerita
Dari pengamatan terhadap proses bercerita ditemukan bahwa ditemukan beberapa catatan berikut. Dilakukan pemanasan sehingga para siswa dapat diarahkan untuk duduk 1. dalam suasana yang santai, nyaman dan sesuai dengan tuntutan bercerita.
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
Guru telah membuat dan memiliki catatan khusus dan menggunakannya 2. sebagai pengingat untuk terus-menerus memberikan penekanan dan penjelasan mengenai kosa kata yang baru diketahui para siswa. Penekanan ini terutama ditemukan melalui berbagai pengulangan dan penggalan kata. Dilakukan pemanasan (apersepsi) untuk membangun minat awal siswa serta 3. melibatkan mereka dengan cerita yang akan disampaikan. Guru nampaknya masih kurang cekatan dan kurang menguasai keterampilan 4. bercerita. Misalnya dalam mengolah intonasi dan memberikan penekanan
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o
140
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
(aksentuasi) terhadap pesan utama yang disampaikan melalui cerita tersebut, melakukan penggambaran setiap tokoh mendekati karakter yang sesungguhnya, menampakkan emosi para tokohnya dengan memberi gambaran kepada pendengar bahwa seolah-olah hal itu adalah emosi guru sendiri serta guru masih merasa enggan dan malu menirukan suara binatang atau benda sesuai dengan karakter tokoh maupun latar cerita. Guru mulai memanfaatkan penggunaan media dan alat bantu untuk 5. memperkuat proses penyampaian cerita; beberapa gambar yang mewakili tokoh dan latar belakang cerita sesuai tahapan SIST ditampilkan berulang kali sesuai jalannya cerita. Pertanyaan-pertanyaan diajukan kepada para siswa baik sebelum, sesudah 6. maupun di antara cerita yang disampaikan; masing-masing dengan tujuan mempersiapkan, mempertahankan minat serta mengevaluasi hasil belajar menyimak yang dilakukan melalui bercerita. Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
Temuan dalam pengamatan terhadap siswa dalam proses belajar menyimak
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
melalui story-telling: 1. Kesiapan siswa secara fisik;
a.enam orang siswa (24%) dengan sangat sempurna menyimak cerita, hal ini terlihat dari antusias mereka serta pertanyaan- pertanyaan spontan yang mereka ucapkan; b.tujuh orang siswa (28%) dengan sempurna siap secara fisik menyimak cerita, hal ini terlihat dari mimik muka mereka dalam mendengarkan cerita;
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o
141
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
c.delapan orang siswa (32%) secara fisik cukup siap untuk menyimak terlihat dari cara duduk mereka yang tenang tanpa gangguan dari keadaan sekelilingnya; d.tiga orang siswa (12%) lebih tertarik untuk memainkan benda-benda yang ada di depan mereka sehingga secara fisik kurang siap untuk menyimak; e.dua orang siswa (8%) duduk kurang nyaman, mereka terlihat sering merubah sisi duduk, kelihatannya mereka kurang cocok kalau duduk di belakang. Kesiapan siswa untuk siap berkonsentrasi pada tema cerita: 2. a.empat orang siswa (16%) berkonsentrasi dengan sangat baik, terlihat dari
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o, Tabul a es :N oem 0. 56" Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o
pertanyaan dan ungkapan spontan yang mereka berikan; b.enam orang siswa (24%) terkonsentrasi dengan baik, dapat terlihat dari perubahan air muka, misalnya tertawa dengan spontan kalau ada yang hal yang lucu; c.tujuh orang siswa (28%) cukup terkonsentasi, terlihat dari mimik muka mereka; d.lima orang siswa (20%) kurang berkonsentrasi, terlihat dari tingkah mereka yang kadang menyimak kadang tidak; e.tiga orang siswa (12%) sangat tidak terkonsentrasi terhadap tema cerita terlihat dari ketidak peduliannya terhadap cerita. Kesiapan siswa untuk terlibat dalam materi yang disampaikan: 3. a.enam orang siswa (24%) terlibat dengan sangat baik dengan materi yang disampaikan, ini terlihat dari ketangkasan mereka dalam menjawab pertanyaan yang disampaikan guru;
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o, Tabul a es :N oem 0. 56" Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o
142
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
b.lima orang siswa (20%) terlibat dengan baik dengan materi yang disampaikan, terlihat dari kemampuan mereka menjawab pertanyaan yang diberikan guru; c.tujuh orang siswa (32%) cukup terlibat dengan materi yang disampaikan, terlihat dari antusiasme mereka untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru; d.tiga orang siswa (12%) kurang terlibat dengan materi yang disampaikan, terlihat dari ketidakmampuan mereka untuk menjawab pertanyaan guru dalam proses pembelajaran; e.empat orang siswa (16%) tidak terlibat dengan materi yang disampaikan, terlihat dari ketidakacuhannya terhadap pertanyaan yang dilontarkan guru. Kesiapan siswa dalam mengambil ide-ide yang mendukung tema cerita: 4. a.lima orang siswa (20 %) sangat baik dalam mengambil ide-ide yang mendukung tema cerita, ini terlihat dari ketangkasan dan kemantapan mereka dalam memberikan tanggapan terhadap pertanyaan guru; b.tujuh orang siswa (28 %) dapat mengambil ide-ide yang mendukuing tema cerita dengan baik namun susunan kalimatnya belum runtut; c.lima orang siswa (20%) cukup dapat mengambil ide-ide yang mendukung tema cerita terlihat dari keinginan mereka untuk memberikan tanggapan terhadap pertanyaan yang diberikan guru, namun masih kelihatan ragu-ragu; d.lima orang siswa (20%) kurang mampu mengambil ide-ide yang mendukung tema cerita terlihat dari kekurangmampuan dia menanggapi pertanyaan guru;
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o, Tabul a es :N oem 0. 56" Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o
143
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
e.tiga orang siswa (12%) tidak dapat mengambil ide-ide yang mendukung tema cerita, terlihat dengan ketidak pedulian mereka terhadap pertanyaan yang diajukan guru. Kemampuan siswa untuk mengevaluasi cerita yang disampaikan: 5. a.lima orang siswa (20%) dapat mengevaluasi cerita yang diberikan dengan
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o, Tabul a es :N oem 0. 56" Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o
sangat baik, terlihat dari ketangkasan dan kemantapan mereka dalam memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan guru; b.tujuh orang siswa (28%) dapat dengan baik mengevaluasi cerita yang
diberikan, terlihat dari kemampuan mereka memberikan tanggapan terhadap pertanyaan yang diberikan guru yang disesuaikan dengan pengetahuan yang telah mereka miliki; c. lima orang siswa (20%) cukup mampu memberkan evaluasi terhadap cerita
yang diberikan, terlihat dari keinginan mereka untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan guru, walaupun belum sempurna; d.empat orang siswa (16%) kurang dapat memberikan evaluasi cerita yang
disampaikan, terlihat dari kurangnya reaksi mereka untuk menanggapi pertanyaan dan ajakan guru; e.empat orang siswa (16%) tidak dapat mengevaluasi cerita yang disampaikan,
ini terlihat dari tidak adanya perhatian dan tanggapan mereka terhadap pertanyaan dan ajakan yang disampaikan guru. Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
144
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Penilaian Hasil Belajar Siswa. 1.
Kemampuan menyebutkan nama tokoh dan setting cerita. Dilakukan dengan menanyakan nama tokoh, tempat di mana cerita ini terjadi serta
Formatado: Tí t ul o,Rec uo:Àes quer da:0" , Pr i mei r al i nha:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
beberapa lokasi atau benda yang ada dalam cerita. Dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tersebut ditemukan bahwa Kemampuan menyebutkan nama tokoh dan setting cerita: a.lima siswa (20%) dapat menyebutkan tokoh-tokoh dan setting dalam cerita dengan lengkap tanpa ada kesalahan; b.enam siswa (24%) dapat menyebutkan tokoh-tokoh dan setting dalam cerita namun masih ada kesalahan; c.tujuh siswa (28%) hanya dapat menyebutkan tokoh-tokoh atau setting cerita saja serta tidak ada kesalahan; d.lima siswa (20%) hanya dapat menyebutkan tokoh-tokoh atau hanya dapat menyebutkan setting ceritanya saja namun terdapat kesalahan; e.dua siswa ( 10%) tidak dapat menyebutkan tokoh-tokoh maupun setting dalam cerita (tidak menjawab). 2.Kemampuan siswa dalam membuat pengelompokan unsur-unsur cerita dalam cerita yang disampaikan. Ini dilakukan dengan meminta anak memilah karakter tokoh baik (Orang Miskin) dan buruk (Orang Kaya) dalam cerita. Dari jawaban yang mereka berikan ditemukan bahwa: a.lima siswa (20%) dapat mengelompokkon tokoh-tokoh protagonis dan protagonis dalam cerita dengan benar;
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
145
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
b.tujuh siswa (28%) dapat mengelompokkan tokoh-tokoh antagonis dan protagonis dalam cerita namun masih ada kesalahan; c.enam siswa (24%) hanya dapat mengelompokkan tokoh-tokoh protagonis atau antagonisnya saja dalam cerita dengan benar; d.empat siswa (16%) hanya dapat mengelompokkan tokoh-tokoh protagonis atau antagonis saja dalam cerita namun masih ada kesalahan; e.Tiga siswa (12%) tidak dapat mengelompokkan tokoh-tokoh protagonis dan antagonis dalam cerita. 3.Kemampuan siswa untuk mengenali persamaan dan perbedaan di antara beberapa tokoh dalam cerita: a.empat siswa (12%) dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan di antara tokoh dalam cerita dengan benar; b.enam siswa (24%) dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan di antara tokoh dalam cerita namun masih ada kesalahan; c.enam siswa ( 24%) hanya dapat menyebutkan persamaan tokoh atau perbedaannya saja dengan benar; d.enam siswa (24%) hanya dapat menyebutkan persamaan atau perbedaannya saja di antara beberapa tokoh dalam cerita namun masih ada kesalahan; e.tiga siswa (12%) tidak dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan di antara beberapa tokoh dalam cerita. 4.Kemampuan siswa untuk menyebutkan kata kunci dan gejala-gejala yang menjelaskan amanat cerita. Ini dilakukan guru dengan menanyakan kesan dan
146
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
pesan utama yang ditangkap anak dalam cerita tersebut. Dari kegiatan ini didapatkan hasil sebagai berikut: a.lima siswa (4%) dapat menyebutkan kata kunci dan gejala-gejala menjelaskan amanat cerita dengan lengkap; b.delapan siswa (32%) dapat menyebutkan kata kunci dan gejala-gejala yangmenjelaskan amanat cerita tapi belum lengkap; c.tujuh siswa (28%) hanya dapat menyebutkan kata kunci atau gejala-gejala yang menjelaskan amanat cerita namun masiih ada yang salah; d.empat siswa (16%) menyebutkan kata kunci dan gejala-gejala yang menjelaskan amanat cerita tetapi salah; e.tiga siswa (12%) tidak dapat menyebutkan kata kunci dan gejala-gejala yang menjelaskan amanat cerita (tidak menjawab). 5.Kemampuan siswa untuk menyebutkan contoh perilaku yang sesuai dengan amanat cerita; dilakukan dengan meminta anak menyebutkan sifat, sikap maupun perilaku yang sesuai dengan amanat cerita. Dari jawaban anak, didapatkan hasil sebagai berikut: a.tiga siswa (12%) lebih dari dua contoh perilaku yang sesuai dengan amanat dalam cerita, seperti rajin belajar, mau bekerja dengan sungguh-sungguh, bersedia menolong orang yang sedang kesulitan; b.lima siswa (20%) menyebutkan dua contoh perilaku yang sesuai dengan amanat dalam cerita; c.delapan siswa (32%) menyebutkan satu contoh pereilaku yang sesuai dengan amanat dalam cerita;
147
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
d.lima siswa (20%) menyebutkan contoh perilaku yang sesuai dengan amanat dalam cerita tetapi salah; e.empat siswa (16%) tidak menjawab pertanyaan. C.Perbaikan yang Dilakukan
Dari evaluasi dan diskusi berdasarkan tindakan kelas kedua ini didapatkan
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
beberapa saran dan masukan untuk meningkatkan kualitas KBM menyimak melalui bercerita, khususnya melalui strategi SIST ini. Beberapa kesimpulan dan saran yang didapatkan di antaranya: Proses apersepsi yang dirancang dengan baik mampu membangkitkan 1. perhatian dan sikap kritis terhadap terhadap proses KBM yang dilaksanakan karena materi yang disampaikan dirasakan sesuai dengan minat dan kebutuhan diri anak. Pengendalian proses bercerita dengan berulang kali mengajukan pertanyaan, 2. sejak sebelum proses bercerita, di tengah-tengah proses bercerita maupun sesudah nya dapat mempertahankan dorongan atau motivasi anak untuk melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kebutuhan proses KBM menyimak maupun amanat cerita yang disampaikan. 3. Pendekatan induktif mampu mempertahankan konsentrasi atau keinginan
untuk untuk memusatkan perhatian yang terus menerus kepada suatu pembicaraan, tema atau bahan simakan tertentu, karena anak tidak terpaku pada garis besar tercerita namun mendapatkan informasi yang lebih terperinci mengenai unsur-unsur cerita dan belajar membangun hubungan di antara unsur tersebut.
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
148
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Alat bantu bermanfaat untuk menjadi mengingat dan penghubung di antara 4. bagian cerita serta memberikan suasana yang mendukung terhadap pembentukan suasana cerita. Guru masih perlu memperhatikan intonasi dan penekanan (aksentuasi) 5. terhadap pesan dan amanat cerita serta belajar menggambarkan atau mengekspresikan setiap tokoh mendekati karakter yang sesungguhnya serta mengelola emosi para tokohnya dengan memberi gambaran kepada pendengar bahwa seolah-olah hal itu adalah emosi guru sendiri serta diharapkan tidak merasa malu untuk menirukan suara binatang atau benda sesuai dengan karakter tokoh maupun latar cerita. Pemilihan cerita dalam pembelajaran menyimak yang telah diprogramkan 6. sebelumnya mampu menarik minat dan kebutuhan siswa. Diperlukan persiapan yang khusus dan memadai mempersiapkannya sebelum 7. guru masuk kelas dan menyampaikan cerita; tidak cukup hanya dengan mengetahui rangkaian peristiwa dan jalan cerita, lalu masuk kelas dan menyampaikannya. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
4.3.3Tindakan Ketiga A. Deskripsi dan Rekaman Proses Tindakan Kelas
Cerita ini disampaikan dalam tindakan kelas ketiga pada tanggal 1 Maret 2005, jam 08.00 – 08.40 WIB di ruang relaksasi SD Laboratorium UPI Kampus Cibiru. Kegiatan ini diikuti seluruh siswa (25 orang) dengan mengambil cerita “Raja Yang Susah Tidur”. Melalui kisah ini selain amanat cerita, guru akan
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
149
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
menyampaikan materi kosakata, yaitu kata-kata yang berkaitan dengan memotong, diantaranya menebang, membelah, menggergaji dan mengiris. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
150
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
A.1
Pemanasan / Apersepsi
Guru sebelumnya telah memberitahukan bahwa ia akan menceritakan sebuah
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
cerita berjudul “Raja yang Susah Tidur.” Sebelum memulai cerita guru meminta para siswa untuk duduk dengan posisi yang menurut mereka baik dan nyaman untuk mendengarkan cerita. Para siswa kemudian duduk di bawah dengan santai membentuk setengah lingkaran menghadap kepada guru. Para siswa terlihat relatif nyaman karena pandangan mereka kepada guru tidak terhalang dan tidak terganggu oleh suasana di sekitarnya. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
A.2
Pembentukan Konsep
Guru memulai cerita dengan memperkenalkan tokoh-tokoh utama yang berperan dalam kisah “Raja yang Susah Tidur” dan mengajak anak berimajinasi dengan karakter-karakter (menurut kalian, bagaimana ya ciri-ciri orang yang tidak bisa tidur?”) serta latar belakang cerita tersebut (“menurut kalian, raja itu istananya bagus atau tidak?”). Setelah satu demi satu karakter dan latar belakang cerita sesuai dengan yang ada dalam catatan guru tergambarkan, guru kemudian masuk pada alur cerita dengan mengisahkan seorang raja yang kesulitan untuk tidur sehingga kemudian menyuruh bawahan-bawahannya untuk mencari untuk menolongnya tidur. Kemudian berturut-turut diceritakan beberapa tabib yang berusaha menolong namun tidak mampu sehingga raja akhirnya meninggalkan istana dan mencari sendiri obatnya sampai bertemu dan disembuhkan oleh penebang kayu. Cerita diakhiri dengan mengulang dan memberikan kesimpulan cerita.
151
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Guru berusaha secara verbal dan gestural memberikan gambaran mengenai karakter dan latar belakang alam dan lingkungan dalam cerita tersebut seperti
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo: Pr i mei r al i nha:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
raja (gemuk, putih dan berkumis), tabib yang sombong (dengan peniruan suara tertawa dan nada suara yang meremehkan), penebang kayu yang bahagia (mau bekerja keras, bersenang hati), mandor hutan yang galak (suara yang kasar dan bernada tinggi), suasana hutan yang sejuk (dengan kata dingin, banyak suara burung, banyak pohon), suara pohon yang sedang ditebang (“pak, bletak, bletak, bletak”), raja yang akhirnya kelelahan (ditunjukkan guru dengan gaya mengusap keringat, suara yang terengah-engah, tertidur mendengkur dan bersandar di dinding). Selain itu, guru dalam bercerita secara berulang-ulang menggambarkan aktivitas memotong, menebang, membelah dan menggergaji (penebang kayu) serta mengiris (tabib mengiris sayur-sayuran sebagai obat). Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
A.3
Interpretasi Data
Selesai bercerita, guru mengajak anak untuk mendiskusikan cerita yang baru disampaikannya, membagikan potongan kertas berisi pertanyaan untuk masing-masing anak serta membantu memberikan penjelasan terhadap pertanyaan-pertanyaan atau kata/frasa/kalimat yang dirasakan asing dan sulit bagi anak (misalnya ‘karakter’). Jawaban-jawaban yang telah didiskusikan kemudian dituliskan satu demi satu di papan tulis sesuai dengan panduan pertanyaan yang telah disusun peneliti (semisal “siapakah tokoh-tokoh dalam cerita tadi?” dan “sifatnya tabib bagaimana?” dan sebagainya). Guru kemudian mengarahkan pertanyaannya
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo: Pr i mei r al i nha:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
152
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
pada (a) kesan anak terhadap cerita serta amanat cerita (“kita harus mau bekerja keras untuk meraih cita-cita”), termasuk amanat lain yang didapatkan dari cerita tersebut (misalnya “kita tidak boleh bertindak kasar atau sombong”) dan memprediksi penerapannya pada kasus berbeda (misalnya “kita harus mau belajar sungguh-sungguh untuk meraih cita-cita”) serta (b) kosakata memotong dan berbagai turunan variannya; yakni menebang, membelah, menggergaji dan mengiris. Guru kemudian meminta salah seorang anak untuk menceritakan kembali cerita yang disampaikannya dalam bahasanya sendiri. Dalam cerita kali ini, ada anak yang mengajukan diri dan kemudian disetujui teman-temannya untuk bercerita di depan kelas. Selain secara garis besar bercerita sesuai alur cerita dan meniru serta mengembangkan beberapa contoh bahasa tubuh dan intonasi guru; ia juga mencipatkan sendiri beberapa petunjuk gestural lainnya (seperti peniruan suara kuda berlari dengan menepuk-nepuk paha). Setelah selesai bercerita, guru meminta anak-anak lainnya untuk bertepuk tangan. Di akhir kegiatan, guru sekali lagi mengingatkan anak-anak pada amanat cerita serta meminta mereka untuk mencari sifat-sifat lain dalam cerita yang baik untuk diikuti maupun untuk dijauhi. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
A.4
Pengembangan Konsep (Prediksi dan Konsekuensi)
Sepanjang proses bercerita guru menyempatkan untuk menyampaikan beberapa pertanyaan kepada para siswa untuk mengevaluasi proses bercerita
153
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
serta mengendalikan dan mempertahankan minat dan perhatian siswa terhadap cerita yang disampaikan. Pertanyaan yang diajukan selain berhubungan dengan unsur-unsur cerita (tokoh, latar belakang tempat, karakter protagonis dan antagonis dalam cerita),
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo: Pr i mei r al i nha:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
kata-kata kunci dan gejala dalam amanat cerita juga diarahkan pada contoh perilaku yang sesuai dengan amanat cerita. Berkaitan dengan dengan contoh kosakata yang diberikan sebagai materi simakan, meskipun konsep kosakata yang disampaikan tidak diulang kembali oleh anak, namun semua anak mengingat dengan baik beberapa kata yang digunakan untuk menjelaskan “memotong” dalam cerita tersebut, termasuk beberapa contoh dan penggunaan alat dalam proses tersebut (misalnya sayuran dan pisau, kertas dan gunting serta kapak dan kayu). Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
A.5
Penilaian Formatif
Penilaian dilakukan baik selama proses bercerita maupun sesudah proses bercerita dilakukan. Sepanjang proses bercerita guru menyempatkan untuk menyampaikan beberapa pertanyaan kepada para siswa untuk mengevaluasi proses bercerita serta mengendalikan dan mempertahankan minat dan perhatian siswa terhadap cerita yang disampaikan. Selama proses tersebut, para siswa menyimak cerita dengan baik, walaupun ada saja di antara mereka yang sesekali memainkan benda-benda yang ada di depan mereka; mereka kadang juga tertawa atas kelucuan yang disampaikan guru. Mereka dapat menceritakan kembali unsur-unsur cerita (tokoh, latar
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo: Pr i mei r al i nha:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
154
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
belakang tempat, karakter protagonis dan antagonis dalam cerita), kata-kata kunci, gejala dalam amanat cerita, contoh perilaku yang sesuai dengan amanat cerita serta menanggapi pertanyaan dan ajakan guru dengan baik dan antusias; saat cerita disampaikan pun beberapa pertanyaan spontan sempat diajukan kepada guru. Meskipun konsep kosakata yang disampaikan tidak diulang kembali oleh anak, namun semua anak mengingat dengan baik beberapa kata yang digunakan untuk menjelaskan “memotong” dalam cerita tersebut.
B.Hasil Pengamatan dan Temuan Selama Proses Bercerita
Beberapa hasil pengamatan terhadap guru dalam proses mengajar menyimak yang dilakukan adalah:
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
Kegiatan bercerita dilakukan di ruang rileksasi dan sebelum memulai cerita 1.
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o
guru memberikan arahan kepada para siswa untuk duduk dengan posisi yang
Formatados: Mar c ador esenumer a o
baik untuk mendengarkan cerita. para siswa kemudian duduk di bawah dengan santai membentuk setengah lingkaran. Guru telah mempersiapkan cerita sebelumnya namun serta menyiapkan 2. catatan khusus dan menguasai materi dengan baik sehingga cerita dapat disampaikan dengan baik dan runtut, tanpa keraguan dan kekacauan dalam menyampaikan cerita. Guru nampaknya sudah mulai menguasai keterampilan bercerita. misalnya 3. dalam mengolah intonasi dan memberikan penekanan (aksentuasi) terhadap pesan utama yang disampaikan melalui cerita tersebut, melakukan
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o
155
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
penggambaran setiap tokoh mendekati karakter yang sesungguhnya, namun guru belum begitu baik memerankan emosi para tokohnya dengan memberi gambaran kepada pendengar bahwa seolah-olah hal itu adalah emosi guru sendiri serta guru masih merasa enggan dan malu menirukan suara binatang atau benda sesuai dengan karakter tokoh maupun latar cerita. Guru belum memaksimalkan penggunaan media dan alat bantu untuk 4. memperkuat proses penyampaian cerita. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para siswa diberikan untuk 5. mengevaluasi proses bercerita dan untuk mengendalikan dan mempertahankan minat dan perhatian siswa terhadap cerita yang disampaikan. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
Temuan dalam pengamatan terhadap siswa dalam proses belajar menyimak melalui story-telling: Kesiapan siswa secara fisik. Secara fisiik hampir semua siswa sudah duduk 1. dalam posisi nyaman, mereka dapat melihat gurunya dengan baik. a.sepuluh orang siswa (40%) dengan sangat sempurna menyimak cerita, hal ini
terlihat dari antusias mereka serta pertanyaan- pertanyaan spontan yang mereka ucapkan; b.sembilan orang siswa (36%) dengan sempurna siap secara fisik menyimak
cerita, hal ini terlihat dari mimik muka mereka dalam mendengarkan cerita; c. empat orang siswa (16%) secara fisik cukup siap untukmenyimak terlihat dari
cara duduk mereka yang tenang tanpa gangguan dari keadaan sekelilingnya;
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o
156
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
d.dua orang siswa (8%) lebih tertarik untuk memainkan benda-benda yang ada
di depan mereka sehingga secara fisik kurang siap untuk menyimak. Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o, Tabul a es :N oem 0. 56"
157
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Kesiapan siswa untuk siap berkonsentrasi pada tema cerita: 2. a.delapan orang siswa (32%) berkonsentrasi dengan sangat baik, terlihat dari
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o
pertanyaan dan ungkapan spontan yang mereka berikan; b.sembilan orang siswa (36%) terkonsentrasi dengan baik, dapat terlihat dari perubahan air muka, misalnya tertawa dengan spontan kalau ada yang hal yang lucu; c.lima orang siswa (20%) cukup terkonsentasi, terlihat dari mimik muka mereka; d.dua orang siswa (8%) kurang berkonsentrasi, terlihat dari tingkah mereka yang kadang menyimak kadang tidak; e.satu orang siswa (4%) sangat tidak terkonsentrasi terhadap tema cerita terlihat dari ketidak peduliannya terhadap cerita. Kesiapan siswa untuk terlibat dalam materi yang disampaikan: 3. a.tujuh orang siswa (28%) terlibat dengan sangat baik dengan materi yang disampaikan, ini terlihat dari ketangkasan mereka dalam menjawab pertanyaan yang disampaikan guru; b.sembilan orang siswa (36%) terlibat dengan baik dengan materi yang disampaikan, terlihat dari kemampuan mereka menjawab pertanyaan yang diberikan guru; c.enam orang siswa (24%) cukup terlibat dengan materi yang disampaikan, terlihat dari antusiasme mereka untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru;
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o, Tabul a es :N oem 0. 56" Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o
158
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
d.dua orang siswa (8%) kurang terlibat dengan materi yang disampaikan, terlihat dari ketidakmampuan mereka untuk menjawab pertanyaan guru dalam proses pembelajaran; e.satu orang siswa (4%) tidak terlibat dengan materi yang disampaikan, terlihat dari ketidakacuhannya terhadap pertanyaan yang dilontarkan guru. Kesiapan siswa dalam mengambil ide-ide yang mendukung tema cerita: 4. a.delapan orang siswa (32%) sangat baik dalam mengambil ide-ide yang
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o, Tabul a es :N oem 0. 56" Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o
mendukung tema cerita, ini terlihat dari ketangkasan dan kemantapan mereka dalam memberikan tanggapan terhadap pertanyaan guru; b.sembilan orang siswa ( 36%) dapat mengambil ide-ide yang mendukung tema cerita; c.lima orang siswa (20%) cukup dapat menganbil ide-ide yang mendukung tema cerita terlihat dari keinginan mereka untuk memberikan tanggapan terhadap pertanyaan yang diberikan guru; d.dua orang siswa (8%) kurang mampu mengambil ide-ide yang mendukung tema cerita; e.satu orang siswa (4%) tidak dapat mengambil ide-ide yang mendukung tema cerita, terlihat dengan ketidak pedulian mereka terhadap pertanyaan yang diajukan guru. Kemampuan siswa untuk mengevaluasi cerita yang disampaikan: 5. a.sepuluh orang siswa (40%) dapat mengevaluasi cerita yang diberikan dengan sangat baik, terlihat dari ketangkasan dan kemantapan mereka dalam memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan guru;
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o, Tabul a es :N oem 0. 56" Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o
159
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
b.sembilan orang siswa (36%) dapat dengan baik mengevaluasi cerita yang diberikan, terlihat dari kemampuan mereka memberikan tanggapan terhadap pertanyaan yang diberikan guru yang disesuaikan dengan pengetahuan yang telah mereka miliki; c.tiga orang siswa (12%) cukup mampu memberkan evaluasi terhadap cerita yang diberikan, terlihat dari keinginan mereka untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan guru, walaupun belum sempurna; d.dua orang siswa (8%) kurang dapat memberikan evaluasi cerita yang disampaikan, terlihat dari kurangnya reaksi mereka untuk menanggapi pertanyaan dan ajakan guru; e.satu orang siswa (4%) tidak dapat mengevaluasi cerita yang disampaikan, ini terlihat dari tidak adanya perhatian dan tanggapan mereka terhadap pertanyaan dan ajakan yang disampaikan guru. Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
Penilaian Hasil Belajar Siswa. 1.Kemampuan menyebutkan nama tokoh dan setting cerita, dilakukan dengan meminta anak menyebutkan nama-nama pelaku, latar belakang waktu serta alam yang ada dalam cerita tersebut. Dari jawaban-jawaban anak terhadap pertanyaan tersebut ditemukan bahwa: a.sepuluh siswa (40%) dapat menyebutkan tokoh-tokoh dan setting dalam cerita dengan lengkap tanpa ada kesalahan; b.delapan siswa (32%) dapat menyebutkan tokoh-tokoh dan setting dalam cerita namun masih ada kesalahan;
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
160
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
c.lima siswa (20%) hanya dapat menyebutkan tokoh-tokoh atau setting cerita saja serta tidak ada kesalahan; d.dua siswa (8%) hanya dapat menyebutkan tokoh-tokoh atau hanya dapat menyebutkan setting ceritanya saja namun terdapat kesalahan; e.tidak ada siswa (0%) yang tidak dapat menyebutkan tokoh-tokoh maupun setting dalam cerita (tidak menjawab). 2.Kemampuan siswa dalam membuat pengelompokan unsur-unsur cerita dalam cerita yang disampaikan. Ini dilakukan dengan meminta anak memilah karakter tokoh baik (Raja, Penebang Kayu) dan buruk (Tabib dan Mandor) dalam cerita. Dari jawaban yang mereka berikan ditemukan bahwa: a.sembilan siswa (36%) dpt mengelompokkon tokoh-tokoh protagonis dan protagonis dalam cerita dengan benar; b.tujuh siswa (28%) dapat mengelompokkan tokoh-tokoh antagonis dan protagonis dalam cerita namun masih ada kesalahan; c.lima siswa (20%) hanya dapat mengelompokkan tokoh-tokoh protagonis atau antagonisnya saja dalam cerita dengan benar; d.tiga siswa (12%) hanya dapat mengelompokkan tokoh-tokoh protagonis atau antagonis saja dalam cerita namun masih ada kesalahan; e.satu siswa (4%) tidak dapat mengelompokkan tokoh-tokoh protagonis dan antagonis dalam cerita. 3.Kemampuan siswa untuk mengenali persamaan dan perbedaan di antara beberapa tokoh dalam cerita, baik persamaan dan perbedaan fisik maupun emosional di antara para tokohnya:
161
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
a.delapan siswa (32%) dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan di antara tokoh dalam cerita dengan benar; b.tujuh siswa (28%) dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan di antara tokoh dalam cerita namun masih ada kesalahan; c.tujuh siswa (28%) hanya dapat menyebutkan persamaan tokoh atau perbedaannya saja dengan benar; d.dua siswa (8%) hanya dapat menyebutkan persamaan atau perbedaannya saja di antara beberapa tokoh dalam cerita namun masih ada kesalahan; e.satu siswa (4%) tidak dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan di antara beberapa tokoh dalam cerita. 4.Kemampuan siswa untuk menyebutkan kata kunci dan gejala-gejala yang menjelaskan amanat cerita. Ini dilakukan guru dengan menanyakan kesan dan pesan utama yang ditangkap anak dalam cerita tersebut. Dari kegiatan ini didapatkan hasil sebagai berikut: a.tujuh siswa (28%) dapat menyebutkan kata kunci dan gejala-gejala menjelaskan amanat cerita dengan lengkap; b.delapan siswa (32%) dapat menyebutkan kata kunci dan gejala-gejala yang menjelaskan amanat cerita tapi belum lengkap; c.tujuh siswa (28%) hanya dapat menyebutkan kata kunci atau gejala-gejala yang menjelaskan amanat cerita namun masiih ada yang salah; d.dua siswa (8%) menyebutkan kata kunci dan gejala-gejala yang menjelaskan amanat cerita tetapi salah;
162
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
e.satu siswa (4%) tidak dapat menyebutkan kata kunci dan gejala-gejala yang menjelaskan amanat cerita (tidak menjawab). 5.Kemampuan siswa untuk menyebutkan contoh perilaku yang sesuai dengan amanat cerita. Dilakukan dengan meminta anak menyebutkan kegiatan seharihari yang sesuai dengan contoh dan amanat cerita. Dari jawaban yang diberikan anak, didapatkan hasil sebagai berikut: a.tujuh siswa (28%) lebih dari dua contoh perilaku yang sesuai dengan amanat dalam cerita; b.delapan siswa (32%) menyebutkan dua contoh perilaku yang sesuai dengan amanat dalam cerita; c.lima siswa (20%) menyebutkan satu contoh perilaku yang sesuai dengan amanat dalam cerita; d.tiga siswa (12%) menyebutkan contoh perilaku yang sesuai dengan amanat dalam cerita tetapi salah; e.dua siswa (8%) tidak menjawab pertanyaan. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
C.Perbaikan yang Dilakukan
Dari evaluasi dan diskusi yang dilakukan oleh peneliti, pengamat, guru dan kepala sekolah dalam tindakan kelas pertama ini didapatkan beberapa saran tindakan untuk meningkatkan kualitas KBM menyimak melalui bercerita. Beberapa kesimpulan dan saran yang dapat diambil adalah:
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
163
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
Pada awal pengenalan tokoh dan setting cerita, keterampilan dalam 1. menghayati perlu ditingkatkan lagi untuk lebih memusatkan serta membawa
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
siswa ke situasi yang sebenarnya. Sewaktu bercerita, ada pertanyaan spontan dari siswa harus ditanggapi, 2. namun tidak memutuskan jalannya cerita. Walaupun agak sulit namun sangat diharapkan supaya guru tidak ragu-ragu 3. menirukan suara binatang. Waktu bercerita harus menjadi perhatian karena mempengaruhi konsentrasi 4. siswa, ini terlihat saat tindakan kedua dilaksanakan waktunya jam 11.00 WIB menjelang istirahat, guru agak kesulitan memusatkan perhatian siswa. Siswa laki-laki lebih cenderung menyenangi cerita binatang sedangkan siswa 5. perempuan cenderung menyenangi cerita tentang putri dan raja. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
4.4Perbaikan-Perbaikan yang Dihasilkan Kegiatan Pembelajaran Selama Uji
Coba Pemberian Tindakan Kelas 4.4.1Perbaikan yang Dilakukan Berkaitan Dengan Kebutuhan dan Hambatan
Guru Dalam Melaksanakan Proses Belajar Mengajar Menyimak Dengan Bercerita. a.Pada umumnya kegiatan bercerita selalu dilakukan di dalam kelas. Saat
pemberian tindakan kelas, kegiatan bercerita tidak selalu dilakukan di dalam kelas dan terlihat membantu meningkatkan kesiapan anak untuk mengikuti cerita sebagai bagian dari pembelajaran menyimak.
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
164
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
b.Jika sebelumnya para guru tidak secara khusus memposisikan siswa dengan
posisi yang baik untuk mendengarkan cerita dan mereka tidak berpindahpindah tempat sesuai dengan jalannya cerita, maka dari hasil pengamatan selama tindakan kelas, guru disarankan untuk melakukan apersepsi (pemanasan) sebelumnya misalnya dengan meminta anak-anak memilih tempat duduk yang santai, nyaman dan sesuai dengan tuntutan bercerita, yang memungkinkan para guru untuk (jika diperlukan) bergerak di antara para siswa ketika menyampaikan cerita serta guru tidak berdiri di satu tempat saja ketika menyampaikan cerita, namun berjalan berkeliling untuk menjaga perhatian dan minat anak. c.Dalam menyampaikan cerita guru diminta menggunakan bahasa sehari-hari
dengan tujuan mudah dipahami oleh siswa dan menyiapkan catatan khusus mengenai kata-kata yang dianggap sulit dan asing bagi anak. d.Guru disarankan untuk tidak ragu-ragu mengolah intonasi dan mimic
mereka ketika menyampaikan cerita dan memberikan penekanan (aksentuasi) terhadap pesan utama yang disampaikan melalui cerita tersebut sehingga dapat menggambarkan setiap tokoh mendekati gambaran yang sesungguhnya, dan memperlihatkan karakternya seperti dalam cerita. e. Guru disarankan untuk mampu menampakkan emosi para tokohnya dengan
memberi gambaran kepada pendengar bahwa seolah-olah hal itu adalah emosi guru sendiri. f.Guru disarankan untuk tidak merasa enggan dan malu menirukan suara
binatang atau benda sesuai dengan yang diinginkan dalam cerita karena
165
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
bercerita dengan penggambaran yang baik adalah bagian dari pekerjaan guru yang merupakan pekerjaan yang mulia. g.Guru diminta mengenali kebiasaan bertutur lisan mereka, termasuk
kebiasaan mengucapkan atau mengeluarkan ungkapan spontan secara berulang-ulang seperti “Betul?” Atau “Apa namanya?”. h.Guru diminta memaksimalkan penggunaan media dan alat bantu untuk
memperkuat proses penyampaian cerita karena alat bantu bermanfaat untuk menjadi mengingat dan penghubung di antara bagian cerita serta memberikan suasana yang mendukung terhadap pembentukan suasana cerita. i.Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para siswa selain untuk
mengevaluasi proses bercerita juga dimanfaatkan untuk mengendalikan dan mempertahankan minat dan perhatian siswa terhadap cerita yang disampaikan. j.Guru diminta menyampaikan cerita sesuai dengan alur/pendekatan SIST
setelah sebelumnya diberikan penjelasan mengenai latar belakang, komponen serta strategi yang digunakan dalam pendekatan tersebut. k.Pendekatan induktif mampu mempertahankan konsentrasi atau keinginan
untuk untuk memusatkan perhatian yang terus menerus kepada suatu pembicaraan, tema atau bahan simakan tertentu, karena anak tidak terpaku pada garis besar tercerita namun mendapatkan informasi yang lebih terperinci mengenai unsur-unsur cerita dan belajar membangun hubungan di antara unsur tersebut. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
166
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
4.4.2Perbaikan Untuk Memenuhi Kebutuhan dan Hambatan Siswa Dalam Mengikuti Proses Belajar Mengajar Menyimak Dengan Bercerita
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
a.Waktu bercerita harus menjadi perhatian karena mempengaruhi konsentrasi siswa, ini terlihat saat tindakan kedua dilaksanakan waktunya jam 11.00 WIB menjelang istirahat, guru agak kesulitan memusatkan perhatian siswa. b.Ketika proses bercerita berlangsung, guru mungkin menemukan salah
seorang siswa mengabaikan cerita dan menyepelekannya, untuk
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o
memecahkannya ada guru yang memotong penyampaian cerita untuk memperingatkan anak tersebut sementara sebenarnya hal itu dapat dilakukan dengan menghampirinya, menarik tangannya dan mendudukkan kembali ditempat duduknya, atau membiarkannya berdiri di samping guru. c.Guru diminta untuk memperhatikan siswa secara individual sehingga tidak
ada lagi siswa yang yang melamun dan bermain sendiri. Formatado: Tí t ul o
4.4.3Perbaikan Untuk Memenuhi Kebutuhan Dan Hambatan Yang Terkait Dengan Materi Simakan a.Guru disarankan untuk melakukan persiapan yang khusus dan memadai
sebelum guru masuk kelas dan menyampaikan cerita; tidak cukup hanya
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o
dengan mengetahui rangkaian peristiwa dan jalan cerita, lalu masuk kelas dan menyampaikannya. b.Pada awal pengenalan tokoh dan setting cerita, keterampilan dalam mengahayati perlu ditingkatkan lagi untuk lebih memusatkan serta membawa siswa ke situasi yang sebenarnya;
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o
167
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
c.Guru diminta untuk menyiapkan catatan khusus untuk kata-kata yang baru
diketahui oleh siswa sehingga dapat memberikan penekanan pada kata tersebut
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es ,Sem mar c ador esou numer a o
dalam cerita serta memberikan penjelasan mengenai makna kata tersebut, baik dengan memberikan penjelasan contoh maupun padanan katanya. Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
168
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan Para guru dan siswa di Sekolah Dasar Laboratorium UPI masih menghadapi kesulitan dalam proses kegiatan belajar mengajar menyimak baik dalam
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
membangun pemahaman, proses pembelajaran maupun materi simakan. Kurangnya pemahaman ini berkaitan dengan kelemahan dalam merancang kegiatan menyimak yang bermakna bagi para siswa sementara di sisi proses pembelajaran guru masih mendapati kesulitan dalam mengembangkan metode yang tepat yang mampu mengikat minat dan kebutuhan siswa terhadap materi simakan yang diberikan. Kondisi ini ditambah dengan (a) belum terprogramkannya pemilihan cerita dalam pembelajaran menyimak, artinya cerita yang diberikan kepada siswa diberikan secara acak tanpa melihat tema cerita mana sebetulnya yang dibutuhkan oleh siswa serta (b) sebagian guru menganggap bahwa bercerita tidak memerlukan persiapan sehingga tidak secara khusus mempersiapkannya sebelum masuk kelas. Cukup dengan mengetahui rangkaian peristiwa dan jalan cerita, lalu masuk kelas dan menyampaikannya. Teknik induktif melalui story-telling di sekolah dasar efektif dalam membantu meningkatkan kemampuan pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya menyimak karena merangkum berbagai komponen yang diperlukan dalam membangun keterampilan menyimak seperti pembedaan bunyi-bunyi bahasa,
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo: Pr i mei r al i nha:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
169
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
pengenalan kata-kata (kosakata), pengidentifikasian kelompok-kelompok kata yang gramatikal, pengidentifikasian satuan-satuan pragmatis - ekspresi dan seperangkat ujaran yang berfungsi sebagai satu kesatuan untuk menciptakan makna, penghubungan antara penanda linguistik dan paralinguistik (intonasi dan tekanan) dan antara penanda linguistik dan nonlinguistik (gerakan tubuh dalam situasi tertentu) untuk membangun makna, penggunaan latar belakang pengetahuan (apa yang telah diketahui tentang isi atau bahan simakan) dan konteks (apa yang telah diujarkan) untuk memprediksi makna serta pengingatan kata-kata atau ide-ide yang penting. Strategi induktif melalui story-telling dalam pembelajaran menyimak diterapkan dalam proses belajar-mengajar melalui (a) penyusunan langkahlangkah pembelajaran menyimak, meliputi pemilihan cerita yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan kebutuhan PBM serta penyiapan cerita sebelum disampaikan di muka kelas, termasuk di dalamnya perancangan alur dan pesan utama cerita; (b) penyempurnaan metode penyampaian cerita, meliputi penyiapan alur cerita, tempat bercerita, pengaturan posisi duduk, bahasa cerita, intonasi, pemunculan tokoh, penampakan emosi, peniruan suara, penguasan terhadap suasana kelas dan perbaikan kesalahan pengucapan guru serta (c) penyusunan Satuan Pelajaran Menyimak, meliputi penyusunan satuan pelajaran sesuai dengan kebutuhan PBM Menyimak dalam alur induktif. Penerapan strategi induktif melalui story-telling memiliki kelebihan dalam meningkatkan pembelajaran menyimak karena mampu membangkitkan perhatian dan sikap kritis terhadap proses KBM yang dilaksanakan karena
170
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
materi yang disampaikan dirasakan sesuai dengan minat dan kebutuhan diri anak, efektif dalam mempertahankan dorongan atau motivasi anak untuk melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kebutuhan proses KBM menyimak maupun amanat cerita yang disampaikan serta mampu mempertahankan konsentrasi atau keinginan untuk untuk memusatkan perhatian yang terus menerus kepada suatu pembicaraan, tema atau bahan simakan tertentu, karena anak tidak terpaku pada garis besar tercerita namun mendapatkan informasi yang lebih terperinci mengenai unsurunsur cerita dan belajar membangun hubungan di antara unsur tersebut. Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
5.2Saran Proses menyimak merupakan proses yang bersifat aktif dan resiprokal (berbalasan) karenanya untuk meningkatkan kualitas pengajaran menyimak
Formatado: Tí t ul o,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es ,Sem mar c ador esounumer a o Formatados: Mar c ador esenumer a o Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es
para guru disarankan mengembangkan metode dan suasana belajar yang memungkinkan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Strategi induktif melalui story-telling dapat menjadi salah satu rujukan dalam kegiatan ini. Selain membenahi program dan metode pembelajaran, guru memegang peranan yang penting dalam proses pembelajaran tersebut. Karenanya para guru dituntut untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam menyampaikan materi pelajaran; dalam keterampilan bercerita misalnya, para guru disarankan untuk memperhatikan intonasi dan penekanan (aksentuasi) terhadap pesan dan amanat cerita; belajar menggambarkan atau
Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Rec uo: Pr i mei r al i nha:0" ,Es paament oent r el i nhas : s i mpl es
171
Formatado: Font e:( Padro)Tahoma,11pt
mengekspresikan setiap tokoh mendekati karakter yang sesungguhnya; mengelola emosi para tokohnya dengan memberi gambaran kepada pendengar bahwa seolah-olah hal itu adalah emosi guru sendiri serta diharapkan tidak merasa malu untuk menirukan suara binatang atau benda sesuai dengan karakter tokoh maupun latar cerita. Selain itu mengingat pentingnya kegiatan dan pengalaman belajar sebagai bagian dari tumbuh kembang anak maka para guru dituntut untuk melakukan persiapan yang khusus dan memadai sebelum masuk kelas dan menyampaikan cerita; tidak cukup hanya dengan mengetahui rangkaian peristiwa dan jalan cerita, lalu masuk kelas dan menyampaikannya. Formatado: Tí t ul o,Àes quer da,Es paament o ent r el i nhas :s i mpl es